Askep Luka Bakar d4 -.ppt

Post on 09-Feb-2016

277 Views

Category:

Documents

43 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

askep luka bakar ( kep gawat darurat )

Transcript

KMB III 1

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN

LUKA BAKAR

Oleh : Rully Hadi Prabowo, SST

Pendahuluan

– Prinsip-prinsip perawatan Kegawatdaruratan cedera luka bakar

– Dasar umum perawatan luka bakar

Hal yang sangat penting

Prinsip-prinsip perawatan luka bakar

• Keseimbangan cairan dan elektrolit• Suport sistem pernapasan• Keadaan metabolisme• Fungsi sistem pencernaan • Sepsis• Penerimaan psikologis thd stress• Penutupan luka dan rehabilitasi dll

PERAWATAN AWAL

• Menit menit pertama biasanya tdk menimbulkan kematian, kematian kadang disebabkan :– obstruksi jln napas– Trauma dada terbuka

Prinsip-prinsip perawatan awal1. Matikan sumber panas2. Jauhkan korban dari sumber tsb3. Jika penyebab zat kimia, siram seluruh bgn tubuh yg terkena dgn

air.4. Lakukan survey primer (A, B, C) 5. Lakukan pengkajian secara umum scr akurat : kesadaran, luas

dan dalam LB, riwayat terjadinya cedera, TTV, menentukan perlu tidaknya cairan intra vena (jika luas LB lebih dari 15 %)

6. Menstabilkan pasien. (berikan Oksigen dan naikkan kepala)7. Kateterisai kandung kemih8. Kaji ulang kondisi pasien9. Ambil bahan pemeriksaan lab jika memungkinkan10. Atur untuk pengangkutan ke RS

Fokus pengkajian luka bakar

• Luas luka bakar / persentase LB• Kedalaman luka bakar / derajat LB• Letak anatomis LB• Cidera inhalasi• Usia korban• Riwayat medis• Cidera bersamaan

KMB III 6

PRINSIP PENATALAKSANAAN KEGAWATAN PASIEN LB

(Cepat, tepat dan kecakapan perawat)

A. Pengkajian Riwayat Pasien Sangat penting untuk menentukan terapi atau

tindakan lanjut. Mis : Pasien dgn riwayat kebakaran pd ruang tertutup /

inhalasi asap. Maka pd pengkajian awal sering tak dijumpai ggn pernapasan namun gejala distres pernapasan terjadi beberapa jam kemudian

B. Memperkirakan total luas luka bakar

– Metode the Lund Browder – Metode the Rule of Nine

KMB III 9

Metode the Lund Browder• Kepala = 7 %• Leher = 2 %• Dada dan perut = 13 %• Punggung = 13 %• Kedua pantat= 5 %• Genetalia = 1 %• Lengan atas (1) = 4 %• Lengan bawah (1)= 3 %• Tangan (1) = 2.5 %• Paha (1) = 9.5 %• Tungkai (1) = 7 %• Kaki (1) = 3.5%

KMB III 10

KMB III 11

Metode the Rule of NineDewasa :• Leher dan kepala = 9 %• Lengan (1) = 9 %• Dada dan perut = 18 %• Punggung = 18 %• Kaki (1) = 9 %• Tungkai bawah (1)= 9%• Perineum = 1 %

KMB III 12

KMB III 13

c. Derajad luka bakar • Derajad I • Derajad II• Derajad III

KMB III 15

Derajad I• kerusakan minor, mengenai jaringan

epidermal. • kadang diikuti peradangan & nyeri • tidak memerlukan penanganan khusus.• permukaan luka kemerahan, tidak ada

blister • sembuh dalam 3 – 6 hari dan tidak

meninggalkan bekas

Derajad I

KMB III 16

KMB III 17

Derajad II• Kerusakan meliputi seluruh lapisan

epidermis & beberapa jaringan dermis.• Karakter luka tergantung dari kedalaman

kerusakan jaringan dermis yang terkena. • Penyembuhan luka 2 – 8 minggu tergantung

dari kedalaman luka & penatalaksanaan. • Sering meninggalkan jaringan bekas (scar)

KMB III 18

Derajad II

Superficial second-degree

KMB III 19

KMB III 20

Derajad III• Rusaknya seluruh lapisan epidermis &

dermis, kadang mencapai jaringan subcutan, otot & tulang.

• penyembuhan luka > sulit / penanaman organ kulit baru

• karakter luka kering, kadang putih, terdapat jendalan darah.

• kadang tidak nyeri akibat rusaknya sistim saraf.

KMB III 21

Derajad III

KMB III 22

Deep dermal burn

KMB III 23

KMB III 24

Kategori keadaan KRITIS

• Semua luka bakar yang disertai fraktur• Terdapat komplikasi saluran pernafasan• Luka bakar derajad III mengenai

– tangan, kaki, genitalia dan muka,• Luka bakar derajad III > 10 %,• Luka bakar derajad II > 25 %,• Keadaan moderate lain yang terjadi pada

penderita usia lanjut / kritis

KMB III 25

Kategori keadaan SEDANG• Luka bakar derajad III antara 2 – 10 % dan

tidak mengenai :– tangan, – kaki, – genitalia – muka

• Luka bakar derajad II antara 15 – 25 % • Luka bakar derajad I seluas ≥ 50 %.

KMB III 26

Kategori keadaan RINGAN:

• Luka bakar derajad III < 2 %• Luka bakar derajad II <15 %

KMB III 27

Tingkat keparahan pada anak• Kritis : derajad III / derajad II > 20

%• Sedang : derajad II antara 10 – 20 %• Ringan : derajad II < 10 %

D. Support Pernapasan

• Pengkajian : – Adanya inhalasi asap– Adanya kerusakan sistem pernapasan

(terbakarnya rambut hidung, bengkak pada mulut/hidung, sputum berwarna gelap, terbakarnya daerah muka dan leher) berikan oksigenasi dan ventilasi yang adekuat

– Menurunnya tek 02 arterial (Pa O2) merupakan indikasi adanya obstruksi jl napas

Kemungkinan Masalah pernapasan yg mungkin terjadi

1. Keracunan CO (sering terjadi pd pasien terbakar diruang tertutup)

CO mengikat darah 200 x lebih cepat dari O2, sehingga menyebabkan hipoksia cepat di otak.

Dicurigai pd pasien yg terkena Hipoksia, gelisah, dan telihat bingung beberapa jam setelah kebakar

TERAPI BERI OKSIGEN 100 % DAN MONITOR KEADAAN PASIEN SECARA KETAT

2. Obstruksi jalan napas atas Penyebab umum : edema laring/trakea dan

pengumpulan sekret Observasi : adanya suaraserak, meningkatnya

batuk, ketidakmampuan mengeluarkan sekresi Edema dapat berkembang terus selama 72

jam

Perawatan supportif periode ini termasuk suction, analgesik, ventilasi mekanik bila perlu untuk mempertahankan oksigenasi dan ventilasi

3. Obstruksi jln napas bag bawah Adanya cedera inhalasi yg merusak fungsi

paru-paru : peningkatan tekanan untuk bernapas menurunnya distribusi udara inspirasi menurunnya difusi gas di alveoli

Dx dini sulit ditentukan (ft Rontgen thoraks dan pengkajian fisik 24 jam pertama sering tid ditemukan

Tanda/gejala : sianosis, distres pernapasan berat, hipoksia serebral berat

• Penatalaksanaan :• Oksigenasi adekuat• Brokodilator perintravena• Monitoring hasil AGD, • Antibiotik bila terjadi infeksi

Lanjutan penatalaksanaan

• Intubasi dan ventilasi mekanik diindikasi bila :• Respiratory rate > 35 x/m• Tidal volume < 3,5 ml/kg• Vital capacity < 10 – 15 ml/kg• Inspiratory force < 25 cm air• Dead space > 0,60 • Alveolar arterial oksigen tension diference

(AaDO2) > 35 mm Hg• Asidosis respiratory (PCO2 > 55 mmHg)• PO2 < 70 mmHg pada udara biasa atau 200

mmHg pada O2 100%

E. RESUSITASI CAIRAN

• Cairan isotonis berpindah ke Interstitial maka segera harus diganti untuk mencegah syock.

• Terapi cairan diberikan jika luas luka bakar > 20 %

• Pemasangan kateter jika luas LB > 15 % untuk monitor output urin tiap jam sebab kadang terjadi pseudo diabetes( gula darag tuinggi, glukosuria, poli uria)

Metode pemberian cairan :1. Parkland (Baxter)

8 jam pertama = ½ (4 ml x kg BB x percent LB) Ringer Laktat 8 jam kedua = 1/3 (4 ml x kg BB x percent LB) Ringer Laktat 8 jam ketiga = ¼ (4 ml x kg BB x percent LB) Ringer Laktat

Kriteria adekuat resusitasi : Volume urin 50 – 100 ml/jam Nadi dibawah 120 x/m Tidak terdapat mual dan ilius paralitikum Adanya perbaikan asidosis karena syock Tidak terjadi edema paru

Lanjutan…………..

• Cardiac output kembali normal ( 12 – 24 jam post resusitasi)

• Setelah 24 jam plasma dapat diberikan dengan perhitungan 0,3 – 0,5 ml / kg BB/ % LB.

• Pemberian cairan pada 24 jam kedua adalah D5% dgn jumlah 2000 – 6000 ml. sedangkan jumlah air yang diberikan didasarkan pada kadar serum Na.

2. Formula Broke : 1.5 ml x kg BB x percent LB (RL) Untuk 24 jam pertam ditambah 0.5 ml x

kg BB x percent LB (colloid) 2000 ml D5% dalam air

Saat ini sering digunakan formula Broke

Lanjutan………..

3. Formula resusitasi Hipertonik Diberikan cairan garam hipertonik yg

berisi 300 mEq Na, 100 mEq Cl, 200 mEq laktat. Kecepatan pemberian disesuaikan untuk mempertahankan urin output 30 – 40 ml/jam

Lanjutan………….

4. Formula Evans 1ml koloid + 1 ml elektrolit/kg BB/ % LB

+ 2000 ml D5%Pengaturan : 8 jam pertama = ½ dari jumlah formula 16 jam berikutnya sisanya (1/2 nya)

F. Penanganan Nyeri

• Penyebab : terbuka syaraf tepi, udara bebas yg mengenai jaringan sensitif, adanya gelisah

• Berikan analgesik IV

G. Pemasangan NGT

• Pada Pasien dgn Luas luka bakar > 20 % sering mengalami illeus paralitik untuk itu diberikan pemasangan NGT

top related