Top Banner
A. Pengertian Luka bakar adalah kelainan kulit yang disebabkan agent thermal, listrik, atau radioaktif (Wong.2004) Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jarinan yang disebabkan oleh kontak dengan sumber panas, api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi (Moenadjat. 2001) Luka bakar adalah injury pada jaringan yang disebabkan oleh panas (Thermal), Kimia, Elektrik, dan Radiasi (Suriyadi. 1987) B. Kritria Keparahan Luka Bakar 1. Luka bakar minor a. Luka bakar dengan ketebalan parsial < 10% area permukaan tubuh b.Luka bakar ketebalan penuh < 2% (Body Surface Area /BSA) 2. Luka bakar sedang a. Luka bakar dengan ketebalan parsial 15 – 25 % BSA b. Luka bakar dengan ketebalan penuh < 10%, kecuali anak kecil, dan luka bakar area kritis, waja, tangan, kaki dan genetalia 3. Luka mayor dan Kritis a. Komplikasi dengan cedera saluran napas
24

AsKep Luka Bakar 2

Dec 01, 2015

Download

Documents

vhyghbb,hbmbmh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: AsKep Luka Bakar 2

A. Pengertian

                        Luka bakar adalah kelainan kulit yang disebabkan  agent thermal, listrik, atau radioaktif (Wong.2004)

                        Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jarinan yang disebabkan oleh kontak dengan sumber panas, api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi (Moenadjat. 2001)

                        Luka bakar adalah injury pada jaringan yang disebabkan oleh panas (Thermal), Kimia, Elektrik, dan Radiasi (Suriyadi. 1987)

           

B.     Kritria Keparahan Luka Bakar

1.      Luka bakar minor 

a. Luka bakar dengan ketebalan parsial < 10% area permukaan tubuh

b.Luka bakar ketebalan penuh < 2% (Body Surface Area /BSA)

2.      Luka bakar sedang

a.       Luka bakar dengan ketebalan parsial 15 – 25 % BSA

b.      Luka bakar dengan ketebalan penuh < 10%, kecuali anak kecil, dan luka bakar area kritis,

waja, tangan, kaki dan genetalia

3.      Luka mayor dan Kritis

a.       Komplikasi dengan cedera saluran napas

b.      Ketebalan parsial 25% atau lebih, wajah, tangan, kaki dan genetalia

c.       Ketebalan penuh 10% BSA pada anak < 2 tahun

d.      Luka bakar listrik

e.       Luka bakar kimia yang dalam

f.       Luka bakar dengan fraktur jaringan lunak

g.      Luka bakar dengan komplikasi : DM, Epilepsi, Gangguan jantung, Ginjal.

 

Page 2: AsKep Luka Bakar 2

C.    Klasifikasi Luka Bakar

1.      Luka bakar derajat I

a.       Kerusakan terbatas pada lapisan epidermis

b.      Kulit kering, hiperemik, berupa eritem

c.       Tidak dijumpai bulae

d.      Nyeri karena ujung syaraf sensori teriritasi

e.       Penyembuhan spontan 5 – 10 hari

2.  Luka bakar derajat II

a.       Kerusakan epidermis dan dermis

b.      Bilae (+)

c.       Nyeri

d.      Dasar Ika merah dan pucat 

Luka bakar derajat II terbagi lagi menjadi :

Derajat II dangkal (Superfisial)

1)      Superfisial dari dermis

2)      Follkel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea masih utuh

3)      Penyembuhan spontan

Derajat II dalam

1)      Hampir seluruh dermis

2)      Folikel dan kelenjar masih utuh

3)      Penyembuhan lebih lama      

Luka bakar derajat III

a.       Kerusakan seluruh dermis / lapisan lebih dalam

b.      Folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea mengalami kerusakan

c.       Bulae (-)

d.      Kulit yang terbakar warna abu-abu dan pucat

e.       Eskar (Koagulasi protein pada epidermis)

f.       Rasa nyeri hilang sensasi

g.      Penyembuhan rambut

Page 3: AsKep Luka Bakar 2

D.    Zona Kerusakan Jaringan

1. Zona Koagulasi

                        Daerah yang langsung rusak (Koagulasi protein) Karena Panas

2. Zona Statis

                        Diluar zona koagulasi, kerusakan endotel, pembuluh darah, leuko dan trombosit

3. Zona Hiperemia

                        Diluar zona statis (Reaksi Vasokonstriksi)

E.     Kategori Penderita Luka Bakar. (Moenadjat. 2001)

1.      Luka bakar berat/Kritis

a.       Derajat 2-3 >40%

b.      Derajat III, Muka, tangan, kaki dan genetalia

c.       Ada trauma pada saluran Napas

d.      Luka bakar dengan Listrik

e.       Disertai dengan trauma lain

2.Luka bakar sedang

a.       Derajat II : 15-40%

b.      Derajat III: <10 %

3.      Luka bakar ringan

a.       Luka bakar derajat II < 15%

b.      Derajat III < 2%

Kategori ini untuk kepentingan Prognosis

Page 4: AsKep Luka Bakar 2

Rule of Nine untuk anak 4 – 9 tahun :

1.      Kepala 13%

2.      Leher 2%

3.      Genetalia 1%

4.      Tangan kiri dan kanan bagian atas : 2 ½% / 2 ½%

5.      Tangan kiri dan kanan bagian bawah 3%/ 3%

6.      Kaki ki dan ka 3 ½%

F.     Patofisiologi

Cedera termal menimbulkan luka terbuka karena kulit yang rusak. Setelah luka bakar,

perfusi kulit menurun karena cairan merembes dari ruang intravaskuler ke ruang interstisial

karena permeabilitas kapiler meningkat. Cedera paru juga dapat terjadi karena iritasi asap, uap,

atau ritasi lain. Pada luka bakar mayor, curah jantung menurun dan aliran darah ke hati, ginjal

dan saluran gastrointestinal juga menurun. Anak dengan luka bakar berat berada dalam keadaan

hipermetabolik, mengkonsumsi oksigen dan kalori dengan cepat.

G. Penatalaksanaan

1.       Penatalaksanaan Kegawatan Klien Luka Bakar

               Penatalaksanaan kegawatan klien luka bakar yang berat atau luas harus dilakukan secara cepat, dan tepat, prinsip-prinsipnya antara lain :

a.       Pengkajian riwayat klien

 

Riwayat terjadinya misal di ruangan tertutup / inhalasi asap, sering ditemukan gangguan pernafasan umum, gejala distress pernafasan dapat terjadi beberapa jam kemudian

b.      Memperkirakan total luas permukaan tubuh yang terkena luka bakar

Page 5: AsKep Luka Bakar 2

c.       Support pernafasan

1)      Keracunan karbon monoksida (CO)

                              Tanda : hipoksia, gelisah dan terlihat bingung beberapa jam setelah kejadian beri O2 100% dan monitor keadaan klien secara ketat.

Obstruksi jalan nafas bagian atas

                           Observasi adanya suara serak, meningkatnya batuk dan ketidakmampuan mengeluarkan sekret. Intubasi endotrakeal untuk profilaktik umum di lakukan. Perawatan suportif : suction, pemberian analgetika

Obstruksi jalan nafas  bagian bawah 

                           Tanda dan gejala antara lain : Sianosis, distress pernafasan berat, hipoksia serebral berat. Penatalaksanaan : Oksigenasi per intravena saat pertama kali, bronkodilator perintravena,

monitoring hasil AGD. Antibiotik digunakan jika terjadi infeksi.

4)      Luka bakar full thickness (dalam) yang melingkar pada dada, karena eskar yang kaku dapat

menyebabkan terganggunya pekerjaan dada.

d.      Resusitasi cairan

                                    Segera setelah terjadi luka bakar, sejumlah besar cairan isotonis berpindah ke ruang non fungsional / interstisiil dan adanya perpindahan cairan tersebut harus di gantikan agar tidak terjadi syok. Umumnya terjadi jika luas LB lebih dari 15%.

                                    Resusitasi cairan modifikasi formula untuk anak-anak :

1)      2 CC x BB (Kg) x % LB =  acc

Kebutuhan Faali :

  < 1    th            = BB x 100 cc

  1 – 3 th            = BB x  75 cc              = b  cc

  3 – 5 th            = BB x  50 cc 

Kebutuhan Total

   8 Jam I           = ½ (a + b) cc

  16 Jam II         = ½ (a + b) cc

Kriteria adekuatnya resusitasi

Page 6: AsKep Luka Bakar 2

  Volume urine 20 – 30 ml / jam untuk usia > 2 th

  Volume urine 10 – 20 ml / jam untuk usia < 2 th

e.       Penanggulangan nyeri

                                          Untuk mengurangi nyeri dapat digunakan obat analgesik secara intravena dalam dosis kecil. Pemberian obat secara IM kurang efektif karena sering tidak terobsorbsi sempurna.

f.       Pemasangan Naso Grastrik Tube

Pada klien dengan luka bakar lebih dari 20 % sering mengalami ileus paralitik, untuk itu perlu pemasangan NGT

2.      Prinsip Perawatan luka bakar di Bangsal

a.       Penderita LB yang memerlukan perawatan di RS :

1)      Derajat II lebih dari 15%

2)      Pada Daerah tangan, kaki, wajah dan perineum

3)      Derajat III  lebih dari 2%

4)      Dengan komplikasi penyakit lain

5)      Pada nakan, derajat II lebih dari 15% atau setiap derajat III

6)      Yang disertai trauma inhalasi.

b.      Prosedur Prawatan LB di RS bertujuan untuk

1)      Memperbaiki keadaan umum pasien

2)      Mencegah agar luka bakar tidak mendalam ataupun terjadi infeksi

3)      Restorasi kulit

4)      Memenuhi kebutuhan dasar pasien

5)      Mengidari terjadinya komplikasi

6)      mempertahankan fungsi psikologis dan social pasien

7)      Mengurangi rasa nyeri

c.        Prosedur Perawatan antara lain :

1)       Hidrotherapi

Memandikan pasien dengan menggunakan “turn tank” atau dimandikan biasa. Cairan : bethadine

2% atau savlon 10%, dengan air bersih / steril. Suhu : 38°C. Tujuan : Mengangkat obat-obat

Page 7: AsKep Luka Bakar 2

topikal, memberi kenyamanan dan kesegaran, debridement, merangsang  peredaran darah,

mencegah komplikasi lain pada kulit.

2)      Pengobatan

Pengobatan disesuaikan dengan lokasi LB, luas dan dalamnya luka, fasilitas RS serta respon

klien terhadap terapi :

  Exposure

                           Setelah klien dimandikan kemudian diolesi obat topikal dan dibiarkan terbuka. (biasanya LB di

muka, leher, perineum, Daerah dada yang luas / luka bakar masal). Metode ini harus disertai alat

steril dan ruang isolasi.

  Open Methode

LB yang telah diolesi obat topical ditutup (radle bed)

  Close Methode

LB yang telah diolesi obat topikal di tutup kassa steril, pencucian dan pemberian obat topikal

dilakukan sehari sekali sampai 3 x sehari.

Obat-obatan topical yang dapat digunakan :

a)      Silver Sulvadiazine (Silvadine Ceram)

Tidak menyebabkan ketidak seimbangan elektrolit dan asam basa juga tidak mempengaruhi

fungsi ginjal, tidak menimbulkan panas / nyeri, bersifat melembekkan eskar sehingga mudah

dilakukan ROM Exercise

b)      Mefenide Acetate (Sulfamylon Acetace Cream)

Mencegah luka menjadi sepsis efek : bisa menimbulkan asidosis metabolik,  dan nyeri saat

dioleskan

c)      Povidon Iodine (bethadine)

Tidak memerlukan isolasi ketat dan sedikit menimbulkan nyeri

d)     Povidon Iodine (betadhine)

Dapat mencegah sepsis, efektif terhadap mikroorganisme gram negatif dan positif, jamur,

protozoa, candida albicans dan virus, punya kecenderungan memebentuk kerak, sakit saat

diberikan dan mengganggu ROM exercise.

3)      Penerapan isolasi dan tehnik antiseptic

4)      Posisi terapetik dan mobilisasi

Page 8: AsKep Luka Bakar 2

Karena seringnya perawatan yang lama sehingga pasien cenderung inaktif. Untuk itu perlu

mobilisasi, latihan ROM serta pemberian posisi yang terapeutik.

5)      Terapi Oksigenasi dan Nebulisasi

Pada LB yang berat atau terbakarnya paru-paru (menghisap asap panas) diberika terapi oksigen,

terapi nebulisasi (ventolin atau bisolvon : Aquabidest = 1 : 2) dan chest fisiotherapi

6)      Perawatan kusus pada Daerah tertentu

a)Tangan

Dimaksudkan agar jari tidak lengket satu sama lain dan fungsi persendian tetap optimal

b)      Kaki

Pemberian fiksasi / spalk jangka lama untuk mencegah rotasi external, internal ataupun drop

foot. Untuk mencegah edema kaki di naikkan lebih tinggi dari posisi jantung.

c)Leher

Posisi hiperextensi dan latihan pergerakan leher dilakukan untuk mencegah kontraktur

d)     Mata

Diperlukan konsultasi ahli mata, biasanya mendapat zalf / tetas mata untuk mencegah infeksi.

e)Telinga

Perawatan harus tetap dan teliti untuk mencegah kerusakan yang lebih serius atau kerusakan

tulang rawan. Pada saat tidur, pengurangan bantal tidak dianjurkan.

f)    Perineum

Pemasangan katetar agar daerah perineum kering dan bersih untuk mencegah infeksi

7)      Pemberian Nutrisi yang adequate

8)      Penanganan psikososial

Kegawatan psikologis dapat terjadi 2 – 8 minggu dimana kemungkinan kematian sudah

terlewati. Tingkah laku yang sering muncul : ketakutan, rasa bersalah / menyesal, rasa marah

baik kepada diri sendiri / orang lain, tidak kooperatif, sangat peka dan emosi labil. Juga gejala

seperti anoreksia, insomnia, hipersensitif bahkan mimpi buruk. Support keluarga dan orang

sekitar sangat penting

H. Komplikasi

1.      Distres pernafasan

Page 9: AsKep Luka Bakar 2

2.      Gagal ginjal

3.      Kontraktor

4.      Sepsis

I. Pengkajian

Yang perlu dikaji pada anak dengan luka bakar adalah :

1.      Status penafasan

2.      Luas cidera luka bakar

3.      Bukti cedera penyerta

4.      Observasi bukti distres pernapasan

5.      Kebutuhan akan obat analgetik

6.      Berat badan

7.      Tingkat kesadaran

8.      Riwayat cidera

9.      Bantu dalam prosedur diagnostik dan pengujian

Menentukan Luka Bakar Luka Bakar Menurut Lund dan Browder

Area Luka Bakar

0-1 thn 1-4 thn 5-9 thn 10-14 thn 15 thn Dewasa

Kepala 19 17 13 11 9 7Leher 2 2 2 2 2 2Dada 13 13 13 13 13 13Punggung 13 13 13 13 13 13Lengan Ka atas

4 4 4 4 4 4

Lengan Ki Atas

4 4 4 4 4 4

Lengan Ka bawah

3 3 3 3 3 3

Lengan Ki bawah

3 3 3 3 3 3

Tangan Ka 2 ½ 2 ½ 2 ½ 2 ½ 2 ½ 2 ½

Page 10: AsKep Luka Bakar 2

Tangan Ki 2 ½ 2 ½ 2 ½ 2 ½ 2 ½ 2 ½Genetalia 1 1 1 1 1 1Bokong Ka 2 ½ 2 ½ 2 ½ 2 ½ 2 ½ 2 ½Bokong Ki 2 ½ 2 ½ 2 ½ 2 ½ 2 ½ 2 ½Paha Ka 5 ½ 6 ½ 8 8 ½ 9 9 ½ Paha Ki 5 ½ 6 ½ 8 8 ½ 9 9 ½ Tungkai Ka 5 5 5 ½ 6 6 ½ 7Tungkai Ki 5 5 5 ½ 6 6 ½ 7Kaki Ka 3 ½ 3 ½ 3 ½ 3 ½ 3 ½ 3 ½Kaki Ki 3 ½ 3 ½ 3 ½ 3 ½ 3 ½ 3 ½

J. Diagnosa Keperawatan

1.      Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kegagalan mekanisme pengaturan

2.      Nyeri akut berhubungan agent injury fisik (Trauma Luka Bakar)

3.      Kerusakan Mobilitas Fisik b/d keengganan untuk memulai gerak

4.      Gangguan Pola Tidur b/d tidak adekuatnya tidur yang sehat

5.      Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan cedera termal

 

Rencana Keperawatan

NoDiagnosa

KeperawatanTujuan Intervensi

1. Kekurangan volume

cairan b.d kegagalan

mekanisme

pengaturan

Batasan

karakteristik :

-    Keseimbangan

cairan setelah

dilakukan tindakan

keperawatan selama

…. x 24 jam pasien

-    Mempertahankan

urine output > 1300

          Manajemen Cairan

a.       A. Monitor adanya factor-faktor yang

menyebabkan defisit volume cairan

(kesulitan mempertahankan intake oral)

b.       Monitor total intake dan output cairan

setiap 8 jam atau setiap jam  pada pasien

Page 11: AsKep Luka Bakar 2

-    Penurunan urine

out-put

-    Peningkatan

konsen-trasi urine

-    Penurunan sirkulasi

kapiler (akibat keru-

sakan vaskularisasi

pe-rifer)

-    Nadi meningkat, te-

kanan darah

menurun, volume /

tekanan nadi

menurun

-    Haus

-    Kehilangan berat

ba-dan mendadak

-    Hmt meningkat

ml/hr

-    Mempertahankan

turgor kulit elastis, 

mambran mukosa

dan lidah, orientasi

pada orang, tempat

dan waktu

-    Menjelaskan cara

pengukuran yang

dapat dilakukan

untuk mencegah

kehilangan volume

cairan.

yang tidak stabil)

c.        Monitor kecenderungan dalam output

cairan selama 3 hari termasuk semua

rute intake dan output dan catatan warna

dan berat jenis urine.

d.       Monitor setiap hari BB yang tiba-tiba

terutama menurunan urine output atau

kehilangan cairan aktif

          Manajemen Hipovolemi

a.       Monitor tanda vital klien dengan

definisit volume cairan setiap 15 menit –

1 jam pada klien yang tidak stabil,

observasi penurunan TD (Hipetensi)

tachicardi, penurunan volume nadi serta

peningkatan/ penurunan temperatur

tubuh.

b.       Monitor turgor kulit, haus, lidah dan

mambran mukosa yang kering, kesulitan

berbicara, kulit kering, kelelahan dan

kesadaran klien

c.        Kesediaan air segar dan cairan oral

untuk klien

d.       Pertahankan ketepatan cairan IVFD

dengan hati-hati

e.        Kaji pengetahuan pasien dan keluarga

tentang proses penyakit dan komplikasi

dari penurunan volume cairan

f.        Ajarkan pada keluarga tentang

pengukuran intake dan output cairan.

2. Nyeri akut b.d agent NOC Label :           Manajemen Nyeri

Page 12: AsKep Luka Bakar 2

injury fisik (luka

bakam)

-    Menyatakan nyeri

secara verbal atau

non verbal

-    Menunjukkan

kerusakan

-    Perilaku untuk

mengurangi nyeri

-    Tingkah laku

expresif (gelisah,

merintih, menangis,

iritabel, mengeluh)

-    Kontrol nyeri

-    Tungkat nyeri

-    Tingkat

kenyamanan

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan selama

……. X 24 jam

1. Pasien bisa

mengidentifikasi

perubahan tingkat,

intensitas dan durasi

nyari

2. Pasien dapat

menggambarkan cara

mengatasi nyeri

3. Pasien melaporkan

bahwa cara

mengatasi nyeri

dapat menurunkan

nyeri ketingkat yang

berarti

4. Pasien mampu

menggambarkan

metode non

farmakologi yang

dapat digunakan

untuk mengonrol

nyeri

1.   Kaji lokasi, karakteristik, durasi,

frekuensi, kualitas, atau factor pencetus

nyeri

2.   Pastikan pasien menerima analgetik

yang sesuai

3.   Kaji efek nyeri yang dialami terhadap

kualitas hidup (tidur, aktifitas, mood

serta hubungan dengan orang lain)

4.   Evaluasi pengalaman nyeri

sebelumnya, termasuk riwayat individu

dan keluarga yang pernah mengalami

nyeri kronik.

5.   Berikan informasi tentang nyeri seperti

penyebab dan durasi nyeri berlangsung

dan antisipasi ketidaknyamanan dari

prosedur tindakan.

6.   Kontrol factor lingkungan, seperti

temperatur, cahaya dan suara bising

7.   Kurangi factor pencetus yang

meningkatkan nyeri, takut, kelelahan,

dan kurang pengetahuan

8.   Ajakan tehnik nonformakologik untuk

mengurangi nyeri

9.   Berikan informasi kepada pasien dan

keluarga untiuk meningkatkan

pengetahuan tentang nyeri yang dialami

-      Pengelolaan Analgetik

1.   Tentukan analgetik berdasarkan tipe

nyeri (Kolaborasi)

2.   Monitor tanda vital sebelum dan

Page 13: AsKep Luka Bakar 2

1. Pasien bisa

mengidentifikasi

setelah pemberian analgetik

3.   Kaji keefektifan analgetik dan

frekuensi yang teratur setelah pemberian

obat-obatan

4.   Observasi tanda dan gejala efek

samping obat seperti depresi pernafasan,

mual-muntah, mulut kering, konstipasi.

NoDiagnosa

KeperawatanNOC NIC

3. Kerusakan

mobilitas fisik

b.d keengganan

untuk memulai

gerak

Batasan

Karakteristik :

-    Keterbatasan

ROM

-    Keterbatasan

NOC Label :

-    Pergerakan

tulang/sendi aktif

-    Tingkat mobilitas

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama ……. X 24

jam

Pasien mampu

          Terapi Exercise : ambulance

1. Lakukan latihan gerak untuk meningkatkan mobilitas

2.      Berikan analgetik sebelum

aktivitas yang menimbulkan

nyeri (Terpai fisik) agar anal

lebih muda untuk bekerja sama

dengan bergerak.

3.       Dorongan partisipasi dalam

aktifitas hidup sehari-hari dan

memainkan aktifitas untuk

Page 14: AsKep Luka Bakar 2

kemampuan

melakukan

ketrampilan

motorik kasar

-    Gerakan

lambat

1. Meningkatkan 

aktifitas fisik

2. Mengungkapkan

perasaan peningkatan

kekuatan dan

kemampuan gerak

3. Mendemonstrasikan

penggunaan peralatan

adaptif (Misalnya

kursi roda) untuk

meningkatkan

penggerakan

menyisipkan latihan-latihan

kedalam kejadian yang

menyenangkan

4.       Gunakan losion pada area

yang mengalami penyembuhan

dan mesase area tersebut

sebelum latihan untuk

melunakan jaringan dan

meningkatkan relaksasi

4. Gangguan pola

tidur b.d tidak

adequatnya tidur

yang sehat

Batasan

karakteristik  :

-    Terbangun

dalam waktu

lama

-    Terbangun

lebih awal

-    Tidur tidak

puas

-    Tiga kali atau

lebih terbangun

di malam hari

-    Jml tidur

kurang dari

kebutuhan

NOC Label :

-    Tidur

-    Istirahat

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama ……. X 24

jam

-      Frekuensi terbangun saat malam hari berkurang

-      Klien mengatakan dapat tidur

-   Peningkatan Tidur 1. Kaji pola tidur klien dan kebiasaan kepercayaan pada waktu tidur dan memasukkan dalam perencanaan perawata

2.       Tentukan tingkat kecemasan

klien

3.       Observasi pengobatan klien,

diet dan intake kaffein

4.       Pelihara ketenangan

lingkungan

5.       Untuk kestabilan hospitalisasi

klien, buat dan ikuti jadual tidur

6.       Anjurkan klien untuk

menghindari kopi dan makanan

atau minuman yang

mengandung kafein dan hindari

makanan yang tinggi protein

atau tinggi lemak sebelum tidur

7.       Tanyakan kebiasaan tidur

Page 15: AsKep Luka Bakar 2

sesuai umur klien bebarapa minggu ini.

8.       Anjurkan klien untuk

mengembangkan kebiasaan

sebelum tidur misalnya :

aktifitas yang tenang, membaca,

nonton TV)

9.       Kenalkan kebutuhan tidur

seseorang dimana normalnya

selama 8 jam

10.    Hindari jam alarm yang jauh dari tempat tidur

5 Kerusakan

integritas kulit

b.d cedera

termal

-    Kerusakan

lapisan kulit

NOC Label :

-    Integritas jaringan

Kulit baik/utuh

-    Penyembuhan luka

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama ……. X 24

jam, klien dibantu

keluarga mampu

1. Menunjukkan

adanya integritas

permukaan kulit

2. Melaporkan adanya

perubahan sensasi

atau nyeri pada

tempat terjadinya

kerusakan kulit

3. Mendemonstrasikan

pemahaman tentang

rencana

          Perawatan Kulit : Pengobatan tipikal

1.  Implemetasikan rencana pengobatan yang diresepkan untuk pengobatan topical pada tempat kulit yang mengalami  kerusakan

2.  Pilih pengobatan topical yang akan mempertahankan lingkungan penyembuhan luka basah dan keseimbangan dengan kebutuhan pengabsobsi eksudat.

3.  Ajarkan klien menggunakan obat topical yang sesuai dengan luka dan lokasinya

Perawatan Luka

1.       Kaji tempat / lokasi

kerusakan kulit dan tentukan

penyebab.

2.       Monitor lokasi kerusakan

kulit paling sedikit sekali sehari

untuk perubahan warna,

kemerahan, pembekakan,

hangat, nyeri atau tanda-tanda

infeksi lain. Tentukan apakah

Page 16: AsKep Luka Bakar 2

penyembuhan kulit

dan pencegahan

kembali luka

4. Mendeskripsikan

tindakan melindungi

dan penyembuhan

kulit serta perawatan

lesi kulit

pasien mengalami perubahan

dalam sensasi nyeri.

3.       Monitor cara perawatan kulit

klien, catat jenis sabun atau

bahan pembersih lain yang

digunakan, suhu air yang

digunakan dalam membersihkan

kulit

4.       Jangan memposisikan pasien

pada lokasi kulit yang

mengalami kerusakan jika

sesuai dengan  tujuan

manajemen pasien secara

keseluruhan, rubah dan

posisikan pasien paling sedikit 2

jam. Pindahkan pasien dengan

perawatan pada perlindungan

terhadap efek yang merugikan

dari kekuatan mekanik eksternal

seperti tekanan, gesekan dan

teriris.

5.       Hindari melakukan masase di

sekitar kulit dan sekeliling

Daerah Bone Prominance

6.       Ajarkan klien mengkaji kulit dan luka serta memonitor tanda dan gejala infeksi, komplikasi dan penyembuhan luka.

DAFTAR PUSTAKA

1.            Mahasiswa PSKI-B KF-UGM. 2002. Terjemahan Diagnosis Keperawatan. Dalam NANDA 2001-

2002. Definisi dan Klasifikasi

Page 17: AsKep Luka Bakar 2

2.            Suriadi dan Yuliani. 1987. Buku Pegangan Praktek Klinik Asuhan. Keperawatan Pada Anak. Edisi

I. Sagung Seto, Jakarta.

3.            Medika. 2003. Jurnal Kedokteran dan Farmasi.

4.            Medika. 2003. Jurnal Kedokteran dan Farmasi.

5.            Moenadjat. 2001. Luka bakar. Edisi kedua. FK-UI, Jakarta.

6.            Wong. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik.

7.            Kumpulan Kuliah Keperawatan Anak tahun 2002.