ANALISIS PROFITABILITAS USAHATANI JAMUR TIRAM …Pada umumnya substrat atau media tanam yang di gunakan dala budidaya jamur tiram adalah serbuk gergaji kayu sengon karena mengandung
Post on 27-Feb-2021
7 Views
Preview:
Transcript
v
ANALISIS PROFITABILITAS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH
(Studi Kasus di JogloTani Desa Margolowih Kecamatan Seyegan Kabupaten
Sleman Provinsi D.I Yogyakarta)
HARIANTI
105961106716
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
vii
ANALISIS PROFITABILITAS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH
(Studi Kasus di JogloTani Desa Margolowih Kecamatan Seyegan Kabupaten
Sleman Provinsi D.I Yogyakarta)
HARIANTI
105961106716
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Strata Satu
(S-1)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMAMMADIYAH MAKASSAR
2020
vii
vii
vii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Analisis Profitabilitas
Usahatani Jamur Tiram Putih di Joglo Tani Dusun Mnadungan 1 Desa
Margoluwih Kecamatan Seyegan Kabupaten Sleman Provinsi DI
Yogyakarta adalah benar merupakan hasil karya yang belum di ajukan dalam
bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang di terbitkan dari penulis lain
telah di sebutkan dalam teks dan di cantumkan dalam daftar pustaka di bagian
akhir skripsi ini.
Makassar, 20 Agustus 2020
Harianti
105961106716
vii
ABSTRAK
Harianti,105961106716. Analisis Profitabilitas Usahatani Jamur Tiram Putih di
Joglo Tani Dusun Mandungan 1 Desa Margoluwih Kecamatan Seyegan
Kabupaten Sleman Provinsi DI Yogyakarta. Dimbimbing oleh MOHAMMAD
NATSIR dan NADIR.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Produksi dan keuntungan
Usahatani Jamur Tiram Putih dan untuk menganalisis Kelayakan Usahatani Jamur
Tiram Putih di Joglo Tani Dusun Mandungan 1 Desa Margoluwih Kecamatan
Seyegan Kabupaten Sleman Provinsi DI Yogyakarta.
Teknik penentuan sampel yang di gunakan untuk mengetahui produksi dan
keuntungan Usahatani Jamur Tiram Putih menggunakan studi kasus dengan
metode survei dengan teknik observasi partisipasi. Metode pengambilan sampel,
dilakukan dengan cara studi kasus pada usahatani jamur tiram di Joglo Tani
yogyakarta. dan jenis data yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu data
kuantitatif dan kualitatif.
Hasil penelitian Analisis Profitabilitas Usahatani Jamur Tiram Putih di
Joglo Tani Desa Margoluwih Kecamatan Seyegan Kabupaten Sleman DI
Yogyakarta, terdapat dua sub indikator yang pertama penerimaan pada Usahatani
Jamur Tiram Putih selama periode produksi yaitu sebesar 29.040.000 dan, sub
indikator kedua di Joglo Tani adapun skor pendapatan Usahatani Jamur Tiram
Putih adalah sebesar 5.370.700 dan tergolong tinggi, dengan total biaya produksi
sebesar 9.570.000, dengan hasil produksi sebesar 1.815 kg dan telah layak atau
efisien yang dapat di lihat dari angka R/C Ratio sebesar 3,03.
Kata Kunci : Kelayakan, Usahatani Jamur Tiram Putih
vi
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt atas segala rahmat
dan hidayah yang tiada henti di berikan kepada Hamba-Nya. Shalawat dan salam
tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga, sahabat
dan para pengikutnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Analisis Profitabilitas Usahatani Jamur Tiram Putih di Joglo Tani
Dusun Mandungan 1 Desa Margoluwih Kecamatan Seyegan Kabupaten Sleman
DI Yogyakarta “.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang di ajukan untuk memenuhi syarat
dan memperoleh gelar Sarjana Pertanian Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimah kasih kepada yang
terhormat:
1. Dr.Mohammad Natsir, S.P., M.P selaku pembimbing Utama dan Nadir, S.P.,
M.Si selaku pembimbing Pendamping yang senantiasa meluangkan waktunya
membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat di
selesaikan.
2. Bapak Dr H. Burhanuddin, S.Pi., M.P. selaku dekan Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Ibu Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P. selaku ketua Prodi Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.
vii
4. Kedua orang tua Ayahanda Tasbih dan ibunda dan Adikku tercinta Murniyati
Tasbih, dan Segenap keluarga yang senantiasa memberikan bantuan, baik moril
maupun material sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada
penulis.
6. Kepada pihak Joglo Tani yaitu bapak TO Suprapto selaku pemilik Joglo Tani.
7. Kepada teman-teman dari Joglo tani terlebih lagi saudara Salim Ridwan dan
Muhammad Ilham,Risky, Lusy Handayani, Ade Irwan Saputra,Helmi Kelana
Akhir kata penulis ucapkan banyak terimah kasih kepada semua pihak
yang terkait dalam penulisan skripsi ini, sehingga karya tulis ini bermanfaat dan
dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.
Semoga Kristal-kristal Allah senantiasa tercurah kepadanya. Amin.
Makassar, 16 juli 2020
Harianti
viii
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ..................................................................... iv
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI ............ v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii
I. PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.1 Rumusan Masalah ..................................................................................... 10
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 10
1.1 Manfaat dan Kegunaan Penelitian .............................................................. 10
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 11
2.1 Budidaya Jamur Tiram Putih ...................................................................... 11
2.2 Konsep Biaya Usahatani ............................................................................ 20
2.3 Keuntungan Usahatani ............................................................................... 23
2.4 Konsep Kelayakan Usahatani ..................................................................... 23
2.5 Profitabilitas ............................................................................................... 24
2.6 Penelitian yang Relevan ............................................................................. 24
2.7 Kerangka Pikir ............................................................................................ 25
III. METODE PENELITIAN ............................................................................... 27
ix
vii
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................... 27
3.2 Teknik Penentuan Informan ....................................................................... 27
3.3 Jenis dan Sumber Data ............................................................................... 27
3.4 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 28
3.5 Teknik Analisis Data .................................................................................. 29
3.6 Definisi Operasional ................................................................................... 31
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN ....................................... 32
4.1 Letak Geografis Joglo Tani ........................................................................ 32
4.2 Visi dan Misi Perusahaan ........................................................................... 34
4.3 Kondisi Geografis ....................................................................................... 34
4.4 Struktur Organisasi Perusahaan .................................................................. 35
4.5 Pertanian Terpadu Joglo Tani ..................................................................... 35
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 37
5.1 Usahatani Jamur Tiram Putih ..................................................................... 37
5.2 Analisis Biaya Produksi dan Pendapatan Usahatani Jamur Tiram Putih di
Joglo Tani .................................................................................................. 38
5.3 Analisis Kelayakan Usahatani Jamur Tiram Putih ..................................... 45
VI. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 47
6.1 Kesimpulan ................................................................................................. 47
6.2 Saran ........................................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
x
vii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Teks
Tabel 1. Biaya tetap (Fixed Cost) Usahatani Jamur Tiram Putih di Joglo Tani
Dusun Mandungan 1 Desa Margoluwih Kecamatan Sayegan Kabupaten
Sleman Privinsi DI Yogyakarta ................................................................ 39
Tabel 2. Biaya Variabel Usahtani Jamur Tiram Putih di Joglo Tani Dusun
Mandungan 1 Desa Margoluwih Kecamatan Sayegan Kabupaten Sleman
Privins DI Yogyakarta ............................................................................... 40
Tabel 3. Rata-rata biaya Produksi Usahatani Jamur Tiram Putih di Joglo Tani
Dusun Mandungan 1 Desa Margoluwih Kecamatan Sayegan Kabupaten
Sleman Privins DI Yogyakarta ................................................................. 41
Tabel 4. Rata-rata Penerimaan Usahatani Jamur Tiram Putih di Joglo Tani Dusun
Mandungan 1 Desa Margoluwih Kecamatan Sayegan Kabupaten Sleman
Privinsi DI Yogyakarta ............................................................................. 43
Tabel 5. Rata-rata Pendapatan Usahatani Jamur Tiram Putih di Joglo Tani Dusun
Mandungan 1 Desa Margoluwih Kecamatan Sayegan Kabupaten Sleman
Privinsi DI Yogyakarta ............................................................................ 44
Tabel 6. Kelayakan Usahatani Jamur Tiram Putih di Joglo Tani Dusun
Mandungan 1 Desa Margoluwih Kecamatan Sayegan Kabupaten Sleman
Privinsi DI Yogyakarta ............................................................................. 45
xi
vii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Teks
Gambar 1. Kerangka Pikir..................................................................................... 26
Gamabar 2. Struktur Organisasi ............................................................................ 35
xii
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
Teks
Lampiran 1. Kuisioner .......................................................................................... 51
Lampiran 2. Analsisis Biaya Penyusutan Usahatani Jamur Tiram Putih Di joglo
Tani .................................................................................................. 53
Lampiran 3 Biaya Variabel Usahatani Jamur Tiram Putih ................................... 54
Lampiran 4. Jumlah Produksi dan Penerimaan Tiap Per Masa Produksi Selama 3
Bulan .................................................................................................. 55
Lampiran 5. Pendapatan Usahatani Jamur Tiram Putih Per Periode Tanam
Selama 3 bulan .................................................................................. 56
Lampiran 6. Peta Lokasi Penelitian ...................................................................... 57
Lampiran 7. Dokumentasi Penelitian .................................................................... 58
xiii
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor per-
tanian sebagai sumber mata pencaharian dari mayoritas penduduk
indonesia.dengan demikian sebagian besar penduduknya menggantungkan
hidupnya pada sektor pertanian. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat
penting dalam perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi
penduduknya yang dominan,bak secara langsung aupun tidak langsung dalam
pencapaian tujuan pembangunan perekonomian nasional. Kontribusi dominan
sektor per-tanian khususnya dalam pemantapan ketahanan pangan, pengentasan
kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, dan pemerataan pendapatan. Secara garis
besar pertanian dapat diringkas menjadi. proses produksi, petani dan pengusaha.
pertanian yang baik ialah pertanian yang dapat memberikan produk jauh lebih
baik dari pada apabila tanaman, ternak atau ikan tersebut dibiarkan hidup secara
alami ( Rijanto, 2002).
Jamur tiram merupakan salah satu jenis tanaman yang gencar
dibudidayakan dan memiliki kandungan karbohidrat maupun protein yang hampir
sama.Terdapat berbagai macam jenis jamur yang dapat dikonsumsi seperti jamur
tiram putih, jamur tiram abu-abu jamur tiram coklat, jamur tiram hitam dan jamur
tiram kuning (Martawijaya, 2010).
Menurut Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Hortikultura
(Dalam Tutik, 2011), usaha tani jamur tiram di indonesia mulai berkembang sejak
2
tahun 2003, permintaan jamur yang sangat besar menjadikan komoditas jamur
tiram memiliki prospek yang sangat baik untuk dikembangkan.
Di Indonesia jamur tiram mulai dikenal dan di budidayakan pada tahun
1950 an. Jamur di konsumsi atau sering di kenal dengan istilah mushroon
merupakan bahan-bahan makanan sumber protein yang cukup digemari
masyarakat. Dalam skala industri atau semi- industri, terdapat kurang lebih
sepuluh macam jamur konsumsi yang sering di budidayakan, yakni jamur kancing
(Agaricus bisporus), jamur merang (variella volvacea), dan jamur tiram
(Pleurotus sp) (Sumarsih, 2010).
Jamur tiram merupakan jenis jamur yang cukup populer yang banyak di
budidayakan dan di konsumsi oleh masyarakat indonesia. Menurut catatan
sejarah, jamur tiram sudah di budidayakan di cina sejak 1000 Tahun silam,
sementara itu di indonesia, mulai di budidayakan pada tahun 1980 di Wonosobo
(Rahmat, 2011).
Jamur tiram di budidayakan pada media yang mengandung unsur C dalam
bentuk karbohidrat dalam jumlah yang tinggi. Media harus mengandung unsur N
atmosfeer. Unsur N ini akan di ubah oleh jamur menjadi protein. Syarat lain itu
media tumbuh jamur juga mengandung unsur Ca yang berfungsi untuk
menetralkan asam oxalat yang di keluarkan oleh misselium, Ph antara lima koma
lima sampai enam koma lima, kelembapan 68%, CO² kurang dari satu persen,
suhu sekitar 23°-25°C dan memiliki partikel agak kasar supaya tidak mudah
memadat, sehingga tidak menghambat ruang prtumbuhan misselium (Djarijah dan
Nunung, 2009).
3
Pada umumnya substrat atau media tanam yang di gunakan dala budidaya
jamur tiram adalah serbuk gergaji kayu sengon karena mengandung selosa,
hemiselosa dan lignin yang dapat mempercepat tumbuh jamur. Konsekuensi akan
timbul masalah apabila serbuk gergaji sulit di peroleh, kalaupun ada harganya
cukup mahal. Hal ini terjadi karena potensi hutan saat ini berkurang dan di batasi.
Selain itu pemanfaatan serbuk gergaji juga untuk pembuatan arang aktif, briket
arang, campuran pembuatan batako dan lain-lain. Upaya untuk mengantisipasi hal
tersebut perlu di cari subtrat alternatif yang tersedia dan mudah di dapat.
Alternatif bahan yang bisa di gunakan untuk menggantikan serbuk gergaji kayu
salah satunya adalah berbagai limbah pertanian ( Hariadi dkk, 2013).
Meningkatnya produktivitas berbagai jenis tanaman pertanian dan
perkebunan, namun disisi lain limbah yang menjadi masalah bagi masyarakat
sekitar jika tidak di kelola dengan baik. Limbah perkebunan dan pertanian antara
lain berupa tandan kosong kelapa sawit, jerami padi, batang jagung, tongkol
jagung dan lain-lain. Limbah pertanian ini masih pertanian ini masih mengandung
zat-zat yang bisa di manfaatkan untuk mengatasi masalah tersebut adalah
memanfaatkan limbah, sehingga mempunyai nilai ekonomi tinggi, seperti
mengubah limbah menjadi media tumbuh jamur, karena masih mengandung
selulosa (Widiastuti dan Tri, 2007).
Kandungan Nutrisi dalam 100 gram jerami padi terdiri dari selulosa
sebanyak 29,63%, dengan kandungan semiselulosa sebanyak 17,11% dan lignin
sebanyak 12,17% (Hartini, 2012). Jerami padi biasanya dibakar atau di
manfaatkan sebagai pakan ternak. Jerami padi mempunyai serat yang tinggi tetapi
4
proteinnya rendah. Jerami berfungsi sebagai substrat tempat menempelnya
miselium dan sumber nutrisi, terutama karbon ( Suriawiria dalam Sukmadi dkk,
2012).
Pemanfaatan batang jagung sebagai campuran media tanam pada budidaya
jamur merang yang di lakukan oleh hartinin pada tahun 2012. Ini menunjukkan
bahwa, komposisi media standar 0,85kg, batang jagung 0,68, jerami 0,17kg,
bekatul 0,1kg dan dolomit 0,05kg merupakan komposisi media optimal terhadap
rata-rata parameter penelitian selama lima kali panen yaitu menghasilkan berat
basah 76,11 gr, berat kering 5,92 gr dan jumlah badan buah 11,2 buaqh pada
ukuran baglog 1,85 klogram. Batang jagung masih terdapat nutrisi yang terdiri
dari selulosa 45%. pentosa 35% dan lignin 15%. Kandungan tersebut
dimanfaatkan sebagai nutrisi untuk prtumbuhan jamur, karena jamur memperoleh
makanan dalam bentuk komponen sederhana berupa selulosa, glukosa, lignin,
protein dan pati (Hartini, 2012).
Pemanfaatan batang jagung sebagai campuran media tanam pada budidaya
jamur tiram putih yang di lakukan oleh dwi komal sari pada tahun 2009 di malang
jawa timur menunjukkan bahwa, perlakuan penambahan batang jagung pada
media jamur 80% berpengaruh terhadap parameter pengamatan. Penambahan
batang jagung dengan 18,90kg pada media tanam jamur tiram putih menghasilkan
bobot segar badan buah paling tinggi yaitu 397,18 gr per baglog. Limbah batang
jagung dapat di manfaatkan sebagai media penggaanti serbuk gergaji kayu pada
budidaya jamur tiram putih dengan komposisi (0 kg serbuk gergaji).
5
Jamur adalah salah satu komoditas hortikultura yang dapat digunakan
untuk pangan dan nutraceuti (makanan dan minuman untuk pencegahan dan
pengobatan penyakit). Budidaya jamur memiliki prospek yang cukup cerah di
indonesia karena kondisi alam yang sangat mendukung, selain itu bahan baku
untuk membuat substrat atau log tanam jamur kancing, jamur shitake, jamur
enokitake, jamur merang dan jamur tiram. Indonesia berprotensi menjadi salah
satu negara produsen jamur konsumsi, karena memiliki berbagai jenis jamur yang
dimaksud adalah jamur tiram (pleurot us astreatus). Hal ini dapat menjadi salah
satu potensi untuk penerimaan negara (Sumarsih, 2011).
Peluang pasar produk jamur saat ini cukup tinggi,kebutuhan pasar lokal
sekitar 35% dan kebutuhan pasar luar negeri 65%. Di dunia produksi jamur tiram
menduduki peringkat kedua setelah jamur kancing (Champignon),yaitu sekitar
25% dari total produksi jamur dunia, China merupakan produsen sekaligus
konsumen jamur tiram yang utama di dunia, diikuti oleh Amerika dan Uni Eropa,
Korea, Jepang, dan Taiwan. Produksi jamur tiram segar di duniapada tahun 2002
diperkirakan sebesar 2.137.500 ton (Maulana, 2012).
Menurut Basuki (2009), dalam tiga tahun terakhir, minat masyarakat untuk
mengkonsumsi jamur terus meningkat seiring dengan popularitas dan
memasyarakat jamur tiram (Pleurotus ostreatus) sebagai bahan makanan yang
lengkap dan bergizi. Kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi jamur terus
meningkat, berapapun yang di produksi oleh petani habis terserap.
Budidaya jamur tiram (Pleurotus ostreatus) memiliki prospek ekonomi
yang baik. Pasar jamur tiram (Pleurotus ostreatus) yang telah jelas dan
6
permintaan pasar yang selalu tinggi memudahkan para pembudidaya memasarkan
hasil produksi jamur tiram (Pleurotus ostreatzus). Jamur tiram (Pleurotus
ostreatus) merupakan salah satu produk komersial dan dapat dikembangkan
dengan teknik yang sederhana. Bahan baku yang di butuhkan tergolong bahan
yang murah dan mudah diperoleh seperti serbuk gergaji, dedak dan kapur,
sementara proses budidaya sendiri tidak membutuhkan berbagai pestisida atau
bahan kimia lainnya. Disamping itu, potensi pasar jamur tiram masih sangat
terbuka dan memiliki nilai ekonomis. Sebab bisa dikonsumsi semua kalangan
(Suriawiria, 2006).
Jamur tiram ( Pleurotus ostreatus) merupakan jenis jamur pangan dari
kelompok Basidiomycota. Jamur tiram merupakan salah satu jenis jamur kayu
yang tumbuh di permukaan batang pohon yang sudah lapuk. Nama jamur tiram di
ambil dari bentuk tudungnya yang melengkung, lonjong, dan membulat
menyerupai kerang atau cangkang tiram dengan bagian tepi yang bergelombang
(Alex, 2011).
Budidaya jamur biasanya menggunakan media serbuk gergaji. selain
serbuk gergaji ada beberapa media yang dapat digunakan untuk budidaya jamur
tiram antara lain subtrak kayu, ampas tebu, atau sekam. pembiakan jamur tiram
biasanya menggunakan baglog, yang di dalamnya sudah terdapat media dan
nutrisi yang mendukung pertmbuhan jamur ( Chazali dan pertiwi, 2010).
Pada awalnya, pemenuhan kebutuhan manusia terhadap jamur hanya
mengandalkan kemurahan alam. Jamur hanya tumbuh secara alami pada musim
hujan. inisiatif pembudidayaan jamur dilakukan saat kebutuhan terus meningkat,
7
sedangkan persediaan di alam terbatas. Berkat pengamatan dan keteltian
mempelajari cara hidupnya, manusia berhasil membudidayakan jamur untuk
memenuhi kebutuhan yang meningkat setiap saat (Tim Karya Mandiri, 2010).
Salah satu jenis jamur konsumsi adalah jamur tiram disebut jamur kayu
karena tumbuh pada media kayu lapuk atau serbuk kayu. Disebut jamur tiram
karena bentuk tudungnya membulat lonjong dan mentup seperti cangkang tiram
dengan bagian tepi bergelombang (Trubus, 2010)
Peluang pasar jamur tiram tidak hanya terbatas pada jamur tiram segar
saja, tetapi juga meliputi produk olahan lainnya seperti jamur tiram kalengan,
kripik jamur,dan abon jamur. Selain menjual jamur tiram segar, petani jamur juga
dapat menambah penghasilan dengan menjual sarana budidaya seperti bibit
botolan dan media tanam atau baglog (Agromedia, 2009).
Secara umum, jamur dapat di definisikan sebagai organisme eukoriotik
yang mempunyai inti dan organel. Jamur dapat tersusun dari hifa yang merupakan
benang-benang sel tunggal panjang, sedangkan kumpulan hifa di sebut dengan
misselium. Misselium merupakan masa benang yang cukup besar dibentuk dari
hifa yang saling membelit pada saat jamur tumbuh. Jamur mudah dikenal dengan
melihat warna miseliumnya ( Volk and Wheler, 1993).
Bagian penting tubuh jamur adalah struktur berbentuk tabung menyerupai
seuntai benang panjang, ada yang tidak bersekat dan ada yang bersekat. Hifa
dapat tumbuh bercabang-cabang sehingga membentuk jaring-jaring. Bentuk in
dinamakan misselium. pada satu koloni jamur ada hifa yang menjalar da ada hifa
yang menegak. Biasayanya hifa yang menegak ini menghasilkan alat-alat pembiak
8
yang di sebut spora, sedangkan hifa yang menjalar berfungsin untuk menyerap
nutrien dari subtrat dan menyangga alat-alat reproduksi. Hifa yang menjalardi
sebut hifa vegetatif dan hifa yang tegak di sebut hifa fertil. Pertumbuhan hifa
berlangsung terus-menerus di bagian apikal, sehingga panjangnya tidak dapat di
tentukan secara pasti. Diameter hifa umumnya berkisar 3-30 um. Jenis jamur yang
berbeda memiliki diameter hifa yang berbeda pula dan ukuran diameter hifa yang
berada pula dan ukuran diameter itu dapat di pengaruhi oleh keadaan lingkungan
(Carlie and Watkinson, 1994).
Jamur adalah suatu kelompok jasad hidup yang menyerupai tumbuhan
karena mempunyai dinding sel, tidak bergerak, berkembang biak dengan spora,
tetapi tidak mempunyai klorofil. Jamur tiram tidak mempunyai akar, batang, daun
dan sistem pembuluh seperti pada tumbuhan tingkat tinggi. Umumnya jamur
berbentuk benang, bersel banyak, dan semua bagian jamur tersebut hifa, dan
kumpulan hifa di makan misselium. Diameter hifa, berkisar antara 0,5 – 100
mikron artau lebih ( Rukmana,1997).
Jamur merupakan golongan organisme yang penting dari golonga-
golongan populasi dalam tanah, tersebar secara luas. Terkadang bentuk jamur
tertentu merupakan karakteristik dari suatu tipe tanah sebagai medium alami.
Jamur sangat sensitif terhadap tanah-tanah kering, sehingga pada tanah yang
kering kandunga fungsi (jamur) lebih sedikit ( Sutejo, 1991).
Berdasarkan kenampakannya jamur tiram di bedakan 3 yaitu khamir
(yeast), kapang (mold), dan cendewan (mashroom). Jamur kecuali khamir pada
keadaan biasa mempunyai badan yang terdiri dari benang-benang
9
hifa(misselium) dan spora. Hifa tersebut ada yang bersekat-sekat atau tidak, dan
ada yang bercabang-cabang atau tidak. Hifa yang bersekat ada yang berinti satu
dan ada yang berinti dua atau lebih (Plezar, 1998).
Khamir dalam keadaan biasa berbentuk uniseluler,seperti sachar, Candida
dan handsemula. Kapang adalah jamur yang membentuk bulu-bulu halus pada
permukaan subtrat, seperti Rhizopus, Botrytis, dan choanephora. Cendawa adalah
jamur yang banyak membentuk tubuh buah yang besar, misalnya Lycoperdon
(umur kelentos) Volvariella (jamur merang) dan Auricularia (jamur kuping)
(Semangun, 1996).
Joglo Tani Sleman Yogyakarta merupakan suatu tempat dimana para
petani dan masyarakat menjadikan tempat tersebut sebagai ajang pembelajaran
mengenai pertanian karena disana terdapat berbagai aktivitas atau aspek yang
berkenan dengan pertanian. Joglo Tani yang mempunyai singkatan ojo gelo dadi
wong tani. Sistem itu untuk menunjukkan petani bisa berdaulat dan mandiri
terhadap pangan. Dan juga management yang diterapkan joglo Tani pada
kelompok-kelompok binaannya. Dengan cara sangat sederhana Joglo Tani
mempunyai Slogan Monumen Kebangkitan Petani Indonesia.
Joglo Tani mampu mengadopsi adat istiadat masyarakat jawa yang begitu
luhur untuk di terapkan dalam dunia pertanian. Joglo Tani juga menguraikan hal-
hal pertanian dengan bahasa fisafat jawa yang penuh pitutur atau petuah untuk
para petani agar berhasil dalam budidayanya.
10
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini, yaitu.
1. Berapa produksi dan keuntungan usahatani Jamur tiram putih di joglo tani
Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman DI Yogyakarta ?
2. Bagaimana Kelayakan usahatani jamur tiram putih di Joglo Tani Kecamatan
Seyegan, Kabupaten Sleman DI Yogyakarta ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui produksi dan keuntungan usahatani jamur tiram putih di
Joglo Tani, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman DI Yogyakarta
2. Untuk Menganalisis kelayakan usahatani jamur tiram putih di Joglo Tani
Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman DI Yogyakarta
1.4 Manfaat dan Kegunaan Penelitian
Adapun manfaat dan kegunaan dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut.
1. Untuk pemerintah sebagai pertimbangan dan masukan dalam membuat
kebijakan yang berhubungan dengan usahatani jamur tiram putih
2. Untuk mahasiswa sebagai bahan pembelajaran untuk menambah wawasan dala
usahatani jamur tiram putih
3. Untuk usahatani sebagai bahan informasi untuk menambah meningkatkan
usahatani jamur tiram putih
11
II .TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Budidaya Jamur Tiram Putih
Jamur Tiram (Pleurotus ostratus) digolongkan kedalam organisme yang
berspora, memiliki inti plasma, tetapi tidak berklorofil. Tubuhnya tersusun dari
sel-sel lepas dan sel-sel bergandengan berupa benang (hifa). Kumpulan dari hifa
yang menyusun tubuh buah disebut miselium. Hifa akan tumbuh bercabang –
cabang, sedangkan miselium membentuk bulatan. Struktur yang berbentuk
bulatan inilah yang akan menjadi bakal tubuh buah jamur (Agromedia Pustaka,
2002).
Jamur tiram juga mengandung sejumlah vitamin penting terutama
kelompok vitamin B. Kandungan vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), niasin dan
provitamin D2 (ergosterol)-nya cukup tinggi. Jamur merupakan sumber sumber
mineral yang baik, kandungan mineral utama yang tertinggi adalah kalium (K),
kemudian fosfor (P), natrium (Na), kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). Namun,
jamur juga merupakan sumber mineral minor yang baik karena mengandung seng,
mangan, molibdenum, kadmium, dan tembaga. Konsentrasi K, P, Na, Ca dan Mg
mencapai 56-70% dari total abu, dengan kandungan kalium sangat tinggi
mencapai 45% (Hendritomo, 2010).
Menurut Asegab (2011), jamur dapat berkembangbiak dengan dua cara,
yaitu secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual terjadi melalui jalur spora
yang terbentuk secara endogen dikantong spora. Reproduksi seksual biasanya
terjadi melalui penyatuan dua jenis hifa yang berinda sebagai gamet jantan dan
betina membentuk zigot yang kemudian tumbuh menjadi tubuh buah dewasa.
12
Jamur tiram dapat tumbuh dan berkembang dalam media yang terbuat dari
serbuk kayu yang dikemas dalam kantong plastik yang disebut dengan baglog.
Pertumbuhan jamur tiram sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitarnya.
Pada kehidupan alaminya jamur ini tumbuh di hutan dan biasanya tumbuh
berkembang dibawah pohon berdaun lebar atau dibawah tanaman berkayu.
Menurut Triono (2012) budidaya jamur tiram yang baik adalah:
1. Syarat Tumbuh Jamur Tiram
a. Temperatur
Miselium jamur tiram tumbuh dengan baik pada kisaran suhu antara 29-30
C.Walaupun begitu, dengan temperatur di bawah 29 C, miselium jamur masih
dapat tumbuh meskipun memerlukan kisaran suhu antara 25-28 C selama 8
sampai 10 hari sejak awal penyiraman.
b. Kelembapan
Kandungan air di dalam subtrat sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan perkembangan miselium jamur. Terlalu sedikit air akan mengakibatkan
pertumbuhan dan perkembangan akan terganggu, bahkan berhenti sama sekali.
Apabila terlalu banyak air, miselium akan membusuk dan mati. Kandungan air di
dalam substrat jamur akan di dapat dengan baik bila di lakukan penyiraman.Jamur
tumbuh baik dalam keadaan lembab, tetapi tidak menghendaki genangan air.
Miselium jamur tiram tumbuh optimal pasa subtrat yang memiliki kandungan air
sekitar 60%.Sedangkan untuk merangsang pertumbuhan tunas dan tubuh buah,
memerlukan kelembapan udara sekitar 70-85%.
13
c. Derajat Keasaman (PH )
Miselium jamur tiram putih tumbuh optimal pada PH media yang netral
yaitu antara pH 6,8-7,0. Nilai pH medium di perlukan untuk produksi
metabolisme dari jamur tiram, seperti produsi asam organik.
d. Ketinggian Tempat
Kondisi untuk pertumbuhan dan perkembangan jamur lebih mudah di
capai di daerah dataran tinggi sekitar 700-800 m dpl. Kemungkinan budidaya
jamur di daratan rendah tidak mustahil, asalkan iklim ruang penyimpanan dapat di
atur dan di sesuaikan dengan kebutuhan jamur.
e. Pembibitan
Bibit yang dapat digunakan adalah f2. Bibit jamur tiram penentu kualitas
dan produksi jamur tiram. Kualitas bibit yang baik maka produksi dan kualitas
jamur tiram akan baik. Induk bibit jamur di dapatkan dengan memilih sumber
indukan yang seperti: spora belum dilepaskan, pertumbuhan miselium cepat,
produksi dalam satu rumpun banyak dan berwarna putih cerah.Indukan di
tumbuhkan di media agar kemudian di turunkan menjadi bibit f1 dan f2 pada
media jagung. Bibit F2 ini lah yang digunakan untuk inokulasi ke boglog.
f. Pembuatan Jamur Tiram
Jamur tiram di produksi dengan memilih dan membersihkan serbuk gergaji
bagian yang besar dan tajam harus di buang agar tidak merusak plastik kemasan
baglog. Bahan pembuatan baglog dicampurkan dalam 100 kg campuran bahan
baglogadalah 80 kg serbuk gergaji, 18 kg dedak padi, kapur 2 kg, dan air sampai
kadar air mencapai 60%. Bahan yang sudah siap kemudian di campurkan hingga
14
rata. Campuran bahan di masukan ke dalam plastik polypropylene transparan
dengan ukuran 20x35 cm dan tebal 0,3. Media harus dipadatkan agar berbentuk
baglog yang baik. Media yang bagus adalah kepadatannya merata sehingga
miselium akan lebih mudah dalam berkembang dan menjalar.pengisian dilakukan
setinggi 20 cm.
Plastik yang berisi campuran baglog kemudian ditutup mulut baglognya
menggunakan cincin dan tutup baglog-baglog yang sudah jadi selanjutnya siap di
sterilisasi dalam wadah sampai dengan suhu 100 C. Baglog yang sudah steril
dibiarkan selama 8 jam atau sampai dingin pada ruangan yang tertutup untuk
selanjutnya dilakukan penanaman bibit.
Media yang sudah ditanami bibit di atas rak. Biarkan sampai seluruh
media di tumbuhi dan tertutup miselium, tutup kapas dan cincin paa bagian atas
baglog tersebut dibuka. Kelembaban lingkungan di pertahankan dengan
menyemprot menggunakan sprayer agar jamur tiram dapat tumbuh dengan baik.
g. Panen
Jamur tiram adalah jamur yang rasanya enak dan memiliki aroma yang
baik jika di panen pada waktu yang tepat. Ciri-ciri jamur siap panen adalah tudung
jamur belum mekar penuh (ditandai pada bagian tudung jamur masih terlihat utuh
atau belum pecah-pecah), warna belum pudar tekstur masih kokoh dan
lentur,ukuran jamur yang siap panen rata-rata berdiameter 5-10 cm. Produksi
jamur tiram setiap baglog 400 gram. Produksi ini didapatkan mulai dari inokulasi
sampai dengan baglog habis dan tidak dapat panen lagi selama 4 bulan budidaya.
15
i. Budidaya Jamur Tiram Putih
1) Persiapan
Mempersiapkan sarana produksi itu antara lain adalah bangunan,
peralatan, bahan-bahan baik bahan baku maupun bahan tambahan.serbuk kayu,
tapioka, bekatul, kapur pertanian, gips dan TSP disiapkan sesuai dengan
kebutuhan. Perbandingan kebutuhan bahan-bahan tersebut di sajikan pada Tabel 6
Tabel 6. Kebutuhan bahan-bahan dalam budidaya jamur Tiram Putih
Formulasi Serbuk kayu
(Kg)
Tapioka
(Kg)
Bekatul
(Kg)
Kapur
(Kg)
Gips
(Kg)
TSP
(Kg)
I 1 - 15 5 1 -
II 100 - 5 2,5 0,5 0,5
III 100 - 10 2,5 0,5 0,5
IV 100 5 10 5 1 0,5
Sumber: Cahyana, dkk,1999
Pada Tabel 6 terdapat berbagai formulasi media untuk pertumbuhan jamur
tiram. Hal tersebut didasarkan pengalaman masing-masing pengusaha di tempat
yang berbeda. Setiap pengusaha jamur tiram mempunyai formulasi khsusus
(Cahyana, dkk, 1999).
Menurut JALAKU (2010), unruk memulai jamur budidaya jamur tiram
putih diperlukan alat bangunan, kumbang atau rumah jamur, ruangan yang bersih
sebagai tempat inokulasi, sekop sebagai alat untuk membalik dan mencampur
bahan baku, ketel up sebagai alat untuk membalik dan mencampur bahan baku,
ketel uap sebagai alat untuk pasteurisasi atau sterilisasi(termasuk kompor dan
perlengkapannya ), termometer, sprayer, dan alat-alat kebrsihan. Bahan baku yang
di gunakan untuk budidaya jamur tiram adalah serbuk gergaji, bekatul, CaCO3,
dan air. Komposisi dari bahan-bahan tersebut dapat dilihat pada tabel 7.
16
Tabel 7. Komposisi bahan baku untuk memproduksi jamur tiram putih
Bahan Baku Komposis
Serbuk gergaji 100 kg (kering)
Bekatul 15% dari berat kering serbuk gergaji
CaCO3 3% dari berat kering gergaji
Kadar air 60-65%
Sumber: JALAKUM, 2010
2) Pencampuran
Bahan-bahan yang telah ditimbang sesuai dengan kebutuhan selanjutnya
dicampur dengan serbuk gergaji yang telah di kukus. Pencampuran dapat
dilakukan secara manual dengan tenaga manusia apabila kapasitas produksinya
masih kecil. Namun, jika produksi cukup besar, maka pencampuran dilakukan
secara merata. Namun, jika produksi cukup besar, maka pencampuran dilakukan
dengan mesin pencampur (mixer). Pencampuran harus dilakukan secara merata.
dalam proses pencampuran usahakan tidak terdapat gumpalan, terutama sebuk
gergaji dan kapur, karena dapat mengakibatkan komposisi media yang di peroleh
tidak merata sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan jamur (Cahyana,
dkk,1999).
3) Pembungkusan
Pembungkusan dilakukan dengan menggunakan plastik polipropilen (PP),
karena plastik ini relatif tahan panas. Kemudian dicampur bahan utaman dengan
bahan baku penolong (bekatul, CaCO3 dan air) yang telah dicampur terlebih
dahulu. Bahan baku utama dan penolong tidak boleh terlalu basah atau kering
karena dapat menghambat pertumbuhan miselium.
17
Teknik pembungkusan dilakukan memakai plastik poliprolon (PP), sebab
plastik relatif tahan panas. Pembungkusan dilakukan dengan memasukkan adonan
ke dalam plastik kemudian adonan itu dipadukan dengan menggunakan botol atau
alat yang lain. Media yang kurang padat akan menyebabkan hasil panen tidak
optimal. karena media cepat menjadi busuk sehingga produktivitasnya menurun.
Setelah media dipadatkan, ujung plastik disatukan dan dipaang cincin
paralon yang dapat dibuat dari potongan pralon atau bambu kecil pada bagian
leher plastik. Dengan demikian, bungkusan akan menyerupai botol. Setelah
dilakukan pengisian media seberat 800-900 g, dan plastik ukuran 17 cm x 35 cm
akan menghasilkan media seberat 90-100 g (Cahyana,1999).
4) Sterilisasi
Sterilisasi merupakan suatu proses yang dilakukan untuk menginaktifkan
mikroba, baik bakteri, kapang, maupun khamir, yang mengganggu pertumbuhan
jamur yang ditanam. Sterilisasi dilakukan pada suhu 80-90°C selama 6-8 jam.
Untuk melakukan sterilisasi dapat digunakan dengan alat sederhana, yaitu drum
minyak yang sedikit dimodifikasi dengan menambah sarangan sebagai pembatas
antara air dengan tempat media.Sterilizerdari drum tersebut dapat digunakan
untuk sterilisasi media. Selain dengan menggunakan strerilizersederhana,
sterilisasi dapat pula digunakan dengan ruang sterilisasi (chamber sterilizer)
(Cahyana,1999).
Menurut Cahyana (1999), sterilisasi bertujuan untuk mematikan
aorganisme hidup yang merugikan pertumbuhan jamur, dan menyempurnakan
tahap akhir serbuk gergaji sebagai media tanam yang selektif untuk pertumbuhan
18
jamur. Perlakuan yang diberikan yakni dengan memasukan substrat tanaman yang
sudah jadi kedalam ruangan yang dapat menyimpan uap panas. Penguapan
dimulai hingga suhu dalam ruangan mencapai suhu 100 °C dan diusahakan
selama 7-8 jam. Setelah penguapan dihentikan, tunggu hingga media tanam dapat
di pindahkan ke dalam ruangan untuk didinginkan.
5) Pendinginan
Media yang telah di sterilisasi didinginkan antara 8-12 jam sebelum
dilakukan inokulasi (pemberian bibit). Pendinginan dilakukan sampai temperatur
media mencapai 35-40°C. Untuk mempercepat proses pendinginan, dapat di
gunakan kipas angin (blower). Apabila suhu media masih terlalu tinggi,maka bibit
yang ditanam akan mati karena udara panas (Cahyana,1999).
6) Inokulasi (Pemberian bibit)
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar inokulasi dapat berhasil
dengan baik, yaitu kebersihan, bibit, dan teknik inokulasi. Inokulasi dilakukan
dengan beberapa cara, di antaranya dengan taburan dan tusukan. Inokulasi secara
taburan dan tusukan. Inokulasi secara tusukan dilakukan dengan membuat lubang
dibagian tengah media melalui ring (cincin) sedalam ¾ dari tinggi media.
Penusukan dilakukan dengan menggunakan batang kayu berdiameter satu inci.
selanjutnya di dalam lubang tersebut diisikan bibit yang telah dihancurkan.
Media yang telah diisi bibit selanjutnya di tutup dengan menggunakan
kapas pintalan (dapat juga digunakan kapuk randu, koran, atau tutup yang lain).
Penutupan media tersebut dimaksudkan untuk menciptakan kondisi yang baik
19
pada kondisi tidak terlalu banyak oksigen. Apabila penutupan dilakukan dengan
rapat sekali, maka pertumbuhan miselia akan terhambat dan akan berakibat
kurang baik dalam pembentukan jamur tiram (Cahyana, 1999).
7) Inkubasi
Inkubasi dilakukan dengan cara menyimpan media yang telah diisi dengan
bibit pada kondisi tertentu agar miselia jamur dapat tumbuh dalam suhu antara 22-
28°C. Suhu ruangan tempat inkubasi harus dilakukan hingga seluruh media
berwarna putih merata antara 40-60 hari. Sejak dilakukan inokulasi (pembibitan
jamur)
Jika setelah 2 minggu tidak terdapat tanda-tanda adanya miselia jamur
berwarna putih yang merambat kebawah, maka kemungkinan besar jamur
tersebut, perlu dilakukan sterilisasi ulang pada media hingga inokulasi kembali,
Apabila setelah diinokulasi tidak tumbuh lagi, sebaiknya media di buang, karena
media tersebut tidak baik atau tidak rusak (cahyana,1999).
8) Penumbuhan
Media tumbuh jamur yang sudah putih oleh miselia jamur setelah berumur
40-60 hari sudah siap untuk di tanam ( growing atau farming). Penanaman
dilakukan dengan cara membuka plastik media tumbuh yang sudah tumbuh
miselia tersebut, untuk membentuk tubuh buah (fruiting body) dengan baik.
Pembukaan media dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya dengan
menyobek plastik media di bagian atas atau hanya dengan membukanya
20
saja.selain dengan dua cara tersebut, pembukaan media dapat pula dilakukan
dengan mneyobek penutup media dengan pisau di beberapa sisi.
Selang waktu hingga satu sampai dua minggu setelah media di buka,
biasanya akan tumbuh tersebut selanjutnya di biarkan selama 2-3 hari atau sampai
tercapai pertumbuhan yang optimal. Apabila jamur yang sudah tumbuh tersebut
dibiarkan terlalu lama, maka bentuk jamur tersebut akan kurang baik dan daya
simpannya akan menurun (Cahyana,1999).
9) Pemanenan
Kegiatan pemanenan jamur tiram harus memperhatikan beberapa syarat,
yaitu penentuan saat panen, teknik pemanenan dan penanganan pasca panen.
waktu panen dilakukan setelah pertumbuhan jamur mencapai tingkat yang
optimal, yaitu cukup besar, dengan diameter rata-rata antara 5-10 cm (Cahyana,
1999).
2.2 Konsep Biaya Usahatani
Menurut soekartawi (2002), ilmu usaha tani di artikan sebagai ilmu yang
mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumber daya yang ada secara
efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu
tertentu. Dikatakan efektif apabila petani dapat mengalokasikan sumber daya yang
dimlikinya dengan sebaik-baiknya, sedangkan efisien apabila pemanfaatan
sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran(output) yang melebihi masukan
(input).
21
Menurut Mubyarto (1994),usaha adalah himpunan sumber-sumber daya
alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti
tanah, air, perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan diatas tanah itu, sinar
matahari, banguan, dan lain sebagainya (Mubyarto,1994).
Usahatani merupakan pekerjaan manusia, dimana sekelompok individu
melakukan bercocok tanam pada wilayah tertetu. Usahatani bukan lawan kata dari
farm managemen, karena usaha tani merupakan usaha semata-mata menuju
keuntungan walaupun bagaimana bentuknya (Rivai,2000). Usahatani terdiri dari
lahan atau tanah diatasnya tumbuh tanaman, ternak, ikan, dan tanah yang dapat
berubah kolam, bangunan (rumah, kandang, gudang, dan lantai), Alat-alat
pertanian (cangkul, parang, gancu, dan traktor), Tenaga kerja, dan adanya
perencanaan usahatani.
Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang
mengusahakan dan mengkoordinir faktor-faktor produksi berupa lahan dan alam
sekitarnya sebagai modal sehingga memberikan manfaat yang sebaik-baiknya.
Sebagai ilmu pengetahuan, ilmu usahatani merupakan ilmu yang mempelajari
cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan, dan mengkordinasikan
penggunaan faktor produksi seefektif dan seefisien mungkin sehingga usaha
tersebut memberikan pendapatan semaksimal mungkin (Suratiyah,2008).
Usahatani dapat dikelompokkan berdasarkan corak, sifat, organisasi,
pola, serta tipe usahatani. Berdasarkan corak dan sifatnya, usaha tani dapat dilihat
sebagai usahatani subsistem dasn usahatani komersial. Usahatani komersial
merupakan usahatani yang menggunakan keseluruhan hasil panennya secara
22
komersial dan telah memperhatikan kualitas serta kuantitas produk, sedangkan
usahatani subsistem hanya memanfaatkan hasil panen dari kegiatan usahataninya
untuk memenuhi kebutuhan petani atau keluarganya sendiri. Usahatani
berdasarkan organisasinya, dibagi menjadi tiga yaitu usaha individual, usaha
kolektif dan usaha kooperatif.
1. Usaha individual
Usaha individual merupakan kegiatan usahatani yang seluruh proses
usahataninya dikerjakan oleh petani sendiri beserta keluarganya mulai dari
perencanaan, sehingga faktor produksi yang digunakan dalam kegiatan usahatani
dapat ditemukan sendiri dan dimiliki secara perorangan (individu).
2. Usaha Kolektif
Usaha kolektif merupakan kegiatan usahatani yang seluruh prosese
produksinya dikerjakan bersama oleh suatu kelompok kemudian hasilnya di bagi.
3. Usaha kooperatif
Usaha kooperatif ialah usahatani yang tiap proses produksinya dikerjakan
secara individual, hanya pada beberapa kegiatan yang di anggap penting
dikerjakan oleh kelompok, misalnya pembelian saprodi, pemberantasan hama,
pemasaran hasil dan pembuatan saluran. Berdasarkan polanya, usahatani terdiri
dari tiga macam pola, yaitu pola khsusus, tidak khusus, dan campuran. Pola
usahatani khusus merupakan usahatani yang mengusahakan satu cabang usahatani
yang mengusahakan beberapa cabang secara bersama-sama dalam sebidang lahan
tanpa batas yang tegas. tipe usahatani atau usaha pertanian merupakan
23
pengelompokkan usahatani berdasarkan jenis komoditas pertanian yang
diusahakan, misalnya usahatani pangan, perkebunan, hortikulura, perikanan,
peternakan dan kehutanan (Suratiyah, 2008).
2.3 Keuntungan Usahatani
Menurut Soeharno (2009), secara sistematis konsep keuntungan dapat
ditulis sebagai berikut:
Keuntungan usahatani jamur tiram putih diperoleh dengan mengurangi
pendapatan dengan biaya yang tidak di perhitungkan yaitu biaya lahan, dan biaya
tenaga kerja dalam keluarga. Dalam perhitungan keuntungan usahatani jamur
tiram dan tenaga kerja dalam keluarga dianggap biaya.
2.4 Konsep Kelayakan Usahatani
Dalam menganalisis kelayakan usahatani jamur tiram ini dipergunakan
beberapa perhitungan-perhitungan yang digunakan yaitu investasi, perkiraan
pembelian bibit atau baglog, perkiraan produksi, biaya operasional, penerimaan,
perhitungan kriteria investasi, dan analsisis sensivitas.
1. Investasi
Investasi yang dimaksud adalah sewa tanah, kumbung, selang, sprayer,
gunting, pisau, keranjang plastik, peralatan tersebut dibeli pada tahun pertama
yaitu tahun 2017.
24
2.5 Profitabilitas
Sofyan Syafri Harahap (2008), mendefinisikan profitabilitas adalah
menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua
kemampuan sumber daya yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah
cabang, dan sebagainya.
Munawir (2004) mengatakan hal yang senada mengenai profitabilitas
adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dalam periode waktu
tertentu. Sedangkan, definisi profitabilitas menurut Brigham dan Houston (2006)
adalah hasil bersih dari serangkaian kebijkan dan keputusan. Profitabilitas dapat
di tetapkan dengan menghitung berbagai tolak ukur yang relevan. Salah satu
analisa dalam menganalisa kondisi keuangan, hasil operasi dan tingkat
profitabilitas suatu perusahaan.
2.6 Penelitian yang Relevan
Penelitian Maulana, (2012) peluang pasar produk jamur saat ini cukup
tinggi, kebutuhan pasar lokal sekitar 35% dan kebutuhan pasar luar negeri 65%.
Di dunia produksi jamur tiram menduduki peringkat kedua setelah jamur kancing
(Champignon), yaitu sekitar 25% dari total produksi jamur dunia, China
merupakan produsen sekaligus konsumen jamur tiram yang utama di dunia,
diikuti oleh Amerika dan Uni Eropa, Korea, Jepang, dan Taiwan. Produksi jamur
tiram segar di duniapada tahun 2002 diperkirakan sebesar 2.137.500 ton
(Maulana, 2012).
25
Hasil penelitian menunjukan bahwa input produksi usahatani jamur tiram
putih di daerah penelitian dengan rincian dari segi kualitas cukup baik, jumlah
produksi dan pendapatan cukup memenuhi dalam satu kali produksi selama (3
bulan) untuk satu rak jamur tiram Rp 5.370.000. Usahatani jamur tiram putih di
daerah penelitian layak dilakukan karena indikator-indikator kelayakan sudah
terpenuhi. Dengan rincian nilai R\C ratio lebih besar dari 1 yaitu 3,03 dan total
produksi Rp 29.040.000 rata-rata pendapatan usahatani jamur tiram putih.
2.7 Kerangka Pikir
Jamur Tiram Putih merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi
dan banyak memberi manfaat tidak saja digunakan sebagai sayuran tetapi juga
sebagai obat-obatan. Jamur tiram memiliki kegunaan yang beragam didalam
kehidupan masyarakat sehari-hari, oleh karena itu jamur tiram tersebut mudah
pemasarannya dan apabila di budidayakan dengan baik dapat memberikan
keuntungan yang besar. Akan tetapi, berusahatani jamur tiram dapat berhasil
dengan baik apabila ditunjang dengan pengetahuan yang luas mengenai semua
aspek yang berkaitan dengan tanaman jamur tiram yaitu mulai dari teknik
budidaya, kondisi lingkungan bertanam,penanganan panen dan pasca panen, dan
analisis usahataninya.melakukan analisis usahatani tersebut dapat diketahui
gambaran untung ruginya, sejauh mana keberhasilan yang dapat dicapai dan
peluang yang ada dalam mengusahakan komoditi tertentu.
Dalam perhitungan analisis usahatani jamur tiram, biaya produksi
dibedakan antara biaya tetap dan baiaya tidak tetap. Biaya tetap antara lain biaya
pembelian peralatan peranian, sedangkan baiaya tidak tetap meliputi biaya
26
pembelian sarana produksi, seperti bibit, serbuk kayu, dedak , kapur, tepung,
jagung ,plastik, cincin paralon, karet, alkohol, spritus, gas, kayu bakar, koran,
biaya listrik, serta baiaya tenaga kerja. Penerimaan usahatani jamur tiram
diperoleh dari produksi jamur tiram segar dikalikan dengan haga jamur tiram.
Pendapatan usahatani jamur tiram diperoleh dari selisih penerimaan
usahatani dengan seluruh total biaya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pendapatan petani, diantaranya biaya bibit, biaya serbuk kayu, biaya kapur,
pengalaman bertani, dan biaya tenaga kerja. Untuk mengetahui kelayakan
usahatani jamur tiram ini dianalisis serta eknomi dengan metode analisis R/C.
Analisis R/C ini membandingkan nilai penerimaan (Revenue) dengan total biaya
produksi (cost) dengan menggunakan kriteria R/C >1, maka usahatani ini layak;
bila R/C =1 maka usahatani ini berada pada titik impas ; dan R/C < 1 maka
usahatani tidak layak.
Adapun skema kerangka pemikiran dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 1 : Kerangka Pemikiran Analisis Profitabilitas Usahatani Jamur Tiram
Usahatani Jamur
Produksi
Penerimaan
Keuntungan
Kelayakan Usahatani
R/C ratio
27
III. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Joglo Tani Kecamatan Seyegan Kabupaten
Sleman Di Yogyakarta. Lokasi penelitian diambil secara purposive atau sengaja
dengan pertimbangan bahwa Joglo Tani mengembangkan usahatani jamur tiram
putih dengan sistem pertanian terintegrasi. Pelaksanaan penelitian tersebut
dimulai bulan Maret sampai April 2020.
3.2 Teknik Penentuan Informan
Penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sengaja
(purposive) dengan alasan, bahwa responden merupakan pihak yang secara
langsung terlibat dalam usahatani jamur tiram putih di joglo Tani, Desa
Margolowih, Kecamatan Sayegan Kabupaten Sleman Provinsi DI Yogyakarta.
jumlah informan tersebut sebanyak 2 responden.
3.3 Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
a. Data Kualitatif adalah data yang muncul berwujud kata-kata yang dikumpulkan
dalam aneka macam cara (observasi, wawancara, intisari, dokumen, pita
rekaman), yang di proses sebelum siap digunakan melalui pencacatan,
penyuntingan, atau alat tulis, tetapi analisis kualitatif tetap menggunakan kata-
kata, yang diatasnya disusun kedalam kata-kata yang diperluas.
28
b. Data Kuantitatif adalah data yang dapat diukur atau dihitung langsung, yang
berupa informasi atau penjelasan dihitung dengan bilangan atau bentuk angka.
2. Sumber Data
Pada penelitian ini jenis data yang diambil adalah data primer. Data primer
yaitu data yang diperoleh langsung dari objek yang akan di teliti (informan) pada
penelitian ini, data primer diperoleh langsung dari usahatani jamur tiram putih di
Joglo Tani.
Data sekunder adalah sumber data yang diperoleh melalui media perantara
atau secara tidak langsung yang berupa buku, catatan, bukti yang telah ada, atau
arsip yang di publikasikan maupun yang tidak dipublikasikan secara umum.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data dimana peneliti
mengadakan pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala subyek yang di
teliti (Surakhmad, 1994 : 162 ). Teknik observasi bisa disebut secara langsung.
2. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara bertanya langsung
kepada responden untuk memperoleh informasi dari sumber yang diwawancarai.
teknik wawancara dilakukan dengan menggunakan dafar pertayaan yang di
persiapkan sebelumnya.
29
3. Pencacatan
Teknik ini dilakukan mengumpulkan data sekunder. Teknik ini dilakukan
dengan mengambil data kemudian mencatat data tersebut dari berbagai sumber
yang berkaitan dengan penelitian.
3.5 Teknik Analisis Data
Metode analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui pendapatan usahatani jamur tiram putih, terlebih dahulu
harus mengetahui besarnya biaya mengusahakan dan penerimaan
2. Biaya Mengusahakan
Biaya yang digunakan dalam penelitian ini adalah biaya mengusahakan
terdiri dari biaya sarana produksi (baglog yang sudah terdapat bibit jamur tiram
putih), biaya tenaga kerja diluar, biaya tenaga kerja keluarga, biaya penyusutan.
Biaya mengusahakan yang dikeluarkan selama satu kali produksi, dinyatakan
dalam satuan rupiah per 4 bulan (Rp/4 Bln).
1. Penerimaan Usahatani
Besarnya penerimaan usahatani yang diterima oleh petani dapat diketahui
dengan menggunakan rumus :
TR = Py x Y
Keterangan :
TR = Total penerimaan usahatani jamur tiram (Rp/4 Bln).
Py = Harga produk usahatani jamur tiram (Rp).
Y = Produksi usahatani jamur tiram (Kg)
30
2. Pendapatan Usahatani
Pd = TR-TC
Keterangan :
Pd = Pendapatan usahatani jamur tiram putih (Rp/4 Bln)
TR = Total penerimaan usahatani jamur tiram putih (Rp/4 Bln)
TC = Biaya usahatani jamur tiram putih ( Rp/ 4 Bln)
3. Efisiensi usahatani jamur tiram putih
Untuk mengetahui efisiensi usahatani jamur tiram putih digunakan Revenue
cost Ratio. R/C Ratio dikenal sebagai pembanding (nisbah) antara penerimaan
usahatani dengan biaya usahatani. Secara matematis dapat dituliskan sebagai
berikut:
Efisiensi usahatani jamur tiram putih = R/C
Keterangan :
R = Besarnya penerimaan usahatani jamur tiram putih ( Rp/ 4 Bln)
C = Besarnya biaya yang dikeluarkan dalam usahatani jamur tiram putih
(Rp/4Bln)
Kriteria :
R/C >1, berarti usahatani jamur tiram putih (Rp/4Bln)
R/C = 1, berarti usahatani jamur tiram putih dalam kondisi break even point
R/C< 1, berarti usahatani jamur tiram putih tidak efisien
31
3.6 Definisi Operasional
1. Jamur tiram ( Pleurotus ostreatus ) merupakan jamur konsumsi yang memiliki
nilai bisnis tinggi, mengandung senyawa bermanfaat, dan luas penggunaannya.
Bentuk tudungnya seperti cangkung tiram, rasanya sangat enak, dan kandungan
gizinya cukup tinggi.
2. Pangan olahan adalah makanan hasil dari proses pengolahan dengan cara atau
metode tertentu.
3. Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba
selama periode tertentu pada tingkat penjuakan,asset dan modal saham tertentu,
4. Usahatani adalah salah satu kegiatan yang mengirganisasi sarana produksi
pertanian dan teknologi dalam suatu usaha yang menyangkut bidang pertnaian.
32
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Letak Geografis Joglo Tani
Secara fisik bangunan, Joglo Tani, baru diresmikan oleh Gubernur DIY Sri
Sultan Hamengku Buwono X pada Sabtu Legi, 19 Januari 2008/10 Suro1941/10
Muharram 1429 Hijriah. Joglo Tani dikenal dengan monumen kebangkitan petani
Indonesia. Joglo Tani terletak di Jalan Godean KM 9, Dusun Mandungan I RT 03
RW 24, Desa Margoluweh, Kecamatan Sayegan, Kabupaten Sleman Daerah
Istimewa Yogyakarta. Proses pelatihan pertanian organik sudah diawali tahun
1990.Tenaga pendidik berjumlah 16 orang, ditambah pengajar dari Institut
Pertanian Bogor, Universitas Gadjah Mada, dan Institut Pertanian Yogyakarta.
Joglo Tani telah ada sejak tahun 1990-an. To Suprapto menamainya Joglo
tani yang mempunyai singkatan ojo gelo dadi wong tani. Ia membuat sistem itu
untuk menunjukkan petani bisa berdaulat dan mandiri terhadap pangan. “Kami
ingin meruntuhkan petani sebagai pekerjaan yang tidak menjanjikan”, kata To
Suprapto. Joglo Tani merupakan suatu tempat, dimana para petani dan masyarakat
menjadikan tempat tersebut sabagai ajang pembelajaran mengenai pertanian
karena disana terdapat berbagai aktivitas atau aspek yang berkenaan dengan
pertanian. Dalam menjalankan programnya Joglo Tani memili strategi; seperti
pilar Joglo 4B (berdoa, berkarya, bersosial, dan berusaha). Lembaga ini
menjalankan programnya dengan empat pilar strategi program, yaitu:
1. Berdoa, nilai-nilai luhur seperti kepasrahan, rasa syukur, dan permohonan
menjadi kekuatan nenek moyang dalam bertani. Prinsip melestarikan nilai-nilai
33
spiritual dalam bertani ini ditujukan untuk membangun kembali semangat bakti
bumi demi kesejahteraan bersama.
2. Belajar kondisi, potensi, dan dinamika lingkungan pertanian yang bersifat lokal
spesifik menuntut para petani untuk terus belajar memahami perubahan alam.
Prinsip ini ditekankan pada membangun inisiatif petani dalam membangun
upaya mandiri.
3. Berkarya, petani itu seorang pengelola yang menjalankan sendiri usahanya
sekaligus menanggung sendiri resiko apapun. Prinsip ini yang akan mewarnai
semua aktivitas adalah bentuk kekayaan, bukan sekedar mengungkap gagasan.
4. Bersosial, pertanian adalah budaya yang dibangun bersama. Oleh karena itu
nilai-nilai sosial yang dibangun seperti pemahaman, kesepakatan, keputusan,
dan komitmen bersama akan menjadi dasar pembangunan program.
Joglo tani mempunyai konsep pemberdayaan ekonomi masyarakat
berbasis pertanian terpadu dengan menggunakan enam prinsip, diantaranya : dua
modal dasar, lima modal awal, lima modal dasar, lima prinsip, enam strategi dan
sembilan perencanaan. Tujuannya adlah untuk meningkatkan pendapatan petani
dan tercapainya kedaulatan pangan.
34
4.2 Visi dan Misi Perusahaan
1. Visi
Visi Joglo Tani adalah merdeka. Merdeka dalam artian tanpa ada pengaruh
dari pihak manapun yang nantinya dapat merugikan petani.
2. Misi
Misi Joglo Tani adalah kemandirian. Dengan kemandirian petani tidak
perlu bergantung dengan pabrik dari segi bibit, pupuk dan lain-lain. Adanya
kemandirian ini petani bisa menciptakan dan menyediakan sendiri apa yang
mereka butuhkan dengan harapan apa yang kita butuhkan tercukupi lahir batin.
4.3 Kondisi Geografis
Joglo tani terletak di Mandungan 1, Desa Margoluwih, Kecamatan
Seyegan, Kabupaten Sleman, yang berbatasan langsung dengan Desa Margodadi
di sebelah utara, dengan Desa Sidoagung di sebelah selatan, dengan Desa
Sidomoyo di sebelah timur, dan dengan Desa Sidorejo di sebelah barat. Joglo tani
memiliki luas lahan ± 8.000 M2, luas bangunan ± 1.700 M
2. Terletak pada
ketinggian tempat ± 150 meter dari permukaan laut, dengan rata-rata curah hujan
per tahun 2.000 – 3.000 mm/th, dan suhu rata-rata 24 – 32º C. dengan jarak
tempuh dari provinsi ± 20 km.
35
4.4 Struktur Organisasi Perusahaan
Berikut ini adalah struktur organisasi Joglo Tani
Gambar 2. Struktur Organisai
4.5 Pertanian Terpadu Joglo Tani
Joglo Tani yang memiliki luas 8.000 mempunyai slogam “Monumen
Kebangkitan Petani Indonesia” dan diketuai oleh bapak TO. Suprapto. Joglo Tani
mempunyai penataan wilayah sebagai berikut:
1. Bagian depan kanan dan kiri atau halaman muka terdapat kolam ikan sebagai
tempat pembudidayaan ikan nila yang dimana diatas kolam tersebut terdapat
kandang ayam petelur.
2. Samping kiri Joglo terdapat green house sebagai tempat penyimpanan bibit dan
lainnya.
3. Samping kanan Joglo terdapat kolam ikan lele dan tanaman hidroponik.
DIVISI PRODUKSI
Koordinator
TO SUPRAPTO
Unit pasca
Produksi :
JOHAN ARIFIN
Unit Bahan
Produksi :
BOWO
Unit Proses
Produksi :
AY
SUHARYONO
DIVISI PENGEMBANGAN
Koordinator
SUNARMO
Unit Penguatan
Modal :
JERY JOHANDI
Unit
Pengembangan :
SUNARMO
Unit
Pelayananjasa :
SUKIRMAN
DIVISI RUMAH TANGGA
Koordinator
SUDERMAJI
Unit
Ketenagakerjaan
:
NIFAH
Unit
Administrasi :
AMBORO
WAHYUS
Unit Finansial :
ISTRIWANDA
RI
36
4. Bagian belakang Joglo terdapat kandang bebek petelur, samping kanan
belakang terdapat kandang sapi dan samping kiri terdapat tempat
pembudidayaan tanaman pare, mentimun dan lainnya.
Adapun tugas Joglo Tani untuk mengoptimasi lahan dengan penghasilan
adalah sebagai berikut:
1. Harian menghasilkan telur
2. Setiap 1 bulan melakukan penetasan dan memproduksi sayuran
3. Setiap 2 bulan membesarkan itik dan memproduksi tanaman hortikultura
4. Setiap 3 bulan panen ikan dan produk hortikultura
5. Setiap 4 bulan panen padi
6. Setiap 6 bulan menuai hasil dari dari budidaya kelinci
7. Setiap 1 tahun melakukan ternak kerbau
37
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Usahatani Jamur Tiram Putih
Budidaya jamur tiram putih Di Joglo Tani Yogyakarta meliputi, pemilihan
lokasi, pembuatan kumbung, pembuatan kumbung, pembuatan media tanam
(baglog), inokulasi, inkubasi, penumbuhan jamur produksi), perawatan dan
pengendalian hama dan penyakit, panen dan pasca panen. pemilihan Lokasi,
pembuatan media tanam. langkah-langkah pembuatan baglog dalam usahatani di
Joglo Tani ada persiapan Bahan dan alat, pengayakan, pencampuran,
pengomposan, pembungkusan atau pembuatan baglog, sterilisasi atau inokulasi,
inkubasi,penumbuhan, perawatan dan pengendalian hama dan penyakit, panen
dan pasca panen.
Jamur tiram Putih di Joglo Tani berkembang dengan baik di dorong oleh
plasma dan inti yang di terapkan oleh Joglo Tani sehingga usahatani Jamur Tiram
Putih dapat berkembang dengan pasar untuk jamur segar dan jamur olahan seperti
keripik jamur, nugget jamur, sampai bakso jamur dan brownies.
Sebagai informasi, jamur memiliki karakteristik dan keunikan metode
budidaya tersendiri, karena dibudidayakan di dalam kumbung yang harus diatur
baik suhu dan kelempannya serta memperhitungkan populasi baglog yang sesuai
dengan kapasitas kumbung. Biasanya kapasitas kumbung dengan ukuran 10x10M²
persegi mampu menampung antara 5.000-7.000 baglog.
Awalnya hanya mampu membuat ratusan baglog saja dalam sehari,
kemudian setelah melalui berbagai macam proses belajar saat ini di Joglo Tani
sudah mampu memproduksi 4.000- 6.000 per hari dengan di bantu puluhan
38
pekerja di lokasi usahanya. Baglog yang di produksi berukuran 18x35 cm dan
berat 1,3 kg. Dapat menghasilkan 3,5 ons jamur segar. Biaya produksi per baglog
sekitar Rp 16.000 Kg, Margin keuntungan budidaya jamur tiram putih dapat
mencapai 30-50% dari modal.
Jamur Tiram Putih di Joglo Tani termasuk salah satu jamur pangan
dengan nilai ekonomi tinggi dan proses budidaya relatif lebih mudah
dibandingkan jamur lain. Media dan sanitasi kumbung merupakan faktor yang
paling penting dalam menentukan keberhasilan budidaya jamur tiram. Pemilihan
bahan yang cocok bagi pertumbuhan dan kebersihan kumbung merupakan kunci
sukses dalam berusahatani.
Agar perkembangan jamur tiram terus menjadi lebih baik, dengan
membangun komunitas jamur tiram putih agar dapat bertukar informasi dan
sebagai bentuk upaya memberdayakan petani. Tidak hanya keuntungan yang di
kejar tapi nila-nilai sosial di masyarakat bisa maju secara bersama-sama.
Kapasitas produksi baglog tiap anggota bervariasi antara 200-2.000 baglog. Joglo
Tani Yogyakarta memilikin potensi pasar jamur tiram putih yang cukup besar per
hari jamur tiram segar yang sudah di pasok oleh Joglo Tani.
5.2 Analisis Biaya Produksi Dan Pendapatan Usahatani Jamur Tiram Putih
di Joglo Tani
1. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya Tetap adalah biaya yang di keluarkan yang bisa di pakai berulang-
ulang dalam proses produksi dan tetap konstan pada berbagai tingkat output
39
yang di hasilkan oleh suatu perusahaan dan tidak terpengaruh oleh fluktuasi sesat
dalam tingkat aktivitas.
Tabel 1. Biaya tetap (Fixed Cost) Usahatani Jamur Tiram Putih di Joglo Tani
Dusun Mandungan 1 Desa Margoluwih Kecamatan Seyegan Kabupaten
Sleman Provinsi DI Yogyakarta.
No Item Biaya (Rp/3bulan
1 Sewa Lahan 1.250.000
2 Penyusutan Peralatan 1.357.899
3 Listrik 750.000
4 Total Biaya Tetap (Rp/3 bulan 750.000
Sumber: Data Primer Setelah Diolah,2020
Pada tabel 1 di jelaskan bahwa biaya tetap usahatani jamur tiram putih
selama masa periode 3 bulan produksi dengan biaya sewa lahan sebesar
Rp1.250.000, penyusutan alat sebesar Rp1.357.000, listrik Rp750.000 dengan
total biaya tetap sebesar Rp 750.000
Salah satu tujuan yang dilakukan dalam usahatani yaitu dengan
memperoleh keuntungan atau laba dari usahatani yang dilakukan. Semua tahapan
kerja dalam berusahatani tersebut memerlukan biaya yang harus dikeluarkandan
di perhitungkan. Dimana baiaya ini di klasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap
(Fixed cost) dan biaya tidak tetap (variabel cost). Biaya yang dikeluarkan yang
bisa di pakai berulang-ulang dalam proses produksi. Sedangkan biaya tidak tetap
(variable cost) biaya yang dikeluaran yang mempengaruhi besar kecilnya tingkat
produksi.
2. Biaya Variabel (Variabel Cost)
Biaya variabel adalah biaya di keluarkan mempengaruhi besar kecilnya
tingkat produksi. Biaya ini meliputi serbuk gergaji untuk 3 rak, dedak, tepung
jagung, bibit, Plastik baglog, kertas, gas, Tenaga kerja borongan. Untuk
40
penggunaan biaya variabel dalam usahatani Jamur Tiram Putih selama satu
periode produksi.
Tabel 2. Biaya Variabel Usahatani Jamur Tiram Putih di Joglo Tani Dusun
Mandungan 1 Desa Margoluwih Kecamatan Seyegan Kabupaten
Sleman Provinsi DI Yogyakarta.
No Bahan untuk 3 Rak Satuan Jumlah Harga
(Rp/satuan) Biaya
1 Serbuk gergaji untuk
3 rak Kg 500 5.000 2.500.000
2 Dedak untuk 3 rak Kg 500 5.000 2.500.000
3 Tepung jagung Kg 500 5.000 2.500.000
4 Bibit Botol 166 4.000 664.000
5 Plastik log Bungkus 1 35.000 35.000
6 Kertas Bungkus 1 25.000 25.000
7 Gas Kg 2 23.000 46.000
8
Tenaga kerja
borongan selama 3
bulan untuk 2 orang
HOK 52 25.000 1.300.000
Biaya Variabel (Rp/3 bulan) 9.570.000
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2020.
Pada tabel 2. dapat dilihat bahwa biaya variabel usahatani jamur Tiram
Putih di Joglo Tani sebesar 9.570.000 selama produksi tiga bulan, jumlah untuk
bahan serbuk gergaji sebanyak 500 kg dengan harga per kg 5.000 kg, dedak 500
kg dengan harga sebesar 5.000 kg untuk pemakaian selama satu kali masa
produksi jamur tiram putih sedangkan untuk tepung jagung sama dengan harga
serbuk gergaji, dedak. plastik baglog dengan jumlah 1 bungkus seharga 35.000,
kertas dengan jumlah 1 bungkus seharga 23.000, gas 2 Kg dengan harga per kg
gas sebesar 25.000 rupiah sedangkan untuk tenaga kerja borongan bekerja selama
52 hari dengan upah per hari itu 50.000 untuk upah per orang sebesar 25.000 per
hari.
41
Tabel 3. Rata-rata Biaya Produksi, dan Pendapatan pada Usahatani Jamur Tiram
Putih Di Joglo Tani Dusun Mandungan 1,Desa Margolowih, Kecamatan Seyegan,
Kabupaten Sleman Provinsi D.I Yogyakarta Pada bulan Maret 2020
Uraian Satuan Jumlah Harga
(Rp/satuan) Nilai (Rp)
1. Produksi (kg) 1.815 16.000 29.040.000
2. Biaya variabel 9.570.000
a. Serbuk gergaji untuk 3
rak Kg 500 5.000 2.500.000
b. Dedak untuk 3 rak Kg 500 5.000 2.500.000
c. Tepung jagung Kg 500 5.000 2.500.000
d. Bibit Botol 166 4.000 664.000
e. Plastik log Bungkus 1 35.000 35.000
f. Kertas Bungkus 1 25.000 25.000
g. Gas Kg 2 23.000 46.000
h. Tenaga kerja borongan HOK 52 25.000 1.300.000
3. Biaya tetap 3.357.899
a. Penyusutan alat 1.357.899
b. Sewa lahan 1.250.000
c. Listrik 750.000
4. Pendapatan
(Rp/produksi)
16.285.797
5. Pendapatan (Rp/bulan) 5.370.700
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2020
Berdasarkan Tabel 3, dapat diketahui bahwa biaya produksi usahatani
jamur tiram putih yang di keluarkan selama satu masa periode produksi yaitu
sebesar 9.570.000 per periode tanam, biaya ini merupakan biaya yang harus di
keluarkan dalam usaha tani Jamur tiram putih. Dalam pembuatan kumbung jamur
tiram putih struktur bangunan yang di pakai hampir semua dari anyaman bambu,
sehingga masa pakaianya tidak terlalu lama, berbeda dengan struktur yang di buat
permanen yang memiliki masa pakai yang lama namun bila dilihat dari sisi modal,
bangunan permanen memerlukan biaya yang besar. Penggunaan atap juga di buat
dari sen besi yang tipis agar sirkulasi udara dan paparan sinar matahari langsung.
42
Rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk biaya tetap (fiexed cost) usahatani
jamur tiram sebesar Rp. 3.357.899 per periode tanam.penggunaan tenaga kerja
borongan untuk mengusahakan usahatani jamur Tiram Putih sebesar 1.300.000
per periode tanam,Tenaga kerja di joglon tani dalam usahatani Jamur tiram putih
ini di hitung secara borongan, mulai dari pengadukan bahan baku hingga baglog
media tanam tersusun rapi di rak tempat inkubasi dan penumbuhan misselium.
Perhitungan penggunaan tenaga kerja borongan dalam penelitian usahatani
Jamur Tiram menggunakan satuan Hari orang kerja (HOK).Tenaga kerja yang
ada di daerah penelitian usahatani Jamur Tiram Putih dalam satu hari bekerja
kurang lebih 8 jam mulai pukul 07:00 WIB, dilanjutkan siang pukul 13:00-16:00
WIB. upah yang di terima oleh tenaga kerja borongan ini umumnya sebesar
25.000 per hari denga memberi makan, yaitu makan siang.
Suatu kegiatan usahatani Jamur Tiram Putih tidak akan dipisahkan dengan
biaya-biaya yang harus di keluarkan terutama untuk membeli sarana produksi.
sarana produksi yang di gunakan dalam usahatani jamur tiram putih yaitu biaya
plastik baglog, bibit, dedak, serbuk gergaji,kertas gas.
5.2.3 Penerimaan Usahatani Jamur Tiram Putih
Penerimaan merupakan perkalian antara produksi total dengan harga
produksi. Rata-rata penerimaan pada usahatani Jamur Tiram Putih Di Joglo Tani
penjualan jamur basah selesai panen langsung di kemas atau di packing terlebih
dahulu kemudian jamur yang sudah di panen dan sudah siap untuk di jual atau
dipasarkan di pasar tradisional terdekat dan juga biasanya ada yang langsung
memesan jamur sebelum di jual di pasar tradisioanl.
43
Tabel 4. Rata-Rata Penerimaan Usahatani Jamur Tiram Putih Per Periode
Tanam di Joglo Tani Yogyakarta
Produksi Tiap
Rak per bulan
Harga jual
(Rp/Kg)
Produksi (Kg/3
Bulan)
Penerimaan (Rp/3 Bulan)
Produksi 1
Rak 1-P 1 16.000 450 7.200.000
Rak 2- P 2 16.000 700 11.200.000
Rak 3- P 3 16.000 665 10.640.000
Penerimaan
(Rp/3 Bulan
1.815 29.040.000
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2020
Dari Tabel 4. diatas dapat diketahui bahwa produksi dan penerimaan
Usahatani Jamur Tiram Putih per masa produksi selama 3 bulan sebesar Rp.
29.040.000 untuk penerimaan keseluruhan. penerimaan selama masa periode
produksi selama 3 bulan, dengan produksinya untuk masa per periode selama 3
bulan sebesar 1.815 Kg, dengan penerimaan di setiap bulannya untuk Rak satu
dengan panen pertama sebesar 7.200.000 untuk rak 2 dengan panen kedua
sebesar 11.200.000 dan untuk Rak ke 3 dengan panen ke tiga sebesar 10.640.000
dengan harga masing-masing per Kg sebesar 6.000 Kg.
Untuk proses panen jamur Tiram putih di Joglo Tani Yogyakarta adalah
ada tahapan panen di setiap rak kumbung, untuk panen Per raknya karena di
Joglo Tani tidak bersamaan panen di setiap Rak Jamur Tiram Putih, misalnya rak
ke- 1 dalam proses panen, yang rak kedua dan ketiga itu ada yang masih dalam
proses perawatan dan ada yang masih dalam proses pembibitan, jadi di Joglo
Tani setelah rak pertama sudah di panen akan ada lagi di rak kedua yang sudah
mulai bisa di panen dan seterusnya akan seperti itu, habis panen akan ada lagi
baglog yang masuk di kumbung budidaya Jamur Tiram putih.
44
5.2.4 Pendapatan Usahatani Jamur Tiram Putih
Pendapatan dari usahatani Jamur Tiram Putih diperoleh dengan
memperhitungkan selisih antara total penerimaan dengan total biaya produksi.
besarnya rata-rata pendapatan usahatani jamur tiram putih di tunjukkan pada tabel
Tabel 5.Rata-rata penerimaan biaya,dan pendapatan Usahatani Jamur Tiram Putih
Per periode Tanam selama masa 3 bulan Produksi di Joglo Tani
Yogyakarta
Pendapatan Per periode
Tanam selama 3 Bulan
Produksi (Kg) 1.815
Harga Jual (Kg) 16.000
Penerimaan Usahatani 29.040.000
Total Biaya Produksi (Rp) 9.570.000
Pendapatan Bersih (Rp) 5.370.000
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2020
Berdasarkan Tabel 3, menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan petani dari
usahatani Jamur Tiram Putih adalah sebesar Rp.5.370.000 per periode tanam
selama tiga bulan, dengan produksi sebesar 1.815 Kg dengan harga per kg
Rp.16.000 dengan total penerimaan Rp.29 .040.000 dari periode tanam selama
tiga bulan. tingkat pendapatan Jamur Tiram Putih tersebut tergolong tinggi
mengingat budidaya Jamur Tiram Putih relatif mudah dilakukan dan di usahakan
karena tidak memerlukan lahan yang luas, pemeliharaannya tidak rumit, dan
bahan mudah di dapatkan sehingga semakin menarik minat petani untuk
mengembangkan usahanya dengan menambah jumlah substrak baglog yang di
pelihara. Sehingga secara hipotesisi dapat di terima yaitu usahatani jamur tiram
putih adalah menguntungkan. Pendapatan yang besar di pengaruhi oleh beberapa
faktor yang pertama adalah kemampuan petani dalam menekan biaya produksi.
biaya produksi tersebut cukup murah dan mudah di jangkau oleh petani.
45
5.3 Analisis Kelayakan Usahatani Jamur Tiram Putih
Analisis R/C ratio perbandingan antara penerimaan dan biaya. Nilai R/C
menunjukkan kondisi suatu usaha menguntungkan atau merugi sehingga bisa
diketahui layak tidaknya suatu usaha untuk dijlankan.Nilai R/C >1 maka kegiatan
usahatani jamur tiram yang dilakukan dapat dikatakan layak karena kegiatan
usaha yang dilakukan dapat memberikan penerimaan yang lebih besar daripada
pengeluarannya.Nilai R/C< 1 maka kegiatan usahatani jamur tiram yang
dilakukan dapat di katakan tidak memberikan keuntungan mapun kerugian
(impas) karena penerimaan yang di terima akan sama dengan pengeluaran yang
dikeluarkan.
Kelayakan Usahatani Jamur Tiram Putih dapat di lihat Pada Tabel 6
sebaagai berikut:
Tabel 6..Rata-rata Kelayakan Usahatani Jamur Tiram Putih di Joglo Tani
Yogyakarta
Kelayakan Usahatani Nilai (Rp) R/C Ratio
Penerimaan 29.040.000 3.03
Biaya 9.570.000
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2020
Dari tabel 4, diketahui kelayakan usahatani Jamur Tiram sebesar 3,03.
Nilai kelayakan usahatani Jamur Tiram Putih lebih dari satu, yang berarti bahwa
usahatani Jamur Tiram telah layak atau telah mencapai kelayakan . Penerimaan
dan biaya Usahatani jamur Tiram yang di gunakan untuk mencari nilai kelayakan
adalah besarnya penerimaan dan biaya Usahatani Tani Jamur Tiram Putih Per
periode tanam atau per periode produksi.
46
Dalam penelitian ini, R/C ratio digunakan untuk mengetahui kelayakan
usahatani jamur tiram putih. Dari hasil analsisis di peroleh nilai R/C ratio
usahatani jamur tiram putih sebsar 3,03 (Lebih besar dari satu), sehingga dapat
dinyatakan bahwa usahatani jamur tiram telah layak untuk diusahakan. Kelayakan
yang dimaksud bahwa setiap penerimaan usahatani yang di terima petani jamur
tiram putih sudah mampu menutup besarnya biaya yang di keluarkan dalam
mengerjakan usahatani tersebut atau dapat pula di artikan bahwa satu rupiah biaya
yang di keluarkan oleh petani usahatani jamur tiram putih mampu menghasilkan
penerimaan 3,03 rupiah. Sedangkan pendapatan bersih selama satu kali periode
produksi selama tiga bulan sebesar 5.370.000 dengan produksi total produksi
sebesar 1.815 kg. Berdasarkan hasil perhitungan analisis kelayakan usahatani
jamur tiram putih, semua di katakan layak yaitu R/C ratio > 1. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa usahatani jamur tiram putihlayak untuk di usahakan
atau menguntungkan dari aspek finansialnya.
47
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Analisis profitabilitas Usahatani
Jamur Tiram Putih (Studi Kasus di Joglo Tani Desa Margolowih, Kecamatan
Sayegan, Kabupaten Sleman DI Yogyakarta) yang telah di analisis dan di
kemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat di simpulkan bahwa produksi :
1. Penerimaan Usahatani Jamur Tiram Putih Rp.29.040.000 dengan total
biaya produksi Rp.9.570.000, dan produksi 1.815 kg dengan pendapatan
bersih sebesar Rp.5.370.000 selama per periode produksi (3 bulan)
2. R/C Ratio usahatani jamur tiram putih telah layak atau efisien yang dapat
dilihat dari angka R/C Ratio sebesar 3,03.
6.2 Saran
Dari Hail penelitian ini, seedikit sumbang saran yang dapat penulis
berikan diantaranya sebagai berikut :
Petani usahatani jamur tiram putih di Joglo Tani Yogyakarta untuk lebih
mengusahakan serta mengembangkan Usahatani Jamur Tiram Putih yaitu
mempertahankan usahatani Jamur Tiram Putih yang di jalankan dengan
menambah rumah Kumbung Budidaya Usahatani Jamur Tiram Putih agar dapat
menambah pendapatan rumah tangga petani dan juga manajemen pemeliharaanya
harus di sesuaikan dengan kondisi fisiologis.
48
DAFTAR PUSTAKA
Alex, S.M. (2011). Untung Besar Budidaya Jamur. Yogyakarta : Pustaka Baru
Press
Basuki N. 2009. Fisioterapi pada Kasus Respiro. Surakarta: Politeknik
Kesehatan Surakarta Jurusan Fisioterapi.
Chazali, Yammahfuz dan Putri Sekar Pertiwi. 2010. Usaha Jamur Tiram Skala
Rumah Tangga. Jakarta: Penebar Swadaya.
Cahyana Y. A, Muchrodji M. danBakrun. 1999. JamurTiram (Pembibitan,
Pembudidayaan, AnalisisUsaha ). Jakarta: PenebarSwadaya.
Dewandono, M. A. (2019). Evaluasi Kelayakan Finansial Usaha Pembibitan
Jamur (Studi Kasus Di Naura Jamur Gambretan, Umbulharjo,
Cangkringan, Sleman, Yogyakarta) (Doctoral dissertation, Universitas
Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta)
Firdaus, Muhammad. 2008. Manajemen Agribisnis. Jakarta: Bumi Aksara
Hapsari, Andriansyah Setiawan Saputra Triana Dewi, and Jani Januar. "Analisis
Efisiensi Biaya Usahatani Jamur Tiram (Pleurotus Sp) dan
Pemasarannya di Kabupaten Jember." Agritrop: Jurnal Ilmu-Ilmu
Pertanian (Journal of Agricultural Science) 13.2 (2016).
Ken Suratiyah, Ilmu usahatani
Maulana Erie. 2012 Panen Jamur Tiram tiap Musim, Yogyakarta: Lily Publisher
Prasetyo, I. (2015). perbedaan Penggunaan Serbuk Gergaji dari Kayu Keras dan
Kayu Lunak Sebagai Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram
Putih (pleurotus ostreatus) (Doctoral dissertation, Universitas Islam
Negari Alauddin makassar).
Volk, W.A and M.F. Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar. Edisi Kelima. Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
Prasetyo Utomo, Ardola Rigen. Pemanfaatan Kulit Kacang Tanah Dan Rumen
Sapi Untuk Pembuatan Pupuk Organik Cair Dengan Penambahan Jamur
Trichoderma (Trichoderma sp.). Diss. Universitas Muhammadiyah
Surakarta, 2015.
Pelezar,M J. dan EC.S Chan, E.C.S., 2005, „‟Dasar-dasar mikrobiologi 1‟‟, Alih
Bahasa:Hadieotomo, R.S., Imas, T., Tjitrosomo, S.S Dan Angka, S.L.,
49
UI Press, Jakarta.
Nadir, N., & Mutmainnah, M. (2018, December). ANALISIS PENDAPATAN
USAHATANI NELAYAN PATORANI (TELUR IKAN TERBANG) DI
DUSUN JEMPANG KALUKUANG KECAMATAN GALESONG
KABUPATEN TAKALAR. In Srminar Nasional Hasil Penelitian &
Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M).
Semangun, 1991, Penyakit-penyakit tanaman pangan di Indonesia, Gadjah Mada
Press. Yogyakarta.
Semangun, 1991, Penyakit-penyakit tanaman pangan di Indonesia, Gadjah Mada
Press. Yogyakarta. 65 Universitas SumateraSemangun, 1991, Penyakit-
penyakit tanaman pangan di Indonesia, Gadjah Mada Press. Yogyakarta.
65 Universitas Sumatera
50
L
A
M
P
I
R
A
N
51
Lampiran 1. Kuisioner
DAFTAR KUISIONE R PENELITIAN
HARIANTI (105961106716)
Judul Penelitian :
Analisis Profitabilitas Usahatani Jamur Tiram Putih (Studi Kasus di Joglo
Tani Dusun Mandungan 1, Desa Margoluwih,Kecamatan
Sayegan, Kabupaten Sleman DI Yogyakarta)
A. INFORMAN
1. Nama Responden :
2. Umur :
3. Pendidikan Terakhir: Pekerjaan Pokok:
4. Pekerjaan Sampingan:
5. Prngalaman Berusahatani:
6. Luas Lahan Usahatani:
7. Jumlah Tanggungan Keluarga:
PERTANYAAN PENDUKUNG
1. Bagaimana kelayakan usahatani jamur tiram ?
2. Berapakah produksi dan keuntungan jamur tiram ?
3. Apakah kelebihan dan kekurangan usahatani jamur tiram?
B. Biaya Variabel Usahatani Jamur Tiram Putih
No Bahan Satuan Jumlah Harga
Rp/Satuan
Biaya
1. Serbuk Gegaji
2. Dedak Untuk 3 Rak
3. Tepung Jagung
4. Bibit
5. Plastik Log
6. Kertas
7. Gas
8. Tenaga Kerja
9. Biaya Variabel
52
C. Biaya Penyusutan Usahatani Jamur Tiram Putih
No Uraian Usia Pake Harga Beli
(Rp)
Nilai Sisa Biaya
Penyusuta
n
1‟ Kumbung
2. Pompan air
3. Selang
4. Timbangan
5. Keranjang
6. Pisau
7. Gunting
8. Cater
9. Anyaman bambu
10. Baut
11. Baja ringan
12. Pralon
13. Nosep
14. Sekop
15. Alat press
16. Cincin
17 Tabung
18. Sprayer
19. Spatula
20. Karet
53
Lampiran 2. Analisis Biaya Penyusutan Usahatani Jamur Tiram Putih Di joglo
Tani
Uraian Jumlah Usia pake
(Performace)
Harga beli
(Rp)
Nilai sisa
(Rp)
Biaya
pemyusutan
(Rp/3
bulan)
Kumbung 1 5 25.000.000 3.000.000 1.100.000
Pompa Air 1 5 350.000 42.000 15.400
Selang 1 5 240.000 18.000 10.560
Timbanga
n 1 5 150.000 1.800 6.600
Keranjang 5 5 15.000 1.800 5.500
Pisau 3 3 15.000 840 1.980
Gunting 4 5 7.000 1.440 1.232
Cater 5 5 12.000 9.600 4.400
Anyaman
bambu 17 3 80.000 720 59.840
Baut 20 5 6.000 9.600 5.280
Baja
ringan 1 5 80.000 9.000 3.520
Pralon 1 5 75.000 3.000 3.300
Nosel 1 5 25.000 1.800 1.100
Sekop 2 5 15.000 18.000 6.600
Alat press 1 1 150.000 90 110.000
Cincin 2.000 5 750 2.760 5.060
Tabung 3 3 23.000 1.800 660
Sprayer 1 5 15.000 2.760 5.060
Spatula 1 3 20.000 1.800 660
Karet 1 2 80.000 2.400 1.467
54
Lampiran 3. Biaya Variabel Usahatani Jamur Tiram Putih
No Bahan untuk 3
Rak
Satuan Jumlah Harga
(Rp/Satuan)
Biaya
1. Serbuk gergaji Kg 500 5.000 2.500.000
Dedak untuk 3 rak Kg 500 5.000 2.500.000
Tepung jagung Kg 166 5.000 2.500.000
Bibit Botol 1 4.000 664.000
Plastik log Bungkus 1 35.000 35.000
Kertas Bungkus 2 25.000 25.000
Gas Kg 2 23.000 46.000
Tenaga kerja
borongan 3 bulan
untuk 2 orang
HOK 52 25.000 1.300.000
Biaya Variabel ( Rp/3 Bulan)9.570.000
55
Lampiran 4. Jumlah Produksi dan Penerimaan tiap per Masa Produksi Selama 3
bulan
Produksi tiap rak
perbulan
Harga jual
(Rp/Kg)
Produksi
(Kg/3bulan)
Penerimaan
(Rp/3 bulan )
Produksi 1
Rak 1- P1 16.000 450 7.200.000
Rak 2- P 2 16.000 700 11.200.000
Rak 3- P 3 16.000 665 10.640.000
Penerimaan 1.815 29.040.000
Rak 1- P 2 16.000 450 7.200.000
Rak 2- P 2 16.000 700 11.200.000
Rak 3- P 3 16.000 665 10.640.000
Penerimaan 1.815 29.040.000
Rak 1- P 2 16.000 450 7.200.000
Rak 2- P 2 16.000 700 11.200.000
Rak 3- P 3 16.000 665 10.640.000
Penerimaan 1.815 29.040.000
56
Lampiran 5. Pendapatan Usahatani Jamur Tiram Putih Per periode Tanam selama
Selama 3 bulan
Produksi (Kg) 1.815
Harga jual (Kg) 16.000
Penerimaan Usahatani 29.040.000
Total biaya Produksi
(Kg)
9.570.000
Pendapatan Bersih 5.370.000
57
Lampiran 6. Peta Lokasi Penelitian
58
Lampiran 7. Dokumnetasi Penelitian
Gambar 1. Penyiraman Baglog
Gambar 2. Pembersihan Kumbung
59
Gambar 3. Penimbangan Berat Per Baglog
60
Gambar 4. Penelitian Pertumbuhan atau Perkembangan Jamur Tiram Putih
Gambar 5. Kumbung Budidaya Jamur Tiram Putih Joglo Tani
61
RIWAYAT HIDUP
Harianti,105961106716 lahir di Tassese pada tanggal
28 Sepetember 1997. Anak pertama dari dua bersaudara,
buah kasih pasangan dari Ayahanda “Tasbih” dan ibunda
“Nurhaedah”. Penulis pertama kali menempuh pendidikan di Sekolah Dasar
(SD) pada SDN 3 Satap Tassese dan selesai pada tahun 2009, dan pada tahun
yang sama penulis melanjutkan di sekolah Menengah Pertama di SMPN 3 Tassese
dan selesai pada tahun 2012 dan pada tahun itu pula penulis melanjutkan
pendidikan di SMAN 14 Gowa pada tahun 2015. Pada tahun 2016 penulis
terdaftar sebagai mahasiswi di Universitas Muhammadiyah Makassar Fakultas
Pertanian Program Studi Agribisnis Melalui seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah magang di Joglo Tani
Dusun Mandungan 1 Desa Margoluwih Kecamatan Seyegan Kabpupaten Sleman
Provinsi DI Yoygkarta.
Berkat petunjuk dan pertolongan Allah Swt, serta usaha dan di sertai Do‟a
dalam menjalani aktivitas akademik di perguruan Tinggi Universitas
Muhammadiyah Makassar. Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir dengan skripsi yang berjudul “Analisis Profitabilitas Usahatani Jamur Tiram
Putih di Joglo Tani DI Yogyakarta.
top related