ANALISIS PERJUANGAN RADEN AJENG KARTINI DALAM MEMPERTAHANKAN HAK WANITA (1901-1904)
Post on 24-Apr-2023
1 Views
Preview:
Transcript
ANALISIS PERJUANGAN RADEN AJENG KARTINI DALAM
MEMPERTAHANKAN HAK WANITA
(1901-1904)
Proposal Penelitian
diajukan untuk memenuhi
tugas mata pelajaran
sejarah indonesia
NAMA NIS KELAS
…………... …………… ……………
MADRASAH ALIYAH NEGERI 19
JAKARTA
2014
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Allah SWT atas anugerah gabungan buah
pikir yang memungkinkan terwujudnya proposal yang berjudul
“Analisi Perjuangan Raden Ajeng Kartini dalam mempertahankan Hak
Wanita” Tanpa anugerah yang tuhan berikan, kami tidak bisa
mengerjakan proposal ini secara baik.
Sholawat serta salam kami panjatkan kehadirat Nabi Muhammad
SAW, karena dialah yang telah membawa cahaya kebenaran dan
menumpas kegelapan pada zaman jahiliyah. Karena tanpa dia mungkin
sejarah tidak akan menjelaskan tentang islam secara lebih detil
lagi.
Serta tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pahlawan-
pahlawan kita, karena banyak mengorbankan harta dan jiwa raga
hanya untuk menegakkan kemerdekaan di negera tercinta kita.
Terutama untuk pahlawan perempuan kita, RadenAjeng Kartini. Dia
telah menegakkan hak wanita di Indonesia. Sehingga para siswi di
Indonesia banyak yang bisa bersekolah ke tingkat selanjutnya. Dan
kami ucapkan pula rasa hormat dan terimakasih kami kepada Guru
Sejarah Indonesia kami. Karena telah mengajar kami serta membantu
kami membuat tugas proposal ini dengan baik. Semoga dengan
terbentuknya proposal ini, dapat bermanfaat bagisemua. Dan dapat
berguna di masa depan nanti.
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………. i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………… ii
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………………….. 1
B. Identifikasi Masalah …………………..………………………………..… 3
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah …………………..………….……. 3
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian …………………………….………..… 3
E. Sistematika Penulisan ……………………………………………………. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Perjuangan RadenAjeng Kartini ……..………………………………… 6
B. Strategi Pertahanan ……………………………………………………… 8
C. Hak Wanita ……………………………………………………………… 9
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.Pendekatan Penelitian …………………………………………………..… 10
B. Metode Penelitian …………………………….….………………….…… 10
C. Sumber Data ……………………………………………………………... 13
D. Metodologi ……………………………………………………………….. 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Definisi perjuangan yang begitu luas, membuat banyak
orangmengartikan perjuangan yang secara berbeda-beda.
Perjuangan di masasebelum kemerdekaan diartikan sebagai masa
dimana pahlawan membela tanah airsepenuh jiwa dan raga serta
mengorbankan harta dan nyawanya demikemerdekaan negara
Indonesia tercinta.
Dalam sejarah bangsa ini kita banyak mengenal nama-nama
pahlawan wanita kita seperti Cut Nya’ Dhien, Cut Mutiah,
Nyi. Ageng Serang, Dewi Sartika, Nyi Ahmad Dahlan, Ny.
Walandouw Maramis, Christina Martha Tiahohu, dan lainnya.
Mereka berjuang di daerah, pada waktu, dan dengan cara yang
berbeda. Ada yang berjuang di Aceh, Jawa, Maluku, Menado dan
lainnya. Ada yang berjuang pada zaman penjajahan Belanda,
pada zaman penjajahan Jepang, atau setelah kemerdekaan. Ada
yang berjuang dengan mengangkat senjata, ada yang melalui
pendidikan, ada yang melalui organisasi maupun cara lainnya.
Mereka semua adalah pejuang-pejuang bangsa, pahlawan-
pahlawan bangsa yang patut kita hormati dan teladani.
Dan Raden Ajeng Kartini sendiri adalah pahlawan yang
mengambil tempat tersendiri di hati kita dengan segala cita-
cita, tekad, dan perbuatannya.Kartini yang merasa tidak
bebas menentukan pilihan bahkan merasa tidak mempunyai
pilihan sama sekali karena dilahirkan sebagai seorang
wanita, juga selalu diperlakukan beda dengan saudara maupun
teman-temannya yang pria, serta perasaan iri dengan
kebebasan wanita-wanita Belanda, akhirnya menumbuhkan
keinginan dan tekad di hatinya untuk mengubah kebiasan
kurang baik itu.
1
Ide-ide besarnya telah mampu menggerakkan dan
mengilhami perjuangan kaumnya dari kebodohan yang tidak
disadari pada masa lalu. Dengan keberanian dan pengorbanan
yang tulus, dia mampu menggugah kaumnya dari belenggu
diskriminasi. Bagi wanita sendiri, dengan upaya awalnya itu
kini kaum wanita di negeri ini telah menikmati apa yang
disebut persamaan hak tersebut. Perjuangan memang belum
berakhir, di era globalisasi ini masih banyak dirasakan
penindasan dan perlakuan tidak adil terhadap perempuan.
Pada tanggal 2 Mei 1964, Presiden Soekarno mengeluarkan
Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964,
yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan
Nasional sekaligus menetapkan hari lahir Kartini, tanggal 21
April, untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar
yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini. Belakangan ini,
penetapan tanggal kelahiran Kartini sebagai hari besar agak
diperdebatkan. Dengan berbagai argumentasi, masing-masing
pihak memberikan pendapat masing-masing. Masyarakat yang
tidak begitu menyetujui, ada yang hanya tidak merayakan Hari
Kartini namun merayakannya sekaligus dengan Hari Ibu pada
tanggal 22 Desember.
Alasan mereka adalah agar tidak pilih kasih dengan
pahlawan-pahlawan wanita Indonesia lainnya. Namun yang lebih
ekstrim mengatakan, masih ada pahlawan wanita lain yang
lebih hebat daripada RA Kartini. Menurut mereka, wilayah
perjuangan Kartini itu hanyalah di Jepara dan Rembang saja,
Kartini juga tidak pernah memanggul senjata melawan
penjajah. Dan berbagai alasan lainnya. Sedangkan mereka yang
pro malah mengatakan Kartini tidak hanya seorang tokoh
emansipasi wanita yang mengangkat derajat kaum wanita
Indonesia saja melainkan adalah tokoh nasional artinya,
dengan ide dan gagasan pembaruannya tersebut dia telah
berjuang untuk kepentingan bangsanya. Cara pikirnya sudah
dalam skop nasional. Sekalipun Sumpah Pemuda belum
dicetuskan waktu itu, tapi pikiran-pikirannya tidak terbatas
pada daerah kelahiranya atau tanah Jawa saja. Kartini sudah
mencapai kedewasaan berpikir nasional sehingga
nasionalismenya sudah seperti yang dicetuskan oleh Sumpah
Pemuda 1928.
2
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang di kemukakan dalam
pembahasan maka
identifikasi masalah adalah sebagai berikut :
1. Latar Belakang Kehidupan Kartini
2. Perjuangan Kartini pada masa penjajahan belanda
3. Strategi Kartini dalam mempertahankan hak wanita
4. Peranan Kartini dalam masa penjajahan Belanda
5. Kondisi Kartini setelah tahun 1904
C. Pembatasan Masalah
Mengingat keterbatasan waktu dan keterbatasan kemampuan, maka
dalam penulisan proposal ini, penulis membatasi fokus
permasalahan pada deskripsi yang berkaitan dengan pokok
pembahasan yaitu pada: “Analisis Perjuangan Raden Ajeng Kartini
Dalam Mempertahankan Hak Wanita (1901-1904)”
D. Perumusan Masalah
1. Bagaimana latar belakang kehidupan Kartini?
2. Bagaimana perjuangan Kartini pada tahun 1901-1904?
3. Bagaiman strategi Kartini dalam memperjuangkan hak wanita?
4. Bagaiman kondisi Kartini setelah tahun 1904?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Menjelaskan latar belakang kehidupan Kartini dari kecil
hingga dewasa
2. Menjelaskan perjuangan Kartini pada tahun 1901-1904
3. Menjelaskan strategi Kartini dalam memperjuangkan hak
wanita
4. Mendeskripsikan kondisi Kartini setelah tahun 1904
3
F. KegunaanPenelitian
Dengan melaksanakan penelitian ini penulis berharap dapat
memberikan
manfaat bagi pihak yang terkait, yaitu:
1. Bagi anak-anak
Diharapkan dapat mengembangkan nilai nasionalisme dan secara
tidak
langsung dapat menangkap pesan moral yang ingin disampaikan.
2. Bagi Kalangan Akademis
Di harapkan dapat menjadi referensi bagi teman-teman sesama
mahasiswa dan juga bagi para desainer dan pembuat karya.
3. Bagi Penulis
Memberikan pengalaman menganalisa suatu permasalahan sampai
mencari solusi dari permasalahan tersebut. Dan diharapkan melalui
penelitian ini, dapat memberikan kontribusi pada masyarakat dalam
upaya pengembangan rasa nasionalisme.
G. Sistematika Penelitian
Untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh dan jelas
terhadap suatu penelitian, maka hasil penelitian disusun
sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang: Latar belakang masalah dan alasan saya
memilih judul. Selanjutnya diikuti dengan identifikasi
masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan
penenlitian, dan kegunaan penelitian, serta sistematika
itu sendiri.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang: Tinjauan pustaka
4
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Berisi tentang: Metodologi penelitian sejarah yang akan
menjelaskan metode penelitian yang akan digunakan,
bagaimana metodologi penelitiannya, dan bagaimana
menentukan sumber-sumber sejarah.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berisi tentang: Hasil temuan penelitian atas tiga
masalah pokok yang telah disinggung pada BAB
PENDAHULUAN.
BAB V PENUTUP
Berisi tentang: Kesimpulan dan saran, penulis menggaris
bawahi paparan pada bagian sebelumnya dengan
kesimpulan-kesimpulan atas dua pokok masalah yang ingin
diungkapkan.
5
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian dilakukan dengan mengadakan ke
suatu tempat, yaitu kunjungan ke Perpustakan MAN 19 Jakarta.
Adapun fase-fase penelitian yang penulis lakukan adalah
sebagai berikut:
a. Tahap persiapan
b. Pengumpulan bahan-bahan dari sumber pustaka
c. Pengumpulan klasifikasi data sesuai dengan persoalan
penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan dari bulan Agustus
2014 sampai bulan September 2014.
B. Metode Penelitian
Setelah peneliti menetapkan topik atau judul
penelitian, maka langkah selanjutnya adalah penerapan metode
penulisan sejarah. Peneliti memilih menggunakan metode
penelitian kualitatif, penelitian kualitatif secara luas
menggunakan pendekatan interpretative dan kritis pada
masalah-masalah social. Peneliti kualitatif memfokuskan
dirinya pada makna subjektif, pendefisian, metapora, dan
deskripsi pada kasus-kasus yang spesifik (neuman, 1997:329).
Penerapan metode sejarah ditempuh melalui empat tahap
atau fase sebagai berikut:
1. Pengumpulan Sumber atau Heuristik
Heuristik merupakan kegiatan menghimpun jejak-jejak di
masa lampau. Kegiatan pengumpulan data atau heuristik
meliputi kegiatan mencari dan menghimpun sumber-sumber
sejarah termasuk bahan-bahan tertulis, tercetak serta sumber
lain yang dirasa relavan dengan masalah yang diteliti
(Gottschalk, 1986:18).
Sumber sejarah terbagi menjadi dua yaitu:
a. Sumber primer, yaitu sumber yang berdasarkan
kesaksian dari seseorang saksi yang melihat dan
mengalami pada kejadian tersebut. Sumber primer yang
dipakai sebagai sumber primer dalam tulisan ini
adalah hasil atau karya sastra dari tulisan-tulisan
Kartini, antara lain buku berjudul habis gelap
terbitlah terang.
b. Sumber sekunder yaitu sumber yang berdasarkan pada
kesaksian siapapun yang buan saksi pandangan mata
yaitu seseorang yang tidak hadir pada peristiwa yang
dikisahkan (Gottschalk, 1975:35).
Untuk sumber sekunder diambil dari beberapa buku
penunjang untuk dijadikan pedoman dalam penulisan
proposal dan buku-buku tersebut antara lain: Kartini:
Habis Gelap Terbitlah Terang, Kartini: Pahlawan
Nasional.
Teknik yang digunakan dalam mencari sumber Kartini
adalah studi pustaka. Studi pustaka adalah kegiatan
untuk mencari dan menelah buku-buku referensi yang
sesuai dengan permasalahan yang ada dalam penelitian.
Berkenaan dengan studi pustaka ini objek yang dituju
untuk mencari referensi adalah: Perpustakan MAN 19
Jakarta.
2. Kritik atau Verifikatif
Kritik sumber adalah menilai, menguji, atau menyeleksi
jejak-jejak sejarah sebagai usaha untuk mendapatkan sumber
yang benar, asli, dan relevan dengan kajian yang dibahas.
Kritik sumber dimaksudkan untuk menentukan redibilitas dari
jejak sejarah (widja, 1988:21).Pada tahap ini dilalukan
kritik intern dan kritik ekstren terhadap data yang telah
berhasil dihimpun.
a. Kritik Intern yaitu kritik yang menilai sumber
dilihat dari isinya apakah relevan dengan
permasalahan yang ada dan dapat dipercaya
keberadaannya. Cara melakukan kritik intern yaitu:
1) Melakukan cross check data antar sumber yang
berhasil dikumpulan.
2) Melihat asal sumber, siapa yang menulis atau
mengarang apakah wartwan,ahli dan pengamat,
praktisi, dosen, pelaku peristiwa atau institusi
pemerintahan dan swasta. Dengan memperhatikan hal
itu maka dapat disimpulkan apakah sumber tersebut
dapat diyakini kebenarannya atau tidak.
3) Melihat kandungan data dari masing-masing sumber,
apakah sumber yang diperoleh datanya relevan
dengan permasalahan atau tidak.
4) Menyeleksi sumber-sumber yang diperlukan sesuai
dengan pokok bahasan atau subpokok bahasan yang
ditetapkan.
5) Memperhatikan apakah sumber tersebut merupakan
hasil penelitian, pengamatan atau observasi,
laporan perjalanan ataukah tulisan pelaku.
Penggunaan kritik intern dan ekstern tidak dapat
dipisahkan karena keduanya saling berhubungan,
sehingga harus bertahap yaitu kritik ekstren dulu
baru kritik intern.
b. Kritik Ekstern yaitu kritik yang menilai apakah
sumber yang didapat benar-benar merupakan sumber itu
apakah asli atau turunan, selain itu berusaha
menjawab pertanyaan tentang keotentika keaslian
sumber yang digunakan (noto susanto, 1975:39). Pada
umumnya sumber data terpenting dari penelitian ini
adalah melalui kajian pustaka yang lebih difokuskan
pada masalah sumber seperti dokumen, arsip, dan lain
sebagainya yang menyangkut masalah penelitian.
3. Penafsiran atau Interpretasi
Interpretasi yaitu menafsirkan fakta-fakta sejarah dan
tujuannya agar data yang ada mampu untuk mengungkapkan
permasalahan yang ada, sehingga diperoleh suatu jalan
keluar. Dalam tahap ini akan diusahakan untuk membandingkan
fakta yang satu dengan fakta yang lain, sehingga dapat
ditetapkan makna dari fakta yang diperoleh untuk menjawab
permasalahan yang ada. Dalam merangkai fakta-fakta sejarah,
diharapkan berpedoman pada susunan kerangka yang logis
menurut urutan kronologis dengan tema atau topic yang jelas
sehingga mudah dimengerti.
4. Penulisan Sejarah atau Historiografi
Historiografi adalah cara merekontruksi suatu gambaran
masa lampau berdasarkan data yang diperoleh (Gottschalk,
1975:32), dan merupakan langkah akhir dalam penelitian yang
digunakan untuk penyajian sejarah serta hasilnya disajikan
dalam bentuk ccerita sejarah yang ditulis dengan
karakteristik sejarah yang kronologis dan diakronis.
C. Sumber Data
Sumber sejarah yang akan digunakan sebagai bahan
penelitian ini direncanakan berupa : buku referensi,
dokumen, majalah, surat kabar, dan sumber-sumber lain yang
relevan. Sumber-sumber tersebut akan ditelusuri di beberapa
tempat seperti Perpustakan MAN 19 Jakarta.
D. Metodologi
Dalam perspektif ini, peneliti akan mencoba menerapkan
metodologi individualistik. Metodologi ini memandang bahwa
perubahan terjadi karena adanya peranan penting seorang
individu.
Dalam penulisan proposal ini, penulis telah menganalisa
dan menyimpulkan melalui metodologi individualistic karena
karya penulisan ini lebih menekankan dan menonjolkan pada
peranan dan pemikiran individu. Dalam hal ini peranan dan
perjuangan Raden Ajeng Kartini sejak tahun 1901 sampai pada
tahun 1904 karena pada waktu itu Kartini menegakkan hak
wanita dengan berbagai cara hingga akhirnya beliau
meninggal.
A
9
top related