ANALISIS PERENCANAAN DRAINASE LAPANGAN SEPAK BOLA …
Post on 29-Oct-2021
15 Views
Preview:
Transcript
ANALISIS PERENCANAAN DRAINASE LAPANGAN SEPAK BOLA
KAYU TANGI BANJARMASIN
Ahmad Humaidi
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari, Jl.
Adhyaksa (Kayutangi) No.2 Banjarmasin 70123
ABSTRAK
Keadaan lapangan sepak bola Kayu Tangi Banjarmasin pada saat ini (kondisi existing) kurang baik untuk
di adakannya pertandingan ataupun latihan sepak bola. Sistem drainase dan saluran pengumpul, pada
susunan lapisan tanah lapangan perlu dilakukan perbaikan dengan lapisan tanah memiliki kecepatan resap
tinggi. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan analisis terlebih dahulu terhadap perencanaan
drainase pada lapangan sepak bola Kayu Tangi Banjarmasin.Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah
Mengetahui debit hujan yang mengalir lapangan sepak bola Kayu Tangi Banjarmasin untuk
menenggulangi permasalahan genangan air di lapangan tersebut.Mengetahui dimensi dan jarak efektif
pipa drainase yang terjadi lapangan sepak bola Kayu Tangi Banjarmasin.Menegetahui kapasitas saluran
drainase dan pengumpul untuk mengalirkan debit hujan yang terjadi pada lapangan sepak bola Kayu
Tangi Banjarmasin.
Analisa yang digunakan yaitu analisa hidrologi berupa analisa curah hujan maksimum, uji homogenitas,
analisa distribusi probabilitas, uji distribusi probabilitas, debit hujan rencana, analisa tanah berupa
kecepatan resap tanah, porositas dan analisa hidrolika berupa analisa kapasitas aliran pipa drain, dimensi
pipa drain dan dimensi saluran penguumpul.
perencanaan pipa drain menggunakan diameter 10 cm, saluran pengumpul menggunakan ukuran
penampang lebar 40 cm dan tinggi 100 cm dan jarak efektif pipa drain adalah 3 meter yang mampu
mengalirkan air ke sistem drainase bawah permukaan agar tidak terjadi genangan.
Kata Kunci : Drainase, Pipa, Lapangan Sepak Bola
ABSTRACT
The current condition of the Kayu Tangi Banjarmasin soccer field (existing conditions) is not good
enough for a match or soccer practice. Drainage systems and collection channels, in the composition of
the soil layer of the field needs to be repaired with a layer of soil has a high rate of absorption. Based on
this, it is necessary to first analyze the drainage planning on the Banjarmasin Tangi Kayu soccer field.
The purpose of this thesis research is to find out the rain discharge flowing on the Kayu Tangi
Banjarmasin soccer field to tackle the problem of standing water in the field. Knowing the dimensions
and distances effective drainage pipes that occur in the Banjarmasin Tangi soccer field. Knowing the
capacity of the drainage channel and the collector to drain the rain discharges that occur on the
Banjarmasin Tangi Kayu soccer field.
The analysis used is the hydrological analysis in the form of maximum rainfall analysis, homogeneity test,
probability distribution analysis, probability distribution test, plan rain discharge, soil analysis in the
form of soil infiltration speed, porosity and hydrolic analysis in the form of drain pipe flow capacity
analysis, drain pipe dimensions and dimensions collecting channel.
drain pipe planning uses a diameter of 10 cm, the collection channel uses a cross-sectional size of 40 cm
width and 100 cm height and the effective distance of the drain pipe is 3 meters capable of flowing water
into the subsurface drainage system to avoid inundation.
Keywords: Drainage, Pipe, Football Field
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kota Banjarmasin merupakan ibu
kota Provinsi Kalimantan Selatan yang luas
wilayahnya 98,46 Km2 dengan jumlah
penduduk pada tahun 2019 data BPS kota
Banjarmasin memiliki penduduk 700.870
jiwa dengan kepadatan penduduk 7.118,32
per Km2 . Selain dikenal dengan kota Seribu
Sungainya di kota Banjarmasin memiliki
klub-klub sepak bola kebanggaan ‘urang
banua’ seperti PS Barito Putera, Perseban
Banjarmasin, Uniska United, Sundai FC,
Banua Fc, serta sekolah-sekolah sepak bola
seperti SSB Junior 2000 Banjarmasin.
Permasalahan yang sering terjadi hampir
pada setiap lapangan sepak bola yang ada di
Indonesia tak terkecuali di Banjarmasin ini
yaitu sistem drainase lapangan utama sepak
bola, hal tersebut dapat dilihat ketika hujan
turun dengan lebat pada saat berjalannya
pertandingan dan karena tidak adanya
drainase yang menyebabkan genangan di
lapangan utama. Genangan di akibatkan
karena waktu resapan air kedalam tanah
yang lambat merupakan penyebab utama
yang harus diperhitungkan dalam
perencanaan system drainase lapangan sepak
bola sehingga menjadikan pertandingan di
saat hujan bisa berjalan dengan lancar tanpa
kendala genangan air dilapangan sepak bola
yang menyebabkan laju bola terhenti dan
bisa mengakibatkan cedera bagi pemain
karena lapangan digenangi air.
Keadaan lapangan sepak bola Kayu
Tangi Banjarmasin pada saat ini (kondisi
existing) kurang baik untuk di adakannya
pertandingan ataupun latihan sepak bola.
Sistem drainase dan saluran pengumpul,
pada susunan lapisan tanah lapangan perlu
dilakukan perbaikan dengan lapisan tanah
memiliki kecepatan resap tinggi.
Berdasarkan hal tersebut maka perlu
dilakukan analisis terlebih dahulu terhadap
perencanaan drainase pada lapangan sepak
bola Kayu Tangi Banjarmasin.
Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas pada skripsi ini
adalah
1. Berapa curah hujan yang terjadi pada
lapangan sepak bola Kayu Tangi
Banjarmasin ?
2. Berapa dimensi dan jarak efektif pipa
drainase pada lapangan sepak bola Kayu
Tangi Banjarmasin ?
3. Bagaimana kapasitas pipa drainase bawah
permukaan dan saluran pengumpul untuk
mengalirkan debit hujan yang terjadi pada
lapangan sepak bola Kayu Tangi
Banjarmasin ?
Tujuan
Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah :
1. Mengetahui curah hujan yang mengalir
lapangan sepak bola Kayu Tangi
Banjarmasin untuk menenggulangi
permasalahan genangan air di lapangan
tersebut.
2. Mengetahui dimensi dan jarak efektif pipa
drainase untuk lapangan sepak bola Kayu
Tangi Banjarmasin.
3. Mengetahui kapasitas pipa drainase bawah
pemukaan dan pengumpul untuk
mengalirkan debit hujan yang terjadi pada
lapangan sepak bola Kayu Tangi
Banjarmasin.
Manfaat
Berdasarkan rumusan masalah maka manfaat
dari penulisan skripsi ini adalah :
1. Dapat memperkirakan curah hujan dan
debit hujan yang terjadi pada lapangan
sepak bola Kayu Tangi Banjarmasin
2. Dapat memperhitungkan kapasitas system
drainase lapangan sepak bola dan saluran
pengumpul untuk mengalirkan air hujan
agar tidak terjadi genangan.
3. Dapat mengetahui waktu untuk mendrain
pada lapangan sepak bola Kayu Tangi
Banjarmasin
4. Mengetahui debit maksimum untuk
mendrain pada lapangan sepak bola Kayu
Tangi Banjarmasin
Batasan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang timbul dari latar
belakang mak perlu dibatasi permasalahannya
yang akan di analisis dalam skripsi ini adalah :
1. Perhitungan curah hujan yang digunakan
hanya pada 3 stasiun hujan yaitu stasiun
hujan Banjarmasin, stasiun hujan Sei Tabuk
dan stasiun hujan Gambut dimana periode
hujan yang digunakan 10 tahun yaitu
periode 2008-2017.
2. Perhitungan curah hujan berdasarkan
standar FA (Football Association) yaitu
periode ulang 100 tahun dan 200 tahun.
3. Nilai kecepatan resap dan nilai porositas
susunan lapisan tanah pada lapangan sepak
bola Kayu Tangi Banjarmasin tidak
menganalisis secara langsung dalam
perhitungan kapasitas aliran drain.
4. Debit hujan yang diperhitungkan hanya
pada area lapangan bermain sepak bola dan
air hujan seluruhnya meresap ke drainase
bawah permukaan lapangan sepak bola
Kayu Tangi Banjarmasin
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Drainase
Drainase adalah lengkungan atau saluran
air di permukaan atau di bawah tanah, baik yang
terbentuk secara alami maupun dibuat manusia.
Dalam bahasa Indonesia, drainase bisa merujuk
pada parit di permukaan tanah atau gorong –
gorong dibawah tanah. Drainase berperan
penting untuk mengatur suplai air demi
pencegahan banjir.
Drainase mempunyai arti mengalirkan,
menguras, membuang, atau mengalihkan air.
Secara umum, drainase didefinisikan sebagai
serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk
mengurangi dan/atau membuang kelebihan air
dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan
dapat difungsikan secara optimal. Drainase juga
diartikan sebagai usaha untuk mengontrol
kualitas air tanah dalam kaitannya dengan
sanitasi.(Dr. Ir. Suripin, M.Eng.2004)
Sistem Jaringan Drainase
a) Menurut sejarah terbentuknya
b) Menurut letak saluran
c) Menurut konstruksi
d) Menurut fungsi
Analisa Hidrologi
Untuk melakukan perencanaan drainase
diperlukan penggunaan metode yang tepat.
Ketidaksesuaian dalam penggunaan metode
dapat mengakibatkan hasil perhitungan tidak
tepat digunakan pada kondisi yang sebenarnya.
Analisis hidrologi merupakan faktor yang paling
berpengaruh untuk merencanakan besarnya
sarana penampungan dan pengaliran. Hal ini
diperlukan untuk dapat mengatasi aliran
permukaan yang terjadi agar tidak
mengakibatkan terjadinya genangan. Beberapa
aspek yang perlu ditinjau antara lain:
Analisis Frekuensi Data Hidrologi
Tujuan Analisis frekuensi data hidrologi
adalah berkaitan dengan besaran peristiwa-
peristiwa ekstrim yang berkaitan dengan
frekuensi kejadiannya melalui penerapan
distribusi kemungkinan. Data hidrologi yang
dianalisis diasumsikan tidak bergantung
(independent) dan terdistribusi secara acak dan
bersifat stokastik
Data yang diperlukan untuk menunjang
teori kemungkinan ini adalah minimum 10
besaran hujan atau debit dengan harga tertinggi
dalam setahun jelasnya diperlukan data
minimum 10 tahun. .(Sumber: Suripin, Dr. Ir.,
M. Eng, 2004)
Penentuan Hujan Kawasan (Daerah
Aliran Sungai)
Penentuan hujan kawasan pada suatu
Daerah Aliran Sungai menggunakan data curah
hujan. Data tersebut bersumber dari stasiun
pengamatan dan pengukuran curah hujan harian
pada suatu kawasan. Stasiun penakar hujan
hanya memberikan kedalaman (tinggi) hujan di
titik di mana stasiun tersebut berada, sehingga
hujan pada suatu luasan harus diperkirakan dari
titik pengukuran tersebut. Apabila pada suatu
daerah terdapat lebih dari satu stasiun
pengukuran yang ditempatkan secara terpencar,
hujan yang tercatat di masing-masing stasiun
dapat tidak sama.
Dalam analisis hidrologi sering diperlukan untuk
menentukan hujan rerata pada daerah tersebut.
Terdapat 3 metode: Aritmatik, Poligon Thiessen
dan Isohiet.
a. Metode Rerata Aritmatik (Aljabar)
Metode ini adalah metode yang paling
sederhana. Pengukuran dengan metode ini
dilakukan dengan merata-ratakan hujan di
seluruh DAS.
Hujan DAS dengan cara ini dapat diperoleh
dengan persamaan:
P = 𝑃1+𝑃2+𝑃3…..+𝑃𝑛
𝑛 =
∑ =1 𝑃𝑖𝑛𝑖
𝑛
b. Metode Thiessen
Metode ini digunakan untuk menghitung bobot
masing-masing stasiun yang mewakili luasan di
sekitarnya. Metode ini digunakan bila
penyebaran hujan di daerah yang ditinjau tidak
merata.
Persamaan perhitungan sebagai berikut:
P = 𝑃1𝐴1+𝑃2𝐴2+𝑃3𝐴3+⋯…+𝑃𝑛𝐴𝑛
𝐴1+𝐴2+𝐴3=
∑ =1 𝑃𝑖𝐴𝑖𝑛𝑖
∑ = 1𝐴𝑖𝑛𝑖
c. Metode Isohiet
Pada prinsipnya isohiet adalah garis yang
menghubungkan titik-titik dengan
tinggi/kedalaman hujan yang sama, kesulitan
dari penggunaan metode ini adalah jika jumlah
stasiun di dalam dan sekitar DAS terlalu sedikit.
Perhitungan hujan DAS menggunakan Isohiet
dapat dihitung dengan persamaan :
P = 𝐴1(
𝑃1+𝑃2
2)+𝐴2(
𝑃2+𝑃3
2)+⋯+𝐴𝑛−1(
𝑃𝑛−1+𝑃𝑛
2)
𝐴1+𝐴2+⋯+𝐴𝑛−1 =
∑(𝐴(𝑃1+𝑃2
2)
∑𝐴
Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk
mengetahui apakah seri data yang terkumpul
dari dua stasiun hujan yang berbeda di dalam
suatu daerah pengaliran atau salah satu berada di
luar daerah pengaliran yang bersangkutan
berasal dari populasi yang sama atau bukan.
(Kamiana,2011)
Pengujian homogenitas suatu seri data
dilakukan dengan Metode Uji-t yang rumusnya
sebagai berikut:
t = ( x 1− x 2)
𝜎(1
𝑁1+
1
𝑁2)
½ σ = √
N1𝑆12+N2𝑆2
2
𝑁1+𝑁2−2
S1 = √∑(𝑋1𝑖− x 1)
2
𝑁1−1 S2 =
√∑(𝑋2𝑖− x 2)2
𝑁2−1
Keterangan:
t = variabel –t hitung
x 1 = rata-rata hitung sampel ke-1
x 2 = rata-rata hitung sampel ke-2
N1 = jumlah sampel set ke-1
N2 = jumlah sampel set ke-2
σ = deviasi standar
S12 = varian sampel set ke-1
S22 = varian sampel set ke-2
dk = derajat kebebasan
Distribusi Probabilitas
Dalam analisis frekuensi data hujan atau debit
guna memperoleh nilai hujan rencana atau debit
rencana, dikenal distribusi probabilitas kontinu
yang sering digunakan, yaitu: Normal, Log
Normal, Gumbel dan Log Pearson Tipe III.
(Kamiana,2011)
a. Disribusi Probabilitas Normal
Perhitungan curah hujan rencana berdasaarkan
distribusi probabilitas normal, mempunyai
persamaan sebagai berikut: (Kamiana,2011)
XT = X +(KTS)
Keterangan:
XT = Curah hujan dengan periode ulang
T tahun (mm),
X = Harga rata-rata curah hujan (mm),
𝑆 = Standar deviasi (simpangan baku),
KT = Nilai variabel reduksi Gauss
periode ulang T tahun
b. Distribusi Probabilitas Gumbel
Distribusi probabilitas gumbel dapat dihitung
dengan mempergunakan persamaan sebagai
berikut: (Kamiana, 2011)
XT = X +K Sd
keterangan :
𝑋𝑇 = Curah hujan dengan periode ulang
T tahun (mm),
X = Harga rata-rata curah hujan (mm)
dari data hujan (X)
𝑆𝑑 = Standar deviasi
K = Faktor Frekuensi Gumbel
𝑌𝑇 = Reduced Viriate = -1n(-1nT−1
T)
𝑌𝑛 = Reduce Mean deviasi berdasarkan
sampel n
𝑆𝑛 = Reduce Standar deviasi berdasarkan
sampel n
c. Metode Log Person Tipe III
Perhitungan hujan rencana berdasarkan
distribusi probabilitas Log Person Tipe III,
menggunakan menggunakan rumus:
(Kamiana,2011)
Log XT = logXT + K. SlogX
Keterangan :
Log XT = Nilai logaritma curah hujan
dengan periode ulang T
log Xr = Nilai rata-rata dari log X
SlogX = Deviasi standar dari Log X
K = Karakteristik distribusi peluang
Log Pearson Tipe III
d. Distribusi Probabilitas Log Normal
Dalam perhitungan hujan rencana berdasarkan
distribusi probabilitas Log Normal, mempunyai
persamaan sebagai berikut: (Kamiana,2011)
Log XT = Log Xr + KT S LogX
Keterangan :
Log XT = Nilai Logaritmatis hujan rencana
dengan periode ulang T
Log Xr = Harga rata-rata dari log X
SlogX = Deviasi standar dari Log X
KT = Faktor Frekuensi
Pengujian Kecocokan Distribusi
a. Uji Distribusi Chi Kuadrat (Chi Square
Test)
Chi-square atau kai kuadrat (X2) merupakan
salah satu jenis uji komperatif non parametric
yang dilakukan pada dua variable, dimana skala
data kedua variabel adalah nominal atau ordinal.
Dasar dari uji chi-square adalah membandingkan
perbedaan antara frekuensi observasi dengan
frekuensi ekspektasi atau frekuensi harapan. Uji
chi-square sangat bermanfaat dalam melakukan
analisis statistic apabila asumsi-asumsi yang
dipersyaratkan untuk penggunaan statistic
parametric tidak dapat terpenuhi. Uji chi square
dapat dirumuskan sebagai berikut :
x2 =[∑(𝑜𝑓−𝑒𝑓2)
𝑓𝑒]
keterangan:
x2 = Nilai chi square
of = Freakuensi yang diharapkan
ef = Frekuensi yang diperoleh
Uji Kolmogorov-Smirnov
Pengujian distribusi probabilitas
dengan Metode Smirnov Kolmogorov dilakukan
dengan langkah-langkah perhitungan
sebagai berikut:
a. Urutkan data(Xi) dari besar ke kecil atau
sebaliknya
b. Tentukan peluang empiris masing-masing
data yang udah diurut tersebut P(Xi) dengan
rumus tertentu, rumus Weibull misalnya:
P(Xi) =i
n+1
Keterangan:
n = jumlah data
i = nomor urut data(setelah diurut dari
besar ke kecil atau sebaliknya)
c. Tentukan peluang teoritis masing-masing
data yang sudah diurut tersebut P’(Xi)
berdasarkan persamaan distribusi
probabilitas yang dipilih (Normal, log
Normal, Gumbel dan log Pearson Tipe III)
d. Hitung selisih(Pi) anatar peluang empiris
dan teoritis untuk setiap data yang sudah
diurut:
Pi = P(Xi) - P‟(Xi)
e. Tentukan apakah Pi<Pkritis, jika “tidak”
artinya Distribusi probabilitas yang dipilih
tidak dapat diterima, demikian sebaliknya
f. Pkritis lihat pada Lampiran 3.8
Intensitas Curah Hujan
Intensitas hujan adalah tinggi atau kedalaman air
hujan persatuan waktu (Suripin,2004)
intensitas hujan (I) di dalam rumus rasional
dapat dihitung dengan rumus. (Suripin,2004)
I = 𝑅24
24[
24
𝑇𝑐]
Keterangan :
R24 = Curah hujan rancangan setempat (mm)
Tc = Lama waktu konsentrasi (jam)
I = Intensitas hujan (mm)
Waktu Konsentrasi
Waktu konsentrasi adalah waktu yang
dibutuhkan untuk mengalirkan aliran air dari titik
paling jauh pada daerah aliran ke titik kontrol
yang ditentukan di bagian hilir suatu aliran
(Suripin, 2004).
Waktu konsentrasi dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Inlet time (to) , waktu yang diperlukan air untuk
mengalir diatas permukaan tanah menuju saluran
drainase
b. Conduit Time (Td), waktu yang diperlukan oleh
air untuk mengalir disepanjang saluran sampai
ke titik kontrol dibagian hilir
Tc = to + td
Keterangan:
to = panjang dari sisi terluar yang sejajar dengan
saluran(lebar area) dibagi kecepatan aliran di
muka tanah dari sisi terluar tersebut sampai di
saluran. Arah aliran ini mendekati arah tegak
lurus aluran = L/v
td = panjang saluran dibagi kecepatan aliran di
saluran = L/v
L = panjang aliran saluran
V = Kecepatan aliran
Kapasitas Aliran Akibat Hujan
Hujan yang terjadi menyebabkan adanya
airhujan yang kemungkinan, sebagian besar
menggenang dan mengalir di permukaan
tanah(run off) dan sebagan kecil
meresap(infiltrasi) ke dalam lapisan tanah. Jika
pada permukaan tanah terjadi genangan lebih
besar dari infiltrasi, maka untuk pengaturan air
digunakan drainase muka tanah. (H.Hasmar,
2011)
Kapasitas(debit) aliran maksimum
dianalisis berdasarkan metode rasional:
(H.Hasmar, 2011)
Q= It A( 2. 31)
Keterangan:
Q = Debit aliran(m3/det)
= koefisien run off(Lampiran 3.10)
= koefisien penyebaran hujan
It = Intensitas hujan(m/jam, m/detik)
A = Luas area aliran(m2)
Analisa Tanah
a. Permeabilitas Tanah
Permeabilitas tanah merupakan
kemampuan tanah untuk meneruskan air atau
udara. Permeabilitas umumnya diukur
sehubungan laju aliran air melalui tanah dalam
suatu massa waktu dan dinyatakan sebagai
cm/jam(Foth, 1984).
Porositas
Porositas adalah proporsi ruang pori total (ruang
kosong) yang terdapat dalam satuan volume
tanah yang dapat ditempati oleh air dan udara,
sehingga merupakan indikator kondisi drainase
dan aerasi tanah. Tanah yang porous berarti
tanah yang cukup mempunyai ruang pori untuk
pergerakan air dan udara sehingga muda keluar
masuk tanah secara leluasa (Hanafiah,2005).
Analisa Hidrolika
Drainase Bawah Permukaan
Kriteria Teknis
Permasalah yang selalu dialami pada lapangan
terbuka adalah genangan yang harus secepatnya
butuh penangan. Drainase bawah permukaan
dibuat bertujuan untuk mengurangi atau
menghilangkan keadaan jenuh air pada tanah.
Akibat genangan yang terjadi di lapangan
menyebabkan aktifitas olahraga terganggu dan
rusak tanaman rumput. Lapangan sebak bola
dibuat datar agar air hujan tidak mengalir yang
mengakibatkan genangan.
Drainase bawah permukaan biasanya
menggunakan:
1. Pipa dari tembikar atau grabah yang dibuat
berlubang-lubang dengan sambungan yang tidak
kedap air.
2. Pipa PVC berkerut yang dibuat lubang-lubang
kecil di sekitar atau dibuat celah- celah panjang.
Diameter pipa berkisaran 0.10-0.30 meter, dan
ditempatkan dalam alur atau parit yang digalih
dalam tanah sekitar 100-120 cm dari permukaan
tanah.
Gambar 2.2 sket pipa drain galian
Menentukan Jarak Pipa Drain
Dimana suatu sistem drainase jarak antar pipa
(L) m, ketebalan rata-rata tanah (a), dan (b)
adalah ketinggian maksimum air diatas tanah.
Hukum Darcy:
Qy = K. y. 𝑑𝑦
𝑑𝑥
Keterangan:
Qy : debit yang melewati penampang y per
satuan panjang.
Gambar 2.3 sket penentuan jarak pipa drain
Sesuai dengan keadaan curah hujan dan sifat
fisik tanah yang mempengaruhinya, maka untuk
mendapatkan tinggi air resapan yang
direncanakan, jarak saluran (L) pada kedalaman
tertentu dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan Dupuit untuk kedalaman aliran
mantap sebagai berikut:
L = 2 𝐾
𝑣 b2-a2
Keterangann:
K : koefisien permeability (cm/jam)
v : laju infiltrasi tanah (cm/jam)
a : jarak lapisan kedap ke pipa (m)
b : jarak lapisan kedap air ke muka air tanah
(m)
Drainase Permukaan
Kapasitas Saluran Permukaan
Kapasitas saluran permukaan didefinisikan
sebagai debit maksimum yang mampu dilewati
oleh setiap penampang sepanjang saluran.
Kapasitas saluran permukaan ini, digunakan
sebagai acuan untuk menyatakan apakah debit
yang direncanakan mampu dialirkan oleh
saluran pada kondisi existing tanpa terjadi
luapan.
Kapasitas saluran dihitung berdasarkan
rumus Manning. (Prof.DR.Ir.Bambang
Triatmodjo,CES.,DEA, Hidrolika II, Beta,
Jogyakarta, 2013
Q = A.V = 1
𝑛 A.R2 /3. I1/2
Keterangan :
Q : debit saluran (m3/dt)
n : koefisien kekasaran manning
R : jari-jari hidrolis saluran (m)
i : kemiringan saluran
A : luas penampang saluran (m2)
Drainase Lapangan Sepak Bola
Sistem drainase untuk lapangan olah raga
bertujuan untuk mengeringkan lapangan agar
tidak terjadi genangan air bila terjadi hujan,
karena bila timbul genangan air maka akan
mengganggu dan membahayakan pemakai
lapangan. Oleh karena itu diusahakan agar air
dapat cepat meresap ke dalam tanah secara
infiltrasi. Stadion olah raga atau stadion utama
umumnya digunakan untuk kepentingan olah
raga sepak bola dan atletik. Lapangan sepak bola
terletak di tengah yang juga digunakan untuk
perlombaan atletik, dikelilingi oleh jalur lari
(running track).
Lapangan Sepak Bola Berstandar FIFA Yang dibutuhkan dalam membuat lapangan
sepakbola :
1. Ketersedian lahan minimal mempunyai ukuran
100m x 150m. = 1.5 Ha
2. Kualitas Rumput yang baik, kalau bisa pakai
kualitas rumput kelas satu.
3. Akses ke jalan raya dekat, juga dekat dengan
perumahan atau perkampungan.
Lapangan Sepakbola Standard FIFA :
1. Panjang lapangan = 110 m
2. Lebar lapangan = 75 m
3. Jari-jari lingkaran tengah lapangan = 9.15 m
4. Lebar kotak penalti = 16.5 m
5. Panjang kotak penalti = 40.32 m
6. Titik penalti dari gawang = 11 m
7. Busur lingkaran kotak penalti = 9.15 m
8. Lebar kotak area kiper = 3.66 m
9. Panjang kotak area kiper = 18.32 m
10. Lebar gawang = 7.32 m
11. Tinggi gawang = 2.44 m
Ukuran Lapangan Sepakbola
Gambar 2.10 Ukuran Lapangan Sepak Bola
Bagian-bagian Sistem Drainase Lapangan
Sepak Bola
Secara skematis, bagian-bagian dari struktur
sistem drainase suatu lapangan diperlihatkan
dalam gambar berikut.
Sumber: Prodjopangarso(1987)
Gambar 2.13 Potongan melintang drainase
lapangan sepak bola.
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di lapangan sepak bola
Kayu Tangi Banjarmasin Jl.Brigjen Jendral
Hasan Basri Banjarmasin Utara Provinsi
Kalimantan Selatan. dengan panjang lapangan
97,3m dan lebar lapangan 69,7 m
Sumber: google eart
Gambar 3.1 Lokasi Penelitian
Alat dan Bahan Penelitian
Peralatan yang digunakan antara lain meteran,
stopwatch, alat tulis, dan seperangkat alat
computer dengan aplikasi Microsoft office dan
Autocad. Selain itu penelitian juga
membutuhkan data curah hujan harian
maksimum dari stasiun cuaca terdekat dari
lokasi penelitian
3.3 Tahapan - Tahapan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan
menganalisa drainase lapangan sepak bola
berupa pipa drain dan saluran pengumpul
drainase, kemudian memperkirakan kemampuan
kapasitas pipa drain dan saluran pengumpul.
Tahap – tahap penelitian ini sebagai berikut:
a. Survey lokasi penelitian
b. Menganalisa hidrologi
c. Uji kecocokan distribusi probabilitas
d. Menentukan intensitas curah hujan rencana
e. Menentukan nilai debit rencana
f. Analisa hidrolika
g. Menganalisa kapasitas dimensi drain dan
pengumpul
h. Kontrol(Qhujan≤QpipadanQhujan≤
Qpengumpul)
i. Penyimpulan dan pemberian saran atas
masalah yang dihadapi
Diagram Alir Penelitian
Gambar 3.2 Diagram Alir
Lokasi Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisa Hidrologi
Curah Hujan Maksimum Tahunan
Sumber: Hasil Perhtungan
Uji Homogenitas
Uji Homogenitas dimaksudkan untuk
mengetahui apakah seri data yang terkumpul
dari dua stasiun hujan yang berbeda di dalam
suatu daerah pengaliran atau salah satu berada di
luar daerah pengaliran yang bersangkutan
berasal dari populasi yang sama atau bukan. Uji
Homogenitas (Uji t) membandingkan dua
stasiun hujan antara stasiun hujan Banjarmasin
utara, stasiun hujan Sei Tabuk, dan stasiun hujan
Gambut
Rekap Uji Homogenitas
No Stasiun Hujan t Tabel t Hitung
1 Bjm & Sei
Tabuk 1,734 -2,574
2 Bjm &
Gambut 1,734 1,442
3 Gambut &
Sei Tabuk 1,734 -2,999
Sumber: Hasil Perhitungan
Dari hasil perhitungan tabel diatas
menggunakan uji-t untuk mengetahui
homogenitas, t hitung ketiga stasiun kurang dari
t tabel disimpulkan bahwa dari ke tiga stasiun
hujan di dalam suatu daerah pengaliran yang
bersangkutan berasal dari populasi yang sama
atau homogen.
Analisa Distribusi Probabilitas Curah
Hujan
Analisis distribusi Probabilitas digunakan
untuk memperoleh probabilitas besaran curah
hujan rencana dalam berbagai periode ulang
yaitu periode ulang 100 dan 200 tahun. Metode
analasis frekuensi untuk menentukan curah
hujan rencana yang digunakan dalam analisis
adalah distribusi probabilitas Normal, Log
Normal, Gumbel dan Log Pearson tipe III. Hasil
analisis untuk setiap metode tersebut kemudian
dibandingkan dengan uji keseuaian Chi-Kuadrat
dan Smirnov Kolmogorov secara analitis
Distribusi Probabilitas Normal
Perhitungan Parameter Statistik Distribusi
Probabilitas Normal
Sumber: Hasil Perhitungan
Dari tabel diatas dapat dicari nilai rata-rata (Xr)
dan nilai standar deviasi (Sx) yaitu :
Xr = ∑Xi
n =
885,33
10 = 88,53
Sx = √∑(𝑋𝑖− X )2
𝑛−1 = √
10062,93
10−9 = 33,438
Menghitung besarnya curah hujan rencana
periode ulang (Tr) tahun dengan
persamaan:
XT = Xr + (KT . Sx)
Perhitungan Curah Hujan Rencana Distribusi
Probabilitas Normal
Sumber: Hasil Perhitungan
Distribusi Probabilitas Log Normal
No TahunStasiun
Banjarmasin
Utara
1 2008 61 121 48 76,667
2 2009 49 165 28 80,667
3 2010 50 142 38 76,667
4 2011 55 95 31 60,333
5 2012 66 93 31 63,333
6 2013 77 96 44 72,333
7 2014 65 100 75 80
8 2015 69 391 65 175
9 2016 67 95 108 90
10 2017 111 165 55 110,333
885,333
10
88,533
N
Curah Hujan Maksimum Tahunan(mm)
Stasiun Sei
TabukStasiun Gambut
Xrata-rata (Xr)
Rata-rata
SXi
No Tahun Xi (Xi - Xr) (Xi - Xr)2
1 2011 60,33 -28,2 795,24
2 2012 63,33 -25,2 635,04
3 2013 72,33 -16,2 262,44
4 2008 76,67 -11,87 140,82
5 2010 76,67 -11,87 140,82
6 2014 80 -8,53 72,82
7 2009 80,67 -7,87 61,88
8 2016 90 1,47 2,15
9 2017 110,33 21,8 475,24
10 2015 175 86,47 7476,48
885,33 10062,933S
Kala Ulang
(T) Tahun
100 2,33 166,44
200 2,58 174,8
Faktor Frekuensi (KT) Hujan Rencana (XT) mm
Perhitungan Parameter Statistik Distribusi
Probabilitas Log Normal
Sumber: Hasil Perhitungan
Dari tabel diatas dapat dicari niali rata-rata
logaritma (log Xr) dan nilai standar deviasi
logaritma (S logX), yaitu:
Rata-rata( log Xr) = ∑log Xi
n =
19,261
10 =
19,261
10 =
1,926
S logX = √1
𝑛−1∑
ni = 1
(logxi − logxr)2 =
√0,165
10−1 = 0,133
Mencari nilai besarnya curah hujan(XT) dengan
rumus persamanaan:
Log X = log Xr + (K . S logX)
Perhitungan Curah Hujan Rencana
Distribusi Probabilitas Log Normal
Sumber: Hasil Perhitungan
Distribusi Probabilitias Gumbel
Perhitungan Parameter Statistik Distribusi
Probabilitas Gumbel
Sumber: Hasil Perhitungan Dari tabel diatas dapat dicari nilai rata-rata (Xr)
dan nilai standar deviasi (Sx), yaitu :
Xr = ∑Xi
n =
885,33
10 = 88,53
Sx = √∑(Xi−Xr)2
n−1 = √
10062,93
10−1 = 33,438
Mencari nilai besarnya curah hujan (XT) dengan
rumus persamanaan:
XT = Xr + 𝑌𝑡−𝑌𝑛
𝑆𝑛. Sx = Xr + K.Sx
Perhitungan Curah Hujan Rencana Distribusi
Probabilitas Gumbel
Sumber: Hasil Perhitungan
Distribusi Probabilitas Log Pearson tipe III
Perhitungan Parameter Statistik Distribusi
Probabilitas Log Pearson Tipe III
Sumber: Hasil Perhitungan
Dari tabel diatas dapat dicari nilai rata-rata
logaritma (log Xr) dan nilai standar deviasi
logaritma (S logX), yaitu:
Rata-rata ( log Xr) = ∑log Xi
n =
19,261
10 =
19,261
10 =
1,926
S logX = √1
𝑛−1∑
ni = 1
(logxi − logxr)2 =
√0,165
10−1 = 0,133
Mencari nilai besarnya curah hujan (XT) dengan
rumus:
Log XT = log Xr + K . S logX
Perhitungan Curah Hujan Rencana Distribusi
Probabilitas Log Pearson Tipe III
Sumber: Hasil Perhitungan
(log Xi - log (log Xi - log
Xr) Xr)2
1 2011 60,33 1,78 -0,145 0,021
2 2012 63,33 1,8 -0,124 0,015
3 2013 72,33 1,86 -0,067 0,004
4 2008 76,67 1,88 -0,041 0,002
5 2010 76,67 1,88 -0,041 0,002
6 2014 80 1,9 -0,023 0,001
7 2009 80,67 1,91 -0,019 0
8 2016 90 1,95 0,028 0,001
9 2017 110,33 2,04 0,117 0,014
10 2015 175 2,24 0,317 0,1
885,33 19,26 0,165
log Xi
S
No Tahun Xi
Kala Ulang
(T) Tahun
100 2,33 0,311 2,237 172,595
200 2,58 0,344 2,27 186,378
Faktor Frekuensi(K) K . S logX Log XT
Hujan Rencana
(XT) mm
No Tahun Xi (Xi - Xr) (Xi - Xr)2
1 2011 60,33 -28,2 795,24
2 2012 63,33 -25,2 635,04
3 2013 72,33 -16,2 262,44
4 2008 76,67 -11,87 140,82
5 2010 76,67 -11,87 140,82
6 2014 80 -8,53 72,82
7 2009 80,67 -7,87 61,88
8 2016 90 1,47 2,15
9 2017 110,33 21,8 475,24
10 2015 175 86,47 7476,48
885,33 10062,933S
Kala Ulang Reduce Variate(Yt) Faktor Frekuensi(K)Hujan Rancangan (XT)
mm
(T) Tahun
100 4,6 4,322 233,065
200 5,2958 5,0549 257,558
(log Xi - (log Xi - (log Xi -
log Xr) log Xr)2
log Xr)3
1 2011 60,33 1,78 -0,145 0,0212 -0,0031
2 2012 63,33 1,8 -0,124 0,0155 -0,0019
3 2013 72,33 1,86 -0,067 0,0045 -0,0003
4 2008 76,67 1,88 -0,041 0,0017 -0,0001
5 2010 76,67 1,88 -0,041 0,0017 -0,0001
6 2014 80 1,9 -0,023 0,0005 0
7 2009 80,67 1,91 -0,019 0,0004 0
8 2016 90 1,95 0,028 0,0008 0
9 2017 110,33 2,04 0,117 0,0136 0,0016
10 2015 175 2,24 0,317 0,1005 0,0319
S 885,33 19,26 0 0,16032 0,028
Xi log XiNo Tahun
Kala Ulang
(T) Tahun
100 3,408 0,455 2,381 240,362
200 4,018 0,536 2,462 289,952
Faktor
Frekuensi(K)K . S logX Log XT
Hujan Rencana
(XT) mm
Uji Distribusi Probabilitas
Uji Chi Kuadrat
Uji chi kuadrat menggunakan nilai X2 lalu
dibandingkan dengan X2cr sehingga hasil harus
memenuhi syarat X2hitung < X2cr.
Uji Smirnov Kolmogorov (Secara Analitis
Untuk menentukan apakah Pi<Pkritis, jika
“tidak” artinya Distribusi probabilitas yang
dipilih tidak dapat diterima, demikian
sebaliknya
Rekapitulasi Uji Distribusi Probabilitas
Dari perhitungan uji kesesuaian diatas dapat
disimpulkan hasil dari data curah hujan adalah
Rekapitulasi Uji Kesesuian Chi Kuadrat
Sumber: Hasil Perhitungan
Rekapitulasi Uji Kesesuaian Smirnov
Kolmogorov
Sumber: Hasil Perhitungan
Dari hasil rekapitulasi diatas dapat
disimpulkan analisa distribusi probabilitas curah
hujan yang memenuhi syarat adalah Log Normal
dan Log Pearson Tipe III. Untuk pemilihan
distribusi yang dipakai berdasarkan nilai
(X2)hitung dan P maks terkecil/minimum dari
kedua distribusi tersebut, maka diambil Log
Pearson Tipe III. Berdasarkan standar
FA(Football Association) periode ulang curah
hujan yang digunakan untuk perencanaan
lapangan sepak bola adalah 100 tahun dan 200
tahun, maka analisis dalam skripsi ini yang
dipakai tinggi curah hujan rencana dengan
periode ulang 100 tahun adalah 240,362 mm dan
periode ulang 200 tahun adalah 289,952 mm.
Debit Hujan Rencana
Debit hujan adalah debit terbesar yang
mungkin terjadi di suatu daerah dengan periode
ulang tertentu yang digunakan sebagai dasar
untuk merencanakan suatu bangunan
pengairan. Perhitungannya menggunakan
metode rasional Q = It A.
Hujan Rencana Periode Ulang 100 Tahun
intensitas hujan (It) periode ulang 100 tahun
pada pipa adalah 0,01002 m/jam dan Debit
hujan (QH100) adalah 0,000291 m3/detik.
Hujan Rencana Periode Ulang 200 Tahun
intensitas hujan(It) periode ulang 200 tahun pada
pipa adalah 0,01208 m/jam dan Debit
hujan(QH200) adalah 0,000351 m3/detik
Analisa Tanah
Analisa tanah membahas langkah-langkah untuk
menentukan kecepatan resap air kedalam tanah
(infiltrasi) dan porositas tanah berdasarkan
gambar rencana struktur lapisan tanah.
Gambar 4.3 Susunan Lapisan Tanah Melintang
a. Pasir Urug 20 cm(Pasir Urug Modifikasi =
20,4 cm) dan k = 0,001 cm/det
b. Urugan Batu Pecah ¾ 10 cm dan k = 1
cm/det
c. Urugan Batu Pecah 5/7 10 cm dan k = 1
cm/det
d. Urugan Batu Pecah ¾ 50 cm dan k = 1
cm/det
e. Dari data ketebalan usunan lapisan tanah
lapangan sepakbola diatas maka dapat
dihitung kecepatan resapan air berdasarkan
harga k (Koefisien Permeabilitas Tanah)
berdasarkan tabel diambil nilai yang
terkecil)
f. Tabel Perhitungan Kecepatan Resap Tanah
Sumber: Hasil Perhitungan
V resapan i = ∑H
∑H/k =
40,4
20420 = 0,0020 cm/det =
0,072 m/jam
Chi Hitung Chi Tabel(X2)cr
(X2)hitung 5%
1 Normal 6 5,991 Ditolak
2 Log Normal 3 5,991 Diterima
3 Gumbel 8 5,991 Ditolak
4 Log Pearson 3 5,991 Diterima
Distribusi
ProbabilitasKesimpulanNo
P cr
5%
1 Normal 0,231 0,41 Diterima
2 Log Normal 0,196 0,41 Diterima
3 Gumbel 0,17 0,41 Diterima
4 Log Pearson Tipe III 0,1 0,41 Diterima
No Distribusi Probabilitas P maks Kesimpulan
k
(cm/det)
1 Pasir Urug 20,4 0,001 20400
2 Urugan Batu Pecah 3/4 10 1 10
3 Urugan Batu Pecah 5/7 10 1 10
40,4 20420
No Susunan Lapisan H(cm) H/k
g. Tabel Perhitungan Kecepatan Resap Tanah
Sumber: Hasil Perhitungan
V resapan i = ∑H
∑H/k =
50
50 = 1 cm/det = 36,00 m/jam
Porositas
Berdasarkan struktur lapisan
lapangan sepak bola adalah pasir urug dan
kerikil maka nilai porositas (ne) yang
diambil adalah pasir 25% dan kerikil
adalah 25%. Sehingga porositas(ne) rata-
rata berbanding dengan ketebalan susunan
lapisan tanah dengan rumus:
ne=(0,25 ×0,204)+(0,25×0,70)
(0,240+0,70)=
(0,051)+(0,175)
0,904 =
0,226
0,904= 0,25
Analisa Hidrolika
Kapasitas Aliran Pipa Drain Kapasitas Aliran Drain(q31) dalam
m/jam oleh pipa adalah 24,59759 m/jam
Dimensi Pipa Drain
Perhitungan Kapasitas pipa drain
menggunakan geopipe dengan diameter 100
mm yang terletak di bawah susunan lapisan
tanah lapangan sepak bola. Dapat dilihat
pada gambar 4.6 dibawah ini:
Gambar 4.6 Penampang Memanjang Pipa Drain
Kapasitas 1 Pipa Drain(Qpipa)
Qpipa = 0,00863 m3/detik
Dimensi Saluran Pengumpul (Collector Drain)
Perhitungan kapasitas saluran pengumpul
ukuran lebar 40 cm dan tinggi 100 cm menerima
debit dari geopipe yang dialirkan oleh
seperempat lapangan. Dapat dilihat pada gambar
4.7 dibawah ini
Gambar 4.7 Penampang Melintang Saluran
Pengumpul
Kapasitas Saluran Pengumpul (Collector Drain)
Kapasitas Collector Drain Seperempat
Lapangan
Qpengumpul= 0,8572 m3/detik
Jarak Efektif Pipa
data-data perencanaan:
- jarak impervious terhadap permukaan tanah = 5
m
- kedalaman pipa dari permukaan tanah = 0,9 m
- koefesien permeabiitas tanah = 50 mm/jam
- laju infiltrasi tanah v = 0,072 m/jam
- selisih muka air tanah maksimum = 0,3 m
dengan menggunakan rumus Dupuit :
K = 5 cm/jam
v = 7,2 cm/jam
a = 5 - 0,9 = 4,1 m
b= 4,1 + 0,3 = 4,4 m
L= 2 √𝐾
𝑣. 𝑏2 − 𝑎2 = √
5
7,2. 4,42 − 4.12 = 2,66 =
3 m
jadi jarak efektif antar pipa drain adalah 3 m
Rekapitulasi
Perbandingan Intensitas Hujan (It) dengan
q31
Dari analisa hidrologi dan hidrolika didapatkan
hasil perbandingan antara kapasitas aliran drain
dalam m/jam(q31) yang dapat dialirkan oleh pipa
drain dengan intensitas curah hujan(It), dengan
ketentuan It q31 maka tidak terjadi genangan
No Susunan Lapisan H(cm) k (cm/det) H/k
4 Urugan Batu Pecah 3/4 50 1 50
50 50
Rekapitulasi Perbandingan Intensitas Hujan
(It) dengan q31Pipa Drain
Sumber: Hasil Perhitungan
Perbandingan QHujan dengan Qpipa
Dari analisa hidrologi dan analisa hidrolika
didapatkan hasil berbandingan antara debit
hujan rencana dengan kapasitas pipa
kemudian debit yang mengalir ke pipa drain
diteruskan ke saluran pengumpul (collector
drain). Perbandingan antara debit hujan luas
tangkapan 1 buah pipa drain.
Rekapitulasi Perbandingan QHujan dengan
QPipa
Sumber: Hasil Perhitungan
Perbandingan QHujan dengan QPengumpul
Dari analisa hidrologi dan analisa
hidrolika dapatkan hasil berbandingan antara
debit hujan rancangan dengan kapasitas pipa
kemudian debit yang mengalir ke pipa drain
diteruskan ke saluran pengumpul (collector
drain).
Perbandingan antara debit hujan luas tangkapan
seperempat luas lapangan (bentuk lapangan
simestris) atau sepanjang saluran pengumpul,
terdapat 28 buah pipa . Dapat dilihat gambar 4.8
sebagai berikut:
Gambar 4.8 Denah Luas Tinjauan Lapangan
Seperempat Lapangan
Lapangan Perhitungan didasarkan pada sub bab
4.1.6
Qhujan 100 = (Qh100 x banyak pipa )
= (0,000252 x 28)
= 0,007056 m3/detik
Jadi Qhujan periode ulang 100 tahun yang
mengalir ke saluran pengumpul adalah
0,007056 m3/detik.
Qhujan 200 = (Qh200 x banyak pipa)
= (0,000304 x 28)
= 0,008512 m3/detik
Jadi Qhujan periode ulang 200 tahun yang
mengalir ke saluran pengumpul adalah
0,008512 m3/detik.
Rekapitulasi Perbandingan QHujan dengan
Qpengumpul
Sumber: Hasil Perhitungan
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Setelah dilakukan analisa
terhadap perencanaan drainase lapangan
sepak bola Kayu Tangi Banjarmasin,
maka disimpulkan bahwa:
a. Berdasarkan analisa hidrologi
dengan analisis frekuensi curah hujan
rencana (XT) didapat dengan metode
distribusi probabilitas Log Pearson
Tipe III periode ulang 100 tahun
adalah 240,362 mm dan periode
ulang 200 tahun adalah 289,952 mm.
b. Pipa drain menggunakan diameter 10
cm dan jarak efektif pipa drain
adalah 3 meter. didapat kapasitas
pipa drain 0,00863 m3/detik dapat
mengatasi gengangan (tidak
tergenang) untuk debit hujan
(QHujan) pada periode ulang 100
Intensitas Hujan (It)
m/jam / q31(m/jam) Kesimpulan
100 Tahun 0,01002 Tidak Terjadi
Genangan
200 Tahun 0,01208 24,59759Tidak Terjadi
Genangan
Periode
Ulang
Pipa Drain
Q Pipa Drain
/ (m3/det) Kesimpulan
100 Tahun 0,000291 Tidak Terjadi
Genangan
200 Tahun 0,000351 Tidak Terjadi
Genangan
Periode
Ulang HujanQ Hujan (m
3/det)
0,00863
Periode
UlangQ Hujan (m
3/det)
Q Saluran
Pengumpul
(m3/det)
100 Tahun 0,007056 0,8572 Tidak Terjadi
Genangan
200 Tahun 0,008512 0,8572 Tidak Terjadi
Genangan
/ Kesimpulan
tahun adalah 0,000291 m3/detik dan
periode ulang 200 tahun adalah
0,000351 m3/detik, didapatkan hasil
Qpipa > QH100 dan Qpipa> QH200 maka
tidak terjadi gengangan
c. Analisa kapasitas saluran pengumpul
(QPengumpul), menggunakan ukuran
penampang lebar 40cm dan tinggi
100 cm didapat 0,8572 m3/detik
dapat mengatasi gengangan (tidak
tergenang) untuk debit hujan
(QHujan) yang terjadi pada
seperempat lapangan periode ulang
100 tahun adalah 0,007056 m3/detik
dan periode ulang 200 tahun adalah
0,008512 m3/detik, didapatkan hasil
Qpengumpul > QH100 dan Qpengumpul >
QH100 maka tidak terjadi genangan.
Saran
Saran yang dapat diberikan pada
penulisan Skripsi ini adalah sebagai
berikut:
a. Agar waktu resapan air ke pipa drain
tetap baik gunakan tanah yang
menggunkan ukuran pori yang besar
sehingga air mudah meresap.
b. Perlu dilakukan evaluasi terhadap
umur rencana pipa drain. Dengan
melakukan pergantian atau
perawatan pipa drain yang berada
dibawah lapisan tanah.
c. Diharapkan untuk analisis
selanjutnya dapat melengkapi data
yang dibutuhkan untuk mencapai
hasil yang lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Adriati, Y. (2018). Kajian Sistem Drainase
Lapangan Sepak Bola Stadion Mini Universitas
Islam Riau. Jurnal Teknik Sipil Dan Teknologi
Konstruksi, 3(2).
Arby, M., Andawayanti, U., & Hendrawan, A.
P. (2016). Studi Perencanaan Sistem Drainase
Sub Surface Lapangan Akademi Sepakbola
Asifa Menggunakan Geotekstil, Di Kecamatan
Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Brani Bijaksono. (2013).Perencanaan Drainase
Kawasan Stadion Surajaya Kabupaten
Lamongan. Institut Teknologi Sepuluh
Nopember, Surabaya
C.D. Soemarto. Ir.B.I.E DIPL.H. 1995.
Hidrologi Teknik Edisi Ke-2. Jakarta: Erlangga
C.D. Soemarto. Ir.B.I.E DIPL.H. 1999.
Hidrologi Teknik Edisi Ke-2. Jakarta: Erlangga
Dr. Ir. Suripin, M. Eng (2004). Sistem Drainase
Perkotaan Yang Berkelanjutan. Andi
Yogyakarta.
Federation Internationale Football Association
(2007). Football Stadium Technical
Recommendation and Requirement. Zurich –
Switzerland
H.A. Halim Hasmar, 2011. Drainase Terapan.
Yogyakarta
Kodoatie, Robert J, 2009, Hidrolika Terapan
Aliran pada Saluran Terbuka dan Pipa, Andi,
Jakarta
Kamiana, I Made. Teknik Perhitungan Debit
Rencana Bangunan Air. Graha Ilmu.
Yogyakarta. 2011
Satriya, A., Ismoyo, M. J., & Chandrasasi, D.
(2016). Perencanaan Sistem
Drainase Stadion Bukit Lengis Kecamatan
Kebomas Kabupaten Gresik (Doctoral
dissertation, Universitas Brawijaya).
Triatmodjo,Bambang.2008.Hidrologi
Terapan.Yogyakarta:Beta offset.
Wesli. Drainase Perkotaan. Graha Ilmu.
Yogyakarta. 2008
Wibowo, Feri. et al. 2014.Analisa Peresapan Air
Pada Lapangan Sepak BolaJember Sport Centre
(JSC). Jember. Universitas Jember.
top related