ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA DITINJAU DARI …
Post on 04-Oct-2021
1 Views
Preview:
Transcript
PROSIDING SEMINAR NASIONAL STKIP
PGRI SUMATERA BARAT
ANJELINA, RAHMI, MULIA SURYANI
179
ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA
DITINJAU DARI KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS
SISWA KELAS XI MIA 2 SMAN 1 SIBERUT SELATAN
Anjelina, Rahmi, Mulia Suryani
Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat, Jl.Gunung Pangilun, Padang anjelinasagari06@gmail.com
Abstract. This research is motivated by the number of students who experience difficulties
learning mathematics. The research objective is to describe the form of student learning
difficulties in terms of mathematical connection abilities and to analyze the causal factors. The
research method used is a descriptive method with a qualitative approach. The sampling
technique used purposive sampling. The instruments used to collect data were in the form of
observations,the result of mathematical connection skills, interviews and documentation. The
test result were analyzed based on the mathematical connection ability indicator. The result
showed that in solving the problems students experienced difficulties in learning concepts,
applying principles and difficulties in solving verbal problems. The type of difficulty students
often experience is the difficulty in applying principles. Factors that cause students to
experience difficulty in solving questions are difficulties in learning concepts or understanding
the meaning of the problems, difficulty in determining the appropriate formulas for solving the
problems and difficulties in solving verbal problems or word story pronlems.
Keywords: Learning Difficulty Analysis and Mathematical Connection ability.
Abstrak. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya siswa yang mengalami kesulitan dalam
belajar matematika.Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan bentuk kesulitan belajar siswa
ditinjau dari kemampuan koneksi matematis serta menganalisis faktor penyebabnya. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Instrumen yang digunakan untuk
mengumpulkan data berupa observasi, hasil tes kemampuan koneksi matematis, wawancara dan
dokumentasi. Hasil tes dianalisis berdasarkan indikator kemampuan koneksi matematis. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dalam menyelesaikan soal siswa mengalami kesulitan dalam
mempelajari konsep, menerapkan prinsip dan kesulitan dalam menyelesaikan masalah verbal.
Jenis kesulitan yang sering dialami siswa adalah kesultan dalam menerapkan prinsip. Faktor
yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soaladalah kesulitan
dalam mempelajari konsep atau memahami maksud soal, kesulitan dalam menentukan rumus
yang cocok untuk menyelesaikan soal dan kesulitan dalam menyelesaikan masalah verbal atau
soal cerita.
Kata Kunci: Analisis Kesulitan Belajar dan Kemampuan Koneksi Matematis.
PENDAHULUAN
Matematika adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang penting dan
semakin dirasakan kegunaannya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini.
Mengingat pentingnya ilmu matematika, maka sepatutnya diberikan perhatian yang
lebih besar terhadap pengajaran matematika untuk setiap jenjang pendidikan(Rahmi,
2012 : 55).
VOL. 6 NO. 3
DESEMBER 2020
ISSN: 2443-1257
180
Kesulitan belajar merupakan suatu keadaan yang menyebabkan siswa tidak
dapat belajar sebagaimana mestinya, Dalyono (Kumalasari, Prihadini, & Putri, 2013 :
10).Kesulitan belajar siswa akan berdampak terhadap prestasi belajar siswa karena
untuk memperoleh prestasi yang baik dapat diperoleh dari perlakuan belajar di sekolah
maupun diluar sekolah dan atas ketentuan serta usaha siswa dalam belajar. Hal ini juga
terjadi dalam belajar matematika oleh karena itu memahami kesulitan belajar siswa
dalam pelajaran matematika penting bagi guru dijadikan masukan untuk memperbaiki
proses belajar mengajar di kelas(Jamal, 2014). Sejalan dengan (Bruce, 2013) Kesulitan
belajar secara khusus adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses sikologi
dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ujaran atau tulisan.
Gangguan tersebut mungkin menampakkan diri dalam bentuk kesulitan mendengarkan,
berfikir, berbicara, membaca, mengeja, atau berhitung. Kesulitan ini akan
mempengaruhi proses belajar siswa seperti membuat kesalahan dalam menyelesaikan
masalah matematika dan hasil belajarnya(Mutia, 2017).
Kemampuan koneksi matematis adalah kemampuan untuk mengaitkan konsep
atau aturan matematika yang satu dengan yang lainnya, dengan bidang studi lain atau
dengan aplikasi pada kehidupan nyata (Puteri & Riwayati, 2017). menurut Brunner
bahwa tidak ada konsep atau operasi dalam matematika yang tidak terkoneksi dengan
konsep atau operasi lain dalam suatu sistem, karena suatu kenyataan bahwa esensi
matematika merupakan sesuatu yang selalu terkait dengan sesuatu yang lain (Suherman,
2001). Dengang kemampuan koneksi matematis yang baik, siswa akan mudah
mengingat dan menggunakan suatu koneksi matematis yang telah dipelajari dalam
menyelesaikan berbagai variasi soal matematika. Hal ini sejalan yang diungkapkan
dengan(Bakhril, 2019) Kemampuan koneksi matematis merupakan kemampuan siswa
untuk mengaitkan peristiwa/kejadian dalam kehidupan sehari- hari, dengan pelajaran
lain dan mengkaitkan antar konsep dalam matematika itu sendiri.Koneksi matematis
bertujuan untuk membantu pembentukan persepsisiswa dengan cara melihat matematika
sebagai bagian terintegrasi dengan dunia nyata dan mengenal manfaat matematika baik
di dalam maupun diluar sekolah. Ketika siswa dapat menghubungkan ide-ide
matematika, pemahaman mereka lebih dalam dan lebih kekal (Pratiwi Dwi Warih S, I
Nengah Parta, 2016). Koneksi matematis dalam penyelesaian permasalahan matematika
sehingga hasil akademik mahasiswa sangat kurang (Marsitin, 2016).Sedangkan menurut
PROSIDING SEMINAR NASIONAL STKIP
PGRI SUMATERA BARAT
ANJELINA, RAHMI, MULIA SURYANI
181
Ruspiani (Dinda Nurul Adni, Puji Nurfauziah, 2018) Koneksi matematis adalah
kemampuan siswa menghubungkan konsep matematik baik antar konsep matematika itu
sendiri maupun, mengaitkan matematika dengan bidang lainya. Ruspiani (Sritresna,
2015)menjelaskan bahwa hal ini disebabkan antara lain karena model pembelajaran
matematika kurang mendorong siswa berinteraksi dengan sesama siswa dalam belajar,
dan kurang mendorong siswa dalam melihat keterkaitan antara topik-topik dalam
matematika.
Tujuan koneksi matematis di sekolah menurut Wahyuni (Anita, 2014) yaitu :
1. Memperluas wawasan pengetahuan siswa. Dengan koneksi matematis, siswa diberi
suatu materi yang bisa menjangkau ke berbagai aspek permasalahan baik disalam
maupun diluar sekolah, sehingga pengetahuan yang diperoleh siswa tidak bertumpu
pada materi yang sedang dipelajari saja tetapi secara tidak langsung siswa
memperoleh banyak pengetahuan yang pada akhirnya dapat menunjang peningkatan
kualitas hasil belajar secara menyeluruh.
2. Memandang matematika sebagai suatu keseluruhan yang padu bukan materi yang
berdiri sendiri.
3. Menyatakan relevansi dan manfaat baik disekolah maupun diluar sekolah.
Kemampuan siswa dalam mengkoneksikan antar topikdalam matematika dan
mengkoneksikan matematika dengan kehidupan sehari-hari, sangat penting bagi
siswa karena keterkaitan itu dapat membantu siswa memahami topik-topik yang ada
dalam matematika dan siswa dapat membuat model matematika dari permasalahan
dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut dapat memberikan pengetahuan pada
siswa tentang kegunaan matematika(Anis Fitriatun Ni’mah, Susi Setiawani, 2017).
Ada beberapa penyebab rendahnya kemampuan koneksi matematis siswa
diantaranya adalah pembelajarannya berpusat pada guru, dan soal yang diberikan
cenderung tidak bervariatif sehingga pada saat siswa diberikan soal soal yang
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, siswa tidak bisa menyelesaikan soal
tersebut(Eneng Diana Putri Latipah, 2018).
Kenyataan yang ada masih banyak siswa yang mengalami kesulitan belajar
matematika. Menurut Masroza kesulitan belajar ini merupakan gangguan yang secara
nyata ada pada anak yang terkait dengan tugas umum maupun khusus, yang diduga
disebabkan karena faktor disfungsi neurologis, proses psikologis maupun sebab-sebab
VOL. 6 NO. 3
DESEMBER 2020
ISSN: 2443-1257
182
lainnya sehingga anak yang berkesulitan belajar dalam suatu kelas menunjukkan
prestasi belajar rendah (Yeni & Almuslim, 2015).Supartono (Putra, 2015) menyatakan
bahwa kenyataan yang masih sering ditemui di sekolah yaitu masih banyak siswa yang
mengalami kesulitan dalam mempelajari matematika, sehingga hasil belajar siswa
belum optimal.Menurut Sumarmo melalui koneksi matematis pemikiran dan wawasan
siswa terhadap matematika semakin luas dan terbuka, karena tidak hanya terfokus pada
konten tertentu saja, yang kemudian akan menimbulkan sifat positif terhadap
matematika itu sendiri. Maka jika siswa mengantongi kemampuan koneksi dengan baik,
siswa akan mampu dalam mengingat materi lebih lama dengan kata lain siswa sudah
mampu dalam belajar bermakna pada pelajaran matematika(Utami & Effendi,
2019).Menurut Suwatno (Amerudin, 2013)siswa yang mengalami kesulitan belajar akan
tampak dari berbagai gejala yang dimanifestasikan dalam perilakunya.
Jenis-jenis kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal matematika
menurut Abdurrahman (Ma,Laili, Anggreini,Dewi, Waluyo dan Adi, 2017) kesulitan
dikategorikan dalam 3 jenis, yaitu: a) kesulitan dalam mempelajari konsep (kesulitan
dalam mempelajari konsep dalam satu materi), b) kesulitan dalam menerapkan prinsip
(kesulitan dalam menerapkan konsep yang artinya kesulitan dalam mengkaitkan konsep
antar materi), c) kesulitan dalam menyelesaikan masalah verbal (kesulitan dalam
menyelesaikan soal- soal yang berhubungan dengan masalah verbal atau soal
cerita).Melalui pembelajaran dengan pendekatan metakognitif dalam pembelajaran
matematika faktor kebiasaan berpikir tentang pikiran yang dilatih oleh guru dan peneliti
dalam matematika, masalah kontekstual, bahan ajar, aktivitas diskusi akan saling
bertalian dalam mempengaruhi pengembangan kemampuan koneksi matematis (KKM),
serta persepsi terhadap pembelajaran(Fauzi, 1999).
Kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa dalam menyelesaikn soal
matematika di sebabkan oleh beberapa faktor. Menurut Syah (E. Kumalasari, 2016)
Faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri atas dua macam yaitu: 1)
Faktor intern siswa, meliputi: intelegensi, bakat, sikap, motivasi, dan minat. 2) Faktor
ekstern siswa, biasanya berasal dari keluarga, guru, dan sekolah. Berdasarkan uraian-
uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab kesulitan belajar siswa
dapat dikelompokkan menjadi : 1) Faktor intern siswa, yakni hal-hal yang murni dari
diri siswa sendiri, meliputi aspek sikap, intelegensi, bakat, motivasi, dan minat; 2)
PROSIDING SEMINAR NASIONAL STKIP
PGRI SUMATERA BARAT
ANJELINA, RAHMI, MULIA SURYANI
183
Faktor ekstern siswa, yakni hal-hal yang datang dari luar diri siswa, yang berasal dari
keluarga, guru, dan sekolah. Dimana kedua faktor tersebut mempunyai tingkat pengaruh
yang sama terhadap kesalahan penyelesaian siswa.Menurut Slameto (Sholihah &
Afriansyah, 2017) “Kesulitan tersebut bisa disebabkan karena dua faktor : Faktor
internal seperti jasmani,psikologi, dan kelelahan, dan faktor eksternal yaitu keluarga,
sekolah, dan lingkungan masyarakat”.
Hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 13 September 2019 sampai tanggal
19 September 2019 dikelas XI MIA 2 SMAN 1 Siberut Selatan ditemukan masih
banyak siswa yang kesulitan dalam belajar. Hal ini terlihat saat siswa diberikan latihan,
siswa masih banyak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang
diberikan. Siswa banyak yang bingung ketika guru memberikan soal yang sedikit
berbeda dengan soal yang dijadikan contoh oleh guru. Sehingga setalah guru
mengadakan ulangan harian siswa akan berkesulitan menyelesaikan soal –soal yang
diberikan oleh guru. Untuk mengetahui lebih lanjut apa saja kesulitan siswa kelas XI
MIA 2 SMAN 1 Siberut Selatan dalam menyelesaikan soal matematika ditinjau dari
kemampuan koneksi matematis. Maka, perlu menganalisis kesulitan belajar siswa
ditinjau dari kemampuan koneksi matematis siswa kelas XI MIA 2 SMAN 1 Siberut
Selatan.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Subjek penelitian dipilih secara Purposive Sampling. Menurut Siregar (2014:
148) “purposive sampling merupakan metode penetapan responden untuk dijadikan
sampel berdasarkan kriteria-kriteria tertentu”.berdasarkan pertimbangan yang dilakukan
dalam pemilihan subek dan saran guru di bidang studi subjek penelitian ini adalah siswa
kelas XI MIA 2 SMAN 1 Siberut Selatan yeng terdiri dari 32 siswa.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian berupa lembar observasi, soal tes,
wawancara dan dokumentasi. Tes terdiri dari 5 uah soal essayyang mencakup pada
indikator kemampuan koneksi matematis. Soal yang diguakn yaitu soal yang diuji
validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembedanya.hasil tes dianalisis
dengan menggunakan rubrik analitik skala 4. Menurut Iryanti (2004:13) “ rubrik analitik
adalah pedoman untuk menilai berdasarkan kriteria yang ditentukan. Nilai siswa dapat
VOL. 6 NO. 3
DESEMBER 2020
ISSN: 2443-1257
184
diperoleh dengan menggunakan rumus: Nilai siswa
.
Untuk mengetahui tingkat kemampuan koneksi matematis siswa digunakan acuan:
Tabel 1. Kriteria Hasil Penilaian kemampuan koneksi matematis
Kriteria Nilai Siswa
Tinggi
Sedang
Rendah
80 ≤ N < 100
60 ≤ N < 80
0≤ N < 60
Sumber: Modifikasi Arikunto 2009
Berdasarkan kriteria hasil penilaian kemampuan koneksi matematis di atas akan
diketahui siswa dengan tingkat kemampuan koneksi matematis tinggi, sedang, dan
rendah. Pengelompokan dilakukan agar analisis yang dilakukan dapat mewakili seluruh
populasi yag memiiki kemampuan koneksi matematis yang berbeda-beda sehingga
memungkinkan hasil yang diperoleh baik, lebih tepat karena penelitian dilakukan lebih
hati-hati. Jadi, lembar jawaban akan diambil dari masing-masing tingkat kemampuan
koneksi matematis yaitu tingkat tinggi, sedang dan rendah.
Pengambilan jawaban dari masing-masing tingkat kemampuan koneksi
matematis berdasarkan ragam jawaban. Kesulitan belajar siswa dalam belajar
matematika akan diidentifikasi berdasarkan tingkat kemampuan koneksi matematis
siswa. Setelah mengidentifikasi setiap jawaban siswa, kesulitan yang dialami siswa
dicatat. Kemudian diklarifikasi menurut kategori jenis kesulitan belajar (Kumalasari,
Prihadini, & Putri, 2013: 10).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data tes kemampuan koneksi matematis diambil dari hasil tes yang telah
dilakukan oleh siswa. Tes kemampuan koneksi matematis berupa 5 soal uraian yang
memuat ke 5 indikator kemampuan koneksi matematis. Hasil tes menunjukkan tingkat
kemampuan koneksi matematis siswa di kelas tersebut dominan pada kategori rendah.
Jumlah keseluruhan siswa berdasarkan tingkat kemampuan koneksi matematis dapat
dilihat pada tabel 2.
PROSIDING SEMINAR NASIONAL STKIP
PGRI SUMATERA BARAT
ANJELINA, RAHMI, MULIA SURYANI
185
Tabel 2. Rekapitulasi Keseluruhan Nilai Siswa berdasarkan Kemampuan Koneksi
Matematis Siswa
Kriteria Nilai Siswa Jumlah Siswa
Tinggi 80 1
Sedang 60 1
Rendah 0 30
1. Analisis kesulitan siswa yang mempunyai kemampuan koneksi matematis
tinggi.
Siswa dengan tingkat kemampuan koneksi matematis tinggi (MT) ada 1
orang dari 32 siswa yang mengikuti tes. Jenis keslitan yang dialami oleh kesulitan
dalam menyelesaikan masalah verbal dengan benar. Berikut ditampilkan salah satu
contoh jawaban MT.
Gambar 1. Jawaban siswa kemampuan koneksi matematis tinggi
Gambar 1. siswa sudah mampu mamahami konsep maupun untuk mengubah soal
cerita matematika ke dalam bentuk model matematika. Namun, siswa mengalami
kesulitan dalam menyelesaikansoal dengan benar.
2. Analisis kesulitan siswa yang mempunyai kemampuan koneksi matematis
sedang.
Siswa dengan tingkat kemampuan koneksi matematis sedang (MS) ada 1
orang dari 32 siswa yang mengikuti tes. Jenis keslitan yang dialami oleh kesulitan
dalam menerapkan prinsip dan kesulitan dalam menyelesaikan masalah verbal
dengan benar. Berikut ditampilkan salah satu contoh jawaban MS.
Soal 2b. Gunakan rumus jarak untuk menentukan apakah seseorang yang
memiliki lokasi di (33, 25) merasakan gempa?
VOL. 6 NO. 3
DESEMBER 2020
ISSN: 2443-1257
186
Gambar 2. Jawaban siswa kemampuan koneksi matematis sedang
Jawaban pada gambar 2 sudah mampu mengubah soal cerita ke dalam
bentuk model matematika. Namun, siswa masih kesulitan menentukan rumus yang
cocok untuk menyelesaikan soal dengan benar.
3. Analisis kesulitan siswa yang mempunyai kemampuan koneksi matematis
rendah.
Siswa dengan tingkat kemampuan koneksi matematis rendah (MR) ada 30
orang dari 32 siswa yang mengikuti tes. Jenis keslitan yang dialami oleh kesulitan
dalam menerapkan prinsip dan kesulitan dalam menyelesaikan masalah verbal
dengan benar. Berikut ditampilkan contoh jawaban MR.
Gambar 3. Jawaban siswa yang kemampuan koneksi matematis rendah
Pada jawaban gambar 3, terlihat bahwa siswa mampu mengubah soal cerita
matematika dalam bentuk model matematika. Namun, siswakesulitan dalam
Soal : a. Tuliskan persamaan yang memodelkan jangkauanmaksimum dari gempa!
b. Gunakan rumus jarak untuk menentukan apakah seseorang yang memiliki lokasi
di (33, 25) merasakan gempa?
Soal nomor 3: a. Ada berapa titik singgung yang akaan terbentuk pada lingkaran L =
𝑥2 + 𝑦2 25 dan titik C(1, -7). b. Tentukan panjang ruas garis singgung dari titik
C ke titik yang ada pada lingkaran tersebut!
PROSIDING SEMINAR NASIONAL STKIP
PGRI SUMATERA BARAT
ANJELINA, RAHMI, MULIA SURYANI
187
mempelajari konsep dengan letak kesulitan siswa tidak bisa menentukan rumus yang
cocok untuk menyelesaikan soal.
Gambar 4. Jawaban siswa yang kemampuan koneksi matematis rendah
Jawaban pada gamabar 5, terlihat bahwa siswa belum mampu mengubah soal
cerita matematika dalam bentuk model matematika. Siswa tidak teliti dalam mengalikan
angka berpangkat .
Berpangkal tolak kepada pembahasan hasil semua jawaban siswa terhadap soal
matematika pada materi persamaan lingkaran dengan indikator kemampuan koneksi
matematis yang diberikan, diketahui bahwa jenis kesulitan yang dialami siswa adalah
kesulitan memepelajari konsep, kesulitan dalam menerapkan prinsip, dan kesulitan
dalam menyelesaikan masalah verbal. Dari semua kesulitan tersebut, kesulitan yang
paling banyak dilakukan adalah kesulitan dalam menerapkan prinsip. Hasil ini sesuai
dengan pendapat Cooney (Kumalasari, Prihadini, & Putri, 2013:10) yang
mengungkapkan bahwa Mempelajari matematika siswa cenderung mengalami kesulitan
yaitu kesulitan mempelajari konsep, kesulitan dalam menerapkan prinsip dan kesulitan
menyelesaikan masalah verbal.
Faktor penyebab dari semua kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan
soal adalah kesulitan dalam memahami soal dan kesulitan menentukan rumus yang
cocok untuk menyelesaikan soal. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Fakhrul Jamal (2014:32), bahwa kesulitan yang dialami siswa adalah kurangnya
pemahaman siswa dalam memahami konsep, salah menggunakanrumus dalam
menyelesaikan soal, siswa kurang keinginannya dalam menyelesaikan contoh soal yang
diberikan oleh guru.
KESIMPULAN
Soal nomor 2: a. Tuliskan persamaan yang memodelkan jangkauan maksimum dari
gempa! b. gunakan rumus jarak untuk menentukan apakah
seseorang yang memiliki lokasi di (33, 25) merasakan gempa!
VOL. 6 NO. 3
DESEMBER 2020
ISSN: 2443-1257
188
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulan bahwa dalam menyelesaikan soal
siswa kelas XI MIA 2 SMAN 1 Siberut Selatan mengalami jenis kesulitan mempelajari konsep,
kesulitan menerapkan prinsip dan kesulitan dalam menyelesaikan masalah verbal. Faktor
penyebab dari semua kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal adalah kesulitan
dalam mempelajari konsep atau memahami maksud soal, kesulitan dalam menentukan rumus
yang cocok untuk menyelesaikan soal dan kesulitan dalam menyelesaikan masalah verbal atau
soal cerita.
DAFTAR PUSTAKA
Amerudin. (2013). Deskripsi Kesulitan Belajar Dan Faktor Penyebabnya Pada Materi
Fungsi Di SMA Islam Baari Pontianak Dan Upaya Perbaikannya.
Anis Fitriatun Ni’mah, Susi Setiawani, E. O. (2017). Analisis Kemampuan Koneksi
Matematika Siswa Kelas IX A MTs Negeri 1 Jember Subpokok Bahasan Kubus dan
Balok ( The Analysis of Mathematic Connection Capability Grade IX A MTs
Negeri 1 Jember Subchapter Cube and Block ). 2–5.
Anita, I. W. (2014). Pengaruh kecemasan matematika ( mathematics anxiety ) terhadap
kemampuan koneksi matematis siswa smp. 3(1), 125–132.
Bakhril, M. S. (2019). Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Melalui Model
Pembelajaran Peer Tutoring Cooperative Learning. Kemampuan Koneksi
Matematis Siswa Melalui Model Pembelajaram Peer Tutoring Cooperative
Learning, 2, 754–758.
Bruce, 2011. (2013). analisis kesulitan belajar matematika pada peserta didik tunarungu
kelas dasar III di SLB YPAC Makassar. Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 1689–1699. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Dinda Nurul Adni, Puji Nurfauziah, E. E. R. (2018). Analisis Kemampuan Koneksi
Matematis Siswa SMP Ditinjau Dari Self-Efficacy Siswa. Jurnal Pembelajaran
Matematika Inovatif, 1(5), 957–964.
Eneng Diana Putri Latipah, E. A. A. (2018). Analisis Kemampuan Koneksi Matematis
Siswa Menggunakan Pendekatan Pembelajaran CTL dan RME. 17(1), 1–12.
Fauzi, K. M. A. (1999). Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Dengan Pendekatan
Pembelajaran Metakognitif Di Sekolah Menengah Pertama. 6.
PROSIDING SEMINAR NASIONAL STKIP
PGRI SUMATERA BARAT
ANJELINA, RAHMI, MULIA SURYANI
189
Jamal, F. (2014). Analisis Kesulitan Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Matematika
Pada Materi Peluang Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah Meulaboh Johan
Pahlawan. Jurnal MAJU (Jurnal Pendidikan Matematika), 1(1), 18–36.
http://www.ejournal.stkipbbm.ac.id/index.php/mtk/article/view/232
Kumalasari, A., Prihadini, R. O., & Putri, E. (2013). Kesulitan Belajar Matematika
Siswa Ditinjau Dari Segi Kemampuan Koneksi Matematika. Seminar Nasional
Matematika Dan Pendidikan Matematika, November, MP-7-14.
Kumalasari, E. (2016). Analisis Faktor Kesulitan terhadap Kesalahan Penyelesaian Soal
Persamaan Linier Berdasarkan Klasifikasi Taksonomi Bloom ( Studi Kasus
terhadap Mahasiswa Teknik Informatika 2015 / 2016 ). Jurnal Penelitian
Pendidikan Dan Pengajaran Matematika, 2(2), 113–122.
http://jurnal.unsil.ac.id/index.php/jp3m/article/view/163
Ma, L., Anggreini, D., & Waluyo, A. (2017). Analisis Kesulitan Siswa Dalam
Menyelesaikan Soal Matematika Ditinjau Dari Koneksi Matematis Materi Limit
Fungsi. 1(2), 151–164.
Marsitin, R. (2016). Jurnal pendidikan matematika. 2, 58–66.
Mutia. (2017). Analisis kesulitan siswa SMP dalam memahami konsep kubus balok dan
alternatif pemecahannya. 10(1), 83–102.
Pratiwi Dwi Warih S, I Nengah Parta, S. R. (2016). Analisis kemampuan koneksi
matematis siswa kelas viiipada materi teorema pythagoras. Knpmp I, 377–384.
Puteri, W. J., & Riwayati, S. (2017). Kemampuan Koneksi Matematis Siswa pada
Model Pembelajaran Conneted Mathematics Project (cmp). Jurnal Pendidikan
Matematika Dan Matematika, 3(2), 161–168.
Putra, F. G. (2015). Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games
Tournament (TGT) Berbantuan Software Cabri 3d di Tinjau dari Kemampuan
Koneksi Matematis Siswa Fredi Ganda Putra. 6(2), 143–153.
Rahmi, R., & Yhance, H. D. (2012). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
RodaKeberuntungan Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas IX
SMPN 3 KotoBaru Kab. Dharmasraya. Percikan, 133, 55-64.
Sholihah, S. Z., & Afriansyah, E. A. (2017). Analisis Kesulitan Siswa Dalam Proses
VOL. 6 NO. 3
DESEMBER 2020
ISSN: 2443-1257
190
Pemecahan Masalah Geometri Berdasarkan Tahapan Berpikir Van Hiele. 6, 287–
298.
Sritresna, T. (2015). Meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa melalui model
pembelajaran. 5(April), 38–47.
Utami, V., & Effendi, K. N. S. (2019). Analisis kemampuan koneksi matematis siswa
smp pada materi kubus. 8–16.
Yeni, E. M., & Almuslim, U. (2015). JUPENDAS , ISSN 2355-3650 , Vol . 2 , No . 2 ,
September 2015. 2(2), 1–10.
top related