ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI …/Analisis...menyelesaikan soal materi pokok cahaya pada siswa KELAS VIII SMP NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN AJARAN 2011/2012 ” ini
Post on 30-Mar-2019
227 Views
Preview:
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL
MATERI POKOK CAHAYA PADA SISWA KELAS VIII
SMP NEGERI 1 WONOSEGORO
TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh:
SUSANA ANGGRAHENI
K2308056
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Susana Anggraheni
NIM : K2308056
Jurusan/Program Studi : P.MIPA/Pendidikan Fisika
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “ANALISIS KESALAHAN DALAM
MENYELESAIKAN SOAL MATERI POKOK CAHAYA PADA SISWA
KELAS VIII SMP NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN AJARAN
2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu,
sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012
Yang membuat pernyataan
Susana Anggraheni
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL
MATERI POKOK CAHAYA PADA SISWA KELAS VIII
SMP NEGERI 1 WONOSEGORO
TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh:
SUSANA ANGGRAHENI
K2308056
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mendapatkan Gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta, Juli 2012
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd.
NIP. 195201161980031001
Pembimbing II
Dewanto Harjunowibowo, S.Si., M.Sc.
NIP. 197905022005011002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari : Rabu
Tanggal : 25 Juli 2012
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Supurwoko, M.Si.
Sekretaris : Sri Budiawanti, S.Si., M.Si.
Anggota I : Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd.
Anggota II : Dewanto Harjunowibowo, S.Si., M.Sc.
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
an. Dekan,
Pembantu Dekan I
Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si.
NIP. 196604151991031002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
Suatu saat nanti, kita pasti MENYESAL, bukan atas seberapa banyak kesalahan
yang telah kita perbuat, tetapi karena kita TIDAK BERBUAT APA-APA.
(Penulis)
Lakukanlah yang terbaik mulai dari sekarang, sebelum kita menyesal nantinya!
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu,
kupersembahkan karya ini untuk:
Bapak dan Ibu yang telah memberikan
doa, kasih sayang, semangat dan
dukungan.
Suamiku tercinta Dendy TH yang telah
memberikan doa, kasih sayang,
semangat dan dukungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRAK
Susana Anggraheni. ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN
SOAL MATERI POKOK CAHAYA PADA SISWA KELAS VIII SMP
NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) jenis kesalahan yang
dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal pada materi pokok Cahaya; (2) faktor-
faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal
pada materi pokok Cahaya.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian
dilakukan pada siswa kelas VIII.B SMP Negeri 1 Wonosegoro. Pengambilan
sampel dengan teknik purposive sampling yaitu siswa yang melakukan kesalahan
yang secara umum dilakukan oleh siswa lain. Pengumpulan data menggunakan
teknik observasi, tes dan wawancara. Validasi data dilakukan dengan triangulasi
data, membandingkan data hasil observasi, data hasil tes dan data hasil
wawancara. Analisis data dilakukan melalui tahap reduksi data, penyajian data
dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: jenis kesalahan dan faktor-
faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal
pada materi pokok Cahaya adalah (a) Kesalahan terjemahan, disebabkan oleh
siswa tidak memahami data-data yang disebutkan dalam soal, tidak memahami
simbol-simbol fisika untuk data-data yang disebutkan dalam soal, kurang teliti
dalam menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan ke dalam simbol fisika serta
tidak memahami gambar pada soal; (b) Kesalahan strategi, disebabkan oleh siswa
tidak memahami langkah yang tepat dalam penyelesaian soal dan kurang latihan
menyelesaikan soal; (c) Kesalahan konsep, disebabkan oleh siswa dalam belajar
kurang maksimal dan tidak memperhatikan penjelasan guru; (d) Kesalahan hitung,
disebabkan oleh siswa kurang terampil dan kurang teliti dalam operasi hitung; (e)
Soal tidak direspon, disebabkan oleh siswa tidak mengetahui jawaban untuk soal
tersebut, tidak memahami langkah dalam menyelesaikan soal dan kurang latihan
menyelesaikan soal.
Kata kunci: analisis, kesalahan, soal, materi Cahaya, SMP
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
ABSTRACT
Susana Anggraheni. AN ERROR ANALYSIS ON ANSWERING
QUESTIONS OF THE MAIN MATERIAL OF LIGHT OF CLASS VIII
STUDENTS OF SMP NEGERI 1 WONOSEGORO IN THE ACADEMIC
YEAR OF 2011/2012. Thesis, Teacher Training and Education Faculty Sebelas
Maret University Surakarta. July 2012.
The research is aimed to know: (1) the kinds of errors which are made by
students in answering questions of the main material of Light; (2) the factors
which cause students’ errors of answering questions of the main material of Light.
The research belongs to a descriptive qualitative research. The subject of
the research is class VIII B students of SMP Negeri 1 Wonosegoro. The sample is
taken by using purposive sampling technique in which the students who are
selected are those who have done errors which are usually done by other students.
The data are collected by conducting observation, a test, and an interview. The
data validity is gained through data triangulation, the comparison of observation
result data, test result data, and interview result data. The data are ultimately
analyzed through some steps such as reducing the data, showing the data, and
making the conclusion.
Based on the research results, it can be concluded that: the kinds of errors
and the factors which cause students’ errors of answering questions of the main
material of Light are (a) Errors of interpretation, which occur because students do
not understand what kind of data which is mentioned in the questions, what kind
of physics symbols for the data which are mentioned in the questions, because
students are rather careless in determining what is known and what is asked to be
the proper physics symbols, and because students do not understand the pictures
which are provided in the questions either; (b) Errors of choosing the strategies,
which occur because students do not know the suitable strategies for correctly
answering the questions and because students practice less answering questions;
(c) Errors of concept, which happen because students do not really study hard and
they do not pay attention to their teacher’s explanation; (d) Errors of computation,
which happen because students are not really able to do computation and they are
rather careless about it either; (e) The failure of responding the questions, which
occurs because students do not know the correct answer for the questions,
students do not understand the suitable strategies for answering the questions, and
they practice less answering questions.
Key words: analysis, errors, questions, the material of Light, SMP
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang
memberi ilmu, inspirasi dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “ANALISIS KESALAHAN DALAM
MENYELESAIKAN SOAL MATERI POKOK CAHAYA PADA SISWA
KELAS VIII SMP NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN AJARAN
2011/2012”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa
terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan pengarahan
dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta..
4. Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd., selaku Pembimbing I, yang selalu
memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan Skripsi ini.
5. Dewanto Harjunowibowo, S.Si, M.Sc., selaku Pembimbing II, yang selalu
memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan Skripsi ini.
6. Kepala SMP Negeri 1 Wonosegoro, yang telah memberi kesempatan dan
tempat guna pengambilan data dalam penelitian.
7. Watoto, S.Pd., selaku Guru mata pelajaran Fisika SMP Negeri 1 Wonosegoro,
yang telah memberi bimbingan dan bantuan dalam penelitian.
8. Para siswa SMP Negeri 1 Wonosegoro yang telah bersedia untuk
berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
9. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan Skripsi ini yang tidak
mungkin disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Surakarta, Juli 2012
Penulis,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL .........................................................................
HALAMAN PERNYATAAN ..............................................................
HALAMAN PENGAJUAN ..................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN ..............................................................
HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................
HALAMAN MOTTO ...........................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN ...........................................................
ABSTRAK ............................................................................................
KATA PENGANTAR ..........................................................................
DAFTAR ISI .........................................................................................
DAFTAR TABEL .................................................................................
DAFTAR GAMBAR ............................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...............................................
B. Identifikasi Masalah ......................................................
C. Pembatasan Masalah .....................................................
D. Perumusan Masalah ......................................................
E. Tujuan Penelitian ..........................................................
F. Manfaat Penelitian ........................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ..................................................................
B. Hasil Penelitian yang Relevan ......................................
C. Kerangka Berpikir .........................................................
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................
B. Jenis Penelitian .............................................................
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
x
xii
xiv
xv
xvi
1
3
3
4
4
4
5
24
26
28
28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
C. Sumber Data .................................................................
D. Teknik Sampling ...........................................................
E. Pengumpulan Data ........................................................
F. Uji Validitas Data .........................................................
G. Analisis Data .................................................................
H. Prosedur Penelitian .......................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data ...............................................................
B. Analisis Data .................................................................
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan .......................................................................
B. Implikasi .......................................................................
C. Saran .............................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................
LAMPIRAN ..........................................................................................
29
29
30
34
35
36
37
60
76
77
77
79
83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1
2
Tinjauan Klasifikasi Kesalahan Berdasarkan Kriteria Watson .......
Kesalahan Siswa Pada Tiap Item Soal ............................................
15
39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1
2
3
4
5
6
7
8
Pemantulan Cahaya .........................................................................
Pemantulan Teratur .........................................................................
Pemantulan Baur .............................................................................
Pembentukan Bayangan pada Cermin Datar ...................................
Pembiasan Cahaya pada Kaca Planparalel ......................................
Pembiasan Cahaya pada Prisma ......................................................
Diagram Kerangka Berpikir Penelitian ...........................................
Diagram Prosedur Penelitian ...........................................................
16
16
17
17
21
21
27
36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Jadwal Penelitian .............................................................................
Prakonsep, Scope dan Sequence Bahan Pembelajaran ...................
Kisi-kisi Soal Tes ............................................................................
Lembar Soal Tes ..............................................................................
Kunci Jawaban Soal Tes .................................................................
Rubrik Penilaian ..............................................................................
Lembar Penelaahan Butir Soal ........................................................
Reliabilitas Soal ...............................................................................
Pedoman Wawancara ......................................................................
Lembar Observasi ...........................................................................
Kelengkapan Sarana dan Prasarana Siswa ......................................
Silabus .............................................................................................
RPP ..................................................................................................
Jenis dan Deskripsi Kesalahan Siswa ..............................................
Daftar Jenis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Materi
Cahaya .............................................................................................
Hasil Lembar Jawaban Siswa ..........................................................
Rekap Hasil Wawancara dengan Subjek I ......................................
Rekap Hasil Wawancara dengan Subjek II .....................................
Rekap Hasil Wawancara dengan Subjek III ....................................
Rekap Hasil Wawancara dengan Subjek IV ...................................
83
84
88
90
94
101
109
113
116
118
133
134
141
151
153
168
196
202
207
212
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Rekap Hasil Wawancara dengan Subjek V .....................................
Rekap Hasil Wawancara dengan Subjek VI ...................................
Rekap Hasil Wawancara dengan Subjek VII ..................................
Rekap Hasil Wawancara dengan Subjek VIII .................................
Rekap Hasil Wawancara dengan Subjek IX ...................................
Dokumentasi ....................................................................................
Permohonan Ijin Menyusun Skripsi ................................................
Surat Keputusan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Tentang Ijin Menyusun Skripsi .......................................................
Permohonan Ijin Research/Try Out Kepada Kepala Sekolah SMP
Negeri 1 Wonosegoro ......................................................................
Surat Keterangan Research (Penelitian) di SMP Negeri 1
Wonosegoro ....................................................................................
220
225
229
235
240
246
247
248
249
250
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan sebuah proses dengan metode-metode tertentu
sehingga seseorang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah
laku yang sesuai dengan kebutuhan (Syah, 2011). Pendidikan dapat mengubah
pola pikir seseorang untuk selalu melakukan inovasi dan perbaikan dalam segala
aspek kehidupan ke arah peningkatan kualitas diri. Dengan pendidikan, manusia
berusaha mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan
yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pembangunan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi bertujuan
mempercepat peningkatan kecerdasan dan kemampuan bangsa, meningkatkan
produktivitas,meningkatkan kualitas, harkat dan martabat bangsa serta
meningkatkan kesejahteraan rakyat (Bappenas, 2011). Pembangunan dalam
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi harus diimbangi oleh kemampuan
pemanfaatan, pengembangan serta penguasaan teknologi, ilmu pengetahuan
terapan dan ilmu pengetahuan dasar. Salah satu upaya untuk meningkatkan
kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut adalah
peningkatan kemampuan dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
IPA merupakan salah satu bidang studi yang dikembangkan dalam
pendidikan formal di sekolah karena IPA melatih peserta didik untuk berpikir
logis, rasional, kritis dan kreatif. Menurut Departemen Pendidikan Nasional
(Depdiknas, 2006) IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis dan bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
konsep-konsep tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (inquiry). Fisika
menjadi bagian dari IPA yang mempelajari tentang gejala-gejala alam. Fisika
merupakan salah satu bidang ilmu yang perlu ditingkatkan penguasaannya, sebab
pada dasarnya Fisika adalah ilmu pengetahuan dasar dan murni yang diperlukan
dalam aneka cabang ilmu terapan dan teknik, khususnya bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Tujuan pembelajaran Fisika adalah terbentuknya kemampuan bernalar
pada diri siswa yang tercermin melalui kemampuan berpikir kritis, logis dan
sistematis dalam memecahkan suatu permasalahan baik dalam bidang Fisika,
bidang ilmu lain maupun kehidupan sehari-hari (Depdiknas, 2006). Pencapaian
tujuan pembelajaran Fisika dapat dinilai dari keberhasilan siswa dalam memahami
konsep dasar Fisika dan memanfaatkan pemahaman ini untuk menyelesaikan
persoalan dalam Fisika, ilmu-ilmu lain maupun kehidupan sehari-hari.
Namun kenyataannya, sering dijumpai siswa SMP mengeluh kesulitan
belajar Fisika sehingga sering terjadi kesalahan-kesalahan dalam menyelesaikan
soal Fisika. Menurut Williams, Stanisstreet, Spall, Boyes dan Dickson (2003)
siswa tidak tertarik belajar Fisika karena siswa merasa Fisika merupakan mata
pelajaran yang sulit. Selanjutnya, menurut Byun, Ha dan Lee (2008) alasan yang
menyebabkan siswa tidak suka mata pelajaran Fisika adalah siswa mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan Fisika. Fisika adalah mata pelajaran
tersulit bagi siswa karena penyajian mata pelajaran Fisika bersifat teoretis,
matematis dan abstrak tanpa contoh-contoh dan aplikasi-aplikasi dalam kehidupan
sehari-hari (Suzuk, Corlu & Gurel, 2011).
Banyaknya kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal
Fisika dapat menjadi petunjuk sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi
Fisika. Dari kesalahan yang dilakukan siswa dapat diteliti dan dikaji lebih lanjut
mengenai penyebab kesalahan siswa. Penyebab kesalahan siswa harus segera
mendapat pemecahan yang tuntas. Pemecahan ini ditempuh dengan cara
menganalisis akar permasalahan yang menjadi penyebab kesalahan yang
dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal. Menurut Sriati (1994) jenis kesalahan
yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal Matematika yaitu kesalahan
strategi, kesalahan terjemahan, kesalahan konsep, kesalahan sistematik, kesalahan
tanda, kesalahan tanpa pola, kesalahan menentukan sudut di luar kuadran I,
kesalahan menentukan nilai fungsi trigonometri sudut-sudut istimewa dan
kesalahan hitung.
Materi pokok Cahaya merupakan salah satu materi pembelajaran Fisika di
kelas VIII SMP. Berdasarkan informasi dari guru Fisika, masih banyak dijumpai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
berbagai macam kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal-
soal pada materi pokok Cahaya. Kesalahan-kesalahan siswa dalam menyelesaikan
soal-soal pada materi pokok Cahaya belum diketahui secara pasti jenis
kesalahannya, apakah kesalahan konsep, kesalahan hitung, kesalahan terjemahan
atau kesalahan yang lain.
Berdasarkan uraian di atas, sangat penting dilakukan penelitian yang
mengungkap jenis-jenis kesalahan dan penyebab kesalahan yang dilakukan oleh
siswa dalam menyelesaikan soal pada materi pokok Cahaya tersebut. Dengan
diperolehnya informasi tersebut, diharapkan kesalahan-kesalahan yang serupa
dapat diminimalisir dengan memberikan perlakuan atau tindakan mengantisipasi
munculnya penyebab kesalahan terjadi kembali. Dengan demikian, diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar Fisika terutama pada materi pokok Cahaya.
Pengungkapan jenis-jenis kesalahan dan penyebab kesalahan tersebut akan
dilakukan dengan menganalisis kesalahan dalam menyelesaikan soal materi pokok
cahaya pada siswa kelas VIII SMP tahun ajaran 2011/2012.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, ada beberapa masalah
yang muncul, yaitu:
1. Banyak siswa SMP mengeluh kesulitan belajar Fisika sehingga sering terjadi
kesalahan dalam menyelesaikan soal Fisika.
2. Prestasi belajar siswa yang rendah terutama pada penyelesaian soal materi
pokok Cahaya.
3. Jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal pada materi
pokok Cahaya belum teridentifikasi.
C. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah di atas, agar permasalahan yang dikaji lebih
terarah, maka penulis membatasi masalah tersebut sebagai berikut:
1. Jenis kesalahan yang akan diteliti adalah kesalahan yang dilakukan siswa
dalam menyelesaikan soal-soal berbentuk uraian pada materi pokok Cahaya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
2. Penyebab kesalahan yang akan diteliti adalah faktor-faktor yang
menyebabkan siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal
berbentuk uraian pada materi pokok Cahaya.
3. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII.B SMP Negeri 1 Wonosegoro
Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012.
D. Perumusan Masalah
Sesuai dengan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah
dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa saja jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan
soal pada materi pokok Cahaya?
2. Apa saja faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan dalam
menyelesaikan soal pada materi pokok Cahaya?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah yang telah diuraikan tersebut, tujuan
yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal
pada materi pokok Cahaya.
2. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan
dalam menyelesaikan soal pada materi pokok Cahaya.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Memberikan informasi kepada guru dan calon guru mengenai jenis dan
penyebab kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal
pada materi pokok Cahaya.
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru dalam proses pembelajaran pada
materi pokok Cahaya sehingga kesalahan yang sejenis dapat diminimalisir.
3. Sebagai referensi bagi penelitian sejenis, dalam upaya peningkatan kualitas
pendidikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakikat Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar menurut Slameto (2010) adalah proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Sedangkan belajar menurut Hamalik (2010) adalah modifikasi kelakuan
melalui pengalaman. Belajar merupakan suatu proses dan bukan
merupakan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, tetapi
mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan melainkan perubahan
kelakuan.
Selanjutnya, belajar menurut Aunurrahman (2009) adalah proses
yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang
baru sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya. Suatu kegiatan dapat dikatakan sebagai belajar
apabila memiliki beberapa ciri umum dari belajar. Ciri yang pertama
yaitu belajar menunjukkan suatu aktivitas pada seseorang secara sadar
atau disengaja sehingga mampu meningkatkan intensitas keaktifan
jasmani dan rohani semakin tinggi. Ciri yang kedua yaitu belajar
merupakan interaksi individu dengan lingkungannya. Ciri yang ketiga
adalah hasil belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku yang
menyangkut perubahan dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang terjadi secara sadar dan
bersifat kontinu sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan
lingkungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
b. Tujuan Belajar
Tujuan belajar merupakan komponen sistem pembelajaran yang
sangat penting karena semua komponen dalam sistem pembelajaran
dilaksanakan atas dasar pencapaian tujuan belajar. Tujuan belajar
menurut Sardiman (2011) dibagi menjadi tiga, yaitu untuk mendapatkan
pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan serta pembentukan
sikap.
Pencapaian tujuan belajar akan menghasilkan hasil belajar yang
meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Ketiga hasil belajar
tersebut merupakan tiga hal yang secara perencanaan terpisah, tetapi
setelah proses internalisasi, terbentuklah suatu kepribadian utuh dalam
diri siswa.
Ranah kognitif menurut taksonomi Bloom dalam Yulaelawati
(2004) terdiri dari enam tingkatan yaitu:
1) Pengetahuan, merupakan ingatan terhadap hal-hal yang telah
dipelajari sebelumnya.
2) Pemahaman, merupakan kemampuan untuk memahami materi.
3) Penerapan, merupakan kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari dan dipahami ke dalam situasi konkret, nyata atau
baru.
4) Analisis, merupakan kemampuan untuk menguraikan materi ke
dalam bagian-bagian atau komponen-komponen yang lebih
terstruktur dan mudah dimengerti.
5) Sintesis, merupakan kemampuan untuk mengumpulkan bagian-
bagian menjadi suatu bentuk yang utuh dan menyeluruh.
6) Penilaian, merupakan kemampuan untuk memperkirakan dan
menguji nilai suatu materi untuk tujuan tertentu.
Ranah afektif menurut taksonomi Krathwohl dalam Yulaelawati
(2004) terdiri dari lima tingkatan yaitu:
1) Penerimaan, merupakan kesadaran atau kepekaan yang disertai
keinginan untuk bertoleransi terhadap suatu gagasan atau gejala.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
2) Penanggapan, merupakan kemampuan memberikan tanggapan
terhadap suatu gagasan atau gejala.
3) Perhitungan atau penilaian, merupakan kemampuan memberi
penilaian atau perhitungan terhadap gagasan atau gejala.
4) Pengaturan atau pengelolaan, merupakan kemampuan mengatur atau
mengelola yang berhubungan dengan tindakan penilaian dan
perhitungan yang telah dimilki.
5) Bermuatan nilai, merupakan tindakan puncak dalam perwujudan
perilaku seseorang yang secara konsisten sejalan dengan nilai atau
seperangkat nilai-nilai yang dihayatinya secara mendalam.
Ranah psikomotorik menurut Anita Harrow dalam Yulaelawati
(2004) terdiri dari lima tingkatan yaitu:
1) Gerakan refleks, merupakan tindakan yang ditunjukkan tanpa belajar
dalam menanggapi stimulus.
2) Gerakan dasar, merupakan pola gerakan yang diwarisi yang
terbentuk berdasarkan campuran gerakan refleks dan gerakan yang
lebih kompleks.
3) Gerakan tanggap, merupakan penafsiran terhadap segala rangsang
yang membuat seseorang mampu menyesuaikan diri terhadap
lingkungan.
4) Kegiatan fisik, merupakn kegiatan yang memerlukan kekuatan otot,
kekuatan mental, ketahanan, kecerdasan, kegesitan dan kekuatan
suara.
5) Komunikasi tidak berwacana, merupakan komunikasi melalui
gerakan tubuh.
Tujuan belajar akan tercapai secara optimal jika didukung oleh
faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berasal
dari dalam diri individu yang belajar, misalnya kecerdasan, bakat,
pertumbuhan, motivasi dan kemampuan. Sedangkan faktor eksternal
adalah faktor yang berasal dari luar diri individu yang belajar, misalnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
kondisi keluarga, pendekatan dan metode yang digunakan guru dalam
pembelajaran, sarana prasarana dan lain sebagainya.
2. Pembelajaran Fisika
a. Hakikat Fisika
Fisika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam
(IPA). Menurut Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas, 2006) IPA
berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis dan
bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-
konsep tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (inquiry).
Menurut Jumadi (2003) IPA dapat dipandang sebagai proses,
sikap dan produk. IPA sebagai proses dapat diartikan sebagai aktivitas
atau proses untuk mendeskripsikan fenomena alam. IPA sebagai sikap
dapat dipandang sebagai sikap-sikap yang melandasi proses IPA, antara
lain sikap ingin tahu, jujur, obyektif, kritis, terbuka, disiplin, teliti dan
sebagainya. IPA sebagai produk dapat diartikan sebagai kumpulan
informasi atau fakta yang dihasilkan dari proses-proses ilmiah yang
dilandasi dengan sikap-sikap ilmiah.
Menurut Harrys (2003) Fisika adalah ilmu yang mempelajari
suatu zat dan energi atau zat dan gerakan. Fisika berhubungan dengan
materi dan energi, hukum-hukum yang mengatur gerakan partikel dan
gelombang, interaksi antarpartikel, sifat-sifat molekul, atom dan inti atom
serta sistem-sistem berskala lebih besar seperti gas, zat cair dan zat padat
(Tipler, 1998).
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Fisika
merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari materi dan energi. Fisika
mempelajari tentang benda-benda di alam, gejala-gejala, kejadian-
kejadian alam serta interaksi dari benda-benda di alam tersebut yang
bersifat fisik dan dapat dipelajari secara pengamatan, eksperimen dan
teori.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
b. Tujuan Pembelajaran Fisika di SMP
Tujuan pembelajaran merupakan arah yang hendak dicapai oleh
setiap strategi pembelajaran. Oleh karena itu, tujuan pembelajaran harus
ditetapkan dan dirumuskan dengan jelas. Dalam Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP), tujuan mata pelajaran IPA di SMP/MTs
adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang
Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan
keteraturan alam ciptaan-Nya.
2) Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala
alam, konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran
terhadap adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara
IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
4) Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan
berpikir, bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi.
5) Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam
memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan serta
sumber daya alam.
6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan Yang Maha
Esa.
7) Meningkatkan pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
selanjutnya.
(Depdiknas, 2006: 377-378)
c. Pembelajaran Fisika
Pembelajaran menurut Sagala (2011) adalah membelajarkan
siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar. Pembelajaran
merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak
guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
pembelajaran Fisika mengacu pada Permendiknas Nomor 41 Tahun
2007, yaitu pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti dan kegiatan penutup. Dalam kegiatan pendahuluan, guru
menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
pembelajaran, mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari, menjelaskan tujuan
pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai, menyampaikan
cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses
eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Dalam kegiatan eksplorasi, guru
melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang
topik atau tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip
belajar dari aneka sumber, menggunakan beragam pendekatan
pembelajaran, media pembelajaran dan sumber belajar lain, memfasilitasi
terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan
guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya, melibatkan peserta didik
secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran dan memfasilitasi
peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio atau
lapangan.
Dalam kegiatan elaborasi, guru membiasakan peserta didik
membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang
bermakna, memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi
dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun
tertulis, memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut, memfasilitasi
peserta didik dalam pembelajaran kooperatif, memfasilitasi peserta didik
berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar,
memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan
baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok,
memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok, memfasilitasi peserta didik melakukan pameran,
turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan, memfasilitasi peserta
didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa
percaya diri peserta didik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Dalam kegiatan konfirmasi, guru memberikan umpan balik positif
dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat maupun hadiah
terhadap keberhasilan peserta didik, memberikan konfirmasi terhadap
hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber,
memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan, memfasilitasi peserta didik
untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai
kompetensi dasar, berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam
menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan dengan
menggunakan bahasa yang baku dan benar, membantu menyelesaikan
masalah, memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan
hasil eksplorasi, memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh dan
memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan peserta
didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran,
melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram, memberikan umpan balik
terhadap proses dan hasil pembelajaran, merencanakan kegiatan tindak
lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan
konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun
kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik, menyampaikan
rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
3. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan salah satu indikator yang
menunjukkan berhasil atau tidaknya suatu proses pembelajaran yang
dilaksanakan. Prestasi belajar berasal dari dua kata yaitu prestasi dan
belajar. Menurut Pusat Bahasa (2008) prestasi adalah hasil yang telah
dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya). Sedangkan pengertian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
belajar adalah usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang terjadi secara sadar dan bersifat
kontinu sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan. Dari
dua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah
hasil yang telah dicapai siswa setelah melakukan aktivitas belajar.
Prestasi belajar merupakan hasil evaluasi belajar yang diperoleh atau
dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam
kurun waktu tertentu. Prestasi belajar merupakan wujud yang
menggambarkan usaha belajar yang melibatkan interaksi antara guru
dengan siswa ataupun seseorang dengan lingkungannya.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya
tentu tidak dapat disamaratakan. Masing-masing siswa tentunya memiliki
kemampuan dan kelemahan masing-masing. Slameto (2010) membagi
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menjadi dua yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor
yang berasal dari dalam diri siswa. Faktor internal dibagi lagi menjadi
tiga faktor yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologi dan faktor kelelahan.
Faktor jasmaniah meliputi kesehatan dan cacat tubuh, sedangkan faktor
psikologis meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan dan kesiapan siswa. Faktor kelelahan meliputi kelelahan
fisik dan kelelahan rohani. Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap
proses belajar siswa meliputi keluarga, sekolah dan masyarakat. Faktor
keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga,
suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan
latar belakang kebudayaan. Faktor sekolah meliputi metode mengajar,
kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin
sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran,
keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. Faktor masyarakat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul
dan bentuk kehidupan masyarakat.
Faktor- faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Syah
(2011) dapat dibedakan menjadi tiga yaitu faktor internal (faktor dari
dalam diri siswa) yaitu kondisi jasmani dan rohani siswa, faktor eksternal
(faktor dari luar siswa) yaitu kondisi lingkungan di sekitar siswa dan
faktor pendekatan belajar (approach to learning) yaitu jenis upaya
belajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan untuk
melakukan kegiatan mempelajari materi-materi belajar. Pendapat tersebut
didukung oleh pendapat Soemanto (2006) yang membagi faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar menjadi tiga bagian yaitu faktor stimuli
belajar yang meliputi segala hal di luar individu yang merangsang
individu untuk belajar, faktor metode belajar dan faktor individual.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor
internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri siswa.
Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang bersumber dari luar
diri siswa.
4. Kesalahan dalam Penyelesaian Soal Fisika
Alasan yang menyebabkan siswa tidak suka mata pelajaran Fisika
adalah siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan Fisika
(Byun, Ha & Lee, 2008). Akibatnya siswa melakukan kesalahan dalam
menyelesaikan soal Fisika.
Kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal berkaitan dengan
ketidakmampuan belajar atau kemampuan belajar yang tidak sempurna.
Menurut Woolfolk dan Mc. Cune-Nicolith dalam Sriati (1994), karakteristik
ketidakmampuan belajar antara lain kekacauan dalam bahasa dan
pemahaman, kekacauan dalam perhitungan Matematika, kesulitan dalam
pembentukan konsep dan kekacauan dalam perhatian serta konsentrasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Menurut Sriati (1994) jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam
menyelesaikan soal Matematika antara lain:
a. Kesalahan strategi
Kesalahan strategi terjadi jika siswa memilih jalan yang tidak tepat yang
mengarahkan ke jalan buntu.
b. Kesalahan terjemahan
Kesalahan terjemahan merupakan kesalahan mengubah informasi ke
ungkapan Matematika atau memberi makna suatu ungkapan Matematika.
c. Kesalahan konsep
Kesalahan konsep merupakan kesalahan dalam memahami gagasan
abstrak.
d. Kesalahan sistematik
Kesalahan sistematik merupakan kesalahan yang berkenaan dengan
pilihan yang salah atas teknik ekstrapolasi, pengetahuan dasar yang
kurang dan kesalahan dalam proses pemecahan masalah.
e. Kesalahan tanda
f. Kesalahan tanpa pola
g. Kesalahan menentukan sudut di luar kuadran I.
h. Kesalahan menentukan nilai fungsi trigonometri sudut-sudut istimewa.
i. Kesalahan hitung
Kesalahan hitung merupakan kesalahan dalam menghitung, seperti
menjumlahkan, mengurangi, mengalikan dan membagi.
Sedangkan Watson mengklasifikasikan kesalahan mengerjakan soal
secara umum seperti tertuang dalam Tabel 2.1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Tabel 2.1 Tinjauan Klasifikasi Kesalahan Berdasarkan Kriteria Watson
No Jenis
Kesalahan
Istilah Latin Keterangan
1 Data Tidak
Tepat
inappropriate
data
Siswa berusaha mengoperasikan
pada level yang tepat, tetapi memilih
sebuah informasi atau data tidak
tepat.
2 Prosedur
Tidak Tepat
inappropriate
procedure
Siswa berusaha mengoperasikan
pada level yang tepat tetapi dia
menggunakan prosedur atau cara
yang tidak tepat (menggunakan
prinsip atau rumus dengan cara tidak
tepat).
3 Data Hilang
ommited data
Siswa kehilangan satu data atau
lebih, tidak menemukan informasi
yang tepat, namun masih berusaha
mengoperasikan pada level yang
tepat.
4 Kesimpulan
Hilang
ommited
conclution
Siswa menunjukkan alasan pada
level yang tepat kemudian gagal
menyimpulkan.
5 Konflik Level
Respon
response
level conflic
Siswa menunjukkan suatu kompetisi
operasi pada level tertentu dan
kemudian menurunkan ke operasi
yang lebih rendah untuk kesimpulan.
6 Manipulasi
Tidak
Langsung
undered
manipulation
Siswa merespon dengan benar tetapi
alasan atau prosedur yang digunakan
tidak logis atau acak.
7 Masalah
Hierarki
Keterampilan
skill
hierarchy
problem
Siswa tidak dapat menyelesaikan
permasalahan karena kurang atau
tidak nampaknya kemampuan
keterampilannya.
8 Selain ke-7
kategori di
atas
above other
Kesalahan selain ketujuh kategori di
atas, diantaranya pengopian data
yang salah dan tidak merespon.
(Sumber: Masruroh, 2007: 22-24)
Dengan menelaah penelitian yang sebelumnya dan kesesuaiannya dengan
materi yang diambil penulis yaitu materi pokok Cahaya maka dalam penelitian ini
jenis kesalahan yang diteliti adalah kesalahan terjemahan, kesalahan strategi,
kesalahan konsep, kesalahan hitung dan soal tidak direspon.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
5. Materi Pokok Cahaya
Setiap benda yang dapat memancarkan cahaya sendiri disebut sumber
cahaya. Benda-benda yang tidak dapat memancarkan cahaya sendiri disebut
benda gelap.
a. Pemantulan Cahaya
1) Hukum Pemantulan Cahaya
Gambar 2.1 Pemantulan Cahaya (Sumber: Prasodjo, Naryoko,
Djannah, Damayanti & Tampubolon, 2009: 182)
Hukum pemantulan cahaya adalah sebagai berikut:
a) Sinar datang, garis normal N dan sinar pantul terletak pada
satu bidang datar.
b) Sudut datang i sama dengan sudut pantul r .
2) Pemantulan Teratur dan Pemantulan Baur
Apabila seberkas cahaya sejajar mengenai suatu permukaan
benda rata maka cahaya tersebut akan dipantulkan dengan arah
tertentu secara teratur seperti pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Pemantulan Teratur (Sumber: Prasodjo, Naryoko,
Djannah, Damayanti & Tampubolon, 2009: 182)
Sedangkan apabila seberkas cahaya sejajar mengenai suatu
permukaan benda tidak rata maka cahaya tersebut akan dipantulkan
ke segala arah secara tidak beraturan seperti pada Gambar 2.3.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Gambar 2.3 Pemantulan Baur (Sumber: Prasodjo, Naryoko, Djannah,
Damayanti & Tampubolon, 2009: 182)
3) Pembentukan Bayangan pada Cermin Datar, Cermin Cekung dan
Cermin Cembung
Berdasarkan bentuk permukaannya, ada tiga jenis cermin
yaitu cermin datar, cermin cekung dan cermin cembung.
a) Pembentukan Bayangan pada Cermin Datar
Gambar 2.4 Pembentukan Bayangan pada Cermin Datar
(Sumber: Searway & Jewett, 2004: 1128)
Berdasarkan Gambar 2.4, sifat bayangan yang dibentuk
oleh cermin datar adalah sebagai berikut:
(1) Bersifat maya.
(2) Jarak benda ke cermin s sama dengan jarak bayangan ke
cermin s .
(3) Tinggi benda sama dengan tinggi bayangan hh .
(4) Perbesaran bayangan M sama dengan 1.
1h
h
s
sM
Jika dua buah cermin datar membentuk sudut satu
sama lain, jumlah bayangan yang dibentuk adalah:
1360 0
n
.....................................(1)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
keterangan:
: banyak bayangan yang terbentuk
: sudut antara dua cermin datar (derajat)
b) Pembentukan Bayangan pada Cermin Cekung
Cermin cekung memiliki sifat dapat mengumpulkan
cahaya (konvergen). Ada tiga sinar istimewa pada cermin
cekung, yaitu:
(1) Sinar datang sejajar dengan sumbu utama dipantulkan
melalui fokus F .
(2) Sinar datang melalui fokus F dipantulkan sejajar dengan
sumbu utama.
(3) Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan P
dipantulkan kembali melalui titik pusat kelengkungan.
c) Pembentukan Bayangan pada Cermin Cembung
Cermin cembung memiliki sifat dapat menyebarkan
cahaya (divergen). Ada tiga sinar istimewa pada cermin
cembung, yaitu:
(1) Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan seolah-olah
berasal dari fokus F .
(2) Sinar datang menuju fokus F dipantulkan sejajar sumbu
utama.
(3) Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan P
dipantulkan seolah-olah berasal dari titik pusat
kelengkungan P .
4) Persamaan pada Cermin Cekung dan Cermin Cembung
Persamaan yang menghubungkan jarak benda ke cermin,
jarak bayangan ke cermin dan jarak fokus cermin adalah sebagai
berikut:
ssf
111
.....................................(2)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Karena Rf21 sehingga persamaan (3) ditulis sebagai berikut:
ssR
112
Perbesaran bayangan M adalah perbandingan antara jarak
bayangan ke cermin s dengan jarak benda ke cermin s atau
perbandingan antara tinggi bayangan h dengan tinggi benda .
Persamaan perbesaran bayangan M adalah sebagai berikut:
h
h
s
sM
keterangan:
f : jarak fokus cermin
s : jarak benda ke cermin
s : jarak bayangan ke cermin
R : jari-jari cermin
M : perbesaran bayangan
h : tinggi benda
h : tinggi bayangan
Tanda mutlak menyatakan harga M selalu positif.
Dalam perhitungan berlaku ketentuan sebagai berikut:
a) Untuk cermin cekung: jarak fokus cermin f bernilai positif.
Untuk cermin cembung: jarak fokus cermin f bernilai negatif.
b) Untuk benda nyata, jarak benda ke cermin s bernilai positif.
c) Apabila s yang dihasilkan bernilai positif, maka bayangan
yang terbentuk bersifat nyata sedangkan apabila s yang
dihasilkan bernilai negatif, maka bayangan yang terbentuk
bersifat maya.
b. Pembiasan Cahaya
1) Hukum Snellius tentang Pembiasan Cahaya
Hukum Snellius tentang pembiasan cahaya adalah sebagai
berikut:
.....................................(3)
.....................................(4)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
a) Sinar datang, garis normal dan sinar bias terletak pada satu
bidang datar.
b) Perbandingan proyeksi sinar datang dan sinar bias pada bidang
batas antara dua medium merupakan bilangan tetap. Bilangan
tetap itu didefinisikan sebagai indeks bias.
2) Indeks Bias Medium
Perbandingan laju cahaya di ruang hampa udara dengan laju
cahaya pada medium tertentu disebut indeks bias medium tersebut.
Perumusan indeks bias suatu medium adalah:
v
cn
keterangan:
n : indeks bias suatu medium
c : laju cahaya di ruang hampa udara m/s 103 8
v : laju cahaya pada medium tertentu m/s
3) Sifat-sifat Sinar Bias
Sifat-sifat sinar bias adalah sebagai berikut:
a) Sinar datang dari medium kurang rapat menuju medium lebih
rapat akan dibiaskan mendekati garis normal.
b) Sinar datang tegak lurus bidang batas maka tidak akan
mengalami perubahan arah atau tidak dibiaskan tetapi hanya
diteruskan.
c) Sinar datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat
akan dibiaskan menjauhi garis normal.
4) Kaca Planparalel
Kaca planparalel merupakan kaca tebal yang permukaannya
rata. Gambar 2.5 menunjukkan pembiasan cahaya pada kaca
planparalel.
.....................................(5)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Gambar 2.5 Pembiasan Cahaya pada Kaca Planparalel (Sumber:
Prasodjo, Naryoko, Djannah, Damayanti &
Tampubolon, 2009: 202)
Berdasarkan Gambar 2.5 dapat disimpulkan bahwa:
ri
ir
keterangan:
i : sudut datang (sinar datang dari udara ke kaca planparalel)
r : sudut bias (sinar bias dari udara ke kaca planparalel)
i : sudut datang (sinar datang dari kaca planparalel ke udara)
r : sudut bias (sinar bias dari kaca planparalel ke udara)
5) Prisma
Prisma merupakan medium yang dibatasi dua bidang
permukaan yang saling membentuk sudut. Sinar yang datang menuju
prisma dan sinar yang keluar dari prisma tidak sejajar. Besar sudut
penyimpangan disebut sudut deviasi.
Gambar 2.6 Pembiasan Cahaya pada Prisma (Sumber: Prasodjo,
Naryoko, Djannah, Damayanti & Tampubolon, 2009:
204)
.....................................(6)
.....................................(7)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
keterangan:
: sudut pembias prisma
i : sudut datang (sinar datang dari udara ke prisma)
r : sudut bias (sinar bias dari udara ke prisma)
i : sudut datang (sinar datang dari prisma ke udara)
r : sudut bias (sinar bias dari prisma ke udara)
: sudut deviasi
Berdasarkan Gambar 2.6, diperoleh hubungan antara sudut
deviasi , sudut datang dari udara ke prisma i , sudut bias dari
prisma ke udara r dan sudut pembias prisma , yaitu:
ri
Pada saat terjadi deviasi minimum, besar sudut datang dari
udara ke prisma i sama dengan besar sudut bias dari prisma ke
udara r . Sehingga, sudut deviasi minimum dirumuskan sebagai
berikut:
i2min
r2min
6) Lensa
Lensa adalah material transparan (umumnya terbuat dari kaca
atau plastik) yang memiliki dua permukaan (salah satu atau
keduanya memiliki permukaan melengkung) sehingga dapat
membelokkan sinar yang melewatinya. Ada dua jenis lensa, yaitu
lensa cembung dan lensa cekung.
a) Lensa Cembung
Ciri-ciri lensa cembung adalah bagian tengah lebih tebal
dibandingkan bagian tepinya, bersifat mengumpulkan sinar
(konvergen) dan jarak fokusnya bernilai positif. Ada beberapa
bentuk lensa cembung yaitu lensa cembung rangkap
(bikonveks), lensa cembung datar (plankonveks) dan lensa
cembung cekung (konkaf konveks).
...................................(8)
...................................(10)
...................................(9)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Lensa cembung memiliki tiga sinar istimewa, yaitu:
(1) Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan melalui fokus.
(2) Sinar datang melalui fokus dibiaskan sejajar sumbu utama.
(3) Sinar datang melalui titik pusat lensa diteruskan tanpa
mengalami pembiasan.
b) Lensa Cekung
Ciri-ciri lensa cekung adalah bagian tengah lebih tipis
dibandingkan bagian tepinya, bersifat menyebarkan sinar
(divergen) dan jarak fokusnya bernilai negatif. Ada beberapa
bentuk lensa cekung yaitu lensa cekung rangkap (bikonkaf),
lensa cekung datar (plankonkaf) dan lensa cekung cembung
(konveks konkaf).
Lensa cekung memiliki tiga sinar istimewa, yaitu:
(1) Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan seolah-seolah
berasal dari fokus.
(2) Sinar datang menuju fokus dibiaskan sejajar sumbu utama.
(3) Sinar datang melalui titik pusat lensa diteruskan tanpa
mengalami pembiasan.
7) Persamaan pada Lensa Cembung dan Lensa Cekung
Persamaan pada lensa cembung dan lensa cekung adalah:
ssf
111
h
h
s
sM
keterangan:
f : jarak fokus lensa
s : jarak benda ke lensa
s : jarak bayangan ke lensa
M : perbesaran bayangan
h : tinggi benda
h : tinggi bayangan
...................................(11)
...................................(12)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Dalam perhitungan berlaku ketentuan sebagai berikut:
a) Untuk lensa cembung: jarak fokus lensa f bernilai positif.
Untuk lensa cekung: jarak fokus lensa f bernilai negatif.
b) Untuk benda nyata, jarak benda ke lensa s bernilai positif.
c) Apabila s yang dihasilkan bernilai positif, maka bayangan
yang terbentuk bersifat nyata sedangkan apabila s yang
dihasilkan bernilai negatif, maka bayangan yang terbentuk
bersifat maya.
Kekuatan lensa adalah kemampuan lensa untuk
mengumpulkan atau menyebarkan berkas cahaya. Kekuatan lensa
dinyatakan dalam satuan dioptri dan dirumuskan sebagai berikut:
fP
1
keterangan:
P : kekuatan lensa (dioptri)
f : jarak fokus lensa (m)
B. Hasil Penulisan yang Relevan
Di dalam penulisan ini, penulis mengacu pada beberapa penulisan yang
telah dilakukan oleh para penulis sebelumnya. Penulisan yang berkaitan dengan
analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal pernah dilakukan oleh Heri
Siswaya (2000), hasil penulisan tersebut menunjukkan bahwa siswa mengalami
kesalahan pada langkah menentukan apa yang diketahui, mendeskripsikan
maksud soal dengan sketsa, menentukan rumus, menyelesaikan perhitungan dan
menyatakan jawab akhir. Adapun jenis kesalahan secara umum adalah kesalahan
konsep. Sedangkan penyebab kesalahan siswa adalah tidak memahami maksud
soal, tidak memahami cara mengubah satuan, lupa simbol, tidak memahami
proses peleburan dan kenaikan suhu, salah mendefinisikan t , tidak memahami
proses apa yang terjadi pada campuran beberapa zat, dan tidak memahami
peristiwa penerimaan dan pelepasan kalor (Azas Black).
...................................(13)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Penulisan lain yang berkaitan dengan analisis kesalahan siswa dalam
menyelesaikan soal yaitu soal Matematika telah dilakukan oleh Anis Sunarsi
(2009). Berdasarkan hasil penulisan diperoleh bahwa jenis kesalahan yang
dilakukan siswa ada empat yaitu:
1. kesalahan dalam menerima informasi, meliputi:
a. kesalahan dalam menuliskan apa yang diketahui, penyebabnya adalah
siswa tidak teliti dalam membaca soal, siswa hanya menyingkat
penulisan saja dan siswa tidak paham tentang unsur-unsur limas.
b. kesalahan dalam menentukan apa yang ditanyakan, penyebabnya adalah
siswa tidak teliti dalam membaca soal.
2. kesalahan yang berhubungan dengan konsep prisma dan limas, penyebabnya
adalah siswa tidak teliti dan tidak dapat memahami maksud soal, siswa tidak
paham tentang konsep luas permukaan limas, siswa tidak paham tentang
unsur-unsur limas (sekedar memasukkan angka ke dalam rumus) dan siswa
tidak cermat dalam memperhatikan gambar.
3. kesalahan dalam menghitung, penyebabnya adalah siswa tidak teliti dalam
menghitung dan memasukkan angka ke dalam rumus.
4. kesalahan yang berhubungan dengan materi prasyarat, penyebabnya adalah
siswa tidak teliti dalam mengerjakan, siswa tidak paham tentang Dalil
Phytagoras, siswa tidak menggambarkan belah ketupat, siswa tidak tahu cara
mencari diagonal belah ketupat, siswa tidak menggambarkan limas, siswa
salah dalam menentukan tinggi segitiga karena terlalu terpaku pada gambar
(tidak membayangkan bentuk aslinya), siswa lupa tentang penjumlahan
bilangan akar, siswa tidak teliti dalam membaca soal dan siswa tidak tahu
cara mengubah satuan m3 ke liter.
Penulisan lain yang terkait dengan kesalahan siswa menyelesaikan soal
Fisika juga dilakukan oleh M. Nahar (2002). Penulisan tersebut bertujuan untuk
mengetahui secara jelas kesalahan siswa kelas I SLTP Negeri 1 Sangkulirang
dalam menyelesaikan soal-soal Fisika konsep Zat dan Wujudnya berdasarkan
ketentuan penyebutan konsep dan hukum-hukum, penentuan persamaan,
pemahaman model-model, penerapan matematis dan penentuan satuan. Pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
penulisan tersebut menggunakan persentase untuk mencari kesalahan pada
masing-masing kriteria yang telah ditentukan dan nilai persentase rata-ratanya
yang ditinjau dari tiap soal. Hasil analisis data penulisan tersebut menunjukkan
bahwa kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal tes Fisika konsep Zat dan
Wujudnya meliputi kriteria kesalahan siswa dalam penerapan matematis
(83,33%), menyebutkan konsep dasar atau hukum (76,19%), pemahaman model-
model (73,80%), menentukan persamaan (71,43%) dan menentukan satuan
(66,67%).
C. Kerangka Berpikir
Suatu proses belajar tidak selalu berhasil. Hal tersebut disebabkan adanya
hambatan dalam proses belajar. Berhasil atau tidaknya suatu proses belajar Fisika,
dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam menguasai materi yang telah diajarkan
sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan. Salah satu cara untuk
mengetahui keberhasilan proses belajar dapat ditunjukkan dari kemampuan siswa
dalam menyelesaikan persoalan. Ketidakberhasilan dari proses belajar dapat
ditunjukkan dengan adanya kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam
menyelesaikan persoalan. Kesalahan merupakan hal yang wajar, tetapi apabila
dibiarkan saja maka tujuan dari pembelajaran Fisika tidak dapat tercapai secara
optimal.
Pada materi pokok Cahaya masih sering dijumpai berbagai macam
kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal. Untuk mengetahui
secara jelas jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal pada
materi pokok Cahaya serta untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan
siswa melakukan kesalahan tersebut, maka perlu dianalisis kesalahan yang
dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada materi pokok Cahaya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat digambarkan kerangka berpikir
penulisan seperti terlihat pada Gambar 2.7.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Gambar 2.7 Diagram Kerangka Berpikir Penulisan
Jawaban siswa
Benar Salah
Dianalisis jenis
kesalahan
Jenis kesalahan yang
dilakukan siswa
Faktor penyebab
kesalahan
Menarik
kesimpulan
Wawancara
Soal tes Cahaya
Observasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas VIII.B SMP Negeri 1 Wonosegoro
Semester II Tahun Ajaran 2011/2012.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada Semester II Tahun Ajaran 2011/2012,
secara bertahap. Langkah-langkah yang dilakukan penulis adalah sebagai
berikut:
a. Tahap persiapan
Pada tahap ini, peneliti melakukan kegiatan permohonan pembimbing,
pengajuan proposal penelitian, permohonan ijin ke SMP Negeri 1
Wonosegoro dan pembuatan instrumen penelitian.
b. Tahap pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, peneliti melakukan kegiatan pengambilan data
yaitu dengan observasi, tes dan wawancara.
c. Tahap penyelesaian
Pada tahap penyelesaian, peneliti melakukan kegiatan analisis data hasil
penelitian, penarikan kesimpulan, penulisan laporan hasil penelitian dan
konsultasi dengan dosen pembimbing.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, bertujuan
untuk mendeskripsikan data, fakta dan keadaan yang ada sesuai kenyataan di
lapangan. Pengumpulan data menggunakan teknik tes, wawancara dan observasi.
Data yang diperoleh akan dideskripsikan atau diuraikan kembali kemudian
dianalisis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Penelitian kualitatif menurut Moleong (2011) adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara
holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Penelitian kualitatif
memiliki karakteristik yang membedakannya dengan penelitian jenis lainnya.
Menurut Moleong (2011) karakteristik penelitian kualitatif adalah mempunyai
latar alamiah atau pada konteks dari suatu keutuhan, manusia sebagai alat atau
instrumen, menggunakan metode kualitatif, analisis data secara induktif,
penyusunan teori substantif berasal dari data, bersifat deskriptif, lebih
mementingkan proses daripada hasil, adanya batas dalam penelitian atas dasar
fokus penelitian, adanya kriteria khusus untuk keabsahan data, desain bersifat
sementara dan hasil penelitian merupakan kesepakatan bersama.
C. Sumber Data
Menurut Lofland dan Lofland (1984) dalam Moleong (2011) sumber data
utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah
data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Siswa kelas VIII.B SMP Negeri 1 Wonosegoro Semester II Tahun Ajaran
2011/2012.
2. Soal tes dan hasil jawaban siswa pada materi pokok Cahaya.
3. Perangkat pembelajaran guru fisika kelas VIII.B SMP Negeri 1 Wonosegoro
Semester II Tahun Ajaran 2011/2012 pada materi pokok Cahaya.
4. Interaksi guru dan siswa kelas VIII.B SMP Negeri 1 Wonosegoro pada saat
pembelajaran materi pokok Cahaya.
D. Teknik Sampling
Pada penelitian ini pengambilan sampelnya dengan cara sampling
bertujuan (purposive sampling) yaitu dengan adanya pertimbangan-pertimbangan
tertentu dari penulis untuk memilih sampel. Sampel pada penelitian ini ditentukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
berdasarkan hasil tes yang diberikan, yaitu siswa yang melakukan kesalahan yang
secara umum dilakukan oleh siswa lain.
Sukmadinata (2008) membagi cara pengambilan sampel menjadi dua yaitu
pengambilan sampel acak (random sampling) dan pengambilan sampel bukan
acak (non random sampling). Pengambilan sampel secara acak berarti setiap
individu dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan sampel.
Macam-macam pengambilan sampel acak yaitu pengambilan sampel acak
sederhana, pengambilan sampel acak sistematis, pengambilan sampel acak
berstrata, pengambilan sampel acak klaster dan pengambilan sampel acak klaster-
berstrata. Sedangkan pengambilan sampel bukan acak berarti tidak semua
individu dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan sampel.
Macam-macam pengambilan sampel bukan acak yaitu pengambilan sampel
berdasarkan tujuan (purposive sampling), pengambilan sampel yang cocok
(convenian sampling) dan pengambilan sampel insidental (insidental sampling).
Menurut Moleong (2011) pada penelitian kualitatif tidak ada sampel acak
tetapi sampel bertujuan (purposive sampling). Ciri-ciri sampel bertujuan menurut
Moleong (2011) yaitu sampel tidak dapat ditentukan atau ditarik terlebih dahulu,
pemilihan sampel secara berurutan, penyesuaian berkelanjutan dari sampel dan
jika sudah terjadi pengulangan informasi maka penarikan sampel sudah harus
dihentikan.
E. Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data diperoleh melalui beberapa teknik yaitu:
1. Tes
Teknik tes pada penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data
tentang kesalahan-kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal pada materi
pokok Cahaya. Tes yang digunakan pada penelitian ini adalah tes tertulis
berbentuk uraian yang berupa tes diagnostik.
Menurut Budiyono (2003) metode tes adalah cara pengumpulan data
yang menghadapkan sejumlah pertanyaan-pertanyaan kepada subjek
penelitian. Sedangkan tes menurut Djemari (2008) dalam Widoyoko (2009)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
merupakan salah satu cara untuk menaksir besarnya kemampuan seseorang
secara tidak langsung, yaitu melalui respons seseorang terhadap stimulus atau
pertanyaan. Tes bentuk uraian menurut Arikunto (2010) adalah sejenis tes
kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau
uraian kata-kata. Tes diagnostik menurut Arikunto (2010) adalah tes yang
digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga
berdasarkan kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang
tepat.
Langkah- langkah dalam penyusunan tes adalah sebagai berikut:
a. Melakukan spesifikasi materi yang pernah diajarkan.
Spesifikasi materi berdasarkan sumber yang digunakan oleh guru
yaitu bahan belajar, buku dan perangkat pembelajaran. Untuk
memudahkan memetakan materi dan penyusunan kisi-kisi soal perlu
dibuat prakonsep, scope dan sequence bahan pembelajaran. Adapun
prakonsep, scope dan sequence bahan pembelajaran materi pokok
Cahaya dapat dilihat pada Lampiran 2.
b. Menyusun kisi-kisi soal tes.
Penyusunan kisi-kisi soal tes berdasarkan spesifikasi materi yang
pernah diajarkan. Kisi-kisi soal tes dapat dilihat pada Lampiran 3.
c. Menyusun soal tes.
Penyusunan soal tes berdasarkan kisi-kisi soal tes, bahan belajar,
buku dan perangkat pembelajaran guru. Tipe soal yang digunakan adalah
uraian. Lembar soal tes dapat dilihat pada Lampiran 4. Kunci jawaban
soal tes dapat dilihat pada Lampiran 5. Sedangkan rubrik penilaian dapat
dilihat pada Lampiran 6.
d. Melakukan penelaahan butir soal tes.
Pada penelitian ini, penelaahan butir soal tes dengan validitas isi.
Menurut Budiyono (2003) suatu instrumen valid menurut validitas isi
apabila isi instrumen tersebut telah merupakan sampel yang representatif
dari keseluruhan isi hal yang akan diukur. Untuk menilai apakah suatu
instrumen mempunyai validitas isi yang tinggi, yang biasanya dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
adalah melalui experts judgment (penilaian yang dilakukan oleh para
pakar).
Menurut Panduan Analisis Butir Soal Departemen Pendidikan
Nasional 2009 ada dua cara yang dapat digunakan dalam penelaahan
butir soal yaitu penelahaan secara kuantitatif dan kualitatif. Penelaahan
butir soal tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelaahan soal
secara kualitatif dengan teknik panel. Teknik panel merupakan suatu
teknik menelaah butir soal yang setiap butir soalnya ditelaah berdasarkan
kaidah penulisan butir soal, yaitu ditelaah dari segi materi, konstruksi,
bahasa/budaya, kebenaran kunci jawaban/pedoman penskorannya yang
dilakukan oleh beberapa penelaah.
Dalam penelitian ini ada 4 penelaah soal yaitu:
1) Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd., selaku dosen pembimbing I.
2) Dewanto Harjunowibowo, S.Si, M.Sc., selaku dosen pembimbing II.
3) Drs. Edi Wiyono, M.Pd., selaku dosen yang berkompeten dalam
materi Cahaya.
4) Junedi, S.Pd., selaku guru bidang studi mata pelajaran Fisika SMP.
Penelaahan butir soal dilakukan dengan menggunakan lembar penelaahan
butir soal (dapat dilihat pada Lampiran 7).
e. Melakukan revisi soal tes.
f. Melakukan try out soal tes.
Soal yang sudah ditelaah dan direvisi sesuai dengan catatan yang
diberikan oleh penelaah soal di-try out kan untuk mengetahui reliabilitas
soal tersebut. Menurut Arikunto (2010) rumus yang dipakai untuk
mengetahui reliabilitas soal bentuk uraian adalah rumus Alpha yaitu:
2
2
11 11
t
i
n
nr
keterangan :
11r : reliabilitas yang dicari 2
i : jumlah varians skor tiap-tiap item 2
t : varians total
.................................(1)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Try out pada penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII.D SMP
Negeri 1 Wonosegoro dan dari try out tersebut diperoleh 712,011r
(perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 8). Menurut Budiyono
(2003) hasil tes disebut reliabel apabila besar indeks reliabilitas yang
diperoleh telah melebihi nilai tertentu, misalnya telah melebihi nilai 0,70.
g. Melakukan tes.
2. Wawancara
Metode wawancara tak terstruktur (unstructured interview), akan
digunakan dalam penelitian ini, merupakan wawancara yang bebas dimana
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara
hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan kepada
siswa (dapat dilihat di Lampiran 9). Pedoman wawancara untuk penelitian ini
dibuat setelah data hasil tes diperoleh. Dari kesalahan-kesalahan yang
dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal, akan dibuat materi
wawancara yang berguna untuk memperoleh informasi tentang jenis
kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal pada materi
pokok Cahaya dan penyebab siswa melakukan kesalahan tersebut.
Menurut Budiyono (2003) teknik wawancara (interview) adalah cara
pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan antara peneliti dengan
subjek penelitian. Dalam hal ini pewawancara mengadakan percakapan
sedemikian hingga pihak yang diwawancarai bersedia terbuka mengeluarkan
pendapatnya. Menurut Moleong (2011) wawancara adalah percakapan
dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Pembagian
jenis wawancara menurut Guba dan Lincoln (1981) dalam Moleong (2011)
adalah:
a. wawancara oleh tim atau panel.
b. wawancara tertutup dan wawancara terbuka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
c. wawancara riwayat secara lisan.
d. wawancara terstruktur dan wawancara tak terstruktur.
3. Observasi
Teknik observasi pada penelitian ini bertujuan untuk mengamati
kegiatan pembelajaran Fisika pada materi pokok Cahaya. Untuk memudahkan
obervasi dibuat lembar observasi (dapat dilihat pada Lampiran 10), lembar
observasi tersebut mengacu pada lembar observasi yang digunakan oleh Siti
Sriyati (2007) dan Nyoman Subratha (2007).
Menurut Budiyono (2003) observasi adalah cara pengumpulan data
dimana peneliti melakukan pengamatan terhadap subjek penelitian demikian
hingga si subjek tidak tahu bahwa dia sedang diamati. Alasan metodologis
penggunaan observasi menurut Moleong (2011) adalah pengamatan
mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian,
perilaku tak sadar, kebiasaan dan sebagainya, pengamatan memungkinkan
pengamat untuk melihat dunia sebagaimana dilihat oleh subyek penelitian,
pengamatan memungkinkan peneliti merasakan apa yang dirasakan dan
dihayati oleh subjek sehingga memungkinkan pula peneliti menjadi sumber
data serta pengamatan memungkinkan pembentukan pengetahuan yang
diketahui bersama, baik dari pihak peneliti maupun dari pihak subjek
penelitian.
F. Uji Validitas Data
Validitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik triangulasi
menggunakan sumber. Triangulasi menggunakan sumber akan dilakukan dengan
membandingkan data hasil tes, wawancara dan observasi. Validitas data dilakukan
untuk menguji keabsahan data. Triangulasi menurut Moleong (2011) adalah
teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar
data tersebut untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data
tersebut. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan adalah pemeriksaan
melalui sumber lainnya. Denzin (1978) dalam Moleong (2011) membedakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan
penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori. Triangulasi menggunakan
sumber menurut Patton (1987) dalam Moleong (2011) berarti membandingkan
dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui
waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.
G. Analisis Data
Analisis data menurut Patton (1987) dalam Moleong (2011) adalah proses
mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan
satuan uraian dasar. Analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman (1992)
terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
1. Reduksi data
Reduksi data mencakup proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan
dan abstraksi data kasar yang didapat di lapangan. Reduksi data bertujuan
untuk menghindari penumpukan data. Dalam penelitian ini reduksi data
dilakukan untuk memilah data-data kesalahan siswa dalam menyelesaikan
soal pada materi pokok Cahaya, yang termasuk dalam kategori yang sama
dijadikan satu, sehingga tidak terjadi penumpukkan data. Langkah yang
dilakukan adalah dengan mengoreksi jawaban siswa benar atau salah,
jawaban yang masuk kategori salah kemudian ditelaah dan dimasukkan ke
daftar jenis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal.
2. Penyajian data
Penyajian data mencakup kegiatan melukiskan kumpulan informasi
yang terorganisir sehingga memungkinkan untuk menarik kesimpulan dan
memberikan gambaran yang jelas tentang hasil penelitian. Setelah penulis
memperoleh daftar jenis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal yang
telah direduksi dan valid kemudian penulis menentukan persentase kesalahan
siswa setiap nomor soal. Persentase kesalahan siswa setiap nomor soal
tersebut diperoleh dari rasio jumlah siswa yang melakukan kesalahan dengan
jumlah siswa keseluruhan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi
Dari penyajian data kemudian hasilnya dianalisis sehingga dapat
ditarik kesimpulan tentang jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam
menyelesaikan soal pada materi pokok Cahaya serta faktor yang
menyebabkan siswa melakukan kesalahan tersebut.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pembuatan proposal penelitian.
2. Pembuatan instrumen tes.
3. Melakukan observasi kegiatan belajar mengajar pada materi pokok Cahaya.
4. Memberikan tes kepada siswa.
5. Menganalisis hasil tes.
6. Menentukan subjek wawancara.
7. Melakukan wawancara.
8. Melakukan triangulasi.
9. Menganalisis data.
10. Pembahasan.
11. Penulisan laporan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat digambarkan prosedur penelitian seperti
terlihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Diagram Prosedur Penelitian
Proposal
penelitian
Pembuatan
instrumen tes
Analisis
hasil tes
Pemberian tes
kepada siswa
Triangulasi Wawancara
Pembahasan Penulisan
laporan
Analisis
data
Observasi
Menentukan subjek
wawancara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
1. Data Hasil Observasi
Teknik observasi pada penelitian ini bertujuan untuk mengamati
kegiatan pembelajaran pada materi pokok Cahaya di kelas VIII.B SMP
Negeri 1 Wonosegoro. Kegiatan pembelajaran pada materi pokok Cahaya
dilaksanakan selama lima kali pertemuan. Observasi dilaksanakan tanggal 7
Maret 2012, 14 Maret 2012, 21 Maret 2012, 4 April 2012 dan 18 April 2012.
Kegiatan observasi yang dilakukan mencakup observasi terhadap guru
serta terhadap siswa. Hal-hal yang diamati selama observasi mencakup
beberapa aspek, yaitu:
a. Persiapan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Sebagian besar siswa menyiapkan buku catatan dan modul belajar
untuk kegiatan pembelajaran. Siswa yang menyiapkan buku paket hanya
sedikit. Untuk daftar kelengkapan sarana dan prasarana siswa dapat
dilihat pada Lampiran 11.
b. Persiapan guru dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran.
Guru sudah menyiapkan RPP, walaupun dalam kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di kelas tidak sesuai dengan
RPP. Kegiatan pembelajaran di kelas hanya dilaksanakan selama lima
kali pertemuan sedangkan pada RPP direncanakan untuk sepuluh kali
pertemuan. Proses pembelajaran tanggal 7 Maret 2012 merupakan proses
pembelajaran pertemuan I-III pada RPP. Proses pembelajaran tanggal 14
Maret 2012 merupakan proses pembelajaran pertemuan IV pada RPP.
Proses pembelajaran tanggal 21 Maret 2012 merupakan proses
pembelajaran pertemuan V-VI pada RPP. Proses pembelajaran tanggal 4
April 2012 merupakan proses pembelajaran pertemuan VII pada RPP.
Proses pembelajaran tanggal 18 April 2012 merupakan proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
pembelajaran pertemuan VIII-X pada RPP. Silabus dapat dilihat pada
Lampiran 12 dan RPP dapat dilihat pada Lampiran 13.
c. Proses pembelajaran di kelas.
Guru melaksanakan pembelajaran yang meliputi kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pada kegiatan
pendahuluan guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi
pada pertemuan sebelumnya. Pada kegiatan inti guru menjelaskan materi
pembelajaran. Pada kegiatan penutup guru menyimpulkan materi yang
telah dipelajari pada pertemuan tersebut dan memberikan tugas rumah
kepada siswa. Secara garis besar, kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan
kegiatan penutup pada proses pembelajaran di kelas tidak sesuai dengan
RPP.
d. Cara mengajar guru (pendekatan, metode pembelajaran dan media
pembelajaran yang digunakan guru pada saat kegiatan pembelajaran serta
kesesuaian antara RPP dengan prakteknya).
Pendekatan yang digunakan guru pada saat kegiatan pembelajaran
adalah pendekatan konsep. Metode pembelajaran yang digunakan guru
pada saat kegiatan pembelajaran adalah ceramah. Media yang digunakan
guru pada saat kegiatan pembelajaran adalah white board dan spidol.
Secara garis besar, pendekatan, metode pembelajaran dan media
pembelajaran yang digunakan pada proses pembelajaran di kelas tidak
sesuai dengan RPP.
e. Perhatian siswa pada kegiatan pembelajaran.
Sebagian besar siswa jarang mencatat informasi yang
disampaikan guru pada saat kegiatan pembelajaran. Suasana kelas selama
proses pembelajaran cukup kondusif. Guru beberapa kali
mengkondisikan siswa dengan cara memberi peringatan di depan kelas
apabila siswa mulai tidak fokus dalam pembelajaran dan ramai sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
f. Interaksi antara guru dan siswa (guru mengajukan pertanyaan/memberi
pengarahan lalu siswa menanggapi dan sebaliknya).
Interaksi antara guru dan siswa dapat dikatakan cukup baik.
Dalam proses pembelajaran di kelas guru mengajukan pertanyaan kepada
siswa dengan menunjuk secara acak dan siswa yang ditunjuk tersebut
menjawab pertanyaan guru. Apabila ada siswa yang menjawab salah,
guru mencoba memberi pengarahan tentang jawaban yang benar. Dalam
proses pembelajaran, tidak ada siswa yang mengajukan pertanyaan
tentang konsep yang belum jelas.
2. Data Hasil Tes
Berdasarkan hasil analisis terhadap hasil jawaban siswa dapat
diketahui kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan
soal materi pokok Cahaya. Masing-masing data tersebut lalu ditabulasikan
dalam daftar jenis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal materi pokok
Cahaya. Daftar tersebut dapat dilihat pada Lampiran 15.
Dari daftar jenis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal materi
pokok Cahaya tersebut, dapat diketahui kesalahan siswa pada tiap item soal
seperti yang terlihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Kesalahan Siswa Pada Tiap Item Soal
Nomor
Soal
Jenis Kesalahan
Kesalahan
Terjemahan
Kesalahan
Strategi
Kesalahan
Konsep
Kesalahan
Hitung
Soal
Tidak
Direspon
1 - - 59,375% - -
2 - - 46,875% - -
3 - - 87,5% - -
4 71,875% 65,625% - - 15,625%
5 - - 59,375% - -
6 53,125% 53,125% - - 28,125%
7 53,125% 37,5% 43,75% 15,625% 18,75%
8 68,75% 62,5% 28,125% - 12,5%
9 - - 87,5% - 12,5%
10 56,25% 34,375% - 3,125% 34,375%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
11 - - 71,875% - 25%
12 71,875% 37,5% 6,25% - 28,125%
13 37,5% 21,875% 37,5% 15,625% 31,25%
14 59,375% 31,25% 21,875% - 40,625%
15 46,875% 34,375% - 3,125% 43,75%
Dari daftar jenis kesalahan siswa dapat diketahui siswa yang
kesalahannya mewakili secara umum kesalahan yang dilakukan oleh siswa
yang lain. Siswa-siswa tersebut menjadi subjek wawancara. Wawancara
bertujuan memperoleh informasi tentang jenis kesalahan yang dilakukan oleh
siswa dalam menyelesaikan soal pada materi pokok Cahaya dan penyebab
siswa melakukan kesalahan. Adapun siswa tersebut adalah:
a. Siswa dengan nomor absen 2 (subjek I).
b. Siswa dengan nomor absen 4 (subjek II).
c. Siswa dengan nomor absen 5 (subjek III).
d. Siswa dengan nomor absen 9 (subjek IV).
e. Siswa dengan nomor absen 10 (subjek V).
f. Siswa dengan nomor absen 13 (subjek VI).
g. Siswa dengan nomor absen 14 (subjek VII).
h. Siswa dengan nomor absen 17 (subjek VIII).
i. Siswa dengan nomor absen 31 (subjek IX).
3. Data Hasil Wawancara
Tujuan dari kegiatan wawancara adalah untuk melengkapi data yang
diperoleh dari hasil observasi dan tes. Dalam wawancara ini diusahakan untuk
memperoleh informasi tentang jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa
dalam menyelesaikan soal pada materi pokok Cahaya dan penyebab siswa
melakukan kesalahan tersebut. Jumlah siswa yang diwawancarai adalah
sembilan.
Berikut ini adalah data hasil wawancara dengan kesembilan subjek
tersebut.
a. Subjek I
Berdasarkan hasil wawancara (Lampiran 17) terlihat bahwa:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
1) Soal Nomor 3
Subjek tidak memahami contoh-contoh sumber cahaya dan benda
gelap. Subjek menganggap bulan termasuk contoh sumber cahaya
karena bulan dapat bersinar. Subjek tidak memperhatikan penjelasan
guru.
2) Soal Nomor 4
Subjek tidak memahami gambar pemantulan cahaya. Subjek
menganggap sudut 060 dalam gambar soal merupakan sudut datang.
Subjek tidak memahami simbol-simbol fisika dari data-data yang
disebutkan dalam soal. Jawaban subjek asal-asalan karena subjek
tidak memahami langkah yang tepat dalam penyelesaian soal. Subjek
kurang latihan menyelesaikan soal.
3) Soal Nomor 5
Subjek dapat menentukan gambar B merupakan gambar pemantulan
teratur dan gambar A merupakan gambar pemantulan baur tetapi
penjelasan alasannya tidak tepat karena subjek tidak memahami
konsep pemantulan teratur dan pemantulan baur. Subjek dalam
belajar kurang maksimal.
4) Soal Nomor 6
Subjek tidak menjawab soal karena subjek tidak memahami maksud
soal dan langkah dalam menyelesaikan soal. Subjek kurang latihan
menyelesaikan soal.
5) Soal Nomor 7
Subjek tidak menjawab soal karena subjek tidak memahami langkah
dalam menyelesaikan soal. Subjek kurang latihan menyelesaikan
soal.
6) Soal Nomor 8
Subjek tidak memahami data-data yang disebutkan dalam soal serta
simbol-simbol fisika untuk data-data tersebut. Jawaban subjek asal-
asalan karena subjek tidak memahami langkah yang tepat dalam
penyelesaian soal. Subjek kurang latihan menyelesaikan soal. Subjek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
tidak dapat menentukan jenis cermin yang digunakan berdasarkan
sifat bayangannya karena subjek tidak memahami konsep sifat
bayangan pada cermin cembung. Subjek dalam belajar kurang
maksimal.
7) Soal Nomor 9
Subjek tidak menjawab soal karena subjek tidak mengetahui
jawaban untuk soal tersebut dan tidak memahami konsep sifat-sifat
sinar bias.
8) Soal Nomor 10
Subjek tidak menjawab soal karena subjek tidak memahami langkah
dalam menyelesaikan soal. Subjek tidak tahu persamaan untuk
menentukan indeks bias suatu medium dan kurang latihan
menyelesaikan soal.
9) Soal Nomor 11
Subjek tidak menjawab soal karena subjek tidak mengetahui
jawaban untuk soal tersebut dan tidak memahami konsep pembiasan
cahaya pada kaca planparalel.
10) Soal Nomor 12
Subjek tidak memahami data-data yang disebutkan dalam soal serta
simbol-simbol fisika untuk data-data tersebut. Jawaban subjek asal-
asalan karena subjek tidak memahami langkah yang tepat dalam
penyelesaian soal. Subjek kurang latihan menyelesaikan soal.
11) Soal Nomor 13
Subjek tidak menjawab soal karena subjek tidak memahami langkah
dalam menyelesaikan soal. Subjek kurang latihan menyelesaikan
soal.
12) Soal Nomor 14
Subjek tidak menjawab soal karena subjek tidak memahami langkah
dalam menyelesaikan soal. Subjek kurang latihan menyelesaikan
soal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
13) Soal Nomor 15
Subjek tidak menjawab soal karena subjek tidak memahami langkah
dalam menyelesaikan soal. Subjek kurang latihan menyelesaikan
soal.
b. Subjek II
Berdasarkan hasil wawancara (Lampiran 18) terlihat bahwa:
1) Soal Nomor 1
Subjek tidak memahami pengertian sumber cahaya. Subjek dalam
belajar kurang maksimal.
2) Soal Nomor 2
Subjek tidak memahami pengertian benda gelap. Subjek dalam
belajar kurang maksimal.
3) Soal Nomor 3
Subjek tidak memahami contoh-contoh sumber cahaya dan benda
gelap. Subjek menganggap bulan termasuk contoh sumber cahaya
karena bulan dapat bersinar. Subjek tidak memperhatikan penjelasan
guru.
4) Soal Nomor 4
Subjek tidak menjawab soal karena subjek tidak memahami langkah
dalam menyelesaikan soal. Subjek kurang latihan menyelesaikan
soal.
5) Soal Nomor 6
Subjek tidak memahami data-data yang disebutkan dalam soal serta
simbol-simbol fisika untuk data-data tersebut. Jawaban subjek asal-
asalan karena subjek tidak memahami langkah yang tepat dalam
penyelesaian soal. Subjek kurang latihan menyelesaikan soal.
6) Soal Nomor 7
Subjek tidak menjawab soal karena subjek tidak memahami langkah
dalam menyelesaikan soal. Subjek kurang latihan menyelesaikan
soal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
7) Soal Nomor 8
Subjek tidak menjawab soal karena subjek tidak memahami langkah
dalam menyelesaikan soal. Subjek kurang latihan menyelesaikan
soal.
8) Soal Nomor 9
Subjek tidak dapat menentukan sinar bias yang tepat karena subjek
tidak memahami konsep sifat-sifat sinar bias. Subjek dalam belajar
kurang maksimal.
9) Soal Nomor 10
Subjek tidak menjawab soal karena subjek tidak memahami langkah
dalam menyelesaikan soal. Subjek tidak tahu persamaan untuk
menentukan indeks bias suatu medium dan kurang latihan
menyelesaikan soal.
10) Soal Nomor 11
Subjek tidak dapat menentukan gambar pembiasan cahaya pada kaca
planparalel yang tepat karena subjek tidak memahami konsep
pembiasan cahaya pada kaca planparalel. Subjek dalam belajar
kurang maksimal.
11) Soal Nomor 12
Subjek tidak menjawab soal karena subjek tidak memahami langkah
dalam menyelesaikan soal. Subjek kurang latihan menyelesaikan
soal.
12) Soal Nomor 13
Subjek tidak menjawab soal karena subjek tidak memahami langkah
dalam menyelesaikan soal. Subjek kurang latihan menyelesaikan
soal.
13) Soal Nomor 14
Subjek tidak menjawab soal karena subjek tidak memahami langkah
dalam menyelesaikan soal. Subjek kurang latihan menyelesaikan
soal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
14) Soal Nomor 15
Subjek tidak menjawab soal karena subjek tidak memahami langkah
dalam menyelesaikan soal. Subjek kurang latihan menyelesaikan
soal.
c. Subjek III
Berdasarkan hasil wawancara (Lampiran 19) terlihat bahwa:
1) Soal Nomor 1
Subjek tidak memahami pengertian sumber cahaya. Subjek dalam
belajar kurang maksimal.
2) Soal Nomor 2
Subjek tidak memahami pengertian benda gelap. Subjek dalam
belajar kurang maksimal.
3) Soal Nomor 3
Subjek tidak memahami contoh-contoh sumber cahaya dan benda
gelap. Subjek menganggap planet dan bulan termasuk contoh sumber
cahaya. Subjek tidak memperhatikan penjelasan guru.
4) Soal Nomor 4
Subjek tidak menjawab soal karena subjek tidak memahami langkah
dalam menyelesaikan soal. Subjek kurang latihan menyelesaikan
soal.
5) Soal Nomor 6
Subjek tidak memahami data-data yang disebutkan dalam soal serta
simbol-simbol fisika untuk data-data tersebut. Jawaban subjek asal-
asalan karena subjek tidak memahami langkah yang tepat dalam
penyelesaian soal. Subjek kurang latihan menyelesaikan soal.
6) Soal Nomor 7
Subjek tidak memahami simbol-simbol fisika untuk data-data yang
disebutkan dalam soal.
7) Soal Nomor 8
Subjek tidak memahami simbol-simbol fisika untuk data-data yang
disebutkan dalam soal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
8) Soal Nomor 9
Subjek tidak dapat menentukan sinar bias yang tepat karena subjek
tidak memahami konsep sifat-sifat sinar bias. Subjek dalam belajar
kurang maksimal.
9) Soal Nomor 10
Subjek tidak memahami simbol-simbol fisika dari data-data yang
disebutkan dalam soal. Subjek kurang teliti dalam operasi pembagian
bilangan.
10) Soal Nomor 11
Subjek dapat menentukan gambar pembiasan cahaya pada kaca
planparalel yang tepat tetapi penjelasan alasannya tidak tepat. Subjek
tidak memahami konsep pembiasan cahaya pada kaca planparalel.
Subjek dalam belajar kurang maksimal.
11) Soal Nomor 12
Subjek tidak memahami data-data yang disebutkan dalam soal serta
simbol-simbol fisika untuk data-data tersebut.
12) Soal Nomor 13
Subjek tidak menjawab soal karena subjek tidak memahami langkah
dalam menyelesaikan soal. Subjek kurang latihan menyelesaikan
soal.
13) Soal Nomor 14
Subjek tidak menjawab soal karena subjek tidak memahami langkah
dalam menyelesaikan soal. Subjek kurang latihan menyelesaikan
soal.
14) Soal Nomor 15
Subjek tidak menjawab soal karena subjek tidak memahami langkah
dalam menyelesaikan soal. Subjek kurang latihan menyelesaikan
soal.
d. Subjek IV
Berdasarkan hasil wawancara (Lampiran 20) terlihat bahwa:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
1) Soal Nomor 1
Subjek tidak memahami pengertian sumber cahaya. Subjek dalam
belajar kurang maksimal.
2) Soal Nomor 2
Subjek tidak memahami pengertian benda gelap. Subjek dalam
belajar kurang maksimal.
3) Soal Nomor 3
Subjek tidak memahami contoh-contoh sumber cahaya dan benda
gelap. Subjek menganggap bulan termasuk contoh sumber cahaya
karena bulan dapat bersinar. Subjek tidak memperhatikan penjelasan
guru.
4) Soal Nomor 4
Subjek tidak memahami gambar pemantulan cahaya. Subjek
menganggap sudut 060 dalam gambar soal merupakan sudut datang.
Subjek tidak memahami simbol fisika dari data-data yang disebutkan
dalam soal.
5) Soal Nomor 5
Subjek dapat menentukan gambar B merupakan gambar pemantulan
teratur dan gambar A merupakan gambar pemantulan baur tetapi
penjelasan alasannya tidak tepat karena subjek tidak memahami
konsep pemantulan teratur dan pemantulan baur. Subjek dalam
belajar kurang maksimal.
6) Soal Nomor 6
Subjek belum memahami maksud soal sehingga tidak dapat
menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal dengan
benar. Setelah disuruh membaca soalnya lagi, subjek menjadi paham
maksud soal tetapi masih tidak memahami langkah yang tepat dalam
penyelesaian soal sehingga jawaban subjek asal-asalan. Subjek
kurang latihan menyelesaikan soal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
7) Soal Nomor 7
Subjek tidak memahami persamaan untuk menentukan perbesaran
bayangan pada cermin cekung dan konsep sifat bayangan pada
cermin cekung. Subjek tidak memahami sinar-sinar istimewa pada
cermin cekung sehingga tidak dapat menggambar pembentukan
bayangan pada cermin cekung dengan benar. Subjek dalam belajar
kurang maksimal. Subjek kurang terampil dalam operasi
pengurangan bilangan pecahan.
8) Soal Nomor 8
Jawaban subjek asal-asalan karena subjek tidak memahami langkah
yang tepat dalam penyelesaian soal karena kurang latihan
menyelesaikan soal.
9) Soal Nomor 9
Subjek dapat menentukan sinar bias yang tepat adalah sinar bias 2
tetapi penjelasan alasannya tidak tepat karena subjek tidak
memahami konsep sifat-sifat sinar bias. Subjek dalam belajar kurang
maksimal.
10) Soal Nomor 10
Subjek tidak memahami simbol-simbol fisika dari data-data yang
disebutkan dalam soal. Jawaban subjek asal-asalan karena subjek
tidak memahami langkah yang tepat dalam penyelesaian soal. Subjek
tidak tahu persamaan untuk menentukan indeks bias suatu medium
dan kurang latihan menyelesaikan soal.
11) Soal Nomor 11
Subjek tidak dapat menentukan gambar pembiasan cahaya pada kaca
planparalel yang tepat karena subjek tidak memahami konsep
pembiasan cahaya pada kaca planparalel. Subjek dalam belajar
kurang maksimal.
12) Soal Nomor 12
Subjek tidak memahami data-data yang disebutkan dalam soal serta
simbol-simbol fisika untuk data-data tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
13) Soal Nomor 13
Subjek tidak memahami persamaan untuk menentukan perbesaran
bayangan pada lensa cembung dan konsep sifat bayangan pada lensa
cembung. Subjek tidak memahami sinar-sinar istimewa pada lensa
cembung sehingga tidak dapat menggambar pembentukan bayangan
pada lensa cembung. Subjek dalam belajar kurang maksimal. Subjek
kurang terampil dalam operasi pengurangan bilangan pecahan.
14) Soal Nomor 14
Subjek tidak memahami simbol-simbol fisika dari data-data yang
disebutkan dalam soal. Jawaban subjek asal-asalan karena subjek
tidak memahami langkah yang tepat dalam penyelesaian soal. Subjek
kurang latihan menyelesaikan soal.
15) Soal Nomor 15
Jawaban subjek asal-asalan karena subjek tidak memahami langkah
yang tepat dalam penyelesaian soal. Subjek kurang latihan
menyelesaikan soal.
e. Subjek V
Berdasarkan hasil wawancara (Lampiran 21) terlihat bahwa:
1) Soal Nomor 5
Subjek dapat menentukan gambar B merupakan gambar pemantulan
teratur dan gambar A merupakan gambar pemantulan baur tetapi
penjelasan alasannya tidak tepat karena subjek tidak memahami
konsep pemantulan teratur dan pemantulan baur. Subjek dalam
belajar kurang maksimal.
2) Soal Nomor 6
Subjek memahami maksud soal tetapi tidak memahami langkah yang
tepat dalam penyelesaian soal. Subjek kurang latihan menyelesaikan
soal.
3) Soal Nomor 7
Subjek tidak memahami jika bayangan yang bersifat maya selalu
tegak sehingga subjek menjawab bayangan bersifat maya, terbalik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
dan diperbesar. Subjek memahami sinar-sinar istimewa pada cermin
cekung tetapi kurang memahami pembentukan bayangan pada
cermin cekung jika benda terletak di ruang I. Subjek kurang
memahami penggunaan perpanjangan sinar-sinar istimewa pada
cermin cekung. Subjek dalam belajar kurang maksimal.
4) Soal Nomor 8
Subjek memahami apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal
tetapi kurang teliti dalam menuliskan apa yang diketahui dan
ditanyakan ke dalam simbol fisika.
5) Soal Nomor 9
Subjek dapat menentukan sinar bias yang tepat adalah sinar bias 2
tetapi penjelasan alasannya tidak tepat karena subjek tidak
memahami konsep sifat-sifat sinar bias. Subjek dalam belajar kurang
maksimal.
6) Soal Nomor 10
Subjek tidak memahami simbol-simbol fisika dari data-data yang
disebutkan dalam soal. Jawaban subjek asal-asalan karena subjek
tidak memahami langkah yang tepat dalam penyelesaian soal. Subjek
tidak tahu persamaan untuk menentukan indeks bias suatu medium
dan kurang latihan menyelesaikan soal.
7) Soal Nomor 11
Subjek dapat menentukan gambar pembiasan cahaya pada kaca
planparalel yang tepat tetapi penjelasan alasannya tidak tepat. Subjek
tidak memahami konsep pembiasan cahaya pada kaca planparalel.
Subjek dalam belajar kurang maksimal.
8) Soal Nomor 12
Subjek tidak memahami data-data yang disebutkan dalam soal serta
simbol-simbol fisika untuk data-data tersebut.
9) Soal Nomor 13
Subjek tidak dapat menggambarkan pembentukan bayangan pada
lensa cembung dengan benar karena subjek kurang memahami sinar-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
sinar istimewa pada lensa cembung. Sinar-sinar istimewa pada lensa
cembung sering tertukar dengan sinar-sinar istimewa pada cermin
cekung. Subjek dalam belajar kurang maksimal.
10) Soal Nomor 14
Subjek belum memahami apa yang diketahui dan ditanyakan dalam
soal. Setelah disuruh membaca soalnya lagi, subjek menjadi paham
apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal dan dapat menuliskan
apa yang diketahui dan ditanyakan dalam simbol fisika tetapi subjek
tetap tidak tahu langkah menyelesaikan soal tersebut. Subjek tidak
dapat menentukan jenis lensa yang digunakan berdasarkan sifat
bayangannya karena subjek tidak memahami konsep sifat bayangan
pada lensa cekung. Subjek dalam belajar kurang maksimal.
f. Subjek VI
Berdasarkan hasil wawancara (Lampiran 22) terlihat bahwa:
1) Soal Nomor 4
Subjek tidak memahami gambar pemantulan cahaya. Subjek
menganggap sudut 060 dalam gambar soal merupakan sudut datang.
Subjek tidak memahami simbol-simbol fisika dari data-data yang
disebutkan dalam soal. Subjek tidak memahami langkah yang tepat
dalam penyelesaian soal sehingga langsung menggunakan
persamaan untuk menentukan jumlah bayangan pada dua cermin
yang membentuk sudut tertentu.
2) Soal Nomor 6
Subjek tidak menjawab soal karena subjek tidak memahami langkah
dalam menyelesaikan soal. Subjek kurang latihan menyelesaikan
soal.
3) Soal Nomor 7
Subjek memahami sinar-sinar istimewa pada cermin cekung tetapi
kurang memahami pembentukan bayangan pada cermin cekung jika
benda terletak di ruang I. Subjek kurang memahami penggunaan
perpanjangan sinar-sinar istimewa pada cermin cekung. Subjek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
dalam belajar kurang maksimal. Subjek kurang terampil dalam
operasi pengurangan bilangan pecahan.
4) Soal Nomor 8
Subjek tidak memahami data-data yang disebutkan dalam soal serta
simbol-simbol fisika untuk data-data tersebut. Jawaban subjek asal-
asalan karena subjek tidak memahami langkah yang tepat dalam
penyelesaian soal. Subjek kurang latihan menyelesaikan soal.
5) Soal Nomor 9
Subjek dapat menentukan sinar bias yang tepat adalah sinar bias 2
tetapi penjelasan alasannya tidak tepat karena subjek tidak
memahami konsep sifat-sifat sinar bias. Subjek dalam belajar kurang
maksimal.
6) Soal Nomor 11
Subjek dapat menentukan gambar pembiasan cahaya pada kaca
planparalel yang tepat tetapi penjelasan alasannya tidak tepat. Subjek
tidak memahami konsep pembiasan cahaya pada kaca planparalel.
Subjek dalam belajar kurang maksimal.
7) Soal Nomor 12
Subjek tidak memahami simbol-simbol fisika untuk data-data yang
disebutkan dalam soal. Subjek tidak memahami persamaan untuk
menentukan sudut deviasi. Subjek dalam belajar kurang maksimal.
8) Soal Nomor 13
Subjek tidak memahami sinar-sinar istimewa pada lensa cembung
sehingga tidak dapat menggambar pembentukan bayangan pada
lensa cembung. Subjek dalam belajar kurang maksimal. Subjek
kurang terampil dalam operasi pengurangan bilangan pecahan.
9) Soal Nomor 14
Subjek tidak memahami simbol-simbol fisika untuk data-data yang
disebutkan dalam soal. Jawaban subjek asal-asalan karena subjek
tidak memahami langkah yang tepat dalam penyelesaian soal. Subjek
kurang latihan menyelesaikan soal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
10) Soal Nomor 15
Subjek kurang terampil dalam operasi pembagian bilangan.
g. Subjek VII
Berdasarkan hasil wawancara (Lampiran 23) terlihat bahwa:
1) Soal Nomor 1
Subjek tidak memahami pengertian sumber cahaya. Subjek dalam
belajar kurang maksimal.
2) Soal Nomor 2
Subjek tidak memahami pengertian benda gelap. Subjek dalam
belajar kurang maksimal.
3) Soal Nomor 3
Subjek tidak memahami contoh-contoh sumber cahaya dan benda
gelap. Subjek menganggap bulan termasuk contoh sumber cahaya
karena bulan dapat memancarkan cahaya. Subjek tidak dapat
menentukan lampu, lilin dan planet itu termasuk contoh sumber
cahaya atau benda gelap. Subjek tidak memperhatikan penjelasan
guru.
4) Soal Nomor 4
Subjek tidak memahami gambar pemantulan cahaya. Subjek
menganggap sudut 060 dalam gambar soal merupakan sudut datang.
Subjek tidak memahami simbol-simbol fisika dari data-data yang
disebutkan dalam soal. Subjek tidak memahami langkah yang tepat
dalam penyelesaian soal sehingga langsung menggunakan
persamaan untuk menentukan jumlah bayangan pada dua cermin
yang membentuk sudut tertentu.
5) Soal Nomor 6
Subjek tidak memahami simbol-simbol fisika untuk data-data yang
disebutkan dalam soal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
6) Soal Nomor 7
Subjek tidak memahami konsep sifat bayangan pada cermin cekung.
Subjek dalam belajar kurang maksimal. Subjek kurang terampil
dalam operasi pengurangan bilangan pecahan.
7) Soal Nomor 8
Subjek memahami apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal
tetapi kurang teliti dalam menuliskan apa yang diketahui dan
ditanyakan ke dalam simbol fisika.
8) Soal Nomor 9
Subjek dapat menentukan sinar bias yang tepat adalah sinar bias 2
tetapi penjelasan alasannya tidak tepat karena subjek tidak
memahami konsep sifat-sifat sinar bias. Subjek dalam belajar kurang
maksimal.
9) Soal Nomor 10
Subjek tidak memahami simbol-simbol fisika dari data-data yang
disebutkan dalam soal.
10) Soal Nomor 11
Subjek tidak dapat menentukan gambar pembiasan cahaya pada kaca
planparalel yang tepat karena subjek tidak memahami konsep
pembiasan cahaya pada kaca planparalel. Subjek dalam belajar
kurang maksimal.
11) Soal Nomor 12
Subjek tidak memahami simbol-simbol fisika dari data-data yang
disebutkan dalam soal.
12) Soal Nomor 13
Subjek tidak memahami konsep sifat bayangan pada lensa cembung.
Subjek dalam belajar kurang maksimal. Subjek kurang terampil
dalam operasi pengurangan bilangan pecahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
13) Soal Nomor 14
Subjek memahami apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal
tetapi kurang teliti dalam menuliskan apa yang diketahui dan
ditanyakan ke dalam simbol fisika.
14) Soal Nomor 15
Subjek memahami apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal
tetapi kurang teliti dalam menuliskan apa yang diketahui ke dalam
simbol fisika.
h. Subjek VIII
Berdasarkan hasil wawancara (Lampiran 24) terlihat bahwa:
1) Soal Nomor 1
Subjek tidak memahami pengertian sumber cahaya. Subjek dalam
belajar kurang maksimal.
2) Soal Nomor 2
Subjek tidak memahami pengertian benda gelap. Subjek dalam
belajar kurang maksimal.
3) Soal Nomor 3
Subjek tidak memahami contoh-contoh sumber cahaya dan benda
gelap. Subjek menganggap bulan termasuk contoh sumber cahaya
karena bulan dapat menghasilkan sinar. Subjek tidak memperhatikan
penjelasan guru.
4) Soal Nomor 4
Subjek tidak memahami gambar pemantulan cahaya. Subjek
menganggap sudut 060 dalam gambar soal merupakan sudut datang.
Subjek tidak memahami simbol-simbol fisika dari data-data yang
disebutkan dalam soal. Subjek tidak memahami langkah yang tepat
dalam penyelesaian soal sehingga langsung menggunakan
persamaan untuk menentukan jumlah bayangan pada dua cermin
yang membentuk sudut tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
5) Soal Nomor 6
Subjek tidak menjawab soal karena subjek tidak memahami langkah
dalam menyelesaikan soal. Subjek kurang latihan menyelesaikan
soal.
6) Soal Nomor 7
Subjek kurang teliti dalam menuliskan persamaan yang
menghubungkan jarak benda, jarak bayangan dan jarak fokus pada
cermin cekung serta subjek tidak memahami konsep sifat bayangan
pada cermin cekung. Subjek memahami sinar-sinar istimewa pada
cermin cekung tetapi tidak memahami penerapannya untuk
pembentukan bayangan pada cermin cekung. Subjek dalam belajar
kurang maksimal.
7) Soal Nomor 8
Subjek tidak memahami simbol fisika untuk salah satu data yang
disebutkan dalam soal. Jawaban subjek asal-asalan karena subjek
tidak memahami langkah yang tepat dalam penyelesaian soal. Subjek
kurang latihan menyelesaikan soal. Subjek tidak memahami kalau
jari-jari kelengkungan cermin cembung bernilai negatif. Subjek
dalam belajar kurang maksimal.
8) Soal Nomor 9
Subjek dapat menentukan sinar bias yang tepat adalah sinar bias 2
tetapi penjelasan alasannya tidak tepat karena subjek tidak
memahami konsep sifat-sifat sinar bias. Subjek dalam belajar kurang
maksimal.
9) Soal Nomor 10
Subjek tidak memahami simbol-simbol fisika dari data-data yang
disebutkan dalam soal.
10) Soal Nomor 11
Subjek dapat menentukan gambar pembiasan cahaya pada kaca
planparalel yang tepat tetapi penjelasan alasannya tidak tepat. Subjek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
tidak memahami konsep pembiasan cahaya pada kaca planparalel.
Subjek dalam belajar kurang maksimal.
11) Soal Nomor 12
Subjek tidak memahami simbol-simbol fisika dari data-data yang
disebutkan dalam soal. Jawaban subjek asal-asalan karena subjek
tidak memahami langkah yang tepat dalam penyelesaian soal. Subjek
kurang latihan mengerjakan soal.
12) Soal Nomor 13
Subjek kurang teliti dalam menuliskan apa yang diketahui dalam
soal ke dalam simbol fisika. Subjek tidak memahami konsep sifat
bayangan pada lensa cembung. Subjek memahami sinar-sinar
istimewa pada lensa cembung tetapi tidak memahami penerapannya
untuk pembentukan bayangan pada lensa cembung. Subjek dalam
belajar kurang maksimal.
13) Soal Nomor 14
Subjek tidak memahami simbol fisika untuk salah satu data yang
disebutkan dalam soal. Jawaban subjek asal-asalan karena subjek
tidak memahami langkah yang tepat dalam penyelesaian soal. Subjek
kurang latihan mengerjakan soal.
14) Soal Nomor 15
Subjek tidak memahami simbol fisika untuk salah satu data yang
disebutkan dalam soal. Jawaban subjek asal-asalan karena subjek
tidak memahami langkah yang tepat dalam penyelesaian soal. Subjek
kurang latihan mengerjakan soal.
i. Subjek IX
Berdasarkan hasil wawancara (Lampiran 25) terlihat bahwa:
1) Soal Nomor 1
Subjek tidak memahami pengertian sumber cahaya. Subjek dalam
belajar kurang maksimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
2) Soal Nomor 2
Subjek tidak memahami pengertian benda gelap. Subjek dalam
belajar kurang maksimal.
3) Soal Nomor 3
Subjek tidak memahami contoh-contoh sumber cahaya dan benda
gelap. Subjek menganggap bulan termasuk contoh sumber cahaya
karena pada bulan ada cahayanya. Subjek menganggap lilin
termasuk benda gelap. Subjek tidak memperhatikan penjelasan guru.
4) Soal Nomor 4
Subjek tidak memahami gambar pemantulan cahaya. Subjek
menganggap sudut 060 dalam gambar soal merupakan sudut datang.
Subjek tidak memahami simbol-simbol fisika dari data-data yang
disebutkan dalam soal. Jawaban subjek asal-asalan karena subjek
tidak memahami langkah yang tepat dalam penyelesaian soal. Subjek
kurang latihan menyelesaikan soal.
5) Soal Nomor 5
Subjek dapat menentukan gambar B merupakan gambar pemantulan
teratur dan gambar A merupakan gambar pemantulan baur tetapi
penjelasan alasannya tidak tepat karena subjek tidak memahami
konsep pemantulan teratur dan pemantulan baur. Subjek dalam
belajar kurang maksimal.
6) Soal Nomor 6
Subjek tidak memahami simbol-simbol fisika dari data-data yang
disebutkan dalam soal. Jawaban subjek asal-asalan karena subjek
tidak memahami langkah yang tepat dalam penyelesaian soal. Subjek
kurang latihan menyelesaikan soal.
7) Soal Nomor 7
Subjek tidak memahami simbol-simbol fisika dari data-data yang
disebutkan dalam soal. Jawaban subjek asal-asalan karena subjek
tidak memahami langkah yang tepat dalam penyelesaian soal. Subjek
kurang latihan menyelesaikan soal. Subjek tidak memahami sinar-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
sinar istimewa pada cermin cekung sehingga tidak dapat
menggambar pembentukan bayangan pada cermin cekung dengan
benar. Subjek dalam belajar kurang maksimal.
8) Soal Nomor 8
Subjek tidak memahami simbol-simbol fisika dari data-data yang
disebutkan dalam soal. Jawaban subjek asal-asalan karena subjek
tidak memahami langkah yang tepat dalam penyelesaian soal. Subjek
kurang latihan menyelesaikan soal.
9) Soal Nomor 9
Subjek dapat menentukan sinar bias yang tepat adalah sinar bias 2
tetapi penjelasan alasannya tidak tepat karena subjek tidak
memahami konsep sifat-sifat sinar bias. Subjek dalam belajar kurang
maksimal.
10) Soal Nomor 10
Subjek tidak memahami simbol-simbol fisika dari data-data yang
disebutkan dalam soal. Jawaban subjek asal-asalan karena subjek
tidak memahami langkah yang tepat dalam penyelesaian soal. Subjek
kurang latihan menyelesaikan soal.
11) Soal Nomor 11
Subjek tidak dapat menentukan gambar pembiasan cahaya pada kaca
planparalel yang tepat karena subjek tidak memahami konsep
pembiasan cahaya pada kaca planparalel. Subjek dalam belajar
kurang maksimal.
12) Soal Nomor 12
Subjek tidak memahami data-data yang disebutkan dalam soal serta
simbol-simbol fisika untuk data-data tersebut. Jawaban subjek asal-
asalan karena subjek tidak memahami langkah yang tepat dalam
penyelesaian soal. Subjek kurang latihan menyelesaikan soal.
13) Soal Nomor 13
Subjek tidak memahami simbol-simbol fisika dari data-data yang
disebutkan dalam soal. Jawaban subjek asal-asalan karena subjek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
tidak memahami langkah yang tepat dalam penyelesaian soal. Subjek
kurang latihan menyelesaikan soal. Subjek tidak memahami sinar-
sinar istimewa pada lensa cembung sehingga tidak dapat
menggambar pembentukan bayangan pada lensa cembung. Subjek
dalam belajar kurang maksimal.
14) Soal Nomor 14
Subjek tidak memahami data-data yang disebutkan dalam soal serta
simbol-simbol fisika untuk data-data tersebut. Jawaban subjek asal-
asalan karena subjek tidak memahami langkah yang tepat dalam
penyelesaian soal. Subjek kurang latihan menyelesaikan soal. Subjek
tidak dapat menentukan jenis lensa yang digunakan berdasarkan sifat
bayangannya karena subjek tidak memahami konsep sifat bayangan
pada lensa cekung. Subjek dalam belajar kurang maksimal.
15) Soal Nomor 15
Subjek tidak memahami simbol-simbol fisika dari data-data yang
disebutkan dalam soal. Jawaban subjek asal-asalan karena subjek
tidak memahami langkah yang tepat dalam penyelesaian soal. Subjek
kurang latihan menyelesaikan soal.
B. Analisis Data
Berdasarkan data hasil tes, kesalahan yang sering dilakukan oleh siswa
dalam menyelesaikan soal materi pokok Cahaya adalah kesalahan terjemahan,
kesalahan strategi, kesalahan konsep, kesalahan hitung dan soal tidak direspon.
Selanjutnya berdasarkan data hasil observasi kegiatan pembelajaran pada materi
pokok Cahaya dan wawancara dengan subjek penelitian dapat diketahui bahwa
sebagian besar siswa tidak berani mengajukan pertanyaan kepada guru tentang
materi yang belum dipahami. Dalam pembelajaran di kelas, guru hanya
menggunakan metode ceramah sehingga ada sebagian siswa yang tidak
memperhatikan penjelasan guru. Sebagian besar siswa tidak pernah latihan
menyelesaikan soal. Guru jarang memberikan latihan soal kepada siswa pada saat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
pembelajaran di kelas. Guru jarang membahas tugas rumah yang diberikan kepada
siswa pada saat pembelajaran di kelas.
Untuk mendapatkan data yang valid mengenai jenis kesalahan yang
dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal materi pokok Cahaya dan
penyebab siswa melakukan kesalahan tersebut, maka dilakukan triangulasi data
yaitu dengan menyelaraskan data hasil observasi, data hasil tes dan data hasil
wawancara. Berdasarkan data hasil observasi, data hasil tes dan data hasil
wawancara, berikut ini jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam
menyelesaikan soal pada materi pokok Cahaya dan penyebab siswa melakukan
kesalahan tersebut untuk tiap item soal.
1. Soal Nomor 1
Indikator soal nomor 1 adalah menjelaskan pengertian sumber cahaya.
Berdasarkan data hasil tes, jenis kesalahan yang sering dilakukan oleh siswa
pada soal nomor 1 adalah kesalahan konsep. Kesalahan konsep yaitu siswa
tidak dapat menjelaskan pengertian sumber cahaya dengan benar.
Berdasarkan data hasil wawancara, siswa tidak memahami pengertian sumber
cahaya. Hal tersebut terjadi karena siswa dalam belajar kurang maksimal.
Berdasarkan hasil observasi, guru kurang memberi penekanan saat
menjelaskan pengertian sumber cahaya. Dari data hasil wawancara dan
observasi dapat disimpulkan bahwa penyebab siswa melakukan kesalahan
konsep pada soal nomor 1 adalah siswa dalam belajar kurang maksimal.
2. Soal Nomor 2
Indikator soal nomor 2 adalah menjelaskan pengertian benda gelap.
Berdasarkan data hasil tes, jenis kesalahan yang sering dilakukan oleh siswa
pada soal nomor 2 adalah kesalahan konsep. Kesalahan konsep yaitu siswa
tidak dapat menjelaskan pengertian benda gelap dengan benar. Berdasarkan
data hasil wawancara, siswa tidak memahami pengertian benda gelap. Hal
tersebut terjadi karena siswa dalam belajar kurang maksimal. Berdasarkan
hasil observasi, guru kurang memberi penekanan saat menjelaskan pengertian
benda gelap. Dari data hasil wawancara dan observasi dapat disimpulkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
bahwa penyebab siswa melakukan kesalahan konsep pada soal nomor 2
adalah siswa dalam belajar kurang maksimal.
3. Soal Nomor 3
Indikator soal nomor 3 adalah menyebutkan contoh sumber cahaya
dan benda gelap. Berdasarkan data hasil tes, jenis kesalahan yang sering
dilakukan oleh siswa pada soal nomor 3 adalah kesalahan konsep. Kesalahan
konsep yaitu siswa tidak dapat menyebutkan contoh sumber cahaya dan
benda gelap yang tepat. Berdasarkan data hasil wawancara, siswa tidak
memahami contoh sumber cahaya dan benda gelap. Hal tersebut terjadi
karena siswa tidak memperhatikan penjelasan guru pada saat kegiatan
pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi, guru sudah menjelaskan
pengertian sumber cahaya dan benda gelap. Dari data hasil wawancara dan
observasi dapat disimpulkan bahwa penyebab siswa melakukan kesalahan
konsep pada soal nomor 3 adalah siswa tidak memperhatikan penjelasan guru
pada saat kegiatan pembelajaran.
4. Soal Nomor 4
Indikator soal nomor 4 adalah menentukan besar sudut pantul
berdasarkan hukum pemantulan cahaya. Berdasarkan data hasil tes, jenis
kesalahan yang sering dilakukan oleh siswa pada soal nomor 4 adalah
kesalahan terjemahan, kesalahan strategi dan soal tidak direspon. Kesalahan
terjemahan yaitu:
a. siswa tidak dapat menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam
soal dengan benar.
b. siswa tidak dapat menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam
soal ke dalam simbol fisika dengan benar.
c. siswa salah dalam mengartikan gambar pemantulan cahaya pada soal
(siswa menganggap sudut 060 dalam gambar pemantulan cahaya pada
soal merupakan sudut datang).
Sedangkan kesalahan strategi yaitu siswa bingung menentukan mengerjakan
dengan cara seperti apa sehingga jawaban siswa asal-asalan. Soal tidak
direspon yaitu siswa tidak menjawab soal (lembar jawab dikosongi).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Berdasarkan data hasil wawancara siswa tidak memahami gambar
pemantulan cahaya. Siswa menganggap sudut 060 dalam gambar soal
merupakan sudut datang. Siswa tidak memahami simbol-simbol fisika untuk
data-data yang disebutkan dalam soal. Jawaban siswa asal-asalan karena
siswa tidak memahami langkah yang tepat dalam penyelesaian soal. Siswa
tidak menjawab soal karena siswa tidak memahami langkah dalam
menyelesaikan soal. Siswa kurang latihan menyelesaikan soal.
Dari data hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa penyebab siswa
melakukan kesalahan terjemahan pada soal nomor 4 adalah siswa tidak
memahami gambar pada soal dan simbol-simbol fisika untuk data-data yang
disebutkan dalam soal. Penyebab siswa melakukan kesalahan strategi pada
soal nomor 4 adalah siswa tidak memahami langkah yang tepat dalam
penyelesaian soal dan kurang latihan menyelesaikan soal. Penyebab soal tidak
direspon pada soal nomor 4 adalah siswa tidak memahami langkah dalam
menyelesaikan soal dan kurang latihan menyelesaikan soal.
5. Soal Nomor 5
Indikator soal nomor 5 adalah menjelaskan konsep pemantulan teratur
dan pemantulan baur. Berdasarkan data hasil tes, jenis kesalahan yang sering
dilakukan oleh siswa pada soal nomor 5 adalah kesalahan konsep. Kesalahan
konsep yaitu siswa tidak dapat menjelaskan konsep pemantulan teratur dan
pemantulan baur. Berdasarkan data hasil wawancara, siswa tidak memahami
konsep pemantulan teratur dan pemantulan baur. Hal tersebut terjadi karena
siswa dalam belajar kurang maksimal. Berdasarkan hasil observasi, guru
kurang memberi penekanan saat menjelaskan konsep pemantulan teratur dan
pemantulan baur. Dari data hasil wawancara dan observasi dapat disimpulkan
bahwa penyebab siswa melakukan kesalahan konsep pada soal nomor 5
adalah siswa dalam belajar kurang maksimal.
6. Soal Nomor 6
Indikator soal nomor 6 adalah menganalisis permasalahan fisika
dengan menggunakan konsep pembentukan bayangan pada cermin datar.
Berdasarkan data hasil tes, jenis kesalahan yang sering dilakukan oleh siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
pada soal nomor 6 adalah kesalahan terjemahan, kesalahan strategi dan soal
tidak direspon. Kesalahan terjemahan yaitu:
a. siswa tidak dapat menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam
soal dengan benar.
b. siswa tidak dapat menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam
soal ke dalam simbol fisika dengan benar.
Sedangkan kesalahan strategi yaitu:
a. siswa memilih jalan yang tidak tepat yang mengarahkan ke jalan buntu.
b. siswa bingung menentukan mengerjakan dengan cara seperti apa
sehingga jawaban subjek asal-asalan.
Soal tidak direspon yaitu siswa tidak menjawab soal (lembar jawab
dikosongi).
Berdasarkan data hasil wawancara siswa tidak memahami data-data
yang disebutkan dalam soal dan simbol-simbol fisika untuk data-data yang
disebutkan dalam soal tersebut. Jawaban siswa asal-asalan karena siswa tidak
memahami langkah yang tepat dalam penyelesaian soal. Siswa tidak
menjawab soal karena siswa tidak memahami langkah dalam menyelesaikan
soal. Siswa kurang latihan menyelesaikan soal.
Dari data hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa penyebab siswa
melakukan kesalahan terjemahan pada soal nomor 6 adalah siswa tidak
memahami data-data yang disebutkan dalam soal dan simbol-simbol fisika
untuk data-data yang disebutkan dalam soal tersebut. Penyebab siswa
melakukan kesalahan strategi pada soal nomor 6 adalah siswa tidak
memahami langkah yang tepat dalam penyelesaian soal dan kurang latihan
menyelesaikan soal. Penyebab soal tidak direspon pada soal nomor 6 adalah
siswa tidak memahami langkah dalam menyelesaikan soal dan kurang latihan
menyelesaikan soal.
7. Soal Nomor 7
Indikator soal nomor 7 adalah menerapkan konsep pembentukan
bayangan pada cermin cekung dalam suatu gejala fisika. Berdasarkan data
hasil tes, jenis kesalahan yang sering dilakukan oleh siswa pada soal nomor 7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
adalah kesalahan terjemahan, kesalahan strategi, kesalahan konsep, kesalahan
hitung dan soal tidak direspon. Kesalahan terjemahan yaitu:
a. siswa tidak dapat menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam
soal dengan benar.
b. siswa tidak dapat menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam
soal ke dalam simbol fisika dengan benar.
Sedangkan kesalahan strategi yaitu:
a. siswa memilih jalan yang tidak tepat yang mengarahkan ke jalan buntu.
b. siswa bingung menentukan mengerjakan dengan cara seperti apa
sehingga jawaban subjek asal-asalan.
Kesalahan konsep yaitu:
a. siswa tidak dapat menuliskan persamaan yang menghubungkan jarak
benda, jarak bayangan dan jarak fokus pada cermin cekung dengan
benar.
b. siswa tidak dapat menuliskan persamaan untuk menentukan perbesaran
bayangan pada cermin cekung dengan benar.
c. siswa tidak dapat menentukan sifat bayangan pada cermin cekung dengan
benar.
d. siswa menggambarkan pembentukan bayangan pada cermin cekung
tetapi salah.
Kesalahan hitung yaitu siswa melakukan kesalahan dalam operasi
pengurangan bilangan pecahan. Soal tidak direspon yaitu siswa tidak
menjawab soal (lembar jawab dikosongi).
Berdasarkan data hasil wawancara siswa tidak memahami simbol-
simbol fisika untuk data-data yang disebutkan dalam soal. Jawaban siswa
asal-asalan karena siswa tidak memahami langkah yang tepat dalam
penyelesaian soal. Siswa tidak menjawab soal karena siswa tidak memahami
langkah dalam menyelesaikan soal. Siswa kurang latihan menyelesaikan soal.
Siswa tidak memahami persamaan yang menghubungkan jarak benda, jarak
bayangan dan jarak fokus pada cermin cekung, persamaan untuk menentukan
perbesaran bayangan pada cermin cekung, sifat bayangan pada cermin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
cekung serta penggunaan sinar-sinar istimewa pada cermin cekung dalam
gambar pembentukan bayangan. Siswa dalam belajar kurang maksimal.
Siswa kurang terampil dalam operasi pengurangan bilangan pecahan.
Dari data hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa penyebab siswa
melakukan kesalahan terjemahan pada soal nomor 7 adalah siswa tidak
memahami simbol-simbol fisika untuk data-data yang disebutkan dalam soal.
Penyebab siswa melakukan kesalahan strategi pada soal nomor 7 adalah
siswa tidak memahami langkah yang tepat dalam penyelesaian soal dan
kurang latihan menyelesaikan soal. Penyebab siswa melakukan kesalahan
konsep pada soal nomor 7 adalah siswa dalam belajar kurang maksimal.
Penyebab siswa melakukan kesalahan hitung pada soal nomor 7 adalah siswa
kurang terampil dalam operasi hitung. Penyebab soal tidak direspon pada soal
nomor 7 adalah siswa tidak memahami langkah dalam menyelesaikan soal
dan kurang latihan menyelesaikan soal.
8. Soal Nomor 8
Indikator soal nomor 8 adalah menganalisis permasalahan fisika
dengan menggunakan konsep pembentukan bayangan pada cermin cembung.
Berdasarkan data hasil tes, jenis kesalahan yang sering dilakukan oleh siswa
pada soal nomor 8 adalah kesalahan terjemahan, kesalahan strategi, kesalahan
konsep dan soal tidak direspon. Kesalahan terjemahan yaitu:
a. siswa tidak dapat menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam
soal dengan benar.
b. siswa tidak dapat menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam
soal ke dalam simbol fisika dengan benar.
Sedangkan kesalahan strategi yaitu:
a. siswa memilih jalan yang tidak tepat yang mengarahkan ke jalan buntu.
b. siswa bingung menentukan mengerjakan dengan cara seperti apa
sehingga jawaban subjek asal-asalan.
Kesalahan konsep yaitu:
a. Siswa tidak dapat menentukan jenis cermin yang digunakan berdasarkan
sifat bayangannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
b. Siswa menuliskan jari-jari kelengkungan cermin cembung bernilai positif
padahal seharusnya bernilai negatif.
Soal tidak direspon yaitu siswa tidak menjawab soal (lembar jawab
dikosongi).
Berdasarkan data hasil wawancara siswa tidak memahami data-data
yang disebutkan dalam soal, simbol-simbol fisika untuk data-data yang
disebutkan dalam soal tersebut dan kurang teliti dalam menuliskan apa yang
diketahui dan ditanyakan dalam soal ke dalam simbol fisika. Jawaban siswa
asal-asalan karena siswa tidak memahami langkah yang tepat dalam
penyelesaian soal. Siswa kurang latihan menyelesaikan soal. Siswa tidak
paham tentang sifat bayangan pada cermin cembung dan jari-jari
kelengkungan cermin cembung bernilai negatif. Siswa dalam belajar kurang
maksimal. Siswa tidak menjawab soal karena siswa tidak memahami langkah
dalam menyelesaikan soal.
Dari data hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa penyebab siswa
melakukan kesalahan terjemahan pada soal nomor 8 adalah siswa tidak
memahami data-data yang disebutkan dalam soal, simbol-simbol fisika untuk
data-data yang disebutkan dalam soal tersebut dan kurang teliti dalam
menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal ke dalam simbol
fisika. Penyebab siswa melakukan kesalahan strategi pada soal nomor 8
adalah siswa tidak memahami langkah yang tepat dalam penyelesaian soal
dan kurang latihan menyelesaikan soal. Penyebab siswa melakukan kesalahan
konsep pada soal nomor 8 adalah siswa dalam belajar kurang maksimal.
Penyebab soal tidak direspon pada soal nomor 8 adalah siswa tidak
memahami langkah dalam menyelesaikan soal dan kurang latihan
menyelesaikan soal.
9. Soal Nomor 9
Indikator soal nomor 9 adalah menjelaskan sifat-sifat sinar bias.
Berdasarkan data hasil tes, jenis kesalahan yang sering dilakukan oleh siswa
pada soal nomor 9 adalah kesalahan konsep dan soal tidak direspon.
Kesalahan konsep yaitu siswa tidak dapat menentukan sinar bias yang tepat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
dan tidak dapat menjelaskan sifat-sifat sinar bias. Soal tidak direspon yaitu
siswa tidak menjawab soal (lembar jawab dikosongi). Berdasarkan data hasil
wawancara, siswa tidak memahami konsep sifat-sifat sinar bias. Hal tersebut
terjadi karena siswa dalam belajar kurang maksimal. Siswa tidak menjawab
soal karena siswa tidak mengetahui jawaban untuk soal tersebut. Dari data
hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa penyebab siswa melakukan
kesalahan konsep pada soal nomor 9 adalah siswa dalam belajar kurang
maksimal. Penyebab soal tidak direspon pada soal nomor 9 adalah siswa tidak
mengetahui jawaban untuk soal tersebut.
10. Soal Nomor 10
Indikator soal nomor 10 adalah menghitung indeks bias suatu
medium. Berdasarkan data hasil tes, jenis kesalahan yang sering dilakukan
oleh siswa pada soal nomor 10 adalah kesalahan terjemahan, kesalahan
strategi, kesalahan hitung dan soal tidak direspon. Kesalahan terjemahan
yaitu:
a. siswa tidak dapat menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam
soal dengan benar.
b. siswa tidak dapat menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam
soal ke dalam simbol fisika dengan benar.
Sedangkan kesalahan strategi yaitu siswa bingung menentukan mengerjakan
dengan cara seperti apa sehingga jawaban subjek asal-asalan. Kesalahan
hitung yaitu siswa melakukan kesalahan dalam operasi pembagian bilangan.
Soal tidak direspon yaitu siswa tidak menjawab soal (lembar jawab
dikosongi).
Berdasarkan data hasil wawancara siswa tidak memahami simbol-
simbol fisika untuk data-data yang disebutkan dalam soal. Jawaban siswa
asal-asalan karena siswa tidak memahami langkah yang tepat dalam
penyelesaian soal. Siswa tidak menjawab soal karena siswa tidak memahami
langkah dalam menyelesaikan soal. Siswa kurang latihan menyelesaikan soal.
Siswa kurang teliti dalam operasi pembagian bilangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Dari data hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa penyebab siswa
melakukan kesalahan terjemahan pada soal nomor 10 adalah siswa tidak
memahami simbol-simbol fisika untuk data-data yang disebutkan dalam soal.
Penyebab siswa melakukan kesalahan strategi pada soal nomor 10 adalah
siswa tidak memahami langkah yang tepat dalam penyelesaian soal dan
kurang latihan menyelesaikan soal. Penyebab siswa melakukan kesalahan
hitung pada soal nomor 10 adalah siswa kurang teliti dalam operasi hitung.
Penyebab soal tidak direspon pada soal nomor 10 adalah siswa tidak
memahami langkah dalam menyelesaikan soal dan kurang latihan
menyelesaikan soal.
11. Soal Nomor 11
Indikator soal nomor 11 adalah menjelaskan konsep pembiasan
cahaya pada kaca planparalel. Berdasarkan data hasil tes, jenis kesalahan
yang sering dilakukan oleh siswa pada soal nomor 11 adalah kesalahan
konsep dan soal tidak direspon. Kesalahan konsep yaitu siswa tidak dapat
menentukan gambar pembiasan cahaya pada kaca planparalel yang tepat dan
tidak dapat menjelaskan konsep pembiasan cahaya pada kaca planparalel.
Soal tidak direspon yaitu siswa tidak menjawab soal (lembar jawab
dikosongi). Berdasarkan data hasil wawancara, siswa tidak memahami
konsep pembiasan cahaya pada kaca planparalel. Hal tersebut terjadi karena
siswa dalam belajar kurang maksimal. Siswa tidak menjawab soal karena
siswa tidak mengetahui jawaban untuk soal tersebut. Dari data hasil
wawancara dapat disimpulkan bahwa penyebab siswa melakukan kesalahan
konsep pada soal nomor 11 adalah siswa dalam belajar kurang maksimal.
Penyebab soal tidak direspon pada soal nomor 11 adalah siswa tidak
mengetahui jawaban untuk soal tersebut.
12. Soal Nomor 12
Indikator soal nomor 12 adalah menghitung besar sudut deviasi untuk
pembiasan cahaya pada prisma. Berdasarkan data hasil tes, jenis kesalahan
yang sering dilakukan oleh siswa pada soal nomor 12 adalah kesalahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
terjemahan, kesalahan strategi, kesalahan konsep dan soal tidak direspon.
Kesalahan terjemahan yaitu:
a. siswa tidak dapat menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam
soal dengan benar.
b. siswa tidak dapat menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam
soal ke dalam simbol fisika dengan benar.
Sedangkan kesalahan strategi yaitu siswa bingung menentukan mengerjakan
dengan cara seperti apa sehingga jawaban subjek asal-asalan. Kesalahan
konsep yaitu siswa tidak dapat menuliskan persamaan untuk menentukan
sudut deviasi dengan benar. Soal tidak direspon yaitu siswa tidak menjawab
soal (lembar jawab dikosongi).
Berdasarkan data hasil wawancara siswa tidak memahami data-data
yang disebutkan dalam soal dan simbol-simbol fisika untuk data-data yang
disebutkan dalam soal tersebut. Jawaban siswa asal-asalan karena siswa tidak
memahami langkah yang tepat dalam penyelesaian soal. Siswa tidak
menjawab soal karena siswa tidak memahami langkah dalam menyelesaikan
soal. Siswa kurang latihan menyelesaikan soal. Siswa tidak memahami
persamaan untuk menentukan sudut deviasi. Siswa dalam belajar kurang
maksimal.
Dari data hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa penyebab siswa
melakukan kesalahan terjemahan pada soal nomor 12 adalah siswa tidak
memahami data-data yang disebutkan dalam soal dan simbol-simbol fisika
untuk data-data yang disebutkan dalam soal tersebut. Penyebab siswa
melakukan kesalahan strategi pada soal nomor 12 adalah siswa tidak
memahami langkah yang tepat dalam penyelesaian soal dan kurang latihan
menyelesaikan soal. Penyebab siswa melakukan kesalahan konsep pada soal
nomor 12 adalah siswa dalam belajar kurang maksimal. Penyebab soal tidak
direspon pada soal nomor 12 adalah siswa tidak memahami langkah dalam
menyelesaikan soal dan kurang latihan menyelesaikan soal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
13. Soal Nomor 13
Indikator soal nomor 13 adalah menerapkan konsep pembentukan
bayangan pada lensa cembung dalam suatu gejala fisika. Berdasarkan data
hasil tes, jenis kesalahan yang sering dilakukan oleh siswa pada soal nomor
13 adalah kesalahan terjemahan, kesalahan strategi, kesalahan konsep,
kesalahan hitung dan soal tidak direspon. Kesalahan terjemahan yaitu:
a. siswa tidak dapat menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam
soal dengan benar.
b. siswa tidak dapat menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam
soal ke dalam simbol fisika dengan benar.
Sedangkan kesalahan strategi yaitu siswa bingung menentukan mengerjakan
dengan cara seperti apa sehingga jawaban subjek asal-asalan.
Kesalahan konsep yaitu:
a. siswa tidak dapat menuliskan persamaan yang menghubungkan jarak
benda, jarak bayangan dan jarak fokus pada lensa cembung dengan
benar.
b. siswa tidak dapat menuliskan persamaan untuk menentukan perbesaran
bayangan pada lensa cembung dengan benar.
c. siswa tidak dapat menentukan sifat bayangan pada lensa cembung
dengan benar.
d. siswa menggambarkan pembentukan bayangan pada lensa cembung
tetapi salah.
Kesalahan hitung yaitu siswa melakukan kesalahan dalam operasi
pengurangan bilangan pecahan. Soal tidak direspon yaitu siswa tidak
menjawab soal (lembar jawab dikosongi).
Berdasarkan data hasil wawancara siswa tidak memahami simbol-
simbol fisika untuk data-data yang disebutkan dalam soal. Siswa kurang teliti
dalam menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan ke dalam simbol fisika.
Jawaban siswa asal-asalan karena siswa tidak memahami langkah yang tepat
dalam penyelesaian soal. Siswa tidak menjawab soal karena siswa tidak
memahami langkah dalam menyelesaikan soal. Siswa kurang latihan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
menyelesaikan soal. Siswa tidak memahami persamaan yang menghubungkan
jarak benda, jarak bayangan dan jarak fokus pada lensa cembung, persamaan
untuk menentukan perbesaran bayangan pada lensa cembung, sifat bayangan
pada lensa cembung serta sinar-sinar istimewa pada lensa cembung. Siswa
dalam belajar kurang maksimal. Siswa kurang terampil dalam operasi
pengurangan bilangan pecahan.
Dari data hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa penyebab siswa
melakukan kesalahan terjemahan pada soal nomor 13 adalah siswa tidak
memahami simbol-simbol fisika untuk data-data yang disebutkan dalam soal
dan siswa kurang teliti dalam menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan
ke dalam simbol fisika. Penyebab siswa melakukan kesalahan strategi pada
soal nomor 13 adalah siswa tidak memahami langkah yang tepat dalam
penyelesaian soal dan kurang latihan menyelesaikan soal. Penyebab siswa
melakukan kesalahan konsep pada soal nomor 13 adalah siswa dalam belajar
kurang maksimal. Penyebab siswa melakukan kesalahan hitung pada soal
nomor 13 adalah siswa kurang terampil dalam operasi hitung. Penyebab soal
tidak direspon pada soal nomor 13 adalah siswa tidak memahami langkah
dalam menyelesaikan soal dan kurang latihan menyelesaikan soal.
14. Soal Nomor 14
Indikator soal nomor 14 adalah menganalisis permasalahan fisika
dengan menggunakan konsep pembentukan bayangan pada lensa cekung.
Berdasarkan data hasil tes, jenis kesalahan yang sering dilakukan oleh siswa
pada soal nomor 14 adalah kesalahan terjemahan, kesalahan strategi,
kesalahan konsep dan soal tidak direspon. Kesalahan terjemahan yaitu:
a. siswa tidak dapat menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam
soal dengan benar.
b. siswa tidak dapat menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam
soal ke dalam simbol fisika dengan benar.
Sedangkan kesalahan strategi yaitu siswa bingung menentukan mengerjakan
dengan cara seperti apa sehingga jawaban subjek asal-asalan. Kesalahan
konsep yaitu siswa tidak dapat menentukan jenis cermin yang digunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
berdasarkan sifat bayangannya. Soal tidak direspon yaitu siswa tidak
menjawab soal (lembar jawab dikosongi).
Berdasarkan data hasil wawancara siswa tidak memahami data-data
yang disebutkan dalam soal, simbol-simbol fisika untuk data-data yang
disebutkan dalam soal tersebut dan kurang teliti dalam menuliskan apa yang
diketahui dan ditanyakan ke dalam simbol fisika. Jawaban siswa asal-asalan
karena siswa tidak memahami langkah yang tepat dalam penyelesaian soal.
Siswa tidak menjawab soal karena siswa tidak memahami langkah dalam
menyelesaikan soal. Siswa kurang latihan menyelesaikan soal. Siswa tidak
paham tentang sifat bayangan pada lensa cekung. Siswa dalam belajar kurang
maksimal.
Dari data hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa penyebab siswa
melakukan kesalahan terjemahan pada soal nomor 14 adalah siswa tidak
memahami data-data yang disebutkan dalam soal, simbol-simbol fisika untuk
data-data yang disebutkan dalam soal tersebut dan kurang teliti dalam
menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan ke dalam simbol fisika.
Penyebab siswa melakukan kesalahan strategi pada soal nomor 14 adalah
siswa tidak memahami langkah yang tepat dalam penyelesaian soal dan
kurang latihan menyelesaikan soal. Penyebab siswa melakukan kesalahan
konsep pada soal nomor 14 adalah siswa dalam belajar kurang maksimal.
Penyebab soal tidak direspon pada soal nomor 14 adalah siswa tidak
memahami langkah dalam menyelesaikan soal dan kurang latihan
menyelesaikan soal.
15. Soal Nomor 15
Indikator soal nomor 15 adalah menghitung kekuatan lensa.
Berdasarkan data hasil tes, jenis kesalahan yang sering dilakukan oleh siswa
pada soal nomor 15 adalah kesalahan terjemahan, kesalahan strategi,
kesalahan hitung dan soal tidak direspon. Kesalahan terjemahan yaitu:
a. siswa tidak dapat menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam
soal dengan benar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
b. siswa tidak dapat menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam
soal ke dalam simbol fisika dengan benar.
Sedangkan kesalahan strategi yaitu siswa bingung menentukan mengerjakan
dengan cara seperti apa sehingga jawaban subjek asal-asalan. Kesalahan
hitung yaitu siswa melakukan kesalahan dalam operasi pembagian bilangan.
Soal tidak direspon yaitu siswa tidak menjawab soal (lembar jawab
dikosongi).
Berdasarkan data hasil wawancara siswa tidak memahami simbol-
simbol fisika untuk data-data yang disebutkan dalam soal dan kurang teliti
dalam menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan ke dalam simbol fisika.
Jawaban siswa asal-asalan karena siswa tidak memahami langkah yang tepat
dalam penyelesaian soal. Siswa tidak menjawab soal karena siswa tidak
memahami langkah dalam menyelesaikan soal. Siswa kurang latihan
menyelesaikan soal. Siswa kurang terampil dalam operasi pembagian
bilangan.
Dari data hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa penyebab siswa
melakukan kesalahan terjemahan pada soal nomor 15 adalah siswa tidak
memahami simbol-simbol fisika untuk data-data yang disebutkan dalam soal
dan kurang teliti dalam menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan ke
dalam simbol fisika. Penyebab siswa melakukan kesalahan strategi pada soal
nomor 15 adalah siswa tidak memahami langkah yang tepat dalam
penyelesaian soal dan kurang latihan menyelesaikan soal. Penyebab siswa
melakukan kesalahan hitung pada soal nomor 15 adalah siswa kurang
terampil dalam operasi hitung. Penyebab soal tidak direspon pada soal nomor
15 adalah siswa tidak memahami langkah dalam menyelesaikan soal dan
kurang latihan menyelesaikan soal.
Jenis kesalahan yang sering dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan
soal pada materi pokok Cahaya adalah kesalahan terjemahan, kesalahan strategi,
kesalahan konsep, kesalahan hitung dan soal tidak direspon. Faktor yang
menyebabkan siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal pada materi
pokok Cahaya adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
1. siswa tidak memahami data-data yang disebutkan dalam soal.
2. siswa tidak memahami simbol-simbol fisika untuk data-data yang disebutkan
dalam soal.
3. siswa kurang teliti dalam menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan ke
dalam simbol fisika.
4. siswa tidak memahami langkah yang tepat dalam penyelesaian soal.
5. siswa kurang latihan menyelesaikan soal.
6. siswa dalam belajar kurang maksimal.
7. siswa tidak memperhatikan penjelasan guru.
8. siswa kurang terampil dan kurang teliti dalam operasi hitung.
9. siswa tidak memahami langkah dalam menyelesaikan soal.
10. siswa tidak mengetahui jawaban soal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan kajian teori dan hasil analisis data serta mengacu pada tujuan
penelitian yang telah diuraikan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Jenis kesalahan yang sering dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal
pada materi pokok Cahaya adalah:
a. Kesalahan terjemahan
b. Kesalahan strategi
c. Kesalahan konsep
d. Kesalahan hitung
e. Soal tidak direspon
2. Faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan
soal pada materi pokok Cahaya adalah:
a. Kesalahan terjemahan
Penyebab kesalahan terjemahan adalah siswa tidak memahami data-data
yang disebutkan dalam soal, tidak memahami simbol-simbol fisika untuk
data-data yang disebutkan dalam soal, kurang teliti dalam menuliskan
apa yang diketahui dan ditanyakan ke dalam simbol fisika serta tidak
memahami gambar pada soal.
b. Kesalahan strategi
Penyebab kesalahan strategi adalah siswa tidak memahami langkah yang
tepat dalam penyelesaian soal dan kurang latihan menyelesaikan soal.
c. Kesalahan konsep
Penyebab kesalahan konsep adalah siswa dalam belajar kurang maksimal
dan tidak memperhatikan penjelasan guru.
d. Kesalahan hitung
Penyebab kesalahan hitung adalah siswa kurang terampil dan kurang
teliti dalam operasi hitung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
e. Soal tidak direspon
Penyebab soal tidak direspon adalah siswa tidak mengetahui jawaban
soal, tidak memahami langkah dalam menyelesaikan soal dan kurang
latihan menyelesaikan soal.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian, jenis kesalahan yang sering dilakukan oleh
siswa dalam menyelesaikan soal pada materi pokok Cahaya dapat dikelompokkan
menjadi kesalahan terjemahan, kesalahan strategi, kesalahan konsep, kesalahan
hitung dan soal tidak direspon. Faktor yang menyebabkan siswa melakukan
kesalahan tersebut berkaitan dengan sikap siswa dalam menerima materi pelajaran
(tidak memperhatikan penjelasan guru dan tidak berani mengajukan pertanyaan
jika ada materi yang belum dipahami), ketidaktelitian siswa dalam menyelesaikan
soal, kurangnya intensitas siswa dalam latihan menyelesaikan soal dan
ketidaktelitian siswa dalam operasi hitung.
Dengan demikian hal-hal yang perlu dilakukan guru dalam kegiatan
pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Memberikan motivasi kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga
siswa menjadi suka dalam mengikuti pembelajaran fisika.
2. Memberikan tugas untuk menyelesaikan soal-soal fisika secara terpadu
disertai pembahasannya sehingga melatih kreativitas siswa dalam
menyelesaikan soal.
3. Memperjelas konsep yang diberikan kepada siswa.
C. Saran
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dikemukakan, maka saran-saran
yang dapat disampaikan penulis adalah sebagai berikut:
1. Guru perlu merancang pembelajaran fisika yang inovatif agar siswa menyukai
dan memahami materi pelajaran yang disampaikan.
2. Pada kegiatan pembelajaran, guru hendaknya mengajak siswa lebih aktif lagi
dengan mengajukan pertanyaan jika ada materi yang belum dipahami.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
3. Guru hendaknya mengarahkan siswa kalau belajar tidak hanya membaca saja
tetapi juga mencoba berlatih mengerjakan soal sendiri.
4. Guru hendaknya mengingatkan siswa untuk lebih meningkatkan ketelitian
dalam menyelesaikan soal.
5. Guru hendaknya mengingatkan siswa untuk memahami konsep dan
menghafal rumus agar dapat menyelesaikan soal dengan tepat.
top related