Transcript
EKOLOGI PANGAN GIZI
Sayidi SukemiFKM UWS
Pengertian
Ekologi Oikos : lingkungan, rumah. Logos : ilmu
Pangan bahan yang layak dikonsumsi manusia untuk kesehatannya
Gizi zat/ ikatan kimia yang terdapat pada bahan pangan atau makanan/ minuman yang diperlukan manusia untuk kesehatannya
Ekologi Pangan Gizi Ilmu yang mempelajari berbagai aspek lingkungan yang terkait dengan pangan dan gizi untuk kesehatan masyarakat
Tujuan mempelajari EPG
Dapat mengetahui berbagai hubungan dan masalah antar variabel yang berkaitan dengan penyediaan pangan, sosio ekonomi dan budaya pangan, konsumsi gizi, penggunaan zat gizi dalam tubuh, status gizi dan status kesehatan masyarakat dan upaya peningkatan gizi masyarakat.
Ruang Lingkup Ekologi Pangan Gizi
Gizi dan Kesehatan Gizi dan Lingkungan Biofisik Gizi dan Sosial Budaya Gizi dan Ekonomi Gizi dan Pendidikan Gizi dan Kependudukan Gizi , Kemiskinan dan Kelaparan Pola Pangan Harapan
Ruang Lingkup Ilmu Gizi
5
PRODUKSI PANGAN
HOLTIKULTURA
PETERNAKAN
DISTRIBUSI
PENGOLAHAN
KONSUMSI
PEMANFAATAN OLEHTUBUH
PERIKANAN
AGRONOMI
TEKNOLOGI PANGAN
MIKROBIOLOGI
BIOKIMIA
FAAL
KEDOKTERAN
KES MASY
System Pangan dan Gizi
TEKNOLOGI
PANGAN
PRODUKSI PANGAN
PENGGUNAAN PANGAN BAGI
TUBUHKEBIJAKA
N PANGAN
STATUS KESEHATA
N MASYARAK
AT
DISTRIBUSI
PANGAN
SOSIO – EKONOMI BUDAYA PANGAN
STATUS GIZI
KONSUMSI
PANGAN
Kebijakan Pangan
Angka Kecukupan Gizi Jumlah penduduk / pertumbuhan
penduduk Status Gizi Masyarakat Gaya hidup Ekonomi Pangan Perdagangan pangan antar negara Negara agraris Penduduk Petani
PENYEDIAAN PANGAN
PRODUKSI PANGAN
DISTRIBUSI
PANGAN
DAYA BELI
PRODUKSI PANGAN
Luas lahan Kesuburan tanah Teknologi Pertanian SDM Petani Status Petani Ketersediaan Saprodi Iklim Penanganan Pasca Panen
Luas Lahan
Luas Tanam Luas Kerusakan Luas Panen Produktivitas tanaman
Teknologi Pertanian TP Konvensional, tradisional TP Maju : metode, teknologi, bibit unggul,
SDM Petani
Pendidikan petani Penyuluhan pertanian Bimbingan pertanian
Status Petani Petani kaya Petani menengah Petani gurem
Ketersediaan Saprodi
Bibit Unggul Pestisida Pupuk
Iklim Kering /kemarau Penghujan Ekstrim
Kesuburan Tanah
Tanah tadah hujan Tanah Irigasi
Penanganan Pasca Panen Pemotongan hasil/ panen Pengangkutan Pengeringan Penyimpanan
Distribusi Pangan
Fasilitas jalan Sarana angkutan Keamanan perjalanan Biaya angkut Tersedianya agen, pengecer Kebijakan
Daya beli
Penghasilan konsumen Lapangan pekerjaan Harga Pangan
Konsumsi Pangan
Ketahanan Pangan Keluarga Status Kesehatan seseorang Pola konsumsi pangan Budaya makan Etnis
Penggunaan Pangan bagi Tubuh
Pengolahan pangan Kondisi saluran pencernaan Tingkat emosional seseorang Keseimbangan zat gizi Aktifitas Keadaan kesehatan seseorang
Sosio-Ekonomi-Budaya Pangan
Pendidikan Pengetahuan Pelatihan Mata Pencaharian Penghasilan Kebiasaan makan Adat istiadat pangan dan makanan Budaya makan
Gizi dan Kesehatan
Zat gizi diperlukan tubuh manusia untuk kesehatan. Diperlukan dalam jumlah cukup. Jangan kurang atau lebih, jika terjadi demikian akan terjadi gangguan gizi kurang atau gizi lebih.
Penggunaan zat gizi oleh tubuh maksimal jika ada keseimbangan antara zat zat gizi, diperlukan untuk tubuh, tidak ada hambatan/ gangguan pencernaan dan metabolisme
Kebutuhan zat gizi seseorang dipengaruhi : umur, sex, aktifitas, lingkungan, status kesehatan, ukuran tubuh
Keseimbangan zat gizi harus mencakup Energi, Karbohidrat, Lemak, Protein, Vitamin, Mineral dan Air
Sumber Zat gizi seimbang harus mencakup bahan makanan dari kelompok bahan makanan pokok, lauk pauk, sayuran, buah dan air dari bahan nabati dan hewani
Acuan gizi seimbang untuk tubuh sehat adalah Pedoman Umum Gizi Seimbang dengan 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang
Kebutuhan Gizi orang Indonesia mengacu pada Angka Kebutuhan Gizi ( AKG ) sesuai SK Menkes RI No. 1593/MENKES/SK/XI/2005 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia
Status gizi seseorang menentukan status kesehatannya
Status kesehatan seseorang menentukan status kesehatan masyarakat
Derajat kesehatan masyarakat menentukan tingkat kematian
Status gizi masyarakat menentukan angka kematian nya.
Status Kesehatan vs Status Gizi
Kondisi kesehatan tertentu dapat menurunkan status gizi.
Kondisi kesehatan dimaksud :Keadaan sakitDerajat infeksiGangguan fungsi alat cernaHambatan metabolisme zat gizi tubuhGangguan emosional
Status gizi vs Status Kesehatan
Status Gizi menentukan status kesehatan
Status Gizi dimaksud :Status gizi jelek : Gizi lebih, gizi kurang
dan gizi burukGizi lebih : obesitas sebagai faktor resiko :
hypertensi, hyperkolesterolemia, DM, Ginjal, gangguan sendi dll
Gizi kurang/ buruk : menurunkan kemampuan, imunitas, memudahkan intervensi bibit penyakit, mudah sakit.
TUGAS KELOMPOK
KUMPULKAN LITERATUR YANG MENJELASKAN ASPEK KESEHATAN DAN STATUS GIZI
GIZI DAN LINGKUNGAN BIOFISIK
Lingkungan Biofisik : lingkungan lahan yang memungkinkan mempunyai kemampuan produksi pangan yang dapat menjamin kelangsungan hidup manusianya.
Harus ada Keseimbangan pertumbuhan dan pertambahan penduduk dengan kemampuan penyediaan pangan
Pengendalian jumlah penduduk dengan pembatasan jumlah kelahiran
Peningkatan kualitas hidup dengan pendidikan, lapangan kerja, perluasan lahan pertanian
Peningkatan produksi pangan dengan teknologi pertanian maju
Manusia – lingkungan - pangan
Sejak awal kehidupan manusia dalam lingkungannya Tuhan Yang Maha Esa telah menciptakan bumi dengan segala isinya.
Terdapat interaksi antara manusia dengan lingkungannya dalam upaya kelangsungan hidupnya
Kehidupan manusia jaman purba makan tanpa proses pengolahan, tidak mengenal teknologi pangan.
Bumi, air dan kekayaan alam yang dikandung didalamnya dipergunkan untuk kemakmuran rakyat sebesar besarnya.
Permukaan bumi dengan berbagai bentuk topografinya merupakan sumber kehidupan bagi manusianya dan perlu dikelola secara baik
Antara manusia dengan lingkungan topografinya terbentuk sebuah pola kehidupan termasuk pola pangannya
POLA PANGAN
EKO SYSTEM
AKTIFITAS
EKO SYSTEM SOSIAL
EKO SYSTEM PEMASARAN EKO
SYSTEM TEKNOLOG
I
EKO SYSTEM EKONOM
I
EKO SYSTEM BUDAYA
Sistem Ekologis pangan :Laut dan sungaiPantai RawaDataranBukitGunungPerdesaanPerkotaan
Laut dan Sungai
Jenis Upaya masyarakat : nelayan, tambak
Produkasi Pangan : ikan laut, ikan air tawar, udang, kepiting dll
Pola pangan : lauk pauk mengkonsumsi ikan dan sejenisnya.mengkonsumsi ikan dan sejenisnya baik/cukup.
Diskusikan mengapa demikian, fenomena apa yang sedang terjadi ?
Pantai
Jenis upaya masyarakat : petani Produksi pangan : serealia,
kacang2an, sayuran, ternak skala kecil
Pola pangan : sayuran dominan, sumber protein hewani ( ikan ) lebih kecil.
Pengaruhnya terhadap gizi masyarakat pantai, diskusikan
Rawa
Jenis Upaya Masyarakat : petani, petani ikan, pengolahan ikan
Produksi pangan : serealia, ikan, sayuran, buah
Pola pangan : lauk pauk ikan/hewani, sayur, buah, hasil olah ikan ( ikan kering, ikan asin )
Didaerah ini tidak selalu asupan protein cukup, jelaskan mengapa demikian?
Dataran
Jenis upaya masyarakat : petani ; serealia, sayuran, buah, ternak ikan, unggas
Pola pangan : lauk pauk, sayur, buahMasalah gizi : dominan pada golongan
rawan; bayi, balita, bumil dan usilaDiskusikan mengapa demikian ?
Bukit
Jenis upaya penyediaan pangan rakyat : usaha tani serealia, ikan, sayur
Pola pangan : sayur dominan, lauk pauk hewani.
Masalah Gizi : gangguan gizi pada golongan rawan
Diskusikan mengapa demikian ?
Gunung / pegunungan
Jenis upaya penyedian pangan rakyat : serealia, sayuran, buah, ternak unggas
Pola pangan : sayur, buah , ikan terbatas, unggas cukup
Masalah : kandungan air terhadap yodium rendah
Masalah gizi : resiko defisit YodiumDeiskusikan mengapa demikian ?
Perdesaan
Upaya penyediaan pangan masyarakat perdesaan
Pola pangan masyarakat perdesaan
Gizi masyarakat perdesaan
Masalah gizi masyarakat perdesaan
Perkotaan
Upaya penyediaan pangan masyarakat perkotaan
Pola pangan masyarakat perkotaan
Gizi masyarakat perkotaan
Masalah gizi masyarakat perkotaan
Diskusikan :
Faktor Ekologis terhadap status gizi masyarakat.
Pola pangan pada sistem ekologis
Gizi masyarakat pada sistem ekologis
Identifikasi masalah gizi potensial pada sistem ekologis
GIZI DAN SOSIAL BUDAYA
ASPEK SOSIAL BUDAYA :PendidikanPengetahuanAdat istiadatKepercayaanPersahabatanPergaulan
GIZI DAN SOSIAL BUDAYA 57% kepala rumah tangga berpendidikan dasar, dan 57,9%
bekerja sebagai petani pemilik. 81,3% ibu rumah tangga berpendidikan dasar,66,4% bekerja sebagai petani pemilik, dan 75,7% ibu berpengetahuan gizi kurang. 38,3% rumah tangga dengan jumlah anggota keluarga antara 5-6orang. dan 70,1% rumah tangga miskin. 51,4% rumah tangga menyukai satu jenis makanan pokok, 83,2% rumah tangga menggunakan ubi jalar sebagai simbol nilai komunikasi, dan 67,3% rumah tangga menganggap ubi jalar sebagai simbol nilai religi. 51,4% rumah tangga menggunakan lebih dari satu jenis makanan pokok sebagai simbol nilai persahabatan,75% rumah tangga memilih ubi jalar sebagai simbol nilai ekonomi, dan 78,5% rumah tangga menggunakan ubi jalar dalam tradisi. Hasil penelitian ini menunjukkan semakin tinggi strata sosial semakin bervariasi makanan pokok yang dikonsumsi. Sebaliknya semakin kuat faktor budaya yang dianut, semakin sedikit jenis makanan pokok yang dikonsumsi.
Simpulan : Faktor sosial budaya berhubungan kuat dengan konsumsi makanan pokok masyarakat (kontribusi energi dan pola makan makanan pokok). Wahida Y Mapandin, Tesis 2006, Undip
Tingkat pendidikan orang tua berhubungan dengan Tinggi Badan Anak Baru Sekolah ( TBABS), USU,2006 )
Makin tinggi pengetahuan ibu , makin baik status gizi balita (Himawan AW,2006 )
Tingkat pendidikan ibu dan ayah berpangaruh postif terhadap status gizi balitanya (Dewanti, )
Pengetahuan ibu meningkat semakin baik status gizi bayi, (Burhanuddin Bahar 2006 Pangkep).
Tingkat sosial keluarga semakin baik tumbuh kembang anak juga semakin baik.
Peran ibu di rumah menentukan apa yang akan dimakan anak anaknya dan terbentuknya kebiasaan makan.
5 peran ibu dalam menentukan konsumsi makanan keluarga (Engel,Roger dan Paul 1993)
1. Peran ibu sebagai pengendali setiap memutuskan apa yg dikonsumsi
2. Besarnya pengaruh ibu3. Ibu sangat menentukan apa yg mau
dibeli4. Ibu sebagai pembeli produk5. Ibu sebagai pengguna produk
Terdapat hubungan yang kuat antara tingkat pengetahuan ibu tentang gizi dan kesehatan dengan tingkat konsumsi gizi anak balitanya (Rahmi, 2000)
Larangan makan karena kepercayaan,tradisi turun menurun
Larangan makan karena dipercayai akan memberi efek buruk bagi yang mengkonsumsi
Larangan makan karena kebiasaan Larangan makan karena agama
Anjuran mengkonsumsi makanan/ memberi makanan karena :
Bentuk pemberian penghormatanSukses Rasa syukurSelamat Do’aKebersamaan komunitas
Aspek Anthropologi dan Budaya yg mempengaruhi susunan hidangan
Cara manusia mendapatkan makanan
Pengetahuan anthropologi dan produksi pangan
Susunan hidangan dan ekosystem Susunan hidangan sbg hasil budaya Fungsi sosial hidangan dan makanan Nilai sosial bahan makanan Pantangan / tabu thd makanan
Budaya pangan
Lingkungan fisik : matahari, hujan, tanah, flora dan fauna adalah faktor pertama yg menentukan cara manusia mendapatkan pangan.
Melalui rupa rasa, bau, warna dan tekstur serta cita rasa maka manusi mengenal, memilih makanan yg disukai dan menjadi makanannya.
Setiap masyarakat memiliki nilai thd pangan dan makanan sehingga makanan itu dimakan atau tidak dimakan.
Nilai yang muncul antara lain: ada makanan yg khusus dijual dan khusus dimakan. Makanan bagi orang kaya, bagi orang miskin, makanan bagi anak2, orang dewasa dan usia lanjut.
Setiap masyarakat mempunyai aturan dan kepercayaan thd makanan/pangan
Pendidikan gizi perlu dilakuakn bagi kelompok masyarakat yg memiliki berbagai aspek budaya yg tidak menguntungkan kesehatan masyarakat.
Ilmu anthropologi budaya , sosiologi dan psikologi sosial membantu dlm melakukan intervensi gizi kearah perilaku gizi baik.
Pola Makanan
Apa yang dimakan dan bagaimana cara makan dari sebuah masyarakat banyak ditentukan oleh pengetahuan ttg makanan, kesehatan , makanan yg tersedia, nilai baru pada makanan, sikap masy thd perubahan ttg pangan.
Makanan mempunyai nilai kesenangan, kepuasan di masyarakat.
Pembagian makanan dlm keluarga
Terjadi pembedaan distribusi makanan dlm keluarga ( ayah, ibu, anak anak, pria dan wanita )
Cara menghidangan/ pelayanan makanan berbeda menurut status sosial.
Setiap makanan / bahan pangan mempunyai nilai sosial dimasyarakat.
Kejiwaan dan perilaku makan
Proses pembiasaan makan masyarakat karena terjadi peristiwa pembelajaran sejak dini, anak anak mulai dari mengenal pertama makanan yg dpt menciptakan dia menerima manakanan dgn baik .
Lewin ( 1943 ) mempelajari kebiasaan makan masyarakat yakni : masyarakat menyukai apa yg mereka makan dari pada makanan yang ada pada mereka.
Mead ( 1962) keterikatan kuat sebuah masyarakat karena makanan yg dikonsumsinya mempunyai nilai kesenangan
Kepercayaan ttg Sehat - Sakit
Keyakinan masyarakat ttg makanan makanan bisa membuat orang sehat atau membuat orang sakit.
Atau sebaliknya atidak ada hubungan makanan dengan orang menjadi sakit /tidak sakit.
Ada jenis makanan tertentu yg dapat membuat sesorang sehat atau sakit.
Contoh kasus :
Bayi/balita menderita KEP karena dihisap buyu
Ketika hamil membenci monyet maka setelah lahir bisa menderita KEP
Anak kecil tidak boleh makan ikan bisa kecacingan
Anak demam karena dipisah dari tempat tidur ibunya.
Makanan dianggap “panas” atau “dingin” bila dimakan anak bisa sakit. Di Malaysia anak dilarang makan pepaya.
Makanan dianggap “berat” atau “ringan” bila dimakan akan sakit. Daging, telur bisa membuat pria kuat.ikan, belut bila dikonsumsi bisa membuat diare, konstipasi.
Makanan ibu hamil dibatasi agar bayinya mudah lahir
Ibu mennyusui dilarang maka hewani karena dapat meracuni bayinya
Pengaruh pola pekerjaan thd sarana memasak Ibu sebagai penetu makanan dalam
keluarga. Ibu dengan pekerjaanya ada yg
memperkerjakan pembanu/tidak Kelengkapan sarana memasak
menentukan apa yg akan dimasak dan dimakan
Anak anak dan keluarga lainnya makan dirumah
Adanya jasa katering
Kebiasaan makan
Kebiasaan ( habit ) = pola perilaku yg diperoleh dari praktik yg terjadi berulang ulang.
Kebiasaan makan :o Suatu pola perilaku konsumsi pangan yg diperoleh
karena terjadi berulang ulang.o Food consumption behavioro Tindakan manusia ( what people do, practise) thd
makan dan makanan yg dipengaruhi oleh pengetahuan ( what people think ) dan perasaan apa yg dirasakan ( what people feel ) dan presepsi ( what people preceive ) thd pangan dan makanan
Kebiasaan makan ( Guthe & Mead 1945 )
Cara individu atau kelompok masyarakat dalam memilih, mengkonsumsi dan menggunakan makanan yg tersedia yang didasarkan pada faktor sosial, budaya, ekonomi dimana ia hidup / berada.
Kebiasaan makan adalah tingkah laku manusia dalam memenuhi kebutuhannya thd makanan yg diekspresikan dlam sikap, kepercayaan dan pemilihan makananSikap : positif atau negatif tergantung sikap
yg tumbuh dilingkungannya.Kepercayaan : nilai kognitif; baik-buruk,
menarik- tidak menarik.Pemilihan :proses psikomotor, memilih atau
tidak memilih.
Faktor2 yg mempengaruhi kebiasaan makan
A. Faktor Ekstrinsik ( diluar diri manusia).1. Lingkungan alam; dari pantai sampai
gunung2. Lingkungan sosial ; pandangan masyarakat
dalam menilai ttg makanan shg ia menerima / menolak makanan ttt
3. Lingkungan budaya dan agama; puasa mutih, ngrowot untuk mencapai cita2
4. Lingkungan ekonomi ; pd tkt ekonomi tertentu semakin baik konsumsi gizinya, bila ekonomi terus meningkat konsumsi gizi tidak menjamin semakin baik.
B. Faktor Instrinsik ( dalam diri manusia).1. Asosiasi Emosional ; menolak makanan
tt karena kesan emosi masa lalu2. Keadaan jasmani & kejiwaan yg
sedang sakit : sakit gigi, badan demam dll akan menolak makanan
3. Penilaian yg lebih thd mutu makanan : telur, madu, nasi memiliki nilai lebih. Bila mengkonsumsi nya akan terpenuhi segalanya.
Bentuk kebiasaan makan( Sanjur, 1982.Social and Cultural Prespectives in Nutrition )
a. Kebiasaan makan secara budaya dipandang sebagai variabel tak bebas yang terbentuk pd disr seseorang karena ia pelajari ( learned )
b. Kebiasaan makan yg terdapat pada diri seseorang bukan karena proses pendidikan tertentu atau yang sengaja ia pelajari ( unlearned )
Terbentuknya kebiasaan makan menurut Sanjur, 1982
Teori dimensi ganda terjadi karena konsumsi makanan, ideologi makan, kesukaan thd makanan dan sosbud makan.
Teori analisis dislipin ganda : tiga tipe kebutuhan : ke butuhan biogenik, psikogenik dan sosiogenik.
Ketersedian pangan Teoeri saluran : peran ibu rumah tangga
dlm menyediaan makanan keluarga.
Bagan Hubungan Fisik, Budaya dengan Kebiasaan makan
Produksi, pengawetan, distribusi dan
persiapan makanan
Status sosial, status fisik,
peranan upacaraEtika makan dan pembagian kerja
Lingkungan ekonomi
Kebiasaan makan
Model2 dalam mempelajari kebiasaan makan
Koencaraningrat ( 1984) mengembangkan model faktor2 sosial dan budaya yg mempengaruhi kebiasaan makan dan pola konsumsinya :
1. Faktor perilaku2. Faktor lingkungan sosial3. Faktor lingkungan ekonomi4. Faktor lingkungan ekolgi5. Faktor persediaan pangan 6. Faktor perkembangan teknologi,
bioteknologi
GIZI DAN EKONOMI
Gizi dan Perkembangan ekonomi Gizi dalam Pembangunan Gizi dan pendekatan Konvergen
Kerjakan soal
1. Mempelajari aspek sosial budaya ekonomi pangan dan gizi masyarakat, apa hubungannya dengan upaya peningkatan gizi masyarakat ?
2. Perrbaikan ekonomi bukan jaminan perbaikan gizi masyarakat akan terwujud. Jelaskan mengapa demikian !
3. Gizi dan biofisika memberi pemahaman kepada kita dalam upaya dalam ketahanan pangan masyarakat. Jelaskan !
GIZI DAN EKONOMI
Hubungan kuat antara Gizi dan ekonomi atau sebaliknya.
Dalam jangka panjang pembangunan ekonomi memberikan dampak peningkatan taraf hidup dan gizi penduduk.
Mutu hidup penduduk meningkat termasuk gizi
Pembangunan Ekonomi dan perbaikan gizi Pembangunan ekonomi akan
meningkatkan pendapatan masyarakat
Tidak semua masyarakat terlibat dalam kegiatan ekonomi
Perbaikan ekonomi tidak selalu diikuti dengan meningkatnya gizi keluarga
Perbaikan ekonomi harus diimbangi dengan pendidikan kesehaan dan gizi
Faktor faktor berpengaruh terhadap gizi dlm pembangunan ekonomi Faktor budaya : kepercayaan, tabu,
adat, tradisi, nilai Pemerataan hasil pembangunan : yg
terlibat dlm proses ekonomi meningkat income dan akan meningkat daya beli termasuk pangan atau sebaliknya.
Kesempatan kerja
Faktor pendidikan : pembangunan ekonomi memberi peluang untuk mendapatkan pendidikan formal /informal yg lebih tinggi.
Pendidikan kesehatan dan gizi berpangaruh terhadap peningkatan gizi masyarakat.
Kemampuan ekonomi dan pengetahuan gizi masyarakat menentukan status kesehatan dan gizinya.
Meningkatnya pendidikan umum, kesehatan dan gizi akan mengeliminasi faktor faktor budaya pangan berpengaruh negatif terhadap gizi dan kesehatan
Peranan Gizi dalam pembangunan Masalah gizi menimbulkan masalah
pembangunan di masa yang akan datang.
Penundaan dan pembiaran masalah gizi kini akan menurunkan kualitas SDM sebagai aset pembangunan.
Peranan Gizi dalam pembangunan diketahui dari : Ke (-) an gizi sebagai penyebab utama
kematian bayi – ibu akan menurunkan mutu SDM pembangunan.
Ke (-) an gizi berakibat meningkatnya kesakitan berdampak menurunkan produktifitas kerja.
Ke (-) an gizi menurunkan kecerdasan anak2 berakibat hilangnya manusia cerdik pandai yg dubutuhkan pembangunan.
Ke (-) an gizi menurunkan kebugaran dan daya tahan kerja
Pembangunan Gizi
Masalah gizi merupakan masalah komplek dan penyebabnya adalah berbagai faktor penyebab yang komplek.
Peningkatan gizi masyarakat dilakukan pendekatan upaya pencegahan dan penanggulangan masalah.
Strategi pendekatan dilakukan dengan pendekatan lintas program dan sektor
GIZI DAN PENDIDIKAN
Pada hakekatnya masalah gizi adalah masalah perilaku makan yang salah atau gizi salah.
Strategi utama mengatasi gizi salah adalah penyuluhan gizi
Tujuan penyuluhan gizi adalah merubah perilaku gizi salah menjadi perilaku gizi baik
Strategi penyuluhan gizi adalah pendidikan gizi yang dilakukan dengan pendekatan edukatif.
Pendekatan Edukatif
Pendekatan Edukatif merupakan rangkaian kegiatan yg dilakukan secara sistematik – terencana – terarah dengan peran serta aktif individu atau masyarakat untuk memecahkan masalahnya dengan memperhatikan faktor faktor sosial – ekonomi – budaya setempat.
Tujuan akhir pendekatan edukatif adalah masyarakat mampu memahami masalahnya, mampu mengatasi masalahnya secara mandiri
Pendekatan edukatif menggunakan Prinsip Komunikasi, yakni adanya PEMBERI dan PENERIMA PESAN
Dalam prinsip komunikasi ditetapkan : Siapa memberi apa Kepada siapaDengan saluran apaUntuk tujuan apa
Proses Komonikasi
APA
CARA /SALURAN
TUJUAN APA
SIAPA
KEPADA
SIAPA
Dalam praktek sehari hari digambarkan :
Peningkatan Penggunaan ASI Eksklusif
Siapa Petugas gizi : Ahli Gizi, Bidan, Nurse, Dr dsbnya
Memberi apa Manfaat ASI bagi gizi bayi – anak Manfaat ASI bagi kesehatan ibu
Kepada siapa Ibu – ibu bayi anak balita
Saluran apa Brosur, film ASI, buku saku dll
Tujuan apa Ibu menyusui memberi ASI Eksklusif kepada bayinya
Tujuan Penyuluhan Gizi :
Terciptanya sikap positif terhadap gizi
Terbentuknya pengetahuan dan kecakapan memilih dan menggunakan sumber 2 pangan
Timbulnya kebiasaan makan yang baik
Adanya motivasi untuk mengetahui lebih lanjut ttg hal hal bertalian dengan gizi
Hasil pendekatan edukatif dalam perilaku yg mendukung perbaikan gizi :
Setiap bumil makan lebih baik mutu dan jumlah. Dilaksanakan pemberian ASI Eksklusif Semua bayi disusui dua tahun atau lebih dan
diberi MP ASI Semua anak mencret diberi orali atau LGG Dimanfaatkan pekarangan keluarga unutk
sumber gizi murah dan bergizi Setiap PUS ber KB Bayi - anak balita ditimbang setiap bulan dan
tumbuh baik.
Manajemen Pendekatan Edukatif Gizi
A. PERENCANAAN1. Rumuskan masalah gizi, prioritas2. Rumuskan masalah strategis3. Tentukan tujuan4. Tentukan sasaran5. Tentukan materi / isi penyuluhan6. Tentukan metode7. Tentukan media
B. P ELAKSANAAN1. Penyampaian pesan yg menarik, jelas, menyenangkan, mengena
kebutuhan, memberikan solusi2. Eliminasi hambatan teknis dan kapasitas petugas
C. EVALUASI1. Pemahaman materi2. Respon sikap positif3. Melaksanakan isi pesan
GIZI DAN KEPENDUDUKAN
Masalah utama kependudukan adalah tidak terkendali pertambahan jumlah penduduk
Pengendalian jumlah penduduk dengan program Keluarga Berencana. Pelaksanaan KB masih banyak menghadapi masalah karena faktor sosial, budaya, nilai, kepercayaan, ekonomi.
Kasus banyak anak karena kematian bayi dan anak balita tinggi.
Perbaikan gizi mendorong pelaksanaan Keluarga Berencana
Penyediaan program kesehatan dan gizi bagi anak anak merupakan suasana yg lebih baik dalam kegiatan KB.
Hubungan Gizi dan KB
Gangguan gizi anak ( KEP, Anemia ) dipengaruhi / berhubungan dengan jumlah anak dalam keluarga.
Perbaikan gizi akan mengurangi kehamilan dan memperpanjang periode reproduksi.
Gizi baik pada wanita akan menerima alkon dengan baik dan akan ber KB
Pemberian ASI Eksklusif akan mencegah kehamilan
GIZI – KEMISKINAN DAN KELAPARAN Kemiskinan dapat membuat
kelaparan Kelaparan berdampak pada gizi
kurang dan kematian Gizi kurang berdampak pada
rendahnya produktifitas, kemampuan bersekolah dan ketrampilan
Rendahnya ketrampilan berdampak pada kemiskinan.
Lingkaran Setan GIZI-MISKIN-LAPAR
KEMISKINA
N
KELAPARAN
KURANG GIZI
KESAKITANTIDAK
SEKOLAH
TIDAK TRAM
PIL
TURUN PRODUKTIFIT
AS
Kemiskinan dan status gizi
KEMISKINAN
Konnsumsi Pangan Rendah
Sering sakit
Infeksi
Buruh pekerjakasar
Besarnya Jml anggt keluarga
Sering hamil
GIZI KURANG
Menurunkan Produktifitas kerja karena Fisik Buruk
Menurunkan produktifitas
karena rendahnya
Pendidikan & Kecerdasan
Tingginya pengeluara
n untuk biaya
Kesehatan
UPAYA MEMUTUS MATA RANTAI LINGKARAN SETAN
1. Pemberian makanan tambahan bagi bayi balita dan anak sekolah
2. Pengobatan gratis3. Subsidi kebutuhan pokok4. Pemberian makanan seimbang bagi
pekerja ( pemerintah / swasta )5. Pemberian kredit lunak6. Pelaksanaan program padat karya7. Diberikan BOS dan BOK
POLA PANGAN HARAPAN
Pola Pangan harapan (PPH) adalah susunan beragam pangan atau kelompok pangan yg didasarkan pada sumbangan energinya, baik secara absolut maupun relatif terhadap total energi penyediaan atau konsumsi pangan yg mampu mencukupi kebutuhan konsumsi pangan penduduk baik kuantitas atau kualitas dan keberagamannya dgn mempertimbangak aspek sosial, ekonomi, budaya, agama dan cita rasa.
Kesepakatan PPH Nasional
No
Bahan Makanan
PPH FAO%
PPH Nas 2020%
KisarAn%
Konsumsi Kal (Kkal)
Konsumsi BM (grm/Kap/hr )
Bobot
Skor
1 Padi2an 40.0
50 40-60 1100 300 0.5 25.0
2 Umbi2an 5.0 6.0 0-8 132 100 0.5 3.0
3 Pangan Hewani
20.0 12.0 5-20 264 150 2.0 24.0
4 Kacang2an 6.0 5.0 2-10 110 135 2.0 10.0
5 Sayur dan buah 5.0 6.0 3-8 132 250 5.0 30.0
6 Biji ber minyak 3.0 3.0 0-3 66 10 0.5 1.5
7 Lemak dan minyak
10.0 10.0 5-15 220 25 0.5 5.0
8 Gula 8.0 5.0 2-8 110 30 0.5 2.5
9 Lain lain 3.0 3.0 0-5 66 - - 0.0
Jumlah 100 100 100 2200 - - 100
Kegunaan PPH
Sebagai pedoman dlm pperencanaan dan evaluasi penyediaan, produkasi dan konsumsi pangan penduduk.
Susunan Pola Pangan Harapan Nasional ( see next )
Susunan Pola Pangan Harapan Nasional 1995
No. Bahan makanan
Komposisi PPH Nasional
( % ) Bobot Skor
1 Padi padian 50.0 0.5 25.0
2 Umbi umbian 5.0 0.5 2.5
3 Pangan Hewani 15.3 2.0 30.6
4 Minyak & Lemak 10.0 1.0 10.0
5 Buah /Biji berminyak 3.0 0.5 1.5
6 Kacang kacangan 5.0 2.0 10.0
7 Gula 6.7 0.5 3.4
8 Sayuran dan buah 5.0 2.0 10.4
9 Bumbu 0.0 0.0 0.0
JUMLAH 100 9.0 93
Penerapan Konsep PPH dalam perencanaan target penyediaan
pangan PPH merupakan susunan pangan yg benar
benar menjadi harapan untuk dapat diwujudkan baik pada Tingkat Konsumsi pangan maupun pada Tingkat Persediaan pangan yang harus cukup aman
Membandingkan data KONSUMSI dengan PERSEDIAAN pangan maka dapat diketahui pangan mana yg cukup, kurang dan lebih. Dengan demikian maka dapat dikendalikan penyediaan seseuai kebutuhan.
Sumber Data
Pangan pada tingkat konsumsi diperoleh dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional ( SUSENAS ) oleh BPS.
Ketersediaan Pangan Nasional diperoleh dari data Neraca Bahan Makanan ( NBM ) atau Food Balancce Sheet ( FBS )
Susunan PPH Konsumsi dan Ketersediaan dlm angka mutlak
No. Bahan makanan
Pola Pangan Harapan
% Konsumsi , Kkal
Ketersediaan , Kkal
1 Padi padian 50.0 1075 1250
2 Umbi umbian 5.0 107 125
3 Pangan Hewani 15.3 329 382
4 Minyak & Lemak 10.0 215 250
5 Buah /Biji berminyak
3.0 63 75
6 Kacang kacangan 5.0 107 125
7 Gula 6.7 144 168
8 Sayuran dan buah 5.0 10.7 125
9 Bumbu 0.0 0.0 0.0
JUMLAH 100.0 2150 2500
Susunan PPH Konsumsi dan Ketersediaan dlm % tase
No. Bahan makanan
Pola Pangan Harapan
Bobot
PPH Std Konsumsi , Kkal Ketersediaan ,
Kkal
1 Padi padian 0.5 25 1075 ( 50.0)/25
1250(50)/25
2 Umbi umbian 0.5 2.5 107 ( 4.97)/2.48
125(5)/2.5
3 Pangan Hewani 2.0 30.6
329(15.3)/30.6
382(15.28)/30.56
4 Minyak & Lemak 1.0 10 215(10.0)/10 250(10)/10
5 Buah /Biji berminyak
0.5 10 63(2.9)/1.45 75(3)1.5
6 Kacang kacangan
2.0 1.5 107(4.97)/9.94
125(5)/10
7 Gula 0.5 3.4 144(6.7)/3.35 168(6.7)/3.35
8 Sayuran dan buah
2.0 10 10.7(0.4)0.8 125(5)/10
9 Bumbu 0.0 0 0.0 0.0
JUMLAH 93.0
2150(100)/83.62
2500(100)93
Susunan PPH Konsumsi Kalimantan Timur tahun XXXX
No. Bahan makanan
Pola Pangan Harapan
Bobot Konsumsi , Kkal
% tase thd Totak Kkal Skor PPH
1 Padi padian 0.5 920.37
2 Umbi umbian 0.5 103.99
3 Pangan Hewani 2.0 268.46
4 Minyak & Lemak 1.0 186.43
5 Buah /Biji berminyak
0.5 35.52
6 Kacang kacangan
2.0 79.33
7 Gula 0.5 129.13
8 Sayuran dan buah
2.0 65.38
9 Bumbu 0.0 0.0
JUMLAH 1.788.57 100.00
NERACA BAHAN MAKANAN
Pengertian : NBM adalah suatu daftar yang
menggambarkan persediaan bahan makanan disuatu daerah atau negara dalam kurun waktu tertentu, yang tersedia untuk dikonsumsi, dinyatakan dalam bentuk bahan makanan per orang per tahun atau zat gizi per orang perhari.
NBM menggambarkan jumlah pangan yang diproduksi, ditambah dgn pangan impor, dikurangi pangan yg diekspor, bibit,ternak, industri non pangan dan yg hilang atau rusak.
Kegunaan NBM
Sebagai bahan dlm penyusunan kebijakan program pangan di bidang produksi atau pengadaan pangan.
Masalah dalam penyusunan NBM Bagaimana mengumpulkan data
lengkap, teliti, tepat waktu, konversi bahan mentah ke bahan masak, penyusutan, kerusakan, taksiran benih, makanan ternak dll.
Penggolongan Bahan Makanan
1. Padi-2an : padi/beras,jagung,gandum, cantel, jawawut dll
2. Umbi-2an : singkong,ubi jalar, kentang, talas,uwi, sagu dll
3. Kacang2an : kac tanah,kac kedelem kac hijau,kac kapri, kac tolo, wijen dll
4. Sayur-2an : sayur daun, sayur buah, sayur batang, sayur bunga, sayur akar.
5. Buah-2an : jeruk, pisang, nanas, mangga, durian, semangka, nangka dll
6. Ikan : ikan segar, ikan kering/asin, kerang dll
7. Daging : ternak dan unggas8. Telur : ayam, itik9. Susu : susu segar, susu bubuk, susu
asam10.Minyak dan lemak : minyak kelapa/
goreng, mentega, margarine
11. Gula : gula tebu, gula kelapa, gula aren, gula bit, sirup dll
12. Lain lain
Kolom dalam NBM
Lihat format
top related