3. ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH 3.1. Tinjauan Teori …
Post on 28-Nov-2021
6 Views
Preview:
Transcript
23
3. ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH
3.1. Tinjauan Teori Analisis
Dalam persaingan pasar yang begitu ketatnya baik perusahaan besar
maupun perusahaan kecil berlomba- lomba untuk menarik perhatian para
konsumen melalui beraneka macam cara, Untuk itu media Desain
Komunikasi Visual amat diperlukan dalam memantapkan imagenya serta
menarik perhatian konsumen. Image dari suatu perusahaan menjadi amat
penting terhadap keberhasilan perusahaan tersebut.
3.1.1. Corporate Image dan Corporate Identity
3.1.1.1. Corporate Image
Corporate image adalah bagaimana suatu perusahaan
dipersepsikan oleh masyarakat atau publik, dalam hal ini
konsumen, pesaing, supplier, pemerintah dan masyarakat umum.
Corporate image terbentuk dari kontak dengan perusahaan
tersebut dan dengan menginterpretasikan informasi mengenai
perusahaan tersebut. Informasi- informasi ini didapatkan dari
produk-produk dan iklan- iklan perusahaan tersebut.(Christine
Suharto Cenadi,1999:74)
Sebuah corporate image yang baik harus memiliki
karakter-karakter dibawah ini:
1. Memiliki respon emosional yang kuat
Kekuatan respon ini berkembang seiring dengan lamanya
suatu image digunakan. Suatu image yang baik dapat
bertahan menghadapi tekanan-tekanan para pesaing dan
mendarahdaging dalam benak konsumen.
2. Memperlihatkan kekuatan
Konsumen ingin merasakan kekuasaan dan kekuatan dari
suatu perusahaan melalui produk dan jasanya. Konsumen
juga membutuhkan perasaan bahwa mereka berurusan
dengan perusahaan yang stabil dan dapat diandalkan pada
24
saat mereka membeli produk dan jasa atau berinvestasi pada
perusahaan.
3. Memperlihatkan pengalaman, kepercayaan dan tradisi
Jika sebuah perusahaan telah memiliki dan mengembangkan
karakter-karakter ini, maka ia dapat memperkenalkan produk
atau jasa baru berdasarkan “penampilan” terdahulu.
(Christine Suharto Cenadi,1997:74-75)
3.1.1.2. Corporate Identity
Corporate identity adalah suatu bentuk visual dan
ekspresi grafis dari image dan identitas perusahaan. Sebagai
bentuk visual, corporate identity menampilkan symbol yang
mencerminkan image yang hendak disampaikan. Sebagai suatu
ekspresi grafis, sebuah identitas perusahaan dapat diciptakan dan
mempengaruhi nasib dari perusahaan tersebut. (Christine Suharto
Cenadi,1999:75)
Tahapan ideal proses identifikasi corporate identity
adalah sebagai berikut:
1.Riset dan analisis
Dengan mengumpulkan informasi, memperjelas permasalahan,
dan menentukan tujuan. Kegiatannya dengan briefing,
wawancara, kuesioner, audit kegiatan perusahaan, audit
komunikasi grafis, analisis temuan data dan presentasi. (saat
seorang desainer mempelajari kliennya)
2.Pengembangan desain
Berisi background perusahaan, struktur organisasi
perusahaan,aktifitas kompetisi, rencana marketing dan
advertising, keperluan teknis, hasil riset terhadap pemakai,
kemungkinan arah gambar dan presentasi (desainer
mengembangkan graphic identity berdasarkan temuan dalam
riset dan analisa)
3.Perbaikan desain
25
Berisi arah desain sudah disetujui, rekomendasi desain, proto
type/mock up dan presentasi (desainer melakukan pekerjaan
sesungguhnya dengan membawa seluruh komunikasi visual
klien ke dalam identity program)
4.Implementasi
Kedalam corporate identity manual (saat solusi standar dan
patokan dari aplikasi desain menjadi kenyataan) (Napoles,
Veronica,1988:121-124)
Corporate identity 16adalah suatu bentuk visual dan
ekspresi graphis dari image dan identitas suatu perusahaan.
Karakter-karakter yang harus dimiliki oleh sebuah corporate
identity adalah sebagai berikut 17:
1.Simbolisme yang sederhana tetapi mengena
Kesederhanaan adalah dasar dari kombinasi identitas brand
package symbol yang baik. Semakin sederhana suatu symbol,
semakin jelas pula pesan yang hendak disampaikan.
2.Mempunyai pemicu visual yang kuat
Sebuah symbol yang efektif harus mampu memicu respon
terhadap suatu produk atau perusahaan. Disaat konsumen
berurusan dengan perusahaan itu, maka ia hanya perlu
memikirkan produk atau jasa dari perusahaan tersebut, dan
nama perusahaan itu akan diingat dengan sendirinya.
3.Identitas sebagai alat promosi dan pemasaran
Corporate identity adalah alat promosi yang efektif dan aktif.
Walaupun kampanye untuk suatu iklan berakhir, tetapi identitas
tetap dipakai sampai bertahun-tahun.
4.Corporate Identity harus dapat diingat dan mengesankan
Suatu perusahaan yang baik mempunyai sifat yaitu
mengusulkan (suggestiveness) dan mengingatkan (recall). Bila
16 Pada tahun 1959dalam majalah print,William golden,seorang desainer komuikasi visual mengatakan, “ Image adalah bagaimana anda dilihat dan dipersepsikan; identitasadalahsiapadiri anda.” Dikutip dari Christine suharto Cenadi. 17 Christine suharto Cenadi. Hal 76
26
konsumen ingin membeli suatu produk, maka ia akan teringat
nama suatu perusahaan, ini disebut mengusulkan (suggestion).
Bila konsumen ini kemudian datang lagi dan membeli produk
yang sama dan ia menghubungkan kembali dengan
produsennya, maka ini disebut mengingatkan (recall).
Sebuah perusahaan yang baik harus dapat
menyampaikan image sesuai dengan identitasnya. Dalam suatu
perusahaan, image adalah kesan yang diberikan oleh
perusahaan itu kepada publik melalui produk-produknya,
kegiatan-kegiatannya, dan usaha-usaha pemasarannya. Karena
itu dibutuhkan sebuah identitas yang kuat sebagai patokan
untuk menciptakan image atau kesan yang ingin disampaikan.
Sebaliknya, image merupakan cerminan dari suatu perusahaan.
(Christine Suharto Cenadi,1999:75-76)
3.1.2. Fungsi Corporate Identity adalah 18:
1. Sebagai alat yang menyatukan strategi perusahaan
Sebuah corporate identity yang baik harus sejalan dengan rencana
perusahaan tersebut, bagaimana perusahaan itu sekarang dan bagaimana
di masa yang akan datang. Selain itu corporate identity harus dapat
dengan tepat mencerminkan image perusahaan, melalui produk dan
jasanya.
2. Sebagai pemicu sistem operasional
Pertanyaan pertama yang muncul dalam corporate identity adalah
bagaimana perusahaan ingin dilihat oleh publik. Pertanyaan ini secara
tidak langsung membuat personil-personil perusahaan tersebut berpikir
dan mengevaluasi sistem operasional mereka selama ini. Dari sini dapat
ditemukan kelemahan atau kesalahan yang selama ini dilakukan,
sehingga tercipta tujuan perusahaan yang lebih baik dan mantap.
3. Sebagai pendiri jaringan network yang baik
Sebuah perusahaan yang berimage positif, stabil, dapat dipercaya dan
diandalkan akan menarik perhatian para investor untuk menanamkan
18 Christine suharto Cenadi. Hal 76
27
modal dalam perusahaan tersebut. Jenis perusahaan yang seperti ini juga
yang mendapat banyak keringanan saat ia membutuhkan tambahan
modal dari bank. Produk-produk dari perusahaan ini juga mungkin
menjadi produk yang paling laku dan digemari di pasar.
4. Sebagai alat jual dan promosi
Perusahaan dengan image yang positif berpeluang besar untuk
mengembangkan sayapnya dan memperkenalkan produk atau jasa baru.
Konsumen yang telah lama memakai produk dari perusahaan tersebut
akan dengan setia terus memakai produk itu. Mereka akan lebih
menerima karena telah membuktikan sendiri bahwa produk itu benar-
benar cocok untuk mereka. (Christine Suharto Cenadi,1999:76-77)
3.1.3. Aplikasi Corporate Identity
Aplikasi corporate identity adalah tahap akhir dalam proses
perancangan dimana dalam proses ini seorang desainer Desain
Komunikasi Visual harus tahu bagian-bagian penting dan efektif dalam
penerapannya sehingga menjadi sebuah kesatuan yang efektif dan
menyatu sehingga menimbulkan image yang khas mencerminkan
perusahaan
3.1.4. Spesifikasi Logo
Sebuah logo terdiri dari dua yaitu logogram dan logotype diman a
logogram berfungsi sebagai sebuah symbol atau karakter untuk
menyampaikan sebuah pesan sehingga mudah diingat. Untuk logotype
berasal dari bentuk typografi yang digunakan sebagai sarana
menyampaikan suatu pesan yang mudah dibaca.
3.1.5. Klasifikasi Logo
3.1.5.1. Klasifikasi Logo Menurut David E. Carter
1. Product orieted mark
Yaitu Logo yang berorie tasi pada produk, apa yang disajikan
tertuang pada bentuk logo tersebut.
2. The abstract
Yaitu jenis logo yang tidak menempatkan nama perusahaan atau
produk sebagai bagian dari logo.
28
3. The name and design together
Pada logo jenis ini , nama perusahaan atau produk mejadi bagian
dari rancagan logo.
4. The name alone
Jenis logo ini menggunakan bentuk huruf yang khusus, tulisan
tangan, atau bentuk grafis yang menghidari kesan ruwet.
5. Initial
Jenis logo yang menggunakan huruf awal dari nama perusahaan.
6. The initial and design together
Bentuk logo yang menjadikan inisial perusahaan sebagai bagian
dari rancangan sebuah logo.
3.1.5.2.Klasifikasi Logo Menurut John Murphy dan Michael
Rowe
1. Name only logos
Diambil dari suatu nama perusahaan atau produk dengan gaya
tertentu
2. Name/symbol logos
Terdiri dari nama perusahaan atau produk dengan gaya tipografis
yang berkarakter, termuat dalam sebentuk symbol atau visual
sederhana seperti lingkaran, oval atau kotak
3. Initial letter logos
Menggunakan initial (huruf awal) dari warna perusahaan atau
produk
4. Pictorial name logos
Menggunakan nama produk atau organisasi sebagai komponen
penting dari gaya logo (biasanya logo- logo yang terkenal berawal
dari metode ini)
5. Associative logos
Berdiri bebas, tidak merupakan nama, tapi punya asosiasi
(berhubungan langsung dengan sebab akibat) dengan nama,
produk atau wilayah aktifitasnya
6. Allusive logos
29
Bersifat kiasan, tapi hubungannya tidak selangsung seperti
associative logos
7. Abstract logos
Dapat menimbulkan beragam kesan tergantung khalayak.
abstract logo banyak dipakai di Amrik karena bidang usaha yang
sama sehingga logo yang dipakai malah mengingatkan
kompetitornya, maka dibuat abstract logo
3.1.6. Syarat-Syarat Logo
3.1.6.1. Logo Yang Baik Menurut David E. Carter
1.Original and distictic ( asli dan jelas )
Memiliki kekhasan dan keunikan
2. Legible ( Mudah dibaca )
Memiliki keterbacaan yang baik ketika diaplikasikan ke berbagai
ukuran sesuai kebutuhan
3. Simple ( sederhana )
Sederhana, mudah ditangkap, dimengerti dalam waktu relatif
singkat
4. Memorable ( mengesankan )
Cukup mudah diingat karena keunikan atau kekhasannya bahkan
dalam waktu yang relatif lama
5.Easily associated with the company ( Mudah
mencerminkan perusahaan yang bersangkutan )
Mudah dihubungkan atau diasosiasikan dengan jenis usaha dan
citra perusahaan
6.Easily adaptable for all graphic media ( mudah
diaplikasikan pada semua media grafis )
Mudah diaplikasikan pada berbagai media
3.1.6.2. Logo Yang Baik Menurut Evelyn Lip
1. Harus sesuai dengan kebudayaan
2. Menyandang citra yang diinginkan
3. Menjadi alat komunikasi
30
4.Seimbang bila diaplikasikan ke dalam warna atau hitam
putih
5. Menggambarkan suatu irama dan proporsi
6. Artistik, elegan, sederhana tapi punya point of interest
7.Harmonis, kombinasi huruf dan tulisan yang tepat
sehingga logis dan jelas
3.1.7. Hal-Hal Yang Dihindari Dalam Membuat Logo
3.1.7.1. Versi David Carter
- Garis terlalu tipis
- Tergantung pada warna untuk berhasil
- Tidak menggunakan inisial abstrak di dekat nama
depan
- Tidak mengena atau sesuai dengan jenis usaha
- Proporsi yang tidak umum
- Terlalu rumit
- Menggunakan bentuk huruf yang aneh-aneh
- Menggunakan cetakan visual
- Imajinasi yang sangat kurang
- Tingkat pendidikan desain
3.1.7.2. Versi Evelyn Lip
- Dalam komunikasi visual, bentuk, garis, dan jarak jika
salah mengorganisasikan akan merusak pola desain yang baik,
lambang yang kreatif dan logis atau legible akan menjadi logo
yang baik ( karena menyampaikan pesan penting secara langsung
dengan cara yang menyenangkan), elemen yang terlalu banyak
- Keseimbangan baik dalam keseimbangan sempurna
maupun konsep yin dan yang seimbang
- Proporsi dan desain
3.1.8. Prinsip-prinsip rancangan agar mendapatkan media komunikasi
yang komunikatif dan estetik ditinjau dari wujud fisik:
1.Fungsional
31
Perangkat corporate identity yang ada difungsikan secara sistematis
dan konsisten untuk berbagai kepentingan komunikasi visual
2.Efektif
Efektif dalam menjangkau target audiencenya dan dapat mencapai
sasaran yang ditetapkan
3.Komunikatif
Dapat mengkomunikasikan citra, kesan, identitas perusahaan kepada
masyarakat
4.Ekonomis
Desain yang dibuat harus seekonomis mungkin sehingga dapat
menekan biaya yang akan dikeluarkan
5.Praktis
Desain yang dibuat dapat mempunyai kegunaan dan pemakaian yang
praktis
6.Ergonomis
Cukup nyaman dalam pemakaiannya karena sudah sesuai dengan
standar yang ada
7.Estetik
Keseimbangan, proporsi dalam desain, keanggunan artistic, harmoni,
warna, bentuk tulisan perlu diperhatikan sesuai dengan criteria yang
ada agar mempunyai unsure estetik
3.1.9. Asosiasi Dalam Warna
1. Merah
Dapat berarti kemarahan, keberanian, semangat, membahana, vitalitas,
emosional, sensual, kebahagiaan, optimisme, kekuatan, maskulin,
dinamis, mobilitas.
2. Kuning
Dapat berarti pencerahan, kemeriahan, keceriaan, kegembiraan,
kehangatan, kepintaran, aksi, kemudahan.
3. Kuning emas
Dapat berarti kemewahan, kejayaan, kemuliaan, keagungan.
4. Biru
32
Dapat berarti kalem, sendu,melankolis, tenang, damai, kesunyian,
keluasan, ilmu pengetahuan, teknologi, modern, feminime, konservatif,
rasional
5. Ungu
Dapat berarti kemuliaan, kebesaran, kemewahan, kemandirian,
kekuasaan, memori, keagamaan
6. Hijau
Dapat berarti natural, kemudaan, kepercayaan, pengharapan, ketelitian,
segar, sejuk, kedamaian, rileks, stabilitas, kehidupan
7. Jingga
Dapat berarti kemajuan, perkembangan
8. Coklat
Dapat berarti hangat, bersahabat, dinamis, kesehatan, kekuatan,
maskulin
9. Abu-abu
Dapat berarti maskulin, serius
10. Putih
Dapat berarti suci, mahal, bersih, segar, murni, sportif, kesempurnaan,
kebijaksanaan, kebenaran
11. Hitam
Dapat berarti kegelapan, misteri, perkabungan, bencana, sengsara,
berwibawa, berbobot, konservatif, elegan
12. Oranye
Dapat berarti komunikasi, organic, ambisi, keceriaan, kekayaan,
penerimaan (sumber: mata kuliah DKV 2 , Napoles, Veronica,
1988:131-132)
3.2. Analisis Identifikasi Data dan Hasil Survey
3.2.1. Analisis Data Perusahaan
3.2.1.1. Nama Perusahaan
Nama Panjang Jiwo sudah dianggap baik karena
mengandung suatu makna yang menimbulkan suatu harapan bagi
33
kesehatannya dan lain dengan nama-nama yang ada dipasaran.
Dari namanya yang diambil dari bahasa Jawa maka telah dapat
menunjukkan produk ini terkesan tradisional.
3.2.1.2. Sejarah Perusahaan
Dengan melihat sejarah perusahaan sebelum didirikan
dimana ketika itu pemilik memiliki sebuah perusahaan permen
tradisional tanpa strategi Komunikasi Visual maka perusahaan ini
akan menggunakan media tersebut untuk mendukung
pemasarannya, karena dalam hal lain perusahaan ini memiliki
prospek yang baik hanya kendalanya pada masalah pemasaran.
Dukungan media Desain Komunikasi visual ini akan menjadi
sebuah strategi yang menggabungkan antara pemasaran, kualitas
dan media Komunikasi Visual yang dilakukannya.
3.2.1.3. Pengelola
Pemilik harus benar-benar melihat peluang dan
mempelajari pasar sehingga dapat mendukung kualitas produk
yang dihasilkannya untuk sampai ketangan konsumen. Melalui
strategi yang diambilnya akan menjadi sebuah penentu dalam
keberhasilan perusahaannya.
3.2.1.4. Lokasi
Lokasi perusahaan masih dibilang strategis karena
terletak di tengah kota walaupun tergolong sebuah kota kecil dan
untuk memperoleh bahan baku juga masih dibilang mudah
karena letak kotanya yang masih didekat kawasan pedesaan.
3.2.1.5. Potensi Perusahaan
Memiliki potensi yang sangat baik kedepan karena
produknya menjadi produk permen tradisional pertama yang
menggunakan media Desain Komunikasi Visual sehingga masih
memiliki peluang diterima dimasyarakat. Selain itu produk yang
dihasilkannya terbuat dari bahan alami yang berkhasiat dan baik
bagi kesehatan tubuh.
3.2.1.6. Kelebihan Secara Umum Pada Panjang Jiwo
34
Merupakan sebuah perusahaan permen tradisional yang
menghasilkan produk permen dengan bahan alami berkhasiat
yang diproses secara tradisional tanpa menggunakan bahan
pengawet sehingga aman dan baik untuk dikonsumsi. Mengambil
bahan alami yang diperoleh dari bumi Indonesia sehingga tidak
menimbulkan kekhawatiran konsumen dalam mengkonsumsinya.
Memiliki kualitas yang baik dan terpercaya aman bagi
lingkungan karena dalam setiap proses dan pengemasannya
berusaha untuk meminimalkan penggunaan bahan-bahan yang
tidak bisa didaur ulang.
Peduli akan kesehatan masyarakat dengan menjadi
sponsor dalam sebuah seminar kesehatan pada tanggal 20 Juni
2002 di Graha wisata Niaga Surakarta yang mendatangkan Prof.
Dr. Hembing yang banyak berbicara mengenai kesehatan dan
pengobatan melalui bahan-bahan yang diperoleh dari alam ini.
3.2.1.7. Kekurangan Secara Umum Pada Panjang Jiwo
Belum adanya sentuhan media Desain Komunikasi Visual
yang mendukungnya dalam pemasaran sehingga tidak diketahui
keberadaannya oleh masyarakat, dengan kata lain masih belum
memiliki brand awareness.
3.2.1.8. Obsesi, Rencana ke Depan dan Hambatan
Panjang Jiwo sebagai sebuah perusahaan permen
tradisional memiliki obsesi dalam memajukan perusahaannya
sehingga produknya diterima oleh masyarakat luas. Dimana
produknya akan dapat memenuhi kebutuhan konsumennya akan
kesehatan. Untuk rencana jangka pendeknya Panjang Jiwo akan
melakukan launching produk ke enam kota yaitu Jakarta,
Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Bali, Surakarta, Jakarta. Untuk
focus yang utama masih terletak dipusat yaitu Surakarta.
Untuk obsesi jangka panjang dengan mengadakan
penyebaran mencapai seluruh Nusantara untuk kemudian
dilanjutkan eksport produk ke luar negeri dan mendapatkan
35
kepercayaan masyarakat akan produknya berkualitas dan
berkhasiat bagi kesehatan.
3.2.2. Analisis Data Pemasaran
3.2.2.1. Potensi Pasar
Potensi pasar bagi produk-produk tradisional saat ini
terlihat masih memiliki titik terang yang dapat dimanfaatkan bagi
kemajuan sebuah perusahaan produk tradisional yang baru.
Banyak produk-produk permen yang beredar di pasaran tetapi
tidak ada produk permen tradisional yang dikenal secara
nasional. Produk-produk permen tradisional ini kurang dikenal
oleh masyarakat Indonesia di karenakan media Desain
Komunikasi Visual sebagai sarana penunjang menunjukkan
keberadaannya tidak digunakan sehingga lama-lama mereka
tenggelam dengan banyak munculnya permen-permen modern
yang menggunakan media Desain Komunikasi Visual sebagai
sarana menunjukkan keberadaannya sekaligus sebagai sarana
promosinya. Perusahaan permen tradisional kurang tidak
memperhatikan masalah yang sangat penting untuk memasarkan
produknya kepada masyarakat sehingga lebih mudah dan lancar.
Peluncuran produk permen tradisional Panjang Jiwo dengan
menggunakan strategi baru di mana menggunakan media Desain
Komunikasi Visual sebagai sarana penunjang pemasaran
produknya merupakan suatu gebrakan baru dalam sejarah
pemasaran permen tradisional yang ada. Melalui strategi baru ini
maka akan membuka peluang yang besar bagi Panjang Jiwo
untuk memantapkan diri di pasaran sehingga selangkah lebih
maju dibandingkan perusahaan permen tradisional lain dan
mampu bersaing pula dengan perusahaan-perusahaan permen
modern lainnya. Panjang Jiwo memiliki potensi pasar yang
cukup besar dengan adanya benefit produk yang tidak dimiliki
produk permen lain untuk bersaing dengan produk lainnya.
3.2.2.2. Produk Yang Dipasarkan
36
Panjang Jiwo merupakan sebuah perusahaan permen
tradisional, maka produk yang di pasarkannya merupakan produk
permen tradisional. Produk permen tradisional yang dipasarkan
oleh Panjang Jiwo terdiri dari lima macam yang dibagi menurut
bahan dasar dan khasiatnya masing-masing. Adapun macam
produk permennya adalah permen khasiat Jahe, permen khasiat
Kunir Asem, permen khasiat Beras Kencur, permen khasiat
Temulawak, permen khasiat Asem.
3.2.2.3. Posisi Produk
Panjang Jiwo mengambil posisi sebagai produk permen
tradisional bagi kalangan menengah atas. Posisi yang diambil
oleh Panjang Jiwo menyebabkannya harus bersaing dengan
banyak perusahaan permen modern lain yang mengambil posisi
yang sama dengan Panjang Jiwo. Panjang Jiwo sebagai produk
tradisional yang mengangkat kekayaan alam Indonesia selain
memiliki posisi menengah keatas dengan wilayah jangkauan
seluruh Indonesia akhirnya juga menjangkau para wisatawan
mancanegara. Jangkauan ini di sebabkan dengan produk Panjang
Jiwo yang tradisional dan memiliki citra Indonesia membuatnya
dapat masuk dalam jangkauan turis mancanegara yang cenderung
menyukai produk tradisional dan memiliki cirri khas Indonesia.
Bagi turis mancanegara sendiri produk ini tidak digunakan
sebagai konsumsi bagi diri mereka sendiri melainkan digunakan
sebagai oleh-oleh walaupun kemungkinan digunakan sebagai
konsumsi pribadi tetap ada.
3.2.2.4. Pesaing 3.2.2.4.1. Permen Gulas
Strength (kekuatan):
Telah menggunakan strategi media Desain Komunikasi
Visual sebagai sarana penunjang pemasarannya sehingga
telah dikenal oleh masyarakat luas.
Weaknesses (kelemahan):
37
Merupakan produk moderen yang menggunakan proses
kimia dalam produksinya sehingga mengandung bahan
kimia yang tidak baik dikonsumsi oleh tubuh.
Opportunities (Kesempatan):
Menggunakan media Desain Komunikasi Visual yang
telah ada sebagai sarana lebih menanamkan brand image
kepada masyarakat sehingga timbul keloyalan konsumen
kepada produk mereka.
Threats (Ancaman):
Adanya kecenderungan masyarakat yang menyukai
mencoba-coba sesuatu yang baru. Jika masyarakat mulai
sadar bahwa bahan kimia tidak baik bagi kesehatan
sehingga mereka lebih memilih sesuatu yang berbau
tradisional.
USP (Unique Selling Point):
Merupakan produk modern yang telah dikenal luas
melalui Media Desain Komunikasi Visual yang
digunakannya.
3.2.2.4.2. Permen Mouten
Strength (kekuatan):
Telah menggunakan strategi media Desain Komunikasi
Visual sebagai sarana penunjang pemasarannya sehingga
telah dikenal oleh masyarakat luas.
Weaknesses (kelemahan):
Merupakan produk moderen yang menggunakan proses
kimia dalam produksinya sehingga mengandung bahan
kimia yang tidak baik dikonsumsi oleh tubuh.
Opportunities (Kesempatan):
Menggunakan media Desain Komunikasi Visual yang
telah ada sebagai sarana lebih menanamkan brand image
kepada masyarakat sehingga timbul keloyalan konsumen
kepada produk mereka.
38
Threats (Ancaman):
Adanya kecenderungan masyarakat yang menyukai
mencoba-coba sesuatu yang baru. Jika masyarakat mulai
sadar bahwa bahan kimia tidak baik bagi kesehatan
sehingga mereka lebih memilih sesuatu yang berbau
tradisional.
USP (Unique Selling Point):
Merupakan produk moderen yang telah dikenal luas
melalui Media Desain Komunikasi Visual yang
digunakannya.
3.2.2.4.3. Permen Ting Ting Jahe
Strength (kekuatan):
Merupakan produk permen tradisional yang terbuat dari
bahan-bahan alami tanpa melalui proses-proses kimia.
Weaknesses (kelemahan):
Tidak menggunakan strategi media Desain Komunikasi
Visual sebagai sarana penunjang pemasarannya sehingga
kurang dikenal oleh masyarakat luas.
Opportunities (Kesempatan):
Belum adanya perusahaan permen tradisional lain yang
menggunakan strategi media Desain Komunikasi Visual
sebagai sarana memperkenalkan dan menunjang
pemasarannya.
Threats (Ancaman):
Rasa loyal masyarakat terhadap suatu produk yang telah
ada. Kecenderungan masyarakat menyukai sesuatu yang
lebih berbau teknologi dan moderen sehingga sulit
menerima sesuatu yang berbau tradisional.
USP (Unique Selling Point):
Memiliki bahan alami yang diproses secara tradisional
sehingga aman dikonsumsi oleh tubuh.
3.2.2.4.4. Permen Hasema
39
Strength (kekuatan):
Merupakan produk permen tradisional yang terbuat dari
bahan-bahan alami tanpa melalui proses-proses kimia.
Weaknesses (kelemahan):
Tidak menggunakan strategi media Desain Komunikasi
Visual sebagai sarana penunjang pemasarannya sehingga
kurang dikenal oleh masyarakat luas.
Opportunities (Kesempatan):
Belum adanya perusahaan permen tradisional lain yang
menggunakan strategi media Desain Komunikasi Visual
sebagai sarana memperkenalkan dan menunjang
pemasarannya.
Threats (Ancaman):
Rasa loyal masyarakat terhadap suatu produk yang telah
ada. Kecenderungan masyarakat menyukai sesuatu yang
lebih berbau teknologi dan moderen sehingga sulit
menerima sesuatu yang berbau tradisional.
USP (Unique Selling Point):
Memiliki bahan alami yang diproses secara tradisional
sehingga aman dikonsumsi oleh tubuh.
3.2.2.5. Sarana Komunikasi Visual Yang Pernah Ada di Panjang
Jiwo
Perusahaan permen tradisional Panjang Jiwo merupakan
perusahaan permen baru sehingga belum pernah menggunakan
sarana komunikasi visual sebagai media promosinya. Melalui
peluncuran pertamanya Panjang Jiwo menggunakan media
Desain Komunikasi Visual sebagai sarana penunjang mencapai
tujuan secara efektif dan efisien serta sebagai sarana mendukung
pemasarannya.
3.2.2.6. Wilayah Pemasaran
Untuk wilayah pemasarannya pada peluncuran
pertamanya masih focus utama di pusat yaitu Surakarta diiringi
40
lima kota lain yaitu Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Bali dan
Jakarta. Cara yang dilakukan untuk kota-kota diluar Surakarta
dengan menggunakan media Desain Komunikasi Visual melalui
media majalah, koran, brosur, poster, billboard (untuk peluncuran
pertama hanya ada di Surakarta) dan media-media pendukung
lainnya.
3.2.2.7. Promosi Yang Telah Dilakukan
Sebagai sebuah perusahaan baru yang akan mengadakan
launching produk pertama kali masih belum pernah melakukan
promosi. Pada saat launching pertama mulai dilakukan promosi
melalui media-media yang dipilih. Untuk media Televisi dalam
jangka pendek ini masih belum dilakukan tetapi untuk jangka
panjang akan mulai direncanakan.
3.2.2.8.Gambaran Tentang Corporate Image dan Corporate
Identity Panjang Jiwo
corporate image telah tergambar pada corporate
identitynya, untuk saat ini sebagai langkah awal perusahaan ingin
lewat corporate identitynya image yang ingin ditanamkan dapat
tercapai sesuai dengan harapan perusahaan.
3.2.3. Analisis Hasil Survey
3.2.3.1. Konsumen
Melihat hasil survey dari 50 orang yang pernah
mengkonsumsi permen dengan usia 20 – 60 tahun dapat diambil
kesimpulan bahwa sebenarnya mereka lebih memilih produk
permen yang mamiliki kealamiahan selain aman bagi kesehatan
juga dapat mereka konsumsi setiap hari. Jika ada produk permen
yang memiliki khasiat bagi kesehatannya mereka akan
mencobanya. Melihat hal ini Panjang Jiwo memiliki prosepek
yang bagus kedepan hanya tinggal bagaimana perusahaan
mengkomunikasikan pesannya serta citra dan identitas
perusahaannya kepada masyarakat untuk mendapat tempat dihati
masyarakat.
41
3.2.3.2. Pemilik
Pemilik sadar akan pentingnya Strategi media Desain
Komunikasi Visual untuk menyampaikan pesan kepada
masyarakat sehingga produknya dapat dikenal oleh masyarakat
luas. Tanpa adanya dukungan tersebut maka pemasaran dari
produknya akan terhambat dan tidak dapat bersaing dengan
merek-merek lain yang sejenis yang telah menggunakan media
ini untuk menunjukkan keberadaan produknya. Hal ini telah
diketahuinya sejak pengalaman kegagalan usaha pertamanya
yang ketika itu disebabkan oleh tidak adanya strategi komunikasi
visual yang digunakan untuk mengenalkan usahanya serta
meningkatkan citra perusahaannya.
3.2.3.3. Kesimpulan
Dari hasil survey konsumen dan pemilik boleh dibilang
Panjang Jiwo memiliki prospek yang bagus kedepan dimana
konsumen dapat menerima keberadaannya dan perusahaan
menyadari kegunaan dari Strategi Media Desain Komunikasi
Visual untuk menunjukkan citra, identitas serta mengenalkan
produknya di masyarakat sehingga masyarakat menerima dan
mencoba produk tersebut. Media Desain Komunikasi Visual
pada dasarnya di era modern ini memang mengambil peranan
penting dalam menunjang sarana pemasaran bagi perusahaan
tersebut.
3.2.4. Masalah Umum
3.2.4.1. Citra Panjang Jiwo Pada Masyarakat
Panjang Jiwo sebagai sebuah perusahaan permen
tradisional baru ingin membangun citra yang baik di masyarakat.
Panjang Jiwo ingin dikenal sebagai produsen permen tradisional
yang berkualitas baik dan peduli akan kesehatan lewat produk
permennya yang alami dan berkhasiat. Melalui corporate identity
yang baru diharapkan akan dapat memberikan citra yang seperti
diharapkan oleh perusahaan tersebut. Selain image yang
42
diharapkan tersebut perusahaan juga melakukan
pendekatankonsumen melalui konsep desain yang modern lewat
strategi Desain komunikasi Visualnya. Hal ini dilakukan dengan
harapan akan diterima oleh masyarakat mengingat banyak
pesaing yang terdiri dari perusahaan-perusahaan permen modern.
Perpaduan antara konsep desain modern dan produk tradisional
alami akan digabungkan dalam setiap media Desain Komunikasi
Visualnya.
3.2.4.2. Hubungan Corporate Identity Dengan Keberadaan, Visi
dan Misi Panjang Jiwo
Corporate Identity yang telah ada dirasa cukup untuk
memberikan ciri yang khas bagi perusahaan permen tradisional
Panjang Jiwo. Ciri khas yang ditimbulkan telah menunjukkan
keberadaan, visi, misi dari Panjang Jiwo walaupun kemungkinan
masih terdapat beberapa kekurangan yang masih harus
diperbaiki. Lewat citra yang akan ditampilkannya Panjang Jiwo
sebagai sebuah perusahaan komersial ingin menunjukkan bahwa
perusahaannya peduli akan kesehatan, hal ini ditunjukkannya
lewat produk yang diluncurkannya. Logogramnya telah
menunjukkan sesuatu yang dinamis, ceria dan tidak kaku
sehingga menggambarkan aneka macam rasa yang ada, selain itu
bentuk ini telah menjadi symbol bentuk produk permen Panjang
Jiwo sendiri. Untuk logotype juga telah menunjukkan kesan yang
diharapkan ada. Warna yang dipakai juga telah menunjukkan
kesan-kesan yang diharapkan perusahaan.
3.2.4.3. Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Panjang Jiwo
Pada saat ini Panjang Jiwo masih sebagai sebuah
perusahaan baru sehingga mengharapkan persepsi yang baik dan
dukungan dari masyarakat mengenai produknya tersebut.
Persepsi yang positif dari masyarakat akan membantu
kelangsungan hidup perusahaan saat ini dan dimasa yang akan
datang.
43
3.2.4.4.Kekuatan Dan Kelemahan Simbol Visual Dalam
Corporate Identity Panjang Jiwo Dibanding Dengan
Pesaing-Pesaingnya
- Kekuatan :
1. Adanya kesan Dinamis dan modern yang ditampilkan baik
itu logogram maupun logotypenya.
2. Merupakan logogram yang original sehingga sesuai dengan
citra yang diharapkan.
3. Bentuknya sederhana dan mudah diingat.
4. Merupakan symbol dari bentuk produknya sendiri.
5. Warna sudah sesuai dengan image yang diharapkan.
6. Logo yang terdiri dari logotype dan logogram masing-
masing dapat berdiri sendiri
- Kelemahan :
1. Merupakan symbol dari sebuah perusahaan baru sehingga
masih belum dikenal oleh masyarakat.
2. Masih memerlukan waktu untuk dapat dikenal secara baik
oleh masyarakat luas.
3.2.5. Masalah Khusus
3.2.5.1. Tampilan Visual
Secara visual tampilan yang dihasilkan telah
menunjukkan citra yang diharapkan oleh perusahaan.
Penggunaan warna dan ilustrasi yang ada berkesan lembut tapi
akan terlihat menonjol jika disandingkan dengan produk-produk
lain yang menggunakan warna-warna kuat. Layout yang ada
tampak legibel, simple dan original. Ke originalanya tampak
pada ilustrasi foto yang digunakan yang belum pernah digunakan
pada merek-merek lainnya. Dengan warna yang khas dan lembut
yang jarang dipakai oleh produk permen merek lain akan
menyebabkannya menarik perhatian. Secara visual telah tampak
adanya kesatuan antara background dan gambar ilustrasinya.
3.2.5.2. Aspek Komunikasi
44
Bentuk logo yang ada telah memiliki kesederhanaan
bentuk sehingga mudah diingat. Logo ini juga telah menunjukkan
sesuatu yang berkesan informative dan komunikatif dimana telah
menyampaikan pesan yang akan disampaikan oleh perusahaan
lewat logonya. Bentuk logo ini juaga mudah dihubungkan
dengan bidang usahanya karena bentuk logo ini merupakan
ilustrasi bentuk permen dari Panjang Jiwo sendiri. Citra dan
identitas Panjang Jiwo sendiri telah terwujud melalui logonya
karena berkesan ramai, dinamis dan tidak kaku seperti yang ada
dalam produk permenya yang memiliki aneka rasa, enak, alami,
ceria.
3.2.5.3. Aspek Fungsional
Perangkat corporate identity yang ada telah difungsikan
dengan baik hal ini ditunjukkan pada aplikasi untuk berbagai
media Komunikasi Visual baik warna maupun komposisi yang
sistematis dan konsisten.
3.2.5.4. Aspek Ekonomis
Perangkat yang digunakan cukup ekonomis karena
menggunakan bahan-bahan yang tergolong ekonomis juga.
3.2.5.5. Aspek Ergonomis Dan Kenyamanan
Perangkat yang digunakan pada aplikasi corporate
identity sudah cukup nyaman karena telah sesuai dengan standard
yang berlaku.
3.2.5.6. Aspek Praktis
Desain yang ada dibuat sepraktis mungkin namun tidak
menghilangkan nilai kegunaan yang ada.
3.2.5.7. Aspek Efektif
Sistem corporate identitynya sangat efektif dalam
menjangkau target audience yang akan dituju sehingga tepat
sasaran
3.3. Usulan Pemecahan Masalah
45
Melihat sistem corporate identity yang ada dimana telah memberikan
kesan sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan maka pada setiap
aplikasi yang akan dilakukan pada media-media Komunikasi Visual juga
harus disesuaikan dengan citra yang diharapkan. Media yang dipilih harus
disesuaikan dengan target audience dan citra yang diharpkan timbul.
Aplikasinya pada media ini melalui layout pemilihan huruf, warna juga
harus sesuai. Kesemuanya harus menjadi satu kesatuan untuk saling
mendukung sehingga mencapai sasaran yang diharapkan tersebut.
top related