07 Perbaikan Ringan Pada Rangkaian_Sistem Kelistrikan (Drs. Basuki, SST)
Post on 11-Jun-2015
7591 Views
Preview:
Transcript
Modul OPKR-50-007B
1
BAB. I
PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI
Pemasangan, pengujian dan perbaikan sistem penerangan dan wiring
merupakan modul kompetensi yang berisi tentang materi jaringan
kabel, saklar dan sistern penerangan.
Modul ini membahas tentang komponen kelistrikan yang terpasang
pada body kendaraan (mobil) yang terdir dari tiga (3) kegiatan
pemelajaran, yaitu:
Kegiatan 1: berisi tentang pemasangan sistem penerangan dan wiring
Kegiatan 2: berisi tentang pengujian sistem penerangan dan wiring
Kegiatan 3: berisi tentang perbaikan sistem penerangan dan wiring
Dengan menguasai modul ini diharapkan Anda mampu menjelaskan
prinsip pemasangan, pengujian dan perbaikan sistem penerangan dan
wiring.
B. PRASYARAT
Untuk menempuh kegiatan pemelajaran modul pemasangan, pengujian
dan perbaikan sistem penerangan dan wiring Anda dipersyaratkan
untuk mempelajari terlebih dahulu modul:
1. Pengujian, pemeliharaan/servis dan penggantian battery Kode=
OPKIR-50-001–B
2. Perbaikan ringan pada rangkaian sistem kelistrikan Kode= OPKR-
50-002-B
Modul OPKR-50-007B
2
C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
1. Petunjuk Bagi Peserta Diklat
Anda diharapkan mampu berperan aktif dan berinteraktif dengan
sumber belajar yang digunakan oleh karena itu anda harus
melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
a. Langkah-langkah belajar yang ditempuh yaitu:
1) Menyiapkan alat dan bahan
2) Membaca dengan seksama uraian materi pada setiap
kegiatan belajar
3) Mencermati langkah-langkah kerja pada setiap kegiatan
belajar dan apabila belum jelas benar ditanyakan pada
instruktur
4) Jangan menghubungkan alat/bahan ke sumber tegangan
secara langsung sebelum disetujui oleh instruktur
5) Mengembalikan semua peralatan yang digunakan pada
tempat yang sudah disediakan
b. MenyiapIkan perlengkapan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
sistem modul maka beberapa perangkat harus disiapkan supaya
kegiatan proses belajar mengaiar berlangsung sesuai yang
diharapkan oleh guru dan siswa.
2. Petunjuk Bagi Guru
a. Membantu siswa dalam merencanakan kegiatan belajar
b. Membantu mempersiapkan kegiatan praktikum setelah
melaksanakan kegiatan belajar
c. Membantu siswa dalam mengkoordinasikan kegiatan belajar
kelompok jika diperlukan.
d. Membimbing siswa dengan tugas/kerja dan evaluasi setelah
materi dijelaskan.
Modul OPKR-50-007B
3
e. Membantu siswa dalam memahami hasil evaluasi yang ditempuh
dalam setiap kegiatan belajar.
f. Membantu siswa supaya mampu mengakses sumber tambahan
lain yang diperlukan calambelajar
g. Membantu siswa dalam menentukan perbedaan jenis-jenis
penerapan dari hasil kegiatan belajar.
D. TUJUAN AKHIR
Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam
modul ini siswa diharapkan:
1. Terampil memasang sistem penerangan dan wiring dengan baik.
2. Menguji sistem penerangan dan wiring dengan baik.
3. Memperbaiki sistem penerangan dan wiring dengan tepat.
Modul OPKR-50-007B
4
E. KOMPETENSI
Modul OPKR-50-007 B membentuk kompetensi memasang, menguji dan memperbaiki sistem penerangan dan wiring.
Uraian kompetensi dan subkompetensi ini dijabarkan seperti di bawah ini.
KOMPETENSI : Memasang, Menguji dan Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring KODE : OPKR-50-007B
DURASI PEMELAJARAN : 60 Jam @ 45 menit
Modul OPKR-50-007B
5
SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR MATERI POKOK PEMELAJARAN
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
1. Memasang sistem penerangan dan wiring kelistrikan.
� Pemasangan dilaksanakan tanpa menyebabkan keru-sakan terhadap komponen atau sistem lainnya.
� Informasi yang benar di-akses dari spesifikasi pabrik dan dipahami.
� Pemasangan/bahan yang sesuai.
� Sistem kelistrikan dipasang dengan menggunakan per-alatan dan tehnik yang sesuai.
� Seluruh kegiatan instalasi/ pemasangan dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K 3 (Kese-lamatan dan Kesehatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/ kebijakan perusa-haan.
� Wiring diagram sistem pene-rangan otomotif � Prinsip kerja sistem pene-rangan � Identifikasi kerusakan dan metoda perbaikan � Standar prosedur keselamat-an kerja
� Cermat dan teliti dalam penggunaan alat ukur elektronik
� Cermat dan teliti dalam proses penyambungan kabel
� Undang-undang K 3. � Pemahaman peratuan
pemerintah. � Prosedur pemasangan � Cara kerja sistem
kelistrikan dan komponen yang sesuai untuk penggunaan.
� Prinsip-prinsip kelistrikan dan penerapan pada wiring/ penerangan.
� Prosedur perbaikan sistem kelistrikan .
� Memasang dan merangkai sistem penerangan dan wiring
� Melaksanakan perbaikan sistem kelistrikan
Modul OPKR-50-007B
6
SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR MATERI POKOK PEMELAJARAN
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
2. Menguji sistem kelistrikan.
� Sistem kelistrikan diuji tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen atau sistem.
� Informasi yang benar di-akses dari spesifikasi pabrik dan dipahami.
� Tes/pengujian dilakukan untuk menentukan kesalah-an/kerusakan dengan menggunakan peralatan dan teknik yang sesuai.
� Mengidentifikasi kesalahan dan menentukan tindakan perbaikan yang diperlukan.
� Seluruh kegiatan pengujian dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K 3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/ kebijakan perusa-haan.
� Prosedur pengujian sistem penerangan dan sistem kelistrikan
� Prinsip kerja sistem penerangan
� Identifikasi kerusakan dan metoda perbaikan
� Standar prosedur keselamatan kerja
� Cermat dan teliti dalam pengujian sistem kelistrikan
� Prinsip-prinsip kelistrikan dan penerapan pada wiring/ penerangan.
� Memahami pengujian sistem kelistrikan
� Melaksanakan pengujian sistem penerangan dan kelistrikan
Modul OPKR-50-007B
7
SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR MATERI POKOK PEMELAJARAN
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3. Memperbaiki sistem kelistrikan
� Sistem kelistrikan diperbaiki tanpa menyebabkan keru-sakan terhadap komponen atau sistem lainnya.
� Informasi yang benar di-akses dari spesifikasi pabrik dan dipahami
� Perbaikan yang perlu dilak-sanakan menggunakan per-alatan, teknik dan bahan yang sesuai.
� Seluruh kegiatan perbaikan/ repair dilaksanakan berda-sarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K3 (Kesela-matan dan kesehatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/ kebijakan perusahaan
� Prosedur pemeriksaan sistem kelistrikan
� Prosedur perbaikan sistem kelistrikan.
� Standar prosedur keselamat-an kerja.
� Cermat dan teliti dalam pemeriksaan dan per-baikan sistem kelistrikan
� Semangat tinggi dan bekerja keras untuk mencapai hasil terbaik
� Penggunaan alat ukur kelistrikan
� Identifikasi kerusakan � Prosedur pemeriksaan
keru-sakan sistem kelistrikan
� Prosedur perbaikan sistem kelistrikan
� Memeriksa kerusakan sistem kelistrikan
� Memperbaiki sistem kelistrikan
Modul OPKR-50-007B
8
F. CEK KEMAMPUAN
Sebelum mempelajari modul OPKR-50-007B, isilah dengan cek list (√) kemampuan yang telah dimiliki siswa dengan sikap jujur dan dapat dipertanggung jawabkan :
Sub Kompetensi Pernyataan Jawaban Bila jawaban ‘Ya’,
kerjakan Ya Tidak
Pemasangan ,pengujian dan perbaikan sistem penerangan dan wiring
1. Saya mampu memasang sistem penerangan dan wiring
Soal Tes Formatif 1
2. Saya mampu menguji sistem penerangan dan wiring
Soal Tes Formatif 2
3. Saya mampu memperbaiki sistem penerangan dan wiring
Soal Tes Formatif 3
Apabila siswa menjawab Tidak, pelajari modul ini
Modul OPKR-50-007B
9
BAB. II
PEMELAJARAN
A. RENCANA BELAJAR SISWA
Rencanakan setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi tabel di
bawah ini dan mintalah bukti belajar kepada guru jika telah selesai
mempelajari setiap kegiatan belajar.
Jenis Kegiatan Tanggal Waktu Tempat Belajar
Alasan Perubahan
Paraf Guru
1. Memasang sistem
penerangan dan
wiring
2. Menguji sistem
penerangan dan
wiring
3. Memperbaiki sistem
penerangan dan
wiring
Modul OPKR-50-007B
10
B. KEGIATAN BELAJAR
Kegiatan Belajar 1. Memasang Sistem Penerangan dan Wiring
a. Tujuan Kegiatan Belajar
Siswa diharapkan mampu mengetahui dan memasang sistem
penerangan dan wiring.
b. Uraian Materi
Sistem penerangan (lighting sistem) sangat diperlukan untuk
keselamatan pengendara dimalam hari. Sistem ini dinagi 2 sistem
penerangan:
a. Sistem penerangan luar dan
b. Sistem penerangan dalam
Untuk jenis-jenis lampu yang terdapat dibagian luar dan dalam
sebuah kendaraan adalah sebagai berikut:
Lampu besar Lampu belakang
Lampu rem Lampu jara
Penerangan luar Lampu tanda belok
Lampu hazard Lampu plat nomor
Lampu mundur
Sistem Penerangan
Lampu meter
Penerangan dalam
Lampu ruangan
Modul OPKR-50-007B
11
1. Lampu Besar
Sistem lampu besar merupakan lampu penerangan untuk
menerangi jalan dibagian depan kendaraan. Pada umumnya
lampu besar ini dilengkapi dengan lampu jauh dan lampu dekat
(high beam dan low beam) dan dapat dihidupkan dari salah
satu switch oleh dimmer switch.
a. Tipe lampu besar
Ada 2 (dua) tiPe lampu besar yang digunakan Pada
kendaraan, yaitu:
1) Lampu Besar Tipe Sealed Beam
Di dalam lampu besar tipe sealed beam, penggunaan bola
lampunya tidak terpisah, keseluruhan terpasang menjadi
satu seperti bola lampu dan filament terpasang di depan
kaca pemantul untuk menerangi kaca lensa.
Modul OPKR-50-007B
12
2) Lampu Besar Tipe Semisealed Beam
Perbedaan antara semisealed beam dan sealed beam
ialah pada konstruksinya, dimana pada sernisealed beam
bola lampunya dapat diganti dengan mudah sehingga
tidak di perlukan penggantian secara keseluruhan bila
bola lampunya putus atau terbakar. Lagi pula bila
menggantinya dapat langsung diganti dengan cepat. Bola
lampu besar semi sealed beam tersedia dalam tipe seperti
berikut:
� Bola lampu biasa dan
� Bola lampu Quartz–halogen
Modul OPKR-50-007B
13
Cara memasang pada seat mengganti bole lampu Quartz
Halogen:
Bola lampu quartz halogen lebih panas dibandingkan
dengan bola lampu biasa saat digunakan, umur lampu ini
akan lebih pendek bila oli atau gemuk menempel pada
permukaannnya. Lagi pula garam dalam keringat manusia
dapat menodai kacanya (quartz). Untuk mencegah ini
peganglah bagian flange bila mengganti bola lampu untuk
mencegah jari-jari menyentuh quartz.
Gambar 1.3 Bola Lampu Jenis Biasa dan Halogen
Modul OPKR-50-007B
14
2. Lampu-lampu lainnya
a. Lampu Jarak dan Lampu Belakang
Lampu kecil untuk dalam kota ini memberi isyarat adanya
serta lebarnya dari sebuah kendaraan pada malam hari bagi
kendaraan lainnya, baik yang ada di depan maupun di
belakang. Lampu-lampu tersebut untuk yang bagian depan
disebut dengan lampu jarak (clearence light) dan yang
dibagian belakang disebut dengan lampu belakang (tail
light).
Gambar 1.4 Cara memasang bola lampu
Modul OPKR-50-007B
15
b. Lampu Rem
Lampu rem (brake light) dilengkapi pada bagian belakang
kendaraan sebagai isyarat untuk mencegah terjadinya
benturan dengan kendaman di bedakang yang mengikuti
seat kendaraan mengerem.
Gambar 1.5 Letak lampu jarak dan lampu belakang beserta saklarnya
Gambar 1.6 lampu rem
Modul OPKR-50-007B
16
c. Lampu tanda belok (turn sighal light)
Lampu tanda belok yang dipasang di bagian ujung
kendaman sepert! pada fender depan, untuk memberi
isyarat pada kendaraan yang ada di depan, belakang dan sisi
kendaman bahwa pengendara bermaksud untuk membelok
atau pindah jalur. Lampu tanda belok mengedip secara tetap
antara 60 sampai 120 kaii setiap menitnya.
d. Lampu hazard (hazard warning light)
Lampu hazard digunakan untuk memberi isyarat keberadaan
kendaman dari bagian depan, belakang dan kedua sisi
selama berhenti atau parkir dalam keadaan darurat. Yang
digunakan adalah lampu tanda belok, tapi seluruh lampu
mengedip serempak.
Gambar 1.7 lampu tanda belok
Modul OPKR-50-007B
17
e. Lampu Plat Nomor
Lampu ini menerangi plat nomor bagian belakang. Lampu
plat nomor menyala bila lampu belakang menyala.
Gambar 1.8 Lampu Hazard
Gambar 1.9 Lampu Plat Nomor
Modul OPKR-50-007B
18
f. Lampu Mundur
Lampu mundur (back up light) dipasang pada bagian
belakang kendaraan untuk memberikan penerangan
tambahan untuk melihat kebelakang kendaman saat mundur
di malam hari, dan memberikan isyarat untuk kendaman
yang mengikutinya bahwa pengendara bermaksud untuk
mundur/sedang mundur. Lampu mundur akan menyala bila
Luas transmisi diposisikan mundur dengan kunci kontak ON.
g. Lampu Kabut
Lampu kabut digunakan pada saat cuaca berkabut, jalanan
berdebu atau hujan !ebat.
Penggunaan lampu harus mengikuti aturan yang
berlaku yakni:
Pemasangan kedua lampu harus berjarak sama baik yang
kanan dari titik tengah kendaran. Lampu kabut dihubungkan
bersama-sama lampu jarak dekat (pada saklar dim). Lampu
kabut.tidak dihidupkan bersama-sama dengan lampu jarak
Gambar 1.10 Lampu Mundur
Modul OPKR-50-007B
19
dan hanya dihidupkan bersama lampu kota. Lampu kabut
boleh menggunakan lensa wama putih atau warna kuning.
Bila lampu kabut akan diaktifkan maka saklar larnpu kepala
harus pada posisi lampu jarak dekat. Saat saklar lampu
basket diaktifkan, anus listrik dari saklar lampu kepala akan
mengalir ke relay melalui saklar lampu kabut. Dengan
aktifnya relay maka arus listrik dari baterai akan mengalir ke
lampu kabut melalui sekering dan relay.
Gambar 1.11 Rangkaian lampu kabut
Modul OPKR-50-007B
20
h. Lampu Ruangan
Lampu ruangan (dome light) menerangi interior ruangan
penumpang yang dirancang agar tidak menyilaukan
pengemudi pada malam hari. Umumnya lampu ruangan
(interior) letaknya dibagian tengah ruang penumpang
kendaraan untuk menerangi interior dengan merata. Lampu
ini disatukan dengan switchnya yang mempunyai 3 (tiga)
posisi yaitu: ON, DOOR dan OFF. (untuk memberi
kemudahan keluar masuk pada malam hari, lampu ruangan
dapat disetel hanya menyala bila salah satu pintunya dibuka.
Ini dapat dilakukan dengan menyetel switch pada posisi
DOOR.
i. Lampu Instrumen Panel (lampu meter)
Lampu instrumen panel digunakan untuk menerangi meter-
meter pada instrumen panel pada malam hari dan
memungkinkan pengemudi membaca meter-meter dan
gauge dengan mudah dan cepat pada saat mengemudi.
Lampu instrumen panel akan menyala bila lampu belakang
(tail light) menyala.
Gambar 1.12 Lampu ruangan
Modul OPKR-50-007B
21
Ada beberapa model yang dilengkapi dengan lampu
pengontrol rheostat yang memungkinkan pengendara
mengontrol terangnya lampu-lampu pada instrumen panel.
� Flasher tanda belok (Lampu sein)
Flasher tanda belok adalah suatu alat yang menyebabkan
lampu belok mengedip secara interval. Turn signal flasher
bekela pada prinsip yang bervariasi. Pada umumnya
menggunakan tipe semi - transistor yang kompak, ringan
dan dapat diandalkan. Dalam flasher tanda belok tipe
semi-transistor, bila bola lampunya putus, maka
mengedipnya mulai cepat dari yang normal, dan ini
merupakan tanda kepada pengemudi untuk
menggantinya.
� Flasher Lampu hazard
Flasher lampu hazard pada prinsipnya mirip dengan
flasher lampu sein. sebab ia juga menyebabkan lampu
berkedip-kedip secara teratur. Dan biasanya disatukan
dengan flasher lampu sein.
3. Macam-macam Bola Lampu dan Titik Pengunci dalam
Mengganti Bola Lampu
Tipe bola lampu bervariasi yang digunakan pada sebuah
kendaraan, dapat dikiasifikasikan dalam beberapa cara. Pada
modul kompetensi ini dijelaskan beberapa titik pengund pada
saat mengganti bola lampu, yang dapat dikiasifikasikan
berdasarkan bentuk base capnya yaitu:
a. Bola lampu model single-end
Tipe bola lampu ini hanya mempunyai satu base cap yang
juga sebagai penghubung ke massa.
Modul OPKR-50-007B
22
Bola lampu singie-end selanjutnya diklasifikasikan ke dalam
dua jenis sesuai dengan jumlah dari filament. Single filament
pada bola lampu model single-end dan double filament pada
bo!a lampu single end.
Bola lampu dipasang pada socket dengan menempatkan pin
pada base cap.
1) Mengganti bola lampu:
tekan bola lampu kedepan socket untuk melepas pin base
cap tidak mengunci pada tarikan socket, putar bola lampu
tersebut dan tarik keiuar untuk melepasnya.
2) Memasang bola lampu
Dalam rnemasang bola lampu yang baru urutannya
adalah kebalikan dari cara melepasnya.
Gambar 1.13 Jenis bola lampu single-end
Modul OPKR-50-007B
23
Pin pada bola lampu double filament single-end letaknya
tidak segaris (offset) dalam pengaturan tingginya. Hal ini
Untuk mencegah kesalahan posisi pernasangan lampu.
b. Bola lampu widge-base (socket gepeng).
Tipe bole lampu ini mempunyai satu filament dan
filamennya berhubungan langsung dengan socket
terminal.
1) Mengganti bola lampu
tarik bola lampu keluar dengan menggunakan jari
tangan
2) Memasang bola lampu
Gambar 1. 14. Mengganti bola lampu
Gambar 1.15 Bola lampu wigde-base
Modul OPKR-50-007B
24
Dorong/tekan bola lampu pada lubang socket.
c. Bola lampu dengan ujung ganda
Tipe bola lampu ini mempunyai satu filament dan dua
base-cap. Seperti pada gambar berikut:
1. Memperbaiki/mengganti bola lampu:
Tekan salah satu den terminal socket dam untuk
membuka tarik keluar bola lampu tersebut.
2. Memasang bola lampu
Gambar 1.16 Memasang dan melepas bola lampu
Gambar 1.17 Bola lampu dengan ujung ganda
Modul OPKR-50-007B
25
Tempatkan salah satu ujungnya ke dalarn lubang
kemudian dorong/tekan yang lainnya sehingga
kedua ujung masuk pada lubangnya masing-masing.
c. Rangkuman
Dengan mempelajari lembar kegiatan 1 diharapkan siswa dapat
menyebutkan jenis-jenis lampu penerangan,dan cara memasang
jenis-jenis lampu pada sistem penerangan dalam kendaraan.
d. Tugas
1. Pelajarilah uraian materi pada lembar kegiatan 1 tentang sistem
penerangan, jenis-jenis lampu sistem penerangan dan cara
memasangnya.
2. Lakukan survey ke bengkel, pelajari dan perhatikan cara
pemasangan sistem penerang. Buatlah laporan survey tersebut.
e. Test Formatif
1. Sebutkan macam-macam lampu pada sistem penerangan yang
terdapat pada kendaraan!
Gambar 1. 18. Cara memasang bola lampu
Modul OPKR-50-007B
26
2. Berfungsi untuk apakah lampu jarak dan lampu belakang?
3. Apakah fungs! lampu Hazard (Hazard Warning Light)?
4. Bagaimana cara mengganti bola lampu widge-base (socked
gepeng)
Modul OPKR-50-007B
27
f. Kunci Jawaban Test Formatif
1. ~ Penerangan luar meliputi:
a. Lampu besar
b. Lampu belakang
c. Lampu rem
d. Lampu jarak
e. Lampu tanda belok
f. Lampu hazard
g. Lampu plat nomer
h. Lampu mundur
~ Penerangan dalam meliputi:
a. Lampu meter
b. Lampu ruangan
2. Untuk memberi isyarat adanya serta lebarnya dari sebuah
kendaraan pada malam hari.
3. Untuk memberi isyarat keberadaan kendaraan dari bagian
depan, belakang dan kedua sisi selama berhenti atau parkir
dalam keadaan darurat.
4. Tarik bola lampu keluar dengan menggunakan jari tangan dan
pada saat memasang tekan bola lampu pada lubang socket.
g. Lembar kerja
1. Alat dan Bahan
a. Peralatan pemeliharaan system kelistrikan
b. Peralatan tangan, kunci pas/ring atau tang
c. Tester
d. Teslamp
Modul OPKR-50-007B
28
e. Kabel
f. Bolam / lampu
g. Stand Kelistrikan
h. Sekering
i. Relay
2. Keselamatan Kerja
a. Hati-hati pada saat merangkai komponen
b. Letakkan alat dan bahan praktek pada tempat yang aman
c. Jangan menyalakan rangkaian kelistrikan sebelum disetujui
oleh instruktur/pembirnbing/guru praktek
d. Berikan ventilasi yang cukup dalam ruang praktek
e. Ruang praktek harus bersih dan tidak berdebu dan tidak
bermiyak
f. Ruang praktek harus terang
g. Setelah melakukan kegiatan praktik, kembalikan alat dan
bahan pada tempat yang sudah disediakan
3. Langkah Kerja
a. Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat, efektif
dan seefisien mungkin.
b. Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh guru/
instruktur.
c. Lakukan pengamatan terhadap seluruh rangkaian listrikan
pada masing-masing sistem penerangan
d. Operasikan rangkaian lampu sesuai prosedur pengoperasian
(SOP)
e. Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang
telah digunakan seperti keadaan semula.
4. Tugas
a. Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas.
Modul OPKR-50-007B
29
b. Buatlah rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh
setelah mempelajari materi pada kegiatan berlajar 1.
Modul OPKR-50-007B
30
Kegiatan Belajar 2. Menguji Sistem Penerangan dan Wiring
a. Tujuan Kegiatan Belajar
Setelah mempelajari kegiatan belajar 2 ini diharapkan siswa mampu
menguji pada sistem penerangan yaitu mengenai pengujian
komponen-komponen sistem penerangan dan wiring.
b. Uraian Materi
Selain pemasangan komponen-komponen sistem penerangan yang
tidak kalah pentingnya itu pengujian sistem penerangan.
Komponen-komponen yang perlu kita periksa pada sistem
penerangan dan wiring adalah:baterai, saklar utama, sekering,
lampu-lampu, relay, wiring atau pengkabelan.
1. Baterai
Baterai dapat kita periksa dengan baterai checker, sehingga kita
dapat mengetahui kondisi baterai apakah masih baik atau sudah
jelek. Jika hasilnya masih baik berarti masih dapat kita gunakan
sedangkan apabila kondisinya kurang baik maka perlu ditambah
air accu atau perlu dicharger.
2. Saklar utama
Dengan menggunakan avometer kita dapat mengidentifikasi dan
sekaligus memeriksa kondisi saklar utama.
Apabila kerja dari saklar utama sudah benar maka tugas
selanjutnya tinggal menyambungkan dengan komponen-
komponen sistem penerangan yang lain. Apabila hubungan-
hubungannya tidak baik maka perlu adanya perbaikan.
Modul OPKR-50-007B
31
3. Fuse
Fuse berfungsi untuk menyalurkan dan membatasi arus listrik
yang mengalir pada sustui rangkaian dalam suatu sistem. Untuk
itu fuse perlu diuji kondisinya apakah masih dapat digunakan
ataukah harus diganti. Kita dapat menguji kodisi fuse secara
visual, kalau tidak dapat dengan cara visual, kita dapat
menggunakan alat yaitu avometer. Apabila kita lihat filamen
pada fuse terputus berarti kondisi fuse jelek. Apabila terlihat
tidak putus maka kita perlu memastikannya dengan bantuan
avometer. Apabila kita hubungkan kedua ujung fuse dengan
Ohmmeter jarum menunjuk berarti kondisi fuse masih baik dan
apabila jarum tidak menunjuk (pada posisi hambatan terbesar)
berarti kondisi fuse jelek. Maka perlu diadakan penggantian.
4. Lampu
Pengujian lampu apabila dalam kondisi terpasang tidak
menyala, maka terlebih dahulu lampu kita lepas dari
dudukannya. Kemudian kita gunakan ohmmeter untuk
memeriksanya. Kita hubungkan kedua colok ohmmeter dengan
kedua kaki filamen lampu. Apabila jarum menunjuk berarti
lampu tidak putus dan kita periksa komponen yang lain. Apabila
jarum tidak menunjuk berarti lampu putus, maka harus diganti.
5. Relay
Sistem penerangan tidak bekerja sakah satu penyebab
diantaranya adalah relay rusak. Kerusakan relay ini biasa
disebabkan oleh lamanya pemakaian. Untuk selang yang
menggunakan 4 kaki, terminal-terminal yang ada yaitu terminal
30,85,86,87. Cara pengujian relay kita dapat menggunakan
ohmmeter dan baterai. Pertama kita hubungkan kedua colok
ohmmeter dengan terminal 85 dan 86. Apabila jarum menunjuk
Modul OPKR-50-007B
32
berarti kumparan penghasil medan magnet tidak putus. Untuk
memastikan kerja dari relay kita bisa menggunakan baterai.
Terminal 30 dan 86 kita hubungkan dengan terminal (+) baterai
dan terminal 85 kita hubungkan dengan (-) baterai sementara
tes lamp kita hubungkan antara (-) baterai dengan terminal 87
relay, bila tes lamp menyala berarti relay dalam keadaan baik,
Bila tidak menyala berarti relay harus diganti.
6. Wiring (Pengkabelan)
Kerusakan pada wiring ini biasanya disebabkan karena
keteledoran mekanik dan usia mobil. Pemasangan pengkabelan
yang tidak rapi setelah proses perbaikan mesin ataupun body
sering menjadi penyebab kesalahan ataupun kerusakan wiring.
Apabila pemasangan tidak rapi maka kabel-kabel akan mudah
tersentuh oleh pengguna ataupun alat pada saat proses
perbaikan, hal ini akan berakibat kabel putus atau hubungan
singkat. Karena usia mobil juga dapat menimbulkan kerusakan
pada kabel-kabelnya. Sebagai contoh mobil yang sudah tua
maka pada pengkabelannya akan timbul kerak-kerak putih dan
bila sering terjadi tekukan-tekukan maka kabel akan cepat
putus. Untuk itu perlu diadakan pengecekan dan pengujian
pada wiring jika terjadi sistem penerangan tidak bekerja dengan
baik. Untuk melakukan pengujian wiring maka kita memerlukan
alat bantu Avometer. Untuk mengetahui putus tidaknya suatu
kabel dan untuk melihat ada tidaknya tegangan pada suatu
kabel. Cara memeriksa / menguji suatu kabel yaitu dengan jalan
menghubungkan kedua colok ohmmeter dengan kedua ujung
kabel. Bila ada hubungan (jarum bergerak) berarti kabel putus,
maka perlu kita perbaiki.
Modul OPKR-50-007B
33
Setelah kita memahami cara pengujian atau memeriksa kerja atau
tidaknya masing-masing komponen di dalam sistem penerangan.
Selanjutnya kita harus bisa menguji kerja keseluruhan sistem
penerangan. Cara menguji sistem penerangan pada setiap mobil
yang ada tidak sama persis, tetapi pada prinsipnya sama hanya
letaknya yang berbeda. Caranya yaitu dengan mengoperasikan
saklar utama sistem penerangan. Pada saat saklar utama sebelah
kanan kita putar sekali maka lampu kota harus hidup, dan bila kita
putar dua kali maka lampu kota dan lampu kepala harus hidup.
Pada saat lampu kota hidup maka lampu-lampu yang lain yang
harus hidup diantaranya lampu pada meter kombinasi, lampu plat
nomer, lampu kota belakang. Kalau saklar sebelah kanan kita geser
ke belakang maka lampu tanda belok sebelah kanan harus menyala
dan bila digeser ke depan maka lampu tanda belok sebelah kiri
menyala. Apabila digeser ke atas maka lampu jarak jauh akan
menyala sesaat sesuai lampunya kita geser ke atas. Apabila kita
geser ke bawah, walaupun kita lepas maka lampu kepala yang
menyala adalah lampu jarak jauh. Untuk menghidupkan lampu
hazard biasanya disebelah depan saklar utama dilengkapi saklar
untuk lampu hazard. Untuk saklar yang sebelah kiri biasanya
digunakan untuk wiper dan washer. Pada saat posisi kunci kontak
ON dan posisi transmisi pada kecepatan mundur maka lampu
mundur akan menyala. Begitu juga pada saat pedal rem diinjak
maka lampu rem akan menyala. Untuk lampu ruangan dapat
menyala pada saat pintu terbuka atau memang saklarnya
dihidupkan oleh penumpang ataupun sopir. Jika yang terjadi tidak
seperti di atas atau lampu-lampu ad yang tidak bekerja maka kita
harus cek per komponen dan kita perbaiki.
Modul OPKR-50-007B
34
c. Rangkuman
Setelah mempelajari lembar kerja belajar 2 ini diharapkan siswa
mengetahui cara menguji sistem penerangan dan wiring
diantaranya adalah pengujian:
1. Baterai
Baterai dapat kita uji dengan menggunakan baterai checker,
apabila baik maka dapat kita gunakan lagi, apabila jelek maka
harus kita perbaiki dengan cara diisi air aki atau dicharger.
2. Saklar utama
Dengan menggunakan avometer kita dapat menguji saklar
utama, jika kondisinya masih baik maka dapat kita gunakan,
namun jika kondisinya jelek dapat kita perbaiki atau diganti.
3. Fuse
Dengan bantuan avometer kita juga bisa menguji fuse. Apabila
jarum ohmmeter bergerak maka fuse baik.
4. Lampu
Dengan menggunakan ohmmeter kita dapat memeriksa apakah
lampu putus atau baik.
5. Relay
Untuk mengecek relay kita perlu baterai dan teslamp, jika
kondisi masih baik maka bisa kita gunakan, tetapi kalau jelek
harus kita ganti.
6. Wiring (Pengkabelan)
Untuk memeriksa wiring kita bisa menggunakan ohmmeter
ataupun teslamp. Dengan alat itu kita dapat mengetahui apakah
kondisi pengkabelan baik atau tidak.
Modul OPKR-50-007B
35
d. Tugas
1. Pelajarilah uraian materi kegiatan belajar 2
2. Untuk rnemperdalam pengetahuan tentang pegujian sistem
penerangan dan wiring, harus lebih banyak berlatih dan
mempelajari sistem penerangan dan wiring pada bermacam–
macam kendaraan.
e. Tes Formatif
1. Jelaskan cara memeriksa lampu!
2. Jelaskan cara memeriksa wiring!
Modul OPKR-50-007B
36
f. Kunci Jawaban Tes Formatif
1. Kita hubungkan kedua colok ohmmeter dengan kedua kaki
filamen lampu. Apabila jarum menunjuk berarti lampu tidak
putus dan kita periksa komponen yang lain. Apabila jarum tidak
menunjuk berarti lampu putus.
2. Cara memeriksa/menguji suatu kabel yaitu dengan jalan
menghubungkan kedua colok ohmmeter dengan kedua ujung
kabel. Bila ada hubungan (jarum bergerak) berarti kabel putus
g. Lembar kerja 2
a. Alat dan Bahan
a. Peralatan pemeliharaan system kelistrikan
b. Peralatan tangan, kunci pas/ring atau tang
c. Tester
d. Teslamp
e. Kabel
f. Bolam/lampu
g. Stand Kelistrikan
h. Sekering
i. Relay
b. Keselamatan Kerja
a. Hati-hati pada saat merangkai komponen
b. Letakkan alat dan bahan praktek pada tempat yang aman
c. Jangan menyalakan rangkaian kelistrikan sebelum disetujui
oleh instruktur/pembirnbing/guru praktek
d. Berikan ventilasi yang cukup dalam ruang praktek
e. Ruang praktek harus bersih dan tidak berdebu dan tidak
berminyak
f. Ruang praktek harus terang
Modul OPKR-50-007B
37
g. Setelah melakukan kegiatan praktek, kembalikan alat dan
bahan pada tempat yang sudah disediakan
c. Langkah Kerja
a. Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat, efektif
dan seefisien mungkin.
b. Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh guru/
instruktur.
c. Lakukan pengamatan terhadap seluruh rangkaian listrikan
pada masing-masing sistem penerangan
d. Operasikan rangkaian lampu sesuai prosedur pengoperasian
(SOP)
e. Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang
telah digunakan seperti keadaan semula.
d. Tugas
a. Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas.
b. Buatlah rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh
setelah mempelajari materi pada kegiatan berlajar 2.
Modul OPKR-50-007B
38
Kegiatan Belajar 3. Memperbaiki Sistem Penerangan dan
Wiring
a. Tujuan Kegiatan Belajar
Diharapkan siswa mempunyai ketrampilan dalam melakukan
perbaikan sistem penerangan dan wiring setiap gangguan-
gangguan yang ada dalam kendaraan.
b. Uraian Materi
Dalam melakukan perbaikan sistem penerangan dan wiring harus
mengetahui sirkuit/diagram atau jaringan-jaringan kabel
kelistrikannya, sehingga untuk melakukan perbaikan adanya
gangguan-gangguan pada sistem penerangan dengan mudah dapat
ditelusuri.
Adapun gangguan-gangguan pada sistem penerangan biasanya
dapat dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain:
1. Lampu tidak menyala
2. Lampu menyala tidak terang
3. Lampu menyala terang apabila mesin berputar cepat, dan tidak
terang waktu mesin berputar lambat.
Gangguan-gangguan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal.
Adapun bagaimana cara menguji dan mencari gangguan tersebut
akan dijelaskan dalam uraian ini.
1. Lampu Tidak menyala
Peristiwa ini dapat terjadi pada sernua lampu atau sebagian
saja. Tidak menyalanya lampu dapat disebabkan oleh:
� Putusnya filamen dari lampu tersebut
� Tidak adanya aliran arus
a. Semua lampu tidak menyala
Modul OPKR-50-007B
39
Apabila semua lampu tidak menyala, maka kemungkinan
besar yang dapat terjadi adalah tidak adanya aliran arus
pada sakelar lampu (gambar 3.1). Untuk itu, maka
lakukanlah hal-hal sebagai berikut:
1) Periksalah sekering yang menghubungkan saklar lampu
dengan baterai
a) Apabila sekering putus, maka gantilah sekering.
Hidupkan lampu-tampu. Kalau sekarang lampu
menyala, berarti gangguan disebabkan oleh sakering
yang putus
b) Apabila sekering tidak putus, maka periksalah
terminal sekering yang menuju ke lampu tester
(gambar 3.2) kalau lampu tester tidak menyala berarti
hubungan sekering ke bated lewat ammeter putus.
Untuk itu, periksalah sambungannya dari
kemungkinan kendor atau terlepas. Kemudlan
keraskan dan betulkan.
Modul OPKR-50-007B
40
Keterangan Gambar:
1. Lampu kepala 8. Lampu indikator jarah jauh
2. Lampu parkir 9. Ammeter
3. Regulator 10. Lampu dashboard
4. Baterai 11. Sakelar fampu
5. Kotak sekering 12. Lampu belakang den lampu parkir
Gambar 3.1 Instalasi penerangan pada mobil
Modul OPKR-50-007B
41
6. Motor starter 13. Lampu plat nomer
7. Sakelar dim
c) Apabila temyata pada terminal sekering ke baterai
ada aliran listrik, maka selanjutnya periksa terminal
sekering yang menuju ke sakelar lampu dengan
menggunakan lampu tester. Apabila ternyata pada
terminal tersebut tidak ada aliran, berarti kedudukan
sekering kendor atau jepitannya berkarat. Untuk ini
keraskan duduknya sekering dan bersihkan kotoran
atau karat yang ada, hingga terminal dapat
mengeluarkan arus listrik. Sekarang hidupkan lampu,
apabila lampu menyala, berarti gangguan disebabkan
oleh duduknya sekering tadi.
2) Periksalah terminal B pada sakelar lampu dengan
menggunakan lampu tester
a) Kalau lampu tester tidak menyala, berarti ada
kebocoran atau hubungan putus di antara kotak
sekering dengan sakelar lampu. Periksa hubungannya
Gambar 3.2 Teslamp ( lampu tester )
Modul OPKR-50-007B
42
dari kemungkinan kendor berkarat, hubungan terbuka
dan hubungan singkat. Jika demikian, maka perbaiki
terlebih dahulu.
b) Kalau lampu tester menyala, berarti pada terminal
tersebut terdapat aliran arus. Selanjutnya hidupkan
lampu. Bila lampu-lampu tetap tidak menyala, maka
perbaiki atau ganti sakelar lampu.
b. Lampu Besar Tidak Menyala
Kalau semua lampu besar tidak menyala, berarti tidak ada
aliran arus pada sakelar dim. Untuk menentukan di manakah
letak gangguan, maka lakukanlah pemeriksaan sebagai
berikut:
1) Hidupkan lampu parkir
a) Kalau lampu parkir tidak menyala, berati gangguan
terletak di antara baterai dengan sakelar lampu.
b) Kalau lampu parkir menyala, berarti gangguan
terletak di antara sakelar lampu dan sakelar lampu
dan sakelar dim. Maka lanjutkan pemeriksaan.
2) Periksa terminal L pada sakelar lampu yang
menghubungkan sakelar dalam dengan sakelar lampu
Sakelar harus dalam posisi hidup dan hubungkan terminal
tersebut dengan masa melalui lampu tester.
a) Apabila lampu tester ticak menyala, berarti tidak ada
aliran listrik. Maka bongkar dan perbaiki sakelar
lampu atau ganti dengan sakelar baru.
b) Apabila lampu tester menyala, maka lanjutkan dengan
pemeriksaan sakelar dim.
3) Periksa terminal L yang masuk sakelar dim dengan
menggunakan lampu tester
Modul OPKR-50-007B
43
a) Kalau lampu tester tidak menyala, berarti ada
hubungan terbuka atau hubungan singkat di antara
sakelar lampu dan sakelar dim. Periksa hubungannya
dan kemungkinan putus, kendor, berkarat atau
hubungan singkat. Jika demikian, maka lakukanlah
perbaikan.
b) Kalau lampu tester menyala, berarti ada arus masuk.
Selanjutnya periksa terminal ke lampu-lampu dengan
menggunakan lampu tester. Apabila pada terminal
tersebut tidak keluar arus, berarti sakelar dim rusak.
Selanjutnya bongkar dan perbaiki atau ganti dengan
yang baru. Apabila dari terminal keluar arus, maka
periksa dan perbaiki hubungan antara sakelar dim dan
lampu, hingga lampu menyala.
c. Sebuah Lampu Tidak Menyala
Kalau sebuah lampu tidak menyala, maka kemungkinannya
adalah putusnya hubungan antara lampu dengan sakelar
dim. Untuk ini lakukan pemeriksaan sebagal berikut:
1) Periksa bola lampu
a) Kalau bola lampu putus, maka ganti dengan lampu
yang baru.
b) Kalau bola lampu tidak putus, maka periksa hubungan
masa pada dudukan lampu dari kemungkinan longgar
dan berkarat. Jika demikian, maka perbaiki terlebih
dahulu, hingga hubungan masa lampu baik. Kalau
sekarang lampu menyala, berarti gangguan terletak
pada masa lampu tadi. Kalau lampu masih belum
menyala, maka lanjutkan dengan pemeriksaan.
2) Periksa hubungan antara lampu
Modul OPKR-50-007B
44
Periksa hubungan antara lampu dengan sakelar dim, dari
kemungkinan putus, sambungan kendor atau hubungan
singkat. Jika demikian, maka perbaiki sambungan atau
ganti kabel hingga lampu menyala.
2. Lampu Menyala Tidak Terang
a. Semua Lampu Menyala Tidak Terang
Kalau semua lampu menyala tidak terang, berarti arus yang
mengalir kelampu-lampu adalah kecil. Maka lakukanlah
pemeriksaan sebagai berikut:
1) Periksa lampu tanda pengisian atau jarum ammeter pada
dashbord
a) Kalau lampu tanda pengisian atau ammeter
menunjukkan tidak ada pengisian (discharge), berarti
tidak terangnya nyala lampu disebabkan oleh
pemakaian arus yang tidak seimbang terhadap
Gb. 3.3. (a) Rangkaian sistem lampu besar dengan relay (b) Rangkaian sistem lampu besar tanpa relay
Modul OPKR-50-007B
45
kapasitas sumber arus. Untuk ini, maka kurangi
pemakaian alat-alat listrik atau percepat putaran
mesin.
Apabila dengan mengurangi pemakaian alat atau
penambahan putaran mesin, masih belum ada
pengisian, maka perbaiki sistem pengisian terlebih
dahulu, hingga terjadi pengisian.
b) Kalau lampu tanda pengisian atau jarum ammeter
menunjukkan adanya pengisian, maka gangguan
terdapat pada sistem penerangan. Untuk ini, maka
lanjutkan pemeriksaan pada sistem penerangan.
2) Lepaskan semua bola lampu, memeriksa duduknya bola
lampu dari kemungkinan kendor dan berkarat.
Jika ternyata demikian, maka perbaiki dudukannya bola
lampu hingga baik hubungan masanya.
3) Periksa dari kemungkinan terjadi hubungan singkat
sebagai berikut:
a) Setelah semua bola lampu terlepas, tempatnya
sakelar lampu pada OFF. Periksa hubungan kabel
lampu dengan masa dengan menggunakan ohmmeter
atau multitester. Apabila jarum tester bergerak ke
kanan, berarti terdapat hubungan pendek dan bila
jarum tester, tidak bergerak, berarti tidak terdapat
hubungan singkat.
b) Apabila semua lampu menyala tidak terang, maka
hubungan singkat terjadi antara sekering dengan
ammeter.
c) Apabila tidak terdapat hubungan pendek, maka
periksa sambungan-sambungan. Bersihkan dan
keraskan sambungan yang kotor dan longgar.
Modul OPKR-50-007B
46
d) Periksa pula sakelar lampu dan sakelar dim dari aus
dan kotor. Perbaiki dan bersihkan kausan dan kotoran
karena dapat menjadi hambatan yang besar.
b. Salah satu lampu menyala tidak terang
Apabila terjadi keadaan seperti ini, maka lakukanlah
pemeriksaan sebagai berikut:
1) Periksa duduknya bola lampu dari kemungkinan kendor
dan berkarat
Bila demikian, kokohkan duduknya bola lampu dan
bersihkan karatnya. Apabila sekarang lampu menyala
terang, berarti gangguan pada dudukan bola lampu tadi.
2) Apabila dengan demikian nyala lampu masih tidak terang,
maka periksalah hubungan kabel lampu tersebut yang
menuju ke sakelarnya.
Keraskan hubungan yang longgar, bersihkan karat dan
kotoran yang menempel pada sambungan. Bila dengan
demikian lampu masih menyala tidak terang, maka
periksalah kabel dan kemungkinan hampir putus. Gantilah
kabel yang hampir putus, supaya lampu menyala terang
kembali.
3. Lampu menyala terang apabila mesin berputar cepat dan tidak
terang apablia mesin berputar lambat
Pada peristiwa ini, besarnya aliran listirik pada lampu-lampu
tergantung putaran mesin. Makin cepat putaran, makin besar
arus yang mengalir ke alat-alat, dan sebaliknya. Jadi tidak
stabil, berarti alat penyetabil arus yaitu baterai tidak bekerja.
Baterai tidak dapat menampung kelebihan arus dari sistem
pengisian dan tidak dapat menambah kekurangan arus ke alat-
alat, sewaktu sistem pengisian menghasiikan arus kecil.
Modul OPKR-50-007B
47
Untuk itu, maka periksa elektrolit dalam baterai. Kalau
elektrolitnya habis, maka tambah accu. Kalau Jumlah elektrolit
cukup, tetapi nyala lampu tidak terang, menandakan baterai
tidak dapat menyimpan arus lagi. Pada sel-seinya sudah terjadi
hubungan singkat. Oleh karenanya ganti baterai.
4. Lampu-lampu lekas putus
Apabila terjadi umur lampu yang pendek, rnenandakan bahwa
kekuatan lampu berada jauh di bawah kekuatan sumber arus.
Jadi tegangan arus terlalu tinggi. Untuk ini, maka periksa
regulator tegangannya, dan setelah hingga tegangan listrik
pengeluaran dinamo/alternartor tidak lebih dari 14,8 volt. Kalau
dengan menyetel regulator tegangan, tidak diperoleh
penurunan tegangan, maka periksa dinamo/alternator.
Menguji dan memperbaiki lampu tanda belok (lampu sein)
Sistem lampu tanda belok, mempunyai komponen-komponen
yang tersusun seperti pada, gambar berikut:
1. Baterai 6. Sakelar lampu tanda belok
2. Kunci kontak 7. Lampu tanda belok kanan depan
3. Kotak sekering 8. Lampu tanda belok kirl depan
4. Flaser 9. Lampu tanda belok kanan belakang
Gambar 3.4 Rangkaian sistem lampu tanda belok
Modul OPKR-50-007B
48
5. Lampu indikator 10. Lampu tanda belok kiri belakang
Dalam kerjanya sistem ini dapat mengalami berbagai gangguan
yang disebabkan oleh beberapa hal yaitu:
1. Adanya kerusakan pada bagian-bagian sistem pada
rangkaian tersebut, misalnya sekering putus, flaser rusak,
saklar/switch rusak atau bola lampunya putus dan
sebagainya.
2. Adanya tahanan yang terialu tinggi, hal ini bisa terjadi pada
jaringan kabel, sambungan berkarat atau connectornya juga
mungkin berkarat dan longgar.
3. Tegangan, listrik yang terlalu rendah.
Hal-hal tersebut dapat langsung kita saksikan dengan panca
indera kita seperti:
a. Lampu tidak menyala
b. Lampu tidak berkedip.
Untuk mengatasi gangguan tersebut dengan cara yang
mudah, perlu kita tinjau gangguan tersebut satu persatu
terlebih dahulu dan juga harus mengetahui sirkuit atau
diagram dari lampu tanda belok (lampu sein) itu sendiri.
Sirkuit / diagram dari lampu tanda belok dapat dlihat pada
gambar berikut:
Modul OPKR-50-007B
49
1. Gangguan pada bagian-bagian sistem lampu belok
a. Menguji kunci kontak
Dalarn hal ini kunci kontak berfungsi sebagai penghubung
antara batere dengan sekering untuk komponen pada
rangkaian kelistrikan. Gangguan yang terjadi adalah kunci
kontak tidak dapat menghubungkan arus dengan baik.
Dari hal tersebut dapat menyebabkan:
1) Adanya sambungan yang longgar antara kabel
penyalur dengan terminal kunci kontak.
2) Adanya kerusakan pada kunci kontak itu sendiri,
misainya telah mengalami keausan yang banyak.
Gambar 3.5 Rangkaian diagram lampu belok
Modul OPKR-50-007B
50
Sambungan yang kendor dapat langsung kita periksa
dengan mudah menggunakan tangan. Kalau ternyata
kendor maka perbaikan yang harus diiakukan yaitu
dengan mengeraskan sekrup-sekrupnya.
Untuk kerusakan pada kunci itu sendiri tidak dapat
diperiksa dengan panca indra namun harus menggunakan
sebuah multitester atau Ohmeter. Pemeriksaan dilakukan
dengan mengukur besarnya tahanan antara terminal B
(AM) dengan, terminal St kunci kontak dalam keadaan
starter den netral. Dalarn keadaan starter, tahanannya
harus nol. Dan dalam keadaan netral, tahanan kedua
terminal haruslah tak terhingga.
Gangguan-gangguan yang terjadi dalam kunci kontak
maupun pada kunci sambungan selain kendor sebagian
besar disebabkan oleh adanya karatan. Dengan
membersihkan karat gangguan akan teratasi.
Gb. 3.6. (a) Mengukur tahanan kunci kontak sewaktu kunci
kontak dalam keadaan netral
Modul OPKR-50-007B
51
(b) Mengukur tahanan kunci kontak sewaktu kunci
kontak dalam keadaan starter.
b. Gangguan Pada Sekering
Hal-hal pada sekering yang dapat merupakan gangguan
ialah sekering putus, dudukannya sekering kurang kuat
dan dudukan yang berkarat. Keadaan ini dapat
mengakibatkan hal-hal sebagai berikut:
1) Tidak mengalirkan arus listrik dari baterai ke alat-alat
bantu listrik.
2) Tegangan listrik yang bekerja pada alat-alat bantu
menjadi terlalu rendah.
Apabila terjadi hal yang demikian, berarti alat-alat bantu
tidak dapat bekerja dengan sempurna. Untuk itu, maka
sekering yang putus harus segera diganti, dudukan yang
longgar dan berkarat harus segora di kokohkan dan
dibersihkan.
c. Gangguan pada flaser
Kalau kita khat konstruksinya, maka flaser ada tiga
macam yaitu:
• Flaser Induksi
• flaser bimetal
• Flaser kawat pijar
Modul OPKR-50-007B
52
1) Flaser Induksi
Ketiga jenis flaser tersebut, sama-sama mempunyai
kontak platina. Pada jenis a dan b lampu indikator
dihubungkan dengan sakelar tanda belok. Tetapi pada
jenis c lampu indikator dihubungkan dengan flaser.
Kerusakan yang biasa terjadi ialah kumparan K atau
K1 dan K2 terbakar maka medan magnet yang terjadi
adalah kecil, sehingga tidak kuat untuk menarik
kontak platina membuka. Akibatnya lampu tanda
belok menyala terang tanpa berkedip. Apabila
kumparan K2 terbakar, maka sewaktu kontak platina
membuka, pada kumparan K2 tidak terjadi medan
magnet yang berlawanan dengan medan K1, sehingga
kontak platina agak lambat untuk membuka kembali.
Akibatnya lampu berkedip pelan-pelan. Apabila kontak
platina kotor, maka arus yang mengalir melalui
kumparan K1 ke lampu-lampu menjadi kecil. Medan
Gambar 3.7 Tiga macam flaser
Modul OPKR-50-007B
53
magnet yang kecil, membuka dan menutupnya kontak
platina lambat, nyala lampu tidak terang, lampu
berkedip pelan-pelan.
Pada flaser kawat pijar, bila kumparan K terbakar,
maka tidak dapat timbul medan magnet lagi, sehingga
kontak platina tidak menutup. Akibatnya lampu
menyala tidak berkedip. Bila resistor R atau kawat
pijar KP putus, maka flaser tidak dapat mengalirkan
arus lagi. Lampu tanda belok tidak bekerja.
d. Gangguan pada sakelar tanda belok
Kadang-kadang lampu tanda belok tidak dapat bekerja
karena kerusakan pada sakelarnya. Hal ini dapat terjadi
karena plat-plat kontak di dalam sakelar sudah aus,
sehingga tidak dapat menempel dengan baik dan tidak
dapat menghantarkan arus. Atau kadang-kadang
disebabkan oleh karat/kotoran yang menempel pada plat
kontak. Untuk kedua hai tersebut di atas, maka sakelar
harus diganti atau dibersihkan.
e. Gangguan pada lampu
Hal-hal pada lampu tanda belok yang dapat merupakan
gangguan ialah:
• Putusnya filamen lampu
• Hubungan masa yang kurang bak
Apabila filamen lampu putus, maka lampu itu sendiri
tidak menyala, juga menyebabkan pasangan lampu yang
searah tidak berkedip, karena arus yang mengalir pada
flaser menjadi kecil.
Sedang hubungan masa yang kurang baik, akan
menyebabkan kecilnya aliran arus, sehingga lampu
menyala tidak terang dan tidak berkedip, adanya
Modul OPKR-50-007B
54
hubungan masa yang tidak baik, dapat disebabkan oleh
adanya karat atau duduknya lampu yang kurang kuat.
2. Gangguan Arus
Apabila tegangan listrik yang bekerja pada sstem lampu
tanda belok rendah. Akibatnya lampu tidak, dapat bekerja
dengan baik. Arus yang mengalir rendah pula. Lampu-lampu,
menyala tidak terang dan tidak berkedip. Rendahnya
tegangan ini disebabkan oleh dua faktor yaitu:
� Sistem pengisian tidak bekerja.
� Adanya tahanan yang besar pada sistem.
Selanjutnya tegangan, yang besar dapat disebabkan oleh
tiga faktor yaitu:
• Sambungan yang berkarat atau kotor.
• Sambungan yang kurang sempurna.
• Kabel hampir putus.
Apabila pada sambungan-sambungan, terdapat hal yang
demikian, maka harus segera diperbaiki karena dapat
menimbulkan kerugian tegangan yang besar, sehingga
tegangan yang bekerja pada sistem lampu tanda belok
menjadi kecil.
3. Cara Menentukan Gangguan.
a. Semua lampu tidak menyala
Kemungkinan-kemungkinan yang menyebabkan semua
lampu tidak menyala ialah:
• Kunci kontak rusak
• Sekering putus atau kendor
• Flaser rusak
Untuk ini, maka lakukanlah pemeriksaan sebagai berikut:
Modul OPKR-50-007B
55
1) Periksa sekering dari kemungkinan putus, duduk nya
kendor dan berkarat.
a) Apabila sekering putus, maka ganti sekering.
Kemudian hidupkan lampu tanda belok. Bila lampu
menyala berkedip, berarti kerusakan disebabkan
oleh sekering. Apabila lampu tidak menyala, maka
periksa terminal arus masuk, dan keluar sekering
dari ada tidaknya aliran arus.
b) Kalau pada terminal arus masuk sekering, tidak
ada aliran listrik, berarti gangguan ada pada kunci
kontak. Untuk ini, periksa sambungan kabel-kabel
pada terminal AM dan ACC dari kemungkinan
terlepas, kendor atau berkarat dan jika demikian
maka perbaikilah. Kemudian periksa hubungan
terminal AM-ACC kunci kontak dengan
menggunakan lampu tester atau multitester.
Dalam keadaan ON kedua terminal harus
berhubungan dan dalam keadaan OFF harus tidak
berhubungan. Kalau ternyata kunci kontak rusak,
maka gantilah dengan kunci kontak yang baik.
Kemudian hidupkan lampu-lampu tanda belok. Bila
lampu-lampu menyala, berarti gangguan ada pada
kunci kontak.
c) Apabila pada terminal keluar sekering terdapat
tegangan, tetapi lampu tidak menyala, berarti
gangguan terletak pada flaser. Selanjutnya periksa
sambungan-sambundan pada terminal flaser, dari
kemungkinan lepas, kendor dan berkarat. Perbaiki
jika ternyata demikian. Hidupkan lampu-lampu.
Bila sekarang lampu-lampu menyala, berartl
Modul OPKR-50-007B
56
gangguan disebabkan oleh sambungan yang tidak
baik. Bila lampu tetap tidak menyala, maka periksa
hubungan terminal B dan L dari flaser dengan
menggunakan multitester atau lampu tester. Bila
lampu tester menyala, berarti ganguan terletak
pada sakelar tanda belok. Bila lampu tester tidak
menyala berarti gangguan pada flaser. Unituk ini
gantilah fiaser.
2) Periksa sambungan-sambungan pada terminal sakelar
dari kemungkinan lepas, kendor dan berkarat.
Bila temyata demikian, perbaikilah. Bila setelah
diperbaiki lampu menyala, berarti gangguan terletak
pada sambungan. Tetapi bila sambungan baik dan
lampu tetap tidak menyala, berarti sakelar rusak.
Untuk ini, maka perbaiki atau ganti sakelar.
b. Lampu sebelah tidak menyala
Apabila semua lampu sebelah tidak menyala, maka
kemungkinan besar gangguan terletak pada sakelar.
Untulk ini, maka perbaiki atau.ganti sakelar.
c. Sebuah lampu tidak menyala
Kejadian ini biasanya disebabkan oleh gangguan di dalarn
lampu itu sendiri. Untuk ini, maka periksa bola lampu dari
kemungkinan putus dan hubungan masanya yang tidak
baik. Untuk ini, gantilah bola lampu yang putus dan
perbaiki hubungan masa yang kurang baik, sehingga
lampu menyala dan berkedip kembali dengan baik.
d. Semua lampu menyala tidak berkedip
Kejadian ini dapat disebabkan oleh dua hal yaitu:
• Tegangan masuk flaser rendah
• Kerusakan di dalam flaser
Modul OPKR-50-007B
57
Tegangen masuk flaser yang rendah dapat disebabkan
oleh sambungan kendor dan berkarat, serta kunci kontak
yang kurang baik. Untuk ini, maka perbaiki sambungan
pada terminal AM dan ACC pada kunci kontak serta
terminal B den L pada flaser. Bila sambungan-sambungan
ternyata baik dan lampu-lampu masih tidak berkedip,
maka untuk menyakinkan penyebab gangguannya,
hubungan terminal B flaser langsung dengan baterai yang
isi penuh. Hidupkan lampu-lampu. Bila lampu tanda belok
menyala dan berkedip, berarti kerusakan ada pada kunci
kontak. Bila lampu tanda belok tetap menyala tidak
berkedip, berarti ganggguan di dalam flaser.
e. Lampu sebelah menyala tidak berkedip
Apabila lampu sebelah menyala tidak berkedip, sedang
lampu sebelah yang lain menyala dengan berkedip baik,
maka gangguan dapat dipastikan ada pada sakelar tanda
belok atau pada lampu-lampu itu sendiri.
Untuk ini, maka pertarna periksalah hubungan masa dari
lampu-lampu terhadap kemungkinan kendor atau
berkarat. Keraskan duduknya masa. Bila lampu-lampu
sekarang menyala dan berkedip, berarti gangguan
disebabkan oleh hubungan mesa yang kurang balk. Bila
lampu-1ampu tidak berkedip, maka periksa kapasitas
(watt) dari lampu-lampu tersebut, ada kemungkinan lebih
kecil dari kapasitas yang telah ditentukan oleh flasernya.
Gantilah bola lampu yang ternyata kapasitasnya lebih
kecil dengan bola lampu yang sesuai besar kapasitasnya.
Bila hal-hal tersebut, di atas ternyata baik, lampu-lampu
tetap tidak berkedip, maka gangguan ada pada sakelar.
Untuk memastikan rusak atau tidaknya sakelar, maka
Modul OPKR-50-007B
58
hubungkan langsung kabel masuk sakelar dengan kabel
yang menuju ke lampu-lampu yang tidak berkedip. Bila
sekarang lampu-lampu berkedip, berarti sakelar rusak.
Untuk ini gantilah sakelar.
Berikut tabel perbaikan untuk, mengatasi gangguan pada sistem
penerangan dalam kendaraan
GANGGUAN
KEMUNGKINAN SEBAB
CARA MENGATASI
Hanya satu lampu tidak
menyala (lampu luar)
Bola lampu putus,
soket rangkaian kabel
atau masa rusak
Ganti bola lampu
Perbaiki seperlunya
Lampu besar tidak me-
nyala
Sekreing ”HEAW”
putus
Relay kontrol lampu
besar, rusak,
Swit kontrol lampu
besar,rusak
Ganti sekring dan
periksa
Hubungan singkat
Periksa relay
Periksa swit
Perbaiki seperlunya
Gambar 3.8 Skema lampu flaser
Modul OPKR-50-007B
59
Rangkaian kabel atau
masa, rusak
Lampu besar jauh atau
kilatan lampu besar tidak
menyala
Swit kontrol lampu
rusak Rangkaian kabel,
rusak
Periksa swit
Perbaiki seperlunya
Lampu belakang lampu
parkir dan lampu plat
nomor tidak menyala
Sekering "TAIL"putus
Relay kontrol lampu
kecil rusak
Swit kontrol lampu,
rusak
Rangkaian kabel atau
masa, rusak
Ganti sekering dan
periksa hubungan
singkat
Periksa relay
Periksa swit
Perbaiki seperlunya
Lampu rem tidak
menyala
Sekering “STOP” putus
Swit lampu rem, rusak.
Rangkaian kabel atau
masa, rusak
Ganti sekring dan
periksa
hubungan singkat
Periksa swit
Perbaiki seperlunya
Lampu rem tetap
rnenyala
Swit lampu rem, rusak Setel atau ganti swit
Lampu instrumen tidak
menyala (lampu
belakang menyala)
Rangkaian kabel atau
masa rusak
Perbaiki seperlunya
Salah satu arah (lampu
tanda belok tidak
berkedip)
Swit lampu tanda
belok, rusak
Rangkaian kabel atau
masa, putus
Periksa swit
Perbaiki seperlunya
Lampu tanda belok tidak
bekerja
Sekering "ENGINE"
putus
Flasher, rusak
Ganti sekring dan
periksa
hubungan singkat
Modul OPKR-50-007B
60
Swit lampu tanda
belok, rusak
Rangkaian kabel atau
masa, rusak
Periksa flasher
Periksa swit
Perbaiki seperlunya
Lampu peringatan
darurat tidak bekerja
Sekering "Hazard"
putus
Swit lampu peringatan
darurat rusak, Flasher,
rusak
Rangkalan kabel atau
masa, rusak
Ganti sekering dan
periksa
hubungan singkat
Periksa flasher
Periksa swit
Perbaiki seperlunya
Tabel 3.1 Gangguan dan perbaikan pada sistem penerangan
c. Rangkuman
Pada dasarnya dalam perbaikan suatu komponen pada sistem
penerangan diperlukan pengetahuan tentang jaringan. kabel
(sirkuit.) diagram dari rangkaian dan juga sirkuit diagram komponen
itu sendiri, sehingga dengan model kompetensi ini diharapkan
mampu melakukan perbaikan dengan melakukan pemeriksaan dan
pengujian dari masing-masing kamponennya. Maka dengan dasar
tersebut mampu melakukan perbaikan sistem penerangan dan
wiring itu sendiri.
d. Tugas
1. Analisa dan telusuri jaringan kabel pada mobil/kendaraan yang
ada dalann ruangan praktikum (stand penerangan)
2. Buatlah dalam bentuk gambar diagram pada kertas A4 setelah
mengetahui hasil pengamatan jaringan kabel dari (stand
penerangan)
Modul OPKR-50-007B
61
e. Test Formatif
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan
tepat!
1. Sebutkan 3 gangguan pada sistem penerangan yang biasanya
sering terjadi!
2. Sebutkan 2 cara pengujian apabila semua lampu tidak menyala!
3. Bagaimana cara memeriksa apabila sebuah lampu besar tidak
menyala?
4. Apakah yang menyebabkan lampu hanya menyala terang
apabila mesin berputar dengan cepat dan lampu tidak menyala
terang apabila mesin berputar lambat?
5. Jelaskan apa saja yang menyebabkan lampu tanda belok
mengalami gangguan!
Modul OPKR-50-007B
62
f. Kunci Jawaban Test Formatif
1. 3 gangguan pada sistem penerangan yang biasanya terjadi:
a. Hanya satu lampu tidak menyala (lampu luar)
b. Lampu besar tidak menyala
c. Lampu rem tidak menyala
2. 2 cara pengujian apabila semua lampu tidak menyala:
a. Periksa sekering dari kemungkinan putus, duduk nya kendor
dan berkarat.
b. Periksa sambungan-sambungan pada terminal sakelar darl
kemungkinan lepas, kendor dan berkarat.
3. Cara memeriksa sebuah lampu besar apabila tidak menyala:
a. Ganti sekring dan periksa
b. Hubungan singkat Periksa relay
c. Periksa swit
d. Perbaiki seperlunya
4. Aki sudah swak (tekor)
5. Sekering putus, hubungan singkat, flaser rusak, switch rusak
g. Lembar Kerja
1) Alat dan Bahan
a. Peralatan pemeliharaan system kelistrikan
b. Peralatan tangan, kunci pas/ring atau tang
c. Tester
d. Teslamp
e. Kabel
f. Bolam/lampu
g. Stand Kelistrikan
h. Sekering
i. Relay
2) Keselamatan Kerja
Modul OPKR-50-007B
63
a. Hati-hati pada saat merangkai komponen
b. Letakkan alat dan bahan praktik pada tempat yang aman
c. Jangan menyalakan rangkaian kelistrikkan sebelum disetujui
oleh instruktur/pembimbing/guru praktik
d. Berikan ventilasi yang cukup dalam ruang praktik
e. Ruang praktik harus bersih, tidak berdebu dan tidak
berminyak
f. Ruang praktik harus terang
g. Setelah melakukan kegiatan praktik, kembalikan alat dan
bahan pada tempat yang sudah disediakan
3) Langkah Kerja
a. Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat, efektif
dan efisien
b. Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh
gur/instruktur
c. Lakukan pengamatan terhadap seluruh rangkaian listrik pada
masing-masing sistem penerangan
d. Operasikan rangkaian lampu Sesuai Prosedur Pengoperasian
(SOP)
e. Setelah selesai, bereskan kembali peralatan bahan yang
telah digunakan seperti keadaan semula
4) Tugas
a. Buatlah laporan praktikum secara singkat dan jelas
b. Buatlah rangkuman pengetahuan baru yang Anda peroleh
setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 3
Modul OPKR-50-007B
64
BAB. III
EVALUASI
A. PERTANYAAN
1. Sebutkan macam-macam lampu pada sistem penerangan yang
terdapat pada kendaraan!
2. Berfungsi untuk apakah lampu jarak dan lampu belakang?
3. Apakah fungs! lampu Hazard (Hazard Warning Light)?
4. Bagaimana cara mengganti bola lampu widge-base (socked gepeng)
5. Jelaskan cara memeriksa lampu!
6. Jelaskan cara memeriksa wiring!
7. Sebutkan 3 gangguan pada sistem penerangan yang biasanya
sering terjadi!
8. Sebutkan 2 cara pengujian apabila semua lampu tidak menyala!
9. Bagaimana cara memeriksa apabila sebuah lampu besar tidak
menyala?
10. Apakah yang menyebabkan lampu hanya menyala terang apabila
mesin berputar dengan cepat dan lampu tidak menyala terang
apabila mesin berputar lambat?
Modul OPKR-50-007B
65
B. KUNCI JAWABAN
1. - Penerangan luar meliputi:
a) Lampu besar
b) Lampu belakang
c ) Lampu rem
d) Lampu jarak
e) Lampu tanda belok
f) Lampu hazard
g) Lampu plat nomer
h) Lampu mundur
- Penerangan dalam meliputi:
g. Lampu meter
h. Lampu ruangan
2. Untuk memberi isyarat adanya serta lebarnya dari sebuah
kendaraan pada malam hari.
3. Untuk memberi isyarat keberadaan kendaraan dari bagian depan,
belakang dan kedua sisi selama berhenti atau parkir dalam
keadaan darurat.
4. Tarik bola lampu keluar dengan menggunakan jari tangan dan
pada saat memasang tekan bola lampu pada lubang socket.
5. Kita hubungkan kedua colok ohmmeter dengan kedua kaki filamen
lampu. Apabila jarum menunjuk berarti lampu tidak putus dan
kita periksa komponen yang lain. Apabila jarum tidak menunjuk
berarti lampu putus.
6. Cara memeriksa/menguji suatu kabel yaitu dengan jalan
menghubungkan kedua colok ohmmeter dengan kedua ujung
kabel. Bila ada hubungan (jarum bergerak) berarti kabel putus.
Modul OPKR-50-007B
66
7. a. Hanya satu lampu tidak menyala (lampu luar)
b. Lampu besar tidak menyala
c. Lampu rem tidak menyala
8. a. Periksa sekering dari kemungkinan putus, duduk nya kendor
dan berkarat.
b. Periksa sambungan-sambungan pada terminal sakelar darl
kemungkinan lepas, kendor dan berkarat.
9. - Ganti sekring dan periksa
- Hubungan singkat Periksa relay
- Periksa swit
- Perbaiki seperlunya
10. Aki sudah swak ( tekor )
Modul OPKR-50-007B
67
C. KRITERIA KELULUSAN
Aspek Skor
(1-10) Bobot Nilai Keterangan
Kognitif (soal no 1 s.d 10)
5
Syarat lulus nilai minimal 70 dengan skor setiap aspek minimal 7
Ketepatan prosedur perbaikan
2
Hasil pemeriksaan 1
Ketepatan waktu 1
Keselamatan kerja 1
Nilai Akhir
Keterangan: Tidak = 0 (nol) (tidak lulus) Ya = 70 s.d. 100 (lulus) Kategori kelulusan: 70 s.d. 79 : memenuhi kriteria minimal dengan bimbingan 80 s.d. 89 : memenuhi kriteria minimal tanpa bimbingan 90 s.d. 100 : di atas minimal tanpa bimbingan
Modul OPKR-50-007B
68
BAB. IV PENUTUP
Peserta diklat yang telah mencapai syarat kelulusan minimal
dapat melanjutkan ke modul berikutnya. Sebaliknya, apabila peserta
diklat dinyatakan tidak lulus, maka peserta diklat tersebut harus
mengulang modul ini dan tidak diperkenankan untuk mengambil
modul selanjutnya.
Modul OPKR-50-007B
69
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1979). Petunjuk Praktek
Kelistrikan Dan Bahan Bakar Otomotif Jilid 1
Soemadi, Drs. Soejono B.Sc (1979). Sistem Kelistrikan dan
Bahan Bakar Otomotif jilid 1 dan 2. Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.
Step one
Toyota, Penerbit PT. Toyota Astra Internasional.
Yunan Ginting, (1998). Listrik Otomotif Jilid 1, Penerbit Angkasa
Bandung.
top related