ABSTRAK Tanaman nangka adalah salah satu tanaman daerah tropis. Buahnya dapat dimanfaatkan sebagai makanan. Daun yang masih muda dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak, sedangkan kayunya dikenal kayu yang anti rayap. Namun demikian, bagian dalam kayu nangka yang berwarna kuning belum dimanfaatkan. Adanya warna kuning diduga bagian tersebut mengandung pigmen warna yang dapat dimanfaatkan sebagai pewarna alami. Penelitian ini ditekankan pada pencarian jenis zat warna yang terkandung di dalam kayu nangka. Penelitian ini dilakukan dalam 2 tahap. Tahap I bertujuan untuk mengekstrak kayu nangka bagian dalam dengan mengamati intensitas warna yang tampak pada setiap absorbansi maksimumnya, dilakukan pada bahan (kapas, nylon, rayon, poliester, poliakrilat) setelah dicelup dengan larutan hasil ekstraksi. Tahap II adalah karakterisasi pigmen, dilakukan terhadap bahan setelah dicelup dengan melakukan pengujian ketahanan luntur warna terhadap gosokan dan pencucian. Hasil penelitian menunjukan bahwa pigmen warna yang terkandung di dalam kayu nangka bagian dalam dapat mencelup bahan tekstil, terutama nilon dengan hasil pengujian K/S paling tinggi dibanding bahan kapas, rayon, poliester atau polakrilat. Juga dengan hasil pengujian ketahanan uji gosok dan pencucian yang paling baik diantara bahan lainnya. ABSTRACT Jackfruit (Artocarpus heterophylus) is one of tropical plants. Its usefuly for many purpose. Its having yellow coloured hearts of wood, which may be due to colour pigment content. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ABSTRAKTanaman nangka adalah salah satu tanaman daerah
tropis. Buahnya dapat dimanfaatkan sebagai makanan. Daun yang masih muda dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak, sedangkan kayunya dikenal kayu yang anti rayap.
Namun demikian, bagian dalam kayu nangka yang berwarna kuning belum dimanfaatkan. Adanya warna kuning diduga bagian tersebut mengandung pigmen warna yang dapat dimanfaatkan sebagai pewarna alami.
Penelitian ini ditekankan pada pencarian jenis zat warna yang terkandung di dalam kayu nangka. Penelitian ini dilakukan dalam 2 tahap. Tahap I bertujuan untuk mengekstrak kayu nangka bagian dalam dengan mengamati intensitas warna yang tampak pada setiap absorbansi maksimumnya, dilakukan pada bahan (kapas, nylon, rayon, poliester, poliakrilat) setelah dicelup dengan larutan hasil ekstraksi. Tahap II adalah karakterisasi pigmen, dilakukan terhadap bahan setelah dicelup dengan melakukan pengujian ketahanan luntur warna terhadap gosokan dan pencucian.Hasil penelitian menunjukan bahwa pigmen warna yang terkandung di dalam kayu nangka bagian dalam dapat mencelup bahan tekstil, terutama nilon dengan hasil pengujian K/S paling tinggi dibanding bahan kapas, rayon, poliester atau polakrilat. Juga dengan hasil pengujian ketahanan uji gosok dan pencucian yang paling baik diantara bahan lainnya.
ABSTRACTJackfruit (Artocarpus heterophylus) is one of tropical
plants. Its usefuly for many purpose. Its having yellow coloured hearts of wood, which may be due to colour pigment content.
This research was focused on finding the kind of dyes which content inside the wood.
Two phases of laboratory were carried out, first was extracting the heart of wood, with observation to intensity of colour which appear at each maximum absorbance, its obesreve to dyed textile fabrics (cotton, nylon, rayon, polyester, polyacrylic) by extraction solution. Second was characterization of pigment, by doing endurance test to the textile dyed fabrics.
Results of these experiments showed that the heart of jackfruit wood due the color pigment which able to dyed the
1
textile fabrics, especially to nylon fabric which highest result of measuring K/S to the fabric than cotton, jute, polyester, or polyacrylic. And it has the best result of fastness testing to washing and scraping than other fabrics.
Pendahuluan
Latar Belakang
Dipilihnya kayu nangka dalam penelitian ini adalah,
karena adanya keterangan yang memberikan informasi bahwa,
kayu nangka bagian dalam, dapat mewarnai bahan tekstil
dengan warna kuning yang suram. Dari segi ekonomis, kayu
nangka dapat dijadikan pewarna bahan tekstil yang cukup
ekonomis, karena kayu nangka bagian dalam, pada kayu dengan
diameter ± 15 cm, belum dimanfaatkan untuk maksud tertentu,
oleh karena itu penelitian ini dapat dikatakan sebagai
pemanfaatan limbah.
Hipotesa
Menurut suatu literatur, kayu nangka mengandung tanin
pada partikel kayunya. Tepatnya pada bagian kulit, kayu bagian
dalam, dan akarnya. Senyawa ini merupakan senyawa polifenol
yang memiliki struktur komplek. Strukturnya yang juga
merupakan golongan flavoniod merupakan senyawa turunan
dari benzena. Diduga, senyawa ini merupakan pigmen kuinon.
Yaitu, senyawa berwarna dan mempunyai kromofor, yang terdiri
atas dua gugus karbonil yang berkonyugasi dengan dua ikatan
rangkap karbon-karbon.
2
Oleh karenanya, kemungkinan besar pigmen inilah
yang akan mewarnai serat, dan akan menghasilkan warna
coklat-kekuningan, atau warna kuning yang pudar (tidak
mengkilat). Juga dimungkinkan untuk mencelup wool, sutera,
kertas dan bahan dari kulit.
Maksud dan Tujuan
Maksud dari penelitian ini adalah melakukan ekstraksi
dan karakterisasi zat warna yang terkandung dalam kayu
nangka bagian dalam sebagai zat warna alam untuk mewarnai
bahan tekstil.
Tujuan dari penelitian ini adalah memanfaatkan dan
mengembangkan kayu nangka sebagai bahan pewarna alami
untuk bahan tektil, sehingga dapat memperkaya temuan zat
warna alam.
Teori Pendekatan
Kandungan Kayu Nangka
Senyawa fenol meliputi aneka ragam senyawa yang
berasal dari tumbuhan, yang mempunyai ciri sama yaitu cincin
aromatik dengan satu atau dua penyulih hidroksil. Flavoniod
merupakan golongan fenol alam terbesar, tetapi fenol
monosiklik sederhana, fenilpropanoid dan kuinon fenolik juga
terdapat dalam jumlah besar. Beberapa golongan bahan polimer
penting dalam tumbuhan – lignin, melanin, dan tanin – adalah
senyawa polifenol.
Tanin terdapat luas dalam tumbuhan, khususnya pada
bagian kayu. Pada batasannya tanin dapat bereaksi dengan
proteina membentuk kopolimer yang mantap yang tidak larut
dalam air.1
1 Metode Fitokimia Penurunan Cara Modern Menganalisis Tumbuhan, J. B. Harborne, Hal 102
3
Tumbuhan nangka mengandung tanin, terutama pada
bagian akar dan kayu bagian dalam. Kayu nangka akan
menghasilkan warna coklat-kekuningan, atau warna kuning
yang pudar (tidak mengkilat). Dimungkinkan untuk mencelup
wool, sutera, kertas dan bahan dari kulit.2
Pigmen Kuinon
Warna pigmen kuinon alam beragam, mulai dari kuning
pucat, sampai ke hampir hitam. Walaupun mereka tersebar luas
dan strukturnya sangat beragam, sumbangannya terhadap
warna tumbuhan tinggi nisbi kecil. Jadi pigmen ini sering
terdapat pada kulit, galih atau akar.
Penyebarannya dalam tumbuhan tinggi telah diteliti
terutama karena antrakuinon tertentu. Kuinon adalah senyawa
berwarna dan mempunyai kromofor daras seperti kromofor
pada benzokuinon, yang terdiri atas dua gugus karbonil yang
berkonyugasi dengan dua ikatan rangkap karbon-karbon.
Untuk tujuan identifikasi, kuinon dapat dipilah menjadi
empat kelompok : benzokuinon, naftokuinon, antrakuinon, dan
kuinon isoprenoid. Tiga kelompok pertama biasanya
terhodroksilasi menjadi senyawa fenol.3
Identifikasi Zat Warna
Zat Warna Asam
Zat warna asam mengandung asam-asam mineral / asam-
asam organikdan dibuat dalam bentuk garam-garam natrium
dari asam organik dengan gugus anion yang merupakan gugus
pembawa warna ( kromofor ) yang aktif. Struktur kimia zat
warna asam menyerupai zat warna direk merupakan senyawa
2 www.fao.org3 Metode Fitokimia Penurunan Cara Modern Menganalisis Tumbuhan, J. B. Harborne, Hal109
4
yang mengandung gugusan sulfonat atau karboksilat sebagai
gugus pelarut.
Zat warna asam dapat mencelup serat-serat binatang.
Poliamida dan poliakrilat berdasarkan ikatan elektrovalen /
ikatan ion.
Zat Warna Direk
Zat warna direk pada umumnya adalah senyawa azo yang
disulfonasi, zat warna ini disebut juga zat warna substantif,
karena mempunyai afinitas yang besar terhadap selulosa.
Beberapa zat warna direk dapat mencelup serat binatang
berdasarkan ikatan hidrogen. Zat warna direk umunya
mempunyai ketahanan yang kurang baik terhadap pencucian
sedangkan ketahanan terhadap sinar cukup, tidak tahan
terhadap oksidasi dan rusak oleh zat pereduksi.
Zat Warna Bejana
Zat warna bejana tidak larut dalam air, oleh karena itu
dalam pencelupannya harus diubah menjadi bentuk leuko yang
larut.
Senyawa leuko tersebut memiliki substantivitas terhadap
selulosa sehingga dapat tercelup. Adanya oksidator atau oksigen
dari udara, bentuk leuko yang tercelup dalam serat tersebut
akan teroksidasi kembali kebentuk semula yaitu pigmen zat
warna bejana.
Senyawa leuko zat warna bejana golongan indigoida larut dalam
alkali lemah sedangkan golongan antrakwinon hanya larut
dalam alkali kuat dan hanya sedikit berubah warnanya dalam
larutan hipoklorit dan didalam larutan pereduksi warnanya
menjadi kuning.
5
Ikatan zat warna bejana dengan serat antara lain ikatan
hydrogen dan ikatan sekundeeer seperti gaya-gaya van der
walls.
Pencelupan Serat Nilon
Nilon dapat dicelup dengan banyak zat warna dispersi, zat
warna asam, zat warna direk. Pencelupan nilon memerlukan zat
warna yang tingkat kerataannya baik. Zat warna dispersi
memiliki peranan yang baik untuk menutupi ketidak teraturan
pencelupan nilon ini. Tetapi untuk ketahanan luntur warna
dalam keadaan basah yang baik, zat warna asam lebih baik,
tetapi harus dengan aplikasi yang hati-hati untuk menjamin
kerataan pencelupan. Pencelupan nilon dengan zat warna asam
sering memperlihatkan ketahanan luntur warna dalam keadaan
basah yang lebih baik dibanding pencelupan pada wol, hal ini
disebabkan oleh karakter hidrofob pada nilon. Pencelupan nilon
dipengaruhi prosprosi gugus amino bebas yang terkandung
pada nilon.
Mekanisme pencelupan serat nilon adalah pembentukan
ikatan garam antara zat warna dengan gugus amino bebas di
dalam serat. Ikatan yang terjadi antara zat warna dengan serat
adalah ikatan elektrovalen (ionik). Karena, di dalam larutan,
gugus amino dan karboksilat pada nilon akan terionisasi. Bila
kedalamnya ditambahkan suatu asam, maka ion hidrogen asam
langsung berikatan dengan ion karboksilat pada nilon sehingga
terjadi gugus ion ammonium bebas yang memungkinkan
terbentuk ikatan ionik dengan zat warna.
Percobaan
6
A. Alat dan Bahan
Bahan : Kain kapas, Kain rayon, Kain polyester, Kain