-
PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI WALI MURID DAN
INTERAKSI GURU – MURID TERHADAP MINAT MELANJUTKAN KE
PERGURUAN TINGGI SISWA KELAS XI MA YP KH SYAMSUDDIN
TAHUN AJARAN 2019 - 2020
SKRIPSI
OLEH:
AYU YULI ANI
NIM. 210316078
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
SEPTEMBER 2020
-
ii
ABSTRAK
Yuli Ani, Ayu. 2020 Pengaruh Status Sosial Ekonomi Wali Murid
dan Interaksi Guru –
Murid terhadap Minat Melanjutkan ke Perguruan Tinggi Siswa Kelas
XI MA YP
KH Syamsuddin. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas
Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Ponorogo.
Pembimbing Dr.
Harjali, M.Pd.
Kata Kunci : Status Sosial Ekonomi Wali Murid, Interaksi Guru –
Murid,
Minat Melanjutkan Ke Perguruan Tinggi Penelitian ini
dilatarbelakangi oleh masih rendahnya minat siswa dalam
melanjutkan ke perguiruan tinggi, dikarenakan status social
ekonomi wali murid yang
dibawah rata – rata. Sebagian dari mereka mengaku enggan
melanjutkan ke perguruan
tinggi karena tidak ingin membebani finansial orang tua dan
memilih bekerja atau
mencoba hal baru yang bisa membantu keuangan orang tua. Adapun
penyebab lainnya
yakni interaksi antara guru dan murid yang belum maksimal.
Sehingga peserta didik
banyak yang pesimis terhadap kemampuan akademiknya sendiri.
Mereka berfikir bahwa
kemampuan akademik yang kurang bagus akan membuat orang tua
mengeluarkan biaya
percuma untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.
Adapun tujuan dari penelitian ditemukan: (1) pengaruh status
sosial ekonomi
wali murid terhadap minat melanjutkan ke perguruan tinggi siswa
kelas XI MA YP KH
Syamsuddin, (2) pengaruh interaksi guru – murid terhadap minat
melanjutkan ke
perguruan tinggi siswa kelas XI MA YP KH Syamssuddin, (3)
pengaruh status sosial
ekonomi wali murid dan interaksi guru – murid terhadap minat
melanjutkan ke perguruan
tinggi.siswa kelas XI MA YP KH Syamsuddin.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian
kuantitatif. Metode
penelitian ini menggunakan teknik statistic parametik. Dengan
rancangan ini menguji
pertemuan 2 rediktor X1 dan X2 dengan variable kriterium Y.
Dalam penelitian ini
populasinya adalah seluruh siswa kelas XI yakni 70 dengan sampel
60 siswa.
Menggunakan teknik random sampling. Teknik pengumpulan data
menggunakan
kuisioner, sedangakan analisis data menggunakan regresi linier
sederhana dan regresi
linier multiple (dua variable bebas).
.Dari hasil penelitian ditemukan: (1) status sosial ekonomi wali
murid secara
signifikan berpengaruh terhadap minat melanjutkan ke perguruan
tinggi siswa kelas XI
MA YP KH Syamsuddin. Hal ini ditunjukkan oleh 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 (11,545)
> 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (4,01),
sedangkan taraf signifikan α = 0,05 dan N = 60 dengan presentase
sebesar 16,6% (2)
interaksi guru – murid secara signifikan berpengaruh terhadap
minat melanjutkan ke
perguruan tinggisiswa kelas XI MA YP KH Syamsuddin. Hal ini
ditunjukkan oleh
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 (25,836) > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (4,01), sedangkan taraf signifikan
α = 0,05 dan N = 60. Dengan
presentase 30,6% (3) status sosial ekonomi wali murid dan
interaksi guru – murid
terhadap minat melanjutkan ke perguruan tinggi siswa kelas XI MA
YP KH Syamsuddin.
Hal ini ditunjukkan oleh 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 (16,674) > 𝐹 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙(3,16)
sedangkan taraf signifikan α =
0,05 dan N = 60. Dengan presentase sebesar 36,9%.
-
Lembar Persetujuan
Skripsi atas nama saudara :
Nama : Ayu Yuli Ani
NIM : 210316078
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Judul :Pengaruh Status Sosial Ekonomi Wali Murid dan
Interaksi
Guru – Murid terhadap Minat Melanjutkan Ke Perguruan
Tinggi.
Telah diperiksa dan disetujui untuk melakukan ujian
munaqosah
Pembimbing, Ponorogo, 02 September 2020
(Dr. Harjali, M.Pd.)
NIP. 196704132000031002
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di era persaingan global sekarang ini perlu adanya
peningkatan
kualitas sumber daya manusia. Karena Indonesia ialah negara yang
memiliki
sumber daya alam dan sumber daya manusia yang sangat besar.
Dengan
demikian Indonesia bisa menjadi negara yang maju tanpa
bergantung dengan
negara lain, apabila kualitas sumber daya manusianya baik.
Langkah yang
tepat untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam
menjamin
keberlangsungan pembangunan suatu bangsa adalah pendidikan.
Menurut Hasan Langgulung, pendidikan merupakan perbuatan
atau
semua usaha dari generasi muda sampai generasi tua untuk
mengalihkan Nilai
– Nilai serta melimpahkan pengetahuan, pengalaman, kecakapan
serta
ketrampilan kepada generasai selanjutnya, sebagai usaha untuk
menyiapkan
mereka agar dapat memenuhi kebutuhannya baik rohani maupun
jasmani.1
Menurut Muhammad Ali mengemukakkan bahwa pendidikan dalam
Islam tidak terbatas pada satu periode atau jenjang tertentu,
tetapi berlangsung
sepanjang hayat.2 Jadi dalam Islam kedudukan seseorang sebagai
peserta didik
tidak terbatas oleh tingkat usia. Pendidikan merupakan proses
yang
berlangsung terus menerus, agar manusia selalu berkembang
sepanjang
hidupnya.
1Moh.Haitami Salaim & Syamsul Kurniawan, Studi Ilmu
Pendidikan Islam, (Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media, 2012), 27. 2 Moh.Hailami Salim & Syamsul
Kurniawan, Studi Ilmu Pendidikan Islam, 168.
-
Di dalam keputusan menteri agama No. 370 Tahun 1993
menjelaskan
bahwa Madrasah Aliyah adalah sekolah umum yang berciri khas
agama islam
yang diselenggarakan oleh Departemen Agama. Madarasah Aliyah
merupakan
pendidikan yang setara dengan sekolah menengah umum, sehingga
progam
pembelajaran yang ditempuh sama, hanya saja dalam Madrasah
Aliyah
terdapat ciri keislaman yang ditampilkan dalam beberapa mata
pelajaran
Agama Islam.3 Usia siswa pada tingkat menengah atas berkisar
15-19 tahun,
maka setelah selesai menempuh pendidikan menengah atas, siswa
pun bisa
melanjutkan untuk mengembangkan ilmu pengetahuannya di
Perguruan
Tinggi. Baik Perguruan Tinggi umum yang bergengsi maupun
Perguruan
Tinggi Islam yang unggul. Pada tahun 1978 mislanya Prof. Dr.
Andi Hakim
Nasution yang pada waktu itu sebagai rektor IPB menerima
beberapa lulusan
terbaik Madrasah Aliyah sebagai mahasiswa PMDK di IPB.4
Di era globalisasi ini tidak dapat dipungkiri bahwasannya orang
–
orang yang memiliki gelar sarjana lebih dihargai dan lebih
banyak dicari
dipasar kerja dibandingkan dengan mereka yang hanya lulusan
tingkatan
menengah atas atau SMA. Pendidikan tinggi bertujuan untuk
menyiapkan
peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan
akademik dan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan
dan
menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.5
3Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan
Pendidikan Islam Edisi
Pertama,(Jakarta: Kencana, 2007), 121. 4 Abuddin Nata, Manajemen
Pendidikan : Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam Di
Indonesia, ( Jakarta: Prenada Media ,2012), 310. 5 Syafril &
Zelhendri, Dasar – Dasar Ilmu Pendidikan,(Depok: Kencana, 2017),
110.
-
Dalam melanjutkan ke Perguruan Tinggi harus adanya
ketertarikan
dan kebutuhan dari peserta didik untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan.
Menurut Berhard, minat dalam diri individu timbul atau muncul
tidak secara
tiba- tiba, melainkan timbul akibat dari partisipasi,
pengalaman, kebiasaan,
pada waktu belajar atau bekerja, dengan kata lain minat dapat
menjadi
penyebab kegiatan dan penyebab partisipasi dalam kegiatan.
Begitu juga
dengan adanya dorongan yang baik untuk melanjutkan ke Perguruan
Tinggi
akan membuat mereka berusaha memasuki Perguruan Tinggi yang
mereka
inginkan.Masih rendahnya minat siswa untuk melanjutkan ke
Perguruan
Tinggi dapat disebabkan keadaan sosial ekonomi orang tua.
Keadaan orang
tua dapat mempengaruhi sikap orang tua dalam menentukan
pendidikan
anaknya. Menurut teori Wasliman mengemukakkan bahwa
keberhasilah
minat belajar peserta didik dapat dipengaruhi oleh faktor
internal dan faktor
eksternal. Diantara faktor internal itu adalah kecerdasan, minat
serta interaksi
guru dan belajar. Sedangkan faktor eksternal adalah keadaan
ekonomi orang
tua.6 Hal ini juga di jelaskan dalam teori Slamento, karena
dengan keadaan
sosial orang tua yang baik akan menjadikan minat siswa dalam
melanjutkan
ke perguruan tinggi juga baik.7
Berdasarkan hasil wawancara yang dilaksanakan pada hari sabtu,
11
januari 2020 dengan bapak Azhar selaku Kepala sekolah di MA YP
KH.
Syamsuddin menjelaskan bahwasanya dari 70 peserta didik terdapat
50%
status sosial ekonomi orang tuanya yang rendah. Karena pekerjaan
orang tua
6 Ahmad Susanto, Teori Belajar Dan Pembelajaran, (Jakarta
Pramedia Group, 2013), 19. 7 Slamento, Psikologi Pendidikan,
(Jakarta : Rineka Cipta, 2003), 180.
-
siswa yang mayoritas petani. Sebagian dari mereka mengaku enggan
kuliah
karena tidak ingin membebani finansial orang tua dan memilih
bekerja atau
mencoba hal baru yang bisa membantu keuangan orang tua. sehingga
hampir
50% siswa enggan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Kedaaan
sosial dan
ekonomi orang tua dapat mempengaruhi sikap siswa terhadap
pendidikannya.8
Adapun alasan lain yang mempengaruhi minat siswa MA YP KH
Syamsuddin untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi masih sedikit,
yakni
interaksi guru dan murid yang masih belum maksimal. Menurut
Soetomo
dalam interaksi perlu adanya motivasi, karena motivasi merupakan
dorongan
yang menyebabkan seseorang melakukan suatu kegiatan belajar.
Tanpa
motivasi maka seorang anak tidak akan dapat mengikuti proses
belajar
mengajar dengan baik.9 Menurut hasil observasi interaksi guru
dan murid
sudah terjalin dengan baik, namun masih banyak siswa yang malas
untuk
mendapat ilmu baru maupun tugas baru. Sehingga banyak siswa yang
masih
mencontek, tidur di kelas saat pelajaran berlangsung dan
mengobrol sendiri
saat pelajaran. Banyak juga siswa yang pesimis terhadap
kemampuan
akademiknya sendiri. Mereka berfikir bahwa kemampuan akademik
yang
kurang bagus akan membuat orang tua mengeluarkan biaya percuma
untuk
melanjutkan ke perguruan tinggi. Hal inilah yang menyebabkan
terlihatnya
interaksi guru dan murid belum maksimal.
Hasil wawancara oleh Kepala Sekolah MA YP KH Syamsuddin
menjelaskan bahwa belum ada dukungan khusus dari sekolahan untuk
siswa
8 Hasil Wawancara Dengan Bapak Azhaer, Tanggal 14 Januari 2020.
9 Muhammad Faturrohman Dan Sulistyorini, Belajar dan Pembelajaran,
(Yogyakarta:
Teras, 2012 ), 29.
-
dalam menumbuhkan minat melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Upaya
guru
masih sebatas menumbuhkan semangat belajar yakni dengan
membagikan
pengalaman perjalanan hidupnya bagaimana bisa sukses menjadi
seseorang
yang bermanfaat. Guru belum sepenuhnya memberikan dorongan dan
fasilitas
kepada siswa agar memiliki minat melanjutkan ke Perguruan
Tinggi. Seperti
kegiatan expo kampus belum pernah diadakan di MA YP KH
Syamsuddin
yang bisa berguna dalam menunjang informasi tentang Perguruan
Tinggi. Hal
inilah yang mengakibatkan siswa harus mencari sendiri informasi
dari internet
tentang Perguruan Tinggi. Karena guru dalam memberikan informasi
tentang
Perguraun Tinggi kepada siswa belum lengkap. Sekolah hanya
memberikan
gambaran umumnya saja, tetapi belum informasi detail tentang
Perguruan
Tinggi.10
Menurut Fitriatun Mar’iati menjelaskan bahwa ada hubungan
antara
status sosial ekonomi orang tua dan interaksi guru dan murid
yaitu apabila
status sosial ekonomi orang tua murid tinggi tetapi interaksi
guru dan murid
rendah, maka minat siswa dalam melanjutkan ke perguruan tinggi
akan
rendah. Begitu pula sebaliknya, apabila siswa memiliki interaksi
dengan guru
yang baik namun status sosial ekonomi orang tua rendah, hal ini
juga dapat
mempengaruhi minat siswa dalam melanjutkan ke perguruan
tinggi.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti tertarik
untuk
melakukan penelitian tentang “Pengaruh Status Sosial Ekonomi
Wali Murid
10 Hasil Wawancara Dengan Bapak Azhaer, Tanggal 14 Januari
2020.
-
dan Interaksi Guru - Murid terhadap Minat Siswa dalam
Melanjutkan Ke
Perguruan Tinggi di MA YP. KH. Syamsuddin”.
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam penelitian ini
perlu
adanya pembatasan masalah agar pengkajian masalah dalam
penelitian ini
terfokus dan terarah. Karena keterbatasan yang dimiliki oleh
peneliti baik
dalam hal kemampuan, dana, waktu dan tenaga maka penelitian ini
hanya
membatasi masalah pada Pengaruh Status Sosial Ekonomi Wali Murid
dan
Interaksi Guru - Murid terhadap Minat Siswa dalam Melanjutkan
ke
Perguruan Tinggi di MA YP KH. Syamsuddin
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan fokus penelitian maka dapat
dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Adakah pengaruh status sosial ekonomi wali murid terhadap
minat siswa
dalam melanjutkan ke Perguruan Tinggi di MA YP KH Syamsuddin
?
2. Adakah pengaruh interaksi guru dan murid terhadap minat siswa
dalam
melanjutkan ke Perguruan Tinggi di MA YP KH Syamsuddin ?
3. Adakah pengaruh status sosial ekonomi wali murid dan
interaksi guru
dan murid terhadap minat siswa dalam melanjutkan ke Perguruan
Tinggi
di MA YP KH Syamsuddin ?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan penelitian yang ingin
dicapai
sebagai berikut:
-
1. Mengetahui pengaruh status sosial ekonomi wali murid terhadap
minat
siswa dalam melanjutkan ke Perguruan Tinggi di MA YP KH
Syamsuddin
2. Mengetahui pengaruh interaksi guru - murid terhadap minat
siswa dalam
melanjutkan ke Perguruan Tinggi di MA YP KH Syamsuddin
3. Mengetahui pengaruh status sosial ekonomi wali murid dan
interaksi
guru - murid secara bersama – sama terhadap minat siswa
dalam
melanjutkan ke Perguruan Tinggi di MA YP KH Syamsuddin.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pemikiran
berupa teori-teori terhadap dunia pendidikan, tentang salah satu
variabel
yang berbeda dengan penelitian terdahulu yaitu pengaruh
interaksi guru
murid terhadap minat melanjutkan ke perguruan tinggi. Selain
itu
informasi yang didapatkan dari penelitian ini dapat memperluas
informasi
mengenai pengaruh status sosial ekonomi wali murid dan interaksi
guru
murid terhadap minat melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Penelitian
ini
juga dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk
penelitian-penelitian
selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
-
a. Bagi peneliti dapat dijadikan sarana dalam meningkatkan
pengetahuan metodologi penelitian dan sarana menerapkan
langsung
teori-teori yang sudah didapatkan dan dipelajari.
b. Bagi guru dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi
untuk
mengetahui pengaruh status sosial ekonomi wali murid dan
interaksi
guru murid terhadap minat melanjutkan ke Perguruan Tinggi.
Sehingga guru dapat lebih memperhatikan faktor- faktor yang
mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan ke Perguruan
Tinggi.
c. Bagi siswa diharapkan penelitian ini dapat memotivasi siswa
MA YP
KH Syamsuddin dalam belajar dan sebagai bahan referensi
untuk
meningkatkan minat melanjutkan ke Perguruan Tinggi.
F. Sistematika Pembahasan
Untuk memberikan kemudahan dalam memahami terhadap penulisan
skripsi ini peneliti menyajikan dalam bentuk beberapa bab.
Adapaun
pembahasan dalam skripsi ini sebagai berikut:
Bab Pertama, adalah pendahuluan yang berisi latar belakang
masalah,
batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan
sistematika pembahasan.
Bab Kedua, berisi tentang telaah hasil penelitian terdahulu,
landasan
teori status sosial ekonomi wali murid. Interaksi guru – murid
dan minat
melanjutkan ke Perguruan Tinggi serta kerangka berfikir dan
pengajuan
hipotesis.
-
Bab Ketiga, Berisi tentang metode penelitian yang meliputi
rancangan
penelitian, populasi, sampel, instrumen pengumpulan data,
teknik
pengumpulan data, teknik analisis data.
Bab Keempat, berisi temuan dan hasil penelitian yang
meliputi
gambaran umum lokasi penelitian, deskripsi data, analisis data
(pengujian
hipotesis) serta interpretasi dan pembahasan
Bab Kelima, merupakan penutup dari laporan penelitian yang
berisi
kesimpulan dan saran.
-
10
BAB II
TELAAH HASIL PENELITIAN TERDAHULU, LANDASAN TEORI,
KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Telaah Hasil Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian tersebut ada beberapa telaah pustaka yang
peneliti
temukan. Telaah pustaka tersebut yaitu:
1. Skripsi yang di tulis oleh Nabila Kharisma, Fakultas Ekonomi
Universitas
Negeri Semarang Tahun 2015, yang berjudul “Pengaruh
Motivasi,
Prestasi Belajar, Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dan
Lingkungan
Teman Sebaya Terhadap Minat Melanjutkan Ke Perguruan Tinggi
Pada
Siswa Kelas XII Kompetensi Keahlian Akuntansi Di SMK Negeri
Se-
Kota Semarang Tahun Ajaran 2014-2015
Penelitian ini bertujuan untuk memgetahui pengaruh positif
motivasi, prestasi belajar, status sosial ekonomi orang tua dan
lingkungan
teman sebaya terhadap minat melanjutkan pendidikan ke Perguruan
Tinggi
pada siswa kelas XII kompetensi keahlian akuntansi di SMK Negeri
Se-
Kota Semarang tahun ajaran 2014/2015 baik secara simultan
maupun
persial.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yaitu suatu
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sempel pada umumnya dilakukan
secara
random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian,
analisis
-
data bersifat kuantitatif/statistic dengan tujuan untuk mengkaji
hipotesis
yang telah ditetapkan.11
Persamaan dari skripsi ini adalah sama-sama meneliti variabel
𝑋3
dan variabel 𝑌 status sosial ekonomi orang tua dan minat
melanjutkan ke
perguruan tinggi. Menggunakan jenis penelitian kuantitatif
dan
menggunakan uji statistik. Perbedaannya dalam skripsi ini yaitu
hanya
menggunakan 2 variabel saja sedangkan penelitian yang peneliti
teliti
menggunakan 5 variabel. Sedangkan instrumen penelitiannya sama –
sama
menggunakan angket dan dokumentasi.
2. Skripsi yang di tulis oleh Esti Setia Rini,, Fakultas Ekonomi
Universitas
Negeri Yogyakarta Tahun 2012, yang berjudul “Hubungan
Tingkat
Pendidikan Orang Tua Dan Prestasi Belajar Siswa Dengan Minat
Siswa
Melanjutkan Ke Perguruan Tinggi Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri
1
Kalasan Tahun Ajaran 2011/2012.
Penelitian ini bertujuan untuk(1) mengetahui hubungan antara
tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa melanjutkan
studi ke
Perguruan Tinggi pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kalasan
tahun
ajaran 2011/2012. (2) untuk mengetahui hubungan antara prestasi
belajar
siswa dengan minat siswa melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi
pada
siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kalasan tahun ajaran 2011/2012.
11Nabila kharisma, pengaruh motivasi, prestasi belajar, status
sosial ekonomi orang tua
dan lingkungan teman sebaya terhadap minat melanjutkan ke
perguruan tinggi pada siswa kelas
XII kompetensi keahlian akuntansi di SMK Negeri se-kota semarang
tahun ajaran 2014-2015,
(Skripsi : universitas negeri semarang, jurusan pendidikan
ekonomi, 2015).
-
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif
karena
menggunakan data kualitatif yang diangkat. Penelitian ini juga
merupakan
penrlitian korelasional. penelitian korelasional adalah
penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dari suatu
fenomena
dan kalau ada berapa besar derajat fenomena hubungannya,
antara
beberapa variabel yang diteliti, walaupun tidak dapat diteliti
apakah
hubungan tersebut adalah hubungan sebab akibat ataupun
bukan.
Hasil penelitian diketahui bahwa minat siswa melanjutkan ke
perguruan tinggi sangat tinggi sebanyak 76 siswa(67,3%),
kategori tinggi
sebanyak 37 siswa(32,7%), kategori rendah sebanyak 0
siswa(0%),
kategori sangat rendah sebanyak 0 siswa (0%). Dapat disim[pulkan
bahwa
minat siswa melanjutkan ke perguruan tinggi dikatagorikan
dalam
kategori sangat tinggi.12
Persamaan dari skripsi ini adalah pada variabel Y sama yaitu
minat siswa melanjutkan ke perguruan tinggi dan 𝑋2 sama
yakni
pendidikan orang tua. Namun terdapat perbedaan di variabel 𝑋1
yakni
prestasi belajar. Menggunakan penelitian kuantitatif.
3. Skripsi yang di tulis oleh Dantyastuti Ramadhani, Fakultas
Ekonomi
Universitas Negeri Yogyakarta Tahun 2018, yang berjudul
“Pengaruh
Interaksi Guru Dan Murid Dengan Siswa Dan Lingkungan Belajar
Terhadap Minat Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IIS SMAN 1
Wates.
12 Esti setya rini, hubungan antara tingkat pendidikan orang tua
dengan minat siswa
melanjutkan studi ke perguruan tinggi pada siswa kelas XI SMA
Negeri 1 Kalasan tahun ajaran
2011/2012,(skripsi : Universitas Negeri Yogyakarta, jurusan
pendidikan akuntansi, 2012).
-
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : pengaruh interaksi
guru
dan murid dan lingkungan belajar baik secara parsial maupun
simultan
terhadap minat belajar ekonomi siswa kelas XI IIS SMAN 1
WATES.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian ex-facto, asosiatif
kansual
dan sensus dengan metode deskripsi kuantitatif. Populasi
penelitian ini
sebanyak 65 siswa dan seluruhnya diambil sebagai subyek
penelitian.
Pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Teknik
analisis data menggunakan angket dan dokumentasi. Teknik
analisis data
menggunakan regresi ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi guru dan murid
memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan lingkungan
belajar. Hal
ini dibuktikan dengan nilai SR =- 57,39% dan nilai SE =
14,92%
(interaksi guru dan murid), sedangkan nilai SR = 42,61% dan
nilai SE =
11, 08% (untuk lingkungan belajar)
Persamaan dari skripsi ini adalah 𝑋1 nya sama – sama
interaksi
guru dan murid. Peneliti ini juga menggunakan metode
kuantitatif. Dalam
pengumpulan data menggunakan angket dan dokumenatasi serta
menggunakan regersi berganda. Dan perbedaannya ialah berada di
X2
yakni lingkungan belajar.
4. Skipsi ini ditulis oleh Fitriatun Mar’ati, Fakultas Ekonomi
Universitas
Negeri Yogyakarta Tahun 2018 yang berjudul Pengaruh Status
Sosial
Ekonomi Orang Tua Dan Motivasi Belajar Terhadap Minat
Melanjutkan
-
Studi Ke Perguruan Tinggi Siswa Kelas XII SMK Muhammadiyah 1
Bantul.
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) terdapat pengaruh positif
dan
signifikan status sosial ekonomi orang tua terhadap minat
melanjutkan
studi ke Perguruan Tinggi siswa kelas XII SMK Muhammadiyah 1
bantul
tahun ajaran 2017/2018. (2) terdapat pengaruh positif dan
signifikan
motivasi belajar terhadap minat melanjutkan studi ke Perguruan
Tinggi
siswa kelas XII SMK Muhammadiyah 1 bantul tahun ajaran
2017/2018.
(3) terdapat pengaruh positif dan signifikan status ekonomi
orang tua dan
motivasi belajar terhadap minat melanjutkan studi ke Perguruan
Tinggi
siswa kelas XII SMK Muhammadiyah 1 Bantul tahun ajaran
2017/2018.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa status sosial ekonomi
orang
tua ditunjukkan dengan nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 2,508 koefisien regresi
0,232 dan
nilai signifikansi 0,014. Berdasarkan kesimpulan tersebut maka
dapat
dikatakan bahwa semakin baik status sosial ekonomi orang tua
maka akan
tinggi minat melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Motivasi belajar
terhadap
minat melanjutkan ke Perguruan Tinggi ditunjukan nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
3,587,
koefisien regresi 0,232 dan nilai signifikansi 0,001.
Berdasarkan
kesimpulan tersebut dapat dikatakan bahwa semakin tinggi
motivasi
belajar maka akan semakin tinggi minat melanjutkan ke
Perguruan
Tinggi. Status sosial ekonomi orang tua dan motivasi belajar
terhadap
minat melanjutkan ke perguruan tinggi ditunjukkan dengan
nilai
-
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 37,22 dengan nilai signifikan F sebesar 0,000. Nilai
determinasi
(𝑅2) sebesar 0,314 atau 31,4%.13
Persamaan dari skripsi ini adalah sama-sama meneliti variabel
𝑋1
dan 𝑌1 yakni status sosial ekonomi orang tua dan minat
melanjuitkan ke
Perguruan Tinggi. Menggunakan jenis penelitian kuantitatif
dan
menggunakan uji statistik.
B. Landasan Teori
1. Status Sosial Ekonomi Wali Murid
a. Pengertian Status Sosial Ekonomi
Menurut Seokarno, status sosial ekonomi adalah kedudukan
seseorang dalam lingkungan masyarakat yang berkaitan dengan
lingkungan pergaulan, prestasinya dan hak – hak serta
kewajibannya
dalam sumber daya manusia.14 Jadi, status sosial ekonomi
adalah
pengelompokkan masyarakat berdasarkan kekayaan, pekerjaan,
pengahsilan yang dimilikinya yang dapat memenuhi kebutuhan
kehidupannnya sehari – hari.
Status sosial ekonomi orang tua meliputi pendidikan orang
tua, pekerjaan orang tua dan penghasilan orang tua. Tingkat
orang tua
berbeda satu dengan yang lainnya. Meskipun tidak mutlak
tingkat
13 Fitriatun Mar’ati, Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Dan Motivasi Belajar
Terhadap Minat Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi Siswa Kelas
Xii Smk Muhammadiyah 1
Bantul Tahun Ajaran 2017/2018, Skripsi Universitas Negeri
Yogyakarta, Jurusan Pendidikan
Ekonomi, 2018, 14Yahaya ereka irawan, pengaruh status sosial
ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar
ekonomi dan perilaku konsumsi siswa, Skripsi:IKIP PGRI Madiun,
Jurusan Pendidikan Ekonomi,
2015,151.
-
pendidikan ini dapat mempengaruhi sikap orang tua terhadap
pendidikan anak serta tingkat aspirasinya terhadap pendidikan
anak.
Demikian juga dengan pekerjaan dan penghasilan orang tua
yang
berbeda – beda. Perbedaan ini akan membawa implikasi pada
bedanya aspirasi orang tua terhadap pendidikan anak, aspirasi
anak
terhadap pendidikannya, fasilitas yang diberikan pada anak
dan
mungkin waktu disediakan untuk mendidik anak – anaknya.
Demiian
juga perbedaan status ekonomi dapat membawa implikasi slah
satunya pada perbedaan pada gizi yang diterapkan dalam
keluarga.15
b. Proses Terjadinya Status Sosial
1) Terjadinya secara otomatis, karena faktor – faktor yang
dibawa
individu sejak lahir. Misalnya: kepandaian, usia, jenis
kelamin,
keturunan, sifat keaslian keanggotaan seseorang dalam
masyarakat.
2) Terjadi dengan sengaja untuk tujuan bersama. Biasanya
dilakukan dalam pembagian kekuasaan dan wewenang yang
resmi dalsm organisasi – organisasi formal, seperti:
pemerintahan, partai politik, perusahaan, perkumpulan,
angkatan
bersenjata TNI/Polri.16
15 Stefanus, M. Marbun, psikologi endidikan, Ponorogo : Uwais
inspirasi indonesia, 2018,
39. 16Zaitun, sosiologi pendidikan dan teori aplikasinya,
(pekanbaru: Kreasi Edukasi, 2016),
83..
-
c. Indikator Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Menurut Paul B Horton dan Chester L Hunt, indikator yang
digunakan untuk mengukur status sosial ekonomi orang tua
terdiri
dari :
1) Latar belakang pendidikan orang tua yang merupakan
pendidikan
akademik terakhir dari ayah dan ibu. Pendidikan secara
bertingkat – tingkat ada dalam masyarakat kita, misalnya
dibedakan menjadi Pendidikan dasar, Pendidikan menengah dan
Pendidikan tinggi
2) Jenis pekerjaan orang tua, yang merupakan mata
pencaharian
ayah untuk mencukupi kebutuhan sehari – hari.
3) Tingkat pendapatan orang tua, yakni berasal dari
penghasilan
orang tua.17
d. Pengaruh status social ekonomi wali murid dan minat siswa
dalam melanjutkan ke perguruan tinggi
Status sosial ekonomi wali murid adalah pengelompokkan
keadaan masayarakat yang dilihat berdasarkan penghasilan,
pendapatan dan pekerjaan yang dapat memenuhi kebutuhan orang
tersebut. Status sosial ekonomi wali murid memiliki pengaruh
terhadap minat melanjutkan ke perguruan tinggi. Berdasarkan
teori
Slamento 2003, karena dengan keadaan sosial orang tua yang
baik
17 Ibid, 75-76.
-
akan menjadikan minat siswa dalam melanjutkan ke perguruan
tinggi
juga baik.18
Berdasarkan teori tersebut dapat disimpulkan bahwa jika
status social ekonomi wali murid baik maka siswa dapat lebih
nyaman untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi tanpa harus
memikirkan beban finansial orang tua. Sehingga menambah
semangat siswa dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang
sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Begitu pula
sebaliknya
apabila status ekonomi wali murid kurang maka siswa kurang
nyaman untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi karena memang
biaya untuk melanjutkan ke jenjang tersebut tidak
membutuhkan
biaya yang sedikit.
2. Interaksi Guru dan Murid
a. Pengertian Interaksi Guru dan Murid
Interaksi adalah pengaruh timbal balik atau saling
mempengaruhi satu sama lain, yang terjadi antara dua pihak
atau
lebih. Dalam hubungan belajar mengajar, hubungan timbal
balik
antara guru dan murid harus menunjukkan adanya hubungan yang
bersifat edukatif (mendidik), sehingga dalam mendidik dapat
memunculkan tujuan yang diharapkan.19 Menurut Teori Eson
yang
sejalan dengan teori Lawi. Bila dalam diskusi para pengelola
selalu
18 Slamento, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta,
2003), 180. 19 Muhammad fathurahman & sulistiorini, belajar dan
pembelajaran, yogyakarta : Teras,
24.
-
membicarakan masa yang akan datang, mereka yang prestasinya
kurang baik berati mereka kurang mendapatkan perhatian, dan
begitu
pula sebaliknya jika perhatian yang diberikan ke anak baik
maka
prestasinya akan baik pula.20
Menurut Ahmad D. Marimba menjelaskan bahwa pendidik
adalah seseorang yang sudah diberikan tanggung jawab untuk
mendidik. Pendidik bisa diartikan juga sebagai seseorang
yang
diberikan tanggung jawab untuk memberikan pertolongan pada
peserta didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya.
Sehingga
peserta didik dapat mencapai tingkat kedewasaan maupun
berdiri
sendiri memenuhi tingkat kedewasaannya, dan mampu berdiri
memenuhi tugasnya sebagai hamba Allah SWT.21 Guru mempunyai
peranan strategis dalam membentuk karakter dan kecerdasan
anak
didik. Seiring dengan UU No. 20/2003 dan ketentuan pasal 1 UU
No
14/2005 Tentang Guru dan dosen secara tegas menentukan bahwa
guru adalah pendidik professional dengan tugas utama
mendidik,
mengajar membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan
menengah.22
Sedangkan pengertian dari peserta didik menurut Muhaiamin
dan Mujib adalah seorang anak yang berada dalam masa
pertumbuhan dan perberkembang, baik secara fisik maupun
20 John w. Santrock, psikologi pendidikan, (jakarta: kencana,
2011 ), 510. 21 Moh.Hailami salim & Syamsul Kurniawan, studi
ilmu pendidikan islam, 136. 22 Jaja Suteja, Etika Profesi Keguruan,
(Yogyakarta: Deepublish, 2012), 3.
-
psikologis untuk mencapai tujuan pendidikannya melalui
lembaga
pendidikan. Peserta didik yang belum dewasa memerlukan orang
lain
untuk mendidiknya menjadi dewasa. Anak kandung adalah
peserta
didik dalam keluarga, murid adalah peserta didik di sekolah, dan
anak
– anak penduduk adalah peserta didik masyarakat
sekitarnya.23
Menurut Damsar mengemukakkan bahwa interaksi guru dan
murid disebut dengan interaksi sosial. Hubungan guru dan
murid
mengandung suatu tindakan timbal balik antara dua orang atau
lebih
melalui suatu kontak dan komunikasi. Siswa sebagai pihak
yang
belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar. Seorang guru
yang
mengajar akan berusaha maksimal dengan menggunakan berbagai
ketrampilan agar anak didik dapat mencapai tujuan yang
diharapkan.24
b. Ciri –Ciri Interaksi Belajar dan Mengajar
Menurut Sardiman mengutip pendapat Edi Suardi,
menguraikan ciri – ciri interaksi belajar dan mengajar antara
lain :
1) Interaksi belajar memiliki tujuan, yaitu tujuan untuk
membantu
anak didik dalam masa perkembangan dan pertumbuhan. Hal ini
yang menjadikan tugas pendidik untuk memberikan perhatian
kepada peserta didik.
2) Adanya suatu prosedur (jalannya interaksi) yang
direncanakan.
Prosedur ini didesain untuk mencapai tujuan yang telah
23 Ibid, 166. 24 Damsar, pengantar sosiologi pendidikan,
(Jakarta PRENADAMEDIA GROUP. 2011),
98
-
ditetapkan. Agar dapat mencapai tujuan secara optimal, maka
dalam melakukan interaksi perlu adanya prosedur atau langkah
–
langkah sistematik yang relevan.
3) Interaksi belajar mengajar ditandai dengan adanya
perangkat
pembelajaran yang khusus. Materi harus sudah di rancang dan
disiapkan sebelum berlangsungnya interaksi belajar mengajar
dalam bentuk perangkat pembelajaran.
4) Ditandai dengan adanya aktivitas siswa. Siswa sebagai
pusat
pembelajaran sehingga dengan adanya kegiatan siswa merupakan
syarat mutlak bagi berlangsungnya interaksi belajar
mengajar.
5) Dalam interaksi belajar mengajar, guru berperan sebagai
pembimbing. Guru harus berusaha menghidupkan dan
memberikan motivasi kepada siswa agar terjadi proses
interaksi.
Guru juga berperan sebagai mediator dalam segala situasi
proses
belajar mengajar.25
c. Indikator Interaksi Guru dengan Murid
Menurut Iriantara (2013:76) ciri – ciri adanya interaksi
guru
dan murid antara lain:
1) Motivasi atau Dorongan
Menurut Winkles, motivasi belajar adalah dorongan yang
diberikan kepada siswa dengan menggerakkan psikis siswa agar
kegiatan belajar dapat mencapai tujuan. Dengan adanya
motivasi
25 Ibid, 29-30.
-
belajar dapat memberikan rangsangan, semangat dan rasa
senang
dalam belajar sehingga yang mempunyai motivasi tinggi dapat
mempunyai banyak energi untuk melaksanakan proses
pembelajaran.26 Motivasi murid di kelas berkaitan dengan
alasan
di balik perilaku murid dan sejauh mana perilaku mereka
diberi
semnagat, punya arah dan dipertahankan dalam jangka waktu
yang lama. Jika murid tidak menyelesaikan tugas karena bosan
berati kurangnya akan motivasi. Jika murid mengahadapi
tantangan dalam penulisan makalah, tetapi dia terus berjuang
dan
mengatasi rintangan, maka dia punya motivasi besar.27
Menurut Arden N. Frandsen, mengatakan bahwa hal yang
mendorong seseorang untuk belajar antara lain sebagai
berikut:
a) Adanya rasa ingin tau dunia yang lebih luas
b) Adanya kreatifitas yang ada pada siswa dan adanya
keinginan untuk maju.
c) Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu
dengan usaha yang baru,
d) Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman
e) Adanya pengajaran atau hukuman sebagai akhir dari
belajar28
2) Kondisi Ruang Belajar
26 Iskandar, Psikologi Pendidikan(Sebuah Orientasi Baru), (
Jakarta Selatan: REFERENSI,
2012), 180. 27 John w. Santrock, psikologi pendidikan, 510. 28
Noer rohmah, psikologi pendidikan, (Yogyakarta: TERAS, 2012),
242.
-
Menurut Oemar Hamalik, kelas adalah suatu kelompok
yang melakukan kegiatan belajar bersama yang mendapatkan
pengajaran dari guru. Suasana kelas yang kondusif dan
optimal
dalam proses pembelajaran dapat tercapai jika guru mampu
mengatur peserta didik dan sarana prasarana pembelajaran
untuk
mencapai tujuan. Agar terciptanya suasana kelas yang
menyenangkan maka perlu penataan ruang dan situasi belajar
yang perlu diperhatikan:
3) Ruangan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar.
(a) Jenis kegiatan (dalam kelas/ di ruang praktikum)
(b) Jumlah siswa yang melakukan kegiatan belajar di kelas.
4) Pengaturan tempat duduk
Tempat duduk akan mempengaruhi siswa dalam belajar.
Bila tempat duduk sesuai dengan keadaan tubuh siswa, maka
siswa akan dapat belajar dengan tenang.
5) Ventilasi dan pengaturan cahaya
Ventilasi harus cukup menjamin kesehatan yang siswa
antara lain jendela yang cukup besar agar cahaya matahari
masuk dan udara sehat. Masuknya dari arah kiri jangan
berlawanan dengan bagian depan.
6) Pengaturan penyimpanan barang – barang
-
Penyimpanan barang hendaknya disimpan di tempat
khusus yang mudah dicapai dan diatur sedemikian rupa
sehingga
barang – barang tersebut segera dapat digunakan.29
7) Hubungan guru dengan Murid30
Diharapkan adanya saling mempercayai antara guru dan
murid. Sehingga antara guru dan murid ada keseragaman dalam
bertindak dan tidak ada lagi yang saling membohongi. Oleh
sebab itu, menurut Soetomo “guru harus dapat memahami siswa
– siswanya, baik sebagai individu yang mempunyai beberapa
perbedaan, maupun murid sebagai makhluk sosial.”31
e. Pengaruh interaksi guru dan murid terhadap minat siswa
dalam
melanjutkan ke perguruan tinggi
Interaksi guru dan murid adalah hubungan antara guru dan
murid yang saling mempengaruhi dan menghasilkan timbal balik
diantara keduannya. Tujuan pendidikan dapat tercapai apabila
guru
dapat berkomunikasi baik dengan murid. Misalnya : guru
memotivasi
siswa untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran,
guru
memberikan kesempatan siswa untuk memberikan pernyataan,
serta
guru dapat memecahkan konflik dan bentuk – bentuk masalah
pribadi lainnya yang mungkin muncul.
Menurut wasliman (2013). Mengemukakan bahwa
keberhasilan minat belajar peserta didik dipengaruhi oleh
factor
29 Iskandar, psikologi pendidikan (sebuah orientasi baru),
216.
30 Iriantara. Y, Komunikasi Pendidikan (Bandung: Pt Remaja
Roesdiyankara,) 76. 31 Muhammad faturrohman dan sulistyorini,
belajar dan pembelajaran, 29.
-
internal dan factor eksternal. Diantara factor internal itu
adalah
kecerdasan, minat serta interkasi guru dan murid. Sedangkan
factor
eksternal dalah keadaan ekonomi orang tua.32
Berdasarkan teori diatas, dapat disimpulkan bahwa interaksi
antara guru dan murid berpengaruh terhadap minat siswa. Pesan
yang
disampaikan guru terhadap siswa akan menimbulkan daya tarik
tersendiri apabila guru saat menyampaikan materi dalam
kondisi
nyaman dan menyenangkan. Murid akan lebih tertarik apabila
guru
bisa menerima apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan
murid.
Misalnya : guru selalu mendukung siswa untuk belajar dengan
berbagai macam komunikasi agar tidak membosankan, guru
memberikan kesempatan murid untuk menyampaikan pernyataannya
disetiap materi yang disampaikan, guru selalu terbuka dan
memberikan motivasi terhadap masa depan murid yang
diinginkan,
guru selalu mengerti apa yang menjadi kebutuhan dan harapan
setiap
muridnya, serta guru harus mengetahui setiap potensi yang
dimiliki
muridnya. .
3. Minat Melanjutkan ke Perguruan Tinggi
a. Pengertian Minat Melanjutkan ke Perguruan Tinggi
Menurut Sadirman, minat adalah suatu kondisi yang terjadi
apabila seseorang mehubungkan sesuatu dengan keinginan atau
32 Ahmad susanto, Teori Belajar Dan Pembelajaran, 19.
-
kebutuhan sendiri. Oleh karena itu, apa yang dilihat seseorang
jika
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan menjadi pemicu
timbulnya
minat. Hal ini menunjukkan bahwa minat merupakan
kecenderungan
jiwa seseorang terhadap suatu objek, biasanya disertai
dengan
perasan senang karena itu merasa ada kepentingan dengan
sesuatu
itu.33
Perguruan tinggi adalah suatu pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan tinggi. Dalam peraturan
pemerintah
No.33 Tahun 1990, juga disebutkan tentang tujuan perguruan
tinggi
adalah menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat
yang
memiliki kemampuan akademik dan atau professional yang dapat
menerapkan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan dan kesenian serta menyumbangkan untuk
meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya
kehidupan nasional.34 Jadi, minat melanjutkan ke Perguruan
Tinggi
adalah ketertarikan peserta didik untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi melalui perguruan tinggi. Dengan
didorong adanya keinginan dan kebutuhan dalam diri peserta
didik.
b. Faktor yang Mempengaruhi Belajar
1) Faktor lingkungan
33 Ahmad susanto, teori belajar & pembelajaran di sekolah
dasar, 57. 34 Ulani dan pantry heriyanti, Branding perguruan tinggi
di era duigital,Jakarta :(Qiara
Media, 2019), 68
-
a) Faktor lingkungan alami (yang tempat tinggal anak didik
hidup dan berusaha didalamnnya, tidak boleh ada
pencemaran lingkungan)
b) Lingkungan sosial budaya (hubungan dengan manusia
sebagai makhluk sosial)
2) Faktor instrumental
Faktor instrumenral yaitu seperangkat kelengkapan dalam
berbagai bentuk untuk mencapai tujuan yang meliputi :
a) Kurikulum
b) Program
c) Sarana dan fasilitas
d) Guru
3) Kondisi fisiologis
a) Kesehatan jasmani
b) Gizi cukup tinggi (gizi kurang, maka lekas lelah, mudah
ngatuk, suka menerima pelajaran )
c) Kodisi panca idera (mata hidung, telinga, pengecap dan
tubuh). Aspek fisiologis ini diakui mempengaruhi
pengelolaan kelas, pengajaran klasikal perlu memperhatikan
postur tubuh anak dan jenis kelamin anak (untuk
menghindari letupan - letupan emosioal yang cenderung tak
terkendali).
4) Kondisi psikologis
-
Belajar hakikatya adalah proses psikologis oleh karena
itu semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja
mempengaruhi belajar seseorang. Faktor psikologis yang utaMA
mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik antara lain
:
a) Minat yaitu sutu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan
pada
suatu hal /aktifitas tanpa ada yang menyuruh.
b) Kecerdasan yakni “didiklah anak sesuai dengan taraf
umurnya”. Dari sinilah jelas bahwa antara kecerdasan dan
umur mempunyai hubungan yang sangat erat.
c) Bakat yakni diakui sebagai kemampuan bawaan yang
mwrupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau
diraih.
d) Motivasi yakni kondisi psikologis yang mendorong seorang
untuk melakukan sesuatu. Banyak bakat yang tak
berkembang karena tidak diperolehnya motivasi yag tepat.
e) Kemampuan kognitif
Kemampuan kognitif Sebagai suatu proses dalam
keerhasilan belajar yang ditentukan oleh beberapa faktor.
Secara garis besar, Suryabrata menyatakan bahwa faktor
yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua
yaitu :
-
(1) Faktor yang berasal dari dalam diri prmbelajar yang
meliputi (a) faktor – faktor biologis dan (b) faktor –
faktor psikologis
(2) Faktor – faktor dari luar diri pembelajar yang meliputi
(a) faktor – faktor sosial dan (b) faktor – faktor non
social meliputi sebagai berikut:
(a) Faktor fisiologis yang mempengaruhi belajar
mencakup 2 hal yaitu :
(i) Keadaan tonus jasmani pafa umumnya.
Keadaan tonus jasmani berpengaruh pada
kesiapan dan aktivitas belajar.
(ii) Keadaan fungsi fisiologis tertentu. Keadaan
fungsi fisiologis tertentu, terutama kesehatan
pancaindera akan mempengaruhi belajar.
(b) Faktor – faktor psikologis yang mempengaruhi
belajar antara lain mencakup :
(i) Minat
(ii) Motivasi
(iii) Intelegensi
(iv) Memori
(v) Emosi
(c) Faktor – faktor sosial yang mempengaruhi belajar
merupakan faktor manusia baik manusia itu baik itu
-
hadir secara langsung atau tidak. Faktor ini
mencakup :
(i) Orang tua, diakui bahwa orang tua sangat
berperan penting dalam belajar anak. Pola asuh
orang tua,fasilitas belajar yang disediakan,
perhatian dan motivasi meru[akan dukungan
belajar yang harus diberikan orang tua untuk
kresuksea\sanbelajar anak.
(ii) Guru, terutama kompeternsi pribadi dan
professional guru sangat berpengaruh pada
proses dan hasil belajar yang dicapaiu anak
didik.
(iii) Teman – teman atau orang – orang di sekitar
lingkungan belajar, kehadiran orang – orang
lain secara langsung maupun tidak langsung
dapat berpengaruh buruk atau baik pada belajar
seseorang.
(d) Faktor – faktor non sosial yang mempengaruhi
belajar merupakan faktor – faktor luar yang bukan
faktor manusia yang mempengaruhi proses dan
hasil belajar di anataranya :
(i) Keadaan udara, suhu dan cuaca. Keadaan udara
dan suhu yang terlalu panas dapat membuat
-
seorang tidak nyaman belajar sehingga juga
tidak dapat mencapai hasil belajar yang
optimal.
(ii) Waktu (pagi, siang atau malam). Sebagaian
besar orang lebih mudah memahami pelajaran
di waktu pagi hari dibandingkan pada waktu
siang atau sore hari.
(iii) Tempat, seorang biasanya sangat terganggu
dengan kondisi kelas yang bising dan ramai
(iv) Alat – alat atau perlengkapan belajar. Dalam
pelajaran tertentu yang memerlukan alat,
belajar tidak akan mencapai hasil yang
maksimal jika tanpa alat tersebut.35
c. Indikator Minat Melanjutkan ke Perguruan Tinggi
Menurut Safari sebagaimana yang dikutip Wasti, indikator
minat
melanjutkan ke perguruan tinggi yaitu sebagai berikut :
1) Adanya perasaan senang
2) Harapan siswa untuk mencapai cita – cita
3) Ketertertarikan siswa dalam melanjutkan ke perguruan
tinggi
4) Keinginan siswa untuk berprestasi36
35 Nyayu khodijah, psikologi pendidikan, Depok : PT Rajagrafindo
Persada, 2014, 58 –
61. 36 Anis Sulityani, Metode Diskusi Buzz Group Dengan
Nanalisis Gambar Untuk
Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa, Unes Physics
Education Journal, 1(2016), 14.
-
d. Usaha untuk Mengembangkan Minat dalam Melanjutkan Ke
Perguruan Tinggi
Menurut Oemar Hamalik, guru harus berusaha memenuhi
kebutuhan siswa dalam rasa keamannya dengan cara sebagai berikut
:
1) Memberikan kesempatan yang cukup untuk berpartisipasi
aktif,
memberi semangat, memberi ide dan menyediakan situasi
belajar
yang baik.
2) Melaksanakan kegiatan dramatisasi melalui perencanaan
bersama guru dan para siswa.
3) Mengadakan survei, wawancara dan mendorong keberanian
mereka dalam forum pertemuan dengan orang dewasa.
4) Memecahkan masalah bersama siswa. Guru jangan memecahkan
masalah secara samar – samar karena tidak akan berhasil
baik.37
C. Kerangka Berpikir
Setelah sintesa atau kesimpulan sementara dapat dirumuskan
maka
selanjutnya disusun kerangka berfikir. Kerangka berfikir yang
dihasilkan
dapat berupa kerangka berfikir yang asosiatif/ hubungan
maupun
komparatif/perbandingan. Kerangka berfikir asosiatif dapat
menggunakan
kalimat: jika begini maka akan begitu, jika guru kompenten, maka
hasil
bealajar akan tinggi. Jika kepemimpinan kepala sekolah baik,
maka iklim
37 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar Dan Mengajar,(Bandung Sinar
Baru Algensindo),
2002, 176 – 180.
-
kerja sekolah akan baik.38 Berdasarkan landasan teori dan telaah
pustaka di
atas, maka kerangka berfikir dalam penelitian ini adalah:
Variabel Independen (X1) : Status Sosial Ekonomi Wali Murid
(X2) : Interaksi Guru & murid
Variabel Dependen (Y) : Melanjutkan Ke Perguruan Tinggi
1) Jika status sosial ekonomi wali murid baik, maka minat
melanjutkan ke
perguruan tinggi akan berada dalam kategori tinggi.
2) Jika interaksi guru dan murid baik, maka minat
melanjutkan
keperguruan tinggi akan berada dalam kategori tinggi
3) Jika status sosial ekonomi wali muri dan interaksi guru murid
baik,
maka minat melanjutkan ke perguruan tinggi akan berada dalam
kategori baik.
D. Pengajuan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah
penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan
dalam bentuk
kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang
diberikan baru
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta
– fakta
empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.39 Hipotesis
statistika dalam
penelitian ini adalah:
1. H0 : Tidak ada pengaruh status sosial ekonomi wali murid
terhadap minat
siswa dalam melanjutkan ke Perguruan Tinggi di MA YP KH
Syamsuddin
38 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, bandung :
Alfabeta, 2015, 91. 39 Ibid, 96.
-
H1 : Ada pengaruh status sosial ekonomi wali murid terhadap
minat
siswa dalam melanjutkan ke Perguruan Tinggi di MA YP KH
Syamsuddin
2. H0 : Tidak ada pengaruh interaksi guru - murid terhadap minat
siswa
dalam melanjutkan ke Perguruan Tinggi di MA YP KH Syamsuddin
H1 : Ada pengaruh interaksi guru murid terhadap minat siswa
dalam
melanjutkan ke Perguruan Tinggi di MA YP KH Syamsuddin
3. H0 : Tidak terdapat pengaruh status sosial ekonomi wali murid
dan
interaksi guru - murid terhadap minat siswa dalam melanjutkan
ke
Perguruan Tinggi di MA YP KH Syamsuddin
H1 : Ada pengaruh tingkat sosial ekonomi wali murid dan
interaksi guru -
murid terhadap minat siswa dalam melanjutkan ke Perguruan Tinggi
di
MA YP KH Syamsuddin
-
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Bagian yang paling utama di dalam membuat suatu penelitian
adalah
bagaiaman membuat rancangan penelitian. Menurut Babbie, yang
dimaksud
rancangan penelitian adalah mencatat perencanaan dari cara
berpikir dan
merancang dari suatu strategi untuk menemukan sesuatu.40
Dilihat dari jenis datanya, penelitian ini menggunakan
metode
penelitian kuantitatif yakni penyelidikan tentang masalah
kemasyarakatan atau
kemanusiaan yang didasarkan pada pengujian suatu teori yang
tersusun atas
variabel-variabel, diukur dengan bilangan-bilangan, dan
dianalisis dengan
prosedur statistika.41
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data
secara
kuantitatif yang menggunakan analisis regresi linier multiple
(dua variabel
bebas), yaitu suatu teknik statistik parametrik yang digunakan
untuk menguji
pertemuan 2 buah prediktor (X1 dan X2) dengan variabel kriterium
(Y).42
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai
dari orang,
objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.43 Variabel
penelitian ini:
40 Priyono, metode penelitian kuantitatif, (Sidoarjo : Zifatama
Publishing, 2008),45. 41 Rachmat Trijono, Metodologi Penelitian
Kuantitatif (Jakarta: Papas Sinar Sinanti, 2015),
17. 42 Tulus Winarsunu, Statistik dalam Penelitian Psikologi dan
Pendidikan (Malang: UMM
Press, 2002), 200. 43 Rachmat Trijono, 31.
-
1. Variabel independen (variabel bebas) variabel yang
memengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen
(terikat).44 Variabel independen adalah status sosial ekonomi
wali murid
(X1) dan interaksi guru murid (X2).
2. Variabel Dependen (terikat) variabel yang dipengaruhi atau
menjadi
akibat karena adanya variabel bebas.45 Variabel dependen adalah
minat
melanjutkan ke perguruan tinggi (Y) siswa di MA YP KH
Syamsuddin.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Jadi
populasi bukan hanya orang tetapi juga obyek dan benda – benda
alam
yang lain.46Dalam penelitian ini populasinya siswa kelas XI MA
YP KH
Syamsuddin yang berjumlah 70 siswa.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki
oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak
mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi itu. Menurut
pendapat
Sholvin, jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran
sampel.
Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, makin kecil
peluang
44 Andhita Dessy Wulansari, Penelitian Pendidikan: Suatu
Pendekatan Praktik dengan
Menggunakan SPSS (Ponorogo: STAIN Po PRESS, 2012), 59. 45 Ibid.,
60. 46 Sugiyono, metode penelitian pendidikan kuantitatif, 117.
-
kesalahan generalisasi. Kemudian, makin kecil jumlah populasi,
makin
besar kesalahan generalisasi. Jumlah sampel yang paling tepat
digunakan
dalam penelitian tergantung pada tingkat kesalahan yang
dikehendaki.
Tingkat kepercayaan yang dikehendaki tergantung pada sumber
dana,
waktu, dan tenaga yang tersedia. Makin besar tingkat kesalahan,
makin
kecil jumlah sampel yang diperlukan dan sebaliknya semakin kecil
tingkat
kesalahan, semakin besar jumlah sampel yang diperlukan.47 Jadi
sampel
diambil 60 dari kelas XI di MA YP KH Syamsuddin
Pedoman menentukan jumlah sempel
Pendapat Sholvin :
n = 𝑵
𝟏+𝑵𝒆𝟐
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
𝑁𝑒2 = derajat ketetapan
Berdasarkan rumus di atas diperoleh jumlah sampel sebagaai
berikut :
n = 𝑵
𝟏+𝑵𝒆𝟐 =
𝟕𝟎
𝟏+𝟕𝟎(𝟎,𝟎𝟓)𝟐 =
𝟕𝟎
𝟏,𝟏𝟕𝟓 = 60
C. Instrumen Pengumpulan Data
Menurut Suharsimi Arikunto, instrumen penelitian adalah sesuatu
yang
penting dan strategis kedudukannya dalam pelaksanaan penelitian.
Sedangkan
menurut Zainal Arifin, instrumen dibedakan menjadi dua yakni tes
dan non tes
instrument tes memiliki sifat mengukur sedangkan instrument non
tes
47 Etta mamang sangandi dan sopiah, metode penelitian –
pendekatan praktis dalam
penelitian, ( Yogyakarta: ANDI, 2010 ), 189.
-
memiliki sifat menghimpun. Instrument tes terdiri atas beberapa
jenis seperti
tes tulis, tes lisan, dan tindakan. Instrumen non tes terdiri
dari angket,
pedomsan observasi, pedoman wawancara, pedoman dokumentasi,
peralatan
mekanik, daftar check, skala dan sebagainnya.48
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:
1. Data tentang status sosial ekonomi wali murid di kelas XI
2. Data tentang interaksi gurudan murid di kelas XI
3. Data tentang minat melanjutkan ke perguruan tinggi di kelas
XI MAYP
KH Syamsuddin
Untuk pengumpulan data tentang status sosial ekonomi wali murid
di
(𝑋1), interaksi guru - murid di (𝑋2) dan minat melanjutkan ke
Perguruan
Tinggi (Y) menggunakan angket. Adapun instrument pengumpulan
data
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.1
Instrumen Pengumpulan Data tentang Status Sosial Ekonomi Wali
Murid dan
Interaksi Guru - Murid terhadap Minat Melanjutkan ke Perguruan
Tinggi
Judul Variabel Indikator Subjek Nomor
angket
Pengaruh
Status
Status
sosial
1. Tingkat
pendidikan
Siswa/siswi
kelas XI
1,2,3,4
48 Iwan hermawan, metodologi penelitian pendidikan kuantitatif,
kualitatif dan mixed
method,(Kuningan : Hidayatul Quran Kuningan, 2019), 73.
-
Sosial
Ekonomi
Wali
Murid dan
Interaksi
Guru -
Murid
terhadap
Minat
Siswa
dalam
Melanjutk
an Ke
Perguruan
Tinggi di
MA YP.
KH.
Syamsudd
in”.
ekonomi
wali
murid
orang tua
2. Jenis
pekerjaan
orang tua
5,6,7
3. Tingkat
pendapatan
orang tua
8,9,10,11
interaksi
guru
murid
4. Motivasi
belajar dari
guru
Siswa/siswi
kelas XI
1,2,3,4,5,6
5. Hubungan
orang tua
dengan
murid
7,8,9,10,11
6. Kondisi
ruang
belajar
12,13,14,1
5,16,17,18,
19,20
Minat
melanjut
kan ke
pergurua
n tinggi
7. Harapan
siswa
untuk
mencapai
cita – cita
Siswa/siswi
kelas XI
1,2,3,4
8. Ketertarika 5,6,7,8,9,1
-
n siswa
dalam
melanjutka
n ke
perguruan
tinggi
0,15,16
9. Adanya
perasaan
senang
17,18,19,2
0
D. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik untuk melakukan pelitian ini adalah :
1) Angket atau Kuisioner
Angket atau kuisioner merupakan sebuah cara atau teknik yang
digunakan seorang peneliti untuk mengumpulkan data dengan
menyebarkan sejumlah lembar kertas yang berisi pertanyaan –
pertanyaan
yang harus dijawab oleh para responden. Pada metode ini,
pertanyaan –
pertanyaan masalah ditulis dalam format kuisioner, lalu
disebarkan
kepada responden untuk dijawab, kemudian dikembalikan kepada
peneliti.49
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
likert,
yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi
49 Kun maryati dan juju suryawati, sosiologi untuk SMA dan MA
Kelas XII Standar isi
2006,(Surabaya : Erlangga, 2006), 130.
-
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan
skala
likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
indikator
variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik
tolak untuk
menyusun item-item instrumen yang didapat berupa pernyataan
atau
pertanyaan yaitu apakah narasi pertanyaan bersifat negatif
(Unfavorable)
atau narasi pertanyaannya bersifat positif (Favorable).
50Berikut ini
pemberian skor untuk setiap jenjang skala likert baik itu
pertanyaan yang
positif ataupun yang negatif yang dapat dilihat pada tabel:
Jawaban Gradasi Positif Gradasi Negatif
Sangat setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak setuju 2 3
Sangat tidak setuju 1 4
2) Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode dengan mencari data mengenai
hal - hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku,
surat kabar,,
prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya.51
Metode
dokumentasi ini akan peneliti lakukan untuk mencari informasi
tentang
MA YP KH Syamsuddin, struktur organisasi sekolah dan segala
sesuatu
yang berkaitan dengan sekolah yang sudah dalam bentuk
dokumen,.
50 Sugiyono, 134-135. 51 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka
Cipta, 1996), 234.
-
E. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data yang
digunakan
sudah jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau
menguji
hipotesis yang telah dirumuskan dalam proposal. Karena datanya
kuantitatif,
maka teknik analisis data menggunakan metode statistik yang
sudah tersedia.52
Sedangkan dalam penelitian ini yang digunakan adalah
regresi,
dimana penelitian regresi ini bertujuan untuk menentukan ada
tidaknya
pengaruh antara variabel. Analisis regresi dibagi menjadi dua,
regresi linier
sederhana dan regresi linier berganda. Analisis regresi linier
sederhana adalah
analisis yang digunaka untuk mencari pola hubungan antara satu
variabel
dependen dengan satu variabel independen.53 Sedangkan analisis
regresi linier
berganda adalah analisis yang digunakan untuk mencari pola
hubugan antara
satu variabel dependen dengan lebih dari satu variabel
independen.54
1. Tahap Pra Penelitian
a. Uji Validitas Instrumen
Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur instrumen tes
dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi product
moment.
Adapun rumusnya adalah:
)2222 )()()((
))((
YYNXXN
YXXYNRxy
Keterangan:
52 Sugiyono, metode penelitian pendidikan : pendekatan
kuantitatif, kualitatif dan R&D,
333. 53 Ibid,3. 54 Ibid, 6.
-
xyR : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
N : Jumlah responden
∑X : Jumlah seluruh nilai X
∑Y : Jumlah seluruh nilai Y
XY : Jumlah hasil perkalian antara X dan Y
Apabila Rxy ≥ rtabel , maka kesimpulannya item kuesioner
tersebut valid. Apabila Rxy ≤ rtabel, maka kesimpulannya
item
kuesioner tersebut tidak valid.
Untuk uji validitas instrument penelitian, peneliti
menggunakan data sebanyak 30 responden. Dari hasil
perhitungan
validitas item instrumen dapat disimpulkan dalam tabel
rekapitulasi di
bawah ini.
Tabel 3.2
Rekapitulasi Uji Validitas Variabel 𝑋1(Status Sosial Ekonomi
Wali
Murid )
No. Item “R” Hitung “R”Tabel Keteragan
1) 0.425 0,361 Valid
2) 0,460 0,361 Valid
3) 0,558 0,361 Valid
4) 0,714 0,361 Valid
5) 0,472 0,361 Valid
-
6) 0,072 0,361 Tidak valid
7) 0,586 0,361 Valid
8) 0,364 0,361 Valid
9) 0,486 0,361 Valid
10) 0,598 0,361 Valid
11) 0,497 0,361 Valid
Dengan demikian instrumen yang tidak valid adalah nomor
item 6. Sedangkan nomor item yang valid dan digunakan untuk
penelitian sesungguhnya adalah nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9,
10,11.
Adapun untuk mengetahui skor jawaban tes untuk uji validitas
variabel status sosial ekonomi wali murid dalam penelitian ini
secara
terperinci dapat dilihat pada lampiran 4.
Tabel 3.3
Rekapitulasi Uji Validitas 𝑋2 (Interaksi Guru dan Murid)
No. Item “r”hitung “r”tabel Keterangan
1) 0,582 0,361 Valid
2) 0,661 0,361 Valid
3) 0,372 0,361 Valid
4) 0,555 0,361 Valid
5) -0,163 0,361 Tidak valid
6) 0,542 0,361 Valid
-
7) 0,331 0,361 Tidak valid
8) 0,222 0,361 Tidak valid
9) 0,491 0,361 Valid
10) 0,654 0,361 Valid
11) 0,439 0,361 Valid
12) 0,574 0,361 Valid
13) 0,309 0,361 Tidak valid
14) 0,256 0,361 Tidak valid
15) 0,588 0,361 Valid
16) 0,721 0,361 Valid
17) 0,639 0,361 Valid
18) 0,532 0,361 Valid
19) 0,455 0,361 Valid
20) 0,444 0,361 Valid
21) 0,418 0,361 Valid
22) -0,013 0,361 Tidak valid
23) 0,417 0,361 Valid
24) 0,509 0,361 Valid
25) 0,129 0,361 Tidak valid
Dengan demikian yang tidak valid adalah nomor item 5, 7, 8
13, 14, 22 dan 23. Sedangkan omor item yang valid dan
digunakan
untuk penelitian sesugguhnya adalah nomor 1, 2, 3, 4, 6, 9. 10,
11.
12, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 24, 25. Adapun untuk mengetahui
skor
-
jawaban tes untuk uji validitas variabel komponen interaksi guru
dan
murid dalam penelitian ini secara terperinci dapat dilihat
pada
lampiran 5.
Tabel 3.4
Rekapitulasi Uji Validitas Variabel Y (Minat Melanjutka Ke
Perguruan Tinggi)
No. item “r” hitung “r” tabel Keterangan
1) 0,503 0,361 Valid
2) 0.649 0,361 Valid
3) 0,529 0,361 Valid
4) 0,283 0,361 Tidak valid
5) 0,290 0,361 Tidak valid
6) -0,164 0,361 Tidak valid
7) 0,684 0,361 Valid
8) 0,618 0,361 Valid
9) 0,512 0,361 Valid
10) 0,459 0,361 Valid
11) 0,539 0,361 Valid
12) 0,449 0,361 Valid
13) 0,739 0,361 Valid
14) 0,651 0,361 Valid
15) 0,005 0,361 Tidak valid
-
16) 0,772 0,361 Valid
17) 0,725 0,361 Valid
18) 0,580 0,361 Valid
19) 0,643 0,361 Valid
20) 0,555 0,361 Valid
21) 0,098 0,361 Tidak valid
22) 0,591 0,361 Valid
23) 0,231 0,361 Tidak valid
24) 0,486 0,361 Valid
25) 0,586 0,361 Valid
Dengan demikian yang tidak valid adalah nomor item
4,5,6,15,21 dan 23.. Sedangkan omor item yang valid dan
digunakan untuk penelitian sesugguhnya adalah nomor 1, 2, 3, 7,
8,
9. 10, 11. 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 24, 25. Adapun
untuk
mengetahui skor jawaban tes untuk uji validitas variabel
komponen
interaksi guru dan murid dalam penelitian ini secara terperinci
dapat
dilihat pada lampiran 6.
b. Uji Reliabilitas Instrumen
Menurut sudjana, realibilitas adalah ketepatan atau keajegan
alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya menunjukkan
pada
suatu pengertian bahwa suatu instrument dapat dipercaya
untuk
digunakan sebagai pengumpulan data. Realibilitas menunjukkan
-
tingkat keterandalan sesuatu. Reabilitas dapat dipercaya jika
dapat
diandalkan (Arkunto). Dalam penelitian ini untuk menguji
reabilitas
instrument(angket) digunakan rumus alpha :
𝑟𝑖 = 2𝑟𝑏
1 +𝑟𝑏
Keterangan :
𝑟𝑖 = reliabilitas iternal seluruh instrumen
𝑟𝑏 = korelasi product moment antara belahan pertama dan
belahan kedua
Dari hitungan realibilitas instrumen dapat dijelaskan
secara terperinci sebagai berikut.
1) Perhitungan reliabelitas instrumen status sosial ekonomi
wali
murid
Untuk mengetahui tingkat reliabilitas intrumen dapat
dilihat pada langkah - langkah sebagai berikut :
Langkah 1 : Mengelompokkan item soal menjadi dua bagian
yaitu kelompok item ganjil dan kelompok item
genap, dapat dilihat di lampiran 7
Langakah 2 : Mencari koefisien korelasi dengan rumus Product
Moment anatara skor ganjil dan skor genap.
Dari tabel penolong pada lampiran 8 dapat diketahui
∑𝑋 = 437 ∑ 𝑋2 = 6585
∑𝑌 =292 ∑ 𝑌2 = 2986
∑𝑋𝑌 =4351
-
)2222 )()()((
))((
YYNXXN
YXXYNRxy
𝑅𝑥𝑦= 30(4351)−(437)(292)
√30(6585)−(437)2)(30(2986)−(292)2
𝑅𝑥𝑦 = 2926
5329,0975
𝑅𝑥𝑦 = 0, 549
Langkah 2 masukkan nilai koefisien korelasi ke dalam rumus
spearman brown berikut :
𝑟𝑖 = 2𝑟𝑏
1 +𝑟𝑏
𝑟𝑖 = 2(0,549)
1 +0,549
𝑟𝑖 = 0,709
Dari hasil perhitungan reliabilitas diatas, dapat diketahui
nilai reabilitas instrument pada variabel status social
ekonomi
wali murid sebesar 0,709 kemudian dikonsultasikan dengan “Y”
pada taraf signifikan 5% adalah sebesar 0,361. Jadi “r” hitung
>
dari “r” tabel yakni 0,709 > 0,361, maka instrument pada
variabel status social ekonomi wali murid dapat digunakan
untuk
penelitian.
2) Perhitungan Reliabilitas Instrumen Interaksi Guru dan
Murid
Untuk mengetahui tingkat reliabilitas intrumen dapat
dilihat pada langkah - langkah sebagai berikut :
-
Langkah 1 : Mengelompokkan item soal menjadi dua bagian
yaitu kelompok item ganjil dan kelompok item genap, dapat
dilihat di lampiran 9.
Langakah 2 : Mencari koefisien korelasi dengan rumus Product
Moment anatara skor ganjil dan skor genap.
Dari tabel penolong pada lampiran 10 dapat diketahui
∑𝑋 = 778 ∑ 𝑋2 = 20432
∑𝑌 =852 ∑ 𝑌2 = 24516
∑𝑋𝑌 =22238
𝑅𝑥𝑦= 30(22238)−(778)(852)
√30(20432)−(778)2)(30(24516)−(852)2
Rxy = 4284
7654,3729
𝑅𝑥𝑦 = 0, 5596
Langkah 2 masukkan nilai koefisien korelasi ke dalam rumus
spearman brown berikut :
𝑟𝑖 = 2𝑟𝑏
1 +𝑟𝑏
𝑟𝑖 = 2(0,5596)
1 +0,5596
𝑟𝑖 = 0,717
Dari hasil perhitungan reliabilitas diatas, dapat diketahui
nilai reabilitas instrument pada variabel interaksi guru dan
murid
sebesar 0,717 kemudian dikonsultasikan dengan “Y” pada taraf
-
signifikan 5% adalah sebesar 0,361. Jadi “r” hitung > dari
“r”
tabel yakni 0,717 > 0,361, maka instrument pada variabel
interaksi guru dan murid dapat digunakan untuk penelitian.
3) Perhitungan reliabilitas instrumen Minat Melanjutkan Ke
Perguruan Tinggi
Untuk mengetahui tingkat reliabilitas intrumen dapat
dilihat pada langkah sebagai berikut :
Langkah 1 : Mengelompokkan item soal menjadi dua bagian
yaitu kelompok item ganjil dan kelompok item genap, dapat
dilihat di lampiran 11
Langakah 2 : Mencari koefisien korelasi dengan rumus Product
Moment anatara skor ganjil dan skor genap.
Dari tabel penolong pada lampiran 12 dapat diketahui
∑𝑋 = 812 ∑ 𝑋2 = 22402
∑𝑌 =846 ∑ 𝑌2 = 24290
∑𝑋𝑌 =23259
)2222 )()()((
))((
YYNXXN
YXXYNRxy
𝑅𝑥𝑦= 30(23259)−(812)(846)
√30(22402)−(812)2)(30(24290)−(846)2
𝑅𝑥𝑦 = 10818
12.849,3013
𝑅𝑥𝑦 = 0, 8419
-
Langkah 2 masukkan nilai koefisien korelasi ke dalam rumus
spearman brown berikut :
𝑟𝑖 = 2𝑟𝑏
1 +𝑟𝑏
𝑟𝑖 = 2(0,8419)
1 +0,8419
𝑟𝑖 = 0,915
Dari hasil perhitungan reliabilitas diatas, dapat diketahui
nilai reabilitas instrument pada variabel minat melanjutkan
ke
perguruan tinggi sebesar 0,915 kemudian dikonsultasikan
dengan “Y” pada taraf signifikan 5% adalah sebesar 0,361.
Jadi
“r” hitung > dari “r” tabel yakni 0,915 > 0,361, maka
instrument
pada variabel interaksi guru dan murid dapat digunakan untuk
penelitian.
2. Tahap Analisis Hasil Penelitian
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk
mengetahui apakah data berasal dari populasi yang
berdistribusi
normal.55 Menurut Murwani ( 2001;20) Dasar pengambilan
keputusan adalah jika nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka Ho ditolak
dan jika
nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka Ho diterima. Hipotesis yang
digunakan
adalah :
55 Yulingga nanda. H dan Wasis Himawanto, statistic pendidikan,
(Yogyakarta:
Deepublish, 2017),67.
-
Ho : sampel berdistribusi normal
Hi : sampel berdistribusi tidak normal56
b. Uji Linieritas
Uji linieritas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk
mengetahui status linier tidaknya suatu distribusi data
penelitian. Uji
linieritas dilakukan untuk membuktikan bahwa masing – masing
variable bebas dan variable terikat memiliki hubungan yang
linier57.
Jika sig > 0,05 maka variabel terikat mempunyai hubungan
yang
linier dengan variabel bebas.
c. Uji Multikolinieritas
Menurut Widarjono (2010:75-84), Uji multikolinieritas
bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi
antara
variabel – varibel bebas dalam suatu model regresi linier
berganda.
Jika ada korelasi yang tinggi di antara variabel – variabel
bebasnya
maka hubungan antara variabel bebas dan variabel terikatnya
terganggu58. Oleh karena itu uji multikolinieritas dengan
melihat hasil
dari variance inflation factor (VIF). Jika VIF < 10 maka
bebas dari
multikolinieritas.
d. Uji Heteroskadesitas
Uji heteroskadesitas adalah untuk melihat apakah terdapat
ketidaksamaan dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang
56 Ibid, 68. 57 Ibid, 63. 58 Nikolous duli, metodologi
penelitian kuantitatif (Yogyakarta : Deepublish, 2019), 120.
-
lain.59 Dalam penelitian ini menggunakan uji Glejser, sehingga
sig >
0,05 maka tidak terjadi heteroskadesitas.
3. Uji Regresi Linear Sederhana
Adapun teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab
rumusan no. 1 dan 2 adalah menggunakan regresi linier
sederhana.
Sedangkan untuk mendapat model regresi Linier sederhananya
yaitu:
�̂� = 𝑏𝑜 + 𝑏1𝑥𝑖
a. Langkah pertama mencari nilai b0 dan b1
𝑏1 =∑ 𝑥𝑦−𝑛.�̅�.�̅�
∑ 𝑥2−𝑛�̅�2
𝑏𝑜 = �̅� − 𝑏1�̅�
b. Langkah ke dua menghitung koefisien determinasi (besarnya
pengaruh variabel x terhadap variabel y)
𝑅2 =𝑆𝑆𝑅
𝑆𝑆𝑇
59 Ibid, 122.
-
55
BAB IV
TEMUAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokal Penelitian
1. Sejarah Berdirinya MA YP KH Syamsuddin
Pondok Pesantren KH Syamsuddin didirikan pada tahun 1925
oleh
KH Syamsuddin bin KH. Imam Syafi’i bin KH. Imam Syuhada
”Bani
Basyariah”. Pondok pesantren KH Syamsuddin berasaskan agama
islam
dengan berkonsentrasi ke ilmu fiqih. Cikal bakal Pondok
pesantren KH
Syamsuddin adalah “Bait At-Taqwa” yakni sebuah asrama indah
dan
mempesona dibagian paling depan kompleks. Semakin hari,
Pondok
Pesantren KH. Syamsuddin mengalami kemajuan yang sangat
baik.
Banyak terdapat santri – santriwati tidak hanya berasal dari
daerah
Ponorogo dan sekitarnya melainkan juga berasal dari luar
jawa.
Oleh karena itu, pada tahun 1937 KH. Syamsuddin meningkatkan
mutu pendidikan dengan menambahkan fan – fan tertentu seperti Al
–
Qur’an dan Tafsirnya, hadith, ushul fiqh dan ilmu alat – alat
yang lain
menjadi ciri khas Pondok Pesantren KH Syamsuddin.
Madrasah Aliyah KH Syamsuddin adalah salah satu unit lembaga
Pendidikan yang berada di bawah Yayasan Pondok Pesantren KH
Syamsuddin Nologaten Ponorogo. Pendidikan Madrasah ini
didirikan
pada tahun 1992. sebagai perubahan dari Madrasah Mu’alimin.
Awal
mula berdirinya madrasah ini, diawali dari dasar usulan dan
kebutuhan
-
masyarakat sekitar kabupaten Ponorogo tentang perlunya
sistem
Pendidikan formal / madrasah ini diharapakan akan sesuai
dengan
perkembangan, tuntutan dan kebutuhan masyarakat dalam
mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan hidup sebagai bekal
dalam
mencapai masa depan.
2. Letak Gepografis Madrasah Aliyah Yayasan Pondok Pesantren
KH
Syamsuddin
Secara geografis, Madrasah Aliyah YP KH Syamsuddin terletak
di
Jl. Lawu. Gg IV No.4 Nologaten Ponorogo yang menempati area
tanah
seluas 4200 𝑚2. Adapun batas – batas lokasinya sebagai berikut
:
a. Sebelah utara berbatasan dengan Jl. Lawu,Gg. IV No.4
b. Sebelah selatan berbatasan dengan Jl. Kawi
c. Sebelah timur berbatasan dengan perkebunan warga
d. Sebelah barat berbatasan dengan Jl. Lawu
3. Profil singkat sekolah
a Nama Madrasah : MA YP KH. Syamsuddin
b No. Statistik Madrasah : 131235020033
c Akreditasi Madrasah : Terakreditasi B
d Alamat Lengkap Madrasah :Jl. Lawu Gg. IV No.4 Desa
Nologaten Kecamatan Ponorogo,
Kabupaten Ponorogo, Provinsi
Jawa Timur.
-
e Npwp Madrasah : 20584503
f Nama Kepala Madrasah : Ahmad Azhar, M.Pd
g No.Telp/HP : 0352482593
h Nama Yayasan : Yayasan YP KH. Syamsuddin
i Alamat Yayasan : Jl. Lawu Gg. IV No.4 Nologaten
Ponorogo
j No. Telp. Yayasan : 0352482593
k No. Akte Pendirian
Yayasan
: LM/3/19-C/1978
l Kepemilikan Tanah : Yayasan
1) Satus tanah : Yayasan
2) Luas tanah : 4800 m2
m Status Bangunan : Yayasan
n Luas Bangunan : 4800 m2
4. Visi Misi & Sekolah
a. Visi
Terwujudnya individu yang memiliki sifat agamis,
berkemampuan
ilmiah – diniyah, terampil dan professional sesuai dengan
tatanan
kehidupan.
b. Misi
1) Menciptakan calon agamawan yang berilmu
2) Menciptakan calon ilmuwan yang beragama
-
3) Menciptakan calon agamawan yang terampil yang
professional
dan agamis.
c. Tujuan
Mengantarkan peserta didik menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa, berakhlak mulia, berkepribadian, menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi serta mampu mengaktualisasikan
diri
dalam kehidupan bermasyarakat dan beragama.
B. Deskripsi Data
Deskripsi data bertujuan untuk memberikan gambaran berupa
data
dari hasil pensekoran angket yang disebarkan kepada para siswa
kelas XI di
MA YP KH Syamsuddin yang berjumlah 60 siswa sehingga akan
dijelaskan
masing – masing variabel penelitian.
1. Deskripsi Data Tentang Skor Jawaban Status Sosial Ekonomi
Wali
Murid Kelas XI di MA YP KH Syamsuddin
Untuk mendapatkan data mengenai status sosial ekonomi wali
murid peneliti menggunakan metode langsung yaitu angket dijawab
oleh
responden yang telah ditentukan oleh peneliti. Adapun item
soal
mengenai angket status sosial ekonomi wali murid dapat dilihat
di
lampiran 13. Dalam penelitian ini yang dijadikan objek
penelitian adalah
siswa kelas XI MA YP KH. Syamsuddin Nologaten Ponorogo
dengan
jumlah 70 dan diambil untuk sampel sebanyak 60 peserta
didik.
Adapun hasil skor jawaban angket status sosial ekonomi wali
murid kelas XI MA YP KH Syamsuddin Nologaten Ponorogo, dapat
dilihat pada table berikut :
-
Tabel 4.1
Skor Jawaban Angket Status Sosial Ekonomi Wali Murid
No Skor Frekuensi Presentase
1 19 4 6,7%
2 24 2 3,3%
3 25 7 11,7%
4 26 5 8,3%
5 27 5 8,3%
6 28 2 3,3%
7 29 3 5,0%
8 30 6 10,0%
9 31 1 1,7%
10 33 1 1,7%
11 34 4 6,7%
12 35 6 10,0%
13 36 4 6,7%
14 37 1 1.7%
15 38 4 6,6%
16 40 5 8,3%
Jumlah 60 100%
-
Dari tabel diatas dapat disimpulkan perolehan skor variabel
status
sosial ekonomi wali murid tertinggi adalah 40 dengan frekuensi 5
orang
dan yang terendah 19 adalah dengan frekuensi 4 orang. Adapun
jawaban
angket status sosial ekonomi wali murid kelas XI di MA YP KH
Syamsuddin Nologaten Ponorogo dapat dilihat pada lampiran
14.
Untuk menganalisa tingkat status sosial ekonomi wali murid
siswa
kelas XI MA KH Syamsuddin Noogaten Ponorogo dalam kategori
tinggi,
sedang dan rendah peneliti mencari mean dan standar deviasi
dengan
program SPSS 25.0 dan diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.2
Deskripsi Statistik Status Sosial Ekonomi Wali Murid
status sosial ekonomi wali murid
N Valid 60
Missing 0
Mean 30,50
Median 30,00
Std. Deviation 5,859
Minimum 19
Maximum 40
Dari tabel hasil di atas dapat diketahui bahwa Mx = 30,50 dan
SDx
= 5,859, untuk mengelompokkan kategori tinggi, sedang dan
rendah
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
a. Skor lebih dari Mx + 1.SDx termasuk dalam kategori tinggi
b. Skor kurang dari Mx – 1.SDx termasuk dalam kategori
kurang
-
c. Skor diantara Mx – 1.SDx sampai Mx + 1.SDx termasuk dalam
kategori sedang. Adapun perhitungannya sebgai berikut:
Mx + 1.SDx = 30,50 + 1.5,859
= 30,50 + 5,859
= 36,359
= 36,4 (dibulatkan)
Mx – 1.SDx = 30,50 - 1.5,859
= 30,50 - 5,859
= 24,641
= 24,6 (dibulatkan)
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa skor lebih dari 36,4
dikatagorikan tingkat status social ekonomi wali murid siswa
kelas XI MA
KH Syamsuddin baik, sedangkan skor 36,4 – 24,6 dikatagorikan
tingkat
status social ekonomi wali murid siswi MA KH Syamsuddin sedang
dan
skor kurang dari 24,6 dikatagorikan tingkat status social
ekonomi wali
murid siswi kelas XI MA KH Syamsuddin kurang.
Untuk mengetahui lebih jelas tentang tingkat status social
ekonomi wali murid siswi MA KH Syamsuddin dapat dilihat pada
tabel
berikut:
Tabel 4.3
Kategori Tingkat Status Sosial Ekonomi Wali Murid
No Nilai Frekuensi Presentase Kategori
1 Lebih dari 36,4 10 16,7% Baik
-
2 36,4 – 24,6 44 73,3% Sedang
3 Kurang dari
24,6
6 10% Kurang
Jumlah 60 100%
Dari tingkatan tersebut dapat diketahui bahwa yang
menyatakan
status sosial ekonomi wali murid siswa kelas XI MA YP KH
Syamsuddin
dalam kategori baik dengan frekuensi sebanyak 10 responden,
dalam
kategori sedang dengan frekuensi sebanyak 44 responden, dan
dalam
kategori kurang dengan frekuensi sebanyak 6 responden.
Dengan
demikian, secara umum dapat dikatakan bahwa tingkat status
sosial
ekonomi wali murid siswi kelas XI MA YP KH Syamsuddin adalah
sedang, karena dinyatakan dalam kategorisasi prosentase
73.3%.
2. Deskripsi Data Tentang Skor Jawaban Interaksi Guru dan
Murid
Kelas XI di MA YP KH Syamsuddin
Untuk mendapatkan data mengenai interaksi guru dan murid
peneliti menggunakan metode langsung yaitu angket dijawab
oleh
responden yang telah ditentukan oleh peneliti. Adapun item
soal
mengenai angket interaksi guru dan murid dapat dilihat di
lampiran 15.
Dalam penelitian ini yang dijadikan objek penelitian adalah
siswa kelas
XI MA YP KH. Syamsuddin Nologaten Ponorogo dengan jumlah 70
dan
diambil untuk sampel sebanyak 60 peserta didik.
-
Adapun hasil skor jawaban angket interaksi guru dan murid
kelas
XI MA YP KH Syamsuddin Nologaten Ponorogo, dapat dilihat pada
table
berikut :
Tabel 4.4
Skor Jawaban Angket Interaksi Guru dan Murid
No Skor Frekuensi Presentase
1. 44 1 1,7%
2. 45 5 8,2%
3. 46 4 6,7%
4. 47 2 3,3%
5. 48 1 1,7%
6. 49 3 5,0%
7. 50 6 10,0%
8. 51 3 5,0%
9. 52 2 3,3%
10. 53 3 5,0%
11. 54 4 6,7%
12. 55 5 8,2%
13. 56 4 6,7%
14. 57 4 6,7%
15. 58 1 1,7%
16. 60 2 3,3%
17. 62 1 1,7%
-
18. 63 1 1,7%
19. 65 1 1,7%
20. 68 1 1,7%
21. 69 2 3,3%
22. 70 1 1,6%
23. 71 2 3,3%
24. 72 1 1,7%
Jumlah 60 100%
Dari tabel diatas dapat disimpulkan perolehan skor variabel
interaksi guru dan murid tertinggi adalah 72 dengan frekuensi 1
orang
dan yang terendah adalah 44 dengan frekuensi 1 orang. Adapun
jawaban
angket interaksi guru dan murid kelas XI di MA YP KH
Syamsuddin
Nologaten Ponorogo dapat dilihat pada lampiran 16.
Untuk menganalisa tingkat interaksi guru dan murid siswa
kelas
XI MA YP KH Syamsuddin Nologaten Ponorogo dalam kategori
tinggi,
sedang dan rendah peneliti mencari mean dan standar deviasi
dengan
program S