Top Banner
Yoga Windhu Wardhana
47

Yoga Windhu Wardhana

Feb 24, 2023

Download

Documents

Cali Tran
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Yoga Windhu Wardhana

Yoga Windhu Wardhana

Page 2: Yoga Windhu Wardhana

DUA PRODUK OBAT, memiliki :

Zat Aktif sama

Kadar Zat Aktif sama Bentuk sediaan sama (misalnya tablet)

APAKAH KHASIAT/EFEK TERAPI SAMA ???

Page 3: Yoga Windhu Wardhana

Sebagian besar obat memperlihatkan gambaran laju

disolusi yang terbatas dan absorpsi in vivo yang tidak lengkap

Beberapa obat diabsorpsi secara terbatas pada saluran cerna

Formulasi obat kemungkinan mengubah laju dan jumlah absorpsi, sehingga menghasilkan kegagalan terapi atau menimbulkan efek samping.

Banyak obat-obat yang mengalami peristiwa extensive first pass effect yang menyebabkan variasi kadar darah yang tinggi antar individu.

Alasan Uji Bioavailabilitas

Page 4: Yoga Windhu Wardhana

Metode Uji Biovailabilitas

Metode in Vivo

Melalui demonstrasi efek klinis yang

signifikan

Kompleks, mahal, memakan waktu

Memerlukan ukuran yang sensitif dan

kuantitatif dari respon yang diinginkan

Page 5: Yoga Windhu Wardhana

Istilah yang menyatakan jumlah/proporsi (extent)

obat yang diabsorpsi dan kecepatan (rate) absorpsi itu terjadi. Extent biasanya dinyatakan dalam ‘F’.

Biasanya diukur dari perkembangan kadar obat (senyawa aktif) dalam darah atau dari ekskresinya dalam urin.

Bioavaibilitas (Ketersediaan Hayati)

Page 6: Yoga Windhu Wardhana

Pengembangan senyawa baru Eksplorasi/pengembangan ilmu Pengembangan produk/formulasi Jaminan mutu produk (quality control)

Tujuan penelitian ketersediaan hayati

Page 7: Yoga Windhu Wardhana

Faktor obat Faktor subyek Faktor rute pemberian Faktor antaraksi obat/makanan

Faktor yang mempengaruhi bioavailabilitas

Page 8: Yoga Windhu Wardhana

Sifat fisikokimia obat Faktor Formulasi Faktor Teknologi Pembuatan

Faktor obat

Page 9: Yoga Windhu Wardhana

Karakteristik subyek (umur, bobot badan,

jenis kelamin, gol. darah, ras,dll) Kondisi pato-fisiologis Aktivitas dan posisi tubuh (pada subyek

yang sama) dll.

Faktor subyek

Page 10: Yoga Windhu Wardhana

Makanan / Minuman obat-obatan lain

Interferensi bahan/ senyawa lain

Page 11: Yoga Windhu Wardhana

Absolut : dibandingkan dengan rute i.v. Relatif : antar sediaan/rute

Perhitungan ‘F’

Page 12: Yoga Windhu Wardhana

Perhitungan ‘F’ absolut

Data darah: Data urin:

..100%

.uji iv

iv uji

AUC DF

AUC D=

..100%

.uji iv

iv uji

Qe DF

Qe D=

Page 13: Yoga Windhu Wardhana

Perhitungan ‘F’ relatif

Data darah: Data urin:

..100%

.uji p

p uji

AUC DF

AUC D=

..100%

.uji p

p uji

Qe DF

Qe D=

AUC adalah luas di bawah kurva (area under the curve) Qe adalah jumlah obat yang diekskresikan secara kumulatif

dalam urin

Page 14: Yoga Windhu Wardhana

Dua produk obat disebut bioekivalen jika keduanya pada pemberian dengan dosis yang sama akan menghasilkan bioavailabilitas yang setara/ekivalen (dengan kondisi yang dibakukan) sehingga efeknya diharapkan akan sama (interchangeable).

Bioekivalen

Page 15: Yoga Windhu Wardhana

Kriteria Produk yang diuji Bioekivalensi

1. Produk yang tidak memerlukan uji ekivalensi

2. Produk yang cukup dilakukan uji ekivalensi in vitro (uji disolusi terbanding)

3. Produk yang memerlukan uji ekivalensi in vivo.

Page 16: Yoga Windhu Wardhana

1. Produk sediaan parenteral (iv, im, sk) dengan kadar sama.

Untuk rute ekstravaskular, boleh menggunakan eksipien berbeda asalkan tidak mempengaruhi keamanan & efikasi.

2. Produk sediaan larutan dengan kadar sama. 3. Produk sediaan serbuk untuk dilarutkan. 4. Produk sediaan gas / aerosol untuk inhalasi. 5. Produk sediaan untuk tetes mata / telinga yang larut air. 6. Produk sediaan topikal.

Kecuali bila produk tanpa pembanding (baru) Perlu pengujian secara in-vivo & in-vitro

Produk yang tidak perlu Uji Ekivalensi

Page 17: Yoga Windhu Wardhana

In Vitro Bioekivalen (Disolusi Terbanding)

Prinsip Dua atau lebih produk atau bets yang terdiri dari zat aktif

yang sama dibandingkan Kekuatan dosis produk / bets mungkin atau tidak memiliki

kesamaan (bergantung pada tujuan pengujian) Kondisi pelaksanaan disolusi mirip, seperti :

• Apparatus, medium, volume, kecepatan rotasi & temperatur. • Meminimalkan perbedaan kondisi pengujian sekecil mungkin

Page 18: Yoga Windhu Wardhana

Prinsip (cont’d) Sampel diambil pada saat titik yang sama dan

kemudian data (dissolution profiles) dibandingkan Perhitungan: Perubahan volume harus sama pada

medium disolusi

In Vitro Bioekivalen

Page 19: Yoga Windhu Wardhana

Dua kondisi tersebut dapat ditentukan jika profile disolusi

kedua produk/bets pada setiap pengujian dengan medium disolusi memiliki kesamaan :

1. Jika kedua hasil uji dan produk referen (baku) menunjukkan lebih dari 85% disolusi selama 15 min, profile demikian dipertimbangkan memiliki kemiripan • Tidak diperlukan perhitungan

jika tidak seperti diatas, gunakan poin 2 2. Hitung nila f2 (faktor similaritas):

• Jika f2 ≥ 50, Profile pada normalnya memiliki kemiripan (similar)

In Vitro Bioekivalen

Page 20: Yoga Windhu Wardhana

Similarity Factor (f2) n = number of time points R(t) = mean % API dissolved of reference product at time point x T(t) = mean % API dissolved of test product at time point x Minimum of 3 time points (zero excluded) 12 units (each in own dissolution vessel) for each product (for

“official” purposes) Only one measurement should be considered after both products

have reached 85 % dissolution RSD at higher time points ≤ 10%

Page 21: Yoga Windhu Wardhana

Test Condition

Apparatus (choice)

• Paddle, 50 (75) rpm or • Basket, 100 rpm

Dissolution media All three media for full comparison

1. Buffer pH 6.8 or simulated intestinal fluid without enzymes

2. Buffer pH 4.5 3. 0.1 M HCl or buffer pH 1.2 or simulated gastric

fluid without enzymes

Volume of media 900 ml or less

Temperature 37°C ± 0.5°C

Sampling points 10, 15, 20, 30, 45, (60, 120) min. (typical)

Units (individual) 12 for “official” studies

Page 22: Yoga Windhu Wardhana

Example Lamivudine 150 mg & zidovudine 300 mg tablets

Source, WHO publication: Ongoing Monitoring of Antiretroviral Products as Part of

WHO’s Prequalification Project. Journal of Generic Medicines (accepted for publication, January 2006 edition)

Samples from PQ project or bought/requested

Apparatus: paddle at 75 rpm Medium: 900 ml 0.1 M hydrochloric acid, 37°C Sample times: 5, 10, 15, 20, 30 and 45 minutes Analysis: HPLC

Data presented for individual APIs in next tables

Page 23: Yoga Windhu Wardhana

Example Lamivudine 150 mg & zidovudine 300 mg tablets

Time (min)

% Lamivudine of label claim dissolved Combivir® Gen-1 Gen-2 Gen-3 Gen-4

5 85 25 92 65 45 10 96 46 96 85 81 15 97 65 98 95 92 20 97 80 98 98 95 30 97 97 98 98 96 45 97 97 98 98 97

≥ 85 in 15 min ?

✔ Reference

no ✔ ✔ ✔

f2 21

Page 24: Yoga Windhu Wardhana

Time (min)

% Zidovudine of label claim dissolved Combivir® Gen-1 Gen-2 Gen-3 Gen-4

5 85 22 74 68 45 10 97 44 90 88 83 15 98 64 97 96 95 20 98 81 99 100 98 30 98 100 101 99 99 45 99 100 100 99 100

≥ 85 in 15 min ?

✔ Reference

no ✔ ✔ ✔

f2 20

Page 25: Yoga Windhu Wardhana

Conclusion (considering only 0.1 M HCl as medium)

1. 3 products show profile similarity with Combivir® (≥ 85% in 15 minutes)

2. The profiles of Combivir® and Gen-1 are not similar • The products may still show bio-equivalency

The dissolution profiles of the APIs in a particular product are

similar (true for all 5 products) Examples: see profiles of Combivir® and Gen-1

Page 26: Yoga Windhu Wardhana

Combivir ® dissolution profile Gen-1 dissolution profile 0.1 M hydrochloric acid 0.1 M hydrochloric acid

Note the similarity of the API profiles of each product APIs highly soluble = dissolution controlled by disintegration time

Is particle size of APIs expected to be critical ?

0

20

40

60

80

100

120

0 10 20 30 40

Time (minutes)

Diss

olut

ion

(%)

LamivudineZidovudine

0

20

40

60

80

100

120

0 10 20 30 40Time (minutes)

Diss

olut

ion

(%)

LamivudineZidovudine

Page 27: Yoga Windhu Wardhana

USP Type II / 0.01N HCl 50 RPM / 900 ml

0

20

40

60

80

100

120

Time (Min)Nevipan MGS(1024)05 (90%LT81.12)Nevipan MGS(1024)60B (90%LT30.89)Viramune 992633B

0 10 20 300.00 50.80 73.80 83.980.00 80.00 92.00 96.000.00 83.30 96.60 97.70

% D

rug

Dis

solv

ed

http://www.who.int/medicines/organization/par/FDC/VKAroraWHOGenevaDec.ppt

1 Viramune 2 Nevipan 90% < 31 3 Nevipan 90% < 81 f2 : 1 vs 2 = 72 ✔ f2 : 1 vs 3 = 31 X

f2 : 2 vs 3 = 34 X

1 2

3

Effect of Particle Size on Dissolution of Nevirapine Tablets (Source: Ranbaxy)

Page 28: Yoga Windhu Wardhana

USA • In vitro dissolution test can give a theoretical basis to

ensure BE based on IVIVC consideration.

BCS Japan • In vitro dissolution test can ensure BE by enhancing the

sensitivity to the differences in dissolution. Discriminative dissolution test

Dissolution test in BE assessment

Page 29: Yoga Windhu Wardhana

IR products (No dose-dumping) • Low mechanical stress (e.g. Paddle method) • Low agitation (e.g. 50 rpm) • Multiple pHs in a physiological pH range • No surfactant

CR products (Dose-dumping) o Low and high mechanical stress (Paddle and

Disintegration apparatus) o Low and high agitation (50 and 200 rpm) o Multiple pHs in a physiological pH range o Low and high concentrations of surfactant o Low and high ionic strength

Discriminative dissolution test

Page 30: Yoga Windhu Wardhana

Dissolution test for IR products - Paddle method -

Acidic drug Basic drug Neutral drug Coated product

poorly-soluble drug

50 rpm pH 1.2 pH 1.2 pH 1.2 pH 5.5-6.5 pH 3.0-5.0 pH 4.0 pH 6.8-7.5 pH 6.8 pH 6.8 Water Water Water each medium

+ surfactant 100 rpm A discriminative pH between pH 1.2 – 7.5

Page 31: Yoga Windhu Wardhana

In Japan, more than 60 % of aged people (over 60 years

old) are achlorhydric subjects and show almost the neutral gastric pH.

Multiple pHs are necessary to ensure BE in normal and

achlorhydric subjects since the oral products showing the similar dissolution at one pH point do not always show the same dissolution at another pH.

Why multiple-pH media ?

Page 32: Yoga Windhu Wardhana

Use of Dissolution test in BE assessment

Similar dissolution at all pHs by discriminative in vitro tests

Likely bioequivalent without subject-formulation interaction

No need of strict human study decrease of sample size waiver of human study

Page 33: Yoga Windhu Wardhana

Use of Dissolution test in BE assessment

1. Generic products Exemption from 90 % confidence interval (C.I.)

If dissolutions are similar, test products will be approved even if 90 % C.I. of Cmax or AUC is out of 80 - 125 %.

Strict human test using specific subjects

If dissolutions differ at pH 6.8, achlorhydric subjects are required in human test.

2. Minor change in formulation or strengths

If dissolutions are similar, human test can be waived for all drugs.

Page 34: Yoga Windhu Wardhana

Guidance in USA (SUPAC-IR : changes in components and composition, wide therapeutic range)

Page 35: Yoga Windhu Wardhana

Guidance in JAPAN (IR, minor changes in Excipients)

Page 36: Yoga Windhu Wardhana

BCS is not yet introduced in BE tests in Japan although its advantage and disadvantage have been discussed in many opportunities.

Why ?

Comments from Japanese regulatory are…

Page 37: Yoga Windhu Wardhana

Reasons of No BCS in Japan

Permeability and solubility of drugs are not the direct causes of Bioinequivalence in oral drug products. Bioinequivalence is caused mainly by the differences in formulation and/or manufacturing processes.

BE of most IR products is well assured by the multiple-pH

media dissolution test in Japan in which classification of drugs is not necessary.

Page 38: Yoga Windhu Wardhana

Reasons of No BCS in Japan

BCS is employed to simplify dissolution tests in U.S.A. However, multiple-pH media dissolution test must be performed in Japan because of the high % achlorhydric subjects.

Permeability is still unknown for many drugs, that makes it

difficult to introduce BCS in regulation.

Page 39: Yoga Windhu Wardhana

Let’s see our BPOM legislation

Page 40: Yoga Windhu Wardhana

Diperlukan bila :

Ada risiko bahwa perbedaan bioavailabilitas dapat menyebabkan

inekivalensi terapi.

In Vivo Bioekivalensi

Page 41: Yoga Windhu Wardhana

studi bioekivalensi farmakokinetik studi farmakodinamik komparatif uji klinik komparatif

Pelaksanaan In Vivo Bioekivalen

Page 42: Yoga Windhu Wardhana

1. IR, dengan kriteria : Respons terapi yang pasti (critical use drugs), seperti :

antituberkulosis, antiretroviral, antimalaria, antibakteri, antihipertensi, antiangina, obat gagal jantung, antiepilepsi, antiasma.

Batas keamanan/indeks terapi yang sempit; kurva dosis-respons yang curam, seperti : digoksin, antiaritmia, antikoagulan, obat - obat sitostatik, litium, fenitoin, siklosporin, sulfonilurea, teofilin.

Produk yang diuji in vivo bioekivalen

Page 43: Yoga Windhu Wardhana

1. IR, dengan kriteria : Terbukti ada masalah bioavailabilitas atau bioinekivalensi

dengan obat yang bersangkutan atau obat-obat dengan struktur kimia atau formulasi yang mirip (tidak berhubungan dengan masalah disolusi), misal : absorpsi bervariasi atau tidak lengkap; eliminasi presistemik yang tinggi; farmakokinetik nonlinear; sifat-sifat fisiokimia yang tidak menguntungkan (misal :

kelarutan rendah, permeabilitas rendah, tidak stabil, dsb.).

Produk yang diuji in vivo bioekivalen

Page 44: Yoga Windhu Wardhana

1. IR, dengan kriteria eksipien dan proses pembuatannya diketahui mempengaruhi

bioekivalensi

2. Produk obat non-oral dan non-parenteral yang didesain untuk bekerja sistemik, misal : sediaan transdermal, supositoria, permen karet nikotin, gel testosteron dan kontraseptif bawah kulit.

Produk yang diuji in vivo bioekivalen

Page 45: Yoga Windhu Wardhana

3. Produk obat lepas lambat atau termodifikasi yang

bekerja sistemik.

4. Produk kombinasi tetap untuk bekerja sistemik, yang paling sedikit salah satu zat aktifnya memerlukan studi in vivo.

Produk yang diuji in vivo bioekivalen

Page 46: Yoga Windhu Wardhana

5. Produk bekerja lokal, bukan larutan (oral, nasal, okular,

dermal, rektal, vaginal, dsb.) studi klinik atau farmakodinamik, dermatofarmakokinetik komparatif dan/atau studi in vitro.

Pada kasus-kasus tertentu, pengukuran kadar obat dalam darah masih diperlukan dengan alasan keamanan untuk melihat adanya absorpsi yang tidak diinginkan

Produk yang diuji in vivo bioekivalen

Page 47: Yoga Windhu Wardhana

Kam Sia