Page 1
Yang Berjatuhan Dijalan Da’wah
by Fathi Yakan
Salah satu karakteristik dakwah adalah jalannya panjang dan ujungnya tidak tahu ada dimana.
Karena itu sudah sewajarnya jika dalam keberlangsungan dakwah
ini ada orang-orang yang tidak dapat bertahan atau berguguran dalam dakwah ini. Panjangnya
jalan menuntut kita agar tetap istiqomah meski banyak rintangan yang menghadang, banyak
kekecewaan yang muncul kepermukaan, fitnah yang mungkin muncul serta tantangan yang mesti
dijawab. Fenomena bergugurannya orang dari jalan dakwah ini tentunya adalah hal yang mesti
kita hindari karena hanya akan menimbulkan kerugian bagi kita. Abu Lubabah yang sempat
mengkhianati rasul setidaknya sudah hampir menjadi orang yang berjatuhan namun Abu
Lubabah langsung menyadari itu dan bertaubat dengan mengikat dirinya di tiang masjid. Seperti
itulah, kemunduran kita dijalan dakwah hanya akan menimbulkan ketidaktenangan dan kejauhan
dari nur Islam sehingga fenomena ini adalah yang mesti kita hindari. Untuk menghindari itu, kita
mesti mengidentifikasi faktor-faktor penyebab seseorang itu berjatuhan di jalan dakwah. Adapun
hal yang menyebabkan berjatuhan di jalan dakwah ada 3 hal yaitu hal yang bersumber dari
pergerakan, individu dan eksternal.
Page 2
Sebab yang bersumber dari pergerakan adalah :
1. Lemahnya Aspek Tarbiyah
Tarbiyah dalam suatu pergerakan adalah seperti kedudukan air didalam tubuh manusia. Ia
berperan sebagai penjaga kestabilan didalam tubuh manusia. Kekurangan air membuat kita
tersiksa dan malas dalam beraktifitas serta lemah dalam bergerak. Seperti itulah hakekat tarbiyah
dalam pergerakan. Layaknya tubuh, kehilangan konsumsi air dalam waktu lama dapat membuat
kita meninggal kehausan begitu pula dengan tiadanya tarbiyah hanya akan membuat aktivitas
dalam pergerakan menjadi kering dan beku sehingga hanya akan menimbulkan ketegangan dan
perasaan sensitif. Semakin kering ruhiyah maka akan menyebabkan aktifitas yang dilakukan
hanyalah seperti rutinitas biasa tanpa ruh sehingga kita akan bosan dan terlempar dari gerbong
dakwah ini.
2. Tidak Proporsional Dalam Memposisikan Anggota
Pergerakan yang profesional dan matang adalah pergerakan yang mengetahui kemampuan,
kecendrungan dan bakat para anggotanya dan mengenal titik kekuatan dan kelemahan mereka.
Maka, ketika seorang yang ditempatkan dibidang yang bukan ahlinya, hanyalah akan membuat
mereka menjadi futur atau setengah hati dalam menjalankan sehingga pekerjaan juga tidak
maksimal. Kejadian berkelanjutan yang seperti ini akan membuat pelakunya berguguran dari
jalan dakwah. Tidak sesuai langkah dengan rencana dan metode yang telah ditetapkan, tidak
menjadwal berbagai aktivitas berdasarkan skala prioritas, tidak dapat yang membedakan yang
penting dan yang tidak penting, hanya akan menimbulakan suatu kerancuan. Bahkan dengan
terpaksa pergerakan mengisi pos-pos yang masih kosong dengan orang yang tidak berkualitas
dan menyerahkan urusan kepada selain ahlinya. Jika itu yang terjadi, maka tunggulah
kehancurannya.
3. Tidak Memberdayakan Semua Anggota
Tidak memberdayakan anggota sama dengan mendapatkan emas tapi tidak memanfaatkannya.
Kita punya sesuatu yang bisa membuat sesuatu yang lebih baik tapi tidak digunakan. Hal ini
hanya akan membuat orang yang ada disana merasa tidak dihargai atau tidak dibutuhkan dan
menyebabkan pekerjaan tertumpuk pada kelompok tertentu. Hal ini tentu berakibat fatal karena
akan mengakibatkan baik kelompok yang merasa tertumpuk pekerjaannya ataupun yang tidak
terberdayakan berjatuhan dijalan dakwah
Page 3
4. Lemahnya Kontrol
Saat krisis, situasi sulit dan berbagai problema terjadi dalam sebuah bidang suatu pergerakan
maka disaat seperti inilah sebenarnya anggota membutuhkan perhatian dari pimpinannya. Ketika
pimpinan atau pergerakan turut serta mencari solusi dan menyelesaikan permasalahan tersebut
bersama maka pergerakan itu selamat. Namun, jika kontrol yang dilakukan ;emah sehingga
seolah pergerakan tidak mempedulikan itu maka yang dirasa adalah kesendirian yang akan
mendekati kepada futur berkelarutan. Inilah yang akan menyebabkan banyak orang terlempar
dari jalan dakwah
5. Kurang Sigap Dalam Menyelesaikan Persoalan
Hal ini tentunya akan menyebabkan semakin rumitnya persoalan dan menghantarkan kepada
jalan buntu. Jika begitu maka suasana yang tercipta hanyalah penumpukan pekerjaaan yang
mana ketika hal ini tidak cepat terselesaikan yang ada hanyalah semakin mencabangnya masalah,
semakin banyak muncul pembahasan sehingga tidak selesai-selesai karena setelah selesai satu,
maka akan muncul yang lain. Hal inilah yang tentunya akan menyebabkan kejenuhan sehingga
menyebabkan berguguran di jalan dakwah
6. Konflik Internal
Sebab ini adalah sebab yang paling gawat dan alat perusak iklim pergerakan karena ia bergerak
dari dalam tubuh organisasi yang efeknya bukan hanya kepada si “perusak” tetapi juga dapat
melemahkan anggota disekitarnya bahkan dapat menjado bumerang jika orang yang keluar dari
dakwah tersebut menyimpan sebuah dendam atau hal lain.
7. Pemimpin Yang Lemah
Lemahnya kepemimpinan ini bisa disebabkan karena lemahnya nalar dan intelektual pimpinan
sehingga tidak mampu memberikan kepuasan terhadap kehausan pikiran bawahan ataupun
lemahnya kemampuan struktural dimana pimpinan tidak memiliki bakat dan kemampuan
manjerial yang dapat mengendalikan struktur serta meletakkan prinsip-prinsip dasar
keorganisasian
Sebab yang bersumber dari individu :
1. Watak yang Indisipliner
Beberapa orang yang tertarik pada pergerakan hanya dalam situasi dan kondisi tertentu saja
sehingga wajar jika dalam perjalanan, mereka menjadi orang yang kurang dapat beradaptasi
terhadap hal-hal yang ditentukan pergerakan. Hal itu dapat disebabkan karena ketidaksiapan
Page 4
memikul beban-beban tugas struktural ataupun memang karena enggan melebur dalam jama’ah.
2. Takut Mati dan Miskin
Pintu inilah yang dijadikan syaitan dalam memasuki jiwa-jiwa aktivis dan orang beriman.
Timbulnya ketakutan untuk miskin akan menyebabkan malas bersedekah sedang ketakutan akan
mati dapat menyebabkan menurunnya semangat pengorbanan.
3. Sikap Ekstrem dan Berlebihan
“Sesungguhnya orang yang memaksakan di luar kemampuannya, tidak ada bumi yang dapat ia
lintasi dan tidak ada kendaraan yang dapat ia pertahankan.” (Ha
Berlaku berlebihan-lebihan dan membebani diri melebihi kemampuan hanya akan menyebabkan
frustasi dikemudian hari dan semakin mendekatkannya kepada tasaquth.
4. Sikap Mempermudah dan Menganggap Enteng
Menganggap enteng komitmen terhadap syariat dan mempermudah pelaksanaan hukum Allah
hanya akan memotivasi kita untuk bersikap longgar dalam hal-hal yang kecil pada awalnya dan
meningkat pada hal-hal besar. Batasan halal dan haram bahkan menjadi terlihat samar jika kita
senantiasa mempermudah pelaksanaan hukum Allah ini. Semakin jauh dari sisi Allah dan terlalu
banyak memberi kelonggaran hanya akan mengikis kemampuan diri secara perlahan di jalan
dakwah
5. Ghurur dan Senang Tampil
Ghurur, “Tertipu oleh diri sendiri “ dan senang tampil sesungguhnya hanya berfungsi sebagai
alat syaitan untuk memerosokkan para aktivis dakwah dalam jurang kerusakan amal dan
kehancuran jiwanya, menghapus pahala serta mencelakakannya di akhirat. Sifat sperti ini
sesungguhnya hanyalah benalu dalam dakwah yang sifatnya merugikan dakwah.
6. Cemburu terhadap Orang Lain
Kecemburuan kepada orang-orang terdepan, terpandang, sukses dan dikarunia keahlian yang
tidak dimilikinya jika telah berubah menjadi cemburu buta hanya akan menimbulkan dampak
tidak baik bagi pergerakan. Hal ini dapat menjadikan orang yang mempunyai kemampuan
terbatas tidak mau memposisikan diri sesuai dengan keterbatasannya tetapi cenderung
memaksakan diri meski tidak membawa manfaat. Hal ini tentu akan menimbulkan sikap ekstrem
dan watak indisipliner, dua perkara sekaligus yang bisa menghantarkan kepada keluarnya
seseroang dari jalan dakwah/
Page 5
7. Fitnah Senjata
Sikap ekstrem paling berbahaya adalah yang berkaitan dengan kekuatan ini karena dapat
menimbulkan petaka yang tidak hanya menimpa personal atau sekitar tapi wadah pergerakan
secara keseluruhan. Sebab timbulnya fitnah ini dapat disebabkan karena tidak jelasnya
pembentukan kekuatan dan tidak memenuhi syarat penggunaan kekuatan.
Sebab yang bersumber dari eksternal :
1. Tekanan Tribulasi
Tekanan tribulasi atau penyiksaan dalam kehidupan dakwah merupakan alat pembersih yang
paling efektif dalam membersihkan da’i – da’i dari dakwah dan alat pengukur paling akurat
dalam mengukur kekuatan keimanan seseorang. Meskipun pada awalnya mereka adalah orang
yang bersemangat, mereka mundur secara teratur karena tidak kuat setelah mendapat siksaan .
2. Tekanan Keluarga
Sikap keluarga yang mengkhawatirkan kita menderita, terjebak dalam paham atau aliran sesat
atau bahkan karena gengsi anaknya tidak sesuai dengan gaya hidup mereka atau lain hal ini yang
terkadang sulit diatasi para aktivis dakwah. Tidak menutup kemungkinan adanya keluarga yang
bahkan menghalang-halangi dakwahnya. Setidaknya sikap mUshab bin Umair terhadap ibuny
dimana mushab menolak kemauan ibunya agar mushab meninggalkan islam dan ibunya
mengancam bunuh diri tetapi tetap mushab tidak mau memenuhinya.
3. Tekanan Lingkungan
Lingkungan juga dapat menjadi pengaruh yang cukup berarti dalam membinasakan para pejuang
dakwah di medan dakwahnya. Ketika seseorang terbiasa hidup dalam lingkungan islami lalu
tiba-tiba hidup di tempat yang kanan-kirinya diskotik, secara tidak langsung tentunya orang
tersebut akan sulit untuk tetap mempertahankan solatnya sehingga turunlah keimananya atau
bahkan terlempar.
4. Tekanan Gerakan Destruktif
Pemuda yang terkadang tidak mampu bertahan dalam menghadapi gempuran propaganda yang
mendiskreditkan pergerakan islam sedang dia mempunyai kemampuan mumpuni dari segi
aktivitas dan priduktivitas mulai menjadi sasaran pengepungan oleh gerakan destruktrif. Hal
seperti ini yang menyebabkan bertumpuknya kebingungan sehingga semakin lama akan
membuat berjatuhan di jalan dakwah.
Page 6
5. Tekanan dari Figuritas
Tekanan dari figuritas ini adalah yang berkaitan dengan ghurur, ujub, tertipu, terlalu mencintai
diri sendiri sehingga inilah lumbung syaithan untuk menguji amal kita sehingga mengakibatkan
kita akan bertempur dengan syirik kecil. Figuritas ini yang hanya akan menimbulkan benalu
dalam dakwah jika pelakunya hanya ingin mendapatkan popularitas dan menjadi ujian untuk
yang istiqomah.
Motivasi Untuk Menjadi Kader Dakwah Yang Bersungguh-Sungguh
Filed under: Jalan Keberhasilan — 2 Komentar
April 19, 2012
2 Votes
Oleh: Alm. Ust. Rahmat Abdullah *
Sejarah telah diwarnai, dipenuhi dan diperkaya oleh orang-orang yang sungguh-sungguh. Bukan
oleh orang-orang yang santai, berleha-leha dan berangan-angan. Dunia diisi dan dimenangkan
oleh orang-orang yang merealisir cita-cita, harapan dan angan-angan mereka dengan jiddiyah
(kesungguh-sungguhan) dan kekuatan tekad.
Ba’da tahmid wa shalawat
Page 7
Ikhwah rahimakumullah, Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur’an Surat 19 Ayat 12 : …..
Ya Yahya hudzil kitaaba bi quwwah …” (QS. Maryam (19):12)
Tatkala Allah SWT memberikan perintah kepada hamba-hamba-Nya yang ikhlas, Ia tak hanya
menyuruh mereka untuk taat melaksanakannya melainkan juga harus mengambilnya dengan
quwwah yang bermakna jiddiyah, kesungguhan-sungguhan.
Sejarah telah diwarnai, dipenuhi dan diperkaya oleh orang-orang yang sungguh-sungguh. Bukan
oleh orang-orang yang santai, berleha-leha dan berangan-angan. Dunia diisi dan dimenangkan
oleh orang-orang yang merealisir cita-cita, harapan dan angan-angan mereka dengan jiddiyah
(kesungguh-sungguhan) dan kekuatan tekad.
Namun kebatilan pun dibela dengan sungguh-sungguh oleh para pendukungnya, oleh karena
itulah Ali bin Abi Thalib ra menyatakan: “Al-haq yang tidak ditata dengan baik akan dikalahkan
oleh Al-bathil yang tertata dengan baik”.
Ayyuhal ikhwah rahimakumullah,
Allah memberikan ganjaran yang sebesar-besarnya dan derajat yang setinggi-tingginya bagi
mereka yang sabar dan lulus dalam ujian kehidupan di jalan dakwah. Jika ujian, cobaan yang
diberikan Allah hanya yang mudah-mudah saja tentu mereka tidak akan memperoleh ganjaran
yang hebat. Di situlah letak hikmahnya yakni bahwa seorang da’i harus sungguh-sungguh dan
sabar dalam meniti jalan dakwah ini. Perjuangan ini tidak bisa dijalani dengan
ketidaksungguhan, azam yang lemah dan pengorbanan yang sedikit.
Ali sempat mengeluh ketika melihat semangat juang pasukannya mulai melemah, sementara para
pemberontak sudah demikian destruktif, berbuat dan berlaku seenak-enaknya. Para pengikut Ali
saat itu malah menjadi ragu-ragu dan gamang, sehingga Ali perlu mengingatkan mereka dengan
kalimatnya yang terkenal tersebut.
Ayyuhal ikhwah rahimakumullah,
Ketika Allah menyuruh Nabi Musa as mengikuti petunjuk-Nya, tersirat di dalamnya sebuah
pesan abadi, pelajaran yang mahal dan kesan yang mendalam:
Page 8
“Dan telah Kami tuliskan untuk Musa pada luh-luh (Taurat) segala sesuatu sebagai pelajaran dan
penjelasan bagi segala sesuatu; maka (Kami berfirman): “Berpeganglah kepadanya dengan teguh
dan suruhlah kaummu berpegang teguh kepada perintah-perintahnya dengan sebaik-baiknya,
nanti Aku akan memperlihatkan kepadamu negeri orang-orang yang fasiq”.(QS. Al-A’raaf
(7):145)
Demikian juga perintah-Nya terhadap Yahya, dalam surat Maryam ayat 12 :
“Hudzil kitaab bi quwwah” (Ambil kitab ini dengan quwwah). Yahya juga diperintahkan oleh
Allah untuk mengemban amanah-Nya dengan jiddiyah (kesungguh-sungguhan). Jiddiyah ini juga
nampak pada diri Ulul Azmi (lima orang Nabi yakni Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, Muhammad yang
dianggap memiliki azam terkuat).
Dakwah berkembang di tangan orang-orang yang memiliki militansi, semangat juang yang tak
pernah pudar. Ajaran yang mereka bawa bertahan melebihi usia mereka. Boleh jadi usia para
mujahid pembawa misi dakwah tersebut tidak panjang, tetapi cita-cita, semangat dan ajaran yang
mereka bawa tetap hidup sepeninggal mereka.
Apa artinya usia panjang namun tanpa isi, sehingga boleh jadi biografi kita kelak hanya berupa 3
baris kata yang dipahatkan di nisan kita: “Si Fulan lahir tanggal sekian-sekian, wafat tanggal
sekian-sekian”.
Hendaknya kita melihat bagaimana kisah kehidupan Rasulullah saw dan para sahabatnya. Usia
mereka hanya sekitar 60-an tahun. Satu rentang usia yang tidak terlalu panjang, namun sejarah
mereka seakan tidak pernah habis-habisnya dikaji dari berbagai segi dan sudut pandang.
Misalnya dari segi strategi militernya, dari visi kenegarawanannya, dari segi sosok
kebapakannya dan lain sebagainya.
Seharusnyalah kisah-kisah tersebut menjadi ibrah bagi kita dan semakin meneguhkan hati kita.
Seperti digambarkan dalam QS. 11:120, orang-orang yang beristiqomah di jalan Allah akan
mendapatkan buah yang pasti berupa keteguhan hati. Bila kita tidak kunjung dapat menarik ibrah
dan tidak semakin bertambah teguh, besar kemungkinannya ada yang salah dalam diri kita.
Seringkali kurangnya jiddiyah (kesungguh-sungguhan) dalam diri kita membuat kita mudah
Page 9
berkata hal-hal yang membatalkan keteladanan mereka atas diri kita. Misalnya: “Ah itu kan
Nabi, kita bukan Nabi. Ah itu kan istri Nabi, kita kan bukan istri Nabi”. Padahal memang tanpa
jiddiyah sulit bagi kita untuk menarik ibrah dari keteladanan para Nabi, Rasul dan pengikut-
pengikutnya.
Ayyuhal ikhwah rahimakumullah,
Di antara sekian jenis kemiskinan, yang paling memprihatinkan adalah kemiskinan azam, tekad
dan bukannya kemiskinan harta.
Misalnya anak yang mendapatkan warisan berlimpah dari orangtuanya dan kemudian
dihabiskannya untuk berfoya-foya karena merasa semua itu didapatkannya dengan mudah, bukan
dari tetes keringatnya sendiri. Boleh jadi dengan kemiskinan azam yang ada padanya akan
membawanya pula pada kebangkrutan dari segi harta. Sebaliknya anak yang lahir di keluarga
sederhana, namun memiliki azam dan kemauan yang kuat kelak akan menjadi orang yang
berilmu, kaya dan seterusnya.
Demikian pula dalam kaitannya dengan masalah ukhrawi berupa ketinggian derajat di sisi Allah.
Tidak mungkin seseorang bisa keluar dari kejahiliyahan dan memperoleh derajat tinggi di sisi
Allah tanpa tekad, kemauan dan kerja keras.
Kita dapat melihatnya dalam kisah Nabi Musa as. Kita melihat bagaimana kesabaran, keuletan,
ketangguhan dan kedekatan hubungannya dengan Allah membuat Nabi Musa as berhasil
membawa umatnya terbebas dari belenggu tirani dan kejahatan Fir’aun.
Berkat do’a Nabi Musa as dan pertolongan Allah melalui cara penyelamatan yang spektakuler,
selamatlah Nabi Musa dan para pengikutnya menyeberangi Laut Merah yang dengan izin Allah
terbelah menyerupai jalan dan tenggelamlah Fir’aun beserta bala tentaranya.
Namun apa yang terjadi? Sesampainya di seberang dan melihat suatu kaum yang tengah
menyembah berhala, mereka malah meminta dibuatkan berhala yang serupa untuk disembah.
Padahal sewajarnya mereka yang telah lama menderita di bawah kezaliman Fir’aun dan
kemudian diselamatkan Allah, tentunya merasa sangat bersyukur kepada Allah dan berusaha
Page 10
mengabdi kepada-Nya dengan sebaik-baiknya. Kurangnya iman, pemahaman dan kesungguh-
sungguhan membuat mereka terjerumus kepada kejahiliyahan.
Sekali lagi marilah kita menengok kekayaan sejarah dan mencoba bercermin pada sejarah.
Kembali kita akan menarik ibrah dari kisah Nabi Musa as dan kaumnya.
Dalam QS. Al-Maidah (5) ayat 20-26 : “Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya:
“Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah atasmu, ketika Dia mengangkat nabi-nabi di antaramu, dan
dijadikan-Nya kamu orang-orang merdeka dan diberikan-Nya kepadamu apa yang belum pernah
diberikan-Nya kepada seorangpun di antara umat-umat yang lain”.
“Hai, kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan
janganlah kamu lari ke belakang (karena takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang
yang merugi”.
“Mereka berkata: “Hai Musa, sesungguhnya dalam negri itu ada orang-orang yang gagah
perkasa, sesungguhnya kami sekali-kali tidak akan memasukinya sebelum mereka keluar dari
negri itu. Jika mereka keluar dari negri itu, pasti kami akan memasukinya”.
“Berkatalah dua orang di antara orang-orang yang takut (kepada Allah) yang Allah telah
memberi nikmat atas keduanya: “Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang (kota) itu, maka
bila kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu
bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman”.
“Mereka berkata: “Hai Musa kami sekali-kali tidak akan memasukinya selama-lamanya selagi
mereka ada di dalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Tuhanmu dan berperanglah kamu
berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja”.
“Berkata Musa: “Ya Rabbku, aku tidak menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku. Sebab
itu pisahkanlah antara kami dengan orang-orang yang fasiq itu”.
“Allah berfirman: “(Jika demikian), maka sesungguhnya negri itu diharamkan atas mereka
selama empat puluh tahun, (selama itu) mereka akan berputar-putar kebingungan di bumi
Page 11
(padang Tiih) itu. Maka janganlah kamu bersedih hati (memikirkan nasib) orang-orang yang
fasiq itu”.
Rangkaian ayat-ayat tersebut memberikan pelajaran yang mahal dan sangat berharga bagi kita,
yakni bahwa manusia adalah anak lingkungannya. Ia juga makhluk kebiasaan yang sangat
terpengaruh oleh lingkungannya dan perubahan besar baru akan terjadi jika mereka mau
berusaha seperti tertera dalam QS. Ar-Ra’du (13):11, “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah
nasib suatu kaum, sampai mereka berusaha merubahnya sendiri”.
Nabi Musa as adalah pemimpin yang dipilihkan Allah untuk mereka, seharusnyalah mereka
tsiqqah pada Nabi Musa. Apalagi telah terbukti ketika mereka berputus asa dari pengejaran dan
pengepungan Fir’aun beserta bala tentaranya yang terkenal ganas, Allah SWT berkenan
mengijabahi do’a dan keyakinan Nabi Musa as sehingga menjawab segala kecemasan, keraguan
dan kegalauan mereka seperti tercantum dalam QS. Asy-Syu’ara (26):61-62, “Maka setelah
kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa: “Sesungguhnya kita
benar-benar akan tersusul”. Musa menjawab: “Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya
Rabbku bersamaku, kelak Dia pasti akan memberi petunjuk kepadaku”.
Semestinya kaum Nabi Musa melihat dan mau menarik ibrah (pelajaran) bahwa apa-apa yang
diridhai Allah pasti akan dimudahkan oleh Allah dan mendapatkan keberhasilan karena jaminan
kesuksesan yang diberikan Allah pada orang-orang beriman. Allah pasti akan bersama al-haq
dan para pendukung kebenaran. Namun kaum Nabi Musa hanya melihat laut, musuh dan
kesulitan-kesulitan tanpa adanya tekad untuk mengatasi semua itu sambil di sisi lain bermimpi
tentang kesuksesan. Hal itu sungguh merupakan opium, candu yang berbahaya. Mereka
menginginkan hasil tanpa kerja keras dan kesungguh-sungguhan. Mereka adalah “qaumun
jabbarun” yang rendah, santai dan materialistik. Seharusnya mereka melihat bagaimana
kesudahan nasib Fir’aun yang dikaramkan Allah di laut Merah.
Seandainya mereka yakin akan pertolongan Allah dan yakin akan dimenangkan Allah, mereka
tentu tsiqqah pada kepemimpinan Nabi Musa dan yakin pula bahwa mereka dijamin Allah akan
memasuki Palestina dengan selamat.
Page 12
Bukankah Allah SWT telah berfirman dalam QS. 47:7, “In tanshurullah yanshurkum
wayutsabbit bihil aqdaam” (Jika engkau menolong Allah, Allah akan menolongmu dan
meneguhkan pendirianmu).
Hendaknya jangan sampai kita seperti Bani Israil yang bukannya tsiqqah dan taat kepada Nabi-
Nya, mereka dengan segala kedegilannya malah menyuruh Nabi Musa as untuk berjuang sendiri.
“Pergilah engkau dengan Tuhanmu”. Hal itu sungguh merupakan kerendahan akhlak dan
militansi, sehingga Allah mengharamkan bagi mereka untuk memasuki negri itu. Maka selama
40 tahun mereka berputar-putar tanpa pernah bisa memasuki negri itu.
Namun demikian, Allah yang Rahman dan Rahim tetap memberi mereka rizqi berupa ghomama,
manna dan salwa, padahal mereka dalam kondisi sedang dihukum.
Tetapi tetap saja kedegilan mereka tampak dengan nyata ketika dengan tidak tahu dirinya mereka
mengatakan kepada Nabi Musa tidak tahan bila hanya mendapat satu jenis makanan.
Orientasi keduniawian yang begitu dominan pada diri mereka membuat mereka begitu kurang
ajar dan tidak beradab dalam bersikap terhadap pemimpin. Mereka berkata: “Ud’uulanaa
robbaka” (Mintakan bagi kami pada Tuhanmu). Seyogyanya mereka berkata: “Pimpinlah kami
untuk berdo’a pada Tuhan kita”.
Kebodohan seperti itu pun kini sudah mentradisi di masyarakat. Banyak keluarga yang berstatus
Muslim, tidak pernah ke masjid tapi mampu membayar sehingga banyak orang di masjid yang
menyalatkan jenazah salah seorang keluarga mereka, sementara mereka duduk-duduk atau
berdiri menonton saja.
Rasulullah saw memang telah memberikan nubuwat atau prediksi beliau: “Kelak kalian pasti
akan mengikuti kebiasaan orang-orang sebelum kalian selangkah demi selangkah, sejengkal
demi sejengkal, sehasta demi sehasta dan sedepa demi sedepa”. Sahabat bertanya: “Yahudi dan
Nasrani ya Rasulullah?”. Beliau menjawab: “Siapa lagi?”.
Kebodohan dalam meneladani Rasulullah juga bisa terjadi di kalangan para pemikul dakwah
sebagai warasatul anbiya (pewaris nabi). Mereka mengambil keteladanan dari beliau secara tidak
Page 13
tepat. Banyak ulama atau kiai yang suka disambut, dielu-elukan dan dilayani padahal Rasulullah
tidak suka dilayani, dielu-elukan apalagi didewakan. Sebaliknya mereka enggan untuk mewarisi
kepahitan, pengorbanan dan perjuangan Rasulullah. Hal itu menunjukkan merosotnya militansi
di kalangan ulama-ulama amilin.
Mengapa hal itu juga terjadi di kalangan ulama, orang-orang yang notabene sudah sangat faham.
Hal itu kiranya lebih disebabkan adanya pergeseran dalam hal cinta dan loyalitas, cinta kepada
Allah, Rasul dan jihad di jalan-Nya telah digantikan dengan cinta kepada dunia.
Mentalitas Bal’am, ulama di zaman Fir’aun adalah mentalitas anjing sebagaimana digambarkan
di Al-Qur’an. Dihalau dia menjulurkan lidah, didiamkan pun tetap menjulurkan lidah. Bal’am
bukannya memihak pada Musa, malah memihak pada Fir’aun. Karena ia menyimpang dari jalur
kebenaran, maka ia selalu dibayang-bayangi, didampingi syaithan. Ulama jenis Bal’am tidak
mau berpihak dan menyuarakan kebenaran karena lebih suka menuruti hawa nafsu dan tarikan-
tarikan duniawi yang rendah.
Kader yang tulus dan bersemangat tinggi pasti akan memiliki wawasan berfikir yang luas dan
mulia. Misalnya, manusia yang memang memiliki akal akan bisa mengerti tentang berharganya
cincin berlian, mereka mau berkelahi untuk memperebutkannya. Tetapi anjing yang ada di dekat
cincin berlian tidak akan pernah bisa mengapresiasi cincin berlian. Ia baru akan berlari mengejar
tulang, lalu mencari tempat untuk memuaskan kerakusannya. Sampailah anjing tersebut di tepi
telaga yang bening dan ia serasa melihat musuh di permukaan telaga yang dianggapnya akan
merebut tulang darinya. Karena kebodohannya ia tak tahu bahwa itu adalah bayangan dirinya. Ia
menerkam bayangan dirinya tersebut di telaga, hingga ia tenggelam dan mati.
Kebahagiaan sejati akan diperoleh manusia bila ia tidak bertumpu pada sesuatu yang fana dan
rapuh, dan sebaliknya justru berorientasi pada keabadian.
Nabi Yusuf as sebuah contoh keistiqomahan, ia memilih di penjara daripada harus menuruti
hawa nafsu rendah manusia. Ia yang benar di penjara, sementara yang salah malah bebas.
Ada satu hal lagi yang bisa kita petik dari kisah Nabi Yusuf as. Wanita-wanita yang
mempergunjingkan Zulaikha diundang ke istana untuk melihat Nabi Yusuf. Mereka mengiris-iris
Page 14
jari-jari tangan mereka karena terpesona melihat Nabi Yusuf. “Demi Allah, ini pasti bukan
manusia”. Kekaguman dan keterpesonaan mereka pada seraut wajah tampan milik Nabi Yusuf
membuat mereka tidak merasakan sakitnya teriris-iris.
Hal yang demikian bisa pula terjadi pada orang-orang yang punya cita-cita mulia ingin bersama
para nabi dan rasul, shidiqin, syuhada dan shalihin. Mereka tentunya akan sanggup melupakan
sakitnya penderitaan dan kepahitan perjuangan karena keterpesonaan mereka pada surga dengan
segala kenikmatannya yang dijanjikan.
Itulah ibrah yang harus dijadikan pusat perhatian para da’i. Apalagi berkurban di jalan Allah
adalah sekedar mengembalikan sesuatu yang berasal dari Allah jua. Kadang kita berat berinfaq,
padahal harta kita dari-Nya. Kita terlalu perhitungan dengan tenaga dan waktu untuk berbuat
sesuatu di jalan Allah padahal semua yang kita miliki berupa ilmu dan kemuliaan
keseluruhannya juga berasal dari Allah. Semoga kita terhindar dari penyimpangan-
penyimpangan seperti itu dan tetap memiliki jiddiyah, militansi untuk senantiasa berjuang di
jalan-Nya. Amin.
Wallahu a’lam bis shawab
*Judul Sebenarnya:Membangun dan Membina Militansi Kita
Tarian Keyboard
Media untuk perbaikan diri dan umat. Berbagi kisah dan pemikiran. Berusaha
menghasilkan suatu kebaikan yang berguna untuk kebaikan lainnya, dan
begitu seterusnya
Menu
Page 15
Skip to content
Home
Dedi Setiawan
Judul Tulisan
Motivasi Tiada Henti
Motivasi Tiada Henti
Sengaja ada halaman seperti ini, supaya kita bisa saling berbagi inspirasi. Juga agar apa yang
telah lewat, tetap bisa diambil hikmahnya. Halaman ini berisi kata-kata motivasi yang pernah
ditulis di sidebar “=Motivasi Tiada Henti=” pada blog ini dan status-status di Facebook saya.
Jika kematian adalah suatu kepastian,
maka perjuangan adalah suatu keharusan!
Jika kesibukan dapat menimbulkan kelelahan, maka waktu luang dapat menimbulkan kerusakan
(Filsuf Persia, Barzanjamhari)
Orang yang hidup bagi dirinya sendiri akan hidup sebagai orang kerdil dan mati sebagai orang
kerdil. Tapi orang yang hidup bagi orang lain akan hidup sebagai orang besar dan mati sebagai
orang besar. =Sayyid Quthb=
Jadilah kalian orang-orang yang :
)I( Paling kokoh sikapnya
)I( Paling lapang dadanya
)I( Paling dalam pemikirannya
)I( Paling luas cara pandangnya
)I( Paling rajin amal-amalnya
)I( Paling solid penataan organisasinya
)I( Paling banyak manfaatnya
- Syaikhut Tarbiyah, KH. Rahmat Abdullah –
Page 16
Barangsiapa tidak menyibukkan diri dengan kebaikan, niscaya ia akan disibukkan oleh keburukan
Kebesaran seseorang tidak terlihat ketika ia berdiri dan memberi perintah, tetapi ketika ia
berdiri sama tinggi dengan orang lain dan membantu orang lain untuk mengeluarkan yang
terbaik dari diri mereka guna mencapai sukses.
|||||||||||||||||||||||
Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari
pengikut (nya) yang bertaqwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa
mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai
orang-orang yang sabar (QS. Ali – Imran, 146)
Bahkan dalam letihpun seorang da’i tetap tersenyum. Karena apa yang dia tunaikan menjadi
jaminan bermaknanya usia dan bermanfaatnya kehidupan. (Majalah Al Izzah)
Kita kan tetap di sini, walau panas di tapak, berat di pundak, kering dihembus, perih di
pandangan. Kita kan tetap berjalan, hingga kelak kan terjawab mengapa perjuangan itu pahit.
Karena cinta Allah itu mahal.. (saudariku)
Apabila empuknya kasur dan hangatnya selimut masih lebih engkau sukai daripada meletakkan
kening di atas sejadah di keheningan malam, niscaya engkaupun akan merasa berat bila suatu
saat diminta untuk mengorbankan harta dan jiwamu di jalan Allah. Sebab, apabila qiyamullail
yang merupakan ibadah yang tidak mengandung resiko saja belum mampu engkau laksanakan,
mana mungkin engkau bisa merasa ringan apalagi ikhlas melakukan ibadah yang menuntut
adanya pengorbanan harta, jiwa, dan raga darimu.
=Madrasah Jiwa Perindu Surga, Mas Udik Abdullah=
Ajal adalah kepastian, namun tak tau kapan kita akan mendapatkannya, segera atau tertunda
nanti. Tak ada yang tau kita akan syahid di bumi bagian mana. Bertemanlah dengan waktu
sehingga dia tidak memberikan kita space berbuat maksiat, tapi ia memberikan dorongan untuk
Page 17
senantiasa berkarya. Hanya kepada Allah berharap dan hanya dengan kerja keras kita bisa
menyumbangkan kontribusi untuk kejayaan islam. -08180964xxxx-
menjadi orang penting itu baik, tapi jauh lebih penting untuk menjadi orang baik
|||||||||||||||||||||||
logika iman mewajibkan untuk tidak berputus asa menghadapi hambatan dan rintangan apapun
jua. Supaya, orang-orang beriman memandang masa depan mereka dengan jiwa lapang dan
terang benderang. Mengayunkan langkah kehidupan bersama harapan, keberanian, dan
memperbanyak amal =musuh cita-cita pengemban dakwah, Irfan S. Awwas, hal 148=
Tidak ada lagi waktu bagi kita untuk beristirahat. Tugas dakwah kita terlalu banyak. Jika engkau
ingin beristirahat wahai pemuda, nanti . . . ketika engkau langkahkan kakimu ke surga
= salah satu tausiyah KH. Rahmat Abdullah, di masjid kampus UGM=
Segala kebaikan terletak di dalam keridhoan. Maka jika kau mampu, jadilah orang yang ridho.
Jika tak mampu, jadilah orang yang sabar.
=BM STT Telkom=
Merendahlah,
engkau kan seperti bintang-gemintang
Berkilau di pandang orang
Diatas riak air dan sang bintang nun jauh tinggi
Janganlah seperti asap
Yang mengangkat diri tinggi di langit
Padahal dirinya rendah-hina
(KH Rahmat Abdullah)
jangan bersedih karena kekurangan kita. Yakinlah, bahwa di balik kekukarang, tersimpan energi
besar yang siap menerjang. Mungkin energi itu belum pernah kita undang, sehingga tidak
datang prestasi yang gemilang
Page 18
Setiap perjuangan pasti membutuhkan pengorbanan rohani maupun ragawi. Mari kita jalani
dengan hati dan niat yang suci. Awali langkah kita dengan niat hanya untuk mendapat ridho
Illahi. Yakinlah bahwa Allah akan selalu membalas kebaikan2 kita yang hakiki. May Allah bless
and strengthen us.
=085292333***=
|||||||||||||||||||||||
Jika kau lelah, basuh lelahmu dengan kesabaran
Ceritakan dukamu pada ketabahan
Usap air mata dengan harapan
Jika terluka, tetaplah tersenyum untuk semua orang di sekitarmu,
karena itu tanda syukur pada Rabb-mu
=081322101***=
Perhatikanlah karakter lebih daripada reputasimu, karena karakter adalah siapa dirimu
sebenarnya, sementara reputasimu hanyalah pendapat orang lain tentang siapa dirimu
= John Wooden =
Ya Allah,
kami mohon dimasukkan ke dalam golongan hamba-Mu yang mudah bergetar hatinya dan
menetes airmatanya ketika disebut nama-Mu. Disebabkan kami yang begitu merindukan-Mu.
Izinkanlah kami menatap wajah-Mu, walau kami sering mengecewakan.
= 085720098***=
Tidaklah hamba-Ku terus menerus mendekatkan diri kepada-Ku dengan amal-amal sunah hingga
Aku mencintainya. Maka bila Aku mencintainya,
Aku menjadi pendengaran yang ia mendengar dengannya,
Aku menjadi matanya yang ia gunakan untuk melihat,
Aku menjadi tangannya yang ia gunakan untuk memukul,
Aku menjadi kakinya yang ia gunakan untuk berjalan.
Dan jika ia meminta kepada-Ku, pasti Aku beri.
Page 19
Dan jika ia meminta perlindungan kepada-Ku, pasti Aku lindungi dia
=HR Bukhari=
Keletihan itu, akan menjadi beban ketika kami merasakannya sebagai keletihan fisik yang tidak
diikuti oleh keyakinan ruhiyah. Maka sesungguhnya kesempitan di jalan ini, pasti menyimpan
hikmah luar biasa yang akan tercurah dalam bentuk rahmat Allah SWT.
= M. Lili Nur Aulia, Beginilah Jalan Dakwah Mengajari Kami @ Kesejukan yang meringankan
Langkah =
Allah akan menjagamu saudaraku.
Hingga kepenatan menjadi senyuman, kelelahan menjadi kenikmatan, dan kesusahan menjadi
kekuatan. Allah bersamamu. Semangat!!!
=08132210****, saudara seperjuangan di UPI=
|||||||||||||||||||||||
Kemunduran kita adalah keputusasaan.
Kemajuan kita adalah ketangguhan.
Keberanian kita adalah keyakinan akan pertolongan Allah.
Bertakbirlah mengagungkan-Nya!
=08132210****=
Anda bisa memutar mundur jam yang Anda miliki, tapi bukan memutar mundur waktu!
Tidak semua kata cinta lahir dari cinta, sebab tidak semua yang terkata selalu datang dari jiwa
=Serial Cinta Anis Matta di Majalah Tarbawi=
Walaupun ada seribu alasan untuk kalah, jangan ambil satu pun. Walaupun tidak ada peluang
untuk menang, ciptakan satu peluang!
=Paul Smith, seorang komandan militer AS=
Page 20
Awalnya, cita-cita besar itu dipandang tidak mungkin terjadi (impossible) lalu mungkin
(probable), dan kemudian seringkali terjadi.
=Christopher Reeve=
Hal yang kita punya adalah tangan kurus yang tak biasa menggenggam kekalahan. Hal yang kita
miliki adalah dada yang ceking; tempat yang –sebenarnya- terlampau sempit untuk sebuah
tanggung jawab. Hal yang ada pada kita adalah kaki yang pecah-pecah, yang tidak biasa diam di
tengah hiruk pikuk ketidakadilan yang sombong. Terdengar dua suara; erangan untuk melawan
atau rayuan untuk mundur. = Eko Novianto @ sudahkah kita tarbiyah=
|||||||||||||||||||||||
Ada yang mengeluh, merasa jenuh, ingin gugur dan jatuh. Ia berkata “LELAH”
Ada yang lelah, tubuhnya penat, tapi semangatnya kuat. Ia berkata “LILLAH”
Karena Allah, semoga keikhlasan selalu mengiringi amal-amal ibadah kita
=0852242223***=
SUKSES ADALAH HAK SAYA
Sukses bukan milik orang-orang tertentu.
Sukses milik anda, milik saya, dan milik siapa saja yang menyadari,
menginginginkan dan memperjuangkan dengan sepenuh hati.
=Andrie Wongso=
Tidak ada yang salah dengan impian yang visioner. Jika orang lain mengejek dan mencela, jangan
pernah menyerah! Kita hanya sedang menunjukkan sikap optimis pada orang yang tidak tepat
=Dedi Setiawan=
Jangan pernah putus asa! karena yang mudah putus asa tidak pernah sukses dan orang sukses
tidak pernah putus asa
Page 21
Tidak setiap suara jiwa harus terkata saat ini juga. Kadang butuh waktu lama, juga dibarengi
kerja, supaya ketika sampai pada waktunya, ia akan terdengar jelas dan bertenaga! =Dedi
Setiawan=
Diam saat saudaranya salah, itu bodoh akut =Reza Dynasti Pramana=
|||||||||||||||||||||||
Ada kemampuan untuk mengingat, ada kemampuan untuk melupakan. Keduanya harus
digunakan; pada saat yang tepat. =Dedi Setiawan=
Sedikit tapi cukup, itu lebih bermanfaat daripada banyak tapi sia-sia.
Percaya itu baik. Tapi mengecek kembali, itu jauh lebih baik =BJ. Habibie=
Bergeraklah, bergeraklah menjadi lebih baik. Bukan sekedar berpindah tanpa arah
Singkirkan, singkirkan yang tidak perlu!
Tujuan adalah sesuatu yang ditentukan di awal, diwujudkan di akhir. Tempat memulai pemikiran
dan akhir dari sebuah perjalanan =Ibnul Qayyim=
|||||||||||||||||||||||
Kritik, itu cara lain untuk menunjukkan cinta.
Selalu ada hikmah di balik hilangnya suatu nikmat
Tentang berbuat baik: penerimaan mungkin akan memperkuat mental kita, tapi penolakan
jangan sampai memperlemah jiwa kita.
Page 22
Santai saja; kita tak perlu merasa paling benar ketika orang lain salah, dan merasa paling salah
ketika orang lain benar
|||||||||||||||||||||||
Tenang, semua ada dalam kendali-Nya. Pantai masih membentang di sepanjang Teluk Lampung,
Gede Pangrango masih diselimuti hutan hujan tropis, langit masih menggantung di atas sana,
dan masih banyak lagi. Kalau hal-hal yang menyangkut hajat hidup orang banyak saja beres,
apalagi untuk “hal kecil” yang menyangkut satu dua orang. Dulu, sekarang, dan masa depan,
semua berada dalam genggaman-Nya.
Hidup adalah amal kebaikan yang kita lakukan, bukan sekadar umur yang kita habiskan.
Tidak perlu ada dendam di hati, baik di antara kita maupun antara kita dengan orang lain. Yang
perlu ada hanyalah keikhlasan yang tertanam di sanubari =Ust. Arifin Sobari, Mei 2010
@Puntang yang berkabut=
Tidak ada cara yang paling baik untuk belajar, kecuali terjun langsung menyelesaikan persoalan
=B.J. Habibie=
Kita tidak perlu menjadi hebat untuk memulai, tapi perlu memulai untuk menjadi hebat.
Tersenyumlah selalu walau pada hakekatnya hatimu terluka. Jangan lakukan itu untuk dirimu
sendiri, lakukanlah untuk orang lain. Karena tanpa kamu sadari, ada seseorang yang bahagia
melihatmu tersenyum =sms seorang teman=
|||||||||||||||||||||||
Kita bernafas saat tidur, tapi tidak sedang hidup. Karena hidup itu harus punya makna, bukan
sekadar bernafas dan berebut oksigen.
Dan janganlah dipilih hidup ini bagai nyanyian ombak / hanya berbunyi ketika terhempas di
pantai / tapi jadilah kamu air bah / mengubah dunia dengan amalmu =Muhammad Iqbal=
Page 23
Mau ramah atau marah, sedih atau bahagia, itu pilihan kita. Masalah pasti ada, tapi kita harus
tetap tenang. Ini jiwa, jiwa kita. Suasananya kita yang rasa. Jangan biarkan orang lain
merusaknya =Dedi Setiawan=
Tips percaya diri hari ini: aku datang, menyapa, dan berdialog dengan niat baik. Jadi, tak perlu
merasa malu
Kalau kamu berenang, maka kamu akan basah. Itu memang resiko yang harus dihadapi. Tentang
setelah sampai di tepi kamu mau ngapain, itu soal lain. Tugasmu sekarang adalah fokus agar
selamat sampai ke tepi =Ibu saya=
Tak ada yang tahu berapa lama lagi bisa bersama orang yang kita anggap penting. Jadi,
nikmatilah kebersamaan itu =Film “Sorcerer’s Aprentice=
|||||||||||||||||||||||
Perkembangan hidup kita seperti naik tangga. Ada satu saat ketika salah satu kaki kita sudah
meninggalkan anak tangga yang bawah, kaki melayang-layang sejenak di udara. Boleh jadi juga
terpeleset dan jatuh. Itu resiko. Tapi kalau takut menghadapi resiko, kita tidak pernah beranjak
dari anak tangga terbawah =Buya Hamka=