Top Banner
Si BiMa Seputar informasi Bina Marga dan Penataan Ruang Jalan Mantap, Ekonomi Lancar Edisi XLX / April - Juni | 2020 Kelas Dunia Wujudkan Pemerintahan
32

Wujudkan Pemerintahan Kelas Dunia - jabarprov.go.id

Dec 01, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Wujudkan Pemerintahan Kelas Dunia - jabarprov.go.id

siBiMaSeputar informasi Bina Marga dan Penataan Ruang

Jalan Mantap, Ekonomi Lancar

Edisi XLX / April - Juni | 2020

Kelas DuniaWujudkanPemerintahan

Page 2: Wujudkan Pemerintahan Kelas Dunia - jabarprov.go.id

Pengarah:Kepala Dinas Bina Marga dan

Penataan RuangIr. A. Koswara MP

Penanggung jawab:Sekretaris Dinas Bina Marga dan

Penataan RuangAsep Supriatna

Pemimpin Redaksi:Sekretaris Dinas Bina Marga dan

Penataan RuangAsep Supriatna

Sekretaris:Kepala Sub Bagian Kepegawaian

dan UmumSri

Redaktur Pelaksana:M. Aswal, ST., MT.

Hendra Wardhana, ST., MT.

Koresponden/Fotografer:Galih

Narasumber:Ir. Asep SupriatnaIr. Gumilang, MT. Ir. Bobby Subroto

Ir. Indra MahaIr. Agus Salim ST., MT.

Ir. Agus Budiono, ST., MM.Ir. Adnan Guntara, ST., MT.

Ir. Apit BachrulIr. Yudha Tamtama

Drs. Uuh Suparman M.Sc

Sirkulasi/Umum:Endang Cahyana, Hari A. Sumirat

Operator Komputer:Andri S.

Alamat Redaksi:Jl. Asia Afrika no. 79 Bandung.

Telp. (022) 423 1602 (022) 423 1603 e-mail redaksi:

[email protected]

IN BOX

peristiwa

Finalisasi Pergub Ihwal KBU14

Kerja TerbatasKinerja Tetap Harus Tuntas12

Revisi RTRW Kabupaten Cianjur16Siapkan Purna Bakti Sejak Dini18

laporan utamaReformasi BirokrasiWujudkan Pemerintahan Kelas Dunia

4Memahami Reformasi Birokrasi6

gardaTerapkan Protokol Kesehatan19Peran Strategis KSP dan Pengawasan Struktural20Optimis dan Realistis di Masa Pandemi21

wawasanDaur Ulang Aspaldengan RAP28Teknologi Jalandi Masa Depan30

sosokGunawan, S.T., M.TSiapkan Regenerasi Bagian Perencanaan

24

Lensa22

mang bimaNyU NORMAl AlIAS POlA HIDUP BARU3

26 Bisma Aji Nugraha, S.T., M.SiTempat Baru Rasa Dulu

Peduli PandemiJabar Realokasi APBD Tertinggi9Tito : “Command Center Jabar Sudah lengkap”10Jempol UNDP untuk Jabar11

hot news8 Jabar Terbaik

dalam Manajemen Pandemi

Page 3: Wujudkan Pemerintahan Kelas Dunia - jabarprov.go.id

Mang BiMa ngageuing

Nyu Normal AlIAS

ADAPTASI KEBIASAAN BARU (AKB)

3SiBiMa | April - Juni 2020

“ASSALAMU’ALAIKUM, Broh,” Mang Bima noél si Abroh nu keur leumpang.“Waalaikumussalam Warohmatullahi Wabarokaatuh, “ si Abroh rada kagét, tapi tuluy seuri.“Naha kamu seuri, Broh?” Mang Bima héran.

“Eta, ningali kamu tengah poé éréng-éréngan begini meni buni paké masker, sarung tangan, juga éta sudah noél meni langsung menjaga jarak,” si Abroh masih seuri, tapi bari kerung ayeunamah. Panasaran.

“ Nih dengar yaa, Broh. Wabah Covid-19 alias virus Corona belum réngsé. Meskipun jumlah yang sembuh sudah semakin banyak dan pencegahan penyebaran Corona di Jawa Barat sudah berhasil menurun, tapi penyebaran si haram jadah virus Corona téh can réngsé. Masih aya kemungkinan urang tertular ti saha jeung di mana waé,” Mang Bima ngajelaskeun panjang lébar.

“Tapi kan sudah dua bulan ini jalan masih ditutup sawaréh, digawé masih sapoé ka kantor sapoé di imah. Komo di séktor swasta mah loba karyawan di PHK atawa dirumahkan,” si Abroh malik nanya siga nu protés ka Mang Bima.

“Saya juga tahu, nu matak pamaréntah mulai melonggarkan kebijakan. Mengijinkan beberapa jenis pekerjaaan untuk memulai usaha kembali agar perékonomian berjalan lagi. Tapi, harus mengikuti aturan/protokol kesehatan dengan tetap memakai masker, sarung tangan, maké hand sanitizer, rajin cuci tangan maké sabun,” Mang Bima mere penjelasan, “Tah nu gini téh disebutna Nyu Normal,” Mang Bima nambahan. Hidup New Normal maksudna.

“Lain Nyu téh artina Anyar pan, tapi naha atuh siga nu teu Normal?” si Abroh weléh can ngarti.“Is ..... kehidupan mah normal deui, tapi kusabab penyebaran virus Corona masih tinggi, makana aya pola hidup

baru alias Nyu Normal téa. Aturana, kalau bekerja kudu paké masker, sarung tangan, make hand sanitizer, rajin cuci tangan maké sabun, jeung ngajaga jarak atawa social distancing,” ceuk Mang Bima bari

cengkat rék nyokot cai nginum.“Atuh kapan betul-betul hirup normal?” si Abroh nanya bari ngahuleng.“Nya sanggeus Covid-19 alias virus Corona bener-bener bérés bisa ditanggulangi. Minimal

penyebaran na beuki saeutik,” Mang ngajawab singkat. “Sampé iraha giginian téh?” si Abroh beuki kesel kacirina.

“Mun urang kabéh geus bisa disiplin mengikuti aturan ti Pamarentah Provinsi Jawa Barat khususna. Insya Allah dina tahun ieu atawa tahun 2021 gé réngsé. Komo mun dibarengan jeung geus kapanggihna obat atawa vaksin keur virus Corona,” témbal Mang Bima optimistis.

“Sugan waé bari ngadoa ka Gusti Allah jeung disiplin ngajalankeun protokol kaséhatan mah éta si virus Corona téh

musnah ti Indonesia,” si Abroh ngaharep. Manéhna jeung Mang Bima terus méngkol heula ka

deukeut Satpam, rék sasalaman ti kajauhan ngucapkeun Selamat Idul Fitri 1441 H. Sabab, karék papanggih deui

sanggeus bulan Ramadhan wekasan jeung salila dua bulan leuwih digawé di imah waé alias Work from Home

(WFH). (DK)

Page 4: Wujudkan Pemerintahan Kelas Dunia - jabarprov.go.id

LAPORAN UTAMA

reformasi Birokrasi

Wujudkan Pemerintahan

Kelas DuniaMempercepat pencapaian tata kelola

pemerintahan yang baik memerlukan reformasi birokrasi di seluruh Kementerian/Lembaga/

Pemerintah Daerah. Hal ini tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Republik

Indonesia No. 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010 – 2025.

PERPRES ini kemudian digunakan sebagai acuan pelaksanaan

Reformasi Birokrasi pada Pemerintah Pusat maupun

Pemerintah Daerah. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi pemerintah harus mampu mendorong perbaikan dan peningkatan kinerja birokrasi pemerintah, baik pusat maupun daerah.

Visi dari Reformasi Birokrasi adalah “Terwujudnya Pemerintahan Kelas Dunia.” Pemerintahan kelas dunia merupakan pemerintahan yang profesional dan berintegritas tinggi, mampu menyelenggarakan pelayanan prima kepada masyarakat serta memiliki manajemen pemerintahan demokratis agar mampu menghadapi tantangan abad ke-21 melalui tata pemerintahan yang baik di tahun 2025.

Berdasarkan Grand Design Reformasi Birokrasi 2010 – 2025, terdapat beberapa tujuan akhir dari Reformasi Birokrasi. Pertama, mengurangi dan akhirnya menghilangkan setiap penyalahgunaan kewenangan publik oleh pejabat di instansi yang bersangkutan. Kedua, menjadikan negara yang memiliki most-improved bureaucracy. Ketiga, meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat.

Keempat, meningkatkan mutu perumusan dan pelaksanaan kebijakan/program instansi. Kelima, meningkatkan efisiensi (biaya dan waktu) dalam pelaksanaan semua segi tugas organisasi. Terakhir, menjadikan birokrasi Indonesia antisipatif, proaktif, dan efektif dalam menghadapi globalisasi dan dinamika perubahan lingkungan strategis.

Untuk mencapai enam tujuan tersebut telah ditetapkan delapan area perubahan dan hasil yang diharapkan. Delapan

area tersebut antara lain organisasi, tata laksana, peraturan perundang-undangan, sumber daya manusia, pengawasan, akuntabilitas, pelayanan publik serta pola pikir (mind set) dan budaya kerja (culture set) aparatur.

Pada area organisasi, diharapkan dapat tepat dari segi fungsi dan ukuran (right sizing) atau tidak terlalu gemuk. Pada area tata laksana, harus menghasilkan sistem, proses serta prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, terukur, dan sesuai prinsip-prinsip good governance. Pada area perundang-undangan harus menghasilkan regulasi yang lebih tertib, tidak tumpang tindih, dan kondusif.

Sementara area SDM harus menghasilkan aparatur yang berintegritas, netral, kompeten, kapabel, profesional, berkinerja tinggi serta sejahtera. Untuk area pengawasan, harus meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN. Pada area akuntabilitas, hasil yang diharapkan adalah meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi.

Demikian pula dengan pelayanan publik harus prima sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat. Terakhir, pada area pola pikir dan budaya kerja aparatur, harus menghasilkan birokrasi dengan integritas dan kinerja yang tinggi.

Sasaran Reformasi Birokrasi 2020 – 2024 disesuaikan dengan sasaran pembangunan sub sektor aparatur negara. Hal ini tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024 yang juga digunakan sebagai sasaran Reformasi Birokrasi.

Terdapat tiga sasaran Reformasi Birokrasi, yaitu birokrasi yang bersih dan akuntabel, kapabel serta pelayanan publik

Foto: wawan/DK

4 April - Juni 2020 | SiBiMa

Page 5: Wujudkan Pemerintahan Kelas Dunia - jabarprov.go.id

yang prima. Ketiga sasaran Reformasi Birokrasi itu diyakini merupakan pengungkit utama dari pencapaian tujuan dan berbagai indikatornya.

Peraturan Menteri Pendayagunaan AparAtur Negara dan Reformasi Birokrasi (Permen PAN RB) No. 25 Tahun 2020 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2020 - 2024 menetapkan delapan area perubahan yang merupakan penyesuaian dari delapan area dalam Grand Design Reformasi Birokrasi 2010 – 2025. Penyesuaian dilakukan berdasarkan dinamika pelaksanaan Reformasi Birokrasi, sehingga memerlukan adanya klasterisasi/regrouping area berdasarkan sasaran yang ditargetkan.

Selain itu, Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah juga diberi keleluasaan dalam memprioritaskan program Reformasi Birokrasi sesuai kebutuhan masing-masing. Delapan area perubahan dipandang sebagai sebuah model atau pola yang pencapaiannya disesuaikan dengan kondisi dan kapasitas masing-masing instansi melalui penetapan fokus prioritas dan penyusunan program terkait.

Tema Reformasi BirokrasiDBMPR Jabar

PELAKSANAAN Reformasi Birokrasi di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah ditetapkan dengan Peraturan Gubernur (Pergub) No. 89 Tahun 2019 tentang Road Map Reformasi Birokrasi Tahun 2019 -2023. Pada Pergub disebutkan, untuk mencapai target pembangunan yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 – 2023, maka diperlukan birokrasi yang ideal.

Birokrasi ideal adalah birokrasi profesional dengan karakteristik adaptif, berintegritas, berkinerja tinggi, bersih dan bebas kolusi, korupsi dan nepotisme, mampu melayani publik, netral, sejahtera, berdedikasi serta memegang teguh nilai-nilai dasar dan kode etik aparatur negara. Untuk mewujudkan birokrasi yang ideal, diperlukan Reformasi

Birokrasi yang dilaksanakan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Berdasarkan hal-hal tersebut, maka disusunlah Rencana Kerja Reformasi Birokrasi Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat (DBMPR Jabar) Tahun 2020 dengan memperhatikan tugas pokok dan fungsi, kondisi, serta kebutuhan-kebutuhan Reformasi Birokrasi di lingkungan dinas. DBMPR Jabar telah membentuk Tim Reformasi Birokrasi pada Rapat Pimpinan, Senin (4/5), di Ruang Rapat Bima Utama. Rapat dipimpin langsung Kepala DBMPR Jabar, A. Koswara, MP.

Reformasi Birokrasi menjadi target kinerja wajib untuk semua perangkat daerah. “Jika sebelumnya Kinerja Reformasi Birokrasi hanya ditargetkan pada beberapa OPD sebagai percontohan, maka sekarang ditargetkan pada semua perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat,” ujar Koswara yang didampingi Sekretaris DBMPR Jabar, Asep Supriatna, saat memberikan arahan kepada seluruh pejabat eselon III dan IV (Kepala Bidang, Kepala UPTD, Kepala Seksi).

Menurut Koswara, Reformasi Birokrasi intinya adalah menghilangkan gap/kendala antara visi-misi dengan tugas pokok fungsi (tupoksi). “Untuk menghilangkan gap tersebut, buat rencana kerja (aksi) yang akan dikerjakan,” ujar Kadis, seraya menambahkan, “Sebenarnya di lingkungan DBMPR Jabar, Reformasi Birokrasi sudah dilakukan, tetapi belum dilakukan secara sistematis. Belum didokumentasikan dalam bentuk laporan tersendiri.”

Seluruh Pokja melakukan koordinasi dan diskusi terkait rencana pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan DBMPR Jabar dengan melihat area perubahan masing-masing dan hubungan dengan area lainnya. Rapat koordinasi dilakukan secara intensif dengan tetap berkomunikasi dengan Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat sebagai pengampu Reformasi Birokrasi di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Sumber : Diskusi Tim Reformasi Birokrasi DBMPR Jabar, 2020

5SiBiMa | April - Juni 2020

Page 6: Wujudkan Pemerintahan Kelas Dunia - jabarprov.go.id

LAPORAN UTAMA

Menyangkut proses penyusunan rencana pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan DBMPR Jabar, Tim Reformasi Birokrasi DBMPR Jabar melaksanakan diskusi terkait permasalahan dan tantangan dalam pencapaian target dan sasaran DBMPR Jabar Tahun 2020.

Bagan Permasalahan dan Tantangan DBMPR Jabar dipaparkan Kadis dalam Rapat Pimpinan, Senin (15/6).

Berdasarkan bagan permasalahan dan tantangan itu terdapat tiga jalur permasalahan utama dalam pencapaian target dan sasaran di DBMPR Jabar. Jalur pertama, permasalahan utama terletak pada kelengkapan dan teknik pengumpulan data terkait kebinamargaan dan penataan ruang. Hal ini mempengaruhi proses kerja DBMPR Jabar dan desain infrastruktur yang dihasilkan serta kinerja layanan.

Jalur kedua, permasalahan utama terletak pada struktur organisasi dan tata laksana DBMPR Jabar. Adanya beban kerja yang kurang merata serta overlap tugas pokok dan fungsi antarunit di DBMPR Jabar menyebabkan terganggunya pelaksanaan tugas dan penyediaan layanan.

Jalur ketiga, permasalahan utama terletak pada manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkaitan dengan skill serta kapasitas personel. Sebagai subjek dalam pelaksanaan tata kelola pemerintahan, permasalahan di bidang skill dan kapasitas personel dapat menyebabkan kinerja birokrasi dan layanan kurang maksimal.

Selain tiga permasalahan tersebut, terdapat masalah lain yang mempengaruhi kinerja layanan jalan seperti bentuk geometri jalan, pemanfaatan rumija, dan penggunaan rambu-rambu lalu lintas. Hal-hal tersebut penting untuk diperhatikan,

karena akan mempengaruhi keamanan, kenyamanan, dan waktu tempuh dalam penggunaan jalan.

Mengacu pada berbagai permasalahan itu, Tim Reformasi Birokrasi DBMPR Jabar telah merumuskan tema dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi. Yaitu, Optimasi Kinerja Penyelenggaraan Jalan melalui Penggunaan Teknologi Informasi untuk Peningkatan Pelayanan Jalan. Tema ini paduan dari berbagai masukan seluruh pokja/peserta rapat.

Melalui tema tersebut diharapkan Reformasi Birokrasi yang dilakukan dapat terfokus untuk menyelesaikan permasalahan yang ada, sehingga pencapaian target dan sasaran dapat lebih optimal. Selanjutnya, tema tersebut dijabarkan ke masing-masing area perubahan untuk kemudian disusun Rencana Kerja dan Rencana Aksi Tindak Lanjut (RATL) tahunan.

Anggota Tim Pokja Perubahan Manajemen, Suparyo menjelaskan, RATL dimasukkan ke dalam lembaran kerja setelah menjawab pertanyaan dengan jawabanya iya atau tidak. “Jika jawabannya iya, maka dijelaskan rencana apa yang akan dilakukan selanjutnya,” katanya, “Seluruh lembar kerja kemudian diserahkan ke Biro Organisasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat, lantas diberi skor, atau dapat juga dikembalikan untuk diadakan revisi terlebih dahulu.”

DBMPR Jabar sendiri, lanjut Suparyo, masuk ke dalam 20 OPD yang dipersiapkan sebagai pilot project dalam Reformasi Birokrasi di Jawa Barat. “Sebenarnya, sudah ada 10 OPD yang ditargetkan untuk penilaian tingkat nasional. Namun bila DBMPR Jabar nilainya besar, maka bisa jadi kami yang terpilih untuk diajukan penilaian dalam Reformasi Birokrasi di Jawa Barat,” tandasnya.

Tabel Quick Win DBMPR

Renja/Aksi

Tim Percepatan RB

Tim Unit Reaksi Cepat (URC)Pengembangan Aplikasi hasil Karya Internal “Teman

Jabar” “Tali Kuat” Infrastruktur

e-KatalogPerbaikan Manajemen Proyek

Pemanafaatkan media sosial dengan meningkatkan fungsi kehumasan untuk transparansi

Perbaikan Proses Supervisi

Quick WinsSELAIN membentuk Pokja Reformasi Birokrasi, DBMPR Jabar juga telah melaksanakan berbagai upaya untuk mewujudkan birokrasi yang ideal. Pertama, mengembangkan aplikasi Teman Jabar dan membentuk PPID untuk mendukung keterbukaan informasi publik. Kedua, menyusun regulasi terkait tata ruang, jasa konstruksi, dan penyelenggaraan jalan. Selanjutnya, melaksanakan pelatihan-pelatihan. Kemudian, melaksanakan analisis jabatan. Terakhir, membentuk Unit Reaksi Cepat (URC).

Tim Percepatan Reformasi Birokrasi. Keputusan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang

Provinis Jawa Barat No. 061.05/Kep.45/DBMPR.Kep.Um/2020 tentang Tim Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Lingkungan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat tertanggal 1 April 2020 dengan Penanggungjawab : Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinis Jawa Barat, Ketua : Sekretaris Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinis Jawa Barat dan Sekretaris : Gunawan dan 8 (delapan) kelompok kerja (Pokja) menjadi dasar pembentukan Tim Reformasi Birokrasi (RB) di lingkungan DBMPR. Melalui SK tersebut ditunjuk penanggung jawab serta pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) 8 Area

Tim Unit Reaksi Cepat (URC)Unit Reaksi Cepat Bina Marga Siap Aksi (URC Bima Sakti)

diresmikan pada apel siaga gelar pasukan pengamanan lalu lintas dan angkutan lebaran di halaman Gedung Sate, Senin (27/5). URC dibentuk untuk melayani laporan atau komplain dari masyarakat berkaitan dengan kerusakan jalan yang ada dan tanggap darurat bila terjadi bencana. Tim URC disediakan di setiap KSOP setiap UPTD guna mengatasi kendala jarak antarbalai yang jauhnya bisa mencapai 250-550 km.

Untuk menampung aspirasi atau keluhan masyarakat , maka berbagai media sosial dibuka baik melalui Instagram, tweeter, Facebook, bahkan kini ada Aplikasi “Teman Jabar”.

Aplikasi “Teman Jabar” Apklikasi “Teman Jabar” berbasis web dan android

merupakan aplikasi karya sendiri (in-house) akronim dari sisTEm inforMAsi jalaN JABAR. Aplikasi WebGIS yang dikembangkan sebagai media informasi data jalan

6 April - Juni 2020 | SiBiMa

Page 7: Wujudkan Pemerintahan Kelas Dunia - jabarprov.go.id

dan jembatan serta aset di DBMPR Jabar serta media bagi masyarakat untuk informasi ataupun menyampaikan keluhan.

Aplikasi ini sebagai instrumen untuk memonitor kegiatan pemeliharaan, peningkatan jalan dan jembatan. Peluncurannya dilakukan September 2019 silam dan dapat diunduh di Google Playstore.

Melalui aplikasi ini, masyarakat dapat turut memonitor pekerjaan, termasuk anggarannya, sehingga lebih transparan. Selain itu, masyarakat juga bisa memberikan komentar dan laporan.

Kalau masyarakat melihat jalan rusak, mereka bisa langsung membuat laporan dan kami bisa langsung merespons untuk mencari solusinya.

Aplikasi “Talikuat ” Awal pendirian bernama aplikasi Simoni atau sistem

Monitoring. Kemudian berubah nama menjadi “Talikuat” atau sisTem kendALI Kinerja mutU kegiATan. Bila aplikasi “Teman Jabar” dibuat untuk mengakomodasi kepentingan pihak eksternal lantaran memiliki kanal yang bisa menampung keluhan/laporan masyarakat, maka “Talikuat ” dibuat guna lebih memenuhi kebutuhan internal.

Pada awalnya, aplikasi ini dibuat untuk kebutuhan e-contract (digitalisasi kontrak) pekerjaan-pekerjaan infrastruktur di lingkungan DBMPR Jabar. Namun dalam perkembangannya sistem ini pun digunakan untuk kebutuhan pengawasan, utamanya terkait perkembangan pekerjaan yang sedang dikerjakan.

Aplikasi ini dibangun untuk kebutuhan pengawasan dan melihat progres pekerjaan para penyedia jasa. Jadi, semuanya dapat dipantau dengan sistem ini. Para penyedia jasa nanti harus melaporkan setiap pekerjaan setiap hari untuk bahan penilaian kinerja mereka. Termasuk melakukan request untuk melaporkan progres pekerjaan. Jika sudah ada approval dari pihak Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) DBMPR Jabar, maka pekerjaan penyedia jasa akan dapat dinilai dan dibayar. Jika tidak melaporkan, pekerjaannya berisiko tak dibayar.

“Talikuat” juga menjadi sistem kearsipan kontrak-kontrak pekerjaan yang sudah dilakukan di lingkungan DBMPR Jabar. Semua data kontraktor nantinya akan terekam di sistem ini. Jadi, kalau kami ingin melihat data kontrak yang sudah ada, tinggal download dan bisa dicetak ulang.

e-Katalog Dasar hukum pembuatan e-katalog adalah Perpres No. 5

tahun 2015 dan MOU Pemprov Jabar dengan LKPP. e-katalog akan memangkas proses lelang, sehingga pelayanan ke masyarakat tidak terganggu. Dengan adanya ada e-katalog, proses pengadaan akan termonitor, fairness, pelayanan cepat, dan penyerapan anggaran pun cepat.

Dengan e-katalog kualitas barang yang ditawarkan tak diragukan lagi, karena pengusaha yang menawarkan harus bisa dipercaya.

Perbaikan Manajemen ProyekMemisahkan orang yang bertanggung jawab terhadap

pekerjaan, yaitu Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dengan pejabat yang membayar pekerjaan, yaitu Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Agar tidak terjadi tumpang tindih kewenangan, karena PPK sebagai pelaksana, sedangkan KPA bertindak sebagai quality control dan supervisi.

PPK adalah tugas fungsional, karena hanya akan bertugas selama kegiatan/projek tersebut berlangsung. Jika kegiatan/projek selesai, maka otomatis tugasnya juga kelar. Pegawai yang ditunjuk sebagai PPK haruslah yang mempunyai Sertifikat Barang dan Jasa (Barjas).

Ini sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 16 tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pasal 74 ayat 1 dan 2, yaitu semua Sumber Daya Manusia Pengadaan Barang/Jasa harus memiliki kompetensi di bidang Pengadaan Barang/Jasa. Kompetensi tersebut dibuktikan dengan kepemilikan sertifikat sebagaimana terdapat dalam Pasal 88 poin “c” dan “d”, yakni para pihak yang terlibat dalam proses pengadaan barang/jasa pemerintah wajib memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa.

Pemanfaatan Media SosialSEBAGAI instansi yang memberikan pelayanan kepada

masyarakat, khususnya pembangunan jalan dan jembatan di seluruh wilayah Provinsi Jawa Barat, Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat (DBMPR Jabar) membutuhkan Humas yang berperan sebagai saluran untuk menyampaikan informasi dan merespons pertanyaan masyarakat. Maka, dalam rangka menyiapkan petugas Humas di setiap unit kerja, DBMPR Jabar menyelenggarakan “Bimbingan Teknis Kehumasan 2019”, Rabu-Kamis (27-28/8) di Ruang Bima Utama, Jl. Asia Afrika, Bandung. Kegiatan diikuti para petugas humas wakil setiap bidang di DBMPR Jabar dan UPTD I - VI.

Humas harus memberikan informasi positif tentang segala kegiatan DBMPR Jabar kepada masyarakat. Humas bisa memanfaatkan media massa mainstream serta media sosial dan website untuk menyampaikan segala kegiatan yang telah dan sedang berlangsung di DBMPR Jabar.

Perbaikan Proses Supervisi Keberadaan Konsultan Supervisi untuk suatu pekerjaan/

kegiatan selama dikerjakan oleh pihak ketiga, DBMPR tinggal menunggu gambar desainnya dan laporannya. Proses ini

sekarang sedang dirubah dimana konsultan supervisi merupakan

pegawai ASN kontrak yang mempunyai kompetensinya

di bidangnya. Tetapi masih menyediakan konsultan

untuk approval terhadap pekerjaan yang konsultan

pegawai ASN kontrak.

7SiBiMa | April - Juni 2020

Page 8: Wujudkan Pemerintahan Kelas Dunia - jabarprov.go.id

hOT News

Jabar Terbaik dalam manajemen Pandemi

GUGUS Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar mendapat apresiasi dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pusat terkait

manajemen penanganan selama pandemi. Provinsi Jawa Barat dinilai sebagai provinsi dengan manajemen pandemi yang sangat baik di tingkat daerah.

“Kami mendapat apresiasi dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pusat sebagai provinsi yang sangat baik mengelola penanganan Covid-19,” ujar Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, usai memimpin rapat Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar di Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Jabar, Kota Bandung, Rabu (27/5).

“Memang bukan pertandingan, tapi apresiasi ini minimal menyemangati petugas-petugas di lapangan yang sudah siang-malam menjaga,” tambahnya.

Emil menjelaskan, manajemen mikro penanganan yang diterapkan Jabar tidak lagi fokus kepada level provinsi atau kota/kabupaten. Tapi kini sudah berbasis level kewilayahan terkecil, yakni kecamatan maupun desa/kelurahan, terutama jelang penerapan tatanan normal baru atau New Normal.

“Fokus kami sudah tidak lagi skala provinsi atau kota dan kabupaten. Fokus kami arahkan ke desa atau kelurahan. Pelacakan kasus kami fokuskan pada desa dan kelurahan,” tutur Emil.

Emil menegaskan, selama proses adaptasi terhadap tatanan normal baru harus tetap dilakukan pelacakan dan pengetesan, termasuk jemput bola dengan menggunakan mobil ambulans atau fasilitas kesehatan lain yang dimiliki Jabar ke pusat-pusat keramaian dan kerumunan warga.

“Kewaspadaan normalitas baru kami akan fokus kepada pengetesan. Saya sudah perintahkan tim pelacakan dan pengetesan segera isi ambulans-ambulans dengan kit rapid test,” kata Emil, seraya menambahkan, nanti ambulans-ambulans itu akan mendatangi keramaian warga kemudian diambil sampel, seperti tempat pernikahan, tempat peribadatan atau acara sosial lain yang melibatkan banyak orang.

Diharapkan, pengetesan ini bisa menjamin tatanan normal baru yang sudah terukur, sehingga masyarakat bisa beraktivitas atau menghadiri tempat umum meski obat atau vaksin Covid-19 yang disebabkan virus SARS-CoV-2 itu belum ditemukan.

“Itulah skenario di Provinsi Jawa Barat, selalu ilmiah dalam mengambil keputusan bagaimana tatanan normal baru diadaptasi,” katanya.

New Normal di Jawa Barat Mulai 1 JuniMEMANG menurut Emil usai rapat kerja Gugus Tugas

Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar, “Provinsi Jawa Barat salah satu provinsi yang diberi kepercayaan melaksanakan percobaan normalitas (New Normal), karena Jabar dinilai paling baik dalam penanggulangan Covid-19.”

Tatanan hidup New Normal (Kenormalan Baru) di Jabar dimulai hari Senin (1/6). Gubernur Jabar yang sekaligus Ketua Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Jabar menyebutkan, TNI dan Polri siap mengawal kehidupan fase normalitas baru di Jabar dengan menurunkan personelnya, terutama di tempat-tempat publik.

Emil menyebutkan, level kewaspadaan normalitas baru akan berbeda di kabupaten/kota sesuai warna zona wilayahnya. “Normalitas baru di zona merah dan zona kuning akan berbeda. Harus dipahami, normalitas baru bukan relaksasi atau kelonggaran, tetapi lebih kepada adaptasi. Oleh karena itu, standar protokol kesehatan tetap berlaku, meski aktivitas masyarakat dibuka,” papar Emil.

Pada normalitas baru, perlahan semua sektor ekonomi akan dibuka seperti pasar, mall, pabrik, dan lain-lain. Pembukaan diawali surat pernyataan kesanggupan menjalankan protokol kesehatan di era normalitas baru.

Untuk normalitas baru dunia pendidikan, menurut Emil, masih dikaji. Jika sebelumnya satu kelas ada 40 siswa, maka harus dipikirkan cara untuk menjaga jarak antarsiswa. Sementara untuk tempat peribadatan seperti masjid lebih mudah. Tinggal menjalankan penjagaan jarak dalam barisan (shaf) sholat.

Meski begitu, tes masif masih tetap akan dijalankan, termasuk melengkapi ambulans dengan test kit agar dapat

beroperasi di mana pun. (DK)

Foto: Hum

as Jabar

8 April - Juni 2020 | SiBiMa

Page 9: Wujudkan Pemerintahan Kelas Dunia - jabarprov.go.id

Peduli PandemiJabar realokasi aPBD Tertinggi

PENANGANAN pandemi Corona Virus Disease – 2019 (Covid-19) telah menyedot anggaran cukup besar, baik di tingkat pemerintah pusat, provinsi

maupun kabupaten/kota. Hal ini disampaikan Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian, yang didampingi Menteri Keuangan, Sri Mulyani, dan Ketua Gugus Percepatan Penanganan COVID-19, Doni Monardo, dalam teleconference, Minggu (19/4).

Hal senada disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Setiawan Wangsaatmaja, kepada wartawan sewaktu telekonferensi, Senin (20/4), di Gedung Sate, Bandung. Menurutnya, alokasi anggaran nasional penanganan Covid-19 adalah Rp 56 triliun.

Jumlah itu dibagi tiga pos, yakni penanganan kesehatan 42,60 persen, penanganan dampak ekonomi 12,60 persen, dan penyediaan jaring pengaman sosial 44,80 persen. Telekonferensi memang ditujukan untuk membahas realokasi APBD Jabar tahun anggaran 2020 untuk penanggulangan Covid-19.

Sekda menjelaskan, Pemprov Jabar merealokasikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dengan persentase paling tinggi. “Dilihatnya bukan dari nominal. Tetapi persentase anggarannya. Jabar paling tinggi dibanding APBD provinsi lainnya,” kata Setiawan Wangsaatmaja yang akrab dipanggil Iwan.

Persentase alokasi penanganan bidang kesehatan Pemprov Jabar adalah 6,26 persen dari APBD. Sementara Provinsi DKI Jakarta 3,04 persen, Jawa Timur 2,69 persen, Banten 2,33 persen, dan Jawa Tengah 1,57 persen. Untuk anggaran penanganan dampak ekonomi, Jabar sebesar 1,50 persen, Jawa Tengah 1,13 persen, Jawa Timur 0,77 persen, DKI Jakarta 0,57 persen, dan Banten 0,24 persen. Alokasi anggaran untuk jaring pengaman sosial, Jawa Barat 9,63

persen, DKI Jakarta 8,65 persen, Banten 7,05 persen, Jawa Tengah 4,61 persen, dan Jawa

Timur 3,33 persen.Tingginya persentase realokasi yang

dilakukan Pemprov Jabar, menurut Iwan, sebagai upaya untuk menunjukkan

sangat tingginya komitmen kepedulian dalam mengatasi pandemi

ini. Pemprov Jabar memperkirakan

kebutuhan anggaran penanganan Covid-19 berkisar Rp 7,59 triliun dengan alokasi terbesar untuk jaring pengaman sosial sebesar Rp 4,7 triliun. Anggaran itu diperuntukkan buat bantuan tunai dan non tunai, bantuan untuk keluarga yang terkena Orang Dengan Pengawasan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP), positif COVID-19, serta persiapan karantina wilayah.

Bantuan tunai diberikan sebesar Rp 150.000 per kepala keluarga (KK) per bulan. Sementara bantuan sembako senilai Rp 350.000 per KK per bulan. Sasaran penerima manfaat adalah keluarga miskin dan rentan miskin yang berjumlah 273.309 keluarga di wilayah Bogor, Depok, dan Bekasi (Bodebek). Pemberian bantuan direncanakan selama empat bulan.

Selain anggaran untuk jaring pengaman sosial, pos anggaran penanganan Covid-19 lainnya diperuntukkan bagi bidang kesehatan sebesar Rp 2.883,38 miliar. Antara lain untuk pemenuhan alat perlindungan diri (APD), penyiapan ruang isolasi di 50 titik, penyediaan tempat transit tenaga kesehatan, insentif dan santunan kematian untuk keluarga, kebutuhan peralatan kesehatan dan penyiapan anggaran untuk pemulihan wabah Covid-19.

Pos terakhir, yakni anggaran dana untuk operasional gugus tugas sebesar Rp 10 miliar. Anggaran dan operasionalisasi penanganan Covid-19 di Jabar sebesar Rp 7.594,38 miliar akan dipenuhi oleh APBN, APBD Jawa Barat maupun APBD kabupaten/kota Bodebek.

DBMPR Jabar Dipotong 80 PersenREALOKASI anggaran pandemi Covid-19 di tingkat

Pemprov Jabar sangat terasa dampaknya pada semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di tingkat provinsi, termasuk Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat (DBMPR Jabar).

Bahkan, menurut Kasubag Perencanaan dan Program DBMPR Jabar, Gunawan, realokasi anggaran di DBMPR Jabar dipangkas 80 persen dari anggaran awal. “Anggaran kegiatan hanya tinggal 20 persen atau sekitar Rp 300 miliar,” ujarnya.

Anggaran sebesar itu hanya untuk pemeliharaan jalan dan fixed cost DBMPR Jabar. Proses pemeliharaan jalan masih terus dilakukan untuk mencegah kerusakan infrastruktur yang lebih parah.

“Pemeliharaan jalan harus tetap dilakukan, karena kalau tidak dipelihara bisa tambah atau cepat rusak. Sementara biaya operasional digunakan untuk administrasi kantor dan penggajian,” tambah Gunawan.

Sementara paket-paket pekerjaan dan kegiatan-kegiatan lain di lapangan yang sudah selesai proses lelang masih dapat dikerjakan. Hanya pembayarannya dilakukan pada anggaran tahun 2021. Menurut Gunawan, beberapa proyek strategis pemprov atau dinas akan tetap diusulkan agar dapat tetap dikerjakan tahun 2020 ini. Namun hal itu masih menunggu keputusan dari Pemprov Jabar.

“Beberapa proyek strategis diusulkan tetap dikerjakan tahun ini. Di antaranya Masjid Al-Jabbar, Fly Over Jalan Supratman dan Jalan Laswi Kota Bandung, serta Fly Over Jalan Lingkar Sukabumi,” tandasnya. (DK)

Foto: Hum

as Jabar

9SiBiMa | April - Juni 2020

Page 10: Wujudkan Pemerintahan Kelas Dunia - jabarprov.go.id

hOT News

Tito : “Command Center Jabar Sudah Lengkap”

SETELAH Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, memimpin Rakor Penanganan Covid-19 di Gedung Sate, Selasa (3/3), sejumlah langkah dilakukan

Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk mencegah penyebaran Covid-19. Salah satunya, mengeluarkan Keputusan Gubernur No. 443/Kep.189-Hukham/2020 tentang Penetapan Status Darurat Bencana Wabah Penyakit Akibat Covid-19 di Jabar.

Berbagai strategi atau langkah dilakukan Pemprov Jabar dalam upaya menekan laju penyebaran pandemi Covid-19 serta menangani pasien yang terkena virus tersebut. Hal ini kemudian diapresisasi banyak pihak dari dalam maupun luar negeri.

Salah satunya, kunjungan Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, ke Command Centre Penanganan Covid-19 Jabar, Rabu (18/3). Tito Karnavian mengapresiasi langkah Gubernur Ridwan Kamil dalam menangani dan mencegah penyebaran Covid-19.

“Setelah berdiskusi dengan Bapak Gubernur dan melihat paparan tentang Command Center, saya memberikan apresiasi yang tinggi. Command Center di Jabar sudah terbentuk dan mungkin baru Jabar saja yang melakukan hal ini. Mudah-mudahan di tempat lain pun ada,” kata mantan Kapolri Tersebut.

Menurut Tito, Command Center di Jawa Barat yang difungsikan sebagai pusat kendali penanganan Covid-19 sudah lengkap serta digawangi orang-orang yang tetap dan sudah memiliki pembagian tugas yang jelas. “Di Command Center ada tampilan layar peta penyebaran. Bahkan sudah ada aplikasi yang dapat diunduh semua masyarakat Jabar. Ada juga sistem yang sudah dapat mengkoneksikan sampai ke 50 ribu lebih Ketua RW,” ujarnya.

Keberadaan Command Center, menurut Tito, sudah sangat baik dan efektif untuk mengedukasi masyarakat terkait penanganan Covid-19. “Dengan adanya Command Center, penanganan Covid-19 akan mudah. Jadi, saya berharap, teman-teman kepala daerah di tempat lain juga dapat membuat Command Center ,” lanjut Tito.

Tito menilai, Pemprov Jabar telah melakukan langkah-langkah antisipasi dan mitigasi penyebaran pandemi Covid-19, termasuk antisipasi bila terjadi lonjakan. Di antaranya dengan menyiapkan rumah sakit, tenaga medis, ruang isolasi, dan lain-lain. Koordinasi dengan beberapa pihak terkait seperti TNI, Polri, dan instansi lainnya pun sudah dilakukan dalam rangka penanggulangan Covid-19.

“Jadi, ada leadership pimpinan, juga ada tim edukasi. Ada tim yang melakukan deteksi dan surveillance atau tracing, lalu ada tim yang melakukan penanganan mereka yang diduga ODP atau PDP. Ini sudah disiapkan semua,” pungkas Tito, sembari meminta semua petugas penanggulangan Covid-19 dapat sharing, diskusi serta terus bersatu, meski harus berjarak karena social distancing.

Jabar Bertindak Berdasarkan Indikator Epidemiologi

KETUA Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pusat, Wiku Adisasmito, menyebut Jabar sejauh ini menjadi provinsi terbaik dalam menangani kasus Covid-19. Wiku menilai, Jabar memiliki koordinasi yang baik dengan pemerintah pusat.

“Provinsi Jabar telah bertindak cukup baik berdasarkan indikator epidemiologi. Selain itu, Jabar menunjukkan koordinasi yang bagus dengan pemerintah, sehingga Jabar bisa menjadi juara lokal dalam menghadapi Covid-19,” ujar Wiku, dalam jumpa pers, Jumat (22/5), di Jakarta.

Dia kemudian menuturkan, Jabar memiliki komitmen kuat mencegah transmisi Covid-19. Selain itu, berdasarkan data dari aplikasi Bersatu Lawan Covid, Jabar menunjukkan penurunan angka kasus sejak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). “Hal ini diduga karena tes massal yang dilakukan Jabar beberapa pekan lalu,” katanya.

Wiku berharap, provinsi maupun kabupaten/kota lain yang juga menerapkan PSBB dapat mencontoh Jabar dalam menangani Covid-19. “Tentu kami berharap, daerah lain yang menerapkan PSBB, yaitu 3 provinsi dan 27 kabupaten/kota, dapat mengikuti contoh yang bagus,” ucapnya. (DK)

Foto: Hum

as Jabar

10 April - Juni 2020 | SiBiMa

Page 11: Wujudkan Pemerintahan Kelas Dunia - jabarprov.go.id

Jempol UNDP untuk Jabar“MENDENGAR paparannya, sungguh luar biasa.

Seperti yang Anda sebut, kami masih mencoba menemukan solusi yang tepat. Itu sebabnya,

setiap hari kami semua masih belajar. Ada banyak pelajaran yang didapat dari Jawa Barat, yang dapat kami bagikan kepada pemerintah daerah lain di Indonesia maupun (kawasan) Asia Pasifik.”

Country Director of United Nations Development Programme (UNDP) in Indonesia, Christophe Bahuet, menyampaikan pernyataan itu saat menggelar video conference dengan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. UNDP atau Badan Program Pembangunan PBB di Indonesia memberikan acungan jempol sebagai tanda apresiasi atas berbagai langkah Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam menangani Covid-19 di Jabar.

Menurut Bahuet, Provinsi Jabar merupakan salah satu daerah yang paling terdampak Covid-19. Tetapi UNDP melihat banyak respons baik yang dilakukan Gubernur Jabar dan jajarannya.

“Contohnya, aplikasi Pikobar sangat futuristik, menunjukkan bagaimana pemerintah daerah bekerja di masa depan. Setelah Covid-19 berakhir, ini akan menjadi cara pemerintah daerah bekerja secara digital. Cara bekerja kalian akan menjadi pemimpin dalam inovasi,” pujinya.

Untuk itu, UNDP Indonesia mencoba mendokumentasikan upaya Pemprov Jabar untuk selanjutnya menjadi masukan bagi provinsi lain di Indonesia maupun negara lain di Asia.

Pada paparannya melalui video conference, Ridwan Kamil atau biasa disapa Kang Emil, mengapresiasi kepercayaan UNDP Indonesia. Diakui Emil, pihaknya masih terus berupaya mencari solusi yang paling tepat untuk melawan pandemi ini.

“Kami tidak memiliki solusi yang pasti dalam menangani Covid-19. Setiap hari, kami melakukan eksperimen di sana-sini, tapi kami coba menyimpulkan apa yang kami lakukan hingga kini,” ujar Emil dalam keterangan tertulisnya, Senin (27/4).

Terdapat lima kebijakan yang diterapkan Pemprov Jabar dalam penanganan Covid-19. Pertama, menerapkan pemerintah yang proaktif. “Contohnya, Jabar adalah provinsi pertama yang melakukan tes berbasis metode PCR (Polymerase Chain Reaction). Kami membeli tes kit dari Korea Selatan. Dua minggu setelah kami melakukan itu, pemerintah pusat mengubah aturan menjadi desentralisasi tes PCR (di daerah),” terangnya.

Kedua, transparansi. Sejak pertama, Pemprov Jabar sadar tidak boleh menutupi data. Oleh karena itu, Pemprov Jabar membuat aplikasi PIKOBAR (Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jawa Barat). Melalui aplikasi ini setiap hari ada update tentang terduga, pasien, hingga alamatnya di level kelurahan. Ketiga, Pemprov Jabar selalu mengambil

pendekatan ilmiah berdasarkan data dan ilmu pengetahuan.Keempat, Jabar mendorong pemerintahan yang inovatif.

Emil dan jajarannya menggerakkan seluruh industri untuk mengubah fokus demi melawan pandemi Covid-19. “Baru-baru ini, PT Biofarma bisa memproduksi reagen PCR. Kami juga menggerakkan PT Dirgantara Indonesia, perusahaan pesawat, untuk membuat ventilator bagi pasien yang masih bisa bernapas sendiri. Sementara PT Pindad yang biasanya membuat alat militer, juga memproduksi ventilator untuk pasien yang tidak bisa bernapas sendiri,” katanya.

Pemprov Jabar pun menjadi satu-satunya provinsi yang memiliki fasilitas waste management untuk Covid-19. “Jadi, seluruh Jawa, Banten, dan Jakarta menggunakan fasilitas kami,” ujar Emil merujuk PT Jasa Medivest --anak perusahaan BUMD Jabar Jasa Sarana, yang fokus dalam pengelolaan limbah medis--.

Terakhir, Jabar menerapkan kolaborasi dengan berbagai pihak dalam penanggulangan pandemi. Salah satunya, hampir 50 persen alat Rapid Diagnostic Test (RDT) untuk tes masif yang dimiliki Jabar adalah donasi dari Yayasan Buddha Tzu Chi.

“Dengan kolaborasi, kami pun menggerakkan Karang Taruna untuk membantu warga yang terinfeksi. Ibu-ibu PKK juga fokus membuat dapur umum, karena kami ingin memastikan tidak ada yang kelaparan. Jadi, kolaborasi menjadi kunci penanganan (Covid-19),” ujarnya.

Sementara untuk melawan Covid-19, Emil berujar, Pemprov Jabar memiliki tiga tahap. Pertama, pencegahan. Pemprov Jabar tidak memiliki banyak anggaran dan teknologi dibanding Korea Selatan yang memiliki jumlah penduduk sama, kurang lebih 50 juta jiwa. Jadi, kreativitas dan inovasi menjadi kunci. Selain itu, dilakukan social distancing dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diawali di Bodebek (Bogor-Depok-Bekasi), kemudian Bandung Raya, hingga kemudian level provinsi.

Kedua, melakukan tracking, tracing, dan testing. Cara ini merujuk pola yang dilakukan pemerintah Korea Selatan dengan jumlah penduduk yang sama dengan Jabar. “Dibanding provinsi lain, kami paling banyak melakukan tes. Saat ini hampir 110 ribu (tes), mayoritas RDT, dan beberapa di antaranya dengan PCR. Jadi, semakin banyak tes, semakin banyak kami mendapat peta persebaran. Dari tes masif ini, kami menemukan lima

klaster. Dua klaster dari Bogor, satu dari Karawang, satu dari Bandung, dan satu dari Sukabumi,” papar Emil.

Ketiga, treatment. Emil menyatakan, Pemprov Jabar sudah memiliki skenario penanganan, mulai

dari jika pasien positif Covid-19 mencapai 100 orang, 1.000 orang, bahkan skenario hingga

10 ribu orang. Terkait aplikasi PIKOBAR, Emil menjelaskan, aplikasi tersebut

digunakan sebagai wadah bagi masyarakat yang ingin

mengetahui progress COVID-19, melakukan donasi, mendaftar menjadi relawan, hingga aduan bagi warga yang merasa berhak tapi belum mendapatkan bantuan sosial. (DK)

11SiBiMa | April - Juni 2020

Page 12: Wujudkan Pemerintahan Kelas Dunia - jabarprov.go.id

12 April - Juni 2020 | SiBiMa

PeRisTiwA

Kerja TerbatasKinerja Tetap Harus Tuntas

Untuk memutus mata rantai penyebaran pandemi Corona Virus Disease-2019 (Covid-19), pemerintah mengeluarkan

beberapa kebijakan. Antara lain mengurangi kegiatan di kantor atau lapangan dan mengalihkannya ke rumah atau Work From Home (WFH). Kendati demikian, bukan berarti

pegawai bisa berleha-leha, karena semua target kinerja dialihkan kepada pekerjaan non fisik.

SELAMA diberlakukannya kebijakan WFH, Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat (DBMPR Jabar), A. Koswara MP, dua kali mengadakan

rapat dan memberikan arahan kepada para pejabat pemangku kepentingan, eselon III dan IV. Rapat pertama berlangsung Senin (20/4) di ruang rapat Bima Utama Kantor DBMPR Jabar.

Pada rapat itu, Kadis memberikan sejumlah arahan pada jajarannya. Pertama, memanfaatkan media sosial yang dikelola masing-masing unit secara intensif untuk memberikan informasi positif tentang penanganan Covid-19. Misalnya, banyaknya pasien sembuh serta langkah yang sedang dan akan dilakukan pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi untuk menanggulangi dan menurunkan penyebaran wabah Covid-19. Di antaranya melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) serta menyediakan Rumah Sakit Rujukan Covid-19 sampai ruangan isolasi.

“Lakukan juga edukasi kepada masyarakat mengenai cara pencegahan agar tidak terkena virus tersebut melalui berbagai media, termasuk pemasangan spanduk berisi edukasi serta himbauan yang bisa disimpan di kantor atau di jalan,” ujar Koswara.

DBMPR Jabar memang bukan organisasi perangkat daerah (OPD) yang berhadapan langsung dalam penanggulangan Covid-19. “Tetapi DBMPR Jabar mempunyai peran untuk mendukung menyosialisasikan atau menyebarkan upaya pencegahan yang sedang dilakukan pemerintah, termasuk

keberhasilan yang telah diperoleh,” lanjut Kadis. Kedua, sehubungan dengan kebijakan WFH dan

berhentinya kegiatan pekerjaan fisik di lapangan, maka semua harus menggeser paradigma/pemikiran agar tetap produktif dan kinerjanya masih ada. Beberapa hal dapat dikerjakan tanpa harus turun ke lapangan. Dan, hal ini sebenarnya sangat penting. Sebut saja perbaikan data terkait dengan fungsi DBMPR Jabar, yang meliputi data jalan, data aset, data peralatan, dan laboratorium.

“Buat rencana dengan data tersebut. Data tersebut juga nantinya akan disimpan dalam Data Centre. Kemudian, review semua aturan, identifikasi, dan lengkapi apa yang harus dilengkapi,” jelasnya.

Arahan ketiga adalah memperkuat perencanaan untuk program tahun 2021. Untuk itu, harus sering diskusi, berfikir kreatif, dan optimalisasi sumber daya yang ada. Kemudian, memformulasikan bagian yang menjadi skala prioritas serta mengecek standar harga dan spesifikasi. Pada arahan ini, jajaran DBMPR Jabar juga harus memperbaiki indikator kinerja dan format bantuan kerja yang terkait dengan bantuan keuangan dengan program priortitas DBMPR Jabar.

Arahan selanjutnya terkait program prioritas DBMPR Jabar yang harus dijadikan bahan di tahun 2021, khususnya menyangkut umur teknis jalan, keamanan/keselamatan, dan geometris jalan. Semua aktivitas tersebut merupakan cara agar tetap produktif pada masa pandemi, meski

Foto: wawan/DK

Page 13: Wujudkan Pemerintahan Kelas Dunia - jabarprov.go.id

COMPLETED

13SiBiMa | April - Juni 2020

produktivitasnya lebih bersifat internal. Semua produktivitas kerja ini akan dimonitoring Kepala DBMPR Jabar, karena merupakan kinerja.

Pada rapat kedua, Senin (4/5), di Ruang Bima Utama Kantor DBMPR Jabar, Bandung, Kepala DBMPR Jabar didampingi Sekretaris DBMPR Jabar, Asep Supriatna, kembali memberikan arahan kepada seluruh pejabat eselon III dan IV, seperti Kepala Bidang, Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD), dan Kepala Seksi. Pada pertemuan kali ini, ada tiga agenda yang disampaikan Koswara.

Agenda pertama terkait pembentukan Kelompok Kerja Reformasi Birokrasi (Pokja RB) yang dibagi delapan Area Perubahan. Pada kesempatan itu, Kadis langsung menunjuk koordinator dan staf untuk setiap Area.

Menurut Kadis, pada tahun 2020, semua perangkat daerah (Dinas) diberi target untuk melakukan RB. Adapun target RB Pemerintah Provinsi Jawa Barat meningkat dari angka 72 (BB) menjadi 80,1 (A).

“Sebenarnya di lingkungan DBMPR Jabar sudah melakukan RB, tetapi belum dilakukan secara sistematis. Belum didokumentasikan dalam bentuk laporan tersendiri,” ujar Koswara.

Mengenai RB, Kadis menekankan, intinya adalah kemampuan untuk melihat adanya gap/permasalahan dengan apa yang dikerjakan, bila ada rencana aksi. “Saya meminta progress tiap pokja dilaporkan setiap dua minggu, dengan target triwulan dua beres,” ujar Kadis.

Agenda selanjutnya, Kadis meminta semua UPTD dan bidang untuk membuat rincian agenda kegiatan yang harus

mendapatkan persetujuan pimpinan (Sekda) agar di masa Covid-19 tetap bisa dikerjakan.

Agenda ketiga, membuat rencana kegiatan DBMPR Jabar tahun 2020 mengingat kegiatan fisik berkurang, sehingga pasti ada perubahan target. Perubahan ini menjadi panduan untuk yang WFH maupun pegawai yang bekerja di kantor. Misalnya, pengumpulan data aset, pembuatan DED 2021, dan sebagainya.

Agenda rapat yang berlangsung di ruang Bima Utama Kantor DBMPR Jabar tetap dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan sesuai standard WHO. Yaitu, memakai masker, menjaga jarak, tidak bersalaman serta setiap yang ke luar masuk ruangan harus kembali mencuci tangan dengan hand sanitizer. (DK)

Foto: waw

an/DK

Page 14: Wujudkan Pemerintahan Kelas Dunia - jabarprov.go.id

Pe

RisT

iwA

Finalisasi Pergub Ihwal KBU

Sejak disahkannya Peraturan Presiden tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Cekungan Bandung, isu mengenai mengenai pengendalian pemanfaatan ruang Kawasan Bandung Utara menjadi isu nasional, karena KBU selain masuk ke Kawasan Strategis Provinsi jawa Barat, juga merupakan bagian dari Kawasan Cekungan

Bandung. Pengendalian pemanfaatan ruang di Kawasan Bandung Utara terus menjadi parhatian

pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota. Pasalnya, KBU menjadi

penyangga sumber air dan keberlangsungan Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung

dan Kota Cimahi.

KONSISTENSI pengendalian Kawasan Bandung Utara (KBU) sudah dilakukan melalui sejumlah aturan. Mulai Perda Jabar No. 1 tahun 2008 tentang

Pengendalian Pemanfaatan Ruang KBU hingga Perda No. 2 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengendalian KBU sebagai Kawasan Strategis Provinsi Jawa Barat. Bahkan, Perda No. 2 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengendalian KBU sebagai Kawasan Strategis Provinsi Jawa Barat.

Sebagai petunjuk pelaksanaan Perda No. 2 Tahun 2016, saat ini sedang disusun Rancangan peraturan Gubernur (Rapergub) terkait KBU yang sudah memasuki

tahap finalisasi. Proses pembahasan Rapergub ini sedikit terhambat karena muncul wabah Corona Virus Disease - 2019 (Covid-19). Hal ini diungkapkan Kepala Seksi (Kasie) Pengendalian Pemanfaatan Ruang Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat (DBMPR Jabar), Bisma Aji Nugraha.

“Untuk Pergub KBU sedang kamiproses. Seharusnya saat ini sudah selesai, namun agak terhambat karena dalam penyusunan Rapergub ini dibutuhkan komunikasi maupun diskusi dengan berbagai pihak, sehingga pertemuan yang sifatnya rapat dibatasi. Saat ini kami sedang tahapproses

Foto: wawan/DK

14 April - Juni 2020 | SiBiMa

Page 15: Wujudkan Pemerintahan Kelas Dunia - jabarprov.go.id

pemeriksaan aspek hukum di Biro Hukum dan HAM Setda Provinsi Jawa Barat,” ungkapnya. “Dari berbagai diskusi yang dilaksanakan pada saat penyusunan Rapergub KBU, pengaturan-pengaturan yang lebih detail dalam Rapergub KBU memang dinanti oleh Pemerintah Kabupaten/Kota yang ada di KBU sebagai garda terdepan dalam pelaksanaan pengendalian. Karena dalam melaksanakan pengendalian, rujukan peraturan tingkat pusat seperti Peraturan Menteri ATR/BPN belum lengkap,” ujar Bisma.

Disisi lain penyusunan Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Strategis Provinsi (KSP) KBU juga diamanatkan di dalam Perda No. 2 Tahun 2016. “Karena Perda No. 2 Tahun 2016 dapat dikatakan sebagai peraturan untuk peralihan dari Perda no.1 Tahun 2008, pengendalian tidak berjalan optimal di KBU. Namun demikian diamanatkan oleh pemerintah pusat agar Pemerintah Provinsi Jawa Barat tetap menyusun RTR KSP KBU, sebagaimana yang diamanatkan dalam UU No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,” lanjut Bisma.

Saat ini proses penyusunan RTR KSP KBU terus diupayakan oleh DBMPR Provinsi jawa Barat. Mengingat sifatnya strategis, proses review materi teknis dan penyusunan fakta dan analisis RTR KSP KBU dapat masuk ke dalam proses legislasi.

Rapergub KBU yang saat ini masuk ke dalam tahap finalisasi merupakan tindak lanjut Perda No. 2 Tahun 2016, yang mengatur lebih detail. Pembahasan pada bab Rapergub yang paling penting adalah memperjelas batas KBU, padu serasi pola ruang, insentif dan disinsentif, pengenaan sanksi, kelembagaan KBU, rekomendasi dan perijinan, serta perwujudan Ruang terbuka Hijau Abadi.

“Saat ini masih terdapat kebingungan, terutama masyarakat dimana batas KBU berdasarkan Perda No. 2 Tahun 2016 adalah batas kontur ketinggian 750 meter diatas permukaan laut (mdpl). Jadi, perlu diperjelas dengan menggunakan batas fisik seperti jalan, maupun sungai. Diharapkan dengan adanya batas fisik yang jelas, masyarakat dapat mengetahui batas KBU sehingga pengendalian dapat berjalan efektif,” ujar Bisma.

Padu serasi pola ruang RTR Kabupaten/Kota juga perlu diperjelas sehingga dalam Rapergub diatur lebih detail kegiatan atau bangunan apa saja yang diperbolehkan pada zona-zona tertentu di KBU. “Sehingga pembangunan di KBU dapat selaras dengan apa yang diamanatkan di dalam Perda No. 2 Tahun 2016,” lanjutnya.

Sebagai upaya penegakan hukum di wilayah KBU, perlu dilakukan pengenaan sanksi kepada para pelanggar pemanfaatan ruang, yang saat ini petunjuk pelaksanaannya belum jelas sheingga perlu diatur. Diharapkan dapat menimbulkan efek deteren sehingga pengendalian pemanfaatan ruang di KBU dapat berjalan optimal. “

“Hal yang peling penting yang ingin diatur dalam rapergub ini adalah mengedepankan peranan berbagai pihak dalam pengendalian pemanfaatan ruang di KBU. Jadi, pemerintah provinsi tidak sendiri dalam melakukan pengendalian pemanfaatan ruang di KBU,” papar Bisma.

Hal ini selaras dengan visi Jabar Juara dengan mengedepankan konsep kolaborasi, yaitu pelibatan pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, masyarakat dan dunia usaha. “Diharapkan dengan mendudukan para stakeholders, dapat mewujudkan pengendalian pemanfaatan ruang di KBU yang lebih baik, karena tugas pengendalian KBU merupakan tugas semua pihak,” ungkapnya.

Menurut Bisma, kekinian sedang dilakukan pembahasan tingkat pusat tentang Badan Pengelola Cekungan banudng yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden No. 45 Tahun 2018 tentang RTR Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung. “Keberadaan Badan ini diharapkan dapat mengatur program-program yang tertuang dalam indikasi program RTR kabupaten/Kota yang mengalami bottle neck, salah satunya adalah Pengendalian Pemanfaatan Ruang. dikarenakan pengendalian pemanfaatan ruang butuh koordinasi yang intensif, sehingga apabila ditangani oleh badan tersendiri pengendalian pemanfaatan ruang di Kawasan Cekungan Bandung, akan lebih baik, dimana KBU merupakan bagian di dalamnya,” ujar Bisma (DK)

Foto: wawan/DKFoto: wawan/DK

15SiBiMa | April - Juni 2020

Page 16: Wujudkan Pemerintahan Kelas Dunia - jabarprov.go.id

PeRisTiwA

Revisi RTRW Kabupaten Cianjur

Pemanfaatan ruang menjadi salah satu

prioritas Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa

Barat (DBMPR Jabar) akhir-akhir ini.

Pasalnya, masih banyak pelanggaran yang

dilakukan masyarakat dalam memanfaatkan

ruang, sehingga tidak sesuai dengan

peruntukkannya. Salah satunya terjadi di Kabupaten Cianjur

ketika ada permohonan izin pembangunan

pabrik yang terindikasi berada di atas lahan

pertanian serta berada di Daerah Irigasi (DI)

teknis yang merupakan kewenangan pemerintah

provinsi.

Pembangunan ini kemudian menimbulkan permasalahan karena menyalahi aturan. Bahkan akhirnya, Pemerintah Kabupaten Cianjur memasukkan permasalahan ini ke dalam revisi Rencana

Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Cianjur dimana menjadi persoalan bagi pemprov ketika revisi tersebut membutuhkan Rekomendasi Gubernur Jawa Barat untuk persetujuan substansinya di Pusat.

Untuk masuk ke proses revisi RTRW, Pemkab Cianjur harus menyelesaikan terlebih dulu permasalahan tersebut, yaitu dengan memenuhi sejumlah persyaratan sesuai arahan dan rekomendasi terkait pelanggaran pemanfaatan ruang oleh PT XXX yang dikeluarkan oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN). Adapun sebagai pihak terkait, Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat (DBMPR Jabar) akan membantu pemkab Cianjur untuk memfasilitasi dan berkoordinasi terkait penyelesaian permasalahan tersebut yang melibatkan kewenangan Pemprov dalam forum TKPRD Prov Jabar.

“Secara paralel, proses revisi RTRW Kabupaten Cianjur tetap berlanjut dengan persyaratan sesuai rekomendasi Kementerian ATR/BPN meliputi penyusunan dokumen kajian pendukung peruntukkan kawasan industri di kabupaten Cianjur, pemberian kompensasi penggantian lahan (sesuai rekomendasi ATR) tetap dilakukan oleh masyarakat pelanggar (PT XXX) bersamaan dengan proses rekomgub untuk revisi RTRW Kab. Cianjur. Dokumen kajian pendukung harus lengkap pada saat menuju Rekomendasi Gubernur. Sementara untuk lokasi dan delineasi (penggambaran hal penting dengan garis dan lambang) penggantian lahan PT tersebut harus sudah tercantum dalam revisi RTRW. Jika tahap ini sudah beeres, maka tinggal menyelesaikan proses Rekomendasi Gubernur untuk merevisi RTRW Kabupaten Cianjur,” ujar Kepala Seksi (Kasie) Pemanfaatan Ruang DBMPR Jabar, Hendra Wardhana.

Proses revisi RTRW secara garis besar terdiri atas enam langkah. Pertama, menyertakan surat permohonan dari Bupati Cianjur mengenai arahan dan bantuan teknis penggantian Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi kepada Gubernur Jabar. Kedua, melaksanakan rapat Pokja Perencanaan 1 dan penyikapan permasalahan penyelarasan dokumen

Foto: Humas DBMPR

16 April - Juni 2020 | SiBiMa

Page 17: Wujudkan Pemerintahan Kelas Dunia - jabarprov.go.id

RTRW Kabupaten Cianjur. Selanjutnya, mengakomodasi catatan Pokja Perencanaan I dalam substansi RTRW Kabupaten Cianjur beserta dokumen kajian pendukung yang dipersyaratkan.

Kemudian, melaksanakan rapat Pokja Perencanaan 2 serta memeriksa substansi lokasi dan delineasi lahan pengganti beserta dokumen kajian pendukung yang dipersyaratkan. Kelima, menetapkan persyaratan rapat pleno TKPRD untuk rekomendasi Gubernur revisi RTRW Kabupaten Cianjur beserta penggunaan pembuatan surat perjanjian dan pernyataan kesanggupan 2 Pemkab Cianjur. Terakhir, jika telah terakomodasi seluruh persyaratan pada rapat Pokja 1 dan 2, maka rapat pleno dapat dilaksanakan.

Untuk proses revisi RTRW, Pemkab Cianjur harus melakukan sejumlah kegiatan yang beberapa di antaranya membutuhkan referensi dari perundang-undangan terkait tata ruang. Pertama, Bupati Cianjur melakukan permohonan arahan dan bantuan teknis (sesuai dengan rekomendasi ATR) terkait penggantian Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi kepada Gubernur Jabar.

Kedua, menyusun dokumen kajian (minimal) yang terdiri atas dua hal. Yakni, analisis kesesuaian lahan pengganti pertanian tanaman pangan dan daerah irigasi serta analisis kesetaraan produktivitas lahan pengganti pertanian tanaman pangan dan kesetaraan sumber air baku pengganti daerah irigasi. Referensi yang digunakan dalam penyusunan dokumen kajian adalah referensi Dasar Hukum Penggantian Lahan di Lokasi Lain sesuai UU No. 1 Tahun 2009 tentang Perlindungan LP2B pasal 46 ayat 3.

Ketiga, membuat Peraturan Bupati mengenai lokasi dan delineasi lahan pengganti LP2B berdasarkan kajian yang telah dilakukan. Untuk kegiatan ini, referensi yang digunakan dapat dicari dari berbagai sumber.

Keempat, menyesuaikan materi teknis dan batang tubuh Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) Revisi RTRW berkenaan dengan bertambahnya neraca pola ruang LP2B di Kabupaten Cianjur, karena terdapat kegiatan penggantian LP2B sebesar 3 kali lipat (persyaratan atas arahan Kementerian ATR/BPN). Hal ini sesuai dengan Permen ATR/BPN No. 1 Tahun 2018.

“Berdasarkan peraturan Undang-Undang LP2B (UU No. 41 tahun 2009 tentang Perlindungan LP2B), untuk penggantian lahan irigasi teknis yang terkena pembangunan infrastruktur

untuk kepentingan umum, maka penggantiannya harus dua sampai tiga kali lipat. Misalnya, jika lahan pertanian yang terpakai untuk industri sebanyak 30 Ha, maka penggantiannya harus membuat lahan pertanian baru seluas 60 Ha bahkan 90 Ha. Sebagai jalan tengah, dari DBMPR mengusulkan untuk dilakukan penggantian lahan pertanian baru di wilayah Kabupaten Cianjur, karena ini kaitannya dengan kewajiban pemerintah kabupaten untuk mendukung ketahanan pangan nasional,” lanjut Hendra.

Kelima, melakukan penyelarasan batang tubuh Ranperda Revisi RTRW dengan peta rencana pola ruang yang sesuai dengan aturan Permen ATR/BPN No.1 Tahun 2018.

Keenam, membuat surat perjanjian penyelesaian seluruh proses kompensasi lahan pengganti (berdasarkan tenggat waktu yang disepakati pada Pokja Perencanaan 2). Pada masa mendatang, penyelesaian proses kompensasi tersebut akan menjadi syarat utama dalam pelaksanaan Rapat Pleno untuk Rekomendasi Gubernur Revisi RTRW Kabupaten Cianjur.

Hendra menambahkan, untuk proses revisi RTRW Kabupaten Cianjur baru dapat keluar Rekomgub-nya, ketika semua persyaratan sudah terpenuhi, termasuk penggantian lahan pertanian baru serta membnagun kembali aset kewenangan provinsi yang terpakai (DI). Diakui Hendra, proses ini pasti memakan waktu yang panjang, namun pemenuhan persyaratan dapat dilakukan secara paralel.

“Revisi RTRW ini kan harus ada Rekomgub. Namun ketika dicek ternyata ada yang belum selesai, maka rekomendasi untuk membuat Rekomgub, belum dapat kami berikan. Minimal harus ada penggantian lahan pertanian baru, serta penggantian aset DI milik provinsi yang terpakai. Mungkin prosesnya akan lama, tapi itu semua dapat dilakukan paralel untuk memenuhi persyaratan,” ujarnya.

Terakhir, menyusun dokumen Rencana Pembangunan Industri Kabupaten/Kota (RPIK) yang di-perda-kan beserta dokumen petunjuk teknis pembangunan kawasan industri di Kabupaten Cianjur (untuk mengakomodir peluang investasi dalam ruang kawasan peruntukkan industri).

Untuk poin terakhir berdasarkan pada dua aturan. Yakni, Permenperin No. 110/M-IND/PER/12/2015 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pembangunan Industri Provinsi dan Rencana Pembangunan Industri Kabupaten/Kota. Kemudian aturan berikutnya Permenperin No. 40 Tahun 2016 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Kawasan Industri. (DK)

Foto: Humas DBMPR

Foto: Humas DBMPR

17SiBiMa | April - Juni 2020

Page 18: Wujudkan Pemerintahan Kelas Dunia - jabarprov.go.id

PeRisTiwA

Siapkan Purna Bakti Sejak Dini

Kebijakan pemerintah menerapkan Work From Home

(WFH) alias bekerja dari rumah akibat pandemi wabah Covid-19 atau virus Corona diberlakukan

secara tentatif. Tetapi tidak bagi Kepala Unit Pelaksana

Teknis Daerah (UPTD) Wilayah Pelayanan Jalan dan Jembatan

VI Cirebon, Apid Bachrul. Pasalnya, WFH yang dijalaninya

“kebablasan”. Dia telah memasuki masa purna bakti saat masa pandemi Covid-19

berlangsung.

APID Bachrul memasuki masa purna bakti setelah 30 tahun mengabdi sebagai aparatur sipil negara (ASN) di berbagai dinas. Selama delapan bulan terakhir,

Apid kembali bertugas di Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat (DBMPR Jabar).

Pelepasan Apid Bachrul berlangsung Jumat (1/5) di Ruang Bima Utama Kantor DBMPR Jabar. Acara dihadiri Kepala DBMPR Jabar, A. Koswara MP ; Sekretaris DBMPR Jabar, Asep Supriatna ; para Kepala Bidang dan Kepala UPTD ; serta perwakilan pegawai UPTD VI Bandung.

Pada sambutannya, Kadis mengingatkan kepada seluruh ASN untuk menyiapkan diri jauh-jauh hari sebelum memasuksi masa purna bakti. Tujuannya, agar ketika waktunya tiba tidak kaget karena akan kehilangan rutinitas yang biasanya dilakukan.

“Agar tidak merasa kehilangan rutinitas saat memasuki masa purna bakti, persiapkanlah jauh-jauh hari, minimal 10 tahun sudah tahu apa yang akan dilakukan ketika memasuki masa purna bakti,” ujar Koswara.

Koswara melanjutkan, persiapan perlu dilakukan jauh-jauh hari agar ketika memasuki masa purna bakti tidak

merasa post power syndrome. “Selain itu, selalu menjaga kesehatan agar ketika memasuki masa purna bakti tidak sakit, tetapi tetap sehat,” jelas Koswara.

Apid Bachrul merasa senang memasuki masa purna bakti ketika bertugas di DBMPR Jabar. Ini sesuai dengan keinginan dia dan istrinya. “Saya pernah bertugas di DBMPR Jabar, kemudian pindah ke dinas lain, dan masuk lagi ke DBMPR Jabar. Meskipun hanya delapan bulan, tetapi saya merasa senang, karena memang itu impian saya,” ungkap Apid.

Purna bakti sebagai ASN adalah proses alamiah yang tidak dapat dihentikan sedetik pun. Waktu terus berjalan dan tanpa disadari perjalanan meniti karier sebagai PNS bakal sampai penghujung jalan. Rutinitas selama perjalanan 30 tahun, dengan segala pernak-pernik, friksi-friksi, haru-biru perjalanan karier seorang ASN pun harus berhenti.

Purna bakti sebagai ASN adalah awal pengabdian kepada masyarakat yang lebih luas, kesempatan memperdalam ilmu agama, serta menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan. Namun hal yang perlu diperhatikan adalah rutin memeriksakan kesehatan di dokter keluarga dengan memanfaatkan kartu asuransi/BPJS. (DK)

Foto: wawan/DK

18 April - Juni 2020 | SiBiMa

Page 19: Wujudkan Pemerintahan Kelas Dunia - jabarprov.go.id

19SiBiMa | April - Juni 2020

gARdA

Terapkan Protokol Kesehatan

UPTD I Cianjur

Bekerja di tengah pandemi Covid-19 memang tidak bebas

seperti pada kondisi normal. Bahkan, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan

bagi semua Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk bekerja

secara fleksibel atau Work From Home (WFH). Kendati

demikian, pelayanan yang diberikan harus tetap optimal untuk membantu masyarakat.

Caranya antara lain dengan mengatur jadwal piket pegawai

setiap hari.

INILAH yang turut dilakukan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) I Cianjur yang menjalankan sistem piket dan WFH sejak pandemi Corona Virus Disease – 2019

(Covid-19) berlangsung.

“Kami membuat jadwal piket pegawai mengingat jarang bertemu. Koordinasi dilakukan menggunakan teknologi komunikasi WhatsApp Group, virtual meeting ataupun telepon,” ujar Kepala UPTD I Cianjur, Yudha Tamtama.

Saat ini, paket kegiatan pekerjaan di lapangan tahun 2020 untuk wilayah pelayanan UPTD I Cianjur ditangguhkan.

Pasalnya, anggaran yang ada difokuskan untuk menanggulangi pandemi Covid-19. Tapi, khusus kegiatan pemeliharaan jalan terus dilakukan.

Semua personel/pekerja pemeliharaan rutin tetap bertugas di lapangan dengan mengindahkan protokol

kesehatan menghadapi Covid-19. “Petugas pemeliharaan yang bekerja tetap dikontrol/diawasi agar menjalankan

aturan pencegahan. Supaya tidak tertular virus corona, mereka harus menggunakan masker, menjaga jarak, memakai sarung tangan, menjaga kebersihan serta diusahakan membawa bekal makan/minum sendiri dari rumah,” sebut Yudha.

Menurut Yudha, semua pekerjaan yang sudah direncanakan bahkan sudah masuk proses lelang di tahun 2020 bakal dijadwal ulang ke tahun 2021. Meski sampai saat ini penanggulangan Covid-19 terus dilakukan, namun Yudha optimis situasi dan kondisi tahun 2021 mendatang diperkirakan sudah lebih baik.

“Saya tetap optimis dan bersemangat untuk mengejar target yang tertunda,” ujarnya tegas dan penuh optimisme. (DK)

Foto: wawan/DK

Page 20: Wujudkan Pemerintahan Kelas Dunia - jabarprov.go.id

20 April - Juni 2020 | SiBiMa

Peran Strategis KSP dan Pengawasan Struktural

Menjadi garda terdepan dalam pemeliharaan jalan di daerah membuat Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) di bawah Dinas Bina Marga

dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat (DBMPR Jabar) mesti selalu siap sedia. Namun, dua bulan terakhir sejak merebaknya pandemi Corona Virus Diseases – 2019 (Covid-19) pergerakan para pekerja

di lapangan perlu melakukan penyesuaian. Menyusul pemberlakuan social distancing dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) oleh

Pemerintah Provinsi Jawa Barat, maka diperlukan koordinasi yang efektif untuk semua pekerjaan, terutama di level UPTD.

UPTD V Tasikmalaya yang digawangi Uuh Suparman pun menempuh langkah segendang sepenarian dengan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang

Provinsi Jawa Barat (DBMPR Jabar) serta Pemprov Jabar. Uuh menuturkan, komunikasi berbasis teknologi

informasi menjadi andalan jajarannya di saat kondisi pandemi. Komunikasi secara online pun dilakukan para pejabat struktural maupun staf.

“Sudah ada pembagian kerja pejabat sesuai dengan tupoksi masing-masing. Kepala UPTD melaksanakan fungsi koordinatif dan rutin melakukan evaluasi untuk selanjutnya dilaporkan kepada unsur pimpinan,” ujar Uuh yang belum genap setahun bertugas kembali di DBMPR Jabar.

Walaupun tugas lapangan terkendala pembatasan, namun ada peran strategis para Koordinator Satuan Pelayanan (KSP). Pada level struktural pun tidak melakukan pengawasan langsung secara terus menerus. Namun, jika ada hal bersifat kedaruratan yang membutuhkan keputusan level struktural, maka peninjauan lapangan baru dilakukan.

Terkait dengan refocusing anggaran yang cukup besar, nyatanya hal itu turut berdampak pada paket pekerjaan. Menurut Uuh, akibat refocusing anggaran, saat ini paket pekerjaan 0% pekerjaan di tahun 2020. Hal ini pun berdampak pada penyusunan rencanan tahun 2021 yang lebih kompleks, akibat jeda satu tahun tertunda.

“Kebetulan yang masih berjalan semuanya terkait jembatan. Untuk jalan, rencananya dialihkan di tahun mendatang,” ujar lelaki yang hobi berpetualang itu.

Kendala yang mungkin terjadi menyangkut kepastian awal pelaksanaan pekerjaan yang mengalami pengunduran. Hal ini akan membuat waktu efektif pengerjaannya mengalami pengurangan.

“Hal ini akibat jadwal refocusing yang tidak sepenuhnya tepat pada setiap tahapan, namun berlangsung sangat dinamis akibat perkembangan pendapatan yang tidak sesuai ekspektasi,” jelas Uuh

Tapi lain ceritanya dengan proyek-proyek strategis. Tidak ada pembatalan. Masalahnya hanya kegiatan prioritas UPTD, khususnya peningkatan jalan, yang pengerjaannya menjadi tertunda. Dampak negatifnya, “Dikhawatirkan akan mengalami penurunan yang cukup tajam akibat penundaan tersebut,” ungkap Uuh.

Meski begitu, Uuh bersama timnya di UPTD Wilayah Pelayanan V Tasikmalaya tetap optimis memandang tahun 2021 mendatang, lantaran diperkirakan kondisinya bisa berangsur normal. Alhasil, kegiatan pekerjaan dapat berjalan kembali, tetapi dengan konsekuensi harus melakukan kembali penyusunan skala prioritas kegiatan.

Skala prioritas dilakukan lantaran ada perubahan akibat faktor objektif kondisi lapangan maupun ketersediaan anggaran. “Kami terus melakukan pengumpulan data dan informasi agar dapat tetap adaptif dengan kebijakan yang harus dijalankan,” jelas Uuh menutup obrolan via aplikasi percakapan WhatsApp. (DK)

UPTD V TasikmalayagARdA

Foto: wawan/DK

Page 21: Wujudkan Pemerintahan Kelas Dunia - jabarprov.go.id

2 meters

Cek Suhu Tubuh Selalu Bersihkan Perlengkapan Kerja

Jaga Jarak dan Gunakan Masker

Rajin Cuci Tangan

21SiBiMa | April - Juni 2020

Optimis dan Realistis di Masa Pandemi

Wabah Corona Virus Disease-2019 (Covid-19) yang mengharuskan semua orang menjaga

jarak turut berdampak pada sistem kerja Aparatur Sipil Negara (ASN). Surat edaran dari

Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengatur penyesuaian sistem kerja bagi ASN, yang

intinya melakukan sistem Flexible Working Arrangement (FWA) atau lebih dikenal dengan

Work From Home.

HAL serupa dilakukan d lingkungan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) IV Sumedang – Garut Dinas BIna Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa

Barat (DBMPR Jabar). “Meski demikian, pelayanan kepada pengguna jalan melalui kegiatan pemeliharaan rutin tetap dilakukan, dengan memperhatikan protokol kesehatan Covid 19, seperti memakai masker dan menjaga jarak. Pemeliharaan jalan penting, karena menyangkut keamanan pengguna jalan serta kelancaran arus barang dan jasa,” ujar Kepala UPTD IV Sumedang – Garut, Adnan Guntara.

Untuk ASN di kantor UPTD, diatur tugas piket agar operasional kantor dapat berjalan secara optimal. “Untuk komunikasi tugas, kami menggunakan aplikasi yang mendukung pertemuan secara virtual, seperti Zoom Meeting yang juga digunakan di tingkat rapat-rapat dinas,” ungkap Adnan.

Untuk kegiatan lainnya, saat ini paket-paket pekerjaan di UPTD IV masih dalam proses tender dan memungkinkan mengalami penundaan bahkan sampai pembatalan. “Namun ada beberapa paket yang berhubungan dengan bencana alam, masih kami usahakan terus agar paketnya dapat tetap dikerjakan pada tahun ini. Hal ini sangat tergantung pada

kemampuan keuangan Pemprov Jabar,” jelasnya.Sementara untuk kegiatan strategis, seperti program

standardisasi lebar jalan dan program penanganan jalan yang masih berupa lapis penetrasi masih harus tertunda. Meski secara khusus di UPTD IV belum ada kepastian paket yang akan dikerjakan pada tahun 2020 ini, namun secara umum ada beberapa potensi kendala. Salah satunya ketidakpastian pembayaran di tahun 2020 yang sangat memungkinkan pembayaran tidak sepenuhnya dilakukan pada tahun ini.

“Jika ini terjadi, maka perlu disiapkan aturan-aturan yang mengatur mengenai kondisi yang akan terjadi bila pembayaran tidak dibayarkan tahun ini,” jelas Adnan, seraya menambahkan, hasil serupa juga terjadi di tingkat nasional.

Meskipun pandemi belum mereda dan dapat terjadi sampai akhir 2021, tetapi menurut Adnan, kehidupan harus terus berjalan dan tetap menjaga optimisme. Tentunya dengan menjaga protokol kesehatan, seperti memakai masker dan social distancing.

“Saya berharap, kegiatan ekonomi dapat berangsur-angsur pulih, sehingga keuangan pemerintah bisa sedikit pulih, sehingga kami dapat lebih optimis, meski harus tetap realistis,” pungkasnya. (DK)

UPTD IV Sumedang - Garut

gARdA

Foto: wawan/DK

Page 22: Wujudkan Pemerintahan Kelas Dunia - jabarprov.go.id

22 April - Juni 2020 | SiBiMa

LeNsA

PENYEBARAN pandemi Covid-19 berdampak sosial, ekonomi, bahkan psikologis. Menurut Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat (DBMPR Jabar), A.

Koswara MP, saat ini semua sedang fokus menangani Covid-19, termasuk DBMPR Jabar, sehingga semua rencana kegiatan harus diubah.

“Kita harus makin memperkuat semangat persatuan. Esprit de corps”, ujar Kadis saat memberikan sambutan sebelum acara pemberian “kadeudeuh” untuk seluruh pegawai harian lepas (PHL), Jumat (24/4), di ruang rapat Adi Bima DBMPR Jabar, Bandung.

Sumbangan ini merupakan apresiasi kepada seluruh PHL, termasuk Tim URC di seluruh Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dan kantor DBMPR Jabar yang tetap bekerja di lapangan dan selalu memberikan respon cepat bila terjadi bencana.

“Sumbangan ini merupakan wujud rasa kekeluargaan di lingkungan DBMPR Jabar,” tandas Koswara.

Sumbangan 2.950 paket itu berasal dari urunan pribadi seluruh pejabat kantor DBMPR dan UPTD. Secara simbolis paket sumbangan diberikan kepada perwakilan PHL yang hadir dan diteruskan di masing-masing UPTD secara langsung.

Acara yang bertepatan dengan 1 Ramadan 1441 H itu dihadiri seluruh Kepala UPTD. Acara dilanjutkan video meeting dengan seluruh UPTD dan Kepala Bidang. (DK)

KEPALA Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat (DBMPR Jabar), A. Koswara MP, didampingi Sekretaris DBMPR Jabar, Asep Supriatna, bersama jajaran DBMPR Jabar

mengikuti video meeting dengan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, Senin (11/5) dari Ruang Adibima Kantor DBMPR Jabar. Rapat Pimpinan itu juga diikuti Wakil Gubermur UU Ruhzanul Ulum, para Asda dan OPD di lingkungan Pemprov Jabar.

Ridwan Kamil mengutarakan, segala upaya telah dilakukan untuk menekan penyebaran Covid-19, termasuk melaksanakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Hasilnya, angka yang terinfeksi virus terkendali, tapi tak bisa menghilangkan penyebaran selama vaksinnya belum ditemukan. Oleh karena itu, pelaksanaan PSBB tak akan berlama-lama agar potensi dampak sosial dan ekonomi tidak lama pula.

Menurut Emil, pandemi Covid-19 berdampak pada segala hal, termasuk kegiatan pembangunan di Jabar, karena anggarannya direalokasi untuk penanganan Covid-19. Untuk itu, Gubernur meminta seluruh perangkat daerah melakukan perubahan arah pembangunan 2020 menyesuaikan dengan kondisi pandemi yang belum selesai. Demikian pula dengan rencana program kegiatan 2021 ketika kondisi pandemi masih belum pulih, sehingga harus menyiapkan rencana strategi disesuikan dengan kondisi pascapandemi.

Kondisi pandemi Covid-19 sendiri dibagi empat level. Yakni, normal : sekolah bisa berlangsung dengan tetap memakai alat pelindung / masker dan jaga jarak. Lalu, ada pembatasan untuk bidang tertentu. Kemudian, PSBB. Terakhir, Lockdown.

Gubernur juga mengingatkan, meskipun ada pembagian kerja secara Work From Home, tetapi kinerjanya harus tetap terukur. Setiap yang ditugaskan harus sesuai target. (DK)

“Kadeudeuh” untuk PHl DBMPR Jabar

Fokus Pembangunan Kala dan Pasca Pandemi Covid-19

Foto: Humas UPTD

Foto: wawan/DK

Page 23: Wujudkan Pemerintahan Kelas Dunia - jabarprov.go.id

23SiBiMa | April - Juni 2020

GUNA membantu masyarakat miskin dan miskin baru terdampak pandemi Covid-19, Pemerintah Provinsi Jawa Barat memberikan bantuan sosial (bansos) total senilai

Rp 500 ribu. Rinciannya, bantuan tunai Rp150 ribu dan bantuan pangan non tunai (beras 10 kg, terigu 1 kg, vitamin C, makanan kaleng 2 kg / 4 kaleng, gula pasir 1 kg, mi instan 16 bungkus, minyak goreng 2 liter, telur 2 kg) senilai Rp350 ribu per keluarga per bulan. Bansos dibagikan mukai bulan April secara bertahap untuk semua kabupaten/kota di Jabar.

Untuk memonitor pendistribusian bansos, Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat (DBMPR Jabar), A. Koswara MP, selaku Liaison Officer (LO) Kabupaten Bekasi, Kamis (28/5) mengunjungi Kabupaten Bekasi untuk berkoordinasi dengan Sekretaris Daerah Kabupaten Bekasi selaku Ketua Harian Tim Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Bekasi. Koswara didampingi anggota tim Kadinkes, Kepala BPBD, dan Kadinsos Kabupaten Bekasi, membahas pendistribusian bansos.

Pada saat kunjungan monitoring itu, proses pendistrbusian bansos sedang berlangsung. (DK)

KELUARGA besar Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat (DBMPR Jabar) melakukan “gerakan peduli” dengan membagikan 400 nasi kotak spesial @sangoo box kepada fakir

miskin/ kaum dhuafa, tuna wisma, tukang becak serta beberapa petugas keamanan yang sedang bertugas, Kamis (21/5), di wilayah Bandung Raya.

Para penerima nasi kotak itu terpaksa berada di jalan untuk memenuhi kebutuhan hidup, tidak punya tempat tinggal atau tengah menjalankan tugas di tengah imbauan pemerintah untuk tetap “di rumah saja” guna memutus mata rantai penyebaran pandemic Covid-19.

Secara simbolis Kepala DBMPR Jabar, A. Koswara MP, menyerahkan bantuan di kantor DBMPR kepada sejumlah petugas, termasuk Bagian Humas yang akan membagikan nasi box tersebut ke beberapa rute se-Bandung Raya. (DK)

Kepala DBMPR Monitoring Bansos Pemprov Jabar

@sangoo box ala DBMPR Jabar

Foto: Humas DBMPR

Foto: Humas DBMPR

Page 24: Wujudkan Pemerintahan Kelas Dunia - jabarprov.go.id

sOsOk

BERAWAL di tahun 2006, saat ada kesempatan untuk mengabdi di Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagai ASN untuk jurusan teknik,

Gunawan, S.T., M.T., mengikuti tes. Dan, ternyata diterima. Padahal, saat itu ia sudah bekerja sebagai konsultan di Bandung sejak tahun 2001.

“Ternyata saya ditempatkan di DBMPR Jabar. Di Bagian Perencanaan,“ ujar Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Program DBMPR Jabar ini.

Hanya “bertahan” dua tahun di perencanaan, pada tahun 2008, Gunawan mendapat beasiswa dari Kementerian PU untuk melanjutkan sekolah. Ia pun mengambil S2 di Unpar Program Studi Pengelolaan Jaringan Jalan. Selesai kuliah S2, Gunawan kembali ke DBMPR Jabar. Tugasnya tetap di bagian yang sama.

Tahun 2017, ia sempat bertugas di Laboratorium Bahan Konstruksi (Labkon) sebagai Kasie Pengujian Tanah dan Bangunan. Kemudian, tahun 2018, Gunawan menjabat Kasubag TU UPTD VI Cirebon sebelum akhirnya pada tahun 2020 kembali ke Bagian Perencanaan DBMPR Jabar.

Sebagai ASN, terlebih sudah level eselon, setiap perpindahan tempat tugas Gunawan selalu penuh kejutan. Dia tidak pernah tahu akan ditempatkan di mana dengan tugas seperti apa. Tak ayal, ketika mendapatkan amanah baru sebagai Kepala Sub Bagian

Kasubag Perencanaan dan Program DBMPR JabarGunawan, S.T., M.T.

Siapkan Regenerasi

Bagian Perencanaan

Pegawai Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat (DBMPR Jabar) yang satu ini memiliki pembawaan energik dan terlihat masih muda. Maklum, usianya masih di bawah 50 tahun. Cita-citanya menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) sudah tercapai. Kendati hal itu bukan impian utamanya.

Foto

: waw

an/D

K

24 April - Juni 2020 | SiBiMa

Page 25: Wujudkan Pemerintahan Kelas Dunia - jabarprov.go.id

Perencanaan dan Program DBMPR Jabar, Gunawan merasakannya juga sebagai sebuah kejutan. Kejutan yang menyenangkan tentu saja.

“Jika dikatakan bagian ini penting tentu sama seperti bidang lainnya yang juga dapat dikatakan sangat penting. Oleh karena itu, kami saling bersinergi antarbidang dan seluruh UPTD dalam merencanakan setiap program,” ujar pria yang juga menjadi dosen tidak tetap di sebuah PTS itu.

Salah satu misalnya, Gunawan dan jajarannya menyusun perencanaan dan program berdasarkan usulan dari setiap bidang dan UPTD. Lengkap mulai usulan termasuk nilai anggarannya.

“Kami masukkan semua usulan masing-masing untuk dijadikan program perencanaan untuk dijadikan program perencanaan. Jadi, Bagian Perencanaan hanya mengelola dan mengkoordinir. Kami tidak mengatur besarnya anggaran,” ungkap pria yang hobi bersepeda dan berenang ini.

Usulan program dan anggaran dari DBMPR Jabar ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat itu unlimited. Tetapi, APBD Pemprov Jabar amat mungkin terbatas. Maka, dari usulan sebesar Rp 5 triliun mungkin yang dialokasikan hanya Rp 1,5 triliun. Itu pun termasuk untuk biaya operasional lainnya. Bila anggaran sudah turun, maka harus dipilih program prioritas.

“Jadi, diutamakan program yang menjadi prioritas. Kriterianya, jalan yang rusak berat, rawan bencana atau jalan yang membahayakan keselamatan pengguna jalan. Selanjutnya, dirinci mana yang perlu dikerjakan dahulu dengan anggaran yang ada,” jelas Gunawan.

Anggaran tersebut sudah termasuk anggaran untuk Program Strategis Pemprov maupun DBMPR Jabar. Hal ini merupakan kebijakan,

sehingga usulannya bisa dari Gubernur atau Kepala Dinas. Misalnya, program pembangunan Fly Over, Under Pass, dan Masjid Al-Jabbar.

“Jadi, penyusunan program prioritas itu, untuk kegiatan reguler Kebinamargaan, yaitu peningkatan, rehabilitasi, dan pemeliharaan berkala jalan. Sementara untuk kegiatan strategis, anggarannya sudah dialokasikan secara khusus,” papar Gunawan.

Berkaitan dengan realokasi anggaran akibat adanya pandemi Corona Virus Diseases-2019 (Covid-19), setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) diminta melakukan efisiensi yang kemudian ditargetkan jumlahnya untuk dikurangi. Hasil pengurangan anggaran ini bakal dialokasikan untuk penanggulangan wabah Covid-19.

“Pengurangan anggaran setiap bidang dan UPTD merupakan hasil diskusi dan masukan dari semua pihak, termasuk Kadis. Pengurangan anggaran setiap bidang/UPTD menggunakan prinsip berkeadilan dengan persentase yang tidak begitu jauh, tetapi tetap melihat prioritas kegiatan,” urai Gunawan.

Ia menambahkan, realokasi anggaran memang membuat tugasnya bersama rekannya di Bagian Perencanaan makin memerlukan semangat ekstra. “Di Bagian Perencanaan, tidak ada wabah Covid-19 saja harus usaha ekstra, apalagi ini ada Covid-19. Tetapi kami sadar bahwa itu risiko dan tanggung jawab kami,” lanjut Gunawan.

Mengenai proses penganggaran, menurut Gunawan, selalu dilakukan setahun sebelumnya. Misalnya, anggaran 2021

sudah disiapkan sejak Januari 2020. Hal ini mengikuti tahapan penganggaran yang sudah disetujui oleh TAPD,

karena nantinya akan melewati pembahasan dengan stakeholder terkait, misalnya BPKAD, Bappeda dan DPRD. Sehingga nantinya pasti akan mengalami perubahan-perubahan usulan program.

“Anggarannya kami sesuaikan dengan target DBMPR Jabar. Misalnya, untuk meningkatkan kemantapan jalan, kami rinci yang perlu dilakukan.

Tetapi bila nanti ada revisi, maka anggarannya akan disesuaikan. Umpamanya, peningkatan dari 20 kilo meter mungkin hanya tersedia anggaran untuk 5 kilo mter, dan seterusnya. Jadi, seringkali usulan anggaran tidak terpenuhi sesuai kebutuhan,” ungkap Gunawan.

Sebagai bagian yang mengkoordinir penganggaran dalam berbagai program dan menyiapkan berbagai laporan di akhir anggaran, Bagian Perencanaan tentu memerlukan pegawai yang mau bekerja keras mengingat banyak hal yang

harus dikerjakan dan bermacam-macam variasi pekerjaannya. Gunawan menilai, sampai saat ini pegawai yang

bertugas di Bagian Perencanaan Program sudah mencukupi. Namun, mempersiapkan regenerasi tetap diperlukan dari sekarang.

“Untuk regenerasi pegawai minimal harus disiapkan satu tahun lebih. Idealnya sih dipersiapkan dua tahun sebelumnya agar dapat memahami proses dan membiasakan dengan irama kerja di Bagian Perencanaan,” pungkas Gunawan.

Dia sendiri mematok mimpi akan terus mengajar sebagai dosen jika sudah purna bakti dari DBMPR Jabar. Tujuannya sederhana saja, supaya ilmunya tetap tajam terasah. (DK)

Foto: wawan/DK

25SiBiMa | April - Juni 2020

Page 26: Wujudkan Pemerintahan Kelas Dunia - jabarprov.go.id

26 April - Juni 2020 | SiBiMa

sOsO

k

BISMA awalnya memiliki keinginannya untuk bekerja di perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Maka, usai lulus S1 dia mulai bergerilya

memasukkan lamaran kerja ke beberapa BUMN. Sambil menunggu panggilan tes dari BUMN, Bisma mencoba peluang lain dengan mengikuti tes CPNS pada Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Tanpa diduga, Bisma diterima menjadi CPNS bersamaan dengan panggilan tes di salah satu BUMN yang bergerak pada sektor konstruksi.

“Saya memilih peluang yang sudah pasti, karena saya tahu untuk mengikuti tes perusahaan BUMN tahapannya masih sangat panjang. Itu juga belum tentu diterima,” ujar Bisma yang diangkat menjadi PNS satu dekade lalu.

Begitu diangkat menjadi CPNS, lulusan S1 Teknik Geodesi-Geomatika Universitas Gajah Mada (UGM), Yogjakarta ini, langsung ditempatkan pada Dinas Permukiman dan Perumahan (Perkim) Provinsi Jawa Barat sebagai Staf di Seksi Pengendalian dan Pengawasan Bidang Tata Ruang Kawasan.

“Menjadi PNS memang bukan cita-cita saya, namun begitu ada peluang lamaran CPNS Jurusan Geodesi di Pemerintah Provinsi Jawa Barat, saya tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, sehingga saya mendaftar, belajar dengan giat untuk menghadapi tes CPNS. Dan, atas seijin Allah saya ditakdirkan berkarir menjadi PNS,” ujar Bisma.

Menurut Bisma, penataan ruang lebih banyak dipelajari pada latar belakang pendidikan teknik atau urban design yang memang merupakan program studi yang mempelajari dasar-dasar perencanaan kota dan pengembangan wilayah.

Bisma Aji Nugraha, S.T., M.Si.

Tugas lama rasa Baru

Jika kini banyak orang berusaha menjadi Aparatur Sipil Negara

(ASN), lain halnya dengan Bisma Aji Nugraha, S.T., M.Si. Pasalnya, pegawai Dinas Bina Marga dan

Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat (DBMPR Jabar) ini tidak pernah terpikir untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Meski begitu,

saat kesempatan menjadi PNS itu muncul, ia tak menyia-nyiakannya.

Inilah yang dialami Kepala Seksi Pengendalian Pemanfaatan Ruang

DBMPR Jabar itu.

Foto: wawan/DK

Page 27: Wujudkan Pemerintahan Kelas Dunia - jabarprov.go.id

27SiBiMa | April - Juni 2020

“Namun demikian tidak menutup bagi latar pendidikan lain untuk bertugas maupun berkarir pada bidang penataan ruang asal mau belajar dan belajar,” kata Bisma.

Pada masa awal penugasannya di Bidang Tata Ruang menjadi sebuah tantangan. “Karena latar belakang pendidikan saya hanya bagian kecil dari Tata Ruang, sehingga saya perlu banyak belajar dan mendapatkan bimbingan,” ujar Bisma.

Bidang Tata Ruang kala itu sedang mendapatkan perhatian, karena masih hangatnya UU Penataan Ruang dan terbitnya Perda Provinsi Jawa Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah.

“Pada masa itu pengendalian tata ruang sedang mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah pusat, karena selama ini perhatian pada bidang tata ruang hanya fokus pada perencanaan. Pada saat implementasi agar pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana tata ruang, kurang mendapatkan perhatian”. Alasan ini pula yang membuat pria asli Bandung ini untuk mengikuti diklat Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Penataan Ruang pada tahun 2010.

Tahun 2012 sampai 2014, Bisma mendapatkan kesempatan untuk melaksanakan tugas belajar pendidikan S2 di Institut Teknologi Bandung di Magister Kebencanaan. “Saya mendaftar jurusan tersebut karena sangat menarik. Integrasi aspek mitigasi bencana ke dalam tata ruang jarang mendapatkan perhatian, padahal Indonesia menjadi salah satu negara di dunia yang memiliki risiko tinggi bencana,” ujar Bisma.

Selesai menempuh tugas belajar S2, ternyata Bisma ditempatkan kembali ke unit kerja yang sama di Dinas Permukiman dan Perumahan, sehingga ia semakin tertantang untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat di kampus.

Kesempatan itu muncul ketika Pemerintah Provinsi Jawa Barat sedang melakukan perubahan Perda Provinsi Jawa Barat Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pengendalian Pemanfaatan Ruang KBU. “Saya ditugaskan untuk menginventarisir berbagai potensi bencana yang ada di KBU, sehingga wilayah yang memiliki potensi bencana tinggi dapat diamankan, dan dapat menurunkan risiko bencana pada wilayah tersebut”.

Pada saat penyusunan perubahan Perda ini, Bisma mendapatkan banyak pengalaman yang berharga, selain harus banyak mempelajari berbagai literatur dan peraturan perundangan, berkoordinasi dengan berbagai pihak, proses legislasi Perda pada DPRD Provinsi Jawa Barat merupakan hal yang tidak mudah. Karena Dewan mempertanyakan dasar-dasar Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengatur hal-hal yang termuat dalam pasal Raperda. “Tanpa adanya data yang memadai, mungkin Perda Nomor 2 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengendalian Kawasan Bandung Utara Sebagai Kawasan Strategis Provinsi Jawa Barat tidak akan disetujui oleh Dewan” ujar Bisma.

Pada tahun 2017 terjadi perubahan organisasi dimana Bidang Tata Ruang Kawasan menjadi unit eselon III pada Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang. Ia pun mendapatkan tantangan baru ketika ditugaskan menjadi staf pada Bidang Pertanahan Dinas Perumahan dan Permukiman. Karena urusan pertanahan menjadi urusan baru yang ditangani oleh pemerintah daerah. Sehingga ia selama tiga tahun harus terus belajar untuk menyusun program kegiatan Bidang Pertanahan.

Namun, jalan hidup dan jalan karier memang tak bisa diduga. Ternyata, Bisma ditakdirkan berjodoh untuk kembali menggawangi Bidang Penataan Ruang. Pada bulan

Januari 2020, Bisma mendapatkan “tugas lama rasa baru”.Dia dilantik sebagai Kepala Seksi Pengendalian

Pemanfaatan Ruang DBMPR Jabar. Mengemban amanah jabatan ini, bukanlah hal yang mudah bagi dirinya. Walaupun ia pernah bertugas selama 7 tahun dalam unit kerja ini, pengendalian pemanfaatan ruang yang saat ini telah berjalan menjadi sangat luas. Selain menangani pengendalian Kawasan Bandung Utara dan Jawa Barat pada umumnya, terdapat tugas baru yaitu melakukan pengendalian pemanfaatan ruang DAS Citarum dimana DBMPR Jabar menjadi bagian dari Satgas Citarum Harum. “Sepertinya belajar dan belajar tidak akan pernah lepas dari saya, dan mungkin akan menjadi motto hidup saya” canda Bisma. “Alhamdulillah dengan arahan para pimpinan, dukungan para Kasie Bidang Penataan Ruang dan tim yang solid, saya dapat optimis mengemban amanah ini,” lanjutnya.

Meski tugasnya sebagai ASN lebih banyak ditempatkan di Bidang Penataan Ruang, tetapi Bisma tidak menginginkan sampai masa purna bakti terus menerus berkutat di bidang ini. Ia berharap mendapat tantangan baru, mulai di Dinas Komunikasi dan Informatika, Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah, atau Badan Pendapatan Daerah.

“Saya ingin merasakan bagaimana mendapatkan tantangan dalam hal-hal baru. Menurut saya, orang perlu keluar dari zona nyaman agar dapat berkembang” pungkas bapak dari dua orang anak ini.

Perihal kariernya sebagai ASN, pria tinggi besar ini tidak terlalu memikirkan jabatan apa yang akan diperolehnya kedepan. Menurutnya, hal terpenting adalah ia dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. “Benih baik yang ditanam, akan menghasilkan buah yang baik” pungkasnya.

“Mengenai penilaian kinerja, saya serahkan kepada rekan kerja serta pimpinan,” ungkapnya.

Diluar kesibukannya sebagai ASN, Bisma masih menyempatkan waktu untuk hobinya, yaitu menonton film-film lawas, utamanya film tahun 1990-an.

“Saya kira, film tahun 1990-an sampai awal 2000-an merupakan produksi film dengan kualitas terbaik,” ujar Bisma memberikan penilaian.

Selain itu, Bisma pun sejatinya memiliki kegiatan produktif sampingan yang pernah lama ditekuninya sejak mahasiswa, yaitu berjualan online dan budidaya jamur tiram. Sayang, kesibukannya sebagai ASN membuat Bisma belum memiliki waktu luang untuk menekuninya kembali secara intens. “Saya lahir dari keluarga besar pedagang, walaupun bapak saya pensiunan PNS, tetapi sepertinya darah pedagang ada pada saya. Sayang, saya belum bisa melakukannya lagi, karena belum ada waktu luang”. (DK)

Foto

: waw

an/D

K

Page 28: Wujudkan Pemerintahan Kelas Dunia - jabarprov.go.id

28 April - Juni 2020 | SiBiMa

JARINGAN jalan di Indonesia yang meliputi jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten/kota dan jalan tol terus berkembang dari tahun ke tahun

baik dari sisi panjang dan maupun kapasitasnya. Data menunjukkan, jaringan jalan pada tahun 2008 sepanjang 327.172 km dan bertambah menjadi 513.500,75 km di tahun 2017. Kecenderungan kebutuhan peningkatan jaringan jalan ini akan terus berlanjut mengingat bertambahnya jumlah kendaraan dari tahun ke tahun. Salah satu indikator kebutuhan peningkatan jalan dapat dilihat dari semakin bertambahnya ruas-ruas jalan yang mengalami kemacetan, terutama di wilayah perkotaan.

Sayangnya, kebutuhan jaringan jalan yang ada saat ini tidak diimbangi dengan jumlah ketersediaan bahan material jalan yang semakin menurun setiap harinya. Selain itu, kondisi jaringan jalan yang ada pun tidak selamanya mulus, karena dimakan usia dan pemakaian. Untuk mempertahankan kondisi jalan agar tetap berfungsi secara optimal dalam melayani lalu lintas selama umur rencananya, maka perlu diupayakan kegiatan penanganan jalan mulai dari pemeliharaan rutin jalan, pemeliharaan periodik jalan dan rehabilitasi jalan yang tentunya juga memerlukan kesiapan material yang cukup. Dua hal ini yang membuat perlunya strategi dalam pengembangan teknologi penanganan jalan dengan memperhatikan material perkerasan yang digunakan.

Jika dilihat dari penggunaan jenis perkerasan yang digunakan dalam rangka penanganan jalan, maka jalan terbagi dua. Yakni, jalan perkerasan lentur yang dibuat dengan bahan pengikat aspal serta jalan perkerasan kaku yang bahan pengikatnya merupakan material semen.

Untuk material perkerasan lentur, satu studi yang dilakukan tahun 2013 menunjukkan dari kebutuhan aspal nasional sekitar 1,3 juta ton. Maka, diperkirakan penggunaan agregat sebanyak 21,6 juta ton (asumsi 6% kadar aspal campuran) serta bahan bakar minyak (BBM) sekitar 343,5 juta liter yang digunakan untuk pemanasan agregat (asumsi 15 liter BB untuk pemanasan tiap ton agregatnya). Untuk mencukupi kebutuhan aspal nasional ini, penyediaan dalam negeri hanya dapat mencapai 70%, sedangkan sisa lainnya merupakan aspal impor yang didatangkan dari negara lain.

Sementara untuk perkerasan kaku, kondisinya pun tak jauh berbeda. Bahan material agregat dan semen diambil

dari penambangan pasir yang banyak tersebar di seluruh Nusantara. Namun, hal ini pun bukan tanpa risiko. Jika tidak dikendalikan, maka dampaknya pada kerusakan lingkungan akan sangat besar.

Tak terhitung jumlah penambangan batuan dan pasir, baik yang liar maupun resmi, mengakibatkan kerusakan lingkungan seperti banjir bandang dan longsor. Selain itu, ketersediaan material alam yang memenuhi persyaratan untuk perkerasan jalan juga semakin berkurang yang mendorong pembukaan wilayah penambangan-penambangan baru. Belum lagi tingkat pencemaran udara yang dihasilkan dari pengangkutan dan pengolahan bahan material ini cukup mengganggu.

Berangkat dari hal ini, beberapa strategi dan inovasi dikembangkan khususnya di bidang jalan dalam rangka memenuhi kebutuhan penambahan jaringan jalan dan menjaga performa dari jaringan jalan yang tersedia. Antara lain, penggunaan daur ulang perkerasan material beraspal (Reclaimed Asphalt Pavement/RAP) dan daur ulang material campuran beton (Recycled Concrete Aggregate/RCA), Coldmix (campuran aspal dingin), Warmmix (campuran aspal hangat), pemanfaatan karet, pemanfaatan plastik, pemanfaatan slag baja, dan lain-lain.

Reclaimed Asphalt PavementKali ini yang dibahas adalah teknologi Reclaimed Asphalt

Pavement (RAP). Teknologi RAP dilakukan dengan menggali atau menggaruk perkerasan jalan yang telah rusak untuk kemudian dihancurkan kembali menjadi semacam agregat. Kemudian, material ini diproses agar dapat digunakan kembali sebagai material perkerasan yang baru. Proses daur ulangnya meliputi pengaturan komposisi gradasi, penggunaan recycling agent, penggunaan material agregat dan/atau aspal baru, termasuk proses pencampuran dan pemadatan.

Pada awalnya, RAP hanya dibuang menjadi limbah, namun seiring dengan berkembangnya teknologi, dengan penambahan dan pencampuran bahan semen secara mekanis, penggunaan bahan peremaja aspal dan beberapa teknologi lainnya, material RAP dapat dijadikan material perkerasan jalan yang bernilai ekonomi. Sistem road recycling ini sangat

wAwAsAN

Oleh : Dr. Indra Maha, S.T., M.T.

Daur Ulang Aspaldengan (RAP)

Page 29: Wujudkan Pemerintahan Kelas Dunia - jabarprov.go.id

29SiBiMa | April - Juni 2020

Material RAP khususnya pada bagian aspal sudah mengalami penuaan. Oleh karena itu, guna memperbaiki sifat RAP, dibutuhkan Recycling Agent yang berfungsi dapat mengembalikan performa aspal. Recycling agent terdiri atas pelembek aspal (softening agent) yang hanya berfungsi menurunkan kekentalan aspal yang telah mengalami penuaan (asphalt flux oil, lube stock, selury oil dan lain-lain) dan peremajaan aspal (rejuvenatiing agent). Peremajaan aspal berfungsi untuk mengembalikan sifat fisik dan sifat kimia aspal (kombinasi lubricating dan extender oils).

Ada beberapa keuntungan dari penggunaan RAP sebagai material perkerasan aspal. Pertama, dapat menghasilkan penghematan sebagai pengganti penggunaan material baru serta dapat mengurangi biaya pengantaran bila pelaksanaan penggunaan RAP dilakukan di tempat. Kedua, jika lokasi yang lebih dekat maka selain biaya lebih murah juga mengurangi emisi karbon yang dihasilkan dari pengangkutan. Ha ini, yang terkait dengan pengurangan emisi karbon adalah dalam hal pengurangan pemanasan aspal maupun pemanasan agregat.

Selanjutnya, menyelesaikan permasalahan elevasi jalan, khususnya di daerah perkotaan (jarak tinggi bebas pada jembatan dan elevasi trotoar jalan). Keempat, menghindari terjadinya retak menjalar dari lapis bawah (bila langsung dilakukan pelapisan ulang/overlay), sehingga umur rencana perkerasan jalan dapat tercapai dan memperkecil biaya pemeliharaan.

Meski memiliki keuntungan, penggunaan RAP pun memiliki sejumlah kekurangan yang dapat menyebabkan masalah khususnya terhadap segmentasi pelaksanaan-pelaksanaan sebelumnya yang pendek-pendek diakibatkan keterbatasan biaya. Hal ini akan berdampak pada keseragaman material daur ulang yang dapat menyulitkan dalam perencanaan maupun produksi campuran beraspal.

Hal ini pula yang mendorong pemerintah Jepang sebagai salah satu negara yang mengaplikasikan penggunaan RAP mengeluarkan sejumlah kebijakan atau regulasi yang kuat terhadap penggunaan RAP. Diantaranya, kewajiban penggunaan material RAP sebagai bagian campuran beraspal baru. Kedua, dibentuknya manajemen tertentu untuk mengelola RAP mulai dari penggarukan hingga penggunaannya kembali. Terakhir, adanya pencatatan pengelolaan jalan yang jelas (umur jalan, pemeliharaan dan sebagainya). hal ini dapat dicontoh di Indonesia.

Masalah lain yang mungkin muncul dari penggunaan RAP adalah kinerja campuran beraspal bila digunakan lebih dari satu kali dilakukan daur ulang. Selain itu, kesulitan penerapan penggunaan RAP sebagai campuran beraspal di Indonesia dikarenakan butuhnya investasi baru dalam memodifikasi unit pencampur yang ada saat ini dan belum ada regulasi yang kuat yang mendorong pemanfaatan material RAP dalam program preservasi jalan.

Pengembangan green technology dalam pemeliharaan infrastruktur jalan di Indonesia merupakan inovasi teknologi yang sangat diperlukan dalam rangka memelihara lingkungan alam dan meningkatkan kualitas hidup manusia. Konsep green technology dalam infrastruktur jalan dapat dilakukan melalui material perkerasan badan jalan, teknologi penataan cross section jalan, teknologi pengelolaan drainase jalan ataupun penataan lalu lintasnya. penggunaan RAP dengan green technology-nya merupakan salah satu solusi untuk menjawab tantangan terhadap kebutuhan akan jalan, preservasi lingkungan dan industri perkerasan jalan di Indonesia yang berkelanjutan.

menguntungkan, karena tidak banyak merusak lingkungan. Pemanfaatan RAP digunakan sebagai material perkerasan yang telah ada diantaranya sebagai pondasi yaitu CTRSB (Cement Treated Recycling Sub Base), CTRB (Cement Treated Recycling Base), CMRFB (Cold Mix with Recycling Foam Bitumen) dan sebagai lapis permukaan campuran beraspal yaitu daur ulang campuran panas (Hot Mix Recycling).

Konsep penggunaan RAP sebagai campuran beraspal mulai didokumentasikan tahun 1915 namun kurang mendapat perhatian, hingga kemudian terjadi peristiwa embargo minyak pada pertengahan tahun 1970, di Amerika Serikat. Selain itu, penggunaan RAP kian tinggi, karena adanya peningkatan harga aspal yang semakin melonjak serta kurangnya material yang memiliki kualitas sesuai persyaratan.

Sementara di Jepang, penggunaan RAP sebagai material campuran beraspal sudah digunakan sejak tahun 1970, dikarenakan adanya kepentingan untuk menjaga lingkungan. Sementara di Indonesia, pemanfaatan RAP mulai diinisiasi tahun 2006, dimana bahan daur ulang yang ditambahkan dengan semen dimanfaatkan sebagai lapis pondasi.

Tahun 2006, Pusat Jalan dan Jembatan (Pusjatan) melakukan inisiasi percobaan teknologi daur ulang dalam skala penuh dengan bahan tambah semen, di jalan pantura - Palimanan - Jatibarang. Tahun 2007, pada proyek ruas jalan pantura jalur Jatibarang - Palimanan dengan menggunakan bahan tambah aspal busa (foamed bitumen) dan bahan pengisi (filler) semen. Serta tahun 2009, telah dilakukan uji skala penuh daur sebagai lapis permukaan dengan penggunaan RAP sebesar 10% di ruas jalan Pantura Jawa Barat.

Daur ulang menggunakan material RAP, harus memperhatikan dua hal, yakni bahan yang ada pada perkerasan lama dapat didaur ulang serta campuran yang diperoleh dengan menggunakan material daur ulang dapat memenuhi kriteria yang diinginkan. Melihat kasus di sejumlah ruas jalan di wilayah Jawa Barat tergambar bahwa sekitar 50% - 70%, perkerasan jalan provinsi yang ada di jawa Barat telah habis umur rencananya. beberapa ruas jalan di wilayah lain diperkirakan emeiliki kondisi serupa akibat keterbatasan penganggaran. Hal ini, menimbulkan pertanyaan, mungkinkah jalan-jalan tersebut dapat menjadi sumber material agregat dan aspal sebagai bahan material perkerasan aspal yang baru? Jawaban atas pertanyaan itu, tentunya membutuhkan penelitian lanjutan.

Untuk pengolahan RAP dapat dibedakan berdasarkan tempatnya. Pertama, in situ recycling, yakni modifikasi RAP yang dilakukan di lokasi tempat pekerjaan perkerasan. Kedua, off-site recycling yakni modifikasi RAP yang dilakukan di plant pencampuran, bukan di lokasi penggarukan perkerasan.

Foto: dok. pribadi

Page 30: Wujudkan Pemerintahan Kelas Dunia - jabarprov.go.id

30 April - Juni 2020 | SiBiMa

wAwAsAN

BERIKUT ini sepuluh penemuan inovatif terkait konstruksi jalan yang ramah lingkungan di masa depan.

1. Jalan PlastikIlmuwan kimia India,

Dr. Rajagopalan Vasudevan, menciptakan jalan raya yang dibuat dari plastik daur ulang. Ia membuat inovasi tersebut untuk menjawab masalah lingkungan yang

diakibatkan limbah plastik tanpa mengganggu kehidupan orang miskin yang bergantung dari limbah tersebut.

Pada inovasinya, Vasudevan menemukan bahwa dalam keadaan cair, plastik memiliki ikatan yang lebih kuat. Plastik memiliki sifat atau polimer yang mirip dengan aspal yang bila dicampur dengan kerikil bisa merekat dengan sangat baik. Kini jalan campuran plastik sudah digunakan di 10 ribu km jalan di India. Selain India, jalan plastik juga sudah dicoba di Inggris, Belanda, Australia, dan Indonesia.

2. Semen BercahayaDr. Jose Carlos Rubio

Alavos dari UMSNH of Morelia, Meksiko, menciptakan semen yang dapat menyala di malam hari. Semen ini memiliki kemampuan untuk

menyerap dan memancarkan cahaya di malam hari. Semen bercahaya dapat diterapkan untuk sejumlah keperluan, seperti kolam renang, tempat parkir, rambu-rambu, dan bahkan jalanan.

Semen glow in the dark ini dapat mengurangi pemakaian lampu dan mereduksi penggunaan energi. Selain itu, semen ini dapat membantu pengguna jalan, karena cahaya yang

dipancarkannya. Hebatnya lagi, semen ini dapat bertahan sampai 100 tahun. Pendaran cahayanya dapat bertahan sampai 12 jam.

3. Jalan SuryaJalan surya atau

solar roadway adalah jalan raya yang disusun dari panel-panel surya. Bukan sekadar menggantikan aspal dan beton, panel-panel

tersebut dapat menangkap dan memanen sinar matahari. Kemudian, diubah menjadi listrik yang dapat dipakai untuk mengisi ulang mobil listrik ataupun lampu di jalanan.

Panel ini juga mengandung elemen pemanas untuk mencegah akumulasi es dan salju. Selain itu, ada mikroprosesor yang memungkinkan terbangunnya sistem informasi komunikasi yang pintar. Untuk diketahui, panel-panel ini dibuat dari kaca tempa yang sangat kuat hasil dari daur ulang.

4. Beton Penyerap AirPada masa depan,

tidak perlu takut kebanjiran di jalanan jika menggunakan beton penyerap air. Jenis beton ini juga disebut beton pervious. Beton pervious

terbentuk dari campuran semen, agregat daur ulang, dan bahan aditif.

Beton pervious dapat menyerap air dengan cepat dan banyak, sehingga dapat mencegah terjadinya banjir di jalanan. Jadi, tanah yang dibeton dapat tetap menjadi daerah resapan air dan ramah lingkungan.

Teknologi Jalandi Masa Depan

Oleh : Rully Trilenggono, ST. M.T.*)

Peran jalan tak dapat dipisahkan dari aktivitas dan mobilitas manusia sehari-hari, baik untuk jarak dekat atau jauh

sekalipun. Untuk itu, kondisi jalan yang aman dan nyaman sangat dibutuhkan siapa pun. Terkait hal ini, banyak ilmuwan di berbagai negara membuat inovasi-inovasi konstruksi jalan.

Inovasi yang diciptakan kini banyak yang ramah lingkungan, lebih aman dan nyaman untuk pengendara.

Page 31: Wujudkan Pemerintahan Kelas Dunia - jabarprov.go.id

31SiBiMa | April - Juni 2020

Beton pervious lebih kuat daripada beton biasa dan lebih hemat air. Penggunaan material daur ulang dalam pembuatan bahan beton pervious akan mengatasi ketergantungan pada material baru. Beton daur ulang ini juga mampu mengurangi kebutuhan material alam, sehingga secara langsung dapat mengurangi eksploitasi sumber daya alam di gunung dan di sungai.

5. Jalan ListrikJalan listrik atau e-road

100% bebas polusi. Sebab, kendaraan yang dapat melintas hanya kendaraan yang memakai tenaga listrik. Jalan listrik dapat memasok tenaga listrik untuk kendaraan

yang melintasinya dari kabel troli di atas jalan atau melalui rel konduktor yang tertanam di permukaan jalan.

Dengan tersedianya pasokan listrik di sepanjang jalan, maka jalan ini telah memecahkan masalah pelik yang dihadapi industri mobil listrik untuk membuat produk yang layak. Konsep ini dianggap menjadi model jalan masa depan. Jalan listrik pertama di dunia ada di Swedia. Panjangnya sekitar 2 km dengan rel listrik yang tertanam di jalan umum Stockholm.

6. Jalan PiezoelektrikJalan Piezoelektrik

termasuk pada jalan listrik. Bedanya, listrik dihasilkan dari keping-keping piezoelektrik. Keping-keping ini dipasang di badan jalan. Cara kerjanya dengan memanfaatkan tekanan dari

masa kendaraan yang ada di jalan.Jadi, setiap mobil yang menginjak keping-keping tersebut

akan menghasilkan tekanan yang akan diubah menjadi tenaga listrik. Tenaga listrik itu akan dikumpulkan dan menjadi sumber energi yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan. Mulai dari mengisi daya mobil listrik, menyalakan lampu jalan dan lampu lalu lintas, dan sebagainya.

Untuk diketahui, proyek ini telah diuji coba di Israel, Italia, Jepang, dan Amerika Serikat. Melalui konsep ini, jalan piezoelektrik diharapkan bisa menjadi sumber energi terbarukan di masa depan.

7. Jaringan Jalan PintarLalu lintas modern masa

depan tampaknya segera terwujud di China. Sebuah proyek jalan sepanjang 161 km segera dijalankan mulai di tahun 2022 di Provinsi Zhejiang. Jalan pintar yang saling terhubung itu akan menyambungkan beberapa

kota, sehingga akan memangkas waktu tempuh.Kendaraan yang melaju diharapkan mencapai kecepatan

150 km per jam. Untuk itu, hanya dapat dilalui oleh mobil otonom yang berjalan tanpa sopir. Mobil dapat bebas melaju di tol dengan tagihan otomatis disertai teknologi pengisian daya baterai yang optimal.

8. Jalan BersinarDi Negeri Kincir

Angin Belanda, para pemakai jalan dimanjakan dengan fitur jalan bersinar. Jalan itu membentang sepanjang 2,5 km. Jalan menyala bukan karena ada lampunya, tetapi

berkat sebuah teknologi cat dinamis.Jadi, markah jalan dicat menggunakan cat pemancar cahaya

yang bersinar di malam hari. Selain sebagai markah, cat juga akan menyala membentuk pola gambar tertentu saat kondisi jalan sedang licin atau salju turun. Setelah normal, cahaya tersebut dapat redup kembali. Selain cerdas, teknologi ini juga artistik sekaligus menjadi alternatif berkelanjutan untuk daerah-daerah yang tidak ada pencahayaan.

9. Jalan yang Dapat Memperbaiki Diri

Kasus kecelakaan lalu lintas yang disebabkan kerusakan jalan memang cukup tinggi. Sementara biaya perbaikan jalan masih terbilang mahal. Untuk mengatasi hal tersebut, ilmuwan Universitas

Nottingham Inggris mengembangkan sebuah formula dari minyak bunga matahari untuk membuat jalan dapat memperbaiki dirinya sendiri.

Formula minyak bunga matahari dicampur dengan beberapa bahan lain untuk dijadikan kapsul. Saat aspal bolong atau berlubang, kapsul ini akan pecah dengan sendirinya lalu mengeluarkan isinya. Kapsul berisi formula yang akan mengikat aspal kembali dan mengisi lubang-lubang jalanan dengan sendirinya. Cara ini dapat menghemat biaya dan tenaga di masa depan serta lebih eco friendly.

10. Smart CrossingTeknologi ini

bertujuan untuk meminimalisasi kecelakaan yang terjadi akibat penyeberangan. Purwarupanya sudah dicoba pada jalan sepanjang 22 m di

Mitcham, London. Sistemnya menggunakan kamera di pinggir jalan yang akan menganalisa gerakan pejalan, pengguna jalan, dan kendaraan. Kamera tersebut terhubung ke panel lampu LED yang dibenamkan di material jalan yang akan menyala sesuai peringatan.

Misalnya, tiba-tiba ada penyeberang, maka lampu di jalan akan menyala dan memberi tahu pengemudi mobil atau motor untuk segera berhenti. Demikian pula jika ada yang ke luar dari jalur gara-gara sibuk main handphone. Lampu LED akan menyala dan memperingatkan pengendara untuk fokus kepada jalan di depan. (disarikan dari berbagai sumber)

*) Penulis adalah Widyaiswara Madya BPSDM Provinsi Jabar

Page 32: Wujudkan Pemerintahan Kelas Dunia - jabarprov.go.id

Dinas Bina Marga Dan Penataan ruang Provinsi Jawa Barat

ADAPTASI KEBIASAAN BARUJAGA KESEHATAN

DAN DAYA TAHAN TUBUH

bimautama.jabar

dbmtr.jabarprov.go.id

sibimaTV