Top Banner

of 10

Wrap Up Diare B-8 2013

Jun 01, 2018

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/9/2019 Wrap Up Diare B-8 2013

    1/24

    !

    WRAP UP

    BLOK CAIRAN SKENARIO 3

    KELOMPOK B - 8

    Ketua : Prima Paramitha 1102013229

    Sekretaris : Pipit Latifa 1102013226

    Anggota :

     Nurul Dahniar Latupono 1102013220

     Nurul Habibah 1102013221

    Oktaviani Meiliza 1102013222

    Pinka Anjani 1102013225

    Pradita Wahyu p. 1102013227

    Pratiwi Astrid a.n. 1102013228

    Putri Cantika Reviera 1102013230

    Sekar Cesaruni 1102012264

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS YARSI

    Jalan. Letjen Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta 10510

    Telp. 62.21.4244574 Fax. 62.21. 4244574

  • 8/9/2019 Wrap Up Diare B-8 2013

    2/24

  • 8/9/2019 Wrap Up Diare B-8 2013

    3/24

    $

    SASARAN BELAJAR

    LI 1 Memahami dan Menjelaskan Asam dan Basa

    LO 1.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Asam dan Basa

    LO 1.2 Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi Asam dan Basa

    LI 2 Memahami dan Menjelaskan pH

    LO 2.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi pH

    LO 2.2 Memahami dan Menjelaskan Cara Menentuan Indiktor pHLO 2.3 Memahami dan Menjelaskan Penentuan pH Larutan Asam dan Basa Kuat serta

    Asam dan Basa LemahLO 2.4 Memahami dan Menjelaskan Manfaat pH

    LI 3 Memahami dan Menjelaskan Keseimbangan Asam dan Basa

    LO 3.1 Memahami dan Menjelaskan Memahami Aspek Biokimia dan FisiologiKeseimbangan Asam dan Basa

    LI4 Memahami dan Menjelaskan Gangguan Asam dan Basa

    LO 4.1 Definisi Gangguan Keseimbangan Asam dan BasaLO 4.2 Penyebab dan Gejala Gangguan Keseimbangan Asam dan Basa

    LO 4.3 Mekanisme Asidosis MetabolikLO 4.4 Pemeriksaan Fisik dan Laboratorium

    LO 4.5 Penatalaksaan Gangguan Keseimbangan Asam dan Basa(Asidosis Metabolik)

  • 8/9/2019 Wrap Up Diare B-8 2013

    4/24

    %

    LI. 1. Memahami dan Menjelaskan Asam dan Basa

    LO. 1.1 Definisi Asam dan Basa

    Menurut Arrhenius

    Asam adalah zat yang dalam melepaskan ion H+-  Basa adalah zat yang dalam air melepaskan ion OH-

    Menurut Lewis

    -  Asam adalah senyawa kimia yang bertindak sebagai penerima pasangan electron

    -  Basa adalah senyawa kimia yang bertindak sebagai pemberi pasangan elektron

    Menurut Bronsted–Lowry

    -  Asam adalah senyawa yang dapat menyumbang proton, yaitu ion H+ ke senyawa/zat lain.

    -  Basa adalah senyawa yang dapat menerima proton, yaitu ion H+ ke senyawa/ zat lain.

    LO. 1.2 Klasifikasi dan Contoh Asam dan Basa

    Berdasarkan kekuatannya

    -  Asam kuat

    Asam kuat adalah asam yang seluruhnya terionisasi di dalam larutan air. Contohnya HCl,

    HBr, HI, H2SO4, HNO3, dan HClO4.

    Kekuatan asam dari seluruh asam kuat sama besar (efek perataan) dalam pelarut

    air,walaupun kemampuan untuk menyumbangkan hidrogen berbeda.

    Kesetimbangan reaksi asam kuat bergerak ke arah kanan (=1).

    -  Basa kuat

    Basa kuat yaitu basa yang bereaksi sempurna menghasilkan ion OH- bila dilarutkan

    dalam air. Ion amida (NH2-) dan hidrida (H-) merupakan basa kuat.

    Kekuatan basa dari seluruh basa kuat sama besar (efek perataan) dalam pelarut

    air,walaupun kemampuan untuk menyumbangkan OH-berbeda.

    Kesetimbangan reaksi basa kuat bergerak ke arah kanan (=1).

    -  Asam lemah

    Asam lemah jika perpindahan ion hidrogen ke air tidak berlangsung sampai selesai

    (mencapai kesetimbangan).

    Asam lemah merupakan elektrolit lemah.Asam lemah menghasilkan sifat koligatif yang lebih kecil daripada asam kuat.

    -  Basa lemah

    Penjelasan basa lemah mirip dengan asam lemah

    Basa lemah bereaksi dengan air untuk menghasilkan OH-

    Berdasarkan bentuk ion

  • 8/9/2019 Wrap Up Diare B-8 2013

    5/24

    &

    -  Asam anion (-), contohnya: H2SO4, SO3  

    -  Asam kation (+), contohnya: NH4, H3O

    -  Basa anion (-), contohnya : Cl!, CN-

    -  Basa kation (+), contohnya: Na+

    Asam yang berasal dari proses metabolism-  Asam volatil

    Asam yang mudah menguap, dapat berubah bentuk menjadi cair maupun gas. Contoh :

    CO2  

    -  Asam non-volatil

    Asam yang tidak mudah menguap, tidak dapat berubah bentuk menjadi gas untuk

    diekskresikan oleh paru-paru, tetapi harus diekskresikan oleh

    ginjal.

    Berdasarkan kemampuan ionisasinya asam dan basa

    -  Asam dan basa monoprotik

    Dapat melepaskan suatu ion H+/OH- (ionisasi primer)

    -  Asam dan basa protipotik

    Dapat melepaskan 3/lebih ion H+/OH- (ionisasi tersier)

    -  Asam basa diprotik

    -  Dapat melepaskan ion H+/OH- (ionisasi sekunder)

    LI.2. Memahami dan Menjelaskan pH

    LO. 2.1 Definisi pH

    PH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan nilai keasaman atau

    kebasaan yang dimiliki suatu larutan. Diberi angka 1 s.d. 14. Dimana pH=7 berarti netral, lebih

    kecil dari 7 berarti bersifat asam, dan lebih dari 7 berarti bersifat alkali atau basa.

    LO. 2.2 Cara menentukan indikator pH

    -  Secara kuantitatif pH diperkirakan dengan menggunakan kertas lakmus atau suatu

    indikator. Jika menunjukkan warna merah berarti keasaman larutan naik (asam) jika

    menunjukkan warna biru berarti keasaman larutan turun (basa) lalu menggunakanindikator universal, alat pH meter.

    -  Secara kuantitatif pengukuran pH menggunakan elektroda potensiometrik, elektrodaini

    memutar perubahan voltase yang disebabkan oleh perubahan aktivitas ion hidrogen (H+)

    dalam larutan.

    Mula mula, suatu larutan indikator X diteteskan pada larutan yang akan diukur

    (sampel), larutan itu akan berubah warna. Perubahan warna ini yang dicocokkan dengan trayek

  • 8/9/2019 Wrap Up Diare B-8 2013

    6/24

    '

     pH, barulah diperoleh perkiraan nilai pH dari indikator X. Umumnya, untuk memperoleh nilai

     pH yang pasti, digunakan 3 jenis larutan indikator atau lebih.

    Larutan Indikator Trayek Ph Perubahan Warna

    Metil Ungu 0,5 – 1,5 Kuning – Ungu

    Metil Kuning 2,0 – 3,0 Merah – KuningMetil Jingga 3,1 – 4,4 Merah – Kuning

    Brom Kresol Hijau 3,8 – 5,4 Kuning – Biru

    Metil Merah 4,2 – 6,3 Merah – Kuning

    Brom Timol Biru 6,0 – 7,6 Kuning – Biru

    Fenolftalein 8,0 – 9,6 Tidak Berwarna – Merah

    Alizarin Kuning 10,1 – 12,0 Tidak Berwarna – Ungu

    Penjelasan:

    -  Indikator metil ungu : jika larutan memiliki pH < 0,5, warna menjadi kuning dan jika

    nilai pH > 1,5 maka warna menjadi ungu.

    -  Indikator alizarin kuning : jika larutan memiliki nilai pH < 10,1 , larutan menjadi tidak

     berwarna dan jika nilai pH > 12, maka warna menjadi ungu.

    LO.2.3 Penentuan pH Larutan Asam dan Basa Kuat serta Asam dan Basa Lemah

    -  Hukum Henderson Hasselbalch

     pH = pKa + HCO3- 

    PCO2 

    -  Asam kuat : pH dihitung dari HCO 3  

    H+

     pH = - log [H+]

    -  Basa kuat : pH dihitung dari OH- 

     pOH = - log [H+]

     pH = 14 + log [OH-]

    -  Asam lemah pH larutan asam lemah

    Asam monoprotik :

    [H3O+] = (Ka . C)1/2

  • 8/9/2019 Wrap Up Diare B-8 2013

    7/24

    (

     pH = - " (log Ka 1  + log C)

    Asam diprotik :

    Ka1  >> Ka 2 

    [H3O+] = (Ka1  . C)

     pH = - " (log Ka 1 + log C)

    -  Basa lemahBasa monoprotik :

    [OH-] = (Kb . C)

    1/2

     pOH = - " (log Kb + log C)

     pH = 14 + " (log Kb + log C)

    Basa diprotik :

    Kb1  >> Kb 2 

    [OH-] = (Kb1  . C)

     pOH = - " (log Kb 1 + log C)

     pH = 14 + " (log Kb 1  + log C)

    Rumus mencari pH

    Untuk asam kuat : pH = - log [ H+ ] atau [ H

    + ] = x.M

    Untuk asam lemah : pH = pKa + log!"#"$

    !"!#

     

    Untuk basa lemah : pH = pKa + log!"#"$

    !"#" 

    Untuk basa kuat : pOH = - log [OH-] atau [OH

    -] = x.M

  • 8/9/2019 Wrap Up Diare B-8 2013

    8/24

    )

    LO. 2.4 Manfaat

    Aplikasi dalam bidang kesehatan, biologi, kimia dan lain-lain.

    -  Dapat mengetahui ph berbagi substansi dalam tubuh

    cairan getah bening : pH 1,0-2,0o  urine : pH 4,8-7.5

    o  saliva(air liur) : pH 6,5-6,9

    o  darah : pH 7,35-7,45

    -  Dapat lebih mudah untuk menunjang teori terapi

    -  Dapat menyesuaikan kadar enzim untuk terapi suatu penyakit pada organ tertentu.

    Contoh: enzim A memiliki sifat spesifik akan rusak pada pH tertentu, maka harus

    disesuaikan dengan pH organ yang akan diterapi

    -  Dapat mengetahui segala kemungkinan dari gangguan keseimbangan asam-basa jika

    memakan makanan yang asam seperti jeruk limo, cuks, orange juice, dll.-  Menentukan derajat keasaman suatu larutan.

    -  Menyatakan konsentrasi ion hidrogen.

    -  Menentukan suatu kondisi asidosis atau alkalosis

    -  Mengatur mekanisme ion-ion dicairan ekstraselular

    LI. 3. Memahami dan Menjelaskan Keseimbangan Asam dan Basa

    Keseimbangan asam-basa adalah keseimbangan ion [H+]. Suatu keadaan dimana konsentrasi

    ion H yang diproduksi setara dengan kosentrasi ion H yang di keluarkan oleh sel. Pada proses

    kehidupan keseimbangan asam pada tingkat molekular umumnya berhubungan dengan asamlemah dan basa lemah, begitu pula pada tingkat kosentrasinya ion H atau ion OH yang sangat

    lemah.

    Pengaturan keseimbangan asam basa diselenggarakan melalui koordinasi dari tiga sistem,

    yaitu sistem buffer, sistem paru dan sistem ginjal. Prinsip pengaturan keseimbangan asam-basaoleh sistem buffer adalah menetralisir kelebihan ion H

    +, bersifat temporer, dan tidak melakukan

    eliminasi. Proses eliminasi dilakukan oleh paru dan ginjal. Mekanisme paru dan ginjal dalammenunjang sekresi, ekskresi, dan absorpsi ion hidrogen dan bikarbonat serta membentuk buffer

    tambahan (fosfat, ammonia)

    Untuk jangka panjang, kelebihan asam atau basa dikeluarkan melalui ginjal dan paru,sedangkan untuk jangka pendek, tubuh dilindungi dari perubahan pH dengan sistem buffer.

    Mekanisme buffer tersebut bertujuan untuk mempertahankan pH darah antara 7.35-7.45

    LO.3.1 Memahami Aspek Biokimia dan Fisiologi Keseimbangan Asam dan Basa

    Menjelaskan mekanisme asam basa

  • 8/9/2019 Wrap Up Diare B-8 2013

    9/24

    *

    Keseimbangan asam basa adalah keseimbangan ion hidrogen, keseimbangan antara ion [!!]

     bebas dan [HC!!!] dalam cairan tubuh sehingga pH darah 7,35 – 7,45 atau keseimbangan tubuh

    yang harus dijaga kadar ion [!!] bebas dalam batas normal maupun pembentukan asam maupun

     basa terus berlangsung dalam kehidupan.

    Cairan tubuh harus dilindungi dari perubahan pH karena sebagian besar enzim sangat peka

    terhadap perubahan pH. Mekanisme protektif harus berlangsung aktif dan secara terus meneruskarena proses metabolisme juga menyebabkan terbentuknya asam dan basa secara terus menerus(asam karbonat, asam sulfat, asam fosfat, asam laktat, asam sitrat, asam asetoasetat, ion

    ammonium, #-hidroksibutirat).

    Karena ion [!!] berpengaruh besar dalam keseimbangan asam-basa, maka faktor yang

    mempengaruhi [!!] juga mempengaruhi keseimbangan asam basa, yaitu :

    a) Lebihnya kadar [!!] yang ada dalam cairan tubuh, berasal dari

    •  Pembentukan !!C!!  yang sebagian berdisosiasi menjadi H+ dan HC !!

    !  

    •  Katabolisme zat organik

    • 

    Disosiasi asam organik pada metabolisme intermedik, contoh pada metaboliklemak terbentuk asam lemak dan laktat yaitu melepaskan [H+]

     b) Keseimbangan intake dan output ion [H+] tubuh

    Bervariasi tergantung dari:

    •  Diet ( makanan ), H+  naik, jika kebanyakan makan asam (asidosis), sedangkan

    dengan mengkonsumsi sayur dan buah bersifat basa banyak menghasilkan HC!!!.

    •  Aktivitas yaitu lari cepat membuat tubuh kita asam karena menghasilkan banyakCO2 sehingga pH turun

    •  Proses anaerob yaitu lebih banyak penumpukan asam laktat seperti olahraga beratsehingga menimbulkan reaksi asam dan membuat pH turun

    Pengaturan keseimbangan asam basa diselenggarakan melalui koordinasi dari tiga sistem,yaitu :

    1.  Sistem buffer

    2.  Sistem respiratorik (sistem paru)

    3.  Sistem metabolik (sistem ginjal)

    1.  Sistem buffer

    Sistem buffer disebut juga sistem penahan atau sistem penyangga, karena dapat

    menahan perubahan pH. Sistem buffer merupakan larutan yang mengandung asam dan basakonjugasinya.

    Sistem buffer kimia hanya mengatasi ketidakseimbangan asam basa sementara. Jika

    dengan buffer kimia tidak cukup memperbaiki, maka pengontrolan pH akan dilanjutkan oleh paru paru yang merespon secara cepat terhadap perubahan ion H

    +  dalam darah karena

    rangsangan kemoreseptor dan pusat pernafasan mempertahankan kadar [H+] sampai ginjal

    menghilangkan ketidakseimbangan tersebut, ginjal mampu meregulasi ketidakseimbangan

    ion H+  dengan mensekresikan ion H

    +  dan menambahkan HC !!

    !   baru dalam darah karena

    memiliki dapar fosfat.

  • 8/9/2019 Wrap Up Diare B-8 2013

    10/24

    +

    Didalam tubuh terdapat beberapa sistem buffer, yaitu :

    !  Sistem buffer asam karbonat-bikarbonat

    !  Sistem buffer hemoglobin

    !  Sistem buffer protein

    Sistem buffer fosfat

    Fungsi utama sistem buffer ini adalah mencegah perubahan pH yang disebabkan oleh

     pengaruh asam fixed dan asam organik pada cairan ekstraseluler. Sistem ini memiliki

    keterbatasan, yaitu :

    •  Tidak dapat mencegah perubahan pH di cairan ekstraseluler yang disebabkan karena

     peningkatan CO2  

    •  Sistem ini hanya berfungsi bila sistem respirasi dan pusat pengendali sistem

     pernafasan bekerja normal.

    •  Kemampuan menyelenggarakan sistem buffer tergantung pada tersedianya ion

     bikarbonat.!  Sistem buffer asam karbonat-bikarbonat

    Sistem buffer ini merupakan suatu komponen yang paling penting pada pengaturan pHcairan ekstraseluler. Sistem buffer bikarbonat merupakan sistem buffer istimewa, sistem

     buffer tetap merupakan sistem buffer terbaik pada pH 7.4 walaupun Pka nya 6.1, karenadapat mengeluarkan CO2  melalui paru dan jumlahnya banyak. Tubuh mempertahankan

    sistem buffer bikarbonat ini dengan pengaturan kadar karbondioksida di paru dan bikarbonat di ginjal.

    H2O + CO2 $ H 2CO3 $ H+ + HCO 3

    -

    CO2   bereaksi dengan H 2O membentuk!!CO3  yang kemudian berdisosiasi menjadi ionhidrogen dan ion bikarbonat melalui reaksi reversibel. Bila terjadi peningkatan ion

    hidrogen, terjadi interaksi dengan ion bikarbonat sehingga terbentuk asam karbonat.

    Berarti dalam hal ini ion bikarbonat bertindak sebagai basa lemah yang menerimakelebihan ion hidrogen. Asam karbonat yang terbentuk akan mengalami disosiasi

    menjadi CO2  dan air, dan CO 2 yang dihasilkan akan dikeluarkan melalui paru.

    !  Sistem buffer hemoglobinBuffer hemoglobin (Hb) merupakan buffer intraseluler yang bekerja di dalam sel darah

    merah. Hb dapat berfungsi sebagai buffer karena mengandung residu histidin, yaitu asamamino yang dapat berikatan secara reversibelion hidrogen, menghasilkan Hb bentuk

     berproton dan tidak berproton.

     Na+ + HCO 3 $ NaHCO 3

    Hb- + H+ $ HHb (PK 7-8)

    Pada sel darah merah, Hb dapat mengikat karbondioksida dan mengubahnya menjadi

    karbonat karena di dalam sitoplasma terkandung anhidrase karbonat, dan proses pengikatan terjadi dengan cepat karena CO2 berdifusi cepat melintasi membran sel darah

  • 8/9/2019 Wrap Up Diare B-8 2013

    11/24

  • 8/9/2019 Wrap Up Diare B-8 2013

    12/24

    ##

    •  Sistem pernapasan berperan penting bagi keseimbangan asam-basa karena kemampuannya

    mengubah ventilasi paru-paru sehingga dapat mengubah kecepatan ekskresi C!!   penghasil

    !!  yang diatur oleh konsentrasi !!  arteri.

    •  Pengaturan pernapasan terhadap keseimbangan asam basa merupakan tipe sistem penyanggafisiologis. Seluruh tenaga penyangga sistem pernapasan adalah 1 atau 2 kali lebih besar

    daripada tenaga penyangga kimia.•  Rata-rata secara normal terdapat sekitar 1,2 mmol/liter C!!   yang terlarut dalam cairan

    ekstraseluler yang sama dengan 40mmHg PC!!. Bila pembentukan C!!   metabolik

    meningkat, cairan ekstraseluler PC!!  juga meningkat.

    •  Jika konsentrasi !!  meningkat, pusat pernapasan di batang otak secara refleks terangsang

    untuk meningkatkan C!!   ventilasi paru-paru yang mengakibatkan kedalaman nafas

    meningkat sehingga lebih banyak yang dikeluarkan sehingga jumlah !!!"!yang

    ditambahkan ke dalam cairan tubuh berkurang. Karena C!!  membentuk asam, pengeluaran

    C!!  pada dasarnya adalah pengeluaran asam dari tubuh. Jadi, pH tubuh dapat kembali ke

     pH normal. Jadi, peningkatan ventilasi alveolus menurunkan konsentrasi ion hidrogen cairanekstraseluler dan meningkatkan pH. Begitu pula sebaliknya.

    • 

    Konsentrasi ion hidrogen juga berpengaruh terhadap kecepatan ventilasi alveolus. Sewaktukecepatan alveolus menurun karena disebabkan oleh peningktan pH dan penurunankonsentrasi hidrogen, jumlah oksigen yang ditambahkan ke dalam darah menurun dan

    tekanan parsial oksigen di dalam darah juga menurun sehingga memberikan efekmerangsang kecepatan ventilasi.

    •  Paru-paru sangat penting dalam mempertahankan konsentrasi !!  plasma. Setiap hari, paru-

     paru mengeluarkan !!   yang berasal dari asam karbonat dari cairan tubuh , lebih banyak

    daripada jumlah yang dikeluarkan oleh ginjal.

    • 

    Sistem pernapasan juga dapat menyesuaikan jumlah !!   yang ditambahkan ke cairan tubuh

    dari sumber sesuai dengan kebutuhan untuk memulihkan pH ke arah normal apabila terjadi

    fluktuasi konsentrasi!!   dari sumber-sumber asam non-karbonat.

    • 

    Pengaturan oleh sistem pernapasan bekerja dengan kecepatan sedang dan hanya aktif berperan jika sistem penyangga kimiawi saja tidak mampu meminimalkan perubahan

    konsentrasi !!. Jika kelainan non-respiratorik mengubah konsentrasi !!, sistem pernapasan

    hanya akan dapat mengembalikan pH 50-75% dari normal karena gaya pendorong yang

    mengatur respon ventilasi kompensatorik lenyap apabila pH bergeser ke arah normal.

    •  Jika perubahan konsentrasi !!, terjadi akibat fluktuasi konsentrasi C!!   yang timbul darigangguan pernapasan, mekanisme pernapasan sama sekali tidak dapat berperan mengontrol

     pH.

    3.  Sistem metabolik (sistem ginjal)

    •  Ginjal tidak saja dapat mengubah-ubah pengeluaran !!, tetapi juga dapat menahan atau

    mengeliminasi HC!!!  

  • 8/9/2019 Wrap Up Diare B-8 2013

    13/24

    #$

    •  Ginjal mampu memulihkan pH hampir tepat ke normal walaupun membutuhkan yang lebihlama.

    •  Ginjal mengontrol pH cairan tubuh dengan menyesuaikan 3 faktor yaitu :

    a.  Ekskresi ion hidrogen

    "  Paru-paru hanya mampu mengeluarkan asam karbonat melalui eliminasi C!!   .

    Tugas untuk mengeliminasi !!

      yang berasal dari asam sulfat, fosfat, laktat danasam lain terletak di dalam ginjal.

    "  Ginjal tidak saja secara kontinu mengeluarkan !!  dalam jumlah normal yang terus

    menerus dihasilkan dari sumber-sumber asamnon-karbonat, tetapi, juga mengubah-

    ubah kecepatan sekresinya untuk mengkompensasi perubahan konsentrasi !!  yang

    timbul dari kelainan konsentrasi asam karbonat.

    "  Besarnya sekresi !!  bergantung pada status asam basa pada sel tubulus ginjal dan

    tidak dipengaruhi oleh pengaruh hormonal.

    "  Proses sekresi !!  berawal di sel-sel tubulus dengan C !!  yang datang dari 3 sumber

    yaitu C!! yang berdifusi dari plasma atau dari cairan tubulus atau C!!   yang

    diproduksi secara metabolis di dalam sel tubulus. Lalu C!!   dan !!O membentuk

    !!!"!   yang akan berdisosiasi membentuk !!

      dan HC !!!

    . Suatu pembawa yang bergantung energi di membran luminal kemudian mengangkut !!   keluar sel ke

    dalam lumen tubulus. Di bagian nefron, pembawa ini mengangkut !"!   yang

     berasal dari filtrat glomerulus ke arah yang berlawanan. Karena reaksi ini diawali

    dengan C!!   jadi kecepatannya bergantung pada konsentrasi C !!, jika konsentrasi

    C!!meningkat, maka reaksi akan berlangsung cepat.

    "  Jika konsentrasi !!   di plasma tinggi, sel-sel tubulus akan berespon dengan

    mensekresikan !!   dalam jumlah yang lebih untuk disekresikan ke dalam urin,

     begitu pula sebaliknya. Ginjal tidak dapat meningkatkan konsentrasi plasma dengan

    mereabsorpsi !!  yang sudah difiltrasi karena tidak terdapat mekanisme tersebut di

    dalam ginjal.

     b.  Ekskresi bikarbonat

    •  Sebelum dibuang oleh ginjal, !!   yang dihasilkan dari asam non-karbonat

    disangga oleh HC!!!  plasma.

    •  Ginjal mengatur konsentrasi HC!!!  plasma melalui 2 mekanisme yaitu :

    1.  Reabsorpsi HC!!!  yang difiltrasi kembali ke plasma

    #  Ion bikarbonat tidak mudah menembus membran luminal sel-sel tubulus

    ginjal sehingga tidak dapat difiltrasi dan direabsorpsi secara langsung.

  • 8/9/2019 Wrap Up Diare B-8 2013

    14/24

    #%

    #  Ion hidrogen yang disekresikan ke luar sel tubulus berikatan dengan

    HC!!!  yang difiltrasi untuk membentuk !!C!!

    !. Lalu di bawah pengaruh

    karbonat anhidrase, !!C!!!   tersebut teruari menjadi !!O dan C!!. Lalu

    C!!   masuk kembali ke dalam sel tubulus karena C !!   mampu denganmudah menembus membran sel tubulus. Di dalam sel, di bawah pengaruh

    karbonat anhidrase intrasel, C!!  bergabung kembali dengan H2Omembentuk !!C!!

    !   yang akan terurai menjadi !!dan HC!!!. Karena

    dapat menembus membran basolateral sel tubulus, HC!!!

     secara pasif

     berdifusi keluar sel masuk ke dalam plasma kapiler-peritubulus. HC!!!  ini

    seolah-olah direabsorpsi padahal sebenarnya tidak.

    #  Dalam keadaan normal, ion hidrogen yang disekresikan ke dalam lumentubulus lebih banyak dibandingkan dengan ion bikarbonat yang difiltrasi.

    Sehingga semua ion bikarbonat yang difiltrasi biasanya direabsorpsi

    karena tersedia !!  di lumen tubulus untuk berikatan dengannya.

    2.  Penambahan HC!!!  yang baru ke dalam plasma

    #  Pada saat semua HC!!!   yang difiltrasi telah direabsorpsi dan sekresi !!  

    tambahan telah dihasilkan oleh disosiasi !!C!!, HC!!!

      yang dihasilkan berdifusi ke dalam plasma sebagai HC!!

    !  yang baru. Disebut baru karena

    kemunculannya di dalam plasma tidak berikatan dengan reabsorpsi HC!!!  

    yang difiltrasi. Sementara itu, !! yang dihasilkan bergabung dengan

     penyangga fosfat basa dan kemudian dieksresi di urin.

    "  Selama asidosis, ginjal melakukan kompensasi sebagai berikut : 

    Meningkatkan sekresi dan ekskresi !!

     

    di urin sehingga kelebihan!!

      dapatdieliminasi dan konsentrasi !!  di plasma menurun.

    #  Mereabsorpsi semua ion bikarbonat yang difiltrasi disertai dengan penambahanion bikarbonat baru ke plasma sehingga konsentrasi ion bikarbonat plasma

    meningkat.#  Begitu pula sebaliknya pada alkalosis.

  • 8/9/2019 Wrap Up Diare B-8 2013

    15/24

    #&

    c.  Sekresi amonia"  Terdapat dua penyangga urin yang penting yaitu penyangga fosfat (yang difiltrasi)

    dan amonia (NH3) yang disekresi."  Dalam keadaan normal, ion hidrogen yang disekresikan, pertama disangga oleh

    sistem penyangga fosfat, yang berada di dalam lumen tubulus karena kelebihan

    ingesti fosfat telah difiltrasi tetapi tidak direabsorpsi. Jika sekresi ion hidrogenmeningkat, kapasitas fosfat urin untuk menyangga akan terlampaui,tetapi ginjaltidak dapat mengeluarkan lebih banyak fosfat basa, maka semua ion fosfat basa

    akan diekskresikan agar berikatan dengan ion hidrogen.

    "  Lalu sel-sel tubulus mensekresikan -!! ke dalam lumen tubulus setelah penyangga

    fosfat urin menjadi jenuh. Lalu, ion Hidrogen akan terus berikatan dengan  -!! 

    untuk membentuk ion amonium (N!!!)

    "  Ion amonium akan keluar melalui urin setiap ia mengangkut ion hidrogen.

    -!! sengaja disintesis dari asam amino glutamin (setiap satu molekul glutamin

    menghasilkan dua ion N!! yang akan dieksresikan melalui urin dan ion bikarbonatyang akan dikembalikan ke darah) di dalam sel tubulus kemudian berdifusi

    mengikuti penurunan gradien konsentrasike dalam lumen tubulus. Kecepatannyadiatur oleh jumlah kelebihan ion hidrogen yang akan diangkut di urin.

    "  Untuk setiap N!!

    !   yang dieksresikan, dihasilkan HC !!!   yang baru untuk

    ditambahkan ke dalam darah.

    "  Sekresi N!!  selama asidosis berfungsi untuk menyangga kelebihan ion hidrogen di

    dalam lumen tubulus, sehingga ion hidrogen dapat disekresikan dalam jumlah besarke dalam urin sebelum pH semakin menurun sampai batas 4,5.

    LI.4. Memahami dan Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Asam dan Basa

    L.O.4.1 Definisi:

    1.  Asidosis Metabolik

    Asidosis metabolik (kekurangan HC!!!) adalah gangguan sistemik yang ditandai

    dengan penurunan primer kadar bikarbonat plasma, sehingga menyebabkan terjadinya

     penurunan pH (peningkatan [!!]). [HC!!!] ECF adalah kurang dari 22 mEq/L dan pH-

    nya kurang dari 7.35. Kompensasi pernapasan kemudian segera dimulai untuk

    menurunkan PaC!!melalui hiperventilasi sehingga asidosis metabolik jarang terjadi

    secara akut.

    2.  Alkalosis MetabolikAlkalosis metabolik (kelebihan HCO3

    -) adalah suatu gangguan sistemik yang dicirikan

    dengan adanya peningkatan primer kadar HCO3-  plasma, sehingga menyebabkan

     peningkatan pH (penurunan [H+]. [HCO3

    -] ECF lebih besar dari 26 mEq/L dan pH lebih

     besar dari 7.45. Alkalosis metabolik sering disertai dengan berkurangnya volume ECFdan hipokalemia.

    3.  Asidosis Respiratorik

    Asidosis respiratorik (kelebihan H2CO3) ditandai dengan peningkatan primer PaCO2

  • 8/9/2019 Wrap Up Diare B-8 2013

    16/24

    #'

    (hiperkapnia), sehingga menyebabkan terjadinya penurunan pH: PaCO2 lebih besar dari45 mmHg dan pH kurang dari 7.35. Kompensasi ginjal mengakibatkan peningkatan

    HCO3-serum. Asidosis respiratorik dapat timbul secara akut maupun kronis.

    4. Alkalosis Respiratorik

    Alkalosis respiratorik (kekurangan asam karbonat) adalah penurunan primer PaCO2(hipokapnia), sehingga terjadi penurunan pH. PaCO2 7,45.Kompensasi ginjal berupa penurunan ekskresi H

    +akibat lebih sedikit absorpsi HCO3

    serum berbeda-beda, bergantung pada keadaannya yang akut atau kronis.

    Asidosis Alkalosis

    Respiratorik Metabolik Respiratorik Metabolik

    PCO2  naik HCO 3 turun PCO 2 turun HCO 3 naik

    HCO3  naik PCO 2  turun HCO 3 turun PCO 2  naik

     pH turun pH turun pH naik pH naikPada: penyakit paru Pada: gagal ginjal,

    diarePada: hipoksemia,

    strokePada: hyperkalemia,

    muntah

    LO.4.2 Penyebab dan Gejala Gangguan Keseimbangan Asam dan Basa

    1.  Asidosis Metabolik

    Penyebab mendasar asidosis metabolik adalah penambahan asam terfikasi (nonkarbonat), kegagalan ginjal untuk mengekskresi beban asam harian, atau kehilangan

     bikarbonat basa. Penyebab asidosis metabolik umumnya dibagi dalam dua kelompok berdasarkan selisih anion yang normal atau meningkat. Penyebab asidosis metabolik

    dengan selisih anion yang tinggi adalah peningkatan anion tak terukur seperti asam sulfat,asam fosfat, asam laktat, dan asam – asam organik lainnya.

    Anion-gap dalam plasma

    Dalam keadaan normal, jumlah anion dan kation di dalam tubuh adalah sama besar.Selisih antara Na dengan HNO3  dan Cl atau selisih dari anion lain dan kation lain di sebut

    sebagai anion-gap. Pada kelompok pembentukan asam organik yang berlebihan sebagai penyebab asidosis metabolik, besar anion-gap akan meningkat oleh karena adanya

     penambahan anion lain yang berasal dari asam organik antara lain asam hidroksi butirat

     pada ketoadosis diabetik, asam laktat pada asidosis laktat, asam salisilat pada intoksikasisalisilat. Jumlah normal anion-gap dalam plasma 12±3 meq.

    Anion-gap dalam plasma [Na+] – [Cl

    -] + [HCO3]

    Asidosis metabolik dengan anion-gap yang normal selalu disertai dengan peningkatan ion-Cl dalam plasma sehingga disebut juga sebagai asidosis metabolik

    hiperkloremik.

  • 8/9/2019 Wrap Up Diare B-8 2013

    17/24

    #(

    Anion-gap dalam urin

    Pada keadaan asidosis metabolik dengan anion gap normal, ion Cl yang berlebihanakan di sekresikan oleh sel interkaled duktus kolingentes bersama dengan sekresi ion

    H+. Terganggu atau normalnya ekskresi ion NH3  dalam bentuk NH 4Cl dapat dinilaidengan menghitung anion gap di dalam urin.

    Anion-gap dalam urin [Na- urin + K-urin] – [Cl-urin]

    Bila hasilnya positif, terdapat gangguan pada ekskresi ion-NH3  sehingga NH 4Cltidak terbentuk akibat adanya gangguan sekresi ion H

    +  di tubulus distal misalnya

     pada renal tubular asidosis. Hasil yang negatif, menunjukkan keadaan asidosismetabolik anion-gap normal dimana ekskresi ion Cl dalam bentuk NH4Cl sebanding

    dengan sekresi ion H+ di tubulus distal yang terjadi akibat adanya asidosis metabolik,

    misalnya pada keadaan diare.

    Selisih Anion Normal

    (Hiperkloremik)

    Selisih Anion Meningkat

    Kehilangan Bikarbonat

    Kehilangan melalui saluran cerna:

    •  Diare

    •  lleostomi; fistula pancreas, biliaris, atau usus halus

    Kehilangan melalui ginjal:

    •  Asidosis tubulus proksimalginjal (RTA)

    •  Inhibitor karbonik anhidrase

     

    HipoaldosteronismePeningkatan beban asam

    •  Ammonium klorida

    •  Cairan-cairan hiperalimentasiPemberian IV larutan salin secara cepat

    Peningkatan produksi asam

    •  Asidosis laktat: laktat (perfusi jaringan atau oksigenasi yangtidak memadai seperti pada syok

    atau henti kardiopulmor)

    •  Ketoasidosis metabolik

    •  Kelaparan : peningkatan asam-asam keto

    •  Intoksilasi alcohol : peningkatan

    asam-asam ketoMenelan substansi toksik

    •  Overdosis salisilat : salisilat,laktat, keton

    •  Metanol atau formaldehid: formatGagal ginjal akut atau kronis

    (Price dan Wilson, 2006)

    Selain penyebab pada selisih anion, terdapat pula penyebab lain pada asidosis metabolik, antara

    lain:

    a.  Pembentukan asam yang berlebihan (asam fixed dan asam metabolik) di dalam tubuh.

    Ion metabolik dibebaskan oleh metabolik buffer asam karbonat-bikarbonat, sehinggaterjadi penurunan pH. Dalam klinik ditemukan keadaan ini seperti pada: 

    -  Asidosis laktat. Timbul karena hipoksia jaringan berkepanjangan, mengakibatkan jaringan mengalami proses metabolik anaerob. 

    -  Ketoasidosis. Timbul karena produksi badan keton dalam jumlah sangat tinggi padametabolik fase pasca absortif. Ketoasidosis merupakan akibat dari starvasi dan

    komplikasi diabetes mellitus yang tidak terkendali, jaringan tidak dapat

  • 8/9/2019 Wrap Up Diare B-8 2013

    18/24

    #)

    memanfaatkan glukosa dari sirkulasi, sehingga mengandalkan metabolik lipid danketon. 

    -  Intoksikasi salisilat -  Intoksikasi etanol 

    b.  Berkurangnya kadar ion-HCO3 di dalam tubuh. Penurunan konsentrasi HC!!!   di cairan

    ekstraseluler menyebabkan penurunan efektifitas metabolik buffer dan asidosis timbul.Penyebab penurunan konsentrasi HC!!!   antara lain adalah diare, renal tubular acidosis

     proksimal, pemakaian obat inhibitor enzim anhidrase karbonat atau pada penyakit ginjalkronik stadium 3-4. 

    c.  Adanya retensi ion-H di dalam tubuh Jaringan tidak mampu mengupayakan ekskresi ion metabolik melalui ginjal. Kondisi ini

    dijumpai pada penyakit ginjal kronik stadium 4-5, RTA-1 atau RTA-4

    d.  Diare berat. Selama diare, HC!!!   hilang dari tubuh dan tidak direabsorpsi. Penurunan

    HC!!!

      plasma tanpa disertai penurunan CO2  yang setara akan menurunkan pH. Karena

    keluar, HC!!!

     yang tersedia untuk menyangga H+  berkurang, sehingga lebih banyak

    terdapat H+ bebas dalam cairan tubuh.  

    e. 

    Diabetes mellitus. Kelainan metabolik lemak yang terjadi akibat ketidakmampuan selmenggunakan glukosa karena tidak terdapat insulin akan menyebabkan pembentukan

     berlebihan asam-asam keto, yang disosiasinya meningkatkan H+ plasma.  

    f.  Olahraga berlebihan. Jika otot mengandalkan glikolisis metabolik sewaktu berolahraga

     berat terjadi kelebihan produksi asam laktat yang menyebabkan peningkatan H+. 

    Ada beberapa jenis asidosis metabolik, diantaranya :

    a.  Asidosis diabetic

    Terjadi ketika zat bersifat asam yang disebut keton menumpuk dalam darah karena

    diabetes yang tidak terkontrol.

     b.  Asidosis hiperkloremik

    Disebabkan oleh kehilangan natrium bikarbonat terlalu banyak dari tubuh, biasanya

    karena diare berat.

    c.  Asidosis laktit

    Penumpukan asam laktat yang mungkin disebabkan oleh alkohol, kanker, olahraga

     berat, dan lain-lain

    d. 

    Asidosis tubulus renalisTerjadi karena adanya penyakit ginjal

    e.  Asidosis metabolik akut

    Biasanya disebabkan oleh produksi berlebihan suatu asam yang tidak dapat menguap.

    Pada asidosis metabolik akut, hiperventilasi umumnya terjadi dan seringkali berat

    (pernafasan kussmaul). Namun demikian, biasanya tidak mungkin untuk mendeteksi

  • 8/9/2019 Wrap Up Diare B-8 2013

    19/24

    #*

     peningkatan respirasi melalui penerimaan fisis saja pada pasien asidosis metabolik

    kronik, kendatipun ada penurunan PCO2 yang cukup besar.

    f.  Asidosis metabolik kronik

    Paling sering disebabkan oleh gangguan fungsi ginjal. Asidosis metabolik kronik dapat

     pula tidak menimbulkan gejala atau mungkin disertai perasaan lesu dan anoreksia,meskipun biasanya sulit untuk menentukan apakah gejala-gejala mencerminkan

    asidosis itu sendiri, atau berkaitan dengan penyakit yang mendasarinya.

    Manifestasi

    Gejala serta tanda asidosis metabolik cenderung tidak jelas, dan pasien dapatasimtomatik, kecuali jika [HCO3

    -] serum turun sampai di bawah 15 mEq/L. Pernafasan

    kussmaul (nafas dalam dan cepat yang menunjukan adanya hiperventilasikompensatorik) mungkin lebih menonjol pada asidosis akibat ketoasidosis diabetik

    dibandingkan pada asidosis akibat gagal ginjal. Gejala dan tanda utama asidosis

    metabolik adalah kelainan kardiovaskular,neurologis, dan fungsi tulang.

    2.   Alkalosis Metabolik

    Penyebab

    - Kekurangan H+ dari ECF  (Muntah,penyedotan nasogastrik, diare dengan kehilangan

    klorida, diuretik, hipokalemia)

    - Retensi HCO3- (Pemberian natrium bikarbonat berlebihan, sindrom susu alkali)

    Gejala

    Tidak terdapat gejala dan tanda alkalosis metabolik yang spesifik. Adanya gangguan ini

    harus dicurigai pada pasien yang memiliki riwayat muntah, penyedotan, nasogastrik, pengobatan diuretik atau pasien yang baru sembuh dari gagal nafas (Hiperkapnia)

  • 8/9/2019 Wrap Up Diare B-8 2013

    20/24

    #+

    3.   Asidosis Respiratorik

    Penyebab

    •  Hambatan pada pusat pernafasan di medula oblongata (henti jantung akut), terapi

    oksigen pada hiperkapnia kronis, apnea saat tidur, obat-obatan:overdosis opiat, sedatif)

    •  Gangguan pada otot-otot pernafasan (penyakit neuromuskular, kifoskoliosis, obesitasyang berlebihan, cedera dinding dada)

    •  Gangguan pertukaran gas (emfisema dan bronkitis, edema paru akut, pneumonia, pneumotoraks)

    •  Obstruksi saluran nafas atas akut (aspirasi benda asing atau muntah, langiospasme atauedema laring)

    Gejala

    Gejala dan retensi CO2 tidak bersifat khas dan pada umumnya tidak mencerminkankadar PaCO2 selain itu asidosis respiratorik akut maupun kronis selalu disertai oleh

    hipoksemia sehingga hipoksemia bertanggung jawab atas banyak tanda-tanda klinikakibat retensi CO2.

    4. Alkalosis Respiratorik

    Penyebab

    •  Rangsangan pusat pernafasan (Hiperventilasi, hipermetabolik, tumor otak, cederakepala, intoksikasi salisilat)

    •  Hipoksia (Gagal jantung kongestif, fibrosis paru, tinggal ditempat yang tinggi, asma,edema paru)

    •  Ventilasi mekanisme yang berlebihan

    •  Mekanisme yang belum jelas(Sepsis gram negatif, sirosis hepatis)

    •  Latihan fisik

    Gejala

    Terdapat pola pernafasan yang berbeda-beda pada sindrom hiperventilasi yang

    diinduksi oleh kecemasan; mulai dari pernafasan yang normal sampai pernafasanyang jelas tampak lebih cepat, dalam, dan panjang. Pasien seringkali terlihat banyak

  • 8/9/2019 Wrap Up Diare B-8 2013

    21/24

    $!

    menguap dan gejala mencolok lainnya adalah kepala terasa ringan, parestasi sekitarmulut. Apabila alkalosis yang terjadi cukup parah dapat timbul tetani seperti spasme

    karpopedal. Pasien dapat mengeluh kelelahan kronis, jantung berdebar-debar, cemas,mulut terasa kering, dan tidak bisa tidur. Gejala alkalosis respiratorik berat dapat

    disertai dengan ketidakmampuan berkonsentrasi, kekacauan mental, dan sinkop.

    LO.4.3 Mekanisme Gangguan Asam dan Basa (Asidosis Metabolik)

    Kompensasi yang terjadi dalam tubuh paling primer yatiu dengan peningkatan

    ventilasi alveoli. Peningkatan ini akan mengurangi PCO2 dan kompensasi ginjal,

    yang dengan menambahkan bikarbonat baru ke dalam cairan ekstrasel, membantu

    memperkecil penurunan awal konsentrasi HCO3- ekstrasel, serta meningkatakan

    ekskresi ion H+ untuk mengurangi kadar ion H

    + di CES.

    LO.4.4 Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Laboratorium

    1. Pemeriksaan pra analisa

    Persyarat umumBeberapa persyaratan umum diperlukan diperhatikan untuk meperoleh hasil pemeriksaan

    yang akurat :

    - Pasien diusahakan dalam keadaan tenang dengan posisi berbaring- Pengambilan darah pada pasien yang sedang mendapatkan terapi oksigen dilakukanminimal 20menit setelah pemberian oksigen- Perlu diwaspadai adanya pendarahan dan hematoma akibat pengambilan darah

    terutama pada pasien yang sedang mendapatkan terapi koangulan- Suhu tubuh pasien dan waktu pengambilan darah harus dicantumkan dalam formulir

     permohonan pemeriksaan.

  • 8/9/2019 Wrap Up Diare B-8 2013

    22/24

    $#

    Proses pengambilan darah :

    Bahan yang diperlukan untuk pemeriksaan keseimbangan asam-basa adalah darah arteri.a.Pengambilan darah arteri radialis.

     b.Pengambilan darah arteri brachialis

    c.Pengambilan darah kapilerApabila dijumpai kesulitan dalam mengambil darah arteri, darah kapier dapat digunakansebagai bahan untuk pemeriksaan keseimbangan asam-basa.

    d.Pengambilan darah venaDarah vena kurang baik untuk penentuan keseimbangan asam- basa walaupun demikian

    masih dapat digunakan untuk penentuan elektrolit, nilai pH, PCO3.

    Antikoagulan

    - Antikoagulan yang umum digunakan untuk pemeriksaan asam-basa adalah garamheparin. Heparin adalah antikoangulan yang normal ada pada semua mamalia, diberi nama

    heparin karna pada mulanya ditemukan dalam jaringan hati.- Pemeriksaan keseimbangan asam-basa biasanya disertai pemeriksaan elektrolit,

    seperti K,Ca,kalsium ion. Kesalahan dapat terjadi pada pengukuran kadar ion kalsium.Kesalahan ini akibat kemampuan heparin untuk mengikat ion, hingga kadar ion kalsium akan

    rendah palsu.Pengiriman bahan darah ke laboratorium

    Bahan darah harus langsung dikirim di dalam termos berisi air es dan es batu (semprit

    dibungkus plastic agar air tidak masuk ke dalam semprit). Keadaan dingin (4C) bertujuanmemperkecil terjadinya perubahan biokimiawi (proses metabolisme akan meningkatkan

    CO2).

    2. Analisa elektrolit dan gas darah.

    - Anion gap

    Gangguan keseimbangan asam basa dapat berubah dua atau tiga jenis kelainan yang yerjadisecara bersamaan atau mungkin suatu kasus gangguan kesimbangan asam-basa dengan nilai

     pH, PCO2 HCO3 normal dan satu-satunya pertanda gangguan keseimbangan adalah peningkatan nilai perbedaan anion gap.

    - Osmolar gapOsmolar gap dihitung pada keadaan asidosis metabolic yang tidak dapat diterangkan

     penyebabnya dengan pemeriksaan anion gap. Normal = 290 mOsm/Kg H2O. osmolar gapdapat meningkat akibat beberapa hal, antara lain etanol,metabol, isopropyl alcohol, etilen

    glikol, menitol, sorbitol paraldehid, aseton.

    Zat Berat

    Mol

    Kadar

    letal(mg/dl)

    Osm Gap

    Pada kadartersebut

    Etanol

    IsoprepilAlcohol

    Methanol

    46

    60

    32

    350

    340

    80

    80

    60

    27

  • 8/9/2019 Wrap Up Diare B-8 2013

    23/24

    $$

    Aseton

    Etilen glikol

    58

    62

    55

    21

    10

    4

    - Strong ion difference (SID)

    Adalah perbedaan ion-ion utama dalam plasma. SID digunakan untuk membedakan asidosismetabolic dengan asidosis respiratorik. SID dinyatakan dalam suatu miliekuivalen per liter

    (mEq/L) dan dihitung pada darah vena. Bila positif menunjukan adanya peningkatan anionyang tak terukur (keton,sulfat,sitrat, asetat, glukonat, dsb)

    LO.4.5. Penatalaksanaan Asidosis Metabolik

    Indikasi koreksi asidosis metaboik perlu diketahui dengan baik agar koreksi dapat dilakukan

    dengan tepat tanpa menimbulkan hal-hal yang membahayakan pasien.

    Langkah pertama  adalah menetapkan berat ringannya gangguan asidosis. Gangguan disebut

    lebih bila pH darah < 7 atau kadar ion H > 100 nmol/L. gangguan yang perlu diperhatikan bila pH darah 7.1-7.3 atau kadar ion H antara 50-80 nmol/L

    Langkah kedua  adalah menetapkan anion gap atau bila perlu anion gap urin untukmengetahui dengan etiologi asidosis metabolic. Dengan bantuan tanda klinik lain kita dengan

    mudah menetapkan etiologi

    Langka ketiga,   bila dicurigai kemungkinan asidosis laktat, hitung rasio delta anion gapdengan delta HCO3 (delta anion gap : anion gap pada pasien diperiksa dikurangi dengan

    median anion gap normal, delta HCO3: kadar HCO3 normal dikurangi dengan kadar HCO3 pasien). Bila rasio > 1, asidosis disebabkan oleh asidosis laktat. Langkah ketiga ini

    menetapkan sampai sejauh mana koreksi dapat dilakukan.

    Prosedur koreksia.Secara umum koreksi dilakukan hingga tercapai pH 7.2 atau kadar ion HCO3 12mEq/L

     b. Pada keadaan khusus :- Pada penurunan fungsi ginjal, koreksi dapat dilakukan secara penuh hingga mencapai

    kadar ion HCO3 20-22 mEq/L. pada ketoasidosis siabetik atau asidosis laktat tipe A, koreksidilakukan bila kadar ion HCO3 dalam darah kurang atau sama dengan 5 mEq?L, terdapat

    hiperkalemia berat, setelah koreksi insulin pada diabetes mellitus, koreksi oksigen pada asidosis belum terkendali. Koreksi dilakukan sampai kadar ion HCO3 10 mEq/L

    - Pada asidosis metabolic yang terjadi bersamaan dengan asidosis respiratorik dan tidak

    menggunakan ventilator, koreksi harus dilakukan secara hati-hati atas pertimbangan depresi pernapasan.Koreksi dilakukan dengan pemberian Na-bikarbonat yang secukupnya untukmenaikan HCO3- menjadi 15 mEq/L dan pH kira-kira sampai 7.20 dalam jangka waktu 12 jam.

    Larutan ringer laktat IV biasanya merupakan cairan pilihan untuk memperbaiki keadaanasidosis metabolic dengan selisih amnion normal serta kekurangan volume ECF yang sering

    menyertai ini, natrium laktat dimetabolisme secara perlahan dalam tubuh menjadi NaHCO3 danmeperbaiki keadaan asidosis secara perlahan.

  • 8/9/2019 Wrap Up Diare B-8 2013

    24/24

    $%

    DAFTAR PUSTAKA

    •  Sutresna, N. (2007). Cerdas Belajar Kimia. Jakarta: Grafindo Media Pratama. Hal. 196-

    200

    •  Sutresna, N., et al (2006). Ilmu Pengetahuan Alam (Fisika, Biologi, Kimia). Jakarta:

    Grafindo Media Pratama. Hal. 63•  Horne, M. M. and Swearingen, P. L. (2001). Keseimbangan Cairan, Elektrolit & Asam

    Basa. Jakarta: EGC. Hal. 166-169

    •  Isselbacher. (1999). Harrison: Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: EGC

    !  Price, Sylvia Anderson (2006), Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit edisi  

    6 ,ab. Huriawati Hartanto, Jakarta, EGC.

    !  Sherwood, Lauralee (2004), Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem edisi 2, Jakarta, EGC.

    !  Sudoyo, W Aru, Bambang setiyohadi, Idrus Alwi (2009),  Buku Ajar Ilmu Penyakit

     Dalam Jilid I Ed.5, Jakarta, Interna Publishing.

    !  Sukmariah M, Karmiati A (1990), Kimia Kedokteran edisi 2, Binarupa Aksara, Jakarta.

    !  Ganong, WF, (2007),  Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 21,ab. M. Djauhari

    Widjajakusumah, Jakarta, EGC.

    !  Saifuddin, M, dkk. (2008), Gangguan Kesimbangan air-elektrolit dan asam-basaedisi II. Jakarta, FKUI.

    !  Guyton, Arthur c, dkk. (2008), Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta, EGC

    !  http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2007/chus%20h/pH.html   diakses pada

    tanggal 24 Februari 2014

    !

     

    http://staff.ui.ac.id/internal/132051049/material/AGD.pdf   diakses pada tanggal 26Februari 2014

    !  http://www.chem-is-try.org/materi_kimia-smk/kelas_xi/definisi-asam-dan-basa/   diakses

     pada tanggal 24 Februari 2013