NAMA: ALMARCHIANO SANDINPM: 1102014013KELOMPOK:A-7
WRAP UP LI.1. MENJELASKAN & MEMAHAMI ASAM-BASA LO.1.1
DEFINISIAsam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+)
kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan
elektron bebas dari suatu basa.Brnsted-Lowry: Menurut definisi ini,
asam adalah pemberi proton kepada basa. Asam dan basa bersangkutan
disebut sebagai pasangan asam-basa konjugat.LO.1.2 KLASIFIKASI
ASAMPengelompokan asamBerdasarkan kekuatannya, asam itu terbagi
menjadi dua kelompok, yaitu:a. Asam kuat, yaitu asam yang banyak
menghasilkan ion yang ada dalam larutannya (asam yang terionisasi
sempurna dalam larutannya).b. Asam lemah, adalah asam yang sedikit
menghasilkan ion yang ada dalam larutannya (hanya terionisasi
sebagian).
BASAPengelompokan basaBerdasarkan kemampuan melepaskan ion OH,
basa dapat terbagi menjadi 2 yaitu a. Basa kuat, yaitu basa yang
bisa menghasilkan ion OH dalam jumlah yang besar. Basa kuat
biasanya disebut dengan istilah kausatik. Contohnya kayak Natrium
hidroksida, Kalium hidroksida, dan Kalsium hidroksida.b. Sedangkan
Basa lemah, yaitu basa yang bisa menghasilkan ion OH dalam jumlah
kecil.Contohnya kayak ammonia.
LO.1.3 SUMBER ASAMSifat asamSuatu zat dapat dikatakan asam
apabila zat tersebut memiliki sifat-sifat sebagai berikut.a.
Memiliki rasa asam/masam/kecut jika dikecap.b. Menghasilkan ion H+
jika dilarutkan dalam air.c. Memiliki pH kurang dari 7 (pH <
7).d. Bersifat korosif, artinya dapat menyebabkan karat pada
logam.e. Jika diuji dengan kertas lakmus, mengakibatkan perubahan
warna sebagaiberikut. Lakmus biru -> berubah menjadi warna
merah. Lakmus merah -> tetap berwarna merah.f. Menghantarkan
arus listrik.g. Bereaksi dengan logam menghasilkan gas
hidrogen.
BASAKarakteristik basaSuatu zat dapat dikatakan basa jika zat
tersebut punya sifat sebagai berikut.a. Rasanya itu Pahit dan
terasa licin pada kulit.b. Apabila dilarutkan dalam air zat
tersebut akan akan menghasilkan ion OH.c. Memiliki pH di atas 7 (pH
> 7).d. Bersifat elektrolit.e. Jika diuji menggunakan kertas
lakmus akan memberikan hasil sebagai berikut. Lakmus merah ->
berubah warnanya menjadi biru. Lakmus biru -> tetap berwarna
biruf. Menetralkan sifat asam.LI.2. MENJELASKAN & MEMAHAMI PH
DALAM TUBUHLO.2.1 DEFINISI PH (Potential of Hydrogen) adalah ukuran
keasam-basaan suatu larutan kimia. Ukurannya menggunakan nilai
skala 0 sampai 14. Semakin rendah pH semakin banyak keasaman pada
larutan atau larutan tersebut bersifat asam. Sebaliknya semakin
tinggi pH semakin banyak basa / alkalin pada larutan maka semakin
basa larutan tersebut. Sedangkan pH 7 adalah netral, tidak asam
tidak juga basa.LO.2.2 MANFAATLO.2.3 CARA MENENTUKAN PHMenunjukan
Sifat Asam dan Basa dengan Menggunakan Indikator
Sifat asam dan basa dapat diketahui dengan mencicipinya, namun
amat berbahaya untuk zat-zat kimia di laboratorium. Selain dengan
mencicipi, kita juga dapat mengetahui sifat asam atau basa dari
pengaruhnya terhadap indikator. Indikator adalah suatu zat kimia
yang warnanya tergantung pada keasaman atau kebasaan larutan.
Indikator yang biasa digunakan adalah kertas lakmus. Apabila
dicelupkan ke dalam larutan basa, kertas lakmus merah akan berubah
warna menjadi biru, sedangkan kertas lakmus biru akan berwana merah
jika dicelupkan ke dalam larutan asam.
Warna lakmus semakin merah tua dengan nilai pH semakin kecil,
sedangkan warna lakmus semakin biru tua dengan nilai pH semakin
besar, meskipun konsentrasi larutannya sama. Hal ini menunjukkan
kekuatan asam dan basa tiap-tiap larutan berbeda.
2.1.Menggunakan Beberapa Indikator[1]
Indikator adalah asam organik lemah atau basa organik lemah yang
dapat berubah warna pada rentang harga pH tertentu (James E. Brady,
1990). Harga pH suatu larutan dapat diperkirakan dengan menggunakan
trayek pH indikator. Indikator memiliki trayek perubahan warna yang
berbeda-beda. Dengan demikian dari uji larutan dengan beberapa
indikator akan diperoleh daerah irisan pH larutan. Contoh, suatu
larutan dengan brom timol biru (6,0 7,6) berwarna biru dan dengan
fenolftalein (8,3 10,0) tidak berwarna, maka pH larutan itu adalah
7,68,3. Hal ini disebabkan jika brom timol biru berwarna biru,
berarti pH larutan lebih besar dari 7,6 dan jika dengan
fenolftalein tidak berwarna, berarti pH larutan kurang dari
8,3.
Gambar 1.Trayek perubahan pH beberapa indikator asam-basa.
(Sumber: Chemistry, The Molecular Nature of Matter and Change,
Martin S. Silberberg, 2000.)
2.2.Menggunakan Indikator Universal[1]
pH suatu larutan juga dapat ditentukan dengan menggunakan
indikator universal, yaitu campuran berbagai indikator yang dapat
menunjukkan pH suatu larutan dari perubahan warnanya. Warna
indikator universal larutan dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Warna indikator universal pada berbagai pHpHWarna
Indikator UniversalpHWarna Indikator Universal
1merah8biru
2merah lebih muda9biru muda
3merah muda10ungu sangat muda
4merah jingga11ungu muda
5jingga12ungu tua
6kuning13ungu tua
7hijau14ungu tua
2.3.Menggunakan pHmeter[1]
pHmeter adalah alat pengukur pH dengan ketelitian yang sangat
tinggi.
LO.2.4 FAKTOR PERUBAHAN PH1. Beban makanan dan beban
metabolicIon hydrogen di tambahkan atau di kurangi sebagai akibat
makan-makanan tertentu atau akibat perubahan metabolic1. Beban
respirasiPeningkatan laju pernafasan yang tidak di sertai
peningkatan aliran CO2 ke paru-paru akan mengurangi tekanan Co2
dalam alveoli . begitu juga pada darah yang kembali menuju ke
jaringan perifer sehingga terjadi akibat respiratorik H+ menurun PH
meningkat
1. ALKALINTIDE adalah pembentukan asam lambung yang di pengaruhi
makanan1. Protein sekresi HCL meningkat alkalintide meningkat1.
Karbohidrat dan lipid sekresi HCL menurun alkalintide menurun1.
Alkalintide meningkat H+ darah menurun PH meningkat
1. Peran ginjal dalam menentukan PH :1. Ginjal mengatur PH ,
konsentrasi ion mineral dan komposisi air dalam darah . ginjal
mempertahankan PH plasma darah pada kisaran 7,4 melalui pertukaran
ion hydronium dan hydroksil . akibatnya urine yang di hasilkan
bersifat asam pada PH 5 atau alkalosis pada PH 8.1. Larutan buffer
adalah campuran asam/basa lemah dan basa/asam konjugasinya yang
dapat mempertahankan PH di sekitar daerah kapasitas buffer.
Ada 4 sistem buffer utama dalam cairan :1. System asam karbonat
natrium bikarbonatMerupakan buffer utama dalam cairan
ekstraseluler1. Dalam kondisi normal , rasio molekul asam karbonat
(H2CO3) terhadap molekul basa bikarbonat (NaHCO3) dalam plasma
adalah 1:201. Setiap perubahan dalam konsentrasi ion hydrogen akan
mengubah rasio tersebut dan mengakibatkan alkalosis dan asidosis.1.
System buffer berfungsi untuk mencegah perubahan rasio sehingga
terjadi pengubahan asam kuat menjadi asam lemah dan basa kuat
menjadi asam lemah.1. Sistem buffer fosfatMerupakan buffer utama
cairan intraseluler 1. Berfungsi sama dengan system asam
karbonta-natrium . karbonat berfungsi untuk mengubah asam kuat
menjadi asam lemah dan basa kuat menjadi basa lemah1. Sistemnya :
ketika PH menurun,ion monohidrogen fosfat berperan sebagai akseptor
H+ Ketika PH meningkat , ion dihidrogen berperan sebagai donor H+1.
Natrium hydrogen fosfat (Na2HPO4) adalah basa lemah dan natrium
dihidrogen fosfat (NaH2PO4) adalah asam lemah. Komponen ini bekerja
secara intraseluler, terutama dalam sel darah merah dan dalam
epitelium tubulus ginjal.1. Ada 2 macam fosfat : organic berperan
dalam dapar ion H+ intrasel Anorganic berperan dalam dapar urine1.
Sistem buffer proteinMerupakan buffer terkuat dalam tubuh1.
Meliputi protein intraseluluer dan protein plasma ekstraseluler
yang menjadi buffer asam karbonat dan asam organic1. Protein adalah
buffer yang sangat baik karena mengandung gugus karboksil yang
berfungsi sebagai asam dan gugus amino yang berfungsi sebagai basa
, bergantung pada media yang mengelilingi protein.1. Sebagian besar
protein dalam tubuh termasuk media dasar . protein bertindak
sebagai asam dan sebagai anion yang besar1. Sistemnya : ketika PH
meningkat , kelompok karboksil memberikan H+ Ketika PH menurun ,
kelompok amino sebagai akseptor H+1. Sistem buffer hemoglobin1.
Terdapat dalam sel darah merah1. Berfungsi sebagai pembentukan H+
saat terjadinya transport CO2 di antara jaringan dan paru-paru1.
Sebagai asam lemah , hemoglobin mampu mendapar CO2 dengan
pengeluaran HCO3 ke dalam plasma yang akan di tikarkan dengan ion
klorida untuk mempertahankan netralitas elektrisnya1. Buffer
karbonat pada tulangPada asidosis yang berkepanjangan , tulang
turut berperan dalam system dapar yaitu melalui dapar karbonat
karena dalam tulang juga di endapkan sejumlah garam bikarbonat.
LI.3. MENJELASKAN & MEMAHAMI KESEIMBANGAN ASAM & BASA
LO.3.1 DEFINISI Definisi Asam dan basaAsam : sekelompok zat yang
mengandung hidrogen yang mengalami disosiasi atau terpisah dalam
larutan untuk menghasilkan H+Basa: Bahan yang dapat berikatan
dengan H+Teori ArheniusAsam : Zat yang terdisosiasi dalam air yang
membentuk ion hidrogen (H+)Basa : Zat yang terdiososiasi dalam air
yang membentuk ion hidroksil (OH-)Teori Bronsted lowryAsam : suatu
zat/bahan yang cenderung memberikan sebuah protonBasa: suatu
zat/bahan yang cenderung menerima sebuah protonAsam basa adalah
proses memberi dan menerimanya proton serta pembentukan ion
hidrogen dan hidroksil1. Diperkenalkan oleh Johannnes Bronsted
& Thomas Lowry pada tahun 19231. Asam didefinisikan sebagai
suatu zat yang dapat memberikan ion hidrogen, dan sebuah basa
adalah suatu zat yang dapat menerima ion hidrogen1. Dalam reaksi
asam basa, ion hidrogen dipindahkan dari asam ke basa
CH3COOH(aq) + H2O(l) H3O+(aq) + CH3COO-(aq)Asam 1 Basa 1 Asam 2
Basa 21. Asam-basa terdapat sebagai pasangan konyugat. CH3COO-
adalah basa konyugat dari CH3COOH dan sebaliknya. H3O+ dan H2O juga
membentuk pasangan asam-basa konyugat.
HCl(dalam NH3) + NH3(l) NH4+(dalamNH3) + Cl-(dalamNH3) Asam 1
Basa 1 Asam 2 Basa 21. Contoh asam basa bronsted lowry pada pelarut
non-H2O1. Beberapa molekul dan ion dapat berfungsi sebagai asam
maupun sebagai basa tergantung konsidi reaksi sehingga disebut
amfoter. Sebagai contoh air dan ion hidrogen karbonatCH3COOH(aq) +
H2O(l) H3O+(aq) + CH3COO-(aq)H2O(l) + NH3(aq) NH4+(aq) +
OH-(aq)H2CO3-(aq) + H2O(l) H3O+(aq) + CO22-(aq)H2O(l) + HCO3-(aq)
H2CO3(aq) + OH-(aq)Asam 1 Basa 1 Asam 2 Basa 2
TEORI ASAM BASA LEWIS1. Basa Lewis merupakan jenis basa yang
menyumbangkan sepasang elektron bebas (donor elektron)1. Asam Lewis
adalah jenis asam yang menerima sepasang elektron bebas (akseptor
elektron)1. Salah satu contohnya reaksi molekul yang kekurangan
elektron BF3 dengan molekul kaya elektron NH3 membentuk BF3NH31.
Definisi Lewis mensistematiskan kimia berbagai macam oksida biner
yang dapat dianggap sebagai anhidrida asam atau basa1. Anhidrida
asam didapatkan dengan mengambil air dari suatu asam okso sampai
hanya tertinggal oksidanya, dengan demikian CO2 merupakan anhidrida
asam karbonat (H2CO3)CO2(g) + H2O(l) H2CO3(aq)1. Oksida logam
Golongan I dan II adalah anhidrida basa, yang diperoleh dengan
menghilangkan air dari hidroksida yang sesuai. Contoh kalsium
oksida, CaO, adalah anhidrida basa dari kalsium hidroksida
Ca(OH)2CaO(s) + H2O(l) Ca(OH)2(s)1. Reaksi oksida asam dan basa
LewisCaO(s) + CO2(g) CaCO3(s)LO.3.2 FUNGSI
LO.3.3 FISIOLOGIKeseimbangan asam basa adalah keseimbangan ion
hidrogen, keseimbangan antara ion [] bebas dan [HC] dalam cairan
tubuh sehingga keseimbangan tubuh yang harus dijaga kadar ion []
bebas dalam batas normal maupun pembentukan asam maupun basa terus
berlangsung dalam kehidupan. pH darah normal adalah 7.3-7.5 asam
adalah pH dibawah 7.3 dan basa adalah pH di atas 7.5.pH 7.3-7.5
harus tetap dipertahankan,walaupun banyak senyawa-senyawa metabolit
atau nutrien yang bersifat mengganggu nilai tersebut.Gangguan ke
arah keasaman (asidosis) pH kurang dari 7.3 atau ke arah kebasaan
(alkalosis) pH diatas 7.5.Gangguan dapat dipulihkan ke keadaan
semula oleh alat kompensasi tubuh. Karena ion [] berpengaruh besar
dalam keseimbangan asam-basa, maka faktor yang mempengaruhi [] juga
mempengaruhi keseimbangan asam basa, yaitu :1. Lebihnya kadar []
yang ada dalam cairan tubuh, berasal dari1. Pembentukan C yang
sebagian berdisosiasi menjadi H+ dan HC1. Katabolisme zat organik1.
Disosiasi asam organik pada metabolisme intermedik, contoh pada
metabolik lemak terbentuk asam lemak dan laktat yaitu melepaskan
[H+]1. Keseimbangan intake dan output ion [H+] tubuh Bervariasi
tergantung dari:1. Diet ( makanan ), H+ naik, jika kebanyakan makan
asam (asidosis), sedangkan dengan mengkonsumsi sayur dan buah
bersifat basa banyak menghasilkan HC.1. Aktivitas yaitu lari cepat
membuat tubuh kita asam karena menghasilkan banyak CO2 sehingga pH
turun1. Proses anaerob yaitu lebih banyak penumpukan asam laktat
seperti olahraga berat sehingga menimbulkan reaksi asam dan membuat
pH turunUntuk itu diperlukan kordinasi untuk pengaturan
keseimbangan asam basa yang dilakukan dengan 3 sitem :1. 1.Sistem
buffer1. 2.Sistem respirasi1. 3.Sistem eksresi melalui ginjal1.
Sistem bufferSistem buffer disebut juga sistem penahan atau sistem
penyangga, karena dapat menahan perubahan pH. Sistem buffer
merupakan larutan yang mengandung asam dan basa konjugasinya.Sistem
buffer kimia hanya mengatasi ketidakseimbangan asam basa sementara.
Jika dengan buffer kimia tidak cukup memperbaiki, maka pengontrolan
pH akan dilanjutkan oleh paru paru yang merespon secara cepat
terhadap perubahan ion H+ dalam darah karena rangsangan
kemoreseptor dan pusat pernafasan mempertahankan kadar [H+] sampai
ginjal menghilangkan ketidakseimbangan tersebut, ginjal mampu
meregulasi ketidakseimbangan ion H+ dengan mensekresikan ion H+ dan
menambahkan HC baru dalam darah karena memiliki dapar
fosfat.Didalam tubuh terdapat beberapa sistem buffer, yaitu :1.
Sistem buffer asam karbonat-bikarbonat1. Sistem buffer hemoglobin1.
Sistem buffer protein1. Sistem buffer fosfat 1. Sistem buffer asam
karbonat-bikarbonatSistem buffer ini merupakan suatu komponen yang
paling penting pada pengaturan pH cairan ekstraseluler. Sistem
buffer bikarbonat merupakan sistem buffer istimewa, sistem buffer
tetap merupakan sistem buffer terbaik pada pH 7.4 walaupun Pka nya
6.1, karena dapat mengeluarkan CO2 melalui paru dan jumlahnya
banyak. Tubuh mempertahankan sistem buffer bikarbonat ini dengan
pengaturan kadar karbondioksida di paru dan bikarbonat di ginjal.
H2O + CO2 H2CO3 H+ + HCO3-CO2 bereaksi dengan H2O membentuk CO3
yang kemudian berdisosiasi menjadi ion hidrogen dan ion bikarbonat
melalui reaksi reversibel. Bila terjadi peningkatan ion hidrogen,
terjadi interaksi dengan ion bikarbonat sehingga terbentuk asam
karbonat. Berarti dalam hal ini ion bikarbonat bertindak sebagai
basa lemah yang menerima kelebihan ion hidrogen. Asam karbonat yang
terbentuk akan mengalami disosiasi menjadi CO2 dan air, dan CO2
yang dihasilkan akan dikeluarkan melalui paru.1. Sistem buffer
hemoglobinBuffer hemoglobin (Hb) merupakan buffer intraseluler yang
bekerja di dalam sel darah merah. Hb dapat berfungsi sebagai buffer
karena mengandung residu histidin, yaitu asam amino yang dapat
berikatan secara reversibelion hidrogen, menghasilkan Hb bentuk
berproton dan tidak berproton.
Na+ + HCO3 NaHCO3 Hb- + H+ HHb (PK 7-8)
Pada sel darah merah, Hb dapat mengikat karbondioksida dan
mengubahnya menjadi karbonat karena didalam sitoplasma terkandung
anhidrase karbonat, dan proses pengikatan terjadi dengan cepat
karena CO2 berdifusi cepat melintasi membran sel darah merah tanpa
memerlukan mekanisme transport aktif membran sel. Kemampuan
pengaturan ini dikenal sebagai sistem buffer hemoglobin.
Buffer utama cairan ekstraseluler adalah sistem bikarbonat dan
hemoglobin. Hb penting untuk pengangkutan oksigen ke jaringan,
pengangkut CO2 dan sebagai sistem buffer yang kuat.
1. Sistem buffer proteinSistem buffer protein berfungsi mengatur
pH cairan ekstraserselular dan interstitial.Protein sebagai buffer
berinteraksi secara ekstentif dengan sistem buffer lainnya. Protein
tersusun oleh asam amino yang mempunyai sifat amfoter, yaitu asam
amino akan bersifat sebagai kation pada suasana asam dan bersifat
sebagai anion pada suasana basa.
Fungsi pengaturan buffer protein:1. Bila terjadi penurunan pH,
gugus amino (-NH2) dari asam amino akan bertindak sebagai basa
lemah dengan mengikat ion hidrogen dan membentuk ion amonium. Gugus
amino bertindak sebagai akseptor proton.1. Bila terjadi peningkatan
pH, gugus karboksil (-COOH) dari asam amino mengalami disosiasi dan
berubah menjadi ion karboksil dan ion H+. Gugus karboksil bertindak
sebagai donor proton.
Cairan interstitium yang mengandung protein dan asam amino
terdisosiasi ikut berperan mengatur pH. Protein mengandung asam
amino histidin yang mempunyai cincin imitazol dengan Pka = 6.0.
Pada kebanyakan protein Pk sekitar 7.0-7.4. Proses pengaturan
melalui sistem buffer protein berjalan lambat karena ion hidrogen
harus melalui proses difusi membran sel yang dipengaruhi oleh pompa
natrium.
1. Sistem buffer FosfatSistem dapar ini berperan penting dalam
pendaparan cairan tubulus ginjal dan cairan intraselPada cairan
intra sel, kehadiran penyangga fosfat sangat penting dalam mengatur
pH darah. Penyangga ini berasal dari campuran dihidrogen fosfat
(H2PO4-) dengan monohidrogen fosfat (HPO32-). Sistem penyangga
fosfat bekerja dalam cara yang serupa untuk mengubah asam kuat
menjadi asam lemah dan basa kuat menjadi basa lemah. Natrium
hidrogen fosfat ( ) adalah basa lemah dan natrium dihidrogen fosfat
( Na P) adalah asam lemah
HCl + Na2HPO4 NaH2PO4 + NaClNaOH + NaH2PO4 Na2HPO4 +
H2OH2PO4-(aq) + H +(aq) H 2 PO 4(aq)H2PO4 - (aq) + OH -(aq) -->
HPO42-(aq)) + H2O (aq)
Penyangga fosfat dapat mempertahankan pH darah 7,4. Penyangga di
luar sel hanya sedikit jumlahnya, tetapi sangat penting untuk
larutan penyangga urin.
Sistem pernapasan tubuh (respirasi)Dengan cara hiperventilasi
ataupun hipoventilasi,sistem ini mengatur komponen asam
bikarbonat.sehingga rasio Garam bikarbonat dan asam karbonat
dipertahankan normal.Dalam Hal ini melibatkan1. 1.Pemasukan O2 dan
pelepasan CO2 di alveoli paru-paru1. 2.Transportasi O2 dari alveoli
paru-paru ke jaringan-jaringan1. 3.Trasnportasi CO2 dari jaringan
ke alveoli paru-paru.Transportasi O2 dalam darah berbentuk1. 1.Gas
terlarut di dalam plasma darah1. 2.O2 terikat hemoglobin dalam sel
darah merah membentuk senyawa Hb-oksi (HbO2)1. HbO2 mempunyai
keasamaan tinggi,lebih tinggi dari Hb tereduksiTransportasi CO2
dalam darah berbentuk1. 1.Gas larut dalam plasma darah (jumlahnya
sedikit)1. 2.Asam karbonat,larut dalam plasma darah (jumlahnya
sedikit)1. 3.Berbentuk ikatan karbamino dengan protein
darah,termasuk Hb (kira-kira 20% CO2 yang di transport).1. 4.garam
bikarbonat (kira-kira 70% CO2 yang di transpor)Kejenuhan Hb-oksi
terutama dipengaruhi oleh pO2 dan pCO2 stempat
LI.4 MENJELASKAN MEMAHAMI GANGGUAN KESEIMBANGAN ASAM BASALO.4.1
ASIDOSIS METABOLIK LI 4.1 Definisi Asidosis MetabolikAsidosis
Metabolik adalah suatu keadaan turunnya kadar ion HCO3 diikuti
dengan penurunan tekanan parsial CO2 di dalam arteri. Penurunan
HCO3 1 mEq/L diikuti penurunan PaCO2 sebesar 1,2 mmHg, yang
menyebabkan penurunan pH dan peningkatan H.(Madjid.2008 Gangguan
keseimbangan cairan elektrolit asam basa FKUI)Gangguan sistemik
yang ditandai dengan penurunan primer kadar bikarbonat plasma
sehingga menyebabkan terjadinya penurunan pH (peningkatan
H).(Price. Wilson.2006.Patofisiologi)LI 4.2 Etiologi Asidosis
Metabolik1. Penambahan asam terfiksasi (nonkarbonat)1. Kegagalan
ginjal dalam mengekskresi beban asam harian1. Kehilangan bikarbonat
basa
Penyebab Asidosis Metabolik :
1. Selisih Anion Normal (Hiperkloremik)1. Kehilangan
bikarbonat1. Kehilangan melalui saluran cerna :1. Diare1.
Ileostomy1. Kolestiramin1. Drainase cairan empedu dan pankreatik1.
Ureterosigmoidostomi
1. Kehilangan melalui ginjal :1. Asidosis tubulus proksimal
ginjal1. Inhibitor karbonik anhydrase (asetazolamid)1.
Hipoaldosteronisme
1. Peningkatan beban asam :1. Ammonium klorida (NH4Cl NH3 + HCl
)1. Cairan-cairan hiperalimentasi
1. Selisih Anion Meningkat1. Peningkatan produksi asam :1.
Ketoasidosis diabetic1. Asidosis laktat1. Kelaparan1. Intoksikasi
alcohol1. Menelan substansi toksik :1. Overdosis salisilat1.
Methanol atau formaldehid1. Etilen glikol (antibeku)1. Kegagalan
eksresi asam :1. Retensi asam sulfat dan asam fosfat1. Gagal
jantung akut atau kronis(Price. Wilson.2006.Patofisiologi)
LI 4.3 Manifestasi Klinis Asidosis MetabolikGejala :1. Mual1.
Muntah1. Kelelahan1. Pernapasan menjadi lebih dalam atau sedikit
lebih cepat1. Rasa mengantuk1. Mengalami kebingungan1. Tekanan
darah menurun, menyebabkan syok, koma dan kematian(Price.
Wilson.2006.Patofisiologi)LI 4.4 Diagnosis Asidosis
MetabolikAsidosis metabolic akut dapat menyababkan :1. depresi
miokardial disertai reduksi cardiac output (curah jantung)1.
penurunan tekanan darah,1. penurunan aliran ke sirkulasi hepatic
dan renal1. menyebabkan aritmia dan fibrillasi ventricular1.
metabolism otak menurun secara progresif1. pada pH yang lebih dari
7,1 akan menyebabkan fatigue (rasa lelah), sesak napas, nyeri
perut, nyeri tulang, dan mual/muntah1. pada pH kurang atau sama
dengan 7,1 akan menyebabkan inotropic negative, aritmia, konstriksi
vena perifer, dilatasi arteri perifer, penurunan tekanan darah,
penurunan aliran darah ke hati, kontriksi pembuluh darah paru
(pertukaran oksigen terganggu)(Madjid.2008 Gangguan keseimbangan
cairan elektrolit asam basa FKUI)
Diagnosis asidosis metabolic ditegakkan berdasarkan gambaran
klinis dan dipastikan oleh hasil pemeriksaan laboratorium yaitu pH,
PaCO2, dan HCO3 dengan menggunakan pendekatan sistematik. Hasil
pemeriksaan menunjukkan :1. pH :