2.1. PENDAHULUAN 2.2. Latar Belakang Industri kerajinan mebel di Indonesia merupakan salah satu jenis industri yang mempunyai ketahanan tinggi terhadap krisis. Industri kerajinan mebel merupakan salah satu industri kerajinan yang tetap bertahan meskipun dihantam dengan berbagai macam krisis nasional maupun global. Pendeknya jaringan produksi dan ketergantungan terhadap sektor industri lain menjadi salah satu faktor yang menyebabkannya tetap bertahan meskipun banyak industri lain yang gulung tikar. Dan meskipun krisis ekonomi yang menerpa menyebabkan penurunan permintaan terhadap kerajinan mebel, namun permintaan relatif terus ada dan bahkan mulai meningkat lagi hingga saat ini. Menurut data dari Kementerian Industri dan Perdagangan, industri mebel baik dalam skala ukm mempunyai potensi dan peran besar terhadap pendapatan ekspor nasional dengan permintaan yang relatif naik pada beberapa waktu ini. Terlebih dengan produk kerajinan mebel Indonesia yang mempunyai keunikan khusus, meskipun banyak berkembang barang komplementer lain, namun tetap memiliki potensi pasar yang cukup besar. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Industri kerajinan mebel di Indonesia merupakan salah satu jenis industri yang
mempunyai ketahanan tinggi terhadap krisis. Industri kerajinan mebel merupakan salah
satu industri kerajinan yang tetap bertahan meskipun dihantam dengan berbagai macam
krisis nasional maupun global. Pendeknya jaringan produksi dan ketergantungan terhadap
sektor industri lain menjadi salah satu faktor yang menyebabkannya tetap bertahan
meskipun banyak industri lain yang gulung tikar.
Dan meskipun krisis ekonomi yang menerpa menyebabkan penurunan permintaan
terhadap kerajinan mebel, namun permintaan relatif terus ada dan bahkan mulai meningkat
lagi hingga saat ini. Menurut data dari Kementerian Industri dan Perdagangan, industri
mebel baik dalam skala ukm mempunyai potensi dan peran besar terhadap pendapatan
ekspor nasional dengan permintaan yang relatif naik pada beberapa waktu ini. Terlebih
dengan produk kerajinan mebel Indonesia yang mempunyai keunikan khusus, meskipun
banyak berkembang barang komplementer lain, namun tetap memiliki potensi pasar yang
cukup besar.
Namun dengan mulai banyak munculnya industri kerajinan mebel ukm di Indonesia
meningkatkan persaingan diantara para pengusaha mebel sendiri. Hal tersebut sangat
dirasakan khususnya oleh CV.Berkah Jaya Mebel yang juga memiliki usaha yang sama di
bidang kerajinan mebel. Sehingga selain dengan melakukan inovasi produk, perlu
dilakukan peningkatkan efisiensi agar perusahaan dapat tetap berkembang dan tidak kalah
bersaing dengan perusahaan lain. Untuk mencapai hal tersebut maka perusahaan dituntut
untuk menerapkan strategi yang tepat, salah satunya melalui perancanaan strategi Supply
Chain (Rantai Pasok).
Dengan perencanaan strategi supply chain yang tepat, perusahaan dapat
meningkatkan efisiensi dan keamanan jaringan pasokan terutama pada bahan baku utama
yang dibutuhkan dengan memilih pemasok yang baik. Selain itu dengan pemilihan strategi
1
yang tepat sesuai karakteristik pasokan dapat menekan biaya yang dibutuhkan sehingga
meningkatkan keuntungan perusahaan.
1.2. Maksud Dan Tujuan Penelitian
1.2.1. Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah melakukan penelaahan terhadap jaringan rantai
pasok industri kerajinan mebel pada ukm C.V. Berkah Jaya Mebel
1.2.2. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Melakukan identifikasi jaringan rantai pasok C.V Berkah Jaya Mebel
2. Melakukan kajian kekuatan jaringan rantai pasok C.V Berkah Jaya Mebel, dan
3. Melakukan penelaahan strategi yang tepat dalam membangun rantai pasok yang
sesuai bagi Usaha Kecil dan Menengah C.V Berkah Jaya Mebel
1.3. Ruang Lingkup Dan Batasan Penelitian
Lingkup substansi kajian dalam penelitian ini adalah :
1. Penelahaan terhadap jaringan pasok dilakukan sampai dengan pemasok hingga
layer ke 3, dan
2. Penelahaan terhadap strategi tidak dilakukan secara agregat (Bussiness Agregat)
namun berdasarkan karakteristik pasar dan pemasok, serta pertimbangan terhadap
barang-barang komplementer
1.4. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan makalah ini terdiri dari 3 bab dengan rincian sebagai
berikut:
A. Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang dilaksanakannya penelitian termasuk
diantaranya latar belakang dan rumusan permasalahan yang memunculkan pertanyaan
2
penelitian. Selain itu bab ini memuat maksud dan tujuan penelitian, ruang lingkup dan
batasan penelitian, serta sistematika penulisan.
B. Bab II Tinjauan Pustaka
Bab II Tinjauan Pustaka memuat dasar-dasar teori dan penelitian yang digunakan
sebagai referensi dasar penelitian. Daftar pustaka tersebut dibagi dalam beberapa subbab
yang dikelompokkan berdasarkan karakteristik topik-topik yang sama. Hal tersebut untuk
memudahkan pembaca menemukan dasar teori yang relevan yang digunakan dalam
penelitian.
C. Bab III Metode Penelitian
Bab III Metode Penelitian memuat metode penelitian yang digunakan, metode
pengumpulan data, waktu dan rencana kerja penelitian, serta aspek lain seperti
pembiayaan. Sub-bab metode penelitian membahas mengenai metode yang digunakan
serta metode pengumpulan data yang digunakan.
D. Bab IV analisa dan Pembahasan
Bab IV Analisa dan Pembahasan meliputi identifikasi rantai pasok untuk memberikan
gambaran proses rantai pasok mulai dari hulu hingga hilir yang dilakukan oleh C.V Berkah
Jaya Mebel secara umum. Identifikasi rantai pasok tersebut dapat memperlihatkan proses
pasokan yang terjadi dan mengidentifikasi kebutuhan pasokan perusahaan. Kemudian
dilakukan identifikasi pemasok untuk selanjutnya dilakukan evaluasi dan penilaian. Selain
itu dilakukan evaluasi terhadap karakteristik produk pasokan untuk menentukan strategi
pasokan yang akan dilakukan.
E. Bab V Kesimpulan dan Saran
Bab V Kesimpulan dan Saran meliputi hasil dari kesimpulan analisa dan pembahasan
terhadap jaringan rantai pasok dan evaluasi terhadap pemasok. Kesimpulan dan analisa
menentukan sistem jaringan rantai pasok yang diambil serta pemasok yang paling ideal
untuk di laksanakan. Begitu juga dengan sistem strategi manajemen pasokan yang diambil.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian
2.1.1. Pengertian Rantai Pasok
Rantai pasok merupakan serangkaian aktivitas yang terintegrasi, mulai dari
pengadaan bahan baku, barang jadi, hingga barang tersebut mengalir ke konsumen
(Simchi, 2003). Rantai pasok tersebut menggambarkan kekuatan jaringan aliran dan
proses. Aliran pada rantai pasok sendiri terdiri dari aliran barang fisik, informasi, dan uang,
dari hulu menuju hilir (Pujawan, 2005). Adapun Kalakota dalam Irgandhi (2008)
menjabarkan jenis aliran komoditas tersebut sebagai berikut:
Arus bahan melibatkan arus produk fisik dari pemasok sampai konsumen
melalui rantai, sama baiknya dengan arus balik dari retur produk, layanan,
daur ulang, dan pembuangan
Arus informasi meliputi ramalan permintaan, transmisi pesanan dan laporan
status pesanan. Arus ini berjalan dua arah antara konsumen akhir dan
penyedia material mentah.
Arus keuangan meliputi informasi kartu kredit, syarat-syarat kredit, jadwal
pembayaran dalam penetapan kepemilikan pengiriman.
Sedangkan menurut Indrajit (2003), rantai pasok atau rantai pengadaan adalah sistem
yang dilalui organisasi bisnis untuk menyalurkan barang produksi atau jasa ke pelanggan.
Sistem jaringan tersebut dipandang sebagai jaringan yang saling terintegrasi dan
mempunyai tujuan yang sama. Tujuan dari sistem jaringan tersebut tidak lain adalah dalam
rangka membangun sistem yang seefisien dan seefektif mungkin dalam penyaluran barang
4
dan jasa. Dalam pendekatanya, rantai pasok yang merupakan konsep baru dalam
pemecahan masalah logistik tersebut dilihat dari sisi yang lebih holistik dan panjang dari
bahan dasar sampai dengan proses produksi dan hingga pada konsumen akhir.
Gambar 2.1 Aliran Barang, Informasi, dan Uang Pada Jaringan Rantai Pasok
2.1.2. Pengertian Manajemen Rantai Pasok
Adapun manajemen rantai pasok merupakan pengelolaan informasi, barang dan jasa,
dari hulu (pemasok paling awal) menuju hilir (konsumen paling akhir) dengan model
sistem terintegrasi (Said, 2006). Jaringan terintegrasi tersebut melibatkan proses pengadaan
bahan (pemasok), pemrosesan barang baik setengah jadi maupun menjadi barang jadi,
pengangkutan dan penggudangan, hingga proses pengiriman kepada konsumen. Alur
jaringan tersebut merupakan salah satu faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam
membuat perencanaan manajemen rantai pasok.
Sedangkan menurut Pujawan (2005), pendekatan manajemen rantai pasok tersebut
sangat dipengaruhi oleh kekuatan pada masing-masing proses yang terlibat didalamnya.
Sebuah industri yang sehat dan efisien menjadi tidak berarti apabila pemasoknya tidak
dapat memenuhi kebutuhan pasokan baik volume dan waktu. Konsep yang merupakan
pengembangan lanjutan dari manajemen distribusi produk ini menekankan pola yang
terpadu.
5
Pemasok Bahan Baku
Proses Produksi Konsumen
Aliran barang dan informasi
Aliran uang dan informasi
2.2. Komponen Rantai Pasok
Menurut Turban, Rainer dan Porter (2004), terdapat 3 (tiga) macam komponen rantai
pasokan, yaitu:
a. Bagian Hulu Rantai Pasokan
Bagian hulu rantai pasokan meliputi aktivitas dari suatu perusahaan manufaktur
dengan para penyalurannya (dapat berupa manufaktur, assembler, atau kedua-
duanya) dan koneksi mereka kepada pada penyalur mereka (para penyalur second-
tier). Hubungan pada penyalur dapat diperluas menjadi beberapa tingkatan sesuai
dengan kebutuhan dan semua jalur asal material. Contohnya langsung dari
pertambangan, perkebunan dan lain-lain. Pada bagian hulu rantai pasokan,
pengadaan merupakan aktivitas yang mendapat prioritas utama.
b. Bagian Internal Rantai Pasokan
Bagian internal rantai pasokan meliputi semua proses pemasukan barang ke gudang
yang digunakan dalam mentransformasikan masukan dari para penyalur menjadi
produk perusahaan itu. Pada bagian internal rantai pasokan, perhatian utama
difokuskan pada manajemen produksi, pabrikasi, dan pengendalian persediaan.
c. Bagian Hilir Rantai Pasokan
Bagian hilir rantai pasok meliputi semua aktivitas yang melibatkan
pengiriman produk kepada pelanggan akhir. Pada bagian hilir rantai
pasokan, perhatian diarahkan pada distribusi, pergudangan, transportasi, dan
pelayanan purna jual.
2.3. Prinsip dasar dan Kriteria Pemilihan Pemasok
2.3.1. Prinsip Dasar
Prinsip dasar manajemen rantai pasok adalah pengelolaan informasi, barang dan jasa,
mulai dari pemasok hingga konsumen paling akhir menggunakan sistem terintegrasi
dengan tujuan yang sama. Adapun prinsip dasar manajemen rantai pasok menurut Said
(2006) adalah sebagai berikut:
6
1. Prinsip integrasi artinya semua elemen yang terlibat dalam rangkaian manajemen
rantai pasokan berada dalam satu kesatuan yang kompak dan menyadari adanya
saling ketergantungan.
2. Prinsip jejaring artinya semua elemen berada dalam hubungan kerja yang selaras.
3. Prinsip ujung ke ujung artinya proses operasinya mencakup elemen pemasok yang
paling hulu sampai ke konsumen yang paling hilir.
4. Prinsip saling tergantung artinya setiap elemen dalam manajemen rantai pasokan
menyadari bahwa untuk mencapai manfaat bersaing diperlukan kerja sama yang
saling menguntungkan.
5. Prinsip komunikasi artinya keakuratan data menjadi darah dalam jaringan untuk
menjadi ketepatan informasi dan material.
2.3.2. Kriteria Pemilihan Pemasok
Dalam manajemen rantai pasok, pemilihan pemasok merupakan salah satu hal
strategis yang harus dilakukan.Penentuan pemasok mempengaruhi keamanan proses
produksi dan manajemen logistik kedepannya. dalam membuat penilaian, kriteria pemasok
merupakan salah satu hal penting dalam proses pemilihan pemasok.
Pujawan (2005) menuturkan, banyak permintaan yang menggunakan kriteria dasar
seperti kualitas barang yang diinginkan, harga, dan ketepatan waktu. Kriteria yang
dibutuhkan sebenarnya lebih banyak lagi. Diantaranya seperti pengiriman, sejarah kinerja,
kemampuan teknis, posisi keuangan, dan sebagainya.Adapun lebih rincinya dapat dilihat