i ANALISIS KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN DI SMA NEGERI 1 BANDONGAN KABUPATEN MAGELANG TES IS Diajukan Oleh : MIS KIYAH RATNA S ARININGS IH NIM : 161203197 PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA 2018 STIE Widya Wiwaha Jangan Plagiat
i
ANALISIS KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN DI SMA NEGERI 1 BANDONGAN
KABUPATEN MAGELANG
TESIS
Diajukan Oleh :
MISKIYAH RATNA SARININGSIH NIM : 161203197
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN STIE WIDYA WIWAHA
YOGYAKARTA 2018
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
ii
ANALISIS KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN DI SMA NEGERI 1 BANDONGAN
KABUPATEN MAGELANG
TESIS
Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat sarjana S2 / gelar Magister
pada Program Magister Manajemen STIE WIDYA WIWAHA
Diajukan Oleh :
MISKIYAH RATNA SARININGSIH NIM : 161203197
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN STIE WIDYA WIWAHA
YOGYAKARTA 2018
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
iii
TESIS
ANALISIS KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN DI SMA NEGERI 1 BANDONGAN
KABUPATEN MAGELANG
Oleh:
MISKIYAH RATNA SARININGSIH NIM : 161203197
Tesis ini telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji
Pada tanggal : 11 April 2018
Dosen Penguji I
Drs. John Suprihanto, MIM, Ph.D
Dosen Pembimbing I Dosen Penguji II/Dosen Pembimbing II
Dr. Dessy Isfianadewi, SE.,MM Drs. Muhammad Subkhan, MM
dan telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister
Yogyakarta, 11 April 2018
Mengetahui,
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN
STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA DIREKTUR
Drs. John Suprihanto, MIM, Ph.D
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis dengan judul:
ANALISIS KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN DI SMA NEGERI 1 BANDONGAN
KABUPATEN MAGELANG
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, April 2018
MISKIYAH RATNA SARININGSIH NIM : 161203197
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
v
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat anugerah dan
karunia-Nya, maka Tesis Program Magister Manajemen STIE Widya Wiwaha
Yogyakarta yang saya susun ini dapat saya selesaikan. Selanjutnya saya
menyampaikan terima kasih kepada para pihak yang telah membantu dalam
penyusunan dan penyelesaian tesis ini, yaitu kepada :
1. Drs. John Suprihanto, MIM, Ph.D selaku Direktur Magister Manajemen STIE
Widya Wiwaha Yogyakarta.
2. Dr. Dessy Isfianadewi, SE., MM selaku pembimbing I yang telah
memberikan arahan, bimbingan dan dorongan yang jelas dalam penyusunan
tesis ini.
3. Drs. Muhammad Subkhan, MM selaku pembimbing II yang telah dengan
sabar dan telaten memberikan bimbingan dan semangat.
4. Dewan penguji yang telah memberikan masukan dalam penyelesaian tesis ini.
5. Segenap Dosen Magister Manajemen STIE Widya Wiwaha Yogyakarta.
6. Kepala Sekolah SMAN 1 Bandongan Magelang.
7. Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMAN 1 Bandongan Magelang
8. Semua pihak yang tidak dapat kami sebut satu persatu.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
vi
Atas segala bantuan dan dukungan semua pihak saya sampaikan terima
kasih, selanjutnya saran serta kritik yang membangun terhadap kesempurnaan
penulisan tesis ini sangat diharapkan.
Yogyakarta, April 2018
MISKIYAH RATNA SARININGSIH NIM : 161203197
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
PERNYATAAN ............................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ...................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix
ABSTRAKSI ................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 6
C. Pertanyaan Penelitian ............................................................... 7
D. Tujuan penelitian ....................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian ..................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka ......................................................................... 9
B. Penelitian Relevan .................................................................... 26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian .............................................................. 29
B. Waktu Penelitian....................................................................... 29
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
viii
C. Tempat Penelitian ................................................................. 30
D. Subyek dan Obyek Penelitian................................................. 30
E. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 31
F. Instrumen Penelitian ................................................................ 33
G. Keabsahan Data ....................................................................... 33
H. Teknik Analisis Data ............................................................... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ........................................................................ 36
B. Pembahasan .............................................................................. 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................. 62
B. Saran ........................................................................................ 63
DAFTAR PUSTAKA
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Data Tenaga Kependidikan SMA Negeri 1 Bandongan................. 3
Tabel 4.1. Kompetensi Tenaga Kependidikan SMAN 1 Bandongan.............. 43
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
x
ABSTRAK
Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari tenaga kependidikan SMAN 1
Bandongan berdasarkan kompetensi yang dimiliki sudah bekerja dengan baik namun masih dihadapkan pada beberapa permasalahan yang menyebabkan tenaga kependidikan kurang optimal dalam bekerja dan dapat menghambat aktivitas penyelenggaraan pendidikan. Penundaan pekerjaan yang awalnya hanya satu pekerjaan maka akan menjadi beberapa pekerjaan. Dengan demikian, penundaan tugas dan pekerjaan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya penumpukan pekerjaan tenaga kependidikan. Seberapa banyak pekerjaan yang tertunda pada akhirnya perkerjaan tersebut tetap harus diselesaikan. Masing-masing pekerjaan memiliki batas waktu penyelesaian namun karena pengerjaan yang tertunda mengakibatkan waktu penyelesaian menjadi semakin sempit. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk meningkatkan kompetensi yang dapat mempengaruhi kinerja tenaga kependidikan. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui kompetensi tenaga kependidikan di SMA Negeri 1 Bandongan Kabupaten Magelang.
Penelitian mengenai analisis kompetensi tenaga kependidikan di SMA Negeri 1 Bandongan Kabupaten Magelang merupakan penelitian deskriptif dengan analisis kualitatif.
Kompetensi Tenaga Kependidikan di SMA 1 Bandongan Magelang pada dasarnya sudah terpenuhi namun masih ada beberapa kendala yang muncul baik intern maupun ekstern. Kendala yang dihadapi tenaga administrasi sekolah di SMA N 1 Bandongan secara intern salah satunya adalah kurangnya kompetensi yang dimiliki tenaga adminsitrasi sekolah, salah satunya adalah kompetensi kepribadian, ada salah satu personil tenaga administrasi sekolah yang belum sepenuhnya memiliki kompetensi tersebut sehingga belum mampu bertanggung jawab sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang diberikan oleh kepala sekolah.Adapaun upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi tenaga kependidikan adalah dengan menggeser atau merotasi jabatan personil yang kurang mampu mengemban tanggung jawab dari sekolah untuk dipindahkan ke tugas yang lain, mendiskusikan masalah antar tenaga kependidikan, bisa juga diskusi dengan Kepala Sekolah, sehingga dalam melaksanakan tugas dan penyelesaian pekerjaan tersebut dapat sesuai dengan yang diharapkan sekolah; meningkatkan diskusi antar tenaga administrasi, meningkatkan kemampuan dalam menyelesaikan pekerjaan sehingga dapat mengurangi penumpukkan pekerjaan; melakukan renovasi pembangunan untuk mengatasi kendala sempitnya ruang kerja tenaga administrasi, serta mengikuti kegiatan pendidikan dan latihan untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikam di SMAN 1 Bandongan.
Kata Kunci : Kompetensi, Tenaga Kependidikan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada penyelenggaraan pendidikan di sekolah menengah atas di samping
kegiatan pembelajaran sebagai aktivitas substantive terdapat pula pekerjaan
kantor atau kegiatan administrasi. Kegiatan administrasi pendidikan merupakan
pengelolaan komponen-komponen yang ada dalam proses penyelenggaraan
pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Kegiatan tersebut diharapkan
dapat memberikan dukungan layanan administrasi bagi stakeholder pendidikan
guna terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Penyelenggaraan kegiatan
administrasi di sekolah bertujuan agar program pendidikan terlaksana secara baik
dan memberikan pelayanan yang memuaskan bagi stakeholder pendidikan.
Pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan pendidikan di sekolah dilakukan oleh
seorang kepala sekolah yang dibantu oleh tenaga kependidikan. (Kuncoro, 2002:
34)
Tenaga kependidikan memiliki peran penting dalam penyelenggaraan
pendidikan untuk menentukan keberhasilan manajemen sekolah. Peran tersebut
dapat terlaksana dengan baik jika terdapat pedoman kerja yang jelas melalui
pembagian tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab yang jelas. Pada
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 menjelaskan
bahwa “semua pemimpin, pendidik, dan tenaga kependidikan mempunyai uraian
tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang jelas tentang keseluruhan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
2
penyelenggaraan dan administrasi pendidikan”. Kemudian upaya administratif
berkaitan dengan sistem dan tata peraturan normatif kepegawaian yang berlaku.
Misalnya seperti, secara konstitusional pasal 41 UU No. 20/2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa tenaga kependidikan dapat bekerja
secara lintas daerah. Pengangkatan, penempatan, dan penyebaran tenaga
kependidikan diatur oleh lembaga yang mengangkat berdasarkan kebutuhan
satuan pendidikan formal. Promosi dan penghargaan bagi tenaga kependidikan
dilakukan berdasarkan: latar belakang pendidikan, pengalaman, kemampuan, dan
prestasi kerja dalam bidang pendidikan. Upaya Struktural dan Kesejawatan
Penyelenggaraan pendidikan yang mengarah pada prinsip efektif, efisien, dan
produktif menuntut pelayanan tenaga kependidikan yang prima dari bagian tenaga
kependidikan sekolah sebagai penunjang pada kegiatan penyelenggaraan
pendidikan. (Suardi, 2009 : 16)
Oleh karena itu diperlukan suatu program kegiatan yang dapat meningkatkan
kinerja pengelolaan dan pelayanan tenaga kependidikan. Pelaksanaan tugas tenaga
kependidikan memerlukan program kerja, pembagian tugas, uraian tugas,
kejelasan tugas dan wewenang, time schedule, agenda kerja, dan standar
operasional prosedur. Pembagain tugas yang jelas dapat menghindari adanya
perebutan kekuasaan atau wewenang; menghindari sikap saling lempar kewajiban
dan tanggung jawab pada pelaksanaan tugas; mencegah terjadinya
kesimpangsiuran dan kesalahpahaman pelaksanaan tugas; serta mengembangkan
daya kreativitas tenaga tenaga kependidikan. Dengan demikian, pelaksanaan
pekerjaan tenaga kependidikan diharapkan mampu memberikan pelayanan yang
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
3
baik guna membantu fungsi dan tugas kepala sekolah, guru, siswa, dan
stakeholder pendidikan. (Mulyasa, 2007 : 135)
Data yang diperoleh dari hasil Studi Pendahuluan di SMA Negeri 1
Bandongan Kabupaten Magelang, tenaga kependidikan di SMAN 1 Bandongan
ada 10 orang, 2 orang merupakan tenaga Aparatur Sipil Negara (ASN) dan 8
orang merupakan tenaga Wiyata Bhakti atau Pegawai Tidak Tetap, dengan rincian
sebagai berikut :
Tabel 1.1
Data Tenaga Kependidikan SMA Negeri 1 Bandongan
No Nama Jabatan Kelas Jabatan ( Hasil
Evajab )
Jumlah Waktu Kerja
Standar Kebutuhan
Pegawai (Hasil ABK)
Jumlah Usulan
Prioritas Formasi
2015
Keterangan
1 Kepala Tata Usaha 8 45.385 1 ASN
2 Pranata Laboratorium Pendidikan/ Laboran
6 74.535 1 1 PTT
3 Pustakawan 6 99.060 1 1 PTT 4 Pengadministrasi
Sarpra/Aset 6 60.110 1 ASN
5 Pengadministrasi Umum Dan Kepegawaian
6 67.965 1 1 PTT
6 Pengolah Data Kurikulum Dan Kesiswaan
6 78.717 1 1 PTT
7 Penjaga Sekolah 2 85.612 2 2 PTT 8 Pramu Kantor 1 156.610 1 1 PTT
9 Pengadministrasi Keuangan 6 70.215 1 1 PTT Sumber : Data SMAN 1 Bandongan Magelang, 2018
Dari data di atas diketahui bahwa tenaga kependidikan didominasi status
kepegawaian PTT atau pegawai tidak tetap, kemudian berdasarkan hasil
wawancara dengan Kepala Sekolah menunjukkan bahwa terdapat permasalahan
mengenai kinerja tenaga kependidikan antara lain :
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
4
1. Masih ada kekurangan dalam penilaian terhadap standar akreditasi pendidik
dan tenaga kependidikan pada penilaian akreditasi tahun 2016 yaitu Tenaga
laboran belum ada, pustakawan masih diampu oleh tenaga pendidik (guru),
dan tenaga kependidikannya masih Wiyata Bhakti atau Pegawai Tidak Tetap,
serta ada 1 orang yang sudah berkedudukan sebagai Aparatur Sipil Negara
tetapi kurang baik kinerjanya.
2. Kompetensi Tenaga Kependidikan masih belum optimal di samping sistem
seleksi yang belum baik dikarenakan secara geografis berada di lingkungan
pedesaaan sehingga para pelamar untuk menjadi tenaga kependidikan, tingkat
pendidikan belum tinggi.
3. Masih ada tenaga kependidikan yang belum menguasai komputer.
4. Pembagian tugas dan tanggung jawab yang kurang jelas pada setiap tenaga
kependidikan.
5. Belum terdapat uraian tugas dan tanggung jawab secara jelas dan rinci yang
dijadikan sebagai pedoman bagi setiap tenaga kependidikan dalam
melaksanakan tugas administrasi. Ketidakjelasan pembagian tugas dan
tanggung jawab tersebut menimbulkan adanya sikap saling tunjuk dan saling
tunggu terhadap suatu tugas ketatausahaan sekolah. Pihak tenaga
kependidikan cenderung menunggu perintah dan belum optimal memiliki
inisiatif untuk melakukan pekerjaan ketatausahaan jika tidak ada perintah
maupun pemberitahuan.
Hal tersebut menunjukkan bentuk layanan tenaga kependidikan yang
kurang optimal dan dapat menghambat aktivitas penyelenggaraan pendidikan.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
5
Penundaan pekerjaan yang awalnya hanya satu pekerjaan maka akan menjadi
beberapa pekerjaan. Dengan demikian, penundaan tugas dan pekerjaan tersebut
dapat mengakibatkan terjadinya penumpukan pekerjaan tenaga kependidikan.
Seberapa banyak pekerjaan yang tertunda dan tertumpuk pada akhirnya
perkerjaan tersebut tetap harus diselesaikan. Masing-masing pekerjaan memiliki
batas waktu penyelesaian namun karena pengerjaan yang tertunda mengakibatkan
waktu penyelesaian menjadi semakin sempit. Batas waktu yang semakin sempit
serta jumlah pekerjaan yang banyak mengakibatkan penyelesaian pekerjaan
menjadi tergesa-gesa. Penyelesaian pekerjaan yang tergesa-gesa mengakibatkan
hasil yang dicapai tidak maksimal, kurang valid, dan kurang memuaskan.
Informasi dan statistik sekolah yang seharusnya disediakan dan diperbarui oleh
tenaga kependidikan sekolah menjadi terhambat. Penyediaan data statistik sekolah
tersebut menjadi tugas pokok seorang petugas tenaga kependidikan sekolah
namun pada kenyataannya data tersebut tidak tersedia di sekolah. Selain dalam
hal penyediaan data terdapat pula permasalahan terkait penyediaan dan
penyebaran informasi. Jika berbagai informasi yang menyangkut penyelenggaraan
pendidikan di sekolah tidak dapat tersedia, terlambat disediakan, dan tidak segera
disosialisasikan dapat menutup peluang para pengguna pendidikan untuk
mendapatkan setiap haknya. Demikian pula jika kebutuhan administrasi lain tidak
dapat terpenuhi, misalnya dalam bentuk persuratan.
Hasil kerja tenaga kependidikan yang tidak maksimal dikarenakan kurangnya
kompetensi yang dimiliki menyebabkan layanan administrasi yang diberikan oleh
petugas tenaga kependidikan sekolah terhadap para pengguna pendidikan menjadi
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
6
kurang maksimal. Pengguna (user) pendidikan yang dimaksud meliputi, kepala
sekolah, guru, peserta didik, dan stakeholder pendidikan, meskipun layanan dan
kinerja tenaga kependidikan ditujukan kepada semua pengguna pendidikan namun
pada penelitian ini hanya menyoroti pada peningkatan kompetensi tenaga
kependidikan agar dapat membantu tercapainya tujuan penyelenggaraan
pendidikan.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka penting untuk dilakukan penelitian
mengenai kompetensi tenaga kependidikan berdasarkan standar akreditasi
sekolah, dan kemudian penelitian ini diberi judul “Analisis Kompetensi Tenaga
Kependidikan di SMA Negeri 1 Bandongan Kabupaten Magelang.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas terdapat beberapa indikasi
permasalahan yaitu masih ada kekurangan dalam penilaian standar akreditasi
sekolah pada standar pendidik dan tenaga kependidikan yang diperoleh pada
penilaian akkreditasi periode tahun 2016 yaitu Tenaga laboran belum ada,
pustakawan masih menggunakan tenaga pendidik (guru) dan tenaga
kependidikannya masih Wiyata Bhakti atau Pegawai Tidak tetap, serta ada satu
orang tenaga kependidikan yang sudah berkedudukan sebagai Aparatur Sipil
Negara tetapi kinerjanya kurang baik, kemudian juga belum terdapat uraian tugas
dan tanggung jawab secara jelas dan rinci yang dijadikan sebagai pedoman bagi
setiap tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugas administrasi, oleh karena
itu dalam penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan bahwa kompetensi tenaga
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
7
kependidikan SMA Negeri 1 Bandongan Kabupaten Magelang masih belum
optimal dan belum terpenuhi, sehingga perlu ada peningkatan.
C. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan dalam penelitian ini adalah bagaimana kompetensi Tenaga
kependidikan di SMA Negeri 1 Bandongan Kabupaten Magelang ?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pertanyaan penelitian yang diuraikan di atas maka tujuan
dari penelitian adalah untuk menganalisa kompetensi Tenaga Kependidikan di
SMA Negeri 1 Bandongan Kabupaten Magelang.
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian maka dapat dijabarkan manfaat penelitian
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Menambah khasanah ilmu pengetahuan mengenai peningkatan
kompetensi tenaga kependidikan.
b. Hasil yang diperoleh dapat menimbulkan permasalahan baru untuk
dilakukan penelitian lebih lanjut sebagai kajian pengembangan ilmu
pengetahuan.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
8
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Kepala Sekolah
Sebagai informasi terkait terlaksananya peningkatan kompetensi tenaga
kependidikan sehingga dapat digunakan sebagai pedoman evaluasi untuk
bahan perbaikan.
b. Bagi Petugas tenaga kependidikan Sekolah
Mengetahui kemampuan individu serta ketercapaian tugas, dan tanggung
jawabnya dalam peningkatan kompetensi tenaga kependidikan.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Kompetensi
Kompetensi merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dapat dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kompetensi menurut Spencer Dan
Spencer dalam Palan (2007) adalah sebagai karakteristik dasar yang dimiliki
oleh seorang individu yang berhubungan secara kausal dalam memenuhi
kriteria yang diperlukan dalam menduduki suatu jabatan. Kompetensi terdiri
dari 5 tipe karakteristik, yaitu motif (kemauan konsisten sekaligus menjadi
sebab dari tindakan), faktor bawaan (karakter dan respon yang konsisten),
konsep diri (gambaran diri), pengetahuan (informasi dalam bidang tertentu)
dan keterampilan (kemampuan untuk melaksanakan tugas).
Secara lebih rinci, Spencer dan Spencer dalam Palan (2007:84)
mengemukakan bahwa kompetensi menunjukkan karakteristik yang
mendasari perilaku yang menggambarkan motif, karakteristik pribadi (ciri
khas), konsep diri, nilai‐nilai, pengetahuan atau keahlian yang dibawa
seseorang yang berkinerja unggul (superior performer) di tempat kerja. Ada
5 (lima) karakteristik yang membentuk kompetensi yakni 1). Faktor
pengetahuan meliputi masalah teknis, administratif, proses kemanusiaan,
dan sistem. 2). Keterampilan; merujuk pada kemampuan seseorang untuk
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
10
melakukan suatu kegiatan. 3). Konsep diri dan nilai‐nilai; merujuk pada
sikap, nilai‐nilai dan citra diri seseorang, seperti kepercayaan seseorang
bahwa dia bisa berhasil dalam suatu situasi. 4). Karakteristik pribadi;
merujuk pada karakteristik fisik dan konsistensi tanggapan terhadap situasi
atau informasi, seperti pengendalian diri dan kemampuan untuk tetap
tenang dibawah tekanan. 5). Motif; merupakan emosi, hasrat, kebutuhan
psikologis atau dorongan‐dorongan lain yang memicu tindakan.
Pernyataan di atas mengandung makna bahwa kompetensi adalah
karakteristik seseorang yang berkaitan dengan kinerja efektif dan atau
unggul dalam situasi pekerjaan tertentu. Kompetensi dikatakan sebagai
karakteristik dasar (underlying characteristic) karena karakteristik individu
merupakan bagian yang mendalam dan melekat pada kepribadian seseorang
yang dapat dipergunakan untuk memprediksi berbagai situasi pekerjaan
tertentu. Kemudian dikatakan berkaitan antara perilaku dan kinerja karena
kompetensi menyebabkan atau dapat memprediksi perilaku dan kinerja.
Menurut Fogg (2004 : 90) yang membagi Kompetensi menjadi 2 (dua)
kategori yaitu kompetensi dasar dan yang membedakan kompetensi dasar
(Threshold) dan kompetensi pembeda (differentiating) menurut kriteria yang
digunakan untuk memprediksi kinerja suatu pekerjaan. Kompetensi dasar
(Threshold competencies) adalah karakteristik utama, yang biasanya berupa
pengetahuan atau keahlian dasar seperti kemampuan untuk membaca, sedangkan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
11
kompetensi differentiating adalah kompetensi yang membuat seseorang berbeda
dari yang lain.
Kompetensi berasal dari kata “competency” merupakan kata benda yang
menurut Powell (1997 : 142) diartikan sebagai 1) kecakapan, kemampuan,
kompetensi 2) wewenang. Kata sifat dari competence adalah competent yang
berarti cakap, mampu, dan tangkas.Pengertian kompetensi ini pada prinsipnya
sama dengan pengertian kompetensi menurut Stephen Robbin (2007 : 38) bahwa
kompetensi adalah “kemampuan (ability) atau kapasitas seseorang untuk
mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan, dimana kemampuan ini
ditentukan oleh 2 (dua) faktor yaitu kemampuan intelektual dan kemampuan fisik.
Pengertian kompetensi sebagai kecakapan atau kemampuan juga
dikemukakan oleh Robert A. Roe (2001 : 73) sebagai berikut;:Competence is
defined as the ability to adequately perform a task, duty or role. Competence
integrates knowledge, skills, personal values and attitudes. Competence builds on
knowledge and skills and is acquired through work experience and learning by
doing“ Kompetensi dapat digambarkan sebagai kemampuan untuk melaksanakan
satu tugas, peran atau tugas, kemampuan mengintegrasikan pengetahuan,
ketrampilan-ketrampilan, sikap-sikap dan nilai-nilai pribadi, dan kemampuan
untuk membangun pengetahuan dan keterampilan yang didasarkan pada
pengalaman dan pembelajaran yang dilakukan
Peraturan Pemerintah (PP) No. 23 Tahun 2004, tentang Badan Nasional
Sertifikasi Profesi (BNSP) menjelaskan tentang sertifikasi kompetensi kerja
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
12
sebagai suatu proses pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan secara
sistimatis dan objektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar
kompetensi kerja nasional Indonesia dan atau Internasional
Menurut Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negeri Nomor: 46A
tahun 2003, tentang pengertian kompetensi adalah :kemampuan dan karakteristik
yang dimiliki oleh seorang Pegawai Negeri Sipil berupa pengetahuan,
keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas
jabatannya, sehingga Pegawai Negeri Sipil tersebut dapat melaksanakan tugasnya
secara profesional, efektif dan efisien.
Dari uraian pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kompetensi
yaitu sifat dasar yang dimiliki atau bagian kepribadian yang mendalam dan
melekat kepada seseorang serta perilaku yang dapat diprediksi pada berbagai
keadaan dan tugas pekerjaan sebagai dorongan untuk mempunyai prestasi dan
keinginan berusaha agar melaksanakan tugas dengan efektif. Ketidaksesuaian
dalam kompetensi-kompetensi inilah yang membedakan seorang pelaku unggul
dari pelaku yang berprestasi terbatas. Kompetensi terbatas dan kompetensi
istimewa untuk suatu pekerjaan tertentu merupakan pola atau pedoman dalam
pemilihan karyawan (personal selection), perencanaan pengalihan tugas
(succession planning), penilaian kerja (performance appraisal) dan pengembangan
(development)
Dengan kata lain, kompetensi adalah penguasaan terhadap seperangkat
pengetahuan, ketrampilan, nilai nilai dan sikap yang mengarah kepada kinerja dan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
13
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai dengan profesinya.
Selanjutnya, Wibowo (2007 : 86), kompetensi diartikan sebagai kemampuan
untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi
oleh keterampilan dan pengetahuan kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut.
Dengan demikian kompetensi menunjukkan keterampilan atau pengetahuan yang
dicirikan oleh profesionalisme dalam suatu bidang tertentu sebagai suatu yang
terpenting. Kompetensi sebagai karakteristik seseorang berhubungan dengan
kinerja yang efektif dalam suatu pekerjaan atau situasi.
Dari pengertian kompetensi tersebut di atas, terlihat bahwa fokus
kompetensi adalah untuk memanfaatkan pengetahuan dan ketrampilan kerja guna
mencapai kinerja optimal. Dengan demikian kompetensi adalah segala sesuatu
yang dimiliki oleh seseorang berupa pengetahuan ketrampilan dan faktor-faktor
internal individu lainnya untuk dapat mengerjakan sesuatu pekerjaan. Dengan
kata lain, kompetensi adalah kemampuan melaksanakan tugas berdasarkan
pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki setiap individu.
2. Kompetensi Tenaga Kependidikan Sekolah
1. Tenaga kependidikan sekolah merupakan non teaching staff yang bertugas di
sekolah dan sering disebut tenaga administrasi sekolah. Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga
Administrasi Sekolah/Madrasah merumuskan bahwa petugas tenaga
kependidikan sekolah atau tenaga administrasi sekolah adalah kepala tenaga
administrasi, pelaksana urusan administrasi, petugas layanan khusus, yang
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
14
meliputi penjaga sekolah/madrasah, tukang kebun, tenaga kebersihan,
pengemudi, dan pesuruh.
2. Kompetensi dianalisis dengan standar kompetensi petugas tenaga
kependidikan sekolah sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2008 yang meliputi standar kualifikasi
dan standar kompetensi. Standar kompetensi tenaga administrasi sekolah
pada Sekolah Menengah Atas meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, dan kompetensi teknis.
Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional tercatum bahwa tenaga kependidikan sekolah atau
tenaga administrasi sekolah merupakan tenaga kependidikan profesional.
Sebagai tenaga kependidikan yang profesional maka tata usaha sekolah
harus memiliki kompetensi yang dipersyaratkan. Adapun yang dimaksud
dengan kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai
yang diwujudkan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak (Depdiknas, 2003:
9). Berdasarkan pengertian tersebut menegaskan bahwa kompetensi petugas
tenaga kependidikan sekolah merupakan kemampuan (pengetahuan,
kecakapan, sikap, nilai) seorang petugas tenaga kependidikan sekolah yang
direfleksikan melalui aktivitas berfikir dan bertindak pada pelaksanaan tugas
ketatausahaan sekolah.
Standar kompetensi petugas tenaga kependidikan sekolah sebagaimana
tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
15
2008 yang meliputi standar kualifikasi dan standar kompetensi. Standar
kompetensi tenaga administrasi sekolah pada Sekolah Menengah Atas
meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi teknis.
Khusus untuk kepala tenaga kependidikan dipersyaratkan memiliki
kompetensi manajerial.
a. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan yang mencerminkan
kepribadian yang memiliki integritas dan berakhlak mulia, memiliki etos
kerja, mampu mengendalikan diri, memiliki kepercayaan diri, memiliki
fleksibilitas, selalu bertindak teliti, memiliki kedisiplinan tinggi, memiliki
kreativitas, mampu membuat inovasi, serta dapat bertanggung jawab.
b. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan tenaga administrasi sekolah untuk
dapat bekerja sama dalam tim, melaksanakan pelayanan prima sesuai
operasi standar prosedur, memiliki kesadaran berorganisasi dengan
bertanggung jawab dalam pencapaian tujuan organisasi, berkomunikasi
secara efektif, dan dapat membangun hubungan kerja yang harmonis serta
memposisikan diri sesuai dengan peran masing-masing.
c. Kompetensi Teknis
Kompetensi teknis meliputi kemampuan untuk melaksanakan administrasi
kepegawaian, melaksanakan administrasi keuangan, melaksanakan
administrasi sarana prasarana, melaksanakan administrasi hubungan sekolah
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
16
dengan masyarakat, melaksanakan administrasi persuratan dan pengarsipan,
melaksanakan administrasi kesiswaaan, melaksanakan administrasi
kurikulum, melaksanakan administrasi layanan khusus, serta penerapan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
d. Kompetensi Manajerial
Kompetensi manajerial khusus untuk seorang kepala tenaga kependidikan
sekolah. Kompetensi manajerial meliputi kompetensi untuk mendukung
pengelolaan standar nasional pendidikan, menyusun program dan laporan
kerja, mengorganisasikan staf, mengembangkan staf, mengambil keputusan,
menciptakan iklim kerja yang kondusif, mengoptimalkan pemanfaatan
sumberdaya, membina staf, mengelola konflik, dan menyusun laporan
pelaksanaan program atau kegiatan.
Dengan demikian, standar kompetensi tenaga administrasi sekolah
merupakan standar kompetensi yang wajib dipenuhi dan dimiliki oleh
seorang petugas tenaga kependidikan sekolah agar dapat memenuhi prinsip
efisiensi, efektivitas, dan kualitas pelayanan dalam penyelengaaraan
pendidikan di sekolah. Terpenuhinya standar kompetensi tenaga administrasi
sekolah dapat mendukung profesionalitas seorang petugas tata usaha
sekolah dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai petugas tenaga
kependidikan di suatu sekolah.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
17
3. Tenaga Kependidikan
a. Pengertian Tenaga kependidikan Sekolah
Setiap organisasi dari berbagai bentuk, jenis, dan tujuan terdiri atas
dua pekerjaan yaitu aktivitas substantif dan pekerjaan kantor. Organisasi
sekolah mempunyai aktivitas substantif berupa kegiatan pembelajaran
yang dilaksanakan oleh tenaga pendidik (guru), sedangkan pekerjaan
kantor pada suatu sekolah berupa layanan administrasi sekolah yang
dilaksanakan oleh petugas Tenaga Administrasi Sekolah atau tenaga
kependidikan. Kuncoro (2002) berpendapat bahwa tata usaha sekolah
merupakan pelayanan yang berfungsi meringankan (facilitating function)
terhadap pencapaian tujuan aktivitas substantif pada lembaga sekolah.
Pendapat mengenai tenaga kependidikan sekolah juga dikemukakan
Suardi (2009 : 17) bahwa tenaga kependidikan sekolah adalah segala
bentuk usaha untuk mencatat berbagai kegiatan dalam mencapai tujuan
pendidikan di sekolah. Secara spesifik, tenaga kependidikan dapat
dirumuskan sebagai segenap rangkaian kegiatan yang meliputi,
menghimpun data, mencatat data, mengolah data, menggandakan data,
mengirim data, dan menyimpan keterangan-keterangan untuk kepentingan
pembuatan kebijakan (The Liang Gie, 2007 : 16).
Tenaga kependidikan sekolah merupakan non teaching staff yang
bertugas di sekolah dan sering disebut Tenaga Administrasi Sekolah
(TAS). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2008
tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah merumuskan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
18
bahwa petugas tenaga kependidikan sekolah atau tenaga adminintrasi
sekolah adalah :
1) Kepala Tenaga Administrasi
2) Pelaksana Urusan Administrasi, yang meliputi Pelaksana Administrasi
Kepegawaian, Pelaksana Administrasi Keuangan, Pelaksana
Administrasi Sarana Prasarana, Pelaksana Administrasi Hubungan
Sekolah dengan Masyarakat, Pelaksana Administrasi Persuratan dan
Pengarsipan, Pelaksana Administrasi Kesiswaan, pelaksana
Administrasi Kurikulum.
3) Petugas Layanan Khusus, yang meliputi Penjaga Sekolah/Madrasah,
Tukang Kabun, Tenaga Kebersihan, Pengemudi, dan Pesuruh.
Pada dasarnya, tenaga kependidikan sekolah merujuk pada kegiatan
atau usaha untuk membantu, melayani, memudahkan, atau mengatur
semua kegiatan penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Jadi, tata usaha
sekolah merupakan kegiatan personalia sekolah yang memiliki tugas
membantu kepala sekolah dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan
sumber daya pendidikan untuk memberikan dukungan layanan
administrasi guna terselenggaranya proses pendidikan di sekolah yang
efektif dan efisien.
b. Tugas Pokok dan Fungsi Tenaga kependidikan Sekolah
Petugas tenaga kependidikan sekolah membantu tugas kepala sekolah
dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Sebelum melaksanakan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
19
tugas tersebut, setiap petugas tata usaha harus mengetahui tugas pokok
dan fungsi dari jabatannya sebagai panduan melaksanakan pekerjaan. Hal
ini sebagai bentuk efisiensi kerja untuk meningkatkan produktivitas
kerja. Arikunto (1988 : 50) mengemukakan bahwa layanan administrasi
yang dikelola oleh suatu lembaga pendidikan teknologi dan kejuruan,
meliputi aspek administrasi murid, administasi kurikulum, administrasi
personil, administrasi sarana, administrasi keuangan, tatalaksana
pendidikan, organisasi lembaga pendidikan, dan hubungan masyarakat
pendidikan.
Tugas tenaga kependidikan sekolah dalam menjalankan fungsinya
membantu kepala sekolah sebagaimana tercantum dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi
Sekolah/Madrasah adalah terlibat dalam kegiatan administrasi kepegawaian,
administrasi keuangan, administrasi sarana prasarana, administrasi
hubungan sekolah dengan masyarakat, administrasi persuratan dan
pengarsipan, administrasi kesiswaan, administrasi kurikulum. Berikut
perincian setiap tugas tersebut :
1) Persuratan dan Kearsipan, meliputi penerapan peraturan
kesekretariatan, pelaksanaan program kesekretariatan, pengelolaan
surat masuk dan surat keluar, pembuatan konsep surat, pelaksanaan
kearsipan sekolah, dan penyusunan laporan administasi persuratan.
2) Kepegawaian, meliputi pokok-pokok peraturan kepegawaian, prosedur
dan mekanisme kepegawaian, buku induk, DUK, registrasi dan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
20
kearsipan pegawai, format-format kepegawaian, proses pengangkatan,
mutasi dan promosi, dan penyusunan laporan kepegawaian.
3) Keuangan, meliputi pemahaman peraturan keuangan yang berlaku,
penyusunan RKAS, dan penyusunan penatausahaan keuangan.
4) Sarana dan Prasarana, meliputi pemahaman peraturan administrasi
sarana dan prasarana, identifikasi kebutuhan, penyusunan rencana
kebutuhan, inventarisasi, distribusi dan pemeliharaan, penyusunan
laporan administrasi sarana dan prasarana sekolah.
5) Hubungan Masyarakat, meliputi fasilitas kelancaran komite sekolah,
perencanaan program keterlibatan pemangku kepentingan pendidikan,
pembinaan kerjasama dengan pemerintah dan lembaga-lembaga
masyarakat, promosi atau publikasi sekolah, penelusuran tamatan, serta
pelayanan terhadap tamu atau relasi sekolah.
6) Kesiswaan, meliputi penerimaan peserta didik baru, kegiatan masa
orientasi, pengaturan rasio peserta didik perkelas, pendokumentasian
prestasi akademik dan non akademik, pembuatan data statisktik peserta
didik, penginventarisan program kerja pembinaan peserta didik secara
berkala, pendokumentasian program kerja peserta didik, dan
pendokumentasian program pengembangan diri peserta didik.
7) Kurikulum, meliputi pengadministrasian standar kompetensi lulusan,
standar isi, standar proses, dan standar penilaian.
Petugas tenaga kependidikan sekolah harus melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan fungsi, tanggung jawab, dan keahliannya. Pekerjaan tenaga
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
21
kependidikan sekolah tersebut dirumuskan oleh Prihatin (2011 : 10)
menyangkut pengelolaan terhadap hal-hal sebagai berikut:
1) Organisasi dan struktur pegawai tata usaha,
2) Otorisasi dan anggaran belanja keuangan sekolah
3) Keuangan dan pembukuan,
4) Masalah kepegawaian dan kesejahteraan personel sekolah,
5) Masalah mengenai pengangkatan, pemindahan, penempatan, dan
pemberhentian pegawai,
6) Masalah perlengkapan dan perbekalan,
7) Korespondesi (surat menyurat),
8) Laporan-laporan,
9) Pengisian buku pokok, klaper, rapor, dan sebagainya.
Petugas tenaga kependidikan sekolah dituntut mampu menjalankan roda
sekolah dan harus mampu memberikan dukungan secara efektif dan efisien
berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya. Pada pelaksanaan tugasnya
sebagai tenaga kependidikan sekolah akan dinilai, diawasi, dan diarahkan oleh
kepala sekolah sebagai seorang pemimpin di lembaga sekolah.
4. Tenaga Kependidikan Berdasarkan Standar Akreditasi
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Dalam Sistem pendidikan Nasional menyatakan
bahwa perlu dilakukan pengembangan dan sekaligus membangun sistem
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
22
pengendalian mutu pendidikan melalui tiga program yang terintegrasi yaitu :
Standarisasi, Akreditasi dan Sertifikasi.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional BAB XVI Bagian Kedua tentang Akreditasi yang menjelaskan
bahwa akreditasi dilakukan untuk menentukan kelayakan program dan satuan
pendidikan pada jalur pendidikan formal dan nonformal pada setiap jenjang dan
jenis pendidikan; dilakukan oleh Pemerintah dan/atau lembaga mandiri yang
berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik, dengan kriteria yang bersifat
terbuka.
Menurut UU Sisdiknas No. 20/2003, Pasal 5 ayat 1 Setiap warga negara
berhak memperoleh pendidikan yang bermutu . Untuk dapat menyelenggarakan
pendidikan yang bermutu, setiap satuan/program pendidikan harus memenuhi
atau melampui standar (PP 19/2005 pasal 91). Untuk itu perlu dilakukan
AKREDITASI terhadap kelayakan setiap satuan program pendidikan (PP
19/2005 pasal 81)
Akreditasi adalah suatu kegiatan penilaian kelayakan dan kinerja suatu
sekolah berdasarkan kriteria (standar) yang telah ditetapkan dan dilakukan oleh
Badan Akreditasi Nasional Sekolah/ Madrasah (BAN S/M) yang hasilnya
diwujudkan dalam bentuk pengakuan peringkat kelayakan sebagaimana diatur
dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional 087/U/2002.
Ada 8 Komponen Akreditasi SMA/MA , yaitu :
a. Standar Isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang
dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
23
kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus
dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
b. Standar Proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai
standar kompetensi lulusan.
c. Standar Kompetensi Lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
d. Standar Pendidik Dan Tenaga Kependidikan adalah kriteria pendidikan
prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam
jabatan.
e. Standar Sarana Dan Prasarana adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga,
tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain,
tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan
untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi.
f. Standar Pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan
pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar
tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
g. Standar Pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya
biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun; dan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
24
h. Standar Penilaian Pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar
peserta didik.
Tenaga kependidikan meliputi kepala sekolah/madrasah, pengawas satuan
pendidikan, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium,
teknisi, pengelola kelompok belajar, pamong belajar, dan tenaga kebersihan.
Kualifikasi akademik bagi tenaga kependidikan adalah tingkat pendidikan
minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan
ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-
undangan yang berlaku. (http://disdik.kepriprov.go.id)
Tenaga kependidikan adalah tenaga/pegawai yang bekerja pada satuan
pendidikan selain tenaga pendidik. Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan
administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis
untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan, dengan Standar
Kualifikasi Tenaga Kependidikan: (http://disdik.kepriprov.go.id)
a. Kepala Tenaga Administrasi SMA/MA/SMK/MAK/SMALB
2) Berpendidikan S1 program studi yang relevan dengan pengalaman kerja
sebagai tenaga administrasi sekolah/madrasah minimal 4 (empat) tahun,
atau D3 dan yang sederajat, program studi yang relevan, dengan
pengalaman kerja sebagai tenaga administrasi sekolah/madrasah minimal
8 (delapan) tahun.
3) Memiliki sertifikat kepala tenaga administrasi sekolah/madrasah dari
lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
25
b. Pelaksana Urusan Administrasi Kepegawaian
Berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang sederajat,
dan dapat diangkat apabila jumlah pendidik dan tenaga kependidikan minimal
50 orang.
c. Pelaksana Urusan Administrasi Keuangan
Berpendidikan minimal lulusan SMK/MAK, program studi yang relevan, atau
SMA/MA dan memiliki sertfikat yang relevan.
d. Pelaksana Urusan Administrasi Sarana dan Prasarana
Berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang sederajat.
e. Pelaksana Urusan Administrasi Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang sederajat,
dan dapat diangkat apabila sekolah/madrasah memiliki minimal 9 (sembilan)
rombongan belajar.
f. Pelaksana Urusan Administrasi Persuratan dan Pengarsipan
Berpendidikan minimal lulusan SMK/MAK, program studi yang relevan.
g. Pelaksana Urusan Administrasi Kesiswaan
Berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang sederajat
dan dapat diangkat apabila sekolah/madrasah memiliki minimal 9 (sembilan)
rombongan belajar.
h. Pelaksana Urusan Administrasi Kurikulum
Berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang sederajat
dan diangkat apabila sekolah/madrasah memiliki minimal 12 rombongan
belajar.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
26
i. Petugas Layanan Khusus
1) Penjaga Sekolah/Madrasah
Berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang sederajat.
2) Tukang Kebun
Berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang sederajat dan
diangkat apabila luas lahan kebun sekolah/madrasah minimal 500 m2.
3) Tenaga Kebersihan
Berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang sederajat.
4) Pengemudi
Berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang sederajat, memiliki
SIM yang sesuai, dan diangkat apabila sekolah/madrasah memiliki
kendaraan roda empat.
5) Pesuruh
Berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang sederajat.
B. Penelitian Relevan
Penelitian mengenai upaya peningkatan kinerja Tenaga Kependidikan di
SMAN 1 Bandongan Kabupaten Magelang terdapat beberapa penelitian yang
relevan dengan penelitian tersebut. Penelitian yang relevan dengan penelitian
tersebut, meliputi:
1. Penelitian yang dilakuan oleh Siswantari, 2011, Pendidik dan tenaga
kependidikan (PTK) memegang peran yang begitu penting dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan, termasuk pada pendidikan non-formal.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
27
Untuk itu Pemerintah selalu berupaya untuk meningkatkan kompetensi
mereka. Namun demikian, kompetensi mereka belum banyak diketahui.
Dengan mengetahui kompetensi mereka, perancangan pelatihan dapat
dilakukan dengan lebih efisien dan efektif.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Muhyadi, 2013, Keberadaan tenaga
administrasi sekolah pada sekolah-sekolah yang ada di DIY cukup bervariasi.
Pada jenjang SMP maupun SMA/SMK tidak memiliki tenaga administrasi
tertentu sesuai ketentuan Permendiknas Nomor 24 tahun 2008. sehingga
tugas-tugas yang ada dirangkap oleh petugas yang lain. Kualifikasi
pendidikan tenaga administrasi secara keseluruhan sudah mendekati
ketentuan Permendiknas Nomor 24 tahun 2008. Persyaratan yang pada
umumnya belum dapat terpenuhi adalah dimilikinya sertifikat tenaga
adminstrasi sekolah. Seluruh jenjang pendidikan memiliki petugas layanan
khusus tetapi jumlah dan jenis tugas yang dikerjakan sangat bervariasi.
Kompetensi tenaga administrasi sekolah secara keseluruhan sudah memadai
sesuai ketentuan Permendiknas Nomor 24 tahun 2008.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Fatmawada, 2016, Pola pengembangan
kompetensi tenaga kependidikan di Universitas Negeri Makassar seperti
kompetensi umum, kompetensi fungsional, dan kompetensi manajerial, sudah
cukup optimal diberikan kepada tenaga kependidikan seperti: pendidikan dan
pelatihan, workshop, pelatihan fungsional, pelatihan struktural jabatan, dan
pengembangan kompetensi IT. Strategi pengembangan kompetensi tenaga
kependidikan di Universitas Negeri Makassar seperti pelatihan sudah cukup
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
28
optimal diberikan kepada tenaga kependidikan, namun strategi
pengembangan kompetensi seperti pendidikan, mentoring, dan coaching
masih perlu ditingkatkan atau dikembangkan. Faktor yang mempengaruhi
pengembangan kompetensi tenaga kependidikan di Universitas Negeri
Makassar yakni faktor internal seperti: visi, misi, tujuan, strategi pencapaian
tujuan, sifat dan jenis kegiatan, dan jenis teknologi yang digunakan, serta
faktor eksternal seperti: kebijakan pemerintah, sosio-budaya masyarakat, dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Khumaidi, 2013, Dunia pendidikan sebagai
institusi, ibarat kereta kuda dengan variasi komponennya, dan kereta itu akan
berjalan laju menuju tujuan yang diharapkannya. Lalu apa atau siapa
komponen itu? Jawabannya mudah dan sederhana, namun jawaban itu akan
berkembang dan bahkan menjadi rumit bersifat kompleks; maka diperlukan
tindakan khusus berwawasan sumber daya kependidkan. Komponen
dimaksud adalah: pertama, kehadiran kuda ibarat tenaga pendidik, yaitu
tenaga profesional yang besertifikasi pendidik; kedua, sang kusir ibarat
tenaga kependidikan profesional non-pendidik bersertifikasi; ketiga,
pengguna jasa adalah penumpang ibarat para murid sekolah atau mahasiswa;
keempat, tujuan adalah taman-taman wisata dengan spesifikasi hiburannya
ibarat program pendidikan (kurikulum) yang ditawarkan.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian mengenai analisis kompetensi tenaga kependidikan di SMA Negeri
1 Bandongan Kabupaten Magelang merupakan penelitian deskriptif dengan
analisis kualitatif. Penelitian kualitatif menggambarkan dan menganalisis
tindakan sosial, keyakinan, pikiran, dan persepsi orang secara individu maupun
kolektif. Penelitian deskriptif berupa kegiatan ekplorasi dan menggambarkan
objek dengan tujuan dapat menerangkan dan memprediksi terhadap suatu gejala
yang berlaku atas dasar data yang diperoleh di lapangan (Hamid, 2011 : 34).
Penelitian ini mendiskripsikan atau memberikan gambaran terhadap obyek yang
diteliti melalui pengumpulan data di lapangan.
Pada penelitian ini menggali realita secara mendalam tentang bentuk
peningkatan kompetensi tenaga kependidikan dan kendala yang dihadapi serta
solusi terhadap kompetensi tenaga kependidikan di SMA Negeri 1 Bandongan
Kabupaten Magelang.
B. Waktu Penelitian
Penelitian dimulai bulan Januari – Maret 2018. Waktu penelitian tersebut
dimanfaaatkan dan dialokasikan untuk 4 tahap kegiatan. Pertama, persiapan
penelitian meliputi kegiatan pengesahan proposal oleh dosen pembimbing,
mengurus perijinan penelitian, serta persiapan dan pembuatan instrumen. Kedua,
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
30
pelaksanaan penelitian yang dilakukan di lapangan, berupa kegiatan pengumpulan
data sebagaimana apa adanya yang ditemukan di lapangan. Ketiga, analisis data
merupakan proses mengolah dan menganalisis data yang telah didapat dari
lapangan untuk disajikan dalam bentuk informasi. Keempat, penyusunan laporan
ini berupa laporan hasil penelitian. Data hasil penelitian yang sudah dianalisis
disajikan menjadi informasi dan secara sistematis disusun menjadi sebuah
laporan.
C. Tempat Penelitian
Penelitian mengenai peningkatan kompetensi tenaga kependidikan dilakukan
di SMA Negeri 1 Bandongan Kabupaten Magelang.
D. Subyek dan Obyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah 1 orang Kepala Sekolah, 2 orang wakil
Kepala Sekolah (Urusan Kurikulum, Urusan Kesiswaan) dan 2 orang guru di
SMA Negeri 1 Bandongan Kabupaten Magelang. Ketiga pihak tersebut
merupakan pihak yang menangani secara langsung kegiatan peningkatan
kompetensi tenaga kependidikan, sehingga dianggap merupakan pihak yang
diyakini paling tahu dan dapat memberikan informasi yang lengkap mengenai
obyek yang diteliti sehingga dapat memberikan jawaban secara mendalam
terhadap semua pertanyaan penelitian. Dokumen-dokumen yang terkait dalam
peningkatan kompetensi tenaga kependidikan, antara lain berupa struktur
organisasi sekolah, pedoman tugas pokok dan fungsi petugas tenaga kependidikan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
31
sekolah. Obyek dalam penelitian ini yaitu peningkatan kompetensi tenaga
kependidikan di SMA Negeri 1 Bandongan Kabupaten Magelang.
E. Metode Pengumpulan Data
1. Sumber Data
a. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya
tidak melalui perantara. Dalam penelitian ini dipergunakan data primer
yang diperoleh secara langsung dari sumbernya yang kemudian diolah.
Data ini bersumber dari observasi dan wawancara.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari
sumber asli namun melalui media perantara yang kemudian diberikan
kepada peneliti, misalnya penelitian harus melalui orang lain atau mencari
melalui dokumen.
2. Teknik Pengumpulan Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah hasil wawancara dari
narasumber mengenai kompetensi tenaga kependidikan di SMA Negeri 1
Bandongan Kabupaten Magelang yang diperoleh dari hasil wawancara.
Wawancara tersebut untuk mengetahui kompetensi tenaga kependidikan.
Selain teknik wawancara, diperlukan teknik pengumpulan data berupa
observasi dan studi dokumen untuk mendapatkan data tambahan serta
verifikasi data yang diperoleh melalui wawancara.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
32
a. Diskusi Kelompok Terarah atau Focus Group Discussion
Diskusi Kelompok Terarah atau Focus Group Discussion
merupakan suatu proses pengumpulan informasi mengenai suatu masalah
tertentu yang sangat spesifik (Irwanto, 2007). Menurut Prastowo (2008)
Diskusi Kelompok Terarah merupakan suatu bentuk penelitian kualitatif
dimana sekelompok orang dimintai pendapatnya mengenai suatu produk,
konsep, layanan, ide, iklan, kemasan / situasi kondisi tertentu.
Tujuan dari Diskusi Kelompok Terarah itu sendiri adalah untuk
memperoleh masukan atau informasi mengenai permasalahan yang
bersifat lokal dan spesifik. Penyelesaian masalah ini ditentukan oleh pihak
lain setelah informasi berhasil dikumpulkan dan dianalisis. FGD dilakukan
kepada 5 orang narasumber yaitu 1 orang Kepala Sekolah, 4 orang wakil
Kepala Sekolah (Urusan Kurikulum, Urusan Kesiswaan, Urusan Sarana
Prasarana dan Urusan Hubungan Masyarakat).
b. Studi Dokumen (Dokumentary)
Teknik studi dokumen digunakan untuk memperkuat data dan
informasi yang telah diperoleh peneliti agar lebih kredibel (dapat
dipercaya). Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu
yang dapat berbentuk tulisan, gembar, maupun karya monumental
(Sugiyono, 2012 : 329). Dokumen tersebut digunakan untuk melengkapi
informasi dan pengumpulan data yang terkait dengan bentuk peningkatan
kompetensi tenaga kependidikan. Dokumen yang dapat digunakan sebagai
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
33
tambahan informasi tersebut, dokumen yang berhubungan dengan
kompetensi tenaga kependidikan.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif ini adalah pedoman
wawancara dalam bentuk diskusi terarah atau yang sering disebut Focus Group
Discussion yang merupakan proses pengumpulan informasi mengenai suatu
masalah tertentu yang sangat spesifik (Irwanto, 2007).FGD yang peneliti lakukan
diwakilkan kepada 5 orang nara sumber yaitu 1 orang Kepala Sekolah, 2 orang
Wakil Kepala Sekolah ( Urusan Kurikulum dan Kesiswaan) serta 2 orang guru
senior. Instrument kedua peneliti menggunakan cara studi dokumentasi, yaitu
dengan cara mempelajari arsip maupun dokumen-dokumen yang berkaitan
dengan kompetensi tenaga kependidikan di SMA Negeri 1 Bandongan Kabupaten
Magelang.
G. Keabsahan Data
Keabsahan data pada penelitian kualitatif menurut Satori, dkk (2009 : 164)
yaitu data dinyatakan absah apabila memiliki derajat keterpercayaan (credibility),
keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian
(confirmability). Uji keabsahan data yang digunakan pada penelitian ini adalah
derajat kepercayaan (credibility) dengan menggunakan teknik triangulasi.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
34
Penelitian ini menggunakan triangulasi teknik. Teknik triangulasi dilakukan
dengan melakukan kolaborasi pada pengumpulan data melalui wawancara,
observasi, dan studi dokumen melalui sumber-suber yang dapat dipercaya..
H. Teknik Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif
kualitatif. Langkah-langkah teknik analisis data tersebut menurut Miles dan
Hubberman meliputi data reduction, data display, dan conclusion
drawing/verivication (Sugiyono, 2012 : 337).
1) Pengumpulan Data (Data Collection)
Pengumpulan data merupakan kegiatan memperoleh sumber data dari
lapangan. Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan melalui
wawancara, observasi, dan studi dokumen. Data yang diperoleh dari
lapangan, dikumpulkan, dan disajikan dalam bentuk pedoman wawancara
dan deskripsi studi dokumentasi.
2) Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data merupakan proses pemilahan data yang telah dikumpulkan
dari sumber data di lapangan. Reduksi data dimulai dari catatan laporan
semua data yang diperoleh dari lapangan kemudian diklasifikasikan
sesuai pedoman penelitian, dirangkum, dipilah, dan difokuskan pada hal-
hal yang penting.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
35
3) Display Data (Data Display)
Display data merupakan operasional pengkategorian data dengan cara data
yang diperoleh dikategorisasikan menurut pokok permasalahan dan dibuat
dalam bentuk matriks sehingga memudahkan peneliti untuk melihat pola-
pola hubungan antar data. Data tersebut kemudian dipaparkan dalam
bentuk narasi untuk menjawab rumusan masalah penelitian.
4) Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi (Conclusing Drawing/Verification)
Langkah terakhir pada analisis data ini adalah penarikan kesimpulan
dan verifikasi data. Data disajikan dalam hasil penelitian yang disertai
dengan bukti-bukti lapangan. Hasil penelitian tersebut dikaji berdasarkan
teori atau peraturan yang sesuai. Dengan demikian, peneliti dapat menarik
kesimpulan terhadap hasil penelitian serta memberikan saran terkait
kompetensi tenaga kependidikan.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
36
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian
Hasil analisis data yang diperoleh peneliti sesuai dengan 4 tahapan teori
menurut Miles dan Hubberman yang meliputi data collection, data reduction,
data display, dan conclusion drawing/verivication (Sugiyono, 2012 : 337), adalah
sebagai berikut:
Tenaga kependidikan di samping memenuhi standar kualifikasi juga
diperlukan kompetensi untuk meningkatkan kinerjanya. Standar kualifikasi yang
harus dipenuhi meliputi kualifikasi pendidikan dan sertifikat (khusus bagi kepala
administasi tenaga administrasi sekolah/madrasah) yang masing-masing berbeda
untuk setiap jenjang pendidikan di mana telah ditetapkan paling rendah
berpendidikan SMP yaitu bagi tenaga atau petugas layanan khusus seperti tukang
kebun, penjaga sekolah, tenaga kebersihan, pengemudi, dan pesuruh. Sedangkan
standar kompetensi meliputi: kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
kompetensi teknis dan kompetensi manajerial, khusus untuk kepala tenaga
administrasi sekolah/madrasah (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 24 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi
Sekolah/Madrasah).
Hasil penelitian menunjukkan kompetensi tenaga kependidikan sudah baik,
namun pada aspek pengelolaan arsip beberapa tenaga kependidikan cenderung
bekerja tanpa mengikuti pedoman/prosedur kearsipan. Kinerja tenaga
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
37
kependidikan yang perlu ditingkatkan yaitu pada aspek pengelolaan arsip. Hal ini
tampak dari penyimpanan arsip yang belum terorganisir dengan baik, dokumen-
dokumen yang masih berserakan di meja, dokumen-dokumen yang ada di lemari
hanya asal dimasukkan di almari sehingga tumpukkannya tidak teratur. Tata
kelola arsip yang tidak baik ini menyebabkan kesulitan dalam pencarian saat
dibutuhkan. Oleh sebab itu, pengelolaan arsip yang baik sangat penting diterapkan
di setiap sekolah/madrasah karena setiap pekerjaan dan kegiatan sekolah
memerlukan data dan informasi yang dipakai sebagai dasar pengambilan
keputusan.
Kemudian untuk lebih memperjelas mengenai kompetensi tenaga
kependidikan dan upaya peningkatan kompetensi tenaga kependidikan di SMA
Negeri 1 Bandongan, berikut pendapat narasumber yang terdiri dari 1 orang
Kepala Sekolah, 2 orang wakil Kepala Sekolah (Urusan Kurikulum, Urusan
Kesiswaan) serta 2 orang guru senior, adalah sebagai berikut :
1. Kompetensi Tenaga Kependidikan Ditinjau Dari Kompetensi
Kepribadian
Kompetensi tenaga kependidikan di SMAN 1 Bandongan jika ditinjau
dari kompetensi kepribadian yang meliputi; memiliki imtegritas dan akhlak
mulia, etos kerja, pengendalian diri, percaya diri, fleksibilitas, ketelitian,
kedisiplinan, kreatif dan inovasi, tanggung jawab, seperti yang disampaikan
oleh narasumber berikut ini :
Kepala Sekolah:
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
38
“kompetensi tenaga kependidikan disini apabila ditinjau dari kompetensi kepribadian sudah cukup baik, walau masih ada yang kurang disiplin dengan datang terlambat atau pulang cepat namun akhlak mulia, etos kerja, pengendalian diri, percaya diri, fleksibilitas, ketelitian menurut pengamatan kami sudah baik”
Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum: “kompetensi kepribadian tenaga kependidikan sudah baik karena sebagian besar tenaga kependidikan memiliki integritas dan akhlak mulia, etos kerja, pengendalian diri, percaya diri, fleksibilitas, ketelitian, kedisiplinan, kreatif dan inovasi, tanggung jawab”
Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan:
“kepribadian rata-rata tenaga kependidikan baik, hal ini terlihat sikap, perasaan, ekspresi, dan temperamen mereka ketika bergaul dengan rekan sekerja atau dengan siswa rata-rata orangnya entengan”
Guru 1: “sebagian besar sudah baik walaupun masih ada yang kurang cekatan, kurang peka atau lambat memberikan reaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan”
Guru 2: “kompetensi kepribadian tenaga kependidikan baik apabila ditinjau dari segi ibadahnya yang rutin dan tepat waktu, kreatif dan inovasi masih kurang, tanggung jawab cukup baik, namun untuk kedisiplinan dan ketelitian masih perlu ditingkatkan”.
Berdasarkan hasil wawancara di atas dan hasil observasi diketahui
bahwa kompetensi tenaga kependidikan jika dinilai dari dimensi kompetensi
kepribadian adalah sebagai berikut:
a. Integritas dan akhlak mulia ditandai dengan ketekunan beribadah dan
tidak melakukan perbuatan yang melanggar norma agama,
b. Etos kerja tenaga kependidikan juga baik dimana rata-rata tenaga
kependidikan berasal dari daerah sekitar sehingga mereka merasa lebih
tenang dalam bekerja di SMAN 1 Bandongan,
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
39
c. Pengendalian diri tenaga kependidikan baik dalam menjalankan tugas
jarang terjadi konflik antar warga sekolah karena semua permasalah
didiskusikan dengan baik,
d. Percaya diri tenaga kependidikan dalam menjalankan tugas cukup baik,
apabila terlihat ada yang kurang percaya diri disebabkan karena belum
memahami pekerjaan dengan baik atau karena tingkat pendidikan masih
rendah (rata-rata lulusan SMA) dan merasa dari lingkungan pedesaaan,
maka akan segera mendiskusikan dan konsultasi dengan kepala sekolah
atau personil yang dituakan,
e. Ketelitian masih perlu ditambah lagi karena terlihat masih sering terjadi
kesalahan dalam penyelesaian pekerjaan,
f. kedisiplinan masih perlu ditingkatkan karena masih terlihat ada tenaga
kependidikan yang terlambat datang atau keluar sekolah pada saat jam
kerja tanpa ijin hal ini tentunya perlu menjadi perhatian,
g. Kreatif dan inovasi belum sepenuhnya dimiliki oleh tenaga kependidikan
di SMAN 1 Bandongan karena kebanyakan masih perlu dibimbing
sehingga kemandirian dalam bekerja masih perlu dimotivasi.
2. Kompetensi Tenaga Kependidikan Apabila Ditinjau Dari Kompetensi
Sosial
Kompetensi sosial tenaga kependidikan memegang peranan penting
dalam peningkatan Kompetensi lainnya dan kinerja tenaga kependidikan.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
40
Nilai penting dari kompetensi sosial tenaga kependidikan, pada satu sisi,
terletak pada peran pribadi tenaga kependidikan yang setengah waktu
hidupnya berada di lingkungan sekolah, dan setengah lagi di tengah
masyarakat. Untuk itu tenaga kependidikan perlu memiliki kemampuan
berbaur secara santun dan luwes dengan masyarakat, antara lain melalui
kegiatan olahraga, keagamaan, dan kepemudaan. Keluwesan bergaul harus
dimiliki oleh tenaga kependidikan agar ia dapat bergaul secara luas, leluasa,
dan tidak canggung dalam bergaul. Berikut adalah tanggapan narasumber
mengenai kompetensi tenaga kependidikan dari sisi kompetensi sosial :
Kepala Sekolah: “kompetensi tenaga kependidikan dalam hal sosial sangat bagus terlihat dari cara mereka bergaul dengan orang lain dan siswa, cara mereka menerima tamu, bagaimana menghormati orang lain dan bekerja sama orang lain ”
Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum:
“kompetensi sosial bagi tenaga kependidikan sudah baik hal ini terlihat dari keabraban dan komunikasi yang baik satu sama lain”
Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan:
“tenaga kependidikan mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang lainnya”
Guru 1: “kepribadian rata-rata tenaga kependidikan baik, hal ini terlihat sikap, perasaan, ekspresi, dan temperamen mereka ketika bergaul dengan rekan sekerja atau dengan siswa”
Guru 2: “baik karena disini tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik, teman sejawat, orang tua peserta didik dan lingkungan sekolah karena perbedaan agama, suku, jenis kelamin, latar belakang keluarga, dan status sosial-ekonom”.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
41
Menurut beberapa pendapat nara sumber tersebut di atas menyatakan bahwa
kompetensi tenaga kependidikan dari sudut pandang kompetensi sosial
mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan
lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai tenaga
kependidikan, Kompetensi sosial sudah dimiliki seorang tenaga
kependidikan, yang menunjukkan bahwa tenaga kependidikan sudah
memiliki kemampuan dalam berkomunikasi dengan siswa, sesama tenaga
kependidikan, guru, kepala sekolah, dan masyarakat sekitarnya. Kegiatan
yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kompetensi sosial adalah
kegiatan membangun kerjasama Tim,
mengutamakan pelayanan prima, kesadaran
berorganisasi, membangun komunikasi efektif,
dan membangun hubungan kerja antar tenaga kependidikan.
3. Kompetensi Tenaga Kependidikan Apabila Ditinjau Dari Kompetensi
Teknis
Kompetensi teknik tenaga kependidikan merupakan kompetensi untuk
melaksanakan administrasi kepegawaian, administrasi keuangan, administrasi
sarana prasarana, administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat,
administrasi persuratan dan pengarsipan, administrasi kesiswaaan,
administrasi kurikulum, administrasi layanan khusus, dan penerapan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
42
Kompetensi tenaga kependidikan dalam melaksanakan kegiatan
administrasi dibangun melalui penguasaan kompetensi-kompetensi yang
secara nyata diperlukan dalam menyelesaikan pekerjaan. Wujud kompetensi
tenaga kependidikan yang baik adalah memiliki kemampuan untuk
melaksanakan administrasi sekolah seperti yang dinyatakan dalam
Permendiknas No. 24 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi
Sekolah/Madrasah. Pada Permendiknas No. 24 Tahun 2008 dinyatakan
tenaga kependidikan dikatakan profesional jika delapan komponen kegiatan
administrasi sekolah/madrasah telah mampu dilaksanakan oleh tenaga
kependidikan meliputi 1) administrasi kepegawaian, 2) administrasi keuangan
3) administrasi sarana dan prasarana, 4) administrasi hubungan sekolah
dengan masyarakat, 5) administrasi persuratan dan pengarsipan, 6)
administrasi kesiswaan, 7) administrasi kurikulum, 8) menerapkan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada kegiatan administrasi
Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk melaksanakan administrasi sekolah.
Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa kompetensi tenaga
kependidikan SMAN 1 Bandongan Magelang dapat dijelaskan di bawah ini:
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
43
Tabel 4.1.
Kompetensi Tenaga Kependidikan SMAN 1 Bandongan
No. Indikator TK1 TK2 TK3 TK4 TK5 TK6 TK7
1. Paham tugas dan Fungsinya
√
√
√
√
√
√
√
2. Mampu melaksanakan adm. Kesiswaan
√
√
√
√
√
√
√
3. Mampu melaksanakan adm. Kepegawaian
√
√
√
√
√
√
√
4. Mampu melaksanakan adm. Kurikulum
√
√
√
√
√
-
-
5. Mampu melaksanakan adm. sarana prasarana
√
√
√
√
√
√
√
6. Mampu melaksanakan adm. Humas
√
√
√
√
√
√
√
7. Mampu melaksanakan adm. Persuratan
√
√
√
√
√
√
√
8. Mampu melaksanakan adm. Kearsipan
√ √ √
√
√
−
−
9. mengoperasikan alat- alat kantor dan paham internet
√
√
√
√
√
-
-
10. Memanfaatkan TIK pada setiap kegiatan adm sekolah
√
√
√
√
√
-
-
Sumber : Data Primer, 2018
Keterangan :
TK 1 : Pranata Laboratorium Pendidikan/ Laboran
TK 2 : Pustakawan
TK 3 : Pengadministrasi Sarpra/Aset
TK 4 : Pengadministrasi Umum Dan Kepegawaian
TK 4 : Pengolah Data Kurikulum Dan Kesiswaan
TK 5 : Pengadministrasi Keuangan
TK 6 : Pramu Kantor
TK 7 : Penjaga Sekolah
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
44
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa tenaga
kependidikan di SMA negeri 1 Bandongan paham mengenai deskripsi
tugasnya. Pemahaman mengenai deskripsi tugas dan fungsinya
memudahkan tenaga kependidikan memahami apa pekerjaannya dan
mengetahui apa-apa yang harus dilaksanakannya, bagaimana melaksanakan
pekerjaan tersebut yang sesuai pada bagian jabatannya dan bertanggung
jawab atas pekerjaannya tersebut. Oleh sebab itu, penting bagi setiap tenaga
kependidikan memahami tugas dan fungsinya agar memiliki kontribusi yang
mendukung kemajuan sekolah.
Tugas pokok dan fungsi tenaga kependidikan adalah memberikan
pelayanan prima kepada pelanggan internal dan eksternal sekolah/madrasah
dalam hal administrasi. Layanan administrasi yang diberikan tenaga
kependidikan untuk pelanggaran internal sekolah adalah data-data maupun
informasi yang dibutuhkan kepala sekolah, guru, siswa, tenaga perpustakaan,
dan tenaga administrasi seperti (a) data pribadi tentang kepala sekolah, guru,
karyawan, tenaga kependidikan, dan siswa; (b) membuat usulan kenaikan
pangkat setiap ada perubahan kepangkatan bagi guru dan karyawan; (c)
mengusulkan NISN bagi siswa; (d) kalender akademik; (e) membuat dan
mengusulkan gaji guru dan pegawai; (f) pencatatan sarana prasarana; (g)
persuratan dan pengarsipan; (h) dan lain-lain.
Layanan administrasi untuk pelanggan eksternal sekolah yaitu
data/informasi yang dibutuhkan orang tua/wali siswa, pemerintah, tokoh
masyarakat, dan alumni seperti (a) Rapor siswa (Laporan nilai hasil
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
45
belajar siswa); (b) data/informasi tentang alumni; (c) informasi tentang
prestasi yang pernah diraih siswa di sekolah/madrasah tersebut; (d) laporan
tentang kondisi sekolah/madrasah untuk Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten
Bantul maupun instansi pemerintah lainnya; (e) dan lain-lain.
Berikut ini adalah tanggapan narasumber mengenai kompetensi tenaga
kependidikan ditinjau dari kompetensi teknik adalah
Kepala Sekolah: “kompetensi tenaga kependidikan berdasarkan kompetensi teknik adalah kemampuan yang menunjang pekerjaannya seperti yang diuraikan pada Permendiknas No. 24 Tahun 2008, yaitu kemampuan untuk melaksanakan: administrasi kepegawaian, administrasi keuangan, administrasi sarana dan prasarana, administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat, administrasi persuratan dan pengarsipan, administrasi kesiswaan, administrasi kurikulum, menerapkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada kegiatan administrasi. ”
Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum: “kompetensi teknik merupakan kompetensi yang berhubungan dengan pekerjaan teknis tenaga kependidikan, dan sudah baik”
Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan:
“tenaga kependidikan mampu melaksanakan tugas administasi dengan baik yang meliputi administrasi kepegawaian, administrasi keuangan, administrasi sarana dan prasarana, administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat, administrasi persuratan dan pengarsipan, administrasi kesiswaan, administrasi kurikulum, menerapkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)”
Guru 1:
“kemampuan dalam bidang administrasi rata-rata tenaga kependidikan baik,”
Guru 2: “sudah baik karena tenaga kependidikan mempunyai kemampuan,
kecakapan, atau keahlian yang memadai untuk mengerjakan tugas-tugas administrasi sekolah/ madrasah serta memberikan pelayanan dengan performa yang baik dan memuaskan.”.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
46
Paham tentang tugas pokok dan fungsinya saja tidak cukup, tenaga
kependidikan harus memiliki kompetensi-kompetensi yang menunjang
pekerjaannya seperti yang diuraikan pada Permendiknas No. 24 Tahun 2008,
yaitu kemampuan untuk melaksanakan: 1) administrasi kepegawaian, 2)
administrasi keuangan 3) administrasi sarana dan prasarana, 4) administrasi
hubungan sekolah dengan masyarakat, 5) administrasi persuratan dan
pengarsipan, 6) administrasi kesiswaan, 7) administrasi kurikulum, 8)
menerapkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada kegiatan
administrasi. Kedelapan indikator tersebut diharapkan dimiliki tenaga
kependidikan secara maksimal agar tenaga kependidikan mempunyai
kemampuan, kecakapan, atau keahlian yang memadai untuk mengerjakan
tugas-tugas administrasi sekolah/madrasah serta memberikan pelayanan
dengan performa yang baik dan memuaskan.
4. Kompetensi Tenaga Kependidikan Ditinjau Dari Kompetensi Manajerial
Kompetensi tenaga kependididkan apabila ditinjau dari
kompetensi manajerial tenaga administrasi sekolah meliputi
dukungan pada pengelolaan SNP/EDS; menyusun program
dan laporan kerja sekolah, mengorganisir staf,
mengembangkan staf, mengambilan keputusan,
menciptakan iklim kerja yang kondusif, mengoptimalkan pemanfaatan su
mberdaya, mengelola konflik, merencanakan kegiatan administrasi sekolah,
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
47
dan menyusun laporan kinerja sekolah, seperti yang disampaikan narasumber
berikut ini :
Kepala Sekolah: “kompetensi tenaga kependidikan berdasarkan kompetensi manajerialk adalah kemampuan dalam pengelolaan SNP/EDS; menyusun program dan laporan kerja sekolah, mengorganisir staf, mengembangkan staf, mengambil keputusan, menciptakan iklim kerja yang kondusif, mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya, mampu mengelola konflik, informasi dan komunikasi (TIK) pada kegiatan administrasi. ”
Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum:
“kompetensi manajerial merupakan kompetensi yang berhubungan dengan mengkoordinasikan dan mengelola semua aspek yang ada kompetensi manajerial tenaga kependidikan, sudah baik”
Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan:
“kemampuan manajerial tenaga kependidikan mampu melaksanakan tugas administasi dengan baik yang meliputi administrasi kepegawaian, administrasi keuangan, administrasi sarana dan prasarana, administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat, administrasi persuratan dan pengarsipan, administrasi kesiswaan, administrasi kurikulum, menerapkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)”
Guru 1:
“kemampuan dalam bidang administrasi yang mendukung pengelolaan Standar Nasional Pendidikan dan Evaluasi diri sekolah kemudian menyusun laporan kerja”
Guru 2: “sudah baik karena tenaga kependidikan mempunyai kemampuan,
manajeril dalam mendukung mengerjakan tugas-tugas administrasi sekolah.”.
Berdasarkan hasil wawancara diatas diketahui bahwa kompetensi tenaga
kependidikan berdasarkan kompetensi manajerial diharapkan mampu
menunjang pekerjaannya dukungan pada :
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
48
a. Pengelolaan Standar Nasional Pendidikan /Evaluasi Diri Sekolah telah
dilaksanakan denganbaik terbukti dengan perolehan Akreditasi untuk
SMAN 1 Bandongan dengan peringkat A;
b. Menyusun program dan laporan kerja sekolah terlihat dalam setiap
kegiatan didokumentasikan dengan baik dan dilaporkan sehingga dapat
dievaluasi serta ditindaklanjuti untuk penyempurnaan pelaksanaan
program berikutnya,
c. Mengorganisir staf dan mengembangkan staf dilaksanakan oleh kepala
sekolah dengan pertimbangan yang perlu mendapat perhatian
kebanyakan tenaga kependidikan masih berstatus wiyata bhakti sehingga
kesejahteraannya masih terbatas.
d. Mengambilan keputusan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan
dilaksanakan sesuai aturan dan standar sehingga dapat tercipta
kemandirian kerja, namun masih perlu dilakukan pendampingan dan
pengawasan dari Kepala Sekolah SMAN 1 Bandongan,
e. Menciptakan iklim kerja yang kondusif sudah terlaksana baik di SMAN
1 Bandongan dimana antar rekan kerja dan siswa tercipta keakraban dan
suasana sekolah yang kondusif dan nyaman membuat tenaga
kependidikan betah bekerja di SMA 1 Bandongan,
f. Informasi dan komunikasi (TIK) pada kegiatan administrasi masih perlu
ditingkatkan baik skill tenaga kepandidikan maupun sarana prasarana
TIK, karena teknologi informasi terutama komputer sangat menunjang
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
49
kecepatan penyelesaian pekerjaan namun masih ada komputer yang versi
lama dan sering hang sehingga menghambat pekerjaan.
5. Upaya Yang Dilakukan Untuk Meningkatkan Kompetensi Tenaga
Kependidikan Di SMA 1 Bandongan Magelang
Tenaga administrasi sekolah dalam melaksanakan pekerjaanya masih
menemui beberapa kendala yang muncul baik intern maupun ekstern.
Kendala yang dihadapi tenaga administrasi sekolah di SMA N 1
Bandongan secara intern salah satunya adalah kurangnya kompetensi yang
dimiliki tenaga adminsitrasi sekolah salah satunya adalah kompetensi
kepribadian, ada salah satu personil tenaga administrasi sekolah yang
belum mampu menguasai kompetensi tersebut sehingga belum mampu
bertanggung jawab sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dari kepala
sekolah. Berikut ini adalah hasil wawancara mengenai upaya peningkatan
kompetensi tenaga kependidikan:
Kepala Sekolah: “upayanya merotasi jabatan personil yang kurang mampu mengemban tanggungjawab dari sekolah untuk dipindahkan ke tugas yang lain dan mendiskusikan masalah antar tenaga administrasi dan bisa juga diskusi dengan saya. ”
Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum:
“terkadang tenaga kependidikan dihadapkan pada kendala intern yang dihadapi tenaga administrasi sekolah yaitu kemampuan dalam menyelesaikan pekerjaan, solusinya dengan diskusi antar tenaga administrasi, sehingga dalam penyelesaian pekerjaan tersebut dapat sesuai dengan yang diharapkan kepala sekolah.”
Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan:
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
50
“tenaga kependidikan dihadapkan pada masalah sempitnya ruang kerja tenaga administrasi, solusinya dengan renovasi pembangunan yang akan dilaksanakan pada waktu dekat ini”
Guru 1:
“kendala eksternal yang dihadapi hanya ruangan kerja yang sempit sehingga dalam bekerja sering kali kurang nyaman mba, solusinya yaitu dengan renovasi ruangan kerja tenaga administrasi yang sebentar lagi akan dilaksanakan.”
Guru 2: “kemampuan dalam menyelesaikan pekerjaan sehingga pekerjaan yang pertama belum selesai tetapi pekerjaan yang berikutnya harus segera diselesaikan. Solusinya dengan mengkomunikasikan atau diskusi dengan kepala tenaga administrasi sekolah maupun kepala sekolah”
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi tenaga
kependidikan adalah :
a. Merotasi jabatan personil yang kurang mampu mengemban
tanggungjawab dari sekolah untuk dipindahkan ke tugas yang lain dan
mendiskusikan masalah antar tenaga administrasi dan bisa juga diskusi
dengan Kepala Sekolah, sehingga dalam penyelesaian pekerjaan
tersebut dapat sesuai dengan yang diharapkan sekolah.
b. Kendala intern yang dihadapi tenaga administrasi sekolah yaitu
kemampuan dalam menyelesaikan pekerjaan, solusinya dengan diskusi
antar tenaga administrasi, sehingga dalam penyelesaian pekerjaan
tersebut dapat sesuai dengan yang diharapkan kepala sekolah.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
51
c. Kendala lainnya secara internal yaitu kemampuan dalam
menyelesaikan pekerjaan sehingga pekerjaan yang pertama belum
selesai tetapi pekerjaan yang berikutnya harus segera diselesaikan.
Solusinya dengan mengkomunikasikan atau diskusi dengan kepala
tenaga administrasi sekolah maupun kepala sekolah.
d. Kendala eksternal yang dihadapi tenaga administrasi sekolah yaitu
sempitnya ruang kantor tenaga adminsitrasi sekolah dengan jumlah
tenaga administrasi sekolah yang berjumlah 8 orang. Berdasarkan
hasil wawancara menyatakan bahwa kendala eksternal yang
dikeluhkan tenaga administrasi yaitu sempitnya ruang kerja tenaga
administrasi, solusinya dengan renovasi pembangunan yang akan
dilaksanakan pada waktu dekat ini. Hal yang sama disampaikan oleh
bahwa kendala eksternal yang dikeluhkan tenaga administrasi yaitu
sempitnya ruang kerja tenaga administrasi, solusinya dengan renovasi
ruang kerja dan memperluasnya.
B. Pembahasan
Pemenuhan standar kualifikasi dan kompetensi standar yang ditetapkan
dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah, prinsip
yang harus dipenuhi adalah prinsip efisiensi, keefektifan (effectiveness), dan
kualitas pelayanan. Di samping itu, yang tidak kalah pentingnya adalah prinsip
fokus pada penyelarasan kewenangan dan tanggung jawab sebagai kunci
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
52
peningkatan kompetensi dan kinerja. Masing-masing kompetensi ini sesuai
dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah dijabarkan
dalam sub kompetensi yang lebih rinci agar dapat dilaksanakan sesuai dengan
tugas pokok dan fungsi dalam setiap jenis dan jabatan administrasi
sekolah/madrasah dalam menunjang proses pembelajaran di sekolah madrasah,
Untuk dapat memperjelas komponen dimensi kompetensi tersebut
dijabarkan sebagai berikut :
a. Dimensi kompetensi kepribadian meliputi: memiliki integritas dan akhlak
mulia, etos kerja, pengendalian diri, percaya diri, fleksibilitas, ketelitian,
kedisiplinan, kreatif dan inovasi, tanggung jawab. Berdasarkan hasil
wawancara dan observasi diketahui bahwa kompetensi kepribadian tenaga
kependidikan dalam hal integritas dan akhlak mulia sudah baik ditandai
dengan ketekunan beribadah dan tidak melakukan perbuatan yang melanggar
norma agama, etos kerja tenaga kependidikan juga baik karena rata-rata
tenaga kependidikan berasal dari daerah sekitar sehingga mereka merasa
tenang dalam bekerja di SMAN 1 Bandongan, pengendalian diri tenaga
kependidikan baik sehingga dalam menjalankan tugas jarang terjadi konflik,
semua permasalah didiskusikan dengan baik, percaya diri tenaga
kependidikan dalam menjalankan tugas juga cukup baik, apabila terlihat ada
yang kurang percaya diri disebabkan karena belum memahami pekerjaan
dengan baik atau karena tingkat pendidikan masih rendah (rata-rata lulusan
SMA) dan merasa berada di lingkungan pedesaaan maka segera konsultasi
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
53
dengan Kepala Sekolah atau diskusi dengan personil yang dianggap senior,
ketelitian masih perlu ditingkatkan lagi karena terlihat masih sering terjadi
kesalahan dalam penyelesaian pekerjaan, kedisiplinan juga masih perlu dibina
dan ditingkatkan karena masih terlihat ada tenaga kependidikan yang
terlambat datang atau keluar sekolah pada saat jam kerja tanpa ijin hal ini
tentunya perlu menjadi perhatian, kreatif dan inovasi belum sepenuhnya
dimiliki oleh tenaga kependidikan di SMAN 1 Bandongan karena
kebanyakan masih perlu dibimbing sehingga kemandirian dalam bekerja
masih perlu diberi motivasi.
b. Dimensi kompetensi sosial meliputi: kompetensi untuk: bekerja dalam tim,
pelayanan prima, kesadaran berorganisasi, berkomunikasi efektif, dan
membangun hubungan kerja. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa
Kompetensi sosial tenaga kependidikan memegang peranan penting dalam
peningkatan kinerja tenaga kependidikan. nilai penting dari kompetensi sosial
tenaga kependidikan, pada satu sisi, terletak pada peran pribadi tenaga
kependidikan yang hidup ditengah masyarakat untuk berbaur dengan
masyarakatnya. Untuk itu tenaga kependidikan perlu memiliki kemampuan
berbaur secara santun dan luwes dengan masyarakat, antara lain melalui
kegiatan olahraga, keagamaan, dan kepemudaan. Keluwesan bergaul harus
dimiliki oleh tenaga kependidikan agar ia dapat bergaul secara luas, leluasa,
dan tidak canggung dalam bergaul. Kegiatan yang bisa dilakukan untuk
meningkatkan kompetensi sosial adalah kegiatan membangun kerjasama
Tim, mengutamakan pelayanan prima, kesadaran
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
54
berorganisasi, membangun komunikasi efektif,
dan membangun hubungan kerja antar tenaga kependidikan.
a. Dimensi kompetensi teknis meliputi: kompetensi untuk melaksanakan
administrasi kepegawaian, keuangan, sarana prasarana, hubungan sekolah
dengan masyarakat, persuratan dan pengarsipan, administrasi kesiswaaan,
administrasi kurikulum, administrasi layanan khusus, dan penerapan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Berdasarkan hasil wawancara
dinyatakan bahwa kompetensi teknik tenaga kependidikan di SMA 1
Bandongan sudah dilaksanakan dan terlihat tenaga kependidikan memiliki
kompetensi untuk melaksanakan administrasi kepegawaian, keuangan, sarana
prasarana, hubungan sekolah dengan masyarakat, persuratan dan pengarsipan,
administrasi kesiswaaan, administrasi kurikulum, administrasi layanan
khusus, dan penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
b. Dimensi kompetensi manajerial (khusus bagi kepala tenaga administrasi
sekolah/madrasah) meliputi kompetensi untuk: mendukung pengelolaan
standar nasional pendidikan, menyusun program dan laporan kerja,
mengorganisasikan staf, mengembangkan staf, mengambil keputusan,
menciptakan iklim kerja yang kondusif, mengoptimalkan pemanfaatan
sumberdaya, membina staf, mengelola konflik, dan menyusun laporan.
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa kompetensi ini di SMAN 1
Bandongan diwujudkan dengan kinerja tenaga kependidikan dalam kegiatan
sehari-hari yang memberikan dukungan pada Pengelolaan Standar Nasional
Pendidikan /Evaluasi Diri Sekolah telah dilaksanakan denganbaik terbukti
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
55
dengan perolehan Akreditasi untuk SMAN 1 Bandongan dengan peringkat
A; menyusun program dan laporan kerja sekolah terlihat dalam setiap
kegiatan didokumentasikan dengan baik dan dilaporkan sehingga dapat
dievaluasi serta ditindaklanjuti untuk penyempurnaan pelaksanaan program
berikutnya; mengorganisir staf dan mengembangkan staf dilaksanakan oleh
kepala sekolah dengan pertimbangan dari UPT Disdikbud Kecamatan
Bandongan, yang perlu mendapat perhatian kebanyakan tenaga kependidikan
masih berstatus wiyata bhakti sehingga kesejahteraannya masih terbatas,
mengambilan keputusan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan
dilaksanakan sesuai aturan dan standar sehingga dapat tercipta kemandirian
kerja, namun masih perlu dilakukan pendampingan dan pengawasan dari
Kepala Sekolah SMAN 1 Bandongan; menciptakan iklim kerja
yang kondusif sudah terlaksana baik baik SMAN 1 Bandongan dimana antar
rekan kerja dan siswa tercipta keakraban dan suasana sekolah yang asri dan
nyaman membuat tenaga kependidikan betah bekerja di SMA 1 Bandongan;
pemanfaatan informasi dan komunikasi (TIK) pada kegiatan administrasi
masih perlu ditambah baik skill tenaga kepandidikan dan juga sarana
prasarana TIK, karena teknologi informasi terutama komputer sangat
menunjang kecepatan penyelesaian pekerjaan namun masih ada komputer
yang versi lama dan sering hang sehingga menghambat pekerjaan.
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi Tenaga
Kependidikan Di SMA 1 Bandongan Magelang dan mengatasi beberapa kendala
yang muncul dari intern maupun ekstern. Kendala yang dihadapi tenaga
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
56
administrasi sekolah di SMA N 1 Bandongan secara intern salah satunya adalah
kurangnya kompetensi yang dimiliki tenaga adminsitrasi sekolah salah satunya
kompetensi kepribadian, ada salah satu personil tenaga administrasi sekolah yang
belum mampu menguasai kompetensi tersebut dan tidak mampu bertanggung
jawab dengan tugas dari kepala sekolah. merotasi jabatan personil yang kurang
mampu mengemban tanggungjawab dari sekolah untuk dipindahkan ke tugas
yang lain dan mendiskusikan masalah antar tenaga administrasi dan bisa juga
diskusi dengan Kepala Sekolah, sehingga dalam penyelesaian pekerjaan tersebut
dapat sesuai dengan yang diharapkan sekolah.
1. Merotasi jabatan personil yang kurang mampu mengemban tanggungjawab
dari sekolah untuk dipindahkan ke tugas yang lain dan mendiskusikan
masalah antar tenaga administrasi dan bisa juga diskusi dengan Kepala
Sekolah, sehingga dalam penyelesaian pekerjaan tersebut dapat sesuai
dengan yang diharapkan sekolah.
2. Meningkatkan diskusi antar tenaga administrasi, sehingga dalam
penyelesaian pekerjaan tersebut dapat sesuai dengan yang diharapkan kepala
sekolah. Hal ini dilakukan dengan cara diadakan apel pagi dan rapat rutin
mingguan sebagai sarana pembimbingan berkelanjutan dari Kepala Sekolah
dan sarana berkoordinasi untuk memecahkan setiap permasalahan yang
dihadapi oleh tenaga kependidikan dalam kegiatan sehari-hari.
3. Meningkatkan kemampuan dalam menyelesaikan pekerjaan sehingga dapat
mengurangi penumpukkan pekerjaan, hal ini untuk mengatasi kebiasaan
menunda pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan sehingga
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
57
akhirnya pekerjaan tidak selesai karena pekerjaan yang ditunda menjadi
bertumpuk, sehingga perlu dilakukan perencanaan dan pencacatan yang
atang dari setiap kegiatan.
4. Melakukan renovasi pembangunan untuk mengatasi kendala sempitnya
ruang kerja tenaga administrasi, solusinya dengan renovasi ruang kerja dan
memperluasnya, dengan dana bantuan dari pemerintah dan sumbangan
alumni dan masyarakat diharapkan mampu melakukan renovasi ruang kerja
tenaga kependidikan sehingga menjadi semakin nyaman ketika bekerja dan
akhirnya semangat kerja menjadi semakin bertambah.
5. Mengikuti kegiatan pendidikan dan latihan untuk meningkatkan kinerja
tenaga kependidikam di SMAN 1 Bandongan, misalnya dengan mengikuti
kegiatan pelatihan pelayanan prima, pelatihan keadministrasian sekolah dan
lainnya baik yang diselenggarakan di tingkat sekolah, UPT Disdikbud
Kecamatan Bandongan maupun Oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Magelang.
Hal diatas menunjukkan bahwa tenaga kependidikan sebagai suatu profesi
dalam Permendiknas No 24 Tahun 2008, untuk menjalankan profesinya maka
seorang tenaga kependidikan harus memiliki keahlian, pengetahuan dan
keterampilan agar dapat mengerjakan tugasnya. Dengan keahlian, pengetahuan
dan keterampilan tersebut, maka tenaga kependidikan bisa dikatakan profesional.
Kompetensi tenaga kependidikan yang profesional merupakan tuntutan
setiap pekerjaan. Wujud profesional tenaga kependidikan adalah memiliki
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
58
kompetensi dalam hal administrasi sekolah seperti yang diuraikan dalam
deskripsi tugasnya. Deskripsi tugas dari tenaga kependidikan adalah
melaksanakan administrasi kepegawaian, administrasi keuangan, administrasi
sarana dan prasarana, administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat,
administrasi persuratan dan pengarsipan, administrasi kesiswaan, dan
administrasi kurikulum, serta melakukan kegiatan penyusunan laporan hasil
kerja.
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang
semakin pesat serta tuntutan publik dan pekerjaan yang semakin kompleks maka
tenaga kependidikan harus dapat menyesuaikan perubahan tersebut. Salah satu
penentu keberhasilan organisasi adalah sumber daya manusia. Sumber daya
manusia memiliki sifat dinamis dan berkemampuan berkembang. Hal ini
menjadikan manusia menjadi sumber daya yang terpenting dalam organisasi yang
apabila ditangani secara tepat akan menjadi modal yang tidak terhingga nilainya
dalam upaya mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk dapat meningkatkan profesional
sumber daya manusia adalah pembinaan sebagai upaya yang dilakukan oleh
lembaga di dalam mempertahankan para personel untuk tetap berada
di lingkungan organisasi dan mengupayakan pula kedinamisan keterampilan,
pengetahuan, serta sikapnya agar mutu kerjanya bisa tetap dipertahankan.
Pembinaan merupakan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah, agar dapat
memberikan pembinaan yang tepat sesuai kebutuhan dan tuntutan pekerjaan
tenaga kependidikan maka kepala sekolah/madrasah dituntut untuk memiliki
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
59
kemampuan dalam hal manajemen sekolah. Dengan memiliki kemampuan dalam
hal manajemen sekolah maka kepala sekolah dapat memberikan pengarahan dan
bimbingan yang menunjang pekerjaan tenaga kependidikan yaitu melaksanakan
administrasi sekolah meliputi administrasi kesiswaan, administrasi kepegawaian,
administrasi keuangan, administrasi hubungan sekolah dan masyarakat,
administrasi sarana prasarana, dan administrasi kurikulum. Selain itu kepala
sekolah juga dituntut agar dapat beradaptasi terhadap perkembangan Teknologi,
Informasi, dan Komunikasi (TIK). Kemampuan dibidang TIK penting
dimiliki Kepala Sekolah SMAN 1 Bandongan karena adanya perubahan pada
sistem administrasi sekolah yang serba komputerisasi dan sistem online
sehingga dengan kemampuan yang dimiliki kepala sekolah/madrasah dapat
memberikan pembinaan dibidang TIK kepada tenaga kependidikan.
Kemudian lebih diperjelas lagi oleh Purwanto (2004 : 4) bahwa ada lima
hal upaya peningkatan kompetensi tenaga kependidikan yaitu:
1. Memahami tuntutan standar profesi yang ada dalam rangka
menghadapi persaingan global, mengikuti tuntutan perkembangan profesi
dan tuntutan masyarakat akan pelayanan yang lebih baik.
2. Mencapai kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan dengan jalan
inservice training dan berbagai upaya lain untuk memperoleh
sertifikasi.
3. Membangun hubungan kerja yang baik dan luas, sehingga dapat
mengambil pelajaran untuk mencapai sukses serta mengikuti apa yang
dilakukan oleh teman kerja.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
60
4. Memiliki etos kerja yang mengutamakan pelayanan yang bermutu tinggi
atau pelayanan prima
5. Mengadopsi inovasi atau mengembangkan kreativitas dalam
memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi agar senantiasa tidak
ketinggalan dalam kemampuan melaksanakan tugas pokok dan fungsi
(tupoksi).
Menurut Wahjosumidjo (2011 : 244), ada dua faktor yang menentukan
keberhasilan pembinaan. Pertama, wahana untuk melaksanakan pembinaan, dan
kedua adalah materi yang dijadikan bahan pembinaan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan.
Wahana yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan
profesional, khususnya profesi tenaga kependidikan, yaitu dengan melakukan
penataran, lokakarya, pendidikan lanjutan, pendidikan dalam jabatan, studi
perbandingan, dan berbagai kegiatan akademiknya. Jadi, kegiatan pembinaan
profesi tidak hanya terbatas pada pendidikan prajabatan atau pendidikan lanjutan
di perguruan tinggi saja, melainkan dapat juga dilakukan setelah yang
bersangkutan lulus dari pendidikan jabatan ataupun sedang dalam melaksanakan
jabatan, sehingga cara yang dapat ditempuh membentuk keterampilan
profesional tenaga kependidikan guna perbaikan layanan sekolah yaitu
mengikutsertakan tenaga kependidikan pada kegiatan-kegiatan, seperti pelatihan,
penataran, seminar, workshop, pemagangan, dan pendampingan yang
diselenggarakan oleh lembaga pemerintah, perguruan tinggi, atau lembaga non
pemerintah.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
61
Berdasarkan penjelasan di atas maka, pembinaan tenaga kependidikan perlu
dilakukan pada setiap sekolah untuk memastikan bahwa tenaga kependidikan
tetap dapat mempertahankan kualitas profesionalitasnya sesuai dengan kebutuhan
sekolah. Program pembinaan profesional tenaga kependidikan memberi
penekanan pada pembentukan pengetahuan dan keterampilan profesional kinerja
tenaga kependidikan guna perbaikan layanan sekolah. Cara yang ditempuh adalah
mengikutsertakan tenaga kependidikan pada kegiatan- kegiatan, seperti pelatihan,
penataran, seminar, workshop, pemagangan dan pendampingan yang dapat
diselenggarakan baik ditingkat kecamatan, kabupaten maupun provinsi serta
pembinaan dari kepala sekolah.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
62
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kompetensi Tenaga Kependidikan Di SMA 1 Bandongan Magelang sudah
baik namun dihadapkan beberapa kendala yang muncul dari intern maupun
ekstern. Kendala yang dihadapi tenaga administrasi sekolah di SMA N 1
Bandongan secara intern salah satunya adalah kurangnya kompetensi yang
dimiliki tenaga adminsitrasi sekolah salah satunya kompetensi kepribadian, ada
salah satu personil tenaga administrasi sekolah yang belum sepenuhnya
menguasai kompetensi tersebut sehingga belum mampu bertanggung jawab sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi yang diberikan oleh kepala sekolah. Adapun
upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi tenaga kependidikan
adalah dengan menggeser atau merotasi jabatan personil yang kurang mampu
mengemban tanggungjawab dari sekolah untuk dipindahkan ke tugas yang lain,
mendiskusikan masalah antar tenaga kependidikan, bisa juga diskusi dengan
Kepala Sekolah, sehingga dalam melaksanakan tugas dan menyelesaian pekerjaan
tersebut dapat sesuai dengan yang diharapkan sekolah; meningkatkan diskusi
antar tenaga kependidikan; meningkatkan kemampuan dalam menyelesaikan
pekerjaan sehingga dapat mengurangi penumpukkan pekerjaan; melakukan
renovasi pembangunan untuk mengatasi kendala sempitnya ruang kerja tenaga
administrasi, serta mengikuti kegiatan pendidikan dan latihan untuk meningkatkan
kinerja tenaga kependidikam di SMAN 1 Bandongan.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
63
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian saran yang dapat diambil adalah :
1. Sebaiknya ditingkatkan diskusi antar tenaga administrasi dan rapat
koordinasi, sehingga dalam penyelesaian pekerjaan tersebut dapat sesuai
dengan yang diharapkan kepala sekolah.
2. Sebaiknya tenaga kependidikan meningkatkan kemampuan dalam
menyelesaikan pekerjaan sehingga dapat mengurangi penumpukkan
pekerjaan.
3. Sebaiknya SMAN 1 Bandongan Magelang renovasi pembangunan untuk
mengatasi kendala sempitnya ruang kerja tenaga administrasi, solusinya
dengan renovasi ruang kerja dan memperluasnya.
4. Sebaiknya tenaga kependidikan mengikuti kegiatan workshop, pendidikan
dan latihan untuk meningkatkan kompetensi tenaga kependidikam di SMAN
1 Bandongan.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara. A. Roe, Robert. 2001. Kompetensi sebagai Kecakapan atau Kemampuan. Darmadi, Hamid. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Fatmawada, 2016. Pengembangan Kompetensi Tenaga Kependidikan Di
Universitas Negeri Makassar Fogg. 2004. Kompetensi terdiri atas 2 kategori yaitu Kompetensi Dasar dan
Kompetensi Pembeda. Irwanto. 2006. Focused Group Discussion (FGD): Sebuah Pengantar Praktis.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Khumaidi, 2013. Tenaga Kependidikan Dalam Sistem Pendidikan Nasional Muhyadi, 2013. Kualifikasi Dan Kompetensi Tenaga Administrasi Sekolah Di
Daerah Istimewa Yogykarta Mulyasa. 2007. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 19 Tahun 2007 Tentang
Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan No. 004/H/AK/2017 tentang Kriteria dan
Perangkat Akreditasi SMA/MA Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 24 Tahun 2008 Tentang
Standar Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah. Powell, 1997. Kompetensi berasal dari kata “Competency” merupakan kata
benda. Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Yogyakarta: Diva Press Purwanto. Ngalim 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Satori. Djam’an dan Aan Komariah. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Siswantari, 2011. Kompetensi Pendidik Dan Tenaga Kependidikan pada Pendidikan Nonformal
Spancer dalam Palan. 2007. Kompetensi sebagai karakter dasar yang dimiliki oleh seorang individu yang berhubungan secara kausal dalam mememnuhi criteria yang diperlukan dalam menduduki seuatu jabatan.
Suardi, Edi. 2009. Pedagogik 2 Sistem Dan Tujuan Pendidikan. Bandung: Angkasa
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
The Liang Gie. 2007. Administrasi Perkantoran Modern. Yogyakarta: Liberty.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Wahjosumidjo. 2011. Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teoritik dan. Permasalahannya, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at