ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS, RASIO LIKUIDITAS, RASIO LEVERAGE, SECURE DAN MATURITY TERHADAP RATING SUKUK KORPORASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2016-2019 SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasakti Tegal Oleh: Yudha Wira Pamungkas NPM : 4116500329 Diajukan Kepada: i
205
Embed
repository.upstegal.ac.idrepository.upstegal.ac.id/1706/1/Skripsi_Yudha Wira... · Web viewFungsi bursa efek ini antara lain adalah menjaga kontinuitas pasar dan menciptakan harga
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS, RASIO LIKUIDITAS,
RASIO LEVERAGE, SECURE DAN MATURITY TERHADAP RATING
SUKUK KORPORASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2016-2019
SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Manajemen
pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasakti Tegal
Oleh:
Yudha Wira Pamungkas
NPM : 4116500329
Diajukan Kepada:
Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Pancasakti Tegal
2020
i
ii
iii
MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah
selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan yang
lain).”
QS. Al-Insyirah :6-7
“Tuhan tidak menuntut kita untuk sukses.
Tuhan hanya menyuruh kita berjuangan tanpa henti.”
(Emha Ainun Nadjib)
“Kesuksesan itu tidak bisa dinikmati secara instan layaknya indomie, karena
kesuksesan adalah buah dari ketekunan dan kesabaran”
(Alit Susanto)
“Hidup ini seperti sepeda . Agar tetap seimbang, kau harus terus bergerak”
(Albert Einstein)
“Mereka yang pernah kalah, belum tentu menyerah”
(Iwan fals)
iv
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT, serta shalawat serta salam selalu terucapkan
kepada Nabi Muhammad SAW. Saya persembahkan dengan segenap cinta dan
doa Karya yang sederhana ini untuk :
1. Ibu Tin Aryani dan Bapak Sugiarto tercinta, yang tiada henti memberikan
do’a, dukungan, nasehat, motivasi dan kasih sayang.
2. Kakak dan adikku yang saya cintai, Mas Prima, Mas Sandi yang telah
memberikan semangatnya kepada saya, memberikan dorongan motivasi
yang tak pernah henti, adikku yang saya cintai Chintya Putri Aryani yang
setiap selalu ada untuk membantu.
3. Terimakasih untuk Mbah Kamulah, Tante Ana, dan Om joko yang telah
memberi dukungan dan semangat.
4. Seseorang yang istimewa dalam hidup saya Mba Siti Solikhatun Umroh
terimakasih atas do’a, canda tawa, semangat yang tiada henti, dan selalu
menemaniku saat dalam keadaan susah maupun senang.
5. Terimakasih teman-teman gameku DOTA2,ML,PUBG, yang telah
menemaniku disaat jenuh dan penat.
6. Terimakasih kepada sahabat-kerabat-teman yang pernah memberiku
semangat, dan do’a
Semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian di kemudian hari dan di
ampuni segala dosanya Aamiin Yarabaalallamin
v
ABSTRAK
vi
Yudha Wira Pamungkas (4116500329) . Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, Secure dan Maturity terhadap Rating Sukuk Korporasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2019.
Penelitian ini bertujuan untuk 1) Untuk menganalisis pengaruh rasio profitabilitas terhadap rating sukuk korporasi. 2) Untuk Untuk menganalisis pengaruh rasio likuiditas terhadap rating sukuk korporasi. 3) Untuk menganalisis pengaruh rasio leverage terhadap rating sukuk korporasi. 4) Untuk menganalisis pengaruh secure terhadap rating sukuk korporasi. 5) Untuk menganalisis pengaruh Maturity terhadap rating sukuk korporasi.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, jenis data yang di gunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia dan website masing-masing perusahaan. Objek penelitian yang digunakan adalah perusahaan korporasi yang mengeluarkan sukuk dan tercatat di PT.PEFINDO periode 2016-2019. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Penelitian ini menggunakan Regresi Ordinal Logistik, uji model fitting information, uji goodness of fit, uji pseudo r-square, uji parallel lines, uji koefisien determinasi, dan uji hipotesis menggunakan uji parameter estimates.
Hasil penelitian menunjukan 1) Rasio profitabilitas berpengaruh terhadap rating sukuk korporasi periode 2016-2019. 2) Rasio Likuiditas berpengaruh terhadap rating sukuk korporasi periode 2016-2019. 3) Rasio Leverage tidak berpengaruh terhadap rating sukuk korporasi periode 2016-2019. 4) Secure berpengaruh terhadap rating sukuk korporasi periode 2016-2019. 5) Maturity tidak berpengaruh terhadap rating sukuk korporasi periode 2016-2019.
Yudha Wira Pamungkas (4116500329). Analysis of the Effect of Profitability Ratios, Liquidity Ratios, Leverage Ratios, Secure and Maturity to Corporate Sukuk Ratings listed on the Indonesian Stock Exchange for Period of 2016-2019.
This study aims to 1) To analyze the effect of profitability ratios on corporate sukuk ratings. 2) To analyze the effect of liquidity ratios on corporate sukuk ratings. 3) To analyze the effect of leverage ratio on corporate sukuk rating. 4) To analyze the effect of secure on corporate sukuk ratings. 5) To analyze the effect of Maturity on corporate sukuk ratings.
This research is a quantitative study, the type of data used is secondary data in the form of financial reports obtained from the Indonesia Stock Exchange and the website of each company. The object of research used was a corporation that issued sukuk and was registered at PT.PEFINDO for the period of 2016-2019. The sampling technique uses purposive sampling method. This research uses Ordinal Logistic Regression, fitting information model test, goodness of fit test, pseudo r-square test, parallel lines test, coefficient of determination test, and hypothesis testing using estimates parameter test.
The results showed 1) Profitability ratios influenced the rating of corporate sukuk for the period of 2016-2019. 2) Liquidity Ratio affects the rating of corporate sukuk for the period of 2016-2019. 3) Leverage Ratio has no effect on corporate sukuk rating for the 2016-2019 period. 4) Secure influenced the corporate sukuk rating for the 2016-2019 period. 5) Maturity does not affect the corporate sukuk rating for the 2016-2019 period.
Sifat instrumenSertifikat kepemilikan/penyertaan atas suatu asset
Instrumen pengakuan hutang
Penghasilan Imbalan, bagi hasil, margin Bunga/kupon, capital gain
Jangka waktu Pendek-menengah Menengah-panjang
Underlying asset Diperlukan Tidak perlu
Pihak yang terkait Obligor, SPV,investor, Trustee Obligor/issuer, investor
Harga Market price Market price
33
Investor Islami, konvensional KonvensionalPembayaran pokok
Bullet atau amortisasi Bullet atau amortisasi
Penggunaan hasil penerbitan Harus sesuai syariah Bebas
Sumber: Melis (2014)
4. Rating Sukuk
Menurut (Jogiyanto, 2017:230) Rating obligasi adalah simbol karakter
yang di berikan oleh agen pemeringkat untuk menunjukan risiko dari
obligasi.
Obligasi yang di jual ke publik dalam perspektif pembeli, melihatnya
berdasarkan peringkat (rating) (Situmorang, 2017:45). Peringkat tersebut
menggambarkan pada credible dan prospek layaknya obligasi tersebut
dibeli untuk dijadikan sebagai salah satu current asset perusahaan. Oleh
karena itu tidak sembarangan obligasi yang akan dibeli, tetapi obligasi
yang dibeli terutama didasarkan pada rekomendasi dari lembaga
pemeringkat yang selama ini telah di percaya dan teruji penilainya di
tingkat internasional.
Peringkat dalam sukuk diberikan oleh perusahaan pemeringkat
obligasi dan sukuk. Tujuan dari peringkat sukuk adalah untuk memberikan
informasi mengenai kinerja keuangan dari entitas yang menerbitkan
sukuk dalam bentuk peringkat kepada para investor. Sebelum
seorang investor menginvestasikan modal dalam bentuk surat utang baik
34
itu obligasi maupun sukuk, pasti investor tersebut akan melihat
laporan keuangan dan peringkat dari surat utang tersebut. Adapun surat
utang mempunyai risiko tersendiri yang perlu diperhatikan bagi para
investor yaitu adanya risiko gagal bayar yang bisa merugikan investor
dimana investor akan menerima jumlah lebih kecil daripada jumlah
pengembalian surat utang yang telah dijanjikan oleh pihak perusahaan
(Sudaryanti, Mahfudz, dan Wulandari, 2011).
Maka dari itu, lembaga pemeringkat ini bertugas melakukan analisis
dan evaluasi terhadap kemungkinan macetnya pembayaran surat utang.
Di Indonesia, lembaga yang memberikan peringkat terhadap surat utang
adalah PT Pefindo. Banyak perusahaan yang menerbitkan surat utang
yang listing di BEI menggunakan jasa Pefindo. Pefindo didirikan pada
tanggal 21 Desember 1993 atas inisiatif dari Otoritas Jasa Keuangan dan
Bank Indonesia. Pefindo telah melakukan pemeringkatan terhadap lebih
dari 700 perusahaan dan pemerintah daerah.
Dalam website resmi PT PEFINDO (pefindo.com) untuk jasa
pemeringkatan PT PEFINDO melakukan dua jenis pemeringkatan yaitu
pemeringkatan perusahaan dan pemeringkatan utang. Untuk peringkat
perusahaan yang biasa disebut General Obligation (GO) Rating atau
Issuer Rating adalah sebuah kajian kredit sebuah perusahaan atau
kemampuannya untuk memenuhi seluruh kewajiban keuangannya.
Proses untuk pemberian peringkat diawali dengan pihak perusahaan
melengkapi semua persyaratan administrasi. Kemudian pihak pemeringkat
35
melakukan proses analisis dengan review informasi yang telah disediakan
oleh perusahaan baik itu melalui dokumen maupun kunjungan lapangan.
Lalu mengidentifikasi informasi tambahan yang harus disajikan oleh
pihak manajemen perusahaan, apabila semua informasi yang dibutuhkan
telah terpenuhi maka komite peringkat akan memberikan rekomendasi
akhir peringkat kredit. Selanjutnya pihak perusahaan berhak untuk
melakukan pembelaan atas hasil pemeringkatan sementara dengan cara
menyajikan informasi tambahan serta alasan yang mendukung dalam
jangka waktu yang telah disepakati. Apabila pihak perusahaan tidak
menyetujui hasil akhir dari proses pemeringkatan tersebut, maka pihak
pemeringkat tidak akan mempublikasikan nya. Berikut ini standar
peringkat sukuk menurut PEFINDO (pefindo.com).
Tabel 2.2 Standar Peringkat Sukuk Menurut PEFINDO
Peringkat Keterangan
idAAA(sy) Instumen pendanaan syariah dengan peringkat idAAA(sy) adalah instrument dengan peringkat paling tinggi. Kemampuan emiten untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang atas kontrak pendanaan syariah relative dibanding emiten Indonesia lainnya adalah superior.
idAA(sy) Instrumen pendanaan syariah dengan peringkatidAA(sy) hanya berbeda sedikit dengan peringkat tertinggi. Kemampuan emiten untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang atas kontrak pendanaan syariah relative dibanding emiten Indonesia lainnya adalah sangat kuat
idA(sy) Instrumen pendanaan syariah dengan peringkat idA(sy) mengindikasikan bahwa kemampuan emiten untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang dalam kontrak pendanaan syariah relatif dibanding emiten Indonesia lainnya adalah kuat.
36
idBBB(sy) Instrumen pendanaan syariah dengan peringkatidBBB(sy) mengindikasikan parameter proteksi yang memadai, namun kondisi ekonomi yang memburuk atau perubahan keadaan akan lebih mungkin melemahkan kemampuan emiten untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang kontrak pendanaan syariah relatif terhadap emiten Indonesia lainnya
idBB(sy) Instrumen pendanaan syariah dengan peringkat idBB(sy) mengindikasikan parameter proteksi yang sedikit lemah. Kemampuan untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya berdasarkan kontrak pendanaan syariah relatif dibandingkan emiten Indonesia lainnya, akan sangat mempengaruhi oleh keadaan yang merugikan karena ketidakpastian bisnis,keuangan atau perekonomian.
idB(sy) Instrumen pendanaan syariah dengan peringkat idB(sy) mengindikasikan parameter proteksi yang lemah. Kemampuan untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang berdasarkan kontrak pendanaan syariah, relative dibanding emiten Indonesia lainnya, akan sangat mungkin diperlemah oleh adanya kondisi buruk bisnis, keuangan atau perekonomian.
idCCC(sy) Instrumen syariah berperingkat idCCC(sy) adalah rentan untuk gagal bayar, dan tergantung terhadap perbaikan kondisi bisnis dan keuangan emiten untuk dapat memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya dalam kontrak pendanaan syariah.
idD(sy) Instrumen pendanaan syariah mendapat peringkat idD(sy) manakala mengalami gagal bayar pada saat pertama kali atas komitmen keuangan jangka panjangnya dalam kontrak pendanaan. Pengecualian diberikan manakala penundaan pembayaran terjadi dalam masa tenggang, atau penundaan pembayaran tersebut dilakukan dalam rangka penyelesaian atas persengketaan komersial yang dianggap layak.
Sumber: Definisi Rating Pefindo tahun 2020
5. Rasio Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan, total maupun modal sendiri.
Sedangkan menurut (Pebruary 2016) profitabilitas adalah rasio yang
mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profit) pada
tingkat penjualan, asset, dan modal saham tertentu. Semakin tinggi
37
tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin rendah risiko
ketidakmampuan membayar (default) semakin baik peringkat yang
diberikan terhadap perusahaan tersebut.
Menurut Tandelilin (2010 : 374) Return On Assets adalah
menggambarkan sejauh mana kemampuan aset-aset yang dimiliki
perusahaan bisa menghasilkan laba.
Menurut Brigham dan Houston (2010 : 146) Rasio profitabilitas
adalah sekolompok rasio yang menunjukan kombinasi dari pengaruh
likuiditas, manajemen aset, dan utang pada hasil operasi.
Rasio profitabilitas adalah mengukur efektivitas manajemen secara
keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang
diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Rasio
profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus
dari Sudana (2015 : 25) yaitu Return on Assets dengan rumus:
Keterangan : Total net income = Laba bersih , Total assets = Total aktiva
6. Rasio Likuiditas
Menurut (Brigham dan Houston,2010 : 134) Rasio likuiditas adalah
rasio yang menunjukan hubungan antara kas dan aset lancar perusahaan
lainya dengan kewajiban lancarnya.
Return On Assets (ROA) : Total Net Income Total Assets x
100%
38
Mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar utang lancar
dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki. Semakin besar rasio ini
berarti semakin likuid perusahaan. Sudana(2015 : 24)
Menurut Kasmir (2009:134) rasio likuiditas adalah untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek
atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan.
Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia
untuk memenuhi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh
tempo.
Rasio likuiditas menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada
saat ditagih. Jadi, perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban
keuangannya tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalam
keadaan likuid dan perusahaan dikatakan mampu memenuhi kewajiban
keuangan tepat pada waktunya apabila perusahaan tersebut
mempunyai alat pembayaran ataupun aktiva lancar yang lebih besar
dari pada hutang lancarnya atau hutang pendeknya. Rasio likuiditas yang
akan di gunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus dari Sudana
(2015 : 24) yaitu Current ratio dengan rumus:
Keterangan : Current asset = Aset Lancar
Current Ratio : Current Asset Current liabilities x 100 %
39
Current liabilities = Hutang Lancar
7. Rasio Leverage
Menurut (Kasmir,2009:150) rasio leverage adalah rasio yang
digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai
dengan utang dan mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar
seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panajang
apabila perusahaan dilikuidasi (dibubarkan).
Menurut (Sudana,2015:23) Rasio ini mengukur berapa besar
penggunaan utang dalam pembelanjaan perusahaan. Semakin besar rasio
ini menunjukkan prosi penggunaan utang dalam membiayai investasi pada
aktiva semakin besar, yang berarti pula risiko keungan perusahaan
meningkat dan sebaliknya.
Rasio leverage mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai
dengan utang. Penggunaan utang yang terlalu tinggi akan membahayakan
perusahaan karena perusahaan akan masuk dalam kategori extreme
leverage (utang ekstrem) yaitu perusahaan yang terjebak dalam tingkat
utang yang tinggi dan sulit untuk melepaskan beban utang tersebut.
Karena itu sebaiknya perusahaan harus menyeimbangkan berapa utang
yang layak diambil dan dari mana sumber-sumber yang dapat dipakai
untuk membayar utang. Rasio likuiditas yang akan di gunakan dalam
40
penelitian ini menggunakan rumus dari Sudana (2015 : 23) yaitu Debt
Equity Ratio dengan rumus:
Keterangan :
Total liabilities = Total hutang
Total equity = Total Ekuitas
8. Secure
Dalam menerbitkan sukuk, perusahaan ada yang memberikan
jaminan (secure) dan juga ada yang tidak memberikan jaminan. Jaminan
ini dimaksudkan agar para investor mendapatkan pengganti ketika
perusahaan mengalami kegagalan pada masa yang akan datang (Al Haraqi
dan Ningsih, 2017). Menurut Werastuti (2015) biasanya para investor
lebih menyukai sukuk yang diberikan jaminan dibandingkan yang tidak
diberikan jaminan, karena investor akan merasa aman dalam berinvestasi
apabila sukuk tersebut telah diberikan jaminan. Tingkat risiko yang
terkandung dalam sebuah obligasi salah satunya dipengaruhi oleh jaminan.
Dengan adanya jaminan, risiko gagal bayar yang akan diterima para
investor akan berkurang. Jaminan ini dapat berupa aset yang dimiliki
perusahaan ataupun jaminan alternatif lain ialah tagihan piutang
perusahaan. Pemberian jaminan pada sukuk dapat menjadi daya tarik para
Debt To Equity (DER) : Total Liabilites Total Equity x
100%
41
investor, sehingga semakin banyak investor yang berinvestasi pada
perusahaan tersebut. Semakin banyak investor yang berinvestasi sukuk
dalam perusahaan, maka akan semakin tinggi pula peringkat sukuk yang
akan didapatkan oleh perusahaan.
9. Maturity
Obligasi mempunyai jangka waktu jatuh tempo atau maturity yang
terbatas, yaitu tanggal saat nilai nominal obligasi harus di lunasi oleh
perushaan yang menerbitkan obligasi. Jangka waktu obligasi sangat
bervariasi tergantung kebutuhan dana perusahaan, biasanya 5 tahun
(Sudana ,2015:89).
Maturity atau umur dari sukuk adalah jangka waktu sejak
diterbitkannya obligasi sampai dengan tanggal jatuh tempo obligasi.
Obligasi dengan jatuh tempo yang lebih pendek akan dianggap kurang
berisiko daripada obligasi jangka panjang, dan hal ini direfleksikan dalam
peringkat. Maturity merupakan waktu yang diberikan oleh pihak
perusahaan kepada para investor untuk mendapatkan kembali pembayaran
dari nilai pokok sukuk yang dimilikinya. Pada umumnya, sukuk
mempunyai periode jatuh tempo yang bervariasi 1 sampai 5 tahun.
Umur sukuk yang pendek akan menunjukkan tingkat risiko gagal bayar
yang kecil apabila dibandingkan dengan sukuk yang memiliki waktu jatuh
tempo lebih dari 5 tahun, biasanya investor cenderung lebih menyukai
sukuk dengan waktu jatuh tempo yang singkat atau pendek karena risiko
yang akan diterima para investor akan kecil.
42
B. Penelitian Terdahulu
(Sudaryanti 2011), melakukan penelitan yang berjudul “Analisis
Determinan Peringkat sukuk dan peringkat obligasi di indonesia”.
Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang
mempengaruhi peringkat sukuk dan obligasi di indonesia.
Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa hanya variabel ukuran
perusahaan yang berpengaruh terhadap rating sukuk sedangkan yang lainya
tidak ( pertumbuhan profitabilitas, likuiditas, rasio leverage dan maturity).
Ukuran perusahaan, profitabilitas, dan maturity mempengaruhi peringkat
obligasi diatas 5 tahun sementara pertumbuhan likuiditas, dan rasio
leverage tidak mempengaruhi peringkat obligasi secara signifikan.
Persamaan penelitian ini dengan (Sudaryanti 2011) terletak pada
variabel indepen yaitu peringkat sukuk. Sedangkat perbedaannya adalah
terletak pada variabel independen yaitu peringkat obligasi.
(Afiani 2013) melakukan penelitian dengan judul “ pengaruh
likuiditas, produktivitas, profitabilitas, dan leverage terhadap peringkat
sukuk ( studi empiris pada bank umum syariah dan unit usaha syariah
periode 2008-2010). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh
likuiditas, produktivitas, profitabilitas, dan leverage terhadap peringkat
43
sukuk. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengujian secara simultan
ke empat variabel tidak mempengaruhi peringkat sukuk. Pengujian
secara parsial, variabel likuiditas dan profitabilitas mempengaruhi peringkat
sukuk, sedangkan produktivitas dan leverage tidak mempengaruhi peringkat
sukuk.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian (Afiani 2013) terletak
pada variabel independen yaitu profitabilitas, leverage dan variabel
dependen adalah peringkat sukuk. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian (Afiani 2013) terletak pada variabel pengaruh likuditas ,
produktitas dan perbedaan tahun periode penelitian yang diambil.
(Chandra LD, dkk 2015) melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Rasio Keuangan
terhadap Peringkat Obligasi”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh Corporate Governance dan Rasio keuangan yang diantara lain
menggunakan ROA, DER dan CR terhadap peringkat obligasi. Hasil
Penelitian ini menunjukan bahwa kepemilikan institusi, kepemilikan
manajerial, komisaris independen, komite audit, CGPI, DER, ROA, dan CR
berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat obligasi.
Penelitian yang di lakukan (Erny dan Eny 2015) dengan judul
“Pengaruh Ukuran Perusahaan (Firm Size), Profitabilitas, Likuiditas,
Produktivitas, dan Leverage Terhadap Peringkat Obligasi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,
Likuiditas, Produktivitas, dan Leverage terhadap peringkat obligasi. Dengan
44
variabel independen yang sama yaitu Profitabilitas, Likuiditas, Leverage
dalam penelitian kali ini. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ukuran
perusahaan, produktivitas, dan leverage berpengaruh terhadap peringkat
obligasi, sedangkan profitabilitas dan likuiditas merupakan variabel yang
tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi.
Dwi Rahayuningsih dan Agung Budi Sulistiyo (2016) melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Secure, Maturity, Kualitas Auditor,
Komite Audit, dan Sinking Fund terhadap Rating Sukuk”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa variabel secure berpengaruh tidak signifikan terhadap
rating sukuk. Sedangkan variabel maturity, kualitas auditor, komite audit,
dan sinking fund berpengaruh signifikan terhadap rating sukuk.
Silviana Pebruary (2016) dengan judul “Pengaruh Rasio
Profitabilitas,Likuiditas, Leverage, Pendapatan bunga terhadap rating
sukuk korporasi”. Melakukan penelitian dengan hasil menunjukan rasio
leverage 5% signifikan dan rasio liqudity berpengaruh signifikan terhadap
Peringkat sukuk. Dan signifikan 10%, rasio profitabilitas dan pendapatan
bunga berpengaruh signifikan terhadap Peringkat sukuk. Secara serempak
variabel berpengaruh signifikan terhadap prediksi Peringkat sukuk.
M. Siddiq Al Haraqi dan Endang Surasetyo Ningsih (2017) dengan
judul “Pengaruh Return On Asset, Secure, dan Maturity Terhadap Rating
Sukuk. Persamaan variabel independen Secure dan Maturity , variabel
dependen Rating sukuk. Menunujukan hasil penelitian ini menunjukkan
45
bahwa ROA, Secure, dan maturity secara simultan berpengaruh terhadap
rating sukuk. ROA dan maturity secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap rating sukuk, sedangkan secure berpengaruh tidak
signifikan terhadap rating sukuk.
Tabel 2.3Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Peneliti Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
1. Neneng
Sudaryanti
(2011)
Analisis Determinan Peringkat sukuk dan peringkat obligasi di indonesia
Variabel dependen Peringkat Sukuk
Variabel dependen Peringkat obligasi dan Tahun periode Penelitian
Variabel firm size dan maturity mempengaruhi peringkat obligasivariabel yang tidak mempengaruhi peringkat sukuk pertumbuhan, profitabilitas, likuiditas, leverage dan maturity.
2. Afiani, D. (2013)
Pengaruh likuiditas,produktivitas,profitabilitas, dan leverage terhadap peringkat sukuk (Studi empiris pada bank umum syariah dan unit usaha syariah
Variabel independen Profitabilitas leverage, Variabel dependen Peringkat sukuk
Variabel independen pengaruh likuiditas, produktivitas, tahun periode penelitian
Secara parisal variabel variabel likuiditas dan profitabilitas mempengaruhi peringkat sukuk, sedangkan produktivitas dan leverage tidak mempengaruhi peringkat sukuk jika secara simultan keempat variabel tidak mempengaruhi
3. Kalia Melis (2014)
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rating Sukuk.
Variabel independen Rasio Profitabilitas, leverage, likuditas Variabel dependen peringkat sukuk.
Tahun periode penelitian dan objek yang berbeda
Variabel likuiditas profitabilitas, leverage, dan reputasi auditor secara simultan berpengaruh terhadap peringkat sukuk. Likuiditas sebagian berpengaruh terhadap peringkat sukuk. Sementara itu,
46
profitabilitas, leverage dan reputasi auditor tidak mempengaruhi peringkat sukuk.
4.
.
Chandra LyDali, Sautma Ronni, dan Mariana Ing Malelak (2015)
Pengaruh MekanismeCorporate Governance dan Rasio Keuangan terhadap Peringkat Obligasi
Variabel independen Rasio keunagan. Periode penelitian yang berbeda
Variable independen CGPI Tahun periode yang berbeda.
Variabel kepemilikan institusi, kepemilikan manajerial, komisaris independen, komite audit, CGPI, DER, ROA, dan CR berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat obligasi.
5. Erny Indah Surya dan Eni Wuryani (2015)
Pengaruh UkuranPerusahaan (Firm Size), Profitabilitas, Likuiditas, Produktivitas, dan Leverage Terhadap PeringkatObligasi
Variabel independenProfitabilitas, Likuiditas Pengambilan sampel yang terdaftar di PT Pefindo
Variabel independen Firm size, Produktivitas
Variabel ukuran perusahaan, produktivitas, dan leverage berpengaruh terhadap peringkat obligasi, sedangkan profitabilitas dan likuiditas merupakan variabel yang tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi.
6. Dwi Rahayuningsih dan Agung Budi Sulistiyo (2016)
Pengaruh Secure, Maturity, Kualitas Auditor, Komite Audit, danSinking Fund terhadap Rating Sukuk
Variabel independen secure, maturity, Variabel dependen peringkat sukuk.
Variabel indenpenden Kualitas Auditor, Komite Audit dan Sinking Fund
variabel secure berpengaruh tidak signifikan terhadap rating sukuk. Sedangkan variabel maturity, kualitas auditor, komite audit, dan sinking fund berpengaruh signifikan terhadap rating sukuk.
7. Silviana Pebruary (2016)
Pengaruh Rasio Profitabilitas,Likuiditas, Leverage, Pendapatan bunga terhadap rating sukuk korporasi
Variabel independen Rasio Profitabilitas Likuiditas, Leverage, Variabel dependen Peringkat sukuk
Variabel independen Pendapatan Bunga, Tahun periode penelitian
Variabel leverage 5% signifikan dan rasio liqudity berpengaruh signifikan terhadap Peringkat sukuk. Dan signifikan 10%, rasio profitabilitas dan pendapatan bunga berpengaruh signifikan terhadap Peringkat
47
korporasi. sukuk. Secara serempak variabel berpengaruh signifikan terhadap prediksi Peringkat sukuk.
8. M. Siddiq Al Haraqi dan Endang Surasetyo Ningsih (2017)
Pengaruh Return On Asset,Secure, dan MaturityTerhadap Rating Sukuk
Variabel independen Secure dan Maturity Variabel dependen Rating Sukuk
Variabel ROA, Secure, dan maturity secara simultan berpengaruh terhadap rating sukuk. ROA dan maturity secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap ratingsukuk, sedangkan secure berpengaruh tidak signifikan terhadap rating sukuk
Sumber: Data yang diolah, 2020
C. Kerangka Pemikiran Konseptual
Kerangka befikir merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel
yang disusun dari berbagai teori yang telah di jadikan konsep deskripsi.
Berdasarkan teori-teori yang telah di deskripsikan tersebut, selanjutnya di
analisis secara kritis dan sistematis sehingga menghasilkan sintesa tentang
hubugan antar variabel yang di teliti. Sintesa tentang hubungan variabel
tersebut, selanjutnya di gunakan untuk merumuskan hipotesis (Sugiyono,
2017: 90).
Peringkat sukuk adalah informasi investasi berbasis syariah yang
memberikan informasi mengenai kinerja keuangan dari entitas yang
menerbitkan sukuk dalam bentuk peringkat kepada para investor.
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap rating sukuk
48
Rasio profitabilitas yaitu mengukur seberapa besar kemampuan
perusahaan memperoleh laba baik dalam hubunganya dengan penjualan,
asset maupun laba rugi bagi modal sendiri. Rasio profitabilitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Assets dengan rumus
Total Net Income dibagi dengan Total Assets. Rasio return on assets ini
untuk melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu
memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan.
Semakin tinggi rasio maka semakin tinggi keuntungan bersih yang di
peroleh, sehingga akan meningkatkan rating sukuk (Pebruary 2017:232) ,
semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin rendah
risiko ketidakmampuan membayar (default) dan semakin baik peringkat
yang diberikan terhadap perusahaan tersebut (Henny 2016:152).
2. Pengaruh Rasio Likuiditas terhadap Rating sukuk
Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Menurut
(Sudana, 2011 : 24) Semakin besar rasio ini berati semakin likuid
perusahaan. Tingkat likuiditas dapat dijadikan faktor untuk mengukur
peringkat sukuk. Penelitian Purwaningsih (2013), Afiani (2010),
Margareta & Poppy (2009), Melis (2014), menemukan hubungan
antara likuiditas dengan rating sukuk. Sehingga semakin tinggi tingkat
likuiditas suatu perusahaan maka semakin baik kemungkinan peringkat
sukuk perusahaan tersebut. Sehingga dapat disimpulkan apabila
perusahaan memiliki rasio likuiditas yang tinggi, maka kemungkinan
49
peringkat sukuk akan tinggi. Rasio likuiditas dalam penelitian ini adalah
Current ratio.
3. Pengaruh Rasio Leverage terhadap Rating sukuk
Rasio leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang dan mengukur
kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik
jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dilikuidasi. .
Karena itu sebaiknya perusahaan harus mampu menyeimbangkan utang
yang layak diambil dan dari mana sumber-sumber yang dapat dipakai
untuk membayar utang. (Sudana, 2011 : 23 ) Semakin besar rasio ini
menunjukan porsi penggunaan utang dalam membiayai investasi pada
aktiva semakin besar. Penelitian Purwaningsih (2013), Sari (2007),
menemukan hubungan secara parsial dari leverage dengan rating sukuk,
sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat leverage perusahaan dapat
memprediksi peringkat sukuk perusahaan. Rasio leverage yang
digunakan adalah Debt to asset ratio.
Rumus debt to equity ratio ini adalah Total Liabilities dibagi total
Equity. Hasil dari debt to equity ratio ialah dengan semakin rendahnya
rasio leverage perusahaan, semakin baik peringkat yang diberikan
terhadap perusahaan.
4. Pengaruh Secure terhadap Rating sukuk
Secure adalah jaminan kepada investor jika perusahaan mengalami
gagal bayar di masa akan datang (Al Haraqi dan Ningsih, 2017). Menurut
50
Werastuti (2015) biasanya para investor lebih menyukai sukuk yang
diberikan jaminan dibandingkan yang tidak diberikan jacminan, karena
investor akan merasa aman dalam berinvestasi apabila sukuk tersebut
telah diberikan jaminan. Tingkat risiko yang terkandung dalam sebuah
obligasi salah satunya dipengaruhi oleh jaminan.
Dalam penelitiannya, Purwaningsih (2013) menyatakan bahwa secure
atau jaminan secara parsial berpengaruh positif terhadap rating sukuk.
Hal ini mengindikasikan bahwa investor akan lebih tertarik terhadap
sukuk yang dijamin dengan aktiva tertentu daripada sukuk yang tidak
dijamin dengan aktiva tertentu.
Pemberian jaminan pada sukuk dapat menjadi daya tarik para
investor, sehingga semakin banyak investor yang berinvestasi pada
perusahaan tersebut.
5. Pengaruh Maturity terhadap Rating sukuk
Maturity adalah umur obligasi/sukuk yang memiliki jangka waktu
sejak di terbitkannya investasi tersebut sampai jatuh temponya. Menurut
(Al Haraqi dan Ningsih (2017) menyatakan bahwa suatu sukuk yang
jatuh temponya lama akan meningkatkan risiko investasi karena dalam
periode yang cukup lama, bisa saja ada risiko peristiwa yang dapat
menyebabkan kinerja perusahaan akan menurun.
Kerangka penelitian ini menggambarkan mengenai pengaruh Rasio
Rasio yang digunakan dalam Penelitian ini adalah rasio profitabilitas,
rasio likuiditas, rasio leverage, secure, dan maturity terhadap variabel
dependen yaitu rating sukuk. Sampel sukuknya ada sebanyak 10 sampel
dengan periode penelitian yaitu selama 4 tahun mulai dari tahun 2016
hingga 2019.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono,
2017:61). Populasi yang di teliti dalam penelitian ini adalah seluruh
53
54
perusahaan sukuknya tercatat dan dinilai oleh PT. Pefindo pada periode
2016-2019. Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa
sepanjang awal 2019 ini perusahaan di Indonesia telah menerbitkan
sebanyak 22 sukuk korporasi yang merupakan instrumen keuangan
syariah.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang di miliki
populasi (Sugiyono, 2017:62). Pemilihan sampel pada penelitian ini
menggunakan metode purposive sampling. Menurut (Sugiyono, 2017:67)
Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Dari beberapa perusahaan yang sukuknya tercatat
dan dinilai oleh PT.Pefindo periode 2016-2019 hanya akan di gunakan
beberapa perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan yang menerbitkan sukuk korporasi dan terdaftar di BEI
dan PT. Pefindo tahun 2016-2019
2. Perusahaan yang sukuknya dinilai dan diberi peringkat oleh PT.
Pefindo tahun 2016-2019
3. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan tahunan secara lengkap
selama periode pengamat
Setelah di lakukan teknik penentuan sampel dengan cara purposive
sampling maka dari total pengeluaran sukuk di indonesia yaitu 22 sukuk,
peneliti mendapatkan 10 perusahaan yang mengeluarkan sukuk pada
tahun 2016-2019 yang sesuai dengan kriteria penelitian.
55
Tabel 3.1Sampel Penelitian
No Nama Perusahaan Kode Perusahaan
1. PT. ADHIKARYA (PERSERO) ADHI2. PT. ADIRA DINAMUKA MULTI FINANCE ADMF3. PT. TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD AISA4. PT. XL AXIATA EXCL5. PT. ANEKA GAS INDUSTRI AGII6. PT. INDOSAT ISAT7. PT. ANGKASA PURA I APAI8. PT. PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA PPLN9. PT.SUMBERDAYA SEWATAMA SSMM10. PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR SMI
Sumber: Data sekunder yang diolah 2020
C. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel
Definisi konseptual adalah pemaknaan dari konsep yang digunakan.
Berdasarkan pengertian tersebut maka definisi konseptual yang di gunakan
dalam penelitian ini adalah :
a. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang nilainya dipengaruhi
variabel bebas.
a. Rating Sukuk (Y)
Peringkat sukuk merupakan sebuah standarisasi yang diberikan
oleh lembaga pemeringkat sekuritas yang terkenal dan terpercaya yaitu
PT Pefindo (Pemeringkat Efek Indonesia) yang telah bekerja sama
dengan BEI (Bursa Efek Indonesia) kepada para penerbit obligasi dan
yang dapat memberikan kemampuan tingkat kepercayaan untuk para
56
investor dalam pembayaran bunga dan pokoknya sesuai dengan jadwal
yang mereka sepakati.
Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini ialah
peringkat sukuk. Skala peringkat mulai dari AAA sampai dengan D
secara umum terbagi menjadi dua kategori, yaitu investment grade
(AAA, AA, A. BBB) dan non - investment grade (BB, B, CCC, D)
pengukuran variabel dilakukan dengan memberi nilai pada masing –
masing peringkat sesuai dengan peringkat yang dikeluarkan oleh
PEFINDO.
Tabel 3.2Kategori Peringkat Sukuk
Peringkat Sukuk Skala O
KategoriidAAA(sy) 3 High Grade InvestmentidAA(sy)+ 3 High Grade InvestmentidAA(sy) 3 High Grade InvestmentidAA(sy)− 3 High Grade InvestmentidA(sy)+ 2 Medium Grade InvestmentidA(sy) 2 Medium Grade InvestmentidA(sy)− 2 Medium Grade InvestmentidBBB(sy)+ 1 Low Grade InvestmentidBBB(sy) 1 Low Grade InvestmentidBBB(sy) − 1 Low Grade InvestmentidC(sy) – idD(sy) 1 Low Grade Investment
Sumber : Pefindo data diolah 2020
b. Variabel Independen
a. Rasio Profitabilitas (X1)
Rasio profitabilitas adalah mengukur efektivitas manajemen secara
keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang
diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Rasio
57
profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on
Assets dengan rumus :
b. Rasio Likuiditas (X2)
Rasio likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Rasio
likuiditas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Current
Ratio dengan rumus :
c. Rasio Leverage (X3)
Leverage adalah rasio keuangan yang menunjukkan seberapa jauh
perusahaan didanai oleh hutang atau pihak luar. Leverage pada
penelitian ini di proksikan dengan Debt to Equity Ratio :
d. Secure (X4)
Tingkat risiko yang ada dalam obligasi maupun sukuk dipengaruhi
oleh jaminan. Para investor sangat menyukai sukuk yang dijamin
dibandingkan yang tidak ada jaminannya. Dengan aset yang di jaminkan
Return On Assets (ROA) : Total Net Income Total Assets x 100 %
Current Ratio : Current Asset Current liabilities x 100%
Debt To Equity (DER) : Total Liabilites Total Equity x 100%
58
untuk sukuk maka peringkat suatu sukuk akan membaik sehingga sukuk
tersebut akan aman untuk di investasikan.
Pengukuran variabel ini menggunakan pengukuran Rahayuningsih
dan Sulistiyo (2016) yaitu menggunakan variabel dummy dengan kriteria
1 jika sukuk tersebut menggunakan jaminan dan bernilai 0 jika tidak
menggunakan jaminan.
e. Maturity (X5)
Jatuh tempo atau maturity adalah tanggal dimana pemegang
obligasi atau sukuk akan mendapatkan pembayaran kembali yang
dimilikinya. Periode jatuh tempo pada sukuk sangat bervariasi mulai
darisatu sampai dengan diatas lima tahun. Perusahaan yang rating
obligasinya tinggi mempunyai umur obligasi yang pendek, investor
cenderung tidak menyukai obligasi dengan umur yang lebih panjang
karena resiko yang akan didapat juga semakin besar.
Pengukuran variabel ini menggunakan pengukuran Purwaningsih
(2013) yaitu menggunakan variabel dummy dengan kriteria bernilai 1
jika obligasi tersebut mempunyai umur kurang dari 5 tahun dan bernilai
0 jika obligasi tersebut mempunyai umur lebih dari 5 tahun
b. Definisi Operasional
Definisi operasional variabel merupakan proses penguraian variabel
penelitian ke dalam sub variabel, dimensi, indikator sub variabel dan
pengukuran. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah rating sukuk
59
korporasi sedangkan variabel independennya adalah Rasio Profitabilitas,
Rasio Leverage, Rasio Likuiditas, Secure dan Maturity.
Tabel 3.3Operasionalisasi Variabel
No Variabel Ukuran Skala Sumber1. Rasio
profitabilitas ROA=Laba Bersih Total Aktiva x 100% Rasio Sudana 2015 :
25
2. Rasio Likuiditas CR=
Aset Lancar Hutang lancar x 100% Rasio Sudana 2015 :
24
3. Rasio Leverage DER=
Total Hutang Total Ekuitas x 100% Rasio Sudana 2015 :
23
4. Secure Variabel dummy, bernilai 1 jika sukuk tersebut menggunakan jaminan dan bernilai 0 jika tidak menggunakan jaminan
Nominal Purwaningsih 2013 : 363
5. Maturity Variabel dummy, bernilai 1 jika sukuk mempunyai umur kurang dari 5 tahun dan bernilai 0 jika sukuk mempunyai umur lebih dari 5 tahun
Nominal Sudana 2015 : 89 Purwaningsih 2013: 363
6. Rating sukuk idAAAsy bernilai 4, idAAsy- hingga idAAsy+ bernilai 3, idAsy- hingga idAsy+ bernilai 2, dan idBBBsy-hingga idBBBsy+ bernilai 1
Ordinal Kategori peringkat Pefindo
Sumber : Data olahan, 2020
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode
dokumentasi. Data dikumpulkan dimulai dengan melakukan studi
kepustakaan yaitu mempelajari bacaan yang berhubungan dengan pokok
bahasan penelitian. Selanjutnya mengkaji data yang dibutuhkan seperti
ketersediaan data, cara memperoleh data, dan cara mengolah data. Terakhir
60
penelitian pokok dengan mengumpulkan seluruh data yang dibutuhkan
dengan tujuan menjawab persoalan penelitian.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data sekunder yaitu data yang sumber penelitiannya diperoleh secara tidak
langsung atau melalui media perantara. Pengumpulan data ini bertujuan
untuk memperoleh data mengenai laporan keuangan perusahaan yang
berkaitan dengan kebutuhan penelitian ini yaitu laporan keuangan
perusahaan yang memenuhi kriteria penelitian. Adapun laporan keuangan
perusahaan diambil melalui website Bursa Efek Indonesia www.idx .co.id
dan peringkat sukuk dilihat melalui website PT Pefindo www.pefindo. com.
E. Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknis
analisis kuantitatif dengan analisis regresi ordinal logistik (ordered logistic
regression). Alat analisis regresi ordinal logistik digunakan sebagai metode
analisis data karena variabel dependen berupa skala ordinal dimana
peringkat idAAA lebih tinggi dibandingkan dengan idAA, dan idAA
mempunyai peringkat lebih tinggi dibandingkan dengan idA. Maka analisis
logistik harus menggunakan ordinal regression atau lebih dikenal dengan
Berdasarkan tabel 4.2.2 dapat dilihat Nilai dari Pearson sebesar 0,59
dan Deviance sebesar 0,991 sesuai dengan ketentuan pengujian ini,
diharapkan bahwa nilai p>0,05, hal ini terbukti 0,059>0,05 untuk pearson
dan deviance 0,991>0,05. Pearson memiliki Chi Square sebesar 142,062
dan Deviance memiliki Chi-Square sebesar 79,640. Hal tersebut
menunjukkan bahwa nilai signifikansi Pearson maupun Deviance lebih
86
dari signifikansi p>0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa model
mampu menjelaskan data dengan baik.
c. Uji Pseudo R-Square
Pseudo r-square digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen. Dengan cara melihat
nilai Mc-Fadden, pengujian ini dilakukan untuk melihat tingkat validitas
dependen yaitu peringkat sukuk yang dapat dijelaskan oleh variabilitas
variabel independen yaitu rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio leverage,
secure dan maturity . Berikut ini hasil pengujian Pseudo R-Square disajikan
dalam Tabel 4.2.3
Tabel 4.2.3 Hasil Uji Pseudo R-Square2
Pseudo R-SquareCox and Snell ,493Nagelkerke ,540McFadden ,279Link function: Complementary Log-log.
Sumber : Output SPSS, Data diolah tahun 2020
Berdasarkan tabel 4.2.3 dapat dilihat bahwa Metode nagelkerke
memberikan nilai terbesear diantara metode lainya yakni sebesar 0,540.
Dengan demikian dapat diartikan bahwa variabel independen mampu
menjelaskan variabel dependen sebesar 54.0% yang di wakili oleh
Nagelkerke. Sedangkan yang 46% dapat dijelaskan dengan variabel lain.
d. Uji Parallel Lines
Pengujian parallel lines untuk melihat apakah asumsi semua
kategori memiliki parameter yang sama atau tidak. Pengujian ini dilakukan
dengan cara membandingkan nilai signifikansi dengan 0,05. Nilai yang
diinginkan adalah tidak signifikan yaitu p>0,05. (Ghozali, 2018: 353).
87
Jika nilai p<0,05 berarti model tidak cocok, sebaliknya jika p>0,05 berarti
model dikatakan cocok. Berikut ini hasil pengujian parallel lines disajikan
dalam tabel 4.2.4
Tabel 4.2.4 Hasil Uji Parallel Lines
Test of Parallel Linesa
Model-2 Log
Likelihood Chi-Square Df Sig.Null Hypothesis
70,149
General 52,938b 17,211c 10 ,070The null hypothesis states that the location parameters (slope coefficients) are the same across response categories.a. Link function: Complementary Log-log.b. The log-likelihood value cannot be further increased after maximum number of step-halving.c. The Chi-Square statistic is computed based on the log-likelihood value of the last iteration of the general model. Validity of the test is uncertain.Sumber : Output SPSS, Data diolah tahun 2020
Berdasarkan tabel 4.2.4 diatas menunjukan bahwa nilai Chi- Square
sebesar 17,211 dan p – value sebesar 0,070. Berarti model di katakan cocok
karena 0,070>0,05 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kategori
antara variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. Maka, dapat
disimpulkan bahwa model yang digunalan cocok atau sudah sesuai.
e. Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi menunjukkan apakah dengan memasukkan
variabel independen ke dalam model hasilnya lebih baik dibandingkan
dengan model yang hanya memasukkan intersep saja (Ghozali, 2018). Jika
uji final lebih kecil dari tingkat signifikansi maka menolak Ho sehingga
variabel independen memberikan akurasi yang lebih baik untuk
88
memprediksi variabel dependen. Sebaliknya apabila lebih besar dari tingkat
signifikansi maka menerima Ho, sehingga variabel independen tidak
memberikan akurasi yang lebih baik untuk memprediksi variabel dependen.
Dalam penelitian ini hasil uji signifikan dalam tabel 4.2.5
Tabel 4.2.5 Hasil Uji Signifikan
Model Fitting Information
Model-2 Log
Likelihood Chi-Square Df Sig.Intercept Only
97,307
Final 70,149 27,159 5 ,000Link function: Complementary Log-log.
Sumber : Output SPSS, Data diolah tahun 2020
Berdasarkan tabel 4.2.5 nilai intercept only diatas menghasilkan -2 Log
Likelihood sebesar 97,307, sedangkan jika variabel independen X1 s.d X5
dimasukkan kedalam model maka, model final menghasilkan -2 Log
likelihood sebesar 70,149 atau terjadi penurunan Chi-Square sebesar 15,114,
Df sebesar 5 dan tingkat signifikan sebesar 0,000 Hal ini menunjukkan
bahwa model dengan variabel independen memberikan akurasi yang lebih
baik untuk memprediksi variabel dependen, karena tingkat signifikan lebih
kecil dari α = 5% yaitu 0,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa model
sesuai dengan hipotesis.
f. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk memberikan gambaran antara hubungan
variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Pada penelitian
ini, uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji signifikansi parameter
individual (significant test). Uji signifikansi model logit ini menggunakan
89
menggunakan uji statistika Wald. Uji statistika Wald menunjukkan apakah
variabel independen mempengaruhi variabel dependen dalam model. Dalam
penelitian ini, hasil pengujian signifikansi parameter individual disajikan
Peringkat sukuk 3= 0,02608 + 0,18272 + 0,33939 = 0,5482
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kenaikan 1 unit Maturity akan menaikan
Odd rasio (exp 0,688) sebesar 0,02608 pada probabilitas peringkat sukuk
idBBB(sy) ,idC(sy), idD(sy) ; menaikan Odd rasio (exp 0,688) sebesar
0,18272 pada Probabilitas peringkat sukuk idA-(sy),idA+(sy) ; menaikan
Odd rasio (exp 0,688) sebesar 0,33939 pada Probabilitas peringkat sukuk
idAA-(sy),idAA+(sy),idAAA(sy).
g. Pembahasan Analisis Data
Berikut hasil uji signifikansi parameter individual dari variabel independen
yang terdiri dari Rasio Profitabilitas (ROA), Rasio Likuiditas (CR), Rasio
Leverage (DER) , secure (SCRE), dan maturity (MTRTY) terhadap variabel
dependen yaitu peringkat sukuk. Penjelasan dari masing-masing variabel
adalah sebagai berikut:
94
1. Pengaruh Rasio Profitabilitas (ROA) terhadap rating sukuk korporasi
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan, total maupun modal sendiri.
profitabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, asset, dan
modal saham tertentu. Semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan
maka semakin rendah risiko ketidakmampuan membayar (default) semakin
baik peringkat yang diberikan terhadap perusahaan tersebut.
Menurut (Tandelilin 2010 : 374 Return On Assets adalah menggambarkan
sejauh mana kemampuan aset-aset yang dimiliki perusahaan bisa
menghasilkan laba.
Berdasarkan hasil pengujian regresi logistik ordinal diperoleh koefisien
positif sebesar exp 0,025 dengan nilai wald sebesar 6,972 dan tingkat
signifikansi pada 0,008. Pengujian hipotesis mengenai pengaruh rasio
profitabilitas (ROA) terhadap peringkat sukuk korporasi yang telah
dilakukan menghasilkan nilai signifikan yang di tunjukan adalah lebih kecil
daripada 0,05 (0,008<0,05). Artinya rasio profitabilitas berpengaruh
terhadap peringkat sukuk korporasi. Dengan demikian hal yang menyatakan
bahwa rasio profitabilitas berpengaruh terhadap peringkat sukuk korporasi
dapat di terima.
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil yang dilakukan Afiani
(2013), Pebruary (2016), Al Haraqi dan Ningsih (2017), yang menyatakan
bahwa rasio profitabilitas yang diukur dengan ROA berpengaruh terhadap
rating sukuk korporasi periode 2010-2017. Namun hasil penelitian ini
95
menolak hasil penelitian Neneng (2011) , Erny dan Eni (2015) yang
menyatakan bahwa rasio profitabilitas (ROA) tidak berpengaruh terhadap
rating sukuk korporasi.
ROA merupakan salah satu rasio yang menunjukan kinerja keuangan
perusahaan atau kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh
aktiva yang dimilikinya untuk menghasilkan laba yang optimal. Laba
merupakan salah satu pertimbangan paling penting bagi investor untuk
menentukan investasinya, sehingga investor cenderung tertarik pada
perusahaan-perusahaan yang memiliki profitable karena adanya laba yang
dihasilkan perusahaan, maka perusahaan tersebut (obligor) memiliki sumber
keuangan untuk menjamin sukuk tersebut, baik itu jaminan pembayaran
imbalan atas sukuk ataupun nilai nominal sukuk. Oleh karena itu, ROA
berpengaruh positif dan signifikan terhadap rating sukuk korporasi karena
salah satu rating sukuk yang tinggi mengindikasikan bahwa obligor
memiliki kemampuan yang superior dalam memenuhi kewajibanya, dan
semakin besar laba yang di hasilkan maka perusahaan semakin superior
dalam memenuhi kewajibanya.
2. Pengaruh Rasio Likuiditas (CR) terhadap rating sukuk korporasi
Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Menurut
(Sudana, 2011 : 24) Semakin besar rasio ini berati semakin likuid
perusahaan. Sehingga semakin tinggi tingkat likuiditas suatu perusahaan
maka semakin baik kemungkinan peringkat sukuk perusahaan tersebut.
Sehingga dapat disimpulkan apabila perusahaan memiliki rasio likuiditas
96
yang tinggi, maka kemungkinan peringkat sukuk akan tinggi. Rasio
likuiditas dalam penelitian ini adalah Current ratio.
Berdasarkan hasil pengujian regresi logistik ordinal diperoleh koefisien
negatif sebesar exp -0,008 dengan nilai wald sebesar 8,110 dan tingkat
signifikansi pada 0,004. Pengujian hipotesis mengenai pengaruh rasio
Likuiditas (CR) terhadap peringkat sukuk korporasi yang telah dilakukan
menghasilkan nilai signifikan yang di tunjukan adalah lebih kecil daripada
0,05 (0,004<0,05). Artinya rasio likuiditas berpengaruh terhadap peringkat
sukuk korporasi. Dengan demikian hal yang menyatakan bahwa rasio
likuditas berpengaruh terhadap peringkat sukuk korporasi dapat di terima.
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil yang dilakukan Afiani
(2013), Melis (2014), Pebruary(2016) yang menyatakan bahwa rasio
likuiditas (CR) berpengaruh terhadap rating sukuk korporasi. Namun hasil
penelitian ini menolak penilitian Neneng (2011), Erny dan Eni (2015) yang
menyatakan bahwa rasio likuiditas tidak berpengaruh terhadap rating sukuk
korporasi.
3. Pengaruh Rasio Leverage (DER) terhadap rating sukuk korporasi.
Rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh
mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang dan mengukur kemampuan
perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek
maupun jangka panajang apabila perusahaan dilikuidasi (dibubarkan).
(Kasmir,2009:150)
Berdasarkan hasil pengujian regresi logistik ordinal diperoleh
koefisien negatif sebesar exp -0,002 dengan nilai wald sebesar 0,458 dan
97
tingkat signifikansi pada 0,498. Pengujian hipotesis mengenai pengaruh
rasio leverage (DER) terhadap peringkat sukuk korporasi yang telah
dilakukan menghasilkan nilai signifikan yang di tunjukan adalah lebih
besar daripada 0,05 (0,498>0,05). Artinya rasio leverage tidak berpengaruh
terhadap peringkat sukuk korporasi. Dengan demikian hal yang
menyatakan bahwa rasio leverage berpengaruh terhadap peringkat sukuk
korporasi dapat ditolak.
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil yang dilakukan Neneng
(2011), Afiani (2013), Melis (2013) yang menyatakan bahwa rasio
leverage (DER) tidak berpengaruh terhadap rating sukuk korporasi.
Namun hasil penelitian ini menolak penilitian Melis(2014), Erny dan eni
(2015), Pebruary (2016) yang menyatakan bahwa rasio leverage
berpengaruh terhadap rating sukuk korporasi. Rasio leverage tidak
berpengaruh terhadap sukuk karena apabila suatu perusahaan memiliki
hutang yang tinggi dan laba yang tinggi maka perusahaan dapat
membayar kewajibannya sebelum jatuh tempo, tetapi melihat resiko
seperti itu perusahaan memiliki hutang yang tinggi dan tidak bisa
membayarnya, karena terjadi gagal bayar tersebut investor tidak menyukai
perusahaan yang gagal bayarnya tinggi karena terlalu banyak mengambil
resiko. Sehingga leverage yang menggunakan ratio DER tidak
berpengaruh terhadap rating sukuk.
4. Pengaruh Secure terhadap rating sukuk korporasi
Berdasarkan hasil pengujian regresi logistik ordinal diperoleh
koefisien positif sebesar exp 0,154 dengan nilai wald sebesar 2,997 dan
98
tingkat signifikansi pada 0,038. Pengujian hipotesis mengenai pengaruh
secure (SCRE) terhadap peringkat sukuk korporasi yang telah dilakukan
menghasilkan nilai signifikan yang di tunjukan adalah lebih kecil daripada
0,05 (0,038<0,05). Artinya secure berpengaruh terhadap peringkat sukuk
korporasi. Dengan demikian hal yang menyatakan bahwa secure tidak
berpengaruh terhadap peringkat sukuk korporasi dapat ditolak.
Hasil penelitian ini tidak mendukung dengan hasil yang dilakukan
Rahuyuning dan Sulistiyo (2016), Al haraqi dan Endang (2017) yang
menyatakan bahwa secure tidak berpengaruh terhadap rating sukuk
korporasi. Secure tidak berpengaruh terhadap peringkat sukuk karena
sukuk yang dijamin dengan aset tertentu maupun tidak dijamin dengan
aset tertentu tidak terlalu diperhitungkan dalam menentukan peringkat
sukuk. Perusahaan yang tidak memberikan jaminan atas obligasi yang
diterbitkan merupakan perusahaan yang memiliki reputasi yang baik atau
memiliki goodwill. Tingkat kepuasan dan kepercayaan investor masih
terjaga karena perusahaan telah mengurangi risiko yang diterima dengan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya saat jatuh tempo.
Jadi meskipun perusahaan memberikan jaminan atau tidak memberikan
jaminan tidak terlalu diperhitungkan dalam menentukan peringkat sukuk.
Namun hasil ini menerima penilitian Purwaningsih (2013), yang
menyatakan bahwa rasio leverage berpengaruh terhadap rating sukuk
korporasi. Hal ini mengindikasikan bahwa investor lebih tertarik
terhadap sukuk yang dijamin dengan aktiva tertentu daripada sukuk yang
tidak dijamin.
99
Oleh karena itu dengan adanya jaminan mempengaruhi peringkat
sukuk perusahaan yang termasuk kategori investment grade dan non-
investment grade. Ini mengindikasikan bahwa sukuk yang dijamin akan
lebih menarik investor karena risiko yang akan diterima investor kecil
kemungkinannya. Walaupun perusahaan tersebut sudah dikenal
perusahaan besar dan mendapatkan kepercayaan maupun goodwill saja
tidak cukup apabila perusahaan tersebut tidak memberikan jaminan kepada
investor. Karena investor juga tidak ingin ada risiko gagal bayar di masa
yang akan datang, sehingga jaminan penting dalam menerbitkan sukuk
ataupun obligasi.
5. Pengaruh Maturity terhadap rating sukuk korporasi
Berdasarkan hasil pengujian regresi logistik ordinal diperoleh
koefisien positif sebesar exp 0,688 dengan nilai wald sebesar 1,263 dan
tingkat signifikansi pada 0,261. Pengujian hipotesis mengenai pengaruh
maturity (MTRTY) terhadap peringkat sukuk korporasi yang telah
dilakukan menghasilkan nilai signifikan yang di tunjukan adalah lebih
besar daripada 0,05 (0,261>0,05). Artinya maturity tidak berpengaruh
terhadap peringkat sukuk korporasi. Dengan demikian hal yang
menyatakan bahwa maturity berpengaruh terhadap peringkat sukuk
korporasi dapat ditolak.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Kusbandiyah dan Wahyuni (2014). Maturity tidak berpengaruh signifikan
terhadap peringkat sukuk. Hal ini disebabkan karena agen pemeringkat
100
tidak mempertimbangkan variabel maturity dalam menyusun peringkat
obligasi syariah.
Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian dari Purwaningsih
(2013) yang menyatakan maturity berpengaruh terhadap peringkat sukuk.
Menurut Purwaningsih, perusahaan yang memiliki obligasi syariah yang
pendek menunjukkan bahwa peringkat yang didapat adalah investment
grade atau tidak memiliki risiko yang banyak.
Hasil dari observasi data, lima dari sebelas perusahaan memiliki
umur sukuk yang pendek. Banyaknya perusahaan yang menerbitkan
sukuk dengan umur lebih dari lima tahun mengakibatkan umur sukuk
tidak mempengaruhi peringkat sukuk. Dan juga maturity bukan salah satu
hal yang dipertimbangkan oleh lembaga pemeringkat dalam menyusun
peringkat sukuk.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Analisis Pengaruh Rasio
profitabilitas, Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, Secure dan Maturity terhadap
rating sukuk korporasi periode 2016-2019. Berdasarkan analisis dan
pembahasan yang dilakukan pada bab pembahasan sebelumnya, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Rasio Profitabilitas berpengaruh terhadap rating sukuk korporasi. Jika
semakin tinggi rasio maka semakin tinggi keuntungan bersih yang di
peroleh, sehingga akan meningkatkan rating sukuk korporasi.
2. Rasio Likuiditas berpengaruh terhadap rating sukuk korporasi. Jika
semakin tinggi rasio maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban finansial jangka pendek, sehingga resiko rendah
dan rating sukuk korporasi meningkat.
3. Rasio Leverage tidak berpengaruh terhadap rating sukuk korporasi,
karena jika semakin tinggi rasio hutang maka resiko semakin tinggi,
sehingga rating sukuk akan semakin rendah.
4. Secure berpengaruh terhadap rating sukuk korporasi, karena investor
akan tertarik dengan perusahaan yang menjamin atas sukuk yang
diterbitkan, karena pokok dan imbalan dijamin oleh negara, sehingga
menjadi investasi yang aman.
102
5. Maturity tidak berpengaruh terhadap rating sukuk korporasi, semakin
lama masa jatuh tempo maka cenderung memiliki imbalan atau bunga
yang lebih tinggi, namun disisi lain investor dihadapkan pada berbagai
kemungkinan risiko yang mungkin di timbulkan dalam jangka waktu
tersebut. Berbeda dengan sukuk yang memiliki masa jatuh yang lebih
cepat, meskipun imbalan yang diterima atas sukuk relatif rendah
dibandingkan sukuk yang lama, namun kecenderungan resiko yang
mungkin di hadipinya relatif sangat kecil.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis mengajukan saran sebagai berikut
1. Penelitian menyarankan agar peneliti selanjutnya mengambil sampel
lebih banyak dan tambah periodenya
2. Peneliti menyarankan agar peneliti menambahkan faktor-faktor lain
sebagai variabel bebas dalam mempengaruhi peringkat sukuk, seperti
ukuran perusahaan, rasio solvabilitas, risiko industri
3. Dari uji Pseudo R-Square model ini dapat diartikan bahwa variabel
independen mampu menjelaskan variabel dependen sebesar 54.0%
yang di wakili oleh Nagelkerke. Sedangkan yang 46% dapat dijelaskan
dengan variabel lain, dari faktor solvabilitas, ukuran perusahaan
maupun pertumbuhan bunga.
C. Keterbatasan Peneliti
Pada penelitian saya ini masih banyak kekurangan dalam penulisan
skripsi sehingga untuk penelitian yang akan datang semoga lebih baik dari
ini. Dalam penelitian saya menggunakan variabel Rasio Profitabilitas, Rasio
103
Likuiditas, Rasio Leverage, Secure dan Maturity dengan jumlah 10 sampel
perusahaan korporasi yang menerbitkan sukuk dan diperingkat oleh
PT.PEFINDO, selama periode 4 tahun dari tahun 2016-2019. Jadi saran
untuk penelitian selanjutnya sebaiknya menambahkan variabel struktur
sukuk, ukuran perusahaan dan periode tahun penelitian.
104
DAFTAR PUSTAKA
Afiani, D. (2013). Pengaruh Likuiditas, Produktivitas, Profitabilitas, Dan Leverage Terhadap Peringkat sukuk. Accounting Analysis Journal 2 , Vol 2, No 4 hal.113-130. http://jim.unsyiah.ac.id/EKA/issue/view/252
Al haraqi, M. Siddiq & Ningsih E,S. (2017). Pengaruh Return on Asset,Secure dan Maturity Terhadap Rating Sukuk. Jurnal ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akutansi , 116-124. https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/aaj/article/view/1151
Bambang, S. D. (2009). Pasar modal : Mekanisme perdagangan saham, analisis sekuritas, dan strategi investasi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Yogyakarta: UPP STIM YKPN, Petakan pertama, November.
Dahlan, M. S. (2016). Analisis multivariat regresi logistik, Seri 9. Jakarta: Epideminologi Indonesia.
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor 32/DSN- MUI/IX/2002 Tentang Obligasi Syariah. https://dsnmui.or.id/
Fasa, & Muhamad, I. (2016). Sukuk: Teori Implementasi. Jurnal Studi Ekonomi dan Bisnis Islam , Vol 1,No 1. https://ejournal.iainkendari.ac.id/lifalah/article/download/476/467
Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25. Jakarta: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Jogiyanto, H. (2013). Teori Portofolio dan Analisis Investasi (Edisi Kedelapan). Yogyakarta: BPFE.
Kasmir, S. E. (2011). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Margareta, M. &. (2009). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Ditinjau dari Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 11(3) , 143-154. https://jurnaltsm.id
Melis, K. (2014). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rating Sukuk. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB Universitas Brawijaya 3 , 1–21. https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/issue/view/15
Otoritas Jasa Keuangan. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55/POJK.04/2015 Tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit. website diakses pada tanggal 24 Januari 2020.
Otoritas Jasa Keuangan. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 57/POJK.04/2017 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Efek Yang Melakukan Kegiatan Usaha Sebagai Penjamin Emisi Efek Dan Perantara Pedagang Efek. Website diakses pada tanggal 24 Januari 2020.
Pardiansyah, E. (2017). Investasi dalam Perspektif Ekonomi Islam: Pendekatan Teoritis dan Empiris. Jurnal Ekonomi Islam , 8(2), 337-373.
Pebruary, S. (2016). “Pengaruh Profitabilitas, Rasio Likuiditas, Rasio Leverage Dan Pendapatan Bunga Terhadap Rating Sukuk Korporasi Periode 2010-2013. Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis 13 , 94–112.
Pemeringkat Efek Indonesia. Website diakses pada tanggal 24 Januari 2020.
Pranoto, Galih,E.,Ratna A.,& Erika,T. (2017). “Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Produktivitas, Dan Reputasi Auditor Terhadap Peringkat Sukuk. Journal UNJ , 13–27. https://journal.unj.ac.id/unj/index/download/2827
Purwaningsih, S. (2013). Faktor Yang Mempengaruhi Rating Sukuk Yang Ditinjau Dari Faktor Akuntansi Dan Non-Akuntansi. Accounting Analysis Journal 3 , (3): 360–68. https://doi.org/ISSN 2252-6765.
Rahayuningsih, D. d. (2016). Pengaruh Secure, Maturity, Kualitas Auditor, Komite Audit, Dan Sinking Fund Terhadap Rating Sukuk. Artikel Ilmiah Mahasiswa Universitas Jember .
Sari, Maylia Pranomo. (2007). Kemampuan Rasio Keuangan Sebagai Alat Untuk Memprediksi Peringkat Obligasi (PT Pefindo). Jurnal Bisnis Dan Ekonomi 14 , (2): 172–81. https://adoc.tips/kemampuan-rasio-keuangan-untuk-memprediksi-peringkat-obligas.html
Subramanyam, K. R. (2009). Financial statement analysis. . Includes index. E-book.
Sudana, I. M. (2015). Teori dan Praktik Manajemen Keuangan Perusahaan. . Jakarta: Erlangga.
Sudaryanti, N. A. (2011). Analisis Determinan Peringkat Sukuk dan Peringkat Obligasi di Indonesia. Islamic Finance & Business Review , Vol. 6 No.2.
Sugiyono. (2017). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sutedi, A. (2009). Aspek Hukum Obligasi dan Sukuk. Jakarta: Sinar Grafika.
Widiastuti, N. P. (2016). Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Rasio Likuiditas, Maturity, dan Rasio Aktivitas Terhadap Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Jasa. E-jurnal Manajemen Unud. , Vol. 5, No. 11, hal. 6964:6993.
Nomor Nama Perusahaan Kode Perusahaan1 PT. ADHI KARYA (PERSERO) ADHI2 PT. ADIRA DINAMUKA MULTI
FINANCEADMF
3 PT. TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD AISA4 PT. XL AXIATA EXCL5 PT. ANEKA GAS INDUSTRI AGII6 PT. INDOSAT ISAT7 PT. ANGKASA PURA I APAI8 PT. PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA PPLN9 PT. SUMBERDAYA SEWATAMA SSMM
10 PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR SMILampiran 5 : Rasio Profitabilitas (ROA)