Skenario 3 Presented by : SGD 27 Pembimbing : dr. Sri Hendro Martono, MS., AIF
Skenario 3 Presented by :
SGD 27Pembimbing : dr. Sri Hendro Martono, MS., AIF
anggota
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
11
12
13
14
Giusti Edriansyah11700192
Anggita Maharani11700194
Putri Kartika11700196
Erike Husmiati11700198
Pasek Wira Bhuana11700202
I Putu Sundra Sindhu11700204
Chichilia Purnamasari11700206
I Made Erda Indranata11700208
Hafid M. Jabir11700210
M. Ramadhanizar Ali11700212
Rahmad Kartiko P10700352
Gizela Deby L. S. A.08700120
Zamiel Reza08700268
Ferdi Andriska08700273
skenario
Seorang penderita laki-laki 20 tahun datang dengan keluhan nyeri perut sejak 1 hari yang lalu.
Nyeri Perut
problem
02.
03.04.05.
06.
01.
Apa yang terjadi pada pasien tersebut?
Apa penyebab nyeri perut pada pasien tersebut?
Bagaimana cara diagnosa pasti pada pasien tersebut?
Bagaimana prinsip penatalaksanaannya?
Apa saja komplikasi yang mungkin timbul pada pasien tersebut?
Bagaimana prognosa pada pasien tersebut?
Anatomi,Histologi, &FisiologiOrgan Abdomen
01.
Anatomi• Terletak di daerah epigastrik
dan sebagian di sebelah kiri daerah hipokhondriak dan umbilikkal.
• Bagian atas ialah fundus, bagian bawah ialah antrum pilorik.
• Lambung berhubungan dengan esophagus melalui orificium cardia, dan dengan duodenum melalui orificium pyloric.
• Lambung terletak di bawah diagfragma, di depan pankreas.
• Perdarahan dari arteria gasterika dan arteri lienalis. Persarafan dari vagus dan plexus seliaka sistema simpatis
HistologiTerdiri dari 4 lapisan:• Lapisan peritoneal luar
yang merupakan lapisan serosa
• Lapisan berotot yang terdiri dari 3 lapis; serabut longitudinalis dan bersambung dengan otot esophagus, serabut sirkuler dan serabut oklik
• Lapisan submukosa• Lapisan mukosa
Fisiologi• Menyimpan makanan, pada
dewasa mempuyai kapasitas 1500 ml
• Mencampur makanan dengan sekresi gaster membentuk chime
• Mengatur pengaliran chyme ke usus halus sehingga dapat mengontrol efisiensi pencernaan dan absorpsi makanan
Gaster
02.
Ileum
Anatomi• Terletak di daerah
umbilikus dan dikelilingi usus besar.
• Dibagi dalam beberapa bagian duodenum, jejunum dan ileum.
• Perdarahan oleh arteri mesentrik superior dan venous return melalui vena mesentrik superior yang kemudiannya membentuk vena portal.
• Persarafan ialah simpatetik dan parasimpatetik
Histologi• Lapisan luar adalah mmembran
serosa, yaitu peritoneum yang membalut usus dengan erat
• Lapisan berotot yang terdiri dari 2 lapis serabut yaitu serabut longitudinalis dan serabut sirkuler
• Lapisan submukosa-berisi pembuluh darah, saluran limpe, kelenjer dan plexus saraf yang disebut plexus meissner. di dalam duodenum ada kelenjer brunner
• Submucosa muskularis di antara sumukosa dan mukosa
• Lapisan mukosa-disusun berupa kerutan yang disebut valvulae koniventus yang menambah luas permukaan sekresi dan absorbsi
Fisiologi• Sekresi jus intestine• Pencernaan karbohidrat,
protein dan lemak• Proteksi dari infeksi
mikroba• Sekresi hormon
cholesistokinin• Absorbsi nutrien
03.
Kolon
Anatomi• Panjang usus besar (kolon
dan rektum) 1500 cm, terdiri dari 6 bagian, yaitu sekum, kolon asenden, kolon transversum, kolon desenden, kolon sigmoid dan rektum.
• Perdarahan oleh arteri mesentrik superior dan inferior, venous return melalui vena mesenterik superior dan inferior.
Histologi• Mukosa tidak di jumpai
vili• Kelenjar biasanya lurus-
lurus dan teratur• Permukaan mukosa terdiri
dari pelapis epitel tipe absoptif di selang seling dengan sel goblet
• Pelapis epitel kripta terdiri dari sel goblet
• Pada lamina propria dan basis kripta secara sporadik terdapat odul jaringan limfoid
Fisiologi• Absorbsi air, garam dan
glukosa• Sekresi musin oleh kelenjar
di dalam lapisan dalam• Penyiapan selulosa
Apendiks04.
Anatomi• Bentuk tabung dengan
panjang kira-kira 10 cm dan berpangkal pada sekum.
• Persarafan parasimpatis berasal dari cabang nervus vagus, sedangkan persarafan simpatis berasal dari nervus torakalis X.
• Appendiks didarahi oleh arteri apendikularis. Arteri appendiks termasuk end arteri. Bila terjadi penyumbatan pada arteri ini, maka appendiks mengalami gangren.
Histologi• Lapisan mukosa terdiri
dari satu lapis epitel bertingkat dan crypta lieberkuhn. Dinding dalam (inner circular layer) berhubungan dengan sekum dan dinding luar (outer longitudinal muscle) dilapisi oleh pertemuan ketiga taenia coli pada pertemuan sekum dan apendiks.
• Lapisan submukosa terdiri dari jaringan ikat longgar dan jaringan elastik yang membentuk jaringan saraf, pembuluh darah dan limfe.
Fisiologi• Apendiks menghasilkan
lendir 1-2 ml per hari.• Lendir di muara apendiks
tampaknya berperan pada patogenesis apendisitis (Pieter, 2005). Imunoglobulin sekretoar yang dihasilkan oleh GALT (Gut Associated Lymphoid Tissue) yang terdapat di sepanjang saluran cerna termasuk apendiks, ialah IgA. Imunoglobulin ini sangat efektif sebagai pelindung terhadap infeksi.
05.
Hepar
Anatomi• Hepar dibagi 4 lobus:
kanan, kiri, kuadratus (sentral anterior dan inferior) dan kuadatus (sentral dan posterior).
• Bagian luar nya di tutupi oleh simpai yang terdiri dari jarigan ikat yang disebut simpai glisson.
• Ligamentum yang menghubugkan hepar dengan diafragma dan dinding depan rongga abdomen disebut ligamentum falsiformis.
• Perdarahan oleh arteri hepatika dan vena porta.
Histologi• Lobulus terdiri dari sel
hati bentuk poligonal• Inti vaskuler• Nukleoli menonjol dan
sitoplasma bergranul dan tersusun berupa barisan (cord) secara radier dari vena sentralis
• Pada sinusoid terdapat sel pagositik dariKuppfer yang termasuk dalam kelompok sel retikulo endotelial
Fisiologi• Produksi dan sekresi
empedu• Terlibat dalam aktifitas
metabolik yang berhubungan dengan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein
• Filtrasi darah untuk menyingkirkan bakteri dan partikel asing yang masuk melalui lumen usus
06.
Kandung Empedu
Anatomi• Saluran empedu terdiri atas
ductus hepaticus dexter et sinister, ductus hepaticus communis, ductus choledochus, vesica fellea, dan ductus cysticus.
• Panjangnya 8-12 cm, dan dapat berisi kira-kira 60 cc
Histologi• Terdiri dari epitel
kolumnar dengan inti di basal, bentuk oval, lamina propria dari jaringan ikat dan jaringan elastik, dan lapisan otot polos yang berjalan ke beberapa arah dan lapisan serosa
07.
Pankreas
Anatomi• Pankreas terdiri dari
berbagai lobus, panjang pakreas 12-15 cm, terdiri dari kepala (caput), badan dan ekor.
• Terletak pada bagian belakang epigastrium dan hipokondria kiri.
Histologi• Parenkim terdiri dari kelenjar
asini yang memproduksi berbagai enzim pencernaan yang di keluarkan melalui ductus lobus,ductis pankreatikus yang kemudian ditumpahkan ke dalam duodenum
• Terdapat kelenjar eksokrin dan endokrin (islet langerhans), terdiri dari kelompok sel yang tersusun memanjang dan mirip sekelompok sel sinsitium. Kelompok islet langerhans memproduksi insulin
Fisiologi• Pankreas mempunyai dua
fungsi yaitu fungsi eksokrin dan endokrin
penyakit berhubungan
Appendicitis Gastritis
Batu Saluran Kemih
Divertikulum Meckel
Crohn Disease
Ulcerative Colitis
analisis differential diagnosis
Gastritis
Crohn Disease
• Gejala berupa nyeri epigastrium, mual, kembung dan muntah.
• Gejala ini biasanya hilang setelah makan• Leukosit normal. • Nyeri pada epigastrium tidak bertambah saat beraktifitas.
Appendicitis
analisis differential diagnosis
• Gejala leukositosis, nyeri perut kanan bawah, dengan mual muntah dan febris.
• Gejala lainnya yaitu diare, penurunan berat badan dan malaise, Gejala meluas keseluruh saluran gastrointestinal dan umumnya mencakup masalah sendi (arthritis), lesi kulit (eritema nodosum), gangguan okuler (konjungtivitis), dan ulkus oral.
Crohn Disease
Appendicitis
Appendicitis
analisis differential diagnosis
• Gejala nyeri perut pada kanan bawah. Mula-mula nyeri dirasakan di perut bagian tengah atas, kemudian berpindah ke kanan bawah disertai mual, perut kembung dan nafsu makan menurun. Nyeri dirasakan makin bertambah berat bila bergerak, berjalan ataupun saat batuk.
• Selain itu juga didukung dengan riwayat pasien yang jarang makan sayur dan minum air putih, kadang BAB tidak teratur. Konstipasi akan meningkatkan tekanan intrasekal, yang berakibat timbulnya sumbatan fungsional apendiks dan meningkatnya pertumbuhan kuman flora kolon biasa. Semuanya akan mempermudah terjadinya apendisits akut.
• rovsing sign +, obturator sign +, psoas sign +.
hipotesis akhir
mekanisme diagnosis
Identitas Pasien
Anamnesa Anamnesa Tambahan Pemeriksaan Fisik
• Nama : Gorby• Jenis Kelamin : Laki-laki• Umur : 20 tahun• Tempat Lahir : Surabaya• Bangsa : Indonesia• Agama : Kristen• Suku : Jawa• Pekerjaan : Mahasiswa• Alamat : Dukuh Kupang• Status : Belum Menikah
Identitas Pasien
mekanisme diagnosis
Identitas Pasien
Anamnesa Anamnesa Tambahan Pemeriksaan Fisik
a. Keluhan Utama : • nyeri perut kanan bawah sejak 1 hari yang lalu
b. Riwayat Penyakit Sekarang :• Penderita mengeluh nyeri pada perut kanan bawah sejak 1
hari yang lalu.• Mula-mula nyeri dirasakan di perut bagian tengah atas,
kemudian sejak 1 hari lalu, berpindah di kanan bawah disertai mual, perut kembung dan nafsu makan menurun.
• Nyeri dirasakan makin bertambah berat bila bergerak, berjalan ataupun saat batuk.
• Sulit BAB sejak 2 hari yang lalu• Demam mulai dirasakan sejak tadi pagi
Anamnesa
mekanisme diagnosis
Identitas Pasien
Anamnesa Anamnesa Tambahan Pemeriksaan Fisik
a. Riwayat Penyakit Dahulu :• Penderita menyukai makanan pedas, jarang makan sayur
dan minum air putih.• Kadang BAB tidak teratur.• Tidak menderita Diabetes ataupun penyakit berat lain.• Penderita sudah berobat ke dokter keluarga diberi
antibiotika dan penghilang rasa sakit, namun nyeri tetap ada dan bertambah berat
b. Riwayat Penyakit Keluarga :• Tidak ada yang menderita penyakit seperti ini
sebelumnyac. Riwayat Sosial :
• Mahasiswa perguruan tinggi swasta
Anamnesa Tambahan
mekanisme diagnosis
Identitas Pasien
Anamnesa Anamnesa Tambahan Pemeriksaan Fisik
• Kepala / leher : anemi -, icterus tidak ditemukan• Thoraks : suara nafas vesikuler kanan kiri,
wheezing -/- , ronki -/-• Abdomen : distensi abdomen, tidak ditemukan
defans muskuler, nyeri tekan abdomen kanan bawah, rovsing sign +, obturator sign +, psoas sign +
• Ekstremitas : dbn• Rectal toucher : tidak teraba massa dan ampula rekti tidak
kolaps, nyeri jam 11
Pemeriksaan Fisik
PenatalaksanaanAbdomen
Rectal Touch
Alvarado Score
Rovsing sign +
Psoas sign +Obturator sign +
Feature Score
Migration of pain 1
Anorexia 1
Nausea 1
Tenderness in right lower quadrant 2
Rebound pain 1
Elevated temperature 1
Leucocytosis 2
Shift of white blood cell count to the left 1
Total 10
Nyeri jam 09.00 – 12.00
7 - 10
5 - 6
1 - 4
Appendectomy
Observasi
Discharge
appendectomy pre-operasi
a. Observasi• Dalam 8 - 12 jam setelah timbulnya keluhan• Pemeriksaan abdomen dan rectal serta pemeriksaan darah (lekosit dan
hitung jenis) diulang secara periodik.• Foto abdomen dan toraks tegak dilakukan untuk mencari kemungkinan
adanya penyulit lain.b. Antibiotik
• Pada apendisitis tanpa komplikasi biasanya tidak perlu diberikan antibiotik, kecuali pada apendisitis gangrenosa atau apendisitis perforate.
c. Pemasangan sonde lambung untuk dekompresid. Pemasangan kateter untuk kontrol produksi urine. Rehidrasif. Obat-obatan penurun panas
appendectomy
operasi
• Bila diagnosa sudah tepat dan jelas ditemukan appendicitis maka tindakan yang dilakukan adalah operasi membuang appendiks (appendektomi).
• Apendektomi bisa dilakukan secara terbuka ataupun dengan cara laparskopi.
appendectomy
post - operasi
• Perlu dilakukan observasi tanda-tanda vital untuk mengetahui terjadinya pendarahan didalam, syok, hipertermia, atau gangguan pernafasan.
• Angkat sonde lambung bila pasien telah sadar, sehingga aspirasi cairan lambung dapat dicegah.
• Baringkan pasien dalam posisi fowler. • Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan. Selama itu
pasien dipuasakan.• Bila tindakan operasi lebih besar, misalnya pada perforasi atau peritonitis
umum, puasa diteruskan sampai fungsi usus kembali normal.• Berikan minum mulai 15 ml/jam selama 4 – 5 jam lalu naikkan menjadi 30
ml/jam. Keesokan harinya berikan makanan saring dan hari berikutnya diberikan makanan lunak.
• Satu hari pascaoperasi pasien dianjurkan untuk duduk tegak ditempat tidur selama 2x30 menit.
• Pada hari kedua pasien dapat berdiri dan duduk diluar kamar. • Hari ketujuh jahitan dapat diangkat dan pasien diperbolehkan pulang.
prognosis
30%
• Apendiktomi yang dilakukan sebelum perforasi prognosisnya baik.
• Kematian dapat terjadi pada beberapa kasus.
• Setelah operasi masih dapat terjadi infeksi pada 30% kasus apendiks perforasi atau apendiks gangrenosa.
komplikasi
02.
03.04.
01.
Perforasi
Peritonitis
Abses Apendiks
Tromboflebitis Supuratif
Terima Kasih