BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kesehatan jiwa di masyarakat semakin luas dan kompleks, saling berhubungan dengan segala aspek kehidupan manusia. Mengacu pada UU No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan dan ilmu kedokteran jiwa yang berkembang dengan pesat, secara garis besar masalah kesehatan jiwa digolongkan menjadi: masalah kualitas hidup, masalah gangguan jiwa, serta masalah psikososial (Kuntjoro, 2002). Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan dalam rangka tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan upaya pengelolaan berbagai sumber daya pemerintah maupun masyarakat sehingga dapat disediakan pelayanan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masalah kesehatan jiwa di masyarakat semakin luas dan kompleks,
saling berhubungan dengan segala aspek kehidupan manusia. Mengacu pada
UU No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan dan ilmu kedokteran jiwa yang
berkembang dengan pesat, secara garis besar masalah kesehatan jiwa
digolongkan menjadi: masalah kualitas hidup, masalah gangguan jiwa, serta
masalah psikososial (Kuntjoro, 2002).
Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan
nasional diarahkan dalam rangka tercapainya kesadaran, kemauan, dan
kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan
upaya pengelolaan berbagai sumber daya pemerintah maupun masyarakat
sehingga dapat disediakan pelayanan kesehatan yang efisien, bermutu, dan
terjangkau. Hal ini perlu dukungan dnegan komitmen yang tinggi terhadap
kemauan, etika, dan dilaksanakan dengan semangat pemberdayaan yang
tinggi, dengan prioritas kepada upaya kesehatan dan pengendalian penyakit di
samping penyembuhan dan pemulihan (Febri, 2006).
Penduduk lanjut usia merupakan bagian dari anggota keluarga dan
anggota masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan
peningkatan usia harapan hidup. Pada tahun 1980 penduduk lanjut usia baru
2
berjumlah 7,7 juta jiwa atau 5,2 persen dari seluruh jumlah penduduk pada
tahun 1990 jumlah penduduk lanjut usia meningkat menjadi 11,3 juta orang
atau 8,9 persen. Jumlah ini meningkat di seluruh Indonesia menjadi 15,1 juta
jiwa pada tahun 2000 atau 7,2 persen dari seluruh penduduk. Dan diperkirakan
pada tahun 2020 akan menjadi 29 juta orang atau 11,4 persen. Hal ini
menunjukkan bahwa penduduk lanjut usia meningkat secara konsisten dari
waktu ke waktu. Angka harapan hidup penduduk Indonesia berdasarkan data
biro pusat statistik pada tahun 1968 adalah 45,7 tahun, pada tahun 1980: 55,30
tahun, pada tahun 1985: 58,19 tahun, pada tahun 1990 : 16,12 tahun, dan
tahun 1995: 60,05 tahun serta tahun 2000: 64,05 tahu (Biro Pusat Statistik,
2000).
Propinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Propinsi besar dengan jumlah
penduduk lanjut usia pada tahun 2000 mencapai 9,6 persen. Angka tersebut
jauh di atas jumlah lansia Nasional yang hanya 7,6 persen pada tahun 2000.
Usia harapan hidup mencapai 64,9 tahun, dimana penduduk lansia wanita rata-
rata 67,2 tahun dan pria 63,8 tahun. Secara kuantitatif kedua parameter
tersebut berdampak pada berbagai persoalan yang akan dihadapi seperti
masalah sandang, pangan, papan, kesehatan, ekonomi dan lainnya (Depkes,
2002).
Meningkatnya jumlah lanjut usia maka membutuhkan penanganan
yang serius karena secara alamiah lanjut usia itu mengalami penurunan baik
dari segi fisik, biologi, maupun mentalnya dan hal ini tidak terlepas dari
masalah ekonomi, sosial, dan budaya sehingga perlu adanya peran serta
3
keluarga dan adanya peran sosial dalam penanganannya. Menurunnya fungsi
berbagai organ lansia menjadi rentan terhadap penyakit yang bersifat akut atau
kronis. Ada kecenderungan terjadi penyakit degeneratif, penyakit metabolik,
gangguan psikososial, dan penyakit infeksi meningkat (Nugroho, 2004).
Kelompok rentan yang mempunyai kemungkinan terbesar untuk
menjadi korban peruabahan sosial adalah kelompok usia lanjut. Mereka yang
memiliki konsep hidup tradisional, seperti harapan akan dihormati dan dirawat
di masa tua, atau hubungan erat dengan anak yang telah dewasa. Pada
kenyataannya harus hidup dalam sistem nilai yang berbeda dengan yang
dianut misalnya kurang perasaan dihormati, karena anak tidak lagi tergantung
secara ekonomi pada orang tua, serata kurangnya waktu bagi menantu
perempuan untuk menjaga orang tua, karena bekerja. Keadaan ini dapat
mempengaruhi psikologis dan kesejahteraan lanjut usia (Isfandari, 1999).
Pada umumnya masalah kesepian adalah masalah psikologis yang
paling banyak dialami lanjut usia. Beberapa penyebab kesepian antara lain (1)
Longgarnya kegiatan dalam mengasuh anak-anak karena anak-anak sudah
dewasa dan bersekolah tinggi sehingga tidak memerlukan penanganan yang
terlampau rumit (2) Berkurangnya teman atau relasi akibat kurangnya aktivitas
sehingga waktu yang bertambah banyak (3) Meninggalnya pasangan hidup (4)
Anak-anak yang meninggalkan rumah karena menempu pendidikan yang lebih
tinggi, anak-anak yang meninggalkan rumah untuk bekerja, (5) Anak-anak
telah dewasa dan membentuk rumah tangga sendiri. Beberapa masalah
tersebut akan menimbulkan rasa kesepian lebih cepat bagi orang lanjut usia.
4
Dari segi inilah lanjut usia mengalami masalah psikologis yang banyak
mempengaruhi kesehatan psikis, sehingga menyebabkan orang lanjut usia
kurang mandiri (Suhartini, 2004).
Pada orang lanjut usia sering mengalami depresi pada orang berumur
60-an, mereka mengatakan kekhawatiran tentang rasa takutnya terhadap
kematian, kehilangan keluarga atau teman karib, kedudukan sosial, pekerjaan,
uang, atau mungkin rumah tinggi, semua ini dapat menimbulkan reaksi yang
merugikan. Bagi kebanyakan orang lanjut usia, kehilangan sumber daya
ditambahkan pada sumber daya yang memang sudah terbatas. Yang menarik
perhatian ialah kekurangan kemampuan adaptasi berdasarkan hambatan
psikologik, yaitu rasa khawatir dan takut yang diperoleh dari rasa lebih muda
dan yang dimodifikasi, diperkuat dan diuraikan sepanjang masa hidup
individu (Maramis, 2004).
Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta merupakan salah satua tempat
untuk merawat lansia di Karisidenan Surakarta, dengan jumlah tempat hunian
85 tempat tidur. Rata-rata Panti Wredha Dharma Bhakti merawat dan
menampung sekitar 89 lansia. Kegiatan-kegiatan setiap harinya untuk lansia
diatur sesuai jadwal kegiatan dan dilakukan secara rutinitas setiap harinya.
Hasil survey pendahuluan yang peneliti laksanakan di panti Sosial
Wredha Dharma Bhakti Kota Surakarta, kepala panti menjelaskan jumlah
lansia terdiri dari laki-laki 33 orang dan perempuan 56 orang yang tinggal di
panti tersebut, beberapa disebabkan karena tidak mempunyai keluarga atau
sengaja dititipkan oleh anggota keluarganya, namun demikian perhatian
5
keluarga dapat dikatakan cukup baik, hal ini dapat diketahui bahwa minimal
setiap minggu sekali keluarganya mengunjungi mereka, namun ada beberapa
minggu baru dikunjungi oleh keluarga mereka.
Hasil wawancara dengan beberapa lansia mengatakan bahwa mereka
sebenarnya lebih senang bersama-sama dengan anggota keluarga, tapi kaerna
tidak ingin membebani anggota keluarganya mereka akhirnya bersedia tinggal
di panti tersebut. Walaupun setiap harinya mereka berada di panti dan dapat
mengikuti setiap kegiatan yang dijadwalkan tapi mereka masih selalu
memikirkan anak cucu mereka yang berada di rumah. Sehingga membuat
mereka merasa cemas, kurang tidur, dan kadang bermimpi buruk tentang
keadaan keluarga yang dirumah. Hal-hal tersebut merupakan beberapa gejala
awal kecemasan lansia.
Menurut Stuart and Sundeen (1998) kecemasan adalah suatu keadaan
perasaan kepribadian, rasa gelisah, ketidaktentuan, atau takut dari kenyataan
atau persepsi ancaman sumber aktual yang tidak diketahui atau dikenal. Faktor
yang mempengaruhi kecemasan antara lain frustasi, konflik, ancaman, harga
diri, lingkungan yang berupa dukungan sosial, lingkungan, pendidikan, usia
dan jenis kelamin. Seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Widiatmoko
(2001), tentang dukungan sosial dengan derajat depresi pada lansia di
poliklinik Geriatri RSUD Dr. Sarjito Yogyakarta, hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa peran keluarga dalam pemenuhan kebutuhan perawatan
kesehatan termasuk cukup baik (51,5%), dukungan sosial berupa dukungan
emosional (64,10%) dan dukungan keluarga sangat baik (68,50%), dan
6
ternyata dengan dukungan sosial merupakan derajat depresi pada pasien
lansia.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk mengetahui
tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya kecemasan pada
lansia di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti dapat merumuskan
suatu masalah sebagai berikut:
”Faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan terjadinya kecemasan pada
lanjut usia di Panti Wredha Dharma Bhakti Kota Surakarta”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya
kecemasan pada usia lanjut (lansia) di Panti Wredha Dharma Bhakti Kota
Surakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui hubungan motivasi dengan terjadinya kecemasan pada
lansia di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta.
b. Mengetahui hubungan dukungan sosial dengan terjadinya kecemasan
pada lansia di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta.
7
c. Mengetahui hubungan umur dengan terjadinya kecemasan pada lansia
di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta.
d. Mengetahui hubungan jenis kelamin dengan terjadinya kecemasan
pada lansia di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara praktik dan teoritis
validitas 5. Pengumpulan data 6. Pengolahan analisa
data7. Pembahasan8. Ujian skripsi 9. Perbaikan
DAFTAR PUSTAKA
Amalia,P.H. 2005. Peran Dukungan Keluarga Dalam Meningkatkan Motivasi Menjalani Pengobatan dan Mempertahankan Prestasi Belajar Anak Penderita ISPA di RS. Tri Harsi Surakarta. Skripsi (tidak diterbitkan) Surakarta. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Peneltian Suatu Pendekatan Praktik Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Badan Pusat Statistik. 2000. Karakteristik Penduduk Jawa Timur BPS Prop. Jatim. Mitra Guna Bahagia.
Berlina, H.P, 1998. Kecemasan Pada Usia Lanjut Periunan Pegawai Departemen P Dan K di Kabupaten Jogjakarta
Departemen Kesehatan. 2002. Standar Keperawatan di Rumah Sakit. Jakarta: Direktorat Pelayanan Keperawatan Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan.
Febri. 2006. Sistem Pengembangan Manajemen Kinerja Klinis Untuk Perawat dan Bidan di RS dan Puskesmas Indonesia. http://www.kinerjaklinik-perawatbidan.net diakses 09 feb 2009.
Freidmajn, M.M. 1998. Keperawatan Keluarga, Teori dan Praktik Edisi 36 Jakarta: Egc.
Hardywinoto. 1999. Menjaga Keseimbangan Kualitas Hidup Para Lanjut Usia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Herwanto. 2002. Problematika Kehidupan Lanjut Usia Pada Masyarakat Perkotaan. Jurnal Masyarakat, Kebudayaan dan Politik, Tahun XV, Nomor 1, Januari 2002, 7-20.
Matthew N and David L. 1959. Hamilton Anxiety Rating Scale (HAM - A). http://www.neurotransmitter.net/anxietyscales.html, diaskes 09 juli 2009.
Isfandari S. 1999. Gejala Psikologis pada Lansia di Depok dan Senin. Buletin Penelitian Kesehatan Vol. 26 No. 1.
Kaplan, A Sodack. 1998. Ilmu Keperawatan. Jakarta: Widya Medika.
Kaplan K.I & Sodock, B.J. 1997. Sinopsis Psikiatri Edisi 7, Jilid II, Alih Bahasa Widya Kusuma. Jakarta: Bina Rupa Aksara.
Kartinah. 2007. konstribusi Dukungan Sosisal Terhadap Tingkat Depresi Pada Pensiunan PNS Dikecamatan Sukoharjo. Skripsi (tidak diterbitkan) Surakarta. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammdiyah Surakarta.
Khairudin. 2002. Sosiologi Keluarga. Yogyakarta: liberty
Kuntjoro S Z. 2002. Kesehatan Jiwa dan Permasalahannaya. http://www.e-psikologi.com/epsi/lanjutusia.asp.diakses29Maret2009.
Kuntjoro S Z. 2002. Dukungan Sosial Pada Lansia. http://www.e-psikologi.com/epsi/artikel di Akses 29 Maret 2009.
Maramis, W.F. 2004. Catatan Ilmu Keperawatan Jiwa. Surabaya: Air Langga University Press.
Matthew N and David L. 1959. Hamilton Anxiety Rating Scale (HAM - A). http://www.neurotransmitter.net/anxietyscales.html, diaskes 09 juli 2009.
Muhammad N. K. 2008. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Terjadinya Stress pada Lanjut Usia di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta.skripsi (tidak diterbitkan Surakarta). FIK Unervesitas Muhammadiyah Surakarta
Nitafitria. 2009. Penelitian psikospiritual sebuah hasil penelitian. Http://Nitafitria.wordpress.com/2009/02/09/terapi-psikospiritual-sebuah-hasil-penelitian diakses 9-02-2009.
Noorkasiani, Tamher S. 2009. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan
Disusun oleh :
NURI WIDIYANINGSIH J 210 050 021
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2009
Lampiran 1
Kepada Yth:
Calon responden penelitian
Di tempat
Dengan Hormat,
Saya yng bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Nuri Widiyaningsih
NIM : J210050021
Adalah mahasiswa S- 1 Fakultas Ilmu Kesehatan Unifersitas Muhammadiyah
Surakarta Yang akan melakukan penelitian dengan judul ”Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Terjadinya Kecemasan Pada Lanjut Usia di Panti Wredha
Dharma Bhakti Kota Surakarta Tahun 2009”. Penelitian ini tidak akan
memberikan pengaruh dan dampak apapun terhadap responden, namun demikian
saya sebagai peneliti akan merahasiakan identitas dan jawaban bapak atau ibu
yang bapak atau ibu berikan dalam pertanyaan peneliti kepada bapak atau ibu
sebagai responden, atas kesediaannya peneliti ucapkan terima kasih.
Hormat Saya,
Peneliti
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
NAMA :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Alamat :
Dengan ini menyatakan sesungguhnya bahwa saya telah mandapat
penjelasan mengenai maksud pengumpulan data untuk penelitian ”Faktor-
Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Kecemasan Pada Lanjut Usia
di Panti Wredha Dharma Bhakti Kota Surakarta”. Untuk itu secara sukarela
saya menyatakan bersedia menjadi responden atau subyek penelitian tersebut.
Dengan pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dengan penuh
kesadaran tanpa pksaan.
Surakarta,... ... ... ... ... 2009
Responden
( … … … … … … …)
Lampiran 3
KUESIONER 1
LEMBAR DATA DEMOGRAFI
Hari / Tanggal :
Isilah kolom di bawah ini No. Urut :
Nama :
Umur : 45-89 tahun
60-70 tahun
71-90 tahu
> 90 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Perempuan
Tingkat Pendidikan : SD
SMP
SMA
Diploma
Sarjana
Petunjuk:
Bapak atau ibu adiminta uantuk menjawab dengan jujur pada setiap nomor di
bawah ini dengan memberi tanda check list () yang dianggap BENAR.
Lampiran 4
KUESIONER 2DUKUNGAN SOSIAL
Nama Klien :Jenis Kelamin :Umur :
A. Penilaian 5 : Sangat Setuju 4 : Setuju 3 : Ragu-ragu 2 : Tidak Setuju 1 : Sangat Tidak Setuju
B. Penilaian Dukungan Sosial7 – 14 : Buruk 15 – 27 : Sedang > 27 : Baik
No. Pertanyaan/ Pernyataan SSS SS R TS STS
1 Kondisi panti ini menyenangakan, terutama
pengaturan ruang dan lokasinya
2 Sebagain besar perawat/ pengasuh memahami
kondisi lansia yang tinggal disini
3 Pengajaran keterampilan yang diberikan telah
sesuai dengan minat dan ketertarikan saya
4 Selain keterampilan kebersamaan dengan
sesama penghui snagat membantu
5 Keluarga dekat sangat menghargai semua
keterampilan yang saya peroleh selama di
panti
6 Keluarga dekat terutama istri/ suami
merupakan teman terbaik dalam berbagai
7 Hingga saat ini suami/ istri masih memberikan
perhatian sama seperti beberapa tahun yang
lalu
8 Selain suami/ istri, keluarga juga memberikan
perhatian yang sama besar seperti yang
dirasakan beberaka tahun lalu
9 Hingga saat ini komunikasi dengan anggota
keluarga lain baik langsung/ tidak langsung
masih terjalin dengan baik
10 Keluarga terdekat masih sering berkunjung/
memberi barang-barang kebutuhan pribadi
11 Pada usia ini yang keluarga adalah kekayaan
yang tak ternilai
12 Kedatangan anak-anak dan cucu merupakan
hal yang paling saya tunggu
13
14
15 Hubungan dengan teman-teman lama baik
yang satu pekerjaan atau tidak tetap terjalin
16 Saya merasa cemas karena tidak memiliki
penghasilan tetap seperti dulu
17 Kecemasan saya terutama karena perasaan
sepi dan ditinggal sendiri
18 Rasa pusing, marah sering saya rasakan jika
saya sendiri
19 Kecemasan terbesar yang saya rasakan adalah
berpisah dengan keluarga dan teman lam
20 Selain rasa cemas dan takut tersebut diatas
banyak hal lain yang menyenagkan pada usia
saya saat ini
Berilah tanda () pada yang menurut bapak atau ibu benar atau sesuai dengan keadaan sekarang.1. Apakah bapak aau ibu mempunyai suami atau istri?
Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat Tidak Setuju
2. Apakah Bapak atau ibu tinggal bersama pasangan? Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
3. Apakah dalam seminggu ini bapak atau ibu menelpon kerabat atau teman? Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
4. Apakah bapak atau ibu senang dikunjungi kerabat atau teman? Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
5. Apakah bapak atau ibu menginginkan bergabung dengan kelompok lansia atau dalam kegiatan? Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
6. Apakah ada yang bersedia merawat bapak atau ibu bila sakit? Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
7. Apakah ada yang dapat dihubungi jika bapak atau ibu mengalami keadaan emergensi? Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Jumlah Score: Kesimpulan : Dukungan sosial buruk
Dukungan sosial sedang Dukungan sosial baik
(Noorkasiani, 2009)
Lampiran 5
KUESIONER 3DUKUNGAN KELUARGA
Nama Klien :Jenis Kelamin :Umur :
A. Penilaian 4 : Sangat Sering 3 : Sering 2 : Kadang-kadang 1 : Tidak Pernah
B. Penilaian Dukungan Keluarga40 – 53 : Rendah 54 – 60 : Sedang 60 – 80 : Tinggi
Berilah tanda () pada yang menurut bapak atau ibu benar atau sesuai dengan keadaan sekarang.1. Apakah keluarga bapak / ibu tidak pernah memberikan berbagai informasi
tentang keterampilan baru yang dapat bapak / ibu di kerjakan di Panti Wredha? Sangat Sering Sering Kadang-kadang Tidak Pernah
2. Apakah keluarga bapak /ibu pernah mengerti tentang keadaan bapak atau ibu? Sangat Sering Sering Kadang-kadang Tidak Pernah
3. Apakah keluarga bapak / ibu sering memberikan bantuan berupa kebutuhan sehari-hari selama bapak atau ibu di Panti Wredha? Sangat Sering Sering Kadang-kadang Tidak Pernah
4. Apakah bapak / ibu tidak pernah mendapatkan kiriman uang dari keluarga untuk kebutuhan sehari-hari bapak / ibu selama di panti? Sangat Sering Sering Kadang-kadang Tidak Pernah
5. Apakah keluarga bapak / ibu tidak pernah memberikan bantuan berupa kebutuhan sehari-hari bapak / ibu selama di panti? Sangat Sering Sering Kadang-kadang Tidak Pernah
6. Apakah keluarga bapak / ibu selalu mendorong untuk selalu aktif dalam berbagai kegiatan yang ada di panti? Sangat Sering Sering Kadang-kadang Tidak Pernah
7. Apakah bapak / ibu sering mendapat kiriman uang dari keluarga untuk memenuhi kebutuahan bapak / ibu selama di panti? Sangat Sering Sering Kadang-kadang Tidak Pernah
8. Apakah keluarga bapak / ibu sering memberi dukungan terhadap segala kegiatan yang diikuti bapak / ibu selama di panti? Sangat Sering Sering Kadang-kadang Tidak Pernah
9. Apakah keluarga bapak / ibu tidak mau peduli dengan berbagai kegiatan yang bapak / ibu lakukan di panti? Sangat Sering Sering Kadang-kadang Tidak Pernah
10. Apakah keluarga bapak / ibu sering memberikan pakaian selama bapak atau ibu di panti? Sangat Sering Sering Kadang-kadang Tidak Pernah
11. Apakah bapak / ibu merasa telah ditinggalkan oleh keluarga bapak / ibu? Sangat Sering Sering Kadang-kadang
Tidak Pernah 12. Apakah keluarga bapak / ibu tidak pernah memberikan dukungan kepada
bapak atau ibu untuk selalu berbuat baik selama di panti? Sangat Sering Sering Kadang-kadang Tidak Pernah
13. Apakah keluarga bapak / ibu tidak pernah memberikan semangat ketiaka bapak / ibu mengalami kesulitan? Sangat Sering Sering Kadang-kadang Tidak Pernah
14. Apakah keluarga bapak / ibu sangat memahami keadaan bapak / ibu saat ini? Sangat Sering Sering Kadang-kadang Tidak Pernah
15. Walaupun bapak / ibu di panti, apakah bapak / ibu merasa tetap dekat dengan keluarga? Sangat Sering Sering Kadang-kadang Tidak Pernah
16. Apakah setiap keluarga bapak / ibu berkunjung, mereka selalu menanyakan jika bapak / ibu terlihat berbeda? Sangat Sering Sering Kadang-kadang Tidak Pernah
17. Walau bapak / ibu sedang mengalami masalah di panti, apakah keluarga bapak / ibu tidak pernah mau memahami? Sangat Sering Sering Kadang-kadang Tidak Pernah
18. Apakah selama bapak / ibu di panti, keluarga bapak / ibu jarang memberi bapak / ibu nasehat? Sangat Sering Sering Kadang-kadang Tidak Pernah
19. Apakah bapak / ibu tidak pernah tahu atau mengetahui berbagai kejadian yang terjadi dalam keluarga bapak / ibu selama bapak / ibu di panti? Sangat Sering Sering
Kadang-kadang Tidak Pernah
20. Apakah bapak / ibu pernah merasa apapun yang bapak / ibu hasilkan dari kegiatan di lingkungan panti tidak mendapat tanggapan dari keluarga Sangat Sering Sering Kadang-kadang Tidak Pernah
Jumlah Score: Kesimpulan : Dukungan keluarga rendah
A. Penilaian 0 : tidak ada tidak ada gejala sama sekali 1 : ringan satu gejala dari pilihan yang ada2 : sedang separuh dari gejala yang ada3 : berat lebih dari separuh gejala yang ada 4 : sangat berat semua gejala ada
B. Penilaian Derajat Kecemasan < 17 kecemasan ringan 18 – 24 kecemasan sedang 25 – 30 kecemasan berat
Berilah tanda () jika terdapat gejala yang terjadi selama 1. Perasaan cemas
Merasa cemas Firasat buruk Takut akan pikiran sendiri Mudah tersinggung
2. Ketegangan Merasa tegang Lesu Mudah terkejut Tidak dapat istirahat dengan nyenyak Mudah menangis Gemetar Gelisah
3. Ketakutan Pada gelap Ditinggal sendiri Pada orang asing Pada kerumunan banyak orang
4. Gangguan tidur Sukar memulai tidur Terbangun tengah malam Tidak pulas Mimpi buruk Mimpi yang menakutkan
5. Gangguan kecerdasan Daya ingat buruk Sulit konsentrasi Sering bingung
6. Perasaan depresi Kehilangan mainat Sedih Bangun dini hari Perasaan berubah-ubah sepanjang hari
7. Gejala somatic (otot-otot0 Nyeri otot Kaku Kedutan otot Gigi gemeretak Suara tak stabil
8. Gejala sensori Telinga berdengung Penglihatan kabur Muka merah dan pucat Merasa lemah Perasaan ditusuk-tusuk
9. Gejala kardofaskuler Denyut nadi cepat Berdebar-debar Nyeri dada Denyut nadi mengeras Rasa lemah seperti mau pingsan Detak jantung hilang sekejap
10. Gejala pernafasan Rasa sesak di dada Perasaan tercekik Merasa nafas pendek atau sesak Sering menarik napas panjang
11. Gejala gastrointerstinal Sulit menelan Mual muntah Berat badan menurun Kontipasi Perut melilit Gangguan pencernaan
Nyeri lambung sebelum atau sesudah makan Rasa panas di perut Perut terasa penuh
12. Gejala urogenital Sering kencing Tidak dapat menahan kencing Mens tidak teratur Frigitditas
13. Gejala vegetatif Mulut kering Muka kering Mudah berkeringat Pusing atau sakit kelapa Bulu roma berdiri
14. Apakah merasa Gelisah Tidak tenang Mengerutkan dahi muka tegang Tonus atau ketegangan otot meningkat Napas pendek atau cepat Muka merah