BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Virus West Nile merupakan salah satu kelompok Flavivirus yang menyerang unggas, terutama unggas liar yang tidak di kandang tertutup. Penyakit ini menyebabkan gejala syaraf yang dapat berakibat fatal. Penularan penyakit harus melalui gigitan vektor serangga. Kontak dengan burung yang terinfeksi tidak menimbulkan penyakit meskipun pada burung yang terinfeksi. Antibody dan isolasi virus dapat diperoleh baik melalui feses maupun organ. Unggas merupakan amplifier virus West Nile. Centers for Disease Control (CDC) mengatakan bahwa Virus yang menularkan penyakit lewat gigitan nyamuk ini, kasusnya telah meningkat hingga 60 persen dari tahun 1999 hingga 2003. Tabel 1.Distribusi frekuensi kasus West Nile Fever di Amerika Serikat tahun 1999-2003 Tahun Kasus Kematian CFR(%) 1999 62 7 11,3 2000 21 2 9,5 2001 64 9 14,1 2002 3389 199 4,5 2003 9862 264 2,7 Sumber: Center of Disease Control (CDC, 2004) Dari tabel di atas dapat dilihat bahwasanya kasus west nile fever cenderung meningkat sejak tahun 1999 sampai dengan 2003. Dimana, kasus terbanyak dijumpai pada tahun 2003 sebesar WEST NILE FEVER 1
makalah seminar telaah west nile fever terkait potensial PHEIC yang dibuat untuk tugas selama k
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Virus West Nile merupakan salah satu kelompok Flavivirus yang menyerang unggas,
terutama unggas liar yang tidak di kandang tertutup. Penyakit ini menyebabkan gejala syaraf
yang dapat berakibat fatal. Penularan penyakit harus melalui gigitan vektor serangga. Kontak
dengan burung yang terinfeksi tidak menimbulkan penyakit meskipun pada burung yang
terinfeksi. Antibody dan isolasi virus dapat diperoleh baik melalui feses maupun organ.
Unggas merupakan amplifier virus West Nile.
Centers for Disease Control (CDC) mengatakan bahwa Virus yang menularkan
penyakit lewat gigitan nyamuk ini, kasusnya telah meningkat hingga 60 persen dari tahun
1999 hingga 2003.
Tabel 1.Distribusi frekuensi kasus West Nile Fever di Amerika Serikat tahun 1999-2003
Tahun Kasus Kematian CFR(%)
1999 62 7 11,3
2000 21 2 9,5
2001 64 9 14,1
2002 3389 199 4,5
2003 9862 264 2,7
Sumber: Center of Disease Control (CDC, 2004)
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwasanya kasus west nile fever cenderung
meningkat sejak tahun 1999 sampai dengan 2003. Dimana, kasus terbanyak dijumpai pada
tahun 2003 sebesar 9.862 kasus dengan jumlah kematian 264 kasus (CFR=2,7%), sedangkan
kasus terendah dapat dilihat pada tahun 2000 sebesar 21 kasus dengan jumlah kematian
sebanyak 2 kasus (CFR= 9,5%).
Lebih dari setengah kasus yang terjadi pada saat itu kebanyakan tercatat di Negara
bagian Texas, namun sekarang wabah ini meluas hingga ke 47 negara bagian Amerika
Serikat dan 38 negara bagian telah melaporkan kasus infeksi pada manusia, hanya di Alaska,
Hawaii dan Vermont yang melaporkan tidak ada kasus. Pihak medis Amerika Serikat sendiri
hingga kini belum mengetahui penyebab jelas mengapa kasus wabah West Nile meningkat
WEST NILE FEVER 1
tajam dalam waktu singkat. Sekitar 75 persen dari kasus di atas selain Texas juga terjadi di
Missisipi, Lousiana dan South Dakota. Pasien yang terinfeksi biasanya menderita demam dan
sakit yang dapat menjadi lebih parah atau menyebabkan kematian, terutama pada orang-orang
tua, anak-anak dan kelompok yang berisiko lainnya. Namun belum ada pengobatan khusus
untuk penyakit jenis ini.
Di Indonesia belum pernah dilaporkan dan diteliti tentang penyakit ini tetapi dengan
tingginya mobilitas hewan dan manusia dari dan ke Indonesia memungkinkan untuk
terjadinya penularan penyakit ini. Tetapi Pada awal Januari 2014, berdasarkan penelitian oleh
tim peneliti dari Institute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga Surabaya,
ditemukan 12 orang positif terjangkit virus West Nile dari 35 sampel yang diteliti pada pasien
yang terindikasi di daerah Surabaya. Sebelumnya, pada bulan Oktober 2013 juga pernah
dilaporkan bahwa tim peneliti dari ITD UNAIR telah menemukan 19 sampel positif virus
West Nile dari 59 sampel yang diteliti. Keberadaan virus West Nile mungkin sudah pernah
ada sebelumnya di Indonesia tetapi karena dahulu penyakit ini sulit didiagnosis maka
dimungkinkan tidak terdeteksi pada pasien.
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dalam hal ini adalah Unit Pelaksana Teknis
(UPT) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang bertanggung-jawab langsung kepada
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP&PL) yang
mempunyai tugas dan fungsi antara lain melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya
penyakit, penyakit potensial wabah, surveilans epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian
dampak kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan, pengawasan OMKABA serta
pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali, bioterorisme,
unsurbiologi, kimia dan pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas
batas darat Negara (Pasal 2 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
356/MENKES/PER/IV/2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan
Pelabuhan).
1.2 Tujuan Penulisan
WEST NILE FEVER 2
1.2.1 Tujuan Umum
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui penyakit west nile fever terkait
potensial PHEIC.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui defenisi, etiologi, epidemiologi west nile fever terkait potensial
PHEIC.
b. Untuk mengetahui gejala klinis, menegakkan diagnosa dan diagnosa banding dari
west nile fever terkait potensial PHEIC.
c. Untuk mengetahui penanggulangan PHEIC di pintu masuk negara.
1.3 Manfaat Penulisan
a. Bagi penulis untuk menambah wawasan dan pemahaman mengenai penatalaksanaan
west nile fever terkait potensial PHEIC
b. Bagi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Medan sebagai sumber kepustakaan
sekaligus masukan untuk melaksanakan perannya dalam upaya pengendalian penyakit
west nile fever terkait potensial PHEIC.
c. Bagi pembaca sebagai informasi untuk menambah wawasan mengenai penyakit west
nile fever terkait potensial PHEIC.
BAB II
WEST NILE FEVER 3
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Defenisi
West Nile Fever merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus west nile
yang termasuk dalam famili Flaviviradae yang ditularkan kepada manusia maupun hewan
melalui gigitan nyamuk Culex. Virus west nile menjadikan nyamuk Culex sebagai vektornya
dan burung sebagai agents berkembang biaknya.
2.2 Etiologi
Virus West Nile digolongkan dalam kelompok Flavivirus yang mempunyai kedekatan
antigenik dengan virus Murray Valley Encephalitis (MVE) di Australia, St. Louis
Encephalitis (SLE) di Amerika dan Japanese Encephalitis(JE) di Jepang. Kedekatan antigenik
ini dapat dibuktikan secara eksperimental pada hamster yang telah diimunisasi dengan virus.
Virus ini juga memiliki benang RNA positif tunggal (single positive-stranded RNA) sebagai
genomnya dengan panjang sekitar 9 kilobasa.
2.3 Klasifikasi dari virus West Nile
Grup : Kelompok IV ((+) ssRNA)
Family : Flaviviridae
Genus : Flavivirus
Spesies : West Nile Virus
2.4. Epidemiologi
Virus West Nile sendiri pertama kali diisolasi dari darah seorang perempuan yang
sedang terserang demam di daerah Omogo, Propinsi West Nile (daerah delta Sungai Nil),
Uganda pada tahun 1937. Virus ini juga banyak ditemukan di Timur Tengah, Asia Barat,
Oceania, Amerika Utara dan juga daerah-daerah lainnya di Afrika pada perkembangan
selanjutnya. Epidemi pertama kali dilaporkan terjadi pada orang di Israel (1950 – 1954).
Antara tahun 1962 – 1964 ditemukan pada orang di daerah Camargue, Prancis dimana
beberapa penderita mengalami encephalitis. Wabah terbesar dilaporkan juga terjadi di Afrika
Selatan pada tahun 1974 dengan morbidity rate mencapai 55% namun bersifat ringan tanpa
encephalitis. Sejak tahun 1990-an jumlah kasus yang menimbulkan kematian semakin
meningkat, dibuktikan dengan kasus di Rumania pada tahun 1996, di Rusia pada tahun
WEST NILE FEVER 4
1999dan Israel pada tahun 2000.Tahun 1999, virus West Nile telah menyebar dengan cepat di
Amerika Serikat terutama New York mengikuti pola burung yang bermigrasi dan dengan
cepat menjadi wabah besar didaerah tersebut.
2.5. Mode of Transmission
Gigitan nyamuk yang mengandung virus WN merupakan kunci utama bagi penularan
infeksi westnile. Penelitian TURELL (Tahun 2000) menyatakan bahwa Cx. Pipens, Ae.
Japonicus, Ae. Sollicitans, Ae taeniorchynchus dan Ae. Vexans merupakan vektor west nile.
Bahkan Ae japonicus merupakan vektor yang paling potensial dalam menularkan virus west
nile. Nyamuk menjadi terinfeksi ketika mereka makan pada burung yang telah terinfeksi.
Nyamuk yang terinfeksi kemudian dapat menyebarkan virus ke manusia dan hewan lain
ketika mereka menggigit manusia dan hewan tersebut. West Nile virus tidak menyebar
melalui sentuhan atau melalui kontak langsung dengan orang telah terinfeksi virus tetapi
dalam beberapa kasus, virus dapat menyebar melalui transfusi darah, transplantasi organ,
menyusui dan bahkan selama kehamilan dari ibu ke bayi.
Gambar 1.0. Mode of Transmission from west nile virus