Top Banner
1 MASJID AL-ISTIQOMAH PASAR REBO KUALA TUNGKAL (STUDI HISTORI-ARKEOLOGIS) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Sejarah Peradaban Islam Oleh : Lena Faiz AS.160958 SEJARAH PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2020
93

Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

Sep 10, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

1

MASJID AL-ISTIQOMAH PASAR REBO KUALA TUNGKAL

(STUDI HISTORI-ARKEOLOGIS)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)

Sejarah Peradaban Islam

Oleh :

Lena Faiz

AS.160958

SEJARAH PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2020

Page 2: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

i

Page 3: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

ii

Page 4: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

iii

Page 5: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

iv

MOTTO

إومب يعمر مسبجد

كبة الل مه آمه ببلل واليىم الآخر وأقبم الصلاة وآتى الز

ولم يخش إل الل أفعسى ولئك أن يكىوىا مه المهتديه(٨١)

Artinya :

Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah

orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari

kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan

zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada

Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan

termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.

At-Taubah : 18

Page 6: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

v

PERSEMBAHAN

بسم الله الر حمن الر حيم

Sembah sujud serta syukur kepada allah SWT. Taburancinta dan kasih sayang-Mu

telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku

dengan cinta. Atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi

yang sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkaan

kehadiran Rasullah MuhammadSAW.

Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah Khusnan

dan Ibu Faridatul Mahmudah) yang senantiasa memberikan do’a dan dukungan,

memberikan support untuk selalu bersemangat dan menjadi obat dikala kejenuhan

datang agar dapat terus melangkah hingga akhir terselesaikan nya tugas akhir ini.

Semoga Allah SWT selalu meridhoi setiap langkah yang beliau kerjakan dan

pengorbanan beliau akan dibalas berlipat ganda oleh Allah SWT.

Untuk saudaraku tersayang.(Himmatul Aliyah, Muntaha Mahfud, Rif”atulluailiyah,

Raudhatunnafisah), calon pendamping hidup Angga.P Terimakasih atas doa dan

support nya selama ini, semoga kita semua menjadi keluarga yang rukun dan tetap utuh

dan semoga perjuangan abang-abang sekalian untuk ku dibalas oleh Allah SWT.

Page 7: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

vi

ABSTRAK

Masjid Al-Istiqomah merupakan salah satu masjid tua di Kabupaten

Tanjung Jabung Barat yang didirikan pada tahun 1918 M oleh para ulama dan

para syuhada. Pada saat pembangunan masjid selesai, banyak pejuang yang lari

ke masjid Al-Istiqomah, pada waktu itu Kuala Tungkal di kuasai oleh Belanda.

Masjid Al-Istiqomah pada masa itu dijadikan tempat bersembunyi dan petahanan

para pejuang. Masjid Al-Istiqomah terletak di kampung Pasar Rebo Desa Pantai

Gading.

Masjid Al-Istiqomah memiliki Arsitektur bernuansa Jawa, dilihat dari

bentuk arsitektur atapnya yang memiliki kesamaan dengan masjid Agung

Demak. Bentuk atap yang bertingkat dan memiliki 8 tiang utama. Ruangan

masjid hanya terdiri dari dua ruangan, yang pertama ruang utama, dan ruang

serambi. Arsitektur dari masjid ini masih terawat meskipun telah direnovasi.

Disekeliling masjid terdapat pemakaman umum, dipemakaman tersebut terdapat

makam pendiri masjid, para syuhada dan ulama yang sudah meninggal.

Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dan penelitian

pustaka (library research) yang bersifat kualitatif. Untuk mempermudah penulis

dalam melakukan penelitian, maka dibuat rumusan masalah. 1. Bagaimana

Sejarah Berdirinya Masjid Al-Istiqomah Pasar Rebo? 2. Bagaimana Nilai

Histori-Arkeologis Masjid Al-Istiqomah Pasar Rebo Kuala Tungkal? 3.

Bagaimana Nilai Arsitektur Dari Masjid Al-Aistiqomah Pasar Rebo Kuaka

Tungkal?. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

Histori-Arkeologis. Pendekatan histori digunakan untuk merekontruksi sejarah

berdirinya Masjid Al-Istiqomah Pasar Rebo Kuala Tungkal, sedangkan

pendekatan arkeologis digunakan untuk m enelaah arsitektur masjid.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa, masjid Al-Istiqomah Pasar Rebo

Kuala Tungkal didirikan pada tahun 1918 M. pendirinya adalah KH. Abdul

Wahab dan KH. Abdurrahman Siddiq (Tuan Guru Sapat), yang merupakan

Ulama di Kuala Tungkal.. Dari bentuk bangunannya masjid ini mengadopsi

masjid Agung Demak.

Kata Kunci: Masjid, Sejarah, Arkelogi, Arsitektur.

Page 8: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Tuhan yang telah mengajarkan

manusia dengan perantaraan kalam, mengajarkan manusia apa yang tidak

diketahuinya, atas ridho-Nya, skripsi ini dapat diselesaikan. Solawat dan salam

semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw, Rasul yang telah

memberikan pencerahan dalam kehidupan manusia.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat

akademik guna untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas

Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Penulis menyadari penuh bahwa dalam proses penyelesaian proses skripsi ini

banyak melibatkan banyak pihak yang telah memberikan motivasi baik moril

maupun materil, untuk itu melalui kolom ini penulis menyampaikan terimakasih

dan penghargaan kepada:

Skripsi dengan judul Masjid Al-Istiqomah Pasar Rebo Kuala Tungkal

(Studi Histori-Arkeologis) merupakan persembahan penulis kepada almameter

tercinta Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagai tugas

ahir untuk mencapai gelar Sarjana Humaniora (S.Hum). penulis menyadari

bahwa skripsi ini tidak akan terwujud sesuai yang diharapkan tanpa adanya

bantuan yang berharga dari berbagai pihak, baik bantuan moril dan spiritual.

Oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis menghaturkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tua saya yaitu (ayahanda khusnan dan ibunda faridatul

mahmudah), saudaraku yakni (himatul aliyah, muntaha mahfud, rif‟atul

luailiyah, raudatunnafisah), yang selalu mendoakan dan memberikan

semangat kepada saya sehingga syukur Alhamdulillah karya ilmiah ini dapat

terselesaikan.

2. Yth. Bpk. Ali Muzakkir, M.Ag dan Bpk Aliyas M.Fil.i selaku pembimbing I

dan II.

3. Yth. Bpk Prof. H. Sua‟idi Asyari, MA, Ph.D, selaku Rektor UIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi.

4. Yth. Ibu Dr.Rofiqoh Ferawati, SE, M.EI, Yth. Bapak Dr.As‟ad Isma, M.Pd,

Yth.Bpk Dr. Bahrul Ulum, S.Ag, MA selaku wakil rektor I, II dan III UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

5. Yth. Ibu Dr. Halimah Dja‟far, M.Fil.I selaku Dekan Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Page 9: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

viii

6. Yth. Bapak Agus Fiadi, S.Ip, M.Si selaku ketua Jurusan Sejarah Peradaban

Islam Humaniora UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi dan Pembimbing

Akademik.

7. Yth. Bapak dan Ibu seluruh Dosen Fakultas Adab dan Humaniora

Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi.

8. Teman-teman seperjuangan yang ikut berpartisipasi dalam proses penulisan

skripsi ini dan khususnya untuk teman-teman Sejarah Peradaban Islam

angkatan 2016 yang telah memberikan support dan semangat sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

9. Segenap pihak yang telah membantu peneliti mulai dari pembuatan proposal,

penelitian, sampai penulisan skripsi ini yang tidak mungkin dapat peneliti

sebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada

semuanya. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis,

pembaca dan almameter. Aamiin.

Wassalamualaikum wr.wb

Jambi, 16 Desember 2020

Penulis,

Lena Faiz

NIM.AS160958

Page 10: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................................. ii

NOTA DINAS .......................................................................................................... iii

MOTTO .................................................................................................................... iv

PERSEMBAHAN .................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ............................................................................................. vi

ABSTRAK ................................................................................................................ vii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ viii

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 5

C. Ruang Lingkup dan Batasan Masalah ........................................................... 6

D. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 6

E. Kegunaan Penelitian ...................................................................................... 6

F. Tinjauan Pustaka ............................................................................................ 7

G. Sistematika Pembahasan ............................................................................... 8

H. Kerangka Teori .............................................................................................. 9

1. Sejarah ..................................................................................................... 10

2. Masjid ...................................................................................................... 11

3. Histori-arkeologis .................................................................................... 12

BAB II METODE PENELITIAN .......................................................................... 14

A. Metode Penelitian Sejarah ............................................................................. 14

Page 11: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

x

1. Heuristik (Pengumpulan Sumber) ........................................................... 15

2. Verifikasi (Kristik Sumber) ..................................................................... 18

3. Interprestasi (Menafsirkan Sumber Sejarah) ........................................... 19

4. Historiografi (Penulisan Sejarah) ............................................................ 20

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN.................................... 22

A. Sejarah Pasar Rebo ........................................................................................ 22

B. Gambaran Umum Pasar rebo ......................................................................... 24

C. Agama dan Sarana Pendidikan ...................................................................... 25

BAB IV PEMBAHASAN…………………………………………………………30

A. Sejarah Berdirinya Masjid Al-Istiqomah ....................................................... 30

B. Nilai Histori-Arkeologis Masjid Al-Istiqomah .............................................. 33

1. Bedug ....................................................................................................... 35

2. Ruang Utama ........................................................................................... 37

3. Soko Guru ................................................................................................ 39

4. Mihrab ...................................................................................................... 40

5. Mimbar .................................................................................................... 41

6. Atap .......................................................................................................... 42

7. Tiang ........................................................................................................ 46

8. Makam ..................................................................................................... 47

9. Kubah ...................................................................................................... 48

C. Nilai Arsitektural Masjid Al-Istiqomah ......................................................... 49

1. Denah Segiempat ..................................................................................... 52

2. Bagian Tubuh ........................................................................................... 53

3. Mighrab .................................................................................................... 55

4. Lengkungan ............................................................................................. 56

5. Ruangan Utama ....................................................................................... 57

6. Bedug ....................................................................................................... 58

7. Plafon ....................................................................................................... 59

Page 12: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

xi

8. Kubah ....................................................................................................... 59

9. Sang Rengga ............................................................................................ 61

10. Mihrab ...................................................................................................... 61

11. Fawwarah ................................................................................................. 62

12. Kerangka .................................................................................................. 63

13. Bagian Kaki ............................................................................................. 64

14. Luas Masjid dan Lahan ............................................................................ 65

15. Bagian Atap ............................................................................................. 65

16. Serambi .................................................................................................... 67

17. Lantai Masjid ........................................................................................... 68

18. Jendela ..................................................................................................... 70

BAB V PENUTUP ................................................................................................... 72

A. Kesimpulan .................................................................................................... 72

B. Saran .............................................................................................................. 73

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masjid merupakan bangunan atau tempat yang digunakan oleh umat

muslim untuk beribadah.1 Masjid artinya tempat sujud, dan masjid berukuran

kecil juga disebut musala, langgar atau surau. Selain tempat ibadah masjid juga

merupakan pusat kehidupan komunitas muslim. Kegiatan-kegiatan perayaan hari

besar, diskusi, kajian agama, ceramah dan belajar Alquran sering dilaksanakan

di masjid. Bahkan dalam sejarah Islam, masjid turut memegang peranan dalam

aktifitas sosial kemasyarakatan hingga kemiliteran.

Secara terminologis, masjid berasal dari kata Sajada, yang berarti

tempat sujud, tempat salat, atau tempat menyembah Allah Swt. Sebutan yang

lebih populer adalah misigit atau mesigit.2 Dalam peristilahan arkeologi, masjid

termasuk living monument, yaitu bangunan yang tetap digunakan sesuai dengan

fungsi semula ketika bangunan itu dibuat.3 Masjid merupakan salah satu

peninggalan arkeologi masa Islam yang merupakan simbol dari adanya

pemukiman muslim di suatu tempat.

Pada awal perkembangan dakwah Islam periode Madinah, ketika

Rasulullah saw. berhijrah, tempat yang pertama kali dibangun oleh Rasulullah

1 Nikolaus Pevsner, Arsitektur Masjid dan Monumen Sejarah Muslim, (Yogyakarta : Gadjah

Mada University Press, 2006), hlm.1 2 Hassan Sadily, Ensiklopedia Indonesia IV, (Jakarta : PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 1983),

hlm. 2161 3 I.G.N. Anom, Masjid Kuno Indonesia, (Jakarta: Proyek Pembinaan Peninggalan Sejarah Dan

Kepurbakalaan Pusat, 1998/99), hlm. 1

Page 14: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

2

saw. adalah masjid Quba.4 Masjid Quba dibangun secara bersama-sama oleh

para sahabat dan masyarakat setempat dengan dasar takwa kepada Allah Swt.5

Masjid Quba didirikan oleh masyarakat untuk kepentingan masyarakat pada saat

itu dalam rangka menjalankan ajaran Islam. Setelah membangun masjid Quba,

Rasulullah saw. melanjutkan perjalanan ke Madinah.

Di Madinah, Rasulullah melakukan perkara pertama adalah dengan

membangun masjid raya diberi nama masjid Nabawi. Masjid Nabawi bukan

hanya sebagai tempat ibadah, tetapi di masjid ini Rasulullah membina

masyarakat yaitu para sahabat dan masyarakat yang terdiri dari multi ras, multi

etnis, dan multi agama.6 Hakikatnya, pembangunan masjid menjadi poin utama

yang dipikirkan oleh Rasulullah saw. bagi menyatukan umat Islam yang ada

pada waktu itu.

Ditegaskan oleh Nabi Muhammad saw. dalam sabdanya: “dimanapun

engkau beribadah, tempat itulah masjid”. Penyebutan nama masjid berasal dari

firman Allah Swt. yang tersebut di dalam Alquran sejumlah dua puluh delapan

kali, yaitu sajada-sujud, yang memiliki arti patuh, taat, tunduk penuh hormat

dan takzim.7

Fungsi masjid dalam sejarah kemunculannya, tidak sekedar untuk tempat

sujud sebagaimana makna harfiahnya, tetapi multi fungsi. Pada masa Rasulullah

4 Syamsul Kurniawan, (Masjid dalam Lintasan Sejarah Umat Islam, Jurnal Khatulistiwa –

Journal of Islamic Studies), Vol.4 no.2 2014, hlm 171 5 Ajiz Muslim, Manajemen Pengelolaan Masjid, (Yogyakarta : Fakultas Dakwah UIN Sunan

Kalijaga), hlm. 50 6 Ajiz Muslim, Manajemen Pengelolaan Masjid, hlm. 51

7 M. Quraish Shihab, Wawasan AlQuran. (Bandung : Mizan, 1997), hlm. 459

Page 15: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

3

saw. masjid berfungsi sebagai sentra kegiatan-kegiatan pendidikan, yakni tempat

pembinaan dan pembentukan karakter umat. Bahkan lebih strategis, pada masa

Rasulullah saw. masjid sebagai sentra kegiatan politik, ekonomi, sosial dan

budaya, umat.

Pada pokok tujuan utama pendirian masjid sejak awal mula terjadinya

sampai saat ini tetap tidak berubah, yakni tempat untuk melaksanakan ajaran

Islam secara keseluruhan, dari peribadahan umum, sampai salat Jumat, dan juga

dakwah, dan tempat suci untuk mempertemukan diri dengan Dzat Yang Maha

Agung.8 Selain itu, masjid sebenarnya lebih tepat sebagai tempat umat Islam

menunaikan tanggung jawab untuk bersama-sama membangun umat, artinya

tanggung jawab setiap Muslim merupakan suatu refleksi dari peranan masjid.

Masjid yang memiliki fungsi utama sebagai tempat ibadah, juga dapat

memiliki fungsi yang lain, seperti halnya pada Masjid Al-Istiqomah Kuala

Tungkal yang dijadikan tempat kumpul ulama tempo dulu dan markas tentara

atau barisan hizbullah untuk melawan penjajah Belanda.9

Awal mula penduduk Tungkal Ilir ialah berada di Kecamatan Bram Itam

Kanan dan Bram Itam Kiri, dari tahun ke tahun tempat ini semakin ramai, atas

permintaan etnis Banjar yang ada di Bram Itam Kanan untuk mengajarkan ilmu

agama, kemudian Syekh Abdul Wahab hijrah dari Batu Pahat, Johor Baharu,

Malaysia ke Kuala Tungkal, Provinsi Jambi tepatnya di Bram Itam Kanan dan

ada satu kelompok alim ulama yang datang berdomisili di Kecamatan Bram

8 Abdul Rochym, Sejarah Arsitektur Islam (Bandung : Angkasa, 1983), hlm. 4

9 Wawancara dengan Bpk Makhrus, Pada Tanggal 26 Februari 2020.

Page 16: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

4

Itam Kanan, akhirnya didirikanlah masjid yang pertama kali ini yaitu Masjid Al-

Istiqomah, yang mendirikannya ialah Syekh Abdul Wahab, Abdurrahman Sidiq

(Tuan Guru Sapat) kemudian turun ke anaknya KH. Muhammad Ali Wahab.10

Masjid Al-Istiqomah merupakan salah satu masjid tertua di Kuala

Tungkal, berdasarkan keterangan yang di tuliskan pada papan di atas mihrab,

terdapat tulisan “m-8-1363-2-4-1382-h.”11

Tokoh agama pada saat itu ialah

Syekh Abdul Wahab. Masjid Al-Istiqomah dijadikan tempat untuk berkumpul

ulama tempo dulu yang ikut serta melawan penjajah, karena pada waktu itu

Belanda belum bisa menerima kekalahannya dan sampai sekarang masjid ini

masih dijadikan pusat perkumpulan ulama umara,12

majlis besar dan

masyarakatnya.13

Meskipun masjid ini sudah di renovasi tetapi masjid ini masih

tetap mempertahankan bentuk aslinya.

Hal yang menarik dari masjid Al-Istiqomah adalah masjid ini dibangun

oleh sekelompok alim ulama untuk sarana beribadah, karena tempat ini menjadi

awal tempat perkumpulan masyarakat yang ada di Tungkal Ilir. Masjid yang

memiliki nilai sejarah harusnya perlu dilakukan penulisan dan penelusuran

sejarah yang lebih baik, tetapi sampai saat ini belum dilakukan penelitian dan

penulisan lebih lanjut. Oleh karena itu maka penelitian ini dilakukan.

10

Wawancara dengan Bpk Ramli Mahyudin, (70 tahun, Juru Kunci). Pada Tanggal 9 September

2019. 11

Wawancara dengan Bpk Ramli Mahyudin, (70 tahun, Juru Kunci). Pada Tanggal 9 September

2019. 12

Ulama dan Umara adalah pasangan pemuka masyarakat yang utama. Bentuk jamak dari kata

„alim, artinya orang yang berpengetahuan, ahli ilmu agama islam, orang yang pandai. 13

Wawancara Dengan Sukendro, (40 tahun, Tokoh Agama), Pukul 10:25 Pada Hari Sabtu, 19

Juli 2019.

Page 17: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

5

Pemahaman awal yang tersebut di atas yang membuat penulis tertarik

untuk mengkajinya lebih mendalam. Mengenai masjid Al-Istiqomah Pasar Rebo

Kuala Tungkal (Studi Histori-Arkeologis).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah dipaparkan

sebelumnya, penulis membuat rumusan masalah yang menjadi fokus

penelitian/penulisan selanjutnya. Rumusan masalah tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana sejarah berdirinya Masjid Al-Istiqomah Kuala Tungkal?

2. Bagaimana nilai histori-arkeologis Masjid Al-Istiqomah Kuala Tungkal?

3. Bagaimana bentuk arsitektural dari Masjid Al-Istiqomah Kuala Tungkal?

C. Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

Ruang lingkup penelitian di Kuala Tungkal Kabupaten Tanjung Jabung

Barat dengan tema Masjid Al-Istiqomah Kuala Tungkal. Mengingat begitu

luasnya ruang lingkup kajian dalam penelitian ini, maka penulis cukup

membatasi permasalahan hanya terbatas pada sejarah Masjid Al-Istiqomah, Nilai

Histori-Arkeologis,dan Nilai Arsitektur Masjid Al-Istiqomah Kuala Tungkal.

D. Tujuan Penelitian

Dalam setiap penelitian yang dilakukan manusia, pasti mempunyai

tujuan yang ingin dicapai atau diharapkan dalam penelitian tersebut.

Sehubungan dengan perumusan permasalahan diatas, maka tujuan penulisan

penelitian ini adalah :

Page 18: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

6

1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya masjid Al-Istiqomah pasar rebo kuala

tungkal.

2. Untuk mengetahui nilai histori-arkeologis Masjid Al-Istiqomah Pasar Rebo

Kuala Tungkal.

3. Untuk mengetahui nilai arsitektural Masjid Al-Istiqomah Pasar Rebo Kuala

Tungkal.

E. Kegunaan Penelitian

1. Lembaga

Sumbangan terhadap civitas akademika. Penelitian ini diharapkan

dapat dimanfaatkan sebagai percontohan hasil studi mahasiswa terutama

bagi Jurusan Sejarah Peradaban Islam Pada Fakultas Adab Dan Humaniora

Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi sehingga dapat

memberi ide inspiratif untuk melaksanakan kegiatan serupa dalam

pelaksanaan aktivitas perkuliahan atau hal lain sesuai dengan tujuan masing-

masing.

2. Keilmuan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan data pada

Jurusan Sejarah Peradaban Islam Pada Fakultas Adab dan Humaniora

Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

a. Digunakan untuk penulisan skripsi sebagai salah satu syarat guna

menempuh mata kuliah tugas akhir atau skripsi yang diprogramkan pada

semester VII.

Page 19: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

7

b. Digunakan untuk menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman.

c. Digunakan sebagai bentuk penerapan ilmu yang telah diperoleh pada

bangku perkuliahan.

F. Tinjauan Pustaka

Pada dasarnya urgensi tinjauan pustaka adalah sebagai bahan auto kritik

untuk penelitian yang ada, baik mengenai kelebihan maupun kekurangannya,

sekaligus sebagai bahan komparatif terhadap kajian terdahulu dan untuk

menghindari terjadinya pengulangan hasil temuan yang ada, maka penulis akan

memaparkan beberapa bentuk tulisan yang ada. Beberapa bentuk tulisan atau

hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Abd Ghofur dalam tulisannya yang berjudul Perspektif Histori Arkeologis

tentang Keragaman Bentuk-Bentuk Masjid Tua di Nusantara. (Fakultas

Ushuluddin UIN Suska Riau).

2. Laely Wijaya dalam skripsinya yang berjudul Masjid Merah Panjunan

Cirebon (Kajian Histori-Arkeologis).14

Jurusan Peradaban Islam Fakultas

Adab Dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Dalam penulisan tersebut, ia menjelaskan tentang masjid merah Panjunan

yang telah didirikan pada tahun 1840 M. dalam penulisan tersebut masjid

dibangun oleh Syarif Abdurrahman, yaitu anak dari Sulthan Baghdad. Selain

itu, dalam skripsi tersebut juga menjelaskan tentang arsitektur-arsitektur

masjid merah Panjunan.

14

Laely Wijaya, Skripsi Masjid Merah Panjunan Cirebon, (Yogyakarta : Kajian

Historis-Arkeologis), hlm. 2

Page 20: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

8

3. Nuri Nuvita Sari dalam skripsinya yang berjudul Masjid Jami’ Kauman

Sragen (Studi Histori-Arkeologi). Dalam penulisan tersebut, ia menjelaskan

tentang salah satu masjid tua di Kabupaten Sragen yaitu Masjid Jami‟ yang

telah didirikan pada tahun 1817.15

G. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah analisis permasalahan, maka disampaikan dalam

lima bab, dengan sistematika sebagai berikut.

Historiografi dimulai dengan pendahuluan yang diuraikan dalam bab I.

Disini dibicarakan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah,

tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode

penelitian dan sistematika pembahasan. Bab inilah yang menjadi kerangka dasar

pemikiran dan kemudian menjadi pijakan bagi penulis untuk memulai penelitian

dengan objek Masjid Al-Istiqomah Pasar Rebo Kuala Tungkal.

Bab II tentang metode penelitian yang digunakan dalam penelitan

sejarah, dimulai dari Heuristik, Verifikasi, Interpretasi dan Historiografi. Bab III

membahas mengenai gambaran umum lokasi penelitian, sejarah lokasi

penelitian, agama dan sarana pendidikan. Bab IV berisi tentang sejarah masjid

Al-Istiqomah. Bab ini merupakan awal bagi penulis untuk memulai

mendeskripsikan dan menganalisis hasil penelitian yang telah diperoleh. Pada

bagian ini akan dimulai dengan menganalisis mengenai bagaimana sejarah

15

Nuri Nuvita, Skripsi Masjid Jamik Kauman Sragen (Yogyakarta : Studi Histori-

Arkeologis), hlm. 3

Page 21: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

9

berdirinya masjid Al-Istiqomah dan bagaimana bentuk-bentuk arsitektur masjid.

Pada bagian ini mengupas sejarah masjid dan arsitektur masjid, mengingat

masjid Al-Istiqomah adalah masjid yang mengandung nilai sejarah karena

masjid Al-Istiqomah ini adalah masjid tertua dan pertama di Tanjung Jabung

Barat. Bab V berisi tentang penutup, yaitu kesimpulan sebagai jawaban dari

keseluruhan masalah yang dirumuskan pada bab I dan saran-saran.

H. Kerangka Teori

Penelitian ini merupakan penelitian sejarah yang menghasilkan bentuk

karya sejarah yang mengkisahkan peristiwa pada masa lalu. Penelitian dilakukan

di masjid Al-Istiqomah Pasar Rebo Kuala Tungkal sebagai fokus kajian.

Penelitian ini berkaitan dengan hasil budaya material pada masa lampau yaitu

berupa bangunan keagamaan sebagai tempat religi, maka kajian ini tidak lepas

dari ruang dan waktu sehingga peneliti menggunakan pendekatan histori-

arkeologis. Pendekatan histori ini digunakan untuk menjelaskan latar belakang

berdirinya masjid Al-Istiqomah Kuala Tungkal. Pendekatan arkeologis

digunakan untuk menelaah arsitektur masjid.

Penelitian ini menggunakan teori Akulturasi. Akulturasi atau

acculturation atau culture contact menurut Koentjaraningrat merupakan proses

sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan

tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan

sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing lambat laun diterima

Page 22: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

10

dan di masukkan kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya

kebudayaan pribadi itu sendiri.16

16

Koentjaraningrat,, Pengantar Ilmu Antropologi ( Jakarta: Aksara Baru, 1980), hlm. 262

Page 23: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

11

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian Sejarah

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bangunan masjid dan

mendeskripsikan peristiwa pada masa lampau, maka digunakan metode

penelitian arkeologi untuk menganalisis bangunan masjid. Aspek arkeologis

dilakukan dengan teknik analisis marfologi untuk mengamati struktur bangunan

yang terbagi menjadi bagian kaki, tubuh, dan atap.17

Variable ukuran, denah

arah hadap, dan ragam hias merupakan satuan yang penting guna untuk

mengetahui fungsinya, analisisi teknologi untuk mengetahui bahan-bahan yang

digunakan dalam pembangunan. Sedangkan analisis statistik dilakukan untuk

mengamati variabel-variabel ragam hias atau dekorasi yang ada pada bangunan

yang telah mendapat pengaruh arsitektur dari luar misalnya dari Cina. Terahir

yaitu analisis konstektual digunakan untuk mengetahui perolehan bahan baku.,

Sedangkan untuk mendeskripsikan peristiwa pada masa lampau peneliti

menggunakan metode sejarah, yaitu proses menguji dan menganalisis secara

kritis rekaman dan peninggalan masa lalu berdasarkan data yang telah

dikumpulkan. Metode sejarah ini melalui empat tahap untuk mendapatkan hasil

yang sempurna yaitu Heuristil, Verifikasi, Interpretasi dan Historiografi.18

17

Pusat penelitian ,,, skripsi nuri 18

A. Daliman, Metode Penelitian Sejarah (Yogyakarta : Ombak, 2012), hlm. 51

Page 24: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

12

1. Heuristik (Pengumpulan Sumber)

Heuristik berasal dari Bahasa Yunani dari asal kata heurishein

yang berarti mencari atau memperoleh.19

Menurut G. J Renier yang

dikutip Dudung dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Sejarah

Islam yang menjelaskan bahwa heuristik adalah suatu teknik, suatu seni,

dan bukan suatu ilmu. Jadi, heuristik merupakan tahapan proses

mengumpulkan sumber-sumber sejarah. Sumber atau data sejarah

diperoleh dengan melakukan observasi, wawancara dan dilengkapi

dengan data dari kepustakaan.20

Sejarawan membangi sumber sejarah dalam dua bentuk, sumber

lisan dan sumber tulisan. Sumber lisan dapat diambil melalui cerita

rakyat dilokasi penelitian (data berupa folklore) dan hasil wawancara

dari informan yang merupakan pelaku sejarah atau setidaknya

mengetahui cerita sejarah yang akan diteliti (data berupa sejarah lisan).

Sumber tulisan dapat diambil dari beberapa dokumen penting yang

berkaitan degan tema penelitian, atau berupa naskah, buku yang

berkaitan, atau tulisan-tulisan penting yang berhubungan dengan

penelitian.

Tahap ini merupakan proses yang dilakukan oleh seorang

peneliti untuk mengumpulkan sumber-sumber, data-data atau jejak

sejarah. Sejarah tanpa sumber tidak akan bisa berbicara, maka sumber

19

Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian Sejarah Islam, (Yogyakarta: Ombak,

2011), hlm.103 20

Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian Sejarah Islam, hlm.104

Page 25: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

13

dalam penelitian sejarah merupakan hal yang paling utama yang akan

menentukan Bagaimana aktualitas masa lalu manusia dapat dipahami

oleh orang lain.

Heuristik dilakukan dengan 3 cara, yaitu:

a. Observasi/pengamatan.

Cara ini dilakukan dengan melihat objek masjid Al-Istiqomah

Pasar Rebo Kuala Tungkal langsung di lapangan,

Observasi merupakan alat pengumpulan data disebut

panduan observasi. Metode ini menggunakan pengamatan

langsung terhadap suatu benda, kondisi, proses atau prilaku.21

Cara ini telah dilakukan dengan melihat objek masjid Al-

Istiqomah secara langsung. Peneliti melakukan observasi

sebanyak Empat kali kunjungan.

Observasi ini dilakukan dengan tujuan untuk

mendapatkan data visual dengan melihat objek penelitian secara

langsung. Data yang diperoleh dengan observasi ini adalah foto

fisik bagian-bagian penting dari objek masjid Al-Istiqomah yang

ada dideskripsikan dan dianalisis dalam skripsi ini.

b. Interview/wawancara

21

Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2007)

hlm. 52

Page 26: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

14

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk

bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat

dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.22

Metode ini

merupakan salah satu cara dalam mengumpulkan data yang harus

dilakukan untuk mendukung observasi. Peneliti menggunakan

teknik wawancara tak berstruktur. Wawancara tak berstruktur

adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak

menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara

sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data. Pedoman

wawancara yang digunakan hanya berupa garis besar

permasalahan yang akan ditanya.23

Interview atau wawancara ini adalah untuk mendapatkan

informasi secara langsung tentang latar belakang dan hal-hal

yang berkaitan dengan masjid Al-Istiqomah dari responden

(informan), yaitu sesepuh masjid, takmir masjid.24

c. Dokumentasi

Selain menggunakan teknik observasi/wawancara, peneliti

juga menggunakan teknik dokumentasi, dimana dokumentasi

merupakan teknik teknik pengumpulan data dengan mempelajari

catatan mengenai data pribadi responden. Didalam sebuah

22

Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung : Alfabeta, 2005) hlm. 64 23

Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif. hlm. 74 24

Takmir Masjid Adalah Organisasi Yang Mengurus Seluruh Kegiatan Yang Ada Kaitannya

Dengan Masjid, Baik Dalam Membangun, Merawat Maupun Memakmurkan Masjid (Siswanto, Panduan

Praktis Organisasi Remaja Masjid, Pustaka Al-Kautsar : 2005), hlm. 56-57

Page 27: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

15

dokumentasi sering disebut dengan istilah dokumen, record, foto,

video/film. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu, bisa bentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang.25

Studi dokumentasi penelitian ini

menggunakan dokumen yang disimpan lokasi penelitian masjid.

Dari penjelasan diatas maka sumber-sumber dalam heuristik

dapat dikelompokan menjadi dua yaitu sumber primer dan sumber

skunder.

a. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan, diolah

dan disajikan oleh peneliti dari sumber pertama/utama.26

Sumber primer merupakan kata-kata dan tindakan orang-

orang.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data pendukung yang

dikumpulkan, diolah, dan disajikan dari beberapa buku

bacaan yang memberikan komentar, analisis, kritik dan

sejenisnya yang berkaitan dengan data primer.27

Data

sekunder ini digunakan oleh peneliti untuk diproses lebih

lanjut.

25

Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif. hlm. 82 26

Tim Penyusun Buku Pedoman Skripsi, Pedoman Penulisan Skripsi, hlm. 31 27

Tim Penyusun Buku Pedoman Skripsi, Pedoman Penulisan Skripsi, hlm. 34

Page 28: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

16

2. Verifikasi (Kritik Sumber)

Setelah sumber sejarah berbagai kategorinya terkumpul, tahap

berikutnya ialah verifikasi atau disebut juga dengan kritik sumber untuk

memperoleh keabsahan sumber, kritik tersebut dilakukan melalui dua

cara yaitu kritik eksternal dan kritik internal.28

Kritik eksternal merupakan usaha mendapatkan otensitas sumber

dengan melakukan pengecekan fisik terhadap suatu sumber. Sedangkan

kritik internal ialah kritik yang mengacu pada isi, kredibilitas sumber,

artinya data data ini terpercaya isinya, tidak dimanipulasi dan lain-lain.29

3. Interpretasi (Menafsirkan sumber sejarah)

Setelah melakukan pengumpulan data sejarah serta diverifikasi,

maka langkah selanjutnya adalah melakukan interpretasi dari data-data

yang diperoleh. Interpretasi atau penafsiran sejarah sering kali disebut

juga dengan analisis sejarah. Analisis sendiri berarti menguraikan dan

secara terminologis berbeda dengan sintetis yang berarti menyatukan.30

Interpretasi yaitu penafsiran data atau disebut juga analisis

sejarah, yaitu penggabungan atau sejumlah fakta yang diperoleh.

Interpretasi dilakukan dengan menggunakan metode analisis atau

28

Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah, hlm. 108 29

Suhartono W Pranooto, Teori dan Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010),

hlm. 36-37 30

Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian Sejarah, (Yogyakarta: Ombak, 2011), hlm.114

Page 29: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

17

menguraikan dan mensistensiskan fakta-fakta dengan penelitian ini,

kemudian disusun interpretasi menyeluruh.31

Metode Interpretasi dilakukan guna menganalisis dan

menyatukan data tentang Masjid Istiqomah Pasar Rebo Kuala Tungkal

(Studi Histori-Arkeologis) sehigga dapat menghasilkan sebuah fakta

serta cerita sejarah. Dalam membuat cerita sejarah sejarawan harus

mampu melakukan eksplanasi sejarah. Eksplanasi sejarah merupakan

penjelasan dalam cerita sejarah.32

Penulis melakukan eksplanasi dengan

menggunakan model kausalitas, atau menjelaskan cerita sejarah dengan

melihat faktor sebab-akibat.33

4. Historiografi (penulisan sejarah)

Dalam hal ini mencakup cara penulisan, pemaparan atau laporan

hasil penelitian sejarah yang telah dilakukan.34

Sebagai fase terahir

dalam metode sejarah, historiografi merupakan cara penulisan,

pemaparan atau pelaporan hasil penelitian sejarah yang telah dilakukan.

Layaknya dalam hal penulisan karya ilmiah, penulisan sejarah

menggambarkan dengan jelas mengenai proses penelitian sejarah dari

awal (fase perencanaan) sampai dengan akhirnya (fase kesimpulan).35

31

Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian Sejarah Islam,), hlm.114 32

Suhartono W Pranoto, Teori dan Metodologi Sejarah, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010), hlm.

43-45 33

Suhartono W Pranoto, Teori dan Metodologi Sejarah, hlm. 45 34

Badri Yatim, Historiografi Islam (Jakarta : Logos, 1995), hlm. 5. 35

Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian Sejarah Islam, hlm.117

Page 30: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

18

Menurut Kuntowijoyo, ada tiga komponen yang harus dilengkapi

dalam penulisan sejarah, antara lain pengantar hasil penelitian dan

kesimpulan, sehingga tercipta hasil yang sistematis.36

36

Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, (Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 2001),

hlm. 107

Page 31: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

19

NO

TAHAP PENELITIAN

BULAN DAN TAHUN

Juli

2019

Agus

2019

Okt

2019

Des

2019

Jan

2020

Feb

2020

Mar

2020

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pembuatan Proposal

Skripsi

x x x x x x

2 Pengajuan Proposal

Skripsi

x x

3 Penunjukan Dosen

Pembimbing

x x

4 Konsultasi Dosen

Pembimbing

x x X x

5 Seminar Proposal x x

x

x

6 Perbaikan Hasil Seminar x x

7 Pengesahan Judul

x

8 Permohonan Izin Riset x

9 Pengumpulan Data x x x x

10 Penyusunan Data x x x x

11 Analisis Data x x x x

12 Penulisan Draf Skripsi x

13 Penyusunan dan

Penggandaan

x x

14 Ujian Skripsi

(munaqasah)

Page 32: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

20

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Pasar Rebo

Awal mula penduduk Tungkal Ilir ialah berada di Kecamatan Bram

Itam Kanan dan Bramitam Kiri, tepatnya di RT. 01 Pasar Rebo. Sejarahnya

apabila dilihat dari motif perpindahan atau disebut dengan penghijrahan, ada

beberapa faktor yang membuat orang-orang banjar bermigrasi kesumatra.

Pada umumnya perpindahan tersebut dilakukan oleh sekelompok masyarakat

ataupun individu, dan perpindahan tersebut disebabkan oleh faktor himpitan

ekonomi.37

Perpindahan tersebut terjadi pada tahun 1902 dari Suku Banjar yang

bermigrasi dari Pulau Kalimantan melalui Malaysia. Mereka berdatangan

dengan jumlah lebih besar yaitu 56 orang yang di pimpin oleh Haji Anuari

dan Iparnya Haji Baharuddin Dan H.Abdul Wahhab. Rombongan 56 orang

ini banyak menetap di Bram Itam Kanan dan Bram Itam Kiri. Selanjutnya

datang lagi dari Suku Bugis, Jawa atau Suku Laut yang banyak hidup di

Pantai atau Laut, dan Cina serta India yang datang untuk berdagang.

Namun ada hal lain yang menyebabkan perpindahan/migrasi,

khususnya orang-orang Banjar yang bermigrasi ke Sumatra salah satunya

37

Sejarah Singkat, Pemerintah Tanjung Jabung Barat, Sumber Lembaga Adat diakses dari

http://tanjabbarkab.go.id/site/sejarah-singkat/ pada tanggal 11 Desember 2019 pukul 11.12.

Page 33: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

21

yaitu Jambi khususnya daerah pesisir Sungai Pengabuan. Perpindahan ini

disebabkan oleh tingginya tekanan politik pada waktu itu yang dilakukan

oleh Belanda, dengan tingginya tekanan politik yang semakin intensif yang

dilakukan pada daerah Banjarmasin dan daerah kerajaan-kerajaan Sulawesi

selatan. Maka semakin banyaklah suku-suku Bugis dan Banjar yang

bermigrasi ke Sumatra khususnya daerah pesisir timur sumatra seperti

daerah rawa-rawa, dan pinggir Sungai. Disana mereka membentuk sebuah

perkumpulan atau kelompok masyarakat. 38

Kampung Pasar Rebo atau dengan dialek Arab menyebut Pasar

Arba‟. Adapun terbentuknya Pasar Rebo juga tidak terlepas dari sejarah

berkembangnya Islam di Kuala Tungkal, hal ini dapat dilihat dari adanya

masjid tertua yang ada di kampung Pasar Rebo Desa Pantai Gading

Kecamatan Bram Itam tepatnya di Pasar Rebo. Masjid tersebut bernama

masjid Al-Istiqomah Pasar Rebo yang di bangun pada pada masa penjajahan

Belanda. Awal penduduk masyarakat yang tinggal di Pasar Rebo yakni pada

masa itu kuala tungkal di kuasai oleh orang belanda dan kemudian

masyarakat menghindari belanda dengan lari atau memilih tinggal di Pasar

Rebo.

Nama Pasar Rebo itu diambil dari nama tempat itu sendiri, karena

sejarahnya kampung ini pada masa itu sangat ramai dan sempat jaya, banyak

38

Sejarah Singkat, Pemerintah Tanjung Jabung Barat, Sumber Lembaga Adat diakses dari

http://tanjabbarkab.go.id/site/sejarah-singkat/ pada tanggal 11 Desember 2019 pukul 11.12.

Page 34: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

22

penduduk orang Cina yang berasal dari Kuala Tungkal yang pindah menetap

disana dan kemudian membuka toko emas di depan bangunan masjid, dan

kampung ini menjadi tempat berjualan para pedagang lain dan menjadi

tempat pedagangan atau biasa di sebut pasar yang di laksanakan pada setiap

hari Rabu. Jarak antara Pasar Rebo dengan bangunan masjid yakni berjarak

800 meter dan t erdapat pedagang-pedagang yang berjualan di tampat ini dan

menjadi pusat awal penduduk. Sebelum adanya Kuala Tungkal, Pasar Rebo

adalah tempat yang lebih ramai, pada waktu itu awal pusat kota di Tanjung

Jabung Barat ialah di Pasar Rebo yakni pada masa sebelum kemerdekaan.

Transportasi disana pada waktu itu yang di gunakan oleh penduduk setempat

adalah tongkang/kapal dan pada saat itu disebut juga dengan perahu gelung.

B. Gambaran Umum Pasar Rebo

Berdasarkan Letak geografisnya Pasar Rebo terletak di Desa Pantai

Gading dengan lintang -0,8480970, 103,4015170 sebelah Selatan bangunan

masjid. Desa Pantai Gading mempunyai batas wilayah Sebelah Barat

berbatasan dengan Desa Kemuning, Sebelah Timur berbatasan dengan

Sungai Bram Itam. Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai Pengabuan, dan

Sebelah Selatan barat berbatasan dengan Sungai Pengabuan.

Desa Pantai Gading memiliki luas wilayah 1172 Ha. Jarak tempuh

dari Desa ke Kabupaten yakni berjarak 16 km. Sarana transportasi yang

sering digunakan oleh penduduk setempat yaitu sarana transportasi roda dua

Page 35: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

23

hingga roda empat.39

Sarana Transportasi yang dapat digunakan untuk

menuju ke lokasi penelitian hanya bisa menggunakan transportasi roda dua

dan transportasi laut. Karena jalan untuk menuju lokasi melewati

perkebunan pinang dan kelapa, dan hanya terdapat jalan setapak. Jalan untuk

menempuh lokasi penelitian lumayan sulit di jangkau karena tempatnya

jauh dari keramaian ataupun pusat Kota.

Jika dilihat dari segi sosial dan ekonomi masyarakat Desa Pantai

Gading memiliki mata pencaharian beraneka ragam, mulai dari mata

pencarian pokok maupun sampingan, untuk penghasilan pokok penduduk

setempat berpenghasilan mulai dari pegawai, petani, pekebun kelapa, kelapa

sawit, dan pinang, untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari

atau mencari penghasilan tambahan ada juga yang berdagang atau membuka

warung kecil-kecilan.

C. Agama dan Sarana Pendidikan

1. Agama

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah lepas dari

hubungan sesama manusia, kepada sang pencipta, keyakinan tentang

adanya kenyataan lain dan kenyataan sekarang ini. Oleh karena itu harus

ada keserasian antara keduanya dalam menjalani kehidupan. Manusia

sebagai mahluk tuhan yang mempunyai kedudukan dan martabat yang

sama dimata sang khalik dan semua manusia mempunyai hak dalam

39

Dokumentasi Kantor Kepala Desa Pantai Gading, (Rabu, Tanggal 30 Januari 2020).

Page 36: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

24

menentukan hidupnya sendiri diantaranya hak asasi untuk memeluk

agama yang di yakini.

Masyarakat Kampung Pasar Rebo Desa Pantai Gading umumnya

terkenal masih kental dengan kehidupan beragama, begitu pula

kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa senantiasa menjadi

pedoman dalam kehidupan masyarakat, mengatasi berbagai masalah

sosial budaya yang dapat menghambat kemajuan berbangsa dan

bernegara.

Adapun sarana tempat peribadatan umat beragama Islam di Desa

Pantai Gading sebagai berikut:

Tabel: tempat pribadatan

No Sarana Jumlah

1. Masjid 5

2. TPA 1

Jumlah 6

Menurut data yang telah didapatkan dari Kepala Desa bahwa

penduduk Pasar Rebo semuanya memeluk agama Islam dan tidak ada

yang beragama lain. Di kampung tersebut tidak ada bangunan gereja

ataupun yang lain-lainya selain Masjid dan Musala yang digunakan

Page 37: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

25

orang Islam untuk beribadah kepada Allah Swt.40

Dalam kehidupan

beragama tingkat kesadaran masyarakat untuk melaksanakan ibadah

keagamaan khususnya agama Islam sangat berkembang baik. Hal ini

antara lain ditandai dengan adanya sarana peribadatan seperti masjid dan

Taman Pendidikan Alquran (TPA).

2. Pendidikan

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk kemajuan

bangsa, sebab maju mundurnya suatu bangsa dapat diukur dari segi mutu

dari pendidikan bangsa itu sendiri terutama dari generasi muda, oleh

karena itu pemerintahan selalu berusaha meningkatkan mutu pendidikan.

Hal ini selaras dengan tujuan peningkatan pengetahuan serta proses

terciptanya masyarakat yang cerdas dalam rangka meningkatkan harkat

dan martabat manusia.

Pada masa itu terdapat bangunan madrasah yang berdekatan

dengan bangunan masjid, bangunan madrasah pada saat itu bernama SR

(Sekolah Rakyat). Bangunan ini berfungsi untuk sekolah anak-anak dan

untuk belajar mengaji, pada zaman Belanda sampai akhir Jepang sekolah

ini di sebut dengan SR (Sekolah Rakyat) dalam bahasa Belanda disebut

“people’s School“. Pada tahun 1945–1950 masih di sebut dengan sekolah

SR. setelah pemilihan umum pertama sampai tahun 1955 berubah

menjadi madrasah. Madrasah ini di bangun pada tahun 1940 M. oleh

40

Wawancara dengan Bapak M. Makhrus, (44 tahun, Kepala Desa Pantai Gading), Pada Tanggal

22 Januari 2020, Pukul 11.54 PM Di Kantor Desa Pantai Gading.

Page 38: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

26

KH. Tarmizi, di bantu oleh penduduk setempat dan bantuan dana dari

masyarakat. Tanah untuk pembangunan madrasah berukuran 50 x 50

meter, dengan bangunan madrasah berukuran 10 x 15 meter.

Tingkat pendidikan masyarakat di Pasar Rebo sudah cukup

memadai. Pada saat ini layaknya semua anak-anak atau remaja di

kampung Pasar Rebo ini sudah banyak menempuh jenjang pendidikan

formal mulai dari Pendidikan Usia Dini (PAUD) sekolah dasar (SD),

tingkat menengah (SMP), dan tingkat atas (SMA), selain itu juga ada

beberapa orang yang melanjutkan pendidikannya hinggai perguruan

tinggi. Fasilitas pendidikan Desa Pantai Gading ini sudah memadai

dalam jenjang pendidikan di sana terdapat 4 (empat) sekolah yang terdiri

dari PAUD, SD dan MI. Sedangkan untuk fasilitas pendidikan dengan

jenjang yang lebih tinggi mereka harus pergi ke daerah Desa tetangga.

Dengan adanya fasilitas dan sarana pendidikan ini bisa

melahirkan para sejarawan yang bisa melindungi dan menjaga tinggalan-

tinggalan arkeologi yakni Masjid Al-Istiqomah ataupun lainya yang

masih berbekas atau masih ada pada masa sekarang.

Keadaan pendidikan di Pasar Rebo sangat baik dan berkembang.

Hal ini di buktikan dengan adanya fasilitas pendidikan di Pasar Rebo.

Dengan adanya fasilitas dan sarana pe ndidikan ini bisa melahirkan para

sejarawan yang bisa melindungi dan menjaga tinggalan-tinggalan

Page 39: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

27

arkeologi yang masih berbekas pada masa sekarang. Fasilitas pendidikan

yang dimiliki antara lain:

Tabel : Fasilitas pendidikan daerah Pasar Rebo Desa Pantai Gading.41

NO Fasilitas Pendidikan Jumlah

1. SD 1

2. MI 1

3. PAUD 2

3. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Desa Pantai Gading dilihat berdasarkan biodata

yang di kumpulkan dan hasil wawancara penulis dengan Kepala Desa

Pantai Gading Kecamatan Bram Itam, jumlah penduduk Desa Pantai

Gading adalah 867 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga 259 KK.42

Tabel: penduduk Desa Pantai Gading

KK Laki-laki Perempuan Jumlah Total

259 kk 436 jiwa 431 jiwa 867 Jiwa

41

Dokumentasi Kantor Kepala Desa Pantai Gading, 22 Januari 2020. 42

Dokumentasi Kantor Kepala Desa Pantai Gading, 22 Januari 2020.

Page 40: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

28

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya Masjid Al-Istiqomah

Masjid Al-Istiqomah merupakan masjid tertua di Tanjung Jabung Barat.

Sampai saat ini bentuk asli dari masjid Al-Istiqomah masih dipertahankan,

meskipun sudah pernah direnovasi, akan tetapi tidak merubah struktur bangunan

dan bentuk asli masjid Al-Istiqomah. Lokasi Masjid ini berada di wilayah

Kampung Pasar Rebo, Desa Pantai Gading, Kecamatan Bram Itam, Kabupaten

Tanjung Jabung Barat. Masjid Al-Istiqomah sampai saat ini masih digunakan

untuk salat, seperti salat Jum‟at, Isya, Magrib,dan Subuh.

Masjid Al-Istiqomah berdiri pada masa penjajahan Belanda tepatnya

pada tahun 1918 M. Pada tahun 1902 masyarakat banjar dan suku lainnya mulai

berdatangan, maka tempat ini semakin lama semakin ramai penduduknya dan

sebagai sarana penyebaran agama Islam maka didirikanlah masjid ini yakni

Masjid Al-Istiqomah. Masjid Al-Istiqomah didirikan oleh tokoh-tokoh ulama

pada masa itu yak ni KH. Abdul Wahab dan Abdurrahman Siddiq. KH. Abdul

Wahhab merupakan anak dari pasangan Syekh Muhammad Ismail Bin Syekh

Muhammad Thahir Al-Alabi Al-Banjari dan Hj. Fatimah binti Abd Shamad.

Syekh Abdul Wahab merupakan anak kedua dari pasangan ini. sementara Hj.

Ruqayyah merupakan keturunan Banjar (Sungai Durian) yang bermukim di

Kampung Tongkang Petjah, Batu Pahat, Johor Baharu, Malaysia. Syekh Abdul

Page 41: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

29

Wahhab dan Istrinya Hj. Ruqayyah bertemu dan menikah di Kota Suci Mekkah,

Saudi Arbia. Kemudian setelah beberapa tahun menetap di Kota Mekkah,

mereka pulang ke Johor Baharu dan menetap (Madam) disana untuk beberapa

waktu, atas permintaan Etnis Banjar yang ada di Desa Bram Itam Kanan untuk

mengajarkan ilmu agama, kemudian KH. Abdul Wahab dan Istrinya hijrah dari

Batu Batu Pahat, Johor Baharu, Malaysia ke Kuala Tungkal, Provinsi Jambi,

Tepatnya di Kampung Bram Itam Kanan.

Selanjutnya pembangunan di bantu oleh Kh. Abdurrohman Sidiq (Tuan

guru Sapat), beliau adalah ulama di Riau. Pada masa itu beliau melakukan

kunjungan di Kuala Tungkal di kediaman KH. Amin Thahir jalan pelabuhan

dan setelah mengadakan pengajian di beberapa tempat beliau melakukan

pemancangan tiang-tiang di beberapa masjid di Tanjung Jabung Barat, salah

satunya ialah Bram Itam kanan. Masjid ini dibangun secara bahu membahu,

menyumbang dengan tenaga dan pikiran dan harta bendanya atau dari hasil

swadaya masyarakat setempat untuk tegak dan berdirinya sebuah rumah ibadah

(masjid).43

Sejak tahun 1918 bangunan masjid Al-Istiqomah berukuran berukuran

15 x 15 meter. Dari awal pembangunan hingga saat ini masjid tidak mengalami

perubahan ataupun perkembangan. Bentuknya seperti joglo tradisional dan

menjadi sentral atau pusat peribadatan dan kegiatan-kegiatan keIslaman di

Kampung Pasar Rebo.

43

Wawancara dengan Bpk Ramli Mahyudi (70 tahun, Juru Kunci Masjid Al-Istiqomah), Jumat,

9 September 2019, Pukul 10.50 WIB).

Page 42: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

30

Di lihat pada bagian atas mihrab terdapat tulisan berbentuk tulisan arab

melayu “.m-8-1363-2-4-1382h.” tulisan ini menandai tahun perbaikan masjid

Al-Istiqomah yakni mulai bulan delapan (Sya‟ban 1363 H) (Juli/agustus 1944

M) hingga selesai pada tanggal dua bulan empat (2 rabbiul akhir). Masjid Al-

Istiqomah ini di bangun dari hasil swadaya masyarakat setempat. Masjid Al-

Istiqomah telah berdiri sejak 1918 mengingat Tuan Guru Haji Abdul Wahab

merupakan juru dakwah Islam di Pasar Rebo.

Pada masa Revolusi Pasar Rebo di jadikan markas tentara TNI, dan

pelarian para pejuang. Tempat ini dijadikan tempat bertahan terakhir bagi para

tentara yang ada di Kuala Tungkal, di tempat ini juga terdapat Madrasah

Sekolah Rakyat, di jadikan alih fungsi sebagai tempat ramsum untuk gudang

pengadaan barang Belanda dan kemudian direbut untuk dijadikan Sekolah

Rakyat.

Masjid Agung Al-Istiqomah dalam sejarah perkembangannya sudah

mengalami renovasi atau perbaikan fisik, diberbagai bagian bangunan. tempat

berwudu dibangun bersamaan dengan dilaksanakan pemugaran oleh penerus

atau selaku juru kunci masjid Al-Istiqomah yakni Bapak Ramly Mahyudin yang

dilaksanakan pada Tahun 1997. Bagian yang di pugar adalah kayu-kayu bulian

yang sudah rapuh, papan bagian diding dan atap. Atap yang semula terbuat dari

seng, sudah beberapa kali di ganti, terahir dengan atap seng, atap sirap kayu

bulian. Masjid Al-Istiqomah tersebut diselesaikan atau dibangun pada tahun

1997 dengan dana dari swadaya masyarakat.

Page 43: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

31

Sebelum masjid Al-Istiqomah di renovasi, bangunanya terlihat sangat

rapuh, dinding masjid sudah lepas satu persatu, sehingga tidak layak lagi

digunakan, dengan ketentuan intruksi dari KH Ramli Mahyudin yang telah

diamanahi oleh KH. Ali selaku keturunan KH. Abdul Wahhab, bahwasanya

bentuk masjid tidak boleh di rubah dan harus tetap di pertahankan secara utuh

bentuk dan arsitektur masjid.

B. Nilai Histori-Arkeologis Masjid Al-Istiqomah

Dalam salah satu analisis yang dikemukakan oleh Pijper, ia adalah

sejarawan Barat yang sangat concern tentang sejarah Islam di Indonesia bahwa

bentuk-bentuk masjid di Indonesia memiliki corak khas tersendiri, suatu corak

yang berbeda dengan corak-corak masjid di Negara-negara lain, untuk itulah ia

memberikan beberapa ciri yang menonjol muncul dalam model masjid-masjid di

Nusantara.44

Pertama, masjid itu mempunyai bentuk denah dasar persegi. kedua, tidak

berdiri di atas tiang-tiang seperti langgar di Jawa rumah tinggal di Indonesia

yang kuno tajug di Sunda, surau di Sumatra Barat, meunasah di Aceh, bale di

Banten, langgara di Sulawesi, Suro atau mandersa di Batak, dan santren di

Lombok, tetapi berdiri di atas pondasi padat yang tinggi. Ketiga, memiliki atap

meruncing yang terdiri dari dua sampai lima tingkat dan mengecil ke atas.

44

Abd Ghofur, Perspektif Histori Arkeologis Tentang Keragamaan Bentuk-Bentuk Masjid Tua

di Nusantara. (Jurnal Sosial Budaya, Vol.12 No.1, Januari – Juni 2015), hlm.71

Page 44: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

32

Keempat, di sisi Barat atau Barat laut ada bangunan menonjol untuk mihrab.

Kelima, di bagian depan dan kadang-kadang di kedua sisinya ada serambi yang

terbuka atau tertutup. Keenam, halaman sekitar masjid dikelilingi oleh tembok

dengan satu atau dua pintu gerbang.45

Tentang bangunan mesjid kuno bahwa

bentuknya mengikuti bentuk arsitektur lokal dengan beberapa ciri seperti denah

segi empat dan pejal, atapnya bertingkat-tingkat.46

Secara evolutif masjid berkembang dari bentuk yang sederhana pada

awal kelahirannya ke arah bentuk yang lebih sempurna. Sebagaimana diketahui,

pada awal perkembangan Islam di Mekkah belum ada tanda dibangunnya

masjid. Hal ini disebabkan karena tanda itu ajaran Islam baru merupakan

penerapan prinsip tentang keimanan manusia kepada Allah, yang tentu saja

merupakan usaha yang cukup sulit karena merupakan perubahan yang drastis

bagi masyarakat Arab pada saat itu. Mereka yang terbiasa memuja dewa-dewa

yang berwujud patung-patung, dirubah dengan dengan kepercayaan baru kepada

Tuhan Yang Maha Esa.47

Masjid sebagai titik pusat kegiatan agama, juga

menjadi titik pusat kebesaran dan kharisma dari Negara-negara tersebut. Mereka

mengagungkan tuhan dengan menaikkan derajat setinggi-tingginya tempat

kegiatan ajaran Islam tersebut.48

45 Abd Ghofur, Perspektif Histori Arkeologis Tentang Keragamaan Bentuk-Bentuk Masjid Tua

di Nusantara. (Jurnal Sosial Budaya, Vol.12 No.1, Januari – Juni 2015), hlm.72 46

Lia Nuralia, Masjid Cikenong Anyer Banten, (Jurnal Purbawidya, Vol.1/No.2/Tahun

2012/229-248), hlm. 233 47

Abdul Rochym, Masjid dalam Karya Arsitektur Nasional Indonesia, hlm. 31 48

Abdul Rochym, Masjid dalam Karya Arsitektur Nasional Indonesia, hlm. 31

Page 45: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

33

Berikut adalah bagian-bagian masjid Al-Istiqomah yang mengandung

Nilai Histori-Arkeologis:

1. Bedug

Bedug merupakan hal yang tidak akan pernah lepas dari bangunan

masjid, seperti yang terdapat pada masjid Al-Istiqomah. Salah satu ciri

masjid lama atau bersejarah pemberitahuan waktu salat menggunakan

bedug.49

Bedug berfungsi untuk memberi penanda waktu salat sebelum azan

di kumandangkan. Bedung berfungsi untuk memanggil jamaah dan memberi

tanda masuknya waktu salat. Bedug ini disangga oleh tiang empat berbentuk

silang, dibuatkan tempat khusus, seperti yang terlihat pada gambar berikut.

Gambar 1.

Bedug Masjid Al-Istiqomah

Tongkat-tongkat pemukulnya digantungkan pada bagian tepi

bedug, tidak memiliki hiasan, panjang 1,00 meter. Kulit penutup bedug

49

Nur Hidayat, Sejarah, Peran dan Arsitektur, hlm. 15

Page 46: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

34

sudah berulang kali diganti, namun keadaan kayu badannya masih asli

dan masih baik walaupun setiap hari ditabuh.

“lek menurut ceritone wong mbiyen, jarene ki bedug e iku

dowone rong meter setengah, mbok… suarane wae teko

nganti kuta tungkal kono. Mergo mejed neng kono moh di

saingi, dadi sepakat bedug-e di tugel semeter. Dadi sak iki

iku dowone mung garek semeter setengah lah kurang

luwihhe .”

Menurut sesepuh setempat bedug di masjid Al-Istiqomah pada

awalnya memiliki panjang 2.5 meter. Kemudian di potong sepanjang satu

meter, sehingga saat ini bedug memiliki panjang 1.5 meter. Alasan dilakukan

pemotongan bedug, karena suara bedug terdengar sampai ke Kota Kuala

Tungkal. Kemudian karena suaranya sangat jauh ke kota, setelah

dipertimbangkan maka dilakukan pemotongan. Bedug ini masih asli sejak

awal di bangun masjid Al-Istiqomah.

2. Ruang utama

Ruang utama merupakan salah satu komponen utama dalam suatu

bangunan masjid yang biasanya berfungsi sebagai tempat jamaah untuk

menunaikan ibadah salat berjamaah.

Untuk itu ruang utama umumnya mempunyai ruangan yang besar

agar mampu menampung jamaah lebih banyak di dalamnya. Dibeberapa

kawasan dunia muslim, terdapat pembagian ruangan misalnya ruangan

khusus untuk salat yang disebut liwan. Ruangan memanjang sebagai tempat

Page 47: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

35

bermukim para musafir yang disebut liwaqs.50

Selain itu masjid-masjid

kuno memiliki ruangan salat untuk kaum wanita, yang lazim disebut

pawastren atau pawadonan. Selalu berada di sisi selatan, atau sebelah kiri

ruangan kaum pria. Perbandingan 2/3 untuk pria, 1/3 untuk wanita.51

Sejak masa Rasulullah saw. ruangan masjid digunakan sebagai

tempat ibadah, tempat menuntut ilmu, tempat berdiskusi, tempat mengadili

perkara, tempat memberi fatwa, dan tempat latihan perang.52

Ruangan utama

masjid Al-Istiqomah pada masa itu digunakan sebagai tempat ibadah tempat

berdiskusi, dan salah satunya ialah tempat bertahan Ulama dan Umara untuk

melawan pasukan belanda yang menjajah kuala tungkal pada waktu itu.

3. Soko guru

Pada bangunan utama masjid terdapat empat sokoguru untuk

menopang atap limas bertingkat tiga dengan atap sirap, yang dipuncaknya

ditempatkan mustaka berbentuk saka. Pada Masjid Al-Istiqomah terdapat 8

(delapan) tiang, pada tiang pertama berada pada lapisan atap yang pertama,

kemudian 4 tiang utama yang terletak pada tengah masjid yang berfungsi

untuk menyangga lapisan atap kedua dan sekaligus menyangga kubah

masjid. Bangunan tiang delapan masjid Al-Istiqomah ini memiliki makna

50

Abd Ghofur, Perspektif Histori Arkeologis Tentang Keragamaan Bentuk-Bentuk Masjid Tua

di Nusantara. hlm.72 51

Zein M. Wiryoprawiro, Perkembangan Arsitektur Masjid di Jawa Timur, (Surabaya : PT Bina

Ilmu, 1986), hlm. 168 52

Syamsul Kurniawan, Masjid dalam Lintasan Sejarah Umat Islam, (Jurnal Khalustiwa – Jurnal

of Islamic Studies, Vol. 4 Nomor 2 September 2014), hlm. 175

Page 48: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

36

sejarah tersendiri yaitu melambangkan 8 bersaudara yang berjuang

membangun masjid Al-Istiqomah.

Tiang utama pada masjid ini ialah pondasi utama pada bangunan

masjid, Bahan bangunan pada masjid ini keseluruhannya dari kayu bulian,

dan kayu bulian ini pada masa itu di di bawa dari Kalimantan, di bawa

menggunakan Perahu Gelung, di olah di Kampung Pasar Rebo, di olah

menggunakan alat Beliung dan Kampak atau Parang yang besar.

Gambar 2.

Tiang Utama Masjid Al-Istiqomah

4. Mihrab

Masjid ini mempunyai satu mihrab dan bangunan mihrab ini adalah

salah satu bangunan yang masih asli atau bangunan bersejarah. Mihrab ini

terletak pada bagian sebelah barat di ruang salat laki-laki, berbentuk

lengkung menonjol kedepan dan berukuran kecil, dan berukuran tinggi 2.80

meter dan lebar 3 meter. Sebalah kanannya terdapat mimbar khatib dan di

Page 49: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

37

bagian dinding depan pada bangunan mihrab terdapat dua lubang ventilasi

dan sebelah kiri mighrab terdapat pintu yang sudah tidak di fungsikan lagi.53

Gambar 3.

Mihrab Masjid Al-Istiqomah tampak dari luar dan dalam

Pada atas mihrab terdapat tulisan kaligrafi dan tulisan arab yang di duga

tahun dibangunnya masjid Al-Istiqomah dan digunakan untuk Imam pemimpin

salat.

Pada dinding belakang masjid, berdekatan dengan bangunan mihrab

terdapat jam matahari yang menandakan jaman dahulu para ulama

menggunakannya untuk mengetahui waktu salat menggunakan jam matahari,

akan tetapi sekarang jam matahari sudah tidak berfungsi lagi. Pada atas

mihrab terdapat tulisan kaligrafi dan tulisan arab yang di duga tahun

dibangunnya masjid Al-Istiqomah dan digunakan untuk Imam pemimpin

salat.

53

Wawancara Dengan Bpk Ramli Mahyudin, (70 tahun, Juru Kunci Masjid Al-Istiqomah), pada

tanggal 30 Januari 2020.

Page 50: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

38

5. Mimbar

Gambar 4.

Mimbar Masjid Al-Istiqomah

Mimbar masjid merupakan salah satu peninggalan bersejarah dari pertama kali

pembangunan. Mimbar masjid asli belum diganti sama sekali

Bangunan mimbar ini ialah bangunan asli dari awal di dirikannya

masjid. Di dalam ruang masjid Al-Istiqomah terdapat mimbar, mimbar itu

digunakan untuk tempat menyampaikan khutbah pada hari Jumat. Mimbar

tersebut di letakkan di ruang utama masjid dan di letakkan di sebelah Utara

mihrab. Mimbar masjid Al-Istiqomah terbuat dari kayu bulian dan di cat

berwarna putih dan kuning emas. Mimbar tersebut berbentuk seperti kubah

masjid pada umumnya dan mempunyai lima anak tangga. Lima anak tangga

yang terbawah merupakan sekaligus lantai dasar mimbar, dan anak tangga

mimbar ini di tutup dengan karpet berwarna hijau.

Mimbar Masjid Al-Istiqomah mempunyai enam tiang yang sama

tinggi, pada dua tiang yang berada di depan separuh bagian yang bawah

berbentuk polos, di tiap-tiap tiang atas tersebut terdapat pahatan kayu

Page 51: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

39

berbentuk bunga mekar dan ujung atasnya seperti kubah masjid dan di antara

dua tiang bagian depan terdapat tulisan kaligrafi berlafazkan Lailahaillallah,

Allah dan Muhammad.

“mimbar masjid ini eh… dak ade nian yang berani nggeser

apolagi mindahkannyo, kami bae ngerehap bagian lantai

mihrab ini. Dak berani nggeser, jadi tetap disiko lah… karna

pernah kejadian ade yang ngegeser wonge langsung dating

umah keno tegur, yo macam demam, sakit, banyak lah.”54

Menurut informasi yang didapatkan peneliti dari juru kunci masjid

Al-Istiqomah seperti yang dijelaskan di atas, apabila mimbar masjid di

pindah atau digeser sedikit saja, maka yang memindah akan terkena teguran

contohnya seperti tiba-tiba sakit, panas, demam dan lain-lainya. Karena

itulah hingga sampai saat ini tidak ada yang berani menggeser ataupun

memindah mimbar masjid.

6. Atap

Salah satu masjid kuno yang bisa dilihat sekarang adalah pada

bangunan atapnya. Atap masjid kuno selalu bersusun, semakin keatas

semakin kecil, ada yang bersusun dua (Angke), tiga (Demak, Palembang,

Yogyakarta, sampai lima (Banten, Ternate, Jepara). Bentuk atap bersusun

itu, hingga lancip ke puncaknya, membentuk atap yang disebut tajuk. Atap

serambinya yang selalu mendatar atapnya disebut bentuk limasan. Bentuk

atap tajuk itu, karena tiang-tiang intinya (empat sokoguru) yang mendukung

54

Wawancara dengan Bpk Ramli Mahyudin, (70 tahun, Juru Kunci Masjid Al-Istiqomah) Pada

Tanggal 30 Januari 2020.

Page 52: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

40

ditegakkan pada keempat sisi sudut-sudut, yang membentuk ukuran bujur

sangkar.55

Salah satu ciri bangunan masjid kuno ialah mempunyai atap tumpang

yang meruncing yang terdiri dari dua sampai lima tingkat dan mengecil

keatas.56

Bangunan atap masjid Al-Istiqomah merupakan bangunan yang

masih asli dari awal pembangunan hingga saat ini. Bentuk atap masjid Al-

Istiqomah ini memiliki bentuk tumpang tiga. Sesuai dengan data yang

penulis dapatkan dari hasil penelitian, bahwa atap masjid Al-Istiqomah

terbuat dari kulit kayu bulian yang tersusun.

Gambar 5.

Bentuk Atap Masjid Al Istiqomah

Masjid beratap tumpang dua, namun atap dasar rapat menempel

atap kedua, sehingga nampak tumpang tiga.

55

Uka Tjandrasasmita, Masjid-masjid di Indonesia, (Jakarta Indonesia : Jayakarta Agung Offset,

1991), hlm. 56 56

Abd. Ghofur, Perspektif Histors Arkeologis Tentang Keragaman Bentuk-Bentuk Masjid Tua di

Nusantara, hlm. 71

Page 53: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

41

Atap masjid disangga oleh empat tiang utama (sokoguru) dan masih

disangga oleh empat tiang pembantu yang ukurannya lebih kecil dan lebih

pendek di belakang tiang sokoguru mengarah ke empat sudut ruangan, tiang

tersebut berbahan kayu berbentuk persegi. Masjid beratap tumpang tiga,

namun atap dasar rapat menempel atap kedua, sehingga nampak tumpang

tiga. Atap tumpang pertama yang memiliki diameter lebih luas, dan atap

tumpang ini menggunakan seng, pergantian dari atap sebelumnya. Bahwa

Patut di duga atap paling bawah merupakan bangunan baru yang difungsikan

untuk menaungi emperan dan dinding masjid dari sengatan panas matahari

dan hujan agar tidak merusak kedinding masjid.

Kemudian bagian atap paling atas yakni di atas atap tumpang kedua

terdapat atap kemuncak yang berbahan sirap atau berbahan kulit kayu yang

tersusun berbentuk lembaran-lembaran kecil. Di atas kemuncak terdapat

mustaka, baik kemuncak maupun mustaka berbentuk piramid, dan ujung atas

kemuncak dan mustaka dibuat runcing. Di bawah atap tumpang pertama dan

kedua terdapat dinding atap yang terbuat dari susunan lempeng kayu.

Pada dinding atap tumpang kedua terdapat lubang untuk memasang

pengeras suara. Sedangkan pada atap dinding tumpang pertama di sebelah

utara terdapat lubang untuk mengamati keadaan di luar masjid. Di atas

bangunan mihrab terdapat satu atap tumpang dan kemuncak, keduanya

menggunakan seng.

Page 54: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

42

Atap masjid Al-Istiqomah memiliki atap bertumpuk tiga lapiasan

yakni disebut dengan atap sirap. Pada atap bertumpuk tiga melambangkan

mukmin, muslim dan mukhsin. Masjid ini tidak menggunakan atap yang

menyatu dengan kubah, melainkan menggunakan atap bertumpuk yang

bersekat antara atap satu dengan atap yang lain. Melihat dari bentuk struktur

atap dan bentuk masjid Al-Istiqomah, masjid ini mencirikan arsitektur

masjid-masjid kuno di pulau Jawa. Dilihat dari struktur bangunan dan hasil

observasi, masjid ini mengadopsi arsitektur masjid Agung Demak Jawa

tengah. Atap tumpang tiga sebagai simbol trilogi Illahi yang harus di capai

manusia yaitu Iman, Islam dan Ihsan.

Sebenarnya mengenai bentuk masjid menggunakan atap limas masih

mendominasi pola bentuk struktur masjid yang ada sebelumya, akan tetapi

yang membedakan adalah pola penyusunan penyekat atap yang berbeda

yang masih berbentuk susunan yang sederhana dari pada di bandingkan

dengan masjid yang lain. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya ulama dan

masyarakat setempat dalam mempertahankan warisan bangunan kuno.57

Penggunaan atap bertumpuk tiga atau disebut juga atap sirap pada

masjid Al-Istiqomah ini secara konsep hampir sama juga dengan apa yang di

contohkan di masjid-masjid Pantai Utara Jawa. Atap bertumpuk dan

mengerucut pada satu titik ini merupakan manifestasi dari bentuk gunung

dan tradisi pra-Islam yaitu Meru.

57

Abd Ghofur, Perspektif Histori Arkeologis Tentang Keragamaan Bentuk-Bentuk Masjid Tua

di Nusantara. hlm.72

Page 55: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

43

7. Tiang

Salah satu bangunan masjid yang memiliki nilai sejarah yakni tiang

utama masjid (sokoguru), tiang ini adalah tiang pertama yang didirikan pada

bangunan masjid dan sampai saat ini tiang utama ini masih asli dari awal

pembangunan. Tiang masjid ini memiliki 8 (delapan) tiang utama yang

berfungsi sebagai penyangga. Kedelapan tiang ini memiliki bentuk yang

sama, yakni pada empat tiang pertama memilki diameter lebih kecil dari 4

tiang inti, empat tiang pertama memiliki tinggi 16 meter. Sedangkan 4 tiang

utama memiliki diameter lebih besar, yang memiliki panjang 23 meter.

Tiang-tiang masjid tertanam di dalam tanah sedalam tiga meter.

Gambar 6.

Tiang Utama Masjid Al-Istiqomah

Bangunan masjid ini memiliki 8 (delapan) tiang utama yang berfungsi

sebagai penopang atau sokoguru

Page 56: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

44

Pada sokoguru58

meyimbolkan bahwa unsur manusia dari air, tanah,

angin, api, sokoguru sekaligus sebagai simbol empat sifat manusia yaitu

lawwamah, sufiyah muthmainnah, ammarah, nafsu tersebut harus dikelola

dengan baik dengan beribadah di dalam masjid

8. Makam

Sekitar bangunan masjid Al-Istiqomah terdapat makam-makam para

syuhada, para ulama atau pejuang yang ikut serta membangun masjid dan

memperjuangkan kemerdekaan di Kuala Tungkal. Saat ini di sekitar

bangunan masjid telah dijadikan tempat pemakaman umum oleh masyarakat

setempat. Makam tertua yang terdapat di Kampung Pasar Rebo, yaitu

makam penduduk setempat yang wafat pada tahun 1892, untuk nama makam

itu sendiri sudah tidak bisa di ketahui lagi. Menurut hasil wawancara yang

penulis dapatkan makam tersebut ialah orang yang berperang pada masa itu

yang meninggal sebelum di bangunnya masjid. Kemudian makam pendiri

Masjid Al-Istiqomah pada tahun 1925 yaitu KH. Abdul Wahhab.

Gambar 7.

Makam di Sekeliling Masjid Al-Istiqomah

58

Soko Guru adalah tiang tengah, tiang seri.

Page 57: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

45

9. Kubah

Kubah merupakan simbol yang menunjukkan kemegahan sebuah

masjid tersebut. Kubah pada masjid menjadi salah satu item bangunan yang

sangat penting dan sudah terasosiasi sebagai bagian dari pada arsitektur

masjid. Kubah pada masjid Al-Istiqomah memiliki nilai tersendiri, karena itu

dari awal pembuatan kubah hingga renovasi, bentuk kubah masih di

pertahankan dan tidak di renovasi maupun di ganti.

Gambar.

Kubah masjid Al-Istiqomah

Foto di ambil dari bawah kubah masjid A-Istiqomah

Page 58: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

46

Bentuk kubah secara tampilan sangat berbeda sebagaimana dengan

tampilan masjid-masjid lainya. Bentuk kubah masjid Al-Istiqomah adalah

berbentuk kerucut yang menyerupai piramida.

C. Nilai Arsitektural Masjid Al-Istiqomah

Berkaitan dengan pola arsitektur, pola yang dimaksudkan disini lebih

kepada suatu bentuk dari arsitektur itu. Biasanya diterjemahkan ke dalam tipe-

tipe berdasarkan pengaruh dari perkembangan zaman dan kondisi arsitektur di

daerah itu atau dimana masjid tersebut berada.59

Arsitektur sangat terkait dengan

menyentuh segi kemanusiaan secara langsung dan dengan sendirinya

mengandung faktor kehidupan manusia, dengan demikian suatu karya arsitektur

tersebut akan berwujud sebagaimana keadaan dari masyarakatnya.

Bentuk arsitektur masjid yang ada di wilayah-wilayah Indonesia

memiliki keanekaragaman yang nyata, sehingga dapat disaksikan sebuah

arsitektur masjid di Indonesia terdiri dari berbagai bentuk dan gaya yang

spesifik, seperti atap minang, atap joglo di Jawa, atap julung ngapak dari Sunda

dan berbagai corak arsitektur masjid lainnya. Namun dari bentuk atap masjid

unsur-unsur lokal sepertinya lebih dapat bertahan lama, hal ini dikarenakan

59

Abudul Rochym, Masjid Dalam Karya Arsitektur Nasional Indonesia (Bandung : Angkasa,

1983), hlm.83

Page 59: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

47

diturunkan secara turun-temurun, sehingga sering juga disebut sebagai arsitektur

masjid tradisional.60

Di Jawa sendiri merupakan daerah yang paling penting di Indonesia serta

daerah penyebaran Islam di walisongo, bentuk arsitektur masjid memiliki bentuk

persegi panjang dengan penonjolan untuk mihrab, hal ini dipengaruhi oleh

bentuk pendopo yang ada di Jawa. Sebenarnya masjid-masjid umat Islam

diseluruh dunia memiliki unsur yang paling penting yaitu arah kiblat, sehingga

arah kiblat merupakan prioritas utama dalam pembangunan masjid diseluruh

dunia, sedangkan unsur-unsur lainnya merupakan unsur yang tidak begitu

dipentingkan dalam pembangunan masjid.61

Masjid di Jawa dengan kekhasan tersendiri memiliki atap joglo serta

dibangun dengan bentuk persegi empat atau persegi panjang tanpa adanya

kubah, namun dengan seiring perkembangan dan kemajuan pola pikir

masyarakat saat ini, masjid-masjid di jawa mulai di buat kubah hal ini agar

menjadi lebih memperlihatkan arsitektur Islamnya.

Apabila kita memperhatikan bangunan masjid pertama yaitu bangunan

masjid masjid An-Nabawi di Madinah, susunan bangunan ini berbentuk masjid

halaman tidak memiliki kubah berbentuk setengah lingkaran. Bangunan masjid

An-Nabawi ini merupakan pola dasar susunan bangunan masjid pada masa yang

60

Abudul Rochym, Masjid Dalam Karya Arsitektur Nasional Indonesia, hlm.83 61

Zein M Wiryoprawiro, Perkembangan Arsitektur Masjid di Jawa Timur, hlm. 169

Page 60: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

48

akan datang, untuk memahami susunan bangunan masjid halaman serta bagian-

bagian penting dari bangunan tersebut.

Masjid Al-Istiqomah merupakan masjid yang dibangun di tepi Sungai

Pengabuan, yang paling menarik dari masjid Al-Istiqomah adalah bentuk dan

gaya arsitektur yang ditampilkan di masjid tersebut, masjid ini menampilkan

bentuk dan gaya arsitektur masjid di Jawa. Masjid ini juga dibangun atas

arsitektur dari KH. Abdul Wahab yang merupakan pendiri awal Masjid Al-

Istiqomah.

Masjid Al-Istiqomah di Pasar Rebo ini dapat dikatakan tergolong dalam

masjid yang yang sangat sederhana di kalangan masyarakat umum dan dulunya

berkembang di kalangan para pejuang dan ulama. Masjid Al-Istiqomah di

bangun di dalam plosok, tepatnya di perkampungan masyarakat.

Arsitektur masjid Al-Istiqomah yang ada di kampung Pasar Rebo ini jika

dibandingkan dengan masjid-masjid yang ada di Provinsi Jambi secara umum

adalah sangat sederhana dalam konteks seni arsitektur.62

Sehingga

keberadaannya kurang mendapat perhatian akibatnya baik literatur maupun

sumber tertulis sangat sulit penulis jumpai sehingga penulis mengambil opsi

metode wawancara atau oral history dalam bahasa sekarang wawancara lisan

tentunya secara tersetruktur seperti metode pada bab II diatas.

62

Masjid ini telah berdiri pada masa penjajahan belanda tepatnya pada tahun 1918 M.

oleh tokoh-tokoh ulama pada masa itu secara bahu membahu menyumbang dengan dengan

tenaga dan pikiran dan harta bendanya untuk tegak dan berdirinya sebuah rumah ibadah

(masjid). (Wawancara, dengan bpk Supardi, selaku sesepuh masjid Al-Istiqomah).

Page 61: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

49

Berikut beberapa arsitektur masjid Al-Istiqomah :

a. Denah Segiempat

Gambar 8.

Bentuk Masjid Al Istiqomah

Masjid Al-Istiqomah memiliki bentuk persegi 4, masjid ini di

bangun di atas tanah seluas setengah hektar. Luas dan panjang masjid

Al-Istiqomah yakni 14 x 14, dengan serambi masjid yang terdapat

pada bagian sisi kiri, sisi kanan dan bagian depan masjid yakni

dengan luas 2 meter. Masjid Al-Istiqomah memiliki tinggi 25 meter,

dengan bagian atap yang berlapis.

Masjid Al-Istiqomah berdiri diatas tiang atau tongkat dengan

ketinggian 2 m. dari permukaan tanah. Pondasi berbentuk pejal

dengan penguat yang berbentuk sisi melintang yang terbuat dari

kayu. Disisi utara masjid terdapat pintu utama untuk masuk ke

Page 62: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

50

ruang serambi. Selain pintu masuk utama, terdapat pula pintu masuk

di sisi Utara dan di sisi Selatan bangunan masjid.

b. Bagian Tubuh

Masjid Al-Istiqomah memiliki ukuran tinggi dinding 4.80

meter, pada dinding-dinding Masjid Al-Istiqomah terdapat pintu,

jendela dan ventilasi. Jumlah keseluruhan pintu yaitu 5 pintu, 9 kusen

jendela dan 27 ventilasi. Pintu, jendela, dan ventilasi merupakan

komponen penting dari sebuah bangunan karena berfungsi sebagai

pencahayaan maupun sirkulasi udara dalam ruangan.

Bagian depan masjid terdiri dari 2 pintu utama yang

menghubungkan ke ruang utama dengan pintu berukuran tinggi 2

meter. Di setiap sisi pintu terdapat satu kusen dengan panjang dan

lebar 3 meter, satu kusen terdiri dari 3 jendela. Jadi bagian depan

masjid terdiri dari 3 kusen jendela. 2 pintu lainya terletak pada sisi

kiri dan kanan masjid dengan sisi pintu masing-masing terdiri 2

kusen jendela, dan 1 pintu yang terletak pada bagian kiri mihrab

masjid.

Seluruh pintu masjid Al-Istiqomah terbuat dari kayu. Pintu

masjid berbentuk empat persegi dengan lengkungan bagian atasnya,

memiliki dua daun pintu. Seluruh kusen jendela masjid Al-Istiqomah

terbuat dari kaca dan berbentuk lengkungan pada bagian atasnya.

Page 63: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

51

Jendela masjid Al-Istiqomah berbentuk persegii panjang dan terdapat

teralis yang terbuat dari besi.

Gambar 9.

Tubuh masjid Al Istiqomah

Badan masjid diambil dari bagian depan

Pada bagian barat masjid terdapat mihrab dengan lebar 3

meter dan tinggi 2.5 sampai 3 meter. Atap mihrab berbentuk atap

tumpang tiga atau disebut juga dengan atap sirap. Badan Mihrab

masjid memiliki bentuk menonjol keluar dari badan masjid dengan

membentuk setengah lingkaran dengan tinggi badan mihrab 4.80

meter.

c. Mihrab

Mihrab disebut juga dengan maqsurah, yakni suatu ruang

berbentuk setengah lingkaran yang berfungsi sebagai tempat imam di

Page 64: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

52

dalam memimpin salat jamaah, yakni salat yang terdiri atas banyak

orang khususnya salat Jumat dan salat-salat waktu lainnya yakni

waktu Isya, Subuh, Zuhur, Asar dan Maghrib.63

Mihrab memiliki pengertian yang dikenal sekarang sebagai

sebuah ruangan untuk memimpin salat, terletak di sisi Barat Laut

masjid sebagai tanda arah kiblat. Umumnya mihrab masjid di

Indonesia terletak pada dinding bagian Barat masjid, tepatnya

dibagian tengah dari dinding Barat masjid dan berjumlah satu buah.64

Mihrab dalam masjid ini tampak seperti pada masjid-masjid

lainnya, yaitu berada didepan jamaah atau makmum, mihrab di

masjid ini berukuran 2 x 3 meter persegi. Dibagian mihrab ini

atasnya terdapat bentuk atap bertumpang 3 atau biasa disebut juga

dengan atap sirap. Di bagian bentuk atap sirap bentuk ujung atasnya

berbentuk kuncup.

d. Lengkungan

Pada beberapa masjid kuno, lengkung asli pada ceruknya

mengingatkan lengkung seni pada bangun Islam. Lengkung pintu

masjid membedakan dengan kebiasaan lengkung semu pada candi.

Lengkung pintu masjid Agung Cirebon dan Banten, adalah lengkung

asli dari arsitektur Islam. Elemen arsitektural dan ornamental yang

63

Oloan Sitomorang, Seni Rupa Islam Pertumbuhan dan Perkembangannya, hlm. 22 64

Suwardi Alamsyah, Nilai Budaya Arsitektur Masjid, (Jurnal Patanjala, Vol. 2, No. 2, Juni

2010 : 172-190), hlm 178

Page 65: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

53

dibawa Islam pada masjid-masjid kuno Indonesia amat terbatas, yang

dinamakan masjid tetap kita masukkan sebagai arsitektur Islam.65

Pada bangunan masjid Al-Istiqomah terdapat lengkungan atau

pada bagian pintu dan jendela. Oloan menyebutnya dalam istilah

lengkung tapak kuda.66

Bentuk lengkungan jendela dan pintu tapak

kuda setengah lingkaran ini telah lama dipakai sebagai ciri khas

bentuk pintuk dan jendela, jendela maupun portal (lengkungan-

lengkungan pada masjid), sebagai ciri khusus dalam unsur arsitektur

masjid yang terdapat di setiap negara-negara yang memiliki

penduduk Islam dan memiliki bangunan masjid.

Gambar 10.

Arsitektur Lengkungan Masjid Al-Istiqomah

Seni lengkungan pada masjid Al-Istiqomah

Lengkungan pada masjid memiliki bentuk yang bervariasi,

lengkungan pada masjid memiliki corak arab, moor, turki, Persia,

65

Joop Ave dkk, Nafas Islam Kebudayaan Indonesia, (Jakarta Indonesia : Jayakarta Agung

Offset, 1991), hlm. 62-63 66

Oloan Situmorang, Seni Rupa Islam Pertumbuhan dan Perkembangannya, hlm. 38.

Page 66: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

54

india, dan lain-lainya. Lengkungan pada masjid Al-Istiqomah

memiliki diameter yang berbeda. Lengkungan pada pintu masjid

memiliki diameter 900

dan lengkungan pada jendela berdiameter 900.

Setelah peneliti mengamati dari keseluruhan pola bentuk baik

corak lengkungan pada pintu maupun jendela masjid Al-Istiqomah,

dan sesuai dengan aliran dan mazhab yang digunakan. Maka di

simpulkan bahwa corak lengkungan masjid Al-Istiqomah memiliki

corak lengkung tunggal. Corak lengkungan tunggal dapat di temui

pada bangunan masjid beraliran Arab, Turki, Persia, india, dan

Indonesia.67

e. Ruang utama

Ruang utama merupakan salah satu komponen utama dalam

suatu bangunan masjid yang biasanya berfungsi sebagai tempat

jamaah untuk menunaikan ibadah salat berjamaah. Untuk itu ruang

utama umumnya mempunyai ruangan yang besar agar mampu

menampung jamaah lebih banyak di dalamnya.68

Ruang utama masjid Al-Istiqomah ini terdiri dari ruang salat

laki-laki dan ruang salat perempuan, yang disekat oleh kain. Pada

ruang utama terdapat delapan tiang utama masjid yang berfungsi

67

Oloan Situmorang, Seni Rupa Islam Pertumbuhan dan Perkembangannya, hlm. 39 68

Abd Ghofur, Perspektif Historis Arkeologis Tentang Keragaman Bentuk-Bentuk Masjid Tua di

Nusantara, hlm. 75

Page 67: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

55

menopang kerangka atap masjid. Ruang utama masjid memiliki luas

dengan ukuran 13 x 13 meter persegi.

Ruang utama masjid Al-Istiqomah memiliki bentuk empat

persegi panjang, ruang utama berukuran 15 x 15 M dengan lantai

dan dinding terbuat dari bahan kayu atau papan. Pada dinding

sebelah timur terdapat dua pintu, jarak antara pintu satu dengan pintu

lain memiliki jarak 4 meter. Kedua pintu masjid pada bagian depan

merupakan pintu utama yang menghubungkan antara ruang utama

dengan teras masjid dan halaman masjid. Selain pintu utama tersebut

di sebelah Utara dan Selatan masing-masing terdapat satu buah pintu.

Gambar 11.

Ruang Utama Masjid Al-Istiqomah

Ruang utama masjid merupakan ruangan satu-satunya. Ruang utama

masjid di bagi dua dengan ruang wanita.

Page 68: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

56

Di ruang utama masjid, keseluruhan lantai ditutupi dengan

hamparan karpet, dan hanya shaf bagian depan saja yang diberi

sajadah. Karena kondisi keuangan, sehingga karpet masjid sudah

banyak yang rusak dan karpet masjid tidak hanya satu warna, tetapi

warna warni, karena hasil swadaya masyarakat setempat.69

f. Bedug

Bedug masjid Al-Istiqomah terletak diruangan serambi masjid

sebelah Utara tepatnya di sebelah kanan serambi masjid. Bedug

berbentuk silinder yang pada satu ujungnya ditutup menggunakan

kulit sapi, dan kulit bedug hanya terdapat pada sebelah sisi saja

dengan sebelah sisi bedug terbuka. Beduk di hadapkan ke Barat.

Bagian tersebut digunakan sebagai bidang pukul. Bedug tidak

berhias,memiliki ukuran panjang 1,5 meter dan berdiameter 120 cm.

Bedug tersebut diletakkan diatas susunan balok kayu yang menyilang

di kedua ujungnya. Susunan balok kayu yang menyilang tersebut

diperkuat dengan kontruksi balok berbentuk empat persegi pada

bagian bawahnya. Di atas balok yang tersususun membentuk empat

persegi tersebut terdapat susunan balok yang menyilang memanjang

searah dengan bedug untuk memperkuat kontruksi tempat bedug

tersebut. Bedug dan kentongan masjid terletak di pojok sebelah

69

Ruangan ini sangat bersejarah konon katanya ruangan utama masjid ini bisa menampung

beribu-ribu jamaah waktu salat. (Wawancara Dengan Bpk Ramli Mahyudin, (70 tahun, Juru Kunci

Masjid Al-Istiqomah, pada tanggal 30 Januari 2020).

Page 69: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

57

kanan masjid. Bedug di topang oleh kaki bedung yang berbentuk

menyilang, dengan kentongan tergantung sebelah kanan bedug.

g. Plafon (dek)

Pada ruang utama masjid terdapat plafon yang berbentuk

persegi empat, sedangkan pada atap ruang serambi tidak memakai

plafon. Plafon masjid hanya terdapat pada tengah bangunan masjid di

antara tiang utama masjid, dengan sisi ruang utama tidak memiliki

plafon. Jadi yang terdapat plafon bagian tengah yang menyambung

ke atas. Plafon masjid Al-Istiqomah memiliki panjang dan lebar 5 x 5

meter. Plafon masjid terbuat dari susunan persegi kayu bulian.

memiliki struktur bangunan dari susunan kayu.

h. Kubah

Kubah atau qubbah yakni bentuk atap setengah lingkaran

yang terletak diatas bangunan masjid.70

Kubah merupakan salah satu

ciri arsitektur Islam sejak saat perkembangannya.71

Kubah masjid

terletak pada atap masjid paling atas yang berbentuk kerucut atau

piramida. Bahan-bahan atap kubah masjid Al-Istiqomah terdiri dari

susunan kulit-kulit kayu bulian yang tersusun. Kubah masjid

tersambung dengan atap masjid lapisan yang ketiga. Kubah masjid

70

Oloan Sitomorang, Seni Rupa Islam, hlm. 24 71

Abdul Rochym, Masjid dalam Karya Arsitektur Nasional Indonesia, hlm. 26

Page 70: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

58

bagian bawah memiliki diameter 4 x 4 meter persegi dan tinggi 6

meter.72

Gambar 12.

Kubah Masjid Al Istiqomah

Bentuk kubah masjid Al-Istiqomah masih asli dari awal pembuatan

hingga sekarang.

“masjid ini ni… masih asli dari bentuk aslinye, yang

Nampak nian tu, kubah masjid ini, ini ni dak ado yang

berani ganti kubah tu, dan ade nian yang berani nak

ngubahnyo, karne njage amanah itu lah, njage pesan

dari syuhada, beliau cakap kubah ini jangan sampai di

ganti atau dirubah, apolagi bentuknyo. Kalu nak dipugar

terserahlah yang penting jangan sampai merubah bentuk

ini sedikitpun. Nah macam tulah die kate.”73

Dari hasil wawancara di atas, penulis dapat mengetahui

bahwasanya bentuk kubah masjid Al-Istiqomah masih asli dari

awal pembangunan hingga sekarang. Hal ini sesuai atas

penjelasan juru kunci masjid bahwasanya bagian masjid yang

72

Wawancara dengan Bpk Ramly Mahyudi (70 tahun, Juru Kunci Masjid Al-Istiqomah), Pada

Tanggal 30 Januari 2020. 73

Wawancara dengan Bpk Ramli Mahyudin, (70 tahun, Juru Kunci Masjid Al-Istiqomah) Pada

Tanggal 30 Januari 2020.

Page 71: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

59

masih jelas keaslianya dan tidak di rubah sama sekali adalah

bagian kubah masjid. Karena sesuai dengan amanah dari para

syuhada74

terdahulu bahwasanya kubah masjid tidak boleh di

ganti maupun di rubah bentuk aslinya.

i. Sang Rengga

Mimbar ialah tempat khatib berkhutbah atau memberi

ceramah sebelum acara salat jamaah.75

Pada mimbar masjid Masjid

Al-Istiqomah ini nampak berbagai corak ragam hias. Masjid Al-

Istiqomah memiliki mimbar yang terlatak pada mihrab masjid.

Mimbar masjid Al-Istiqomah memiliki ukuran 1 meter dan panjang 2

meter dengan tinggi 2.5 meter. Pada bagian dinding mimbar memiliki

ukiran ornamen timbul dengan ukiran lafaz “الله إل إله Allah dan ”ل

Muhammad. Pada sisi-sisi kaligrafi, juga di hiasi dengan ukiran-

ukiran bunga dengan ornamen timbul. Pada bagian atas mimbar

terdapat atap dengan motif berbentuk kubah, dan tinggi mimbar 1.5

meter. Di masa lampau khatib bertumpu pada sebatang tongkat yang

disebut sang jubleg Mimbar terletak sebelah kanan mihrab dengan

posisi mimbar lurus menghadap jama‟ah.

j. Mihrab

74

Seorang muslim yang meninggal dunia ketika berperang atau berjuang di jalan Allah membela

kebenaran atau mempertahankan hak dengan penuh kesabaran dan keikhlasan untuk menegakkan agama

Allah. 75

Oloan Sitomorang, Seni Rupa Islam Pertumbuhan dan Perkembangannya, hlm. 37

Page 72: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

60

Mihrab dalam masjid ini tampak seperti pada masjid-masjid

lainnya, yaitu berada di depan jam‟ah atau makmum.76

Masjid Al-

Istiqomah mempunyai satu mihrab di bagian sebelah Barat ruang

salat laki-laki, berbentuk lengkung menonjol kedepan yang

berukuran tinggi 2.80 meter dan lebar 3 meter. Sebelah kanannya

terdapat mimbar khatib dan di bagian dinding depan pada bangunan

mihrab terdapat dua lubang ventilasi (lubang angin), dan sebelah kiri

mihrab terdapat pintu yang sudah tidak di fungsikan lagi.

k. Fawwarah

Fawwarah pancaran air atau kolam bersih untuk tempat

mengambil air suci untuk salat.77

Sebelum melakukan salat, setiap

muslim diwajibkan sesuci (wudu) terlebih dahulu. Dengan demikian

ruang-ruang ruang untuk sesuci ini mutlak perlu disediakan didalam

komplek masjid.78

Ruang sesuci/wudu di masjid Al-Istiqomah terletak pada

bagian sisi depan masjid, tepatnya terletak disebelah kiri masjid.

tempat air wudu memiliki 2 tedmon berkapasitas 2400 liter air.

Tempat wudu hanya terdiri dari satu tempat dan 5 keran, sehingga

laki-laki dan wanita bergantian dalam berwudu.Tempat wudu terbuat

dari kayu, pipa-pipa kecil dan keran. Bagian tempat wudu terpisah

76

Uka Tjandrasasmita , Masjid-masjid di Indonesia, hlm. 75 77

Oloan Sitomorang, Seni Rupa Islam, hlm. 24 78

Zein M.Wiryoprawiro, Perkembangan Arsitektur Masjid di Jawa Timur, hlm. 168

Page 73: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

61

dengan masjid. Tempat wudu dengan masjid terpisah dengan jarak 5

meter. Pondasi pada ruang wudu berbeda dengan pondasi ruang

utama dan ruang serambi. Pondasi ruang wudu memiliki ketinggian

50 cm.

l. Kerangka

Kerangka masjid terbuat dari kayu, yang terdiri dari berbagai

jenis kayu, diantaranya kayu bulian, kayu jati dan kayu berlian.

Bangunan masjid ini menggunakan arsitektur sistem pasak, melihat

masjid ini berdiri di atas lahan basah dan tanah liat, maka untuk lebih

menguatkan pada bangunan masjid di buatlah sistem pasak. Tiang-

tiang masjid terdiri dari empat tiang utama tegak lurus dengan tinggi

20 meter dan tertanam kedalam tanah sedalam tiga meter. Sehingga

tiang masjid tidak mudah geser atau roboh akibat tanah yang

berlumpur dan erosi terkena terpaan air Sungai ketika banjir.

Kemudian empat tiang terletak pada setiap sisi tiang masjid

utama, setiap sisi utama di desain sedikit miring mengarah pada

setiap sudut masjid. Kedelapan tiang masjid tersebut terletak pada

ruang tengah bangunan masjid. Tiang yang didesain miring ini

berfungsi menyangga atap masjid pada lapisan atap masjid yang

pertama. Setiap sudut masjid terdapat tiang yang berfungsi untuk

menyangga atap dan dinding masjid. Setiap sisi masjid terdiri dari 2

tiang. Keseluruhan tiang dari setiap sisi masjid yaitu 12 tiang.

Page 74: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

62

m. Bagian Kaki

Pembahasan ini muncul karena melihat realita di lapangan

yang nyata merupakan faktor alam yang menentukan konsep

demikian, namun dibalik itu ternyata mengandung hikmah yang

besar. Rumah betiang atau lebih umumnya dikenal dengan istilah

rumah panggung diasosiasikan sebagai gaya dari rumah adat Provinsi

Jambi, ternyata memiliki makna sebagai cerminan dari pola prilaku

masyarakatnya.

Seperti yang terdapat pada bentuk dasar bangunan masjid ini

yakni persegi seperti umumnya masjid-masjid di Jawa, dengan kaki

masjid berbentuk panggung. Kaki panggung ini memperhatikan

daerah tersebut yang merupakan rawa-rawa, sehingga panggung

sangat cocok. bagian masjid yang paling penting adalah kaki masjid.

Dengan adanya kaki masjid membuktikan bahwa daerah tersebut

rawan banjir.79

Masjid berdiri di atas tiang, sehingga membentuk

kolong. Masjid-masjid kuno yang kakinya masip ini, bisa dikaitkan

dengan pengaruh arsitektur Indonesia, Hindu/Budha, maupun Islam

sendiri.80

Kaki masjid berukuran 18 x 18 M. dan masjid memiliki 20

kaki. 12 kaki masjid terletak pada bagian sisi masjid dan 8 kaki yang

79

Abd Ghofur, Perspektif Histori Arkeologis Tentang Keragaman Bentuk-Bentuk Masjid Tua di

Nusantara, hlm. 76 80

Abd Ghofur, Perspektif Histori Arkeologis Tentang Keragaman Bentuk-Bentuk Masjid Tua di

Nusantara, hlm. 76

Page 75: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

63

lain terletak pada bagian tengah asjid yang menghubung langsung

dengan atap masjid dan kubah.

n. Luas masjid dan lahan

Bangunan masjid Al-Istiqomah ini cukup luas, keseluruhan

luas masjid memiliki panjang 16 meter, lebar 16 meter. Adapun

serambi masjid memiliki lebar 2 meter dengan panjang 16 meter.

Badan masjid memiliki lebar 14 meter dan panjang 14 meter. Dengan

bagian dalam masjid apa bila di hitung secara bersih maka memiliki

luas 13.5 meter persegi.

Masjid Al-Istiqomah ini sendiri di bangun diatas tanah seluas

setengah hehtar, dengan posisi lahan bertepian dengan Parit Kecil

cabang dari aliran Sungai yang memanjang kebelakang. Kondisi

lahan berada di atas tanah rawa-rawa yang selalu tergenang air.

o. Bagian Atap

Pengambilan bentuk-bentuk arsitektur masjid beratap tumpang,

juga bisa dilihat sebagai usaha menarik orang-orang yang belum

memeluk agama Islam.81

Masjid Al-Istiqomah berbentuk tumpang

dengan 3 tingkat pada ruang utama. Atap ruang utama yang memiliki

3 tingkat yang semakin ke atas semakin mengecil, memiliki hiasan

berbentuk mahkota pada ujungnya. Tinggi dari pondasi hingga

81

Uka Tjrandrasamita, Masjid-masjid di Indonesia, hlm. 56-57

Page 76: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

64

puncak atap yaitu 11 m. kontruksi yang mendukung atap tersebut

menggunakan pola saka tunggal. Atap masjid Al-Istiqomah ditopang

oleh tiang yang jumlah keseluruhan 8 buah. 4 tiang pada ruang utama

disebut juga dengan soko guru, dan 4 buah tiang untuk tiang

pembantu .

Pada atap tingkat kedua ruang utama terdapat balok kayu

yang membentuk empat persegi. Pada tingkat ketiga dan keempat

dibuat dengan balok yang disusun menyilang simetris untuk

menopang kerangka untuk landasan genteng. Titik pertemuan balok

yang menyilang terdapat soko tunggal berdiri tegak hingga puncak

atap yang berlandaskan papan kayu pada atap tingkat pertama. Pada

atap ruang serambi tidak memiliki soko tunggal pada tingkat

keduanya melainkan atap hanya ditopang dengan 4 buah soko guru.

Bagian luar atap masjid Al-Istiqomah ditutupi menggunakan genteng

yang terbuat dari kayu papan dan atap yang paling atas ditutupi

dengan kulit kayu bulian.

Atap yang paling rendah disangga tiang-tiang serambi,

sedangkan atap yang terdapat di tengah disangga tiang utama dan

tiang serambi. Kemudian, atap paling atas disangga tiang utama yang

ada di dalam ruang bangunan inti dan diperkuat kuda-kuda agar tidak

renggang. Di bagian bawah kuda-kuda dipasang langit-langit terbuat

Page 77: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

65

dari papan kayu, yakni atap paling atas dan di dalam ruangan

bangunan inti. Di antara ketiga atap terdapat celah sekira 2 meter.

Setiap masjid memiliki desain atap dengan ciri khas daerah

masing-masing. Seperti halnya pada masjid Al-Istiqomah. Masjid

tertua di Tanjung Jabung Barat ini menggunakan bentuk atap limas

dengan variasi 3 tingkat. Dilihat dari bentuk dan susunanya, atap

masjid ini memiliki bentuk dan susunan atap yang sama dengan

masjid Agung Demak.

Masjid Al-Istiqomah memiliki atap yang tersusun dari 3 lapis,

dengan setiap lapisan atap memiliki 4 sisi, setiap sudut atap terdapat

4 gelogor82

yang tertopang oleh 4 tiang sisi bangunan dan 4 tiang

tengah masjid. Karena atap masjid terbuat dari seng, maka bagian

atap memiliki reng yang berjarak cukup lebar, yang berbeda dengan

reng genteng yang memiliki jarak yang rapat.

Lapisan yang terdapat pada setiap atap masjid memiliki

ukuran yang berbeda, pada lapisan pertama lebih besar dari lapisan

kedua dan lapisan kedua lebih besar dari lapisan ketiga. Setiap

pembatas lapis atap memiliki batas-batas yang terbuat dari papan

yang disusun berdiri setinggi 1.5 meter. Pembatas pada atap masjid

ini memiliki fungsi masing-masing, pada pembatas pertama memiliki

ruangan lebih besar untuk menyimpan barang, pada pembatas kedua

82

Gelogor dalam Bahasa “Jawa” artinya balok atap bangunan

Page 78: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

66

memiliki ukuran lebih kecil yg berfungsi untuk memasang speaker

masjid.

p. Teras atau Serambi

Teras atau Serambi berfungsi sebagai tempat berteduh dan

tempat istirahat untuk menunggu waktu salat.83

Serambi masjid

terletak pada bagian luar sisi masjid. Serambi masjid Al-Istiqomah

memiliki panjang 16 meter dan lebar 2 meter. Serambi masjid

mempunyai atap yang di sangga oleh tiang-tiang kecil. Atap serambi

memiliki panjang 3 meter.

Gambar 13.

Serambi Masjid Al-Istiqomah

Seperti yang di sampaikan oleh informan serambi masjid pada

bagian depan terdapat pagar setinggi satu meter menutupi serambi

83

Oloan Sitomorang, Seni Rupa Islam, hlm. 25

Page 79: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

67

masjid yang terbuat dari kayu. Serambi masjid berlantai papan kayu.

Pagar serambi memiliki panjang 16 meter menutupi bagian depan

masjid saja. Bentuk pagar ini pada bagian atasnya di desain cembung

dan cekung, sehingga berbentuk gelombang.84

q. Bagian Lantai

Lantai ruang utama berbeda dengan ruang serambi dan ruang wudu.

Pada ruang serambi dan ruang wudu, lantai terbuat dari kayu papan.

Pada tiap ruangan masjid Al-Istiqomah memiliki ketinggian lantai

yang berbeda. Lantai yang paling tinggi terdapat pada ruang utama.

Ruang utama yang difungsikan sebagai tempat shalat yang paling

suci. Ketinggian lantai ruang utama 15 cm lebih tinggi dari ruang

serambi. Begitu juga dengan ruang serambi yang lebih tinggi 15 cm

dari ruang wudu.

Masjid Al-Istiqomah memiliki 1 lantai saja yang terdapat

pada ruang utama masjid. Lantai masjid terbuat dari papan. Lantai

masjid ini memiliki luas bersih 13.5 meter persegi.

“kayu bawah ini, nah yang pas di bawah papan lantai ini, ini

pas kami renovasi habis kayu 2000, itu cuman buat kerucut

lantai be, kerucut ini yang buat nyangga papan biak dak

turon ke bawah. Kayunye ini posisinye nyilang-nyilang.85

84

Wawancara dengan Bpk Ramli Mahyudin, (70 tahun, Juru Kunci Masjid Al-Istiqomah) Pada

Tanggal 30 Januari 2020. 85

Wawancara dengan Bpk Ramli Mahyudin, (70 tahun, Juru Kunci Masjid Al-Istiqomah) Pada

Tanggal 30 Januari 2020.

Page 80: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

68

Menurut hasil wawancara di atas dapat di ketahui

bahwasa bagian bawah lantai masjid terdapat penyangga yang

sangat banyak jumlahnya. Kayu penyangga lantai masjid ini

berjumlah 2000 penyangga. Penyangga papan atau kerucut lantai

masjid di susun secara bersilang pada seluruh lantai bangunan

masjid.

r. Jendela

Bangunan masjid Al-Istiqomah memiliki jendela yang

terletak di bagian dinding kiri dan kanan dengan arah ke Utara dan

Selatan. Memiliki bentuk yang sama dan simentris, kemudian

ventilasi jendela berbentuk melengkung setengah lingkaran, berdaun

ganda dan memiliki jeruji besi di bagian bentuk lengkungnya, dan

berfungsi sebagai ventilasi udara. Di sisi kanan dan kiri mihrab

terdapat satu kusen jendela yang masing-masing terdapat tiga lubang

jendela lengkap dengan ventilasi. Sedangkan dibagian depan terdapat

tiga kusen jendela dan Sembilan lubang jendela.

Gambar 14.

Jendela Masjid Al-Istiqomah

Page 81: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

69

Memiliki bentuk yang sama dan simentris, kemudian ventilasi jendela berbentuk

melengkung setengah lingkaran, berdaun ganda dan memiliki jeruji besi di bagian

bentuk melengkungnya.

Page 82: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

70

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pencarian sumber-sumber tertulis (library research)

dan penelitian lapangan (field research, maka kesimpulan yang dapat diambil

berdasarkan rumusan masalah adalah masjid Al-Istiqomah merupakan masjid

yang didirikan oleh ulama dan umara terdahulu di Tanjung Jabung Barat, yakni

tuan KH. Abdul Wahab dan Abdurrahman Sidiq (Tuan guru sapat) pada tahun

1918 M.

Masjid Al-Istiqomah merupakan salah satu masjid tua yang ada di

Kabupaten Tanjung Jabung Barat, dilihat dari bentuk bangunan masjid ini

mengadopsi bangunan Jawa. Keunikannya yaitu masjid ini beratap tumpang

yang mirip dengan bangunan masjid Demak. Hingga saat ini masjid tersebut

masih kokoh karena telah mengalami beberapa kali pemugaran. Nilai kekunoan

dari bangunan masjid ini dapat dilihat pada usianya, bangunan masjid ini telah

berusia lebih dari lima puluh tahun. Bangunan yang telah berusia lima puluh

tahun yaitu Bedug/Kentongan, Tiang/Sokoguru, Mihrab, Mimbar dan Atap

Tumpang.

Masjid Al-Istiqomah yang terletak di daerah kampung Pasar Rebo, Desa

Pantai Gading, Kecamat Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

Bangunan masjid masih mempertahankan konsep bangunan yang sederhana

Page 83: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

71

dengan struktur bangunan yang seadaanya dengan konsep rumah betiang atau

berkolong dan beratap sirap atau bersusun tiga.

Bentuk arsitektur masjid tidak dirubah saat di renovasi, dengan alasan

untuk mempertahankan keaslian bangunan atau di sebut dengan upaya

pelestarian budaya. Hal ini dibuktikan dengan adanya bangunan asli masjid dari

awal pembangunan dan tidak di ganti maupun di rubah sama sekali. Jadi

memang benar-benar masih di pertahankan bentuk keaslianya.

Setiap pola-pola arsitektur yang di buat, memiliki arti yang terkandung di

dalamnya, salah satu makna yang memiliki kesamaan dengan masjid Agung

Demak adalah filosofi atap yang mengandung Iman, Islam dan Ihsan. Adapaun

tiang masjid melambangkan delapan bersaudara yang membangun masjid atau

mempelopori pembangunan masjid Al-Istiqomah.

B. Saran

Masjid Al-Istiqomah Pasar Rebo Kuala Tungkal merupakan bukti nyata

dari peninggalan bangunan bersejarah. Bukti arkeologis peninggalan bangunan

yang di bangun pada masa penjajahan Belanda. Oleh karena itu kita sebagai

penerus budaya leluhur harus menjaga dan mendokumentasikan keberadaan

masjid Al-Istiqomah Pasar Rebo Kuala Tungkal.

Semoga penulisan skripsi ini bermanfaat bagi penulis-penulis selanjutnya

dan menjadi bahan pertimbangan. Khususnya tentang sejarah masjid. Penulis

menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,

Page 84: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

72

penulis berharap akan ada penulis-penulis yang akan menyempurnakan

penulisan tentang masjid Al-Istiqomah Pasar Rebo Kuala Tungkal dari segi

sejarah, arkeologi maupun arsitekturnya.

Page 85: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Dudung, 1999, Metode Penelitian Sejarah, Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

Abdurrahman Dudung, 2011 Metodologi Penelitian Sejarah islam, Yogyakarta: Ombak.

Arif, Muhammad, 2011, Pengantar Kajian Sejarah, Bandung: Yrama Widya.

Hardjosatoto, Suhartoyo, 1985, Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia , Yogyakarta:

Liberty Yogjakarta.

I.G.N. Anom, 1898/99, Masjid Kuno Indonesia Jakarta : Proyek Pembinaan

Peninggalan sejarah dan Kepurbakalaan Pusat.

Kuntowijoyo, 2001, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.

Pevsner, Nikolaus, 2006, Arsitektur Masjid dan Monument Sejarah Muslim,Yogyakarta

: Gadjah Mada University press.

Rochym Abdul, 1995 Masjid dalam Karya Arsitektur Nasional Indonesia Bandung :

Angkasa Bandung.

Rochym, Abdul, 1983, Sejarah Arsitektur Islam, Bandung : Angkasa.

Sanapiah Faisal, 2007, Format-Format Penelitian Sosial, Jakarta : Raja Grafindo

Persada.

Sugiono, 2005, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung : Alfabeta.

Shihab, Quraish, Wawasan Al – Qur’an, Bandung : Mizan

Page 86: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

74

Tjandrasasmita, Uka, 1991, Masjid-masjid Kuno di Indonesia, Jakarta : Jayakarta

Agung Offset.

Tjandrasasmita, Uka, 2000, Penelitian Arkeologi Islam di Indonesia dari Masa Ke

Masa, Kudus: Menara Kudus.

Tjanandrasmita, Uka, 2009, Arkeologi Islam di Nusantara, Jakarta : Gramedia.

W Pranooto, Suhartono, 2010, Teori dan Metodologi Sejarah, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Wiryoprawiro, Zein M, 1986, Perkembangan Arsitektur Masjid di Jawa Timur

Surabaya: Bina Ilmu

Abd Ghofur, 2015, Perspektif Histori Arkeologis Tentang Keragamaan Bentuk-Bentuk

Masjid Tua di Nusantara. Jurnal Sosial Budaya, Vol.12 No.1.

Lia Nuralia, 2012, Masjid Cikenong Anyer Banten, Jurnal Purbawidya, Vol.1/No.2.

229-248.

Alamsyah Suwardi, 2010, Nilai Budaya Arsitektur Masjid, Jurnal Patanjala, Vol.2,

No.2.

Syamsul Kurniawan, 2014, Masjid dalam Lintasan Sejarah Umat Islam, Jurnal

Khatulistiwa - Journal of Islamic Studies, Vol.4 no.2

Ajiz Muslim, Manajemen Pengelolaan Masjid, Yogyakarta : Fakultas Dakwah UIN Sunan

Kalijaga.

Laely Wijaya, 2008, Masjid Merah Panjunan Kajian Historis-Arkeologis, Skripsi,

Cirebon, Yogyakarta, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Nuri Nuvita, 2015, Masjid Jamik Kauman Sragen Studi Histori-Arkeologis, Skripsi,

Yogyakarta : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Page 87: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

75

Pemerintah Tanjung Jabung Barat, 2001 Sumber Lembaga Adat,

http://tanjabbarkab.go.id/site/sejarah-singkat/ 11 Desember 2019.

Herry Yansa Wijaya. 2015, Dokumen Sejarah Masjid Al-Istiqomah Kuala Tungkal,

https://m.facebook.com/notes/warga/-tanjung-jabung-barat/sejarah-masjid-

agung-al--istiqomah-kuala-tungkal/400135156814671. (09 Oktober 2019)

Page 88: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

76

CURRICULUM VITAE

Nama : Lena Faiz

Tempat/Tanggal Lahir : Senyerang, 13 Juli 1998

NIM : AS. 160958

Fakultas : Adab dan Humaniora

Jurusan : Sejarah Peradaban Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Belum Menikah

Nama Ayah : Khusnan

Nama Ibu : Faridhatul Mahmudah

Anak Ke : 5 dari 5 bersaudara

Alamat Asal : Jl. Parit Tunas RT. 01 Desa Sungai Landak Kecamatan

Senyerang, Kab. Tanjung Jabung Barat, Provinsi. Jambi

Alamat Sekarang : Lrg Pancasila, Kec. Jaluko Km.18 Kabupaten Muaro

Jambi

JENJANG PENDIDIKAN

Tahun 2005 – 2010 : MIS Nurul Huda

Tahun 2010 – 2013 : MTS Perguruan Islam Teluk Nilau

Tahun 2013 – 2016 : MAS Al-Khairiyah Teluk Nilau

Tahun 2016 – 2020 : Perguruan Tinggi UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Page 89: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

77

LAMPIRAN I

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

Masjid Al-Istiqomah Pasar Rebo Kuala Tungkal Studi (Histori-Arkeologis)

A. Observasi

Pada pengumpulan data dengan cara observasi, observasi ini bertujuan

untuk mengetahui sejarah bangunan masjid Al-Istiqomah Pasar Rebo Kuala

Tungkal.

B. Wawancara

1. Bagaimana sejarah berdirinya masjid Al-Istiqomah ?

2. Arsitektur apa saja yang dimiliki masjid Al-Istiqomah?

3. Bagaimana letak geografis masjid Al-Istiqomah?

4. Pada tahun berapa masjid Al-Istiqomah didirikan ?

5. Siapa pendiri masid Al-Istiqomah?

6. Dari manakah dana pembangunan masjid?

7. Jarak antara masjid Al-Istiqomah dengan Pasar Rebo?

C. Dokumentasi

1. Data tentang gambaran umum

2. Data tentang penduduk.

3. Data tentang pendidikan dan keagamaan

4. Data tentang sistem mata pencaharian

Page 90: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

78

DAFTAR-DAFTAR NAMA INFORMAN

NO NAMA JABATAN

1 M. Makhrus,S.Pd Kepala Desa

2 Ramly Mahyudin Juru kunci masjid

3 Sobirin Tokoh Masyarakat

4 Darun Tokoh Masyarakat

5 Abdul Hadi Ketua RT

6 Waras Staf Kantor Desa

7 Jamaludin Masyarakat

8 Apen Masyarakat

9 Mukromin Masyarakat

10 Azhari Masyarakat

11 Jainal Arifin Masyarakat

12 Mukhtar Masyarakat

13 Saudah Masyarakat

14 Rohina Masyarakat

15 Royson Masyarakat

Page 91: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

79

Gambar 1. Lokasi Masjid Al-Istiqomah

Nampak dari depan Gambar 2. Masjid Al-Istiqomah

nampak dari belakang.

Gambar 3. Lokasi ruang utama masjid Gambar 4. Mimbar Masjid

Page 92: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

80

Gambar 5. Wawancara bersama Bpk Ramli Gambar 6. Lokasi depan masjid

Mahyudin, Bpk Abdul Hadi Al-Istiqomah dan Papan Nama

Masjid.

Gambar 7. Wawancara bersama Gambar 8.

Bpk Makhrus

Page 93: Welcome to Repository UIN JAMBI - Repository UIN JAMBI ...repository.uinjambi.ac.id/3191/1/AS160958 Judul...Skripsi ini penulis persembahkan khusus untuk kedua orangtua tercinta( Ayah

81

Gambar 9. Lokasi Masjid Al-Istiqomah dan TPU

Gambar 10. Jalan menuju lokasi penelitan