Implementasi Profil Pelajar Pancasila pada Budaya Sekolah / Budaya Kerja dalam Menghadapi Era Disrupsi Di Cabang Dinas Pendidikan Wilayah XII Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Narasumber : H.Yanto Raharjo, S.Si., M.A. Webinar Zoom Meeting Rabu, 10 PEBRUARI 2021
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Implementasi Profil Pelajar Pancasila pada Budaya Sekolah / Budaya Kerja dalam
Banyak kasus-kasus tersebut dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kemampuankognitif yang tinggi namun soft skillnya rendah bahkan berada pada titik nadir.a. Seseorang yang telah lulus pendidikan dari universitas ternama melakukan Tindakanmutilasi, pelecehan seksual . Hal ini bisa disebabkan karena tidak memiliki karakter“MANDIRI” terutama aspek regulasi diri atau pengendalian dirinya error, tidak mampumengatur pikiran, perasaan dan tingkah lakunya dalam menginginkan tujuannya. IQ tingginamun EQ rendah.b. Banyak bencana/musibah alam yang disebabkan karena ulah manusia yang tidakbertanggung jawab terhadap lingkungannya. Hal ini bisa disebabkan karena aspek“AKHLAK KEPADA ALAM”nya rendah, tidak memiliki kepedulian lingkungan, tidak memilikiwawasan lingkungan.
Permendikbud no 22 tahun 2020tentang RENSTRA KEMENDIKBUD
Berbagai Pandangan tentang
“Manusia Unggul”
1. Pandangan Islam ; Insanul Kamil (manusia sempurna), contoh Nabi Muhammad SAW
2. Pandangan filsuf Nietzsche ; Ubermensch (Manusia Unggul non nasionalis dan atheis)
Manusia yang unggul adalah yang memiliki “will to power” (kehendak untuk berkuasa).
Tipe Ubermensch ini akan memaksimalkan segala potensi dan kreativitasnya yang ada untuk
menciptakan nilai-nilai baru. Contoh Mark Zuckerberg, Eduardo Saverin dkk
3. Pandangan Plato ; Bahwa manusia unggul adalah seorang filsuf
4. Pandangan China ; Taoisme dan Confusionisme, bahwa manusia unggul adalah yang bijaksana di dalam dan meraja di luar.
5. Pandangan India ; Hinduisme, manusia unggul adalah Cakrawartin; Raja dunia
6. Pandangan Budha ; manusia unggul adalah orang yang mendapatkan pencerahan seperti Budha
7. Permendikbud No. 22 Tahun 2020 Tentang RENSTRA KEMENDIKBUD RI: Bahwa Sumber DayaManusia Unggul adalah Pelajar Sepanjang Hayat yang Memiliki KompetensiGlobal dan Berperilaku sesuai dengan Nilai-Nilai PANCASILA
KARAKTER
menurut Soemarno Soedarsono merupakan
sebuah nilai yang sudah terpatri di dalam diri
seseorang melalui pengalaman, pendidikan,
pengorbanan, percobaan, serta pengaruh
lingkungan yang kemudian di padukan dengan
nilai-nilai yang ada di dalam diri seseorang dan
menjadi nilai intrinsik yang terwujud di dalam
sistem daya juang yang kemudian mendasari
sikap, perilaku, dan pemikiran seseorang.
menurut kemendikbud, karakter merupakan bentuk
cara berfikir serta serta berperilaku seseorang
yang nantinya akan menjadi ciri khasnya.
Dari dua pengertian tersebut, dapat dipahami
bahwa karakter adalah nilai yang sudah tertanam
dan membentuk identitas. Oleh karena itu, Karakter
tidak bisa terbentuk dengan tiba-tiba. Ia
membutuhkan proses yang lama.
Keteladanan dan Pembiasaan ke 6 Dimensi Karakter
Profil Pelajar Pancasila di sekolah harus masuk pada
a. Budaya Sekolah (SMA, SMK, SLB)
b. Budaya Kerja (SMK)
Proses pembentukan karakter di awali dengan pembiasaan. Proses pembiasaan inilah yang kita kenal
dengan budaya atau pembudayaan. Maka, dalam rangka membentuk karakter Profil Pelajar Pancasila
yang dituju, perlu di bangun budaya positif (ke 6 dimensi) dilingkungan sekolah. Budaya sekolah
dimaknai dengan tradisi sekolah yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan spirit dan nilai-nilai
yang dianut di sekolah. Artinya, budaya sekolah ini berisi kebiasaan-kebiasan yang disepakati
bersama untuk dijalankan dalam waktu yang lama. Jika kebiasan positif ini sudah membudaya, maka
nilai-nilai karakter yang diharapkan akan terbentuk menjadi Pelajar sepanjang hayat yang memiliki
perilaku sesuai Pancasila.
Proses Pendidikan Holistik
BUDAYA KERJA
1. JUJUR
Memberikan informasi yang benar
Tidak bohong & terbuka
2. TANGGUNG JAWAB
Sikap menerima tugas dengan segala konsekuensi & tuntas dlm
Menjalankan tugas bersama untuk lebih produktif, sehat selamat nyaman
Saling membantu dg orang lain secara tim
5. PEDULI
Memperhatikan benda, alat, mesin, lingkungan kerja (5R/5S & TPM &
K3LH) (Keselamatan, Kesehatan Kerja & Lingkungan Hidup)
Memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan
Soft Skills
1.
JUJUR
2. TANGGUNG JAWAB
3.
DISIPLIN
4.
KERJASAMA
5.
PEDULI
Implementasi Karakter Profil Pelajar Pancasila pada
Budaya sekolah / Budaya Kerja
Bahwa Karakter Profil Pelajar Pancasila harus diimplementasikan
pada Budaya Sekolah / Budaya Kerja
Tahapan Implementasi Karakter
Profil Pelajar Pancasila
1. Sosialisasi Karakter Profil Pelajar Pancasila
2. Penguatan Karakter Profil Pelajar Pancasila pada budaya sekolah/budaya kerja
3. Karakter Profil Pelajar Pancasila Menjadi budaya sekolah/budaya kerja
4. Evaluasi Program
5. Tindak Lanjut
6. Reward
ERA DISRUPSI
Disrupsi adalah sebuah inovasi, yaitu inovasi yang akan
menggantikan seluruh system lama dengan cara-cara baru.
Disrupsi berpotensi menggantikan pemain lama dengan
pemain baru. Disrupsi menggantikan teknologi lama yang
serba fisik dengan teknologi digital yang menghasilkan
sesuatu yang benar-benar baru dan efisien dan lebih
bermartabat. Disrupsi akan menggantikan pasar lama
memunculkan pasar baru, karena ada lapangan kerja yang
hilang yang tergantikan oleh semangat kewirausahaan
dengan kreasi dan inovasi baru, yang bersifat destruktif.
Fase gelombang Internet
1. Gelombang pertama (1985-1999) From zero to zero. Adanya produk-produk software, hardware, dan jejaring. Pemakainya adalah para pionir dan pehobi.
2. Gelombang kedua (2000-2015) Aplikasi dan komersialisasi. Marak berkembangnya media social atau jejaring social yang berpotensi mengorganisasikan kita. Tokoh: Mark Zuckerberg, Jack Ma dll.
3. Gelombang ketiga (2016-sekarang) Era IoT (Internet of Things), internet sudahmerambah dunia maya, merambah dunia perdagangan dan segala lini kehidupan.
Melihat perkembangan di atas maka di tempat kita yaitu di sekolah harus bisa meresponperkembangan jaman. Sekolah diharapkan menjadi Penggerak Transformasi Digital