BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Manusia adalah makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalau berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil. Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati & menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga. Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan & menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia. Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibanding makhluk Tuhan lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah & memilih mana yang baik & mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik. Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan social manusiapun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri. Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok & lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik & sulit. Disinilah dituntut kearifan 1
39
Embed
Web viewUmumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal maupun eksternal, ... Kepemimpinan ini pada umumnya ... yaitu gaya konsideral dan struktur
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Manusia adalah makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia
selalau berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik
dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil.
Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan
yang harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati & menghargai. Keteraturan
hidup perlu selalu dijaga. Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan &
menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia.
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibanding makhluk Tuhan lainnya.
Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah & memilih mana
yang baik & mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola
lingkungan dengan baik.
Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan social manusiapun
perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri.
Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok & lingkungan
dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik & sulit. Disinilah
dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat
terselesaikan dengan baik.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah sebagai berikut:
1.2.1 Apa pengertian dari kepemimpinan?
1.2.1 Apa pengertian dari masing-masing sifat kepemimpinan?
1
1.3 TUJUAN
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari kepemimpinan
1.3.2 Untuk mengetahui pengertian dari masing-masing sifat kepemimpinan.
1.4 MANFAAT PENULISAN
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah memberikan tambahan pengetahuan bagi
pembaca maupun penulis tentang sifat-sifat kepemimpinan.
2
.BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Dalam kehidupan sehari – hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi, perusahaan
sampai dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin, kepemimpinan serta
kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan
lainnya.
Beberapa ahli berpandapat tentang Pemimpin, beberapa diantaranya :
a. Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah seseorang dengan wewenang
kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari
pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
b. Menurut Robert Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenang
formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan yang
bertanggung jawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan
perusahaan.
c. Menurut Prof. Maccoby, Pemimpin pertama-tama harus seorang yang mampu
menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya.
Pemimpin yang baik untuk masa kini adalah orang yang religius, dalam artian menerima
kepercayaan etnis dan moral dari berbagai agama secara kumulatif, kendatipun ia sendiri
mungkin menolak ketentuan gaib dan ide ketuhanan yang berlainan.
d. Menurut Lao Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu mengembangkan
orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan pemimpinnya itu.
e. Menurut Davis and Filley, Pemimpin adalah seseorang yang menduduki suatu posisi
manajemen atau seseorang yang melakukan suatu pekerjaan memimpin.
f. Sedangakn menurut Pancasila, Pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang
mendorong, menuntun, dan membimbing asuhannya. Dengan kata lain, beberapa asas
utama dari kepemimpinan Pancasila adalah :
1. Ing Ngarsa Sung Tuladha : Pemimpin harus mampu dengan sifat dan
perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang – orang yang
dipimpinnya.
3
2. Ing Madya Mangun Karsa : Pemimpin harus mampu membangkitkan semangat
berswakarsa dan berkreasi pada orang – orang yang dibimbingnya.
3. Tut Wuri Handayani : Pemimpin harus mampu mendorong orang – orang yang
diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab.
Seorang pemimpin boleh berprestasi tinggi untuk dirinya sendiri, tetapi itu tidak memadai
apabila ia tidak berhasil menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para
bawahannya. Dari begitu banyak definisi mengenai pemimpin, dapat penulis simpulkan bahwa :
Pemimpin adalah orang yang mendapat amanah serta memiliki sifat, sikap, dan gaya yang baik
untuk mengurus atau mengatur orang lain.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain
untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi
dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan,
mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan kekuasaan adalah
kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan pap yang diinginkan pihak
lainnya.”The art of influencing and directing meaninsuch away to abatain their willing
obedience, confidence, respect, and loyal cooperation in order to accomplish the mission”.
Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhidan menggerakkan orang – orang sedemikian
rupa untuk memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk
menyelesaikan tugas – Field Manual 22-100.
Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan
apa yang diinginkan pihak lainnya. Ketiga kata yaitu pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan
yang dijelaskan sebelumnya tersebut memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena
untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor.
Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut
pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat
– sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap
teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.
Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan sesuatu fungsi
yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan. Pada dasarnya
fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :
4
a. Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanakan administrasi
dan menyediakan fasilitasnya.
b. Fungsi sebagai Top Mnajemen, yakni mengadakan planning, organizing, staffing,
directing, commanding, controling, dsb.
2.2 TEORI KEPEMIMPINAN
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana
kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif serta menunjang
kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Dalam karya tulis ini akan dibahas tentang
teori dan gaya kepemimpinan.
Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai
referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan antara
lain :
a. Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu
sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang
beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini
dikenal dengan ”The Greatma Theory”. Dalam perkembanganya, teori ini mendapat
pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat
kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui
pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan
kepribadian.
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan
kepemimpinan organisasi, antara lain :
1. Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi
di atas kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan
berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki
tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.
5
2. Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial
Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal
maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang
matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan goyah
dalam mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.
3. Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi
serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin
pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.
4. Sikap Hubungan Kemanusiaan
Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para
pengikutnya mampu berpihak kepadanya
5. Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini
memiliki kecendrungan kearah 2 hal.
6. Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin
yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada
dalam hal ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan
bersedia berkonsultasi dengan bawahan.
7. Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang
memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan
mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan
dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana
seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan
terhadap hasil yang tinggi pula.
8. Teori Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab
dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang
lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia
untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.
6
9. Teori Kepemimpinan Situasi
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus
bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
10. Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang
positif antara pemimpin dengan pengikutnya.
Dari adanya berbagai teori kepemimpinan di atas, dapat diketahui bahwa teori
kepemimpinan tertentu akan sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan (Leadership Style),
yakni pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan segenap filsafat,
keterampilan dan sikapnya. Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpan bersikap,
berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain dalam mempengaruhi orang untuk melakukan
sesuatu. Gaya tersebut bisa berbeda – beda atas dasar motivasi , kuasa ataupun orientasi terhadap
tugas atau orang tertentu. Diantara beberapa gaya kepemimpinan, terdapat pemimpin yang
positif dan negatif, dimana perbedaan itu didasarkan pada cara dan upaya mereka memotivasi
karyawan. Apabila pendekatan dalam pemberian motivasi ditekankan pada imbalan atau reward
(baik ekonomis maupun nonekonomis) berartitelah digunakan gaya kepemimpinan yang positif.
Sebaliknya jika pendekatannya menekankan pada hukuman atau punishment, berarti dia
menerapkan gaya kepemimpinan negatif. Pendekatan kedua ini dapat menghasilakan prestasi
yang diterima dalam banyak situasi, tetapi menimbulkan kerugian manusiawi.
Selain gaya kepemimpinan di atas masih terdapat gaya lainnya :
a. Otokratis
Kepemimpinan seperti ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai
keputusan dan pengembangan strukturnya. Kekuasaan sangat dominan digunakan.
Memusatkan kekuasaan dan pengambilan keputusan bagi dirinya sendiri, dan menata
situasi kerja yang rumit bagi pegawai sehingga mau melakukan apa saja yang
diperintahkan. Kepemimpinan ini pada umumnya negatif, yang berdasarkan atas
ancaman dan hukuman. Meskipun demikian, ada juga beberapa manfaatnya antaranya
memungkinkan pengambilan keputusan dengan cepat serta memungkinkan
pendayagunaan pegawai yang kurang kompeten
7
b. Partisipasif
Lebih banyak mendesentrelisasikan wewenang yang dimilikinya sehingga keputusan
yang diambil tidak bersifat sepihak.
c. Demokrasi
Ditandai adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan
pengambilan keputusan yang kooperatif. Di bawah kepemimpinan pemimpin yang
demokrasis cenderung bermoral tinggi dapat bekerjasama, mengutamakan mutu kerja dan
dapat mengarahkan diri sendiri.
d. Kendali Bebas
Pemimpin memberikan kekuasaan penuh terhadap bawahan, struktur organisasi bersifat
longgar dan pemimpin bersifat pasif. Yaitu Pemimpin menghindari kuasa dan tanggung –
jawab, kemudian menggantungkannya kepada kelompok baik dalam menetapkan tujuan
dan menanggulangi masalahnya sendiri.
Dilihat dari orientasi si pemimpin, terdapat dua gaya kepemimpinan yang diterapkan,
yaitu gaya konsideral dan struktur, atau dikenal juga sebagai orientasi pegawai dan orientasi
tugas. Beberapa hasil penelitian para ahli menunjukkan bahwa prestasi dan kepuasan kerja
pegawai dapat ditingkatkan apabila konsiderasi merupakan gaya kepemimpinan yang dominan.
Sebaliknya, para pemimpin yang berorientasi tugas yang terstruktur, percaya bahwa mereka
memperoleh hasil dengan tetap membuat orang – orang sibuk dan mendesak mereka untuk
berproduksi.
Pemimpin yang positif, partisipatif dan berorientasi konsiderasi,tidak selamanya
merupakan pemimpinyan terbaik.fiedler telah mengembakan suatumodel pengecualian dari
ketiga gaya kepemimpinan diatas,yakni model kepemimpinankontigennis.model ini nyatakan
bahwa gaya kepemimpinan yang paling sesuai bergantung pada situasi dimana pemimpin
bekerja.dengan teorinya ini fiedler ingin menunjukkan bahwa keefektifan ditunjukkan oleh
interaksi antara orientasi pegawai dengan 3 variabel yang berkaitan dengan pengikut, tugas dan
organisasi. Ketiga variabel itu adalah hubungan antara pemimpin dengan anngota ( Leader –
member rolations), struktur tugas (task strukture), dan kuasa posisi pemimpin (Leader position
power). Variabel pertama ditentukan oleh pengakuan atau penerimaan (akseptabilitas) pemimpin
8
oleh pengikut, variabel kedua mencerminkan kadar diperlukannya cara spesifik untuk melakukan
pekerjaan, variabel ketiga menggambarkan kuasa organisasi yang melekat pada posisi pemimpin.
Model kontingensi Fieldler ini serupa dengan gaya kepemimpinan situasional dari Hersey
dan Blanchard. Konsepsi kepemimpinan situasional ini melengkapi pemimpin dengan
pemahaman dari hubungan antara gaya kepemimpinan yang efektif dengan tingkat kematangan
(muturity) pengikutnya.perilaku pengikut atau bawahan ini amat penting untuk mengetahui
kepemimpinan situasional, karena bukan saja pengikut sebagai individu bisa menerima atau
menolak pemimpinnya, akan tetapi sebagai kelompok , pengikut dapat menemukan kekuatan
pribadi apapun yang dimiliki pemimpin.
Menurut Hersey dan Blanchard (dalam Ludlow dan Panton,1996 : 18 dst), masing –
masing gaya kepemimpinan ini hanya memadai dalm situasi yang tepat meskipun disadari bahwa
setiap orang memiliki gaya yang disukainya sendiri dan sering merasa sulit untuk mengubahnya
meskipun perlu.
Banyak studi yang sudah dilakukan untuk melihat gaya kepemimpinan seseorang. Salah
satunya yang terkenal adalah yang dikemukakan oleh Blanchard, yang mengemukakan 4 gaya
dari sebuah kepemimpinan. Gaya kepemimpinan ini dipengaruhi oleh bagaimana cara seorang
pemimpin memberikan perintah, dan sisi lain adalah cara mereka membantu bawahannya.
Keempat gaya tersebut adalah :
a. Directing
Gaya tepat apabila kita dihadapkan dengan tugas yang rumit dan staf kita belum memiliki
pengalaman dan motivasi untuk mengerjakan tugas tersebut. Atau apabila anda berada di
bawah tekanan waktu penyelesaian. Kita menjelaskan apa yang perlu dan apa yang harus
dikerjakan. Dalam situasi demikian, biasanya terjadi over-communicating (penjelasan
berlebihan yang dapat menimbulkan kebingungan dan pembuangan waktu). Dalam proses
pengambilan keputusan, pemimpin memberikan aturan –aturan dan proses yang detil
kepada bawahan. Pelaksanaan di lapangan harus menyesuaikan dengan detil yang sudah
dikerjakan.
b. Coaching
Pemimpin tidak hanya memberikan detil proses dan aturan kepada bawahan tapi juga
menjelaskan mengapa sebuah keputusan itu diambil, mendukung proses
perkembangannya, dan juga menerima barbagai masukan dari bawahan. Gaya yang tepat
9
apabila staf kita telah lebih termotivasi dan berpengalaman dalam menghadapi suatu
tugas. Disini kita perlu memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengerti tentang
tugasnya, dengan meluangkan waktu membangun hubungan dan komunikasi yang baik
dengan mereka.
c. Supporting
Sebuah gaya dimana pemimpin memfasiliasi dan membantu upaya bawahannya dalam
melakukan tugas. Dalam hal ini, pemimpin tidak memberikan arahan secara detail, tetapi
tanggung jawab dan proses pengambilan keputusan dibagi bersama dengan bawahan.
Gaya ini akan berhasil apabila karyawan telah mengenal teknik – teknik yang dituntut
dan telah mengembangkan hubungan yang lebih dekat dengan anda. Dalam hal ini kita
perlumeluangkan waktu untuk berbincang – bincang, untuk lebih melibatkan mereka
dalam penganbilan keputusan kerja, serta mendengarkan saran – saran mereka mengenai
peningkatan kinerja.
d. Delegating
Sebuah gaya dimana seorang pemimpin mendelegasikan seluruh wewenang dan tanggung
jawabnya kepada bawahan. Gaya Delegating akan berjalan baik apabila staf kita
sepenuhnya telah paham dan efisien dalm pekerjaan, sehingga kita dapat melepas mereka
menjalankan tugas atau pekerjaan itu atas kemampuan dan inisiatifnya sendiri.
Keempat gaya ini tentu saja mempunyai kelemahan dan kelebihan, serta sangat
tergantung dari lingkungan di mana seorang pemimpin berada, dan juga kesiapan dari
bawahannya. Maka kemudian timbul apa yang disebut sebagai ”situational leadership”.
Situational leadership mengindikasikan bagaimana seorang pemimpin harus menyesuaikan
keadaan dari orang – orang yang dipimpinnya.
Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari
kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Maka jika ingin menjadi
pemimpin yang baik jangan pikirkan orang lain, pikirkanlah diri sendiri dulu. Tidak akan bisa
mengubah orang lain dengan efektif sebelum merubah diri sendiri. Bangunan akan bagus, kokoh,
megah, karena ada pondasinya. Maka sibuk memikirkan membangun umat, membangun
masyarakat, merubah dunia akan menjadi omong kosong jika tidak diawali dengan diri sendiri.
Merubah orang lain tanpa merubah diri sendiri adalah mimpi mengendalikan orang lain tanpa
mengendalikan diri.
10
3.3 SIFAT-SIFAT KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan adalah sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari proses
perubahan karakter atau tranformasi internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan bukanlah
jabatan atau gelar, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan dalam diri
seseorang. Ketika seseorang menemukan visi dan misi hidupnya, ketika terjadi kedamaian dalam
diri (inner peace) dan membentuk bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan dan
tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika keberadaannya
mendorong perubahan dalam organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir menjadi pemimpin
sejati. Jadi pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan
sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari
proses internal (leadership from the inside out ).
Kepemimpinan sesungguhnya tidak ditentukan oleh pangkat atau jabatan seseorang.
Kepemimpinan adalah sesuatu yang muncul dari dalam dan merupakan buah dari keputusan
seseorang untuk mau menjadi pemimpin, baik bagi dirinya sendiri, bagi keluarga, bagi
lingkungan pekerjaan, maupun bagi lingkungan sosial dan bahkan bagi negerinya.
Sering kali seorang pemimpin sejati tidak diketahui keberadaannya oleh mereka yang
dipimpinnya. Bahkan ketika misi atau tugas terselesaikan, maka seluruh anggota tim akan
mengatakan bahwa merekalah yang melakukannya sendiri. Pemimpin sejati adalah seorang
pemberi semangat (encourager), motivator, inspirator, dam maximizer.
Konsep pemikiran seperti ini adalah sesuatu yang baru dan mungkin tidak bisa diterima
oleh para pemimpin konvensional yang justru mengharapkan penghormatan dan pujian (honor &
praise) dari mereka yang dipimpinnya. Semakin dipuji bahkan dikultuskan, semakin tinggi hati
dan lupa dirilah seorang pemimpin. Justru kepemimpinan sejati adalah kepemimpinan yang
didasarkan pada kerendahan hati (humble).
Pelajaran mengenai kerendahan hati dan kepemimpinan sejati dapat kita peroleh dari
kisah hidup Nelson Mandela. Seorang pemimpin besar Afrika Selatan, yang membawa
bangsanya dari negara yang rasialis menjadi negara yang demokratis dan merdeka.Selama
penderitaan 27 tahun penjara pemerintah Apartheid, justru melahirkan perubahan dalam diri
Beliau. Sehingga Beliau menjadi manusia yang rendah hati dan mau memaafkan mereka yang
telah membuatnya menderita selam bertahun – tahun.
11
Seperti yang dikatakan oleh penulis buku terkenal, Kenneth Blanchard, bahwa
kepemimpinan dimulai dari dalam hati dan keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya.
Perubahan karakter adalah segala – galanya bagi seorang pemimpin sejati. Tanpa perubahan dari
dalam, tanpa kedamaian diri, tanpa kerendahan hati, tanpa adanya integritas yang kokoh, daya
tahan menghadapi kesulitan dan tantangan, dan visi serta misi yang jelas, seseorang tidak akan
pernah menjadi pemimpin sejati.
Sebuah jenis kepemimpinan yaitu Q Leader memiliki 4 makna terkait dengan
kepemimpinan sejati, yaitu :
1. Q berarti kecerdasan atau intelligence. Seperti dalam IQ berarti kecerdasan
intelektual,EQ berarti kecerdasan emosional, dan SQ berarti kecerdasan spiritual. Q
leader berarti seorang pemimpin yang memiliki kecerdasan IQ,EQ,SQ yang cukup tinggi.
2. Q leader berarti kepemimpinan yang memiliki kualitas(quality), baik dari aspek visioner
maupun aspek manajerial.
3. Q leader berarti seorang pemimpin yang memiliki qi ( dibaca ‘chi’ dalam bahasa
Mandarin yang berarti kehidupan).
4. Q keempat adalah qolbu atau inner self. Seorang pemimpin sejati adalah seseorang yang
sungguh – sungguh mengenali dirinya (qolbunya) dan dapat mengelola dan
mengendalikannya (self management atau qolbu management).
Menjadi seorang pemimpin Q berarti menjadi seorang pemimpin yang selalu belajar dan
bertumbuh senantiasa untuk mencapai tingkat atau kadar Q (intelligence-quality-qi-qolbu) yang
lebih tinggi dalam upaya pencapaian misi dan tujuan organisasi maupun pencapaian makna
kehidupan setiap pribadi seorang pemimpin.
Rangkuman kepemimpinan Q dalam 3 aspek penting yang disingkat menajadi 3C, yaitu :
1. Perubahan karakter dari dalam diri (character chage).
2. Visi yang jelas (clear vision).
3. Kemampuan atau kompetensi yang tinggi (competence).
Ketiga hal tersebut dilandasi oleh suatu sikap disiplin yang tinggi untuk senantiasa
bertumbuh, belajar dan berkembang baik secara internal (pengembangan kemampuan
intrapersonal, kemampuan teknis, pengatahuan,dll) maupun dalam hubungannya dengan orang
lain (pengembangan kemampuan interpersonal dan metode kepemimpinan). Seperti yang
dikatakan oleh John Maxwell, ” The only way that I can keep leading is to keep growing. The the
12
day I stop growing, somebody else takes the leadership baton. That is way it always it.” Satu-
satunya cara agar saya tetap menjadi pemimpin adalah saya harus senantiasa bertumbuh. Ketika
saya berhenti bertumbuh, orang lain akan mengambil alih kepemimpinan tersebut.
Adapun beberapa sifat kepemimpinan yang menjadi sifat dasar yang harus dimiliki oleh
setiap pemimpin yaitu :
1. Adil
Adil adalah suatu sikap yang tidak memihak atau sama rata, tidak ada yang lebih dan
tidak ada yang kurang, tidak ada pilih kasih. Seseorang hendaknya membiasakan diri
berlaku adil. Orang yang bersikap adil akan menyadari bahwa setiap orang harus
mempertanggung jawabkan semua perbuatanya, setiap orang tidak akan
menanggunng perbuatan dosa orang lain. Setiap orang aka memperoleh hak sesuai
dengan apa yang diusahakanya. Keadilan merupakan sesuatu yang bernilai tinggi baik
dan mulia. Apabila keadilan diwujudkan dalam kehidupan peribadi, keluarga,
masyarakat serta bangsa dan Negara, sudah tentu ketinggian, kebaikan dan kemuliaan
akan di raih. Jika seseorang mampu mewujudkan keadilan dalam dirinya sendiri,
tentu akan meraih keberhasilan dalam hidupnya, memperoleh kegembiraan batin,
disenangi banyak orang, dapat menigkatkan kualitas diri.
Definisi mengenai keadilan sangat beragam, dapat ditunjukkan dari berbagai pendapat
yang dikemukakan oleh para pakar di bidang hukum yang memberikan definisi
berbeda-beda mengenai keadilan.
a. Keadilan menurut Aristoteles (filsuf yang termasyur) dalam tulisannya Retorica
membedakan keadilan dalam dua macam :
1. Keadilan distributif atau justitia distributiva; Keadilan distributif adalah suatu
keadilan yang memberikan kepada setiap orang didasarkan atas jasa-jasanya atau
pembagian menurut haknya masing-masing. Keadilan distributif berperan dalam
hubungan antara masyarakat dengan perorangan.
2. Keadilan kumulatif atau justitia cummulativa; Keadilan kumulatif adalah suatu
keadilan yang diterima oleh masing-masing anggota tanpa mempedulikan jasa
masing-masing. Keadilan ini didasarkan pada transaksi (sunallagamata) baik yang
sukarela atau tidak. Keadilan ini terjadi pada lapangan hukum perdata, misalnya
dalam perjanjian tukar-menukar.
13
b. Keadilan menurut Thomas Aquinas (filsuf hukum alam), membedakan keadilan
dalam dua kelompok :
1. Keadilan umum (justitia generalis); Keadilan umum adalah keadilan menururt
kehendak undang-undang, yang harus ditunaikan demi kepentingan umum.
2. Keadilan khusus; Keadilan khusus adalah keadilan atas dasar kesamaan atau
proporsionalitas. Keadilan ini debedakan menjadi tiga kelompok yaitu :
a) Keadilan distributif (justitia distributiva) adalah keadilan yang secara
proporsional yang diterapkan dalam lapangan hukum publik secara umum.
b) Keadilan komutatif (justitia cummulativa) adalah keadilan dengan
mempersamakan antara prestasi dengan kontraprestasi.
c) Keadilan vindikativ (justitia vindicativa) adalah keadilan dalam hal
menjatuhkan hukuman atau ganti kerugian dalam tindak pidana. Seseorang
dianggap adil apabila ia dipidana badan atau denda sesuai dengan besarnya
hukuman yang telah ditentukan atas tindak pidana yang dilakukannya.
c. Keadilan menurut Notohamidjojo (1973: 12), yaitu :
1. Keadilan keratif (iustitia creativa); Keadilan keratif adalah keadilan yang
memberikan kepada setiap orang untuk bebas menciptakan sesuatu sesuai dengan
daya kreativitasnya.
2. Keadilan protektif (iustitia protectiva); Keadilan protektif adalah keadilan yang
memberikan pengayoman kepada setiap orang, yaitu perlindungan yang
diperlukan dalam masyarakat.
d. Keadilan menurut John Raws (Priyono, 1993: 35), adalah ukuran yang harus
diberikan untuk mencapai keseimbangan antara kepentingan pribadi dan kepentingan
bersama. Ada tiga prinsip keadilan yaitu :
1. kebebasan yang sama yang sebesar-besarnya,
2. perbedaan,
3. persamaan yang adil atas kesempatan
Pada kenyataannya, ketiga prinsip itu tidak dapat diwujudkan secara bersama-
sama karena dapat terjadi prinsip yang satu berbenturan dengan prinsip yang lain.
John Raws memprioritaskan bahwa prinsip kebebasan yang sama yang sebesar-
besarnya secara leksikal berlaku terlebih dahulu dari pada prinsip kedua dan ketiga.
14
e. Keadilan dari sudut pandang bangsa Indonesia disebut juga keadilan sosial, secara
jelas dicantumkan dalam pancasila sila ke-2 dan ke-5 9, serta UUD 1945. Keadilan
adalah penilaian dengan memberikan kepada siapapun sesuai dengan apa yang
menjadi haknya, yakni dengan bertindak proposional dan tidak melanggar hukum.
Keadilan berkaitan erat dengan hak, dalam konsepsi bangsa Indonesia hak tidak dapat
dipisahkan dengan kewajiban. Dalam konteks pembangunan bangsa Indonesia
keadilan tidak bersifat sektoral tetapi meliputi ideologi, Ekpolesosbudhankam. Untuk
menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Adil dalam kemakmuran dan
makmur dalam keadilan.
f. Keadilan menurut Ibnu Taymiyyah (661-728 H) adalah memberikan sesuatu kepada
setiap anggota masyarakat sesuai dengan haknya yang harus diperolehnya tanpa
diminta; tidak berat sebelah atau tidak memihak kepada salah satu pihak; mengetahui
hak dan kewajiban, mengerti mana yang benar dan mana yang salah, bertindak jujur
dan tetap menurut peraturan yang telah ditetapkan. Keadilan merupakan nilai-nilai
kemanusiaan yang asasi dan menjadi pilar bagi berbagai aspek kehidupan, baik
individual, keluarga, dan masyarakat. Keadilan tidak hanya menjadi idaman setiap
insan bahkan kitab suci umat Islam menjadikan keadilan sebagai tujuan risalah
samawi.
Keadilan merupakan sesuatu yang bernilai tinggi, baik, dan mulia. Apabila keadilan
diwujudkan dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, serta bangsa dan Negara, sudah
tentu ketinggian, kebaikan, dan kemuliaan akan diraih. Jika seseorang mampu mewujudkn
keadilan dalam dirinyasendiri, tentu akan meraih keberhasilan dalam hidupnya, memperoleh
kegembiraan batin, disenangi banyak orang, dapat meningkatkan kualitas diri, dan memperoleh
kesejahteraan hidup duniawi serta ukkhrawi (akhirat).
Jika keadilan dapat diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,
akan terwujud masyarakat yang aman,tentram, serta damai sejahtera lahir dan batin. Hal ini
disebabkan masing-masing anggota masyarakat melaksanakan kewajiban terhadap orang lain
dan akan memenuhi hak orang lain dengan seadil-adilnya .
Seorang pemimpin hendaknya memiliki memiliki sikap yang adil. Berikut ini merupakan
salah satu contoh sikap adil. Dalam kekawin Ramayana, 21.12 diceritakan bahwa Sang Hyang
Yama menghukum orang yang berbuat salah. Beliaulah yang menghukum roh pencuri kalau
15
sudah mati. Patutlah kita ikut menghukum orang yang bersalah. Setiap yang membikin kacaunya
masyarakat patut dilenyapkan (Sudirga, 2010:62).
Di era jaman yang modern ini kita sangat susah mencari pemimpin yang adil, pemimpin
yang rela membela kepentingan rakyatnya bukan hanya kepentingan pribadinya. Pemimpin di
era sekarang hanya bisa memikirkan kepentingannya sendiri tanpa memikirkan apa yang
diperlukan masyarakatnya. Sebelum kita membahas lebih dalam lagi tentang susahnya
melahirkan pemimpin yang adil, saya akan menguraikan pendapat saya tentang pemimpin.
Pemimpin adalah suatu lakon/peran dalam sistem tertentu. Maka dari itu, seseorang dalam peran
formal belum tentu memiliki keterampilan kepemimpinan dan belum tentu mampu memimpin
dengan adil. Pemimpin juga mempunyai arti yaitu seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan
kelebihan, khususnya kecakapan/ kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi
orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian
satu atau beberapa tujuan. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan
kelebihan - khususnya kecakapan-kelebihan di satu bidang , sehingga dia mampu mempengaruhi
orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk pencapaian satu
beberapa tujuan.
Membangun sikap sebagai pemimpin berarti juga membangun sebuah kesadaran diri bahwa
segala tingkah laku dan perbuatan seorang pemimpin akan ditiru dan menjadi landasan bagi
orang lain dalam bersikap dan bertingkah laku. Untuk itu, kemampuan seorang pemimpin untuk
membawa diri dan membangun citra diri yang positif di mata orang lain menjadi suatu yang
mutlak. Untuk mampu membangun citra diri yang positif tersebut, seorang pemimpin
memerlukan sebuah “media” yang efektif untuk mengkomunikasikannya.
2. Jujur
Jujur, adalah sikap pribadi. Jujur diekspresikan dengan kata-kata atau sikap yang
mencerminkan keadaan yang sesungguhnya. Tidak ditutupi atau bahkan tidak menipu.
Jujur adalah energi positif. Menyatakan sesuatu dengan langsung, spontan, lugas, apa
adanya akan menghemat waktu dan energi. Dalam buku "The Book of Virtues" (Buku
Kebajikan), penulis William Bennett mendefinisikan kejujuran sebagai sikap "nyata,
murni, asli, dan dapat dipercaya. Sikap tidak jujur adalah sikap yang pura-pura, palsu,
tiruan, atau dibuat-buat. Kejujuran mengekspresikan penghargaan bagi diri sendiri dan
orang lain. Sebaliknya, ketidakjujuran sepenuhnya tidak menghargai baik diri sendiri
16
maupun orang lain. Kejujuran memberikan keterbukaan, keandalan, dan ketulusan
dalam kehidupan; kejujuran memancarkan karakter yang hidup dalam terang. Sikap
jujur merupakan sikap terpuji yang tentunya banyak sekali manfaatnya apabila kita
bisa membiasakan diri dengan sikap jujur dalam kehidupan sehari-hari. Memang sulit
tetapi dengan sikap jujur kita mudah dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Berikut
ini beberapa manfaat, apabila kita bisa bersikap jujur:
a. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari tak merasa di bebani. Maksudnya bila kita
jujur tentunya tidak ada kebohongan yang harus di tutup-tutupi. Dalam hal lisan
secara otomatis dapat berbicara tanpa ada larangan atau pantangan yang harus
dibicarakan dan bisa mengungkapkan kata-kata secara leluasa dan mencritakan segala
yang terjadi. Sedangkan dalam hal perbuatan tidak ada yang harus disembunyi-
sembunyikan. Secara leluasa dapat bebas melakukan sesuatu tanpa takut ketahuan
oleh siapapun.
b. Timbul rasa percaya diri pada diri sendiri. Merasa optimis mampu melakukan
sesuatunya tanpa ada rasa ragu dalam benak dengan dasar-dasar yang kuat walaupun
hasil yang tidak memuaskan. Segala apapun, apabila dilakukan dengan rasa percaya
diri akan terasa senang karena dapat sebagai ukuran kemampuaannya. Tentunya
dimasa yang akan datang akan sangat mempengaruhi dalam kehidupan di dalam
banyak hal, mulai dari pekerjaan, hubungan keluarga, hubungan masyarakat,
hubungan pertemanan dan banyak lagi.
c. Bersikap jujur dalam kehidupan masyarakat tentunya akan banyak membawa dampak
positif. Misal saja jika kita jujur dalam hal pemilu pasti akan tidak ada lagi yang suap
menyuap. Fakta dalam masyarakat kalau ada pemilihan pemimpin baru, entah itu
Presiden atau Gubernur atau Bupati hingga sampai pemilihan ketua RTpun banyak
yang melakukan suap agar memenangkan dalam pemilihan. Bahkan yang menerima
itu termasuk sama dengan yang menyuap. Karena dengan menerima suap tadi, maka
dengan terpaksa harus memilih yang sudah diperintahkan orang yang meyuap, dan
bukan dari hati nurani sendiri.
d. Dampak sikap jujur dalam keluarga tentunya membuat anggota keluarga tersebut
menjadi nyaman, karena antar keluarga dapat berinteraksi tanpa beban dan saling
membantu apabila ada maslah dalam satu pihak keluarga.
17
e. Bagi seorang pelajar tentunya mempunyai angan-angan untuk mendapatkan sebuah
pekerjaan yang enak tetepi dapat menghasilkan uang banyak. Nah, dengan
mempunyai perilaku yang jujur tentunya akan mempermudah untuk mendapatkan dan
lebih-lebih menciptakan sebuah pekerjaan yang di inginkan. Hal ini dikarenakan
seseorang yang mempunyai sikap jujur maka ia akan mudah mengerti jika diberikan
sebuah persoalan-persolan yang ditugaskannya kepada seseorang tersebut.
Kemungkinan besar akan mempermudah menyelesaikan tugas-tugasnya dan cepat
tanggap dengan segala masalah-masalah yang menghadang.
f. Pada diri pribadi akan timbul sikap yang tidak selalu bergantung pada orang lain.
Akan hidup mandiri.
g. Melaksanakan ajaran yang mulia dari agama dan budaya luhur yang dianut oleh
bangsa manapun. Akan dihormati oleh sesama manusia, karena semua orang
menghargai kejujuran yang sejati. Sang generasi akan berani melawan kemungkaran,
karena merasa benar atau tidak bersalah, dengan batinnya yang bening.
h. Kejujuran membawa pelakunya bersikap berani, karena ia kokoh tidak lentur, dan
karena ia berpegang teguh tidak ragu-ragu. Karena itu disebutkan dalam salah satu
definisi jujur adalah: berkata benar di tempat yang membinasakan.
3. Benar
Pengertian benar menurut etika ialah hal-hal yang sesuai dengan peraturan-peraturan,
sebaliknya, salah ialah hal-hal yang tidak sesuai dengan peraturan-peraturan yang
berlaku. Secara subyektif "benar" di dunia bermacam-macam, benar menurut Ilmu
Hitung berlainan dengan menurut Ilmu Politik, benar menurut logika berlainan
dengan benar menurut dialektika, benar menurut seseorang berlainan dengan menurut
orang yang berbeda dan sebagainya. Secara objektif "benar" di dunia hanya satu.
Tidak ada benar yang bertentangan, Apabila ada dua hal yang bertentangan, mungkin
salah satunya yang benar atau kedua-duanyalah dan bisa jadi yang benar belum
disebut dalam pertentangan itu. Peraturan yang dibuat merupakan sarana yang
digunakan untuk mengukur sesuatu benar atau salah. Peraturan dibuat untuk
mencapai sesuatu yang dinamakan "benar". Peraturan di dunia ini sangat bermacam-
macam dan berlainan, bahkan ada yang saling bertentangan. Semua peraturan yang
dibuat adalah hasil akal-pikiran manusia, sedangkan kebenaran di dunia bila berdasar
18
akal-pikiran manusia akan kembali kepada satu kata relatif. Untuk mencapai "benar",
maka kebenaran mesti bersifat objektif, kebenaran objektif ini adalah kebenaran pasti
dan tunggal, kebenaran ini didasarkan kepada peraturan yang dibuat oleh Yang Maha
Satu, Yang Maha Mengetahui serta Yang Maha Benar.
4. Ikhlas
Ikhlas sebenarnya mempunyai arti dan makna yang luas, salah satunya yaitu
memberikan sesuatu kepada orang lain baik berupa benda ataupun jasa dan lain
sebagainya tanpa mengharapkan imbalan apapun, yang memang niat didalam hati
adalah murni hanya memberi dan tidak mengharap sedikitpun dibalas pemberiannya
(dalam artian positif), kadang ada orang yang memberi yang memang dia tidak
mengharapkan balasan tapi hanya ingin supaya orang tau bahwaa dia memberi sesuatu
keorang lain, itu namanya bukan ikhlas, karena dihati dan pikiran orang yang benar -
benar ikhlas dia memberi dan baginya cukup Tuhan dan dia yang tau tentang itu
semua. Ikhlas merupakan suatu perasaan yang merelakan sesuatu hal atau berserah diri
kepada tuhan atas segala sesuatu yang terjadi. Sifat ikhlas akan menghindarkan
seseorang dari sifat-sifat buruk seperti iri hati, dengki, sombong dan sifat buruk lain.
Orang yang mempunyai sifat ini tidak akan merasa kecewa ataupun menyesal jika dia
kehilangan hal berharga ataupun mendapat ujian berupa cobaan dalam hidupnya,
karena dia menyadari bahwa segala sesuatu yang dia miliki sekarang tidak kekal dan
sifatnya sementara. Segala sesuatu tersebut hanya titipan dari Tuhan.
Ciri-ciri orang yang memiliki sifat ikhlas seperti: Selalu menerima apa adanya yang
diberikan oleh Tuhan dan mudah memaafkan kesalahan orang lain. Nilai keikhlasan
juga merupakan salah satu nilai yang merangkumi nilai integriti. Tugas untuk
memimpin sesebuah negara bukanlah satu tugas yang mudah kerana memerlukan
kesabaran yang tinggi untuk menguruskan dan menyelesaikan pelbagai perkara dan
masalah. Oleh itu, seseorang pemimpin harus ikhlas untuk memikul tanggungjawab
sebagai seseorang pemimpin yang menguruskan segala hal ehwal yang berkaitan
dengan negara yang dipimpinnya.
19
5. Tegas
Tegas berarti jelas, tepat dan seksama. Sikap tegas tentunya sikap yang tepat terhadap
suatu hal yang dihadapi, presisi, dan jelas. Suatu ketegasan janganlah disamakan
dengan kekerasan, caranya dengan melihat apa masalahnya dan bagainana seorang
menyikapinya. Dikatakan tegas jika cara menyikapinya adalah tepat, adil, dan
memiliki kejelasan. Berikut ini beberapa hal yang membuat seseorang tidak dapat
bersifat tegas :
a. Mudah ikut arus
Ketika Anda merasa sulit untuk memilih dan memutuskan sesuatu, biasanya
manusia cenderung mengikuti suara terbanyak atau pilihan yang paling
populer. Mudah mengikuti arus membuat sulit untuk memiliki jati diri dan
tidak tegas dalam menentukan pilihan.
b. Kurang percaya diri
Biasanya kita sulit mengambil keputusan jika kita terjebak dalam grey area
atau zona abu-abu. Terjebak dalam area ini akan melemahkan rasa percaya
diri sehingga sulit untuk bersikap tegas.
c. Sering bertindak gegabah.
Ada tipe orang yang berpikir dahulu sebelum bertindak. Namun tidak sedikit
pula orang yang bertindak dulu baru berpikir. Biasanya mereka ceroboh dan
tergesa-gesa lalu menyesali kembali keputusannya. Orang plin-plan kata-
katanya tidak bisa dipegang. Sikap seperti ini sulit dipercaya atau diandalkan
dan tidak dapat menjadi seorang pemimpin yang baik.
Berdasarkan sifat diatas,berikut ini merupakan solusinya:
a. Konsisten
Bersikap tegas berarti konsisten terhadap keputusan yang diambil dan berani
menerima konsekuensinya walaupun berat. Bunda Teresa menerapkan sikap
konsisten ketika menerima gadis-gadis muda untuk bergabung dalam
pelayanan dengan Misionaris Karitas. Ia tidak bersikap lunak, bahkan
langsung menyuruh mereka ke tempat orang-orang papa yang menghadapi
kematian. Ia ingin semua anggotanya menyadari bahwa tugas itu memang
20
berat, dan ia tidak ingin membuatnya jadi gampang. Tantangan mendorong
kita berani mengambil sikap.
b. Tentukan prioritas & fokus
Seorang dosen etika memberi ujian kepada mahasiswanya. Dalam 1 jam
mereka diminta untuk menuliskan segala sesuatu tentang kebaikan dan
kejahatan. Seorang mahasiswa asyik menulis mengenai kebaikan, tanpa
menyadari satu jam sudah berlalu. Ketika sang dosen memerintahkan untuk
mengumpulkan kertas ujian, dengan terburu-buru si mahasiswa tadi
menambahkan tulisan "Saya tidak punya waktu untuk kejahatan". Hikmah
yang bisa dipetik adalah fokus. Tentukan sasaran yang jelas dan pilihan yang
benar, lalu curahkanlah seluruh perhatian di situ.
c. Siapkan keputusan yang solid
Fakta dan analisa yang tepat membuat kita merasa yakin dan dapat bersikap
tegas dalam membuat sebuah keputusan solid.
Bersikap tegas adalah soal kepercayaan diri yang tinggi dan kemampuan untuk membela
diri. Tegas bukan berarti harus berkata dengan keras dan mengekspresikan diri dengan muka
marah, Tetapi tegas adalah berkata dengan jelas dan tidak bertele-tele. Bersikap tegas juga bisa
membuat diri kita di hargai oleh orang lain, untuk itu harus didasari dengan suatu kejujuran.
Selain itu sikap tegas bisa membangun kharisma didalam diri kita. Saya mempunyai beberapa
tips yang bisa meningkatkan diri kita agar bisa menjadi pribadi yang tegas.
1. Nyatakan pendapatmu dengan jelas
2. Biasakan untuk berani mengajukan pertanyaan-pertanyaan saat dalam bimbingan belajar
3. Bicaralah dengan muka menatap kedepan
4. Lihatlah mata orang jika kamu sedang berbicara dengannya
5. Bicaralah dengan jelas dan jangan berbisik
6. Tentukan sasaran dan berjuanglah untuk mencapainya.
21
6. Pemurah
Sifat pemurah adalah salah satu sifat terpuji yang selayaknya kita miliki sebagai
pemimpin sejati. Sifat pemurah dalam arti suka memberi pertolongan kepada orang
yang membutuhkan uluran tangan kita sebagai seorang pemimpin. Pengertian kata
pemurah adalah Orang yg suka memberi; orang yg tidak pelit; orang yg murah hati:
dan orang yang sangat baik hati. Pemurah tentunya salah satu kemuliaan bagi jiwa
yang telah menapaki keselarasan hidup. Sang makhluk yang disirami oleh sifat
pemurah akan senantiasa memberikan harta sebagai tambahan dari yang wajib dan ini
adalah sifat terpuji, perangai yang baik. Pemurah bagaikan laut, yang tiada henti-
hentinya menyediakan rezeki untuk diambil oleh manusia adalah cerminan sifat
pemurah yang hakiki. Ia senantiasa membiarkan siapa saja yang menginginkan isinya
tanpa mengharap imbalan.
7. Alim
Pepimpin yang alim adalah pemimpin yang berilmu pengetahuan, memiliki sikap
yang terpuji khusunya dari sudut pandang agama. Pemimpin hendaknya memiliki
sikap alim untuk member contoh kepada orang lain atau bawahannya. Pengertian
Alim adalah seseorang yang berilmu, berpengetahuan, pandai (dalam hal agama),
dikenal sebagai orang yang saleh, tidak nakal dan tidak pernah meninggalkan ajaran
agama. Dalam kehidupan sehari-hari Sebenarnya masih bisa diperdebatkan lagi
standar tentang orang yang dianggap alim. Tentu tidak mudah menentukannya kalau
yang dijadikan patokan adalah hati yang suci dan bersih. Sifat alim tidak hanya
mutlak dinilai dari cara berpakaian saja, cara berbicara saja, atau prilakunya saja.
Orang yang dari luar terlihat alim belum tentu sifatnya juga baik.
8. Merendah
Pribadi yang rendah hati biasanya justru memandang bahwa orang lain sebagai
ciptaan Tuhan memiliki keunikan dan keistimewaan, sehingga dia senantiasa
membuat orang lain merasa penting. Karena sesungguhnya setiap pribadi adalah
istimewa. Setiap orang adalah spesial, unik, dan berhak untuk dihargai. Manusia
adalah pribadi yang harus diperlakukan khusus. Manusia adalah makhluk yang sangat
sensitif. Jika kita meragukan hal ini, lihat diri kita sendiri dan perhatikan betapa
mudahnya kita merasa disakiti atau tersinggung. Orang yang rendah hati tidak akan
22
malu mengakui kalau ia tidak mampu. Dan ia tidak akan pernah mengatakan mampu
hanya pura-pura atau samasekali tidak bisa. Maka ia akan mengutamakan kejujuran.
Kekurangan baginya bukanlah bencana tetapi jalan untuk belajar untuk memperbaki
diri.
9. Ramah
Ramah adalah suatu sikap dimana selalu mencoba untuk menyapa orang yang kita
temui dan dengan senyum, berusaha untuk selalu menyenangkan hati orang (teman
ataupun saingan misalnya dengan mengajak ngobrol atau berbincang-bincang, serta
tidak berbiacara ketus pada orang lain. Aturan mainnya sungguh sederhana. Jangan
berharap orang lain bersikap ramah kepada Anda jika Anda sendiri tidak ramah
terhadap orang lain. Seorang pemimpin yang baik tak perlu menjadi galak untuk bisa
tegas dan efektif memanajeri bawahannya. Dengan bersikap ramah, Anda akan selalu
bisa melihat sisi positif dari setiap karyawan Anda dan memotivasi mereka untuk
bekerja lebih baik lagi.
23
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan yaitu kepemimpinan adalah hubungan
yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja
secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Dalam kepemimpinan ada beberapa sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin
diantaranya yaitu adil, jujur, benar, iklhas, tegas, pemurah, alim, erendah, dan ramah.
Dimana sifat-sifat tersebut saling berkaitan dan saling melngkapi agar sesorang menjadi
pemimpin yang baik dan disegani.
3.2 SARAN
Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa
kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin
diri sendiri.
Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan menjadi luar
biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin memimpin,
pengikut mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya
adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita tergantung
kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula yang
dipimpin.
24
DAFTAR PUSTAKA
Pudjo Sumedi,(2010). Organisasi dan Kepemimpinan, Jakarta, Uhamka Press.