Top Banner
Membaca “Al-Kaun” Green Mosque (24 Juni 2011) Shalat Jum’at di Green Mosque yang terletak di Pusat perbelanjaan GreenHill-Manila-Philippina walaupun khutbah jum’at yang begitu lama hingga hampir 1 jam, namun ada yg unik siapupun akan sedikit mengerti tentang isi khutbah jum’at nya, karena khotib terkadang berbahasa Arab, terkadang Inggris dan yang pasti Tagalo, Angin bertiup sangat kencang, hujan begitu lebat sehingga riak air yang mengalir di bawah masjid begitu keras terdengar. Setelah Shalat Jum’at, saat makan siang disamping Green Mosque, bertemu dengan Mahasiswa Malaysia dan Philipina, ternyata yang mengisi khutbah adalah teman mereka, dan Jum’at depan saya yang mengisi khutbah, mahasiswa tersebut berkata. Ya, saya sangat ingat saat tanggal 21 Februari 2011, ba’da Zuhur saya dan Teman saya Mr.Ali di datangi seorang Imam Masjid, apakah anda dari Indonesia? Ya, kami dari Indonesia. Ya, saya mendengar percakapan anda tadi. Kemudian dia melihat kartu mahasiswa yg tergantung didada kami, anda tinggal disini? Ya, kami berkata. Bagaimana jika Jum’at depan anda mengisi Khutbah Jum’at disini? Saya mengatakan belum siap. Sang Imam sedikit tersenyum. Baik kapanpun anda siap kami menunggu disini. Insyaallah. Keunikan lainnya: Setiap habis melakukan shalat Zuhur pasti ada khalaqah membahas tentang kandungan Al-Qur’an ataupun tentang Al-Hadits siapapun dapat mengikutinya, pemateri duduk disebuah kursi dan yang lain membuat setengah lingkaran, saat ini di kampus-kampus Indonesia saya sudah sangat jarang melihat khalaqah-khlaqah seperti ini, mungkin imbas dari radikalisasi atau sebuah ketakutan saat ini.
5

Web viewKemudian dia melihat kartu mahasiswa yg tergantung didada kami, anda ... terlebih jika membahas tentang bagaimana syariah-nya tentang penjualan mata

Feb 06, 2018

Download

Documents

phamhuong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1:    Web viewKemudian dia melihat kartu mahasiswa yg tergantung didada kami, anda ... terlebih jika membahas tentang bagaimana syariah-nya tentang penjualan mata

Membaca “Al-Kaun”

Green Mosque (24 Juni 2011)

Shalat Jum’at di Green Mosque yang terletak di Pusat perbelanjaan GreenHill-Manila-Philippina walaupun khutbah jum’at yang begitu lama hingga hampir 1 jam, namun ada yg unik siapupun akan sedikit mengerti tentang isi khutbah jum’at nya, karena khotib terkadang berbahasa Arab, terkadang Inggris dan yang pasti Tagalo, Angin bertiup sangat kencang, hujan begitu lebat sehingga riak air yang mengalir di bawah masjid begitu keras terdengar.

Setelah Shalat Jum’at, saat makan siang disamping Green Mosque, bertemu dengan Mahasiswa Malaysia dan Philipina, ternyata yang mengisi khutbah adalah teman mereka, dan Jum’at depan saya yang mengisi khutbah, mahasiswa tersebut berkata. Ya, saya sangat ingat saat tanggal 21 Februari 2011, ba’da Zuhur saya dan Teman saya Mr.Ali di datangi seorang Imam Masjid, apakah anda dari Indonesia? Ya, kami dari Indonesia. Ya, saya mendengar percakapan anda tadi. Kemudian dia melihat kartu mahasiswa yg tergantung didada kami, anda tinggal disini? Ya, kami berkata. Bagaimana jika Jum’at depan anda mengisi Khutbah Jum’at disini? Saya mengatakan belum siap. Sang Imam sedikit tersenyum. Baik kapanpun anda siap kami menunggu disini. Insyaallah.

Keunikan lainnya: Setiap habis melakukan shalat Zuhur pasti ada khalaqah membahas tentang kandungan Al-Qur’an ataupun tentang Al-Hadits siapapun dapat mengikutinya, pemateri duduk disebuah kursi dan yang lain membuat setengah lingkaran, saat ini di kampus-kampus Indonesia saya sudah sangat jarang melihat khalaqah-khlaqah seperti ini, mungkin imbas dari radikalisasi atau sebuah ketakutan saat ini.

Page 2:    Web viewKemudian dia melihat kartu mahasiswa yg tergantung didada kami, anda ... terlebih jika membahas tentang bagaimana syariah-nya tentang penjualan mata

Quiapo

Jika kita ke Quiapo city ada salah satu range kawasan Moeslim di sekitar Golden Mosque atau sabagian dari mereka mengenalnya dengan “Moeslim Tample” namun yang tampak adalah pemandangan yang tidak menyedapkan, sampah-sampah yang berserakan. Pemandangan seperti ini pernah saya jumpai disekitar masjid Imam Syafi’I di Mesir. Andai saja kawasan-kawasan seperti ini menjadi icon nya orang moeslim maka, yang ada dibenak kita adalah hal-hal yang buruk. Dan memang Quiapo dikenal dengan kawasan Moeslim, semoga kawasan ini dikemudian hari menjadi bersih utamanya sekitar Golden Mosque.

Jeepney

Icon Metro Manila adalah Jeepney (angkot) angkutan Kota yang tetap dipertahankan, mobil-mobil tua peninggalan Spanyol dan Amerika yang telah dimodifikasi dengan rapi dan unik. Keunikannya bukan pada mobilnya saja, namun pada karakter penumpangnya juga, karena mobil ini tidak memiliki asisten sopir alias kenek, sehingga kita tidak membayar pun bisa, namun semua penumpang pasti membayar. Cara membayarnya dengan cara saling bantu antar penumpang, sehingga uang dapat sampai ke sopir.

Selain kultur penumpang tersebut diatas. Kultur lainnya adalah, jika kita perhatikan dijalan-jalan sangat-sangat jarang melihat Polisi yg mengatur jalanan, namun tidak ada sopir yang ugal-ugalan, bagi saya ini unik, karena Philippina bukanlah negara maju.

Page 3:    Web viewKemudian dia melihat kartu mahasiswa yg tergantung didada kami, anda ... terlebih jika membahas tentang bagaimana syariah-nya tentang penjualan mata

Money (Uang)

Alhamdulillah , saya sudah pernah singgah di beberapa negara, yang saya jumpai saat menukar uang sangat tak adil nilainya, terlebih jika membahas tentang bagaimana syariah-nya tentang penjualan mata uang? Memang yang paling baik sesungguhnya, sistem pembayaran mengikuti abad pertengahan yaitu dengan emas “Gold” yang nilainya ajeg atau lebih stabil, sehingga tidak merugikan phak lain.

Indonesia

Jika kita bertanya apa yang anda ketahui tentang indonesia, baik sopir maupun pedagang, rata-rata mereka menjawab bahwa: Indonesia adalah negara Moeslim terbesar, salah satu negara berpenduduk terbesar, dan negara yang Demokrasi. Entah untuk menyenangkan hati atau bukan, namun Dosen kami-pun mengatakan hal yang sama. Salah satu hal yang membuat aku bangga dengan Indonesia.