Top Banner
SUMBER AIR HIDUP RANCANGAN KHOTBAH Edisi: Januari - Juni 2012 1
160

 · Web viewSUMBER AIR HIDUP RANCANGAN KHOTBAH Edisi: Januari - Juni 2012 Diterbitkan oleh : Program Identitas dalam Pluralitas Sinode GKSBS Jln. Yos Sudarso 15 Polos - Kota Metro

Jan 24, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

SUMBER AIR HIDUP

RANCANGAN KHOTBAH

Edisi: Januari - Juni 2012

Diterbitkan oleh :

Program Identitas dalam Pluralitas Sinode GKSBS

Jln. Yos Sudarso 15 Polos - Kota Metro 34111

Telp. (0725) 42598 - E.mail : [email protected]

Website: www.gksbs.org

DAFAR ISI

1. Pengantar

3

2. RK 01 Januari 2012

5

3. RK 08 Januari 2012

17

4. RK 15 Januari 2012

23

5. RK 22 Januari 2012

29

6. RK 29 Januari 2012

37

7. RK 05 Pebruari 2012

49

8. RK 12 Pebruari 2012

56

9. RK 19 Pebruari 2012

63

10. RK 03 Juni 2012

70

11. RK 10 Juni 2012

77

12. RK 17 Juni 2012

84

13. RK 24 Juni 2012

92

***

PENGANTAR

Teman-teman pelayan Firman se-sinode GKSBS yang dikasihi Kristus,

Salam sejahtera untuk kita semua.

Sungguh merupakan suatu sukacita bagi kita semua diijinkan Tuhan meninggalkan tahun 2011 dengan segala kenangannya dan memasuki tahun 2012 dengan segala tantangannya. Apalagi kami kembali diberi kesempatan untuk menyapa Bapak/Ibu/Sdr/i sekalian di tahun yang baru ini, melalui buku Sumber Air Hidup. Sama seperti tahun sebelumnya, seluruh khotbah dalam SAH semester ganjil 2012 ini dijiwai oleh tema besar Sinode GKSBS 2010-2015; “Berapa Banyak Roti yang Ada Padamu, Cobalah Periksa” Dan sub tema: “Panggilan Persaudaraan untuk Hidup Berbagi dan Bermartabat dalam Rumah Bersama” Tema hasil Sidang IX Sinode GKSBS inilah yang hendaknya menjadi jiwa dan roh bagi seluruh gerak langkah Jemaat se Sinode GKSBS.

Buku “Sumber Air Hidup” semester ganjil 2012 ini, disajikan dalam bentuk “Rancangan Khotbah” dan dilengkapi dengan contoh khotbah jadi. Contoh khotbah jadi dalam buku ini disajikan dengan maksud sebagai pembanding khotbah jadi yang akan bapak/ibu/sdr buat, bukan untuk digunakan secara langsung. Karena situasi dan konteks khotbah jadi tersebut tentu berbeda dengan situasi dan konteks bapak/ibu/sdr/I sekalian. Dalam rangka pembelajaran dan peningkatan kapasitas para pengkhotbah, sangat diharapkan para pengguna buku mempelajari lebih dahulu Rancangan Kotbah ini, sebelum menyusun khotbahnya sendiri dan membandingkan dengan contoh khotbah jadi. Karena jikalau khotbah jadi ini langsung dipergunakan akan mematikan kreativitas dan semangat belajar para pengkhotbah.

Kami mengucapkan terimakasih kepada GKSBS Klasis Tulang Bawang, Seputih Raman dan Bandarjaya yang telah memfasilitasi proses penulisan SAH semester ganjil 2012 ini. Terimakasih kepada para penulis yang telah berkenan mempersembahkan karya tulisnya. Pdt. Kurniawan Dewanto Wijaya, Pdt. Darmawan Ginting, Pdt. Purnomo Sidi, Sdri. Lily Rabbita Sari Namuru, Sdr. Dwi Tunggal, Pdt. Bonason R. Manulang, Pdt. Endar W. Subekti, Pdt. Ardyo Wiyoso, Sdri. Tressia T. Tahulending, Pdt. Prasetyanto Aji, Pdt. Parningotan Siagian, Pdt. Riyadi Basuki, Pdt. Alfred RG. Ta’ek, Pdt. Bambang Nugroho Hadi, Pdt. Erik T. Purba, Pdt. Joko Nawanto, Sdr. Yosafat Agung Prabowo dan Pdt. A.T. Hariyanto. Kiranya Tuhan Yesus memberkati jerih lelah dan pelayanan saudara.

Harapan kami buku SAH ini dapat menolong Bapak/Ibu/Sdr/i sekalian dalam mempersiapkan khotbah dan menjadi berkat bagi seluruh Jemaat se-Sinode GKSBS. Selamat melayani demi kemuliaan Allah Tri tunggal.

Metro, Desember 2011

Majelis Pekerja Sinode GKSBS

Rancangan Khotbah, 1 Januari 2012

Tahun Baru Masehi 2012

Warna Putih

Bacaan berdasarkan Leksionari:

Pengkotbah 3:1-15; Mazmur 8; Wahyu 21:1-6a; Matius 25:31-46

Bacaan Kotbah: Pengkhotbah 3:1-15

HIDUP DI DALAM WAKTU TUHAN

Tujuan : Anggota Jemaat menyadari pentingnya menilai segala sesuatu

yang akan terjadi dalam perspektif (cara pandang) Allah.

PENJELASAN TEKS

Kitab Pengkhotbah berisi buah pikiran dari “Sang Pemikir”. Ia merenungkan dalam-dalam betapa singkatnya hidup manusia ini, yang penuh pertentangan, ketidakadilan dan hal-hal yang sulit dimengerti. Maka disimpulkannya bahwa "hidup itu sia-sia". Ia tak dapat memahami tindakan Allah dalam menentukan nasib manusia. Tetapi meskipun demikian, dinasihatinya orang-orang untuk bekerja dengan giat, dan untuk sebanyak mungkin dan selama mungkin menikmati pemberian-pemberian Allah. Kebanyakan dari buah pikiran Sang Pemikir itu bernada sumbang, bahkan putus asa. Tetapi kenyataan bahwa kitab ini termasuk dalam Alkitab, menunjukkan bahwa iman yang mendasarkan Alkitab cukup luas untuk mempertimbangkan juga keragu-raguan dan keputusasaan semacam itu. Banyak orang yang telah membaca kitab ini merasa terhibur, karena mereka seolah-olah melihat sifat-sifat mereka berdiri didalam kitab Pengkhotbah ini. Mereka pun sadar bahwa Alkitab yang mencerminkan pemikiran-pemikiran yang sumbang itu, juga memberi harapan tentang Allah, harapan yang memberi arti kehidupan yang sebenarnya.

SEGALA SESUATU ADA MASANYA

Pengkhotbah, mengawali perikop ini dengan jelas dan sesuatu yang umum. Segala sesuatu ada masanya, tidak terbatas pada sesuatu bahkan makin diperjelas dengan kata “untuk apa pun di bawah langit ada waktunya”. Artinya bahwa semua peristiwa yang terjadi di bumi/di bawah langit itu ada waktunya, ada masanya, ada fasenya, terjadi dalam keteraturan, keserasian dan keselarasan. Sehingga pembukaan pasal 3 ini sungguh membawa dan mengantar pemahaman pembaca terhadap ayat-ayat berikutnya. Namun, jika kita membaca Alkitab dalam bahasa Jawa atau versi Bahasa Indonesia sehari-hari (BIS) terjemahan ayat 1 secara jelas persoalan peristiwa, waktu dan masa itu terjadi atas kehendak Allah. “Samubarang kabèh sing kelakon ing donya iki kelakoné ing wektu sing katetepaké déning Allah” (versi Alkitab Bahasa Jawa).

Versi BIS: “Segala sesuatu di dunia ini terjadi pada waktu yang ditentukan oleh Allah”. Namun, penulis lebih mengikuti terjemahan dari Terjemahan Baru (TB) LAI, bahwa memang ada yang mengatur dan berkuasa akan sang waktu bisa menunjuk kepada Allah, tetapi bagi pengkhotbah ada maksud yang khas/istimewa terhadap ayat yang pertama ini, yaitu membuka pembaca untuk terbuka seluas-luasnya dan tidak terpaku/ terkekang oleh satu ide/tafsiran.

Ayat 2. Menjelaskan tentang waktu untuk lahir diperbandingkan/ dipertentangkan dengan waktu untuk meninggal. Ada waktu untuk menanam diperbandingkan/dipertentangkan dengan ada waktu untuk mencabut yang ditanam. Peristiwa lahir – meninggal, menanam dengan mencabut yang ditanam. Membawa makna bahwa peristiwa kelahiran itu ada waktunya yang memiliki masa untuk sampai pada meninggal, hal ini erat dengan manusia dan binatang. Begitu juga dengan menanam tanaman sampai waktu panen/masa mencabut tanaman yang ditanam, hal ini erat hubungannya dengan tanaman/tumbuh-tumbuhan.

Ayat 3. Membunuh – menyembuhkan diparalelkan dengan merombak – membangun. Yang pertama dapat dikenakan kepada konteks pemeliharaan binatang ternak. Ketika ternak ini sakit parah dan tidak dapat disembuhkan maka akan dibunuh. Yang kedua ini dikenakan pada konteks pembangunan dan pembongkaran rumah.

Ayat 4. Menangis – tertawa diparalelkan dengan meratap – menari, sorotan khusus pada pengalaman manusia. Yang pertama konteks lingkup emosional manusia, sedangkan yang kedua lebih kepada reaksi fisik berupa gerak tubuh. Apa yang lahir dari hati terkadang diluapkan dalam reaksi gerak tubuh.

Ayat 5. Membuang batu – mengumpulkan batu, diparalelkan dengan memeluk – menahan diri dari memeluk atau tidak memeluk. Yang pertama adalah metafor untuk hubungan seksual. Membuang batu maksudnya bersetubuh, sedangkan mengumpulkan batu maksudnya berhenti/tidak bersetubuh. Ini menunjuk pada konteks tentang hubungan intim. Bahwa dalam agama Yahudi, seksualitas tidak dianggap saru/tabu melainkan dipandang positif. Bahwa para rabi memberikan saran agar suami-suami berhubungan dengan istrinya minimal 1 kali seminggu, tetapi pada saat hari raya Yom Kippur (Pendamaian) di malam harinya orang dilarang melakukan hubungan seksual. Itu pun ada waktunya, itu pun sudah diatur “dari sononya”

Ayat 6. Pertentangan mencari – membiarkan rugi diparalelkan dengan menyimpan – membuang. Ini masuk dalam konteks barang hilang di rumah. Mula-mula giat dicari, tetapi setelah tidak menemukannya, direlakan saja. Menyimpan dan membuang bisa juga dikenakan pada konteks rumah tangga.

Ayat 7. Pertentangan merobek – menjahit diparalelkan dengan berdiam diri – berbicara. Tradisi dalam PL, diketahui bahwa orang yang bersedih dan/atau berkabung selalu merobek-robek pakaiannya sebagai tanda berdukacita. Setelah masa perkabungan selesai, robekan itu dijahit kembali. Konteks perkabungan ini cocok dengan paralelnya yaitu orang yang berkabung akan banyak berdiam diri, nanti sesudah masa perkabungan selesai baru dia berbicara lagi.

Ayat 8. Mengasihi/mencintai dipertentangkan dengan membenci; paralelnya perang dan damai. Konteksnya jelas adalah hubungan manusia dengan sesamanya.

Ayat-ayat ini (1-8) merupakan gambaran atau memperlihatkan kegiatan-kegiatan manusia yang bertentangan dan tidak bisa dilaksanakan dalam waktu yang sama. Dan itu semua terjadi secara alamiah.

HAL YANG SIA-SIA

Apakah untung pekerja dari yang dikerjakannya dengan berjerih payah?

Pertanyaan dari penulis kitab Pengkhotbah, dengan memperhatikan dan menilai pertentangan-pertentangan yang terjadi hingga dapat sejenak disimpulkan pada ayat ini adalah sesuatu yang sia-sia karena tidak memperoleh keuntungan. Walaupun sudah dikerjakan dengan berjerih payah. Bahkan pekerjaan yang diberikan Allah kepada anak-anak manusia itu menurut Pengkhotbah adalah melelahkan dirinya. (ay. 10). Bahwa ketetapan-ketetapan yang terjadi ini, bukan sesuatu hal yang menggairahkan, tetapi menyusahkan dan membebani manusia. Mengapa? Hal ini dipahami sebagai beban oleh karena dirasakan semua itu selalu diatur dan diatur. Misalnya: waktu untuk tertawa – waktu untuk menangis, mengapa harus diatur dan terkesan manusia tidak bisa bebas, inilah beban.

HAL YANG MENG-INDAH-KAN

Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya,... kata “indah” adalah sebuah istilah estetis/nilai seni. Pemakaian kata “indah” yang bisa diterjemahkan sebagai menyenangkan, menunjukkan akan kedekatan Pengkhotbah dengan pemahaman Yunani yang selaras juga dengan ungkapan Jawa mengenai “memayu hayuning bawana” yang sering diartikan sebagai memperindah dunia dan bukan memperbaiki dunia. Hal ini mengartikan kalau Allah yang membuat peristiwa-peristiwa seperti yang tertulis dalam ayat1-8 itu terjadi pada waktunya, itu adalah indah. Segala sesuatu menjadi indah, segala sesuatu adalah indah pada waktunya, oleh karena Ia (Allah) memberikan kekekalan dalam hati manusia. Namun, hal ini tidak membuat manusia dengan mudah menyelami pekerjaan yang dilakukan oleh Allah dari awal sampai akhir. Inilah yang dapat disebut sebagai misteri Allah, artinya bahwa pekerjaan-pekerjaan Allah tidak bisa didikte, diprediksi atau diramalkan dengan tepat oleh manusia. Sebab jika apa yang dilakukan/dikerjakan oleh Allah itu dengan mudah diselami oleh manusia, maka manusia lebih hebat dan lebih punya kuasa daripada Allah.

.... itu juga adalah pemberian Allah. Masa-masa yang berat, pekerjaan-pekerjaan yang berat atau menyusahkan itu adalah pemberian Allah, begitu juga dengan hal-hal yang ringan dalam hidup kita seperti makan, minum dan bersenang-senang adalah juga pemberian Allah. Hal-hal yang penting namun sekaligus menyusahkan di dunia ini datang dari Tuhan, tetapi juga hal-hal yang ringan-ringan. Di tengah ketiadaan makna dan ketidak mampuan teologi untuk memahami Allah, kita masih bisa menerima berkat-berkat sehari-hari.

PENGHARAPAN DALAM WAKTU TUHAN

Aku tahu bahwa segala sesuatu yang dilakukan Allah akan tetap ada untuk selamanya;...(ay.14a).

Inilah kata Pengkhotbah yang menampakkan kepercayaannya mengenai perbuatan-perbuatan Allah yang berlangsung terus-menerus. Akan tetap ada untuk selamanya, tidak hanya dalam waktu sesaat/sekali waktu saja, tetapi itu berlangsung terus-menerus, tidak berhenti perbuatan Allah itu untuk manusia dan seluruh ciptaan.

Itu tak dapat ditambah dan tak dapat dikurangi; Allah berbuat demikian, supaya manusia takut akan Dia.(ay.14b).

Manusia tidak dapat menambah atau mengurangi, hal ini untuk menunjukkan kadaulatan Allah yang mutlak. Perbuatan manusia bisa ditambah atau dikurangi, perbuatan Allah tidak. Entah suka atau tidak suka, mau atau tidak mau itu sudah demikian adanya. Dipihak lain ungkapan mengenai sesuatu yang tidak bisa ditambah atau dikurangi juga menunjukkan kesempurnaan karya Allah. Allah membuat karya-karya-Nya demikian dengan maksud tertentu, yaitu agar manusia takut akan Dia. Biasanya didalam PL, “takut akan Allah” adalah tema yang positif. Takut akan Allah bagi Pengkhotbah sungguh-sungguh bahwa Allah adalah Allah yang menakutkan, disebut sebagai Sang Allah. Ingin memberikan bahwa Allah itu berbeda dengan manusia. Allah harus disembah dan manusialah yang menyembah Allah.

Ayat 15: .... Allah mencari yang sudah lalu. Dalam Alkitab BIS-LAI menafsir: “Allah menentukan supaya yang sudah terjadi, terjadi lagi”. Dipahami bahwa ingin menunjukkan Allah tetap melihat, memperhatikan dan peduli akan peristiwa yang terjadi dahulu atau yang sudah lalu. Yang sekarang ada dulu sudah ada, dan yang akan ada sudah lama ada. Allah telah merancangkan dan menetapkan, dan inilah waktu Allah dalam karya-Nya di tengah-tengah dunia.

KONTEKS MASA KINI

1. Memasuki tahun yang baru tahun 2012, melepas tahun yang lama tahun 2011, membawa pemahaman akan adanya hari baru, tahun baru, harapan yang baru dan senantiasa yang baru. Namun, perlu disadari bahwa waktu dalam tahun yang baru itu masih sama dengan waktu-waktu yang lalu.

2. Adanya evaluasi program atau kegiatan ditahun yang lalu (2011). Yang berhasil dan membahagiakan diapresiasi dan dihargai. Sedangkan kemunduran/kegagalan dan ketidakberhasilan/ ketidaksuksesan diterima dengan syukur sebagai pembelajaran untuk sukses dan berhasil.

3. Ada perencanaan-perencaan yang baru dibuat atau disusun untuk mempersiapkan diri melangkah ditahun yang baru. Misal: penyusunan RAPBG (Rencana Anggaran Pendapatan dan Beban Gereja); Rencana Program Kegiatan tahun 2012.

4. Ada komitmen yang baru untuk membawa kemajuan diri, keluarga, gereja dan masyarakat.

SARAN PENYUSUNAN KOTBAH

Pendahuluan.

Pengkotbah menyampaikan ucapan selamat “Tahun Baru 2012” kepada jemaat. Waktu yang baru, hari yang baru… semua baru. Kiranya juga kita masuk ibadah ini dengan hati yang selalu baru. Sampaikan apresiasi akan segala sesuatu berkaitan dengan pribadi/ gereja/ bangsa secara umum yang terjadi pada tahun yang lalu (2011). Ada banyak kesuksesan dan keberhasilan, tetapi ada pula ketidaksuksesan/ kegagalan.

Isi

1. Pengkotbah menyampaikan apa yang tertulis dalam penjelasan teks (dalam bahasa sendiri) dengan pokok penting:

· Untuk segala sesuatu ada masanya.

· Hal yang sia-sia.

· Hal yang meng-indah-kan.

· Pengharapan didalam waktu TUHAN.

2. Hidup di dalam waktu TUHAN (pengkotbah memperhatikan konteks masa kini, dan juga konteks terkini yang dialaminya yang sesuai dengan teks).

Penutup

Pengkotbah memberikan penekanan tentang bagaimana untuk hidup di dalam waktu TUHAN dengan memperhatikan dan menghayati dengan sadar bahwa TUHAN-lah yang empunya kuasa atas waktu/masa. Amin.

Liturgi:

Nats Pembimbing

: Mazmur 8:2-5

Berita Anugerah

: Wahyu 21:4-6

Petunjuk Hidup Baru

: Matius 25:37-40

Nats Persembahan

: Mazmur 27:4-6

Lagu – lagu:

1. KJ. 246 PKJ. 27

2. KJ. 242PKJ. 58

3. KJ. 33

PKJ. 43

4. KJ. 332PKJ. 123

5. KJ. 337PKJ. 264

6. KJ. 345PKJ. 203

***

Contoh Kotbah Jadi

Minggu, 1 Januari 2012

Tahun Baru Masehi

HIDUP DI DALAM WAKTU TUHAN

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,

Selamat memasuki “Tahun Baru 2012”. Waktu yang baru, hari yang baru... semua baru. Kiranya juga kita masuk ibadah ini dengan hati yang selalu baru. Banyak yang telah terjadi dalam kehidupan kita selama satu tahun ditahun 2011. Sebagai pribadi, keluarga, gereja, Negara, tentu pernah mengalami kesuksesan/keberhasilan, misalnya sebagai pribadi: dalam pekerjaan ditahun 2011 beroleh kemajuan, panen banyak, hasil melimpah. SYUKUR.

Tetapi tidak dipungkiri juga ada kegagalan yang terjadi, atau ada yang belum berhasil dilakukan. Misalnya: sebagai keluarga, dalam kehidupannya sudah berusaha tapi ternyata belum berhasil, gagal panen, tidak lulus ujian, dll. TETAP BERSYUKUR. Bahwa SEGALA SESUATU ADA MASANYA.

Marilah kita saat ini belajar dari nats yang kita baca saat ini. Kata Pengkhotbah, Segala sesuatu ada masanya, tidak terbatas pada sesuatu bahkan makin diperjelas dengan kata “untuk apa pun di bawah langit ada waktunya”. Artinya bahwa semua peristiwa yang terjadi di bumi/ di bawah langit itu ada waktunya, ada masanya, ada fasenya, terjadi dalam keteraturan, keserasian dan keselarasan.

(Waktu dan masa itu terjadi atas kehendak Allah. “Samubarang kabèh sing kelakon ing donya iki kelakoné ing wektu sing katetepaké déning Allah” (versi Alkitab Bahasa Jawa).

Versi BIS (Bahasa Indonesia Sehari-hari) : “Segala sesuatu di dunia ini terjadi pada waktu yang ditentukan oleh Allah”.) – disesuaikan dengan situasi yang hendak berkhotbah.

Dalam dunia ada yang mengatur dan berkuasa akan sang waktu. Apakah menunjuk kepada Allah?

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,

Keteraturan, keselarasan peristiwa dalam dunia yang kita alami hingga saat ini sebagai orang percaya kita bisa yakin bahwa Allah-lah yang kuasa akan waktu/masa. Sebagai buktinya ketika kita menghayati dalam ayat 2-8, untuk hal lahir – mati; menanam – mencabut yang ditanam; membunuh – menyembuhkan; merombak – membangun; membunuh – menyembuhkan; merombak – membangun; menangis – tertawa; meratap – menari; membuang batu –mengumpulkan batu; memeluk – menahan diri dari memeluk atau tidak memeluk; mencari – membiarkan rugi; menyimpan – membuang; merobek – menjahit; berdiam diri – berbicara; Mengasihi/mencintai – membenci; perang – damai; semua ini ada waktunya. Inilah gambaran atau memperlihatkan kegiatan-kegiatan manusia yang bertentangan dan tidak bisa dilaksanakan dalam waktu yang sama.

Peristiwa lahir – meninggal, menanam dengan mencabut yang ditanam. Membawa makna bahwa peristiwa kelahiran itu ada waktunya yang memiliki masa untuk sampai pada meninggal, hal ini erat dengan manusia dan binatang. Begitu juga dengan menanam tanaman sampai waktu panen/ masa mencabut tanaman yang ditanam, hal ini erat hubungannya dengan tanaman/ tumbuh-tumbuhan. Membunuh – menyembuhkan diparalelkan dengan merombak – membangun. Yang pertama dapat dikenakan kepada konteks pemeliharaan binatang ternak. Ketika ternak ini sakit parah dan tidak dapat disembuhkan maka akan dibunuh. Yang kedua ini dikenakan pada konteks pembangunan dan pembongkaran rumah. Menangis – tertawa diparalelkan dengan meratap – menari, sorotan khusus pada pengalaman manusia. Yang pertama konteks lingkup emosional manusia, sedangkan yang kedua lebih kepada reaksi fisik berupa gerak tubuh. Apa yang lahir dari hati terkadang diluapkan dalam reaksi gerak tubuh.

Membuang batu – mengumpulkan batu, diparalelkan dengan memeluk –menahan diri dari memeluk atau tidak memeluk. Yang pertama adalah metafor untuk hubungan seksual. Membuang batu maksudnya bersetubuh, sedangkan mengumpulkan batu maksudnya berhenti/tidak bersetubuh. Ini menunjuk pada konteks tentang hubungan intim. Bahwa dalam agama Yahudi, seksualitas tidak dianggap saru/tabu melainkan dipandang positif. Bahwa para rabi memberikan saran agar suami-suami berhubungan dengan istrinya minimal 1 kali seminggu, tetapi pada saat hari raya Yom Kippur (Pendamaian) di malam harinya orang dilarang melakukan hubungan seksual. Itu pun ada waktunya, itu pun sudah diatur “dari sononya”. Pertentangan mencari – membiarkan rugi diparalelkan dengan menyimpan – membuang. Ini masuk dalam konteks barang hilang di rumah. Mula-mula giat dicari, tetapi setelah tidak menemukannya, direlakan saja. Menyimpan dan membuang dikenakan pada peristiwa di rumah tangga.

Pertentangan merobek – menjahit diparalelkan dengan berdiam diri – berbicara. Tradisi dalam PL, diketahui bahwa orang yang bersedih dan/atau berkabung selalu merobek-robek pakaiannya sebagai tanda berdukacita. Setelah masa perkabungan selesai, robekan itu dijahit kembali. Konteks perkabungan ini cocok dengan paralelnya yaitu orang yang berkabung akan banyak berdiam diri, nanti sesudah masa perkabungan selesai baru dia berbicara lagi. Mengasihi/mencintai dipertentangkan dengan membenci; paralelnya perang dan damai. Konteksnya jelas adalah hubungan manusia dengan sesamanya.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,

Apakah untung pekerja dari yang dikerjakannya dengan berjerih payah? Hal yang sia-sia karena tidak memperoleh keuntungan. Walaupun sudah dikerjakan dengan berjerih payah. Bahkan pekerjaan yang diberikan Allah kepada anak-anak manusia itu adalah melelahkan dirinya. (ay. 10). Ketetapan-ketetapan yang terjadi ini, bukan sesuatu hal yang menggairahkan, tetapi menyusahkan dan membebani manusia. Mengapa? Hal ini dipahami sebagai beban oleh karena dirasakan semua itu selalu diatur dan diatur. Misalnya: waktu untuk tertawa – waktu untuk menangis, mengapa harus diatur dan terkesan manusia tidak bisa bebas, inilah beban.

Namun, Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya,... kata “indah” adalah sebuah istilah estetis/ nilai seni. Pemakaian kata “indah” yang bisa diterjemahkan sebagai menyenangkan, menunjukkan akan kedekatan Pengkhotbah dengan pemahaman Yunani yang selaras juga dengan ungkapan Jawa mengenai “memayu hayuning bawana” yang sering diartikan sebagai memperindah dunia dan bukan memperbaiki dunia. Hal ini mengartikan kalau Allah yang membuat peristiwa-peristiwa seperti yang tertulis dalam ayat1-8 itu terjadi pada waktunya, itu adalah indah. Segala sesuatu menjadi indah, segala sesuatu adalah indah pada waktunya, oleh karena Ia (Allah) memberikan kekekalan dalam hati manusia.

Walaupun segala sesuatu itu indah tidak membuat manusia dengan mudah menyelami pekerjaan yang dilakukan oleh Allah dari awal sampai akhir. Inilah yang dapat disebut sebagai misteri Allah, artinya bahwa pekerjaan-pekerjaan Allah tidak bisa didikte, diprediksi atau diramalkan dengan tepat oleh manusia. Sebab jika apa yang dilakukan/dikerjakan oleh Allah itu dengan mudah diselami oleh manusia, maka manusia lebih hebat dan lebih punya kuasa daripada Allah. Masa-masa yang berat, pekerjaan-pekerjaan yang berat atau menyusahkan kita, namun .... itu juga adalah pemberian Allah. Begitu juga dengan hal-hal yang ringan dalam hidup kita seperti makan, minum dan bersenang-senang Sebab .... itu juga adalah pemberian Allah... Hal-hal yang penting namun sekaligus menyusahkan di dunia ini datang dari Tuhan, tetapi juga hal-hal yang ringan-ringan. Di tengah ketiadaan makna dan ketidakmampuan teologi untuk memahami Allah, kita masih bisa menerima berkat-berkat sehari-hari.

Inilah yang dapat membawa kita dalam hidup ber-PENGHARAPAN DALAM WAKTU TUHAN. Aku tahu bahwa segala sesuatu yang dilakukan Allah akan tetap ada untuk selamanya;... (ay.14a). Inilah kata Pengkhotbah yang menampakkan kepercayaannya mengenai perbuatan-perbuatan Allah yang berlangsung terus-menerus. Akan tetap ada untuk selamanya, tidak hanya dalam waktu sesaat/sekali waktu saja, tetapi itu berlangsung terus-menerus, tidak berhenti perbuatan Allah itu untuk manusia dan seluruh ciptaan. Manusia tidak dapat menambah atau mengurangi, hal ini untuk menunjukkan kadaulatan Allah yang mutlak. Perbuatan manusia bisa ditambah atau dikurangi, perbuatan Allah tidak. Entah suka atau tidak suka, mau atau tidak mau itu sudah demikian adanya. Di pihak lain ungkapan mengenai sesuatu yang tidak bisa ditambah atau dikurangi juga menunjukkan kesempurnaan karya Allah. Allah membuat karya-karya-Nya demikian dengan maksud tertentu, yaitu agar manusia takut akan Dia. Biasanya di dalam PL, “takut akan Allah” adalah tema yang positif. Takut akan Allah bagi Pengkhotbah sungguh-sungguh bahwa Allah adalah Allah yang menakutkan, disebut sebagai Sang Allah. Ingin memberikan bahwa Allah itu berbeda dengan manusia. Allah harus disembah dan manusialah yang menyembah Allah. Sebab Allah tetap melihat, memperhatikan dan peduli akan peristiwa yang terjadi dahulu atau yang sudah lalu. Yang sekarang ada dulu sudah ada, dan yang akan ada sudah lama ada. Allah telah merancangkan dan menetapkan, dan inilah waktu Allah dalam karya-Nya di tengah-tengah dunia.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,

Tuhan memberikan waktu untuk kita. Bagaimana kita meresponnya dengan syukur untuk hidup di dalam waktu TUHAN dengan memperhatikan dan menghayati secara sadar bahwa TUHAN-lah yang empunya kuasa atas waktu/masa. Amin.(KDW)

***

Rancangan Khotbah, 8 Januari 2012

Minggu Epifani ( Perjamuan kudus 1)

Warna Putih

Bacaan Leksionari:

Yes. 60:1-6; Mzm.72: 1-7, 10-14; Ef. 3:1-12; Mat.2:1-12

Bacaan Kotbah: Efesus 3:1-12

TERANG YANG MENUNJUKKAN JALAN.

Tujuan: Anggota jemaat menyadari kedatangan Kristus sebagai terang yang menuntun kepada kehidupan, sehingga mereka mengalami perjumpaan dengan Kristus.

LATAR BELAKANG TEKS

Efesus adalah sebuah kota besar di Asia Depan, di jaman Perjanjian Baru kota Efesus yang terletak di pantai Laut Tengah dan menjadi ibu kota propinsi Romawi yang disebut “Asia”. Kota ini menjadi pusat kebudayaan Yunani dan pusat penyembahan Dewi Artemis (dewi Ibu atau dewa Kesuburan) yang selama ribuan tahun dipuja di sana. Selain Dewi Artemis ada dewa-dewi lain yang dipuja, khususnya Kaisar Roma yang didewakan. Keberadaan jemaat yang dituju adalah jemaat Kristen non Yahudi, dengan latar belakang ada alam pikiran jemaat yang sinkritisme (paham/aliran yang merupakan perpaduan beberapa aliran), disebabkan adanya aliran, pemikiran, dan ajaran yang bermacam-macam disiarkan dalam masyarakat Yunani – Romawi dan hal ini menjadi ancaman bagi kepercayaan Kristen.

PENJELASAN TEKS

Ayat 1-2: Rasul Paulus menjelaskan bahwa dirinya telah dipenjarakan karena memberitakan Injil. Dan Tugas pemberitaan Injil (kasih Karunia Allah) diberikan oleh Allahkarena kebaikan Allah, dan dilakukan demi kepentingan jemaat.

Ayat 3-6: Allah telah mengungkapkan rahasia rencanaNya kepada Rasul Paulus melalui wahyu, yang telah dituliskan kepada jemaat Efesus. Jemaat Efesus akan mengetahui rahasia rencana Allah bila membaca surat tersebut. Rahasia itu dahulu tidak diberitahukan kepada anak-anak manusia, tetapi Roh Allah telah menyatakan rahasia itu kepada nabi-nabi dan kepada rasul-rasul yaitu bahwa orang-orang bukan Yahudi melalui pemberitaan Injil ikut menjadi ahli waris kerajaan Allah yang dulu hanya diperuntukan bagi orang Yahudi. Tetapi sekarang orang-orang non Yahudipun juga menjadi anggota tubuh yang sama (menerima hak yang sama) yaitu turut menerima apa yang dijanjikan Allah melalui Kristus Yesus.

Ayat 7- 12: Allah telah memberi anugerah yaitu tugas kepada Rasul Paulus untuk memberitakan Kabar Baik (Injil). Rasul Paulus pun meresponnya dengan menerima tugas tersebut. Rasul Paulus sendiri merasa paling hina di antara umat, tetapi diberi kepercayaan memberitakan kepada orang-orang bukan Yahudi kabar baik mengenai Kristus dengan segala kekayaannya. Sehingga semua tahu bagaimana Allah, Pencipta semesta alam ini, melaksanakan semua rencanaNya yang dahulu dirahasiakan kepada dunia. Sekarang melalui jemaat, semua yang memegang kekuasaan di surga mengetahui kebijaksanaan/hikmat Allah dalam segala bentuknya, sesuai dengan maksud Allah yang kekal, yang dinyatakan melalui perantaraan Yesus Kristus Tuhan. Sehingga di dalam Dia umat beroleh keberanian dan jalan masuk kepada Allah dengan penuh kepercayaan dan iman kepadaNya.

KONTEKS MASA KINI

Suasana tahun baru masih terasa, bayang-bayang kedepan tidak tahu apa yang akan terjadi, masih gelap, banyak godaan banyak tantangan dalam kehidupan. Contohnya, banyak orang menerawang kedepan dengan memegang dan mempercayai ramalan-ramalan, Shio-shio, ataupun horoskop. Tidak sedikit yang mengandalkan apa yang dimiliki. Roh jaman (Materialistis, Egois, hedonisme, dll) juga mempengaruhi cara berpikir jemaat, dunia yang serba instant menjadikan jemaat kurang menyadari arti pentingya proses, sehingga cenderung menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan, yang penting cepat selesai, cepat kaya tanpa memperhatikan apakah hal itu baik dan benar dihadapan Allah. Tidak sedikit orang yang berjalan menurut kehendaknya sendiri, sehingga banyak orang yang tersesat di jalan hidupnya.

SARAN PENYUSUNAN KOTBAH

Pendahuluan

Pengkotbah memulai kotbah ini dengan menyampaikan bahwa suasana kemeriahan menyambut Tahun baru 2012 masih sangat terasa. Setelah itu tanyakan kepada jemaat demikian “ siapa diantara kita yang sudah tahu apa yang akan terjadi di tahun 2012 ke depan? (bila memungkinkan minta jawaban dari beberapa anggota jemaat. Kemungkinan jawaban adalah sudah atau tidak).

Setelah itu pengkotbah menjelaskan bahwa banyak orang diterangi dengan percaya ramalan-ramalan yang akan terjadi ditahun ini, harapannya dapat mengatasi dan menghindari kesulitan-kesulitan hidup di tahun ini. Salah satunya masih banyak orang yang mengandalkan hartanya untuk menjalani dan melewati tahun ini. Terangkan juga bahwa tidak sedikit orang yang berjalan menurut kehendaknya sendiri, sehingga banyak yang tersesat dijalan hidupnya, semakin jauh dari Allah. Terangkan bahwa Allah telah memberi terang kepada manusia melalui perantaraan Tuhan Yesus Kristus, dan hal itu disaksikan oleh Rasul Paulus sendiri yang diberitakan kepada semua orang.

Isi

Terangkan kepada jemaat bahwa rasul Paulus telah dipenjarakan karena memberitakan Injil, dan tugas pemberitaan Injil ini diberikan karena kebaikan Allah. Rasul Paulus sadar bahwa dirinya adalah orang yang paling hina diantara umat Allah, sekalipun demikian Paulus dipanggil oleh Allah untuk memberitakan Injil Kristus.

Jelaskan bahwa Allah telah mengungkapkan rahasia rencanaNya dan telah memberitahukan semua kepada rasul Paulus, dan rahasia itu dahulu tidak diberitahukan kepada manusia, tetapi Roh Allah telah menyatakan rahasia itu kepada nabi-nabi dan kepada rasul-rasul yaitu bahwa orang-orang bukan Yahudi melalui pemberitaan Injil ikut menjadi ahli waris kerajaan Allah yang dulu hanya diperuntukan bagi orang Yahudi. Tetapi sekarang orang-orang bukan Yahudipun juga menjadi Anggota tubuh yang sama (menerima hak yang sama) yaitu turut menerima apa yang dijanjikan Allah melalui Kristus Yesus.

Terangkan bahwa melalui pemberitaan Injil yang dilakukan Rasul Paulus diharapkan manusia tahu bagaimana Allah telah melakukan segala rencanaNya dan mengetahui hikmat Allah, dan semua rencanaNya dilakukan dengan perantaraan Yesus Kristus. Sehingga dengan percaya kepada Yesus Kristus dan bersatu dengan Dia, umat diberi kebebasan untuk mendekati Allah dengan penuh kekercayaan.

Penutup

Tekankan, bahwa jemaat yang percaya kepada Tuhan Yesus juga termasuk menjadi ahli waris kerajaan Allah. Dengan beriman kepadaNya jemaat mengetahui hikmat Allah, yang akan menuntun dan menerangi jemaat untuk dekat kepada Allah, sehingga jemaat dituntun kepada hidup yang benar.

Contoh Khotbah Jadi.

TERANG YANG MENUNJUKKAN JALAN.

Jemaat yang dikasihi dan mengasihi Tuhan,

Sudah delapan hari ini kita meninggalkan tahun 2011, dan suasana tahun baru masih terasa di dalam hidup kita, ada harapan-harapan baru yang muncul, bahwa tahun 2012 ini harus lebih baik dari pada tahun yang lalu. Kalau boleh saya bertanya” Apakah ada yang tahu situasi kedepan ditahun ini?” ya memang tidak ada yang tahu, besok seperti apa dan bagaimana, (masih gelap). Kadang-kadang orang meraba-raba, atau menerangi dirinya dengan percaya ramalan-ramalan yang akan terjadi, baik melalui shio-shio, horoskop, dan lain sebagainya. Upaya-upaya ini sangat mudah dan murah didapat melalui iklan di TV, hanya dengan biaya Rp 2.000 ketik REG peramal sudah mengetahui nasib kita ke depan, dengan mengetahui nasib kedepan harapannya dapat mengatasi dan menghindari kesulitan-kesulitan hidup ditahun ini. Salah satunya masih banyak orang yang mengandalkan hartanya untuk menjalani hidup ditahun ini. Selain itu roh jaman yang mempengaruhi pola pikir sebagian jemaat, menjadikan jemaat tidak terarah, contohnya dalam dunia serba instan menjadikan jemaat kurang menyadari arti pentingya proses. Tidak sedikit orang yang terjebak dan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Yang penting cepat selesai, cepat kaya tanpa memperhatikan apakah hal itu baik dan benar dihadapan Allah. Tidak sedikit pula orang yang berjalan menurut kehendaknya sendiri, sehingga banyak yang tersesat dan semakin jauh dari Allah. Ketika menatap hari-hari di depan dapat dipastikan bahwa kita tidak tahu akan apa yang terjadi namun toch mau tidak mau kita tetap harus melangkah maju. Ketika kita merenungkan, sebenarnya Allah telah memberi terang dan hikmat kepada manusia, sehingga kita sebagai manusia tidak perlu takut berjalan untuk melewati tahun 2012 ini. Dan terang itu telah dinyatakan di dalam diri Yesus Kristus, yang sudah dinubuatkan oleh nabi-nabi, bahkan Rasul Paulus kepada semua orang, seperti yang ada dalam bacaan kita saat ini.

Jemaat yang dikasihi Tuhan,

Kita semua pasti tahu siapa rasul Paulus sebelumnya, seorang yang membenci ajaran Tuhan dan penganiaya jemaat, tetapi oleh Tuhan ia telah dirubah melalui kuasanya, sehingga ia mau bertobat, dan dipakai oleh Tuhan untuk menjadi alatnya. Ia menjadi seorang yang berubah 180 derajat, dari seorang yang melawan ajaran Tuhan menjadi seorang yang menyebarkan ajaran Tuhan bahkan sampai dipenjarakan karena pemberitaan injil.

Dalam suratnya kepada jemaat Efesus, rasul Paulus mengingatkan kembali bahwa ia telah dipenjarakan karena memberitakan Injil, dia sadar pula bahwa tugas pemberitaan Injil ini diberikan oleh Allah karena kebaikan Allah. Rasul Paulus sendiri sadar bahwa dirinya adalah orang yang paling hina diantara umat Allah (orang yang tidak layak) sekalipun demikian Paulus dipanggil oleh Allah untuk memberitakan Injil Kristus kepada orang-orang non Yahudi.

Mengapa Rasul Paulus memberitakan Injil kepada orang bukan Yahudi? Ya karena Allah telah mengungkapkan rahasia rencanaNya dan telah memberitahukan semua kepada rasul Paulus, yaitu bahwa orang-orang bukan Yahudi melalui pemberitaan Injil ikut menjadi ahli waris kerajaan Allah yang dulu hanya diperuntukan bagi orang Yahudi. Tetapi sekarang orang-orang bukan Yahudipun juga menjadi anggota tubuh yang sama (menerima hak yang sama) yaitu turut menerima apa yang dijanjikan Allah melalui Kristus Yesus. Sehingga melalui pemberitaan Injil yang dilakukan Rasul Paulus diharapkan manusia tahu bagaimana Allah telah melakukan segala rencanaNya dan manusia juga mengetahui hikmat Allah, dan semua rencanaNya itu dilakukan dengan perantaraan Yesus Kristus. Sehingga dengan percaya kepada Yesus Kristus dan bersatu dengan Dia, umat diberi kebebasan untuk mendekati Allah dengan penuh kepercayaan.

Dari sini kita bisa mengetahui bahwa didalam Yesus ada hikmah Allah, di dalam Yesus ada jalan untuk dekat kepada Allah, sehingga manusia mendapat terang dan tidak tersesat jalannya.

Jemaat Yang mengasihi Tuhan Yesus, Sebagai umat yang percaya kepada Tuhan Yesus, haruslah percaya bahwa kita adalah orang-orang pewaris Kerajaan Allah. Artinya keselamatan itu telah nyata di dalam kehidupan kita. Dengan beriman kepadaNya maka akan mengetahui hikmat Allah, sehingga kita akan dituntun dan diterangi untuk dapat dekat kepada Allah. Disaat kita dekat kepada Allah maka kita dituntun kepada kehidupan yang dikehendakiNya. Untuk itu marilah kita sebagai umat Tuhan dalam mengisi dan melewati tahun 2012 ini, kita mau benar-benar bergaul dengan Tuhan Yesus melalui sabda firmanNya dan beriman kepadaNya, karena Dialah yang akan menerangi dan menuntun hidup kita, sehingga kita tidak berjalan dalam kegelapan dan tidak akan tersesat. Oleh karena mari kita tinggalkan berhala jaman ini yang berkaitan dengan ramalan, okultisme, matrialisme, hedonisme, dan individualisme. Amin. (JN)

UsulanAyat-ayat dan Lagu-lagu

1. Ny Pembukaan: PKJ. 2:1.

2. Nats Pembimbing: Matius 2:1-2

3. Ny Pujian

: PKJ. 258:1-2

4. Berita Anugerah: Yesaya 60:1-2

5. Ny Peneguhan: PKJ. 241:1-3

6. Ny Responsoria: PKJ. 230:1-4

7. Nats Persembahan: Amsal 3:9-10

8. Ny Persembahan: PKJ. 145:1 dstnya

9. Ny Penutup

: PKJ. 131:1-3

Rancangan Khotbah, 15 Januari 2012

Minggu Epifani 2

Warna Hijau

Bacaan Leksionari:

1 Sam. 3:1-20; Mzm. 139: 1-6, 13-18; Ef. 3: 1- 12; Mat. 2: 1 -12

Bacaan Khotbah: Mazmur 139:1-6, 13-18

MENGABDIKAN HIDUP KEPADA TUHAN

Tujuan

1. Jemaat mengakui akan keberadaan Allah yang maha tahu.

2. Jemaat sungguh-sungguh mengabdikan hidupnya bagi kemuliaan Tuhan

PENJELASAN TEKS

1. Mazmur 139 ini merupakan kesusasteraan yang berisi syair yang indah. Dibagi menjadi 2 bagian yaitu bagian I (ayat 1-18) tentang Pengakuan Iman dan bagain II (ayat 19-24) tentang Permohonan kepada Tuhan. Jika dibandingkan bagian I dengan bagian II ditemukan perbedaan yang mencolok. Pada bagian I bernada sebuah pengakuan iman, didalam ketenangan, kedamaian jiwa yang mengagumkan, sukacita. Sebaliknya pada bagian II nada emosi dan mendesak seolah tidak sabar terhadap orang-orang yang fasik yang mengitarinya.

2. Ayat-ayat yang disusun dengan teratur ini dibagi atas 4 sajak, masing-masing terdiri dari 6 ayat, yaitu:

1. Sajak I (ayat 1 – 6) : tentang Tuhan Maha Tahu

2. Sajak II (ayat 7 – 12 ) : tentang Tuhan Maha Hadir

3. Sajak III (ayat 13 – 18) : tentang Tuhan Maha Kuasa

4. Sajak IV (ayat 19 – 24) : menyatakan sambutan penulis Mazmur

terhadap berita-berita indah mengenai sifat-sifat Tuhan,

menyebabkan ia bertelut mempersembahkan doa.

3. Tuhan Maha Tahu (ay.1-6) : menyatakan pengakuan iman pemazmur bahwa: hati, pikiran, jalan (tindakan) dan perkataannya diketahui Allah. Bagi pemazmur kemahatahuan adalah ‘pengenalan Allah yang sempurna akan diriku.’ Tuhan mengetahui apa saja yang dilakukan pemazmur apakah sedang duduk, berdiri, berjalan atau berbaring. Bahkan yang masih tersimpan dalam hatinya - belum terucap, dari jauh Tuhan sudah mengetahui. Tuhan menjaga dengan kuasaNya mengelilingi dari semua arah, belakang, depan dan dari atas tangan Tuhan. Menyadari keterbatasan dirinya, pemazmur menyatakan ketakjubannya, kagum akan keajaiban pengetahuan Tuhan akan dirinya, terlalu tinggi sungguh tidak terpahami.

4. Tuhan Maha Kuasa (ay.13-18): pengakuan iman pemazmur bahwa manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling dasyat dan ajaib merupakan bukti kemahakuasaan-Nya. Digambarkan sebagai seniman agung. Dalam proses pembentukan manusia, Tuhan menenun (membentuk) dalam kandungan ibu organ-organ tubuh yang sesuai, indah, sempurna menimbulkan perasaan bersyukur, hormat dan kagum hati pemazmur. Kejadiannya begitu dasyat dan ajaib ‘jiwaku benar-benar menyadarinya (ay.14). Tuhan melihat hari-hari akan datang sebelum ada satupun daripadanya, semuanya tercatat dalam kitab Tuhan. Pemazmur mengakui betapa sulitnya pikiran Tuhan bagi dirinya, betapa banyak jumlahnya jika dihitung lebih banyak dari pasir. Dan meskipun demikian pemazmur masih bersama-sama Tuhan.

KONTEKS MASA KINI

1. Tidak sedikit orang menolak pemberian Tuhan atas dirinya. Merasa hidung pesek, terlalu gemuk, ukuran anggota tubuh tertentu kurang indah, lalu dioperasi plastik. Permukaan kulit yang semula halus di’tato’ agar kelihatan lebih garang untuk diakui oleh komunitasnya.

2. Hancurnya penghargaan atas kehidupan semakin luas. Tindakan eksploitasi manusia terhadap sesama ciptaan baik secara tersembunyi maupun terang-terangan: jual beli organ tubuh, prostitusi, memperkerjakan anak-anak, penebangan liar, perburuan satwa, pencemaran air-udara-tanah. Semuanya bertujuan untuk mendapatkan untung sebanyak-banyaknya tanpa memikirkan akibat yang ditimbulkan bagi kebaikan alam raya ciptaan Tuhan.

3. Motivasi melaksanakan ajaran agama berubah dari berbakti kepada Allah menjadi menuruti keinginan diri semata atau bertujuan untuk kepentingan-kepentingan tertentu saja.

SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH

Pendahuluan

Pengkotbah mengawali khotbah dengan beberapa pertanyaan retoris (pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban) antara lain: “siapakah yang mengecat cabe, awalnya hijau berubah menjadi merah ? “ Adakah seorang petani yang telah mewarnainya? Pengkotbah menjelaskan bahwa Tuhan adalah Pelukis yang Agung itu, Dia-lah pencipta yang berdaulat atas segala ciptaanNya. Tentunya kita akan meyakini dengan sungguh kuasa Tuhan atas hidup dan masa depan kita. Hidup yang dianugerahkan kepada kita perlu dipersembahkan bagi kemuliaan-Nya.

Isi

Berdasarkan penjelasan awal kotbah di atas, Pengkotbah menyampaikan kepada jemaat beberapa hal antara lain:

1. Pemazmur mengakui pengenalan Tuhan akan dirinya sangat sempurna, sungguh ajaib, tidak terpahami oleh pikirannya. (lihat Penjelasan Teks 3). Demikian juga manusia hendaknya mengakui akan keberadaan Tuhan. Tuhan mengetahui segenap hidup manusia, baik lahir maupun batin.

2. Selain itu Tuhan mahakuasa, yang berdaulat atas diri setiap manusia. Ketika proses pembentukan bakal (anak) manusia dalam kandungan Tuhan sudah berkarya disana dengan sempurna. Bahkan sebelum terbentuk Tuhan sudah mencatat arah dan perjalanan kehidupan setiap orang. Kemahakuasaan Tuhan sungguh disadari pemazmur. Sehingga dia tetap menyatakan untuk bersama-sama dengan Tuhan (lihat Penjelasan Teks 4). Jika manusia sudah tidak lagi mengakui Tuhan sebagai Pencipta yang mahatahu dan berkuasa maka manusia tidak lagi dapat mensyukuri dan menghargai hidup ini. Manusia akan menjauh dari Tuhan, mengabdi- kan diri pada dirinya sendiri dan keinginan-keinginan duniawi.

3. Pengkotbah dapat menghubungkan teks dengan Konteks Masa Kini (Lihat konteks masa kini).

4. Pengkotbah diberikan kesempatan menggali dan mengungkapkan isu-isu terkini yang ada hubungannya dengan teks Alkitab ini.

Penutup

Pengkotbah mengakhiri kotbah ini dengan memantapkan hati warga jemaat bahwa setiap orang yang sungguh-sungguh mengabdi kepada Tuhan akan beroleh pertolongan didalam hidupnya. Sebab Tuhan mengenal setiap ciptaanNya dan berkuasa atasnya. Tinggal bersama-sama dengan Tuhan akan mendapatkan ketenangan.

***

Contoh Kotbah Jadi

MENGABDIKAN HIDUP KEPADA TUHAN

Saudara – saudara yang dikasihi Tuhan Yesus,

“Siapakah yang mengecat cabe, awalnya hijau lambat laun berubah menjadi merah?“ Adakah seorang petani yang telah mewarnainya? Tidak seorang pun yang mampu melakukan sesempurna hasil karya Tuhan. Tuhan adalah Pelukis yang Agung itu, Dia-lah pencipta yang berdaulat atas segala ciptaanNya. Tuhan mengetahui setiap saat dalam hidup kita. Dia mengenal diri kita jauh daripada diri kita mengenal diri kita sendiri. Tentunya kita akan meyakini dengan sungguh kuasa Tuhan atas hidup dan masa depan kita. Hidup yang dianugerahkan kepada kita perlu dipersembahkan bagi kemuliaan-Nya.

Saudara – saudara yang dikasihi dan mengasihi Tuhan,

Pengakuan akan kemahatahuan Tuhan atas kehidupan kita penting. Sebab dengan pengakuan tersebut terkandung sikap hidup hormat dan bergantung dengan kuasa pertolonganNya dan atas setiap persoalan yang kita hadapi dalam kehidupan ini. Tuhan sungguh mengenal dengan sempurna akan diri kita. Apa saja yang kita perbuat: sedang duduk, berdiri, bekerja atau istirahat berbaring tidak ada yang dapat ditutupi dari Tuhan. Bahkan angan-angan, pikiran, niat yang masih tersimpan dalam hati - belum terucap, dari jauh Tuhan telah lebih dulu mengetahui. Tidak ada celah sekecil apapun untuk menghindar dari penglihatan-Nya. Dari semua sisi Tuhan mengelilingi, belakang, depan dan dari atas tangan Tuhan menaungi dan menjaga dengan kuasaNya untuk melindungi kita. Begitu dalam pengetahuan Tuhan tidak terjangkau oleh pikiran siapapun. Menyadari keterbatasan dirinya maka Pemazmur menyatakan ketakjubannya, kekagumannya akan keajaiban pengetahuan Tuhan pada dirinya. Pemazmur mengatakan terlalu tinggi sungguh tidak terpahami.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus

Hidup setiap orang berharga karena Tuhan yang memberikannya. Pemazmur mengakui bahwa manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling dasyat dan ajaib, ini merupakan bukti kemahakuasaan-Nya. Tuhan digambarkan sebagai Seniman Agung. Dalam proses pembentukan manusia, Tuhan menenun (membentuk) dalam kandungan ibu organ-organ tubuh yang sesuai, indah, sempurna sehingga mendorong Pemazmur untuk bersyukur, menaruh hormat dan kagum pada Tuhan. Kejadiannya begitu dasyat dan ajaib ‘jiwaku benar-benar menyadarinya (ay.14). Tuhan melihat hari-hari akan datang sebelum ada satupun dari padanya, semuanya tercatat dalam kitab Tuhan. Pemazmur mengakui betapa sulitnya pikiran Tuhan bagi dirinya, betapa banyak jumlahnya jika dihitung lebih banyak dari pasir. Dan meskipun demikian Pemazmur masih bersama-sama Tuhan.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus,

Meskipun sekarang ini banyak orang yang tidak lagi sungguh-sungguh mengakui kemaha-tahuan Tuhan, sehingga tidak lagi takut kepada Tuhan. Berprilaku buruk dengan menuruti keinginan-keinginan dirinya sendiri atau kelompok-nya. Ada yang dengan terang-terangan atau dengan cara sembunyi-sembunyi mengorbankan sesamanya untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya. Tindak kejahatan semakin meningkat, pembegalan terhadap pengendara sepeda motor terjadi tiap hari, pencurian ternak, perampasan, penjualan perempuan untuk praktek prostitusi, memperkerjakan anak-anak dibawah umur, korupsi, dsb. Ditengah-tengah kondisi seperti itu, mari kita mengabdikan diri dengan nyata, berani menegakkan kebenaran dan keadilan Tuhan ditengah kehidupan sehari-hari dengan penuh ketulusan hati, bukan dengan kemunafikan.

Ungkapan syukur kepada Tuhan yang telah menenun kita sejak dalam kandungan tersebut, juga bisa kita ungkapkan/wujudkan dengan kesetiaan beribadah.

Marilah kita mengakui bahwa tidak ada kuasa apapun yang mampu melampaui kemahakuasaan Tuhan. Meskipun disekitar kehidupan kita masih banyak orang yang sudah meragukan kuasa Tuhan. Tuhan kita mahatahu, Dia selalu hadir dan berkuasa untuk melindungi kita. Kita harus selalu tinggal bersama Tuhan, menyerahkan diri untuk berdoa agar kita diberi kemampuan menjauhi segala bentuk kejahatan. Bersama Tuhan kita akan mendapatkan keamanan dan ketenangan jiwa. Berbahagialah setiap orang yang sepenuh hati mengabdi kepada Tuhan. Amin.

(DGS)

UsulanAyat-ayat dan Lagu-lagu

1. Ny Pembukaan

: PKJ. 22:1-3

2. Nats Pembimbing

: 1 Samuel 3:18-20

3. Ny Pujian

: KJ. 68:1-2

4. Berita Anugerah

: 1 Korintus 6:18-20

5. Ny Peneguhan

: PKJ. 4:1 (2x)

6. Ny Responsoria

: KJ. 376:1-4

7. Nats Persembahan: Roma 12:1-2

8. Ny Persembahan

: PKJ. 264:1 dstnya

9. Ny Penutup

: KJ. 400:1 dan 4

***

Rancangan Khotbah, 22 Januari 2012

Minggu Epifania 3

Warna Hijau

Bacaan Leksionari:

Yun. 3:1-5; Mzm. 62:5-12; I Kor.7:29-31; Mrk. 1:14-20

Bacaan Khotbah : Markus 1:14-20

MERESPONI PANGGILAN YESUS

UNTUK MENJADI BERKAT

Tujuan:

1. Jemaat mengetahui peristiwa pemilihan murid yang pertama.

2. Jemaat memiliki komitmen merespon panggilan Tuhan.

3. Jemaat memiliki komitmen untuk menjadi berkat.

PENJELASAN TEKS

Disampaikan dalam Mark 1:14; bahwa Yohanes ditangkap dan kemudian datanglah Yesus ke Galilea. Hal ini perlu diingat bahwa penangkapan Yohanes dan kemudiaan dimasukan dalam penjara dikarenakan Ia telah menghina raja Herodes di depan umum. Yohanes telah mengingatkan raja Herodes akan ketidaklayakannya memperistri iparnya sendiri yaitu Herodias. Setiap orang yang menegur dan telah menghina raja tidak ada yang selamat, demikian juga terjadi pada diri Yohanes. Herodes telah membawanya ke dalam penjara, bahkan membunuhnya. (Mat 14:3-12).

Kedatangan Yesus ke Galilea, mungkin saja terjadi agar Ia terluput dari penguasa yang kejam yaitu raja Herodes yang telah menangkap Yohanes Pembaptis. Jadi bila terjadi sesuatu Yesus dapat menyingkir jauh ke Kerajaan Filipus, seorang raja yang baik hati. Selanjutnya bisa saja menjadi alasan Yesus keluar dari kota Nazaret adalah seperti dalam kesaksian Markus 6:4 bahwa: seorang nabi akan dihormati di mana-mana kecuali ditempat asalnya sendiri.

Kalau kita mencermati daerah Galilea, kota ini adalah tempat yang terkenal dan dikelilingi oleh bangsa-bangsa yang dianggap kafir oleh orang Yahudi. Di sebelah barat tinggalah orang Funisia, sebelah Utara dan Timur tinggalah orang Syria, dan sebelah selatan tinggallah orang Samaria. Galilea adalah kota bagian dari Palestina yang selalu berhubungan dengan pengaruh-pengaruh non Yahudi. Jadi dibandingkan dengan bagian-bagian Palestina yang lain Galilea merupakan wilayah yang terbuka terhadap ide-ide yang baru.

Wilayah Galilea berpusat disekitar laut Galilea. Permukaaan laut Galilea berada kira-kira 220 dibawah permukaan laut. Kenyataan ini mengakibatkan wilayah-wilayah di sekitarnya menjadi subur. Pada zaman Yesus tampil, Laut Galilea merupakan tempat penangkapan ikan yang ramai.

Inilah awal mula Yesus dalam kesaksian Injil Markus, bahwa kalimat berita yang menjadi salah satu pokok inti pekerjaan Yesus yaitu memberitakan Injil Allah: Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil (Mark.1:15). Memberitakan atau menjadi pewarta adalah orang yang membawa pesan atau berita langsung. Isinya tentu tidak diragukan lagi.

Pernyataan bahwa Kerajaan Allah sudah sudah dekat: bukan berarti Yesus memimpin membawa pedang ke medan perang untuk mengalahkan tentara-tentara Romawi dan melakukan pemulihan kerajaan seperti pada masa raja Daud. Ini adalah kerajaan secara Politis. Kerajaan Allah adalah suasana kepentingan Allah itu hadir. Suatu keadaan yang mana Allah berperan mengusai kehidupan.

Setiap orang dipanggil hidup dalam Kerajaan Allah dengan menjadikan Allah sebagai Raja kehidupannya. Untuk itu Ia mengajak semua orang menanggapinya. Menjadikan Allah sebagai raja diawali dengan pertobatan dan percaya pada kabar sukacita. Sikap bertobat adalah suatu sikap sadar, adapun sikap tersebut selalu memperjuangkan dan memperbaiki keadaan yang belum berkenan oleh Allah.

Peristiwa Yesus menyusuri danau Galilea sambil mengajar, ketika itu melihat Simon Petrus dan Andreas, itu nampaknya bukan pertama kali Yesus melihat mereka. Sebagaimana dalam kesaksian Injil Yohanes, sebagian dari mereka pada waktu itu telah menjadi murid Yohanes Pembaptis (Yoh 1:35). Jadi tentunya mereka pernah berbicara dengan Yesus dan telah mendengar ajaran-ajaranNya. Tetapi baru pada saat pertemuan di danau Galilea inilah, mereka mendapatkan tantangan yang baru. Mari ikutlah Aku, dan kamu akan menjadi penjala manusia (Mark. 1:17). Selanjutnya sebelum mendekati Kapernaum masih di dekat danau Galilea Yesus memanggil Yakobus dan Yohanes. Nampak sekali para penjala-penjala ikan ini begitu terbuka dengan panggilan Yesus.

Cukup menarik jika kita melihat latar belakang dari murid-murid yang dipilih. Yesus melihat bahwa kehidupan mereka biasa. Mereka bukan orang yang terpelajar, berpengaruh, kaya dan berasal dari keluarga yang terhormat. Mereka pekerja-pekerja biasa yang tidak memiliki latar belakang yang besar. Mungkin bisa dipastikan juga tidak memiliki masa depan yang baik. Orang-orang biasa yang seperti inilah yang dipilih Yesus.

Inilah sebuah peristiwa pemilihan Yesus kepada para murid. Menjadi murid atau pengikut Yesus berarti berjalan di belakang Yesus. Berjalan di belakang Yesus berarti mengikuti teladan Yesus. Salah satu teladan Yesus adalah mewartakan Kabar Baik kepada semua orang.

KONTEKS MASA KINI

1. Setiap orang ingin dihargai orang lain. Itu wajar dan manusiawi. Namun ketika penghargaan hanya diletakan pada nilai kekayaan dan kekuasaan (status sosialnya) maka manusia cenderung untuk menjadi pemangsa bagi yang lainnya. Dominasi kepentingan-ku akan menjadi lebih besar. Penghargaan kehidupan bukan terletak pada nilai kedudukan dan kekuasaan melainkan kesediaan untuk merespon undangan Yesus untuk melayani.

2. Bukan rahasia lagi saat ini, krisis keteladanan telah menggerogoti kehidupan kita. Negeri kita yang tercinta dikenal sebagai bangsa yang santun namun dalam praktek pemerintahan banyak sekali praktek korupsi dan suap. Tindakan ini sepertinya menjadi makanan sehari-hari. Demikian lembaga keagamaan yang seharusnya menjadi teladan mengawal pembangunan Indonesia, malah menjadi sarang praktek penggelapan uang.

3. Fanatisme yang sempit masih menjadi virus yang menggerogoti nilai keragaman di negeri kita. Masih ada peristiwa bom bunuh diri dan issu peledakan bom pada tempat ibadah seperti gereja. Oleh sebab itu Gereja saat ini ditantang dalam rangka mewujudkan panggilan Kristus dalam upaya pewartaan Injil.

4. Banyak dari anggota jemaat kurang bersedia meresponi undangan Yesus ketika dipilih menjadi anggota majelis yaitu Penatua atau Diaken atau bahkan pengurus komisi/panitia.

SARAN PENYUSUNAN KOTBAH

1. Pendahuluan

· Pengkotbah dapat menceritakan bahwa setiap orang Kristen memiliki tanggung jawab tidak cukup hanya sekedar hari minggu pergi beribadah. Pengkotbah dapat memberikan contoh ilustrasi-ilustrasi yang mengajak jemaat untuk merasakan tanggung jawab terhadap tugas dan panggilan gereja.

· Pengkotbah menegaskan kepada jemaat agar terlibat dalam tanggung jawab pekerjaan Tuhan.

2. Isi

· Pada bagian ini pengkotbah dapat menceritakan kisah Yesus memanggil para murid.

· Pengkotbah dapat menegaskan bahwa pangilan tersebut direspon dengan positif oleh para murid.

· Ajaklah jemaat untuk meresponi panggilan Tuhan ini dengan keterbukaan, pertobatan dan siap untuk menjadi berkat. Dan selanjutnya pengkotbah dapat menyampaikan konteks masa kini yang sesuai.

· Pengkotbah dapat mengungkapkan isu-isu terkini yang dihubungkan dengan teks Alkitab ini.

3. Penutup

· Pengkotbah mengakhiri kotbah ini dengan penegasan bahwa pekerjaan Tuhan Yesus adalah dinamis. Ia terus memanggil jemaatNya untuk mewartakan Injil. Dan Ia tidak pernah berhenti untuk memanggil orang-orang pilihanNya.

Contoh Kotbah Jadi

MERESPONI PANGGILAN YESUS

UNTUK MENJADI BERKAT

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,

Kita sering mendengar istilah calo di terminal. Orang tersebut biasanya bekerja menawarkan kepada calon-calon penumpang bus sesuai Trayek yang ada. Biasanya mereka berteriak-teriak menawarkan bus dengan berbagai tujuan kepada calon penumpang. Medan…..Yogya…..dll! Setelah ada calon penumpang naik ke bus dan berangkat ke tujuan dengan sopir, calo tersebut tidak ikut bus ke tujuan. Sang calo tetap berada pada aktifitas menawarkan bus-bus dengan berbagi tujuan.

Ilustrasi ini menggambarkan kepada kita: banyak orang meneriakan tentang Kerajaan Sorga dan Kabar Sukacita yang di dalamnya terdapat nilai pengampunan, kebenaran dan keadilan, namun orang tersebut tidak terlibat dan hidup di dalamnya. Oleh sebab itu marilah kita belajar dari peristiwa Yesus yang menyampaikan undangan kepada para nelayan di Galilea, dan akhirnya apa yang bisa kita pelajari dari peristiwa ini.

Pada waktu itu Yesus sedang menyusuri danau Galilea. Galilea adalah daerah yang terbuka terhadap pengajaran-pengajaran yang baru dan danau ini dikenal sebagai daerah penangkapan ikan yang ramai. Yesus mengawali pengajaranNya di daerah ini. Di dalam pengajaranNya Ia meneriakan “Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!”. Dari kalimat ini Yesus berperan sebagai pewarta menyampaikan kabar baik. Kabar baik itu adalah warta Kerajaan Allah. Kerajaan Allah adalah suasana Allah memerintah sebagai Raja. Allah yang berkehendak dan kehendak Allah yang terjadi.

Istilah Kerajaan Allah sudah dekat berarti Pemerintahan Allah mulai terwujud salah satunya melalui Yesus melakukan penyembuhan, pengajaran, dan pengusiran setan-setan. Dalam diri Yesus inilah permulaan Kerajaan Allah dinyatakan oleh sebab itu dengan kenyataan ini menuntut sikap manusia yang: “Bertobat dan percaya kepada Injil”. Yang ingin disampaikan dalam kalimat pengajaran Yesus ini adalah sikap yang cocok dengan pemerintahan Allah. “Bertobatlah”! berarti ubahlah haluan hidupmu dan arahkanlah hidupmu pada kehendak Allah.

Inilah salah satu pokok inti dari pengajaran Yesus dan nampaknya ketika Yesus melakukan pengajaran ini bukan yang pertama kalinya di antara para nelayan. Dari pengajaran Yesus ini akhirnya mengakar di hati para nelayan, misalnya Simon dan Andreas sehingga mereka menerima undangan Yesus. Disusul Yakobus dan Yohanes. Para nelayan ini merespon dan tanggap terhadap undangan Yesus untuk mewartakan Kerajaan Allah di tengah kehidupan mereka dengan mengikut Yesus.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,

Mengikut Yesus berarti meraka berjalan di belakang Yesus. Yesus menjadi teladan bagi kehidupan para murid. Kalau dalam Perjanjian Lama, mengikuti seseorang atau berjalan dibelakang seseorang mengandung arti mengiringi, mentaati, mencintai, menyerahkan diri dan mengabdikan diri. Itulah yang terjadi pada kehidupan para murid. Mereka mengikuti Yesus keluar masuk desa dan kota, turun naik lembah dan bukit, melintasi gurun, kebun anggur dll.

Para murid tidak lagi sekedar tertarik dan menyaksikan Yesus mengajar seperti di danau Galilea, namun mereka terlibat langsung dalam pewujudan Injil. Karya Allah sungguh mereka rasakan. Hidup mereka menjadi berubah. Saat itu mereka adalah mitra Yesus yang juga mewartakan Kerajaan Allah.

Itulah yang terjadi pada peristiwa pemanggilan murid yang pertama. Dalam peristiwa ini kita belajar: Pewujudan Kerajaan Allah bukan hanya terjadi pada saat Yesus ada pada waktu itu. Tetapi juga tugas kita untuk mewujudkan Kerajaan Allah dalam kehidupan kita. Dengan undangan Yesus ini mari dengan segenap hati kita belajar:

1. Membuka hati kita untuk menerima tawaran Kerajaan Allah.

Membuka hati untuk menerima tawaran Kerajaan Allah berarti menerima Allah sebagai Tuan atas kehidupan kita. Keadaannya tidak memaksakan kehendak dan menggunakan kesempatan untuk kepentingan diri sendiri ataupun kelompok. Nilai yang dibangun dalam kehidupannya selalu sadar/mengerti keinginannya dan harapan mereka berbeda dengan keinginan dan rencana Allah untuk hidup mereka. Keterbukaan adalah kata kunci panggilan dari Allah.

Membuka hati untuk menerima panggilan Kristus berarti siap untuk mengikut Yesus. Mengikut Yesus berarti kita siap untuk menjadikan Ia teladan bagi kehidupan kita. Hidup dengan kasih, peduli dan bersedia berkorban.

2. Siap menjadi berkat bagi kehidupan.

Inilah salah satu tujuan final kita sebagai umat yang dipanggil untuk memperoleh kehidupan yang bermartabat. Kita diutus untuk mewujudkan nilai-nilai Allah yang meraja bagi kehidupan. Kita selayaknya gelisah dengan liturgi kita yang mengajak kita untuk mewartakan damai sejahtera bagi kehidupan. Liturgi kita bukanlah sebagai bendungan yang hanya sebagai penampung, tetapi aliran sungai yang mengajak kita untuk mewartakan kabar baik dan menjadi berkat bagi sesama.

Bagi kita sebagai anggota jemaat yang telah dipilih menjadi anggota majelis, menjadi anggota komisi, panitia-panitia ataupun kerja kelompok sosial kemasyarakatan terimalah itu dengan sukacita. Bukalah hati untuk menerima panggilan tersebut. Itulah kehidupan sesungguhnya.

Akhirnya! Tuhan kita adalah Tuhan yang dinamis, yang terus melanjutkan karya penyelamatan-Nya di dunia ini. Maka, Dia memanggil dan memilih orang-orang yang mau diutus-Nya. Kemampuan dan keterampilan bukanlah menjadi kunci kesuksesan dalam panggilan, melainkan keterbukaan, kesiapsediaan orang untuk hidup berakar dalam Kristus. Amin.

UsulanAyat-ayat dan Lagu-lagu

1. Ny Pembukaan: KJ. 4:1-3

2. Nats Pembimbing: Mazmur 11:4-7

3. Ny Pujian

: KJ. 159:1-2

4. Berita Anugerah: Kolose 1:19

5. Ny Peneguhan: KJ. 39:1-2

6. Ny Responsoria: KJ. 432:1-2

7. Nats Persembahan: 2 Korintus 9:13-15.

8. Ny Persembahan: KJ. 393:1 dstnya

9. Ny Penutup

: KJ. 426:1-2

***

Rancangan Kotbah, 29 Januari 2012

Minggu Epifani 4

Warna Hijau

Bacaan berdasarkan Leksionari :

Ulangan 18:9-22; Mazmur 111; 1 Korintus 8:1-13; Markus 1:21-28

Bacaan Kotbah: Ulangan 18:9-22 (15-20)

SUARAKAN SUARA KENABIAN

Tujuan :

1. Anggota jemaat memahami dan menyadari tugas panggilan sebagai nabi.

2. Anggota jemaat memelihara kenabiannya dan disuarakan kepada pihak lain.

PENJELASAN TEKS

Pengantar

Kitab Ulangan terdiri dari serangkaian pidato-pidato yang diucapkan Musa di depan bangsa Israel waktu mereka berada di negeri Moab. Mereka berhenti di situ sesudah mengakhiri perjalanan panjang lewat padang gurun dan sebelum masuk ke Kanaan untuk menduduki negeri itu.

Beberapa pokok yang penting dari kitab ini ialah:

1. Musa mengingatkan bangsa Israel akan peristiwa-peristiwa besar selama 40 tahun yang terakhir. Ia mohon kepada bangsa Israel supaya mereka ingat bagaimana Allah memimpin mereka melalui padang gurun dan karena itu mereka harus taat dan setia kepada Allah.

2. Musa mengulangi Sepuluh Perintah Allah, dan ia menekankan arti Perintah yang Pertama. Ia minta dengan sangat supaya orang Israel beribadat kepada TUHAN saja. Lalu ia mengulangi beberapa hukum dan perintah yang mengatur kehidupan bangsa Israel di tanah yang sudah dijanjikan.

3. Musa mengingatkan bangsa Israel akan arti ikatan perjanjian Allah dengan mereka. Ia mendorong bangsa itu supaya membaharui kesediaan mereka untuk memenuhi kewajiban-kewajiban mereka.

4. Yosua ditunjuk sebagai pengganti Musa untuk memimpin umat Allah. Sesudah menyanyikan sebuah lagu pujian bagi kesetiaan TUHAN, dan mengucapkan berkat atas suku-suku Israel, Musa meninggal di Moab, di sebelah timur Sungai Yordan.

Tema pokok kitab ini ialah bahwa Allah sudah menyelamatkan dan memberkati umat pilihan-Nya, bangsa yang dikasihi-Nya. Jadi bangsa Israel tak boleh lupa akan hal itu. Mereka harus mentaati Allah, supaya mereka tetap hidup dan terus diberkati.

Bagian yang paling penting dalam kitab ini ialah 6:4-6. Ayat-ayat ini memuat kata-kata yang oleh Yesus disebut hukum yang terbesar, "Cintailah TUHAN Allahmu dengan sepenuh hatimu: Tunjukkan itu dalam cara hidupmu dan dalam perbuatanmu."

HIDUP DENGAN TIDAK BERCELA DI HADAPAN TUHAN ALLAH

Tuhan melalui Musa mengingatkan dan menasehati orang Israel untuk nanti ketika sudah masuk dan berdiam di tanah Kanaan agar tidak meniru kebiasaan yang mengorbankan anak kepada dewa-dewa kafir, yang dilaksanakan supaya berusaha mempengaruhi jalannya peristiwa-peristiwa di masa depan. Sebab, di mata Tuhan adalah ...kekejian yang dilakukan bangsa-bangsa itu. Tradisi atau kebiasaan yang tidak dikehendaki TUHAN yang ada di dalam bangsa Kanaan, antara lain: ...mempersembahkan anaknya laki-laki atau anaknya perempuan sebagai korban dalam api, ataupun seorang yang menjadi petenung, seorang peramal, seorang penelaah, seorang penyihir, seorang pemantera, ataupun seorang yang bertanya kepada arwah atau kepada roh peramal atau yang meminta petunjuk kepada orang-orang mati. (ay.10, 11). Mereka yang menjadi petenung berusaha untuk meramal masa depan atau menyingkap rahasia-rahasia dengan bantuan roh-roh jahat atau aneka cara yang dipakai manusia. Daftar ini mencakup para pemantera, orang yang bertanya kepada roh, atau siapapun yang memanggil arwah orang mati atau berhubungan dengan dunia roh jahat untuk menyingkap rahasia-rahasia, meramal masa depan, atau memperoleh kekuasaan.

Ayat 9-11 ini menyebutkan berbagai kegiatan okultisme (perdukunan, dll) yang umum dipakai dalam agama bangsa-bangsa Kanaan, yang merupakan kekejian bagi Allah dan dilarang oleh-Nya. Sebab setiap orang yang melakukan hal-hal ini (ay. 10,11) adalah kekejian bagi TUHAN, dan oleh karena kekejian-kekejian inilah TUHAN, Allahmu, menghalau mereka dari hadapanmu. (ay.12). Mengapa? Dikatakan sebagai kekejian bagi TUHAN, karena bangsa ini hidup dalam kebiasaan-kebiasaan bercela di hadapan TUHAN, bukan mendengarkan TUHAN, tetapi roh yang lain atau ilah lain. Jika berkait dengan hukum Taurat, hal-hal ini melanggar perintah-Nya : Jangan ada padamu allah lain dihadapan-Ku, dan jangan buat bagimu berhala untuk disembah.

Maka, apa yang diharapkan oleh TUHAN kepada bangsa yang hendak masuk ke tanah Kanaan? Yaitu, “haruslah engkau hidup dengan tidak bercela di hadapan TUHAN, Allahmu” (ay.13). TUHAN tidak mengizinkan bangsa pilihan-Nya melakukan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa lain. Tidak diizinkan untuk berbuat yang bercela seperti yang dilakukan bangsa-bangsa lain, yaitu mendengarkan kepada peramal atau petenung. Sebab, TUHAN adalah Allah yang cemburu, yang tidak mau diduakan, atau dinomor duakan. TUHAN Allah haruslah disediakan tempat yang pertama dan utama. Bangsa Israel dibawah kepemimpinan Musa harus mendengarkan suara TUHAN, Allah yang telah membawa mereka keluar dari tanah perbudakan Mesir.

Haruslah engkau hidup dengan tidak bercela di hadapan TUHAN, ini adalah nasehat serta firman yang memerintahkan bahwa hidup yang menghidupkan ialah menerapkan dan melakukan tindakan kehidupan yang baik, benar dan berkenan di hadapan TUHAN. Melakukan apa yang dikehendaki oleh TUHAN, itu adalah tugas dan panggilan sebagai umat pilihan. Juga kepada kita yang menjadi pengikut Yesus Kristus dan percaya akan TUHAN Allah semesta alam. Apa yang diperdengarkan TUHAN, kepada bangsa Israel dengan maksud yang baik dan benar menurut ukuran dan kehendak TUHAN, yang mungkin bagi ukuran manusia yang mendengar tidak baik/benar, terkesan mendikte/memaksa. Tetapi, sungguh jika hal itu dipahami dalam nuansa / wacana iman, maka apa yang diperdengarkan oleh TUHAN itu demi kebaikan manusia juga dan itulah yang utama dan pertama dilakukan oleh TUHAN Allah. ... oleh karena kekejian-kekejian inilah TUHAN, Allahmu, menghalau mereka dari hadapanmu.

SEORANG NABI DARI TENGAH-TENGAHMU

Lebih daripada itu, kehendak TUHAN atas bangsa Israel, adalah dengan mengirimkan utusan atau yang disebut sebagai nabi. “Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan.” (ay. 15). Dari tengah-tengah bangsa Israel, dipilih dan diangkat serta diutus menjadi seorang NABI. Memperdengarkan suara ke-nabi-annya, yaitu nubuatan atas bangsa Israel. Menjadi penyambung lidah dari Allah kepada umat-Nya yang dikasihi. Sama seperti Musa yang adalah seorang nabi, yang dipilih oleh Allah sendiri untuk menyampaikan suara pembebasan, dan menjadi pemimpin umat Israel demi kemerdekaan/kebebasan dari perbudakan tanah mesir.

Suara nabi atau penyambung suara TUHAN ini, merupakan permintaan atau permohonan dari bangsa Israel sendiri : “tepat seperti yang kamu minta dahulu kepada TUHAN, Allahmu, di gunung Horeb, pada hari perkumpulan, dengan berkata: Tidak mau aku mendengar lagi suara TUHAN, Allahku, dan api yang besar ini tidak mau aku melihatnya lagi, supaya jangan aku mati” (ay.16). Artinya bahwa Israel tidak mau jika TUHAN Allah itu secara langsung memperdengarkan suara-Nya, bahkan dengan melalui api yang besar itu bangsa ini tidak mau melihatnya lagi. Ada ketakutan oleh karena hal ini, yaitu supaya jangan aku mati. Mati oleh karena mereka (bangsa Israel) tidak mau mendengarkan suara TUHAN Allah yang begitu dekat dan langsung memerintah bangsa ini.

Apa yang diperbuat oleh bangsa Israel, bukan dianggap sebagai pemberontakan akan kehendak TUHAN, sebab TUHAN sendiri mengatakan bahwa apa yang di katakan bangsa ini baik (ay. 17). Maka TUHAN, menghendaki : seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya. Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban. (ay.18,19)

SEORANG NABI AKAN KUBANGKITKAN

... seorang nabi akan Kubangkitkan... Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya... akan mengatakan ... segala yang Kuperintahkan kepadanya. Karya dan kehendak Allah, IA melakukan yang terbaik untuk umat-Nya. Di utusnya seorang nabi dari antara mereka dengan kuasa Allah dan dengan cara-Nya yang istimewa “Kubangkitkan”. Artinya bahwa semula dari yang mati menjadi hidup, yang lemah menjadi kuat, dari yang tidak berdaya menjadi luar biasa. Dibangkitkan, dari kehidupan yang lama kepada kehidupan yang baru, secara langsung beroleh kuasa dari TUHAN bahwa orang yang telah dipilih akan menerima firman TUHAN dalam mulutnya, dan ketika ia melakukan tugasnya untuk mengatakan segala yang diperintahkan TUHAN kepadanya, maka ia akan didengarkan.

Seorang nabi akan dibangkitkan, ini menunjukkan kuasa TUHAN serta kebaikan-Nya kepada bangsa Israel. Apa yang dikehendaki bangsa ini dikabulkan TUHAN, bahkan diberikan lebih, yaitu bagaimana nabi ini akan menerima tugas dan kuasa atas firman TUHAN yang ditaruh dalam mulutnya. Ini juga menunjukkan bahwa nabi ini diberikan kuasa dalam berbicara atau menjadi penyambung lidah TUHAN, bukan jabatan yang sembarangan atau hanya sekedar. Lebih daripada itu, ketika TUHAN sudah menaruh Firman-Nya di mulut orang yang telah dipilih sebagai nabi ini, syarat atau ketentuan bagi dia yang menerima tugas ini adalah tidak diperkenankan untuk terlalu berani mengucapkan demi nama TUHAN perkataan yang tidak diperintahkan TUHAN untuk diperkatakan. Artinya bahwa, seorang nabi harus menjaga perkataannya terhadap kata-kata yang keluar dari mulutnya sendiri dan bukan perkataan dari TUHAN.

Ini adalah syarat bagi seorang nabi, mengapa? Karena nabi itu telah diberikan dalam mulutnya firman TUHAN, bukan merupakan hal yang main-main tetapi satu hal yang serius. Sebab, bila itu tidak dipenuhi oleh seorang nabi, maka ia harus mati. Seorang nabi yang berkata demi allah lain, juga harus mati. “ Jika sekiranya kamu berkata dalam hatimu: Bagaimanakah kami mengetahui perkataan yang tidak difirmankan TUHAN? -- apabila seorang nabi berkata demi nama TUHAN dan perkataannya itu tidak terjadi dan tidak sampai, maka itulah perkataan yang tidak difirmankan TUHAN; dengan terlalu berani nabi itu telah mengatakannya, maka janganlah gentar kepadanya." (ay.21,22).

DEMI NAMA TUHAN

Suara kenabian, baik ketika zaman bangsa Israel hendak masuk ke Kanaan hingga saat ini adalah untuk kepentingan dan demi nama TUHAN. Bukan untuk kepentingan diri sendiri atau golongan atau kelompok tertentu di masyarakat, tetapi semata demi nama TUHAN. Yang berarti bahwa suara kebenaran yang ada di masyarakat itu di dasarkan dalam nama TUHAN untuk karya dan kasih TUHAN atas dunia ini.

Dari sisi sang nabi, bagaimana ketaatan, keteguhan hati untuk melakukan tugas tanggungjawab kenabian itu dalam kesetiaan menjaga, memelihara mulut / lidah dari perkataan-perkataan yang jahat. Perkataan-perkataan yang menipu dan lahir dari hati yang jahat hanya untuk kepentingan diri sendiri, mencari kebenaran sendiri. Maka, menjadi penting bahwa, menjadi seorang nabi/nabiah, menerima panggilan sebagai seorang nabi adalah tugas yang mulia dan terhormat tetapi penuh tanggung jawab. Demi nama TUHAN, nabi itu bekerja memperkatakan Firman Tuhan. Nabi itu menjadi utusan membawa berita kebenaran dari TUHAN kepada bangsa-bangsa, memberitakan apa yang diterima dari TUHAN kepada bangsa-bangsa.

KONTEKS MASA KINI

1. Suara kebenaran dan keadilan dalam kehidupan di tengah-tengah masyarakat terkadang menjadi kabur dengan dalih/alasan demi kebaikan, atau lebih untuk membela diri sendiri dari pada harus hancur oleh karena kebenaran yang disuarakan.

2. Ada banyak anggota Jemaat yang tetap menyuarakan kebenaran dan keadilan di tengah kondisi terhimpit atau pun terjepit. Dalam pekerjaan maupun dalam lingkungan tempat tinggalnya.

3. Sudah dimulainya pelaksanaan kegiatan-kegiatan tahun 2012 pada bulan Januari 2012.

4. Tindakan ketidak-adilan dan ketidakbenaran atau kejahatan yang ada di sekitar lingkungan tempat tinggal .

SARAN PENYUSUNAN KOTBAH

Pendahuluan

Pengkotbah membuka kotbah dengan menceritakan situasi keadaan masa kini berkaitan dengan ada atau tidak adanya kebenaran dan keadilan di tengah-tengah masyarakat setempat. Dan berikan apresiasi bagi mereka yang berani membela dan menyuarakan kebenaran dan keadilan dikala situasi terjepit atau terhimpit. (lihat Konteks Masa Kini)

Isi

Pengkotbah menjelaskan teks didasarkan pada penjelasan teks dengan tema-tema yang muncul dari teks.

1. Hidup tak bercela dihadapan TUHAN

2. Seorang Nabi dari tengah-tengahmu

3. Seorang nabi akan Kubangkitkan

4. Demi nama TUHAN

Pengkotbah dapat menemukan dan memberikan benang merah atau ketertarikan pengkotbah berdasarkan penjelasan teks, dan tema kotbah.

Penutup

Pengkotbah menutup khotbah dengan ajakan dan dorongan serta menyatakan bahwa kita adalah Nabi yang harus menyuarakan suara kenabiannya dan dengan hidup tak bercela di hadapan TUHAN.

Contoh Kotbah Jadi

Minggu, 29 januari 2012

SUARAKAN SUARA KENABIANMU

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,

Pernah kita mendengar, melihat bahkan merasakan melalui media massa (televisi, radio, surat kabar) ada tindakan /peristiwa kejahatan atau penindasan karena ketidakadilan bahkan ketidakbenaran. Kebenaran dan keadilan dalam kehidupan di tengah-tengah masyarakat yang menjadi kabur dengan dalih/alasan demi kebaikan, atau lebih untuk membela diri sendiri dari pada harus hancur oleh karena kebenaran yang disuarakan. Namun, di tengah-tengah persekutuan, tempat kita bekerja, komunitas atau lingkungan masyarakat sekitar ternyata masih ada diantara kita yang terus menyuarakan kebenaran dan keadilan di tengah kondisi terhimpit atau pun terjepit. Bagi bapak-ibu, sdr/i yang berprinsip demikian...lanjutkanlah dan jadilah teladan bagi yang lain...

Demikian juga, dari teks yang kita baca saat ini, Musa mengingatkan orang Israel untuk tidak meniru kebiasaan (tradisi) di Kanaan yakni mengorbankan anak kepada dewa-dewa kafir, yang dilaksanakan dengan maksud mempengaruhi jalannya peristiwa-peristiwa di masa depan. Tradisi atau kebiasaan bangsa Yahudi yang tidak dikehendaki TUHAN, antara lain : ...mempersembahkan anaknya laki-laki atau anaknya perempuan sebagai korban dalam api, ataupun seorang yang menjadi petenung, seorang peramal, seorang penelaah, seorang penyihir, seorang pemantera, ataupun seorang yang bertanya kepada arwah atau kepada roh peramal atau yang meminta petunjuk kepada orang-orang mati. (ay.10, 11). Mereka yang menjadi petenung berusaha untuk meramal masa depan atau menyingkap rahasia-rahasia dengan bantuan roh-roh jahat atau aneka cara yang dipakai manusia. Daftar ini mencakup para pemantera, orang yang bertanya kepada roh, atau siapapun yang memanggil arwah orang mati atau berhubungan dengan dunia roh jahat untuk menyingkap rahasia-rahasia, meramal masa depan, atau memperoleh kekuasaan.

Peristiwa/tindakan okultisme (perdukunan, dll) yang umum dipakai dalam agama bangsa-bangsa Kanaan, ini merupakan kekejian bagi Allah dan dilarang oleh-Nya. Sebab setiap orang yang melakukan hal-hal ini (ay. 10,11) adalah kekejian bagi TUHAN, dan oleh karena kekejian-kekejian inilah TUHAN, Allahmu, menghalau mereka dari hadapanmu. (ay.12). Mengapa? Dikatakan sebagai kekejian bagi TUHAN, karena hidup dalam kebiasaan-kebiasaan bangsa ini bercela di hadapan TUHAN, bukan mendengarkan TUHAN, tetapi roh yang lain atau ilah lain. Jika berkait dengan hukum Taurat, hal-hal ini melanggar perintah-Nya : Jangan ada padamu allah lain dihadapan-Ku, dan jangan buat bagimu berhala untuk disembah. Sebab, di mata Tuhan adalah ...kekejian yang dilakukan bangsa-bangsa itu. Maka, apa yang diharapkan oleh TUHAN kepada bangsa yang hendak masuk ke tanah Kanaan? Yaitu, “haruslah engkau hidup dengan tidak bercela di hadapan TUHAN, Allahmu” (ay.13). TUHAN tidak mengizinkan bangsa pilihan-Nya melakukan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa lain. Tidak diizinkan untuk berbuat yang bercela seperti yang dilakukan bangsa-bangsa lain, yaitu mendengarkan kepada peramal atau petenung. Sebab, TUHAN adalah Allah yang cemburu, yang tidak mau diduakan, atau dinomor duakan. TUHAN Allah haruslah disediakan tempat yang pertama dan utama. Bahwa bangsa Israel yang berada dibawah pimpinan Musa harus mendengarkan suara TUHAN, Allah yang telah membawa mereka keluar dari tanah perbudakan Mesir.

Haruslah engkau hidup dengan tidak bercela di hadapan TUHAN, ini adalah nasehat serta firman yang memerintahkan bahwa hidup yang menghidupkan ialah menerapkan dan melakukan tindakan kehidupan yang baik, benar dan berkenan di hadapan TUHAN. Melakukan apa yang dikehendaki oleh TUHAN, itu adalah tugas dan panggilan sebagai umat pilihan. Juga kepada kita yang menjadi pengikut Yesus Kristus dan percaya akan TUHAN Allah semesta alam. Apa yang diperdengarkan TUHAN, kepada bangsa Israel dengan maksud yang baik dan benar menurut ukuran dan kehendak TUHAN, yang mungkin bagi ukuran manusia yang mendengar tidak baik/benar, terkesan mendikte/memaksa. Tetapi, sungguh jika hal itu dipahami dalam nuansa / wacana iman, maka apa yang diperdengarkan oleh TUHAN itu demi kebaikan manusia juga dan itulah yang utama dan pertama dilakukan oleh TUHAN Allah. ... oleh karena kekejian-kekejian inilah TUHAN, Allahmu, menghalau mereka dari hadapanmu.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,

Melihat apa yang terjadi dalam kehidupan bangsa ini, TUHAN mengutus seorang nabi. “Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan.” (ay. 15). Dari tengah-tengah bangsa Israel, dipilih dan diangkat serta diutus menjadi seorang NABI. Memperdengarkan suara ke-nabi-annya, yaitu nubuatan atas bangsa Israel. Menjadi penyambung lidah dari Allah kepada umat-Nya yang dikasihi. Sama seperti Musa yang adalah seorang nabi, yang dipilih oleh Allah sendiri untuk menyampaikan suara pembebasan, dan menjadi pemimpin umat Israel kepada kemerdekaan/kebebasan dari perbudakan tanah mesir.

Suara nabi atau penyambung suara TUHAN ini, merupakan permintaan atau permohonan dari bangsa Israel sendiri : “tepat seperti yang kamu minta dahulu kepada TUHAN, Allahmu, di gunung Horeb, pada hari perkumpulan, dengan berkata: Tidak mau aku mendengar lagi suara TUHAN, Allahku, dan api yang besar ini tidak mau aku melihatnya lagi, supaya jangan aku mati” (ay.16). Artinya bahwa Israel tidak mau jika TUHAN Allah itu secara langsung memperdengarkan suara-Nya, bahkan dengan melalui api yang besar itu bangsa ini tidak mau melihatnya lagi. Ada ketakutan oleh karena hal ini, yaitu supaya jangan aku mati. Mati oleh karena mereka (bangsa Israel) tidak mau mendengarkan suara TUHAN Allah yang begitu dekat dan langsung memerintah bangsa ini.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,

... seorang nabi akan Kubangkitkan... Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya... akan mengatakan ... segala yang Kuperintahkan kepadanya. Karya dan kehendak Allah, IA melakukan yang terbaik untuk umat-Nya. Di utusnya seorang nabi dari antara mereka dengan kuasa Allah dan dengan cara-Nya yang istimewa “Kubangkitkan”. “Kubangkitkan” artinya bahwa semula dari yang mati menjadi hidup, yang lemah menjadi kuat, dari yang tidak berdaya menjadi luar biasa. Dibangkitkan, dari kehidupan yang lama kepada kehidupan yang baru, secara langsung beroleh kuasa dari TUHAN bahwa orang yang telah dipilih akan menerima firman TUHAN dalam mulutnya, dan ketika ia melakukan tugasnya untuk mengatakan segala yang diperintahkan TUHAN kepadanya, maka ia akan didengarkan.

Seorang nabi akan dibangkitkan, ini menunjukkan kuasa TUHAN serta kebaikan-Nya kepada bangsa Israel. Apa yang dikehendaki bangsa ini dikabulkan TUHAN, bahkan diberikan lebih, yaitu bagaimana nabi ini akan menerima tugas dan kuasa atas firman TUHAN yang ditaruh dalam mulutnya. Ini juga menunjukkan bahwa nabi ini diberikan kuasa dalam berbicara atau menjadi penyambung lidah TUHAN, bukan jabatan yang sembarangan atau hanya sekedar. Lebih daripada itu, ketika TUHAN sudah menaruh Firman-Nya di mulut orang yang telah dipilih sebagai nabi ini, syarat atau ketentuan bagi dia yang menerima tugas ini adalah tidak diperkenankan untuk mengucapkan demi nama TUHAN perkataan yang tidak diperintahkan TUHAN untuk diperkatakan. Artinya bahwa, seorang nabi harus menjaga perkataannya terhadap kata-kata yang keluar dari mulutnya sendiri dan bukan perkataan dari TUHAN.

Ini adalah syarat bagi seorang nabi, mengapa? Karena nabi itu telah diberikan dalam mulutnya firman TUHAN, bukan merupakan hal yang main-main tetapi satu hal yang serius. Sebab, bila itu tidak dipenuhi oleh seorang nabi, maka ia harus mati. Seorang nabi yang berkata demi allah lain, juga harus mati. “ Jika sekiranya kamu berkata dalam hatimu: Bagaimanakah kami mengetahui perkataan yang tidak difirmankan TUHAN? -- apabila seorang nabi berkata demi nama TUHAN dan perkataannya itu tidak terjadi dan tidak sampai, maka itulah perkataan yang tidak difirmankan TUHAN; dengan terlalu berani nabi itu telah mengatakannya, maka janganlah gentar kepadanya." (ay.21,22).

Suara kenabian, baik ketika zaman bangsa Israel hendak masuk ke Kanaan hingga saat ini adalah untuk kepentingan dan demi nama TUHAN. Bukan untuk kepentingan diri sendiri atau golongan atau kelompok tertentu di masyarakat, tetapi semata demi nama TUHAN. Yang berarti bahwa suara kebenaran yang ada di masyarakat itu di dasarkan dalam nama TUHAN untuk karya dan kasih TUHAN atas dunia ini. Dari sisi sang nabi, bagaimana ketaatan, keteguhan hati untuk melakukan tugas tanggungjawab kenabian itu dalam kesetiaan menjaga, memelihara mulut / lidah dari perkataan-perkataan yang jahat. Perkataan-perkataan yang menipu dan lahir dari hati yang jahat hanya untuk kepentingan diri sendiri, mencari kebenaran sendiri. Maka, menjadi penting bahwa, menjadi seorang nabi (nabi laki-laki) atau nabiah (nabi perempuan), menerima panggilan sebagai seorang nabi adalah tugas yang mulia dan terhormat tetapi penuh tanggung jawab. Demi nama TUHAN, nabi itu bekerja memperkatakan Firman Tuhan. Nabi itu menjadi utusan membawa berita kebenaran dari TUHAN kepada bangsa-bangsa, memberitakan apa yang diterima dari TUHAN kepada bangsa-bangsa.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,

Bagaimana dengan kita saat ini? Siapakah kita? Sebagai orang Kristen, kita memiliki tugas kenabian, sebab Yesus adalah Nabi, kita adalah murid-Nya. Tuhan Yesus telah mengutus kita dalam sabda-Nya “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Mat.28:19-20). Marilah, kita semua yang menjadi utusan-utusan Tuhan, memperdengarkan suara Tuhan, kebenaran-Nya, keadilan-Nya, juga Kasih-Nya dengan berani, dengan tidak gentar, namun bertanggung jawab dalam hidupnya sehari-hari. Bertanggung jawab atas tugas dan panggilan sebagai nabi, dengan hidup tidak bercela / hidup yang berkenan di hadapan TUHAN. Menjaga lidah/mulut dari perkataan-perkataan yang jahat /menyakitkan atau menjadi batu sandungan bagi orang lain. Tetapi menjadi berkat bagi orang-orang yang ada di sekitarnya dengan membawa kebenaran dan keadilan. Amin.

1. Nyanyian Pembukaan: KJ 1atauPKJ 12

2. Nats Pembimbing

: Mazmur 111:1-5

3. Nyanyian Pujian

: KJ 144b atauPKJ 14

4. Berita Anugerah

: 1 Korint us 8:5-6

5. Nyanyian Peneguhan: KJ 268 atauPKJ 40

6. Nyanyian Responsoria: KJ 428 atauPKJ 183

7. Nats Persembahan: Mazmur 111:9-10

8. Nyanyian Persembahan: KJ 450 atauPKJ 145

9. Nyanyian Penutup: KJ 403 atauPKJ 182

Rancangan Khotbah, 05 Februari 2012

Minggu Epifania 5

Warna Hijau

Bacaan Leksionari:

Yes. 40: 21-31; Mzm. 141: 1-11,20c; 1 Kor. 9:16-23; Mrk. 1:40-45.

Bacaan Kotbah:

1 Korintus 9:16-23

PERJUMPAAN YANG MEMULIHKAN

Tujuan:

1. Jemaat dapat memberitakan Injil di tengah-tengah pergaulannya

2. Jemaat dapat menjadi berkat melalui perjumpamaan dengan

Sesamanya.

PENJELASAN TEKS

Korintus, sebuah kota kuno di Yunani, dalam banyak hal merupakan kota metropolitan Yunani yang terkemuka pada zaman Paulus. Seperti halnya banyak kota yang makmur pada masa kini, Korintus menjadi kota yang angkuh secara intelek, kaya secara materi, dan bejat secara moral. Segala macam dosa merajalela di kota ini yang terkenal karena perbuatan cabul dan hawa nafsu. Setelah Paulus meninggalkan Korintus, berbagai macam masalah timbul dalam gereja yang masih muda itu, yang memerlukan wewenang dan pengajaran rasulinya melalui surat-menyurat dan kunjungan pribadi. Surat 1 Korintus ditulis selama tiga tahun pelayanannya di Efesus (Kis 20:31) pada waktu perjalanan misinya yang ketiga (Kis 18:23--21:16). Berita mengenai masalah-masalah jemaat di Korintus terdengar oleh Paulus di Efesus (1Kor 1:11)

Surat Paulus Yang Pertama Kepada Jemaat di Korintus ditulis untuk membahas persoalan-persoalan yang timbul di dalam jemaat yang telah didirikan oleh Paulus di Korintus itu. Persoalan-persoalan tersebut adalah mengenai kehidupan dan kepercayaan Kristen. Jemaat Korintus adalah jemaat yang kaya, tetapi kacau, suka berdebat, suka menfitnah, suka menghina, suka bertindak amoral, dan lain sebagainya.

Ay. 16-18:

Bagi Paulus, tugas memberitakan Injil pada hakikatnya suatu kehormatan dan kemuliaan yang telah dipercayakan oleh Allah kepadanya. Sehingga ia melakukantugas pemberitaan Injil sebagai suatu keharusan yang datang dalam lubuk hatinya yang paling dalam: Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil. Pengabdian diri itulah yang menyebabkan Paulus tidak ingin memperoleh kehormatan dan pujian apapun selain dipercaya oleh Allah untuk memberitakan Injil Kristus. Bahkan Paulus sama sekali tidak pernah mengharapkan upah untuk kerja kerasnya dalam memberitakan Injil. Haknya untuk memperoleh upah dilepaskan oleh Paulus dengan penuh kerelaan. Sebab bagi Paulus, makna upah yang paling mulia dalam kehidupan ini adalah: Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil.

Ay.19: Selaku abdi Kritus, selain tidak menuntut upah, Paulus juga ingin menjadikan dirinya sangat efektif untuk membawa sesama bagi Kristus. Itu sebabnya secara sadar dan suka rela Paulus mau menjadikan dirinya hamba bagi semua orang.

Ay.20-22: Dalam tugasnya, dimanapun Paulus berada, dia ingin menyelami seseorang sesuai dengan konteksnya. Paulus berupaya untuk senantiasa mengidentifikasi dan berempati ditempat sesamanya berada sehingga dia dapat membawa mereka kepada Kritus.

Ay. 23: Aku mendapat bagian dalamnya. Dengan apa yang sudah dilakukan oleh Paulus karena Injil, ia akan mendapat hadiah, yaitu bagian di dalamnya (keselamatan), mahkota abadi (ay.25).

KONTEKS MASA KINI

1. Hidup di era modern dengan berbagai kemajuan dan tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup yang makin meningkat, membuat orang untuk berupaya semaksimal mungkin, sehingga seringkali kurang atau bahkan hampir tidak menyisihkan waktu sedikit untuk bergaul, peduli atau memperhatikan sesamanya.

2. Masih ada orang Kristen yang kurang memiliki minat untuk melayani dan memberitakan kabar baik kepada sesamanya. Dan menganggap itu adalah tugas pendeta, majelis, dan pengurus komisi.

3. Masih ada jemaat yang memiliki pergaulan yang luas, yang tidak membeda-bedakan latarbelakang seseorang dan mau peduli serta memperhatiakan sesamanya. Melalui pergaulan itu menjadi berkat bagi sesama, sebab berisi sukacita dan damai sejahtera yang berasal dari Allah Sumber Pengharapan.

SARAN PENYUSUNAN KOTBAH

Pendahuluan