�
Setelah adam dan isteri tercintanya ditempat tugaskan di surga,
dan diterangkan kepadanya yang halal dan yang haram, maka mulailah
setan memulai perannya sebagai setan. = yaitu sebagai musuh Adam
dan keturunannya. Maka dikatakan “fa azallahumassyaitonu” dengan
menjerumuskan manusia ke dalam “zullah” ketergelinciran/kesesatan.
Dan sebenarnya Allah telah menasehati Adam dan istrinya
sebelumnya:
�
Sama seperti bapak2 yang terkena diabetes, dikatakan oleh
dokter: gula ini adalah musuh kamu, maka jangan anda dekati,
apalagi makan. Tapi sulit untuk menjauhinya. Jangan sampek gara2
gak bisa nahan gula anda keluar dikeluarkan dari dunia ini.
Seperti sinetron untuk generasi muda. Dampaknya buruk sekali,
maka harus didampingi dan di batasi.
Jadi “permusuhan” dan dendam setan pada Adam ini sudah
diumumkan/dijelaskan Allah, atau meskipun belum dijelaskan paling
tidak jelas tergambar pada kesombongan iblis pada saat menolak
untuk bersujut pada Adam dengan mengatakan: “ana khoirun minhu” dan
“ a asjudu liman khalaqta tiinan”, maka seharusnya Adam harus lebih
waspada pada setan. Analisa: inilah sebenarnya sifat manusia yang
mudah melupakan kesalahan orang lain dan memaafkannya, mungkin adam
ini orangnya sabar, tidak pendendam, dan mudah melupakan kesalahan
orang lain, bagaimana dengan anda?
“faakhrojahuma” dikeluarkan dari apa? Dari kehidupan yang serba
kecukupan (roghid), luas nikmatnya dan sempurna, nyaman dan
tentram, rizki datang tanpa usaha dan tenaga, dunia ini sulit untuk
bisa seperti itu, tapi kita tidak mau pisah dengannya. Padahal
banyak tidak enaknya.
Maka Allah wanti wanti pada Adam dan istrinya dalam thaha
117:
�
Tapi memang watak manusia, tidak nggugunan. Sudah ditakut takuti
seperti itu masih saja melanggar. Bahkan sudah diancam: “ kamu
berdua akan menderita!”
Dalam ayat ini ditulis “ fatasyqa” penderitaan hanya untuk Adam.
Bukan istrinya, kenapa demikian? karena istri adalah tempat
ketenangan dan obat penderitaan. Suami capek galau, datang ke istri
hilang capek dan galaunya. Maka Hawa tidak tersebut disini.
Iblis terus berusaha menggelincirkan Adam dan anak cucunya,
karena dia menganggap bahwa Adamlah yang menjadi penyebab diusirnya
dia dari surga. Dan inilah yang disebut “DENDAM” dendam adalah
sifat Iblis. Maka kita bila masih memiliki rasa dendam berarti
bersifat seperti IBLIS.
Proses godaan iblis diterangkan dalam a’rof 20:
�
Setan berkata bohong untuk menipudaya Adam dengan berkata:
“barangsiapa yang makan buah ini akan menjadi malaikat, kekal tidak
akan mati selama-lamanya” dia tidak perduli dengan cara yang
dilakukan, yang penting Adam bisa sesat.
Bila tidak bisa menembus satu arah, dia mencari celah yang lain
sampai bisa masuk. Seperti kejadian adam. Awalnya iblis
berkata:
�tapi tidak berhasil, akhirnya dia berkata: maa nahakuma.......
baru sukses>
Apa yang menyebabkan Adam bermaksiat pada Allah? Padahal ia
seorang Nabi? Jawab: ghaflah dan nisyan. Dalam thaha 115:
�
Pertanyaannya adalah: apakah lupa (nisyan) itu maksiat……?jawab:
betul pada umat zaman dahulu lupa adalah merupakan bagian dari
maksiat. Sehingga dalam riwayat tobroni di katakan:
�
�: permusuhan disini adalah antara “setan” vs “manusia” juga
antara “setan manusia vs kaum mukminin”. Permusuhan ini menjadikan
kita terjaga dan selalu bersiap-siap. Contoh dengan permusuhan
setan yang setiap saat akan menyesatkan kita, maka kita akan selalu
ingat Allah dan berjaga2 dari godaan setan yang terkutuk.
Kita dengan orang-orang barat, yang selalu memusuhi kaum
Muslimin dengan kemajuan teknologinya, maka kita dituntut untuk
mengejar ketertinggalan kita dari mereka. Dll
�: hubut, berarti jatuh dari atas kebawah.bisa berarti hakiki
atau maknawi, contoh maknawi:”derajat kyai itu jatuh setelah
ketahuan berbuat cabul pada santrinya”.
Pelajarannya adalah: maksiat menyebabkan jatuhnya seseorang.
Baik, tempat maupun kedudukan dan derajat.
�: menjelaskan bahwa tidak ada satu makhlikpun di dunia ini yang
kekal dan baqa’.maka jangan jadikan dia tujuan, tapi jalan menuju
kepada kebahagiaan abadi.
�
Adam dan Hawa turun ke bumi untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya sebagai khalifah setelah sebelumnya mereka mengalami
masa percobaan di dalam surga, dan itulah sinopsis kehidupan
manusia yang ada di bumi selanjutnya, bahwa setan selalu mengajak
kepada maksiat, dan menyesatkan manusia. Lalu di syariatkanlah
taubat, sebagai wujud kasih sayang dang kemurahan Allah pada
hambanya.
Pada hakekatnya taubat bukan hanya rahmat Allah pada orang orang
yang berbuat maksiat, akan tetapi rahmat bagi masyarakat secara
umum. Kenapa? Karena bila seseorang bermaksiat dan dia tahu bahwa
tidak ada pintu maaf baginya (taubat), dan dia langsung dihukumi
neraka dan kekal, maka dia akan merasa terlanjur basah, dan akan
meneruskan kejahatannya. Contoh pencuri, karena tidak ada ampunan
baginya maka dia akan terus mencuri, karena sudah kepalang basah.
Maka siapa yang akan susah? Ya masyarakat yang hidup disekitar
pencuri itu.
Maka kita sebagai seorang mukmin harus meniru sifat Allah, yaitu
mudah memaafkan kesalahan orang lain “pemaaf”. Dalam anNur 22:
�
Ket: kita sering mendengar kata “afwan” al-afwu: berarti
menghilangkan hukuman dari sebuah dosa dan kesalahan. Tapi kadang
meski telah memaafkan kita tetap mengungkit hal tersebut
dihadapannya dan orang lain. Seakan dia tidak pantas untuk mendapat
maaf. Contoh: kita ditabrak. Yang salah yang nabrak. Bisa maafin
gak?
Dari itu kata “walya’fu” dalam ayat diikuti oleh kata “wal
yasfakhu” shafh artinya tidak mengungkit ungkit dan tidak menyebut2
lagi kesalahan orang lain kepada kita setelah kita
memaafkannya.
Memaafkan memang memerlukan kelapangan dada, dan itu adalah
aplikasi dari kesabaran:
�
Lalu Allah menjadikan DiriNya sebagai uswah: ala tuhibbuna an
yaghfirollhu lakum? Kalau kamu senang kalau dosamu diampuni Allah,
maka maafkanlah dosa2 orang orang yang pernah melukaimu. Dan banyak
lagi ayat-ayat yang menyruh untuk memaafkan kesalahan orang
lain.
Rasulullah bersabda : �
�
Adam melakukan kesalahan (maksiat) dengan memakan buah yang
diharamkan, ketika dia sadar dengan kesalahan yang dilakukannya,
dia berhenti dan tidak meneruskan perbuatannya, dan berkata: “yaa
rob, amruka wa manhajuka haq, walaakinni lam aqdir ‘alaa nafsi fa
saamihni .
Sedangkan IBLIS, sudah menolak perintah, malah membantah dengan
alasan. Dia berkata: “ ana khoirun minhu, kholaqtani min naarin, wa
kholaqtahu min tiin.”dan berkata: � dia berkata:
Fabi’izzatika �
Jadi bedanya adalah: kalau Adam ngaku kalau dia salah dan lemah,
dan mengakui bila aturan Allah adalah benar. Sedangkan Iblis tidak
ngaku kalau dia salah, bahkan malah akan melakukan ini dan itu. Ini
kafir.
Maka jangan sampai kita membantah perintah Allah dengan analisa2
kita. Bila anda tidak salat, maka jangan mengatakan : apa sih
faedahnya salat?, bila anda tidak membayar zakat, jangan berkata:
zakat ini mendzolimi orang2 kaya, bila anda tidak melaksanakan
syareat Allah, jangan mengatakan: syariat Allah sudah tidak
njaman..bla kita mengatakan hal tersebut, maka kita telah kafir
(na’udzubillah), bila kita tidak melaksanakan perintah Allah, cukup
kita mengatakan: ya Allah salat ini haq,begitu juga zakat, dan
pelaksanaan syariatmu, akan tetapi saya belum mampu untuk
menjalankannya. Makadari itu ampunilah kelemahanku ini Ya Rob.!
Bila seperti itu, kita hanya disebut ‘ashi (orang bermaksiat)
saja.
Kalimat: kalimat apa yang diucapkan Adam yang telah diajarkan
Allah?
�
Kalimat inilah yang diucapkan Adam menurut ulama 2 tafsir
(al-A’raf 23)
Ayat ini menunjukkan bahwa dosa yang dilakukan Adam bukanlah
karena istikbar (kesombongan), akan tetapi karena ghaflah
(kelalaian).
Maka hal ini digambarkan:
�
Ada juga yang berpendapat bahwa kalimat yang diucapkan Adam:
�
Allah menciptakan kita mukhtar, (bisa memilih), dan bukan
maqhur, (terpaksa) dan menjadikan kita bisa memilih untuk taat,
maupun bermaksiat.
Allah tidak menciptakan manusia baik terus atau jahat terus,
maka seorang yang baik, sesekali melakukan maksiat, begitu juga
seorang ahli maksiat, sekali waktu akan melakukan hal yang baik.
Maka wajar bila sewaktu2 kita lupa atau lalai, pada saat itulah
dianjurkan untuk taubat.
Dalam sebuah kata bijak dikatakan:
�
“Iinahu huwa tawwaburrohim” Dia mengampuni dosa seluruh
orang-orang yang bertaubat,
�
Dalam thaha dikatakan : qaala hbithaa minha jamii’an. Kalau
dalam nahwu ayat diatas memakai dhamir jam’ mudzakar salim, yang
berarti banyak. Maksudnya: perintah untuk turun berlaku untuk adam
dan anak cucu keturunannya. Termasuk kita, karena pada saat itu
kita ada pada Adam.
Maka dalam a’raf 11 dikatakan:
�bukan dengan dhamir (ك), karena seakan Allah mengingatkan kita
bahwa pada saat penciptaan pertama anak cucu Adam telah tersimpan
di dalam diri Adam. Apakah kita ada pada saat itu? Ya kita ada pada
diri Adam, maka dari itu ayat ini menyebutkan: ihbithu! Yang
khitobnya diperuntukkan bagi adam dan anak cucunya (manusia) sampai
hari kiamat.
Firman Allah: fa imma ya’tiyannakum minni hudan.: setelah Allah
menguji Adam dengan taklif halal dan haram, dan kemudian adam
terjatuh dalam kemaksiatan, Allah mengajarjan kepada Adam
kalimat-kalimat taubah, dan mengingatkan bahwa bila lalai haruslah
bertaubat, dan Allah akan menerimanya.
Memang sedari awal Allah telah menghendaki adam dan Hawa tinggal
di bumi, untuk melaksanakan tugas-tugasnya sebagai khalifah (inni
ja’ilun fil ardi khalifah) jadi bukan salah adam kita sekarang
tinggal di bumi. Dan menurut ayat, Allah akan selalu menunjukkan
mereka pada kebaikan (khair).
Petunjuk disini ada dua makna: 1. Al-Dalalah ‘alal khair atau
al-dalalah ‘ala thariq al-muwassalah ‘alal khair. 2. Al-i’anah
‘alal iman. Muhamad 17:
� akan tetapi “huda” yang dimaksud dalam ayat ini adalah makna
awal, yaitu petuntuk yang-
Menghantarkan manusia pada kebaikan. Makanya dikatakan:
�yang artinya bila manusia mau mengikuti petunjuk Allah, mareka
akan mendapatkan kebaikan, yaitu: tidak akan khauf dan khuzn.
Kata: khauf: dari : khaafa yang berarti takut. Yaitu suatu
perasaan yang tidak dapat ditolak, akibat dari sesuatu perbuatan
atau hal yang tidak baik.
Dalam al-Qur’an ada kata khasyia: yang berarti juga takut. Tapi
berbeda makna dan penggunaan. (khasyia robbah) (innama
yakhsyallahu)fatir 28, (inna fi dzalika la’ibrotan liman yakhsya)
nazi’at 28. Yang berarti takut dan tunduk pada Rabb.
Sedangkan “khuzn”: adalah perasaan ketika kita ditinggalkan oleh
sesuatu yang dicintai.
Seseorang yang berjalan pada jalan iman dan aturan Allah dia
tidak akan merasa takut sedikitpun, contoh seorang muslim mencuri,
berzina, membunuh, korupsi, dia akan merasa ketakutan baik dari
manusia maupun kepada Allah. Karena dia tidak ikut manhaj. Tidak
amanah, suka bohong, suka mengingkari janji dsb.
Begitu juga, orang yang mengikuti manhaj atau aturan Allah, dia
tidak akan merasa sedih, karena tidak ada satu kebaikanpun yang
akan tertinggal bila mau mengikuti petunjuk. Karena seluruh
kebaikan ada dalam petunjuk itu sendiri.
Masyarakat yang mengikuti tuntunan agama akan damai, tidak takut
dan tidak sedih. Lihat masyarakat Afrika yang dihantui penyakit
AIDS, dll.
Seorang siapapun itu yang iman yang kafir yang ‘abid yang ‘ashi,
akan bereaksi bila menghadapi sebuah peristiwa. Menyenangkan dia
akan senang, musibah dia akan sedih. Rasulpun sedih.
Akan tetapi kesedihan (huzn) yang dirasakan orang orang yang
beriman berbeda dengan kesedihan mereka yang tidak iman. Antara
yang brhikmah dan yang tidak berhikmah
�
KHUTBAH RASULULLAH MENJELANG BULAN RAMADHAN
[KisahNabiRasul]
SAYA ingin mengutip sebuah hadis yang cukup panjang, yaitu
khutbah
Rasulullah SAW menjelang bulan Ramadan. Khotbah ini diriwayatkan
Imam Ali
R.A.
"Wahai manusia, sungguh telah datang kepada kalian bulan Allah
yang membawa
berkah, rahmat, dan maghfirah, bulan yang paling mulia di sisi
Allah.
Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama, malam-malam di
bulan
Ramadan adalah malam-malam yang paling utama, jam demi jamnya
adalah jam
yang paling utama.
"Inilah bulan yang ketika engkau diundang menjadi tetamu Allah
dan
dimuliakan oleh-Nya. Pada bulan ini napasmu menjadi tasbih,
tidurmu menjadi
ibadah, amal-amalmu diterima, dan doa-doamu diijabah.
Bermohonlah kepada
Allah, Rab-mu dengan hati yang tulus dan hati yang suci agar
Allah
membimbingmu untuk melakukan saum dan membaca kitab-Nya. Sungguh
celakalah
orang yang tidak mendapatkan ampunan Allah pada bulan yang agung
ini.
"Kenanglah rasa lapar dan hausmu sebagaimana kelaparan dan
kehausan pada
hari kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin.
Muliakan
orangtuamu. Sayangilah yang muda. Sambungkanlah tali
persaudaraan. Jaga
lidahmu. Tahan pandangan dari apa yang tidak halal kamu
memandangnya. Dan
tahan pula pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu
mendengarkannya.
"Kasihilah anak-anak yatim, niscaya anak-anak yatim akan
dikasihani manusia.
Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah
tangan-tanganmu untuk
berdoa di waktu salatmu karena saat itulah saat yang paling
utama ketika
Allah Azza Wajalla memandang hamba-hamba-Nya dengan penuh kasih.
Dia
menjawab ketika mereka menyeru-Nya, Dia menyambut ketika
mereka
memanggil-Nya, dan Dia mengabulkan doa-doa ketika mereka
bermunajat
kepada-Nya.
"Wahai manusia! Sesungguhnya diri kalian tergadai karena
amal-amal kalian,
maka bebaskanlah dengan istighfar. Punggung-punggungmu berat
karena beban
dosamu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu.
Ketahuilah, Allah
SWT bersumpah dengan segala kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan
mengazab
orang-orang yang bersujud, tidak mengancam mereka dengan neraka
pada hari
manusia berdiri di hadapan Rabbul'alamin.
"Wahai manusia! Barang siapa di antaramu memberi makan untuk
berbuka kepada
kaum mukmin yang melaksanakan saum di bulan ini, maka di sisi
Allah nilainya
sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan
atas dosa-dosa
yang lalu. Para sahabat bertanya, 'Kami semua tidak akan mampu
berbuat
demikian.' Lalu Rasulullah melanjutkan khotbahnya. Jagalah diri
kalian dari
api neraka walau hanya dengan sebiji kurma. Jagalah diri kalian
dari api
neraka walau hanya dengan setitik air.
"Wahai manusia! Barang siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan
ini, dia
akan berhasil melewati shiraatalmustaqim, pada hari ketika
kaki-kaki
tergelincir. Barang siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang
yang
dimiliki tangan kanannya dan membantunya di bulan ini, maka
Allah akan
meringankan pemeriksaannya di hari kiamat.
"Barang siapa yang menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan
menahan
murkanya pada hari dia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa yang
memuliakan
anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakannya di hari
berjumpa
dengan-Nya, dan barang siapa yang menyambungkan tali silaturahmi
di bulan
ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari
dia berjumpa
dengan-Nya. Dan barang siapa yang memutuskan silaturahmi di
bulan ini, Allah
akan memutuskan dia dari rahmat-Nya.
"Siapa yang melakukan salat sunat di bulan Ramadan, Allah akan
menuliskan
baginya kebebasan dari api neraka. Barang siapa yang melakukan
salat fardu,
baginya ganjaran seperti 70 salat fardu di bulan yang lain.
"Barang siapa yang memperbanyak salawat kepadaku di bulan ini,
Allah akan
memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan.
Barang siapa
yang pada bulan ini membaca satu ayat Al-Quran, ganjarannya sama
dengan
mengkhatamkan Al-Quran di bulan-bulan yang lain.
"Wahai manusia! Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu,
maka
mintalah kepada Tuhanmu agar tidak akan pernah menutupkannya
bagimu.
Pintu-pintu neraka tertutup maka mohonkanlah kepada Rab-mu agar
tidak akan
pernah dibukakan bagimu. Setan-setan terbelenggu, maka mintalah
kepada
Tuhanmu agar mereka tidak pernah lagi menguasaimu.
"Lalu Amirulmukminin Ali bin Abi Thalib berdiri dan berkata: 'Ya
Rasulullah,
amal apa yang paling utama di bulan ini.' Rasul yang mulia
menjawab, 'Ya
Abul Hasan, amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga
diri dari apa
yang diharamkan Allah SWT."
�
Penjelasan tentang kafir: ada pernyataan: (addunya sijnul mukmin
wa jannatul kafir) Dunia penjara bagi orang muslim dan surga bagi
orang kafir. Bagaimana yang kita rasakan? Sekarang kita merasa
bagai di penjara atau di surga?
Kafara= satara . kufr billah berarti satr wujudillah. Menutupi
keberadaan Allah. Beri contoh: al-Qur’an ditutupi dengan sajadah.
(tidak terlihat) padahal sejatinya ada. Begitujuga Allah yang wajib
adanya berusaha ditutup2pi oleh orang2 kafir. Jadi sesuatu yang
ditutup2i itu memang sejatinya ada. (contoh aurat),
Macam2 kafir dalam tafsir nurul bayan ada 4:
�
Mendustakan ayat ayat Allah: diterangkan dalam al-a’raf
176-179.
Ket: orang orang yang mendustakan Allah diumpamakan anjing yang
selalu menjulurkan lidah. (yalhats). Kita mendengar kata anjing
saja sudah tidak suka bahkan kalau di indo kata anjing jadi kata
umpatan. Terlebih lagi dengan ditambah kata yalhats (ngelet),
menandakan ketamakannya pada dunia.
ayat2 Allah:menolak/ meremehkan hukum2 Allah dan menggantinya
dengan hukum buatan manusia terutama hukum barat. Contoh: waris,
adab berpakaian dan pergaulan antar lawan jenis.sex bebas (bila
atas dasar suka sama suka dan tidak dalam ikatan perkawinan tidak
terjerat pidana) perkawinan sejenis, legalisasi pabrik miras,
lokalisasi, penjualan miras, emansipasi wanita (bagaimanapun juga
wanita adlah sakanan dan madrasah bagi anak) dll.
Bagaimanapun juga hukum Allah adalah yang terbaik diantara
hukum2 yang lain, dan akan terus berlaku sampai kiamat karena
dengannya manusia akan merasa nyaman, ALLAH TIDAK pernah melakukan
kesalahan atau BLUNDER dalam kebijakan dan keputusannya beda dengan
manusia (polri). Maka UUD buatan manusia sering di amandemen
disesuaikan.
Mendustakan ayat2 Allah adalah dosa besar dan menyesatkan
apalagi bila dilakukan oleh para penguasa, kyai,ustadz dengan suatu
tujuan pribadi. Contoh : wa laa taqrobaa hadzihi syajarota
fatakunaa minaddzolimin.
Ancaman siksa orang kafir dan mendustakan ayat2 Allah=
NERAKA
Apakah neraka? Jawab: lapisan-lapisan api (dzulalun minannar)
zumar 15.
Setiap dari kita akan mendatangi neraka: dalam maryam 71:
�
Kata qatadah: maksud mendatangi adalah melewati diatasnya, dan
amalan amalannyalah yang akan menentukan apakah dia terjatuh
didalamnya atau lolos dan sampai ke surga.
Allah mengumpulkan orang-orang durhaka pada hari kiamat dalam
keadaan buta, bisu dan tuli. Mereka dijadikan kayu bakar bagi
neraka, setiap kali panas neraka itu menurun, ditambah lagi nyala
apinya untuk mereka. Merasakan tamparan api neraka di wajah,
dibolak-balikkan dalam kobaran api dan cairan tembaga disiramkan
pada tubuh dan tidak dapat menyelamatkan diri darinya dan di antara
air yang mendidih yang telah memuncak panasnya.
Neraka memiliki tujuh pintu yang bertingkat-tingkat yang terdiri
dari Jahanam, Lazha, Al-Huthamah, As-Sa’ir, Saqar, Jahim, dan
Al-Hawiyah. Abu Hurairah berkata, “Mereka yang dilempar ke dalam
Jahanam pada Hari Kiamat, api membakar mereka. Tidak ada daging
yang menempel pada tulang, kecuali akan terbakar dan binasa.
Pohon zaqqum yang tumbuh di lembah-lembah Jahanam menjadi
hidangan. Pohon yang dijadikan sebagai siksaan yang memiliki mayang
seperti kepala-kepala setan yang menakutkan. Kemudian sesudah
mendapatkan makan buah zaqqum akan disediakan minuman dari air yang
panas lagi mendidih yang harus diminum seperti minumnya unta yang
kehausan. Duh, sungguh mengerikan. Dalam waqi’ah 51-56:
�
Dalam shafat 65:
�
Pakaian ahli neraka dari api: dalam hajj 19:
�
Kasur dan selimutnya terbuat dari api dlm a’raf 41:
�
�
Alqur;an berisi perintah, larangan, peringatan, kabar gembira,
dan kisah-kisah. Kisah dalam qur’an bukan hanya sekedar kisah atau
cerita rakyat seperti cerita2 lainnya, akan tetapi penuh dengan
hikmah dan pelajaran yang dapat diambil oleh pembacanya.
Dalam kisah2 tersebut diceritakan keadaan umat manusia dalam
menerima risalah, ada yang menerima, dan ada yang menolak. Diantara
yang menolak adalah bani Isroil, yang menempati kisah terbanyak
dalam al-qur’an, dan rasul terbanyak yang dikerimkan kepada mereka,
bukan kerena mereka umat yang utama, akan tetapi karena saking
bandelnya.
Ketika didatangkan satu mukjizat, mereka membantahnya, datang
yang lain lagi yang lebih hebat, mereka menolak. Maka dari itu
mereka dihukum Allah dengan cara diceraiberaikan di atas muka
bumi.
Karakter bani Isroil: keras kepala, pembangkang, pesimis, tamak
thd dunia, pengecut, suka mengolok dan menghina Nabi. Merekapun
tidak segan2 membunuh Rasul yang diutus kepadanya, seperti Zakarya
dan Yahya, dan mengira telah membunuh Isa.
Ayat ini dibuka dengan “yaa banii isroil” kenapa,dan siapa itu
isroil….?
Isra’il adalah bahasa Ibrani yang berarti: hamba Allah yang
terpilih. Dan yang dimaksaud disini adalah nenek moyangnya saja,
yaitu ya’qub, buka keturunannya yang bandel itu.
Ya’qub adalah anak dari Ishak,dan ishak adalah anak dari
Ibrahim, Ibrahim punya 2 putra, Ismail dan Ishaq, dari Ishak lahir
ya’qub dan anak turunnya yang kemudian hari disebut bani Isroil.
Sedangkan Ismail menurunkan Nabi Muhammad SAW.
Maksud ya bani Isroil adalah supaya kaum tersebut ingat pada
ayahnya yang soleh dan memiliki keimanan yang kuat sebagai utusan
Allah yang terpilih diantara umat manusia
Ya’qub mendapat gelar seperti ini karena keimanannya yang luar
biasa dalam menghadapi bala’, dan mari kita lihat wasiat ya’qub
menjelang wafat dalam baqarah 132-133:
“Am kuntu syahada’a idz hadoro ya’qubal mautu idz qola”
“yaa baniyya innallahastofa lakumuddina” didalamnya terdapat
ilmu dan pelajaran. Ilmu tauhid, dan pelajaran bahwa Islam telah
dipilihkan sebagai pegangan hidup dan agama.
Perlu dicermati bahwa wasiat ini datangnya pas waktu ihtidor,
dan pada saat itu biasanya manusia berbicara jujur pada dirinya dan
orang lain.
Dalam ayat disebutkan: idzkuru ni’matallah” padahal pada ayat
lain ketika yang diseur adalah mukmin, dikatakan “ idzkurullaha”
jawab: karena bani Isroil matre,kedonyan (madiun).
Maka matrealistis akan selalu bersama nikmat, sedangkan mukmin
akan selalu bersama pemberi nikmat.
Karena Allah “wajibul ‘ibadah” artinya wajib disembah dalam
keadaan apapun, meskipun tidak ada surge maupun neraka. Maka dari
itu seorang mukmin adlah ahlinya ujian, karena ujian baginya adalah
nikmat.
Maka Allah memisalkan malaikatnya, yang hanya menyembah Allah
semata karena taat kepadanya.
Suatu saat malaikat protes sama Allah: Allah manusia itu mau
ibadah hanya karena nikmat engkau saja, Allah menjawab: aku akan
menarik nikmat tersebut, pasti engkau melihat mereka masih
mencintaiKU!, maka AKU menguji mereka hngga mereka berkata: YA
RABB!, dan suara itulah yang sangat dicintai Allah.
Maka bila ada orang yang sementara dicabut nikmat sehatnya, maka
orang yang bodoh akan melihatnya dengan segala ketidakrelaan,
sedangkan orang yang mengerti mereka akan teringat sebuah hadis
qudsi:
�indahu.
283
Maka apabila seorang mukmin dicabut darinya nikmat sehat, maka
separah apapun penyakitnya itu dia tidak putus asa. (cerita
penyakit dompo nenek), karena pada saat itulah Allah sedang bersama
dia.
Makna: � berarti : kalau memang engkau beriman bukan karena
dzatku, minimal ingatlah nikmat2 yang telah aku berikan kepadamu!.
(bani Isroil menyembah karena materi)
Kata “idzkuru” supaya kita selalu ingat, karena rutinitas
kehidupan yang sering menjadikan kita lupa. Matahari terbit setiap
hari, kadang kita lupa kalau yang menerbikannya Allah, hujan turun
setiap saat, kita lupa kalau Allah yang menurunkannya. Dzikir
dengan hati lisan dan perbuatan.
�dalam kehidupan ini Allah telah memberi kunci kebahagiaan pda
kita, seperti pada ayat ini dikatakan bila ingin janji Allah
dipenuhi, maka menuhi janjimu kepada Allah (yaitun beriman dan
bersyukur), seperti halnya disebutkan dalam ayat lain �bila ingin
di ingat Allah maka ingatlah pada Allah, �bila ingin ditolong
Allah, maka tolonglah agama Allah. Dll.
Dalam hadis qudsi: �
�kepada Allahlah hendaknya takut
�
Tahun baru, harusnya bersedih karena kita semakin dekat dengan
kematian.
Umat Islam Indonesia secara tidak sadar terjebak dalam uforia
orang2 kafir, kalau Rasulullah tahu dan menyaksikan hal ini pasti
sangat sedih. Sekarang hal2 yang bersifat keagamaan sudah tidak
menarik hati umat Islam, mungkin bosan dan jenuh, tapi yang berbau
hiburan duniawi, rela berdesak-desakan.
Zaman rasul sahabat berdesak desakan untuk mendengarkan ilmu
dari Rsul, sampai kadang ada sahabat yang datang agak telat dapat
duduk di bagian paling belakang, tidak begitu jelas dengan
keterangan Nabi, maka terjadilah perbedaan pendapat antara para
sahabat.
Kalau sekarang yang namanya mjels ilmu dimn-mana longgar, bhkn
kadang hanya si mubaligh dan pendengar satu orang saja.
Ayat: Agama Islam ada 3 tingkatan: Islam-Iman dan Ihsan. Dan
setiap tingkatan mempunyai rukun. (tidak usah dibingungkan dengan
istilah2lain seperti syareat-hakekat dan ma’rifat) dll
Islam= amalan yang Nampak dari diri seorang muslim dan ini
paling rentan dengan segala penyakit yang dapat merusaknya, Iman=
perbuatan yang tidak Nampak, Ihsan= tingkatan tertinggi, melihat
Allah.
Rukun iman: disebutkan dalam berbagai ayat, kecuali iman pada
Qada’ dan Qadar. Hal itu diterangkan dalam hadis Jibril: an tu’minu
billah, wa malaikatihi wa kutubihi, wa rusulihi, wal yaumil akhir,
wa tu’minu bilqodari khoiruhu wa syarruh.
Enam hal ini disebut rukun iman, tidak sempurna bila hanya
beriman pada sebagiannya, harus semuanya. Menolaknya berarti keluar
dari daerah keimanan, dan disebut Kafir.
IMAN KEPADA ALLAH
Pengertian: keyakinan yang kuat bahwa Allah satu satunya Rabb,
pemilik, dan pencipta segala sesuatu, dan satu satunya yang wajib
disembah meliputi: salat, puasa, doa, harapan, rasa takut. Dan
ketundukan, memiliki sifat yang maha sempurna, dan terhindar dari
segala macam kekurangan.
Iman pada Allah mencakup tiga hal:
Tauhid rububiyah
Tauhid uluhiyah
Tauhid asma’ wa sifat
Tauhid rububiyah: keyakinan yang kuat bahwa Allah RABB segala
sesuatu , yang menhidupkan, mematikan, memberi manfaat,
membahyakan, menjawab do’a dalam keadaan sulit, yang memberi, dan
menahan, segala ciptaan adalah milikNYA, segala urusan adalah
milikNYA, . RABB dalam bahasa Arab= al malik almudabbir (yang
memiliki sekaligus pencipta(kalau manusia memiliki tapi bukan yang
mencipta) sekaligus memelihara/ ngopeni) tanpa bantuan siapapun,
malaikat bukan pembantu Allah, tapi ciptaan Allah.
Belum tentu seseorang yang mengakui rububiyah, dikatakan seorang
yang bertauhid, karena masyarakat jahiliyah, orang nasrani, yahudi
mengakui Allah
Akan tetapi juga menyekutukannya. Al-Ankabut 61
�
Yunus 31
�
Tahid Uluhiyah: keyakinan seseorang bahwa Allah adalah al-ILAH
al-HAQ, tidak ada ILAH lain selainNYA, dan hanya mengkhususkanNYA
dalam peribadatan.
ILAH= ma’luh, yang berarti: al-ma’bud (yang disembah)
Pondasi/ asas dari tauhid rububiyah adalah: ikhlas dalam
beribadah hanya kepada Allah lahir dan batinnya,
Maka seorang mukmin yang beriman pada Allah: hanya menyembah
Allah, keikhlasannya meliputi: al-mahabbah,
�
al-khouf (kita masih takut tidak naik pangkat, ditinggal istri
dll) dalam qur’an: (faiyyaya farhabuun.)nahl:51
, al-roja’, al-du’a’, tawakkul
�
, khudu’, to’at, dan berbagai ibadah lainnya.
Maka tauhid uluhiyah ini adalah yang paling pertama dan
terakhir, lahir dan batin dalam agama Islam, karenanya lah Allah
menciptakan segala sesuatu,
�
Dan hanya untuk itu Allah mengirim Rasul, dialah hakekat agama
Islam, dan menjadi awal dari rukun Islam (laa ilaaha Illallah)
Mengesakan Allah pada semua ibadah badaniyah seperti: salat,
ruku’ sujud, puasa, menyembelih, towaf, maupun qouliyah seperti:
nadzar, dan istighfar.
(bima Anzaltu) yaitu al-Qur’an dan penjelasannya berupa
al-Hadis. Ada jama’ah inkarussunnah, yang mengingkari adanya hadis,
karena ditakutkan palsu.
(musoddiqon lima ma’akum) qur’an menjadi penyempurna kitab
kalian (taurat dan Injil)
(wa laa takuunu awwala kafirin bih) keterlaluan kalau kamu jadi
orang ang paling pertama kafir pada Qur’an, karena hal tentang
Qur’an dan Muhammad telah diterangkan dalam kitab kalian. Beda
dengan orang kafir quraisy dan Arab, mereka belum punya kitab
sebelumnya, jadi wajar kalau kafir.
(walaa tasytaruu bi aayyati tsamanan qalilan) . maksudnya:
Jangan menukar ayat2 Allah dengan kelezatan dunia. Karena harta
dan segala kelezatan dunia itu fana dan sangat sedikit, bila
dibandingkan kelezatan abadi di akherat. Seperti ketika ditanya:
pilih pahala atau harta? Bingung khan?
Jangan memutarbalikkan keterangan dengan keterangan sendiri yang
menyesatkan. (politik), kekuasaan dll. Walaa taqrobaa hadzihi
syajarota. Demi untuk melanggengkan kenikmatan duniawinya. Hadis:
“man t’alama ‘ilman mimma yabtaghi wajhullah laa yata’allamuhu illa
liyusiiba bihi ‘arodon minaddunya lam yurih roihatal jannah yaumal
qiyamah” menuntut ilmu untuk mencapai ridho Allah, bukan untuk
dunia. Untuk Allah dunia dapat, untuk dunia belum tentu dapat dari
Allah.
(wa iyyaya fattaqun) takut karena siksa, danpij n nerakanya
sangat pedih. Disisi lain Allah punya kasih sayang
Ckb mhkupp70aiiifrsaab