Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makhluk hidup, baik tumbuhan, hewan maupun manusia terdiri atas unit-unit kecil yang disebut sel. Selama makhluk itu masih hidup banyak sekali proses perubahan yang terjadi di dalam sel. Aktivitas yang terjadi dalam sel inilah yang menunjang fungsi organ- organ dalam makhluk itu dan dengan demikian juga merupakan penunjang terlaksananya fungsi makhluk hidup itu sendiri. Fenomena kehidupan yang ditandai oleh adanya pertumbuhan dan reproduksi serta hal-hal yang berkaitan merupakan ruang lingkup Biologi dan ilmu- ilmu yang relevan misalnya ilmu kedokteran atau kesehatan. Selain itu, pada sel terjadi proses pembelahan sel,yaitu mitosi dan meiosis, yang mana proses pembelahan sel tersebut sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan, reproduksi dan pewarisan sifat pada makhluk hidup. Maka dari itu disusunlah makalah ini dengan judul PROSES MEIOSIS 1
45

 · Web viewSelain itu, pada sel terjadi proses pembelahan sel,yaitu mitosi dan meiosis, yang mana proses pembelahan sel tersebut sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan, reproduksi

Jan 11, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1:  · Web viewSelain itu, pada sel terjadi proses pembelahan sel,yaitu mitosi dan meiosis, yang mana proses pembelahan sel tersebut sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan, reproduksi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makhluk hidup, baik tumbuhan, hewan maupun manusia terdiri atas unit-

unit kecil yang disebut sel. Selama makhluk itu masih hidup banyak sekali proses

perubahan yang terjadi di dalam sel. Aktivitas yang terjadi dalam sel inilah yang

menunjang fungsi organ-organ dalam makhluk itu dan dengan demikian juga

merupakan penunjang terlaksananya fungsi makhluk hidup itu sendiri.

Fenomena kehidupan yang ditandai oleh adanya pertumbuhan dan

reproduksi serta hal-hal yang berkaitan merupakan ruang lingkup Biologi dan

ilmu-ilmu yang relevan misalnya ilmu kedokteran atau kesehatan.

Selain itu, pada sel terjadi proses pembelahan sel,yaitu mitosi dan meiosis,

yang mana proses pembelahan sel tersebut sangat berpengaruh pada proses

pertumbuhan, reproduksi dan pewarisan sifat pada makhluk hidup.

Maka dari itu disusunlah makalah ini dengan judul “ PROSES MEIOSIS ”

1.2 Tujuan

1.2.1 Untuk mengetahui proses pemebalahan meiosis

1.2.2 Untuk mengetahui perbedaan dan persamaan antara meiosis dan

mitosis

1.2.3 Untuk mengetahui proses, factor dan dampak terjadinya non

disjunction

1

Page 2:  · Web viewSelain itu, pada sel terjadi proses pembelahan sel,yaitu mitosi dan meiosis, yang mana proses pembelahan sel tersebut sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan, reproduksi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Mitosis dan Tahap-tahap proses meiosis

2.1.1 Definsi meiosis

1. Meiosis (PembelahanReduksi) adalah reproduksi selmelalui tahap-tahap

pembelahanseperti pada mitosis, tetapi dalam prosesnya terjadi pengurangan

(reduksi) jumlah kromosom. (Anonymous a,2011)

2. Meiosis adalah proses seluler yang membelahsel diploid hingga membentuk

sel gamet haploid.

3. Meiosis adalah bentuk pembelahan inti yang sangat penting diantara

reproduksi seksual organisme. 

4. Meiosis adalah proses pembelahansel di manajumlahkromosom per

sel ,dibelahdua. 

5. Meiosis merupakan pembelahan sel secara tidak langsung melalui dua tahapan

meiosis I dan meiosis II, tanpamelaluiinterfase. ( Anonymous b,2011)

2.1.2 Tahapan Meiosis

Tahapan pembelahan meiosis adalah sebagai berikut:

a. Interfase I 

Fase dimana sel tumbuh dan berkembang. Merupakan tahap persiapan untuk

mengadakan pembelahan sel. Pada fase ini terjadi peristiwapenggandaan DNA

dari satu salinan menjadi dua salinan. Akhir dari fase dihasilkan dua salinan DNA

dan siap berubah menjadi kromosom.

2

Page 3:  · Web viewSelain itu, pada sel terjadi proses pembelahan sel,yaitu mitosi dan meiosis, yang mana proses pembelahan sel tersebut sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan, reproduksi

b. Profase I 

Profase I pada meiosis jauh lebih lebih lama daripada profase.

Leptoten : pengumpulan kromosom

- Kromsosm merenggang dan kelihatan sebagai benang-benang

halus. Kromomernya menjadi kelihatan dan serabutnya (filament)

mungkin telah mengganda tetapi tidak kelihatan. Biasanya

nucleolus dan selaput inti masih ada.

- Filamen protein mulai terbentuk secara lateral dan kemudian

melekar pada sentromer.

Zigoten : krmosom memendek dan berpasangan (sinapsis)

- Kromosom homolog saling tarik menarik dan mulai berpasangan

(sinapsis). Suatu prosedur yang tepat dan terjadi anatar kromomer

dan kromomer.

- Peristiwa ini merupakan perbedaan yang jelas antara meiosis dan

mitosis. Pasangan kromososm homolog itu disebut bivalen.

- Diduga kromosom homolog berdekatan satu dengan yang lain

selama interfase. Replikasi AND terjadi selama interfase dan

terbentuk kromatid. Pada leptoten terbentik serabut protein sebagai

elemen lateral yang kemudian melekat pada kromatid. Struktur ini

disebut synaptinemal complex. Ternyata elemen lateral inin saling

tarik menarik dan melekatkan kromosom menjadi satu.

- Sinapsis ini memungkinkan pertukaran bahan genetic dari

kromosom induk dan kromosom bapak.

Pakhiten : tahap akhir dari proses berpasangan

- Kromosom makin pendek karena makin berpilin.

- Masing-masing bivalen menjadi dua dan terlihat empat benang

yang disebut tetrad (jangan dikacaukan denga hasil dari meiosis

yaitu empat sel yang menuju pada pembentukan gamet).

3

Page 4:  · Web viewSelain itu, pada sel terjadi proses pembelahan sel,yaitu mitosi dan meiosis, yang mana proses pembelahan sel tersebut sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan, reproduksi

- Terjadi pindah silang (crossing over) dengan pertukaran timbale

balik antara bagian kromosom homolog, lebih tepatnya anatar non-

sister chromatid. Beberapa sintesis AND tetap berlangsung yang

mungkin ada hubungannya dengan pindah silang, Synaptinemal

complex mungkin mempunyai peranan utama dalam pindah silang.

Diploten : kromosom yang berpasangan mulai memisah

- Pemendekan kromosm berlangsung terus.

- Mulai terjadi pemisahan pasangan kromosom

- Bukti terjadinya pindah silang ialah pembentukan kiasma yang

terlihat sebagai bentuk silang dari lengan kromosom. Pemisahan

gen terdapat pada kromosom yang sama.

- Synaptinemal complex kemudian terlepas dari kromatid

Diakenesis : bivalen berjauhan

- Pemendekan kromosom mendekati maksimum

- Kiasmata mendekati ujung dan jumlahnya makin berkurang

- Benang gelendong mulai terbentuk dan selaput inti mulai hilang

Gambar 1. Profase I

b. Metafase I : Kromosom-kromosom yang berpasangan berderet

Benang gelendong menjadi teratur dan beberapa benang melekat pada

sentromer

Sentromer dari bivalen terdapat pada bidang metaphase, yaitu merupakan

pasangan kromosom, bukan merupakan kromosom tunggal seperti pada

metaphase dari mitosis.

4

Page 5:  · Web viewSelain itu, pada sel terjadi proses pembelahan sel,yaitu mitosi dan meiosis, yang mana proses pembelahan sel tersebut sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan, reproduksi

Berderetnya bivalen ini secara rambang, dalam hubungannya dengan

kromosom yang sama berasal dari pihak ayah dan pihak ibu. Pengaturan

kromosom pada metaphase ini adalah akibat pengaruh genetic.

c. Anafase I : pemisahan kromosom homolog ; reduksi jumlah kromosom

- Pemisahan kromosom homolog selesai dan kemudian kromosom bergerak

ke arah kutub yang berlawanan. Sentromer tidak membelah. Dan

perhatikan bahwa kromosom yang tertukar bergerak bersama dyad dimana

bagian itu baru saja melekat.Masing-masing kromosom sekarang

mempunyai dua kromatid.

- Pengaturan kromosom homolog dan perpindahannya kea rah kutub benang

gelendong ini secara kebetulan dan merupakan dasar hokum pemisahan

bebas (independent assortment) dan segregasi dari Mendel. Apabila gen

dominan dan resesif pada satu pasang kromosom homolog diberi symbol A

dan a, maka gen-gen ini akan memisah ke kutub yang berlawanan. Apabila

gen dominan dan resesif pada satu pasang kromsom homolog lain diberi

symbol B dan b, maka kedua pasang gen itu akan memisah secara bebas.

d. Telofase I : Dyad sampai pada kutub yang berlawanan

- Telah terjadi reduksi jumlah kromosom (haploid). Masing-masing

kromosom ini terdiri dari dua kromatid.

- Tahap ini sangat berbeda-beda antara spesies satu dengan yang lain. Pada

beberapa sel tanaman terbentuk selaput inti dan nucleolus muncul kembali,

sedang pada yang lain tidak terbentuk selaput inti. Replikasi AND tidak

terjadi lagi tetapi sintesis protein dapat berlangsung terus.

e. Profase II : Dyad (kromosom tunggal) dihubungkan oleh sentromer

- Kromosom mejadi pendek dan tebak dan menjadi kelihatan lagi.

Kromosom-kromosom ini mulai bergerak ke bidang metaphase.

5

Page 6:  · Web viewSelain itu, pada sel terjadi proses pembelahan sel,yaitu mitosi dan meiosis, yang mana proses pembelahan sel tersebut sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan, reproduksi

f. Metafase II  : Dyad terletak berderet pada bidang ekuator

- Kromosom kelihatan terdiri dari dua kromatid

- Penyebaran kromatid kea rah kutub secara rambang

- Sentromer melekat pada benang gelendong

- Semtromer mulai membelah

g. Anafase II  : kromatid memisah

- Sentromer dari masing-masing kromosom telah membelah (reduksi yang

sebenarnya) dan kromatid telah memisah dan menjadi satu kromosom

- Kromosom baru itu bergerak menuju kutub.

h. Telofase II : tahap empat sel, pembentukan tetrad

- Selaput inti terbentuk mengelilingi empat hasil pembelahan

- Bentuk kromosom tidak jelas

- Masing – masing inti mengandung satu anggota dari pasangan kromosom,

keadaan haploid

- Terjadi modifikasi sel lebih lanjut untuk menghasilkan gamet.

(Crowder,1997)

6

Page 7:  · Web viewSelain itu, pada sel terjadi proses pembelahan sel,yaitu mitosi dan meiosis, yang mana proses pembelahan sel tersebut sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan, reproduksi

Gambar 2. Proses meiosis

Gambar 3. Meiosis I

7

Page 8:  · Web viewSelain itu, pada sel terjadi proses pembelahan sel,yaitu mitosi dan meiosis, yang mana proses pembelahan sel tersebut sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan, reproduksi

Gambar 4. Meiosis II

8

Page 9:  · Web viewSelain itu, pada sel terjadi proses pembelahan sel,yaitu mitosi dan meiosis, yang mana proses pembelahan sel tersebut sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan, reproduksi

2.2 Perbedaan dan persamaan anatara mitosis dan meiosis

2.2.1 PERBEDAAN MITOSIS DENGAN MEIOSIS

Gambar 5. Bagan perbandingan antara mitosis dengan

meiosis

Pada mahkluk hidup multiseluller ( bersel banyak ) dengan tipe sel eukariota

terjadi dua macam pembelahan sel / reproduksi sel yaitu mitosis dan meiosis.

Keduanya merupakan pembelahan yang terjadi secara bertahap.

Meskipun demikian keduanya memiliki perbedaan.

Perbedaan-perbedaan tersebut antara lain :

1. Mitosis bertujuan untuk perbanyakan sel untuk proses pertumbuhan,

sedangkan meiosis membentuk sel gamet ( pada hewan dan tumbuhan

berbiji ) dan spora pada tumbuhan berspora dam brfungsi mengurangi jumlah

kromosom agar keturunan mempunyai jumlah kromosom yang sama dari

generasi ke generasi

9

Page 10:  · Web viewSelain itu, pada sel terjadi proses pembelahan sel,yaitu mitosi dan meiosis, yang mana proses pembelahan sel tersebut sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan, reproduksi

2. Mitosis terjadi di jaringan meristematis ( pada tumbuhan di ujung akar dan

batang ), sedangkan meiosis terjadi di dalam organ kelamin jantan dan betina

3. Mitosis berlangsung melalui tahapan : profase-metafase-anafase dan telofase

diselingi oleh interfase, sedangkan meiosis berlangsung melalui tahapan :

profase I – metafase I – anafase I – telofase I – profase II – metafase II –

anafase II – telofase II tanpa interfase

4. Pada meiosis 1 sel induk mengalami satu kali pembelahan , sedangkan pada

meiosis 1 sel induk mengalami dua kali pembelahan.

5. Pada mitosis 1 sel induk akan menghasilkan 2 sel anak yang memiliki jumlah

kromosom sama dengan jumlah kromosom sel induk, sedangkan pada meiosis

1 sel induk akan menghasilkan 4 sel anak dengan jumalh kromosom separuh

dari jumlah kromosom sel induk

6. Pada mitosis sel anak bersifat diploid ( 2n ), sedangkan pada meiosis sel anak

bersifat haploid ( n ).

Mitosis:

satu sel induk = 2 sel anak

diploid (2n) = diploid (2n)

terjadi di sel badan atau kromosom autosom

satu kali pembuahan

Meiosis:

satu sel induk = 4 sel anak

diploid (2n) = haploid (n)

terjadi di sel sex

terjadi 2 kali pembuahan (Anonymous c,2011)

10

Page 11:  · Web viewSelain itu, pada sel terjadi proses pembelahan sel,yaitu mitosi dan meiosis, yang mana proses pembelahan sel tersebut sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan, reproduksi

2.2.2 Persamaan mitosis dan meiosis

mitosis dan meiosis merupakan dua tipe pembelahan sel yang berbeda, dengan

beberapa ciri yang sama. Persamaan pertama adalah perlunya duplikasi seluruh

isi kromosom sel sebelum pembelahan dan keduanya juga menggunakan mesin

sel dari sel induk untuk membuat DNA, RNA dan protein baru yang akan

terlibat dalam pembelahan sel. Persamaan kedua, kedua proses bergantung pada

penggunaan gelondong mitosis untuk memisahkan kromosom menjadi dua

kutub sel yang nantinya akan menjadi turunan dari sel tersebut.

(Bambang,2009)

2.3 Hormon yang berperan dalam proses meiosis

Hormon yang terlibat dalam proses meiosis. Spermatogenesis dipengaruhi oleh

beberapa hormon yaitu :

1. Gonadotropin praduksi hipotalamus, hormon ini merangsang produksi FSH

dan LH oleh kelenjar hipofisa.

2. Folicle Stimulating Hormon (FSH) selanjutnya merangsang sel sertoli untuk

memproduksi ABP/Androgen Binding Protein yang akan memicu

pembentukan sperma.

3. Luteinizing Hormon (LH) selanjutnya merangsang produksi testoteron

(androgen) oleh Sel Leydig.

4. Testoteron selanjutnya akan merangsang perkembangan seks primer dan seks

sekunder dan juga merangsang spermatogenesis. Jika spermatozoa sudah

terbentuk, maka Sel Sertoli akan menghasilkan hormon inhibin yang akan

menghambat hipofisa memproduksi FSH dan LH.

Oogenesis dipengaruhi oleh beberapa hormon yaitu :

Ovum diproduksi di ovarium. Pada embrio terdapat sekitar 600.000 buah sel

induk telur (oogonium). Pada usia 5 bulan oogonium akan bermitosis sehingga

11

Page 12:  · Web viewSelain itu, pada sel terjadi proses pembelahan sel,yaitu mitosi dan meiosis, yang mana proses pembelahan sel tersebut sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan, reproduksi

menghasilkan 7 juta oosit primer dan pada ssat lahir jumlah oosit primer tinggal 2

juta yang bertahan samapai masa pubertas. Oogonium dan oosit ini terdapat di

folikel telur yang pertumbuhannya dari folikel primer, sekunder, tersier

dipengaruhi oleh FSH. Pada ssat ovulasi, folikel tersier berubah menjadi folikel

de graff. Ovum terbentuk setelah oosit primer bermeiosis menjadi ovum.

1.   Pada saat embrio, seorang wanita mempunyai 600.000 oogonium (calon

ovum) yang kemudian membelah secara mitosis menjadi 7 juta oogonium

pada saat embrio berusia 5 bulan, tetapi menurun menjadi 2 juta oogonium

pada saat embrio tersebut neonatus.

2.   Selang 6 bulan berikutnya terjadi meiosis I tahap I yang berhenti pada profase

I. Pada usia 7 tahun terjadi lanjutan meiosis I (metafase I, anafase I, dan

telofase I) yang menghasilkan 300.000-400.000 oosit primer.

3.   Pada masa pubertas terjadi meiosis I tahap II (profase II, metafase II, anafase

II, dan telofase II), dan bersamaan menjelang ovulasi akan dihasilkan oosit

sekunder dan badan polar I, badan polar I kemudian mebelah menjadi 2 badan

polar.

4.   Selanjutnya oosit sekunder mengalami meiosis II yang berhenti pada metafase

II sebelum ovulasi. Setelah ovulasi dan ada penetrasi sperma, maka meiosis II

dilanjutkan yang menghasilkan ootid dan badan polar II.

5.   Ootid kemudian berdiferensiasi menjadi ovum pada saat menjelang pelburan

inti sel sperma dan ovum. 3 badan polar menempel di ovum dan

berdegenerasi.

Gambar 6. Oogenesis

12

Page 13:  · Web viewSelain itu, pada sel terjadi proses pembelahan sel,yaitu mitosi dan meiosis, yang mana proses pembelahan sel tersebut sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan, reproduksi

PENGARUH HORMON DALAM OOGENESIS

1. Pada saat pascamenstruasi (dimana pegaruh`progesteron sudah tidak ada)

hipotalamus menghasilkan hormon gonadotropin menyebabkan hipofisa

menghasilkan FSH dan LH.

2. FSH menyebabkan folikel berkembang (dari folikel primer  folikel sekunder

folikel de graaf).

3. Folikel de graaf memfasilitasi ovulasi dengan produksi satu ovum. Terjadinya

ovulasi juga diransang oleh LH pada hari ke-14 fase estrus.

4. Di sisi lain folikel de graaf juga menghasilkan estrogen yang menyebabkan

penebalan endomentrium dan mempengaruhi hipofisa untuk menghentikan

produksi FSH dan LH.

5. Folikel de graff yang telah mengeluarkan satu ovum (folikel kosong) akan

membentuk korpus luteum (badan kuning) yang mampu menghasilkan

progesteron.

6. Progesteron selanjutnya menghambat hipofisa memproduksi FSH dan LH

yang menyebabkan ovulasi berikutnya dihambat untuk sementara. Di sisi lain

progesteron juga menyebabkan munculnya fase luteal (hari ke-10 pasca

ovulasi, endomentrium tebal, lembut, dan kaya akan pembuluh darah).

7. Jika ovulasi gagal  korpus luteum dan endomentrium berdegenerasi yang

menyebabkan pendarahan (menstruasi) pada hari ke-28 setelah ovulasi.

Degerasi korpus luteum juga menyebabkan produksi progresteron tidak ada

sehingga hipotalamus dapat memproduksi gonadotropin yang akan meransang

mengulang siklus ovulasi tahap berikutnya. ( Anonymous d, 2011)

2.4 Proses fertilisasi

Dalam proses gametogenesis ada 2 hal, yaitu proses spermatogenesis dan

oogenesis. Dimana, spermatogenesis adalah pembentukan gamet. Oogenesis

adalah pembentukan ovum. Mekanisme oogenesis sangat berbeda dengan

13

Page 14:  · Web viewSelain itu, pada sel terjadi proses pembelahan sel,yaitu mitosi dan meiosis, yang mana proses pembelahan sel tersebut sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan, reproduksi

spermatogenesis, walaupun memiliki persamaan dalam pembelahan meiosis.

Oogenesis berbeda dengan spermatogenesis dalam 3 hal penting. Pertama,

selama pembelahan meiosis dalam oogenesis, sitokinesis bersifat tidak sama.

Sitoplasma hampir dimonopoli oleh satu sel anak yaitu oosit sekunder. Sel yang

sempurna dengan sitoplasma tersebut seterusnya akan berkembang menjadi

ovum, sementara sel yang lebih kecil yang disebut badan polar (polosit) akan

mengalami degenerasi. Kedua, saat seorang wanita dilahirkan, ovarium telah

mengandung semua sel yang akan berkembang menjadi sel telur. Ketiga, proses

oogenesis memiliki siklus hidup yang panjang mulai periode istirahat.

Gambar 7. Sprematogenesis

14

Page 15:  · Web viewSelain itu, pada sel terjadi proses pembelahan sel,yaitu mitosi dan meiosis, yang mana proses pembelahan sel tersebut sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan, reproduksi

Gambar 8. Oogenesis

Gametogenesis pada tumbuhan ada 2, yaitu megasporogenesis dan

mikrosporogenesis. Dimana megasporogenesis didalam ovarium terdapat bakal

biji atau kantung lembaga. Setiap ovulum masing-masing mengandung sebuah

sporangium yang didalamnya mengandung sel induk megaspora yang akan

mengalami meiosis dan akan menghasilkan empat megaspora haploid. Pada

kebanyakan angiospermae, hanya satu dari empat megaspora yang akan bertahan

hidup. Megaspora tersebut kemudian akan mengalami pembelahan inti

(kariokinesis) sebanyak tiga kali. Proses megasporagenesis adalah sebagai

berikut.

1. Sel induk megaspora diploid (2n) mengadakan pembelahan meiosis sehingga

dihasilkan empat sel megaspora haploid.

2. Tiga dari empat sel tersebut mengalami degenerasi. Satu sel megaspora tetap

hidup dan membentuk kantung embrio.

15

Page 16:  · Web viewSelain itu, pada sel terjadi proses pembelahan sel,yaitu mitosi dan meiosis, yang mana proses pembelahan sel tersebut sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan, reproduksi

3. Sel megaspora mengalami kariokinesis sebanyak tiga kali sehingga sel

tersebut memiliki 8 inti haploid.

4. Dari 8 inti tersebut, 3 inti yang berada dekat kalaza disebut antipoda, 1 inti

ditengah dekat mikrofil dinamakan ovum. 2 inti yang mengapit ovum disebut

sinergid dan 2 inti yang berada di pusat disebut inti kandung lembaga

sekunder.

Sedangkan pada mikrosporagenesis, pada bagian dalam kepala sari terdapat 2

atau 4 buah ruang kotak sari. Setiap kotak sari terdapat sel induk mikrospora

yang diploid (2n). Sel induk mikrospora kemudian mengalami meiosis sehingga

dihasilkan empat sel mikrospora haploid (n). Mikrospora kemudian mengalami

kariokinesis secara mitosis sehingga sel tersebut memiliki 2 inti yang berukuran

besar dan kecil. Inti yang berukuran besar dinamakan inti vegetatif, sedangkan

inti yang berukuran kecil dinamakan inti generatif. Mikrospora dinamakan pula

serbuk sari atau tepung sari. Serbuk sari yang sudah mengalami kariokinesis dan

matang akan keluar dari kepala sari. Jika serbuk sari menempel di kepala putik

(penyerbukan), maka serbuk sari akan mengalami perkecambahan menjadi buluh

serbuk sari yang ditandai dengan membelahnya inti generatif sehingga setiap

buluh serbuk sari akan memiliki 1 inti vegetatif dan 2 inti generatif yang

masing-masing bersifat haploid. Buluh serbuk sari inilah yang nantinya akan

membuahi ovum sehingga dihasilkan individu baru hasil perkawinan generatif.

(Anonymous e, 2011)

2.5 Proses non disjunction

2.5.1 Perubahan jumlah kromosom.

Ada dua konsep tentang jumlah kromosom. Pertama adalah euploid, termasuk ke

dalamnya serangkaian kelompok kromosom atau seluruh materi yang berada di

dalam suatu sel yang disebut genom. Kedua adalah aneuploid, yang berhubungan

erat dengan variasi pada suatu kromosom atau pada sejumlah kecil kromosom.

16

Page 17:  · Web viewSelain itu, pada sel terjadi proses pembelahan sel,yaitu mitosi dan meiosis, yang mana proses pembelahan sel tersebut sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan, reproduksi

Pembahasan tentang jumlah kromosom ini hanya terbatas pada pengertian

mengenai ploidi saja dan pemikiran-pemikiran yang berhubungan dengan teknik

persilangan tanaman.

Euploid.

Euploid didefinisikan sebagai variasi dalam sejumlah set dasar kromosom yang

disebut genom. Set dasar kromosom yang dimaksudkan ialah jumlah kromosom

terkecil yang pernah dimiliki oleh suatu jenis pada evolusinya.

Label genom secara keseluruhan dinyatakan dengan notasi ‘X’. Individu yang

memiliki genom tunggal (1X) disebut monoploid, yang genomnya dua (2X)

adalah bentuk diploid, 4X ialah tetraploid, 5X adalah pentaploid, 6X adalah

heksaploid dan seterusnya. Tingkatan euploidi yang lebih dari diploid biasanya

dikelompokkan dalam poliploid. Jumlah seluruh kromosomnya ialah hasil

perkalian antara jumlah genom dengan jumlah kromosom pada genom tersebut.

Sering terjadi kekeliruan notasi antara jumlah genom (X) dan jumlah kromosom

(n). Tanda X dipakai untuk menyatakan jumlah genom. Setiap genom mempunyai

jumlah kromosom tertentu. Perhatikan tabel yang disajikan !

17

Page 18:  · Web viewSelain itu, pada sel terjadi proses pembelahan sel,yaitu mitosi dan meiosis, yang mana proses pembelahan sel tersebut sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan, reproduksi

Euploidi dibedakan lagi menjadi autopoliploid dan alopoliploid.

       Autopoliploid (auto = sendiri) merupakan kelipatan jumlah kromosom  yang

berasal dari genom spesies yang sama. Autopoliploid terdiri dari beberapa genom

yang identik dengan kromosom-kromosom aslinya.

       Alopoliploid (allo : berbeda) merupakan kelipatan jumlah kromosom yang

berasal dari genom spesies yang berbeda. Terbentuknya spesies alopoliploid ini

berasal dari persilangan antara dua spesies. Meski hasil persilangan itu steril, akan

tetapi individu tersebut dapat lebih kuat (vigor) dibanding induknya dan dapat

mengalami perbanyakan secara tidak kawin.

Aneuploid.

Aneuploid adalah variasi jumlah kromosom yang diakibatkan adanya

pengurangan atau penambahan satu atau sejumlah kecil kromosom, tetapi tidak

berlangsung pada seluruh genom. Peranan mekanisme ini dalam evolusi

tumbuhan tidak begitu menonjol dibandingkan dengan euploidi.

Idealnya, benang spindel meiotik mendistribusikan kromosom pada sel-sel

anak tanpa kesalahan Tetapi ada kalanya terjadi kecelakaan yang disebut gagal

berpisah  (non disjunction), yaitu pada saat bagian-bagian dari sepasang

kromosom yang homolog tidak bergerak memisahkan diri sebagaimana mestinya

pada waktu meiosis I, atau pada saat pasangan kromatid gagal berpisah selama

meiosis II. Pada kasus-kasus ini, satu gamet menerima dua jenis kromosom yang

sama dan satu gamet lainnya tidak mendapat salinan sama sekali.Kromosom-

kromosom lainnya biasanya terdistribusi secara normal. Jika salah satu di antara

gamet-gamet yang menyimpang ini bersatu dengan gamet normal pada waktu

pembuahan, keturunannya akan memiliki jumlah kromosom yang tidak normal

disebut aneupliod.

18

Page 19:  · Web viewSelain itu, pada sel terjadi proses pembelahan sel,yaitu mitosi dan meiosis, yang mana proses pembelahan sel tersebut sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan, reproduksi

Kromosom yang terdapat pada pasangan normal yaitu 2n, disebut disomi. Jika

satu kromosom hilang sehingga sel memiliki jumlah kromosom 2n–1, maka sel

aneuploidnya disebut monosomi. Jika dua kromosom yang hilang maka disebut

nulisomi (2n – 2). Jika pada dua pasangan masing-masing ada satu kromosom

yang hilang, individu tersebut dikatakan mengalami monosomi ganda (2n – 1 –

1).Peristilahan untuk kromosom yang hilang selanjutnya dapat diturunkan seperti

pada contoh-contoh berikut ini.

Kromosom dapat hadir dalam bentuk triplikat (rangkap tiga) di dalam sel telur

yang sudah dibuahi. Akibatnya sel aneuploidnya memiliki total kromosom 2n + 1

yang disebut trisomi. Jika ada dua kromosom lebih, maka namanya menjadi

tetrasomi  (2n + 2). Dengan demikian pada trisomik ganda akan ada penambahan

satu kromosom untuk setiap pasangan tersebut, yaitu (2n + 1 + 1).

Kemudian mitosis akan meneruskan kelainan ini pada semua sel embrionik.

Jika organisme tersebut mampu bertahan hidup, organisme itu biasanya

memperlihatkan sejumlah gejala yang disebabkan oleh abnormalnya jumlah gen

yang terletak pada kromosom tambahan atau kromosom yang hilang tersebut.

Gambar 9. non disjunction

19

Page 20:  · Web viewSelain itu, pada sel terjadi proses pembelahan sel,yaitu mitosi dan meiosis, yang mana proses pembelahan sel tersebut sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan, reproduksi

Terdapat dua tahapan nondisjunction yang bisa terjadi yaitu pada meiosis I

dan meiosis II. Pada meiosis I, nondisjunction yang terjadi akan menghasilkan

dua jenis sel; yang satunya mengandung dua pasang kromosom, yang satu lagi

tidak mengandung kromosom. Nondisjunction pada meiosis II akan menghasilkan

tiga jenis sel: sel normal, sel dengan monosomy dan sel dengan trisomy.

Nondisjunction selama Mitosis

Profase

Metafase

Anafase

20

Page 21:  · Web viewSelain itu, pada sel terjadi proses pembelahan sel,yaitu mitosi dan meiosis, yang mana proses pembelahan sel tersebut sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan, reproduksi

Telofase

Perhatikan bahwa sel terbentuk di

sebelah kiri memiliki kromosom ekstra

dan membentuk sel di sebelah kanan

memiliki kromosom yang hilang.

G 1 Interfase

Selama fase ini, kromosom uncoiled

dan tidak terlihat.

G 2 Interfase

Selama fase ini, kromosom uncoiled

dan tidak terlihat.

Nondisjunction selama Meiosis

G 2 Interfase

Selama fase ini, kromosom uncoiled

dan tidak terlihat.

21

Page 22:  · Web viewSelain itu, pada sel terjadi proses pembelahan sel,yaitu mitosi dan meiosis, yang mana proses pembelahan sel tersebut sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan, reproduksi

Profase I

Metafase

Anafase

Telofase Saya

Profase II

22

Page 23:  · Web viewSelain itu, pada sel terjadi proses pembelahan sel,yaitu mitosi dan meiosis, yang mana proses pembelahan sel tersebut sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan, reproduksi

Metafase II

Anafase II

Telofase II

Sel haploid Putri

Selama fase ini, kromosom uncoiled

dan tidak terlihat.

Meiosis II nondisjunction

G 2 Interfase

Selama fase ini, kromosom

uncoiled dan tidak terlihat.

23

Page 24:  · Web viewSelain itu, pada sel terjadi proses pembelahan sel,yaitu mitosi dan meiosis, yang mana proses pembelahan sel tersebut sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan, reproduksi

Profase I

Metafase I

Anafase I

Telofase I

24

Page 25:  · Web viewSelain itu, pada sel terjadi proses pembelahan sel,yaitu mitosi dan meiosis, yang mana proses pembelahan sel tersebut sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan, reproduksi

Profase II

Metafase II

Anafase II

Telofase II

Sel haploid

Selama fase ini, kromosom

uncoiled dan tidak terlihat.

( Anonymous f ,2011)

25

Page 26:  · Web viewSelain itu, pada sel terjadi proses pembelahan sel,yaitu mitosi dan meiosis, yang mana proses pembelahan sel tersebut sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan, reproduksi

2.5.2 Faktor penyebab terjadinya non disjunction :

1. Genetik

Diperkirakan terdapat predisposisi genetic terhadap “non disjunction”. Bukti

yang mendukung teori ini adalah berdasarkan atas hasil penelitiab

epidemiologi yang menyatakan adanya peningkatan risiko berulang bila

dalam keluarga terdapat anak dengan sindrom Down.

2. Radiasi

Radiasi dikatakan merupakan salah satu penyebab terjadinya “ non

disjunctional” pada sindrom Down ini. Uchida 1981 (dikutip Ueschel dkk)

menyatakan bahwa sekitar 30% ibu yang melahirkan anak dengan sindrom

Down, pernah mengalami radiasi didaerah perut sebelum terjadinya konsepsi.

Sedangkan peneliti lain tidak mendapatkan adanya hubungan antara radiasi

dengan penyimpangan kromsom.

3. Infeksi

Infeksi juga dikatakan sebagai salah satu penyebab terjadinya sindrom Down.

Sampai saat ini belum ada peneliti yang mampu memastikan bahwa virus

dapat mengakibatkan terjadinya “non disjunction”.

4. Autoimun

Factor lain yang juga diperkirakan sebagai etiologi sindrom Down adalah

autoimun. Terutama autoimun tiroid atau penyakit yang dikaitkan dengan

tiroid. Penelitian Fialkow 1966 ( dikutip dari Pueschel dkk), secacar konsisten

mendapatkan adanya perbedaan autoantibody tiroid pada ibu yang melahirkan

anak dengan sindrom Down dengan ibu control yang umurnya sama.

5. Umur ibu

Apabila umur ibu diatas 35 tahun, diperkirakan terdapat perubahan hormonal

yang dapat menyebabkan “ non disjunction” pada kromosom. Perubahan

endokrin seperti meningkatnya sekresi androgen, menurunnya kadar

hidropiandrosteron, menurunnya konsentrasi estradiol sistemik, perubahan

26

Page 27:  · Web viewSelain itu, pada sel terjadi proses pembelahan sel,yaitu mitosi dan meiosis, yang mana proses pembelahan sel tersebut sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan, reproduksi

konsentrasi reseptor hosmon, dan peningkatan secara tajam kadar LH

( Luteinizing hormone) dan FSH (follicular Stimulating hormone) secara tiba-

tiba sebelum dan selama menopause, dapat meningktkan kemungkinan

terjadinya non disjunction

6. Umur ayah

Selain pengaruh umur ibu terhadao sindrom Down, juga dilaporkan adanya

oengaruh dari umur ayah. Penelitian sitogenik pada orang tua dari anak

dengan sindrom Down mendapatkan bahwa 20-30% kasus ekstra kromosom

21 bersumber dari ayahnya. Tetapi korelasinya tidak setinggi dengan umur

ibu.

Factor lain : gangguang intragametik, organisasi nucleolus, bahan kimia dan

frekuensi koitus. (Soetjiningsih, 1995)

2.5.3 Dampak peristiwa non-disjunction

Sindrom Down

Gambar 10. Sindrom down

27

Page 28:  · Web viewSelain itu, pada sel terjadi proses pembelahan sel,yaitu mitosi dan meiosis, yang mana proses pembelahan sel tersebut sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan, reproduksi

Sindrom turner

Gambar 11. Sindrom turner

Sindrom cri du cat

28

Page 29:  · Web viewSelain itu, pada sel terjadi proses pembelahan sel,yaitu mitosi dan meiosis, yang mana proses pembelahan sel tersebut sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan, reproduksi

Gambar 12. Cri du cat

Sinrom Edward

Gambar 13. Sindrom Edward

29

Page 30:  · Web viewSelain itu, pada sel terjadi proses pembelahan sel,yaitu mitosi dan meiosis, yang mana proses pembelahan sel tersebut sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan, reproduksi

Sindrom klinefelter

Gambar 14. Sindrom klinefelter

Dampak non-disjunction pada tanaman jagung

Gambar 15. Non-disjunction pada jagung

30

Page 31:  · Web viewSelain itu, pada sel terjadi proses pembelahan sel,yaitu mitosi dan meiosis, yang mana proses pembelahan sel tersebut sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan, reproduksi

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.1.1 Proses pembelahan meiosis terdiri atas profase I, metaphase I, anaphase I,

telofase I, profase II, metaphase II, anaphase II, telofase II

3.1.2 Perbedaa mitosis dan meiosis antara lain

Aspek yang dibedakan Mitosis Meiosis

Tujuan Untuk pertumbuhan Sifat mempertahankan diploid

Hasil pembelahan 2 sel anak 4 sel anakSifat sel anak diploid (2n) haploid (n)Tempat terjadinya sel somatis sel gonad

Persamaan mitosis dan meiosis :

mitosis dan meiosis merupakan dua tipe pembelahan sel yang berbeda,

dengan beberapa ciri yang sama. Persamaan pertama adalah perlunya

duplikasi seluruh isi kromosom sel sebelum pembelahan dan keduanya juga

menggunakan mesin sel dari sel induk untuk membuat DNA, RNA dan

protein baru yang akan terlibat dalam pembelahan sel. Persamaan kedua,

kedua proses bergantung pada penggunaan gelondong mitosis untuk

memisahkan kromosom menjadi dua kutub sel yang nantinya akan menjadi

turunan dari sel tersebut.

3.1.3 Proses non-disjunction adalah sebagai berikut

31

Page 32:  · Web viewSelain itu, pada sel terjadi proses pembelahan sel,yaitu mitosi dan meiosis, yang mana proses pembelahan sel tersebut sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan, reproduksi

- factor yang menyebabkan non-disjunction,antara lain gentika, radiasi,

infeksi, autoimun, umur ibu, umur ayah, dan Factor lain : gangguang

intragametik, organisasi nucleolus, bahan kimia dan frekuensi koitus.

3.2 Saran

Untuk para pembaca agar lebih memahami dan mengerti materi mengenai

meiosis, untuk materi berikutnya agar lebih dikembangkan lagi secara materi namun

tetap pada batas permasalahn yang dibahas. Dan ilmu yang diperoleh dapat di

aplikasikan secara langsung maupun tidak langsung dalam berbagai bidang yang

berhubungan dengan ilmu tersebut dalam kehidupan masyarakat.

32

Page 33:  · Web viewSelain itu, pada sel terjadi proses pembelahan sel,yaitu mitosi dan meiosis, yang mana proses pembelahan sel tersebut sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan, reproduksi

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous a. 2011. Definsi Meiosis.

Http://id.wikipedia.org/wiki/Reproduksi_sel Di akses 11 Desember 2011

Anonymous b. 2011. Definsi Meiosis.

Http://id.wikipedia.org/wiki/Reproduksi_sel Di akses 11 Desember 2011

Anonymous c. 2011. Proses Fertilisasi pada Tumbuhan.

http://www.edukasi.net/index.php?mod=script&cmd=Bahan%20Belajar/

Materi%20Pokok/view&id=417. Diakses pada tanggal 14 november 2011.

Anonymous d. 2011. Hormon dalam proses meiosis. http://www.google.com

Di akses 14 Desember 2011

Anonymous e. 2011. Proses non disjunction

http://faculty.clintoncc.suny.edu/faculty/michael.gregory/files/bio%20101/bio

%20101%20laboratory/human%20genetics%201/drawings%20of

%20nondisjunction/nondisjunction.htm di akses 14 Desember 2011

Anonymous f. 2011. http://www.google.com Di akses 14 Desember 2011

Crowder, L. V. 1997. Genetika Tumbuhan. UGM Press : Yogyakarta

33

Page 34:  · Web viewSelain itu, pada sel terjadi proses pembelahan sel,yaitu mitosi dan meiosis, yang mana proses pembelahan sel tersebut sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan, reproduksi

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh kembang anak . Penerbit buku kedokteran EGC :

Jakarta

Widjanarko, Bambang. 2009. Persamaan mitosis dan meiosis.

http://reproduksiumj.blogspot.com/2009/11/genetika-reproduksi.html)

Di akses 12 Desember 2011

34