SEKOLAH : Mts Darul Ilmi MATA PELAJARAN : Fikih KELAS/SEMESTER : VII (tujuh) / Ganjil PENGAJAR : Norhilaliah MATERI POKOK : Tata Cara Berwudhu ALOKASI WAKTU : 15 menit A. Kompetensi Inti KI-1 Mengahayati dan mengamalkan ajaran agama islam. KI-2 Mengolah, menalar, menyaji dan menciptakan dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. KI-3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual procedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik 1
67
Embed
musafirluv.files.wordpress.com · Web viewSEKOLAH : Mts Darul Ilmi. MATA PELAJARAN: Fikih. KELAS/SEMESTER: VII (tujuh) / Ganjil. PENGAJAR: Norhilaliah . MATERI POKOK: Tata Cara Berwudhu.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
SEKOLAH : Mts Darul Ilmi
MATA PELAJARAN : Fikih
KELAS/SEMESTER : VII (tujuh) / Ganjil
PENGAJAR : Norhilaliah
MATERI POKOK : Tata Cara Berwudhu
ALOKASI WAKTU : 15 menit
A. Kompetensi Inti
KI-1 Mengahayati dan mengamalkan ajaran agama islam.
KI-2 Mengolah, menalar, menyaji dan menciptakan dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan
kreatif serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
KI-3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual procedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan.
KI-4 Mengolah, menalar, menyaji dan menciptakan dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan
kreatif serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar (KD)
3.1 Mengidentifikasi macam-macam tata cara berwudhu
4.1 Memperagakan tata cara berwudhu
C. Kompetensi Inti (KI)
3.1 Mampu mengetahui tata cara berwudhu
1
4.1 Mampu memperagakan tata cara berwudhu
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bahan pelajaran, peserta didik dapat menjelaskan
tata cara berwudhu
Setelah mempelajari bahan pelajaran, peserta didik dapat
menyebutkan rukun dan sunnah-sunnah wudu
E. Materi Pembelajaran
a. Tata Cara Bersuci
Ada beberapa tata cara bersuci dari hadast :
1. Wudhu
Menurut bahasa, wudhu artinya bersih. Adapun menurut istilah,
wudhu atinya membasuh anggota badan tertentu sesuai dengan syarat
dan rukun yang telah ditetapkan sebagai syarat untuk menghilangkan
hadast kecil.
Rukun wudhu secara keseluruhan ada 6 :
a. Niat, yaitu berniat dalam hatinya untuk berwudhu menghilangkan
hadas. Dianjurkan melafalkan niat untuk menuntun niat dalam
hati, yaitu membaca:
تعالى لله فرضا الاصغر الحدث لرفع الوضوء نويتb. Membasuh wajah. Membsuh wajah adalah mulai dari tempat
tumbuhnya rambut kepala menuju ke bagian bawah kumi dn
jenggot sampai pangkal kedua telinga.
c. Membasuh kedua tangan sampai ke siku. Bagi seseorang yang
tidak sempurna tagannya misalnya tangannya terpotong dari atas
siku, maka dia tetap wajib membasuh sisa tangan yang tersisa,
yaitu jika tangannya terpotong dari bawah siku. Dan tidak ada lagi
2
kewajiban untuk membasuhnya jika sudah tidak ada lagi bagian
yang dibasuh.
d. Mengusap bagian kepala . bisa Ubun-ubun atau yang lain. Ini
yang wajib. Disunnahkan membasuh seluruh kepala. Caranya
yaitu mengusap kepala dengan kedua tangn dari depan menuju ke
belakang sampai ke tengkuk kemudian mengembalikannya ke
tempat awal.
e. Membasuh kedua kaki
f. At-Tartib. Membasuh anggota wudhu satu demi satu dengan
urutan yang sebagaimana Aallah dan Rasulnya perintahkan.
Sunnah-sunnah wudhu sebagai berikut:
a. Tasmiyah (membaca Basmallah). Disyariatkan ketik seseorang
hendak berwudhu untuk membaca basmallah.
b. Membasuh kedua telapak tangan. Disyariatkan untuk menyela-
nyela jari jemari tangan dan kaki ketika berwudhu.
c. Madmadah (berkumur-kumur), Istinsyaq (memasukkan airke
dlam hidung). Berkumur-kumur dan memasukkan air ke dala
hidung dengn tangan kanan kemudian Istinsar (mengeluarkan air
dari hidung) dengan tangan kiri.
d. Membasuh telinga. Caranya memasukkan jari telunjuk ke dalam
telinga dan ibu jari dibelakang daun telinga (bagian luar) dan
digerakkan dari bawah daun telinga sampai ke atas.
e. Al-Muwalat (berkesinambungan dalam berwudhu sampai selesai
tidak terhenti atau terputus). Yaitu seseorang melakukan gerakan-
gerakan wudhu secara berkesinambungan, usai dari satu gerakan
wudhu langsung diikuti dengan gerakan wudhu berikutnya
sebelum kering bagian anggota yang baru saja dibasuh.
Membaca doa sesudah berwudhu:
3
, محمدا ان واشهد له شريك لا وحده الاالله اله لا ان اشهد . من واجعلني التوابين من اجعلني اللهم ورسوله عبده
الصالحين الله ك د عبا من واجعلني المتطهرينF. Metode Pembelajaran
1) Pendekatan : Saintifik
2) Metode : Ceramah, Tanya Jawab, Demonstrasi
3) Strategi : Jigsaw Learning (belajar melalui tukar delegrasi antar
kelompok/tim ahli)
G. Sumber dan Media Belajar
a. Buku paket Fikih kelas VII
b. LKS
c. Vidoa tata cara bersuci
H. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
NO Kegiatan Alokasi
Waktu
KeKegiatan awal :
1) Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama
2) Peserta didik disapa dan ditanya mengenai
kabarnya
3) Peserta didik diperiksa kehadirannya dan ditanya
kesiapan belajarnya
4) Guru dan siswa bersama-sama membaca
basmallah
5) Apersepsi mengenai tata cara bersuci yang
diketahui peserta didik.
6) Peserta didik diberi penjelasan mengenai manfaat
2 Menit
4
tata cara bersuci.
7) Guru menyampaikan tujuan pembelajran.
KeKegiatan Inti :
1) Mengamati
Guru menayangkan video tentang tata cara
bersuci.
2) Menyanya
Peserta didik dipersilahkan bertanya secara
langsung pada guru, terkait dengan materi
yang telah disampaikan.
Siswa mengamati tayangan video yang telah
di jelaskan oleh guru.
3) Mengeksplorasi
Masing-masing peserta didik membaca
materi tentang tata cara bersuci serta
memahami isi materi.
4) Mengasosiasikan
Peserta didik diminta mengaitkan materi
yang didiskusikan dengan kehidupan sehari-
hari.
Peserta didik menyimpulkan tata cara
bersuci
Peserta didik dapat mendemonstrasikan tata
cara bersuci.
5) Mengkomunikasikan
Guru memberikan kesempatan kepada
peserta didik yang mau menyimpulkan
tentang tata cara bersuci.
5
K Kegiatan akhir :
1) Guru membuat simpulan tentang materi
yang akan diajarkan
2) Guru mengadakan evaluasi
3) Guru menyebutkan materi yang akan
dipelajari selanjutnya
4) Bersama-sama menutup pelajaran dengan
berdoa (Membaca hamdalah, dan do’a
kafaratul majlis).
I. Penilaian Pembelajaran
Nama
Siswa
Sikap
Kedisiplinan Ketekunan
Belajar
Kerajinan Kerjasama Tanggung
jawab
Siska
Amanda
Zahra
Fatimah
Keterangan :
Skala penilaian sikap dibuat denga rentang antarara 1-3
1 = Kurang Baik
2 = Baik
3 = Sangat Baik
a. Tes tertulis
Soal tertulis ada dua buah soal :
Penilaian 1 soal jika benar 25
1) Sebutkan berapa rukun wudhu...?
6
2) Apa niat berwudu...?
3) Apa berapa rukun wudhu...?
4) Apa hukum membasuh telinga ketika berwudhu...?
b. Kunci Jawaban
No Kunci Jawaban
1 Enam
2 فرضا الاصغر الحدث لرفع الوضوء نويتتعالى لله
3 54 Sunnah
Catatan : Skor jawaban tiap item soal 25
No
Soal
Skor
1 25
2 25
3 25
4 25
Dst
Nilai = Jumlah jawaban benar x 4 Nilai = jumlah
(Maksimal 25 x 4 = 100). Skor X 100
Skor maksimal
Banjarmasin, 26 Oktober 2019
Guru Supervisor Guru Praktik
Najminur Hasanatun Nida, M. Pd. I Norhilaliah
7
NIP NIM.170102010372
MATA PELAJARAN : FIKIH
KELAS/SEMESTER : VIII/GENAP
PENGAJAR : Norhilaliah
MATERI POKOK : Mustahiq Zakat dan Yang
Haram Menerima Zakat
ALOKASI WAKTU : 15 Menit
J. Kompetensi Inti
KI-1 Mengahayati dan mengamalkan ajaran agama islam.
KI-2 Mengolah, menalar, menyaji dan menciptakan dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan
kreatif serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
KI-3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual procedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan.
KI-4 Mengolah, menalar, menyaji dan menciptakan dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan
kreatif serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
K. Kompetensi Dasar (KD)
2.4 Membiaskan sikap dermawan sebagai implementasi dari pemahaman tentang hikmah
zakat.
L. Kompetensi Inti (KI)
2.1 Mampu mengetahui Mustahiq zakat dan yang haram menerima zakat
8
M. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bahan pelajaran, peserta didik dapat mengetahui
dan memahami Mustahiq Zakat dan Yang Haram Menerima Zakat.
Setelah mempelajari bahan pelajaran, peserta didik dapat
menyebutkan macam-macam Mustahiq Zakat dan Yang Haram
Menerima Zakat
N. Materi Pembelajaran
Mustahiq Zakat dan Yang Haram Menerima Zakat
1. Mustahiq zakat
Mustahiq zakat adalah orang-orang yang berhak menerima zakat, baik zakat fitrah
maupun zakat mal. Orang yang berhak menerima zakat dibagi menjadi delapan
glongan sebagaimana
Firman Allah Swt :
الر وفي قلوبهم والمؤلفة عليها والعاملين والمساكين للفقراء الصدقات انماعليم والله الله من يضة فر السبيل وابن الله سبيل وفي والغارمين قاب
حكيم
Artinya: ”sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang
fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para
muallafyang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-
orang yang berhutang untuk dijalan Allah dan untuk mereka yang
sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan
Aallah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha bijaksana” . (Q.S at-
Taubah : 60)
Adapun golongan mustahiq zaka adalah sebagai berikut :
a. Fakir, yaitu orang yang amat sengsara hidupnya, tidak memiliki harta
dan tidak mempunyai tenaga untuk menutupi kebutuhan dirinya dan
keluarganya. Seumpama orang fakir adalah seumpama orang yang
9
membutuhkan 10.000 rupiah tapi ia hanya berpenghasilan 3.000
rupiah. Maka wajib diberikan zakat kepadanya untuk menutupi
kebutuhannya.
b. Miskin, yaitu orang yang mempunyai barang yang berharga atau
pekerjaan yang dapat menutup sebagian hajatnya akan tetapi tidak
mencukupinya, seperti seumpama orang yang membutuhkan 10.000
rupiah, tapi ia hanya berpenghasilan 7.000 rupiah. Orang ini wajib
diberi zakat sekedar menutupi kekurangan dn kebutuhannya. Jadi,
dengan kaidah di atas bahwa fakir itu lebih parah dari miskin.
c. Amil, adalah orang yang ditunjuk untuk mengumpulkan zakat,
menyimpannya membaginya kepada yang berhak dan mengerjakan
pembukuannya. Amil zakat harus memilki syarat tertentu yaitu
muslim, akil, baligh, merdeka, adil (bijaksana), mendengar, melihat,
laki-laki dan mengerti tenang hukum agama. Pekerjaan ini merupakan
tugas baginya dan harus diberi imbalan yang sesuai dengan
pekerjaannya yaitu diberikan kepadanya zakat.
d. Muallaf
Muallaf dibagi menjadi 4 macam yaitu :
1) Muallaf muslim ialah orang yang sudah masuk Islam tapi niatnya
atau imannya masih lemah, maka diperkuat dengan diberi zakat.
2) Muallaf yang telah masuk Islam dan niatnya cukup kuat, dan ia
terkemuka di kalangan kaumnya. Ia diberi zakat dengan harapan
kawan-kawannya akan tertarik masuk Islam.
3) Muallaf yang dapat membendung kejahatan orang kafir yang
disampingnya.
4) Muallaf yang dapat membendung kejahatan orang yang
membangkang membayar zakat.
Bagian ketiga dan keempat kita beri zakat sekiranya mereka kita
perlukan, misalnya karena mereka kita beri zakat, maka kita tidk usah
10
menyediakan angkatan bersenjata guna menghadapi kaum kafir atau
pembangkang zakat yang biayanya pun akan lebih besar. Adapun
golongan pertama dan kedua maka kita beri zakat tanpa syarat”.
e. Riqab, adalah muktab yang berarti budak belian yang diberi
kebebasan usaha mengumpulkan kekayaan agar ia dapat menebus
dirinya untuk merdeka. Dalam hal ini ada syarat, bahwa yang
menguasai atau memilikinya sebagai budak belian itu bukan si
muzakki sendiri sebab jika demikian maka uang zakat itu akan
kembali kepadanya saja.
f. Grarim yaitu mempunyai hutang.
Gharim dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
1) Orang yang meminjam guna menghindarkan fitnah atau
mendamaikan pertikaian/permusuhan.
2) Orang yang meminjam guna keperluan diri sendiri atau
keluarganya untuk hajat yang mubah.
3) Orang yang meninjam karena tanggungan, misalnya para
pengurus masjid, madrasah atau pesantren menanggung pinjaman
guna keperluan masjid, madrasah atau pesantrten.
g. Sabilillah , yaitu orang yang berada dijalan yang dapat menyampaikan
sesuatu arena ridho Allah Swt baik berupa ilmu maupun amal.
h. Ibn As-Sabil, yaitu orang yang mengadakan perjalanan yang bukan
bertujuan maksiat di negeri rantauan, lalu mengalami kesulitan dan
kesengsaraan dalam perjalanannya.
2. Orang yang Tidak Berhak Menerima Zakat
a. Keluarga Rasulullah saw (Bani Hasyim)
Mereka tidak boleh makan harta zakat sedikitpun berdasarkan pernyataan
tegas dari Rasulullah saw.
11
, , , ولا لمحمد تحل لا وانها الناس سخ او هي انما الصدقة هذه انصلى محمد وسلم لال عليه الله
Artinya: ”zakat adalah kotoran harta manusia, tidak hala bagi
Muhammad, tidak pula untuk keluarga Muhammad saw.” (H.R. Abu
Daud).
b. Orang kaya
, مكتسب لقوي ولا لغي فيها حظ ولاArtinya : ”tidak ada hak zakat untuk orang kaya, maupun orang yang
masih kuat bekerja” (H.R. Nasa’i)
Tapi orang kaya hanya bisa mendapat zakat apabila dia termasuk dalam
daftar delapan golongan pemerima zakat: Amil, Mualaf, orang yang
berperang, orang yang terlilit utang karena mendamaikan dua orang
yang sengketa, dan Ibn As-Sabil yang memiliki harta di kampungnya.
c. Orang kafir
Ketika Nabi saw mengutus Muadz bin Jabal ke Yaman, beliau meminta
agar Muadz mengajarkan tauhid, kemudian shalat, kemudian baru
zakat. Beliau bersabda:
Artinya: ”Ajarkan kepada mereka bahwa Aallah mewajibkan kepada
mereka zakat harta mereka. Diambilkan dari orang kaya mereka
dan dikembalikan kepada orang miskin mereka” (H.R.Bukhari
Muslim)
d. Setiap orang yang dinafkahi oleh Muzakki (wajib zakat)
Termasuk aturan baku terkait penerima zakat, zakat tidak boleh
diberikan epada orang yang wajib dinafkahi oleh Muzakki (wajib
zakat). Seperti istri, anak dan seterusnya ke bawah atau orang tua dan
seterusnya ke atas.
e. Budak
12
Budak tidak boleh menerima zakat, karena zakat yang diterima
pada akhirnya harus diserahkan kepada tuannya, terkecuali budak
Mukatab (budak yang sedang berupaya membebaskan dirinya).
O. Metode Pembelajaran
4) Pendekatan : Saintifik
5) Metode : Ceramah, Tanya Jawab
6) Strategi : Every one Is a teacher
P. Sumber dan Media Belajar
d. Buku paket Fikih kelas VIII
e. LCD
f. Laptop
Q. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
NO Kegiatan Alokasi
Waktu
Kegiatan awal :
8) Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama
9) Peserta didik disapa dan ditanya mengenai
kabarnya
10) Peserta didik diperiksa kehadirannya dan
ditanya kesiapan belajarnya
11) Guru dan siswa bersama-sama membaca
basmallah
12) Apersepsi mengenai Mustahiq Zakat dan
Yang Haram Menerima Zakat yang diketahui
peserta didik.
13) Guru menyampaikan tujuan pembelajran.
2 Menit
KeKegiatan Inti :
6) Mengamati
Guru menyampaikan materi mengenai
10 Menit
13
Mustahiq Zakat dan Yang Haram
Menerima Zakat
7) Menyanya
Peserta didik dipersilahkan bertanya secara
langsung pada guru, terkait dengan materi
yang telah disampaikan.
8) Mengeksplorasi
Masing-masing peserta didik membaca
materi tentang mustahiq zakat dan yang
haram menerima zakat serta memahami isi
materi.
9) Mengasosiasikan
Peserta didik diminta mengaitkan materi
yang didiskusikan dengan kehidupan sehari-
hari.
Peserta didik menyimpulkan tentang
mustahiq zakat dan yang ham menerima
zakat.
10) Mengkomunikasikan
Guru memberikan kesempatan kepada
peserta didik yang mau menyimpulkan
tentang macam-macam mustahiq zakat dan
yang haram menerima zakat
Kegiatan akhir :
5) Guru membuat simpulan tentang materi
yang akan diajarkan
6) Guru mengadakan evaluasi
7) Guru menyebutkan materi yang akan
3 Menit
14
dipelajari selanjutnya
8) Bersama-sama menutup pelajaran dengan
berdoa (Membaca hamdalah, dan do’a
kafaratul majlis).
R. Penilaian Pembelajaran
Nama Siswa Sikap
Kedisiplinan Ketekunan
Belajar
Kerajinan Kerjasama Tanggung
jawab
Amalia
Zahra
Khalil
Aman
Keterangan :
Skala penilaian sikap dibuat denga rentang antarara 1-3
4 = Kurang Baik
5 = Baik
6 = Sangat Baik
c. Tes tertulis
Soal tertulis ada dua buah soal :
Penilaian 1 soal jika benar 50
1. Sebutkan 3 macam orang yang berhak merima zakat...?
2. Apakah seorang budak boleh menerima zakat...?
d. Kunci Jawaban
No Kunci Jawaban
1 Fakir,miskin,muallaf
2 Tidak
15
Catatan : Skor jawaban tiap item soal 50
No Soal Skor
1 50
2 50
Dst
Nilai = Jumlah jawaban benar x 2 Nilai = jumlah
(Maksimal 50 x 2 = 100). Skor X 100
Skor maksimal
Banjarmasin, 26 Oktober 2019
Guru Supervisor Guru Praktik
Najminur Hasanatun Nida, M. Pd. I Norhilaliah
NIP NIM.170102010372
16
MATA PELAJARAN : FIKIH
KELAS/SEMESTER : IX/GENAP
PENGAJAR : Norhilaliah
MATERI POKOK : Upah
ALOKASI WAKTU : 20 Menit
S. Kompetensi Inti
KI-1 Mengahayati dan mengamalkan ajaran agama islam.
KI-2 Mengolah, menalar, menyaji dan menciptakan dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan
kreatif serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
KI-3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual procedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan.
KI-4 Mengolah, menalar, menyaji dan menciptakan dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan
kreatif serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
A. Kompetisi Dasar dan Indikator
Kompetisi Dasar Indikator Pencapaian Kompetisi
1.4 Menyadari pentingnya
pemberian upah
1.3.1 Siswa dapat mendefinisikan pentingnya
pemberian upah
17
2.4 Membiasakan sikap
amanah sebagai
implementasi dari
pemahaman tentang
ketentuan upah
3.4 Menjelaskan ketentuan
upah
4.4 Mensimulasikan tata cara
pelaksanaan pemberian
upah
1.3.2 Siswa dapat menjelaskan hadis tentang upah
2.4.1 Menunjukkan sikap amanah sebagai
implementasi dari pemahaman tentang ketentuan
upah
3.4.1 Menyebutkan ketentuan upah
4.4.1 Mempraktekkan tata cara pelaksanaan peberian
upah
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bahan pelajaran, peserta didik dapat menjelaskan
pengertian upah.
Setelah mempelajari bahan pelajaran, peserta didik dapat membacakan hukum
dan dalil upah
Setelah mempelajari bahan pelajaran, peserta didik dapat mempraktekkan tata
cara upah
C. KerangkaMateri
D. MateriPelajaran
UPAH
1. Pengertian upah
18
Upah
pengertian
Upah dalam bahasa Arab disebut dengan
Ujrah. Upah dalam hukum agama adalah
pemberiansesuatu sebagai imbalan dari
jerih payah seseorang dalam bentuk
imbalan di dunia dan dalambentuk
imbalan di akhirat
HukumdanDalil Ketentuan-
ketentuanupah
Upah dalam bahasa Arab disebut dengan Ujrah. Upah dalam hukum
agama adalah pemberiansesuatu sebagai imbalan dari jerih payah seseorang
dalam bentuk imbalan di dunia dan dalambentuk imbalan di akhirat. Berbeda
sekali pengertian upah dalam istilah barat, yaitu Gaji biasaatau minimum
yang dibayarkan langsung atau tidak langsung, oleh pengusaha kepada
pekerjahanya dalam kaitan dengan hubungan kerja, tidak mempunyai
keterkaitan erat antara upah denganmoral, dan tidak memiliki dimensi dunia
dan akhirat.
Upah yang diberikan hendaknya berdasarkan tingkat kebutuhan dan
taraf kesejahteraan masyarakat setempat.
Hadits Nabi Muhammad Saw. :
( ) جه ما ابن رواه عرفة يخف ان قبل اعطوالاجيراجره“Berikanlah kepada buruh upahnya sebelum keringatnya kering.” (HR. Ibnu
Majah)
Dari hadis di atas dapat diambil kesimpulan bahwa agama Islam itu
sangat memperhatikan hak pekerja atau buruh. Pembahasan masalah upah ini,
meliputi pengertian upah, hukum upah, rukun dan syarat upah, keutamaan
membayar upah, hikmah upah. Pada masa khalifah Umar R.a. gaji pegawai
disesuaikan dengan tingkat kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat
setempat.
2. Hukum Upah
Pemberian upah hukumnya mubah, tetapi bila hal itu sudah
menyangkut hak seseorang sebagaimata pencaharian berarti wajib. Sebagai
karyawan/pegawai adalah pemegang amanah majikan/pemilik perusahaan,
maka ia wajib untuk mengerjakan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanyadengan sebaik-baiknya
Allah Swt. Berfirman :
ر� ... ص�ي ب� ب� لو ب� ع ب� ب�ا ص� ب� � ب ٱل ب�� ب�� ا� وو ل� ب ع� ب�ٱ ب� � ب ا�ٱل ل�و �� ب ب�ٱ �ص ف ل�� ع ب� عل ص�ٱ ل م عي ب� ب!� وا "� ب ل م ع� � ب ب# ب$� ص%� عم ل& عي ب ب� ب' ب)ا ل( ب+ا ب, عم ل- ب. لبل ع� ب�� ا� وو ل ص0 ع� ب ع1 ب� ب��� عم ل�� ب3د ب�� ع� ص%� ٢٣٣ب�
19
“Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa
bagimu apabilakamu memberikan pembayaran menurut yang patut. (Q.S. Al
baqarah: 233)
Sabda Nabi Muhammad Saw. :
احتجم : قال عنهما الله سرضي عبا ابن عن ابيه ابنطاوسعن حدثنا
( البخاري ( روه اجره الحجام واعطى وسلم عليه الله النبىصل”Hadist dari Ibnu Thawus dari ayanya dari Ibnu Abbas r.a dia berkata
bahwa Nabi Muhammad Saw. pernah mengupah seorang tukang bekam
kemudian membayar upahnya”. (H.R. Bukhari)
Upah merupakan hak pekerja yang harus dibayarkan sesuai dengan
jenis pekerjaannya. Menunda-nundapembayaran upah tidak dibenarkan dalam
ajaran Islam, sebab termasuk perbuatan aniaya.
Nabi Muhammad Saw. bersabda:
“Tiga orang (tiga golongan) yang aku musuhi nanti pada hari kiamat, yaitu (1)
orang yang memberi kepadaku kemudian menarik kembali, (2) orang yang
menjual orang merdeka kemudian makan harganya (3) orang yang
mengupahkan dan telah selesai, tetapi tidak memberikan upahnya.” (HR.
Bukhari)
3. Rukun dan Syarat Upah-Mengupah
a. Pengupah dan pihak pekerja (Mu’jir dan Musta’jir), syaratnya
1) Berakal dan mummayiz, namun tidak disyaratkan baligh. Maka tidak
dibenarkan mempekerjakan orang gila, anak-anak yang belum
mumayiz dan tidak berakal
2) Ada kerelaan dari keduanya. Apabila salah seorang diantaranya
terpaksa melakukan akaditu, maka akadnya tidak sah
3) Cakap atau kompeten (memliki kemampuan)
b. Ṣigat (Ijab Qabul)
20
Adanya kesepakatan kedua belah pihak antara pengupah dan pekerja
(kontrak)
c. Upah atau Imbalan
Yaitu uang atau lainnya yang dibayarkan sebagai pembalas jasa atau sebagai
pembayar tenagayang sudah dikeluarkan untuk mengerjakan sesuatu.
Pembayaran upah ini boleh berupa uangdan boleh berupa benda, dan
diisyaratkan diketahui jumlahnya oleh kedua belah pihak, sesuai dengan
perjanjian.
d. Adanya Kemanfaatan
Pekerjaan dan barang yang akan dijadikan objek kerja harus
memiliki manfaat yang jelas seperti mengerjakan pekerjaan proyek,
membajak Sawah dan sebagainya. Sebelum melakukan sebuah akad
ijarah hendaknya manfaat yang akan menjadi objek ijarah harus diketahui
secara jelas agar terhindar dari perselisihan dikemudian hari baik jenis,
sifat barang yang akan disewakan ataupun pekerjaan yang akan dilakukan
4. Keutamaan Membayar Upah
Secara umum, pemberian/penyerahan upah dilakukan seketika
pekerjaan itu selesai. Sama halnya dengan jual beli yang pembayarannya
pada waktu itu juga, tetapi pada waktu membuat surat perjanjian boleh
dibicarakan dan diputuskan untuk mendahulukan pembayaran upah atau
mengakhirkannya. Jadi pembayaran upah itu disesuaikan dengan bunyi surat
perjanjian pada saat akan melaksanakan akad upah mengupah. Namun
demikian, memberikan upah lebih dahulu adalah lebih baik, dalam rangka
membina saling pengertian percaya mempercayai. Lebih-lebih apabila upah
mengupah itu antara majikan dan karyawan yang pada umumnya sangat
memerlukan uang untuk kebutuhan biaya makan keluarga dan dirinya sehari-
hari. Yang paling penting adalah agar kedua belah pihak mematuhi perjanjian
yang telah disetujui dan ditanda tangani bersama. Karyawan atau buruh
hendaknya mematuhi ketentuan dalam perjanjian, baik perjanjian itu tertulis
21
atau perjanjian lisan. Majikan wajib pula memberikan upah sebagaimana
yang telah ditentukan.
Hadits Nabi Muhammad Saw. :
( ) جه ما ابن رواه عرفة يخف ان قبل اعطوالاجيراجره “Berikanlah kepada buruh upahnya sebelum keringatnya kering.”
(HR. Ibnu Majah)
5. Hikmah Disyariatkan Upah
Tujuan dibolehkan ujrah pada dasarnya adalah untuk mendapatkan
keuntungan materil. Namun itu bukanlah tujuan akhir karena usaha yang
dilakukan atau upah yang diterima merupakan sarana untuk mendekatkan diri
kepada Allah Swt.
Adapun hikmah diadakannya ujrah antara lain:
a. Membina ketentraman dan kebahagiaan
Dengan adanya ijarah akan mampu membina kerja sama antara mu’jir dan
mus’tajir. Sehinggaakan menciptakan kedamaian dihati mereka. Dengan
diterimanya upah dari orang yangmemakai jasa, maka yang memberi jasa
dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Apabilakebutuhan hidup
terpenuhi maka musta’jir tidak lagi resah ketika hendak beribadah
kepadaAllah.Dengan transaksi upah-mengupah dapat berdampak positif
terhadap masyarakat terutamadibidang ekonomi, karena masyarakat dapat
mencapai kesejahteraan yang lebih tinggi. Bilamasing-masing individu
dalam suatu masyarakat itu lebih dapat memenuhi kebutuhannya,maka
masyarakat itu akan tentram dan aman.
b. Memenuhi nafkah keluarga
Salah satu kewajiban seorang muslim adalah memberikan nafkah kepada
keluarganya, yang meliputi istri, anak-anak dan tanggung jawab lainnya.
Dengan adanya upah yang diterima musta’jir maka kewajiban tersebut
”Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan
cara ma’ruf”. (al-Baqarah: 233)
c. Memenuhi hajat hidup masyarakat
Dengan adanya transaksi ijarah khususnya tentang pemakaian jasa, maka akan
mampu memenuhi hajat hidup masyarkat baik yang ikut bekerja maupun
yang menikmati hasil proyek tersebut. Maka ujrah merupakan akad yang
mempunyai unsur tolong menolong antar sesama.
d. Menolak kemungkaran
Di antara tujuan ideal berusaha adalah dapat menolak kemungkaran yang
kemungkinan besar akan dilakukan oleh yang menganggur. Pada intinya
hikmah ijarah yaitu untuk memudahkan manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya sehari-hari.
E. MetodePembelajaran
1) Metode ceramah
2) Tanya jawab
3) Demonstrasi
F. Strategi Pemblajaran
Every One Is a Teacher Here
G. Pendekatan
Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan saintifik
H. Media dan alat pembelajaran
a. Laptop
b. LCD Proyektor
I. Sumber Belajar
Modul Madani Fikih IX semester I
J. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Alokasi waktu
Pendahuluan
23
1) Guru memberi salam
2) Peserta didik disapa dan ditanya kabarnya
3) Peserta didik di periksa kehadirannya dan ditanya kesiapan belajarnya
4) Guru dan siswa bersama-sama membaca basmalah
5) Peserta didik diberi penjelasan tentang manfaat
mempelajarishalatjamaah
6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
3 menit
Kegiatan Inti
1) Mengamati
Guru menjelaskan materi pada Buku paket atau Lks
2) Menanya
Peserta didik dipersilahkan bertanya secara langsung pada guru
3) Mengeksplorasi
Masing-masing peserta didik membaca materi tentang upah serta
memahami isi materi
4) Mengasosiasi
Peserta didik diminta untuk mengkaitkan materi yang didiskusikan
dengan kehidupan sehari-hari
Peserta didik menyimpulkan pengertian upah
Peserta didik dapat mempraktekkan tata cara upah
5) Mengkomunikasikan
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik yang mau menyimpulkan
tentang upah
12 menit
Kegiatan Menutup
1) Guru membuat simpulan tentang materi yang di ajarkan
2) Guru mengadakan evaluasi tertulis
3) Guru menyebutkan materi yang akan dipelajari selanjutnya
4) Guru bersama-sama membaca doa penutup
5 menit
24
K. Penilaian Hasil Pembelajaran
a. Penilaian Sikap
Nama Siswa
Sikap
Kedisiplinan Ketekunan
Belajar
kerajinan Kerja
Sama
Tanggung
Jawab
Novia
Amanda
Andayani
Mila Wati
Nurul
Keterangan:
Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang antara 1-3
1 = kurang baik
2 = baik
3 = sangat baik
b. Tes Tertulis
Soal tertulis ada 2 buah soal
Penilaian 1 soal jika benar 50
1. Jelaskan pengertian upah!
2. Jelaskan apa hukum upah?
Kunci Jawaban
25
1. Upah dalam bahasa Arab disebut dengan Ujrah. Upah dalam hukum agama
adalah pemberiansesuatu sebagai imbalan dari jerih payah seseorang dalam
bentuk imbalan di dunia dan dalambentuk imbalan di akhirat
2. Pemberian upah hukumnya mubah, tetapi bila hal itu sudah menyangkut hak
seseorang sebagaimata pencaharian berarti wajib. Sebagai
karyawan/pegawai adalah pemegang amanah majikan/pemilik perusahaan,
maka ia wajib untuk mengerjakan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanyadengan sebaik-baiknya
Nilai = Jumlah jawaban benar x 2 Nilai = jumlah
(Maksimal 50 x 2 = 100). Skor X 100
Skor maksimal
Mengetahui Banjarbaru, 16 Novermber 2019
Supervisor Guru Mata Pelajaran
Najminur Hasanatun Nida, M. Pd. I Norhilaliah
NIP NIM. 170102010168
MATA PELAJARAN : FIKIH
26
KELAS : X/ GANJIL
PENGAJAR : Norhilaliah
MATERI POKOK : Khiar dalam Jual Beli
ALOKASI WAKTU : 15 Menit
A. Kompetensi Inti
KI-1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI-3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata.
KI-4 Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, menggambar, dan mengarang)
sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang/teori
B. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar ndikator Pencapaian Kompetensi
3.3 Memahami ketentuan jual beli dan Qirad
3.3.3 Siswa dapat mengetahui ketentuan dari bagian jual beli berupa khiyar dan macamnya
C. Tujuan Pembelajaran
27
Setelah mengamati, menanya, dan mengkomunikasikan, siswa dapat
mengetahui tentang ketentuan dari jual beli berupa khiyar beserta macamnya
D. Kerangka Pembelajaran
28
KHIAR
K.
MAJ
ELIS
K. SYARAT
E. Materi Pembelajaran
Khiar adalah hak pilih yang berlaku bagi seseorang untuk
melangsungkan jual beli atau membatalkannya, macam khiar ada 3 yaitu
khiar majelis, khiar syarat, dan khiar aibi
1. Metode Pembelajaran
Ceramah
Tanya jawab
Demonstrasi
2. Pendekatan
Saintifik
3. Media dan Alat/Bahan Pembelajaran
Papan tulis
Spidol
4. Sumber Belajar
Buku Siswa Fiqih kelas X
F. Langkah-Langkah dalam Pembelajaran
Kegiatan Alokasi WaktuPENDAHULUAN Salam Pembuka dan Menanyakan Kabar serta absensi Mengajak Siswa Untuk Berdoa bersama Guru menjelaskan secara ringkas tentang tujuan pembelajaran
serta pengantar dari materi 3 Menit
Inti1. Mengamati
Guru memberikan tayangan video dan slide yang meliputi isi pembelajaran
2. Menanya
29
K. AIBI
Guru Mempersilahkan Murid untuk bertanya tentang materi apabila ada yang kurang jelas
3. Mengeksplorasi Guru menayangkan soal tentang materi yang ditampilkan dan
mempersilahkan siswa untuk menjawab 12 Menit
4. Mengkomunikasikan Perwakilan dari siswa menyebutkan jawaban dan dibahas oleh
guru Penutup Siswa dan Guru Menyimpulkan bersama dan mengakhiri
pembelajaran diiringi dengan doa 5 Menit
G. Penilaian Hasil Belajar
1. Penilaian Praktikum
NO ASPEK YANG DINILAI PENILAIAN
1 2 3
1 PEMAHAMAN TENTANG KHIAR
2 PENYAMPAIAN TENTANG KHIAR
Keterangan :
1. Kurang Bagus
2. Bagus
3. Sangat Bagus
2.Penilaian sikap
NO NAMA SIKAP
DISIPLIN TANGGUNG JAWAB KETEKUNAN BELAJAR KERAJINAN
1
2
3
4
5
30
Keterangan :
A. Cukup
B. Baik
C. Amat Baik
Tes tertulis
1. Apa yang dimaksud dengan khiar
2. Jelaskan secara ringkas tentang bagian khiar
Kunci jawaban
1. Khiar adalah hak pilih yang berlaku bagi seseorang untuk melaksanakan akad
atau membatalkannya
2. Bagian khiar ada 3 yaitu khiar majlis atau memilih di tempat, khiar syarat,
dan khiar aibi atau karena cacat
Nilai = Jumlah jawaban benar x 2 Nilai = jumlah
(Maksimal 50 x 2 = 100). Skor X 100
Skor maksimal
31
Mengetahui Banjarbaru, 19 Oktober 2019
Supervisor PPL 1 Guru Mata Pelajaran
Najminur Hasanatun Nida M.Pd. I Norhilaliah
NIP NIM 170102010372
MATA PELAJARAN : FIKIH
KELAS/SEMESTER : XI/GENAP
PENGAJAR : Norhilaliah
MATERI POKOK : Minum Khamr
ALOKASI WAKTU : 15 Menit
T. Kompetensi Inti
KI-1 Mengahayati dan mengamalkan ajaran agama islam.
KI-2 Mengolah, menalar, menyaji dan menciptakan dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan
kreatif serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
KI-3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual procedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusaan, kebangsaan, kenegaraan,
32
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan.
KI-4 Mengolah, menalar, menyaji dan menciptakan dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan
kreatif serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
U. Kompetensi Dasar (KD)
2.2 Menunjukkan sikap adil dan tanggungjawab dalam penerapan materi
hukum hudud.
2.3. Menunjukkan sikap adil dan tanggung jawab dalam penerapan materi
hukum bughat.
3.2. Menjabarkan ketentuan Allah tentang hudud dan hikmahnya.
3.3. Memahami hukum Islam tentang bughat dan hikmahnya.
4.2 Menunjukkan contoh pelanggaran yang terkena ketentuan hudud.
4.3. Menunjukkan contoh pelanggaran yang terkena ketentuan bughat.
V. Indikator Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan sebab perbuatan miras.
2. Siswa dapat menunjukkan dasar hukum larangan miras.
3. Siswa dapat menunjukkan akibat perbuatan miras.
4. Siswa dapat mengontrol diri untuk senantiasa menjauhi jaraimul
hudud (perbuatan-perbuatan yang menyebabkan pelakunya dikenai
hukuman had).
W. Materi Pembelajaran
MEMINUM MINUMAN KERAS
a. Pengertian Khamr
Secara deinisi bahasa khamr mempunyai arti penutup akal. Sedangkan
menurut istilah syar’i khamr adalah segala jenis minuman atau selainnya
yang memabukkan dan menghilangkan fungsi akal. Berpijak dari deinisi
33
syar’i ini, cakupan khamr tidak hanya terkait dengan minuman, akan
tetapi segala sesuatu yang dikonsumsi baik makanan atau minuman yang
memabukkan dan membuat manusia tidak sadar, semisal ganja, heroin,
obat bius dan lain sebagainya
Rasulullah Saw bersabda:
( مسلم . ( رواه حرام وكل خمر مسكر كلArtinya : ”Tiap-tiap yang memabukkan disebut khamr, dan tiap-tiap khamr
hukumnya haram.”(HR. Muslim)
b. Hukum Minuman Keras
Sudah menjadi ijma’ ulama bahwa hukum minuman keras (khamr)
haram. Mengkonsumsi khamr merupakan dosa besar. Diantara dalil yang
menegaskan keharaman minuman keras adalah:
Firman Allah dalam surat al-Maidah ayat 90 :
رج م والأزلا نصاب والا والميسر إنماالخمر أمنوا الذين ايها ياتفلحون لعلكم جتنبوه فا ن الشيطا عمل .سمن
Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (minuman) khamr,
berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan anak panah
adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaithan. Maka jauhilah
perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.”(QS. Al-
Maidah : 90)
Sabda Rasulullah Saw.:
: . من قال وسلم عليه الله صلى الله رسول أن عمر بن الله عبد عن
م ( رواه الأخرة في مها حر منها يتب لم ثم الدنيا في الخمر شربسلم)
Artinya: Dari Abdullah bin Umar, Rasullah bersabda: “Barang siapa
meminum khamr di dunia dan ia tidak bertaubat maka (Allah)
mengharamkannya di akhirat”(HR. Muslim)
c. Had Minum Khamr
34
Sebagaimana ulama telah sepakat akan haramnya khamr, mereka juga
sepakat bahwa orang yang meminumnya wajib dikenai hukuman (had),
baik ia mengkonsumsi sedikit atau banyak. Landasan syar’i terkait hal ini
adalah:
Sabda Rasulullah Sa
أتي , وسلم عليه الله صلى النبي أن عنه الله رضي مالك أنسبن عن
نحو بجريدتين فجلده الخمر شرب ) برجل عليه. ( متفق أربعينArtinya: ”Dari Anas bin Malik ra, dihadapkan kepada Nabi saw seorang
yang telah minum khamr, kemudian beliau menjilidnya dengan dua
tangkai pelepah kurma kira-kira 40 kali.” (Muttafaq Alaih)
Para ulama berbeda pendapat mengenai jumlah pukulan bagi
1. Masyarakat terhindar dari kejahatan seseorang yang diakibatkan
pengaruh minum khamr. Peminum khamr yang sudah sampai
level “pecandu” tidak akan mampu menghindar dari tindak
kejahatan/kemaksiatan. Karena khamr merupakan induk segala
macam bentuk kejahatan. Maka, ketika khmar diharamkan dan
kebiasaan meminumnya bisa dihilangkan, secara otomatis
berbagai tindak kejahatan akan sirna, atau paling minimal
menurun drastis.
2. Menjaga kesehatan jasmani dan rohani dari berbagai penyakit
yang disebabkan oleh pengaruh minum khamr seperti busung
lapar, hilang ingatan, atau berbagai penyakit berbahaya lainnya.
3. Masyarakat terhindar dari siksa kebencian dan permusuhan yang
diakibatkan oleh pengaruh khamr. Sebagaimana maklum adanya,
khamr selain mengakibatkan berbagai macam penyakit juga
menjadikan mental pecandunya tidak stabil. Pecandu khamr akan
mudah tersinggung dan salah paham hingga dirinya akan selalu
diselimuti kebencian dan permusuhan.
4. Menjaga hati agar tetap bersih, jernih, dan dekat kepada Allah
ta’ala. Karena khamr akan mengganggu kestabilan jasmani dan
rohani. Hati pecandu khamr hari demi hari akan semakin jauh dari
Allah. Hatinya menjadi gelap, keras hingga ia tak sungkan-
sungkan melakukan pelanggar terhadap aturan syar’i.
X. Metode Pembelajaran
7) Pendekatan : Saintifik
8) Metode : Ceramah, Tanya Jawab
9) Strategi : Reading Aloud
Y. Sumber dan Media Belajar
36
g. Buku paket Fikih kelas XI
h. LCD
i. Laptop
Z. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
NO Kegiatan Alokasi
Waktu
Kegiatan awal :
14) Guru mengucapkan salam dan berdoa
bersama
15) Peserta didik disapa dan ditanya mengenai
kabarnya
16) Peserta didik diperiksa kehadirannya dan
ditanya kesiapan belajarnya
17) Guru dan siswa bersama-sama membaca
basmallah
18) Apersepsi mengenai upah yang diketahui
peserta didik.
19) Guru menyampaikan tujuan pembelajran.
2 Menit
KeKegiatan Inti :
11) Mengamati
Guru menyampaikan materi mengenai
minum khamr
12) Menyanya
Peserta didik dipersilahkan bertanya secara
langsung pada guru, terkait dengan materi
yang telah disampaikan.
13) Mengeksplorasi
Masing-masing peserta didik membaca
12 Menit
37
pengertian serta memahami isi materi.
14) Mengasosiasikan
Peserta didik diminta mengaitkan materi
yang didiskusikan dengan kehidupan sehari-
hari.
Peserta didik menyimpulkan tentang
minum khamr
15) Mengkomunikasikan
Guru memberikan kesempatan kepada
peserta didik yang mau menyimpulkan
tentang minum khamr
Kegiatan akhir :
9) Guru membuat simpulan tentang materi
yang akan diajarkan
10) Guru mengadakan evaluasi
11) Guru menyebutkan materi yang akan
dipelajari selanjutnya
12) Bersama-sama menutup pelajaran dengan
berdoa (Membaca hamdalah, dan do’a
kafaratul majlis).
3 Menit
AA. Penilaian Pembelajaran
Nama Siswa Sikap
Kedisiplinan Ketekunan
Belajar
Kerajinan Kerjasama Tanggung
jawab
Syarif
Laili
Ali
38
Fatimah
Zahra
Keterangan :
Skala penilaian sikap dibuat denga rentang antarara 1-3
7 = Kurang Baik
8 = Baik
9 = Sangat Baik
e. Tes tertulis
Soal tertulis ada dua buah soal :
Penilaian 1 soal jika benar 50
1. Apa hukum meminum khamr..?
2. Apakah boleh meminum obat-obatan yang memabukkan...?
3. Ada berapa rukun upah-mengupah...?
f. Kunci Jawaban
No Kunci Jawaban
1 Haram
2 Tidak
Catatan : Skor jawaban tiap item soal 20
No Skor
1 50
2 50
Dsb
39
Nilai = Jumlah jawaban benar x 2 Nilai = jumlah
(Maksimal 50 x 2 = 100). Skor X 100
Skor maksimal
Mengetahui Banjarmasin, 26 Oktober 2019
Guru Supervisor Guru Praktik
Najminur Hasanatun Nida, M. Pd. I Norhilaliah
NIP NIM.170102010372
MATA PELAJARAN : Aqidah Akhlak
KELAS/SEMESTER : XII/GENAP
PENGAJAR : Norhilaliah
MATERI POKOK : Adab Membaca Al-Qur’an
ALOKASI WAKTU : 20 Menit
BB. Kompetensi Inti
KI-1 Mengahayati dan mengamalkan ajaran agama islam.
KI-2 Mengolah, menalar, menyaji dan menciptakan dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan
kreatif serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
KI-3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual procedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
40
humaniora dengan wawasan kemanusaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan.
KI-4 Mengolah, menalar, menyaji dan menciptakan dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan
kreatif serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
CC. Kompetensi Dasar (KD)
1.3 Meyakini keutamaan membaca al-Qur’an.
2.3 Terbiasa membaca al-Qur’an dengan adab yang baik.
3.3 Memahami keutamaan adab membaca al-Qur’an dengan baik
4.3 Mempraktikkan akhlak (adab) membaca al-Qur’an secara baik dan benar.
DD. Indikator Pencapaian
1. Menjelaskan pengertian membaca al-Qur’an
2. Menjelaskan adab membaca al-Qur’an
3. Menjelaskan larangan-larangan ketika membaca al-Qur’an dan
berdo’a
EE. Tujuan Pembelajran
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian membaca al-Qur’an
2. Siswa dapat menjelaskan adab membaca al-Qur’an
3. Siswa dapat menjelaskan larangan-larangan ketika membaca al-
Qur’an
FF. Materi Pembelajaran
ADAB MEMBACA AL-QUR’AN
a. Pengertian Membaca al-Qur’an
Membaca dalam bahasa Arab adalah qira’ah. Ia merupakan bentuk
masdar dari qara’a . Kata al-Qur’an juga merupakan bentuk masdar kedua
dari qara’a yang artinya memadukan atau mengumpulkan. Menurut
41
sebagian ulama hal yang demikian itu karena al-Qur’an merupakan
kumpulan dari kitab suci-kitab suci terdahulu bahkan merupakan muara
dari seluruh ilmu pengetahuan. Sementara dalam kamus bahasa Indonesia
membaca berarti melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis, baik
melisankannya atau hanya di dalam hati. Dengan demikian membaca
bukan hanya sekedar menyuarakan tetapi masuk juga di dalamnya
tadabbur atau memahami dan mengkaji.
Sementara al-Qur’an secara terminology berarti firman Allah Swt
yang diturunkan kepada nabi Muhammad Saw yang membacanya
merupakan ibadah.
b. Dasar Perintah Membaca al-Qur’an
Allah Swt telah menurunkan al-Qur’an agar manusia membaca dan
melakukan tadabbur terhadapnya. Kelebihan Al-Qur’an dibandingkan
dengan kitab suci lainnnya adalah terpelihara keorisinalitasannya. Oleh
karena itu Allah Swt memerintahkan manusia untuk membacanya, baik
berdasarkan al-Quran atau sunnah nabi.
Di dalam al-Quran Allah Swt berfirman :
خلق الذي ربك سم با إقرأ“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan”.
(QS. al ‘Alaq(96:1) ;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;� Sementara di dalam hadits adalah hadits riwayat
Abu Umamah:
ا : صلى الله رسول سمعت قال عنه الله رضي امامة أبى عنشفيعا مة القيا يوم يأتي فإنه القران إقرؤا يقول سلم و عليه لله
( ) . مسلم رواه به لأصحاDari Abu Umamah, ia berkata:Aku mendengar rasulullah Saw
bersabda: "Bacalah alQuran, maka sesungguhnya ia akan datang di hari
kiamat sebagai syafaat bagi pemiliknya” (HR. Muslim)
c. Adab Membaca al-Quran
42
1. Orang Yang membacanya berwudhu, tenang dan menghadap kiblat
2. Dalam hal banyak dan sedikitnya ayat yang dibaca dikembalikan
kepada yang membaca
3. Murattal
4. Menangis
5. Memperhatikan hak-hak ayat.
6. Memulai membaca dengan ta’awudz
7. Membaca dengan suara lembut
8. Membaca dengan suara merdu dan berurutan
GG. Metode Pembelajaran
10) Pendekatan : Saintifik
11) Metode : Ceramah, Tanya Jawab
12) Strategi : Snowball Throwing
HH. Sumber dan Media Belajar
j. Buku paket Aqidah Akhlak kelas XII
k. LCD
l. Laptop
II. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
NO Kegiatan Alokasi
Waktu
Kegiatan awal :
20) Guru mengucapkan salam dan berdoa
bersama
21) Peserta didik disapa dan ditanya mengenai
kabarnya
22) Peserta didik diperiksa kehadirannya dan
ditanya kesiapan belajarnya
23) Guru dan siswa bersama-sama membaca
2 Menit
43
basmallah
24) Apersepsi mengenai upah yang diketahui
peserta didik.
25) Guru menyampaikan tujuan pembelajran.
KeKegiatan Inti :
16) Mengamati
Guru menyampaikan materi mengenai upah
17) Menyanya
Peserta didik dipersilahkan bertanya secara
langsung pada guru, terkait dengan materi
yang telah disampaikan.
18) Mengeksplorasi
Masing-masing peserta didik membaca
pengertian serta memahami isi materi.
19) Mengasosiasikan
Peserta didik diminta mengaitkan materi
yang didiskusikan dengan kehidupan sehari-
hari.
Peserta didik menyimpulkan tentang adab
membaca Al-Qur’an
20) Mengkomunikasikan
Guru memberikan kesempatan kepada
peserta didik yang mau menyimpulkan
tentang adab membaca Al-Qur’an
13 Menit
Kegiatan akhir :
13) Guru membuat simpulan tentang materi
yang akan diajarkan
14) Guru mengadakan evaluasi
15) Guru menyebutkan materi yang akan
5 Menit
44
dipelajari selanjutnya
16) Bersama-sama menutup pelajaran dengan
berdoa (Membaca hamdalah, dan do’a
kafaratul majlis).
JJ. Penilaian Pembelajaran
Nama Siswa Sikap
Kedisiplinan Ketekunan
Belajar
Kerajinan Kerjasama Tanggung
jawab
Muhammad
Khadijah
Fatimah
Hasan
Husaen
Keterangan :
Skala penilaian sikap dibuat denga rentang antarara 1-3
10 = Kurang Baik
11 = Baik
12 = Sangat Baik
g. Tes tertulis
Soal tertulis ada dua buah soal :
Penilaian 1 soal jika benar 50
1. Ayat apa yang pertama kali diturunkan Al-Qur’An...?