MARI MENGKAJI PROGRAM PAUD DAN DIKMAS ..! Modul Sesi - 3 Kursus Pamong Belajar Kompeten melalui Moda Daring Pengarah Dr. Muhammad Hasbi, S.Sos., M.Pd. Penanggung Jawab: Drs. Dadang Sudarman Trisutalaksana Narasumber: Dr. Iip Saripah, MPd. Tim Penyusun l: Dr. Kuswara, M.Pd. Yuyun Nurfalah, S.Sos. Agus Ramdani, S.Sos.,M.M.Pd Apipudin, M.Pd. Penulis: Yuyun Nurfalah, S.Sos. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
145
Embed
direktori.pauddikmasjabar.kemdikbud.go.iddirektori.pauddikmasjabar.kemdikbud.go.id/MODUL/2017... · Web viewPeraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
MARI MENGKAJI PROGRAM PAUD DAN
DIKMAS ..!Modul Sesi - 3
Kursus Pamong Belajar Kompeten melalui Moda Daring
Pengarah
Dr. Muhammad Hasbi, S.Sos., M.Pd.
Penanggung Jawab:
Drs. Dadang Sudarman Trisutalaksana
Narasumber:
Dr. Iip Saripah, MPd.
Tim Penyusun l:
Dr. Kuswara, M.Pd.
Yuyun Nurfalah, S.Sos.
Agus Ramdani, S.Sos.,M.M.Pd
Apipudin, M.Pd.
Penulis:
Yuyun Nurfalah, S.Sos.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia
2017
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
KATA PENGANTAR
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 15 Tahun 2010 secara tegas menjelaskan bahwa
salah satu tugas pokok pamong belajar selain melaksanakan kegiatan
belajar mengajar dan pengembangan model, juga melaksanakan pengkajian
program pendidikan nonformal informal.
Untuk memenuhi tuntutan tugas tersebut, pamong belajar harus
meningkatkan kualitas dirinya sebagai pengkaji dengan berbagai kegiatan
belajar secara mandiri ataupun kolektif.
Mengingat pentingnya pembekalan dan peningkatan kompetensi
pamong belajar dalam bidang pengkajian sebagaimana tercantum dalam
makan dianggap perlu disusunnya bahan ajar ini.
Bahan ajar ini membahas tentang pengkajian program dan
pembelajaran, serta pelatihan dan pembimbingan secara konseptual,
prosedural dan praktis. Secara rinci modul ini membahas prinsip pengkajian
PAUD dan Dikmas, metode pengkajian, serta penyusunan laporan
pengkajian atau pengkajian. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas
program dan kegiatan belajar-mengajar.
Modul ini memang masih banyak kekurangannya, oleh karena itu
penulis memohon saran dan masukan yang bersifat konstruktif Modul ini
menjadi lebih baik di masa yang akan datang.
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Ucapan terima kasih kepada semua fihak yang telah membantu dalam
penyusunan Modul ini. Ahirul-kata semoga Modul ini dapat bermanfaat
bagi para penggunanya.
Lembang, Desember 2017
Kepala,
Dr. Muhammad Hasbi, S.Sos., M.Md
NIP. 197306231993031001
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................II
DAFTAR ISI...............................................................................................IV
A. PETUNJUK PENGGUNAAN...................................................................1
B. KI - KD................................................................................................1
C. HASIL YANG DIHARAPKAN..................................................................2
D. SASARAN PEMBELAJARAN..................................................................2
KEGIATAN BELAJAR 1.................................................................................4
PRINSIP PENGKAJIAN PROGRAM PAUD DAN DIKMAS...............................4
A. MATERI BELAJAR.................................................................................4B. RANGKUMAN....................................................................................18C. LATIHAN............................................................................................21
KEGIATAN BELAJAR 2...............................................................................22
PERENCANAAN PENGKAJIAN PROGRAM PAUD DAN DIKMAS..................22
A. MATERI BELAJAR...............................................................................22B. LATIHAN............................................................................................62
KEGIATAN BELAJAR 3...............................................................................63
A. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN PENGKAJIAN..........................................63B. MACAM-MACAM METODE PENGKAJIAN....................................................69
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
keagamaan yang mengembangkan dan menyebarkan
ilmu agama Islam.
Sanggar seni lebih ditujukan pada tempat kegiatan
khusus dalam beraneka seni yang diikuti oleh anak-anak,
remaja, dan orang dewasa.
Sementara itu, TKA/TPA yaitu lembaga pendidikan
khusus diperuntukkan bagi anak usia dini dalam bidang
keagamaan, khususnya agama Islam.
(1) Jenis
Jenis Pendidikan Nonformal, menurut Peraturan
Pemerintah Nomor 73 1991 Tentang Pendidikan
Luar Seklah, mencakup pendidikan umum,
pendidikan keagamaan, pendidikan jabatan kerja,
pendidikan kedinasan, dan pendidikan kejuruan.
(a) Pendidikan umum
Pendidikan umum merupakan pendidikaan yang
mengutamakan perluasan pengetahuan,
peningkatan keterampilan, dan sikap warga
belajar/peserta didik dalam bidang jenis
tertentu. Jenis pendidikan ini dilakukan pada
program kelompok belajar Paket A, B, dan C,
kursus bahasa, bimbingan belajar, dan
sebagainya.
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
(b) Pendidikan keagamaan
Pendidikan keagamaan mempersipakan warga
belajar/peserta didik untuk dapat menjalankan
peranan yang menuntut penguasaan khusus
tentang ajaran agama yang bersangkutan. Jenis
pendiidikan ini dilakukan di majelis taklim,
pesantren salafiah, taman pendidikan al-Qur’an,
seminari, dan sebagainya.
(c) Pendidikan Jabatan Kerja
Pendidikan jabatan kerja merupakan pendidikan
yang berusaha meningkatkan pengetahuan,
kemampuan dan sikap warga belajar/peserta
didik untuk memenuhi persyaratan pekerjaan
tertentu pada satuan kerja yang bersangkutan.
Jenis pendiidikan ini dilakukan oleh pelatihan
kerja, magang, sanggar, padepokan, dan
sebagainya.
(d) Pendidikan Kedinasan
Pendidikan kedinasan merupakan pendidikan
yang berusaha meningkatkan kemampuan
dalam pelaksanaan tugas kedinasan untuk
pegawai atau calon pegawai suatu Departemen
atau Lembaga Nondepartemen. Jenis ini pada
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
umumnya dilakukan melalui program pelatihan
(prajabatan dan dalam jabatan).
(e) Pendidikan Kejuruan
Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan
yaang mempersiapkan waarga belajar/peserta
didik dapat bekerja dalam bidang tertentu. Jenis
ini dilaksanakan melalui program kursus-kursus,
pelatihan, kelompok belajar, magang, dan
sebagainya.
(2) Lingkup/Program PAUD dan DIKMAS
Lingkup pendidikan nonformal meliputi
pertama, pendidikan anak usia dini (PAUD) yang
dilakukan melalui taman kanak-kanak, kelompok
bermain, taman penitipan anak, dan satuan paud
sejenis lainnya. Kedua, pendidikan keaksaraan yang
merupakan garapan utama program keaksaraan
fungsional. Ketiga, pendidikan kesetaraan yang
dilakukan melalui program Paket A setara SD , paket
B setara SLTP, dan paket C setara SMU. Keempat,
pendidikan kecakapan hidup yang menjadi bidang
garapan kelompok belajar usaha (KBU), kursus-
kursus, pelatihan keterampilan, magang, sanggar,
padepokan, dan sebagainya. Kelima, pendidikan
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
kepemudaan. Keenam, pendidikan/pemberdayaan
perempuan. Ketujuh, pendidikan orang usia lanjut.
Pada pasal 26 ayat (3) dalam Undang-Undang
Sisdiknas, yang termasuk dalam program pendidikan
nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup,
pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan,
pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan
keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan
kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain
yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan
peserta didik. Selanjutnya Hatimah, dkk (2008)
menjelaskan pengertian secara operasional tentang
program PAUD DAN DIKMAS sebagai berikut.
(a) Pendidikan Kecakapan Hidup
Pendidikan kecakapan hidup adalah
kemampuan yang mencakup penguasaan
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
saling berinteraksi diyakini sebagai unsur
penting untuk lebih mandiri. Pendidikan
kecakapan hidup berpegang pada prinsip belajar
untuk memperoleh pengetahuan (learning to
know), belajar untuk dapat berbuat/bekerja
(learning to do), belajar untuk menjadi orang
yang berguna (learning to be), dan belajar untuk
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
hidup bersama dengan orang lain (learning to
liive together).
Berdasarkan prinsip di atas,pada dasarnya
pendidikan kecakapan hidup bermaksud
memberi bekal kepada seseorang tentang
pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan
fungsional praktis serta perubahan sikap untuk
bekerja dan berusaha mandiri, membuka
lapangan kerja dan lapangan usaha serta
memanfaatkan peluang yang dimiliki sehingga
dapat meningkatkan kualitas kesejahteraannya.
(b) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah
pendidikan yang ditujukan bagi anak usia dini (0-
6) tahun yang dilakukan pemberian berbagai
rangsangan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rokhani agar
memiliki kesiapan dalam memasuki jenjang
pendidikan berikutnya.
Secara umum tujuan dari program PAUD
adalah memberikan dukungan bagi
kelangsungan hidup dan tumbuh kembangnya
anak usia dini serta meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan kesadaran orang tua dan
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
masyarakat akan pentingnya pendidikan bagi
anak usia dini.
(c) Pendidikan Kepemudaan
Pendidikan kepemudaan adalah program
pendidikan yang sasarannya khusus pemuda.
Program kepemudaan yang dikembangkan di
Indonesia ini contohnya adalah dengan
dibentuknya Kelompok Usia Pemuda Produktif
(KUPP). Melalui program KUPP diharapkan para
pemuda melalui kemampuan tertentu dalam
bidang usaha sehingga dapat meningkatkan
taraf hidupnya.
Pembinaan pemuda pada saat ini dapat
dilakukan oleh berbagai pihak, baik oleh instansi
pemerintah, lembaga swadaya masyarakat,
maupun organisasi masyarakat (ormas) dengan
berbagai program. Instansi pemerintah yang
melakukan pembinaan terhadap pemuda antara
lain: subdin PLS, subdi Pemuda dan Olahraga,
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi,Dinas
Sosial, dan badan Bina Kesatuan Bangsa dan
Masyarakat.
Program pembinaan pemuda digerakkan
untuk meningkatkan peran dan partisipasi
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
pemuda dalam pembangunan, memiliki
keterampilan yang memadai, dapat berperan
dalam pembangunan sosial-politik-ekonomi-
budaya-agama,memiliki potensi dalam
kewiarusahaan, kepeloporan dan
kepemimpinan, dan terlindungi darai bahaya
penyalahgunaan obat-minuman keras-
penebaran HIV/AIDS-penyakit menular.
(d) Pendidikan Pemberdayaan Perempuan
Pendidikan pemberdayaan perempuan
diperuntukkan khusus untuk perempuan. Hal ini
di dasarkan bahwa masih banyak perempuan
yang belum berdaya, padahal mereka memiliki
potensi yang perlu dikembangkan.
(e) Pendidikan Keaksaraan
Keaksaraan merupakan hal atau keadaan
mengenai aksara yang meliputi membaca,
menulis, berhitung, dan berkomunikasi secara
fungsoonal yang memungkinkan seseorang
untuk secara terus menerus mengembangkan
kompetensinya sehingga dapat meningkatkan
mutu dan taraf kehidupannya. Sementara itu,
yang dimaksud dengan maksud dengan
pendidikan keaksaraan adalah usaha untuk
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
membimbing dan membelajarkan pengetahuan
mengenai keaksaaraan agar bermanfaat bagi
dirinya. Permasalahan yang saat ini terjadi di
Idonesia adalah tingginya tingkat warga buta
aksara yang disebabkan oleh kurangnya
kesempatan belajar yang dapat diperoleh
karena tingkat kemiskinan yang cukup tinggi
sehingga warga tidak mampu memfasilitasi
dirinya untuk belajar.
Pendidikan keaksaraan yang dikembangkan
saat ini adalah program keaksaraan fungsional
yang pada dasarnya merupakan suatu
pengembangan dari program keaksaraan
sebelumnya.
Program keaksaraan fungsional adalah pada
dasarnya memiliki tujuan:
meningatkan keterampilan membaca,
menulis, berhitung dan juga keterampilan
berbicara, berpikir , mendengar dan
berbuat.,berhitung dan berbuat
Memecahkan masalah kehidupan warga
belajar melalui kebiasaannya dalam
membaca, menulis, berhitung, dan berbuat.
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Menemukan jalan untuk mendapatkan
sumber-sumber kehidupan sehari-hari warga
belajar
Mendapatkan keberanian warga masyarakat
untuk berhubungan dengan lembaga yang
berkaitan dengan kebutuhan belajarnya.
Meningkatkan pengetahuan, keterampilan
dan sikap pembaharuan agar dapat
berpartipasi dalam perubahan sosial,ekonomi
dan kebudayaan di masyarakat
Meningkatkan kesejaahteraan keluarga melalui
keterampilan dan kebudayaan di masyarakat.
11. Fokus Pengkajian : Program Pendidikan Informal
a. Pengertian
Pengertian Pendidikan Informal berdasarkan berbagai
sumber dikemukakan sebagai berikut. Pendidikan informal
adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk
kegiatan belajar secara mandiri. (Undang-Undang Sisdiknas
Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 27 ayat (1)). Pendidikan informal
merupakan pendidikan untuk semua dan berlangsung
sepanjang hayat. Dalam hal ini, anak-anak, remaja dan orang-
orang dewasa dituntut untuk memiliki nilai-nilai, pengetahuan,
dan keterampilan dalam mengatasi tantangan hari ini dan
masa depan (kesepakatan Jomtien-Thailand,2000).
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Pendidikan informal adalah proses yang berlangsung
sepanjang hayat, tiap-tiap orang memiliki nilai, sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang berasal dari pengalaman
hidup sehari-hari dan dari pengaruh-pengaruh dan sumber-
sumber pendidikan dalam lingkungan hidupnya dari keluarga,
tetangga, pekerjaan, permainan, pasar, perpustakaan, dan
media massa (Sudjana, 2004:22).
Pendidikan informal adalah pendidikan yang diperoleh
seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sengaja atau
tidak sengaja, sejak seseorang lahir sampai mati, di dalam
keluarga, dalam pekerjaan atau pengalaman sehari-hari
(Soelaiman Joesoef 1994;73).
Pendidikan Informal yaitu bentuk pendidikan yang terjadi
ketika orang belajar secara informal dari lingkungan mereka
(Davis and A.L.Wilson, 2005:100)
Berdasarkan atas beberapa pengertian di atas maka dapat
dirumuskan bahwa pendidikan informal adalah jalur
pendidikan yang berlangsung sepanjang hayat dalam
kehidupan keluarga dan lingkungan yang membuat seseorang
memperoleh pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan
sehingga dapat melaksanakan tugas hidup sebagai individu,
anggota keluarga dan masyarakat.
Pendidikan informal merupakan pendidikan pertama,
sebelum melangkah kepada pendidikan formal. Berhasil atau
tidaknya pendidikan formal atau pendidikan sekolah
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
bergantung pada dan dipengaruhi oleh pendidikan di dalam
keluarga. Pendidikan informal adalah fundamental atau dasar
bagi pendidikan selanjutnya. Hasil-hasil pendidikan yang
diperoleh anak dalam keluarga menentukan pendidikan anak
selanjutnya, baik di sekolah maupun dalam masyarakat. Hal
yang dikemukan tadi menunjukkan betapa pentingnya
pendidikan informal baik dalam keluarga maupun lingkungan
bagi perkembangan anak-anak menjadi manusia yang
berkepribadian dan berguna bagi masyarakat. Tentang
pentingnya pendidikan dalam lingkungan keluarga itu telah
dinyatakan oleh banyak ahli didik dari zaman lampau.
b. Jalur Pendidikan Informal
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan yang
berlangsung sepanjang hayat dalam kehidupan keluarga dan
lingkungan yang membuat seseorang memperoleh
pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan sehingga dapat
melaksanakan tugas hidup sebagai individu, anggota keluarga
dan masyarakat.
Pendidikan informal pada hakikatnya berlangsung dan
menyatu dalam kehidupan sehari-hari pada setiap orang, di
mana pun dan kapan pun. Hal tersebut dimungkinkan oleh
adanya kapasitas belajar (inner excellence) dan tujuan yang
melekat (inner purpose), yaitu hidup bahagia dan sejahtera
dalam diri setiap jiwa manusia. Kapasitas belajar itulah yang
menyebabkan setiap orang dapat memetik pelajaran dari
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
interaksi dengan lingkungannya. Kapasitas dan hasil belajar
yang memiliki tujuan hidup yang tinggi akan menghasilkan
budaya dan peradaban yang tinggi.
Hal tersebut mengisyaratkan bahwa jantung pendidikan
pada hakekatnya adalah belajar (learning is the heart of
education). Maju atau mundurnya suatu bangsa sesungguhnya
mencerminkan banyak atau sedikitnya mereka terlibat dalam
aktifitas belajar. Sekaligus mencerminkan tinggi atau
rendahnya tujuan hidup yang mereka cita-citakan. Didasakan
atas kondisi tersebut, setiap lingkungan kehidupan yang
menawarkan tujuan hidup yang tinggi dan kesempatan belajar
yang optimal mempunyai implikasi terhadap aktifitas
pendidikan informal yang menjanjikan untuk pembangunan
karakter dan kemampuan bangsa.
Pendidikan informal pada hakikatnya menyertai
kehidupan manusia setiap saat melalui interaksi antara
dirinya dengan lingkungan sosial dan alam. Melalui interaksi
dan kapasitas belajar yang dimilikinya, setiap orang
memperoleh pengetahuan, nilai, sikap dan keterampilan.
Kondisi ini menunjukkan terjadinya “proses belajar”.
c. Pendidikan Informal di Keluarga
Pendidikan informal di keluarga yaitu kegiatan yang
berlangsung dalam kehidupan keluarga dimana terjadi
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
interaksi antar orangtua dengan anak, dan antara anak dengan
anak meliputi pola-pola transmisi pengetahuan, keterampilan,
sikap, nilai dan kebiasaan yang dilakukan orangtua terhadap
anaknya pada umumnya terjadi melalui asuhan, ajakan,
suruhan, larangan, dan bimbingan. (Sudjana, 2004: 63).
Pendidikan keluarga termasuk jalur pendidikan informal
memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral, dan
keterampilan. Ini berarti bahwa pendidikan keluarga adalah
terutama pendidikan nilai, sehingga tugas pendidikan ibu-
bapak atau orangtua tidaklah ringan. Oleh karena itu sering
dikemukakan bahwa pendidikan keluarga adalah pendidikan
pertama dan utama (Napitupulu,2000:4). Berhasil atau
tidaknya pendidikan formal atau pendidikan sekolah
bergantung pada dan dipengaruhi oleh pendidikan di dalam
keluarga.
Konsep Tri Pusat Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara
menunjukkan bahwa pusat pendidikan untuk anak adalah di
dalam keluarga, yang berlangsung melalui hubungan dengan
orangtua sebagai pendidik.
Proses pendidikan informal dalam keluarga tidak berhenti
ketika anak sudah beranjak remaja ataupun dewasa,
melainkan terus berlangsung, bahkan sampai menjelang akhir
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
hayat. Peran serta dan tanggung jawab kepala keluarga
dituntut untuk bisa menjadi orangtua yang efektif.
d. Pendidikan Informal di Lingkungan
Pendidikan informal dalam lingkungan adalah merupakan
perluasan dari pendidikan dalam keluarga. Dalam
perkembangan selanjutnya keluarga dengan keluarga lainnya
membentuk kelompok berdasarkan wilayah tempat tinggal
atau keturunan. Kelompok-kelompok itu mengadopsi pola-
pola transmisi yang dilakukan dalam keluarga ke dalam
kehidupan kelompok lainnya melalui magang tentang berbagai
aspek kehidupan seperti: pewarisan tradisi, adat, nilai-nilai,
agama, budaya, dan keterampilan
Kegiatan pembelajaran dilakukan untuk melestarikan dan
mewariskan kebudayaan secara turun temurun. Pelestarian
dan pewarisan kebudayaan ini dilangsungkan baik secara
sederhana oleh seseorang kepada orang lain maupun melalui
kegiatan yang lebih kompleks seperti upacara tradisional atau
upacara adat yang dilakukan secara berkala. Tujuan kegiatan
tersebut adalah untuk memenuhi kebutuhan praktis di
masyarakat dan untuk meneruskan warisan budaya yang
meliputi kemampuan, cara kerja, dan teknologi yang dimiliki
oleh masyarakat dari satu generasi kepada generasi
berikutnya. Kegiatan pembelajaran yang asli (indigenous) inilah
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
yang termasuk ke dalam pendidikan tradisional dan pendidikan
informal di lingkungan masyarakat.
Selain itu, pendidikan informal di masyarakat terbentuk
karena kepentingan mengembangkan pendidikan agama.
Belajar membaca kitab suci, kaidah-kaidah agama, tata cara
sembahyang, yang ada pada umumnya dilakukan di tempat-
tempat peribadatan. Dalam perkembangan selanjutnya, agama
memberikan motivasi kepada masyarakat bahwa belajar
merupakan kewajiban setiap pemeluk agama, dan kegiatan
belajar dilakukan dalam dan terhadap lingkungan
kehidupannya.
Dalam mengembangkan kemampuan berpikir, peranan
ilmu sangat penting agar manusia mampu menginterpretasi
lingkungan fisik dan lingkungan sosialnya.
Jenis-jenis pendidikan informal dilihat dari sumber-sumber
pendidikan yang berada di lingkungan fisik dan sosial
diantaranya menurut Abdilah Hanafi, dkk (2011) dalam naskah
akademik Pendidikan Informal yaitu:
a) Lembaga Ketetanggaan
Tetangga berarti lingkungan sosial yang terdekat.
Pengertian tetangga adalah 'kerabat' tanpa pertalian
darah.Kedekatan secara fisik dan sosial sedemikian rupa,
membutuhkan etika sosial. Dengan etika sosial, hubungan
bisa dijaga dan dibina. Oleh karena lingkungan
ketetanggaan sarat dengan hubungan kerjasama yang
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
harus terjaga, maka peran pendidikan informal menjadi
hal penting untuk menjadi sebuah medium transformasi
budaya dan karakter.
Lembaga ketetanggaan yang dapat dijadikan sebagai
media pendidikan informal adalah organisasi lingkungan
ketetanggaan, seperti: Rukun Tetangga (RT) dan Rukun
Warga (RW). Lingkungan tetangga yang ada di masyarakat
memiliki unsur-unsur pokok sebagai perekatnya yaitu:
sekelompok manusia yang tinggal di daerah tertentu,
mempunyai tujuan yang sama, mempunyai nilai-nilai dan
aturan yang ditaati bersama, mempunyai organisasi yang
ditaati, memiliki kegiatan pembelajaran di lembaga
keagamaan (pengajian rutin), kegiatan pembelajaran di
komunitas tertentu (seperti komunitas fotografi,
kelompok tani/nelayan, kelompok seni), dan program
tayangan untuk televisi dan siaran radio.
Kerjasama yang terjalin dalam kehidupan keseharian
dengan tetangga membentuk rangsangan dan pendidikan
terbesar bagi anggota keluarga khususnya anak yang akan
terbawa dalam lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat
dan kembali ke keluarga. Hal ini tidak bisa ditentang lagi,
kesemuanya itu anak memerlukan pendidikan informal
yang ekstra bagi kelancaran dalam hidupnya yang
berangsur-angsur dan berjangka panjang.
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
b) Perpustakaan/Taman Bacaan Masyarakat
Pengertian perpustakaan secara tradisional adalah
sebuah koleksi buku dan majalah. Walaupun dapat
diartikan sebagai koleksi pribadi perseorangan, namun
perpustakaan lebih umum dikenal sebagai sebuah koleksi
besar yang dibiayai dan dioperasikan oleh sebuah lembaga
atau institusi, dan dimanfaatkan oleh masyarakat yang
rata-rata tidak mampu membeli sekian banyak buku atas
biaya sendiri.
Perpustakaan dapat juga diartikan sebagai kumpulan
informasi yang bersifat ilmu pengetahuan, hiburan,
rekreasi, dan ibadah yang merupakan kebutuhan hakiki
manusia. Oleh karena itu perpustakaan modern telah
didefinisikan kembali sebagai tempat untuk mengakses
informasi dalam format apa pun, apakah informasi itu
disimpan dalam gedung perpustakaan tersebut atau tidak.
Dalam perpustakaan modern ini selain kumpulan buku
tercetak, sebagian buku dan koleksinya ada dalam
perpustakaan digital (dalam bentuk data yang bisa diakses
lewat jaringan komputer).
Perpustakaan dan bahan bacaan adalah dua kata yang
saling bertautan. Karena di perpustakaanlah bahan
pustaka dikumpulkan, diproses, dan disebarluaskan
kepada para pembaca/pengguna perpustakaan. Adapun
koleksi perpustakaan di negara kita sebagian besar berupa
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
buku atau book material dan masih jarang perpustakaan
yang memiliki koleksi berupa non-book materials seperti
film, kaset film strip, slides, piringan hitam, peta, globe,
dan sebagainya.
Di lingkungan perpustakaan atau taman bacaan
masyarakat akan menghadirkan pendidikan informal
sebagai proses dan produk. Mengapa demikian? Karena
perpustakaan memiliki tujuan untuk membantu
masyarakat dalam segala umur dengan memberikan
kesempatan dan dorongan melalui jasa pelayanan
perpustakaan agar mereka: (1) dapat mendidik dirinya
sendiri secara berkesinambungan; (2) dapat tanggap
dalam kemajuan pada berbagai lapangan ilmu
pengetahuan, kehidupan sosial dan politik; (3) dapat
memelihara kemerdekaan berfikir yang konstruktif
untuk menjadi anggota keluarga dan masyarakat yang
lebih baik; (4) dapat mengembangkan kemampuan berfikir
kreatif, membina rohani dan dapat menggunakan
kemampuannya untuk dapat menghargai hasil seni dan
budaya manusia; (5) dapat meningkatkan taraf kehidupan
sehari-hari dan lapangan pekerjaannya; (6) dapat menjadi
warga negara yang baik dan dapat berpartisipasi secara
aktif dalam pembangunan nasional dan dalam membina
saling pengertian antar bangsa; (6) dapat menggunakan
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
waktu senggang dengan baik yang bermanfaat bagi
kehidupan pribadi dan sosial.
Dengan demikian lingkungan perpustakaan dapat
menghadirkan berlangsungnya pendidikan informal
karena adanya interaksi antar manusia dengan manusia
atau manusia dengan sumber bacaan tentang nilai-nilai
yang ditransmisikan dalam lingkungan tersebut.
c) Media Massa
Media massa secara perlahan-lahan efektif menjadi
medium pendidikan informal karena melalui media dapat
membentuk pandangan pemirsanya terhadap bagaimana
seseorang melihat pribadinya dan bagaimana seseorang
seharusnya berhubungan dengan dunia sehari-hari.
Media massa dapat membentuk budaya pemirsanya
secara perorangan maupun kelompok. Hal ini sesuai
dengan fungsi media menurut Laswell sebagai fungsi
pengawasan, penghubung, pewarisan budaya, dan
hiburan yang positif maupun negatif. Pewarisan budaya
melalui fungsi media menjadi sangat strategis untuk
dioptimalkan sebagai program pendidikan informal
karena beberapa alasan berikut.
Pertama, media memperlihatkan pada pemirsanya
bagaimana standar hidup layak bagi seorang manusia, dari
sini pemirsa menilai apakah lingkungan mereka sudah
layak, atau apakah ia telah memenuhi standar itu dan
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
gambaran ini banyak dipengaruhi dari apa yang pemirsa
lihat dari media.
Kedua, penawaran-penawaran yang dilakukan oleh
media bisa jadi memengaruhi apa yang diinginkan
pemirsanya, sebagai contoh media mengilustrasikan
kehidupan keluarga ideal, dan pemirsanya mulai
membandingkan dan membicarakan kehidupan keluarga
tersebut, dimana ilustrasi kehidupan keluarga itu terlihat
begitu sempurna sehingga kesalahan mereka menjadi
menu pembicaraan sehari-hari, atau mereka mulai
menertawakan prilaku tokoh yang aneh dan hal-hal kecil
yang terjadi pada tokoh tersebut.
Ketiga, media visual dapat memenuhi kebutuhan
pemirsanya akan kepribadian yang lebih baik, pintar,
cantik/ tampan, dan kuat.
Keempat, bagi remaja dan kaum muda, mereka tidak
hanya berhenti sebagai penonton atau pendengar, mereka
juga menjadi "penentu", dimana mereka menentukan
arah media populer saat mereka berekspresi dan
mengemukakan pendapatnya.
Penawaran yang dilakukan oleh media bisa jadi
mendukung pemirsanya menjadi lebih baik atau
mengurangi kepercayaan dirinya. Media bisa membuat
pemirsanya merasa senang akan diri mereka, merasa
cukup, atau merasa rendah dari yang lain .
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Berdasarkan pandangan di atas, media massa dapat
berperan sebagai instrumen pendidikan informal atau
melalui media massa pendidikan informal dapat
berlangsung.
Jenis media massa yang dapat digunakan dalam
pendidikan informal ada yang bersifat tradisional dan
modern. Media massa yang tradisional memiliki otoritas
dan organisasi yang jelas sebagai media massa seperti
surat kabar, majalah, radio, televisi, film (layar lebar).
Sedangkan media massa modern seperti internet dan
telepon selular. Berdasarkan hal di atas, peran media
dapat dijadikan sebagai sebagai sarana atau sumber
belajar pendidikan informal yang dapat menumbuhkan
interaksi belajar antar penggunanya.
d) Tempat Kerja
Di lingkungan pekerjaan berlangsung interaksi antar
pekerja dengan rekan kerja, dan antar pekerja dengan
pimpinannya untuk mencapai tujuan bersama. Interaksi
yang terjadi dalam lingkungan pekerjaan tersebut dapat
berkembang nilai-nilai yang positif atau negatif tergantung
iklim kerja yang dibangun oleh komunitasnya. Interaksi
yang memiliki nilai positif dapat melahirkan semangat
untuk meraih prestasi dan budaya kerja yang sesuai
dengan visi misi lembaganya. Sebaliknya interaksi yang
negatif akan menimbulkan sikap keluh kesah dan apatis
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
sehingga menghambat pada pencapaian tujuan bersama.
Untuk menciptakan situasi yang kondusif dan
menghadirkan nilai-nilai positif itulah, dalam lingkungan
pekerjaanpun diperlukan suatu intervensi pendidikan
informal.
e) Layanan Publik
(1) Pasar
Apa yang akan dijumpai di pasar? Kegiatan apa
saja yang dilakukan pedagang di sana? Pertanyaan-
pertanyaan tersebut akan muncul dalam pikiran kita
setiap kali akan mengunjungi suatu pasar. Di pasar,
kita akan menjumpai banyak penjual yang
menawarkan berbagai macam barang, baik hasil
pertanian, maupun hasil industri. Selain itu, kita akan
banyak menjumpai orang dengan tujuan berbelanja
yang berbeda pula. Dari hanya untuk memenuhi
kebutuhannya, untuk dijual kembali, sampai untuk
diolah kembali kemudian dijual. Selanjutnya, diantar
pembeli dan penjual tersebut sering terjadi tawar
menawar yang diakhiri dengan transaksi jual beli.
Secara sederhana, definisi pasar selalu dibatasi
oleh anggapan yang menyatakan antara pembeli dan
pejual harus bertemu secara langsung untuk
mengadakan interaksi jual beli. Namun, pengertian
tersebut tidaklah sepenuhnya benar karena seiring
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
kemajuan teknologi, internet, atau malah hanya
dengan surat. Pembeli dan penjual tidak bertemu
secara langsung, mereka dapat saja berada di tempat
yang berbeda atau berjauhan. Artinya, dalam proses
pembentukan pasar, hanya dibutuhkan adanya
penjual, pembeli, dan barang yang diperjual-belikan
serta adanya kesepakatan antara penjual dan
pembeli. Pasar tradisional, pasar modern, bursa kerja,
bursa efek adalah contoh pasar.
Interaksi antara penjual dan pembeli yang ada di
lingkungan pasar dapat dijadikan sebagi medium
pendidikan informal. Nilai-nilai yang dikembangkan
adalah kearifan-kearifan suatu transaksi yang
manusiawi dan bermanfaat serta menguntungkan
bagi individu penjual maupun pembeli.
(2) Tempat Pelayanan Publik
Lembaga pelayanan publik yang ada di lingkungan
masyarakat, antara lain: posyandu, puskesmas,
rumah sakit, stasiun, terminal, dan lain sebaginya. Di
lingkungan publik seperti ini dapat dilangsungkan
pendidikan informal yang sesuai dengan konteks
lingkungannya. Pewarisan nilai-nilai positif pada
komunitas ini dapat terjadi dengan menciptakan
kondisi pendidikan secara informal tentang nilai-nilai
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
RUANG PUBLIK
PERPUSTAAKAAN/TBM
MEDIA MASSA
TEMPAT KERJA
RT/RW
PENDIDIKA INFORMAL DI LINGKUNGAN
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
luhur yang relevan. Misalnya, di lingkungan posyandu
menumbuhkan budaya cermat merawat anak, di
lingkungan puskesmas budaya bersih, di terminal
budaya antri, dan sebagainya. Bentuk pendidikan
informal di lingkungan publik ini dapat difasilitasi
melalui orang atau media.
GAMBAR: 2.1.Medium Pendidikan Informal di Lingkungan
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
B. LATIHAN
Buatlah PROPOSAL PENGKAJIAN dengan tema berkaitan PAUD DAN DIKMAS yang terjadi di lapangan dan atau dinamika sedang terjadi pada saat ini:Sistematika sebagai berikut:
A. Latar Belakang
B. Fokus Permasalahan
C. Perumusan Masalah dan Pertanyaan Pengkajian
D. Tujuan Pengkajian
1. Kegunaan Pengkajian
E. Kajian Pustaka
2. Metode Pengkajian
1. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data 2. Teknik Analisis Data
F. Lokasi Pengkajian
G. Jadwal Pengkajian
H. Daftar Pustaka
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kegiatan Belajar 3
PELAKSANAAN PENGKAJIAN
A. Langkah-langkah Pelaksanaan PengkajianPengkajian program PAUD DAN DIKMAS yang dilakukan oleh
pamong belajar dapat dilakukan dengan beberapa tahap sesuai
dengan Permendikbud No.39 Tahun 2013, sebagai berikut.
1. Tahap Persiapan
a. Menyusun desain/proposal pengkajian
Desain/proposal pengkajian adalah rancangan yang
menggambarkan atau menjelaskan apa yang hendak dikaji
dan bagaimana pengkajian dilaksanakan. Penyusunan desain
atau proposal pengkajian adalah kegiatan merancang
pelaksanaan pengkajian kebijakan dan/atau program PAUD
DAN DIKMAS.
Perancangan desain/proposal pengkajian dijadikan acuan
dan pedoman dalam pelaksanaan pengkajian program, dan
acuan untuk menerangkan apa yang akan dipergunakan dan
apa yang akan diperlukan. Disain/proposal pengkajian
minimal memuat latar belakang, batasan masalah, tujuan,
sasaran, metode dan teknik pengumpulan data, lokasi,
waktu, petugas, jadwal kegiatan, dan rencana biaya.
Pada awal tahap perencanaan ini, pamong belajar sudah
harus menentukan metode dan teknik pengumpulan data
agar dapat menyusun instrumen sesuai dengan metode yang
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
ditentukan. Dalam penyusunan desain pengkajian, pamong
belajar harus memperhatikan kesesuaian desain pengkajian
yang dibuat dengan permasalahan program PAUD DAN
DIKMAS yang dikaji.
Penyusunan disain/proposal pengkajian program PAUD
DAN DIKMAS merupakan gambaran rancangan rangkaian
kegiatan yang meliputi:
1) kerangka kerja terperinci,
2) prosedur yang diperlukan untuk memperoleh data atau
informasi, dan
3) data untuk menjawab permasalahan atau menyediakan
informasi yang akan digunakan untuk pengambilan
keputusan.
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Pamong belajar dapat menyusun rancangan proposal
pengkajian dengan sistematika berikut.
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Contoh Format Sistematika Desain/Proposal Pengkajian
1) Judul Pengkajian2) Latar Belakang 3) Perumusan Masalah 4) Kajian Teori dan Kerangka Pemikiran 5) Tujuan Pengkajian 6) Manfaat Pengkajian 7) Metodologi Pengkajian
Berikut ini beberapa hal yang harus ditentukan dan ditetapkan dalam kegiatan pengkajian a) Metode pengkajian yang digunakan, metode kuantitatif
ataukah metode kualitatif.b) Jenis pengkajian yang digunakanc) Populasi dan sampel yang akan dikaji d) Variabel, indikator, dan cara pengukurannyae) Metode pengumpulan data (wawancara, tes, kuesioner, atau
angket)b) Teknik analisis data yang akan digunakan
8) Jadwal Waktu Pengkajian9) Organisasi Tim Pengkaji 10) Pembiayaan Kegiatan Pengkajian11) Lampiran Penunjang
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
b. Menetapkan Fokus Pengkajian
Penetapan fokus pengkajian adalah hal yang penting
dilakukan agar kegiatan pengkajian dan analisis hasil
pengkajiannya lebih terarah. Pengkajian yang baik memiliki
rumusan fokus tujuannya jelas dan terarah. Penetapan fokus
pengkajian kegiatan membatasi masalah yang akan dikaji.
Dengan menetapkan fokus masalah, pengkaji telah
melakukan pembatasan bidang kajian.
Sejumlah masalah yang diidentifikasi untuk dikaji lalu
dipertimbangkan kepentingan dan keperluannya, misalnya
dapat direduksi atau tidak. Penetapan fokus kajian dilakukan
agar pengkaji menentukan dan menetapkan kriteria data
pengkajian yang akan dibuatnya. Dengan mendasarkan pada
fokus masalah, seorang pengkaji dapat menetapkan data
yang harus dicari. Data yang dikumpulkan hanyalah data yang
relevan dengan fokus pengkajian. Jadi, pengkaji dapat
mereduksi data yang tidak relevan dengan fokus kajiannya.
Pertimbangan lain dalam penetapan fokus/pembatasan
masalah kajian adalah dari segi keluasan lingkup pengkajian.
Lingkup pengkajian yang terlalu luas memungkinkan adanya
hambatan dan tantangan yang lebih banyak. Namun, terlalu
spesifik, pengkajian akan memerlukan kemampuan khusus
agar dapat melakukan pengkajian secara mendalam.
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Penetapan fokus atau pembatasan masalah merupakan
langkah penting dalam menentukan kegiatan pengkajian.
Penetapan fokus pengkajian dapat dilakukan dengan
mengajukan sejumlah pertanyaan berikut.
1) Apakah masalah yang dikaji dapat dikembangkan?
2) Apakah masalah yang diangkat dalam fokus kajian bersifat
baru dan aktual?
3) Apakah permasalahan yang diangkat dan cara
pemecahannya cukup bermanfaat?
c. Menetapkan Metode
Metode pengkajian adalah suatu teknik atau cara
memperoleh, mencari, mengumpulkan, mencatat data, baik
berupa data primer maupun data sekunder yang digunakan
untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah, kemudian
menganalisa pokok permasalahan sehingga akan terdapat
suatu kebenaran data yang akan diperoleh.
Sedangkan teknik pengkajian adalah cara untuk
melaksanakan metode pengkajian. Metode pengkajian
biasanya mengacu pada bentuk-bentuk pengkajian.
Penggunaan dan kegunaan metode dalam sebuah
pengkajian sangat penting. Dengan menentukan dan
menggunakan metode ilmiah yang andal (reliable) terhadap
objek yang akan dikaji setidaknya faktor subjektivitas dalam
sebuah pengkajian dapat dihindari. Penentuan metode ilmiah
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
dalam pengkajian sering disebut sebagai strategi pemecahan
masalah karena, pada tahap ini, harus sudah ditentukan
bagaimana masalah-masalah kajian tersebut hendak
dipecahkan atau ditemukan jawabannya. Dengan kata lain,
apakah masalah yang akan dikaji dapat ditemukan
jawabannya dengan menggunakan metode pengkajian itu.
Pada tahap ini yang perlu ditentukan adalah hal-hal
berikut.
1) Jenis kajian yang akan digunakan
2) Jenis kajian pada dasarnya menunjuk pada tipe
pendekatan pengkajian yang akan digunakan.
Contoh:
Apakah sebuah pengkajian menggunakan studi kasus
ataukah bertujuan eksplanasi?
Apakah unit pengkajian berupa individu ataukah
kelompok?
3) Menentukan metode pengumpulan data, sumber data,
dan alat pengumpulan data.
Contoh:
Apakah metode pengumpulan data menggunakan
bentuk wawancara, angket, tes, atau observasi?
Bagaimanakah keterkaitan sumber datanya? Siapa
sumber datanya? Data apa yang ingin diperoleh?
(contoh: data dokumen)
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Apa yang menjadi alat pengumpulan data? (pedoman
wawancara, panduan observasi, form isian
dokumentasi, angket, atau soal-soal tes?)
B. Macam-Macam Metode Pengkajian Mengacu pada bentuk pengkajian, tujuan, sifat masalah
dan pendekatannya, ada empat macam metode pengkajian:
a. Metode Eksperimen (Mengujicobakan) , adalah
pengkajian untuk menguji apakah variabel-variabel
eksperimen efektif atau tidak. Untuk menguji efektif
tidaknya harus digunakan variabel kontrol. Pengkajian
eksperimenadalah untuk menguji hipotesis yang
dirumuskan secara ketat. Pengkajian eksperimen
biasanya dilakukan untuk bidang yang bersifat eksak.
Sedangkan untuk bidang sosaial bisanya digunakan
metode survey eksplanatory, metode deskriptif, dan
historis.
b. Metode Verifikasi (Pengujian), yaitu untuk menguji
seberapa jauh tujuan yang sudaah digariskan itu tercapai
atau sesuaai atau cocok ddengan harapan atau teori yang
sudah baku. Tujuan daari pengkajian verifikasi adalah
untuk menguji teori-teori yang sudah ada guna
menyususn teori baru dan menciptakan pengetahuan-
pengetahuan baru. Lebih mutaakhirnya, metode verifikasi
berkembang menjadi grounded research, yaitu metode
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
yang menyajikan suatu pendekatan baru, dengan data
sebagai sumber teori (teori berdasarkan data).
c. Metode Deskriptif (mendeskripsikan), yaitu metode yang
digunakan untuk mencari unsur-unsur, ciri-ciri, sifat-sifat
suatu fenomena. Metode ini dimulai dengan
mengumpulkan data, mengaanalisis data dan
menginterprestasikannya. Metode deskriptif dalam
pelaksanaannya dilakukan melalui: teknik survey, studi
kasus (bedakan dengan suatu kasus), studi komparatif,
studi tentang waktu dan gerak, analisis tingkah laku, dan
analisis dokumenter.
d. Metode Historis (merekonstruksi), yaitu suatu metode
pengkajian yang meneliti sesuatu yang terjadi di masa
lampau. Dalam penerapannya, metode ini dapat dilakkan
dengan suatu bentuk studi yang bersifat komparatif-
historis, yuridis, dan bibliografik. Pengkajian historis
bertujuan untuk menemukan generalisasi dan membuat
rekontruksi masa lampau, dengan cara mengumpulkan,
mengevaluasi, memverifikasi serta mensintesiskan bukti-
bukti untuk menegakkan fakta-fakta dan bukti-bukti guna
memperoleh kesimpulan yang kuat.
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Dalam metode pengkajian memuat hal-hal sebagai
berikut:
a. Pendekatan dan bentuk/cara yang dipakai untuk
meneliti.
b. Penjelasan tentang populasi serta Desain / Rancangan
teknik pengambilan sampel yang akan digunakan
dalam pengkajian.
c. Metode pengumpulan data dan alat pengambil data
yang akan digunakan.
d. Bahan-bahan yang akan dipakai, kalau ada.
e. Alat-alat perlengkapan yang akan dipakai, kalau ada.
f. Teknik atau model analisis yang akan dipakai.
g. Desain / Rancangan aturan-aturan untuk menerima
atau menolak hipotesis.
d. Penentuan strategi analisis data
Pada dasarnya, tahap ini lebih cenderung menunjuk pada
pengolahan, analisis, dan interpresentasi data untuk
menjawab setiap masalah dan hipotesis.
1) Mengembangkan Instrumen Pengkajian
Menyusun instrumen pengkajian adalah kegiatan
membuat alat pengumpul data untuk pengkajian
program PAUD DAN DIKMAS yang dapat berbentuk
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
pedoman wawancara, angket, studi dokumentasi, dan
pedoman observasi.
Dalam kegiatan pengkajian, instrumen sangat penting
untuk menentukan mutu kajian. Pengukuran validitas
atau kesahihan data yang diperoleh ditentukan juga oleh
kualitas atau validitas instrumen pengkajian yang
digunakan dan pelaksanaan prosedur pengumpulan data
yang ditempuh.
Instrumen pengkajian yang dikembangkan ini
berfungsi mengungkapkan fakta menjadi datasehingga
harus mempunyai kualitas yang memadai, dalam arti
sahih dan andal, sesuai dengan fakta atau keadaan
sesungguhnya di lapangan. Berikut langkah-langkah
penyusunan instrumen.
a) Mengindentifikasi variabel-variabel dalam rumusan
judul pengkajian
b) Menjabarkan variabel tersebut menjadi
subvariabel/dimensi
c) Mencari indikator/aspek setiap subvariabel
d) Menderetkan deskriptor dari setiap indikator
e) Merumuskan setiap deskriptor menjadi butir-butir
instrumen
f) Melengkapi instrumen dengan petunjuk pengisian
dan kata pengantar
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Validasi instrumen adalah proses pengujian terhadap
kesahihan instrumen yang telah disusun. Kegiatan
validasi instrumen merupakan pengujian kesahihan dan
keandalan terhadap kegiatan penelaahan dan pengkajian
alat pengumpul data dalam pelaksanaan pengkajian
program pendidikan nonformal dan informal.
2) Menyusun Rancangan Analisis
Tahap terakhir dalam perencanaan pengkajian adalah
menyusun rancangan analisis pengkajian. Rancangan
analisis berarti proses memilih alat analisis data yang
tepat agar rumusan masalah yang telah ditetapkan dapat
ditemukan jawabannya melalui analisis pembuktian
hipotesis.
Yang perlu diperhatikan dalam merancang analisis ini
adalah jenis data yang dikaji karena jenis data
merupakan faktor yang dominan dalam memilih alat
analisis. Di sini pengkaji harus memilih alat analisis data
yang sesuai dengan data yang akan diperoleh dalam
pengumpulan data di lapangan.
2. Pelaksanaan Pengkajian
Pengkajian dilaksanakan melalui langkah-langkah sebagai
berikut.
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
a. Melaksanakan orientasi pemahaman cara pengumpulan
data
Orientasi adalah suatu proses pemberian pemahaman
kepada petugas pengumpul data tentang segala sesuatu
yang berkaitan dengan kegiatan pengkajian khususnya
pengumpulan data yang akan dilaksanakan. Kegiatan
orientasi ini merupakan tahap awal persiapan untuk
kegiatan pengumpulan data di lapangan guna
mengumpulkan data pengkajian yang dibutuhkan sesuai
dengan instrumen pangkajian.
Tahap persiapan dapat dilakukan melalui beberapa langkah,
antara lain
1) penyiapan administrasi perizinan kegiatan,
2) konfirmasi pelaksanaan,
3) skenario kerja lapangan,
4) penyiapan penggandaan instrumen pengumpulan
data, dan
5) penyiapan kelengkapan sarana, alat, dan bahan
kegiatan pengumpulan data.
Untuk melakukan orientasi, dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut.
1) Membentuk tim pelaksana orientasi yang terdiri atas
ketua dan anggota
2) Menetapkan petugas pengumpul data lapangan
3) Menetapkan waktu dan tempat
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
4) Menyiapkan instrumen pengumpulan data
5) Melaksanakan kegiatan orientasi pengumpulan data
dengan memperhatikan aspek kesesuaian materi
orientasi yang meliputi penjelasan instrumen yang
digunakan, teknik pengumpulan data, dan sumber data
dengan tujuan pengkajian program di lapangan
6) Menyusun laporan kegiatan orientasi dengan format
sistematika yang sekurang-kurangnya memuat judul
kegiatan, tujuan, cara, sasaran, waktu dan tempat, hasil
orientasi, kesimpulan, dan rekomendasi
7) Mengajukan laporan kegiatan orientasi kepada
pimpinan lembaga untuk disahkan
b. Melakukan pengumpulan data
Dalam pelaksanaan pengkajian, kegiatan pengumpulan
data merupakan langkah yang sangat penting dilakukan. Hal
yang harus dihindari dalam pengumpulan data adalah
kesalahan atau kekeliruan pengumpulan data karena
kesalahan data mengakibatkan kesalahan dalam analisis
data. Kegiatan pengumpulan data dapat diartikan sebagai
suatu kegiatan yang dilakukan pengkaji untuk mendapatkan
sejumlah informasi yang berkaitan dengan masalah
pengkajian dengan menggunakan metode dan alat
pengumpulan data yang telah disusun dan ditetapkan.
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Dalam pengumpulan data, pengkaji atau pamong belajar
harus memahami beberapa langkah-langkah pengumpulan
data berikut.
1) Menjabarkan dan mendefinisikan sasaran kajian yang
ingin dicapai melalui pengkajian yang akan dilakukan
2) Mengidentifikasikan variabel-variabel sentral yang
terdapat dalam situasi yang dihadapi (permasalahan),
seperti perpindahan pegawai, kinerja yang kurang
memuaskan dan lain-lain
3) Melaksanakan panduan instrumen dan memperhatikan
norma kerja lapangan
4) Pengondisian sumber data, jenis, dan mutu informasi
yang diperlukan
5) Pengumpulan data di lapangan dari sumber data dan
pencatatan di luar instrumen yang sudah disiapkan
6) Mengumpulkan semua perangkat hasil kerja lapangan
untuk diolah
Dalam melaksanakan kegiatan pengumpulan data
ini pamong belajar harus memperhatikan
1) kesesuaian data dengan tujuan pengkajian progam, dan
2) ketepatan metode pengumpulan data.
Langkah-Langkah Pengumpulan Data
Pengkajian ini dilaksanakan melalui beberapa tahap
yaitu tahap penjajagan atau orientasi, tahap pelaksanaan
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
atau penelusuran data dan tahap akhir atau member
check Nasution (1992 : 33-34). Untuk memperoleh
gambaran tentang tahapan tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1) Tahap Penjajagan
Tahap ini bertujuan untuk memperoleh
gambaran yang jelas dan lengkap tentang masalah
yang akan diteliti sekaligus untuk memantapkan
disain dan fokus pengkajian berikut nara sumbernya.
2) Tahap Penelusuran Data
Pada tahap ini merupakan pengkajian yang
sesungguhnya yaitu pengumpulan data sesuai fokus
dan tujuan pengkajian. Tahap ini dilakukan setelah
pengkaji memperoleh rekomendasi dari instansi yang
berwewenang.
Pengumpulan data dalam pengkajian ini melalui
wawancara dengan sumber data yang representatif
berdasarkan pada pedoman wawancara. Pedoman
wawancara disusun agar dalam wawancara dapat
lebih terarah dan tetap dalam konteks fokus
pengkajian.
3) Tahap Akhir (member check)
Informasi yang telah dikumpulkan selanjutnya dicek
tingkat kebenarannya, sehingga hasil pengkajian
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
lebih dapat dipercaya . Proses ini dinamakan member
check. Pengecekan informasi dilakukan setiap kali
pengkaji selesai melakukan wawancara dengan
sumber data dengan cara mengkonfirmasikan
kembali catatan hasil wawancara tersebut dan
setelah hasil wawancara diketik kemudian
didiskusikan kembali dengan sumber data yang
bersangkutan. Untuk memantapkan pengkajian ini,
dilakukan observasi dan triangulasi dengan sumber
data dan pihal lain yang lebih kompeten. Hal ini
dimaksudkan untuk mengurangi kesalah fahaman
dalam menafsirkan informasi yang disampaikan.
Tahap eksplorasi dan member check merupakan
siklus artinya informasi atau data pengkajian yang
telah dikumpulkan selalu diperbaiki, disempurnakan
dan dimantapkan sehingga kebenarannya dapat
ditingkatkan.
c. Pengolahan Data
Pengolahan data, secara sederhana, adalah proses
mengartikan data-data mentah dari lapangan sesuai dengan
tujuan, rancangan, dan sifat pengkajian yang dilakukan.
Pengolahan data ini merupakan bagian yang amat penting
dalam metode ilmiah, khususnya pengkajian, karena
dengan pengolahan data tersebut, dalam penyajian analisis
data, data lapangan akan dapat diberikan arti dan makna.
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Data mentah yang terkumpul dari lapangan perlu
dipecah dalam kelompok-kelompok, diklasifikasi, lalu diolah
sedemikian rupa sehingga akhirnya data bermakna untuk
menjawab masalah dan bermanfaat dalam pengujian
hipotesis atau pertanyaan pengkajian.
Dalam kegiatan pengkajian secara kualitatif, pengolahan
data menggunakan teknik nonstatitistik karena data-data
lapangan diperoleh dalam bentuk narasi atau kata-kata,
bukan angka-angka. Masukan (input) data lapangan yang
berbentuk narasi tidak bisa dikuantifikasikan. Pada tahap
ini, pamong belajar perlu memahami masukan data
lapangan yang diperoleh dan akan diolah sehingga
penyajian data dan analisis kesimpulan pengkajian akan
relevan dengan sifat atau jenis data dan prosedur
pengolahan data yang akan digunakan.
Hal yang perlu diperhatikan pamong belajar dalam
melakukan kegiatan pengolahan data adalah aspek
kesesuaian data dengan tujuan pengkajian progam dan
ketepatan metode pengolahan data yang telah ditetapkan
sebelumnya.
d. Analisis dan Interpretasi Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data dalam
bentuk yang lebih mudah dibaca dan diintepretasikan.
Kegiatan analisis data ini sering menggunakan alat bantu.
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Alat bantu penghitungan analisis data memiliki fungsi untuk
menyederhanakan data hasil pengkajian yang jumlahnya
sangat besar menjadi suatu informasi yang sederhana dan
mudah dimengerti oleh pengkaji. Setelah analisis data
selesai dan informasi telah diperoleh, hasilnya harus
diinterpretasikan untuk mencari makna dan implikasi hasil
pengkajian. Menurut Singarimbun dan Sofyan Efendi (dalam
Suyanto Bagong dan Sutinah, 2005).
Dalam kegiatan analisis data ini, pamong belajar yang
akan menganalisis data harus memperhatikan aspek
kesesuaian data dengan tujuan pengkajian program dan
ketepatan metode analisis data yang telah ditetapkan
sebelumnya.
e. Menyusun laporan pengkajian
Pamong belajar yang akan menyusun laporan hasil
pengkajian harus memperhatikan aspek kesesuaian data
dengan tujuan pengkajian program dan ketepatan metode
pengumpulan, pengolahan, dan analisis data yang telah
dilakukan dan ditetapkan sebelumnya. Laporan hasil
pengkajian sekurang-kurangnya berisi, antara lain:
1) Judul Laporan Pengkajian
2) Halaman Pengesahan
3) Kata Pengantar
4) Daftar Isi
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
5) Daftar Tabel
6) Daftar Gambar
7) Bab I : Pendahuluan
a. Perumusan Masalah
b. Tujuan
c. Manfaat
8) Bab II : Kajian Teori dan Kerangka Pemikiran
9) Bab III: Metode Pengkajian
Berikut ini beberapa hal yang harus ditentukan dan
ditetapkan dalam kegiatan pengkajian
a) Pendekatan pengkajian yang digunakan (kuantitatif
atau kualitatif) dan metodenya (SWOT, Analisis
Sistem, atau SMART).
b) Jenis pengkajian yang digunakan (program kajian
PAUD, Dikmas, Kursus dan Latihan, dan KBM)
c) Populasi dan sampel yang akan dikaji
d) Variabel, indikator, dan cara pengukurannya
e) Metode pengumpulan data (wawancara, tes,
kuesioner, atau angket)
f) Keabsahan data
g) Teknik analisis data yang akan digunakan
10) Bab IV: Hasil Pengkajian dan Pembahasan
a) Hasil
b} Pembahasan
11) Bab V: Penutup
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
a) Kesimpulan
b) Rekomendasi
12) Lampiran
a) Orgnisasi tim pengkaji
b) Jadwal Waktu Pengkajian
c) Pembiayaan Kegiatan Pengkajian
d) Penunjang
Laporan pengkajian yang telah disusun sebaiknya
ditelaah dan ditinjau. Apabila terdapat hal-hal yang perlu
direvisi dan disempurnakan, dilakukan kegiatan revisi untuk
penyempurnaan laporan.
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
LATIHAN
KEGIATAN BELAJAR 3
PELAKSANAAN PENGKAJIAN PROGRAM
Tagihan 1: Menyusun membuat kisi-kisi dan instrumen pengumpulan data pengkajian program PAUD DAN DIKMAS (Batas waktu pengumpulan tanggal6 bulan Nopember 2017)
Tagihan 2: Menyusun Kisi-Kisi Dan Instrumen Pengumpulan Data Penyelenggaraan Program PAUD DAN DIKMAS
Buatlah kisi-kisi dan instrumen pengumpulan data berdasarkan topik proposal yang telah dibuat.
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
TES FORMATIF (QUIZ)
MARI MENGKAJI PROGRAM PAUD DAN DIKMASMODEL KURSUS PAMONG BELAJAR KOMPETEN (KU PB PATEN) MELALUI
MODA DARINGPP-PAUD DAN DIKMAS JAWA BARAT 2017
1. Dalam melakukan suatu pengkajian, seorang pengkaji harus merumuskan strategi pengkajian terlebih dahulu. Daftar berikut menunjukkan beberapa alasan seorang pengkaji menggunakan desain pengkajian survey, kecuali:a. Pengumpulan data dilakukan dengan biaya murahb. Penyimpulan memiliki basis yang sangat kuatc. Tersedianya sarana yang dapat digunakan untuk menilai teori d. Waku yang tersedia dalam pengkajian sangat terbatas, sehingga sulit
untuk memperoleh keterangan yang mendalam dari responden
2. Tipologi desain pengkajian yang dikenal dalam metdologi pengkajian ilmu-ilmu sosial terdiri dari tiga macam. Diantara berikut yang bukan merupakan tipologi desain pengkajian ilmu-ilmu sosial, yaitua. Survey design b. Eksploratoris designc. Ekperimental designd. Case study design
3. Dalam melakukan pengkajian, siakp kepribadian seorang pengkaji sangat penting . Berikut adalah unsur-unsur kepribadian seseorang , kecuali:a. Penguasaan lapangan yang cukupb. Bersedia membaca karya pengkajian penelii lainc. Bersedia mendengarkan komentar ataupun tanggapan dari rekan
sejawat, d. Bersikap kritis terhadap masalah yang dihadapie.
4. Dalam merumuskan judul pengkajian, seorang pengkaji harus merumuskan judul pengkajian dengan baik. Berikut adalah persyaratan judul pengkajian yang baik, kecuali: ..
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
a. Judul pengkajian harus menunjukkan ojek pengkajian dengan jelas dan kongkrit
b. Judul pengkajian bukan merupakan suatu kalimat, oleh karena itu tidak perlu mempehatikan kadah struktur kalimat’
c. Judul penelitain mengacu pada referensi teoritical d. Judul pengkajian harus menunjukkan permasalahan yang hendak
diteliti
5. Salah satu manfaat penting suatu usulan desain / proposal pengkajian a. Sebagai dokumen otentik perjanjian kerja antara pemberi perintah
pengkajian dengan para pengkajib. Sebagai dokumen arsip pemilik proyekc. Sebagai pedoman kerja antara pemilik proyek pengkajian dengan para
pengkaji.d. Sebagai dokumen lelang tender pengkajian
6. Susunan proposal / desain peneliian dibagi dalam beberapa bagian. Salah satu bagian dari proposal/desain pengkajian memuat uraian argumentatif kenapa suatu rancangan pengkajian perlu dilakukan serta arah yang akan dicapai oleh pengkajian tersebut dimuat dalam :a. Latar Belakang masalahb. Perumusan masalahc. Pembatasan masalahd. Tujuan pengkajian
7. Instrumen pengkajian adalah a. Segala peralatan yang digunakan untuk memperoleh, mengolah dan
menginterpretasikan informasi dari responden dengan pola pengukuran yang sama
b. Peralatann pendukung yang digunakan dari suatu proses pengkajianc. Semua bentuk peralatan pengukuran respondend. Alat ukur yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
8. Alasan pengguna design survey dalam suatu pengkajian sosial antara lain sebagai berikut, kecuali:a. Informasi yang diteliti dapat diperoleh dengan wawancara
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
b. Pengkajian dilakukan meliputi daerah yang amat luas dengan struktur populasi yang sangat bervariasi
c. Populasi sangat besar sehingga sulit mengumpulkan responden yang demikian banyak serta membutuhkan biaya yang sangat besar pula
d. Staff pengkaji sangat terbatas sehingga sulit mengumpulkan fakta yang ditemukan
9. Dalam suatu wawancara keberhasilannya sangat tergantung oleh beberapa persyaratan dibawah ini, kecuali:a. Ketersediaan informasi dari diri respondenb. Pemahaman responden terhadap peran dirinyac. Motivasi para responden untuk menerima perannya tersebut.d. Interrelasi responden satu dengan yang lainnya
10. Langkah terahir dalam penyusunan daftar pertanyaan adalah:a. Penyusunan instrumen pengkajianb. Evaluasi komponen pertanyaanc. Identifikasi informasi yang belum ditanyakand. Instrumen testing
11. Pertanyaan dengan jawaban berganda mempunyai banyak kelemahan, sehingga pengkaji sering mengalami banyak kesulitan. Kelemahan ini adalah sebagai berikut, kecuali:a. Beberapa jawaban yang telah direncanakan ternyata tidak dapat
memenuhi persepsi respondenb. Alternatif jawaban yang tersedia dalam bentuk angka-angka ternyata
sulit diukur kepastiannyac. Responden cenderung ingin menjawab dengan alternatif jawab lain
yang tidak tersedia d. Struktur pertanyaan yang direncanakan memudahkan pengukuran
variabel yang diukur12. Dalam suatu pengkajian banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam
merancang suatu sample, salah satu diantaranya adalah apakah sampel relevan dengan populasinya? Pertanyaan ini mengandung maksud:a. Bahwa suatu sampel harus dapat diperkirakan sebelumnya
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
b. Bahwa setiap sampel harus dapat mewakili populasic. Kualitas dan kuantiatas suatu sample harus dapat mewakil pupulasid. Tidak adanya perbedaan mengambil sample dengan pendekatan
apapun
13. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan puposive sampling , maksudnyaa. Dalam satu strata populasi akan diambil satu sampleb. Dalam satu strata populasi akan diberi jatah sampe yang samac. Dalam satu strata populasi akan memperoleh jatah sample sesuai
dengan proporsi populasid. Dalam satu strata populasi diberikan jatah sample yang berbeda
tergantung kepaada rata-rata populasi
14. Nonprobability sampling adalah :a. Metode pengambilan sample yang didasarkan pada kebijakan pengkajib. Metode pengambilan sample yang dilakukan secara bebasc. Metode pengambilan sample yang tidak diberikan kesempatan yang
sama pada setiap anggota populasi untuk menjadi sampled. Metode pengambilan sample yang tidak bebas
15. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam mengambil sample secara sistematik yang tidak termasuk dalam langkah-langkah tersebut adalah:a. Buatlah kartu berurut pada semua anggota populasib. Tentukan standar deviasi pada keseluruhan populasic. Tentukan ratio sample yang akan digunakand. Tentukan secara random nomor sample pertama yang akan dipilih
16. Hipotesa adalah:a. Pernyataan sementara dalil merupakan bersifat tentatifb. Dalil merupakan repoisisic. Suatu statemen yang bersifat tentatif dan berbentuk conjecturald. Dalil yang belum dianggap menjadi dalil karena msih perlu dibuktikan
kebenarannya
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
17. Perumusan hipotesa dalam suatu pengkajian mempunyai menfaat yang bermacam-macam, kecuali:a. Menjadi pedoman (arah) dalam suatu pengkajian dan sekaligus
pemecahan suatu masalahb. Membantu penentuan anggaran suatu pengkajianc. Menguangi kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pengumpulan
informasid. Sebagai pedoman dalam menggali informasi sehingga dapat menyusun
instrumen pengkajian yang memadai18. Tujuan pengkajian perlu dirumuskan oleh pengkajian, alasannya:
a. Tujuan pengkajian mencerminkan arah yang dapat dicapai dalam suatu pengkajian
b. Membantu dalam merumuskan judul pengkajian c. Sebagai alat review instrumen pengkajiand. Sebagai alat bantu untuk menyusun latar belakang pengkajian
19. Metode pengambilan sample yang dilakukan dengan tidak memperhatikan kesempatan pada masing-masing anggota populasi untuk menjadi sample, disebut :a. Sistematic random samplingb. Stratifikasi random samplingc. Cluster random samplind. Convinience random sampling
20. Pengkajian kepustakaan adalah :a. Pengkajian yang menggunakan bahan kajian buku sebagai referensi
utama serta memperhatikan bacaan referensi lainnyab. Penelitan dengan ruang lingkup buku, terutama buku teksc. Pengkajian yang dilakukan dengan mempelajari gagasan para pakar
terdahulu yang dikemukan secara tertulisd. Kajian yang tidak menggunakan yang pendekatan ilmiah
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF (QUIZ)
“MARI MENGKAJI PROGRAM PAUD DAN DIKMAS”MODEL KURSUS PAMONG BELAJAR KOMPETEN (KU PB PATEN) MELALUI
MODA DARINGPP-PAUD DAN DIKMAS JAWA BARAT 2017
NO JAWABAN NO JAWABAN1 D 11 D2 B 12 D3 B 13 D4 B 14 C5 C 15 D6 D 16 D7 A 17 B8 B 18 A9 C 19 D
10 B 20 C
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
PENUTUP
Modul tentang pengkajian ini bertujuan untuk
mengembangkan sikap dan tindakan ilmiah pamong belajar yang
mampu yaitu berpikir kritis, teliti, tekun, dan kreatif mencari
alternatif atau solusi terhadap permasalahan program pendidikan
nonformal dan informal termasuk dampaknya terhadap peningkatan
kualitas program, khususnya peserta didik.
Selain itu juga bahan ajar ini diharapkan dapat melatih
kemampuan Pamong Belajar mengimplementasikan fungsi-fungsi
kelimuan yaitu: pertama, menggambarkan (describe) terhadap
pengelolaan sebuah program atau KBM PAUD DAN DIKMAS secara
menyeluruh. Kedua, menjelaskan (explain) terhadap pelaksanaan
program secara sistemik dan sistematis. Ketiga, menanyakan
(question) terhadap keberhasilan/kekuatan dan kelemahan
program yang terjadi sehingga mampu menganalisisnya. Keempat,
menghubungkan (corelation) antara komponen-komponen sistem
pengelolaan program atau KBM yakni antar raw input dengan
instrumental input serta proses dengan hasil yang diperoleh bahkan
dengan dampak atau benefitnya. Kelima, meramalkan (predict)
terhadap keberhasilan atau kelemahan sebuah program yang dapat
direkomendasikan untuk mengembangkan kualitas program yang
diharapkan atau memberi masukan pada penegmbangan kebijakan.
Keenam, mengevaluasi (evaluation) program yang dapat dijadikan
sebagai masukan untuk pengembangan atau pertimbangan
kebijakan selanjutnya. Ketujuh, mengembangkan (develop) program
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
atau KBM yang lebh inovatif untuk menyelesaikan permasalahan
yang ada saat ini dan ke depan.
Harapannya melalui kegiatan pengkajian ini pamong belajar
sebagai pendidik dapat memberikan dan membuka kesempatan
pamong belajar untuk menambah ilmu pengetahuan dan mencoba
melakukan kajian/pengkajian secara reflektif dengan melakukan
analisis kritis terhadap kekuatan dan kelemahan program PAUD DAN
DIKMAS dalam upaya perbaikan program pendidikan.
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017Page
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
DAFTAR PUSTAKAArikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Pengkajian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rhineka Cipta
Moleong, Lexy. J. 2000. Metode Pengkajian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya