Top Banner
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan proses belajar mengajar dapat diukur dari keberhasilan siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari tingkat pemahaman materi dan prestasi belajar siswa. Semakin tinggi pemahaman materi dan prestasi belajar, maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran. Pembelajaran yang pasif akan menghambat kreatifitas pola pikir siswa dalam memahami suatu konsep. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah dipelajari akan lebih baik. Suatu konsep akan lebih mudah dipahami dan diingat oleh siswa bila konsep tersebut disajikan melalui prosedur dan langkah- langkah yang tepat, jelas dan menarik.
106

asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

Oct 08, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan proses belajar mengajar dapat diukur dari keberhasilan

siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran. Keberhasilan tersebut dapat

dilihat dari tingkat pemahaman materi dan prestasi belajar siswa. Semakin

tinggi pemahaman materi dan prestasi belajar, maka semakin tinggi pula

tingkat keberhasilan pembelajaran.

Pembelajaran yang pasif akan menghambat kreatifitas pola pikir siswa

dalam memahami suatu konsep. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran

matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa

tentang apa yang telah dipelajari akan lebih baik. Suatu konsep akan lebih

mudah dipahami dan diingat oleh siswa bila konsep tersebut disajikan melalui

prosedur dan langkah-langkah yang tepat, jelas dan menarik.

Permasalahan lain pembelajaran matematika yang ditemukan adalah

faktor guru dan materi ajar. Mengingat pentingnya belajar matematika,

seorang guru matematika dituntut untuk memahami dan mengembangkan

suatu metode pengajaran di dalam kelas untuk mencapai suatu tujuan

pembelajaran. Hal ini juga bertujuan agar dapat mengurangi rasa jenuh pada

siswa dan juga rasa takut.

Untuk mengantisipasi masalah tersebut, maka perlu dicarikan formula

pembelajaran yang tepat, sehingga dapat meningkatkan keaktifan dan

pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran matematika. Para guru terus

1

Page 2: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

2

berusaha menyusun dan menerapkan berbagai metode pembelajaran yang

bervariasi agar siswa tertarik dan lebih aktif dalam belajar matematika. Salah

satunya adalah metode pembelajaran Team Assisted Individualization.

Menurut Slavin(2008:187) Team Assisted Individualization merupakan salah

satu metode pembelajaran kooperatif dimana para siswa bekerja dalam tim-

tim pembelajaran kooperatif dan mengemban tanggung jawab individu, saling

membantu satu sama lain dalam menghadapi masalah dan saling memberi

dorongan untuk maju.

Metode tersebut dikolaborasikan dengan metode tutor sebaya karena

di dalam proses pembelajaran tidak semua materi yang disampaikan oleh

guru bisa langsung dicerna siswa. Ada sebagian siswa yang cenderung takut

untuk bertanya langsung pada gurunya. Dalam metode tutor sebaya yang

menjadi tutor tidak harus yang paling pandai tetapi siswa yang tuntas

terhadap bahan pelajaran yang akan dibahas dan memiliki hubungan

emosional yang baik, bersahabat dan menunjang situasi pemberian

bimbingan(tutoring). Peran seorang tutor adalah sebagai fasilitator yang

bertugas memberi bantuan. Guru hanya menjadi pengontrol keadaan siswa,

motivator dan pengelola kelas yang dapat menciptakan suasana belajar yang

menyenangkan.

Berkaitan dengan masalah-masalah di atas, setelah peneliti melakukan

observasi pembelajaran yang terjadi di SMP Negeri 2 Sawit, Boyolali

ditemukan permasalahan antara lain: 1) siswa cenderung kurang mampu

menggunakan rumus/ konsep yang diperlukan dalam pemecahan masalah, 2)

Page 3: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

3

siswa cenderung kurang aktif dalam proses pembelajaran, 3) kemampuan

siswa dalam memahami konsep materi masih kurang.

Bertolak dari latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian pembelajaran matematika melalui metode Team Assisted

Individualization berbasis tutor sebaya di SMP Negeri 2 Sawit. Melalui

metode Team Assisted Individualization berbasis tutor sebaya diharapkan

dapat meningkatkan keaktifan siswa dan selanjutnya dapat meningkatkan

pemahaman konsep pada pembelajaran matematika.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, permasalahan yang akan

dirumuskan adalah “Adakah peningkatan pemahaman konsep matematika

setelah dilakukan kegiatan pembelajaran dengan metode pembelajaran Team

Assisted Individualization berbasis tutor sebaya?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya peningkatan

pemahaman konsep matematika setelah dilakukan pembelajaran melalui

metode pembelajaran Team Assisted Individualization berbasis tutor sebaya.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan kepada pembelajaran matematika, terutama pada peningkatan

pemahaman konsep siswa melalui metode pembelajaran Team Assisted

Individualization berbasis tutor sebaya. Hal tersebut dianggap penting dan

Page 4: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

4

perannya cukup besar dalam hal meningkatkan pemahaman dan prestasi

dalam pembelajaran matematika. Oleh karena itu guru dapat menerapkan

pada pembelajaran matematika.

2. Secara Praktis

a. Bagi Siswa

Meningkatkan pemahaman konsep matematika.

Menarik perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Mendorong siswa berperan aktif dalam mengkonstruksi

sendiri pengetahuannya dalam menyelesaikan soal-soal matematika

dengan baik

b. Bagi Guru

Sebagai alat bantu memperjelas konsep-konsep dalam

matematika.

Membantu dalam mengembangkan metode pembelajaran

yang tepat dalam mengajarkan matematika.

Menambah variasi dalam penyampaian materi.

c. Bagi Sekolah, penelitian ini memberikan sumbangan dalam rangka

perbaikan metode pembelajaran matematika.

d. Bagi Penulis, dapat memperoleh pengalaman langsung dalam

menerapkan pembelajaran matematika melalui metode pembelajaran

Team Assisted Individualization berbasis tutor sebaya

Page 5: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Menurut Della Alifah (2005) dalam penelitiannya diperoleh

kesimpulan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa pada topik himpunan

antara siswa yang diberi pengajaran metode pembelajaran kooperatif tipe

Team Assisted Individualization dan siswa yang diberi pengajaran

konvensional. Hal ini menunjukkan metode pembelajaran kooperatif tipe

Team Assisted Individualization memberikan prestasi yang lebih baik

dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

Menurut Fibrian Hendra Kusuma(2008) dalam penelitiannya

diperoleh kesimpulan adanya peningkatan prestasi matematika siswa setelah

dilakukan pembelajaran melalui pendekatan learning community dengan tutor

sebaya.

Menurut Ummu Fathonah(2009) dalam penelitiannya diperoleh

kesimpulan bahwa Team Assisted Individualization lebih baik dalam

meningkatkan prestasi dibandingkan dengan metode inkuiri.

Dari penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti di atas,

perbedaan dan persamaan hasil penelitian tersebut dengan penelitian yang

akan dilakukan dapat dijelaskan dalam tabel berikut ini.

Page 6: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

6

Tabel 2.1

Perbedaan dan persamaan dari setiap variabel yang diteliti

Variabel

PenelitiX1 X2 X3 X4 X5 X6 X7

Della Alifah √ √ √ √

Fibrian Hendra Kusuma √ √ √ √ √

Ummu Fathonah √ √ √

Peneliti √ √ √ √

Keterangan :

X1 : model pembelajaran learning community

X2 : peningkatan pemahaman konsep siswa

X3 : model pembelajaran Team Assisted Individualization

X4 : peningkatan prestasi siswa

X5 : model pembelajaran tutor sebaya

X6 : model pembelajaran inkuiri

X7 : perbedaan hasil belajar

Penelitian di atas menunjukkan bahwa pendekatan pengajaran dengan

menggunakan metode Team Assisted Individualization dan metode tutor

sebaya sangat membantu siswa dalam mencapai keberhasilan belajar siswa.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas peneliti merasa perlu untuk

5

Page 7: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

7

meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa dan menjadikan

pembelajaran lebih bermakna bagi siswa.

Penelitian di atas berbeda dengan penelitian yang penulis lakukan.

Dalam penelitian ini lebih menekankan pada peningkatan pemahaman konsep

matematika siswa dengan menggunakan metode Team Assisted

Individualization berbasis tutor sebaya pada siswa kelas VII SMP N 2 Sawit.

B. Kajian Teori

1. Pengertian Pemahaman Konsep Matematika Siswa

a. Pengertian Konsep

Konsep menurut Chaplin dalam Mulyati (2005: 53) adalah satu ide

atau pengertian umum yang disusun dengan kata, simbol dan tanda

atau ide yang mengkombinasikan beberapa unsur sumber-sumber

berbeda ke dalam satu gagasan tunggal.

Konsep menggambarkan satu susunan atau kerangka yang ada di

seputar satu tema utama sebagai tujuan dasar dari semua rangkaian

informasi. Konsep merupakan titik awal dari sekumpulan hubungan

atau ide dan semua hal lain yang dihubungkan dengan ide tersebut

(Edmund Bachman, 2005: 49-50)

Dari pengertian di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa

konsep adalah ide yang disusun dengan kata atau simbol yang menjadi

titik tolak awal dari semua hal yang berhubungan dengan ide tersebut.

b. Pemahaman Konsep

Page 8: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

8

Pemahaman meliputi penerimaan dan komunikasi secara akurat

sebagai hasil komunikasi dalam pembagian yang berbeda dan

mengorganisasikan secara singkat tanpa mengubah pengertian.

Memahami suatu konsep merupakan kompetensi yang ditunjukkan

peserta didik dalam melakukan prosedur (algoritma) secara luwes,

akurat, efisien dan tepat. Indikator yang menunjukkan pemahaman

konsep matematika menurut Asep Jihad dan Abdul Haris (2008: 149)

meliputi:

a. Menyatakan ulang sebuah konsep.

b. Mengklasifikasikan obyek-obyek menurut sifat-sifat

tertentu (sesuai dengan konsepnya).

c. Memberi contoh dan non contoh dari konsep.

d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi

matematis.

e. Mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu

konsep menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau

operasi tertentu

f. Mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam

pemecahan masalah.

Aspek yang diamati dalam penelitian ini mencakup aspek:

a. Kemampuan peserta didik dalam menjawab pertanyaan guru dan

mengerjakan soal di papan tulis secara tepat.

b. Kemampuan peserta didik dalam menerapkan konsep secara tepat.

Page 9: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

9

c. Kemampuan peserta didik memberi tanggapan tentang jawaban

peserta didik lain.

d. Kemampuan peserta didik dalam membuat kesimpulan yang

meliputi mendefinisikan konsep, menemukan sifat-sifat dari konsep

dan memberikan contoh dan non contoh dari konsep

Dalam penelitian ini, upaya untuk mengoptimalisasi pemahaman

konsep pada siswa adalah siswa harus berani mengungkapkan

pendapatnya tentang materi yang disampaikan guru atau temannya

yang menjadi tutor, serta siswa harus aktif dalam proses belajar

mengajar.

2. Metode Team Assisted Individualization

Team Assisted Individualization adalah menggabungkan pembelajaran

dengan cara kelompok dan individu. Program yang diberikan haruslah

bersesuaian dengan kemahiran yang dimiliki setiap siswa. Siswa dalam

setiap kumpulan terdiri dari siswa yang mempunyai kemampuan yang

berbeda-beda. Ketua kelompok bertanggung jawab memastikan

anggotanya untuk siap mengikuti ujian akhir setiap unit.

Metode pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization

adalah suatu pengajaran yang dikemukakan oleh Slavin. Metode

pembelajaran tipe Team Assisted Individualization ini merupakan teori

belajar yang kognitif. Dalam hal ini peran pendidik hanya sebagai

fasilitator dan mediator dalam proses belajar mengajar. Pendidik cukup

Page 10: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

10

menciptakan kondisi lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta

didiknya.

Menurut slavin (2008:195), secara umum metode pembelajaran

kooperatif tipe Team Assisted Individualization terdiri dari 8 komponen

utama, yaitu:

a. Team

Para siswa dalam metode pembelajaran Team Assisted

Individualization terdiri dari 4-5 orang. Fungsi utama dari tim adalah

membentuk semua anggota agar mengingat materi yang telah

diberikan dan lebih memahami materi yang nantinya digunakan dalam

persiapan mengerjakan lembar kerja sehingga bisa mengerjakan

dengan baik. Anggota kelompok yang mengalami kesulitan dapat

bertanya kepada anggota yang lain telah ditunjuk sebagai ketua

kelompok/anggota lain yang lebih tahu.

b. Tes Penempatan

Para siswa diberikan tes pada awal program. Hasil dari tes awal

digunakan untuk membuat kelompok berdasarkan point yang mereka

peroleh.

c. Materi-Materi kurikulum

Pada proses pengajaran harus disesuaikan dengan materi yang

terdapat pada kurikulum yang berlaku dengan menerapkan teknik dan

strategi pemecahan masalah untuk penguasaan materi.

d. Kelompok Belajar

Page 11: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

11

Berdasarkan tes pengelompokkan, maka bentuk belajar siswa

dalam kelompoknya dengan cara mendengarkan presentasi dari guru

dan mengerjakan lembar kerja. Jika ada siswa yang belum paham

tentang materi, maka dia dapat bertanya pada anggota lainnya dalam

satu kelompok atau ketua kelompok yang telah ditunjuk. Kalau belum

paham juga baru meminta penjelasan dari guru.

e. Penilaian dan pengakuan team

Setelah diberikan tes, kemudian tes tersebut dikoreksi dan dinilai

berdasar kriteria tertentu. Team akan mendapatkan sertifikat atau

penghargaan atau sejenisnya jika dapat melampaui kriteria yang telah

ditentukan.

f. Kelompok Pengajaran

Materi pelajaran yang belum dipahami oleh suatu kelompok dapat

ditanyakan kepada guru dan guru menjelaskan materi pada kelompok

tersebut. Pada saat guru mengajar, siswa dapat sambil memahami

materi baik secara individual ataupun kelompok dengan kebebasan

tetapi bertanggung jawab.

g. Lembar Kerja

Pada setiap sub pokok bahasan diberikan lembar kerja secara

individual untuk mengetahui pemahaman individu. Bahan atau materi

dapat berupa ringkasan materi yang dipelajari di rumah.

h. Mengajar Seluruh Kelas

Page 12: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

12

Setelah akhir dari pengajaran pokok bahasan suatu materi, guru

menghentikan program pengelompokkan dan menjelaskan konsep-

konsep yang belum dipahami dengan strategi pemecahan maswsalah

yang relevan dan pada akhir pelajaran diberikan kesimpulan dari

materi.

Dari pendapat-pendapat dapat disimpulkan bahwa metode

pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization adalah

salah satu cara pembelajaran kooperatif dimana siswa dengan

kemampuan individualnya masing-masing bekerja sama di dalam

kelompok-kelompok kecil dengan kemampuan yang berbeda.

3. Tutor Sebaya

a. Pengertian Tutor Sebaya

Menurut Suharsimi Arikunto(1988:62) tutor sebaya yaitu mereka

yang mempunyai usia hampir sebaya dengan sesamanya dimintai

bantuan oleh guru untuk menerangkan kepada teman-temannya dalam

proses pembelajaran.

Menurut Nasution(2008:44) bantuan tutor yaitu orang yang dapat

membantu murid secara individual. Sebaiknya orang itu jangan

gurunya sendiri sehingga ia dapat memberi bantuan dengan cara yang

lain daripada guru itu. Hendaknya diusahakan agar murid selekas

mungkin dapat membebaskan diri dari bantuan tutor.

b. Pemilihan Tutor Sebaya

Page 13: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

13

Menurut Suharsimi Arikunto (1988:62) dalam pemilihan dan

penentuan siswa sebagai tutor sebaya diperlukan pertimbangan

tersendiri. Seorang tutor belum tentu siswa yang paling pandai. Yang

penting yang harus diperhatikan dalam pemilihan tutor adalah sebagai

berikut:

1. Dapat diterima (disetujui) oleh siswa sehingga siswa tidak

mempunyai rasa takut atau enggan bertanya kepadanya.

2. Dapat menerangkan pelajaran yang dibutuhkan oleh siswa yang

mendapat bantuan

3. Tidak tinggi hati, keras hati, sombong terhadap sesama kawan

4. Mempunyai daya kreatifitas yang cukup untuk memberikan

bimbingan, yaitu dapat menerangkan pelajaran kepada kawannya.

Untuk dapat menentukan dan memilih siswa yang memenuhi

kriteria dan syarat-syarat di atas memang sulit, tapi hal ini dapat

diatasi dengan jalan guru memberikan petunjuk yang sejelas-jelasnya

kepada tutor sebaya tentang apa yang harus dilakukan. Petunjuk ini

memang mutlak diperlukan bagi setiap tutor karena hanya gurulah

yang mengetahui jenis kelemahan siswa, sedangkan tutor hanya

membantu perbaikan, bukan mendiagnosa.

c. Kelebihan dan Kekurangan Tutor Sebaya

Menurut Suharsimi Arikunto(1988:64) kelebihan pelaksanaan tutor

sebaya sebagai berikut:

Page 14: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

14

1. Adakalanya hasil lebih baik bagi beberapa anak yang mempunyai

perasaan takut atau enggan bertanya kepada gurunya.

2. Bagi tutor, pekerjaan tutoring akan bermanfaat bagi dirinya sendiri

untuk memperkuat konsep yang dibahas.

3. Bagi tutor merupakan kesempatan untuk melatih diri, memegang

tanggung jawab dalam mengemban tugas, dan melatih kesabaran.

4. Mempererat hubungan antar sesama siswa sehingga mempertebal

perasaan sosial.

Adapun kekurangan dari pelaksanaan tutor sebaya adalah:

1. Siswa yang dibantu seringkali belajar kurang serius karena merasa

hanya berhadapan dengan temannya.

2. Ada beberapa anak yang malu bertanya karena takut rahasianya

diketahui oleh teman sebayanya.

3. Bagi guru sulit menentukan tutor yang tepat bagi seseorang atau

beberapa orang yang dibimbingnya.

4. Pokok Bahasan Persegi Dan Persegi Panjang

A. PERSEGI PANJANG

1. Sifat–Sifat Persegi Panjang

a) Panjang-panjang sisi yang berhadapan sama panjang.

b) Keempat sudutnya siku-siku.

c) Panjang diagonalnya sama dan saling membagi sama besar.

d) Dapat menempati bingkainya kembali dengan empat cara.

AO=BDAO=CODO=BO

Gambar 2.1

D C

BA

O

Page 15: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

15

Berdasarkan sifat-sifat di atas dapat disimpulkan bahwa :

Persegi Panjang adalah bangun segi empat yang memiliki dua pasang

sisi yang berhadapan sama panjang dan keempat sudutnya siku-siku.

2. Keliling Persegi Panjang

Rumus keliling persegi panjang :

Pada bangun datar, keliling adalah batas paling luar dari sebuah

bangun.

Sisi : AB = CD dan AD = BC

Keliling ABCD = AB+CD+BC+AD

= CD+CD+BC+BC

= 2(CD) + 2(BC)

Keliling persegi panjang adalah K = 2 panjang + 2 lebar

K = 2 p + 2 l

K = 2 ( p + l )

CD = Panjang BC = Lebar

Gambar 2.2

A B

D C

Page 16: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

16

3.Luas Persegi Panjang

Maka luas persegi panjang :

B. PERSEGI

1. Sifat-Sifat Persegi antara lain :

1) Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang.

2) Keempat sudutnya siku-siku.

3) Panjang diagonal-diagonalnya sama dan saling membagi dua sama

panjang.

4) Panjang keempat sisinya sama

5) Setiap sudutnya dibagi dua sama besar oleh diagonal-diagonalny a

6) Diagonal-diagonal berpotongan saling tegak lurus.

Berdasarkan sifat-sifat di atas dapat disimpulkan pengertian persegi :

Persegi adalah persegi panjang yang keempat sisinya sama panjang.

2. Keliling Persegi

Diagonal AC = diagonal BD CAB = CAD

Gambar 2.3

O

A B

D C

BA

CDKarena AB=BC=CD=ADKeliling = AB+BC+CD+AD

= AB+AB+AB+AB = 4 AB

AB = sisi Keliling Persegi =

K =

K= keliling s = sisi Gambar 2.4

Page 17: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

17

3. Luas Persegi

Maka luas persegi panjang :

C. Kerangka Berpikir

Hakekat belajar matematika adalah belajar konsep. Untuk belajar

matematika diperlukan cara-cara khusus dalam belajar dan mengajarkannya.

Seorang guru berusaha mengajar dengan sebaik-baiknya, sehingga siswa

dapat memahami konsep dengan benar dan akan memperoleh hasil belajar

yang baik.

Hal ini juga berlaku pada pokok bahasan persegi panjang dan persegi.

Materi ini bukanlah materi yang mudah karena membutuhkan pemahaman

yang lebih. Tingkat pemahaman siswa dalam satu kelas pastilah berbeda –

beda. Oleh karena itu guru membutuhkan metode pembelajaran yang sesuai

sehingga pemahaman konsep siswa menjadi meningkat. Metode

pembelajaran yang sesuai adalah Team Assisted Individualization berbasis

tutor sebaya. Metode ini adalah dengan mengelompokkan siswa dalam

kelompok pembelajaran kooperatif dan menuntut tanggung jawab siswa.

Page 18: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

18

Selain itu diperlukan juga seseorang yang bisa dipercaya untuk membantu

siswa – siswa memperjelas konsep materi. Seseorang ini diambil dari siswa –

siswa yang ada di kelas itu sendiri. Seseorang tersebut dinamakan tutor

sebaya.

Pada sub pokok bahasan pengertian dan sifat-sifat persegi panjang dan

persegi tidak mungkin guru menerangkan lebih dari dua kali karena akan

mengganggu alokasi waktu materi yang lainnya. Siswa sulit membayangkan

dan memahami tentang diagonal, sudut, dan sisi dalam persegi panjang dan

persegi. Adanya tutor sebaya dalam kelompok-kelompok akan bisa

membantu teman – teman dalam kelompoknya untuk memahami bahwa sudut

- sudut dalam persegi panjang dan persegi adalah siku-siku, sisi persegi

panjang sejajar dan sama panjang bagi sisi-sisi yang berhadapan, sisi-sisi

persegi semuanya sama panjang, diagonal-diagonalnya membagi dua sisi

menjadi sama besar dan sifat-sifat yang lainnya. Cara ini lebih efektif karena

siswa juga cenderung tidak takut untuk bertanya pada teman sebayanya yang

menjadi tutor. Latihan – latihan yang sering diberikan juga akan membantu

siswa.

Pada sub pokok bahasan luas dan keliling persegi panjang dan persegi

serta penerapannya dalam pemecahan masalah, guru juga akan melakukan hal

yang sama yaitu membagi siswa dalam kelompok-kelompok dan

memperbanyak latihan soal agar mereka terbiasa menggunakan rumus-rumus

tersebut dalam pemecahan masalah dan bisa menentukan algoritma

pemecahan masalahnya. Jika siswa terbiasa mengerjakan soal dengan terlebih

Page 19: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

19

dahulu berusaha mengerjakan secara individu dan apabila tidak bisa baru

bertanya kepada tutor maka lama kelamaan konsep luas dan keliling persegi

panjang dan persegi akan melekat di benak mereka. Hal ini dibuktikan

dengan cara mereka mengerjakan, menjawab pertanyaan, mengoreksi

jawaban temannya, membuat kesimpulan dan pada akhirnya berdampak pada

nilai yang akan mereka peroleh.

Pemilihan metode Team Assisted Individualization berbasis tutor sebaya

diharapkan dapat menarik minat siswa dalam belajar sehingga akan

berpengaruh pada peningkatan pemahaman konsep mereka. Melalui

penerapan metode Team Assisted Individualization berbasis tutor sebaya,

siswa dilatih untuk aktif bekerja dalam tiap-tiap kelompok dengan tanggung

jawab memahami materi secara individu khususnya dalam memahami materi

pokok bahasan persegi panjang dan persegi. Pokok bahasan persegi panjang

dan persegi yang dirasa siswa materi yang sulit dapat menjadi materi yang

mudah. Hingga pada akhirnya dengan penerapan metode Team Assisted

Individualization berbasis tutor sebaya, pemahaman konsep siswa dapat

ditingkatkan terutama pada pokok bahasan persegi panjang dan persegi.

Dari kerangka berfikir tersebut dapat dibuat skema kerangka berfikir pada gambar

2.5:

Page 20: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

20

D. Hipotesis Tindakan

TINDAKAN

KONDISIAWAL

KONDISIAKHIR

Pembelajaran matematika dengan menerapkan

metode pembelajaran yang kurang tepat

menyebabkan siswa menjadi bosan dan kurang

tertarik. Hal tersebut membuat materi yang

disampaikan oleh guru sulit diterima siswa

Metode Team Assisted Individualization

berbasis tutor sebaya tepat diterapkan pada

siswa. Dalam metode ini siswa dibagi dalam

kelompok-kelompok kecil dan tiap kelompok

harus bertanggung jawab pada kesiapan tiap-

tiap individu. Adanya siswa yang menjadi

tutor di tiap kelompok agar saling membantu

sehingga semua anggota kelompok

memahami materi yang dipelajari.

Pemahaman konsep matematika siswa

menjadi meningkat sehingga akan menunjang

keberhasilan belajar tiap-tiap siswa

Page 21: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

21

Dari refleksi hasil kajian teori dan kerangka pemikiran tersebut

dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: “Dengan

menerapkan model pembelajaran Team Assisted Individualization berbasis

tutor sebaya, maka pemahaman konsep matematika siswa menjadi

meningkat.

BAB III

METODE PENELITIAN

Uraian mengenai pertanggungjawaban metode-metode yang digunakan

melibatkan pembahasan mengenai: jenis penelitian, tempat dan waktu

penelitian, subjek penelitian, rancangan penelitian, metode pengumpulan

data, instrumen penelitian dan teknik analisis data.

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

tindakan kelas atau Classrom Action Research (CAR). Menurut Suharsimi

Arikunto (2008:3) penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan

terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan

dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Penelitian ini merupakan

kolaborasi antara peneliti dengan guru matematika dalam peningkatan

pemahaman konsep matematika terutama dalam pokok bahasan persegi

panjang dan persegi pada siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Sawit.

Pelaksana tindakan penelitian adalah guru matematika, berdasarkan

perencanaan yang telah dibuat. Guru melaksanakan tindakan pembelajaran

dengan menerapkan metode pembelajaran Team Assisted Individualization

21

Page 22: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

22

berbasis tutor sebaya. Pengamatan selama tindakan penelitian dilakukan oleh

peneliti. Pengamatan dilakukan berdasarkan perencanaan tindakan yang

sudah disiapkan. Ciri PTK adalah adanya perbaikan terus menerus sehingga

kepuasan peneliti sering menjadi tolak ukur berhasil atau tidaknya siklus

tersebut.

Refleksi dilaksanakan peneliti bersama guru. Kegiatan ini merupakan

langkah untuk menganalisis hasil kerja siswa. Pada refleksi ini dipakai

peneliti untuk memperbaiki kekurangan pada siklus ini, hasilnya akan

dilaksanakan untuk perbaikan pada siklus berikutnya.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat yang digunakan sebagai penelitian tentang penggunaan metode

pembelajaran Team Assisted Individualization berbasis tutor sebaya untuk

meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa adalah kelas VII E

SMP Negeri 2 Sawit.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan secara bertahap. Adapun tahapan pelaksanaan

penelitian adalah sebagai berikut:

a. Tahap Persiapan dilaksanakan pada minggu pertama bulan Februari

2010 sampai minggu keempat bulan Februari 2010.

b. Tahap Pelaksanaan dilaksanakan pada minggu pertama bulan Maret

2010 sampai minggu keempat bulan Maret 2010.

Page 23: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

23

c. Tahap Laporan dilaksanakan pada minggu pertama bulan April 2010

sampai minggu pertama bulan Mei 2010.

C. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini guru matematika kelas VII E SMP Negeri 2 Sawit

bertindak sebagai subjek yang membantu dalam perencanaan teknik

pengumpulan data penelitian. Subjek penelitian yang menerima tindakan

adalah siswa kelas VIIE yang berjumlah 36 siswa.

D. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yaitu suatu penelitian

yang bersifat praktis, situasional, kondisional dan kontekstual berdasarkan

permasalahan yang muncul dalam kegiatan sehari-hari. Penelitian ini

ditujukan untuk menentukan tindakan yang tepat dalam rangka pemecahan

masalah yang dihadapi untuk memperbaiki sesuatu dan pada umumnya

dilaksanakan secara kolaboratif antara peneliti dengan subjek penelitian,

melalui prosedur penelitian ini, kepala sekolah, guru kelas dan peneliti

senantiasa berupaya memperoleh hasil yang optimal melalui cara dan

prosedur yang paling efektif sehingga dimungkinkan adanya tindakan yang

berulang-ulang dengan revisi untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang lebih baik bagi

guru kelas, kepala sekolah dan peneliti dilibatkan sejak: dialog awal,

perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan monitoring,

refleksi, evaluasi dan penyimpulan hasil berupa pengertian dan pemahaman.

Page 24: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

24

Langkah-langkah penelitian untuk setiap siklus tindakan pembelajaran

matematika seperti pada gambar:

Dialog awal

Observasi awal

Perencanaan Putaran I

Tindakan I

Evaluasi Observasi dan monitoring

Refleksi

Pengertian dan pemahaman

Perencanaan terrevisi Tindakan II

Putaran IIEvaluasi

Refleksi

Observasi dan monitoring

Pengertian dan pemahaman

Seterusnya sesuai dengan alokasi waktu harapan tindakan yang direncanakan

Page 25: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

25

Gambar 3.1 Proses Penelitian Tindakan

Modifikasi dari Kemmis & Mc Tanggart (Zainal Aqib, 2008: 108)

Keterangan:

1. Dialog awal

Dialog awal dilaksanakan pada hari Senin, 11 Januari 2010 bertempat

di SMP Negeri 2 Sawit. Dialog awal dilakukan dengan mengadakan

pertemuan antara peneliti, guru matematika, dan kepala sekolah bersama-

sama melakukan pengenalan, penyatuan ide, dan berdiskusi membahas

masalah dan upaya optimalisasi pemahaman konsep matematika siswa

melalui metode Team Assisted Individualization berbasis tutor sebaya.

Peserta dialog membicarakan model dan alternatif pembelajaran yang

akan dipraktekkan dan dikembangkan sehingga diperoleh kesepakatan

untuk menangani masalah upaya peningkatan pemahaman konsep

matematika siswa melalui metode Team Assisted Individualization

berbasis tutor sebaya dalam pembelajaran matematika.

2. Perencanaan Tindakan

Membuat tentang tindakan apa yang dilakukan untuk memperbaiki

dan meningkatkan perilaku dan sikap sebagai solusinya. Rencana tindakan

ini harus bersifat fleksibel untuk dapat diadaptasikan dengan pengaruh

Page 26: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

26

yang tidak dapat terduga dan kendala yang sebelumnya tidak terlihat.

Antara lain:

a. Memperbaiki kompetensi material guru dalam bidang matematika.

Setiap guru pasti mempunyai permasalahan sendiri dalam

pembelajaran, maka lebih baik jika guru mengajukan masalah

kemudian peneliti membantu mencari solusi masalah itu atau peneliti

mengamati guru dalam pembelajaran dan kemudian memberi masukan

jika melakukan suatu kesalahan.

Berdasarkan hal itu maka tindakan yang dilakukan:

1) Mengenai materi matematika yaitu a) mengidentifikasikan materi

matematika kelas VII semester 2 yang akan dibahas dan diajarkan,

b) mendiskusikan sifat-sifat dan konsep matematika yang

memerlukan katajaman penalaran dalam mempelajarainya.

2) Mengenai metodologi pembelajaran yaitu mendiskusikan

bagaimana penggunaan pembelajaran matematika melalui metode

Team Assisted Individualization berbasis tutor sebaya pada persegi

panjang dan persegi.

b. Identifikasi masalah dan penyebabnya

Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi masalah peningkatan

pemahaman konsep matematika siswa dalam pembelajaran

matematika adalah menerapkan metode yang menarik dan

menyenangkan. Untuk keperluan itu guru sebaiknya mempunyai

gambaran permasalahan dan penyebab tidak keefektifan

Page 27: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

27

pembelajaran matematika. Informasi tentang permasalahan ini

dapat diperoleh dari pemgalaman-pengalaman guru mengahadapi

situasi di kelas dari tahun ke tahun. Kemudian mendiskusikan

bersama untuk melihat keterkaitan masalah tersebut dengan hal-hal

yang terkait. Tindakan yang dilakukan adalah diskusi antara guru

matematika dan peneliti.

c. Perencanaan Solusi Masalah

Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan usaha

peningkatan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran

matematika SMP Negeri 2 Sawit melalui pembenahan gaya pengajaran

guru yakni:

1) Pembelajaran di laksanakan melalui metode Team Assisted

Individualization berbasis tutor sebaya

2) Tindakan pembelajaran untuk memperbaiki pemahaman konsep

siswa adalah: a) Membangun hubungan baik, b) Pembelajaran

dengan melalui metode Team Assisted Individualization berbasis

tutor sebaya c) Mendorong dan membimbing siswa agar berani

menjawab pertanyaan guru dan mengerjakan soal di papan tulis, d)

membimbing siswa menerapkan konsep secara tepat, e) mendorong

dan membimbing siswa membuat kesimpulan materi.

3. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan kelas oleh guru yang akan diobservasi. Guru

menjadi mitra, karena guru berfungsi sebagai pengelola kegiatan belajar

Page 28: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

28

mengajar. Berdasarkan perencanaan yang telah dibuat, guru mengajar

melalui metode Team Assisted Individualization berbasis tutor sebaya

untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa.

4. Observasi

Observasi adalah upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang

terjadi selama tindakan itu berlangsung. Observasi itu bersifat terbuka

pandangan dan pikirannya serta pelaksanaannya berorientasi ke masa yang

akan datang dan memberikan dasar dari refleksi. Proses tindakan,

pengaruh tindakan yang disengaja atau tidak disengaja, situasi tempat, dan

kendala pelaksanaan tindakan semua dicatat dalam kegiatan observasi

yang terencana secara fleksibel dan terbuka. Kegiatan ini dilakukan oleh

guru matematika kelas VII E dan peneliti dengan mencatat hasil observasi

pada lembar pengamatan menurut aspek identifikasi. Waktu pelaksanaan

observasi disesuaikan dengan jam pelajaran pada jadwal matematika di

kelas VII E SMP Negeri 2 Sawit semester II tahun pelajaran 2009/2010.

5. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan pengkajian secara menyeluruh tindakan

yang telah dilakukan berdasarkan data yang telah terkumpul atau

pengkajian terhadap keberhasilan/kegagalan dalam pencapaian tujuan

sementara. Pelaksanaan refleksi berupa diskusi yang dilakukan peneliti

dan guru matematika untuk memberi makna dan menyimpulkan hasil

tindakan yang dilakukan.

6. Evaluasi

Page 29: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

29

Evaluasi hasil penelitian dilakukan untuk mengkaji hasil pelaksanaan,

observasi dan refleksi pada setiap pelaksanaan PTK. Evaluasi diarahkan

pada penemuan bukti-bukti dari peningkatan pemahaman konsep dan

aktivitas peserta didik dalam pembelajaran matematika yang terjadi setelah

dilaksanakan serangkaian tindakan. Tahap ini merupakan proses

mengumpulkan, mengolah dan menyajikan informasi yamg dapat

digunakan untuk menyusun jawaban terhadap tujuan PTK.

Kegiatan ini dilakukan dalam setiap tindakan yang dilaksanakan.

Penyajian ini dilakukan dalam rangka pemahaman terhadap sekumpulan

informasi yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan.

Jika tujuan dalam program yang dilaksanakan belum berhasil, maka

diperlukan langkah revisi untuk memperbaiki atau menyusun program

rencana baru yang akan dilaksanakan pada putaran II, dan apabila putaran

II masih belum berhasil, maka disusun rencana program untuk putaran III

dan seterusnya.

Tindakan dinyatakan berhasil bila setelah dilakukan tindakan terjadi

perubahan perilaku belajar lebih baik dari sebelumnya. Jika perilaku

belajar tidak berbeda bahkan lebih buruk, maka tindakan dinyatakan

belum berhasil.

E. Metode pengumpulan Data

1. Metode Pokok

Metode pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes dan

Metode observasi.

Page 30: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

30

a. Metode Tes

Tes adalah himpunan pertanyaan yang harus dijawab, harus

ditanggapi, atau tugas yang harus dilaksanakan oleh orang yang dites

(Asep Jihad dan Abdul Haris, 2009:677). Metode tes digunakan untuk

memperoleh data tentang tingkat kemampuan akademik dan hasil

belajar matematika siswa sebelum penelitian, selama penelitian dan

setelah penelitian.

b. Metode Observasi

Menurut Marshal dalam Sugiyono (2007: 226) melalui observasi,

peneliti belajar tentang perilaku dan makna perilaku tersebut. Sanafiah

Faisal dalam Sugiyono (2006:310) mengklasifikasikan observasi

menjadi observasi berpartisipasi, observasi yang secara terang-

terangan dan tersamar serta observasi yang terstruktur.

Observasi merupakan suatu teknik yang dilakukan dengan

mengadakan pengamatan secara teliti dan sistematis. Kegiatan

observasi dalam penelitian bertujuan untuk mengetahui adanya

perubahan tingkah laku tindakan belajar peserta didik yaitu

peningkatan pemahaman konsep matematika. Peneliti melakukan

observasi sesuai dengan pedoman observasi yang telah ditetapkan.

Berdasarkan data yang ingin diperoleh tentang pemahaman konsep

peserta didik, maka peneliti dan guru matematika melaksanakan

observasi dengan pedoman observasi. Pedoman observasi ini terbagi

menjadi tiga bagian, yaitu : a. observasi tindak mengajar yang

Page 31: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

31

disesuaikan dengan rencana pembelajaran, b. observasi tindak belajar

yang berkaitan dengan inisiatif dan reaksi peserta didik Kelas VII E

SMP Negeri 2 Sawit, c. keterangan tambahan yang berkaitan dengan

tindak mengajar maupun tindak belajar. Observasi dilaksanakan sesuai

dengan jam pelajaran pada jadwal pembelajaran matematika di SMP

Negeri 2 Sawit.

2. Metode Bantu

Penelitian ini menggunakan metode bantu dokumentasi dan catatan

lapangan. Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya(Arikunto, 2006:231).

Metode ini digunakan untuk memperoleh data-data berupa nama-nama

siswa dan daftar nilai tes awal dan tes akhir serta foto rekaman proses

tindakan. Dalam hal ini catatan lapangan digunakan untuk mencatat

kejadian-kejadian yang muncul pada saat proses pembelajaran matematika

berlangsung yang belum terdapat pada pedoman observasi.

F. Instrumen Penelitian

1. Definisi Operasional Istilah

a. Pemahaman Konsep Siswa

Pemahaman konsep adalah pemahaman terhadap ide atau

pengertian umum yang disusun dengan kata atau simbol yang menjadi

titik tolak awal dari semua hal yang berhubungan dengan ide tersebut.

Indikator pemahaman konsep meliputi:

Page 32: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

32

1) Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan guru dan

mengerjakan soal di papan tulis secara tepat.

2) Kemampuan siswa dalam menerapkan konsep secara tepat.

3) Kemampuan siswa memberi tanggapan tentang jawaban siswa lain.

4) Kemampuan siswa dalam membuat kesimpulan materi.

b. Metode Team Assisted Individualization

Team Assisted Individualization adalah menggabungkan

pembelajaran dengan cara kelompok dan individu. Program yang

diberikan haruslah bersesuaian dengan kemahiran yang dimiliki setiap

siswa. Siswa dalam setiap kumpulan terdiri dari siswa yang

mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Ketua kelompok

bertanggung jawab memastikan anggotanya untuk siap mengikuti

ujian akhir setiap unit.

c. Tutor Sebaya

Menurut Suharsimi Arikunto(1988:62) tutor sebaya yaitu mereka

yang mempunyai usia hampir sebaya dengan sesamanya dimintai

bantuan oleh guru untuk menerangkan kepada teman-temannya dalam

proses pembelajaran.

Menurut Nasution(2008:44) bantuan tutor yaitu orang yang dapat

membantu murid secara individual. Sebaiknya orang itu jangan

gurunya sendiri sehingga ia dapat memberi bantuan dengan cara yang

lain daripada guru itu. Hendaknya diusahakan agar murid selekas

Page 33: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

33

mungkin dapat membebaskan diri dari bantuan tutor. Jadi tutor harus

mendidik agar dapat belajar sendiri.

2. Pengembangan Instrumen

Instrumen penelitian dikembangkan oleh peneliti dengan menggunakan:

a. Pedoman Observasi.

Pedoman observasi dibagi menjadi 3 yaitu:

1) Observasi tindak mengajar yang berkaitan dengan metode yang

digunakan guru dalam mengajar.

2) Observasi tindak belajar yang berkaitan dengan kegiatan siswa

dalam proses pembelajaran.

3) Keterangan tambahan yang berkaitan dengan tindak mengajar

maupun tindak belajar yang belum tercapai.

b. Pedoman Tes

Tes digunakan sebagai instrumen penelitian untuk mengumpulkan

data sehingga dapat diketahui data mengenai kemampuan siswa dalam

menerapkan konsep persegi panjang dan persegi dalam menyelesaikan

permasalahan yang berhubungan dengan persegi panjang dan persegi.

3. Validitas Data

Untuk menjamin kemantaban dan kebenaran data yang

dikumpulkan dan dicatat dalam penelitian, maka diplih dan ditentukan

Page 34: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

34

cara-cara yang tepat untuk mengembangkan validitas data yang

diperolehnya. Dalam penelitian ini akan digunakan teknik triangulasi.

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut (Lexy J.

Moleong, 2008:330). Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi

penyidik, yaitu dengan jalan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya

untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data.

G. Teknik Analisis Data

Pada penelitian tindakan kelas ini, data dianalisis sejak tindakan

pembelajaran dilakukan dan dikembangkan selama proses refleksi sampai

proses penyusunan laporan Data akan dianalisis secara diskriptif kualitatif

dengan analisis interaktif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data dan

penarikan kesimpulan dilakukan dalam bentuk interaktif dengan

pengumpulan data sebagai suatu proses siklus.

Menurut M.B. Miles (1992:20) Proses analisis interaktif dapat

digambarkan dalam skema berikut:

Pengumpulan Data Penyajian Data

Reduksi Data Penarikan Kesimpulan

Page 35: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

35

Gambar 3.2 Proses Analisis Interaktif

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah prose pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan

lapangan. Kegiatan ini mulai dilakukan dalam setiap pasca tindakan

dilakukan. Hasil dari reduksi data berupa uraian singkat yang telah

digolongkan dalam suatu kegiatan tertentu.

Data kualitatif dapat juga diadakan perubahan kedalam angka-

angka atau peringkat-peringkat. Reduksi data merupakan suatu bentuk

analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang

yang tidak perlu dan mengorganisasikan data sehingga pada akhirnya

dapat ditarik kesimpulan.

2. Penyajian Data

Penyajian data berupa sekumpulan informasi dalam bentuk teks

naratif yang disusun, diatur, diringkas dalam kategori-kategori, sehingga

mudah dipahami yang memberi kemungkinan adanya penarikan

kesimpulan

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap dari kumpulan

makna tiap kategori disimpulkan sementara, kemudian dilakukan

penyimpulan dengan cara berdiskusi mitra kolaborasi. Verifikasi adalah

sebagai pemikiran kembali yang dilakukan oleh penganalisis tentang apa

Page 36: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

36

yang ditulis dan juga tinjauan ualang pada catatan-catatan lapangan. Data-

data yang telah diseleksi dapat diambil kesimpulannya.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Sekolah Tempat Penelitian

Sekolah yang menjadi tempat penelitian adalah SMP Negeri 2 Sawit.

Lokasi SMP tersebut terletak di dukuh Karangduren Kecamatan Sawit

Kabupaten Boyolali. SMP Negeri 2 Sawit dibangun dan menyelenggarakan

pendidikan sejak tahun 1967.

Lingkungan fisik sekolah ini cukup baik, hal ini peneliti amati dari cara

mengatur dan memelihara ruang kelas, ruang – ruang kerja, laboratorium,

perpustakaan, halaman sekolah dan ruang lain seperti toilet, mushola, dan

kantin. Kerapian dan kebersihan ruang kelas selalu diperhatikan setiap hari.

Ditinjau dari kuantitas dan kualitas guru, SMP Negeri 2 Sawit

mempunyai 47 orang guru dan karyawan, dengan 44 orang berstatus pegawai

negeri sipil (PNS), 2 orang berstatus guru bantu dan 1 orang berstatus guru

tidak tetap (GTT).

Page 37: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

37

Guru matematika di SMP Negeri 2 Sawit ada 6 orang dengan pendidikan

terakhir S1 ada 3 orang, D3 ada 3 orang dan berstatus PNS. Sebagian besar

guru telah mempunyai pengalaman mengajar selama kurang lebih 3 tahun.

Keadaan siswa di SMP ini secara kuantitas ada 18 kelas yang terdiri

kelas VII sebanyak 6 kelas, kelas VIII sebanyak 6 kelas dan kelas IX sebanyak

6 kelas. Rata-rata banyak siswa setiap kelas ada 36 orang anak.

B. Deskripsi Data

1. Kondisi awal

Tindakan yang disepakati untuk mengidentifikasi masalah adalah

diskusi antara guru kelas, kepala sekolah, dan peneliti. Dalam hal ini sudah

dilakukan pada waktu dialog awal. Masalah yang perlu segera diatasi

dalam tindakan penelitian ini adalah rendahnya pemahaman konsep siswa

dalam belajar matematika. Hal ini disebabkan kurang efektif dan menarik

dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu perlu dilaksanakan

pembelajaran matematika dengan menggunakan metode pembelajaran

Team Assisted Individualization berbasis tutor sebaya sebagai metode

pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam

belajar matematika.

Analisis kolaboratif menyimpulkan akar permasalahan rendahnya

pemahaman konsep siswa dalam belajar matematika adalah sebagai

berikut : a) kebosanan siswa, karena dalam pembelajaran hanya

36

Page 38: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

38

diposisikan sebagai pendengar, b) teknik pembelajaran yang kurang

menarik.

Salah satu solusi yang dikembangkan adalah penggunaan metode

pembelajaran Team Assisted Individualization berbasis tutor sebaya dalam

proses pembelajaran. Dengan metode pembelajaran Team Assisted

Individualization berbasis tutor sebaya diharapkan akan menciptakan

suasana belajar yang menyenangkan, menumbuhkan semangat belajar

siswa, meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Pemahaman konsep siswa dalam belajar

matematika disini dilihat dari 4 macam indikator yaitu:

a. Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan guru dan mengerjakan

soal di papan tulis secara tepat.

b. Kemampuan siswa dalam menerapkan konsep secara tepat.

c. Kemampuan siswa memberi tanggapan tentang jawaban peserta didik

lain.

d. Kemampuan siswa dalam membuat kesimpulan materi

Berdasarkan hasil observasi dan dialog awal dengan guru mitra

diperoleh beberapa keterangan atau gambaran bahwa dari sejumlah 36

siswa yang dapat menjawab pertanyaan guru dan mengerjakan soal di

papan tulis secara tepat mengenai materi persegi panjang dan persegi

sebanyak 8 orang (22,2 %), dapat menerapkan konsep secara tepat dari

konsep persegi panjang dan persegi sebanyak 14 orang (38,9 %), mampu

Page 39: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

39

memberi tanggapan tentang jawaban siswa lain sebanyak 8 orang (22,2 %)

dan mampu membuat kesimpulan materi sebanyak 4 orang (11,1%).

2. Pelaksanaan Tindakan

a. Tindakan Kelas Putaran I

1) Perencanaan Tindakan Kelas Putaran I

Materi yang diajarkan pada putaran I adalah sub pokok

bahasan luas dan keliling persegi panjang dan persegi yang

memiliki alokasi waktu 80 menit dan didistribusikan dalam satu

kali pertemuan di kelas. Pembelajaran dilaksanakan dengan

menerapkan metode pembelajaran Team Assisted Individualization

berbasis tutor sebaya yaitu dengan melakukan pengelompokkan

yang terdiri dari 4-5 orang dengan berdasar pada tes awal yang

telah dilakukan. Tiap kelompok berhak menunjuk dua orang siswa

untuk dijadikan ketua kelompok dan tutor. Tim dalam kelompok

mengerjakan lembar kerja dan apabila menemui kesalahan bisa

bertannya pada tutor agar semua menguasai konsep dan bisa

meraih nilai yang tinggi.

2) Pelaksanan Tindakan Kelas Putaran I

Tindakan kelas putaran I dilaksanakan pada hari Kamis, 11

Maret 2010 mulai pukul 09.55 sampai pukul 11.15 WIB. Siswa

yang hadir dalam putaran pertama sebanyak 36 siswa. Pada putaran

ini pelaku tindakan adalah guru matematika dan dibantu oleh

Page 40: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

40

peneliti. Selain membantu guru, peneliti juga melakukan observasi

dan monitoring terhadap reaksi siswa.

3) Observasi Tindakan Kelas Putaran I

Kegiatan pembelajaran dimulai dengan salam kemudian guru

menyampaikan tujuan dan materi ajar yang akan dipelajari. Guru

memberikan tes awal kepada siswa mengenai persegi panjang dan

persegi sebelum menyampaikan materi untuk mengetahui sejauh

mana siswa memahami persegi dan persegi panjang. Guru

menyampaikan materi ajar yaitu mengenai pengertian dan sifat-

sifat persegi panjang dan persegi.

Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan menerapkan

metode pembelajaran Team Assisted Individualization berbasis

tutor sebaya. Guru mengenalkan kepada siswa apa itu metode

pembelajaran Team Assisted Individualization berbasis tutor

sebaya.

Guru membagi siswa menjadi 9 kelompok dengan masing –

masing kelompok memiliki 4 anggota. Pengelompokan dilakukan

secara heterogen berdasar nilai yang didapat pada tes awal. Setiap

kelompok wajib menunjuk anggotanya untuk menjadi ketua

kelompok dan untuk menjadi tutor. Guru memberikan sedikit

penjelasan tentang materi yang dipelajari kemudian guru

membagikan lembar kerja kepada semua siswa dan masing –

Page 41: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

41

masing peserta didik harus mengerjakan soal tersebut secara

individu.

Setelah semua siswa selesai mengerjakan, siswa dalam satu

kelompok mencocokkan hasil pekerjaan mereka. Siswa yang

ditunjuk sebagai tutor mulai menjalankan perannya untuk

memberikan informasi lebih lanjut kepada teman satu kelompok

tentang soal – soal yang baru saja dikerjakan. Ketua kelompok

harus bisa memastikan bahwa semua anggotanya menguasai

materi.

Kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa sehingga guru

hanya berperan sebagai pengontrol keadaan siswa dan pengarah

jalannya pengelompokkan apabila ada kelompok yang masih

memerlukan bimbingan. Guru akan memberikan bantuan tentang

soal – soal yang dikerjakan apabila siswa satu kelompok tidak bisa

mencari solusinya. Setelah semua siswa dianggap siap, guru

menginstruksikan kepada siswa untuk menukar hasil pekerjaan

mereka kepada kelompok lain untuk dilaksanakan penilaian. Guru

meminta perwakilan satu orang dari masing-masing kelompok

untuk maju ke depan dan mempresentasikan jawaban soal hasil

diskusi kelompok. Guru memberikan kesempatan kepada siswa

lain untuk menanggapi.

Guru mengumumkan nilai terbaik dari semua kelompok dan

menghentikan pengelompokan. Bersama-sama dengan peserta

Page 42: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

42

didik guru membuat kesimpulan mengenai materi yang telah

dipelajari. Guru memberikan PR dan menutup pelajaran dengan

mengucapkan salam.

4) Refleksi Terhadap Tindakan Kelas Putaran I

Refleksi tindakan kelas putaran ini dilakukan peneliti dengan

guru matematika untuk mendiskusikan hasil observasi kelas yang

telah dilakukan. Dari kegiatan refleksi ini diperoleh beberapa hal

yang dapat dicatat sebagai masukan untuk perbaikan pada tindakan

selanjutnya, yaitu :

a) Pembelajaran masih berpusat pada guru. Hal ini

terlihat dari guru masih banyak memberikan penjelasan dan

membantu peserta didik dalam menemukan konsep serta

menjawab soal-soal latihan yang diberikan.

b) Keadaan kelas masih sangat gaduh ketika proses

pembelajaran berlangsung.

c) Pemahaman konsep siswa masih kurang, hal ini

terlihat dari banyaknya siswa yang masih bingung ketika

mengerjakan soal latihan.

d) Peran tutor juga masih sangat kurang karena

banyaknya siswa yang kurang bertanggung jawab dan berbuat

seenaknya sendiri.

e) Kebersamaan antar anggota masih sangat

kurang.

Page 43: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

43

f) Bimbingan dari guru kurang menyeluruh.

Untuk menyusun rencana pada tindakan kelas putaran II,

maka perlu diadakan revisi terencana dari tindakan kelas putaran I.

Berdasarkan hasil dari refleksi tindakan kelas putaran I, maka

beberapa revisi yang disepakati antara peneliti dengan guru

matematika adalah sebagai berikut:

a) Kegiatan pembelajaran lebih dipusatkan pada

siswa.

b) Guru harus lebih memfokuskan perhatian pada

siswa untuk mengurangi kegaduhan.

c) Guru perlu memberi motivasi baik pengulangan

materi maupun dorongan untuk meningkatkan aktivitas belajar

siswa di setiap kegiatan pembelajaran.

d) Guru memberikan pengertian kepada siswa

pentingnya rasa kebersamaan antar teman tanpa membedakan

satu sama lain.

e) Memberikan bimbingan secara menyeluruh.

f) Siswa perlu dibiasakan menemukan sendiri

konsep maupun menemukan sendiri jawaban soal latihan agar

ide mereka muncul.

Selain itu, perlu diadakan evaluasi terhadap tindakan kelas

pada putaran I. Hal ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan

Page 44: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

44

yang dihadapi pada tindakan kelas putaran I. Adapun evaluasi yang

dihasilkan peneliti bersama guru matematika antara lain:

a) Guru harus lebih giat meningkatkan motivasi dan aktivitas

belajar siswa.

b) Guru harus mampu mengendalikan situasi kelas.

c) Guru harus memberikan bimbingan kepada siswa secara

menyeluruh tanpa membeda-bedakan siswa.

d) Guru harus lebih banyak memberikan semangat kepada tutor

agar lebih percaya diri dan mampu memberikan informasi

kepada teman satu kelompok dengan sebaik-baiknya sehingga

mayoritas temannya bisa memahami materi.

b. Tindakan Kelas Putaran II

1) Perencanaan Tindakan Kelas Putaran II

Rencana tindakan putaran II dibuat berdasarkan kegiatan

refleksi, revisi dan evaluasi pada putaran I. Pembelajaran pada

putaran II akan dilaksanakan dengan mengajarkan materi sub

pokok bahasan luas dan keliling persegi panjang dan persegi yang

memiliki alokasi waktu 80 menit dan didistribusikan dalam satu

kali pertemuan di kelas. Pembelajaran dilaksanakan dengan

menerapkan metode pembelajaran Team Assisted Individualization

berbasis tutor sebaya yaitu dengan melanjutkan pengelompokkan

seperti sebelumnya. Tim dalam kelompok mengerjakan lembar

kerja dan apabila menemui kesalahan bisa bertannya pada tutor

Page 45: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

45

agar semua menguasai konsep dan bisa meraih nilai yang tinggi.

Berdasarkan kegiatan refleksi, revisi dan evaluasi pada putaran I

maka tindakan kelas putaran II guru harus lebih giat meningkatkan

motivasi dan aktivitas belajar siswa. Guru harus mampu

mengendalikan situasi kelas. Guru memberikan pengertian kepada

siswa pentingnya rasa kebersamaan antar teman tanpa

membedakan satu sama lain dan guru harus memberikan

bimbingan kepada siswa secara menyeluruh tanpa membeda-

bedakan siswa.

2) Pelaksanan Tindakan Kelas Putaran II

Tindakan kelas putaran II dilaksanakan pada hari Sabtu, 13

Maret 2010 mulai pukul 09.55 sampai pukul 11.15 WIB. Siswa

yang hadir dalam putaran II sebanyak 36 siswa. Pada putaran ini

pelaku tindakan adalah guru matematika dan dibantu oleh peneliti.

Selain membantu guru, peneliti juga melakukan observasi dan

monitoring terhadap reaksi siswa.

3) Observasi Tindakan Kelas Putaran II

Kegiatan pembelajaran dimulai dengan salam kemudian

menanyakan apakah ada PR. Guru membahas PR bersama siswa.

Kemudian, tujuan dan materi ajar yang akan dipelajari

disampaikan guru sebelum memberikan materi selanjutnya.

Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan menerapkan

metode pembelajaran Team Assisted Individualization berbasis

Page 46: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

46

tutor sebaya. Guru melanjutkan sistem pengelompokkan yang telah

dilakukan pada hari sebelumnya. Peran ketua kelompok dan tutor

tetap. Guru memberikan sedikit penjelasan tentang materi yang

dipelajari kemudian guru membagikan lembar kerja untuk

dikerjakan secara individu.

Setelah semua siswa selesai mengerjakan, siswa dalam satu

kelompok mencocokkan hasil pekerjaan mereka. Siswa yang

ditunjuk sebagai tutor mulai menjalankan perannya untuk

memberikan informasi lebih lanjut kepada teman satu kelompok

tentang soal – soal yang baru saja dikerjakan. Ketua kelompok

harus bisa memastikan bahwa semua anggotanya menguasai

materi.

Kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa sehingga guru

hanya berperan sebagai pengontrol keadaan siswa dan pengarah

jalannya pengelompokkan apabila ada kelompok yang masih

memerlukan bimbingan. Guru akan memberikan bantuan tentang

soal – soal yang dikerjakan apabila siswa satu kelompok tidak bisa

mencari solusinya. Guru memberikan perhatian secara menyeluruh.

Setelah semua siswa dianggap siap, guru menginstruksikan

kepada siswa untuk menukar hasil pekerjaan mereka kepada

kelompok lain untuk dilaksanakan penilaian. Guru meminta

perwakilan satu orang dari masing-masing kelompok untuk maju

ke depan dan mempresentasikan jawaban soal hasil diskusi

Page 47: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

47

kelompok. Guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk

menanggapi.

Guru mengumumkan nilai terbaik dari semua kelompok dan

menghentikan pengelompokan. Bersama-sama dengan peserta

didik guru membuat kesimpulan mengenai materi yang telah

dipelajari. Guru memberikan PR dan menutup pelajaran dengan

mengucapkan salam.

4) Refleksi Terhadap Tindakan Kelas Putaran II

Refleksi tindakan putaran ini mendiskusikan hasil observasi

kelas yang telah dilakukan. Dari kegiatan refleksi ini diperoleh

beberapa hal yang dapat dicatat sebagai masukan untuk perbaikan

pada tindakan selanjutnya, yaitu:

a) Pada tindakan kelas putaran II ini, pembelajaran

sudah mulai berpusat pada siswa meskipun belum sepenuhnya

berpusat pada siswa. Hal ini terlihat dari siswa yang mulai

menemukan sendiri jawaban soal-soal latihan.

b) Keadaan kelas sudah tidak terlalu gaduh ketika

proses pembelajaran berlangsung.

c) Siswa yang belum memahami konsep sudah

berkurang meskipun sedikit. Hal ini terlihat dari siswa yang

mulai mau mencoba mengerjakan soal latihan sendiri.

d) Bimbingan dari guru sudah lebih menyeluruh

dengan melakukan pendekatan terhadap siswa.

Page 48: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

48

e) Kebersamaan antar anggota kelompok sudah

terlihat

f) Adanya komunikasi yang baik antara tutor dengan anggota yang

lain karena informasi yang diberikan oleh tutor sudah bisa

diterima dan bahkan mereka sudah bisa bertukar pendapat.

Untuk menyusun rencana pada tindakan kelas putaran III,

maka perlu diadakan revisi terencana dari tindakan kelas putaran

II. Berdasarkan hasil dari refleksi tindakan kelas putaran II, maka

beberapa revisi yang disepakati antara peneliti dengan guru

matematika adalah sebagai berikut:

a) Kegiatan pembelajaran diupayakan berpusat pada siswa dan

meminimalkan dominasi guru dalam kegiatan pembelajaran.

Guru lebih bersikap sebagai fasilitator.

b) Pemberian motivasi dalam kegiatan pembelajaran perlu

ditingkatkan agar siswa termotivasi dan lebih bersemangat

dalam kegiatan pembelajaran.

c) Guru sudah tidak membantu siswa lagi dalam menemukan

jawaban latihan-latihan soal yang diberikan sebelum dikoreksi

agar siswa lebih mandiri, sehingga pemahaman terhadap materi

maupun konsep dapat meningkat.

Selain itu perlu diadakan evaluasi terhadap tindakan kelas

pada putaran II. Hal ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan

Page 49: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

49

yang dihadapi pada tindakan kelas putaran II. Adapun evaluasi

yang dihasilkan peneliti bersama guru matematika antara lain:

a) Sikap guru dalam kegiatan pembelajaran harus lebih ramah

agar siswa merasa nyaman selama kegiatan pembelajaran dan

tidak ada rasa takut untuk bertanya terhadap guru.

b) Guru harus memberikan bimbingan kepada seluruh siswa

secara menyeluruh tanpa membeda-bedakan siswa.

c) Latihan soal-soal diperbanyak lagi baik yang diberikan di kelas

pada waktu kegiatan pembelajaran maupun yang diberikan

sebagai tugas rumah agar siswa dapat mengaplikasikan

kesimpulan yang telah diperoleh dari materi yang telah

dipelajari dan guru sudah tidak membimbing siswa lagi dalam

menemukan jawaban.

d) Guru harus selalu memberikan pengertian kepada siswa bahwa

semua teman memiliki hak dan kewajiban yang sama dan

pentingnya rasa kebersamaan dalam satu kelompok.

c. Tindakan Kelas Putaran III

1) Perencanaan Tindakan Kelas Putaran III

Rencana tindakan putaran III dibuat berdasarkan kegiatan

refleksi, revisi dan evaluasi pada putaran II. Pembelajaran pada

putaran III akan dilaksanakan dengan mengajarkan materi sub pokok

bahasan sub pokok bahasan menerapkan konsep luas dan keliling

persegi panjang dan persegi dalam pemecahan masalah yang

Page 50: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

50

memiliki alokasi waktu 80 menit dan didistribusikan dalam satu kali

pertemuan di kelas. Pembelajaran masih dilaksanakan dengan

menerapkan metode pembelajaran Team Assisted Individualization

berbasis tutor sebaya dan diharapkan pembelajaran akan berjalan

lebih baik dan bisa mendorong siswa untuk belajar lebih giat agar

pemahaman konsepnya meningkat. Berdasarkan kegiatan refleksi,

revisi dan evaluasi pada putaran II maka tindakan kelas putaran III

Sikap guru dalam kegiatan pembelajaran harus lebih ramah agar

siswa merasa nyaman selama kegiatan pembelajaran dan tidak ada

rasa takut untuk bertanya terhadap guru. Latihan soal-soal

diperbanyak lagi baik yang diberikan di kelas pada waktu kegiatan

pembelajaran maupun yang diberikan sebagai tugas rumah agar siswa

dapat mengaplikasikan kesimpulan yang telah diperoleh dari materi

yang telah dipelajari dan guru sudah tidak membimbing siswa lagi

dalam menemukan jawaban. Guru harus selalu memberikan

pengertian kepada siswa bahwa semua teman memiliki hak dan

kewajiban yang sama dan pentingnya rasa kebersamaan dalam satu

kelompok.

2) Pelaksanan Tindakan Kelas Putaran III

Tindakan kelas putaran III dilaksanakan pada hari Kamis,

18 Maret 2010 mulai pukul 09.55 sampai pukul 11.15 WIB. Siswa

yang hadir dalam putaran III sebanyak 36 siswa. Pada putaran ini

pelaku tindakan adalah guru matematika dan dibantu oleh peneliti.

Page 51: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

51

Selain membantu guru, peneliti juga melakukan observasi dan

monitoring terhadap reaksi siswa.

3) Observasi Tindakan Kelas Putaran III

Kegiatan pembelajaran dimulai dengan salam kemudian

menanyakan apakah masih ada kesulitan terhadap materi yang

disampaikan pada pertemuan sebelumnya dan kemudian

menanyakan apakah ada PR. Guru membahas PR bersama siswa.

Guru mengingatkan kembali tentang materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Tujuan dan materi ajar yang akan dipelajari

disampaikan guru sebelum memberikan materi selanjutnya.

Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan menerapkan

metode pembelajaran Team Assisted Individualization berbasis

tutor sebaya. Guru melanjutkan sistem pengelompokkan yang telah

dilakukan pada hari sebelumnya. Peran ketua kelompok dan tutor

tetap. Guru memberikan sedikit penjelasan tentang materi yang

dipelajari kemudian guru membagikan lembar kerja untuk

dikerjakan secara individu. Guru selalu menekankan kepada siswa

pentingnya rasa kekeluargaan antar anggota kelompok.

Setelah semua siswa dianggap siap, guru menginstruksikan

kepada siswa untuk menukar hasil pekerjaan mereka kepada

kelompok lain untuk dilaksanakan penilaian. Guru meminta

perwakilan satu orang dari masing-masing kelompok untuk maju

ke depan dan mempresentasikan jawaban soal hasil diskusi

Page 52: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

52

kelompok. Guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk

menanggapi.

Guru mengumumkan nilai terbaik dari semua kelompok dan

menghentikan pengelompokan. Bersama-sama dengan peserta

didik guru membuat kesimpulan mengenai materi yang telah

dipelajari. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

4) Refleksi Terhadap Tindakan Kelas Putaran III

Refleksi tindakan putaran ini mendiskusikan hasil observasi

kelas yang telah dilakukan. Dari kegiatan refleksi ini diperoleh

beberapa hal, yaitu:

a) Pada tindakan kelas putaran III ini, pembelajaran sudah lebih

berpusat pada siswa. Hal ini terlihat dari siswa yang

menemukan sendiri penyelesaian permasalahan yang diberikan

tanpa bimbingan guru.

b) Keadaan kelas jauh lebih tenang dan siswa mengikuti kegiatan

pembelajaran dengan sungguh-sungguh.

c) Siswa lebih memahami materi ajar. Hal ini terlihat dari banyak

siswa yang mampu menjawab pertanyaan guru dengan tepat.

d) Perhatian guru terhadap siswa juga lebih menyeluruh. Hal ini

terlihat guru lebih sering berkeliling untuk memberi bimbingan

pada siswa yang kurang memahami materi.

e) Kebersamaan antar anggota sudah sangat kuat.

Page 53: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

53

f) Tutor sudah sangat mahir dalam berkomunikasi kepada teman-

temannya. Banyak siswa yang sudah mampu menguasai materi

sendiri sehingga peran tutor cenderung berubah sebagai teman

bertukar pendapat dan saling memberikan informasi tentang

materi.

Dengan mengamati perubahan-perubahan perilaku yang terjadi

setelah tiga putaran ke arah yang lebih baik yaitu adanya

peningkatan-peningkatan yang cukup signifikan seperti

peningkatan pemahaman konsep, maka peneliti tidak melakukan

revisi maupun tindakan kelas berikutnya.

3. Hasil Pelaksanaan Tindakan

a. Hasil Pelaksanaan Tindakan Kelas Putaran I

Hasil pelaksanaan tindakan kelas putaran I menunjukkan

bahwa guru masih mendominasi kegiatan pembelajaran meskipun

telah ada upaya untuk memusatkan kegiatan pembelajaran pada siswa

namun belum sepenuhnya dapat dilakukan. Hal ini disebabkan siswa

masih membutuhkan bimbingan dan arahan penuh dari guru. Siswa

belum mampu menemukan sendiri konsep-konsep materi ajar. Guru

menerapkan metode pembelajaran Team Assisted Individualization

Page 54: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

54

berbasis tutor sebaya untuk mengurangi dominasinya dalam kegiatan

pembelajaran.

Guru melatih siswa bekerjasama dalam satu kelompok. Guru

memberikan lembar kerja untuk melatih mereka memahami konsep

persegi dan persegi panjang. Adanya tutor yang telah ditunjuk

berfungsi untuk membantu teman-temannya yang belum paham karena

biasanya siswa lebih leluasa untuk bertanya kepada teman sebayanya.

Meskipun metode ini masih sangat minim dalam pelaksanaannya tetapi

setidaknya sudah bisa melatih siswa memiliki rasa tanggung jawab

terhadap dirinya dan memaksa siswa secara halus agar mau berusaha.

Selain itu, siswa terlihat lebih bersemangat mengikuti kegiatan

pembelajaran karena kegiatan pembelajaran dilakukan tidak seperti

biasanya.

Perubahan perilaku baik yang dilakukan oleh guru maupun

yang dilakukan siswa ke arah yang lebih baik menunjukkan bahwa

penerapan metode pembelajaran Team Assisted Individualization

berbasis tutor sebaya dalam kegiatan pembelajaran membawa dampak

yang cukup baik. Dari hasil observasi pada penelitian tindakan kelas

putaran I ini diperoleh data yaitu meskipun kegiatan pembelajaran

belum berpusat pada siswa dan guru masih mendominasi kegiatan

pembelajaran serta perhatian guru belum menyeluruh, namun telah

terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Pemahaman konsep

Page 55: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

55

siswa juga telah menunjukkan peningkatan meskipun hanya sedikit

dan pemahaman konsepnya masih dikatakan rendah.

Indikator-indikator yang diamati dalam penelitian ini

menunjukkan bahwa terdapat 11 (30,5%) siswa yang mampu

menjawab pertanyaan guru dan mengerjakan soal di papan tulis secara

tepat. Siswa yang mampu menerapkan konsep secara tepat sebanyak

17 (47,2%). Kemudian, siswa yang mampu menanggapi jawaban

peserta didik lain ada sekitar 14 (38,9%) dan siswa yang mampu

membuat kesimpulan materi terdapat sekitar 7 (19,4%).

b. Hasil Pelaksanaan Tindakan Kelas Putaran II

Hasil observasi yang dilakukan pada tindakan kelas putaran II

ini menunjukkan bahwa sudah terlihat kegiatan pembelajaran

dipusatkan pada siswa, meskipun belum sepenuhnya dilakukan. Guru

masih berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran, namun tidak terlalu

dominan dan guru juga terlihat lebih memperhatikan siswa bila

dibandingkan dengan putaran I.

Guru juga sudah tidak terlalu terlibat dalam proses kerja

kelompok. Guru hanya membantu beberapa siswa saja yang

mengalami kesulitan. Guru memberi kebebasan pada siswa untuk

berkreasi dengan pikiran mereka sendiri. Hal ini bertujuan agar siswa

mau mengeluarkan buah pikirannya dalam mmemahami konsep materi

yang telah diajarkan. Siswa terlihat mampu mengerjakan lembar kerja

dengan lancar. Kebersamaan dalam satu kelompok sudah terlihat.

Page 56: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

56

Tutor sudah sangat handal dalam berkomunikasi dengan teman –

teman sehingga tercipta diskusi yang sangat baik. Hal ini terlihat sudah

tidak banyak siswa yang bertanya pada guru. Siswa dilibatkan aktif

dalam kegiatan pembelajaran dengan cara memberi kesempatan untuk

menceritakan hasil pekerjaan mereka. Siswa tampak tidak mengalami

hambatan saat menceritakan hasil pekerjaan mereka bahkan terlihat

lebih bersemangat dalam kegiatan pembelajaran.

Data hasil pelaksanaan tindakan kelas putaran II yang diamati

melalui indikator yaitu, kemampuan siswa dalam menjawab

pertanyaan guru dan mengerjakan soal di papan tulis secara tepat,

kemampuan siswa dalam menerapkan konsep secara tepat,

kemampuan siswa memberi tanggapan tentang jawaban peserta didik

lain, kemampuan siswa dalam membuat kesimpulan materi

menunjukkan adanya peningkatan bila dibandingkan dengan putaran I,

meskipun hasil yang dicapai belum sesuai yang diharapkan.

Peningkatan ini dapat dilihat dari naiknya prosentase tiap-tiap

indikator yang diamati. Indikator yang diamati dalam penelitian ini

yaitu siswa yang mampu menjawab pertanyaan guru dan mengerjakan

soal di papan tulis secara tepat ada 18 (50%) siswa. Indikator kedua

yang diamati menunjukkan bahwa terdapat 29 (80,5%) siswa yang

mampu menerapkan konsep secara tepat. Indikator ketiga yang diamati

yaitu kemampuan siswa memberi tanggapan tentang jawaban peserta

didik lain menunjukkan bahwa ada 17 (47,2%) siswa yang mampu

Page 57: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

57

menanggapi jawaban siswa lain, dan indikator keempat yang diamati

menunjukkan bahwa terdapat 10 (27,7%) siswa yang mampu membuat

kesimpulan materi.

c. Hasil pelaksanaan Tindakan Kelas Putaran III

Hasil observasi yang dilakukan pada tindakan kelas putaran III

ini menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran dipusatkan pada siswa

dan guru hanya bertindak sebagai peninjau keadaan siswa. Hal ini

terlihat saat kerja kelompok, guru sudah tidak terlihat membantu

peserta didik. Guru memberi kebebasan siswa berdiskusi dalam

kelompok. Siswa dibiarkan menemukan dan menyusun konsep keliling

dan luas persegi dan persegi panjang dalam pemecahan masalah

kemudian menyampaikan kepada siswa lain apa yang telah mereka

susun.

Data hasil pelaksanaan tindakan kelas putaran III yang diamati

melalui indikator kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan guru

dan mengerjakan soal di papan tulis secara tepat, kemampuan siswa

dalam menerapkan konsep secara tepat, kemampuan siswa memberi

tanggapan tentang jawaban siswa lain, kemampuan siswa dalam

membuat kesimpulan materi yang meliputi mendefinisikan konsep,

menemukan sifat-sifat dari konsep dan memberikan contoh dan non

contoh dari konsep menunjukkan adanya peningkatan yang cukup

berarti. Hasil yang dicapai juga sudah sesuai dengan yang diharapkan.

Page 58: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

58

Peningkatan ini dapat dilihat dari naiknya prosentase tiap-tiap

indikator yang diamati. Indikator-indikator yang diamati dalam

penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 24 (66,7%) siswa yang

mampu menjawab pertanyaan guru dan mengerjakan soal di papan

tulis secara tepat. Siswa yang mampu menerapkan konsep secara tepat

terdapat 30 (83,3%). Siswa yang mampu menanggapi jawaban siswa

lain ada 20 (55,5%), dan terdapat 14 (38,9%) siswa yang mampu

membuat kesimpulan materi.

C. Pembahasan

Pembahasan terhadap permasalahan penelitian maupun hipotesis

tindakan berdasarkan pada analisis data kualitatif hasil penelitian dari kerja

kolaborasi antara peneliti dengan guru matematika SMP Negeri 2 Sawit. Hal

ini sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman konsep melalui metode

pembelajaran Team Assisted Individualization berbasis tutor sebaya. Adapun

permasalahan yang akan dicari jawabannya dalam penelitian ini adalah:

“Adakah peningkatan pemahaman konsep matematika setelah dilakukan

kegiatan pembelajaran dengan metode pembelajaran Team Assisted

Individualization berbasis tutor sebaya?”

Pada putaran I siswa belum mampu menjawab pertanyaan guru

maupun mengerjakan soal di papan tulis dengan tepat. Kebersamaan dalam

kelompok juga belum tercipta. Peran tutor juga masih sangat kurang karena

teman – temannya sangat sulit dikendalikan. Guru belum memberikan

perhatian yang menyeluruh terhadap seluruh siswa. Pada putaran ini peserta

Page 59: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

59

didik juga belum mampu menanggapi jawaban siswa lain. Hanya beberapa

siswa saja yang mampu membuat kesimpulan materi persegi dan persegi

panjang. Perbaikan yang dilakukan antara lain memberikan perhatian yang

menyeluruh kepada seluruh siswa tanpa membeda-bedakan siswa.

Memberikan semangat kepada siswa untuk lebih giat berlatih dan memberi

semangat kepada tutor untuk lebih percaya diri. Siswa dapat menerapkan

konsep persegi panjang dan persegi. Penerapan metode pembelajaran Team

Assisted Individualization berbasis tutor sebaya belum berjalan maksimal.

Pada putaran kedua suasana tampak berubah, penerapan metode

pembelajaran Team Assisted Individualization berbasis tutor sebaya

membantu siswa didik membuat kesimpulan materi dan memahami konsep.

Beberapa siswa mampu menjawab pertanyaan guru dan mengerjakan soal di

papan tulis. Ada beberapa siswa yang mampu menanggapi jawaban peserta

didik lain dan membuat kesimpulan materi. Jumlahnya pun lebih banyak dari

pada putaran I. Tutor lebih bersemangat karena teman – temannya lebih

bersemangat dan terjadi pertukaran pendapat.

Pada putaran ketiga kegiatan pembelajaran dengan menerapkan

metode pembelajaran Team Assisted Individualization berbasis tutor sebaya

membawa perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Mayoritas peserta didik

sudah cukup kuat pemahaman konsepnya. Peran tutor semakin bisa

diandalkan karena rasa kebersamaan semakin kuat sehingga komunikasinya

berjalan dengan sangat baik. Tukar pendapat juga sering terjadi karena

pemahaman konsep yang dimiliki sudah semakin kuat. Konsep persegi

Page 60: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

60

panjang dan persegi sudah sangat melekat di benak siswa. Dampaknya adalah

peserta didik mampu menjawab pertanyaan guru dan mampu mengerjakan

soal-soal dengan tepat. Jumlah siswa yang mampu menanggapi jawaban siswa

lain dan membuat kesimpulan materi jauh lebih banyak dari sebelumnya.

Data yang diperoleh untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan

pemahaman konsep siswa dalam penelitian ini dirinci ke dalam 4 indikator

yang diamati, yaitu:

1. Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan guru dan mengerjakan

soal di papan tulis secara tepat. Indikator diamati saat proses pembelajaran

berlangsung yaitu banyaknya siswa yang mampu menjawab pertanyaan

guru dengan tepat dan mengerjakan soal di papan tulis dengan benar. Data

yang diperoleh dari menunjukkan bahwa siswa yang mampu menjawab

pertanyaan guru dan mengerjakan soal secara tepat terdapat 11 (30,5%)

siswa pada putaran I, 18 (50%) siswa pada putaran II dan 24 (66,7%)

siswa pada putaran III. Dari putaran I dan putaran II ini terdapat

peningkatan prosentase dari 30,5% menjadi 50% atau meningkat sebesar

19,5%, sedangkan dari putaran II dan III mengalami peningkatan yaitu

dari 50% menjadi 66,7% atau meningkat sebesar 16,7%. Dari kenaikan

prosentase indikator yang diamati pada putaran I, putaran II dan putaran

III ini mengalami peningkatan sehingga indikator pertama yaitu

kemampuan siswa menjawab pertanyaan guru dan mengerjakan soal di

papan tulis secara tepat ini mengalami peningkatan.

Page 61: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

61

2. Kemampuan siswa dalam menerapkan konsep secara tepat. Indikator ini

diamati dari cara siswa mengerjakan tugas mandiri , yaitu apakah siswa

mengetahui konsep atau algoritma pengerjaan latihan tersebut dan

menerapkan konsep yang ia miliki secara tepat atau tidak dalam

mengerjakan soal tersebut. Data yang diperoleh dari putaran I

menunjukkan bahwa siswa yang mampu menerapkan konsep secara tepat,

pada putaran I terdapat 17 (47,2%), Pada putaran II ada 29 (80,5%) dan

pada putaran III terdapat 30 (83,3%) siswa yang mampu menerapkan

konsep secara tepat. Dari putaran I dan putaran II ini terdapat peningkatan

prosentase dari 47,2% menjadi 80,5% atau meningkat sebesar 33,3%.

Diperoleh peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar 33,3%. Dari

putaran II dan III mengalami peningkatan yaitu dari 80,5% menjadi 83,3%

atau meningkat sebesar 2,8%. Prosentase indikator kedua yang diamati

pada putaran I, putaran II dan putaran III ini mengalami peningkatan

sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa menerapkan konsep

secara tepat mengalami peningkatan.

3. Kemampuan siswa memberi tanggapan tentang jawaban siswa lain.

Indikator ini diamati saat kegiatan pembelajaran, yaitu dilihat dari apakah

siswa mampu mengoreksi jawaban siswa secara tepat dan mampu

memberikan jawaban yang benar dengan algoritma yang tepat. Data yang

diperoleh dari putaran I menunjukkan bahwa siswa yang mampu

menanggapi jawaban siswa lain terdapat 14 (38,9%) siswa pada putaran I.

putaran II terdapat 17 (47,2%) siswa dan putaran III terdapat 20 (55,5%)

Page 62: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

62

siswa. Dari putaran I dan putaran II ini terdapat peningkatan prosentase

dari 38,9% menjadi 47,2% atau meningkat sebesar 8,3%. Dari putaran II

dan III dapat dilihat bahwa indikator yang diamati ini mengalami

peningkatan yaitu dari 47,2% menjadi 55,5% atau meningkat sebesar

8,3%. Prosentase indikator ketiga yang diamati pada putaran I, putaran II

dan putaran III ini mengalami peningkatan sehingga dapat disimpulkan

bahwa kemampuan siswa memberi tanggapan terhadap jawaban siswa lain

mengalami peningkatan.

4. Kemampuan siswa dalam membuat kesimpulan materi. Indikator

ini diamati saat proses pembelajaran yaitu saat siswa diminta

mempresentasikan jawaban dari kelompoknya dan saat siswa membuat

kesimpulan materi. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa siswa yang

mampu membuat kesimpulan materi terdapat 7 (19,4%) pada putaran I.

Pada putaran II terdapat 10 (27,7%) dan putaran III terdapat 14 (38,9%)

siswa. Dari putaran I dan putaran II ini terdapat peningkatan prosentase dari

19,4% menjadi 27,7% atau meningkat sebesar 8,3%. Meskipun peningkatan

masih dikatakan sedikit, namun sudah menunjukkan adanya peningkatan.

Dari putaran II dan III dapat dilihat bahwa indikator yang diamati ini

mengalami peningkatan yaitu dari 27,7% menjadi 38,9% atau meningkat

sebesar 11,2%. Prosentase indikator keempat yang diamati pada putaran I,

putaran II dan putaran III ini mengalami peningkatan sehingga dapat

disimpulkan bahwa kemampuan siswa membuat kesimpulan materi

mengalami peningkatan.

Page 63: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

63

Adapun data hasil peningkatan pemahaman konsep persegi

panjang dan persegi dapat disajikan dalam tabel dan juga grafik sebagai

berikut:

Tabel 4.1

Data hasil peningkatan pemahaman konsep peserta didik

IndikatorSebelum

TindakanPutaran I

Putaran

II

Putaran

III

Kemampuan menjawab

pertanyaan dan mengerjakan

soal di papan tulis dengan

tepat

8

(22,2%)

11

(30,5%)

18

(50%)

24

(66,7%)

Kemampuan menerapkan

konsep dengan tepat

14

(38,9%)

17

(47,2%)

29

(80,5%)

30

(83,3%)

Kemampuan menanggapi

jawaban

8

(22,2%)

14

(38,9%)

17

(47,2%)

20

(55,5%)

Kemampuan membuat

kesimpulan materi

4

(11,1%)

7

(19,4%)

10

(27,8%)

14

(38,9%)

Grafik 4. 1Grafik Peningkatan Pemahaman Konsep

Page 64: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

64

Grafik di atas menunjukkan adanya peningkatan mulai dari putaran I,

putaran II dan putaran III. Ada yang mengalami peningkatan cukup signifikan,

namun ada pula yang hanya mengalami sedikit peningkatan, meskipun begitu

penelitian ini sudah menunjukkan adanya peningkatan atau perubahan perilaku

ke arah yang lebih baik, sehingga jawaban dari permasalahan dalam penelitian

ini yaitu ada peningkatan pemahaman konsep siswa pada pokok bahasan

persegi panjang dan persegi setelah dilakukan pembelajaran dengan metode

pembelajaran Team Assisted Individualization berbasis tutor sebaya.

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Page 65: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

65

A. KESIMPULAN

Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif

antara peneliti, guru kelas VII SMP Negeri 2 Sawit dan kepala sekolah, dari

hasil penelitian itu dapat disimpulkan terperinci sebagai berikut :

1. Dialog awal tentang usaha peningkatan pemahaman konsep siswa dalam

proses pembelajaran melalui metode pembelajaran Team Assisted

Individualization berbasis tutor sebaya diperoleh kesepakatan bahwa

pembelajaran dimana para siswa bekerja dalam tim-tim pembelajaran

kooperatif dan mengemban tanggung jawab individu, saling membantu

satu sama lain dalam menghadapi masalah dan saling memberi dorongan

untuk maju. Hal ini akan mendorong siswa untuk bisa menjawab

pertanyaan guru dan mengerjakan soal dengan tepat, berani memberi

tanggapan dan memberi pembetulan dari jawaban teman lain yang dirasa

salah, dan bisa membuat kesimpulan materi. Usaha peningkatan ini

ditinjau dari permasalahan nyata yang dirasakan guru pada kelas yang

diampunya dan permasalahan yang ada adalah kebosanan siswa karena

dalam pembelajaran hanya diposisikan sebagai pendengar, siswa

cenderung kurang mampu menggunakan rumus/ konsep yang diperlukan

dalam pemecahan masalah karena kemampuan siswa dalam memahami

konsep materi masih kurang.

2. Perencanaan pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik. Hal ini

ditunjukkan oleh evaluasi berdasarkan tindakan kelas, yaitu pembelajaran 64

Page 66: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

66

yang biasa menggunakan ceramah berubah menjadi pembelajaran dengan

metode pembelajaran Team Assisted Individualization berbasis tutor

sebaya yang mengajak siswa untuk kerja kelompok dan bisa menerapkan

konsep dengan tepat karena adanya saling membantu antar teman

sebayanya, berani menjawab pertanyaan guru, berani mengoreksi hasil

pekerjaan temannya dan mempresentasikan jawaban yang benar.

3. Peningkatan pemahaman konsep siswa dapat dilihat dari indikator yang

diamati dalam penelitian ini yaitu:

a. Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan guru dan mengerjakan

soal di papan tulis dengan tepat meningkat. Pada putaran I kemampuan

siswa hanya 30,5%. Putaran II meningkat menjadi 50% dan pada

putaran III meningkat lagi menjadi 66,7%.

b. Kemampuan siswa dalam menerapkan konsep secara tepat mengalami

peningkatan setelah dilakukan peningkatan. Pada putaran I

kemampuan siswa 47,2% meningkat menjadi 80,5% pada putaran II,

dan meningkat lagi pada putaran III menjadi 83,3%.

c. Kemampuan siswa dalam menanggapi jawaban peserta didik lain

meningkat setelah dikenai tindakan. Putaran I kemampuan siswa

38,9% meningkat pada putaran II menjadi 47,2% dan mengalami

peningkatan lagi pada putaran III menjadi55,5%.

d. Kemampuan siswa dalam membuat kesimpulan materi. Putaran I

kemampuan siswa 19,4% meningkat pada putaran II menjadi 27,8%

dan mengalami peningkatan lagi pada putaran III menjadi 38,9%.

Page 67: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

67

B. IMPLIKASI

Kesimpulan butir kesatu memberi implikasi, bahwa para praktisi

khususnya guru kelas yang terlibat dalam penelitian ini mempunyai

kesukarelaan dan komitmen bagi usaha perbaikan pembelajaran matematika.

Oleh karena itu agara usaha perbaikan pembelajaran tercapai, maka kerja

kolaboratif untuk memahami kelas secara terus menerus perlu dilakukan.

Kesimpulan butir kedua memberika implikasi, bahwa dengan bekal

kemampuan yang tinggi, dan mendengarkan saran dari pihak lain, guru kelas

mampu melaksanakan perubahan-perubahan dalam proses pembelajaran

seperti menerapkan proses pembelajaran melalui metode pembelajaran Team

Assisted Individualization berbasis tutor sebaya. Pembelajaran dengan

menerapkan metode Team Assisted Individualization berbasis tutor sebaya ini

mengajak para siswa bekerja dalam tim-tim pembelajaran kooperatif dan

mengemban tanggung jawab individu, saling membantu satu sama lain dalam

menghadapi masalah dan saling memberi dorongan untuk maju. Hal ini akan

mendorong siswa untuk bisa menjawab pertanyaan guru dan mengerjakan soal

dengan tepat, berani memberi tanggapan dan memberi pembetulan dari

jawaban teman lain yang dirasa salah, dan bisa membuat kesimpulan materi.

Pembelajaran ini diterapkan sejak penelitian dimulai dengan revisi pada setiap

tindakan kelas.

Kesimpulan ketiga memberikan implikasi bahwa dalam penelitian di

SMP, pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Team

Assisted Individualization berbasis tutor sebaya ini memiliki peran utama

Page 68: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

68

dalam kaitannya dengan usaha peningkatan pemahaman konsep siswa. Dalam

usaha peningkatan pemahaman konsep ini, ada baiknya menyentuh

pengembangan kreatifitas guru, hal ini dapat dilakukan melalui kerja

kolaboratif guru dengan peneliti untuk mengatasi masalah-masalah

pembelajaran amtematika yang selalu dihadapi di kelas.

Faktor yang dapat mendukung peningkatan pemahaman konsep siswa

antara lain, kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan dan mengerjakan

soal di papan tulis dengan tepat, kemampuan siswa dalam menerapkan konsep

secara tepat, kemampuan siswa dalam menanggapi jawaban peserta didik lain

dan kemapuan siswa dalam membuat kesimpulan materi, yang cenderung

masih rendah karena diterapkannya pembelajaran yang konvensional. Oleh

sebab itu, pengembangan kemampuan siswa dapat dilakukan pembelajaran

dengan menerapkan metode pembelajaran Team Assisted Individualization

berbasis tutor sebaya.

C. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang bersifat kolaboratif yang

telah dilaksanakan, maka diajukan sejumlah saran, yaitu :

1. Terhadap Guru matematika

a. Berdasar hasil kesimpulan yang telah diperoleh diharap guru

matematika menerapkan metode pembelajaran yang menarik, misalkan

menggunakan metode pembelajaran Team Assisted Individualization

berbasis tutor sebaya sebagai alternatif lain agar siswa semangat dalam

Page 69: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

69

kegiatan pembelajaran dan dapat meningkatkan pemahaman konsep

siswa.

b. Guru kelas perlu memperbanyak latihan selama proses pembelajaran.

Hal ini akan membantu guru untuk dapat meningkatkan pemahaman

konsep siswa dalam pembelajaran matematika.

c. Guru matematika perlu mengadakan pemantauan tingkah laku siswa

selama proses pembelajaran. Hal ini akan membantu guru untuk

memahami setiap permasalahan yang muncul dan dapat dipakai untuk

usaha perbaikan pembelajaran.

2. Terhadap siswa

a. Setiap siswa hendaknya dapat

menjalin hubungan baik dengan guru agar proses belajar mengajar

terasa nyaman dan menyenangkan.

b. Siswa hendaknya tidak takut

bertanya apabila tidak mengerti karen dengan bertanya siswa dapat

memahami materi pelajaran yang disampaikan guru.

c. Siswa hendaknya mengulangi

kembali dirumah pelajaran yang suda disampaikan guru sehingga

siswa yang lambat dalam memahami materi dapat mengikuti dan

menutupi ketertinggalan dengan teman-teman lainnya.

3. Terhadap Peneliti Berikutnya

Page 70: asmara132.files.wordpress.com  · Web viewOleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah

70

Masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengatasi

permasalahan-permasalahan yang muncul dalam pembelajaran

matematika. Hal ini dilakukan agar proses belajar mengajar di sekolah

berjalan efektif tanpa hambatan, sesuai dengan yang kita inginkan.