Top Banner
ANALISIS MANAJEMEN KRISIS PUBLIC RELATIONS DUNIA FANTASI DALAM MENANGANI KASUS ARUNG JERAM TERBALIK MAKALAH PENELITIAN Penelitian Ini Dibuat Guna Memenuhi Syarat Tugas Akhir Mata Kuliah M.C.R. II - Qualitatif Diajukan Oleh: Nama : Tiara Alvernia NIM : 15110190327 Konsentrasi : Public Relations Dosen Pengampu: Ellys Lestari Pambayun
34

elsasekar.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH PENELITIAN Penelitian Ini Dibuat Guna Memenuhi Syarat Tugas Akhir Mata Kuliah M.C.R. II - Qualitatif Diajukan Oleh: Nama: Tiara Alvernia

Jun 03, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: elsasekar.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH PENELITIAN Penelitian Ini Dibuat Guna Memenuhi Syarat Tugas Akhir Mata Kuliah M.C.R. II - Qualitatif Diajukan Oleh: Nama: Tiara Alvernia

ANALISIS MANAJEMEN KRISIS PUBLIC RELATIONS DUNIA FANTASI DALAM MENANGANI KASUS ARUNG JERAM TERBALIK

MAKALAH PENELITIAN

Penelitian Ini Dibuat Guna Memenuhi Syarat Tugas Akhir Mata Kuliah M.C.R. II - Qualitatif

Diajukan Oleh:

Nama : Tiara Alvernia

NIM : 15110190327

Konsentrasi : Public Relations

Dosen Pengampu:

Ellys Lestari Pambayun

Jakarta

2018

Page 2: elsasekar.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH PENELITIAN Penelitian Ini Dibuat Guna Memenuhi Syarat Tugas Akhir Mata Kuliah M.C.R. II - Qualitatif Diajukan Oleh: Nama: Tiara Alvernia

DAFTAR ISI

BAB I…………………………………………………………………………………………….3

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………..31.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………41.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………………………………..41.4 Manfaat Penelitian…………………………………………………………………………4

BAB II……………………………………………………………………………………………5

2.1 Penelitian Sebelumnya……………………………………………………………………52.2 Teori Utama…………………………………………………………………………………6 2.2.1 Definisi Public Relations………………………………………………………………6 2.2.2 Fungsi Public Relations……………………………………………………………….6 2.2.3 Tujuan Public Relations……………………………………………………………….7 2.2.4 Ruang Lingkup Public Relations……………………………………………………..7 2.2.5 Definisi Manajemen Krisis…………………………………………………………….8 2.2.6 Sebab Krisis…………………………………………………………………………….9 2.2.7 Anatomi Krisis…………………………………………………………………………..9 2.2.8 Mengelola Krisis……………………………………………………………………….11 2.2.9 Situasi Krisis……………………………………………………………………………12 2.2.10 Kategori Krisis…………………………………………………………………………12 2.2.11 Komunikasi Krisis……………………………………………………………………..132.3 Teori Pendukung…………………………………………………………………………….152.4 Konsep Penelitian…………………………………………………………………………..15

BAB III…………………………………………………………………………………………….16

3.1 Metode Penelitian……………………………………………………………………….…..163.2 Tahap Pengumpulan Data………………………………………………………………….17 3.2.1 Observasi………………………………………………………………………………..18 3.2.2 Wawancara………………………………………………………………………………18 3.2.3 Narasumber………………………………………………………………………………20 3.2.4 Unit Analisis………………………………………………………………………………203.3 Fokus Penelitian……………………………………………………………………………..223.4 Tahap Analisis Data………………………………………………………………………….233.5 Teknik Keabsahan Data……………………………………………………………………..243.6 Waktu dan Lokasi Penelitian………………………………………………………………..24

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………25

BAB I

Page 3: elsasekar.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH PENELITIAN Penelitian Ini Dibuat Guna Memenuhi Syarat Tugas Akhir Mata Kuliah M.C.R. II - Qualitatif Diajukan Oleh: Nama: Tiara Alvernia

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Jakarta merupakan salah satu Ibukota Negara Indonesia yang padat penduduk. Se-lain padat nya penduduk, banyak juga warga daerah maupun warga asing yang berkun-jung ke Jakarta untuk berlibur dan menikmati keindahan kota Jakarta. Seiring dengan tinggi nya jumlah populasi penduduk, dan banyaknya turis lokal maupun asing yang datang berlibur, maka ada nya peningkatan jumlah pengunjung tempat rekreasi di Jakarta. Hal ini merupakan salah satu alasan mengapa kota Jakarta memiliki magnet tersendiri un-tuk para turis. Salah satu tempat rekreasi di jakarta yang sangat terkenal yaitu Taman Impian Jaya Ancol. Tempat rekreasi Ancol dapat di kunjungi mulai dari anak-anak (dengan bimbingan orang tua), remaja, dewasa, maupun orang tua dengan harga yang terjangkau. Sering kali setiap musimliburan tempat rekreasi Ancol selalu ramai di kunjungi para penikmat liburan.

Salah satu temptat rekreasi di Ancol yang sangat terkenal yaitu Dunia Fantasi. Dunia Fantasi menyediakan banyak wahana yang sangat menantang, menguji adrenalin, dan menyenangkan. Namun, pada hari Minggu, 22 Oktober 2017, pukul 15.30 WIB, Dunia Fantasi telah di landa krisis, yaitu terjadinya arung jeram terbalik. Krisis dapat di artikan oleh berbagai aspek dari situasi yang mencakup suatu ancaman yang tinggi terhadap ke-hidupan keamanan atau eksistensi suatu organisasi atau perusahaan dan tekanan waktu yang berarti para pengambil keputusan harus bekerja dengan cepat untuk menanggulangi situasi. Krisis yang di alami Dunia Fantasi tersebut mempengaruhi citra dan reputasi yang buruk kepada khalayak. Maka dari itu, harus adanya pembentukan citra yang baik lagi, memberikan klarifikasi kepada masyarakat agar masyarakat tidak berpikir negatif menge-nai perusahaan tersebut. Hal ini di karenakan citra berkaitan erat dengan kepercayaan yang di miliki para konsumen ( publik ) terhadap suatu perusahaan. Semakin perusahaan dapat menjaga kepercayaan konsumen atas apa yang telah terjadi, maka citra dan rep-utasi perusahaan tersebut bangkit dari citra buruk di pikiran masyarakat dan akan semakin baik.

Ketika suatu perusahaan mengalami atau sedang terjadi krisis, pastinya para publik secara otomatis akan berpikiran negatif pada perusahaan tersebut. Maka dari itu, pada kali ini saya tertarik untuk mengambil penelitian kasus arung jeram terbalik di Dunia Fan-tasi karena saya ingin mengetahui lebih dalam lagi bagaimana seorang Public Relations Dunia Fantasi Taman Impian Jaya Ancol menangani kasus yang telah terjadi dan sedang banyak di bicarakan pada khalayak masyarakat. Penelitian kali ini saya menggunakan metode studi kasus.

Tidak ada satupun satu perusahaan yang tidak memiliki konflik dan krisis. Krisis yang muncul dapat timbul dari faktor internal maupun eksternal. Sebagai penyedia wa-hana rekreasi di Jakarta, Dunia Fantasi tidak luput dari konflik-konflik yang akan menen-tukan ke depan nya seperti apa. Walaupun pada dasar nya tidak ada satupun perusahaan yang ingin memiliki konflik atau krisis. Tetapi, dari konflik lah yang bisa membuat suatu pe-rusahaan menjadi bertahan dan berpengalaman.

B. Rumusah Masalah

Page 4: elsasekar.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH PENELITIAN Penelitian Ini Dibuat Guna Memenuhi Syarat Tugas Akhir Mata Kuliah M.C.R. II - Qualitatif Diajukan Oleh: Nama: Tiara Alvernia

Berdasarkan uraian yang telah dinkemukakan pada latar belakang masalah, maka peneliti merumuskan permasalahan yang ada sebagai berikut, “ Bagaimana Manajemen Krisis Public Relations Dunia Fantasi dalam Menangani Musibah Arung Jeram Terbalik pada 22 Oktober 2017.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis manajemen krisis Public Relations Dunia Fantasi dalam menangani musibah arung jeram terbalik yang ter-jadi pada 22 Oktober 2017

D. Manfaat Penelitian

Peneltitian ini memiliki manfaat teoritis, yakni bagi mahasiswa program studi ilmu komunikasi penelitian ini dapat menambah referensi yang ada dan dapat di gunakan pada pengembangan penelitian, terutama yang berkaitan dengan manajemen krisis Public Re-lations pada sebuah perusahaan. Selain itu, penelitian ini memiliki manfaat praktis, yaitu memberi edukasi kepada masyarakat secara lengkap tentang Dunia Fantasi, dan dapat membuat masyarakat percaya kembali kepada Dunia Fantasi. Penelitian ini juga meng-harapkan agar para tim Public Relations dapat menangani kasus dengan lebih tepat lagi.

BAB 2

KERANGKA TEORETIS

Page 5: elsasekar.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH PENELITIAN Penelitian Ini Dibuat Guna Memenuhi Syarat Tugas Akhir Mata Kuliah M.C.R. II - Qualitatif Diajukan Oleh: Nama: Tiara Alvernia

2.1 Penelitian SebelumnyaNo Peneliti Judul Penelitian Persamaan Perbedaan

1 Fika Suci Windriati (2011)

Analisa Manajemen Kri-sis PT. Pelabuhan In-donesia II (Persero) Ca-bang Pontianak Dalam Peristiwa Tenggelam-nya Kapal di Alur Pela-yaran Pelabuhan

Penelitian sebelumnya dan penelitian saya sama-sama membahas mengenai manajemen krisis suatu peristiwa yang terjadi didalam pe-rusahaan, sehingga nama baik perusaahan menjadi lebih baik lagi dan dan mendapat re-spon positif bagi para publik, dan juga menda-pat reputasi yang baik lagi. Selain itu, per-samaan penelitian saya dan penelitian se-beleumnya yaitu sama-sama menggunakan metode penelitian kuali-tatif.

Penelitian sebelumnya membahas mengenai peristiwa tenggelamnya kapal di alur pelayaran pelabuhan, sedangkan penelitian ini saya membahas mengenai arung jeram terbalik.

2 Imaculata Sola (2006)

Analisis Manajemen Krisis Hubungan Karyawan Dengan Pi-hak Manajemen Pada PT. GARUDA Indone-sia

Penelitian sebelumnya dan penelitian saya sama-sama membahas mengenai manajemen krisis, dan juga meng-gunakan metode penelitian kualitatif.

Penelitian sebelumnya membahas mengenai hubungan karyawan dengan pihak manaje-men pada PT. Garuda Indonesia. Penelitian sebelumnya lebih menekankan cara berkomunikasi yang lebih baik didalam su-atu perusahaan, sedan-gkan penelitian saya membahas mengenai suatu kasus arung jeram terbalik dimana kasus itu memakan be-berapa korban.

2.2 Teori Utama

2.2.1 Definisi Public Relations

Page 6: elsasekar.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH PENELITIAN Penelitian Ini Dibuat Guna Memenuhi Syarat Tugas Akhir Mata Kuliah M.C.R. II - Qualitatif Diajukan Oleh: Nama: Tiara Alvernia

1. Public Relations adalah usaha yang direncanakan secara terus-menerus dengan sen-gaja, guna membangun dan mempertahankan pengertian timbal balik antara organisasi dan masyarakatnya. Public Relation dianggap sebuah proses atau aktivitas yang bertu-juan untuk menjalin komunikasi antara organisasi dan pihak luar organisasi (Coulsin-Thomas, 2007).

2. Public Relations merupakan fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan oleh organisasi atau lembaga umum dan swasta untuk memperoleh dan membina saling pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang mempunyai hubungan atau kaitan, dengan cara mengevaluasi opini publik menge-nai organisasi atau lembaga tersebut, dalam rangka mencapai kerjasama yang lebih produktif, dan untuk memenuhi kepentingan bersama yang lebih efisien, dengan kegiatan penerangan yang terencana dan tersebar luas. (Wilcox dan Cameron, 2005)

3. Public Relations adalah fungsi manajemen secara khusus yang mendukung terben-tuknya saling pengertian dalam komunikasi, pemahaman, penerimaan dan kerja sama antara organisasi dengan publiknya, (Cutlip, Center & Brown).

4. Menurut Public Relations Society Of America (PRSA) yang dikutip dari Latti -more, Baskin, Heiman dan Toth (2010, p.4) bahwa Public Relations meru-pakan sebuah fungsi kepemimpinan dan manajemen yang membantu pencapaian tu-juan sebuah organisasi, membantu mendefinisikan filosofi, serta memfasilitasi peruba-han organisasi. Para praktisi Public Relations berkomunikasi dengan masyarakat inter-nal dan eksternal yang relevan untuk mengembangkan hubungan yang positif serta menciptakan konsistensi antara tujuan organisasi dengan harapan masyarakat. Mereka juga mengembangkan, melaksanakan, mengevaluasi program organisasi yang mempromosikan pertukaran pengaruh serta pemahaman diantara kon-stituen organisasi dan masyarakat.

5.Public Relations menurut Frank Jefkin yangdikutip dari Edy Sahputra dan Faulina (2011, p.3) bahwa Public Relations adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam atau ke luar, antara suatu organisasi dengan segenap khalayak nya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.

2.2.2 Fungsi Public Relations

1. Kegiatan yang bertujuan memperoleh itikad baik, kepercayaan, saling adanya penger-tian dan citra yang baik dari publik atau masyarakat pada umumnya.2. Memiliki sasaran untuk menciptakan opini publik yang bisa diterima dan mengun-tungkan semua pihak.3. Unsur penting dalam manajemen guna mencapai tujuan yang spesifik, sesuai harapan publik, tetapi merupakan kekhasan organisasi atau perusahaan. Sangat penting bagaimana organisasi memiliki warna, budaya, citra, suasana, yang kondusif dan menye-nangkan, kinerja meningkat, dan produktivitas bisa dicapai secara optimal.4. Usaha menciptakan hubungan yang harmonis antara organisasi atau perusahaan den-gan publiknya, sekaligus menciptakan opini publik sebagai efeknya, yang sangat berguna sebagai input bagi organisasi atau perusahaan yang bersangkutan.

2.2.3 Tujuan Public Relation

Menurut S. Steinberg dalam Suhandang (2004 : 53), tujuan Public Relation adalah “menciptakan opini public yang menyenangkan tentang kegiatan-kegiatn yang di-lakukan oleh badan atau perusahaan yang bersangkutan.

Page 7: elsasekar.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH PENELITIAN Penelitian Ini Dibuat Guna Memenuhi Syarat Tugas Akhir Mata Kuliah M.C.R. II - Qualitatif Diajukan Oleh: Nama: Tiara Alvernia

Adapun tujuan dilaksanakanya Public Relation adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang kegiatan perusahaan dengan cara mengembangkan sikap saling menghargai dan memperoleh opini publik yang mendukung atau menciptakan kerja sama berdasarkan hubungan kedalam maupun keluar.

Secara teorit is adapun tujuan berdasarkan kegiatan Public Relation dapat dije-laskan sebagai berikut . A. Tujuan berdasarkan kegiatan Intern Public Relation B. Tujuan berdasarkan kegiatan Extern Public Relation

A. Internal Public Relation. Tujuan berdasarkan kegiatan Public Relation kedalam perusahaan diperlukan

utuk memupuk adanya suasana yang menyenangkan diantara para karyawannya, komu-nikasi antara bawahan dan pimpinan atau atasan terjalin dengan akrab dan tidak kaku, serta meyakini rasa tanggung jawab akan kewajibanya terhadap perusahaan.

B. Eksternal Public Relation Selain menjalankan kegiatan internal Public Relation, suatu perusahaan perlu

menjalankan kegiatan eksternal Public Relation. Tujuan eksternal Public Relation adalah untuk mengeratkan hubungan dengan orang-orang diluar perusahaan hingga terbentuklah opini publik yang baik terhadap perusahaan.

2.2.4 Ruang Lingkup Public Relations

Menurut Morrisant (2006), ruang lingkup pekerjaan Public Relations dapat dibagi menjadi 4 bidang pekerjaan, yaitu: • Publisitas: Kegiatan menempatkan berita mengenai seseorang, organisasi, atau pe-

rusahaan di media massa. Dengan kata lain, publisitas adalah upaya seseorang atau organisasi agar kegiatannya diberitakan media massa. Publisitas lebih menekankan pada proses komunikasi satu arahm sedangkan Public Relations adalah komunikasi 2 arah. Publisitas merupakan salah satu alat dalam kegiatan Public Relations, namun Public Relations tidak akan dapat berbuat banyak tanpa publisitas

• Pemasaran: Tujuan pemasaran adalah untuk menarik dan memuaskan client atau pelanggan dalam jangka panjang dalam upaya mencapai tujuan ekonomi perusahaan. Tanggung jawab utama pemasaran adalah membangun dan mempertahankan pasar bagi barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan. Proses hubungan antara perusa-haan dan pelanggannya ini sering disebut dengan istilah marketing relations atau hubungan pelanggan.

• Public Affairs: Bidang khusus publik yang membangun dan mempertahankan hubun-gan dengan pemerintah dan komunitas lokal agar dapat mempengaruhi kebijakan pub-lik. Definisi ini menunjukan bahwa terdapat dua pihak yang menjadi fokus perhatian public affairs yaitu pemerintah dan masyarakat. Organisasi atau perusahaan harus menjalin hubungan yang harmonis dengan pemerintah karena pemerintah mengelu-arkan peraturan yang harus dipatuhi oleh perusahaan.

• Manajemen Isu: Upaya organisasi atau perusahaan untuk melihat kecenderungan isu atau opini publik yang muncul ditengah masyarakat dalam upaya organisasi mem-berikan tanggapan atau respon yang sebaik-baiknya.

2.2.5 Definisi Manajemen Krisis

Page 8: elsasekar.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH PENELITIAN Penelitian Ini Dibuat Guna Memenuhi Syarat Tugas Akhir Mata Kuliah M.C.R. II - Qualitatif Diajukan Oleh: Nama: Tiara Alvernia

Manajemen krisis adalah proses yang membahas organisasi dengan sebuah peristiwa besar yang mengancam merugikan organisasi, stakeholders, atau masyarakat umum. Ada tiga elemen yang paling umum untuk mendefinisi krisis: ancaman bagi organisasi, unsur kejutan, dan keputusan waktu singkat. Berbeda dengan manajemen risiko, yang meli -batkan menilai potensi ancaman dan menemukan cara terbaik untuk menghindari anca-man. Sementara manajemen krisis berurusan dengan ancaman yang telah terjadi. Jadi manajemen krisis dalam pengertian yang lebih luas merupakan sebuah keterampilan tek-nis yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi, menilai, memahami, dan mengatasi situasi yang serius, terutama dari saat pertama kali terjadi sampai ke titik pemulihan kembali.

Krisis adalah suatu emergency, namun tidak setiap emergency adalah suatu krisis. Kri-sis ditangani oleh manajemen terhadap krisis. Krisis adalah kondisi tidak stabil, yang berg-erak kearah suatu titik balik, dan menyandang potensi perubahan yang menentukan. Sedangkan keadaan darurat (emergency) adalah kejadian tiba-tiba, yang tidak diharapkan terjadinya dan menuntut penanganan segera.

Jadi esensi manajemen krisis adalah upaya untuk menekan faktor ketidakpastian dan faktor risiko hingga tingkat serendah mungkin, dengan demikian akan lebih mampu menampilkan sebanyak mungkin faktor kepastiannya. Sebenarnya yang disebut manaje-men krisis itu diawali dengan langkah mengupayakan sebanyak mungkin informasi men-genai alternatif-alternatif, maupun mengenai probabilitas, bahkan jika mungkin mengenai kepastian tentang terjadinya, sehingga pengambilan keputusanan mengenai langkah-langkah yang direncanakan untuk ditempuh, dapat lebih didasarkan pada sebanyak mungkin dan selengkap mungkin serta setajam (setepat) mungkin informasinya. Tentu saja diupayakan dari sumber yang dapat diandalkan (reliable), sedangkan materinya juga menyandang bobot nalar yang cukup.

Krisis adalah situasi yang merupakan titik balik (turning point) yang dapat membuat sesuatu tambah baik atau tambah buruk. Menurut Djamaluddin Ancok, jika dipandang dari kaca mata bisnis suatu krisis akan menimbulkan hal-hal seperti berikut :1. Intensitas permasalahan akan bertambah.2. Masalah akan dibawah sorotan publik baik melalui media masa, atau informasi dari mu-lut ke mulut.3. Masalah akan menganggu kelancaran bisnis sehari-hari.4. Masalah menganggu nama baik perusahaan.5. Masalah dapat merusak sistem kerja dan menggoncangkan perusahaan secara keselu-ruhan.6. Masalah yang dihadapi disamping membuat perusahaan menjadi panik, juga tidak jarang membuat masyarakat menjadi panik.7. Masalah akan membuat pemerintah ikut melakukan intervensi

Kesadaran akan dampak yang ditimbulkan oleh krisis sekaligus lemahnya dalam men-gantisipasi datangnya sebuah krisis, menjadikan perlunya langkah-langkah antisipatif dalam sebuah kerangka kerja yang disebut manajemen krisis.

2.2.6 Sebab Krisis

Krisis terjadi apabila ada benturan kepentingan antara berbagai kelompok di dalam or-ganisasi tersebut. Namun secara global dapat dijelaskan bahwa penyebab krisis adalah:

1. Sebab umum:a. Gangguan kesejahteraan dan rasa aman

Page 9: elsasekar.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH PENELITIAN Penelitian Ini Dibuat Guna Memenuhi Syarat Tugas Akhir Mata Kuliah M.C.R. II - Qualitatif Diajukan Oleh: Nama: Tiara Alvernia

b. Tanggung jawab sosial diabaikan

2. Sebab khusus:a. Kesalahan pengelola yang mengganggu lapisan bawahb. Penurunan profit yang tajamc. Penyelewengand. Perubahan permintaan pasare. Kegagalan/penarikan produkf. Regulasi dan deregulasig. Kecelakaan atau bencana alam

Krisis bisa datang dari mana dan kapan saja. Bencana alam, kesalahan manusia, dan kecelakaan industri dapat menyebabkan krisis. Seiring berjalannya waktu, permasalahan menjadi terakumulasi, dan dapat mengakibatkan situasi menjadi semakin parah. Krisis jarang terjadi karena satu faktor, umumnya terjadi karena akumulasi dari faktor-faktor yang lain juga. Penyebab krisis dapat dikategorikan menjadi :1. Karena kesalahan manusia (human error)2. Karena kegagalan teknologi 3. Karena alasan sosial (kerusuhan, perang, sabotase, teroris, dll)4. Berkaitan dengan bencana alam (natural disaster)5. Karena kesalahan strategi dari manajemen (Sen & Egelhoff, 1991: 79)

2.2.7 Anatomi Krisis

Untuk dapat menentukan strategi manajemen dan komunikasi krisis yang tepat dan kapan pelaksanaannya, maka perlu dipahami terlebih dahulu tahap-tahap dari suatu krisis. Krisis yang terjadi pada sebuah perusahaan terjadi dalam berbagai tahapan, bila sebuah perusahaan dapat mengantisipasi berbagai krisis yang ada maka tahapan krisis tidak perlu sampai pada tahapan yang membawa banyak kerugian bagi perusahaan. Steven Fink, konsultan krisis terkemuka dari Amerika mengembangkan konsep anatomi krisis. Fink mengidentikkan krisis dengan penyakit yang menyerang manusia. Oleh karenanya Fink membagi tahapan yang dilalui suatu krisis dengan menggunakan terminologi kedok-teran yang biasa dipakai untuk melihat stadium suatu krisis yang menyerang manusia. Tahap-tahap itu menurut Fink adalah sebagai berikut:a. Tahap Prodromalb. Tahap akutc. Tahap Kronikd. Tahap Resolusi (penyembuhan)

Masing-masing tahap itu saling berhubungan dan membentuk siklus. Lamanya mas-ing-masing tahap itu sangat tergantung pada sejumlah variable, seperti bahaya, usia pe-rusahaan, kondisi perusahaan, ketrampilan para manajer, dan komunikasi di dalam pe-rusahaan itu sendiri.

1. Tahap ProdromalKrisis pada tahap ini sering dilupakan orang karena perusahaan masih bisa bergerak

dengan lincah. Padahal pada tahap ini, bukan pada tahap krisis sudah kronis (meledak), krisis sudah mulai muncul. Tahap prodromal sering disebut pula warning stage karena ia memberi sirene tanda bahaya mengenai sintom-sintom yang harus segera diatasi. Men-gacu pada definisi krisis, tahap ini juga merupakan bagian dari turning point. Bila manaje-men gagal mengartikan atau menangkap sinyal ini, krisis akan bergeser ke tahap yang

Page 10: elsasekar.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH PENELITIAN Penelitian Ini Dibuat Guna Memenuhi Syarat Tugas Akhir Mata Kuliah M.C.R. II - Qualitatif Diajukan Oleh: Nama: Tiara Alvernia

lebih serius: tahap akut. Tahap prodromal biasanya muncul dalam salah satu dari tiga bentuk ini:

Krisis ProdromalKrisis ResolusiKrisis KronikKrisis Akut

1. Jelas sekali. Gejala-gejala awal kelihatan jelas sekali. Misalnya muncul selebaran gelap di masyarakat, ketika karyawan datang pada manajemen meminta kenaikan upah, atau ketika pihak manajemen berbeda pendapat secara tegas.2. Samar-samar. Gejala yang muncul tampak samar-samar karena sulit menginterpre-tasikan dan menduga luasnya suatu kejadian. Misalnya, peraturan pemerintah (deregu-lasi), munculnya pesaing baru atau tindakan (ucapan) pemimpin opini. Semuanya terjadisecara samar-samar, ini artinya perusahaan atau organisasi memerlukan bantuan para analisis untuk menganalisis hal-hal yang samar-samar itu sebelum tergulung oleh ombak krisis.3. Sama sekali tidak kelihatan. Gejala-gejala krisis bisa tidak terlihat sama sekali. Perusa-haan tidak dapat membaca gejala ini karena kelihatannya segalanya tampak baik-baik saja. Untuk itu perusahaan perlu melakukan general check-up secara rutin, misalnya 3 atau 6 bulan sekali, dengan memanggil konsultan. Metode yang biasanya dipakai adalah manajemen audit yang menyangkut segala aspek di dalam perusahaan. Para ahli krisis umumnya sependapat bahwa sekalipun krisis pada tahap ini sangat ringan, pemecahan dini secara tuntas sangat penting. Alasannya adalah karena masih mudah untuk ditangani sebelumnya ia memasuki tahap akut, sebelum meledak, dan sebelum menimbulkan kom-plikasi.

2. Tahap AkutMeski bukan di sini awal mulanya krisis, orang menganggap suatu krisis dimulai dari

sini karena gejala yang samar-samar atau sama sekali tidak jelas itu mulai kelihatan jelas. Dalam banyak hal, krisis yang akut sering disebut sebagai the point of no return. Artinya sinyal-sinyal yang muncul pada tahap peringatan (prodromal) tidak digubris, ia akan ma-suk ke tahap akut dan tidak bisa kembali lagi. Kerusakan sudah mulai bermunculan, reaksi mulai berdatangan, isu menyebar luas. Namun, berapa besar kerugian lain yangakan muncul amat tergantung dari para aktor yang mengendalikan krisis. Salah satu ke-sulitan besar dalam menghadapi krisis pada tahap akut adalah intensitas dan kecepatan serangan yang datang dari berbagai pihak yang menyertai tahap ini. Kecepatan ditentukan oleh kompleksnya permasalahan (Kasali, 2000: 229).

3. Tahap KronisTahap ini disebut sebagai tahap recovery atau self analysis. Di dalam perusahaan,

tahap ini ditandai dengan perubahan struktural. Berakhirnya tahap akut dinyatakan den-gan langkah-langkah pembersihan.

4. Tahap Resolusi (Penyembuhan)Tahap ini adalah tahap penyembuhan (pulih kembali) dan tahap terakhir dari empat

tahap krisis. Meski bencana besar dianggap sudah berlalu, tetap perlu berhati-hati, karena riset dalam kasus-kasus krisis menunjukkan bahwa krisis tidak akan berhenti begitu saja pada tahap ini. Krisis umumnya berbentuk siklus yang akan membawa kembali keadaansemula di tahap prodromal (Kasali, 2000 : 230).

Page 11: elsasekar.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH PENELITIAN Penelitian Ini Dibuat Guna Memenuhi Syarat Tugas Akhir Mata Kuliah M.C.R. II - Qualitatif Diajukan Oleh: Nama: Tiara Alvernia

2.2.8 Mengelola Krisis

Untuk mengelola krisis langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah (Kasali, 1994: 231-233):1. Identifikasi Krisis

Untuk dapat mengidentifikasi suatu krisis, praktisi public relations perlu melakukan penelitian. Bila krisis terjadi dengan cepat penelitian harus dilakukan secara informal dan kilat. Hari itu tim diterjunkan dan mengumpulkan data, hari itu pula kesimpulan harus di-tarik. Hal ini hanya dimungkinkan bila praktisi public relations mempunyai kecakapan dankepekaan untuk mengumpulkan data. Pekerjaan ini dilakukan persis seperti seorang dok-ter melakukan diagnosis, meneliti simpton dan set back untuk memperoleh gambaranyang utuh. Untuk mengidentifikasi krisis, perusahaan bisa menghubungi pihak-pihak lain di luar perusahaan seperti para ilmuwan di universitas, para akademisi, futurolog atau pengamat, dan konsultan.

2. Analisis KrisisPraktisi public relations bukanlah sekadar petugas penerangan yang melulu mengan-

dalkan aksi. Sebelum melakukan komunikasi, public relations harus melakukan analisis atas masukan yang diperoleh. Analisis ini adalah "pekerjaan belakang meja" dengan keahlian membaca permasalahan. Analisis yang dilakukan mempunyai cakupan yang luas, mulai dari analisis parsial sampai analisis integral yang saling berkaitan.

3. Isolasi KrisisKrisis dianggap sebagai penyakit dan untuk mencegah krisis menyebar luas maka kri-

sis harus diisolasi, dikarantinakan sebelum tindakan serius dilakukan.

4. Pilihan StrategiSebelum mengambil langkah-langkah komunikasi untuk mengendalikan krisis, perusa-

haan perlu melakukan penetapan strategi generik yang akan diambil. Ada tiga strategi generik untuk menangani krisis, yakni:a. Defensive Strategy (Strategi Defensif).Langkah-langkah yang diambil meliputi hal-hal seperti:- Mengulur waktu- Tidak melakukan apa-apa (not in action atau low profile), dan- Membentengi diri dengan kuat (stone walling)b. Adaptive Strategy (Strategi Adaptif).Langkah-langkah yang diambil mencakup hal-hal yang lebih luas, seperti:- Mengubah kebijakan- Modifikasi operasional- Kompromi- Meluruskan citra c. Dynamic Strategy (Strategi Dinamis).Strategi ini sudah bersifat agak makro dan dapat mengakibatkanberubahnya karakter perusahaan. Pilihannya adalah:- Merger dan akuisisi- Investasi baru- Menjual saham- Meluncurkan produk baru/menarik peredaran produk lama- Menggandeng kekuasaan- Melempar isu baru untuk mengalihkan perhatian

5. Program Pengendalian

Page 12: elsasekar.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH PENELITIAN Penelitian Ini Dibuat Guna Memenuhi Syarat Tugas Akhir Mata Kuliah M.C.R. II - Qualitatif Diajukan Oleh: Nama: Tiara Alvernia

Program pengendalian adalah langkah penerapan yang dilakukan menuju strategi generik yang dirumuskan. Umumnya strategi generik dapat dirumuskan jauh-jauh hari se-belum krisis timbul, yakni sebagai guidance agar para eksekutif bisa mengambil langkah yang pasti. Berbeda dari strategi generik, program pengendalian biasanya disusun di la-pangan ketika krisis muncul. Implementasi pengendalian diterapkan pada:- Perusahaan (beserta cabang)- Industri (gabungan usaha sejenis)- Komunitas- Divisi-divisi perusahaan

2.2.9 Situasi Krisis

Manajemen krisis membedakan situasi krisis menjadi : pra-krisis dan krisis. Situasi Pra-krisis adalah situasi masih tenang dan stabil, bahkan tanpa tanda-tanda akan ter-jadinya krisis, sedangakan Situasi Krisis dirinci dalam tahap-tahap prodomal, akut, kronik, dan pengakhiran (resolution). Pada tahap prodomal, hadir tanda-tanda, pada tahap akut, terjadi kerusakan (damage), pada tahap kronik, krisis akan berlanjut yang lebih parah, dan pada tahap pengakhiran, krisis berakhir/teratasi.

2.2.10 Kategori Krisis

Untuk itu, selama proses penyusunan manajemen krisis, sangat penting untuk mampu mengidentifikasi jenis krisis dalam berbagai situasi yang berbeda-beda dan meng-gunakan berbagai macam strategi manajemen krisis yang berbeda. Perlu diketahui mem-prediksi krisis memang sangat sulit, tapi mengidetifikasi macam-macam krisis sangatlah mudah dan bisa dikelompokkan. Lerbinger [2] mengkategorikan ada tujuh jenis/tipe krisis :1. Bencana alam2. Teknologi krisis3. Konfrontasi4. Kedengkian (Malevolence)5. Krisis karena Manajemen yang Buruk (Crisis of skewed management value)6. Krisis adanya penipuan (deception)7. Kesalahan manajemen (management misconduct)

Bencana alam atau Krisis alam yang sering dianggap sebagai tindakan dan kehen-dak Tuhan (the act of God) merupakan fenomena lingkungan seperti gempa bumi, letu-san gunung berapi, tornado, badai, banjir, tanah longsor, tsunami yang mengancam ke-hidupan, harta, dan lingkungan itu sendiri.

Krisis Teknologi merupakan krisis yang timbul atau terjadi akibat aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi (application of science). Bencana tehnologi biasanya terjadi apabila terjadi kesalahan satu sistem yang mengakibatkan gangguan pada sistem yang lain sehingga merusak keseluruhan tehnologi. Krisis teknologi sering terjadi karena ke-salahan manusia (human error) mengingat semakin kompleksnya jalinan antar sistem tehnologi. Ketika terjadi bencana tehnologi, orang selalu mudah dan cenderung menyalahkan tehnologi karena adanya kegagalan dalam sistem sebagai alasan pembe-naran untuk menghindari pertanggungjawaban atas bencana terjadi.

Krisis konfrontasi terjadi ketika ada usaha perlawanan oleh individu atau beberapa individu kepada pemerintah dan atau kepada berbagai kelompok kepentingan untuk memenuhi tuntutan dan harapan mereka. Jenis umum krisis konfrontasi adalah berupa boikot, sabotase, pendudukan, ultimatum, blokade atas pembangunan pekerjaan dan de-montrasi.

Page 13: elsasekar.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH PENELITIAN Penelitian Ini Dibuat Guna Memenuhi Syarat Tugas Akhir Mata Kuliah M.C.R. II - Qualitatif Diajukan Oleh: Nama: Tiara Alvernia

Sebuah organisasi menghadapi krisis kedengkian kalau ada pihak atau lawan sain-gan menggunakan cara-cara kriminal atau tindakan-tindakan ekstrem lainnya seperti berbuat represif dan mengancam untuk mengekspresikan permusuhan, kemarahan dan ketidaksukaan dengan tujuan membuat situasi menjadi tidak stabil baik kepada negara, organisasi, perusahaan, atau sistem ekonomi supaya sistem tidak berjalan. Contoh krisis yang termasuk dalam kategori ini adalah tindakan terorisme, premanisme, perusakan pro-duk, penculikan, menyebarkan rumor, dan aksi spionase.

Krisis selanjutnya adalah krisis karena kelakuan buruk organisasi. Krisis ini terjadi ketika manajemen mengambil tindakan yang sengaja akan merugikan stakeholder tanpa memperdulikan risiko atas tindakan yang dilakukannya. Lerbinger membagi ada tiga jenis krisis kelakuan buruk organisasi, yaitu krisis nilai manajemen yang miring (skewed of man-agement value), krisis penipuan (deception), dan krisis kesalahan manajemen (miscon-duct)

Pertama, Krisis nilai-nilai manajemen yang miring muncul saat manajer membuat kebijakan demi keuntungan ekonomi jangka pendek dan mengabaikan nilai-nilai sosial yang lebih luas seperti investor dan para stakeholder.

Kedua, Krisis penipuan terjadi ketika manajemen menyembunyikan atau salah mengartikan informasi tentang dirinya sendiri dan produknya kepada para konsumennya.Ketiga, Beberapa krisis tidak hanya disebabkan karena adanya nilai-nilai miring manaje-men dan penipuan melainkan juga karena adanya perbuatan melawan hukum yang disen-gaja dilakukan atau bertindak ilegal.

2.2.11 Komunikasi Krisis

Komunikasi krisis adalah komunikasi antara organisasi dengan publik sebelumnya, selama, dan setelah kejadian krisis. Komunikasi ini dirancang melalui program-program untuk meminimalisir kerusakan terhadap citra organisasi (Frearn Banks, dalam Prayudi 1998: 38). Ketika organisasi mengalami krisis maka kebutuhan akan informasi seputar krisis terus meningkat. Hal ini karena berkaitan dengan berbagai kepentingan publik or-ganisasi tersebut. Publik organisasi yang memiliki kepentingan akan merasa khawatir ketika organisasi mengalami krisis. Kekhawatiran ini dapat mengarah pada tindakan-tin-dakan yang mungkin merugikan organisasi, seperti penarikan modal, mundurnya investor dan sebagainya. Menurut Coombs (1994) (dalam Prayudi, 1998: 39) ada lima strategi yangbiasanya digunakan dalam komunikasi krisis, yaitu:1. Non – existence strategies. Strategi ini diterapkan oleh organisasi yang kenyataanya

tidak mengalami krisis, namun ada rumor bahwa organisasi sedang menghadapi krisis. Bentuk pesan bisa berupa penyangkalan (denial), penjelasan disertai alasan (clarifica-tion), menyerang pihak penyebar rumor (attack), dan mengancam berdasarkan hukum (intimidation).

2. Distance strategies. Digunakan organisasi yang mengakui adanya krisis dan berusaha untuk memperlemah hubungan antara organisasi dengan krisis yang terjadi. Bentuk pesan bisa berupa penolakan bahwa organisasi tidak bermaksud melakukan hal-hal negatif dan penyangkalan kemauan (excuse) dan melakukan klaim bahwa kerusakan yang terjadi tidak serius (justification).

3. Ingratiation strategies. Strategi ini digunakan organisasi dalam upaya mencari dukun-gan publik. Bentuk pesan bisa berupa pengingatan kepada publik akan hal-hal positif yang dilakukan organisasi, menempatkan krisis dalam konteks yang lebih besar, dan men-gatakan hal-hal baik yang dilakukan publik (praising others).

Page 14: elsasekar.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH PENELITIAN Penelitian Ini Dibuat Guna Memenuhi Syarat Tugas Akhir Mata Kuliah M.C.R. II - Qualitatif Diajukan Oleh: Nama: Tiara Alvernia

4. Mortification strategies. Organisasi berusaha meminta maaf dan menerima kenyataan bahwa memang benar terjadi krisis. Bentuknya bisa berupa kompensasi kepada kepada korban, meminta maaf kepada publik, dan mengambil tindakan untuk mengurangi krisis.

5. Surffering strategies. Organisasi menunjukkan bahwa ia juga menderita sebagaimana korban dan berusaha memperoleh dukungan dan simpati publik.

Sebuah rencana komunikasi krisis yang baik paling tidak mempertimbangkan publik organisasi, model komunikasi yang mencakup tujuan untuk masing-masing publik, pesan yang harus disampaikan, juru bicara, dan upaya mendapatkan dukungan pihak ketiga. Dalam upaya komunikasi krisis, bentuk modis yang biasa digunakan oleh public relations akan banyak membantu seperti:a. Press release, merupakan pernyataan tertulis yang menjelaskan bagaimana organisasi menangani krisis dan pimpinan yang berwenang.b. Press kits, merupakan map yang berisi beberapa press release yang memiliki nilai berita bagi media massa. Biasanya perusahaan juga melampirkan profil organisasi, atau daftar telepon juru bicara perusahaan.c. Konferensi pers, merupakan upaya agar media massa menerima informasi yang tepat dari juru bicara organisasi dan menghindari mis-informasi seandainya wawancara di-lakukan secara terpisah.d. Newsletter, merupakan publikasi perusahaan yang berisi berita dan perkembangan ter-baru perusahaan (Prayudi, 1998: 39-40) Walaupun ada media lain seperti aktivitas sosial yang dijalankan organisasi, keempat media diatas termasuk yang sering dilakukan. Pen-dekatan dengan komunikasi interpersonal dan dua arah biasanya akan mendapatkan-dukungan dari publik.

Komunikasi krisis perlu disusun dengan mempertimbangkan model komunikasi, strategi pesan, publik organisasi dan tujuan perusahaan secara luas. Upaya membina hubungan dengan publik sejak dini merupakan faktor pendukung krusial ketika perusa-haan mengalami krisis. Organisasi harus menyadari bahwa kerusakan yang mungkin ditimbulkan oleh krisis adakalanya tidak terduga, karena dapat mengakibatkan kebangkru-tan, pengambilalihan kendali dan usaha jatuhnya nama baik (good image), menurunnya permintaan atas produk dan jasa, dan rusaknya kinerja organisasi.

2.3 Teori Pendukung

1. Penjelasan, arti, makna, pengertian dan definisi dari “penanganan kasus” adalah ke-seluruhan perhatian dan tindakan seseorang terhadap kasus (yang dialami oleh seseorang) yang dihadapkan kepadanya sejak awal sampai dengan akhirnya perha-tian atau tindakan tersebut (Prayitno: 1999: 77)

2. Penanganan sebuah kasus dapat dipandang sebagai upaya-upaya khusus untuk se-cara langsung menangani sumber pokok permasalahan dengan tujuan utama ter-atasinya permasalahan yang dimaksudkan.

3. Penanganan kasus dalam pengertian yang khusus, menghendaki strategi dan tehnik-tehnik yang sifatnya khas sesuai dengan pokok permasalahan yang akan di-tangani.

Page 15: elsasekar.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH PENELITIAN Penelitian Ini Dibuat Guna Memenuhi Syarat Tugas Akhir Mata Kuliah M.C.R. II - Qualitatif Diajukan Oleh: Nama: Tiara Alvernia

2.4 Konsep Penelitian

Komunikator

PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) (DIVISI PR)

Pesan

Peristiwa tenggelamnya kapal di alur pelayaran pelabuhan

Media

Event (Press Conference)

Publik

Efek

Membangun reputasi perusahaan tersebut dari citra buruk di pikiran masyarakat menjadi lebih baik dan semakin baik

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian saya saat ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang dilakukan berdasarkan paradigma, strategi, dan im-plementasi model secara kualitatif. Beberapa ilmuan telah mendefinisikan istilah kualitatif, diantaranya:1. Menurut Bodgan dan Taylor (1975:5) yang mendefinisikan bahwa kualititatif sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

Page 16: elsasekar.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH PENELITIAN Penelitian Ini Dibuat Guna Memenuhi Syarat Tugas Akhir Mata Kuliah M.C.R. II - Qualitatif Diajukan Oleh: Nama: Tiara Alvernia

2. Kirk dan Miller (1986:9) mendefinisikan bahwa kualitatif adalah tradisi tertentu yang bersifat fundamental yang bergantung dengan pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendir dan berhubungan dengan orang-orang tersebut baik bahasanya maupun peristilahannya.

Kedua definsi tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang berangkat dari inkiuri naturalistik yang temuan-temuannya tidak ditemukan dari penghitungan statistik. Penelitian kualitatif disebut juga dengan penelitian naturalistik,

Qualitative research (riset kualitatif) merupakan jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur statistic atau cara kuantifikasi lainnya. Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan su-atu uraian mendalam tentang ucapan, tulisan, dan tingkah laku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat,organisasi tertentu dalam suatu konteks setting ter-tentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif dan holistic (Bogdan andTaylor, 1992: 22).

Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapat pemahaman yang sifatnya umum ter-hadap kenyataan sosial dari perspektif partisipan. Pemahaman tersebut tidak ditentukan terlebih dahulu, tetapi diperoleh setelah melakukan analisis terhadap kenyataan sosial yang menjadi fokus penelitian, dan kemudian ditarik suatu kesimpulan berupa pema-haman umum tentang kenyataan-kenyataan tersebut (Ruslan, 2003). Ciri-ciri metode penelitian kualitatif (naturalistik) meliputi :1. Sumber data (natural setting)2. Peneliti sebagai instrument penelitian3. Sangat deskripsi4. Mementingkan proses maupun produk5. Mencari makna6. Mengutamakan data langsung (first hand)7. Triangulasi8. Menonjolkan rincian kontekstual9. Subjek rincian kontekstual10. Subjek yang diteliti dipandang berkedudukan sama dengan peneliti11. Verifikasi sampling yang purposive12. Menggunakan “audit trail”13. Partisipasi tanpa mengganggu14. Mengadakan analisis sejak awal penelitian disain penelitian tampil dalam proses penelitin

Untuk metode penelitian nya, saya menggunakan metode studi kasus, dimana Menurut Bogdan dan Bikien (1982) studi kasus merupakan pengujian secara rinci ter-hadap satu latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu . Surachrnad (1982) membatasi pendekatan studi kasus sebagai suatu pendekatan dengan memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan rinci. Sementara Yin (1987) memberikan batasan yang lebih bersifat teknis dengan penekanan pada ciri-cirinya. Ary, Jacobs, dan Razavieh (1985) menjelasan bahwa dalam studi kasus hendaknya peneliti berusaha menguji unit atau individu secara mendalarn. Para peneliti berusaha menernukan sernua variabel yang penting.

Berdasarkan batasan tersebut dapat dipahami bahwa batasan studi kasus meliputi: 1. Sasaran penelitiannya dapat berupa manusia, peristiwa, latar, dan dokumen 2. Sasaran-sasaran tersebut ditelaah secara mendalam sebagai suatu totalitas sesuai dengan latar atau konteksnya masing-masing dengan maksud untuk mernahami berbagai kaitan yang ada di antara variabel-variabelnya.

Page 17: elsasekar.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH PENELITIAN Penelitian Ini Dibuat Guna Memenuhi Syarat Tugas Akhir Mata Kuliah M.C.R. II - Qualitatif Diajukan Oleh: Nama: Tiara Alvernia

3.2 Tahap Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data pada penelitian kali ini adalah observasi. Observasi merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengenal oranglain dengan lebih men-dalam dalam kehidupan sehari - hari. Yang dimaksud observasi adalah suatu aktivitas mengamati tingkah laku individu. Biasanya diakhiri dengan mencatat hal – hal yang diang-gap penting sebagai penunjang informasi mengenai individu.

Manfaat observasi adalah yang Pertama, menambah wawasan dan pengetahuan yang sebelumnya kita belum tahu menjadi tahu gerakan tingkah laku seseorang. Yang di-maksud disini adalah sebelum kita melakukan observasi kita tidak mengetahui tindakan apa yang dilakukan seseorang. Tetapi setelah kita melakukan observasi kita menjadi tahu apa arti tindakan yang dilakukan seseorang. Kedua, Hasil observasi yang dibuat dapat dikonfirmasikan dengan hasil penelitian. Ketiga, deskripsi memberikan gambaran dunia nyata. Keempat, memungkinkan pembaca memiliki penafsiran sendiri terhadap temuan dan bagaimana akan diinterpretasikan. Kelima, dapat menjelaskan proses peristiwa berlangsung dan dapat menguji kuwalitas, memperkirakan mengapa sesuatu terjadi dalam seting nyatanya. Keenam, dapat mencatat gejala yang kadang tidak jelas berlangsungnya. Ketujuh, mencatat situasi yang tidak dapat direplikasikan dalam eksperimen. Kedelapan, kronologi peristiwa dapat dicatat dengan runtut. Kesembilan, peralatan dan teknologi da-pat merekam secara permanen. Kesepuluh, observasi dapat dikombinasikan dengan metode lain.

Tujuan Umum melakukan Observasi lapangan adalah mengamati secara langsung di alam terbuka untuk mencari suatu kebenaran tentang sesuatu yang ingin dicocokkan dengan nalar pikiran manusia sehingga dapat dipertanggung jawabkan dan menjadikan kebenaran itu suatu fakta dan benar. Kegiatan pengamatan dilakukan guna menggali dan mengumpulkan data yang diperlukan bagi topic pembahasan guna pengembangan wawasan dan peningkatan kinerja bagi para peserta.

Tujuan Khusus Observasi Lapangan adalah agar memahami teori tentang pengumpulan data/informasi, dapat mengetahui cara mengumpulkan data/informasi, dan yang terpenting adalah Menulis makalah observasi lapangan sehingga menjadi suatu la-poran yang bermutu dan dapat berguna bagi orang lain yang membacanya. Untuk itu, di -dalam melakukan observasi lapangan perlu ada kejelian dan keakuratan dalam melihat keadaan yang sesungguhnya.

3.2.1 Observasi Lapangan

Peneliti melakukan pengamatan langsung pada objek penelitian, yaitu selain men-genai kinerja manajemen Dunia Fantasi di Ancol, Jakarta Utara, peneliti mengamati se-cara langsung aktivitas-aktivitas yang ada di arena Dunia Fantasi dan mencoba mema-hami, mencari tahu keterkaitan dan dampak-dampak situasi krisis pada masyarakat se-cara luas. Ini perlu dilakukan karena dari sini dapat diketahui data secara akurat, bagaimana pihak manajemen Dunia Fantasi berusaha untuk keluar dari masalah yang di-alami perusahaannya. Data yang didapatkan peneliti dari observasi ini berupa data sekun-der berupa dokumentasi kegiatan disekitar arena bermain, wawancara pengunjung dan para karyawan yang bekerja di Dunia Fantasi untuk menambah informasi. Fungsi obser-vasi dalam penelitian kualitatif ini adalah menjelaskan dan merinci gejala yang terjadi. Bentuknya berupa observasi tak berpartisipasi, karena masalah yang diteliti sudah terjadi dan teratasi. Menyesuaikan dengan konteks ilmu komunikasi, penelitian dengan metode pengamatan atau observasi dilakukan peneliti untuk melacak secara sistematis dan lang-

Page 18: elsasekar.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH PENELITIAN Penelitian Ini Dibuat Guna Memenuhi Syarat Tugas Akhir Mata Kuliah M.C.R. II - Qualitatif Diajukan Oleh: Nama: Tiara Alvernia

sung gejala-gejala komunikasi terkait dengan persoalan-persoalan mengenai kasus arung jeram terbalik di wahana bermain Dunia Fantasi yang dikelola oleh Taman Impian Jaya Ancol. Langsung dalam arti bahwa peneliti hadir dan mengamati kejadian-kejadian di lokasi dan sistematis menunjuk pada karakter penanganan krisis oleh manajemen Taman Impian Jaya Ancol.

3.2.2 Wawancara

Wawancara dalam KBBI disebutkan bahwa wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapat mengenai suatu hal. Dalam pengertian lain bahwa wawancara adalah cara yang paling berguna dalam berko-munikasi dengan manusia dan mempunyai berbagai macam tujuan, atau bisa dikatakan wawancara adalah saat dimana andamembuktikan dan menjelaskan secara langsung kepada calon atasan anda seberapa baik kualitasanda. Inilah saatnya untuk menunjukkan kepada pimpinan perusahaan apa yang akandidapatkannya jika dia memperkerjakan anda. Wawancara dapat sebagai salah satu tahap seleksi penerimaan pegawai, sebagai salah satu cara memecahkan masalah dalam perusahaan, untuk mengevaluasi pelak-sanaan pekerjaan seorang pagawai secara teratur.

Wawancara langsung (direct interview) yaitu dimana pada wawancara berlang-sung, pewawancara mengontrol secara terus menerus jalanya wawancara, dengan meng-gunakan daftar wawancara yang telah dibuat sebelumnya. Semua narasumber mendap-atkan pertanyaan yang sama, walaupun diantara mereka terdapat perbedaan-perbedaan, misalnya kemampuan, pengalaman, umur, dan lainnya.

Adapun pengertian wawancara menurut Esterberg dan Sugiyono tahun 2013, yaitu pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga da-pat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Selain itu ada juga pengertian wawancara dari Gunawan dan Setyadin, ialah percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu dan merupakan proses tanya jawab lisan di mana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik.

Fungsi wawancara pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu wawancara sebagai metode primer, dimana wawancara dijadikan satu-satunya alat pengumpul data, atau sebagai metode diberi kedudukan yang utama dalam serangkaian metode-metode pengumpulan data lainnya. Kedua, yaitu wawancara sebagai metode pe-lengkap, ialah ketika wawancara digunakan sebagai alat untuk mencari informasi-infor-masi yang tidak dapat diperoleh dengan cara lain. Dan yang terakhir, wawancara sebagai kriterium, yaitu pada saat-saat tertentu metode wawancara digunakan orang untuk men-guji kebenaran dan kemantapan suatu datum yang telah diperoleh dengan cara lain, seperti observasi, test, kuesioner, dan sebagainya. Dalam fungsinya sebagai kriterium ini, wawancara harus diselenggarakan dengan berhati-hati sebab untuk dijadikan batu penilai, wawancara tidak boleh diragukan kemampuannya untuk menggali fakta-fakta secara teliti.

Dalam tiga golongan fungsi itu tidak implisit bahwa golongan yang satu mempunyai harga yang lebih tinggi dari yang lain. Sebagai metode primer, wawancara mengemban suatu tugas yang sangat penting. Sebagai pelengkap metode, wawancara menjadi sum-ber informasi yang sangat berharga. Dan sebagai kriterium, wawancara menjadi alat yang memberikan pertimbangan yang memutuskan. Ditinjau dari segi tersebut, tiga fungsi pokok itu justru memperlihatkan bahwa wawancara merupakan suatu metode yang serba guna.

Melakukan percakapan dengan sumber yang berhubungan langsung pada kejadian yang sedang diamati oleh peneliti untuk mendapatkan informasi yang lebih objektif dan sesuai dengan pendekatan yang digunakan oleh peneliti. Pertanyaan yang diajukan

Page 19: elsasekar.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH PENELITIAN Penelitian Ini Dibuat Guna Memenuhi Syarat Tugas Akhir Mata Kuliah M.C.R. II - Qualitatif Diajukan Oleh: Nama: Tiara Alvernia

meliputi pertanyaan formal yakni tentang awal mula kasus itu terjadi hingga pada manaje-men krisis yang digunakan oleh perusahaan untuk mengantisipasi berbagai kejadian tersebut. Interview atau wawancara merupakan alat pengumpulan data yang sangat pent-ing dalam penelitian komunikasi kualitatif yang melibatkan manusia sebagai subyek (pelaku) sehubungan dengan realitas atau gejala yang dipilih untuk diteliti. Waawancara dilaksanakan di Dunia fantasi, tepatnya di area wahana arung jeram.

Beberapa pertanyaan yang diajukan kepada narasumber:1. Apakah anda menyesali kejadian yang telah terjadi dan telah memakan beberapa kor-

ban?2. Pada kecelakaan itu terjadi, apa yang ada dibenak anda? Apakah anda ingin menyele-

saikan permasalahan dengan cara mengklarifikasi atau diamkan saja sampai kasus nya menghilang?

3. Bagaimana cara anda mengatasi kasus tersebut?4. Dengan adanya masalah tersebut, pastinya berdampak sangat buruk bagi perusahaan,

terutama reputasi perusahaan. Bagaimana cara anda menyikapi nya sehingga reputasi perusahaan kembali baik seperti semula lagi?

5. Apa saja yang anda lakukan kepada para public (terutama para korban) dan juga para karyawan pada saat dan setelah kejadian itu terjadi?

6. Ketika anda melakukan penanganan kasus tersebut, bagaimana reaksi para public dan juga apakah para stakeholder ikut berpartisipasi dalam menangani kasus yang ada?

7. Setelah kejadian tersebut, apakah anda langsung mencari tahu penyebab arung jeram itu terbalik? Dan apa yang menjadi penyebab arung jeram tersebut terbalik?

8. Apakah klarifikasi, solusi, dan keputusan anda dapat diterima oleh public?9. Apakah menurut anda manajemen krisis yang anda lakukan sudah benar?10.Apakah anda mengeluarkan kebijakan baru demi keselamatan para pengunjung?

Waktu Wawancara:

Jum’at, 15 Desember 2015

3.2.3 Narasumber

Definisi narasumber menurut Bagong Suyatna, narasumber ialah peranan dari seo-rang narasumber atau seorang informan dalam mengambil data yang akan digali dari orang-orang tertentu yang memiliki nilai dalam menguasai persoalan yang ingin diteliti dan mempunyai keahlian dalam berwawasan cukup. Adapun menurut Pasal 1 Angka 13 Per-medagri No. 33 Tahun 2007, yaitu mengenai pedoman penyelenggaraan penelitian dan pengembangan di lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah menyatakan bahwa tenaga ahli atau narasumber ialah orang yang memiliki kompetensi dibidang ilmu atau keahlian tertentu.

Dalam hal ini subyek sebagai sumber yang diwawancarai adalah:

1. Indra Kusuma, Senior Public Relations and Promotion Manager Taman Impian Jaya Ancol

Page 20: elsasekar.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH PENELITIAN Penelitian Ini Dibuat Guna Memenuhi Syarat Tugas Akhir Mata Kuliah M.C.R. II - Qualitatif Diajukan Oleh: Nama: Tiara Alvernia

Tugas dari narasumber itu sendiri adalah memberikan suatu informasi yang dimana informasi tersebut hanya narasumber saja yang tau “mengetahui peristiwa/kejadian” yang nantinya akan didiskusikan di diskusi tersebut ” inti dari narasumber”.

Syarat-syarat yang harus dimiliki oleh seorang narasumber agar dalam proses penyampaian materi menjadi optimal ialah:

1. Pamahaman tentang materi yang akan disampaikan. 2. Metode pengajaran yang menarik3. Pemanfaatn kemajuan teknologi.4. Disiplin waktu dan menghargai meoderator.5. Dan Interaktif.

Dari penjelasan diatas mengenai syarat-syarat narasumber dan sebagai internal dari Taman Impian Jaya Ancol dan bersedia untuk diwawancarai oleh peneliti.

2. Kapolrestabes Jakarta Utara Kombes Pol Budi Yanto

3.2.4 Unit Analisis

Pada penelitian studi kasus, unit analisis terdapat pada obyek penelitian sebagai studi kasus. Karena penelitian studi kasus menempatkan kasus sebagai obyek penelitian yang harus diteliti secara menyeluruh, kasus tidak dapat disamakan dengan contoh atau sampel yang mewakili suatu populasi, seperti yang dilakukan pada penelitian kuantitatif. Kasus mewakili dirinya sendiri secara keseluruhan pada lingkup yang dibatasi oleh kondisi tertentu sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian. Pembatasan dapat dilakukan dari berbagai sudut pandang, seperti pembatasan lokasi, waktu, pelaku dan fokus substansi. Studi kasus juga memandang kasus sebagai fenomena yang bersifat kontemporer, berarti kasus tersebut sedang atau telah selesai terjadi, tetapi masih memiliki dampak yang dapat dirasakan pada saat penelitian dilaksanakan, atau yang dapat menunjukkan perbedaan dengan fenomena yang biasa terjadi. Dengan kata lain, sebagai bounded system (sistem yang dibatasi), penelitian studi kasus dibatasi dan hanya difokuskan pada hal-hal yang be-rada dalam batas tersebut. Pembatasan dapat berupa waktu maupun ruang yang terkait dengan kasus tersebut. Selain itu juga dilakukan pada kondisi sebenarnya, dengan kata lain penelitian studi kasus menggunakan salah satu karakteristik pendekatan penelitian kualitatif, yaitu meneliti obyek pada kondisi yang terkait dengan kontekstualnya. Penelitian studi kasus meneliti kehidupan nyata, yang dipandang sebagai kasus. Kehidupan nyata itu sendiri adalah suatu kondisi kehidupan yang terdapat pada lingkungan hidup manusia baik sebagai individu maupun anggota kelompok yang sebenarnya. Studi kasus juga menggu-nakan berbagai sumber data. Seperti telah dijelaskan di dalam bagian karakteristik peneli-tian kualitatif, pengggunaan berbagai sumber data dimaksudkan untuk mendapatkan data yang terperinci dan komprehensif yang menyangkut obyek yang diteliti. Disamping itu, hal tersebut juga dimaksudkan untuk mencapai validitas dan realibilitas penelitian. Dengan adanya berbagai sumber data tersebut, peneliti dapat meyakinkan kebenaran dan keaku-ratan data yang diperolehnya dengan mengecek saling-silangkan antar data yang diper-oleh. Yang terakhir, yaitu menggunakan teori sebagai acuan penelitian. Karakteristik penelitian studi kasus yang relatif berbeda dibandingkan dengan strategi atau metoda penelitian studi kasus yang lain adalah penggunaan teori sebagai acuan penelitian. Berdasarkan pemikiran induktif yang bermaksud untuk membangun pengetahuan-penge-tahuan baru yang orisinil, penelitian kualitatif selalu dikonotasikan sebagai penelitian yang menolak penggunaan teori sebagai acuan penelitian. Penggunaan teori sebagai acuan di-anggap dapat mengurangi orisinalitas temuan dari penelitian kualitatif.

Page 21: elsasekar.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH PENELITIAN Penelitian Ini Dibuat Guna Memenuhi Syarat Tugas Akhir Mata Kuliah M.C.R. II - Qualitatif Diajukan Oleh: Nama: Tiara Alvernia

Ketika tragedi itu terjadi secara tiba-tiba dan mengagetkan seluruh pihak, selaku penanggung jawab Dunia Fantasi langsung berdatangan ke lokasi kejadian. Sebelum menelaah apa yang menyebabkan terjadi nya tragedi arung jeram terbalik, para karyawan membantu para korban untuk dilarikan ke rumah sakit terdekat. Sesudah nya, pihak Dunia Fantasi meminta maaf atas kejadian yang telah terjadi, bukan hanya kepada korban tapi juga para pengungjung lain nya karena pastinya para pengunjung memiliki rasa takut dan panik ketika kejadian itu terjadi. Pihak Dunia Fantasi pun juga memberikan jaminan kepada para korban sebagai tanda permohonan maaf. Setelah itu, para teknisi Dunia Fan-tasi mencoba mencari apa yang menyebabkan terjadi nya tragedi tersebut. Ketika sudah mendapatkan alasan nya, Public Relation Dunia Fantasi memberikan klarifikasi sekaligus meminta maaf yang sebesar-besarnya, dan mengakui bahwa apa yang telah terjadi adalah kesalahan dari pihak Dunia Fantasi. Itu semua dilakukan agar tidak adanya ke-salahpahama pada pemikira masyarakat dan agar mereka tidak merasa takut untuk berkunjung dan memainkan wahana di Dunia Fantasi.

3.3 Fokus Penelitian

Page 22: elsasekar.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH PENELITIAN Penelitian Ini Dibuat Guna Memenuhi Syarat Tugas Akhir Mata Kuliah M.C.R. II - Qualitatif Diajukan Oleh: Nama: Tiara Alvernia

Objek Penelitian Elemen Evidensi

Analisis Manajemen Krisis Pub-lic Relations Dunia Fantasi dalam Menangani Kasus Arung Jeram Terbalik

Teori Utama(Public Relations dan Manajeme Krisis)Tahapan Krisis:1. Tahap Pre-crisis2. Tahap Warning3. Tahap Acute4. Tahap Clean-up5. Tahap Post Crisis

1. Tahap Pre-crisis adalah con-dos sebelum sebuah krisis muncul. Benih krisis sudah ada sehingga jika muncul su-atu kesalahan yang kecil saja, krisis dapat terjadi

2. Tahap warning dianggap se-bagai salad satu tahapan yang paling penting dalam ke-hidupan krisis. Didalamnya, suatu masalah uhntuk per-tama kalinya dikenali, dapat dipecahkan, diakhiri sela-manya atau dibiarkan berkem-bang menuju kepada kerusakan yang menyeluruh

3. Tahap acute yaitu pada tahap ini krisis mulai terbentuk, me-dia dan publik mulai menge-tahui adanya masalah

4. Tahap clean-up adalah say masala melewati tahap warn-ing tanpa diselesaikan, maka dari itu kerusakan perusahaan mulai timbul

5. Tahap post-crisis adalah that yang telah disebutkan se-belumnya, yakni perusahaan seharusnya bereaksi saat su-atu krisis muncul ke tahap warning

STUDI KASUS Teori Pendukung- Penanganan kasus

Penanganan kasus adalah saat-saat dimana Dunia Fantasi men-coba menangani kasus arung jeram terbalik dan membuat para publik kembali percaya kepada tempat wisata dan wahana terse-but, serta membuat reputasi men-jadi baik kembali seperti sedia kala.

3.4 Tahap Analisa Data

Page 23: elsasekar.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH PENELITIAN Penelitian Ini Dibuat Guna Memenuhi Syarat Tugas Akhir Mata Kuliah M.C.R. II - Qualitatif Diajukan Oleh: Nama: Tiara Alvernia

Penelitian ini menggambarkan metode deskriptif dengan analisis kualitatif berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan dan kepustakaan. Data dianalisis secara detail dan sistematis sehingga dapat menjelaskan implementasi strategi Public Relations dan manajemen krisis Dunia Fantasi, Jakarta pada kasus arung jeram terbalik.

Salah satu karakteristik utama dalam melakukan analisis data kualitatif adalah ke-mampuan menganalisa dengan mencermati data-data yang ada, untuk kemudian diinter-pretasi berdasarkan kerangka pemikiran atau kerangka teori yang digunakan. Dalam men-ganalisa data kualitatif, terdapat empat komponen utama yaitu pengumpulan data, reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan. Semuanya saling berkaitan dan menentukan hasil akhir analisis.a. Pengumpulan Data

Data dikumpulkan berdasarkan teknik pengumpulan data yang telah dipaparkan di-atas yang meliputi observasi, wawancara, mencatat dokumen dan studi pustaka.

b. Reduksi DataMerupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dan abstraksi data

(kasar) yang ada dalam fieldnote. Fieldnote merupakan catatan hasil wawancara dan ob-servasi pada penelitian data kualitatif. Reduksi data adalah bagian dari analisis yang mempersingkat dan membuat fokus serta membuang hal yang tidak penting, mengatur data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat dilakukan.

c. Sajian DataSajian informasi dalam bentuk kalimat yang disusun secara logis dan sistematis se-

hingga mudah dipahami. Sajian data ini harus mengacu pada rumusan masalah yang di-jadikan sebagai pertanyaan penelitian sehingga yang tersaji adalah deskripsi mengenai kondisi yang menceritakan dan menunjuk permasalahan yang ada.

d. Penarikan KesimpulanKesimpulan merupakan hal penting sebagai upaya untuk melakukan justifikasi

temuan peneliti. Justifikasi dilakukan dengan cara menarik hubungan dari latar belakang permasalahan dan tujuan penelitian untuk mencari jawaban hasil penelitian yang selanjut-nya dianalisis. Dengan demikian, kesimpulan merupakan penegasan dari temuan peneli -tian yang telah dianalisis.

Untuk dapat menganalisis data, peneliti terlebih dahulu harus melakukan penelitian dengan jalan mengumpulkan sebanyak-banyaknya data yang berhubungan dengan penelitian (data collection). Pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka dan wawancara dengan informan yang sesuai dengan penelitian. Setelah data terkumpul, data diseleksi (data reduction), agar dapat ditarik suatu kesimpulan (conclusions), sehinggadata dapat ditampilkan (data display). Akan tetapi jika data yang Data Collection Conclu-sions: Drawinger Data Display Data Reduction terkumpul belum bisa mencapai kesimpu-lan yang sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian, maka peneliti harus kembali melakukan pengumpulan data (data collection), atau perlu melakukan pengujian kebe-naran data kembali (drawing/verifying), sehingga dapat dicapai kesimpulan (conclusions) dan tampilan data yang diinginkan (data display).

3.5 Teknik Keabsahan Data

Page 24: elsasekar.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH PENELITIAN Penelitian Ini Dibuat Guna Memenuhi Syarat Tugas Akhir Mata Kuliah M.C.R. II - Qualitatif Diajukan Oleh: Nama: Tiara Alvernia

Salah satu cara paling peneting dan mudah dalam uji keabsahan hasil penelitian adalah dengan melakukan triangulasi peneliti, metode, teori, dan sumber data. Terdapat 4 mazam triangulasi, yaitu:a. Triangulasi Kejujuran Peneliti

Cara in dilakukan untuk menguji kejujuran, subyektivitas, dan kemampuan merekam data oleh peneliti.b. Triangulasi dengan Sumber Data

Dilakukan dengan membandingkan dan mengecek kembal suatu informasi yang diperoleh dengan cara dan waktu yang berbeda. Triangulasi sumber datd juga member kesempatan untuk dilakukannya hal-hal sebagai berikut: hasil penelitian dilakuka oleh re-sponden, mengoreksi kekeliruan oleh sumber data, menyediakan tambahan informasi se-cara sukarela, memasukkan infrmasi dalam rancah peneliti lalu menciptakan kesempatan untuk mengikhtisarkan sebagai langkah awal analisis data dan menilai kecukupan menyeluruh data yang dikumpulkan.c. Triangulasi dengan Metode

Dilakukan untuk melakukan pengecekan terhadap pengguna metode pengumpulan data, apakah informasi dengan metode interview sama dengan metode-metode lainya. d. Triangulasi dengan Teori

Dilakukan dengan menggunakan teori, hubungan dan menyertakan penjelasan yang muncul dari analisis untuk mencari tema atau penjelasan pembanding.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Triangulasi dengan Sumber Data.

3.6 Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan dari tanggal 22 Oktober 2017 - 16 Januari 2018 di Dunia Fantasi, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara.

Page 25: elsasekar.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH PENELITIAN Penelitian Ini Dibuat Guna Memenuhi Syarat Tugas Akhir Mata Kuliah M.C.R. II - Qualitatif Diajukan Oleh: Nama: Tiara Alvernia

DAFTAR PUSTAKA

1. http://repository.upnyk.ac.id/1302/1/SKRIPSI.pdf 2. https://www.kompasiana.com/anatasia/public-relations-definisi-fungsi-tugas-

dan-tujuan_57f7a5f45fafbdef14d655363. http://klikbelajar.com/umum/observasi-pengamatan-langsung-di-lapangan/ 4. https://www.kompasiana.com/nikeriandini/apa-manfaat-dan-bagaimana-cara-ob -

servasi_54f476e47455137e2b6c8c8b5. http://bukuklik.blogspot.co.id/2015/03/pengertian-observasi-lapangan-yang-

sesungguhnya.html6. https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_Krisis 7. http://isnaputrinana.blogspot.co.id/2013/04/pendekatan-kualitatif-dan-kuanti -

tatif.html8. http://faris12metalcore.blogspot.co.id/2015/05/pengertian-dan-fungsi-wawan -

cara-menurut.html9. http://mainartikel.blogspot.co.id/2014/12/teknik-wawancara.html 10. Pambayun, Ellys Lestari. 2014. One Stop: Qualitative ResearchMethodol-

ogy in Communication: Konsep, Panduan, dan Aplikasi.Jakarta : Lentera Ilmu Cendekia.