BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Retail 2.1.1 Bisnis Ritel Kata ritel berasal dari bahasa Perancis, ritellier , yang berarti memotong ataumemecah sesuatu. Usaha ritel atau eceran (retailing) dapat dipahami sebagai semuakegiatan yang terlibat dalam penjualan barang atau jasa secara langsung kepadakonsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan penggunaan bisnis.Ritel jugamerupakan perangkat dari aktivitas-aktivitas bisnis yang melakukan penambahannilai terhadap produk-produk dan layanan penjualan kepada para konsumen untukpenggunaan atau konsumsi perseorangan maupun keluarga.Seringkali orang-orangberanggapan bahwa ritel hanya berarti menjual produk-produk di toko.Tetapi, riteljuga melibatkan layanan jasa, seperti jasa layanan 11
43
Embed
library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewIstilah strategi juga sering digunakan dalam bisnis ritel, seperti strategi merchandise, strategi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Retail
2.1.1 Bisnis Ritel
Kata ritel berasal dari bahasa Perancis, ritellier , yang berarti memotong
ataumemecah sesuatu. Usaha ritel atau eceran (retailing) dapat dipahami sebagai
semuakegiatan yang terlibat dalam penjualan barang atau jasa secara langsung
kepadakonsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan penggunaan
bisnis.Ritel jugamerupakan perangkat dari aktivitas-aktivitas bisnis yang
melakukan penambahannilai terhadap produk-produk dan layanan penjualan
kepada para konsumen untukpenggunaan atau konsumsi perseorangan maupun
keluarga.Seringkali orang-orangberanggapan bahwa ritel hanya berarti menjual
produk-produk di toko.Tetapi, riteljuga melibatkan layanan jasa, seperti jasa
layanan antar (delivery service) ke rumahrumah dan tidak semua ritel dilakukan di
dalam toko. (Utami2006, p4)
Menurut Berman dan Evans (2007, p4), ritel meliputi kegiatan usaha yang
terlibat dalam penjualan barang dan jasa kepada konsumen untuk keperluan
pribadi, keluarga, atau rumah tangga.Para peritel berupaya memuaskan kebutuhan
konsumen dengan mencari kesesuaian antara barang-barang yang dimilikinya
dengan harga, tempat, dan waktu yang diinginkan pelanggan.Ritel juga
menyediakan pasar bagi para produsen untuk menjual produk-produk
11
mereka.Dengan demikian ritel adalah kegiatan terakhir dalam jalur distribusi yang
menghubungkan produsen dengan konsumen.Jalur distribusi adalah sekumpulan
atau beberapa perusahaan yang memudahkan penjualan kepada konsumen sebagai
tujuan akhir.
2.1.2 Strategi Ritel
Istilah strategi juga sering digunakan dalam bisnis ritel, seperti strategi
merchandise, strategi lokasi, strategi promosi, ataupun strategi penetapan merek
yang dikeluarkan oleh pihak ritel itu sendiri (private label).Strategi tersebut
memengaruhi keputusan ritel terutama pengambilan keputusan yang
strategis.Menurut Berman dan Evans (2007, p12), strategi ritel adalah keseluruhan
rencana atau kerangka kerja yang memandu actions dari peritel.Strategi ritel
idealnya hanya bertahan selama satu tahun.
Setiap peritel, tanpa melihat bentuk atau jenis ritel tersebut, harus
menggunakan enam langkah perencanaan strategi sebagai berikut:
1. Menentukan jenis bisnis yang berkenaan dengan kategori barang atau jasa
danorientasi khusus perusahaan tersebut (seperti full service).
2. Menentukan tujuan jangka panjang dan pendek untuk sales dan profit ,
pangsapasar, citra, dan sebagainya.
3. Menentukan target pasar berdasarkan karakteristik (seperti jenis kelamin
danlevel pendapatan) dan kebutuhan konsumen.
12
4. Merancang rencana jangka panjang, keseluruhan yang memberikan
arahanumum untuk perusahaan.
5. Mengimplementasikan strategi integral yang menggabungkan faktor-
faktorseperti lokasi toko, product assortment , harga, iklan, dan etalase
untukmencapai tujuan.
6. Secara teratur mengevaluasi kinerja dan memperbaiki kelemahan atau
masalahmasalah ketika diobservasi.
Menurut Utami (2006, p56), strategi ritel adalah pernyataan yang menjelaskan beberapa
hal berikut ini:
1. Pasar sasaran (target market), yaitu segmen-segmen pasar yang
direncanakanuntuk dilayani terkait dengan aktivitas memfokuskan sumber
daya yang harusdisiapkan oleh ritel.
2. Format yang direncanakan akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan
targetpasar. Format ritel adalah gabungan ritel yang didasarkan pada sifat
atau ciri barang dan jasa yang ditawarkan, kebijakan penentuan harga,
pemasangan iklan dan program promosi, desain toko dan lokasi
khusus.
3. Dasar perencanaan ritel adalah untuk memperoleh keuntungan bersaing
yangdapat dipertahankan (sustainable competitive advantage), atau
keuntungan dari persaingan yang dapat dipertahankan dalam jangka
panjang.
13
Dengan demikian, tiap strategi ritel akan meliputi
(1) Pemilihan segmen target pasar dan penentuan format ritel dan
(2) Pengembangan keunggulan bersaing yang memungkinkan ritel
untuk mengurangi tingkat kompetensi yang dihadapi. Strategi ritel
dapat mengembangkan keunggulan bersaing yang memungkinkan
ritel untuk mengurangi tingkat kompetensi yang dihadapi.
2.1.3 Lokasi
Menurut Jiaqin Yan dan Huei Lee (1997) keputusan pemilihan lokasi
meliputiorganisasi perusahaan untuk menemukan lokasi, memindahkan lokasi
atau memperluas operasi perusahaan.Proses pengambilan keputusan fasilitas
lokasi antara lain identifikasi, analisis,Evaluasi dan seleksi alternative yang
ada.Gudang, toko ritel, terminal,dan lahan penyimpanan adalah fasilitas khusus
untuk pemilihan lokasi.Pemilihan lokasi biasanya dimulai dengan pengenalan
terhadap kebutuhan kapasitas tambahan.Keputusan ini kemudian dibuat untuk
memulai pencarianuntuk lokasi yang terbaik
Seperti yang telah di ketahui, pemilihan lokasi memiliki implikasi strategi
yang sangatpenting untuk operasi lokasi tersebut,karena keputusan lokasi
biasanya akanmelibatkan komitmen jangka panjang dari sumber daya dan tidak
dapat diubah ubah. Secara khusus, pemilihan lokasi mungkin mempunyai
pengaruh signifikan terhadap strategi posisi kompetitif perusahaandalam halbiaya
operasi, kinerja kecepatan pengiriman,dan fleksibilitas perusahaan untuk bersaing
dalampasar.
14
Lebih dari 90% penjualan ritel terjadi di toko. Dengan demikian,
pemilihanlokasi toko adalah salah satu keputusan strategis yang paling signifikan
di ritel.Menurut Cox dan Brittain (2004, p56), lokasi toko harus dipilih agar
dapatmencerminkan kebutuhan kelompok pelanggan yang telah didefinisikan
sebelumnya.(Berman dan Evans2007, p262) Keputusan lokasi sangatlah
kompleks, biayabisa sangat tinggi, hanya sedikit fleksibilitas sesaat lokasi telah
dipilih, dan atributatributlokasi mempunyai dampak yang besar terhadap strategi.
Sehingga, lokasi ritelyang tepat merupakan faktor penentu bagi keberhasilan
peritel.Pemilihan lokasimemerlukan pengambilan keputusan yang panjang karena
dalam pemilihan lokasiterdapat banyak kriteria yang harus dipertimbangkan,
seperti ukuran dan ciri-ciripopulasi, persaingan, akses transportasi, ketersediaan
parkir, lingkungan di sekitartoko, biaya properti, lama perjanjian, dan faktor
lainnya.Menurut Utami (2006, p104), hal yang membuat suatu lokasi memiliki
dayatarik secara spesifik adalah aksesibilitas.Aksesibilitas suatu lokasi adalah
suatukemudahan bagi konsumen untuk masuk dan keluar dari lokasi tersebut.
Analisis inimemiliki dua tahap, yaitu:
1. Analisis makro
Untuk mengukur aksesibilitas lokasi pada tingkat makro, ritel secara
bersamaan mengevaluasi beberapa faktor seperti pola-pola jalan, kondisi
jalan, dan hambatannya.
. 2. Analisis mikro
15
Analisis ini berkonsentrasi pada masalah-masalah pada sekitar lokasi,
seperti visibilitas, arus lalu lintas, parkir, keramaian, dan jalan masuk atau
jalan keluar.
Berdasarkan penelitian Yavas (1994), terdapat dua atribut utama dari
dimensi location, yaitu:
1. Lokasi yang mudah dijangkau.
2. Fasilitas parkir yang luas.
Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard (1995) yang dikutip oleh
Pujiastuti, terdapat empat atribut utama dari dimensi location, yaitu:
1. Waktu tempuh perjalanan menuju tempat berbelanja.
2. Kelancaran arus lalu lintas.
3. Banyaknya sarana transportasi yang menunjang.
4. Lingkungan sekitar yang aman.
2.2 Investasi
2.2.1 Pengertian Investasi
Investasi adalah upaya menanamkan faktor produksi langka, yakni dana,
kekayaan alam, tenaga ahli dan terampil, teknologi pada proyek tertentu baik
proyek tersebut baru atau perluasan proyek, dalam jangka panjang Husein Umar
(2003, p1).
16
Menurut Downes dan Goudman dalam buku studi kelayakan proyek
karangan Suratman (2001, p6) memberikan pengertian investasi sebagai
berikut:”..Investment can refer to financial investment (where an investor puts
money into avehicle) or to an investment of effort and time on the part of
individual who wants to reap profits from the success of his labor ..”
Dan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia investasi adalah penanaman
modal atauuang di suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh
keuntungan. Sehingga dapatdisimpulkan investasi adalah pengeluaran yang
ditujukan untuk mempertahankan atau meningkatkan persediaan kapital (capital
stock) yang diharapkan dapat memberikan pengembalian yang menguntungkan
dimasa yang akan datang.
2.2.2 Ciri-ciri Investasi
Ciri-ciri investasi berdasarkan pendapat Siswanto Sutojo (2000, p2)
adalah:
1. Investasi tersebut menyerap dan mengikat dana dalam jumlah besar.
2. Manfaat yang akan diperoleh perusahaan (misalnya keuntungan), baru
dapat dinikmati sepenuhnya beberapa masa setelah investasi dilakukan.
3. Tingkat resiko yang ditanggung perusahaan lebih tinggi.
4. Keputusan investasi proyek yang keliru, tidak dapat direvisi begitu saja,
seperti halnya keputusan memberikan kredit penjualan kepada pelanggan
baru secara tidak tepat, tanpa harus menderita kerugian yang cukup besar.
2.2.3 Manfaat Investasi
17
Manfaat investasi adalah untuk meningkatkan jumlah perdagangan ekspor,
menciptakan lapangan kerja baru, dan penghematan pengeluaran devisa (Siswanto
Sutojo 2000, p3).
2.3 Ekspansi
2.3.1 Pengertian Ekspansi
Berdasarkan pendapat Keown, Scott, Martin, dan Petty (2001, p231)
ekspansidimaksudkan sebagai perluasan modal, baik perluasan modal kerja saja,
atau modal kerja dan modal tetap, yang digunakan secara tetap dan terus–menerus
didalam perusahaan.
2.3.2 Bentuk-bentuk Dari Ekspansi
1. Business expansion atau ekspansi bisnis adalah Ekspansi yang dijalankan
tanpa mengakibatkan perubahan stuktur modal. Dalam bentuk ekspansi ini
perusahaan tidak menambah modal kerja saja dengan menggunakan
kapasitas produksi yang tersedia didalam perusahaan.Oleh karenanya
perusahaan tidak menambah aktiva tetap, maka tidaklah dibutuhkan
tambahan modal jangka panjang sehingga tidak mengakibatkan perubahan
struktur modalnya.Sering disebut juga ekspansi yang berangsur–angsur.
2. Financial expansion atau ekspansi keuangan adalah Ekspansi yang
dijalankan dengan membeli alat produksi tahan lama, memodernisir alat–
alat produksi yang lama, mendirikan pabrik baru, mengambil alih
perusahaan lain, penggabungan dengan perusahaan lain dan lain–lain.
Bentuk ekspansi yang membutuhkan tambahan modal jangka panjang,
18
sehingga bentuk ekspansi ini mengakibatkan perubahan struktur
modalnya.Sering disebut ekspansi yang melonjak.
2.3.3 Keuntungan–keuntungan Bagi Perusahaan Yang Mengadakan
Ekspansi
1. Adanya produksi yang ekonomis:
a. Makin besar perusahaan mempunyai kemungkinan yang lebih
besar untuk dapat bekerjadengan biaya produksi rata–rata atau harga
pokok yang lebih rendah.
b. Penggunaan yang lebih efisien.
c. Adanya stabilitasi dalam produksi dan makin berkurangnya