Top Banner
I N D U S T R I
78

 · Web viewDemikian pula, mesin dan peralatan pabrik kopi berupa mesin pemasuk kopi (coffe pump), pemecah kopi (huller), pengaduk (pulper) dan pengering kopi (dryer) telah mampu

Jan 09, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1:  · Web viewDemikian pula, mesin dan peralatan pabrik kopi berupa mesin pemasuk kopi (coffe pump), pemecah kopi (huller), pengaduk (pulper) dan pengering kopi (dryer) telah mampu

I N D U S T R I

Page 2:  · Web viewDemikian pula, mesin dan peralatan pabrik kopi berupa mesin pemasuk kopi (coffe pump), pemecah kopi (huller), pengaduk (pulper) dan pengering kopi (dryer) telah mampu
Page 3:  · Web viewDemikian pula, mesin dan peralatan pabrik kopi berupa mesin pemasuk kopi (coffe pump), pemecah kopi (huller), pengaduk (pulper) dan pengering kopi (dryer) telah mampu

BAB VIII

I N D U S T R I

A. PENDAHULUAN

Sebagaimana diamanatkan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara, pembangunan industri adalah bagian dari usaha jangka panjang untuk merubah struktur ekonomi yang tidak seimbang karena terlalu bercorak pertanian ke arah struktur ekonomi yang lebih kokoh dan seimbang antara pertanian dan industri. Di samping itu pembangunan industri ditujukan untuk memper-luas kesempatan kerja, memeratakan kesempatan berusaha, me-ningkatkan ekspor, menghemat devise dan menunjang pembangunan daerah. Pelaksanaan perubahan struktur ekonomi tersebut, di-lakukan secara bertahap melalui rangkaian pelaksanaan Repe-lita.

Dalam kurun waktu 1983/84-1987/88 kebijaksanaan pemba-ngunan sektor industri tetap diarahkan pada upaya terciptanya struktur ekonomi yang lebih kokoh serta terwujudnya pening-katan kesejahteraan bangsa. Dalam hubungan ini proses indus-trialisasi ditempuh dengan cara meningkatkan usaha-usaha pen-dalaman struktur dan keterkaitan industri serta sejauh mung-kin mengkaitkannya dengan sektor ekonomi lainnya, meningkat-kan ekspor hasil industri, mengembangkan industri kecil, me-ngembangkan industri permesinan dan, elektronika, meningkatkan kemampuan rancang bangun dan rekayasa industri serta mening-katkan kemampuan tenaga industri. Hal tersebut merupakan pola pengembangan industri nasional yang diterapkan sesuai dengan amanat Garis-garis Besar Haluan Negara tahun 1983 yang juga merupakan bagian integral dari usaha penciptaan kerangka lan-dasan bagi tahap pembangunan selanjutnya.

449

Page 4:  · Web viewDemikian pula, mesin dan peralatan pabrik kopi berupa mesin pemasuk kopi (coffe pump), pemecah kopi (huller), pengaduk (pulper) dan pengering kopi (dryer) telah mampu

Selma periode tahun 1983/84-1987/88 hasil pembangunan sektor industri yang dicapai terus meningkat, sehingga dapat memberikan peranan yang cukup besar bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Laju pertumbuhan industri nonmigas dari tahun 1982 sampai dengan tahun 1986 mencapai sekitar 4,96% per tahun, yang berarti lebih besar bila dibandingkan dengan laju pertumbuhan produk domestik bruto dalam kurun waktu yang sama, sekitar 3,68% per tahun.

Kenaikan produksi hasil industri selama lima tahun ter-akhir, dimungkinkan oleh adanya kenaikan nilai produksi pada kelompok industri dasar, aneka industri dan industri kecil. Namun beberapa jenis industri tidak mengalami kenaikan pro-duksinya bahkan beberapa diantaranya menunjukkan penurunan nilai produksi.

Hal yang cukup menggembirakan dari perkembangan industri nasional adalah semakin meningkatnya peranan ekspor hasil industri terhadap ekspor nonmigas dalam tiga tahun terakhir ini, terutama ekspor hasil cabang industri tekstil dan cabang industri bahan bangunan. Bila pada tahun 1983 peranan nilai ekspor hasil industri terhadap ekspor nonmigas baru mencapai sekitar 64,3% dan terhadap ekspor nasional mencapai 15,2%, maka untuk tahun 1986 peranannya menjadi sekitar 69,4% ter-hadap ekspor, nonmigas dan 30,8% terhadap ekspor nasional. Sementara itu dalam tahun 1986 tercatat sebanyak 285 komoditi industri yang dapat memasuki pasaran internasional (meskipun sebagian besar dari komoditi tersebut masih memiliki nilai ekspor yang rendah) yang menunjukkan adanya prospek yang cukup cerah dalam usaha peningkatan ekspor hasil industri di mama mendatang.

Perkembangan industri nasional yang cukup pesat dalam tiga tahun terakhir ini terutama disebabkan oleh adanya usaha yang terus-menerus dilakukan dalam rangka menciptakan iklim industri yang lebih sehat, dan memperluas program keterkaitan yang telah mengakibatkan tercapainya pertumbuhan yang pesat pada industri yang melakukan program ekspor, dan pengembangan industri yang menghasilkan produk-produk industri dasar.

Di samping itu, secara terus-menerus juga dilaksanakan usaha peningkatan penguasaan teknologi terutama dalam kegiatan rancang bangun dan perekayasaan. Sampai saat ini di samping kemampuan rancang bangun pabrik gula, kelapa sawit, tekstil, kayu lapis dan pabrik-pabrik lainnya yang berskala menengah, telah dikuasai pula kemampuan yang berhubungan

450

Page 5:  · Web viewDemikian pula, mesin dan peralatan pabrik kopi berupa mesin pemasuk kopi (coffe pump), pemecah kopi (huller), pengaduk (pulper) dan pengering kopi (dryer) telah mampu

dengan perancangan dan pembuatan beberapa mesin serta perala-tan pabriknya.

Demikian pula dalam rangka meningkatkan mutu produk in-dustri telah dilakukan usaha penyusunan dan penerapan Standar Industri Indonesia (SII). Apabila sampai dengan akhir Repeli-ta III telah berhasil disusun 1.255 SII, maka hingga tahun 1987 hasil tersebut telah meningkat menjadi sebanyak 2.246 SII.

Perkembangan kelompok industri kecil juga menunjukkan kemajuan-kemajuan yang semakin berarti antara lain dalam penggunaan teknologi industri, pemasaran dan manajemen serta keterampilan para pengusaha kecil/pengrajin. Pembinaan in-dustri kecil dilaksanakan melalui sentra industri kecil yang diarahkan kepada bentuk usaha koperasi. Jumlah sentra in-dustri kecil yang telah dapat dibina selama empat tahun tera-khir mencapai sekitar 4.500 sentra yang tersebar di seluruh daerah.

Kelompok industri kecil ini memegang peranan strategis dalam usaha pemerataan kesempatan kerja dan peningkatan pen-dapatan. Industri kecil sampai saat ini telah mampu menyerap tenaga kerja sekitar 5,4 juta orang dengan 1,7 juta unit usa-hanya. Selanjutnya hasil ekspor dari industri kecil dari tahun ke tahun juga telah menunjukkan kenaikan, terutama untuk pro-duk-produk dari cabang industri kerajinan serta cabang indus-tri sandang dan kulit.

Sementara itu disadari pula bahwa usaha pembangunan industri perlu didukung oleh kecintaan dan kebanggaan masya-rakat terhadap produksi industri dalam negeri yang dicermin-kan oleh penggunaannya secara meluas di seluruh pelosok tanah air. Dalam hubungan itu, pada tanggal 1 Agustus sampai dengan 14 September 1985, berdasarkan Inpres Nomor 7 Tahun 1984 seka-ligus dalam rangka memperingati 40 tahun kemerdekaan Republik Indonesia di Jakarta telah diselenggarakan Pameran Produksi Indonesia (PPI). Penyelenggaraan pameran ini pada hakekatnya ditujukan untuk mendukung usaha peningkatan pertumbuhan eko-nomi nasional dengan meningkatkan kemampuan produksi dalam negeri melalui peningkatan dan penggunaannya oleh masyarakat, dengan membangkitkan kesadaran, kecintaan, semangat serta ke-banggaan rakyat Indonesia dalam menggunakan produksi bangsa sendiri. Sejalan dengan itu, untuk mengukur dan memperlihat-kan kemajuan yang telah dicapai oleh bangsa Indonesia dalam menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh pembangunan

451

Page 6:  · Web viewDemikian pula, mesin dan peralatan pabrik kopi berupa mesin pemasuk kopi (coffe pump), pemecah kopi (huller), pengaduk (pulper) dan pengering kopi (dryer) telah mampu

dan oleh masyarakat pada umumnya, dan sekaligus merupakan upaya promosi dalam negeri. Oleh karena usaha dan hasil usaha produksi berkaitan erat dengan keadaan di bidang-bidang lain-nya seperti sosial budaya, politik, dan pertahanan keamanan, maka pameran ini mengetengahkan pula perkembangan di berbagai bidang tersebut. Dengan demikian pameran ini bersifat menye-luruh mencakup berbagai bidang pembangunan nasional. Penye-lenggaraan PPI 1985 melibatkan berbagai kalangan, baik dari pemerintah maupun pihak swasta.

Dalam pameran tersebut diperlihatkan bahwa industri dalam negeri telah mampu memproduksi beraneka ragam kebutuhan masya-rakat dalam negeri maupun untuk keperluan ekspor dengan mutu yang cukup baik tidak kalah dengan barang-barang luar negeri. Kalau sebelum Repelita I hampir sebagian besar barang-barang impor adalah barang jadi, maka memasuki Repelita IV keadaan tersebut telah berubah, yakni barang-barang yang diimpor men-jadi barang-barang bahan baku penolong atau barang-barang mo-dal termasuk mesin-mesin pabrik.

Selama penyelenggaraannya, sekitar 9,6 juta orang telah mengunjungi PPI, baik yang berasal dari kalangan masyarakat dalam negeri yaitu para pengusaha, pelajar serta kelompok masyarakat lainnya maupun pengunjung dari luar negeri. PPI telah membangkitkan kesadaran dan kebanggaan masyarakat akan kemampuan dan keanekaragaman produksi dalam negeri, bahkan masyarakat dirangsang keinginan tahunya terhadap masalah-ma-salah yang berkaitan dengan suatu produk sehingga di samping masyarakat terdorong untuk lebih banyak menggunakan produksi dalam negeri, mereka diharapkan juga dapat terjun dalam ke-giatan produktif dengan menimba pengalaman dari industri yang sudah berjalan. Selanjutnya PPI telah berhasil pula menjadi arena promosi yang efektif, baik untuk pemasaran dalam negeri maupun ekspor. Selama berlangsungnya PPI tersebut, telah ter-jadi transaksi yang cukup besar untuk barang-barang ekspor.

B. LANGKAH-LANGKAH KEBIJAKSANAAN

Pembangunan industri yang dicapai sampai dengan tahun 1987/88 telah meningkat dengan pesat, dengan semakin lebih terarahnya langkah-langkah kebijaksanaan yang ditempuh dalam meningkatkan efisiensi industri nasional dan optimalisasi produksi, serta dalam meningkatkan ekspor dan nilai tambah.

452

Page 7:  · Web viewDemikian pula, mesin dan peralatan pabrik kopi berupa mesin pemasuk kopi (coffe pump), pemecah kopi (huller), pengaduk (pulper) dan pengering kopi (dryer) telah mampu

Dalam memasuki tahun pertama Repelita IV (1984/85) pem-bangunan sektor industri masih menghadapi berbagai masalah antara lain:

a. Sampai dengan Repelita III telah banyak hasil produksi dalam negeri yang dapat menggantikan produk impor, tetapi masih membutuhkan perlindungan karena cabang industri tersebut masih pada tahap awal produksi.

b. Perkembangan industri dalam negeri semakin menjurus ke arah hulu, dan belum memiliki keterkaitan yang mantap dalam proses produksi serta belum terjalin struktur in-dustri yang kokoh, sehingga tingkat ketergantungan ter-hadap bahan baku/bahan penolong, teknologi dan mesin-me-sin/peralatan impor masih cukup tinggi.

c. Perlindungan yang diberikan berupa tarif bea masuk yang tinggi ataupun dalam bentuk nontarif bermanfaat bagi in-dustri yang masih dalam tingkat pertumbuhan tetapi telah mengakibatkan rendahnya efisiensi dan produktivitas, se-hingga mengurangi daya saing hasil industri tersebut terhadap barang-barang impor dan barang-barang ekspor sejenis dari negara-negara lain.

d. Usaha mengembangkan ekspor hasil industri masih dihadap-kan pada permasalahan skala ekonomi yang kecil dan per-alatan/mesin yang sudah tua, sehingga mutu hasil produk menjadi rendah. Di samping itu biaya angkutan dan bongkar muat cukup tinggi dan tenaga kerja pada umumnya juga tidak terampil. Dalam pada itu tujuan pemasaran luar ne-geri masih terbatas pada negara-negara tertentu saja, di samping cenderung meningkatnya kebijaksanaan negara-ne-gara maju ke arah proteksionisme dalam bentuk peraturan tarif maupun nontarif (tata niaga, kuota dan sebagainya) yang dikenakan pada ekspor hasil industri Indonesia.

e. Pembangunan industri masih terkonsentrasi di Pulau Jawa dan belum tersebar secara lebih merata ke daerah-daerah, meski pun sejak Repelita III telah dirintis pembangunan industri dasar/kunci yang memanfaatkan sumber alam di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan lain-lain.

f. Selain itu, pengembangan industri kecil dan kerajinan rakyat yang berperan untuk menunjang pemerataan terutama di bidang perluasan kesempatan kerja, masih menghadapi hambatan, antara lain pemasaran hasil industri kecil belum terkait secara baik dengan industri besar dan me-

453

Page 8:  · Web viewDemikian pula, mesin dan peralatan pabrik kopi berupa mesin pemasuk kopi (coffe pump), pemecah kopi (huller), pengaduk (pulper) dan pengering kopi (dryer) telah mampu

nengah. Di samping itu juga masih banyak pengusaha indus-tri kecil yang menghasilkan barang-barang yang belum sesuai dengan standar mutu. Hal ini disebabkan karena masih sederhananya peralatan dan teknologi yang dipergu-nakan dan masih terbatasnya kemampuan dalam kewiraswas-taan, manajemen, dan permodalan.

g. Kemampuan nasional dalam melakukan rancang bangun dan perekayasaan industri masih terbatas.

h. Keterbatasan pemilikan modal, kemampuan berusaha dan ma-najemen serta kurangnya keahlian di bidang penelitian dan pengembangan.

Sesuai dengan amanat Garis-garis Besar Haluan Negara dan dengan memperhatikan hasil-hasil yang telah dicapai serta masalah dan kelemahan yang dihadapi sampai dengan Repelita III tersebut maka hal-hal yang mendapat perhatian dalam kurun waktu 1983/84-1987/88 adalah mengarahkan pembangunan industri agar dapat mendorong penciptaan struktur ekonomi nasional yang lebih seimbang dan kokoh serta dapat meningkatkan kese-jahteraan masyarakat. Kebijaksanaan ini dilaksanakan melalui penyusunan program terpadu yaitu meningkatkan pendalaman struktur industri melalui peningkatan keterkaitan antar-in-dustri secara vertikal dan horizontal serta keterkaitan antar sektor industri dan antara sektor industri dengan sek-tor ekonomi lainnya; meningkatkan pembinaan industri kecil sehingga membantu memecahkan masalah kesempatan kerja dan me-ningkatkan peranannya dalam proses pembentukan nilai tambah di sektor industri; meningkatkan kemampuan nasional dalam pembangunan industri melalui peningkatan kemampuan rancang bangun dan perekayasaan serta penguasaan teknologi proses produksi; meningkatkan ekspor hasil-hasil industri; serta se-cara keseluruhannya melalui pembangunan industri agar dapat mengubah bentuk masyarakat agraris menjadi masyarakat indus-tri.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka kebijaksana-an pembangunan industri yang ditempuh dalam masa 1983/84 - 1987/88 bertumpu pada Pola Pengembangan Industri Nasional yang berintikan 6 butir kebijaksanaan, yaitu (1) Pengem-bangan industri dilaksanakan dengan sejauh mungkin diarahkan untuk memperdalam dan memantapkan struktur industri dengan memperluas keterkaitannya pada berbagai kegiatan di bidang ekonomi guna memanfaatkan sumber alam serta meningkatkan nilai tambah; (2) Pengembangan industri permesinan dan elek-

454

Page 9:  · Web viewDemikian pula, mesin dan peralatan pabrik kopi berupa mesin pemasuk kopi (coffe pump), pemecah kopi (huller), pengaduk (pulper) dan pengering kopi (dryer) telah mampu

tronika dilakukan guna sejauh mungkin memenuhi kebutuhan barang-barang modal; (3) Pengembangan industri kecil, ter-utama melalui pembinaan sentra-sentra yang pada gilirannya diarahkan untuk membentuk koperasi industri kecil guna meningkatkan produktivitas, memperbaiki mutu produksi, serta melancarkan arus pemasaran termasuk ekspor; (4) Pengembangan program ekspor komoditi industri yang ditujukan guna menghin-darkan ketergantungan ekonomi nasional pada pendapatan nega-ra yang berasal dari ekspor minyak dan gas bumi; (5) Pengem-bangan kemampuan perangkat lunak, baik dalam penelitian dan pengembangan terapan maupun dalam rancang bangun dan pereka-yasaan diarahkan pada pencapaian kemandirian dalam kemampuan teknologi canggih; (6) Pengembangan kemampuan tenaga kerja industri dilaksanakan melalui pembinaan, pendidikan dan la-tihan yang menyangkut manajemen, keahlian, kejuruan, keteram-pilan dan kewiraswastaan.

Usaha pengembangan industri tersebut secara berkesinam-bungan disertai dengan langkah-langkah seperti peningkatan efisiensi, penerapan perlindungan industri melalui tarif bea masuk, penyempurnaan iklim industri, penyempurnaan aspek skala ekonomi, teknologi, struktur modal, manajemen dan seba-gainya; pemanfaatan kapasitas nasional terpasang; peningkatan nilai tambah melalui program keterkaitan yang luas, baik antar-industri maupun antara industri dengan sektor ekonomi lainnya.

Untuk menunjang langkah-langkah kebijaksanaan tersebut, disusun suatu landasan hukum bagi pengaturan pembinaan dan pengembangan industri nasional yang mantap, sekaligus merupa-kan kepastian hukum serta perlindungan hukum bagi kegiatan industri. Produk-produk hukum yang telah diterbitkan antara lain adalah Undang-undang No. 5 Tahun 1984 yang berisikan landasan pokok bagi pengaturan, pembinaan dan pengembangan industri nasional; Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 1986, yang mengatur kewenangan atas kelompok dan jenis industri; Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 1987, yang mengatur izin usaha industri; dan Keputusan Presiden RI No. 16 Tahun 1987, yang mengatur penyederhanaan pemberian izin usaha industri.

Sejalan dengan kebijaksanaan tersebut, telah digariskan kebijaksanaan pengelompokan Industri Nasional dalam tiga ke-lompok yaitu industri dasar, industri hilir (aneka industri) dan industri kecil.

Dalam kelompok industri dasar dikenal dua subkelompok

455

Page 10:  · Web viewDemikian pula, mesin dan peralatan pabrik kopi berupa mesin pemasuk kopi (coffe pump), pemecah kopi (huller), pengaduk (pulper) dan pengering kopi (dryer) telah mampu

yaitu industri mesin dan logam dasar serta industri kimia dasar. Misi kelompok industri dasar mencakup dua hal yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan memperkuat struktur in-dustri. Dalam hubungan ini kelompok industri hilir mempunyai misi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan, sedangkan industri keci1 mempunyai peranan pemerataan. Tekno-logi yang dipergunakan pada kelompok industri dasar adalah teknologi maju dan teruji, di mama kelompok industri hilir dapat menggunakan teknologi maju teruji atau teknologi madya, sedangkan kelompok industri kecil menetapkan teknologi madya atau sederhana.

Dilihat dari penggunaan tenaga kerja, maka kelompok in-dustri dasar bersifat tidak padat karya namun dapat menimbul-kan dan merangsang kegiatan ekonomi lanjutan pada penumbuhan kelompok industri hilir dan kecil serta kegiatan jasa. Selan-jutnya kelompok industri hilir dapat bersifat tidak padat karya ataupun padat karya sedangkan kelompok industri kecil bersifat padat karya. Sementara itu, pelaksanaan program ekspor sektor industri pada tahap awal industrialisasi diti-tik-beratkan pada kelompok aneka industri, kemudian disusul oleh kelompok industri dasar dan kelompok industri kecil.

Dalam usaha meningkatkan daya saing industri nasional, maka iklim pembangunan di sektor industri perlu dimantapkan. Untuk itu, telah dilakukan berbagai langkah kebijaksanaan deregulasi, antara lain:

1. Deregulasi perbankan bulan Juli 1983 yang meniadakan pagu kredit dan suku bunga perbankan ditentukan atas dasar mekanisme pasar.

2. Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai tahun 1983 yang menghilangkan pajak ganda.

3. Inpres No. 5/1984 tentang pedoman penyederhanaan dan pe-ngendalian perizinan di bidang usaha.

4. Inpres No. 4/1985 tentang kebijaksanaan kelancaran arus barang untuk menunjang kegiatan ekonomi.

5. Paket kebijaksanaan 6 Mei 1986 yang ditujukan untuk lebih mendorong ekspor nonmigas dan memperbaiki iklim investasi.

6. Kebijaksanaan 25 Oktober 1986 sebagai kelanjutan dari ke-bijaksanaan devaluasi dan kebijaksanaan lain sebelumnya,

456

Page 11:  · Web viewDemikian pula, mesin dan peralatan pabrik kopi berupa mesin pemasuk kopi (coffe pump), pemecah kopi (huller), pengaduk (pulper) dan pengering kopi (dryer) telah mampu

yang meliputi : (a) Kebijaksanaan penurunan biaya produk-si bagi bahan baku dan bahan penolong yang belum dipro-duksi di dalam negeri. Adapun langkah yang diambil adalah menurunkan bea masuk menjadi 0% bagi 59 komoditi yang se-mula mempunyai bea masuk sekitar 5% - 30%, dan menurun-kan bea masuk menjadi 5% bagi 94 komoditi yang semula mempunyai bea masuk sekitar 10% - 40%; (b) Kebijaksanaan perlindungan produksi dalam negeri yang lebih efisien me-lalui sistem tarif. Kebijaksanaan ini dituangkan dalam SK Menteri Perdagangan No. 307/KP/X/86 tanggal 25 Oktober 1986 tentang penyederhanaan ketentuan di bidang impor dan SK Menteri Keuangan No. 915/KMK.05/1986 tanggal 25 Okto-ber 1986 tentang perubahan tarif bea masuk atas impor barang-barang tertentu dan penetapan barang impor yang dapat dikenakan bea masuk tambahan; (c) Kebijaksanaan fa-silitas swap yang tidak dibatasi oleh pagu; (d) Kebijak-sanaan di bidang modal tentang penyertaan saham asing dalam perusahaan yang sudah berjalan.

7. Kebijaksanaan 15 Januari 1987 menyangkut tata niaga empat cabang industri yaitu industri tekstil, industri baja, industri mesin dan mesin listrik, industri kendaraan ber-motor; serta menurunkan tarif bea masuk atas beberapa pos tarif industri. Di cabang industri tekstil diberikan ke-mudahan dan penyederhanaan tata niaga serta tarif bea ma-suk yang rendah bagi produk bahan baku yang belum dipro-duksi di dalam negeri, terutama hasil produksi untuk di ekspor. Di samping itu diberikan keleluasaan perizinan bagi perluasan dan proyek baru. Dalam hal ini terdapat 478 produk industri tekstil yang ditetapkan, dengan kri-teria: 92 nomor pos tarif dibebaskan dan hanya diatur me-lalui tarif bea masuk; 155 nomor pos tarif yang impornya dilaksanakan melalui importir terdaftar atau importir produsen; 18 nomor pos tarif importirnya melalui importir terdaftar; 2 nomor pos tarif importirnya dilaksanakan me-lalui importir produsen. Khusus untuk produk batik dan tekstil bermotif batik, sebanyak 251 nomor pos tarif di-kenakan kuota nol. Dalam cabang industri logam dasar, produk baja yang belum dihasilkan di dalam negeri dikena-kan tarif yang rendah dan sebagian dibebaskan dari pola tata niaga. Dalam hal ini terdapat 92 nomor pos tarif produksi industri baja dengan pengaturan 11 nomor pos tarif dibebaskan dari tata niaga dan diatur hanya melalui tarif bea masuk, 5 nomor pos tarif dibebaskan dari tata niaga dan impornya dilaksanakan melalui importir terdaf-tar dan importir produsen, 2 nomor pos tarif dibebaskan

457

Page 12:  · Web viewDemikian pula, mesin dan peralatan pabrik kopi berupa mesin pemasuk kopi (coffe pump), pemecah kopi (huller), pengaduk (pulper) dan pengering kopi (dryer) telah mampu

dari tata niaga dan impornya dilaksanakan melalui impor-tir produsen serta 74 nomor pos tarif diatur melalui tata niaga.

8. Paket Pebruari 1987, dalam rangka meningkatkan produksi kendaraan bermotor. Hal ini dituangkan dalam SK Menteri Perindustrian No. 34/M/SK/2/1987 tanggal 3 Pebruari 1987 mengenai pola peningkatan kemampuan penggunaan komponen baik yang bersumber dari produksi dalam negeri maupun impor (multi sourcing) baik untuk kendaraan bermotor mau-pun untuk kendaraan penumpang. Langkah-langkah yang di-ambil ditujukan untuk mendorong penyusunan penggunaan bagian, subbagian dan perlengkapan kendaraan bermotor produksi dalam negeri. Hal ini dilakukan dengan membebas-kan bea masuk dan mengatur tata niaga atas kendaraan ber-motor yang memberlakukan pelarangan masuk Completely Built Up (CBU), Completely Knocked Down (CKD) kendaraan niaga 0%, CKD kendaraan penumpang 100%, CKD sepeda motor 30%. Bagi komponen yang sudah dibuat di dalam negeri di-berikan tarif bea masuk rata-rata 50%. Dalam cabang in-dustri mesin, sebagaimana dituangkan dalam SK Menteri Perindustrian No. 36/M/SK/2/1987 tanggal 4 Pebruari 1987, sasaran kebijaksanaan diarahkan untuk mendorong kreativi-tas pengusaha yang bergerak dalam industri mesin dengan memberikan kesempatan yang luas bagi pemanfaatan pabrik-pabrik mesin dan bengkel perawatan serta pemeliharaan yang ada, oleh industri pengolahan yang ada dengan me-ngembangkan kemampuan rancang bangun dan perekayasaan untuk membuat mesin dan mesin peralatan pabrik dalam arti luas. Dalam cabang industri mesin listrik, kebijak-sanaan ini diarahkan untuk mendorong kreativitas para pengusaha dengan memberikan kesempatan luas bagi peman-faatan fasilitas produksi yang dimilikinya dengan mengem-bangkan kemampuan rancang bangun dan perekayasaan untuk membuat mesin listrik dalam arti lugs yaitu yang termasuk dalam kategori industri mesin listrik berputar, pengubah tegangan, pengubah arus dan pengontrol tegangan, perleng-kapan hubung bagi komponen listrik, instrumen listrik, kabel listrik serta industri peralatan listrik rumah tangga.

9. KEPPRES No. 16/1987 tanggal 10 Juni 1987, tentang penye-derhanaan pemberian izin usaha industri, yang disertai dengan SK Menteri Perindustrian No. 154/M/SK/6/1987 ten-tang penetapan jenis-jenis industri dalam rangka penye-derhanaan izin usaha industri.

458

Page 13:  · Web viewDemikian pula, mesin dan peralatan pabrik kopi berupa mesin pemasuk kopi (coffe pump), pemecah kopi (huller), pengaduk (pulper) dan pengering kopi (dryer) telah mampu

10. KEPPRES No. 15/1987 tentang Daftar Skala Prioritas.

11. Paket kebijaksanaan 24 Desember 1987. Yang menyangkut industri antara lain adalah penurunan tarif bea masuk untuk 65 nomor pos tarif, pembebasan tata niaga sebanyak 111 nomor pos tarif, termasuk didalamnya 56 produk in-dustri baja. Produksi industri besi baja yang diatur me-lalui pola tata niaga terutama adalah bahan baku dan pro-duk industri besi baja dalam bentuk lantaian (flat product) dan pengurangan 278 agen tunggal menjadi 70 agen tunggal. Berdasarkan SK Menteri Perindustrian No.428/M/-SK/1987 tanggal 23 Desember 1987 hanya 70 komoditi yang tertuang dalam 70 nomor pos tarif meliputi industri ken-daraan bermotor dan alat-alat besar yang tetap harus mem-peroleh pengakuan. Dalam bidang industri elektronika, meskipun tidak lagi diberikan pengakuan agen tunggal, para pengusaha dapat mengadakan perjanjian usaha dalam bentuk agen tunggal atau lisensi dengan pihak prinsipal pemegang merk dan paten di luar negeri; selanjutnya, ke-naikan tarif bea masuk untuk 91 komoditi industri (91 no-mor pos tarif) dengan perincian 82 nomor pos tarif naik dalam pelonggaran tata niaga dan 9 nomor pos tarif naik dalam rangka perlindungan industri. Dalam pada itu, kemu-dahan untuk mendorong perkembangan industri barang-barang perhiasan dan permata, diberikan melalui kemudahan impor bahan baku seperti emas, platina, perak, dan batu permata melalui keringanan bea masuk 0%; keringanan bea masuk un-tuk mesin-mesin pengolah barang perhiasan dan permata de-ngan tarif bea masuk 5%; pembebasan tata niaga emas, pe-rak dan platina. Akhirnya, produsen barang-barang perhi-asan dan permata diberi hak sebagai importir dan ekspor-tir hasil produksinya.

Prinsip utama yang melandasi kebijaksanaan deregulasi dan debirokratisasi tersebut adalah sejauh mungkin meletakkan ke-bijaksanaan perlindungan industri melalui pola tarif bea masuk, meletakkan kebijaksanaan perizinan industri yang lebih sederhana dan luas yang keseluruhannya diarahkan untuk me-ningkatkan daya saing di pasaran dalam negeri, maupun pasar luar negeri (ekspor).

C. HASIL-HASIL PELAKSANAAN

Hasil-hasil yang telah dicapai pada masing-masing kelom-pok industri dan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah di-

459

Page 14:  · Web viewDemikian pula, mesin dan peralatan pabrik kopi berupa mesin pemasuk kopi (coffe pump), pemecah kopi (huller), pengaduk (pulper) dan pengering kopi (dryer) telah mampu

ambil selama kurun waktu 1983/84-1987/88 dicantumkan dalam uraian berikut ini.

1. Industri Mesin dan Logam Dasar

Peranan kelompok industri mesin dan logam dasar cukup me-nentukan dalam proses industrialisasi yang sedang berlang-sung, mengingat sebagian besar produk industri yang dihasil-kan kelompok ini adalah berupa barang modal dan produk-produk antara, baik sebagai bahan baku maupun merupakan bagian in-tegral dari suatu sistem peralatan, mesin dan pabrik, dan sektor ekonomi lainnya. Oleh karena itu, sesuai dengan amanat yang diberikan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara tahun 1983, pengembangan kelompok industri ini dalam periode tahun 1983/84 - 1987/88 ataupun dalam Repelita IV diutamakan pada usaha peningkatan kemampuan pembuatan mesin-mesin dan per-alatan pabrik yang sangat diperlukan oleh industri dan sektor ekonomi lainnya.

Perkembangan kelompok industri mesin dan logam dasar dalam kurun waktu lima tahun terakhir pada umumnya menunjuk-kan kenaikan, baik dalam volume produksi maupun dalam nilai produksi. Jumlah jenis produk yang dapat dihasilkan juga me-nunjukkan peningkatan, di mama beberapa jenis produk yang belum dapat diproduksi pada tahun 1982/83 telah dapat dipro-duksi selama periode tahun 1983/84 sampai dengan tahun 1987/-88. Perkembangan hasil produksi cabang-cabang industri atau-pun jenis-jenis industri yang termasuk dalam kelompok indus-tri mesin dan logam dasar dari tahun 1983/84 sampai dengan tahun 1987/88 terlihat pada Tabel VIII-1. Sementara itu ke-naikan dan jumlah nilai produksi dari tahun ke tahun yang telah dicapai oleh kelompok industri mesin dan logam dasar sebagian besar diperoleh dari cabang industri logam dasar dan cabang industri kendaraan bermotor roda empat termasuk kompo-nennya.

Volume dan nilai ekspor hasil industri dari kelompok in-dustri mesin dan logam dasar menunjukkan kecenderungan me-ningkat dari tahun 1983/84 sampai tahun 1987/88, namun ekspor hasil cabang industri elektronika mengalami penurunan. Sum-bangan terbesar diperoleh dari nilai ekspor hasil cabang in-dustri logam dasar, sedangkan cabang-cabang industri lainnya meskipun masih memiliki nilai ekspor yang relatip kecil, namun mempunyai prospek yang cukup baik. Pada cabang industri logam dasar, komoditi-komoditi yang semakin meningkat ekspor-nya antara lain adalah pelat baja dan produk industri hilir

460

Page 15:  · Web viewDemikian pula, mesin dan peralatan pabrik kopi berupa mesin pemasuk kopi (coffe pump), pemecah kopi (huller), pengaduk (pulper) dan pengering kopi (dryer) telah mampu

TABEL VIII – 1PRODUKSI INDUSTRI MESIN DAN LOGAM DASAR,

1982/83 – 1987/88

461

Page 16:  · Web viewDemikian pula, mesin dan peralatan pabrik kopi berupa mesin pemasuk kopi (coffe pump), pemecah kopi (huller), pengaduk (pulper) dan pengering kopi (dryer) telah mampu

(Lanjutan Tabel VIII – 1)

462

Page 17:  · Web viewDemikian pula, mesin dan peralatan pabrik kopi berupa mesin pemasuk kopi (coffe pump), pemecah kopi (huller), pengaduk (pulper) dan pengering kopi (dryer) telah mampu

(Lanjutan Tabel VIII – 1)

*) Angka sementara (sampai dengan Desember 1987)

463

Page 18:  · Web viewDemikian pula, mesin dan peralatan pabrik kopi berupa mesin pemasuk kopi (coffe pump), pemecah kopi (huller), pengaduk (pulper) dan pengering kopi (dryer) telah mampu

GRAFIK VIII – 1PRODUKSI INDUSTRI MESIN DAN LOGAM DASAR,

1983/84 – 1986/87

464

Page 19:  · Web viewDemikian pula, mesin dan peralatan pabrik kopi berupa mesin pemasuk kopi (coffe pump), pemecah kopi (huller), pengaduk (pulper) dan pengering kopi (dryer) telah mampu

besi baja seperti batang kawat, besi beton, pipa baja dan aluminium ingot serta produksi industri hilir aluminium se-perti pelat lembaran dan produk-produk eksktruksi aluminium. Sementara itu, berkenaan dengan usaha peningkatan ekspor hasil industri selanjutnya, maka sesuai dengan hasil studi yang telah dilakukan pada tahun 1987 dapat diidentifikasi bahwa produk-produk seperti mesin-mesin industri yang antara lain meliputi pompa, boiler, tangki aluminium, mesin-mesin dan komponen-komponen alat beret, kendaraan, kapal dan helikopter memiliki prospek pemasaran internasional yang cukup baik sehingga pengembangannya perlu terus ditingkatkan.

Sesuai dengan amanat Garis-garis Besar Haluan Negara tahun 1983 dalam pembangunan sektor industri dan selaras dengan usaha pengembangan kemampuan nasional dalam pembuatan mesin-mesin, dilaksanakan pula usaha pengembangan industri mesin perkakas. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa dengan semakin meningkatnya kemampuan dalam menghasilkan mesin perkakas akan meningkat pula kemampuan untuk menghasilkan berbagai keperluan mesin dan peralatan industri lainnya. Walaupun masih berada pada tingkat kemampuan menghasilkan mesin-mesin perkakas sederhana, namun kemajuan yang diperoleh selama lima tahun terakhir ini cukup menggembirakan baik dalam hal kemampuan berproduksi maupun dalam penguasaan tek-nologinya. Saat ini, mesin bubut yang dapat diproduksi ter-batas pada mesin bubut yang memiliki jarak senter maksimum 1.600 mm dan tinggi senter 180 mm. Untuk mesin bor, produk yang dihasilkan masih terbatas pada mesin bor meja berukuran diameter bor 30 mm. Demikian pula untuk mesin-mesin perkakas lainnya baru dapat dihasilkan mesin-mesin pengerjaan ukuran tertentu.

Perkembangan hasil, produksi dari cabang industri mesin dan peralatan pertanian dalam mass 1983/84-1987/88 pada umum-nya mengalami rata-rata kenaikan produksi per tahun yang cukup tinggi meskipun terjadi fluktuasi produksi selama kurun waktu tersebut. Apabila dibandingkan dengan produksi tahun 1982/83, maka produksi traktor tangan, mesin pemipil padi, mesin perontok padi dan mesin pemoles pada tahun 1983/84 turun dengan masing-masing 16,2%, 72,3%, 80,5% dan 30,5%. Setelah mengalami kenaikan produksi dalam tahun 1984/85, maka terjadi penurunan produksi dalam tahun 1985/86 dan kemudian terjadi kenaikan produksi yang cukup berarti pada tahun 1986/87 dan 1987/88. Dengan demikian, maka kenaikan produksi rata-rata selama kurun waktu 1983/84-1987/88 untuk traktor

465

Page 20:  · Web viewDemikian pula, mesin dan peralatan pabrik kopi berupa mesin pemasuk kopi (coffe pump), pemecah kopi (huller), pengaduk (pulper) dan pengering kopi (dryer) telah mampu

tangan, mesin pemipil padi, mesin perontok padi, mesin pemo-les berturut-turut sebesar 16,7%, 87,9%, 51,5% dan 38,4%. Produksi mesin pemecah padi dan pompa irigasi menunjukkan ke-naikan produksi tetap sebesar masing-masing 25,3% dan 27,4% selama kurun waktu tersebut. Sedangkan produksi traktor mini menunjukkan penurunan dari tahun ke tahun karena belum bisa bersaing dengan barang impor. Hal yang perlu dicatat dari cabang industri ini adalah telah dapat dihasilkannya traktor besar sejak tahun 1984/85 dan produksinyapun menunjukkan ke-naikan dalam dua tahun berikutnya.

Seperti pada cabang-cabang industri lainnya, jenis pro-duksi yang dapat dihasilkan dari cabang industri alat-alat berat/ konstruksi dalam kurun waktu lima tahun terakhir me-nunjukkan peningkatan bila dibandingkan dengan periode lima tahun sebelumnya. Hasid produksi mesin pemecah batu pada tahun 1983/84 naik 12,5% apabila dibandingkan dengan produksi tahun 1982/83 sebesar 8 unit. Setelah mengalami kenaikan lagi sebesar 122,2% pada tahun 1984/85, produksi menurun sebesar 25% dan 38,5% dalam tahun 1985/86 dan 1986/87. Produksi tahun 1987/88 diperkirakan naik sebesar 191,7% menjadi 70 unit. Setelah mengalami penurunan produksi sebesar 10% dalam 1983/-84, produksi mesin pengaduk beton diharapkan mengalami ke-naikan rata-rata per tahun sebesar 7,8% selama empat tahun terakhir ini. Produksi alat-alat berat, antara lain mesin perata tanah (wheel loader), mesin pemindah tanah (motor grader) dan mesin pengangkat (excavator) yang dimulai sejak tahun 1984/85 telah menunjukkan peningkatan produksi yang cukup mantap sehingga secara bertahap mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri. Demikian pula hasil produksi buldozer dan mesin pengangkat yang mulai diproduksi sejak 1984/85 rata-rata menunjukkan kenaikan meskipun terjadi penurunan produksi sebanyak 28,6% pada tahun 1985/86 dan penurunan produksi mesin pengangkat pada tahun 1986/87. Namun demikian untuk mesin pelat (plate compactor) dan mesin gilas (road roller) menunjukkan kecenderungan penurunan produksi rata-rata sebesar 1,5% dan 3,2% per tahun untuk masing-masing produk dalam periode yang sama. Sementara itu, hasil produksi mesin pengaduk aspal (asphalt mixing plant) tidak saja telah menun-jukkan peningkatan produksi tetapi juga telah mampu memasuki pasaran internasional.

Perkembangan yang terjadi pada cabang industri mesin dan peralatan listrik juga telah menunjukkan peningkatan hasil produksi yang cukup tinggi dalam mesa tahun 1983/84-1987/88, kecuali transformator distribusi dan pembangkit listrik yang

466

Page 21:  · Web viewDemikian pula, mesin dan peralatan pabrik kopi berupa mesin pemasuk kopi (coffe pump), pemecah kopi (huller), pengaduk (pulper) dan pengering kopi (dryer) telah mampu

rata-rata kenaikannya relatip cukup kecil yaitu masing-masing 12,7% dan 11,0% per tahun. Kenaikan hasil cabang industri ini terutama dimungkinkan dengan meningkatnya kemampuan indus-tri-industri yang ada untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dalam rangka peningkatan program kelistrikan. Kenaikan pro-duksi rata-rata per tahun dari tahun 1983/84 sampai dengan 1987/88 untuk hasil produksi seperti transformator tenaga, panel listrik, mesin las listrik (welding generator), kWh meter, pemutus arus dan motor listrik adalah masing-masing sekitar 221,5%, 24,7%, 119,6%, 25,7%, 64,4% dan 258,1%. Khu-sus untuk transformator tenaga, kWh meter dan pemutus arus, produk ini mulai dihasilkan pada tahun 1983/84 rata-rata sangat tinggi antara lain disebabkan karena produksi pada tahun 1982/83 atau 1983/84 merupakan tahun awal produksi.

Produk-produk cabang industri elektronika yang telah dapat dihasilkan selama masa 1983/84 - 1987/88 sebagian besar berupa barang modal dan peralatan telekomunikasi, akan tetapi jenis industri lain, yaitu komputer mikro, telah mulai diproduksi di dalam negeri sejak tahun 1984/85. Pada umumnya jenis-jenis produksi yang dihasilkan menunjukkan kenaikan produksi yang cukup tinggi dari tahun ke tahun, namun produk-si pemancar radio (radio broadcast) dan sirkit terpadu (in-tegrated circuit) mengalami kecenderungan penurunan produksi. Sementara itu hasil produksi seperti komputer mikro telah mulai menerobos pasaran internasional. Sejak mulai berproduk-si pada tahun 1983/84, kenaikan produksi rata-rata per tahun yang dapat dicapai untuk produksi HF-SSB, radio transmitter, PCM/multiplex, VHF/UHF single channel, TV relay station dan pesawat telepon adalah berturut-turut sekitar 177,7%, 89,7%, 143,6%, 56,3%, 87,1% dan 73,6%. Adapun kenaikan rata-rata per tahun selama 1983/84-1987/88 untuk central telepon otomat/-PABX adalah 42,1%.

Produksi cabang industri kendaraan bermotor terdiri dari kendaraan niaga dan kendaraan penumpang/sedan. sampai dengan awal tahun 1987/88 jenis kendaraan niaga yang dapat dirakit terbatas untuk massa total sampai dengan 12 ton, namun kemu-dian telah dapat ditingkatkan hingga memiliki kemampuan pera-kitan untuk massa total sampai dengan 24 ton. Untuk jenis kendaraan niaga sampai saat ini telah dapat dilaksanakan pro-gram pemabrikan penuh, kecuali untuk kendaraan niaga di atas massa total 24 ton. Meskipun dalam masa 1983/84-1987/88 hasil produksi kendaraan niaga yang dicapai relatip mengalami ke-naikan yaitu rata-rata 2,3% per tahun, namun demikian tingkat rata-rata produksi tersebut masih berada di bawah tingkat

467

Page 22:  · Web viewDemikian pula, mesin dan peralatan pabrik kopi berupa mesin pemasuk kopi (coffe pump), pemecah kopi (huller), pengaduk (pulper) dan pengering kopi (dryer) telah mampu

produksi tahun 1982/83. Penurunan produksi ini terutama dise-babkan oleh penurunan produksi jenis kendaraan serbaguna (jeep) yaitu sebagai akibat beralihnya permintaan kepada ken-daraan penumpang modifikasi (karoseri) dari jenis kendaraan niaga sederhana, sedangkan kecenderungan peningkatan dalam dua tahun terakhir disebabkan oleh meningkatnya permintaan untuk jenis kendaraan niaga dengan daya angkut sampai dengan 1 ton dan kendaraan niaga sederhana.

Sebagaimana tertera dalam Tabel VIII-1, hasil yang dica-pai dari tahun 1983/84 sampai dengan 1987/88 dari industri komponen kendaraan menunjukkan perkembangan yang sangat ber-arti. Hal ini meliputi, baik semakin meningkatnya jumlah macam komponen kendaraan yang dihasilkan khususnya industri komponen kendaraan bermotor niaga, maupun semakin meningkatnya jumlah produksi yang dihasilkan. Kenaikan produksi dari industri-industri tersebut, bukan hanya berproduksi sesuai dengan perkembangan perakitan kendaraan bermotor, tetapi kegiatan produksi juga ditujukan sebagai komponen suku cadang. Namun untuk industri-industri yang hanya berproduksi untuk keperluan industri perakitan, volume produksinya sangat dipengaruhi oleh perkembangan industri perakitan kendaraan bermotor. Beberapa komponen utama kendaraan yang mulai diproduksi dalam beberapa tahun terakhir ini antara lain adalah batang poros (axle), gardan (propeler shaft), mesin disel dan mesin bensin, sistem pengereman (brake system), sistem kemudi (steering system), kopling (clutch system) dan sistem pengubah kecepatan (transmission system).

Industri-industri alat transportasi lainnya seperti in-dustri perakitan kereta api dan industri perakitan pesawat terbang juga telah mulai dikembangkan dalam mesa lima tahun terakhir ini. Satu-satunya industri kereta api yang ada sampai saat ini telah dapat menghasilkan gerbong barang, dan gerbong penumpang, sedangkan industri pesawat terbang yang ada telah mampu memproduksi berbagai jenis pesawat terbang (fixed wing aircraft) dan pesawat helikopter (rotary wing). Volume produksi industri-industri ini sangat tergantung pada jumlah pesanan.

Dalam pada itu, industri perkapalan di dalam negeri sampai saat ini telah memiliki kemampuan untuk membangun kapal sampai dengan ukuran 8.000 BRT dan diharapkan dalam waktu yang tidak terlalu lama mampu membangun kapal sampai dengan ukuran 10.000 BRT. Jenis-jenis kapal yang mampu dibangun antara lain kapal tangki, kapal pengangkut barang/kemasan, kapal keruk,

468

Page 23:  · Web viewDemikian pula, mesin dan peralatan pabrik kopi berupa mesin pemasuk kopi (coffe pump), pemecah kopi (huller), pengaduk (pulper) dan pengering kopi (dryer) telah mampu

kapal ferry, kapal ikan, tongkang, kapal tunda dan jenis kapal khusus lainnya. Sampai dengan tahun 1985/86 produksi kapal baru menunjukkan peningkatan, akan tetapi pada tahun 1986/87 terjadi penurunan produksi yang cukup besar yang di-sebabkan oleh melemahnya daya beli perusahaan pelayaran. Na-mun dalam tahun 1987/88, volume produksi meningkat kembali. Sementara itu, volume kegiatan reparasi kapal dari tahun ke tahun juga mengalami kenaikan. Akan tetapi seperti yang ter-jadi dalam usaha produksi kapal baru, perkembangannya dipe-ngaruhi pula oleh melemahnya kondisi perusahaan-perusahaan pelayaran yang mengakibatkan adanya penundaan reparasi kapal serta pengaruh kebijaksanaan yang melarang kapal-kapal ber-usia 25 tahun ke atas untuk beroperasi. Namun dengan mening-katnya kemampuan reparasi di dalam negeri, perkembangan in-dustri reparasi kapal diperkirakan akan semakin meningkat. Selanjutnya, industri bangunan lepas pantai yang telah mulai beroperasi sejak tahun 1984/85 dalam kegiatan produksi tahun-tahun berikutnya mengalami penurunan volume produksi. Penurunan produksi ini disebabkan oleh adanya penurunan kegi-atan eksplorasi pengeboran minyak lepas pantai sebagai akibat lanjut dari terjadinya penurunan harga minyak mentah yang sa-ngat besar.

Perkembangan cabang industri mesin dan peralatan pabrik dalam periode 1982/83-1987/88 sangat terkait dengan perkem-bangan sektor industri dan sektor ekonomi lainnya. Meskipun secara kuantitatip berbagai jenis produk yang dapat dihasilkan cabang industri ini menunjukkan kecenderungan volume produksi yang meningkat, kelemahan-kelemahan dalam bidang teknologi pemabrikan dan teknologi produk masih mempengaruhi laju perkembangannya. Perkembangan yang perlu dicatat dari cabang industri mesin dan peralatan pabrik dalam periode lima tahun terakhir ini ialah semakin bertambahnya industri-industri yang bergerak dalam produksi boiler, tangki baja, mesin-mesin pengolahan hasil perkebunan, konstruksi baja dan perlengkapan pabrik lainnya.

Saat ini, sejumlah 35 buah perusahaan telah memiliki ke-mampuan baik sebagai pelaksana utama pembangunan maupun seba-gai pembuat mesin dan peralatan pabrik kelapa sawit seperti mesin pembunuh hama (sterillizer), baut penekan (screw press) dan mesin pelumat (digester). Selanjutnya 11 perusahaan telah mampu memproduksi mesin dan peralatan pabrik gula, antara lain berupa alat pemilih tebu (cane table), mesin pemotong tebu (cane cutter/shredder), mesin pemisah tebu (diffuser),

469

Page 24:  · Web viewDemikian pula, mesin dan peralatan pabrik kopi berupa mesin pemasuk kopi (coffe pump), pemecah kopi (huller), pengaduk (pulper) dan pengering kopi (dryer) telah mampu

alat penguap (evaporator), mesin kristal (crystallizer), kon-densor (condensor) dan mesin pemisah (centrifuge). Demikian pula, mesin dan peralatan pabrik kopi berupa mesin pemasuk kopi (coffe pump), pemecah kopi (huller), pengaduk (pulper) dan pengering kopi (dryer) telah mampu diproduksi oleh seba-nyak 4 perusahaan sedangkan mesin dan peralatan pabrik karet berupa pemotong karet bongkah (slab cutter), mesin penekan (hammer mill), mesin pencampur (blender mangel), pemotong putar (rotary cutter), pengering (dryer) dan mesin pembungkus karet (bale press) dapat diproduksi oleh 17 perusahaan. Hasil produksi mesin disel nonotomotip sampai saat ini terdiri dari mesin disel ukuran kecil (daya sampai dengan 22,3 kW) dan disel ukuran menengah (22,3 kW-375 kW), sedangkan disel ukur-an besar (daya di atas 375 kW) mulai diproduksi pada tahun 1987/88.

Hasil produksi cabang industri logam dan produk dasar terdiri dari jenis industri besi baja dan industri bukan baja. Industri besi baja menghasilkan bahan-bahan baku penting yang diperlukan oleh industri besar, menengah dan industri kecil. Dewasa ini struktur industri baja telah cukup lengkap, yaitu mencakup industri hulu yang menghasilkan besi baja kasar dan besi baja tuang; selanjutnya industri baja primer yang menghasilkan baja lantaian dan baja batangan; dan industri baja sekunder yang memproduksi produk-produk hilir dari baja lantaian dan baja batangan.

Perkembangan volume produksi untuk produk-produk yang termasuk industri baja, selama masa pembangunan lima tahun terakhir ini telah menunjukkan kecenderungan volume produksi yang meningkat seperti tampak dalam Taber VIII-1, kecuali pelat seng. Volume produksi untuk produk-produk industri besi baja seperti besi spons, ingot/billet baja, batang kawat, kawat baja, dan pipa las spiral selama kurun waktu 1983/84-1987/88 rata-rata per tahunnya masing-masing mengalami ke-naikan produksi sekitar 31,3%, 11,2%, 14,0%, 1,9%, dan 22,2%. Slab baja, baja lembaran canai panas dan pelat timah (tin plate) merupakan komoditi baru sehingga kenaikan rata-rata per tahun relatip sangat besar, yang belum dapat dihasilkan dalam periode lima tahun sebelumnya. Sejalan dengan usaha pe-ningkatan ekspor nonmigas, beberapa jenis produk industri se-perti baja lembaran canai panas (HRC), pelat timah (tin plate), pipa las lurus dan pipa las spiral telah mulai dieks-por ke Amerika dan Jepang serta negara-negara Asia lainnya dalam masa tiga tahun terakhir ini.

470

Page 25:  · Web viewDemikian pula, mesin dan peralatan pabrik kopi berupa mesin pemasuk kopi (coffe pump), pemecah kopi (huller), pengaduk (pulper) dan pengering kopi (dryer) telah mampu

Selama tahun 1983/84-1987/88 hasil-hasil produksi untuk produk-produk yang termasuk jenis industri logam dasar bukan baja juga menunjukkan kecenderungan peningkatan volume pro-duksi. Aluminium ingot, aluminium ekstruksi, pelat alumunium dan batang tembaga mengalami rata-rata kenaikan produksi per tahunnya masing-masing sekitar 75,1%, 4,4%, 36,2% dan 35,8%. Sejak tahun 1985 produk-produk tersebut telah berhasil mema-suki pasaran internasional.

2. Industri Kimia Dasar

Mengingat masalah-masalah struktural sektor industri yang belum terpecahkan selama tahap pembangunan sebelumnya, maka pembangunan industri kimia dasar sejauh mungkin diarahkan ke-pada pendalaman struktur industri yang pelaksanaannya dikait-kan dengan sektor ekonomi lainnya, seperti sektor pertambang-an, sektor pertanian termasuk di dalamnya kehutanan dan hasil sumber daya lautan dengan memperhatikan keadaan ekonomi na-sional maupun internasional serta skala ekonomi dan kemantap-an pasar yang ada baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Dengan demikian, kebijaksanaan industri kimia dasar pada hakekatnya berorientasi pada 6 butir kebijaksanaan Pola Pe-ngembangan Industri Nasional. Dalam kebijaksanaan ini diten-tukan beberapa industri kimia dasar yang diprioritaskan pem-bangunannya.

Adapun industri-industri yang mendapat prioritas tersebut antara lain adalah industri selulose yang meliputi industri pulp skala besar; industri pupuk nitrogen, amonia dan indus-tri pupuk posphat serta industri pestisida yang terutama men-dorong pengembangan industri pembuatan bahan aktif pestisida. Di samping itu perlu juga diusahakan peningkatan kapasitas nasional sekaligus meningkatkan ekspor bagi industri ban serta peningkatan ekspor semen. Selanjutnya industri kimia dasar yang juga memperoleh prioritas dalam pembangunannya adalah industri kimia dasar anorganik, industri petrokimia, industri organik dan peningkatan pengolahan dan diversifikasi pengo-lahan mineral.

Kebijaksanaan industri kimia dasar mencakup pula sistem keterkaitan industri dan penerapan serta pengembangan tekno-logi yang meliputi peningkatan usaha penguasaan teknologi nasional dalam bidang pengembangan proses dan produk, rancang bangun dan perekayasaan industri serta mendukung pembuatan peralatan/mesin-mesin di dalam negeri. Selain itu dilakukan

471

Page 26:  · Web viewDemikian pula, mesin dan peralatan pabrik kopi berupa mesin pemasuk kopi (coffe pump), pemecah kopi (huller), pengaduk (pulper) dan pengering kopi (dryer) telah mampu

pula usaha-usaha pengembangan industri yang berorientasi eks-por. Komoditi ekspor industri kimia dasar yang menjadi andalan dan akan dikembangkan antara lain industri amonia, industri semen, industri kaca, industri pulp dan kertas, industri organik dan industri anorganik.

Perkembangan industri kimia dasar selama kurun waktu lima tahun terakhir pada umumnya menunjukkan kenaikan, baik ditin-jau dari volume produksi maupun nilai produksi. Demikian juga jenis komoditi yang dihasilkan telah meningkat dengan adanya beberapa jenis komoditi baru dalam kurun waktu tahun 1983/84 sampai dengan tahun 1987/88, terutama pada industri kimia or-ganik dan industri anorganik. Dari 16 Jenis komoditi baru tersebut termasuk dalam industri kimia organik 8 komoditi, industri kimia anorganik 7 komoditi dan industri agrokimia 1 komoditi.

Sementara itu perkembangan volume ekspor industri kimia dasar dalam empat tahun pertama (tahun 1983 sampai dengan tahun 1986) secara keseluruhan meningkat terus, sedang pada tahun 1987 turun sebesar 9,7%. Namun demikian, apabila ditin-jau dari tiap cabang industri, tidak semua cabang mengalami penurunan. Penurunan hanya terjadi pada cabang industri agro-kimia dan cabang industri kimia organik yang masing-masing turun sebesar 56% dan 43%. Cabang industri kimia anorganik naik 30% dan cabang industri selulose dan karet naik 160%.

Selanjutnya Perkembangan nilai produksi selama lima tahun terakhir pada umumnya mengalami kenaikan. Kenaikan nilai pro-duksi disebabkan oleh meningkatnya volume produksi secara keseluruhan serta adanya produk-produk baru yang dihasilkan, yang diharapkan akan mengisi pasaran dalam negeri dalam rangka menunjang industri hilir. Namun, bila ditinjau dari tiap cabang industri, nilai produksi cabang industri agrokimia dalam tahun 1986 flan 1987 mengalami penurunan. Penurunan ini disebabkan oleh turunnya harga amoniak dan pupuk urea di pa-saran ekspor. Sementara itu jumlah tenaga kerja yang dapat diserap dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dari 8.013 orang pada tahun 1984 menjadi 8.040 orang pada tahun 1985. Tahun 1986 naik menjadi 9.079 orang dan tahun 1987 meningkat lagi menjadi 13.846 orang.

Perkembangan hasil produksi dalam kelompok industri kimia dasar dari tahun 1983/84 sampai dengan tahun 1987/88 dapat dilihat pada Tabel VIII-2.

472

Page 27:  · Web viewDemikian pula, mesin dan peralatan pabrik kopi berupa mesin pemasuk kopi (coffe pump), pemecah kopi (huller), pengaduk (pulper) dan pengering kopi (dryer) telah mampu

TABEL VIII – 2PRODUKSI INDUSTRI KIMIA DASAR

1982/83 – 1987/88

*) Angka sementara (sampai dengan Desember 1987)473

Page 28:  · Web viewDemikian pula, mesin dan peralatan pabrik kopi berupa mesin pemasuk kopi (coffe pump), pemecah kopi (huller), pengaduk (pulper) dan pengering kopi (dryer) telah mampu
Page 29:  · Web viewDemikian pula, mesin dan peralatan pabrik kopi berupa mesin pemasuk kopi (coffe pump), pemecah kopi (huller), pengaduk (pulper) dan pengering kopi (dryer) telah mampu

GRAFIK VIII – 2PRODUKSI INDUSTRI KIMIA DASAR

1982/83 – 1987/88

474

Page 30:  · Web viewDemikian pula, mesin dan peralatan pabrik kopi berupa mesin pemasuk kopi (coffe pump), pemecah kopi (huller), pengaduk (pulper) dan pengering kopi (dryer) telah mampu

Perkembangan industri kertas dan pulp selama kurun waktu lima tahun cukup menggembirakan dengan berhasil diproduksinya jenis kertas koran pada tahun 1985/86 dengan kapasitas ter-pasang 180.000 ton/tahun, sedangkan pada tahun-tahun sebelum-nya masih diimpor. Di samping itu, saat ini sedang dibangun pabrik kertas yang akan menghasilkan jenis kertas kantong semen (sack kraft) dengan kapasitas terpasang 150.000 ton/ tahun. Adapun realisasi produksinya dari tahun ke tahun me-ningkat terus. Apabila produksi kertas dalam tahun 1982/83 adalah 296,9 ribu ton, maka dalam tahun 1983/84 produksinya meningkat menjadi 396,2 ribu ton selanjutnya menjadi 452,7 ribu ton pada tahun 1983/84. Dalam tahun 1985/86 meningkat lagi sebesar 21,9% sehingga menjadi 551,9 ribu ton serta pada tahun 1986/87 dan tahun 1987/88 masing-masing meningkat sebe-sar 29,4% dan 40% menjadi 714,3 ribu ton dan 1.000 ribu ton. Produksi ban sepeda motor pada awal tahun 1984/85 mengalami penurunan 8,5% dibandingkan dengan tahun 1983/84, yaitu dari 2.438,5 ribu buah menjadi 2.230 ribu buah. Tahun 1985/86 naik 12,1% menjadi 2.500 ribu buah, tahun 1986/87 meningkat 22% menjadi 3.048 ribu buah dan tahun 1987/88 meningkat lagi menjadi 3.400 ribu buah (naik 11,5%). Kenaikan ini disebabkan karena membaiknya keadaan pasar, baik pasaran dalam negeri maupun ekspor.

Dalam cabang industri agrokimia sampai dengan tahun 1982/83 telah berdiri 6 unit pabrik urea, 2 unit pabrik TSP dan 2 unit pabrik pupuk ZA dengan kapasitas terpasang selu-ruhnya per tahun masing-masing 2.760 ribu ton, 1.000 ribu ton dan 450 ribu ton. Selama kurun waktu lima tahun terakhir telah diusahakan peningkatan produksi pupuk, melalui pemba-ngunan pabrik pupuk urea di Aceh dan di Kalimantan Timur (2 unit) dan pembangunan 1 unit pabrik baru pupuk ZA yang berlo-kasi di Gresik yang penggunaannya telah dapat diselesaikan pada tahun 1986/87.

Kapasitas terpasang pabrik pupuk TSP dan pupuk ZA pada tahun 1986/87 dapat ditingkatkan masing-masing menjadi 1.200 ribu ton/tahun dan 650 ribu ton/tahun atau 20% dan 44% di atas kapasitas terpasang tahun 1982/83. Adapun realisasi pro-duksi ketiga pabrik pupuk tersebut selama tahun 1982/83 sam-pai dengan 1987/88 selalu meningkat, kecuali pupuk urea yang menurun pada tahun 1986/87. Apabila produksi tahun 1982/1983 sebesar 1.944 ribu ton, maka tahun 1983/84 industri pupuk urea berhasil meningkatkan produksinya menjadi 2.255 ribu ton dan selanjutnya pada tahun 1984/85 produksinya sebesar 3.044 ribu ton. Kemudian tahun 1985/86 dan tahun 1987/88 secara

475

Page 31:  · Web viewDemikian pula, mesin dan peralatan pabrik kopi berupa mesin pemasuk kopi (coffe pump), pemecah kopi (huller), pengaduk (pulper) dan pengering kopi (dryer) telah mampu

berturut-turut produksinya naik sebesar 30% dan 9,3% dari tahun sebelumnya. Produksi pupuk ZA dalam tahun 1983/84 turun 0,8% dari tahun 1982/83, namun sampai dengan tahun 1987/88 terus meningkat dengan kenaikan rata-rata sebesar 34,5%, mes-kipun dengan prosentase kenaikan per tahun semakin kecil, yaitu dari 71%, 35,4%, 19,3%, dan menjadi 12,2%.

Selanjutnya industri bahan aktif pestisida yang baru, mulai berproduksi pada tahun 1984/85 dengan jumlah 1,1 ribu ton berhasil meningkatkan produksinya menjadi 3.300 ton pada tahun 1985/86, 3.500 ribu ton pada tahun 1986/87 dan menjadi 4.000 ton pada tahun 1987/88.

Industri kimia organik dalam tahun 1983/84 sampai dengan 1987/88 berhasil ditingkatkan kapasitas produksinya. Selama lima tahun terakhir produksi resin PVC meningkat, demikian juga dengan kapasitas terpasangnya. Pada tahun 1983/84 kapa-sitas terpasang komoditi ini sebesar 84.000 ton/tahun dengan realisasi produksi sebesar 64.100 ton. Kemudian dari tahun 1984/85 sampai dengan tahun 1986/87 secara berturut-turut naik sebesar 5,6%, 7,4% dan 20,4%. Dengan meningkatnya kapa-sitas terpasang menjadi 94.000 ton/tahun pada tahun 1987/88, maka pada tahun terakhir produksi resin PVC mencapai 90.000 ton. Kenaikan produksi resin PVC terutama disebabkan oleh pe-ningkatan kebutuhan industri hilir di dalam negeri.

Selanjutnya, kapasitas terpasang industri resin perekat/ formalin pada tahun 1983/84 berjumlah 242.700 ton/tahun dengan realisasi produksi 110.600 ton. Pada tahun 1984/85 dan tahun 1985/86 produksi meningkat menjadi 269.300 ton dan 289.000 ton. Tahun 1986/87 kapasitas terpasang meningkat men-jadi 854.100 ton/tahun dengan realisasi produksi sebesar 313.700 ton, sedang produksi tahun 1987/88 sekitar 450.000 ton atau 43,4% di atas produksi 1986/87. Terjadinya kenaikan pada komoditi ini sejalan dengan naiknya permintaan pada in-dustri hilir, yaitu kayu lapis yang ekspornya menunjukkan ke-naikan. Dalam pada itu, industri sintetik resin juga meng-alami kenaikan, baik dalam volume produksi maupun kapasitas terpasangnya. Kenaikan ini disebabkan terutama dengan mening-katnya permintaan industri hilir, antara lain industri cat, tekstil dan industri kertas.

Sementara itu, produk-produk cabang industri kimia anor-ganik, seperti semen portland, kaca lembaran, asam sulfat dan calcium carbonat dalam tahun 1983/84 sampai dengan tahun 1987/88 menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Reali-

476

Page 32:  · Web viewDemikian pula, mesin dan peralatan pabrik kopi berupa mesin pemasuk kopi (coffe pump), pemecah kopi (huller), pengaduk (pulper) dan pengering kopi (dryer) telah mampu

sari produksi semen portland pada tahun 1983/84 sebesar 8.078,1 ribu ton mengalami kenaikan produksi sekitar 5,6% di-bandingkan produksi pada tahun 1982/83. Selanjutnya pada tahun-tahun berikutnya produksi meningkat dengan 9,1%, 11,4%, 13,7% dan 12% sehingga produksi semen portland pada tahun 1987/88 diperkirakan mencapai 12.500 ribu ton. Di samping itu juga telah dihasilkan jenis "oil well cement" yang pada Repe-lita III belum diproduksi. Sejalan dengan adanya perluasan pada unit pabrik pupuk ZA, TSP dan meningkatnya kebutuhan in-dustri tekstil dan kertas, produksi asam sulfat selama lima tahun terakhir meningkat terus meskipun dengan prosentase ke-naikan yang semakin kecil.

Walaupun dalam kurun waktu lima tahun terakhir industri kimia dasar menunjukkan perkembangan yang menggembirakan, namun demikian berbagai jenis permasalahan masih dihadapi oleh industri ini, antara lain adanya beberapa industri yang belum dapat memanfaatkan kapasitas terpasang secara optimal, masih lemahnya daya saing produk dalam negeri terhadap produk sejenis di pasaran internasional dan masih sulitnya memper-oleh lisensi bagi komoditi yang memerlukan teknologi canggih.

3. Aneka Industri

Kelompok industri ini merupakan penghasil produk-produk hilir dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam memper-kokoh keterkaitan antara industri besar dan industri hilir. Salah satu ciri yang khas dari kelompok industri ini adalah produk jenis-jenis industri yang ada lebih bersifat barang konsumsi untuk memenuhi bermacam-macam keperluan masyarakat luas. Berdasarkan karakteristik cabang industri ini, maka langkah-langkah yang diambil dalam pengembangan industri ini antara lain, industri-industri yang berkapasitas besar dengan teknologi modern diarahkan untuk melayani pasaran luar nege-ri, sedangkan industri dengan teknologi padat karya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Dengan demikian pem-bangunan industri ini mempunyai peranan yang sangat besar dalam pembangunan industri secara keseluruhan. Di samping itu beberapa jenis industri ini memanfaatkan bahan baku dari dalam negeri, sehingga mempunyai keunggulan komparatif dan mampu mendorong pembangunan daerah.

Secara umum, hasil produksi kelompok aneka industri dari tahun 1982/83 sampai dengan tahun 1987/88 menunjukkan pening-katan dibandingkan dengan periode tahun-tahun sebelumnya, ke-cuali untuk produksi beberapa jenis komoditi seperti rokok

477

Page 33:  · Web viewDemikian pula, mesin dan peralatan pabrik kopi berupa mesin pemasuk kopi (coffe pump), pemecah kopi (huller), pengaduk (pulper) dan pengering kopi (dryer) telah mampu

putih, susu kental manis, sakarin dan siklamat, kulit imita-si, sepeda motor, televisi hitam putih, alat pendingin (AC), mesin jahit, kipas angin dan cassette recorder. Sementara itu beberapa jenis komoditi yang menunjukkan kenaikan cukup besar, antara lain rokok kretek, serat staple, benang tenun termasuk filamen, tekstil lembaran, zat warna tekstil, sabun mandi, detergen, tapal gigi, pita kaset kosong, pita video kosong, cat, kertas diazo, accu, lampu pijar dan TL, battery kering, kayu lapis, kayu gergajian, particle board, genteng semen, rotan olahan, tiang listrik beton dan sepatu kulit.

Sejalan dengan perkembangan produksinya, nilai produksi kelompok aneka industri sejak tahun 1983 sampai dengan tahun 1987, menunjukkan peningkatan rata-rata sebesar 27,4% atas dasar harga yang berlaku. Sedangkan nilai produksi pada tahun 1983/84 menunjukkan peningkatan sebesar 43% dibandingkan dengan tahun 1982/83. Peningkatan nilai produksi rata-rata per tahun untuk setiap cabang industri adalah 26,5% pada cabang industri pangan, 33,8% pada cabang industri tekstil, 29,8% pada cabang industri kimia, 7,7% pada cabang industri bahan bangunan dan umum.

Dari segi volume ekspor, kelompok aneka industri pada tahun 1986/87 berjumlah 7.208.294 ton atau mengalami pening-katan sebesar 3,22% jika dibandingkan dengan tahun 1985/86 yang berjumlah 6.983.162,4 ton. Jika volume ekspor kelompok aneka industri pada tahun 1982/83 berjumlah 6.240.691,5 ton, maka volume ekspor dari tahun 1983/84 sampai dengan tahun 1986/87 meningkat rata-rata sebesar 3,7% dalam setiap tahun-nya. Kenaikan ini meliputi 170,2% dari cabang industri teks-til, 6,2% dari cabang industri kimia, 36,1% dari cabang in-dustri alat listrik dan logam dan 4,1% dari cabang industri bahan bangunan dan umum. Sedangkan penurunan volume ekspor terjadi pada cabang industri pangan rata-rata sebesar 0,1% dalam setiap tahunnya.

Dari segi nilai ekspor, terjadi peningkatan dari US$ 2.763,3 juta pada tahun 1985/86 menjadi US$ 3.116,8 juta pada tahun 1986/87 atau meningkat sebesar 12,79%. Jika ekspor tahun 1982/83 berjumlah US$ 1.676,6 juta, maka nilai ekspor selama lima tahun terakhir meningkat rata-rata sebesar 13,2%. Peningkatan meliputi 6% pada cabang industri pangan, 52,7% pada cabang industri tekstil, 9,2% pada cabang industri kimia, 8% pada cabang industri alat listrik dan logam dan 14,4% pada cabang industri bahan bangunan dan umum.

478

Page 34:  · Web viewDemikian pula, mesin dan peralatan pabrik kopi berupa mesin pemasuk kopi (coffe pump), pemecah kopi (huller), pengaduk (pulper) dan pengering kopi (dryer) telah mampu

Komoditi andalan ekspor dari kelompok aneka industri ini adalah komoditi industri pengolahan hasil hutan, meliputi kayu gergajian, kayu lapis termasuk plywood untuk dekorasi, mebel dan komponen mebel, kayu lapis yang terbuat dari parti-kel dan potongan kayu (chipwood/particle board), serbuk kayu, sumpit (chopstick) dan lainnya; komoditi industri pengolahan karet meliputi crumb rubber, sepatu dan sol karet, industri hasil pengolahan karet dan barang-barang dari karet lainnya; komoditi-komoditi industri pengolahan kulit meliputi barang-barang dari kulit, sarung tangan golf, sepatu dan sebagainya; komoditi tekstil dan pakaian jadi meliputi pakaian jadi, tekstil lembaran dan produk tekstil lainnya; komoditi indus-tri pengolahan hasil pertanian meliputi buah-buahan dalam kaleng, makanan ternak, minyak atsiri dan sebagainya; indus-tri pengolahan pertambangan nonmigas meliputi keramik, por-selin, produk-produk seperti lantai porselin (floor tiles), toilet, wastafel dan sebagainya; komoditi aneka industri lainnya, seperti peralatan listrik, lemari es (refrigerator), kipas angin, produk-produk elektronika, radio, televisi, ka-mera dan lain-lain.

Hasil produksi kelompok aneka industri dari tahun 1983/84 sampai dengan tahun 1987/88 dapat dilihat pada Tabel VIII-3. Pada tabel tersebut tampak bahwa pada umumnya perkembangan produksi cabang industri pangan dari tahun 1983 sampai dengan tahun 1987/88 menunjukkan penurunan kecuali untuk komoditi rokok kretek, minyak goreng kelapa, dan minyak goreng kelapa sawit. Penurunan produksi rokok putih disebabkan karena ada-nya pergeseran selera konsumen dari rokok putih ke rokok kre-tek, sedangkan penurunan produksi sakarin dan siclamat dise-babkan karena adanya pengendalian produksi dengan alasan per-timbangan kesehatan masyarakat. Khusus untuk perkembangan produksi minyak goreng kelapa sawit, penurunan produksi mulai tahun 1984/85 disebabkan karena alokasi crude palm oil (CPO) sebagai bahan baku lebih diutamakan untuk ekspor. Namun demi-kian, kebutuhan minyak goreng secara nasional dapat terpenuhi dengan adanya peningkatan produksi minyak goreng kelapa.

Perkembangan produksi komoditi-komoditi pada cabang in-dustri tekstil dari 1983/84 sampai dengan tahun 1987/88 me-nunjukkan perkembangan yang cukup baik, peningkatan produksi ini terutama disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan tekstil baik kebutuhan di dalam negeri maupun untuk ekspor. Rata-rata peningkatan produksi per tahun untuk komoditi-komoditi : benang tenun termasuk filamen sebesar 10,8%, tekstil lembaran sebesar 12,0%, dan pakaian jadi sebesar 7,4%; serta serat

479

Page 35:  · Web viewDemikian pula, mesin dan peralatan pabrik kopi berupa mesin pemasuk kopi (coffe pump), pemecah kopi (huller), pengaduk (pulper) dan pengering kopi (dryer) telah mampu

TABEL VIII – 3PRODUKSI ANEKA INDUSTRI

1982/83 – 1987/88

480

Page 36:  · Web viewDemikian pula, mesin dan peralatan pabrik kopi berupa mesin pemasuk kopi (coffe pump), pemecah kopi (huller), pengaduk (pulper) dan pengering kopi (dryer) telah mampu

(Lanjutan Tabel VIII – 3)

481

481

Page 37:  · Web viewDemikian pula, mesin dan peralatan pabrik kopi berupa mesin pemasuk kopi (coffe pump), pemecah kopi (huller), pengaduk (pulper) dan pengering kopi (dryer) telah mampu

(Lanjutan Tabel VIII – 3)

1) Termasuk rajut2) Termasuk produksi industri kecil3) Angka sementara (sampai dengan Desember 1987)

482

Page 38:  · Web viewDemikian pula, mesin dan peralatan pabrik kopi berupa mesin pemasuk kopi (coffe pump), pemecah kopi (huller), pengaduk (pulper) dan pengering kopi (dryer) telah mampu

staple sebesar 8,7% yang diproduksi sejak 1983/84 dan zat warna tekstil sebesar 10,2% yang diproduksi sejak 1984/85.

Dalam cabang industri kimia, perkembangan produksi jenis-jenis industri dari tahun 1982/83 sampai dengan tahun 1987/88 mengalami peningkatan yang cukup besar, kecuali untuk komo-diti sabun cuci dan kulit imitasi. Dalam periode lima tahun terakhir terdapat beberapa jenis komoditi baru pada cabang industri ini, antara lain tinta cetak, pita kaset kosong, pita video kosong, jaring ikan, dan kertas diazo. Jenis-jenis industri yang menunjukkan perkembangan cukup besar pada cabang industri kimia ini meliputi sabun mandi, detergent, tapal gigi, korek api, kotak karton, dan pipa PVC (dan fitting), produksinya pada tahun 1987/88 masing-masing sebe-sar 165.698 ton, 160.500 ton, 475 juta tube, 2.387,3 juta kotak 191.700 ton dan 57.564 ton, sedangkan produksinya pada tahun 1982/83 masing-masing sebesar 29.980 ton, 66.778 ton, 145 juta tube, 681,4 juta kotak, 79.526 ton dan 25.500 ton, atau terdapat peningkatan rata-rata masing-masing sebesar 49,1%, 20,6%, 28,2%, 31,9%, 23,0% dan 21,6% dalam setiap tahunnya. Sejalan dengan peningkatan cabang industri kimia ini, komoditi-komoditi crumb rubber, cat, sepatu karet/kanvas dan karung plastik meningkat rata-rata sebesar 6,2%, 5,7%, 8,1% dan 19,3% dalam setiap tahunnya. Khusus untuk sepatu karet/kanvas dan karung plastik, produk ini mulai dihasilkan pada tahun 1983/84.

Produksi jenis-jenis industri pada cabang industri alat listrik dan logam dari tahun 1982/83 sampai dengan tahun 1987/88 mengalami peningkatan yang cukup mantap, kecuali untuk komoditi-komoditi sepeda motor, alat pendingin (AC), mesin jahit dan kipas angin. Jenis-jenis industri yang meng-alami peningkatan cukup besar meliputi accu, lampu pijar, battery kering dan kabel listrik/telepon yang masing-masing meningkat rata-rata 11,2%, 26,9%, 14,0% dan 33,3% dalam se-tiap tahunnya. Di samping jenis-jenis komoditi tersebut, komo-diti-komoditi baru pada cabang industri alat listrik dan lo-gam ini mengalami peningkatan yang cukup besar sejak 1983/84, meliputi jenis industri amplifier sebesar 136,3%, tunner se-besar 5,1%, pengeras suara (loudspeaker) sebesar 5,9% dan pengatur tahanan variabel (variabel resistor) sebesar 7,8%. Khusus untuk komoditi-komoditi lemari es dan cassette recor-der apabila produksi tahun 1987/88 dibandingkan dengan tahun 1982/83 mengalami penurunan, namun apabila dihitung perkem-bangannya dalam lima tahun terakhir, terdapat peningkatan rata-rata sebesar 0,3% dan 1,1% dalam setiap lima tahunnya.

483

Page 39:  · Web viewDemikian pula, mesin dan peralatan pabrik kopi berupa mesin pemasuk kopi (coffe pump), pemecah kopi (huller), pengaduk (pulper) dan pengering kopi (dryer) telah mampu

Penurunan produksi beberapa jenis komoditi pada cabang indus-tri alat listrik dan logam ini antara lain disebabkan oleh menurunnya daya beli masyarakat, pemakaian konsumen yang ter-batas dan adanya saingan dari produk sejenis buatan luar ne-geri.

Pada cabang industri bahan bangunan dan umum, semua jenis industri mengalami peningkatan yang cukup besar. Hal ini di-sebabkan karena bahan baku dari jenis-jenis industri tersebut umumnya bersumber dari dalam negeri, sebagian besar hasil produksinya merupakan komoditi ekspor dan pesatnya kenaikan pembangunan perumahan di dalam negeri. Beberapa jenis komo-diti industri bahan bangunan yang baru diproduksi dalam lima tahun terakhir ini antara lain papan partikel (particle board), kayu lapis dekorasi (decorative plywood), kayu olahan (wood-working), alat kebersihan (sanitair), dinding porselin (wall tile), asbes semen, marmer, genteng semen dan tiang listrik beton. Produksi komoditi-komoditi ini pada tahun 1987/88 masing-masing sebesar 24.986,6 ribu lembar, 299.500 m3, 1.903,1 ribu m3, 1.323 ribu buah, 7.974,9 ribu buah, 335.400 ton, 1.430,5 ribu m2, 49.650 ribu buah dan 418.948 buah. Sejak berproduksi pada tahun 1984/85 masing-masing ko-moditi tersebut mengalami kenaikan rata-rata per tahun sebe-sar 17,3%, 8,6%, 6,0%, 10,1%, 6/7%, 4,3%, 18,0%, 28,1% dan 6,2%. Peningkatan produksi kayu lapis dan kayu gergajian dari tahun 1983/84 sampai dengan tahun 1987/88 rata-rata adalah 22,2% dan 6,0% dalam setiap tahunnya.

Sejalan dengan perkembangan industri bahan bangunan ter-sebut, produksi jenis-jenis industri lainnya pada cabang in-dustri bahan bangunan dan umum sampai dengan tahun 1987/88 mengalami peningkatan yang cukup mantap, seperti industri gelas dan botol, kulit, ball point, karung goni, sepatu ku-lit, katup sleret, pecah belah dari keramik dan rotan olahan.

Sementara itu, jumlah tenaga kerja yang dapat diserap oleh kelompok aneka industri dari tahun 1984 sampai dengan tahun 1987 adalah sebesar 436.376 orang.

Berdasarkan uraian perkembangan hasil produksi kelompok aneka industri dari tahun 1983/84 sampai dengan tahun 1987/88 dapat disimpulkan bahwa, industri-industri yang produksinya meningkat terus-menerus dari tahun ke tahun meliputi rokok kretek, serat polyester, pakaian jadi, pipa PVC (dan fitting), cat dan dempul, sabun mandi, detergent, korek api, tapal gigi, karung plastik, jaring ikan, aki (accu), radio/radio

484

Page 40:  · Web viewDemikian pula, mesin dan peralatan pabrik kopi berupa mesin pemasuk kopi (coffe pump), pemecah kopi (huller), pengaduk (pulper) dan pengering kopi (dryer) telah mampu

casette, televisi berwarna, battery kering, alat semprot hama, kayu gergajian, kayu olahan (wood working) (termasuk mebel), asbes semen, sanitair, marmer, crumb-rubber, kotak karton, tinta cetak, dan dinding keramik. Peningkatan tersebut disebabkan antara lain oleh peningkatan penggunaan barang-barang produksi dalam negeri, terutama barang-barang substitusi impor; peningkatan keterkaitan antara industri me-lalui sistem sub-kontrak; pengaturan tata niaga yang semakin menunjang pertumbuhan industri di dalam negeri; upaya pening-katan nilai tambah komoditi ekspor nonmigas.

Jenis-jenis industri yang produksinya berfluktuasi seper-ti minyak goreng kelapa sawit, margarine, susu cair, sepeda motor dan tunner, disebabkan antara lain oleh ketidak stabilan penyediaan bahan baku dalam setiap tahun; pengaruh pasaran di luar negeri terutama untuk komoditi ekspor; perubahan selera konsumen terhadap jenis produksi yang dihasilkan.

Beberapa industri yang produksinya mengalami penurunan cukup besar antara lain rokok putih, susu kental manis, sa-karin dan siklamat, kulit imitasi, dan mesin jahit. Penurunan produksi tersebut disebabkan antara lain kejenuhan pasar dalam negeri, sedang untuk diekspor belum memungkinkan karena tingkat efisiensi yang masih rendah mengakibatkan lemahnya daya saing terhadap barang-barang impor; serta industri yang dibatasi produksinya dengan alasan pertimbangan kesehatan masyarakat.

Dalam tahun pertama periode 1983/84 - 1987/88 pengembang-an kelompok aneka industri masih dihadapi masalah penyediaan bahan baku, baik yang berasal dari dalam negeri maupun yang berasal dari luar negeri. Pada umumnya, mutu dan jumlah bahan baku dalam negeri belum memadai sedangkan bahan baku yang masih perlu diimpor dipengaruhi oleh keadaan ekonomi dunia. Ketergantungan terhadap bahan baku ini antara lain disebabkan oleh belum berkembangnya industri hulu dalam negeri. Di samping itu, kelompok industri ini masih menghadapi kelemahan di bidang perangkat lunak.

Tambahan pula potensi pemasaran dalam negeri belum sepe-nuhnya dapat dimanfaatkan karena terdapat beberapa hambatan antara lain kurangnya motivasi dan kesadaran masyarakat untuk menggunakan hasil produksi dalam negeri. Selanjutnya dalam pemasaran luar negeri masih dihadapi keterbatasan kemampuan teknis dan manajemen dalam negeri, kontinuitas produksi yang

485

Page 41:  · Web viewDemikian pula, mesin dan peralatan pabrik kopi berupa mesin pemasuk kopi (coffe pump), pemecah kopi (huller), pengaduk (pulper) dan pengering kopi (dryer) telah mampu

tidak terjamin, pengaruh prinsipal, kurangnya promosi produk-produk industri yang mempunyai potensi ekspor.

Demikian juga proses alih teknologi pada kelompok aneka industri pada umumnya masih dalam tahap awal, yaitu tahap pe-nyerapan dan adaptasi teknologi dan belum sampai pada tahap pengembangan atau penciptaan teknologi baru. Saat ini juga masih dirasakan kurangnya tenaga terampil yang mampu menyerap dan melaksanakan teknologi baru, terutama untuk tenaga tingkat menengah dan operator. Di samping itu tampak adanya keengganan dari sumber teknologi (yang berasal dari luar ne-geri) untuk melaksanakan alih teknologi. Selanjutnya dalam pelaksanaan program penanggalan dihadapi beberapa masalah antara lain besarnya investasi yang diperlukan dan umumnya di luar jangkauan kemampuan perusahaan-perusahaan yang bersang-kutan; dan program penanggalan atas komponen-komponen yang jumlahnya terbatas pada umumnya tidak disukai oleh prinsipal-nya.

Masalah pencemaran yang timbul umumnya disebabkan belum seluruh pabrik dilengkapi dengan alat pencegah pencemaran, terutama pabrik-pabrik yang sudah lama dibangun. Upaya pence-gahan pencemaran ini telah dilaksanakan, namun masih dirasa-kan kurangnya tenaga terampil dalam menangani masalah ter-sebut dan juga kurangnya kesadaran masyarakat merupakan ham-batan dalam mengatasi pencemaran lingkungan.

Beberapa hambatan yang dihadapi dalam usaha peningkatan program keterkaitan serta pendalaman struktur industri, an-tara lain belum seimbangnya pertumbuhan dan perkembangan bahan baku yang berasal dari sektor pertanian, kehutanan, pertambangan dan sektor industri sendiri, sehingga hal ini menimbulkan masalah yang menyangkut jumlah, mutu, harga, dan kesinambungan pengadaan. Di samping itu juga karena pengem-bangan industri hulu/dasar kurang selaras dengan perkembang-an industri hilir yang akan memanfaatkan bahan baku industri hulu/dasar tersebut. Hal ini selanjutnya mengakibatkan bebe-rapa industri hilir masih melakukan impor bahan baku dalam rangka memenuhi kebutuhannya.

Dalam hal penggunaan mesin dan peralatan pabrik, tampak industri-industri yang dibangun sebelum Repelita I sudah tidak efisien lagi dan teknologinya juga sudah jauh keting-galan, sementara itu masih terdapat beberapa industri yang belum memiliki proses pengolahan yang lengkap. Demikian pula saat ini masih nampak kurangnya minat industri dalam negeri

486

Page 42:  · Web viewDemikian pula, mesin dan peralatan pabrik kopi berupa mesin pemasuk kopi (coffe pump), pemecah kopi (huller), pengaduk (pulper) dan pengering kopi (dryer) telah mampu

untuk menggunakan mesin dan peralatan-peralatan pabrik buatan dalam negeri mengingat mutunya yang belum memadai dan harga-nya lebih tinggi dibandingkan dengan produk impor.

Pelaksanaan program keterkaitan dengan industri kecil antara lain menghadapi masalah yang menyangkut disain, standar, mutu dan spesifikasi teknis lainnya yang tidak meme-nuhi persyaratan, di samping masalah harga produk yang belum memadai.

Masalah tersebut di atas secara bertahap mulai diatasi melalui kebijaksanaan baru. Di samping itu deregulasi yang di-lakukan secara berturut-turut telah juga memperkecil masalah-masalah tadi sehingga menjelang 1987/88 keadaan industri sudah lebih membaik.

4. Industri Kecil

Pembangunan industri kecil diarahkan untuk lebih mening-katkan industri kecil dan kerajinan rakyat dengan tujuan mem-perluas kesempatan kerja dan kesempatan berusaha melalui pe-nyempurnaan, pengaturan, pembinaan dan pengembangan usaha serta peningkatan produktivitas dan perbaikan mutu produksi. Dalam hubungan ini sekaligus diusahakan pula agar peranan ko-perasi industri kecil dapat lebih ditingkatkan.

Di samping itu dalam pelaksanaan pembangunan industri kecil perlu diusahakan agar tercipta kaitan yang erat antara industri kecil, industri menengah dan industri besar.

Pembinaan industri kecil dilaksanakan melalui sentra-sen-tra yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia terutama di pedesaan. Dibandingkan dengan pembinaan melalui Lingkungan Industri Kecil (LIK), pembinaan melalui sentra mempunyai be-berapa keuntungan antara lain, tidak memerlukan biaya besar karena tidak perlu membangun tempat usaha baru, bantuan yang diberikan langsung dapat dinikmati oleh para pengusaha kecil/ pengrajin, manajemen kekeluargaan dapat dipertahankan dan me-ningkatkan pembangunan desa sekaligus meningkatkan kesejahte-raan warga desa yang pada akhirnya akan meningkatkan ketahan-an nasional. Sampai dengan tahun 1986 jumlah sentra yang telah dibina secara kumulatif sebanyak 3.313 sentra yang me-liputi industri kecil pangan 908 sentra (27%), industri kecil kerajinan dan umum 719 sentra (22%), industri kecil sandang dan kulit 669 sentra (20%), industri kecil kimia dan bahan

487

Page 43:  · Web viewDemikian pula, mesin dan peralatan pabrik kopi berupa mesin pemasuk kopi (coffe pump), pemecah kopi (huller), pengaduk (pulper) dan pengering kopi (dryer) telah mampu

bangunan 605 sentra (18%), dan industri kecil logam 412 sentra (13%).

Sementara itu dalam usaha meningkatkan keterampilan dan kemampuan para pengrajin dalam bidang manajemen dan teknik produksi telah diberikan bantuan perangkat lunak maupun pe-rangkat keras, di samping juga disediakan Unit Pelayanan Teknis (UPT).

Dalam rangka pembinaan dan pengembangan industri kecil juga diadakan kerja sama dengan instansi lainnya. Kerja sama Departemen Perindustrian dengan Departemen Koperasi dan De-partemen Tenaga Kerja. dilaksanakan dalam bentuk KOPINKRA. Sampai dengan tahun 1986 telah dibentuk 746 KOPINKRA di 11 Propinsi, yaitu : Bali (175 KOPINKRA), Jawa Barat (61 KOPIN-KRA), Jawa Tengah (66 KOPINKRA), Jawa Timur (103 KOPINKRA), Kalimantan Barat (20 KOPINKRA), Sulawesi Selatan (33 KOPIN-KRA), D.I. Aceh (15 KOPINKRA), Sulawesi Tenggara (21 KOPIN-KRA), Sulawesi Utara (33 KOPINKRA), DKI Jakarta (27 KOPIN-KRA), Sumatera Utara (73 KOPINKRA), D.I. Yogyakarta (84 KOPINKRA) dan Kalimantan Timur (35 KOPINKRA). Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku bagi industri kecil, Departemen Perin-dustrian bekerja sama dengan Departemen Pertanian, Departemen Kehutanan serta Departemen Pertambangan dan Energi.

Program kerja sama juga dilakukan dengan dunia usaha, yaitu dengan program keterkaitan. Program keterkaitan ini me-rupakan kerja sama antara industri kecil dengan industri besar, industri sedang, eksportir, pusat-pusat pertokoan serta sektor ekonomi dan jasa lainnya melalui sistem bapak angkat, subkontrak dan pemasok kepada perusahaan besar (vendor). Program keterkaitan dengan industri besar/sedang milik pemerintah (BUMN) dalam tiga tahun terakhir secara ber-turut-turut adalah 38 buah (tahun 1985), 50 buah (1986) dan 44 buah pada semester I tahun 1987, sedang nilai penjualan-nya meningkat dari Rp. 25.907 juta pada tahun 1985 menjadi Rp. 36.051 juta pada tahun 1986 dan pada semester I tahun 1987 sebesar Rp. 19.696 juta. Program lain yang juga cukup penting adalah program pengembangan industri kecil melalui pencadang-an usaha, perizinan dan Daftar Skala Prioritas.

Perkembangan jumlah unit usaha dan tenaga kerja selama empat tahun dari tahun 1983 sampai dengan tahun 1987 cukup menggembirakan. Tenaga kerja yang diserap selama 3 tahun per-tama Repelita IV, berjumlah 1.017.264 orang.

488

Page 44:  · Web viewDemikian pula, mesin dan peralatan pabrik kopi berupa mesin pemasuk kopi (coffe pump), pemecah kopi (huller), pengaduk (pulper) dan pengering kopi (dryer) telah mampu

Jumlah unit usaha pada tahun 1984 adalah 1.570.744 unit atau naik sekitar 1% dari tahun 1983 yang berjumlah 1.554.871 unit, pada tahun 1985 meningkat menjadi 1.664.815 unit dan pada tahun 1986 meningkat lagi menjadi 1.717.941 unit. Sedang tenaga kerja yang dapat diserap meningkat menjadi 4.702.067 orang dari 4.423.844 orang pada tahun 1983. Pada tahun 1985 meningkat menjadi 5.259.017 orang dan pada tahun 1986 mening-kat lagi menjadi 5.441.108 orang.

Penyebaran industri kecil baik lokasi unit usaha maupun banyaknya tenaga kerja yang diserap semakin mengarah ke luar Jawa. Penyebaran relatip unit usaha di Jawa tahun 1983 se-besar 77%, tahun 1984 turun menjadi 76,5%, tahun 1985 turun menjadi 75,3% dan semester I tahun 1986 turun lagi menjadi 74,7%. Sebaliknya penyebaran relatip unit usaha di luar Jawa pada tahun 1983 sebesar 23%, tahun 1984 naik menjadi sebesar 23,5%, tahun 1985 naik menjadi 24,8% dan semester I tahun 1986 naik lagi menjadi 25,3%. Demikian Pula daya serap re-latip tenaga kerja di luar Jawa menunjukkan prosentase yang meningkat yaitu sebesar 21% pada tahun 1983, naik menjadi se-besar 21,1% pada tahun 1984, tahun 1985 naik menjadi 22,0% dan semester I tahun 1986 menjadi 22,9%. Sebaliknya di Jawa mengalami penurunan relatip dari 79% pada tahun 1983 menjadi 78,9% pada tahun 1984, tahun 1985 turun menjadi 78,0% dan se-mester I tahun 1986 turun lagi menjadi 77,1%.

Dalam tahun 1983 volume ekspor komoditi industri kecil meningkat sebesar 11,9% menjadi 79.778 ton dari 71.311 ton pada tahun 1982. Cabang industri pangan mengalami kenaikan volume sekitar 118,1%. Selanjutnya untuk cabang industri sandang dan kulit serta aneka kerajinan dan umum masing-ma-sing mengalami kenaikan volume sekitar 46,8% dan 28,5%. Se-mentara itu volume ekspor dari cabang industri kimia dan bahan bangunan mengalami penurunan sekitar 1,2%.

Volume ekspor komoditi industri kecil pada tahun 1984 ke-cuali industri aneka kerajinan dan umum, semuanya mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 1983. Kenaikan terbesar terjadi pada industri sandang dan kulit, yaitu sebesar 116,3% atau dari 9.282,5 ton menjadi 20.077,5 ton. Kemudian bertu-rut-turut diikuti oleh industri pangan dan industri kimia dan bahan bangunan yang masing-masing mengalami kenaikan sebesar 31,7% dan 10,2%. Sedangkan industri aneka kerajinan dan umum turun sebesar 3,8%. Seperti halnya pada volume ekspor, nilai ekspor industri sandang dan kulit juga mengalami kenaikan

489

Page 45:  · Web viewDemikian pula, mesin dan peralatan pabrik kopi berupa mesin pemasuk kopi (coffe pump), pemecah kopi (huller), pengaduk (pulper) dan pengering kopi (dryer) telah mampu

yang terbesar, yaitu 121,4%, kemudian diikuti oleh industri kimia dan bahan bangunan sebesar 44,2%. Sedangkan industri pangan, meskipun terjadi kenaikan dalam volume ekspor, tetapi nilainya mengalami penurunan sebesar 13,7%. Penurunan nilai ekspor juga dialami oleh industri kerajinan dan umum sebesar 1,9%.

Dalam tahun 1985 volume ekspor komoditi industri kecil meningkat sebesar 13,2% menjadi 110.731,6 ton dari 97.826,0 ton pada tahun 1984. Industri aneka kerajinan dan umum meng-alami kenaikan yang terbesar, yaitu 46,6%. Peningkatan ini diikuti oleh industri sandang dan kulit sebesar 30,3% dan in-dustri kimia dan bahan bangunan sebesar 10,1%. Volume indus-tri pangan yang tahun 1984 mengalami peningkatan dibanding tahun 1983, pada tahun 1985 mengalami penurunan sebesar 40,3% menjadi 5.598,3 ton dari 9.377,6 ton pada tahun 1984. Turun-nya nilai ekspor juga terjadi pada industri pangan. Serta in-dustri kimia dan bahan bangunan sebesar 7,8% dan 8,5%, namun untuk industri sandang dan kulit serta industri aneka keraji-nan dan umum mengalami kenaikan sebesar 27,3% dan 9,7%.

Selanjutnya dalam tahun 1986 volume ekspor komoditi in-dustri kecil relatip meningkat dibandingkan dengan tahun 1985, meskipun hanya meningkat sebesar 0,9%. Kenaikan ter-sebut disebabkan oleh meningkatnya ekspor industri aneka ke-rajinan dan umum dari 14.794,1 ton menjadi 16.608,1 ton atau naik 12,3%. Sementara itu ketiga cabang industri lainnya, yaitu industri pangan, industri sandang dan kulit dan indus-tri kimia dan bahan bangunan, mengalami penurunan sebesar 1,1%, 2,5% dan 0,3%. Nilai ekspor seluruh cabang industri kecil mengalami kenaikan. Kenaikan terbesar terjadi pada in-dustri aneka kerajinan dan umum, yakni sebesar 75,1%, kemu-dian berturut turut industri sandang dan kulit sebesar 26,7%, industri kimia dan bahan bangunan sebesar 10,9% dan yang mengalami kenaikan terkecil adalah industri pangan yaitu se-besar 6%.

Pada tahun 1987 volume ekspor industri kecil mengalami kenaikan untuk semua cabang industri kecuali cabang industri sandang dan kulit. Kenaikan terbesar terjadi pada cabang in-dustri aneka kerajinan dan umum yaitu sebesar 47%, kemudian diikuti berturut-turut cabang industri kimia dan bahan bangu-nan dan cabang industri pangan masingmasing sebesar 18% dan 10%. Sedang cabang industri sandang dan kulit mengalami penu-runan yang cukup besar (sekitar 34%). Perkembangan ekspor ke-lompok industri kecil secara rinci dapat dilihat dalam Tabel VIII-4.

490

Page 46:  · Web viewDemikian pula, mesin dan peralatan pabrik kopi berupa mesin pemasuk kopi (coffe pump), pemecah kopi (huller), pengaduk (pulper) dan pengering kopi (dryer) telah mampu

TABEL VIII - 4

EKSPOR KOMODITI INDUSTRI KECIL,1982 - 1987(ton)

No. Cabang I n d u s t r i 1982 1983 1984 1985 1986 1987* )

1. Pangan 3 .26 3 ,2 7 .11 8 ,9 9 .377 ,6 5 .59 8 ,3 5 .592,4 6 .142 ,7

2. Sandang dan Kulit 6 .32 4 ,8 9 .282 ,5 20 .077,5 26.160,1 25 .520 ,0 16.845,6

3. Kimia dan Bahan Bangunan 53 .560,4 52.890,1 58 .282 ,0 64.179,1 63 .965,9 75 .168 ,5

4 . Aneka Kerajinan dan Umum 8 .1 6 2 , 7 10.486,5 10.088,9 14.794,1 16.608,1 24 .354 ,8

Jumlah : 71.311,1 78 .778 ,0 97 .826 ,0 110.731,6 111.686,4 122.511,6

* ) Angka sementara (sampai dengan Desember 1987)

491

Page 47:  · Web viewDemikian pula, mesin dan peralatan pabrik kopi berupa mesin pemasuk kopi (coffe pump), pemecah kopi (huller), pengaduk (pulper) dan pengering kopi (dryer) telah mampu

Permasalahan yang dihadapi oleh kelompok industri kecil antara lain pemasaran hasil produksi dan teknik produksi sehingga menghambat usaha pengembangan industri kecil. Dalam upaya untuk mengekspor hasil produksi industri kecil masih ditemui beberapa hambatan. Masalah utama yang dihadapi adalah produktivitas dan kualitas yang masih rendah serta masih lemahnya disain dan warna. Hal ini disebabkan antara lain karena sifat proses produksi jenis industri yang bersangkutan serta teknologi yang digunakan. Di samping itu sebagian besar usaha industri kecil dalam menghasilkan produksinya mengguna-kan teknologi proses sederhana, mesin-mesin peralatan yang sederhana, tidak tepat guna sehingga mutu produksi rendah dan tidak memenuhi standar yang ditetapkan. Masalah lain yang juga sangat penting adalah tidak efisiennya sistim pemasaran, baik untuk pemasaran dalam negeri maupun ekspor dan kurang tanggapnya pengrajin atau pengusaha kecil terhadap perkem-bangan pasar sehingga jenis maupun mutu produk tidak dapat mengikuti dinamika perkembangan permintaan pasar.

Dalam hal permodalan, masih banyak pengrajin atau pengu-saha kecil yang belum memanfaatkan kredit yang disediakan oleh bank atau lembaga keuangan lainnya, terutama bank atau lembaga keuangan milik pemerintah. Hal ini disebabkan karena pada umumnya para pengrajin dan pengusaha kecil belum dapat memenuhi persyaratan bank.

492