Top Banner
BAB 9 PERTANIAN DAN PENGAIRAN
193

 · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

Nov 22, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

BAB 9

PERTANIAN DAN PENGAIRAN

Page 2:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa
Page 3:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

BAB 9

PERTANIAN DAN PENGAIRAN

I. PENDAHULUANBerdasarkan Garis-garis Besar Haluan Negara dalam Repe-

lita IV pembangunan pertanian dalam arti luas akan terus di-

tingkatkan dengan tujuan meningkatkan produksi pertanian

guna memenuhi kebutuhan pangan dan kebutuhan industri dalam

negeri serta meningkatkan ekspor, meningkatkan pendapatan pe-

tani, memperluas kesempatan kerja, mendorong pemerataan ke-

sempatan berusaha, mendukung pembangunan daerah, serta me-

ningkatkan kegiatan transmigrasi. Dengan demikian sektor per-

tanian akan makin kuat sebagai pendukung perkembangan Indus-

tri dalam rangka mencapai perekonomian yang semakin seimbang.

Selanjutnya Garis-garis Besar Haluan Negara juga menen-

tukan agar pembangunan pertanian yang mencakup pertanian ta-

naman pangan, perikanan, per ternakan, perkebunan dan kehutan-

an lebih ditingkatkan melalui usaha-usaha intensifikasi, eks-

tensifikasi, diversifikasi dan rehabilitasi, secara terpadu,

serasi dan merata dengan tetap memelihara kelestarian sumber

alam dan lingkungan hidup. Di samping itu peningkatan produk-

si pangan seperti beras dan palawija, termasuk usaha pening-

katan penanganan pasca panen, serta produksi pangan yang ber-

asal dari hortikultura, perkebunan , peternakan dan perikan-

an, bertujuan untuk memantapkan swasembada pangan dan seka-

ligus memperbaiki mutu makanan, khususnya dengan memperbesar

penyediaan protein nabati dan hewani. Peningkatan produksi

395

Page 4:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

pangan juga diarahkan untuk memperbaiki taraf hidup petani, memperluas kesempatan kerja dan menjamin penyediaan pangan untuk masyarakat pada tingkat harga yang layak bagi petani produsen maupun konsumen.

Selain itu Garis-garis Besar Haluan Negara juga menetap- kan bahwa peningkatan produksi perkebunan, kehutanan, per- ikanan dan peternakan di samping untuk meningkatkan perluasan lapangan kerja dan meningkatkan penghasilan rakyat, juga ber-tujuan untuk menunjang pembangunan industri serta meningkat- kan ekspor. Peningkatan produksi perikanan dilaksanakan de- ngan sekaligus memperbaiki kehidupan nelayan dan memajukan desa-desa pantai. Selanjutnya akan ditingkatkan pemanfaatan Zona Ekonomi Eksklusif.

Di samping memanfaatkan hasil hutan untuk pembangunan, Garis-garis Besar Haluan Negara menentukan agar perhatian pe- nuh tetap diberikan kepada pembinaan hutan sebagai sumber alam. Dalam rangka itu akan dilanjutkan usaha-usaha peningka- tan penertiban penebangan hutan, penanaman kembali hutan-hu- tan yang rusak serta konversi sebagian hutan alam menjadi hu- tan buatan yang menghasilkan kayu untuk energi dan industri. Selanjutnya pengelolaan hutan akan ditingkatkan dan disempur-nakan agar memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada rakyat. Produksi hasil hutan akan ditingkatkan melalui usaha pening-katan efisiensi pengusahaan hutan, pemanfaatan limbah serta jenis kayu dan hasil hutan yang belum diusahakan, dan pening-katan mutu kawasan hutan. Dalam hubungan ini tetap di perha-tikan peranan hutan sebagai sumber pendapatan dan lapangan kerja bagi penduduk sekitarnya. Hal ini akan lebih meningkat- kan rasa tanggung-jawab masyarakat untuk membina kelestarian hutan.

396

Page 5:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

Selain itu sesuai dengan Garis-garis Besar Haluan Negara

dalam pembangunan pertanian akan diperhatikan rehabilitasi

tanah kritis untuk memulihkan kembali dan mempertahankan ke-

suburan tanah, sumber air, hutan, dan sumber alam lainnya.

Rehabilitasi tanah kritis tersebut akan disertai dengan usaha

peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kelestarian

sumber alam sehingga masyarakat ikut serta secara aktif dalam

pelaksanaannya. Di samping usaha rehabilitasi tanah-tanah

kritis antara lain melalui reboisasi dan penghijauan, akan

terus dilanjutkan usaha pencegahan timbulnya tanah kritis ba-

ru. Untuk keperluan itu di samping penyempurnaan cara penge-

lolaan hutan, akan ditingkatkan pengendalian perladangan ber-

pindah, sedang di tanah pertanian perlu ditingkatkan kegiatan

penyuluhan, percontohan, dan sebagainya.

Pembangunan pertanian harus merupakan usaha yang terpadu

dengan pembangunan daerah dan pedesaan. Dalam hubungan ini

khusus mengenai masalah tanah GBHN menetapkan agar dilanjut-

kan dan ditingkatkan langkah-langkah untuk mengendalikan se-

cara efektif masalah penggunaan, penguasaan, pemilikan, dan

pengalihan hak atas tanah, sehingga benar-benar sesuai dengan

asas adil dan merata. Dalam hubungan akan dicegah penga-

lihan hak atas tanah yang menjurus pada pemilikan tanah yang

melebihi ketentuan yang berlaku. Di samping itu akan diusaha-

kan untuk mencegah pembagian tanah yang sangat kecil, agar

manfaat penggunaan tanah tidak makin berkurang.

Untuk menunjang pembangunan pertanian akan diteruskan

dan disempurnakan usaha penyuluhan dan pendidikan pertanian;

juga akan dilanjutkan perbaikan dan perluasan prasarana, pem-

bukaan lahan baru, penyediaan sarana produksi, penyediaan dan

397

Page 6:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

kemudahan kredit dengan syarat yang memadai, serta penelitian

dan pemilihan teknologi pertanian yang tepat, yang disebarkan

keseluruh daerah dan masyarakat petani.

Dalam pelaksanaan pembangunan pertanian, di samping pem-

binaan dan pengendalian yang dilakukan oleh Pemerintah, akan

makin ditingkatkan keikutsertaan petani/nelayan melalui ke-

lompok-kelompok tani/nelayan dan koperasi-koperasi unit desa;

sedangkan perusahaan pertanian yang besar didorong agar dapat

membantu pengembangan usaha pertanian rakyat.

Selanjutnya akan ditingkatkan pengembangan sistem pema-

saran yang menjamin harga yang layak bagi petani produsen

maupun konsumen dengan mengikut sertakan koperasi unit desa.

Peranan pengairan dalam pembangunan pada umumnya dan

pembangunan pertanian pada khususnya adalah sangat penting.

Karena itu, sesuai dengan Garis-garis Besar Haluan Negara da-

lam Repelita IV pembangunan pengairan akan dilanjutkan dan

diarahkan untuk menyediakan air irigasi yang cukup, mengaman-

kan areal produksi dari kerusakan akibat banjir dan mendukung

pembukaan dan pemanfaatan areal pertanian baru dalam rangka

peningkatan produksi pangan. Di samping itu pembangunan pe-

ngairan juga ditujukan untuk mengembangkan, mengatur dan men-

jaga kelestarian sumber-sumber air, menunjang penyediaan air

untuk kesejahteraan masyarakat serta mendukung pembangunan

industri dan kelistrikan.

Pembangunan pengairan yang dilakukan dengan jalan pem-

buatan jaringan baru, rehabilitasi, pemeliharaan dan peman-

faatan jaringan-jaringan yang ada, pengembangan daerah rawa

serta penyelamatan hutan, tanah dan air akan diteruskan dan

398

Page 7:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

ditingkatkan, khususnya di daerah-daerah yang dapat mening-katkan produksi dalam waktu pendek. Dalam hubungan ini masya-rakat petani akan didorong untuk memanfaatkan air irigasi yang tersedia itu dengan mencetak sawah-sawah baru, pertamba- kan dan perkolaman di samping mengintensifkan pengairan sa- wah-sawah yang telah ada. Di samping itu akan lebih diting-katkan kegiatan pengembangan air tanah khususnya di daerah-daerah pertanian kering dan rawan.

Selain itu untuk memanfaatkan jaringan pengairan yang ada secara optimal maka jaringan tersier dan kwarter akan te- rus dikembangkan. Selanjutnya akan ditingkatkan kesadaran, kemampuan dan partisipasi masyarakat dalam usaha-usaha pe-meliharaan saluran dan bangunan pengairan serta pengaturan air secara lebih efisien, antara lain dengan membina dan me-ngembangkan kelompok-kelompok tani pemakai air.

Kebijaksanaan pembangunan pertanian dan pengairan dia- rahkan untuk mengusahakan pembangunan yang makin seimbang an-tara pembangunan sub sektor pertanian dan pembangunan sub sek- tor pengairan dimana pengairan berfungsi sebagai penunjang terhadap pertanian. Demikian pula diusahakan adanya keseimba-ngan pembangunan didalam sub sektor pertanian sendiri. Dalam hubungan ini unsur-unsur yang masih tertinggal di masing-ma- sing bagian, seperti tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan akan lebih memperoleh perhatian, se-perti pengembangan produksi palawija, hortikultura, perikanan lepas pantai dalam rangka pemanfaatan Zona Ekonomi Eksklusif.

Dalam pembangunan pengairan diusahakan pula keseimbangan pemenuhan kebutuhan air untuk berbagai sektor pembangunan

399

Page 8:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

dimana kebutuhan untuk sektor-sektor di luar pertanian bagi daerah-daerah tertentu sudah jauh meningkat.

Dalam pada itu juga akan diusahakan bahwa perkembangan dalam bidang produksi pertanian akan diimbangi pula oleh pe-ngembangan bidang pemasaran serta pengembangan industri pe-ngolahan basil pertanian.

Untuk periode Repelita IV nilai tambah riel sektor per-tanian diperkirakan akan meningkat dengan laju pertumbuhan rata-rata sekitar 3,0% per tahun. Perlu dikemukakan bahwa di-dalam perhitungan nilai tambah sektor-sektor ekonomi, nilai tambah beberapa produk seperti beras, gula, minyak kelapa, minyak kelapa sawit, kayu olahan, kayu lapis, dan beberapa produk lainnya, diperhitungkan bukan di dalam sektor per- tanian melainkan di dalam sektor industri.

II. KEADAAN DAN MASALAH

A. PERTANIAN1. Keadaan Pertanian

Bertitik tolak pada masalah-masalah pokok yang dihadapi sewaktu memasuki Repelita III, dan berdasarkan kebijaksanaan dan langkah-langkah pembangunan pertanian yang digariskan da- lam Repelita III akan diuraikan berbagai hasil yang telah di-capai dalam pembangunan pertanian.

a. Perkembangan Peningkatan Produksi Pangan.

Produksi hasil-hasil pertanian terpenting selama Repelita III secara keseluruhan menunjukkan perkembangan yang cukup

400

Page 9:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

baik, seperti tampak pada Tabel 9 - 1.

Selama Repelita III peningkatan produksi beras setiap ta-

hun adalah 6,1%. Meningkatnya produksi beras ini terutama di-

sebabkan oleh meningkatnya hasil rata-rata beras per ha. Pe-

ningkatan tersebut antara lain diwujudkan oleh diselenggara-

kannya Intensifikasi Khusus (Insus) dan Operasi Khusus

(Opsus).

Peranan Insus dan Opsus tersebut menyebabkan penggunaan

benih Varietas Unggul Tahan Wereng (VUTW), penggunaan pupuk

dan penggunaan pestisida menjadi bertambah tinggi dan meluas.

Hasil rata-rata beras per ha pada akhir Repelita II sebesar

1,96 ton, pada akhir Repelita III menjadi 2,57 ton atau

rata-rata setiap tahunnya meningkat sebesar 7%.

Produksi palawija baik jagung, ubi kayu, ubi jalar, dan

kacang tanah selama Repelita III menunjukkan kenaikan. Kenai-

kan tersebut terutama disebabkan oleh naiknya luas panen.

Selama Repelita III, produksi perikanan mengalami pening-

katan 5,3% setiap tahun, dengan kenaikan produksi perikanan

laut dan darat masing-masing sebesar 5,2% dan 5,6% setiap ta-

hun. Meningkatnya produksi perikanan laut terutama berasal

dari hasil-hasil usaha motorisasi perikanan rakyat dan berkem-

bangnya perusahaan-perusahaan perikanan besar yang mengguna-

kan alat-alat penangkapan ikan modern. Sedangkan peningkatan

produksi perikanan darat terutama bersumber dari hasil usaha

intensifikasi budi daya tambak.

Produksi daging, telur dan susu juga mengalami peningkat-

an, tanpa penurunan populasi ternak. Produksi daging setiap

tahun naik 7,3%, telur 17,4% dan susu 17,2%. Naiknya produksi

401

Page 10:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

TABEL 9 - 1

PRODUKSI BEB0RAPA HASIL PERTANIAN TERPENTING,1978 - 1983(ribu ton)

.

Jenis hasil 1978 1979 1980 19811) 19822) 19835)Kenaikan

1. Boras 7) 17.525 17.872 20.163 22.286 23.191 23.462 6,1

2. Jagung 4.029 3.606 3.991 4.509 3.207 5.180 9,2

3. Ubi kayo 12.902 13.751 13.726 13.301 12.676 13.219 0,6

4. Ubi jalar 2.083 2.194 2.079 2.094 1.897 2.231 1,8

5. Kedelai 617 680 653 704 513 580 0

6. Kacang tanah 446 424 470 475 434 477 1,6

7. Ikan laut 1.227 1.318 1.395 1.408 1.490 1.527,7 5,2

8. Ikan darat 420 430 455 506 530 552,2 5,6

9. Daging 475 486 571 596 629 671 7,3

10. Telur 151 164 259 275 297 316 17,4

11. Susu 3) 62 72 78 86 117 135 17,2

12. Karet 884 898 1.002 1.046 861 1.01.7 3,6

13. Kelapa sawit/minyak 7) 532 642 701 748 874 972 12,9

14. Kelapa/kopra 1.575 1.582 1.759 1.812 1.736 1.628 0,8

15. Intl sawit 94 108 126 135 146 165 11,9

16. Kopi 223 228 285 295 266 234 1,8

17. T e h 91 125 106 110 92 111 6,0

18. Cengkeh 21,2 35,2 39,2 40,2 31 32 12,1

19. Lada 46 47 37 39 38 32 -6,4

20. Tembakau 81 87 116 118 117 122 9,2

21. Gula tebu 7) 1.516 1.601 1.831 1.700 1.861 2.164 7,7

22. Kapas 0,5 0,6 6 10 19,8 7,0 204,0

23. Kayu bulat4) 31.094 29.509 25.818 23.332 22.748 26.480 -2,7

24. Kayu olahan 6) 7) 7.000 9.286 10.644 12.978 13.596 15.890 14,5

25. Kayu lapis 6) 7) 975 1.435 2.332 3.963 6.020 7.590 52,6

1) Angka diperbaiki2) Angka sementara3) Dalam juta liter4) Dalam ribu m35) Angka ramalan. Untuk padi/beras dan palawija ramalan III6) Dalam ribu m3 r.e. (round wood equivalent).7) Dalam perhitungan laju pertumbuhan sektor-sektor ekonomi, nilai tambah produk ini diperhitungkan di dalam sektor industri.

402

Page 11:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

daging dan telur ayam antara lain disebabkan oleh perkemba-

ng an yang pesat dari perusahaan-perusahaan besar peternakan.

Sedangkan naiknya produksi susu sebagai akibat bertambahnya

populasi sapi perah. Pada tahun-tahun selama Repelita II, me-

ningkatnya produksi daging mengakibatkan menurunnya populasi

ternak, sedangkan pada Repelita III meskipun produksi daging

terns meningkat, populasi ternak tidak menurun karena impor

bibit ternak.

Produksi perkebunan selama Repelita III rata-rata setiap

tahun juga menunjukkan kenaikan. Minyak kelapa sawit setiap

tahun naik 12,9%, inti sawit 11,9%, teh 6%, gula tebu 7,7%

dan kopi 1,8%. Peningkatan produksi gula tebu telah berhasil

menurunkan kebutuhan impor gula pada tahun-tahun terakhir Re-

pelita III. Peningkatan produksi hasil-hasil perkebunan ter-

sebut merupakan hasil perluasan areal dan peningkatan produk-

tivitas, terutama dari hasil perkebunan-perkebunan besar.

b. Perkembangan Hasil-hasil Pertanian Untuk Bahan Indus- tri dan Untuk Ekspor.

Hasil-hasil pertanian untuk bahan industri dalam negeri

maupun untuk ekspor terdiri dari kelompok bahan makanan dan

minuman baik hasil tanaman pangan, perikanan, peternakan mau-

pun perkebunan, dan kelompok bukan bahan makanan, terutama hasil

dari perkebunan seperti karet dan hasil peternakan se-

perti kulit.

Sebagaimana telah ditunjuk kan pada Tabel 9 - 1, di antara

produksi hasil pertanian untuk bahan industri dalam negeri

dan untuk ekspor, hanya lada yang mengalami penurunan produk-

si.

403

Page 12:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

Ekspor hasil-hasil pertanian selama Repelita III kurang

memberikan perkembangan yang cukup baik, hal ini karena ada-

nya resesi ekonomi dunia yang, membuat lemahnya permintaan

akan komoditi ekspor hasil-hasil pertanian pada tahun-tahun

terakhir Repelita III.

Meskipun produksi kayu bulat mengalami penurunan dalam

Repelita III, produksi kayu olahan dalam waktu yang sama bah-

kan meningkat dengan 14,5% per tahun dan kayu lapis meningkat

dengan 52,6% per tahun.

c. Pelestarian Sumber Daya AlamDalam rangka usaha pemulihan tanah kritis serta pengem-

bangan hutan rakyat yang dikaitkan dengan pemenuhan kebutuhan

bahan bakar di daerah pedesaan, usaha-usaha reboisasi dan

penghijauan dalam Repelita III telah ditingkatkan. Di samping

itu, penetapan sebagai daerah asal transmigran pada daerah-

daerah ber bukit-bukit di Jawa yang mempunyai daya dukung alam

yang semakin merosot karena pertambahan penduduknya, merupa-

kan usaha-usaha tidak langsung terhadap pelestarian sumber

daya alam. Dengan demikian usaha-usaha intensifikasi dan di-

versifikasi pada lahan-lahan kering dalam rangka meningkat-

kan produksi palawija dengan disertai pula usaha sengkedan

merupakan salah satu cara lain untuk melestarikan sumber daya

alam, dan sekaligus meningkatkan pendapatan petani-petani la-

han kering.

Selama Repelita III, penghijauan di lahan milik petani

meliputi areal seluas 645 ribu ha, reboisasi seluas 700 ribu

ha dan rehabilitasi areal bekas tebangan seluas 272 ribu ha.

Di samping usaha pemulihan kelestarian sumber daya alam

seperti tersebut di atas, juga usaha-usaha perlindungan hutan

404

Page 13:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

dan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar.

Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber

daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa suaka

margasatwa, cagar alam, taman burung, taman wisata, taman

laut dan taman nasional. Taman nasional yang telah ditetapkan

dan telah mulai dikembangkan dalam Repelita III adalah seba-

nyak 16 lokasi dengan luas seluruhnya 4,48 juta ha. Di sam-

ping itu juga telah ditetapkan 30,4 juta ha hutan lindung

sebagai pengatur tata air, pencegah bahaya banjir dan erosi,

untuk mempertahankan kesuburan tanah, dan keseimbangan ling-

kungan hidup.

d. Pendapatan Petani/Nelayan, Perluasan Kesempatan Kerja

serta Pemasaran Hasil dan Sarana Pertanian.

Tujuan pembangunan pertanian bukan saja untuk meningkat-

kan produksi pertanian pangan dan meningkatkan ekspor, mela-

inkan juga untuk meningkatkan pendapatan sebagian terbesar

rakyat dalam rangka peningkatan harkat dan martabat rakyat

pedesaan yang mata pencaharian utamanya adalah dari kegiatan

pertanian. Usaha peningkatan produksi pertanian yang dilaksa-

nakan melalui program intensifikasi, perluasan areal serta

rehabilitasi dan peremajaan tanaman tahunan dengan penerapan

sistem perkebunan inti rakyat, juga akan meningkatkan penda-

patan petani di samping memperluas kesempatan kerja di daerah

pedesaan.

Fluktuasi harga padi dan beras, harga dari sarana produk-

si seperti pupuk dan pestisida tidak setinggi yang pernah di-

alami pada tahun-tahun sebelum Repelita III. Pemasaran hasil-

basil produksi pertanian seperti padi dan beras sudah dapat

ditanggulangi dengan dikembangkannya Koperasi Unit Desa. Wa-

405

Page 14:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

laupun demikian fluktuasi harga yang tinggi bagi hasil per-

tanian lainnya, seperti hasil palawija dan hortikultura, sam-

pai dewasa ini belum sepenuhnya dapat diatasi.

e. Prasarana dan Lembaga Pertanian.

Prasarana dan lembaga pertanian sangat penting peranannya

dalam menunjang pembangunan pertanian. Usaha-usaha untuk me-

nyempurnakan prasarana dan kelembagaan pertanian, yang sudah

dimulai sejak Repelita I, dan selama Repelita III terus di-

tingkatkan.

Jumlah Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) ditingkatkan dari

sebanyak 167 unit pada akhir Repelita II, menjadi 1.321 unit

pada tahun keempat Repelita III. Dengan penambahan jumlah BPP

tersebut penyelenggaraan kursus tani, petak percontohan, usa-

ha pertanian percontohan dapat dilaksanakan secara lebih ter-

atur. Di samping melalui penyuluhan-penyuluhan lapangan, sia-

ran-siaran pertanian melalui media massa telah ditingkatkan

pula. Demikian pula Penyuluh Pertanian Lapangan yang pada

akhir Repelita II berjumlah 8.311 orang, dewasa ini telah

mencapai 13.353 orang. Dalam Repelita III telah ada penyuluh

Pertanian Madya yang jumlahnya pada akhir Repelita III telah

mencapai 2.684 orang. Penyuluh Pertanian Spesialis jumlahnya

meningkat dari 300 orang, pada akhir Repelita II menjadi 567

orang pada tahun keempat Repelita III. Jumlah prasarana dan

tenaga penyuluh peternakan juga telah ditingkatkan. Sampai

tahun terakhir Repelita III jumlah laboratorium diagnostik

telah mencapai 312 unit, sedangkan pada akhir Repelita II ba-

ru mencapai 205 unit. Tenaga Penyuluh Peternakan Spesialis

telah ditambah dari 293 orang pada akhir Repelita II menjadi

368 orang, tenaga Penyuluh Peternakan Lapangan dan demonstra-

406

Page 15:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

tor dari 463 orang menjadi sejumlah 936 orang dan tenaga vak-

sinator dari 1.025 orang menjadi sebanyak 1.130 orang. Dalam

usaha menunjang peningkatan usaha perikanan rakyat terutama

dalam memasarkan produksi nelayan telah dibangun dan direha-

bilitasi sejumlah pelabuhan perikanan. Sampai dengan akhir

Repelita III telah dibangun pelabuhan perikanan sebanyak 24

buah dan Pangkalan Pendaratan Ikan sebanyak 147 buah, sedang-

kan selama Repelita II Pelabuhan Perikanan baru yang dibangun

adalah sebanyak 17 buah dan Pangkalan Pendaratan Ikan seba-

nyak 133 buah .

Guna mendukung usaha pemantapan pemasaran hasil-hasil

pertanian khususnya di daerah pedesaan, Koperasi Unit Desa

telah membangun gudang pangan. Dengan adanya gudang-gudang

pangan tersebut, penyaluran hasil-hasil pertanian khususnya

beras menjadi lebih efisien. Di samping itu KUD membeli atau

menampung tebu dari para petani, khususnya para petani yang

melaksanakan intensifikasi tebu dalam rangka Tebu Rakyat In-

tensifikasi.

Peningkatan pembangunan prasarana jalan terutama jalan-

jalan desa dan kabupaten telah memperlancar pemasaran hasil-

hasil pertanian ke pasaran umum dan menunjang peningkatan

produksi pertanian. Di daerah-daerah terpencil telah dibangun

jalan-jalan penunjang bantuan Inpres yang tujuannya juga un-

tuk memperlancar jaringan tata niaga hasil pertanian.

2. Masalah-masalah Pokok Pertanian

Meskipun selama Repelita III sudah banyak sasaran-sasaran

dari pembangunan pertanian yang telah dicapai, namun masih

terdapat masalah-masalah yang dalam Repelita III belum dapat

sepenuhnya dipecahkan. Di samping itu, dalam kurun waktu yang

407

Page 16:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

sama timbul pula masalah-masalah baru yang perlu memperoleh

penanganan.

Masalah-masalah pokok pertanian dewasa ini meliputi: (1)

mempertahankan peningkatan produksi beras dan peningkatan

produksi pangan lainnya; (2) peningkatan produksi hasil-hasil

pertanian dalam menunjang industri, ekspor, dan substitusi

impor; (3) kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hi-

dup;(4) pemasaran hasil dan sarana produksi; (5) ketenaga

kerjaan di sub sektor pertanian; (6) kelembagaan.

a. Masalah Mempertahankan Peningkatan Produksi Beras dan Peningkatan Produksi Pangan Lainnya.

Dengan meningkatnya produksi beras rata-rata per tahun

sebesar 6,1% dalam Repelita III, sasaran Repelita III telah

dilampaui pada tahun ketiga Repelita III. Peningkatan produk- si beras ini terutama disebabkan oleh dilaksanakannya Inten-

sifikasi Khusus (Insus) dan Operasi Khusus (Opsus) yang mulai

diperkenalkan masing-masing pada Musim Tanam 1979 dan 1980/81.

Masalah yang dihadapi adalah bagaimana mempertahankan ha-

sil-hasil yang telah dicapai tersebut di samping meningkatkan

intensifikasi lahan kering dalam rangka peningkatan produksi

palawija dan hortikultura yang sampai saat ini belum menun-

jukkan hasil-hasil yang memuaskan. Sedangkan Opsus yang jang-

kauannya adalah wilayah-wilayah yang selama ini terisolir te-

tapi memiliki potensi produksi pangan yang cukup tinggi masih

harus diperluas tanpa harus mengabaikan usaha-usaha peningka-

tan produksi palawija dan hortikultura, terutama di lahan

kering.

Di samping padi, produksi palawija dan hortikultura mem-

punyai peranan penting sebagai sumber bahan makanan dan seba-

408

Page 17:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

gai sumber pendapatan petani, terutama petani-petani di lahan

kering dan wilayah yang tidak terkena jangkauan jaringan iri-

gasi. Usaha peningkatan produksi palawija dalam memantapkan

swasembada pangan, menghadapi masalah teknis agronomis, dis-

tribusi dan pemasaran. Dalam hal ini, pelayanan angkutan dan

sistem tata niaga sangat diperlukan guna merangsang petani

dalam usaha meningkatkan produksinya.

Dalam hal produksi hasil-hasil peternakan, permasalahan-

nya berkisar pada terbatasnya penyediaan makanan hijauan,

kualitas dan kuantitas bibit ternak, penyaluran dan harga sa-

rana produksi serta masalah penanganan pasca panen.

Dalam hal perikanan, masalah kelestarian sumber daya ha-

yati terutama pada perairan pantai yang ber penduduk padat se-

perti pantai utara Jawa, pantai Selat Malaka dan pantai barat

Sulawesi Selatan sudah mulai kritis. Di lain pihak terdapat

beberapa wilayah perairan yang sumber daya hayatinya baru se-

bagian kecil saja yang dimanfaatkan.

b. Masalah Peningkatan Produksi Hasil-hasil Pertanian dalam Menunjang Industri, Ekspor dan Substitusi Impor.

Pengembangan industri pertanian akan mempertinggi nilai

tambah dan mutu komoditi ekspor hasil pertanian. Masalah yang

dihadapi dalam hal ini adalah bahwa barang ekspor hasil per-

tanian tersebut masih terbatas pada jenis komoditi tertentu,

seperti; karet, minyak kelapa sawit, teh, ikan dan udang.

Di samping itu karena terbatasnya permodalan, dan kurang-

nya ketrampilan dan pengetahuan para produsen dalam penangan-

an pasca panen, mutu hasil komoditi pertanian ekspor yang di-

409

Page 18:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

pasarkan tersebut kurang memadai. Sarana pengangkutan yang

kurang dan tingginya biaya pengangkutan menyebabkan tingginya

biaya pemasaran. Dengan demikian komoditi-komoditi tersebut

kurang dapat bersaing di luar negeri.

Permasalahan yang masih belum terpecahkan dalam rangka

usaha peningkatan produksi kehutanan adalah pengendalian pe-

ngusahaan dan pengamanan hutan yang belum efektif yang erat

sekali kaitannya dengan usaha menjaga kelestarian alam.

c. Masalah Kelestarian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup.

Masalah gangguan kelestarian sumber daya alam dan ling-

kungan hidup semakin meluas sehingga mempengaruhi pembangunan

pertanian. Masalah tersebut disebabkan antara lain oleh pesat-

nya pertumbuhan jumlah penduduk dan perkembangan industri yang

kurang terkendali. Bertambahnya jumlah penduduk di daerah pe-

desaan menyebabkan sempitnya luas usaha tani yang mengakibat-

kan penggunaan lahan pertanian yang tidak seimbang dengan da-

ya dukung alamnya, sehingga menimbulkan erosi yang bertambah

besar.

Daerah hutan yang berdekatan dengan daerah pemukiman pen-

duduk sering pula terganggu kelestariannya karena adanya

penebangan-penebangan hutan, baik secara liar maupun setengah

liar. Demikian pula penebangan kayu hutan oleh para pengusaha

hutan yang dilakukan tanpa mengikuti teknik penebangan yang

sudah digariskan, dan penanaman kembali yang tidak teratur

masih saja terjadi.

Penangkapan ikan yang semena-mena dapat mengakibatkan pula

timbulnya "over fishing". Di samping itu penggunaan pera-

latan seperti bahan peledak, racun dan listrik serta penggu-

410

Page 19:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

naan mata jaring yang terlalu kecil juga dapat merusak keles-

tarian sumber perikanan. Tambahan pula penebangan hutan bakau

di pantai yang tidak terkendali dapat merusak tempat berpijak

atau bertelurnya ikan dari perairan di dekatnya. Selanjutnya

penggunaan obat pemberantas hama dan bahan pengawet yang in-

tensif serta kurang sempurnanya pembuangan limbah industri,

dan bahan buangan lainnya dapat mengakibatkan terganggunya

keseimbangan biologis alam dan usaha-usaha perikanan di tam-

bak, perairan umum dan di sawah.

Indonesia memang terkenal dengan flora dan faunanya yang

beraneka ragam, tetapi perburuan satwa liar dan pengambilan

tumbuhan liar yang semena-mena tanpa dibatasi akan menyebab-

kan kepunahan satwa dan tumbuhan liar tersebut.

d. Masalah Pemasaran Hasil dan Sarana Produksi

Semakin meningkatnya produksi pertanian telah menimbulkan

pula masalah pemasaran hasil dan sarana produksi pertanian.

Konsistensi penanganan kedua hal tersebut diharapkan dapat

meningkatkan kesinambungan peningkatan produksi pertanian.

Bagian yang diterima petani dari hasil pertanian yang dipa-

sarkan masih tetap rendah sebagai akibat lemahnya posisi

petani dalam pemasaran hasil. Rendahnya bagian harga yang

diterima petani tersebut akan menghambat usaha peningkatan

produksi dan peningkatan pendapatannya. Di samping itu masih

ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi rendahnya bagian

harga yang diterima petani seperti biaya pengangkutan yang

tinggi, yang sekarang sebagian sudah dapat diatasi karena

prasarana dan sarana angkutan yang lebih memadai dan telah

berfungsinya KUD.

411

Page 20:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

Dalam pemasaran hasil hutan khususnya kayu dan hasil-ha-

sil pengolahannya masih belum dapat diatasi masalah tata nia-

ga yang tidak efisien akibat adanya mata rantai tata niaga

yang panjang. Dalam Repelita III masalah ini sudah mulai di-

tangani dengan diadakannya persiapan untuk membangun pusat

perkayuan atau terminal kayu di pusat-pusat produksi dan

konsumsi yang strategis.

e. Masalah Ketenaga Kerjaan di Sub Sektor Pertanian.

Masalah ketenaga-kerjaan di sub sektor pertanian, pada

umumnya berkaitan erat dengan masalah-masalah kesenjangan

kependudukan antara perkotaan dengan pedesaan serta perim-

bangan kegiatan usaha antara sektor pertanian dengan sektor-

sektor lain seperti industri dan jasa-jasa.

Pengalihan tenaga kerja dari sub sektor pertanian yang

sudah sangat padat ke sektor lain yang cukup produktif akan

dapat mengatasi kelebihan tekanan tenaga kerja pertanian di

daerah padat penduduk. Perkembangan industri rumah tangga dan

kerajinan dan kegiatan perdagangan di pedesaan, di samping

transmigrasi diharapkan dapat lebih meningkat lagi. Hal ini

akan membantu memperluas lapangan kerja dan mengurangi

tekanan penduduk di pedesaan.

Dalam pengusahaan hutan, penyerapan tenaga kerja Indone-

sia, khususnya tenaga trampil dan ahli belum mencapai jumlah

yang optimal. Pendidikan ketrampilan dan keahlian untuk bi-

dang kerja pengusahaan hutan akan ditingkatkan agar dapat

membantu peningkatan penyerapan tenaga kerja tersebut.

412

Page 21:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

f. Masalah Kelembagaan

Faktor kelembagaan turut menentukan keberhasilan pemba-

ngunan di sektor pertanian. Lembaga-lembaga pelayanan masya-

rakat seperti lembaga penyuluhan akan dapat lebih berfungsi

jika didorong oleh lembaga ekonomi seperti perbankan, KUD dan

lembaga-lembaga pemasaran.

Aparatur dan kelembagaan di sektor pertanian yang diba-

ngun oleh Pemerintah sudah jauh lebih baik dari pada aparatur

dan kelembagaan di sektor lainnya di pedesaan. Ketidak seim-

bangan dalam perkembangan kelembagaan dari berbagai sektor di

daerah pedesaan akan menghambat efektivitas dari lembaga-lem-

baga yang sudah ada dan sudah berkembang. Karena itu koordi-

nasi yang lebih baik di antara lembaga-lembaga pelayanan yang

sudah ada dan juga gerak dan langkah yang serasi antara lem-

baga-lembaga pelayanan dengan lembaga-lembaga ekonomi di dae-

rah pedesaan merupakan masalah yang memerlukan perhatian da-

lam Repelita IV.

Kelompok tani/nelayan merupakan media penyuluhan yang

efektif, yang dapat membantu tugas dan fungsi lembaga pela-

yanan milik pemerintah. Pembentukan kelompok-kelompok tani

selain merupakan sarana penyuluhan, juga merupakan persiapan

untuk berkoperasi.

B. PENGAIRAN

1. Keadaan Pengairan

Pembangunan pengairan selama Repelita III yang juga me-

rupakan kelanjutan Repelita-Repelita sebelumnya ditujukan ter-

413

Page 22:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

utama untuk menunjang peningkatan produksi pangan, di samping

menunjang kegiatan pembangunan sektor lain seperti penyediaan

air baku untuk rumah tangga, industri dan kelistrikan, serta

pengamanan areal produksi dan pemukiman dari bahaya banjir.

Usaha-usaha tersebut dilaksanakan melalui perbaikan dan pe-

ningkatan kemampuan jaringan irigasi, pembangunan irigasi ba-

ru, pengembangan lahan rawa dan rawa pasang surut untuk men-

dukung perluasan lahan pertanian, serta usaha pengaturan dan

pengamanan sungai dan gunung berapi untuk pengendalian banjir.

Kegiatan perbaikan dan peningkatan jaringan irigasi sela-

ma Repelita III mencakup areal seluas 407.531 ha. Selama Re-

pelita I dan II hasil dari kegiatan perbaikan dan peningkatan

jaringan irigasi mencapai seluas 1,4 juta ha. Dengan demiki-

an selama tiga Repelita kegiatan tersebut sudah mencapai luas

1,8 juta ha yang sebagian besar dilaksanakan di pulau Jawa,

Lampung, Sulawesi Selatan dan beberapa propinsi lainnya. Da-

lam periode yang sama pelaksanaan pembangunan jaringan irigasi

baru memberi tambahan areal pertanian yang memiliki fasilitas

irigasi seluas 482.525 ha, yang sebelumnya merupakan lahan

sawah tadah hujan atau lahan pertanian baru yang memerlukan

pencetakan sawah. Selama Repelita III sawah yang dapat di cetak

seluas sekitar 170.000 ha.

Untuk memanfaatkan prasarana irigasi yang ada secara op-

timal melalui pembagian air yang lebih baik dan merata sesuai

kebutuhan dan pola tanam, dilaksanakan rehabilitasi dan pem-

bangunan jaringan tersier seluas 1.853.619 ha, yang jauh le-

bih luas dari sasaran dalam Repelita III yaitu seluas 600.000

ha. Pencapaian kegiatan tersebut yang jauh lebih luas dari

sasaran semula karena tidak hanya dalam rangka melengkapi ha-

414

Page 23:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

sil pelaksanaan perbaikan irigasi dan pembangunan irigasi ba-

ru selama Repelita III tetapi juga melengkapi dan menyempur-

nakan hasil-hasil pelaksanaan Repelita-Repelita sebelumnya.

Bersamaan dengan itu dilaksanakan pula pembentukan serta pem-

binaan organisasi petani pemakai air guna meningkatkan kemam-

puan dan kesadaran para petani dalam pengelolaan dan pemeli-

haraan prasarana irigasi secara optimal di tingkat usaha tani.

Usaha memanfaatkan lahan rawa baik rawa pasang surut mau-

pun bukan pasang surut, untuk pertanian sekaligus dikaitkan

dengan program transmigrasi. Selama Repelita III telah dapat

direklamasi rawa pasang surut dan rawa bukan pasang surut se-

luas 465.286 ha, sekitar dua per tiga diantaranya merupakan

lahan potensial untuk pertanian. Untuk mengamankan daerah pe-

mukiman dan pusat-pusat produksi dari ancaman bencana banjir

dan lahar gunung berapi dilaksanakan kegiatan pengaturan, pe-

ngamanan sungai, pembuatan sistem drainase pencegah genangan

air, serta pembuatan "check dam" dan kantong lahar, yang se-

kaligus dikaitkan pula dengan pengembangan pemanfaatan sungai

yang mencakup seluas 710.188 ha.

Bersamaan dengan kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan

pembangunan waduk-waduk guna menanggulangi kekurangan air pa-

da musim kemarau yang antara lain dikaitkan pula dengan kegi-

atan sektor lain seperti kelistrikan, serta pengendalian ban-

jir. Waduk besar yang sudah diselesaikan antara lain waduk

serbaguna Gajah Mungkur di Wonogiri Jawa Tengah, waduk Widas

di Jawa Timur, waduk Way Rarem di Lampung dan Batu Jai di

Lombok.

Usaha pemanfaatan air tanah di daerah-daerah kering dan

langka air permukaan guna kebutuhan pertanian dan rumah tangga

415

Page 24:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

telah dikembangkan di berbagai tempat di Jawa, Madura, Bali

dan Nusa Tenggara.

Dalam mendukung pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut

serta mempersiapkan pembangunan-pembangunan pengairan pada

waktu-waktu yang akan datang dilaksanakan berbagai kegiatan

penelitian, penyelidikan dan perencanaan antara lain: (1) me-

nyusun pola pengembangan dan pemanfaatan sumber-sumber air;

(2) pemasangan dan observasi serta analisa data instalasi ja-

ringan hidrologi dan hidrometri; (3) penelitian aspek hidro-

lika bangunan air, sedimentasi, ekosistem lingkungan tata

air, serta monitoring dan pengendalian kualitas air.

2. Masalah-masalah Pokok Pengairan

Selama periode pelaksanaan Repelita III beberapa permasa-

lahan yang timbul dan yang belum sepenuhnya dapat ditanggula-

ngi, yang akan menjadi perhatian dalam Repelita IV, diantara-

nya adalah: (1) perluasan jaringan irigasi dalam rangka per-

luasan lahan pertanian belum dapat diikuti sepenuhnya oleh

kegiatan pencetakan sawah karena berbagai sebab, mengakibat-

kan sebagian prasarana irigasi belum dapat dimanfaatkan; (2)

eksploitasi dan pemeliharaan prasarana irigasi yang memadai

sangat diperlukan untuk menjaga tetap berfungsinya prasarana

irigasi sesuai dengan masa pelayanan yang direncanakan. Dalam

hubungan ini diusahakan agar penggunaan dana eksploitasi dan

pemeliharaan yang terbatas jumlahnya dapat lebih efektif di-

sertai peningkatan peranserta yang lebih aktif dari masyara-

kat pemakai air; (3) kriteria yang menyangkut berbagai per-

syaratan teknis dan non teknis dalam pemilihan lokasi yang

merupakan kendala pelaksanaan pembangunan seperti status

416

Page 25:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

lahan, kondisi lahan untuk pertanian, tersedianya tenaga pe-

tani untuk pemanfaatan irigasi, serta hal-hal lain yang me-

nyangkut keterpaduan dengan berbagai kegiatan lainnya; (4)

usaha-usaha pemanfaatan sumber-sumber air untuk kepentingan

berbagai sektor pembangunan masih belum sepenuhnya dapat di-

rencanakan dan dilaksanakan secara terpadu. Dalam pada itu

upaya penyediaan air dihadapkan kepada masalah-masalah ke-

terbatasan potensi sumber air dan semakin meningkatnya kebu-

tuhan air untuk berbagai sektor pembangunan.

I I I . KEBIJAKSANAAN DAN LANGKAH-LANGKAH

A. PERTANIAN

Pembangunan pertanian dalam Repelita IV merupakan kelan-jutan dan peningkatan dari pembangunan pertanian dalam Repe-

lita III. Dalam hubungan ini, pertama-tama akan diusahakan

memecahkan masalah-masalah yang dalam Repelita III telah di-

tangani tetapi belum dapat sepenuhnya dipecahkan, dan masa-

lah-masalah baru yang timbul dalam proses pembangunan. Dalam

kaitannya dengan usaha meningkatkan keserasian dan keseim-

bangan pembangunan di sub sektor pertanian, perhatian utama

akan diarahkan untuk meningkatkan pembangunan pada unsur-un-

sur yang relatif masih ketinggalan seperti dalam pembangunan

pertanian tanaman pangan, di samping terus meningkatkan pro-

duksi padi. Dalam hubungan ini perhatian utama akan diarahkan

pada peningkatan produksi palawija dan hortikultura di lahan-

lahan kering. Dalam perikanan, di samping memanfaatkan per-

airan pantai, perhatian utama akan ditujukan pula untuk pe-

manfaatan perairan di dalam Zona Ekonomi Eksklusif.

417

Page 26:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

Dengan peningkatan berbagai komoditi pangan, baik sumber

karbohidrat maupun protein nabati dan hewani, diusahakan pula tercapainya penganekaragaman konsumsi yang makin seimbang

dan serasi. Kesemuanya akan dilaksanakan secara terpadu untuk

mencapai tujuan akhir, yaitu meningkatkan kemampuan ekonomi

dan kesejahteraan lahir dan bathin yang adil dan merata se-

suai dengan sasaran-sasaran pembangunan yang digariskan dalam

Garis-garis Besar Haluan Negara.

Sesuai dengan kemampuan yang sudah ada, dan potensi dari

sumber daya alam, dan sumber daya manusia serta teknologi

yang tersedia, pembangunan pertanian yang merupakan titik be-

rat dalam pembangunan ekonomi, bertujuan : (1) memantapkan

swasembada pangan agar pangan cukup tersedia dan tersebar

merata dengan harga yang stabil dan terjangkau oleh rakyat

banyak; (2) meningkatkan produksi pertanian guna memenuhi ke-

butuhan industri dalam negeri serta meningkatkan ekspor, baik

komoditi ekspor tradisional maupun komoditi ekspor yang baru

yang harus dikembangkan serta peningkatan produksi komoditi-

komoditi yang masih di impor; (3) memperluas kesempatan kerja

di sub sektor pertanian sejalan dengan usaha peningkatan ke-

mampuan teknologi yang padat karya, yang mudah diserap, dite-

rapkan dan dipelihara dalam pemanfaatan sumber daya alam de-

ngan tetap memperhatikan keseimbangan dan kelestariannya ser-

ta lingkungan hidupnya. Usaha memperluas kesempatan kerja dan

kesempatan berusaha tani dilakukan pula melalui program

transmigrasi dan pemukiman kembali; (4) mendorong pemerataan

kesempatan berusaha di antara para petani, nelayan, pekebun,

peternak dengan meningkatkan penyuluhan dan latihan, penye-

baran sarana produksi, perkreditan, informasi pasar dan per-

418

Page 27:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

baikan prasarana perhubungan dan komunikasi; (5) mendorong

perusahaan-perusahaan pertanian yang besar agar membantu pe-

ngembangan usaha pertanian rakyat dengan sistem perusahaan

inti rakyat baik dalam teknologi pertaniannya, penyediaan sa-

rana bibit/benih yang unggul dan baik, pengolahan maupun pe-

masaran hasilnya. Perluasan usaha pertanian dengan memanfaat-

kan daerah-daerah padang alang-alang dengan sistem perusahaan

inti rakyat, sekaligus merupakan usaha memulihkan kembali ke-

suburan tanah. Khusus dalam perikanan perluasan usaha dikait-

kan dengan pemanfaatan Zona Ekonomi Eksklusif.

Sesuai dengan Garis-garis Besar Haluan Negara pelaksanaan

kegiatan-kegiatan tersebut dikaitkan dengan usaha-usaha pe-

ngelolaan kelestarian sumber daya alam. Kegiatan-kegiatan pe-

ngelolaan kelestarian sumber daya alam serta lingkungan hi-

dup, meliputi usaha-usaha pengawetan sumber-sumber daya alam

dan akibat sampingan penggunaan sumber-sumber daya yang ber-

sangkutan pada lingkungan hidup baik terhadap sumber daya

alam itu sendiri maupun terhadap lingkungan hidup manusia.

Usaha-usaha tersebut dilakukan baik dalam tata cara bertanam

dan berusaha tani sengkedan dan sebagainya maupun dalam mere-

habilitasi tanah-tanah kritis (reboisasi dan penghijauan). Upaya

rehabilitasi lahan kritis yang ada dan upaya pencegahan

dan pengawasan timbulnya lahan kritis baru akan dilaksanakan

secara seimbang. Upaya pelestarian alam dalam hubungannya de-

ngan sumber daya alam laut, dilakukan dengan cara menetapkan

kawasan konservasi sumber daya alam laut.

Pemanfaatan sumber daya alam untuk berbagai keperluan di-

lakukan atas dasar: (1) daya-guna dan hasil-guna yang optimum

dalam batas-batas kelestarian yang mungkin dicapai; (2) tidak

419

Page 28:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

mengurangi kemampuan dan kelestarian sumber alam lain yang

berkaitan dalam suatu ekosistem; dan (3) memberikan kemung-

kinan untuk mempunyai pilihan penggunaan bagi pembangunan di

masa depan.

Upaya untuk mengendalikan perladangan berpindah yang ba-

nyak mengakibatkan kerugian terhadap pelestarian sumber daya

alam yang sekaligus dilakukan untuk meningkatkan taraf hidup

masyarakat peladang yang bersangkutan akan mendapat perhatian

khusus. Di samping itu, pengawasan para pengusaha hutan dalam

cara-cara penebangan yang baik dan pelaksanaan penanaman kem-

bali hutan bekas tebangan dan areal KPH yang kurang produktif

akan lebih ditingkatkan.

Dalam mencapai sasaran-sasaran tersebut maka pembangunan

pertanian akan dilakukan melalui intensifikasi, diversifika-

si, rehabilitasi dan ekstensifikasi serta perencanaan, penga-

turan dan pengawasan yang lebih baik. Baik usaha intensifika-

si, diversifikasi maupun rehabilitasi dilakukan secara terpa-

du dengan usaha-usaha pengadaan sarana produksi, pemasaran

dan pengolahan hasil serta pengadaan kredit baik untuk pro-

duksi, pemasaran maupun pengolahannya, dengan mengikut serta-

kan koperasi dan perusahaan-perusahaan agribisnis. Usaha eks-

tensifikasi dilakukan dalam rangka rehabilitasi lahan kritis

atau pencegahan tumbuhnya lahan kritis baru, dan dilaksanakan

terpadu dengan usaha transmigrasi atau permukiman baru dari

peladang-peladang yang berpindah-pindah. Usaha intensifikasi,

diversifikasi, rehabilitasi dan ekstensifikasi dilaksanakan

secara usaha terpadu dengan pembangunan daerah dan pedesaan.

Pelaksanaan pembangunan pertanian tidak saja dilakukan di

daerah yang mempunyai potensi tinggi tetapi juga di daerah-

420

Page 29:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

daerah yang rawan baik dari segi sosial ekonomi maupun keta-

hanan nasional, dan tidak saja di daerah dengan prasarana

yang baik tetapi juga di daerah dengan prasarana yang belum

sempurna.

Dengan memperhatikan pengelolaan kelestarian sumber daya

alam, pemanfaatan sumber daya alam semaksimal mungkin dan

perluasan kesempatan kerja, maka usaha-usaha pokok intensifi-

kasi, rehabilitasi, ekstensifikasi dan diversifikasi yang pa-

da dasarnya sudah dimulai dalam Repelita I dan II serta di-

tingkatkan dan disempurnakan selama Repelita III akan dikem-

bangkan dalam Repelita IV. Dalam kaitannya dengan usaha-usaha

pemanfaatan tenaga kerja, khususnya di daerah padat penduduk

akan dihindari penggunaan teknologi mekanik dalam proses pe-

ngolahan tanah. Kekurangan tenaga kerja dalam waktu-waktu

tertentu diusahakan untuk dapat dipenuhi melalui penyaluran

dan pemanfaatan tenaga kerja dari daerah yang berlebihan

tenaga kerja. Akan diusahakan pula agar semua petani, peter-

nak, petani kebun dan nelayan memperoleh kesempatan yang sama

untuk melaksanakan intensifikasi tersebut. Sesuai dengan yang

telah dilaksanakan dalam Repelita III, usaha-usaha intensifi-

kasi akan dilakukan di semua sub sektor pertanian. Usaha in-

tensifikasi dalam bidang kehutanan terutama diarahkan pada in-

tensifikasi pengolahan hasil-hasil hutan, pemanfaatan hasil-

hasil sampingan, intensifikasi dalam rehabilitasi dan pemulih-

an bekas tebangan serta pembangunan hutan tanaman industri

dan hutan serba guna.

Dalam rangka pemanfaatan lahan hutan untuk perluasan areal

pertanian akan diperhatikan pencegahan pemborosan sumber daya

alam hutan dengan cara mengarahkan ekstensifikasi pertanian

421

Page 30:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

di lahan hutan yang tidak produktif, dan kayu bekas tebangan

areal hutan yang akan di konversi secara berdaya guna dan ber-

hasilguna.

Usaha memantapkan swasembada pangan dilakukan melalui pe-

ningkatan intensifikasi, diversifikasi dan ekstensifikasi,

baik di lahan basah maupun di lahan kering. Penanganan terha-

dap lahan kering yang selama ini masih belum ditangani secara

mantap dalam Repelita IV akan memperoleh perhatian utama.

Atas dasar itu, usaha intensifikasi, diversifikasi dan eks-

tensifikasi pada padi gogo, palawija, hortikultura, perkebun-

an dan peternakan akan memperoleh perhatian utama. Di samping

itu usaha intensifikasi pemanfaatan lahan pekarangan untuk tu-

juan-tujuan produktif terutama ditujukan pada pekarangan milik

petani kecil dan buruh tani. Peningkatan kegiatan-kegiatan

tersebut selain untuk meningkatkan produktivitas lahan dan te-

naga kerja, juga bertujuan menunjang peningkatan penganekara-

gaman produksi pangan dalam rangka penganekaragaman konsumsi

pangan dan perbaikan mutu makanan rakyat.

Peningkatan produksi perikanan dari hasil tambak dan per-

airan pantai dilaksanakan dalam rangka memperbaiki kehidupan

nelayan serta memajukan desa pantai. Pengembangan perikanan

lepas pantai diarahkan pada pengembangan perusahaan-perusaha-

an perikanan dengan kapal-kapal penangkapan ikan ukuran be-

sar, sekaligus dalam usaha pemanfaatan Zona Ekonomi Eksklusif.

Kelompok-kelompok tani yang dibina dalam rangka penyuluh-

an pertanian akan diarahkan agar menjadi inti dari keanggota-

an koperasi-koperasi unit desa. Sedangkan peranserta perusa-

haan-perusahaan pertanian besar dalam mengembangkan usaha

422

Page 31:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

pertanian rakyat akan ditingkatkan melalui pengembangan PIR

serta pengembangan agribisnis, sekaligus menyempurnakan sis-

tem pemasaran dalam pengumpulan hasil dan pengolahan hasil

pertanian di mana KUD akan diikut sertakan.

Penggunaan tanah akan dikendalikan secara efektif sehing-

ga sesuai dengan daya dukung dari sumber daya alamnya. Peng-

gunaan tanah pertanian dengan prasarana irigasi untuk tujuan-

tujuan non pertanian akan dibatasi. Penguasaan dan pemilikan

tanah tanpa digunakan atau dimanfaatkan secara produktif dan

tidak dipelihara akan ditertibkan. Pemilikan tanah dan peng-

alihan hak atas tanah yang mengarah pada perluasan pemilikan

yang melebihi ketentuan yang berlaku atau pembagian tanah

yang sangat kecil akan dicegah. Demikian pula pengalihan hak

atas tanah untuk tujuan-tujuan spekulatif akan ditertibkan.

Dalam hubungan ini akan ditinjau kembali jangka berlaku-

nya Hak Pengusahaan Hutan (HPH) dan Hak Guna Usaha (HGU) se-

hingga dapat memberikan jaminan yang lebih mantap bagi peng-

usaha yang akan melakukan investasi dalam bidang kehutanan,

perkebunan, peternakan dan tanaman pangan. Areal Hak Pengusa-

haan Hutan (HPH) akan dikembangkan menjadi unit-unit pengusa-

haan hutan dengan pengelolaan intensif melalui perencanaan

pengusahaan yang mantap. Selain itu akan dikembangkan pula

Hak Pengusahaan Hutan Tanaman meliputi hak dan kewajiban mem-

bangun hutan tanaman, memelihara dan memungut hasilnya.

Dalam menunjang pembangunan pertanian akan ditingkatkan

penyediaan berbagai sarana produksi pertanian dan pengolahan

hasil-hasil pertanian akan ditingkatkan dengan mengembangkan

usaha-usaha jasa dan agribisnis serta penyediaan dan kemudah-

an kredit di daerah produksi. Dalam memenuhi kebutuhan akan

423

Page 32:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

tenaga-tenaga trampil di bidang jasa dan agribisnis akan di-tingkatkan pendidikan dan latihan-latihan tingkat rendah mau-

pun menengah. Dalam rangka pemilihan teknologi tepat guna di

bidang agribisnis, penelitian dalam bidang ini akan diting-

katkan dan hasilnya disebar ke seluruh daerah dan masyarakat

petani serta pengusaha-pengusaha agribisnis.

Dalam rangka usaha-usaha peningkatan produksi pertanian

usaha-usaha pemerataan pertumbuhan ekonomi harus tetap dijaga

agar serasi dan seimbang. Untuk menunjang laju pertumbuhan

ekonomi Indonesia selama Repelita IV sebesar 5% per tahun,

pertumbuhan produksi dari sektor pertanian sedikitnya harus

mencapai peningkatan sebesar 3% per tahun.

Untuk memenuhi sasaran-sasaran tersebut diperlukan dana

investasi yang cukup besar yang berasal dari tabungan Peme-

rintah dan swasta. Tabungan Pemerintah akan diarahkan penggu-

naannya terutama untuk kegiatan-kegiatan yang erat hubungan-

nya dengan segi pemerataan. Peranan investasi dari dunia usa-

ha swasta akan lebih didorong dari tahun-tahun yang sudah.

Dalam rangka mendorong dan menggairahkan dunia usaha di

sektor pertanian, baik materi maupun prosedur perizinan akan

disederhanakan. Demikian pula berbagai pungutan yang menye-

babkan tingginya biaya produksi dan tata niaga, akan ditinjau

kembali untuk dihapuskan. Kebijaksanaan-kebijaksanaan terse-

but diharapkan dapat memperlancar dan meningkatkan efisiensi

pengembangan usaha di sektor pertanian.

Selanjutnya kebijaksanaan dan langkah-langkah untuk ma-

sing-masing golongan komoditi pertanian akan diuraikan di ba-

wah ini.

424

Page 33:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

1. Tanaman Pangan

Dalam Repelita IV pembangunan produksi pertanian tanaman

pangan akan lebih ditingkatkan dan lebih terpadu, serta sera-

si dan sejalan dengan usaha memelihara kelestarian alam dan

lingkungan hidup.

Usaha intensifikasi akan dilakukan melalui langkah-lang-

kah sebagai berikut: (a) memperluas dan meningkatkan mutu dan

areal Intensifikasi Khusus (INSUS), (b) melaksanakan intensi-

fikasi, diversifikasi dan rehabilitasi dengan Operasi Khusus

(Opsus) pada lahan - lahan marginal dan daerah-daerah minus,

(c) memperluas dan meningkatkan mutu dan areal intensifikasi

serta diversifikasi pada lahan tadah hujan dan lahan kering,

memperluas dan meningkatkan mutu dan areal intensifikasi

padi, palawija dan hortikultura pada daerah baru (hasil per-

luasan areal pencetakan sawah dan transmigrasi). Dalam menun-

jang usaha-usaha tersebut akan dilakukan pengembangan hasil

teknologi baru dan teknologi terapan dengan melaksanakan pe-

ngujian dan demonstrasi-demonstrasi. Usaha perluasan areal

pertanian baru akan dilakukan pula melalui PIR tanaman pangan

dengan mengikut sertakan perusahaan-perusahaan besar swasta

nasional dalam pengembangan pertanian rakyat di sekitarnya.Kegiatan pembukaan tanah-tanah pertanian baru dari lahan

kering, terutama untuk komoditi hortikultura, palawija dan

gogo, dan pembukaan areal perkebunan tanaman pangan khususnya

perkebunan hortikultura dan palawija, baik dalam rangka pemu-

kiman baru maupun transmigrasi akan ditingkatkan. Dalam hu-

bungan ini sejak dimulainya pemukiman baru akan dipersiapkan

pengadaan atau pembentukan catur sarana pertanian, seperti

425

Page 34:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

lembaga-lembaga yang berfungsi menyediakan sarana produksi

dan lembaga-lembaga desa lainnya.

Untuk daerah yang penyediaan tenaga kerjanya terbatas,

penggunaan teknologi mekanis yang tepat guna akan dikembang-

kan bukan saja dalam proses pembukaan tanah, tetapi juga da-

lam usaha tani tanaman pangan komersial.

Dalam mendorong usaha perluasan tanah pertanian baru ter-

sebut, pengembangan prasarana dan penataan kembali pengusaha-

an dan penggunaan tanah mutlak diperlukan. Dalam hubungan ini

salah satu kebijaksanaan yang akan ditempuh dalam Repelita IV

adalah penyederhanaan memperoleh Hak Guna Usaha. Karena itu,

baik perencanaan maupun pelaksanaannya akan dilaksanakan seca-

ra terpadu dengan program-program sektor lain.

Pelaksanaan intensifikasi pada lahan kering baik pada ta-

naman palawija (jagung, ubi kayu, kedelai, kacang tanah) mau-

pun pada sayuran (bawang merah dan putih, tomat, lombok, ken-

tang) dan pada tanaman buah-buahan (jeruk, nanas, pisang)

akan selalu dikaitkan dengan usaha-usaha konservasi tanah dan

air serta usaha-usaha penghijauan kembali. Pelaksanaan usaha-

usaha tersebut juga diarahkan untuk meningkatkan produksi ko-

moditi pangan yang masih diimpor (bawang merah dan putih),

untuk di ekspor (kentang), dan mendukung agro industri/penga-

lengan (lombok, tomat, jeruk nanas) serta peningkatan gizi.

Selain itu pada lahan kering akan dilaksanakan pula usaha di-

versifikasi sebagai pengaturan tanaman yang merupakan "tum-

pang sari" antar tanaman kacang-kacangan dan atau sayuran

yang berfungsi sebagai salah satu usaha konservasi tanah, pe-

nganekaragaman pola konsumsi pangan dan usaha perbaikan gizi.

Dalam usaha melaksanakan rehabilitasi daerah kritis dan tanah

426

Page 35:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

yang potensial kritis akan ditingkatkan dan dikembangkan

sistem sengkedan dan "strip cropping" dengan tanaman pangan.

Sedangkan dalam usaha-usaha penghijauan akan ditingkatkan

penggunaan tanaman buah-buahan.

Langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam perlindungan

tanaman untuk menyelamatkan produksi pangan adalah dengan

memperluas dan meningkatkan mutu dan areal pengendalian hama

terpadu dengan meningkatkan peranserta petani dan masyarakat.

Dalam hal ini, di samping penggunaan benih yang tahan terha-

dap hama penyakit juga dilakukan pengaturan pergiliran tanam-

an, serta penggunaan pestisida.

Untuk dapat mengamati secara cermat terhadap kemungkinan

timbulnya serangan atau eksplosi hama dan penyakit, sistem

dan sarana kegiatan pemberantasan hama dan penyakit akan di-

sempurnakan. Brigade Proteksi Tanaman yang berfungsi sebagai

unit penumpasan eksplosi hama dan penyakit akan disempurna-

kan, khususnya di daerah-daerah yang sering mengalami se-

rangan berat hama dan penyakit. Di samping itu, organisasi

pemberantasan hama di antara para petani sendiri akan disem-

purnakan dan ditingkatkan sehingga dapat berfungsi lebih

efektif.

Dalam rangka peningkatan produksi dan mutu palawija, di

samping langkah-langkah untuk mendorong peningkatan intensi-

fikasi, ekstensifikasi dan usaha diversifikasi akan diusaha-

kan Pula perluasan pasar dan penanganan masalah-masalah pasca

panennya. Peningkatan produksi palawija akan diprioritaskan

pada jagung, ubikayu, kedelai dan kacang tanah. Peningkatan

produksi sayuran-sayuran dan buah-buahan, akan lebih disesuai-

427

Page 36:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

kan dengan permintaan pasaran. Untuk memudahkan pemasaran

hasil maka pemilihan lokasi produksi akan diprioritaskan pada

daerah-daerah di sekitar kota besar yang merupakan konsumen

sayur-sayuran dan buah-buahan terbanyak. Pemilihan lokasi

tersebut disesuaikan pula dengan persyaratan-persyaratan tek-

nologi tepat guna dan diserasikan dengan usaha-usaha penam-

bahan pendapatan dari petani-petani kecil. Dalam hubungan ini

akan dilaksanakan juga pengembangan teknologi makanan dan pe-

ngembangan industri pengolahan yang diintegrasikan dengan

program sektor lain.

Untuk menunjang usaha-usaha tersebut, kegiatan penyuluhan

akan ditingkatkan melalui pengembangan ketrampilan penyuluh.

Di samping itu peranan kontak tani, wanita tani dan pemuda

tani, yang telah mendapat bimbingan secara intensif dari pe-

nyuluh-penyuluh pertanian akan ditingkatkan pula. Untuk itu

akan diadakan dan ditingkatkan kursus-kursus tani agar mereka

dapat mengenal dan memanfaatkan teknologi baru di bidang per-

tanian, termasuk cara-cara penyimpanan dan pemanfaatan hasil-

hasil pertanian. Untuk meningkatkan daya-guna lahan dan tena-

ga keluarga tani yang ada, dalam kaitannya dengan usaha per-

baikan gizi keluarga, akan ditingkatkan pemanfaatan tanaman

pekarangan, serta usaha peternakan dan perikanan keluarga,

terutama bagi golongan petani kecil dan buruh tani.

Dalam rangka kegiatan penyuluhan oleh para Penyuluh Per-

tanian Lapangan, di antaranya dilaksanakan berbagai bentuk

percontohan dan latihan bagi petani. Para Penyuluh Pertanian

Spesialis akan melaksanakan berbagai pengujian untuk memperoleh

hasil teknologi terapan yang sesuai dengan kondisi daerah

kerjanya.

428

Page 37:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

Usaha penyuluhan pertanian pangan akan dilakukan sama in-

tensifnya, baik di daerah yang berpotensi tinggi maupun di

daerah minus, ataupun daerah-daerah perluasan yang baru.

Kebutuhan benih/bibit akan dipenuhi secara optimal dengan

tetap menyediakan fasilitas kelembagaannya dan meningkatkan

peranan dari pada penangkar benih. Untuk menunjang usaha ini,

usaha penelitian dalam memperoleh jenis unggul akan diting-

katkan disertai usaha-usaha peningkatan pengawasan dan serti-

fikasinya. Balai-balai benih akan bertugas untuk mengindenti-

fikasi dan mengembangkan benih varietas unggul yang sesuai

dengan daerahnya serta untuk memprodusir benih unggul dari

berbagai tanaman lain. Selanjutnya pengawasan mutu dan ser-

tifikasi benih akan ditingkatkan dengan jalan pengembangan

balai pengawasan dari sertifikasi benih.

Pengadaan dan penggunaan pupuk merupakan faktor yang sa-

ngat menentukan hasil-hasil yang dapat dicapai dalam usaha

peningkatan produksi dan pendapatan petani. Karena itu kegi-

atan-kegiatan dalam rangka pengadaan dan penyaluran pupuk

untuk petani akan lebih ditingkatkan agar para petani dapat

menggunakan pupuk dengan optimal, baik secara teknis maupun

ekonomis. Di samping pupuk buatan, penggunaan pupuk organis

akan ditingkatkan melalui pemanfaatan kotoran ternak, sampah

dan perluasan pemakaian pupuk hijau.

Penggunaan pestisida untuk usaha-usaha perlindungan ta-

naman dan peningkatan ketahanan lingkungan dalam rangka me-

nunjang produksi akan terus disempurnakan agar lebih efektif.

Sistem pengadaan dan penyaluran pestisida juga akan disempur-

nakan dengan meningkatkan pengawasan terhadap peredaran, pe-

nyimpanan dan penggunaan pestisida.

429

Page 38:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

Pengembangan pengairan pedesaan akan terus dikembangkan

melalui usaha-usaha penyuluhan khususnya dalam bidang penge-

lolaan air tingkat usaha tani serta memberikan bantuan dalam

bidang survai dan design sekaligus meningkatkan pengembangan

partisipasi para petani pemakai air.

2. Peternakan

Dalam Repelita IV usaha intensifikasi peternakan mencakup

untuk semua jenis ternak. Usaha ini akan dilakukan dengan ca-

ra Panca Usaha Ternak terutama di daerah-daerah sentra pro-

duksi, peningkatan jumlah dan mutu ternak yang sudah ada me-

lalui impor bibit ternak, kawin suntik dan penyebaran pejan-

tan unggul. Dalam hubungan ini akan ditingkatkan manajemen

dan penyediaan makanan ternak, skala usaha peternakan dan ke-

mampuan berproduksi melalui penyediaan kredit dan penyuluhan.

Dalam rangka peningkatan pengadaan bibit ternak, pusat-

pusat pembibitan ternak untuk memproduksi bibit ternak unggul

serta anak-anak dari bibit ternak unggul asal impor terus

dikembangkan. Pada saat ini baru dapat dihasilkan semen beku

untuk sapi dan kerbau. Dalam Repelita IV akan dikembangkan

pula produksi dan penggunaan semen beku ternak lainnya.

Usaha diversifikasi peternakan ditujukan untuk menambah

pendapatan dan kesempatan kerja dengan memanfaatkan tanah-ta-

nah pekarangan dan tegalan serta limbah pertanian yang masih

tersedia untuk aneka ternak yang produktif. Usaha tersebut

akan dilakukan dengan cara penyediaan bibit aneka ternak, dan

menggali serta memperkenalkan jenis-jenis ternak yang belum

lazim tetapi mempunyai prospek yang baik. Penyediaan hijauan

makanan ternak dalam rangka mengembangkan konsep hutan tegal-

430

Page 39:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

an akan ditingkatkan pula terutama dalam usaha aneka ternak

tersebut.

Usaha ekstensifikasi peternakan akan dikembangkan pada

lahan padang alang-alang di luar Jawa dengan pembangunan la-

han penggembalaan yang dikaitkan dengan usaha penyebaran pe-

ternakan dengan pola PIR. Usaha ini dikaitkan juga dengan pe-

ngembangan daerah-daerah transmigrasi, pemukiman kembali,

serta perluasan areal tanaman pangan.

Usaha rehabilitasi dilakukan terhadap wilayah yang terke-

na wabah penyakit menular atau bencana lain yang menyebabkan

mundurnya kemampuan wilayah atau usaha keluarga, sehingga me-

reka bisa mengusahakan kembali peternakannya.

Dalam Repelita IV usaha untuk meningkatkan partisipasi

pengusaha swasta dalam usaha peternakan akan ditingkatkan.

Perusahaan peternakan komersial yang telah maju diharapkan

dapat berfungsi sebagai inti atau pusat pembinaan dan pengem-

bangan usaha peternakan di sekitarnya. Perusahaan skala besar

diarahkan agar berfungsi sebagai sumber bibit dan teknologi

peternakan, serta sumber makanan ternak bagi perkembangan

peternakan rakyat di sekitarnya.

Penyediaan makanan ternak merupakan masalah dalam usaha

pengembangan peternakan. Untuk mengatasi hal tersebut akan

ditingkatkan pengembangan pembibitan hijauan makanan ternak.

Perluasan penyebaran bibit hijauan di daerah-daerah akan di-

lakukan melalui balai pembibitan dan kebun penangkar bibit

untuk kemudian disebarkan kepada petani peternak yang memer-

lukannya. Peningkatan penyediaan makanan ternak yang bergizi

dengan memanfaatkan limbah basil pertanian yang tersedia dan

431

Page 40:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

mudah diperoleh seperti jerami padi, jerami jagung, daun te-bu, jerami kacang tanah dan sebagainya akan dikembangkan de-ngan mendorong pengusaha-pengusaha agribisnis dalam mengusa-hakan industri-industri makanan ternak. Kelebihan dari kebu-

tuhan dalam negeri akan hasil industri makanan ternak merupa-kan komoditi ekspor yang baik. Di samping itu penggunaan ha-sil palawija seperti jagung dan ubi kayu untuk makanan ter- nak konsentrat dapat mendorong usaha peningkatan produksi pa-lawija.

Dalam rangka pencegahan dan pemberantasan penyakit, peng-adaan obat-obatan dan vaksin akan ditingkatkan terus melalui perbaikan/penyempurnaan sistem produksi dan pengembangan unit-unit produksi yang ada. Peranan perusahaan swasta dalam pro-duksi obat-obatan dan vaksin diharapkan akan lebih meningkat.

Dalam mencapai sasaran-sasaran tersebut penyuluhan kepada para petani akan ditingkatkan. Peningkatan penyuluhan terse-but akan dilaksanakan melalui peningkatan penyediaan sarana penyuluhan, penyelenggaraan petak-petak percontohan dan kegi-atan kontak tani yang mendapat bimbingan secara intensif dari para penyuluh.

Selanjutnya untuk merangsang peternak agar lebih giat berproduksi, pembinaan pemasaran ternak serta pengadaan dan pemasaran sarana produksi serta lembaga-lembaga ekonomi desa, termasuk koperasi akan ditingkatkan.

Usaha pengembangan ternak potong seperti sapi dan kerbau akan ditempuh melalui intensifikasi dan peternakan inti rak-yat. Usaha ini akan diadakan melalui perbaikan mutu melalui seleksi, kastrasi dan kawin suntik, pengamanan ternak dan pe-

432

Page 41:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

ngembangan kegiatan pembibitan ternak dan pembibitan hijauan

makanan tenak unggul.

Di daerah-daerah yang jarang penduduk akan dikembangkan

peternakan inti yang bersifat kecil dan menengah. Usaha pe-

ternakan inti ini dikaitkan dengan pengembangan perusahaan

negara atau perusahaan pembibitan/pabrik makanan ternak atau

industri pengolahan hasil, sehingga usaha peternakan inti

tersebut dapat merupakan sumber bibit dan rerumputan unggul

serta sumber teknologi bagi peternak di sekitarnya.

Komoditi ternak kecil seperti kambing, domba dan babi

akan dikembangkan di daerah pedesaan yang relatif pemilikan

tanahnya kecil. Pengembangan ternak kecil ini dilakukan de-

ngan cara pendekatan usaha tani terpadu melalui kegiatan pe-

nyuluhan, perbaikan mutu ternak dan pengembangan sumber bi-

bit, pengamanan ternak dan peningkatan pengadaan bahan makan-

an ternak terutama hijauan makanan ternak. Dengan adanya usa-

ha tersebut dapat merupakan usaha yang menguntungkan sebagai

penambah penghasilan para petani kecil.

Peternakan ayam dengan skala menengah dan besar akan dia-

rahkan usahanya sebagai peternakan inti, sehingga dapat meru-

pakan perusahaan-perusahaan yang berfungsi sebagai sumber bi-

bit ayam dan dapat turut serta mengadakan penyuluhan kepada

peternak ayam rakyat di sekitarnya. Di samping itu, peternakan-

peternakan inti diarahkan pula untuk merintis meningkat-

kan ekspor ternak.

Usaha ekstensifikasi ternak unggas di daerah pedesaan di

luar ruang lingkup peternakan inti akan ditingkatkan melalui

kegiatan penyuluhan, perbaikan mutu ayam bukan ras ke arah

433

Page 42:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

ayam pedaging dengan cara persilangan, vaksinasi massal dan

upaya untuk membiasakan melakukan vaksinasi ayam secara rutin

atas dasar swadaya dan dana dari masyarakat petani sendiri.

Untuk daerah-daerah pertanian yang cocok untuk pemeliha-

raan itik, akan dikembangkan peternakan itik.

Intensifikasi ternak perah sapi dan kambing akan dikem-

bangkan dengan sistem panca usaha. Integrasi peternak produ-

sen dengan industri pengolahan susu melalui koperasi merupa-

kan langkah yang akan ditempuh dalam pengembangan usaha sapi perah.

Pembinaan dan peningkatan mutu sapi perah yang sudah ada

akan dilakukan melalui kawin suntik, pembinaan penyediaan ma-

kanan ternak, khususnya hijauan makanan ternak, pembinaan ma-

najemen dan pengawasan ternak dan hygiene susu.

Pengembangan aneka ternak seperti kelinci, burung dara,

kalkun, angsa dan burung puyuh, akan dilanjutkan dalam Repe-

lita IV dalam rangka menunjang peningkatan gizi dan penda-

patan masyarakat pedesaan yang tergolong miskin.

3. Perikanan

Pembangunan perikanan dalam Repelita IV akan tetap diarah-

kan guna peningkatan pendapatan nelayan/petani ikan, perbaik-

an gizi rakyat dan peningkatan ekspor dengan tetap memperta-hankan kelestarian sumber serta memanfaatkan Zona Ekonomi

Eksklusif.

Pembangunan perikanan bertujuan untuk meningkatkan penda-

patan nelayan/petani ikan dengan meningkatkan produktivitas-

nya memperluas kesempatan kerja dan kesempatan berusaha. Ha-

434

Page 43:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

sil dari peningkatan produksi ini, di samping memenuhi kebu-

tuhan protein hewani, juga untuk meningkatkan devisa negara

melalui peningkatan ekspor dan penekanan impor.

Dalam menunjang usaha intensifikasi, ekstensifikasi, di-

versifikasi dan rehabilitasi akan ditingkatkan pengadaan sa-

rana pemasaran perikanan serta prasarana-prasarana pelabuhan

perikanan dan jaringan irigasi untuk pertambakan. Usaha inten-

sifikasi diarahkan untuk mencapai produktivitas yang optimal,

dengan memperhatikan sumber daya perikanan. Ekstensifikasi

diarahkan untuk memperlancar usaha penangkapan di wilayah

perairan pantai dan lepas pantai serta samudera yang potensi

sumbernya masih tinggi. Diversifikasi usaha perikanan di

perairan pantai dilakukan dengan jalan modernisasi peralatan

penangkapan secara bertahap yang dikembangkan melalui kopera-

si nelayan dalam rangka pengembangan desa pantai.Ekstensifikasi budi daya ikan diarahkan pada komoditi

yang mempunyai pemasaran yang baik di luar negeri maupun di

dalam negeri. Dalam rangka memperbaiki gizi masyarakat akan

dikembangkan usaha aneka ikan, dan ikan yang harganya terjang-

kau oleh masyarakat berpenghasilan rendah.

Pembinaan pemasaran hasil perikanan diarahkan pada perba-

ikan jenis dan mutu hasil, perbaikan sarana dan prasarana

serta perbaikan sistem dan organisasi pemasaran yang mendu-

kung kegiatan produksi, serta peningkatan sistem informasi

pasar.

Usaha mempertahankan dan meningkatkan sumber daya per-

ikanan, diprioritaskan pada daerah perairan pantai dan per-

airan umum yang kritis, termasuk penjagaan terhadap keseim-

435

Page 44:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

bangan hutan bakau sebagai daerah pertumbuhan dan pemijahan

nener dan benur. Daerah yang kritis dan padat nelayan atau

petani ikan akan ditetapkan sebagai daerah asal transmigrasi

nelayan/petani ikan. Dalam menangani kelestarian sumber-sum-

ber perikanan di perairan umum akan dilakukan penelitian kem-

bali mengenai sumber daya perikanan. Pengaruh negatif terha-

dap lingkungan hidup dan kelestarian sumber, seperti penggu-

naan bahan peledak, pemakaian listrik, racun, pengambilan ba-

tu karang dan hutan bakau akan dicegah melalui peningkatan

pengawasan dan kesadaran serta disiplin masyarakat. Untuk

mencegah terjadinya wabah penyakit/hama, kegiatan-kegiatan

karantina akan ditingkatkan.

a. Perikanan Laut

Dalam Repelita IV usaha penangkapan ikan diarahkan pada

rasionalisasi pemanfaatan sumber daya alam laut dengan ting-

kat produktivitas yang optimal. Beberapa perairan pantai yang

sudah padat tangkap akan dibatasi hanya untuk nelayan tradi-

sional, dan sekaligus diusahakan untuk menyebarkan nelayan

tradisional ke perairan lepas pantai dan samudera atau ke

perairan pantai lainnya yang masih potensial. Pengembangan

perikanan pantai di daerah yang masih potensial sumbernya

akan diusahakan melalui motorisasi dan modernisasi alat tang-

kap dari para nelayan tradisional.

Pengembangan perikanan lepas pantai diarahkan ke daerah-

daerah bagian utara, barat dan timur Sumatera termasuk per-

airan Natuna/Anambas, selatan dan utara Jawa dan seluruh per-

airan di Indonesia bagian timur, yang dikaitkan dengan penam-

bahan kapal motor berukuran di atas 10 GT dengan alat tang-

436

Page 45:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

kap yang produktif. Adapun dalam pengembangan perikanan samu-

dera akan dikembangkan jenis kapal-kapal penangkap yang ber-

ukuran 60 GP ke atas dengan menggunakan alat tangkap yang

sesuai.

Dalam meningkatkan kemampuan para nelayan tradisional,

kegiatan bimbingan dan latihan-latihan ketrampilan para nela-

yan dalam menggunakan bahan, alat tangkap yang baru akan te-

rus ditingkatkan dan dilaksanakan secara terpadu dengan kegi-

atan perkreditan dan perbaikan pemasarannya. Dalam hubungan

ini pembangunan dan rehabilitasi prasarana-prasarana perikan-

an, seperti pelabuhan atau tempat pendaratan ikan yang di-

lengkapi antara lain dengan dermaga, tempat pelelangan dan

penyediaan air bersih akan dilanjutkan dan disempurnakan. Pi-

hak swasta akan di dorong untuk membangun prasarana penunjang

lainnya terutama yang bersifat komersial seperti pabrik es,

kamar pendingin dan unit pengolahan hasil.

Mengingat hasil-hasil perikanan merupakan komoditi yang

cepat membusuk, maka para nelayan juga akan mendapat bimbing-

an dalam penyimpanan dan pengolahan hasil dalam rangka menye-

suaikan macam dan mutu hasil dengan permintaan pasar. Di sam-

ping itu, perbaikan atau penyempurnaan lembaga pemasaran yang

sangat erat hubungannya dengan usaha peningkatan produksi se-

perti sistem pelelangan, sistem pelayanan pengumpulan hasil

di daerah produksi, sistem pelayanan pemasaran ke daerah kon-sumen akan lebih ditingkatkan dengan meningkatkan peranan ko-

perasi. Peranan perusahaan-perusahaan besar dalam mengolah

dan memasarkan hasil nelayan tradisional akan dikembangkan

melalui sistem perusahaan inti.

437

Page 46:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

b. Budidaya Perikanan Darat

Pola kegiatan usaha budidaya perikanan darat, hampir sama

dengan usaha pertanian pangan. Usaha budidaya ini adalah beru-

pa pemeliharaan ikan/udang baik di kolam maupun di tambak air

payau, pemeliharaan ikan di sawah dan pemeliharaan ikan di

perairan umum.

Usaha intensifikasi perikanan dalam Repelita IV akan le-

bih ditingkatkan lagi dengan menggunakan teknologi baru, pema-

kaian pupuk dan insektisida, penggunaan bibit ikan/udang yang

bermutu dan penentuan sistem pengairan yang teratur.

Khusus dalam usaha budidaya di kolam air tawar pemberian

makanan tambahan yang sudah mulai dilaksanakan oleh para pe-

tani ikan akan terus disempurnakan. Untuk pengetrapan tekno-

logi baru ini maka kegiatan bimbingan dan percontohan usaha

serta latihan-latihan ketrampilan petani ikan akan lebih di-

sempurnakan lagi termasuk untuk para penyuluhnya sendiri.

Dalam rangka meningkatkan penyediaan benih ikan, peran

serta petani, swasta diharapkan lebih besar lagi. Khusus da-

lam rangka perbaikan gizi jenis-jenis ikan yang akan disebar luaskan adalah jenis-jenis ikan yang murah dan mudah dikem-

bangkan dengan ongkos produksi yang rendah.

Pengadaan bibit untuk budidaya ikan/udang di air payau

atau di tambak, akan ditingkatkan pula. Selain itu, dalam

rangka intensifikasi dan ekstensifikasi usaha pertambakan,

normalisasi saluran tambak dan pembangunan saluran tambak ba-

ru, akan terus dilanjutkan. Dalam hubungannya dengan eksten-

sifikasi tambak, peran serta pihak swasta sebagai inti dalam

438

Page 47:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

pengembangan pertambakan rakyat akan ditingkatkan dalam

lingkup Tambak Inti Rakyat.

Kegiatan pengadaan bibit dan makanan tambahan maupun usa-

ha budidaya perikanan, dan pembuatan tambak atau kolam akan

dilakukan dengan peningkatan pembinaan terhadap para pengusa-

ha dan petani ikan termasuk penyediaan kredit dengan persya-

ratan yang wajar. Di samping itu dalam rangka lebih mening-

katkan lagi produksi perikanan darat terutama dari hasil tam-

bak, akan dilakukan perluasan di luar Jawa yang dikaitkan de-

ngan program transmigrasi petani tambak.

Usaha perikanan di perairan umum (di danau, sungai, wa-

duk-waduk dan lain-lain) sifatnya mendekati usaha penangkapan

ikan di laut. Yang berbeda adalah cara pengelolaan dengan pe-

ngadaan keramba atau kurungan ikan di perairan umum. Kegiatan

ini akan diperluas dan diintensifkan.

Di beberapa perairan umum yang persediaan ikannya sudah

kurang akan dilakukan penebaran ikan dengan pembangunan Balai

Benih Ikan di sekitarnya. Di samping itu untuk kelestarian

sumber perikanan akan diadakan tempat pengembang biakan ikan.

Untuk menjaga kelestarian sumber-sumber perikanan di per-

airan umum pengawasan serta penindakan terhadap perusakan hu-

tan mangrove dan terumbu karang, pencemaran perairan seperti

limbah industri, bahan kimia racun dan bahan peledak serta

listrik dan tanaman pengganggu seperti eceng gondok akan

ditingkatkan.

Dengan makin bertambah luasnya areal persawahan yang ber-

irigasi maka potensi budidaya perikanan di sawah juga menjadi

makin besar. Untuk memanfaatkan potensi tersebut maka peng-

439

Page 48:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

adaan benih untuk perikanan di sawah akan ditingkatkan. Usaha

ini akan dikaitkan dengan perluasan pembenihan ikan oleh pe-

tani ikan di samping Balai-Balai Benih yang ada.

4. PerkebunanPelaksanaan pembangunan perkebunan dalam Repelita IV, me-

rupakan kelanjutan dan peningkatan dari usaha-usaha yang di-

laksanakan dalam Repelita III, yaitu meningkatkan produksi

dalam rangka memenuhi kebutuhan industri dalam negeri dan me-

ningkatkan ekspor. Usaha-usaha tersebut dilaksanakan melalui

kegiatan-kegiatan ekstensifikasi, rehabilitasi atau peremaja-

an kebun-kebun intensifikasi dan diversifikasi serta pema-

saran hasil.

Kegiatan perluasan tanaman perkebunan seperti tanaman ka-

ret, kelapa sawit, kelapa (kelapa hybrida dan kelapa dalam)

dan tebu akan dilaksanakan pada padang alang-alang, hutan

yang tidak produktif tetapi yang berpotensi tinggi untuk ta-

naman perkebunan, daerah transmigrasi dan pemukiman kembali.

Usaha intensifikasi dilakukan pada tanaman yang sudah ada se-

perti tebu di Jawa, kapas di Jawa, Nusa Tenggara Barat, Nusa

Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Selatan, tem-

bakau di Jawa, cengkeh di hampir seluruh daerah dengan me-

ningkatkan teknologi budidaya tanaman perkebunan dengan peng-

gunaan sarana pertanian yang lengkap serta pengendalian hama

penyakit dan gulma secara terpadu.

Usaha rehabilitasi perkebunan terutama tanaman karet dan

kelapa akan ditingkatkan dan diperluas dengan menggunakan

klon-klon dan bibit unggul, terutama pada perkebunan rakyat

dengan diberi bimbingan teknis disertai penyediaan kredit

440

Page 49:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

yang diperlukan, seperti untuk pembelian sarana produksi, un-

tuk pembiayaan pembukaan tanah dan pemeliharaannya. Untuk itu

kegiatan usaha-usaha dari petani perkebunan rakyat tersebut

diarahkan kepada usaha berkelompok melalui sistem perkopera-

sian.

Untuk mendorong pengembangan perkebunan besar swasta,

akan ditingkatkan kegiatan pembinaan organisasi manajemen dan

teknologi. Perkebunan besar swasta yang terlantar dan tidak

diusahakan secara baik oleh pengusahanya serta tidak melaksa-

nakan peremajaan akan ditinjau kembali hak guna usahanya. Di-

samping itu peranan swasta akan diperluas dengan memberikan

kesempatan menanamkan modalnya dalam usaha perkebunan. Pena-

naman modal tersebut dapat dalam bentuk pembangunan kebun,

pengolahan hasil dan pemasaran hasil. Perusahaan-perusahaan

perkebunan besar milik negara dan swasta yang sudah berkem-

bang baik, diarahkan untuk turut membina perkebunan rakyat di

sekitarnya melalui sistem perkebunan inti rakyat (PIR). Dalam

sistem ini kegiatan perkebunan terhadap perkebunan rakyat di-

lakukan secara menyeluruh yang meliputi penyediaan bibit yang

unggul dan baik, bimbingan dalam penanaman, pemeliharaan ta-

naman, pemetikan hasil, fasilitas pengolahan dan pemasaran

yang dimiliki perkebunan inti agar dimanfaatkan juga untuk

hasil perkebunan rakyat.

Pemanfaatan fasilitas pengolahan dan pemasaran dari per-

kebunan inti dimaksudkan pula untuk meningkatkan efisiensi

pengolahan dan pemasaran hasil-hasil perkebunan rakyat dalam

rangka memperluas pasarannya di luar negeri. Dengan demikian

diharapkan terjadinya perkembangan yang menyeluruh dalam bi-

dang perkebunan, baik perkebunan besar maupun perkebunan rak-

yat.

441

Page 50:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

Untuk meningkatkan produktivitas tanah-tanah perkebunan

rakyat dan meningkatkan pendapatan petani pekebun, kegiatan

diversifikasi akan terus ditingkatkan baik diversifikasi de-

ngan tanaman perkebunan itu sendiri seperti kopi, coklat, la-

da, panili, kapok dan sebagainya, juga diversifikasi dengan

tanaman pangan dan peternakan.

Untuk mempercepat usaha perluasan perkebunan dari perusa-

haan-perusahaan perkebunan besar, perusahaan-perusahaan ter-

sebut dapat bekerja sama dengan modal asing dalam bentuk per-

usahaan patungan (joint venture). Perluasan areal perkebunan-

perkebunan besar tersebut akan diarahkan agar sekaligus men-

jadi perkebunan inti sehingga akan menghasilkan perluasan

perkebunan rakyat pula. Macam budidaya yang diprioritaskan

dalam kegiatan perluasan areal perkebunan di luar Jawa ter-

utama adalah tebu, karet, kelapa, kelapa sawit, dan kapas.

5. Kehutanan

Pembangunan kehutanan dalam Repelita IV merupakan kelan-

jutan dan peningkatan dari Repelita III. Kebijaksanaan dan

langkah utama yang akan dikembangkan dalam Repelita IV ada-

lah: (1) pengembangan tataguna hutan untuk menjamin kepastian

usaha di bidang kehutanan; (2) pembinaan hutan rakyat di luar

kawasan hutan; (3) peningkatan produksi hutan baik bahan mau-

pun jasa melalui rehabilitasi kawasan hutan, intensifikasi

pengelolaan hutan dan efisiensi penggunaan kawasan dan peng-

olahan hasil hutan; (4) peningkatan ekspor hasil hutan dalam

bentuk bahan jadi dan penghentian ekspor kayu bulat; (5) pe-

ngembangan hasil hutan ikutan seperti rotan, tengkawang, su-

tera alam, obat-obatan dan getah; (6) pengembangan penyediaan

442

Page 51:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

bahan baku kayu dan hasil hutan lainnya bagi pengolahan dalam

negeri; (7) pembinaan hutan sosial untuk keperluan masyarakat

sekitar hutan; (8) penyediaan energi biomasa bagi masyarakat

pedesaan; (9) pengembangan ilmu dan teknologi dalam usaha pe-

lestarian dan pemanfaatan hutan hujan tropika; (10) pening-

katan produksi jasa perlindungan dan pariwisata dari kawasan

hutan, dan (11) pembinaan pelestarian alam.

Dalam hubungan dengan tataguna hutan maka akan dikembang-

kan usaha untuk mengukuhkan kawasan hutan tetap seluas 113

juta ha dan menataguna kawasan tersebut menjadi kawasan pe-

lestarian alam 18,7 juta ha, hutan lindung dan hutan produksi

terbatas masing-masing seluas 30,4 juta ha dan hutan produksi

tetap seluas 33,6 juta ha. Hutan yang akan diubah statusnya

menjadi areal penggunaan lain seluas 30,1 juta ha akan segera

dikelola dan diatur pengubahan statusnya secara bertahap de-

ngan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup dan kemantap-

an keadaan pasaran hasil hutan serta mencegah pemborosan

penggunaan sumber-daya hutan. Penataan kawasan hutan produksi

akan dikaitkan dengan pengembangan Hak Pengusahaan Hutan da-

lam unit-unit usaha yang didasarkan atas pengembangan keles-

tarian hasil. Bagian terbesar dari usaha tersebut adalah pe-

nataan batas kawasan terutama di Sumatera, Kalimantan, Sula-

wesi, Maluku, Irian Jaya dan kepulauan Nusa Tenggara.

Pengembangan pengelolaan hutan juga akan ditingkatkan di

luar kawasan hutan negara yang meliputi pengembangan hutan

rakyat. Dalam hubungan dengan itu areal yang diperuntukkan

sebagai hutan dalam pembukaan areal transmigrasi akan dibina

dan dikelola bersama masyarakat agar mampu memberikan hasil

yang berguna dan bermanfaat bagi masyarakat di sekitarnya.

443

Page 52:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

Pengembangan hutan rakyat ini diarahkan kepada usaha pening-

katan kesempatan berusaha dan peningkatan pendapatan penduduk

setempat dan sedapat mungkin dikaitkan pula dengan pengem-

bangan industri perkayuan dan industri hasil hutan lainnya.

Hutan rakyat dengan hasil utama rotan akan dikembangkan seba-

gai prioritas di daerah Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan,

Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Su-

lawesi Tenggara. Sutera alam akan dikembangkan di Sulawesi

Selatan dan beberapa tempat lain. Begitu juga usaha lebah ma-

du, tengkawang, getah, damar, arang dan lain-lain akan dikem-

bangkan pula.

Oleh karena permintaan akan hasil hutan makin bertambah

besar dengan kenaikan rata-rata setiap tahun sebesar 8,5%, ma-

ka usaha peningkatan produktivitas hutan harus segera dilaksa-

nakan. Untuk keperluan tersebut rehabilitasi hutan produksi

di Jawa akan ditingkatkan dan intensifikasi pengelolaannya

akan dikembangkan. Sedangkan pengelolaan hutan tropika basah

di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku, Irian Jaya akan

lebih diintensifkan. Seluas kurang lebih 950.000 ha kawasan

hutan produksi dalam areal Hak Pengusahaan Hutan akan direha-

bilitasi selama Repelita IV. Produktivitas kawasan hutan pro-

duksi pada umumnya akan ditingkatkan melalui usaha pemeliha-

raan, pengelolaan dan pemanfaatan kawasan hutan yang lebih

intensif dan lebih beranekaragam.

Untuk meningkatkan jasa perlindungan dan pariwisata, be-

berapa taman nasional seperti Leuser-Langkat, Bukit Barisan

Selatan, Ujung Kulon, G. Gede-Pangrango, Baluran, Meru Betiri,

Ijen-Yang, Bali Barat dan Komodo akan dikembangkan. Sedangkan

444

Page 53:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

kawasan hutan lindung dan suaka alam lainnya akan ditingkat-

kan usaha pelestariannya.

Produksi kayu bulat akan ditingkatkan melalui efisiensi

pengusahaan hutan pada areal yang dibebani Hak Pengusahaan

Hutan. Produksi tersebut akan dipergunakan untuk meningkatkan

produksi kayu olahan, kayu lapis, pulp dan kertas di dalam

negeri. Dalam rangka peningkatan nilai tambah produksi kayu

bulat serta menciptakan lapangan kerja dan sekaligus mening-

katkan usaha kelestarian kekayaan alam kita, maka mulai tahun

1985 ekspor kayu bulat akan di hentikan dan selanjutnya seluruh

produksi kayu bulat akan diolah di dalam negeri.

Dengan kebijaksanaan itu maka ekspor kayu olahan dan kayu

lapis akan dapat ditingkatkan dalam Repelita IV.

Produksi kayu olahan untuk keperluan industri konstruksi,

industri peralatan rumah tangga dan lain-lain di dalam negeri

akan meningkat, demikian pula produksi kayu lapis yang dise-

diakan untuk keperluan dalam negeri. Peningkatan ini akan di-

usahakan dalam rangka peningkatan ekspor hasil hutan yang be-

rupa barang jadi dan setengah jadi, dan dengan demikian

meningkatkan peranan ekspor non-migas.

Produksi hasil hutan lain yang akan dikembangkan dan di-

tingkatkan dalam Repelita IV adalah hasil hutan ikutan seper-

ti rotan, tengkawang, getah, arang dan lain-lain. Dengan pe-

ngembangan sumber hasil hutan tersebut, intensifikasi dan

pembinaan di pusat-pusat produksi peningkatan produksi terse-

but akan dapat dicapai.

Produksi hutan rakyat akan tetap merupakan sumber bahan

baku penting bagi industri konstruksi sederhana di daerah pe-

445

Page 54:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

desaan dan akan dikembangkan terus melalui pembinaan hutan

rakyat dari segi pembinaan bibit, bimbingan teknis pemeliha-

raan dan pengelolaan hutan serta pengolahan hasilnya. Pola

hutan rakyat juga akan dikembangkan untuk meningkatkan pro-

duksi rotan, sutera alam, getah, lebah madu, arang dan lain-

lain.

Dalam kawasan hutan produksi tetap dan produksi terbatas

akan dikembangkan suatu pola hutan kemasyarakatan yang meru-

pakan penganekaragaman penggunaan tanah dan ruang dalam ka-

wasan untuk memberikan hasil yang lebih beranekaragam bagi

kepentingan masyarakat setempat terutama di lokasi-lokasi

yang penduduknya padat dengan tingkat pengangguran yang ting-

gi atau penghasilan yang rendah. Pola ini akan dikembangkan

di Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Utara dan Sula-

wesi Selatan. Hutan rakyat untuk mengembangkan produksi energi

biomasa bagi kepentingan rakyat di pedesaan akan terus dikem-

bangkan pula dalam Repelita IV.

Untuk mengembangkan produksi rotan di Kalimantan dan Su-

lawesi maka badan usaha milik negara di bidang kehutanan akan

dikembangkan agar dapat membimbing dan memasarkan hasil rotan

dari hutan rakyat dengan pembinaan unit-unit usaha hutan ro-

tan sebagai intinya. Produksi tengkawang akan dikembangkan di

Kalimantan Barat dengan pola yang serupa.

Bagi industri kertas di Jawa akan dikembangkan hutan rak-

yat dengan jenis albizia dan jenis cepat tumbuh lainnya de-

ngan intensifikasi dan ekstensifikasi. Selama ini jenis albi-

zia merupakan hasil sampingan dari usaha pertanian lahan ke-

ring atau perkebunan. Pola pengusahaan lahan dengan campuran

446

Page 55:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

tanaman seperti ini akan dibina lebih baik sehingga hasilnya

dapat ditingkatkan.

Usaha penghijauan lahan kritis di luar kawasan hutan akan

diteruskan pula melalui kegiatan pembuatan dan pengendali,

sengkedan, petak percontohan usaha tani pelestarian sumber

daya alam, penanaman tanaman tahunan dan rumput serta kegia-

tan penunjang lainnya. Usaha ini merupakan suatu upaya untuk

mengembangkan usaha swadaya masyarakat petani dalam melesta-

rikan kemampuan produksi lahan garapannya dan memperbaiki

sistem tata-air dalam daerah aliran sungai yang penting. Da-

lam kegiatan penghijauan peranserta masyarakat akan lebih di-

tingkatkan lagi pembinaannya.

Kegiatan reboisasi dan penghijauan merupakan sebagian da-

ri upaya penyelamatan hutan, tanah dan air untuk melindungi

investasi pembangunan yang tinggi terhadap bahaya kerusakan

karena banjir, kekeringan dan pelumpuran dan untuk memperbaiki

penyediaan sumber daya air bagi berbagai keperluan dan memper-

baiki kesuburan tanah yang makin berkurang karena erosi dan

pemiskinan hara. Kegiatan reboisasi dan penghijauan tersebut

akan meliputi 36 daerah aliran sungai di Jawa, Sumatera, Ka-

limantan, Sulawesi, Bali, dan kepulauan Nusa Tenggara.

Untuk menjamin kelestarian peningkatan produksi dari ka-

wasan hutan maka hutan tanaman baru akan mulai dibentuk dan

intensifikasi pengusahaan areal Hak Pengusahaan Hutan akan

lebih ditingkatkan dengan penerapan sistem tebang pilih Indo-

nesia yang lebih sederhana dan mudah dikendalikan dan diawasi.

Agar supaya penyediaan hasil hutan bagi keperluan pemba-

ngunan dapat berjalan lancar maka sistem distribusi hasil hu-

447

Page 56:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

tan baik untuk keperluan dalam negeri maupun untuk ekspor

akan ditingkatkan. Untuk keperluan peningkatan arus kayu yang

masuk ke Jawa dari Sumatera dan Kalimantan akan dibangun pula

pusat perkayuan di Jawa dan Kalimantan. Fasilitas ekspor akan

dikembangkan pula di wilayah Indonesia bagian timur. Sebagai

tahap pertama akan dibangun pusat pendaratan kayu di Marunda,

Jakarta, yang akan mampu menangani pendaratan kayu sebesar

2,6 juta m3 setiap tahun. Pemasukan kayu dari luar Jawa ke

Jawa pada akhir Repelita IV diperkirakan akan naik menjadi

8,0 juta m3 setara kayu bulat. Pendidikan dan latihan bagi

para pedagang kayu akan dikembangkan terus agar mampu mening-

katkan usahanya dan bersamaan dengan itu pembinaan iklim

usaha yang lebih baik akan dikembangkan pula. Dalam hubungan

dengan itu usaha pembinaan standardisasi hasil akan mulai

dikembangkan pula.

Pengamanan kawasan hutan produksi, hutan lindung dan sua-

ka akan ditingkatkan dari dikaitkan sekaligus dengan usaha

transmigrasi, pemukiman kembali para peladang berpindah, dan

usaha pembangunan daerah penyangga di sekeliling kawasan hu-

tan. Dalam usaha tersebut di atas akan diperhatikan agar para

perusak hutan yang terpaksa melakukan perusakan karena tiada-

nya lapangan kerja dapat dipindahkan ketempat lain yang me-

mungkinkan mereka memperoleh lapangan kerja dan penghasilan

yang lebih baik.

Usaha pelestarian alam akan terus dikembangkan dalam ben-

tuk pengembangan taman nasional, suaka alam, taman wisata,

hutan lindung, dan penyelamatan jenis langka baik flora mau-

pun fauna. Dalam hubungan ini pengembangan interaksi yang se-

hat antara manusia dengan alam akan diteruskan dan dikembang-

448

Page 57:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

kan dalam suatu sistem pengelolaan wilayah ekosistem yang me-

nyeluruh di dalam taman-taman nasional. Dalam Repelita IV di-

harapkan dapat dikukuhkan 7 juta ha kawasan pelestarian alam

perairan dan 15 buah taman nasional yang baru. Sementara itu

27.000 kepala keluarga peladang berpindah akan dimukimkan

kembali ke dalam pemukiman dengan usaha tani yang menetap.

Usaha-usaha tersebut di atas akan ditunjang oleh pengem-

bangan tenaga kerja dan teknologi di bidang kehutanan baik di

dalam usaha peningkatan produksi, pembinaan kawasan hutan,

penatagunaan hutan, pengolahan hasil hutan, perdagangan hasil

hutan, pelestarian alam dan penyelamatan hutan.

Penelitian hutan hujan tropika akan dikembangkan terus

agar teknologi untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembang-

an hutan serta teknologi pemanfaatannya dapat dikuasai dengan

cepat. Pusat penelitian hutan hujan tropika akan dikembangkan

di Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Irian

Jaya dan Nusa Tenggara Timur. Sementara itu akan diteruskan

pengembangan pusat penelitian kehutanan yang berada di Bogor,

Jawa Barat. Penelitian-penelitian yang berhubungan dengan

penguasaan teknologi permudaan hutan, teknologi pengelolaan

hutan tropis campuran, teknologi pelestarian hasil, teknologi

pengolahan hasil hutan yang efisien, teknologi peningkatan

produktivitas hutan tropika dan teknologi pengelolaan taman

nasional akan diprioritaskan dalam Repelita IV. Pengembangan

teknologi terapan untuk mendukung usaha reboisasi dan penghi-

jauan, pengolahan hasil hutan dan lain-lain akan dikembangkan

terus.

Untuk mendukung usaha-usaha tersebut maka pendidikan dan

latihan akan dikembangkan. Dalam Repelita IV akan dikembang-

449

Page 58:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

kan pusat pendidikan dan latihan di Jawa Barat (Bogor, Gu-

nungwalat, Sukabumi, Kadipaten), Yogyakarta (Gunungkidul),

Sulawesi Selatan (Ujungpandang), Kalimantan Timur (Samarin-

da), Sumatera Utara (Pematang Siantar), Riau (Pakanbaru) dan

di Irian Jaya (Manokwari). Untuk memenuhi kebutuhan tenaga

ahli akan terus dikembangkan pendidikan tinggi tingkat uni-

versitas di beberapa perguruan tinggi yang sudah ada. Di Su-

matera yang belum mempunyai pendidikan tingkat universitas

dalam keahlian kehutanan akan dirintis pula pendidikan dalam

ilmu-ilmu kehutanan.

6. Penelitian Pertanian

Dalam menunjang usaha-usaha meningkatkan produksi hasil-

hasil pertanian dan menjaga kelestarian sumber-sumber alam

peranan penelitian pertanian sangat besar artinya. Karenanya

usaha penelitian dalam rangka menggali dan memanfaatkan serta

menjaga kelestarian sumber daya alam ditingkatkan, termasuk

penelitian untuk menemukan varietas-varietas unggul yang se-

suai dengan keadaan lingkungan serta pelestarian dan pemanfa-

atan plasma nuftah pertanian.

Demikian pula penelitian dalam rangka pemilihan teknologi

tepat guna yang dapat menampung tenaga kerja dan meningkatkan

produktivitas usaha taninya, termasuk masalah sosio ekonomi

yang dapat memberikan alternatif yang lebih luas bagi petani

untuk berusaha dengan 1ebih efisien, akan ditingkatkan pula.

Penelitian pertanian tanaman pangan dan hortikultura baik

di lahan basah maupun di lahan kering terutama diprioritaskan

pada pemulihan tanaman padi, palawija dan hortikultura, pene-

litian mengenai penggunaan faktor-faktor produksi yang lebih

450

Page 59:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

efektif dan efisien dan penelitian tentang hama dan penyakit

serta penelitian pola tanam dan "multiple cropping". Di bi-

dang peternakan akan lebih diprioritaskan penelitian mengenai

pemuliaan ternak, penyakit-penyakit hewan dalam usaha mening-

katkan produksi per satuan ternak dan penelitian tentang pro-

duksi dan mutu makanan ternak baik hijauan makanan ternak

maupun pemanfaatan limbah pertanian dan industri sebagai ma-

kanan ternak serta pengolahan hasil peternakan. Penelitian di

bidang perikanan ditujukan untuk memperoleh teknologi tepat

guna baik di bidang budi daya maupun penangkapan termasuk

pasca panen dan menyelidiki sumber-sumber budi daya dan pe-

nangkapan, termasuk pemanfaatan Zone Ekonomi Eksklusif serta

mendapatkan bibit ikan berdaya mampu produksi tinggi, mudah

berkembang biak serta tahan penyakit. Di bidang perkebunan

penelitian diprioritaskan pada penelitian perluasan areal ta-

naman perkebunan, hama dan penyakit dan penelitian perluasan

areal tanaman perkebunan di padang alang-alang serta mengenai

pemulihan tanaman-tanaman perkebunan dan menemukan klon-klon

dari jenis varietas yang unggul serta penelitian pengolahan

hasil-hasil perkebunan.

Penelitian sumber daya alam pertanian akan meliputi in-

ventarisasi, pemetaan, sistem pengendalian dan pengolahan

sumber daya alam, pemanfaatan dan pelestarian plasma nuftah

pertanian serta pemanfaatan limbah pertanian. Penelitian so-

sial ekonomi akan meliputi penelitian mengenai sistem bagi

hasil, sistem pemasaran, termasuk kaitannya dengan stabilisa-

si harga dan asuransi pertanian serta pengolahan hasil, pene-

litian dampak penggunaan teknologi dan penelitian tentang e-

konomi produksi serta kesempatan kerja pada sektor pertanian.

451

Page 60:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

Selanjutnya akan dilakukan kegiatan penyiapan data dan infor-masi yang diperlukan untuk perumusan kebijaksanaan operasio-nal.

Agar hasil-hasil penelitian tersebut langsung dapat di-manfaatkan oleh para petani dan para pengusaha pertanian la-innya, penyaluran dari hasil-hasil penelitian tersebut akan disempurnakan dengan memperbaiki dan meningkatkan koordinasi antara lembaga penelitian, lembaga penyuluhan dan antar depar-temen.

7. Pendidikan dan Latihan Pertanian

Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan pertanian, yang mencakup antara lain peningkatan produksi dan pendapatan petani nelayan, perluasan kesempatan kerja dan peningkatan devisa, diperlukan petugas-petugas pertanian yang memadai, baik jumlah maupun mutunya.

Usaha untuk mendapatkan petugas pertanian tersebut di atas, dilaksanakan melalui kegiatan pendidikan pertanian di Sekolah-sekolah Pertanian Pembangunan dan kegiatan latihan, pertanian yang terutama dilakukan di Balai-balai Latihan Per-tanian, di Balai Ketrampilan Penangkapan Ikan, dan Pendidikan. Latihan Ahli Usaha Perikanan.

Pendidikan pertanian bersifat pendidikan pembangunan, yaitu pendidikan yang mampu mendorong perubahan sikap mental, keberanian merintis jalan baru dan mampu menggerakkan pemba-ngunan pertanian di daerah sekitarnya. Dalam Repelita IV dari 140 SPP diharapkan dapat dihasilkan tammatan sebanyak 40.000 orang.

Penyelenggaraan kegiatan latihan pertanian ditujukan un-

452

Page 61:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

tuk menghasilkan petugas pertanian yang berpengetahuan luas,

cakap, trampil, berdedikasi tinggi dan mampu memancarkan pem-

baharuan di bidang pertanian. Hal ini dicapai melalui kegiat-

an melatih petugas pertanian yang ada.

Prioritas latihan petugas pertanian akan diberikan kepada

para petugas penyuluh agar dapat memancarkan dan menciptakan

pembaharuan, serta petugas teknis yang mampu meningkatkan dan

memperlancar kegiatan agribisnis pasca panen.

Untuk meningkatkan jumlah dan mutu petugas yang di latih,

maka secara teratur jumlah dan mutu pelatih akan terus di-

tingkatkan. Untuk memenuhi tujuan tersebut mutu dan kemampuan

Balai-balai Pertanian akan terus ditingkatkan, sehingga sela-

lu sesuai dengan kebutuhan pembangunan pertanian.

8. Pembinaan Usaha AgribisnisSebagian besar dari usaha pertanian dilakukan oleh petani

kecil sebagai usaha keluarga. Di bidang perkebunan, di sam-

ping usaha perkebunan rakyat, sudah sejak lama terdapat per-

usahaan-perusahaan perkebunan yang besar, baik milik negara

maupun swasta. Sejak Repelita I, perusahaan-perusahaan besar

di bidang peternakan, perikanan laut dan kehutanan mulai

berkembang dengan pesat. Sebaliknya perusahaan perkebunan

swasta, pada periode yang sama, kurang menunjukkan perkem-

bangan yang pesat. Keadaan ini terjadi pula pada bidang tana-

man pangan.

Dalam rangka pemerataan pembangunan, sejak Repelita II

telah dikembangkan pembangunan pertanian dengan sistem Peru-

sahaan Inti Rakyat (PIR) yang dimulai di bidang perkebunan

di mana terdapat banyak perusahaan-perusahaan perkebunan mi-

453

Page 62:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

lik negara dengan teknologi, pengelolaan dan segi finansial

yang jauh lebih baik dibandingkan perusahaan-perusahaan di

bidang pertanian lainnya. Pada Repelita III, sistem PIR dimu-

lai di bidang perikanan laut dengan intinya perusahaan-peru-

sahaan milik negara dan di bidang peternakan dirintis pengi-

kutsertaan perusahaan-perusahaan swasta sebagai inti dari pe-

ternakan rakyat.

Dalam Repelita IV, sistem PIR akan diperluas dan diting-

katkan di semua bidang pertanian, termasuk pada bidang tanam-

an pangan, terutama dalam usaha pengembangan hortikultura dan

budidaya tambak.

Dalam sistem PIR ini usaha pembangunan pertanian rakyat

dilakukan dengan mengikut sertakan perusahaan-perusahaan be-

sar yang sudah kuat, di bidang agribisnis. Pengikutsertaan

perusahaan-perusahaan tersebut, baik badan usaha milik negara

maupun swasta, di samping dalam rangka keseimbangan pengem-

bangan swasta, koperasi dan Badan Usaha Milik Negara, juga

agar terdapat keseimbangan dan keserasian pengembangan antara

golongan ekonomi lemah dan golongan ekonomi bukan lemah. Pe-rusahaan-perusahaan besar tersebut dalam hubungan ini dapat

berperan sebagai "development agent" baik secara horizontal

maupun secara vertikal. Secara horizontal mereka turut me-

ngembangkan proses produksi pertanian rakyat dan secara ver-tikal, mengkaitkan pembangunan pertanian dengan pembangunan

industri, khususnya agro industri. Dengan demikian, pertum-

buhan produksi pertanian dan agro industrinya akan didorong

dengan meningkatkan peranserta pengusaha-pengusaha kecil/petani

dengan koperasinya, pengusaha menengah maupun besar da-

454

Page 63:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

lam pelaksanaan pembangunan pertanian dengan lebih mengem-

bangkan swadaya, prakarsa dan partisipasi swasta.

Pengembangan dunia usaha tersebut akan dilaksanakan mela-

lui bimbingan organisasi dan manajemen, pembinaan kewiraswas-

taan, penyempurnaan kebijaksanaan permodalan dan perkreditan,

fiskal dan moneter, pengaturan dan penyederhanaan perizinan,

termasuk izin Hak Guna Usaha, penyebaran teknologi dan penye-

baran kegiatan usaha ke daerah-daerah.

Usaha pertanian swasta akan dikembangkan untuk memanfaat-

kan potensi sumber daya alam yang belum tergali, khususnya di

luar Jawa. Kepada usaha swasta nasional akan diberikan fasi-

litas-fasilitas lain dan Hak Guna Usaha sesuai dengan peratur-

an dan ketentuan yang berlaku.

Agar ada keserasian dalam perkembangan, pengusaha golong-

an ekonomi lemah khususnya petani dan nelayan, dengan peng-

usaha-pengusaha yang bermodal besar, akan dicegah kemungkinan

pengusaha yang bermodal besar itu merugikan petani/nelayan

kecil dan pengusaha kecil. Dengan sistem PIR, usaha swasta

besar ini diarahkan agar dapat berfungsi sebagai pusat pe-

ngembangan dari usaha-usaha tani dan pengusaha kecil di seke-

lilingnya, baik dalam penerapan teknologi maupun dalam pema-

saran dan pengolahan hasilnya. Bagi produsen dan penyalur sa-

rana dan alat-alat pertanian akan dianjurkan agar secara

efektif melaksanakan percobaan dan penyuluhan mengenai tata

cara penggunaannya. Penyalur alat-alat pertanian akan diha-

ruskan melatih tenaga-tenaga operator dan pemeliharaannya.

Khususnya dalam pengerahan dana perkreditan, kebijaksana-

an yang telah dilaksanakan dalam Repelita III akan ditingkat-

455

Page 64:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

kan dan disempurnakan. Kredit intensifikasi untuk segala ma-

cam komoditi pertanian akan disediakan, sedangkan persyarat-

annya akan disesuaikan dengan kebutuhan dan ketentuan yang

berlaku. Dalam perkreditan bagi petani/nelayan kecil dan pe-

ngusaha kecil segala permasalahannya akan diusahakan untuk

dipecahkan dan diselesaikan agar kesempatan memperoleh kredit

bagi golongan ekonomi lemah lebih di perluas.

B. PENGAIRAN

Sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam Garis-garis

Besar Haluan Negara pembangunan pengairan dalam rangka usaha

pemanfaatan air dan pengembangan sumber-sumber air diarahkan

untuk menunjang tujuan-tujuan pembangunan nasional, khususnya

menunjang pembangunan pertanian. Pembangunan pengairan dalam

Repelita IV pada hakekatnya merupakan kelanjutan pelaksanaan

selama Repelita III, dan Repelita-Repelita sebelumnya, yakni

penyediaan air irigasi baik di daerah pertanian yang ada mau-

pun di areal pertanian baru termasuk areal pertambakan, menga-

mankan daerah pemukiman dan areal produksi dari kerusakan aki-

bat bencana banjir dan lahar gunung berapi, serta menunjang

penyediaan air baku untuk kesejahteraan masyarakat, kebutuhan

industri dan kelistrikan.

Dalam hubungannya dengan usaha untuk memberi, menseimbang-

kan dan menserasikan pembangunan sub sektor pengairan dengan

berbagai macam kebutuhan untuk pertanian dan non pertanian,

maka akan ditempuh kebijaksanaan untuk mengusahakan pemenuhan

kebutuhan air untuk berbagai sektor pembangunan di mana di satu

pihak terdapat keterbatasan kemampuan, lingkungan hidup,

serta potensi sumber-sumber air yang tersedia, dan dipihak

456

Page 65:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

lainnya terdapat peningkatan kebutuhan air untuk sektor-sektor

di luar sektor pertanian seperti penyediaan air baku untuk

kebutuhan rumah tangga di pusat-pusat pemukiman/kota-kota be-

sar, kebutuhan industri serta penggelontoran saluran pembuang

dan sungai di kota. Dalam hubungan ini usaha pengembangan dan

pemanfaatan sumber-sumber air akan dilaksanakan berdasarkan

prioritas kebutuhan yaitu untuk daerah pemukiman/kota-kota

besar dan wilayah pengembangan industri, pengembangan sumber-

sumber air diutamakan untuk penyediaan air baku kebutuhan pen-

duduk dan industri, sedangkan di daerah-daerah/pusat-pusat

pengembangan pertanian akan diarahkan untuk meningkatkan pe-

nyediaan air irigasi.

Kegiatan pertanian khususnya pertanian pangan pada saat

ini sebagian besar masih di pulau Jawa, karena dua pertiga

dari luas lahan usaha pertanian pangan di Indonesia terletak

di pulau Jawa, demikian pula dengan produksinya. Sejalan dengan

perkembangan kegiatan berbagai sektor, dan tekanan pe-

ningkatan jumlah penduduk, telah mengakibatkan lahan pertani-

an yang dapat diusahakan semakin menyempit, sedangkan usaha

memperluas lahan pertanian di Jawa dihadapkan kepada keterba-

tasan potensi lahan yang dapat diusahakan. Di lain pihak usaha

meningkatkan produksi pangan dalam rangka persiapan tinggal

landas menuju swasembada pangan memerlukan dukungan perluasan

lahan pertanian.

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas untuk mendu-

kung kebijaksanaan peningkatan produksi pangan, kebijaksanaan

yang ditempuh dalam pembangunan pengairan adalah mengutamakan

penyelesaian kegiatan-kegiatan yang diharapkan dapat mening-

katkan intensitas tanam dan perluasan areal tanam. Kegiatan

457

Page 66:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

pembangunan pengairan di Jawa akan lebih dititik beratkan ke-

pada usaha perbaikan dan peningkatan kemampuan jaringan iriga-

si dan melengkapi sawah tadah hujan dengan jaringan irigasi,

yang diharapkan dapat meningkatkan intensitas tanam. Usaha

perluasan irigasi reklamasi rawa untuk mendukung perluasan

lahan pertanian yang dikaitkan pula dengan program transmi-

grasi diarahkan ke luar Jawa, diutamakan kepada areal-areal

pertanian yang dapat segera berproduksi, dan dapat menjangkau

dan menyebar ke daerah-daerah terpencil.

Di samping untuk mendukung peningkatan produksi pangan

khususnya padi dan palawija, dalam rangka peningkatan produk-

si pangan lainnya seperti perikanan dalam pelaksanaan pemba-

ngunan pengairan juga akan memperhatikan potensi untuk per-

ikanan terutama dalam usaha rehabilitasi maupun perluasan

tambak perikanan.

Kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dalam rangka usa-

ha mencapai tujuan tersebut di atas mencakup perbaikan dan

peningkatan irigasi, pembangunan jaringan irigasi baru serta

pengembangan daerah rawa, baik untuk tanaman pangan maupun

perikanan, pengaturan dan pengamanan sungai yang dikaitkan pu-

la dengan usaha pemanfaatannya, serta pengaturan dari pengen-

dalian lahar gunung berapi. Untuk mendukung kegiatan tersebut

akan dilanjutkan usaha peningkatan dan kemampuan dan keteram-

pilan tenaga-tenaga perencana dan pelaksana, yang ditunjang

pula dengan kegiatan-kegiatan penelitian, survei, penyelidik-

an, serta perencanaan pemanfaatan dan pengembangan sumber-

sumber air.

Untuk menjamin pemanfaatan prasarana pengairan yang se-

458

Page 67:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

baik-baiknya, maka usaha perluasan irigasi dan reklamasi rawa

akan diarahkan kepada lahan-lahan pertanian yang petaninya

sudah biasa dan berhasrat bersawah dan berusaha tambak. Di

samping itu akan diutamakan lokasi-lokasi yang sudah memiliki

prasarana penunjang seperti jalan yang memadai untuk jaminan

peningkatan produksi serta pemasaran hasilnya. Pemilihan loka-

si-lokasi tersebut didasarkan atas kenyataan bahwa pemanfaat-

an jaringan irigasi baru sangat bergantung dari kesediaan dan

hasrat petani untuk mencetak sawah dan tambak. Untuk melancar-

kan usaha pencetakan sawah dan tambak, akan diberikan kemudah-

an kepada petani dalam mengusahakan sertifikat tanah, kredit

pencetakan sawah dan tambak, serta akan dilakukan penyederha-

naan prosedur, pengaturan lokasi pelaksanaan yang serasi anta-

ra kegiatan pengembangan irigasi dengan pencetakan sawah dan

tambak.

Jaringan irigasi yang dibangun dilengkapi dengan jaringan

tersier yang dapat lebih memudahkan pengaturan pembagian air

irigasi sesuai dengan kebutuhan dan pola tanam, yang diikuti

pula dengan pembentukan dan pembinaan organisasi petani pema-

kai air untuk meningkatkan peranserta dan kemampuan para pe-

tani dalam pengelolaan dan pemeliharaan irigasi di tingkat

usaha tani.

Wilayah-wilayah pertanian kering dan rawan yang langka air

permukaan yang sampai dewasa ini belum banyak ditangani dalam

segi pengadaan airnya dalam Repelita IV akan lebih diperhati-

kan, baik untuk pertanian maupun untuk kebutuhan rumah tang-

ga. Usaha tersebut diantaranya dilakukan dengan pengembangan

dan pemanfaatan air tanah.

Prasarana pengairan yang sudah diperbaiki dan dibangun,

459

Page 68:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

menuntut perhatian yang semakin besar dalam eksploitasi dan

pemeliharaan agar prasarana tersebut tetap dapat berfungsi

dengan baik. Dalam hubungan ini akan diusahakan untuk mening-

katkan peranserta para petani pemakai air dalam kegiatan-ke-

giatan eksploitasi dan pemeliharaan.

Usaha pengendalian banjir serta penanggulangan terhadap

ancaman banjir lahar gunung berapi terus dilanjutkan melalui

pekerjaan-pekerjaan persungaian, yang dikaitkan dengan usaha-

usaha pemanfaatan dan pengembangan sumber-sumber air yang

mendukung berbagai kegiatan pembangunan nasional. Untuk itu

akan dilanjutkan pembangunan waduk-waduk dan prasarana peng-

airan lainnya terutama guna menanggulangi kekurangan air pada

musim kemarau untuk kebutuhan air minum, pertanian, serta pe-

nyediaan air kebutuhan industri dan kelistrikan, penggelon-

toran saluran pembuang dan sungai di kota dalam rangka penye-

hatan lingkungan pemukiman, dan pengendalian banjir.

Mengenai penggunaan air baku baik untuk kepentingan iriga-

si, industri, kelistrikan maupun untuk penyediaan air bersih

bagi penduduk kota dan desa akan diusahakan peningkatan kemam-

puan pengelolaan sumber air yang melalui perencanaan pengem-

bangan dan pemanfaatan sumber air yang teratur dan serasi, di-

sesuaikan dengan kebutuhan berbagai sektor pembangunan dan

potensi sumber-sumber air yang tersedia dan dapat dikembangkan.

Langkah-langkah ini juga akan ditunjang dengan usaha-usaha

penelitian dan peningkatan kemampuan pelaksanaan pembangunan

pengairan.

460

Page 69:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

IV. PROGRAM-PROGRAM

A. PERTANIANLangkah-langkah dan kebijaksanaan-kebijaksanaan tersebut

di atas dilaksanakan melalui lima program sesuai dengan

program-program dalam Repelita-Repelita sebelumnya seperti :

1. Program Peningkatan Produksi Tanaman Pangan

2. Program Peningkatan Produksi Peternakan

3. Program Peningkatan Produksi Perikanan

4. Program Peningkatan Produksi Perkebunan

5. Program Peningkatan Produksi Kehutanan.

Di samping itu untuk memperlancar pelaksanaan kelima

program pokok tersebut akan dilaksanakan juga program pe-

nunjang dari sektor lain antara lain Program Pendidikan

Pertanian dan Pengairan, Program Penelitian Pertanian dan

Pengairan dan Program Transmigrasi.

1. Program Peningkatan Produksi Tanaman Pangan.

Kegiatan-kegiatan utama dalam program ini, baik dalam

rangka intensifikasi, diversifikasi, rehabilitasi maupun eks-

tensifikasi, di samping penyuluhan dan Bimas, adalah perbe-

nihan, perlindungan tanaman terhadap hama dan penyakit serta

pencetakan sawah. Kegiatan utama dalam perbenihan adalah pe-

ngadaan, pengujian dan penyebaran serta pengawasannya dengan

tujuan meningkatkan penggunaan benih varietas unggul. Kegiat-

an pengadaan meliputi kegiatan pengadaan benih dasar oleh

Lembaga Penelitian, perbanyakan benih pokok oleh Kebun Bibit

Sentral, Balai Benih dan Perum Sang Hyang Sri, sedang perba-

nyakan benih sebar bagi para petani dilakukan oleh Balai Be-

461

Page 70:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

nib, Kebun Bibit Desa dan penangkar benih Swasta dan atau Ko-

perasi.

Untuk menunjang kegiatan-kegiatan pengadaan benih di dae-

rah-daerah sentra produksi yang baru akan dibangun Balai-balai

Benih atau dengan mengikut sertakan Perum Sang Hyang Sri.

Bimbingan dan penyuluhan dalam perbenihan dilakukan ter-

hadap penangkar maupun petani dan terhadap pemerintahan desa

dalam pengelolaan Kebun Benih Desa. Peranan Perum Sang Hyang

Sri akan lebih dikembangkan lagi dengan pembentukan cabang-

cabang di daerah-daerah sentra produksi, terutama untuk meng-

hasilkan benih pokok dan benih sebar.

Pengawasan mutu benih dilakukan oleh para inspektur be-

nih. Untuk benih, khususnya benih padi, yang lulus dari peng-awasan dan ujian diberi sertifikat. Balai Sertifikasi Benih

merupakan pusat kegiatan pengawasan mutu benih, berfungsi se-

bagai tempat pemberian sertifikasi dan tempat penataran petu-

gas-petugasnya.

Proteksi tanaman dan pemberantasan hama penyakit, merupa-

kan kegiatan utama lainnya dalam usaha-usaha intensifikasi.

Kegiatan pemberantasan hama penyakit merupakan kewajiban pe-

tani, baik berupa tindakan-tindakan pengamanan sebelum adanya

serangan maupun tindakan-tindakan pemberantasan setelah ter-

jadi serangan. Bantuan Pemerintah diberikan jika terjadi eks-

plosi hama dan penyakit. Untuk meningkatkan kemampuan Peme-

rintah bila terjadi eksplosi hama dan penyakit, Satuan Udara

Pertanian dan Brigade Proteksi Tanaman akan disempurnakan. Di

samping itu unit-unit pengamatan dan laboratorium-laboratori-

um hama penyakit, pengujian dan pengawasan terhadap obat-

462

Page 71:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

obatan pemberantasan hama penyakit akan ditingkatkan dan di-

sempurnakan. Penyuluhan dalam kegiatan-kegiatan perlindungan

dan pemberantasan terhadap hama dan penyakit ditujukan ter-

utama kepada petani.

Penggunaan pupuk akan lebih ditingkatkan lagi terutama

pada lahan-lahan kering untuk tanaman palawija dan hortikul-

tura, sedangkan jenisnya akan disesuaikan dengan jenis tanam-

an dan kondisi tanah. Dalam hubungan ini kegiatan konservasi

tanah pada usaha tani lahan kering akan lebih dikembangkan.

Untuk itu, kegiatan-kegiatan percobaan dan pengujian pemupuk-

an oleh para PPS akan ditingkatkan. Selain itu pola bercocok

tanam yang lebih sesuai dengan benih dan perlindungan terha-

dap hama penyakit secara biologis serta pemupukan yang opti-

mal, pada tingkat usaha tani, akan lebih dikembangkan. Guna

membina dan mengkoordinasikan kegiatan pengujian dan demplot-

demplot, telah dikembangkan Balai Penyuluhan Pertanian yang

berfungsi sebagai jembatan penghubung antara penelitian dan

penyuluhan, dan tempat ini merupakan "home base" para PPL.

Untuk memanfaatkan air pengairan secara optimal, pemben-

tukan dan kegiatan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) akan

lebih ditingkatkan lagi, termasuk penyuluhan tentang pemba-

ngunan saluran tersier dan kwarter, pencetakan sawah-sawah

baru serta tata guna air pada tingkat usaha tani.

Kegiatan bimbingan dan penyuluhan pertanian dalam berpan-

ca usaha akan ditingkatkan melalui pendekatan kelompok serta

pembinaan terhadap para Kontak Tani dan kelompok-kelompok ta-

ni dengan cara Intensifikasi Khusus (Insus). Adapun untuk da-

erah-daerah yang masih rawan pangan akan dilakukan secara

Operasi Khusus (Opsus).

463

Page 72:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

Di samping para kontak tani kepada kaum wanita akan di-

adakan dan ditingkatkan kursus-kursus teknologi di bidang

produksi, cara-cara penyimpanan dan pemanfaatan hasil-hasil

pertanian untuk perbaikan gizi keluarga, termasuk pemanfaatan

tanaman pekarangan, peternakan, perikanan dan lain sebagainya.

Kegiatan perluasan areal (ekstensifikasi) erat kaitannya

dengan perluasan irigasi baru dan kegiatan pencetakan sawah.

Kegiatan perluasan areal baru dengan memanfaatkan tanah ke-

ring, padang alang-alang serta daerah pasang surut, sawah ta-

dah hujan serta tegalan dikaitkan dengan program transmigrasi

dan pemukiman kembali penduduk serta pengembangan perkebunan

inti tanaman pangan. Di daerah-daerah baru tersebut dileng-

kapi dengan berbagai perangkat institusi pelayanan pertanian

agar dalam waktu singkat para transmigran dapat di ikut ser-

takan dalam intensifikasi.

Penggunaan alat-alat dan mesin pertanian akan dilaksana-

kan secara selektif mengingat keragaman kondisi fisik dan so-

sial ekonomi setempat. Untuk itu akan dilakukan evaluasi dan

uji lapang terhadap penggunaan alat dan mesin tertentu, sebe-

lum digunakan secara luas.

Dari kegiatan-kegiatan intensifikasi, diversifikasi dan

ekstensifikasi tersebut di atas, baik luas intensifikasi ta-

naman pangan maupun hasil rata-rata per hektarnya, selama Re-

pelita IV diperkirakan akan meningkat. Dalam Repelita IV akan

diusahakan pencetakan sawah sekitar 350.000 ha.

Produksi beras diharapkan terus meningkat dari 23.462 ri-

bu ton beras dalam tahun 1983, pada akhir Repelita IV diper-

kirakan akan mencapai 28.624 ribu ton beras. Perkiraan pro-

464

Page 73:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

duksi beras pada akhir Repelita IV (1988) tersebut diperoleh

dari perkiraan luas panen sebesar 9.726 ribu ha, dari hasil

rata-rata per ha sebesar 2,94 ton beras per ha (Tabel 9 - 2).

Pertumbuhan program tanaman pangan secara keseluruhan

yang terdiri dari beras, palawija, sayuran dan buah-buahan

diperkirakan sedikit-dikitnya sama dengan Repelita III, yakni

kira-kira 3% per tahun. Dalam pada itu diusahakan agar per-

tumbuhan dari beberapa komoditi palawija seperti kedelai dan

kacang tanah lebih tinggi dari pada selama Repelita III. De-

mikian pula beberapa komoditi sayuran dan buah-buahan seperti bawang merah dan bawang putih serta jeruk.

2. Program Peningkatan Produksi Peternakan

Dalam program peningkatan produksi peternakan kegiatan

utamanya adalah pencegahan dan pemberantasan penyakit, peng-

adaan dan penyebaran bibit unggul ternak atau unggas serta

hijauan makanan ternak yang dikaitkan dengan pembinaan pro-

duksi dan teknik produksi peternakan dan penyuluhan atau bim-

bingan kepada peternak. Di samping itu pengembangan fasilitas

pemasaran dan pengolahan dilakukan dalam rangka pengembangan

koperasi.

Untuk menekan kematian ternak serendah mungkin, pengamanan

ternak akan dilaksanakan melalui pencegahan dan pemberan-

tasan penyakit tersebar di seluruh propinsi. Untuk ini akan

diberikan bantuan obat-obatan dan vaksin kepada peternakan

rakyat kecil. Di samping itu diusahakan agar peternak dapat

mencegah dan memberantas penyakit dengan swadaya sendiri.

Bantuan obat-obatan dan vaksin hanya diberikan bila terjadi

eksplosi penyakit menular. Selanjutnya produksi obat-obatan

465

Page 74:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

TAPEL9- 2

PERKIRAAN LUAS PANEN, RATA-RATA HASIL PER HA DAN PRODUKSI BERAS, 1)1984 - 1988

1984 1985 1986 1987 1988

1. a. Luas panen seluruhnya (ribu ha) 9.179 9.360 9.548 9.637 9.726

b. Luas panen intensifikasi (ribu ha) 7.747 8.073 8.402 8.865 9.240

- Insus 4.402 5.022 5.832 6.521 7.211

- Inmum 3.345 3.051 2.570 2.344 2.029

c. Non intensifikasi 1.432 1.287 1.146 772 486

2. a. Hasil rata-rata per ha (kwintal) 26,91 27,54 28,14 28,78 29,43

b. Hasil rata-rata per haIntensifikasi (kwintal) 28,95 29,44 29,87 29,94 30,21

- Insus 32,39 32,50 32,60 32,68 32,73

- Inmum 24,41 24,40 23,66 22,34 21,24

c. Non intensifikasi 15,89 15,66 15,46 15,42 15,31

3. a. Produksi seluruhx,a2)(ribu ton) 24.701 25.781 26.867 27.736 28.624

b. Produksi Intensifikasi (ribu ton) 22.425 23.766 25.095 26.546 27.913

- Insus 14.260 16.321 19.014 21.310 23.603

- Inmum 8.165 7.445 6.081 5.236 4.310

c. Non intensifikasi 2.276 2.015 1.772 1 .190 711

1) Dalam perhitungan laju pertumbuhan sektor-sektor ekonomi, nilai tambah padi diperhitungkan di sektor pertanian sedang nilai tambah beras diperhitungkan di sektor industri.

2) Laju pertumbuhan produksi setiap tahun selama Repelita IV rata-rata 4%.

466

Page 75:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

(Lanjutan Grafik 9 - 1)

(kwintal)

1984 1985 1968 1987 19881984 1985 1986 1987 1988

Hasil r a t a - r a t a per ha i n t e n s i f i k a s i

29,87 29,94 30,21

468

Page 76:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

(Lanjutan Grafik 9 - 1)

Produksi_bcras seluruhnya

26.867

469

Page 77:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

dan vaksin akan ditingkatkan melalui penyediaan fasilitas kredit. Demikian pula sistem dan pengorganisasian pengamanan ternak akan disempurnakan. Selain itu mutu dan jumlah vaksi-nator akan ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan.

Untuk membina dan memperbaiki mutu genetik ternak akan terus ditingkatkan kegiatan Inseminasi Buatan (I.B) dengan meningkatkan produksi frozen semen dari pejantan unggul yang mempunyai mutu genetik yang baik di Lembang (Jawa Barat) dan Singosari (Jawa Timur). Selain peningkatan jumlah frozen se- men, untuk berhasilnya usaha I.B. tersebut, akan ditingkatkan pula ketrampilan para petugas Inseminator yakni dengan meng-adakan kursus-kursus inseminator dan penyuluhan lapangan.

Untuk memperbaiki mutu karkas ternak, akan ditingkatkan pembinaan mutu genetik ternak dan pembinaan makanan ternak melalui penyediaan bibit hijauan makanan ternak yang sesuai dengan kondisi lingkungan di daerah masing-masing. Dalam hu-bungan ini akan ditingkatkan Pusat-pusat Pembibitan Legume.

Hijauan Makanan Ternak, terutama di sentral-sentral pro-duksi ternak, yaitu di Cisarua (Jawa Barat), Baturaden (Jawa Tengah), Indrapuri (D.I. Aceh), Siborong-borong (Sumatera Utara), Sembawa (Sumatera Selatan) dan Serading (Nusa Tengga- ra Barat). Bibit tersebut akan diperbanyak di kebun-kebun pe-nangkar yang kemudian disebarkan kepada peternak untuk dita- nam pada masing-masing tanahnya. Di samping itu untuk meman-faatkan tanah-tanah perkebunan dan atau kehutanan sebagai sumber makanan hijauan usaha-usaha perkebunan/kehutanan akan dilakukan secara terpadu dengan usaha pengadaan hijauan ma- kanan ternak.

470

Page 78:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

Selanjutnya untuk mendorong partisipasi sektor swasta da- lam kegiatan perkembangan peternakan rakyat dengan sistem Pe-rusahaan Inti Rakyat, akan dibantu dengan penyediaan kredit dari perbankan.

Dalam hubungannya dengan perluasan usaha peternakan di luar Jawa, prosedur memperoleh Hak Guna Usaha untuk padang rumput, akan disederhanakan.

Sejalan dengan kegiatan-kegiatan tersebut di atas, akan ditingkatkan tenaga teknis yang trampil dan tenaga penyuluh yang baik. Untuk itu pembangunan sarana penyuluhan seperti demplot dan pembinaan organisasi peternak akan terus diting-katkan dan disempurnakan. Demikian pula penyuluh pertanian lapangan (PPL), penyuluh pertanian spesialis (PPS) dan kontak tani, akan ditingkatkan baik mutu maupun jumlahnya, khususnya di daerah-daerah sentral produksi.

Diharapkan dari kebijaksanaan tersebut di atas maka popu-lasi ternak sapi dan kerbau masing-masing meningkat dengan 1,2% dan 1,0%. Ternak lainnya seperti domba dan kambing, dalam Repelita IV diharapkan masing-masing naik dengan 3% se- tiap tahunnya. Populasi sapi perah diharapkan naik dengan 14,4% setiap tahun. Sedangkan ayam bukan ras dan itik akan meningkat masing-masing dengan 5,2% dan 6,4%, dan ayam ras sebesar 7,1% setiap tahunnya. Dengan perkembangan populasi tersebut pertumbuhan program peternakan selama Repelita IV diharapkan sedikit-dikitnya sebesar 2,1% per tahun.

3. Program Peningkatan Produksi Perikanan.

Kegiatan utama dari program ini antara lain : (1) penga- daan sarana dan prasarana perikanan; (2) pembinaan usaha pe-

471

Page 79:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

rikanan; (3) pembinaan sumber-sumber hayati perikanan; (4) pengembangan teknik produksi dan pasca panen dan (5) pembina-an mutu hasil-hasil perikanan.

Pengadaan prasarana perikanan ditujukan untuk menyediakan fasilitas prasarana untuk menunjang kegiatan berproduksi dan pemasaran ikan dari para nelayan dan petani ikan. Bagi usaha penangkapan, khususnya penangkapan ikan laut, prasarana yang dikembangkan adalah pusat pendaratan ikan atau pelabuhan pe-rikanan. Prasarana tersebut antara lain berupa dermaga, tang-gul penahan gelombang, pemeliharaan alur-alur pelayaran kapal ikan dan pengerukan sungai, tempat pelelangan ikan dan penye-diaan air bersih. Karena tempat pendaratan ikan ini akan ber-fungsi sebagai pusat pengembangan usaha perikanan, sekaligus pusat penyebaran informasi perikanan, maka dalam peningkatan dan pengembangannya akan diperhatikan selain persyaratan tek-nis juga persyaratan-persyaratan sosial ekonomi, dan peranan-nya dalam pembangunan wilayah khususnya pembangunan desa-desa pantai.

Dalam rangka peningkatan dan pengembangan pelabuhan per-ikanan dalam Repelita IV akan dibangun beberapa pelabuhan pe-rikanan baik dalam rangka menunjang pembangunan desa pantai maupun dalam rangka peningkatan pemanfaatan "Zone Ekonomi Eksklusif 200 mile". Pembangunan dari prasarana perikanan te-rutama akan dilakukan di daerah-daerah potensial tinggi, di-antaranya di daerah-daerah Indonesia bagian timur. Sedangkan terhadap pelabuhan perikanan yang sudah ada akan lebih di-tingkatkan lagi pemanfaatannya.

Dalam usaha budidaya perikanan (perikanan tambak dan ko-lam) pembangunan sarana dan prasarananya antara lain berupa

472

Page 80:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

pembangunan dan rehabilitasi balai-balai benih ikan/udang dan

saluran-saluran irigasi untuk usaha pertambakan dan perkolam-

an. Usaha perluasan pertambakan diantaranya akan dilakukan

melalui Inti Tambak Rakyat di daerah-daerah yang potensial

baru antara lain seperti Jawa, dimulai di Jawa Barat, Sulawe-

si, Sumatera, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Kalimantan.

Pengembangan usaha peningkatan budidaya ikan di perairan

umum akan dikembangkan di daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan,

Sulawesi dan Irian Jaya.

Pembinaan perikanan yang pada dasarnya adalah penyuluhan,

terutama sekali diarahkan untuk membantu petani ikan dan per-

usahaan-perusahaan perikanan memperoleh pengetahuan baik tek-

nis maupun ekonomis agar usahanya dapat berkembang. Dalam

pembinaan ini prioritas utama ditujukan kepada para nelayan

dan petani ikan serta para pengolah hasil-hasil perikanan

tradisional. Pembinaan dilaksanakan melalui penyebaran infor-

masi teknologi perikanan, pengajaran kecakapan dan ketrampil-

an, pemberian bimbingan dan bantuan teknis, pemberian percon

tohan teknis dan pemberian konsultasi/rekomendasi. Dalam me-

ningkatkan kedudukan ekonomi dari para nelayan dan petani

ikan, diarahkan agar diantara mereka dapat dilakukan usaha

secara bersama-sama melalui usaha koperasi.

Pengembangan teknik produksi dan pasca panen merupakan

mata rantai penghubung antara kegiatan penelitian perikanan

dan pembinaan serta penyuluhan nelayan dan petani ikan, de-

ngan melaksanakan pengujian dan percobaan teknik berproduksi

tepatguna yang terjangkau oleh kemampuan teknologi dan pem-

biayaan perikanan rakyat.

473

Page 81:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

Untuk meningkatkan mutu hasil perikanan baik untuk ekspor maupun untuk konsumsi dalam negeri kepada para nelayan dan pengusaha pengolahan akan diberikan penyuluhan tentang cara- cara penanganan pengolahan, pengawetan, pembungkusan dan pe-nyimpanan ikan serta pengangkutan.

Dengan kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan pertumbuhan dari program perikanan akan meningkat sedikit-dikitnya sebesar 2,4% per tahun.

4. Program Peningkatan Produksi Perkebunan.

Baik dalam rangka intensifikasi, ekstensifikasi, rehabi-litasi maupun diversifikasi, kegiatan utama program ini meli- puti antara lain penyuluhan, pengadaan sarana produksi dan pemberantasan hama penyakit tanaman.

Usaha intensifikasi dan rehabilitasi terutama untuk budi-daya tanaman tembakau, tebu, kapas, serat, kelapa, kopi, teh, cengkeh, dan lada. Intensifikasi tembakau akan dilakukan ter-utama di Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Utara. Da-erah intensifikasi kopi terutama di Jawa, Bali, Lampung, Su-matera Selatan, Bengkulu. Intensifikasi lada diutamakan di Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, D.I. Aceh, Kali-mantan Barat. Intensifikasi kelapa tersebar hampir di seluruh Indonesia.

Usaha ekstensifikasi dan peremajaan terutama dilaksanakan melalui sistem Perkebunan Inti Rakyat (PIR) dan unit pelaksa- na proyek (UPP) misalnya untuk budidaya tanaman karet, kelapa sawit, kelapa (hybrida dan kelapa dalam) tebu dan kapas. Per-luasan tanaman karet diutamakan pada daerah-daerah Sumatera,

474

Page 82:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

Kalimantan. Kelapa sawit akan diperluas antara lain di dae-

rah-daerah Sumatera, Kalimantan, dan Irian Jaya. Kelapa ter-

utama akan diperluas di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Malu-

ku, Nusa Tenggara dan Irian Jaya. Sedangkan perluasan tanaman

tebu terutama di daerah-daerah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera

Selatan, Lampung, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sula-

wesi Selatan, Timor Timur dan Irian Jaya. Kapas akan diperlu-

as di daerah bagian timur seperti Sulawesi Selatan, Sulawesi

Tenggara, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur dan

daerah lainnya yang dimungkinkan untuk kapas.

Perkiraan luas areal intensifikasi dan rehabilitasi pada

akhir Repelita IV antara lain adalah : tembakau 100.000 ha,

tebu 367.000 ha, kapas 175.000 ha, tanaman serat 48.000 ha,

dan lada 10.000 ha.

Perkiraan perluasan areal pada akhir Repelita IV antara

lain : karet seluas 648.000 ha, kelapa sawit 480.000 ha, ke-

lapa 346.000 ha, tebu 115.000 ha, dan kapas 75.000 ha.

Sebagai hasil dari usaha-usaha yang telah dilaksanakan

dalam Repelita sebelumnya diharapkan selama Repelita IV per-

tumbuhan program perkebunan akan lebih tinggi dari pada sela-

ma Repelita III yakni sedikit-dikitnya sebesar 3,7% per tahun.

Peningkatan tersebut terutama akan diperoleh dari komoditi

kelapa sawit, karet dan kelapa.

5. Program Peningkatan Produksi Kehutanan.

Program ini bertujuan untuk (1) meningkatkan produktivi-

tas kawasan hutan dan hutan rakyat baik berupa bahan maupun

jasa; (2) meningkatan kesempatan kerja dan kesempatan berusa-

ha di bidang kehutanan; (3) meningkatkan penghasilan devisa

475

Page 83:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

dari berbagai ekspor basil hutan dan jasa; (4) meningkatkan penyediaan hasil hutan bagi keperluan pembangunan di dalam negeri; (5) mengembangkan intensifikasi pengusahaan hutan, keanekaragaman hasil hutan dan pembinaan usaha peningkatan mutu hasil hutan.

Dalam program ini diharapkan dapat direhabilitasi kawasan hutan di Jawa, Bali, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara dan Lampung agar mampu meningkatkan produktivitasnya pada Repeli- ta VI. Sasaran kegiatan ini meliputi kawasan hutan seluas 950.000 ha yang merupakan hutan produksi tetap. Di samping itu dilakukan juga intensifikasi hutan dengan menggunakan sistem hutan tanaman serbaguna dengan campuran berbagai la- pisan tajuk. Usaha pengendalian kerusakan hutan produksi akan ditingkatkan pula melalui usaha peningkatan peranserta masya-rakat di sekitar kawasan hutan. Di samping kawasan hutan pro-duksi yang dikuasai negara tersebut diatas juga akan dikem-bangkan usaha pembinaan produksi hutan rakyat agar produkti-vitasnya tidak menurun dan bahkan diusahakan agar meningkat dengan pembinaan di bidang bibit dan teknik penanaman, peme-liharaan tegakan dan pengolahan hasil serta pemasarannya.

Di samping hasil hutan berupa kayu akan dikembangkan pula produksi rotan, damar dan getah, tengkawang, arang, sutera alam, dan lain-lain.

Selama tahun-tahun terakhir Repelita III produksi kayu bulat menunjukkan kecenderungan naik meskipun kegiatan ekspor dibatasi dengan ketat. Kenaikan produksi kayu bulat tersebut diharapkan akan terus dapat dikembangkan selama Repelita IV. Selama Repelita IV produksi kayu bulat ini diharapkan naik

476

Page 84:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

sedikitnya sebesar 7,0% setiap tahun melalui usaha peningkat-

an efisiensi pemungutan hasil. Produksi rotan, sutera alam,

tengkawang, dan getah serta damar akan dinaikkan pula melalui

pembinaan pusat-pusat produksinya dan penanaman baru. Dalam

Repelita IV produksinya diperkirakan naik sebesar 6,5% setiap

tahun. Pusat produksi tengkawang akan dikembangkan di Kali-

mantan Barat, sedangkan pusat produksi rotan yang akan dikem-

bangkan adalah di Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Ka-

limantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Su-

lawesi Tengah. Pusat produksi sutera alam yang akan dikem-

bangkan adalah di Sulawesi Selatan sebagai usaha lanjutan di

atas secara menyeluruh akan dapat dinaikkan sebesar 6,6% se-

tiap tahun. Dalam kaitan dengan peningkatan produksi hasil

hutan tersebut akan ditingkatkan pula pembinaan badan usaha

milik negara di bidang kehutanan untuk mengelola hutan hujan

tropika, hutan tanaman, dan unit-unit usaha rotan dan tengka-

wang. Badan usaha milik negara tersebut diharapkan dapat men-

dorong peningkatan produksi rotan dan lain-lain yang diusaha-

kan oleh masyarakat. Dalam upaya peningkatan produksi kehutan-

an akan dikembangkan usaha-usaha pemanfaatan limbah, peningka-

tan efisiensi pengolahan hasil, peningkatan efisiensi pengo-

lahan kawasan hutan dan peningkatan mutu kawasan hutan.

Ekspor kayu bulat pada tahun 1985 diharapkan dapat dihen-

tikan sama sekali, sedangkan ekspor kayu olahan dan kayu la-

pis diusahakan untuk terus meningkat. Ekspor rotan diharapkan

juga dapat dikembangkan terus dalam bentuk bahan jadi (Tabel

9-3).

Untuk meningkatkan produksi hutan di Jawa dan Bali, usaha

intensifikasi pengelolaan hutan akan dikembangkan, sedangkan

477

Page 85:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

TABEL 9 - 3PERKIRAAN PRODUKSI BASIL MA'AM1984/85 - 1988/89

Satuan 1984/8 1985/8 1986/8 1987/ 1988/

LajuPertumbuhan

per Tahun

( t )

1. Produksi Kayu Bulat (ribu m³) 28.500

30.500 32.600 34.900

37.500

7,1Gelondongan

2. Produksi Basil Hutan (ribu ton) 240 260 280 290 310 6,6Ikutan

478

Page 86:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

di Sumatera dan Kalimantan diusahakan untuk dikembangkan

suatu pola pengusahaan hutan yang lebih mantap yang menjamin

kelestarian produksi.

Di Jawa dan Kalimantan akan dikembangkan pembangunan pu-

sat-pusat perkayuan untuk menjamin kemantapan distribusi kayu

dan pembinaan mutu hasil hutan. Tahap pertama akan dikembang-

kan pusat pendaratan kayu di Marunda (DKI Jakarta) yang di-

harapkan dapat menampung 2,6 juta m3 kayu bulat setahun. Di

samping itu akan dipertimbangkan pula pembangunan fasilitas

ekspor kayu di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan

Irian Jaya.

Untuk mencegah penurunan mutu hutan-hutan produksi maka pada

Repelita IV akan dikembangkan usaha untuk pengendalian

perladangan berpindah dan pembentukan daerah penyangga di se-

kitar hutan produksi untuk memberikan kesempatan kepada ma-

syarakat memperoleh hasil hutan yang diperlukan secara lesta-

ri. Di Jawa dan Bali usaha pengamanan hutan akan lebih di-

tingkatkan melalui pembinaan hutan kemasyarakatan bersama-sa-

ma dengan masyarakat sekitar hutan. Di Sumatera, Kalimantan,

Sulawesi, Maluku dan Irian Jaya pengendalian kegiatan Hak Pe-

ngusahaan Hutan (HPH) akan lebih ditingkatkan agar kelestari-

an hasil dapat dipertahankan. Sistem Tebang Pilih Indonesia

(TPI) akan dikembangkan lebih lanjut agar penerapan di lapang-

an dapat dengan mudah diikuti dan dikendalikan.

Di samping produksi bahan yang berupa kayu dan hasil hu- tan lainnya, produksi jasa perlindungan, jasa pariwisata, dan lapangan kerja baru akan terus dikembangkan. Untuk keperluan

tersebut rehabilitasi hutan lindung dan taman wisata akan le-

bih dikembangkan lagi. Pembangunan taman nasional Leuser-

479

i

Page 87:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

Langkat, Bukit Barisan Selatan, Ujung Kulon, Meru Betiri, Baluran, Ijen-Yang, Bali Barat, Komodi, G. Gede-Pangrango, Tangkuban Perahu dan lainnya, akan diteruskan dan lebih di-tingkatkan. Kegiatan ini dikaitkan dengan usaha pembangunan daerah tujuan wisata.

Program ini juga akan mengembangkan produksi energi bio-masa bagi masyarakat pedesaan di Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Selatan serta Sumatera Utara. Di samping itu pengembangan produksi lebah madu, rumput makanan ternak, umbi-umbian dan bahan obat-obatan ditingkatkan dalam pola hu- tan kemasyarakatan.

Program ini ditunjang pula oleh program penyelamatan hu-tan, tanah dan air, program pendidikan dan latihan, program penelitian, program pembinaan sumber alam dan lingkungan hi- dup, program transmigrasi, program pengembangan dunia usaha dan lain-lain.

6. Program-program Penunjang dari Sektor lain

Di samping program-program utama tersebut, sub sektor pertanian ditunjang oleh program-program dari sektor-sektor lain. Program-program tersebut antara lain :

(1) Program Pendidikan dan Latihan Pertanian.

Guna meningkatkan berbagai kegiatan dalam rangka intensi-fikasi, diversifikasi, ekstensifikasi dan rehabilitasi perta-nian dalam program peningkatan produksi hasil-hasil pertanian diperlukan tenaga petugas pertanian yang memadai, baik jum-lahnya maupun mutunya dengan penyelenggaraan berbagai macam latihan dan kursus ketrampilan pertanian. Untuk memenuhi ke-

480

Page 88:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

perluan tersebut, jumlah dan mutu Sekolah Pertanian Pemba-

ngunan (SPP) baik milik Pemerintah maupun milik Swasta akan

ditingkatkan. Selanjutnya peranan SPP dalam pembangunan per-

tanian akan ditingkatkan, bukan hanya dalam menyediakan tena-

ga tamatan saja melainkan juga dalam melancarkan dan membina

masyarakat sekitarnya dalam peningkatan produktivitas perta-

nian. Selama Repelita IV jumlah SPP akan ditingkatkan seba-

nyak 38 unit, berarti akan menghasilkan lulusan SPP sebanyak

40.000 orang.

Pembangunan pertanian memerlukan petugas yang berpengeta-

huan luas, cakap dan trampil. Prioritas latihan petugas per-

tanian akan diberikan kepada petugas-petugas yang menangani

kegiatan-kegiatan prioritas dari program-program pokok maupun

program-program penunjang dari pembangunan pertanian.

Untuk meningkatkan jumlah dan mutu petugas yang dilatih,

maka Balai Latihan Petugas Pertanian yang ada akan diperguna-

kan secara efektif dan ditingkatkan mutunya. Selama Repelita

IV, diharapkan sebanyak 90.000 orang petugas pertanian dapat

dilatih.

Untuk menunjang pembangunan bidang kehutanan yang membu-

tuhkan tenaga menengah yang trampil yang cukup banyak dalam

Repelita IV akan dibangun dan ditingkatkan pelaksanaan pendi-

dikan Sekolah Kejuruan Kehutanan tingkat Menengah Atas. Se-

lain itu akan ditingkatkan pula Balai Latihan Kehutanan yang

ada serta ditambah dengan dua Balai Latihan yang baru di Nusa

Tenggara Timur dan Irian Jaya.

(2) Program Penelitian Pertanian dan Pengairan.

Penelitian pertanian yang dilaksanakan mencakup komoditi

481

Page 89:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

tanaman pangan, tanaman perkebunan, perikanan, peternakan dan

penelitian bidang masalah lintas sektoral, seperti agro eko-

nomi, sumber daya alam yang terangkum dalam berbagai kegiatan

penelitian.

Dalam rangka pengembangan produksi tanaman pangan, dan

hortikultura pada lahan sawah, lahan kering, pasang surut,

rawa dataran rendah dan dataran tinggi, kegiatan akan diprio-

ritaskan pada : (1) penelitian untuk menemukan varietas ung-

gul baru dengan produktivitas tinggi, umur pendek, tahan ter-

hadap hama dan penyakit utama, toleran terhadap tekanan ling-

kungan serta tahan terhadap penyimpanan; (2) penelitian hama

dan penyakit; (3) penelitian teknologi pasca panen; (4) pene-litian teknologi pengolahan penggunaan alat dan mesin perta-

nian untuk kegiatan pra dan pasca panen; (5) penelitian untuk

mengidentifikasi potensi sumber daya alam untuk pengembangan

produksi tanaman di lahan kering, pasang surut , rawa serta

lahan kritis.

Penelitian bidang peternakan dalam usaha meningkatkan

produksi dan pengembangan peternakan meliputi kegiatan-ke-

giatan : (1) penelitian potensi dan pengembangan peternakan

di berbagai wilayah yang potensial tinggi di wilayah lahan

kering; (2) penelitian pemulihan ternak terutama ternak ber-

produksi cepat dalam meningkatkan produksi susu, telur dan

daging serta dalam rangka penggunaan ternak sebagai sumber

tenaga kerja, pupuk dari energi; (3) penelitian teknologi pe-

ngawetan dan pengolahan hasil ternak; (4) penelitian peningkatan

produksi hijauan makanan ternak dan pemanfaatan limbah pertanian

dan industri sebagai makanan ternak, dan (5) pene-

litian kesehatan ternak.

482

Page 90:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

Penelitian dalam rangka pengembangan produksi perikanan meliputi : (1) pemuliaan ikan berdaya mampu produksi tinggi, mudah berkembang biak dan tahan penyakit; (2) peningkatan teknik pembenihan ikan dan jasad akuatik non ikan seperti udang, kodok, kerang dan rumput laut; (3) penelitian teknolo- gi budi daya ikan jasad akuatik non ikan di air tawar, payau, perikanan pantai dan laut serta budidaya ikan terpadu dengan komoditi non perikanan; (4) pengendalian hama dan penyakit ikan dan jasad akuatik non ikan; (5) pencapaian daerah baru yang potensial untuk budi daya ikan; (6) pencarian daerah- daerah baru penangkapan ikan yang potensial dalam rangka pe-manfaatan Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE); (7) perbaikan tekno- logi penangkapan ikan, dan (8) teknologi pasca panen hasil perikanan.

Penelitian tanaman perkebunan meliputi kegiatan-kegiatan: (1) penemuan varietas unggul, benih hibrida dan penelitian kultur jaringan; (2) teknologi benih (cara pengadaan, penyim-panan dan perbanyakan); (3) pengendalian bulma, hama dan pe-nyakit; (4) pengelolaan tanaman (jarak tanam, pemupukan dan hubungan variable iklim dan produksi); (5) pola tanam; (6) metode pra panen, panen dan pasca panen; (7) perluasan areal tanaman perkebunan dan (8) teknologi pengolahan bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi pada berbagai komoditi untuk meningkatkan nilai basil komoditi, kesejahteraan petani serta pemanfaatan tenaga petani.

Penelitian bidang kehutanan meliputi : (1) penelitian un- tuk menunjang inventarisasi dan pengukuhan hutan; (2) peneli- tian identifikasi dan teknologi konservasi sumber daya alam; (3) penelitian reboisasi dan penghijauan; (4) penelitian ane-

483

Page 91:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

ka guna hutan dan pengembangan hutan serba guna; (5) peneli-

tian perlindungan dan pengamanan hutan; (6) penelitian penge-

lolaan dan pengembangan daerah aliran sungai (DAS); (7) pene-

litian pengendalian perladangan berpindah; (8) penelitian pe-

ngembangan hasil hutan non kayu, dan (9) penelitian energi

biomasa.

(3) Program Transmigrasi.

Dalam program yang menunjang transmigrasi kegiatan pokok-

nya adalah menyediakan sarana produksi pertanian dan sarana

penyuluhan pertanian bagi para transmigran. Persiapan lahan

bagi transmigrasi akan dilaksanakan sesuai dengan pengemba-

ngan ekstensifikasi pertanian. Pola pengembangan pertanian di

daerah transmigrasi akan didasarkan pada hasil-hasil-peneli-

tian dan pengembangan pertanian.

B. PENGAIRAN

Dalam Sub Sektor Pengairan program yang langsung menunjang

peningkatan produksi pertanian, terdiri dari: (1) pro-gram

perbaikan dan pemeliharaan jaringan pengairan; (2) pro-gram

pembangunan jaringan irigasi. dan (3) program pengembangan

daerah rawa.

Di samping program-program tersebut terdapat beberapa

program dari sub sektor lain yang bersifat menunjang secara

langsung program sub sektor pengairan.

1. Program Perbaikan dan Pemeliharaan Jaringan

Pengairan.

Usaha-usaha perbaikan dan pemeliharaan prasarana peng-

484

Page 92:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

airan dimaksudkan untuk mengembalikan dan meningkatkan kemam-

puan pelayanan jaringan pengairan dalam penyediaan air iriga-

si, serta menjaga tingkat pelayanan jaringan yang sudah ada

sesuai dengan yang direncanakan terutama dalam rangka menun-

jang kegiatan intensifikasi pertanian pangan termasuk usaha

pengembangan perikanan tambak. Usaha-usaha tersebut dilaksa-

nakan dengan perbaikan dan penggantian saluran dan bangunan

air, perbaikan waduk dan bendungan, pengamanan bangunan peng-

airan yang sudah dalam kondisi kritis, serta tambahan saluran

dan bangunan irigasi termasuk tersier agar air irigasi dapat

dimanfaatkan lebih merata dan efektif di tingkat usaha tani.

Mengingat bahwa program perbaikan jaringan pengairan ter-

utama berada di Jawa yang berpenduduk padat di mana terdapat

berbagai pembangunan sektor lain seperti prasarana jalan, pe-

mukiman dan sebagainya yang akan menggunakan lahan berpeng-

airan, dalam waktu yang akan datang, penentuan jaringan-ja-

ringan pengairan yang akan direhabilitasi akan memperhitung-

kan pula perkiraan penggunaan-penggunaan lahan untuk keperlu-

an di luar sektor pertanian. Di lain pihak terdapat suatu ke-

bijaksanaan dalam pertanahan dimana akan sangat dibatasi peng-

gunaan-penggunaan lahan pertanian yang subur dan beririgasi

untuk tujuan-tujuan sektor-sektor di luar sektor pertanian.Untuk menjaga agar jaringan pengairan yang sudah diper-

baiki dapat tetap berfungsi dan dimanfaatkan sebaik-baiknya

diperlukan usaha pemeliharaan dan pengelolaan yang memadai.

Dalam kaitan usaha tersebut, melalui program ini akan dilak-

sanakan kegiatan eksploitasi dan pemeliharaan waduk-waduk dan

jaringan pengairan yang besar-besar. Di samping itu untuk me-

ningkatkan partisipasi petani dalam usaha pemeliharaan ja-

ringan pengairan diusahakan melibatkan sedini mungkin para

485

Page 93:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

petani dan lembaga-lembaga lain yang menerima manfaat air irigasi serta instansi-instansi yang berkepentingan dalam ke-giatan-kegiatan perbaikan jaringan pengairan.

Dalam hubungan dengan usaha pelestarian fungsi jaringan pengairan tersebut baik dari segi sumber-sumber air maupun pengamanan saluran dan bangunan air terhadap kerusakan akibat banjir dan pelumpuran/sedimentasi, diperlukan dukungan dari sektor-sektor lain yang berkaitan dengan usaha-usaha memper-baiki kemampuan dan kondisi wilayah sungai bagian hulu dalam fungsinya sebagai daerah penangkap hujan dan sumber air serta mengurangi kerusakan lahan akibat erosi. Kegiatan-kegiatan tersebut mencakup penghijauan dan reboisasi dan kegiatan-ke-giatan konservasi tanah dengan peranserta aktif dari penduduk di wilayah tersebut.

Usaha perbaikan jaringan irigasi dalam Repelita IV di-rencanakan sekitar 360.000 ha yang selain mengembalikan ke-mampuan jaringan irigasi juga sekaligus meningkatkan intensi- tas tanam. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain dilaksana- kan didaerah-daerah Jati luhur, Cirebon dan Rentang sekitar 49.000 ha, di daerah Pemali Comal dan Semarang Barat 19.000 ha, di daerah Pemali Comal dan Semarang barat 19.000 ha, di daerah Madiun, Kediri dan daerah Jawa Timur lainnya 65.000 ha, di Aceh Utara dan Barat 20.000 ha, di daerah Simalungun Sumatera Utara 44.000 ha, di daerah Way Sekampung - Lampung Tengah 27.000 ha, di Sulawesi Selatan 55.000 ha, daerah Lom- bok - Sumbawa 18.000 ha, Flores dan daerah-daerah lainnya di berbagai propinsi.

2. Program Pembangunan Jaringan Irigasi

Pembangunan jaringan irigasi diarahkan untuk menunjang

486

Page 94:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

perluasan areal pertanian dan juga untuk menunjang intensifi-

kasi pertanian. Kegiatan pembangunan irigasi dalam menunjang

perluasan sawah beririgasi mencakup areal yang semula merupa-

kan sawah tadah hujan, lahan pertanian tanah kering atau lahan

bekas perkebunan, serta lahan-lahan baru yang sebelumnya meru-

pakan padang alang-alang, dan semak belukar.

Pembangunan jaringan irigasi dalam rangka menunjang per-

luasan areal pertanian akan diarahkan di luar Jawa, di daerah

transmigrasi dan daerah-daerah yang petaninya sudah biasa dan

berhasrat bersawah, serta bersedia mencetak sawah untuk lahan

yang sebelumnya bukan sawah agar jaringan irigasi tersebut

kelak dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. Kriteria lain dalam

penentuan lokasi adalah: kecocokan tanah untuk pertanian ter-

utama padi, kualitas air, status tanah, fasilitas prasarana

lain seperti jalan untuk kemudahan usaha, sarana produksi dan

pemasaran hasil, serta perencanaan dengan memperhatikan ke-

mungkinan potensi untuk pertanian lainnya seperti untuk per-

ikanan tambak.

Dalam merencanakan sesuatu jaringan irigasi baru, ter-

utama di daerah-daerah tertentu dimana berkembang pula pemba-

ngunan di sektor lain seperti pemukiman, perindustrian, per-

tambangan dan sebagainya, penyediaan air yang akan dimanfaat-

kan untuk pertanian akan susah memperhitungkan kebutuhan-kebu-

tuhan untuk sektor lain. Kebijaksanaan ini, terutama akan le-

bih ditonjolkan agar terdapat keseimbangan antara persediaan

dan pemanfaatan air dengan berbagai kebutuhan yang ada di ber-

bagai sektor. Pemenuhan kebutuhan air untuk sektor di luar

pertanian masih sangat ketinggalan.

Jaringan irigasi yang akan dibangun dalam Repelita IV

487

Page 95:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

direncanakan mencakup areal seluas 600.000 ha dan jaringan

tersier seluas 720.000 ha, yang terdiri dari: (a) Pembangun-

an jaringan irigasi sedang dan kecil yang tersebar dan men-

jangkau daerah-daerah terpencil hampir di semua propinsi,

dengan biaya relatif murah dan dapat segera berfungsi. (b)

Pengembangan irigasi khusus yang pada umumnya merupakan pem-

bangunan irigasi besar yang memerlukan pengamanan dan pelak-

sanaan secara khusus, serta pada beberapa jaringan irigasi

dilengkapi dengan waduk-waduk besar untuk menjamin penyediaan

air terutama pada musim kemarau. Kegiatan-kegiatan tersebut

yang sebagian besar lanjutan dari Repelita III antara lain di-

laksanakan di daerah Teluk Lada dan Banten Selatan dan Suka-

bumi Jawa Barat sekitar 20.000 ha, di daerah Kedu Selatan dan

Sidareja Jawa Tengah sekitar 34.000 ha, di daerah Krueng Jrue

(Aceh Besar), Krueng Baro (Aceh Pidie) dan daerah Jambu Aye-

Arakundo 28.000 ha, di daerah Batang Gadis (Tapanuli Selatan)

dan Namu Sira-Sira sekitar 9.000 ha, di daerah Pasaman, Sawah-

lunto dan Sijunjung Sumatera Barat 15.000 ha, di daerah Beli-

tang - Komering 16.000 ha, Way Rarem Lampung Utara 9.000 ha,

Riam Kanan Kalimantan Selatan 4.000 ha, di daerah Dumoga (Boo-

lang Mongondow) Sulawesi Utara 4.000 ha, di daerah Parigi-Poso

15.000 ha, di daerah Luwu dan Sanrego (Bone) Sulawesi Selatan

18.000 ha, Wawotobi (Kendari - Kolaka) Sulawesi Tenggara

8.000 ha, di seluruh Bali 16.000 ha, pembangunan embung-em-

bung (waduk lapangan) di Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tengga-

ra Timur, di daerah Prafi, Genyem di Irian Jaya. (c) Usaha

pengembangan air tanah di daerah-daerah rawan dan langka air

permukanan untuk pertanian dan juga penambahan keperluan ru-

mah tangga akan dikembangkan di daerah-daerah Pati, Gemolong

dan Klaten Selatan di Jawa Tengah, Yogyakarta Selatan, di Bo-

488

Page 96:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

jonegoro, Lamongan, Madura di Jawa Timur, Bali, Lombok, Flo-

res dan beberapa daerah lainnya yang mencakup areal sekitar

36.000 ha.

3. Program Pengembangan Daerah Rawa

Usaha perluasan areal pertanian juga dikembangkan dengan

memanfaatkan lahan rawa pasang surut dan rawa bukan pasang

surut yang dikaitkan pula dengan kegiatan transmigrasi dan

pemukiman penduduk, yang dilaksanakan dengan mengadakan rek-

lamasi lahan rawa berupa pembuatan saluran dan bangunan drai-

nase, sehingga daerah rawa yang tidak produktif dapat dikem-

bangkan menjadi daerah pusat-pusat produksi pertanian baru.

Jaringan drainase pasang surut yang sudah dibangun dalam

rangka pembukaan lahan rawa sifatnya masih sederhana dan me-

rupakan tahap pertama yang masih memerlukan penyempurnaan.

Untuk itu juga akan dilaksanakan peningkatan kondisi dan me-

lengkapi prasarana tersebut agar dapat berfungsi dengan baik.

Dalam Repelita IV akan dilaksanakan reklamasi rawa pa-

sang surut dan rawa bukan pasang surut masing-masing seluas

310.000 ha dan 150.000 ha di daerah-daerah Aceh, Sumatera

Utara, Sumatera Barat, Jambi, Riau, Bengkulu, Sumatera Sela-

tan, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan

Selatan dan Irian Jaya.

4. Program-program Penunjang dari Sektor Lain

Beberapa program yang termasuk sub sektor lain yang ber-

sifat menunjang program-program sub sektor pengairan di anta-

ranya adalah :

489

Page 97:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

(1) Program Penyelamatan Hutan, Tanah dan Air

Di dalam program ini pembangunan pengairan melalui ke-

giatan persungaian ditujukan untuk mengamankan daerah produk-

si pertanian, daerah pemukiman serta jalur-jalur pengangkutan

terhadap gangguan bencana banjir. Oleh sebab itu sungai-sungai

yang menjadi sumber air untuk jaringan irigasi yang ada perlu

diamankan, dengan melakukan kegiatan-kegiatan pelurusan alir-

an, sudetan, pembuatan saluran banjir, pembuatan tanggul, per-

kuatan dan perlindungan tebing, pembuatan saluran banjir dan

lain-lain.

Pembangunan waduk-waduk di samping untuk pencegahan ban-

jir juga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan irigasi, air

minum, pembangkit listrik tenaga air dan manfaat lainnya se-

perti pertanian, pariwisata dan lain-lain termasuk dalam pro-

gram ini. Dalam Repelita IV waduk-waduk besar yang akan dapat

diselesaikan antara lain: (a) Waduk Wadas Lintang di daerah

Kedu Jawa Tengah yang mampu menyediakan air untuk sekitar

31.000 ha, pengendalian banjir untuk daerah Mawas, pembangkit

tenaga listrik 16 MW, serta untuk penyediaan air domestik.

(b) Waduk Wonorejo di daerah Tulungagung Jawa Timur yang di-

rencanakan dapat mengairi sawah 9.000 ha, tambahan penyediaan

air untuk daerah Surabaya pada musim kering 8 m3/dt., tenaga

listrik 2,5 MW dan pengendalian banjir. Selain waduk-waduk

besar juga telah diselesaikan waduk-waduk kecil yang lebih

bersifat untuk penyediaan air irigasi tersebar di berbagai

propinsi.

Di samping waduk-waduk tersebut di atas, dalam Repeli-

ta IV dimulai pembangunan waduk-waduk besar antara lain: (a)

waduk Kedung Ombo di Grobokan Jawa Tengah yang direncanakan

490

Page 98:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

untuk menambah penyediaan air irigasi seluas 53.000 ha, pe-

ngendalian banjir dan juga untuk pembangkit tenaga listrik;

(b) waduk Jati gede di kabupaten Sumedang Jawa Barat di daerah

aliran sungai Cimanuk yang direncanakan untuk meningkatkan

jaminan penyediaan air irigasi di daerah Rentang sekitar

90.000 ha, pembangkit tenaga listrik sekitar 175 MW dan juga

untuk pengendalian banjir. Selain waduk-waduk besar tersebut

juga dikembangkan waduk-waduk kecil terutama dalam rangka pe-

nyediaan air irigasi tersebar di berbagai propinsi.

Di samping pengamanan sungai yang tersebar di propinsi-

propinsi juga dilanjutkan penanganan sungai-sungai besar dan

yang secara khusus seperti Cimanuk, Bengawan Solo, Brantas,

Arakundo, Sei Ular dan Bah Bolon. Usaha pengendalian banjir di

kota-kota besar seperti Jakarta dan kota-kota lainnya serta

penanggulangan bencana alam akibat lahar gunung berapi yang

termasuk dalam program ini. Dalam Repelita IV usaha tersebut

diperkirakan akan meliputi areal seluas 500.000 ha.

(2) Program Pembinaan Sumber Alam dan Lingkungan Hidup.

Dalam rangka pelestarian dan pengembangan sumber-sumber

air bagi keperluan pertanian, air minum, perkotaan dan Indus-

tri serta ketenagaan, melalui program ini dilaksanakan berba-

gai kegiatan inventarisasi kebutuhan air dan kualitas air,

monitor dan evaluasi tingkat erosi dan pelumpuran serta inven-

tarisasi sumber-sumber air yang dapat dikembangkan dan perlu

usaha-usaha pelestariannya.

(3) Program Penelitian Pertanian dan Pengairan.

Melalui program ini sebagai dasar perencanaan pengembang-

an sumber air dilaksanakan kegiatan-kegiatan penyusunan ren-

491

Page 99:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

cana induk pengembangan sumber air, perencanaan pengembangan

wilayah sungai dan lingkungan pengairan, serta penelitian ke-

adaan danau-danau dan waduk-waduk.Dalam hubungan dengan kegiatan-kegiatan tersebut di atas

dilaksanakan pemasangan dan observasi instalasi jaringan hi-

drologi dan hidrometeorologi yang dikaitkan dengan jaringan

Hidrologi Nasional. Di samping itu juga dilaksanakan peneliti-

an dan penyelidikan yang mencakup segi-segi hidrologi, geohi-

drologi dan hidrokimia, serta hidrolika bangunan pengairan.

(4) Program Pendidikan dan Latihan Pengairan.

Mengingat peranan pengairan dalam Repelita IV cukup be-

sar dan hasil pembangunan pengairan terus meningkat, serta

kemajuan ilmu dan teknologi di bidang pengairan, maka melalui

program ini akan dilaksanakan latihan-latihan yang menghasil-

kan tenaga-tenaga teknis yang trampil, tenaga pengawas lapang-

an, tenaga penanggulangan akibat bencana alam gunung berapi,

dan mempersiapkan tenaga-tenaga eksploitasi dan pemeliharaan

jaringan irigasi yang sudah berfungsi.

492

Page 100:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa

TA8EL 9 - 4

PEMBIAYAAN RENCANA PEMBANGUNAN LIMA TAHUN KEEMPAT,1984/85 - 1988/89

(dalam jutaan rupiah)

PERTANIAN DAN PENGAIRAN

1984/85 1984/85-1988/89No. Kole SEKTOR/SUB SEKTOR/PROGRAM (Anggaran

Pembangunan)(AnggaranPembangunan)

01 SEKTOR PERTANIAN DAN PENGAIRAN 1.401.713,7 10.014.300,0

01.1 Sub Sektor Pertanian 883.401,7 5.346.300,0-- ----- ----- ------

01.1.01 Program Peningkatan Produksi Tanaman Pangan 537.150,7 2.966.318,0

01.1.02 Program Peningkatan Produksi Peternakan 44.109,0 316.857,6

01.1.03 Program Peningkatan Produksi Perikanan 50.945,2 351.520,5

01.1.04 Program Peningkatan Produksi Perkebunan 246.248,1 1.674.486,4

01.1.05 Program Peningkatan Produksi Kehutanan 4.948,7 37.117,5

01.2 Sub Sektor Pengairan 518.312,0 4.668.000,0------- ----- ------

01.2.01 Program Perbaikan dan Peningkatan I r igas i 170.947,7 1.265.015,2

01.2.02 Program Pembangunan Jaringan I r igas i Baru 310.664,2 3.131.403,6

01.2.03 Program Pembangunan Daerah Rawa 36.700,1 271.581,2

493

Page 101:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa
Page 102:  · Web viewdan pelestarian alam telah mendapat perhatian yang besar. Sampai dengan akhir Repelita III, kawasan konservasi sumber daya alam telah mencapai luas 12,2 juta ha yang berupa