Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring meningkatnya tuntutan manusia akan kemudahan dalam proses
penyaluran energi listrik, maka berbagai usaha akan di tempuh dengan
penerapan ilmu dan teknologi, usaha tersebut semakin mudah dilakukan
ketika manusia mampu mengembangkan ilmu dan teknologi. Berbagai
masalah yang dapat dijadikan implementasi adalah dari ilmu dan teknologi,
salah satunya dalam hal mengubah daya listrik AC dari satu level ke level
yang lain dalam suatu instalasi kelistrikan.
Proses kerja transformator telah menjadi tinjauan yang penting dalam
suatu instalasi listrik, pemakaian transformator dalam suatu instalasi listrik
menjadi hal pokok yang sangat berpengaruh pada kelangsungan dan kemajuan
proses penyaluran energi listrik, beberapa hal yang nampak mencolok dari
hasil penggunaan transformator adalah beragam jenis perangkat elektronik
yang dapat digunakan pada instalasi listrik dengan tegangan yang cukup
tinggi.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1. Apa yang disebut dengan teori induktor itu ?
2. Apa yang dimaksud dengan teori percobaan cincin faraday itu ?
3. Apa yang disebut dengan teori transformator ?
4. Bagaimana penjelasan mengenai teori transformator tegangan listrik dan
jenis-jenisnya ?
5. Apa yang dimaksud dengan teori transformator arus listrik dan
aplikasinya ?
1
Page 2
C. Tujuan
Karya tulis ini memuat tentang Transformator yang mana berisikan
mengenai pengertian, prisip kerja, jenis–jenis, serta bagian-bagian dari
Transformator itu sendiri.
Dengan membaca karya tulis ini, para pembaca diharapkan dapat
mengerti tentang apa yang dimaksud dengan Transformator, serta kekurangan
dan kelebihan dari Transformator.
D. Cara Memperoleh Data
a. Metode Study Lapangan (Observasi Langsung)
Cara ini berupa melakukan pengamatan langsung terhadap Transformator
diberbagai tempat.
b. Metode Study pustaka
Dengan menggunakan referensi-referensi buku terkait dan internet ataupun
dari hasil pembelajaran teori yang telah diberikan oleh instruktur.
E. Sistematika Penulisan
Secara umum karya tulis (Laporan) dalam pembuatan roda gigi ini terdiri
atas 3 (tiga) bab, antara lain :
a. Bab I Pendahuluan
Bab ini Berisi Pembahasan mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penulisan, cara memperoleh data, dan sistematika
penulisan.
b. Bab II Pembahasan
Dalam bab ini berisi pembahasan mengenai pengertian Transformator,
jenis - jenis, prinsip kerja, kekurangan dan kelebihan serta perhitungan
dalam Transformator, yang merupakan isi dari laporan.
2
Page 3
c. Bab III Penutup
Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang mencakup
mengenai isi dari suatu makalah (karya tulis).
3
Page 4
BAB II
PEMBAHASAN
A. TEORI INDUKTOR
Induktor adalah komponen elektronika yang digunakan sebagai beban
induktif, atau elemen elektrik yang menyimpan tenaga dalam bentuk medan
magnet. Induktor dibuat dengan melilitkan gelungan pengalir dalam bentuk
gegelung, induktor juga dipanggil gegelung (coil).
Pada induktor terdapat unsur resistansi dan induktif jika digunakan
sebagai beban sumber tegangan AC. Sedangkan jika digunakan sebagai
sumber tegangan DC maka terdapat unsur R saja. Kapasitas induktor
dinyatakan dalam satuan H (Henry). Kapasitar induktor diberi lambang
dengan hurup ( L ), sedangkan reaktansi induktif diberi lambang (XL).
1. Fungsi Induktor
Fungsi dari induktor aadalah sebagai berikut :
a. Penyimpan arus listrik dalam bentuk medan magnet
b. Menahan arus bolak-balik/ac
c. Meneruskan/meloloskan arus searah/dc
d. Sebagai penapis (filter)
4
Page 5
e. Sebagai penalaan (tuning)
Berdasarkan prinsip kerja dan fungsi induktor, banyak perangkat dan
komponen elektronika yang dibuat dengan mengunakan kumparan induktor
seperti relay, speaker, trafo, buzzer , dan komponen lain yang terkait dengan
frekuensi dan medan magnet.
2. Medan Magnet dan Induktansi
Apabila elektron mengalir pada suatu konduktor, medan magnet akan
dihasilkan disekitar konduktor tersebut. Efek ini disebut dengan
elektromagnetik. Medan magnet akan mempengaruhi kesejajaran letak dari
elektron pada atom, dan dapat menimbulkan gaya fisik yang dihasilkan
diantara atom-atom di ruang bebas seperti gaya yang ditimbulkan oleh medan
listrik diantara partikel yang bermuatan. Seperti medan listrik, medan magnet
dapat menempati ruang hampa,dan mempengaruhi suatu benda dalam jarak
tertentu.
Medan diukur dengan dua cara yaitu : gaya medan dan fluks medan. Gaya
medan adalah jumlah “tekanan” yang dilakukan medan dalam jarak tertentu.
Sedangkan fluks medan adalah jumlah total, atau efek, dari medan yang ada di
ruang bebas. Gaya dan fluks medan (secara berturut-turut) adalah mirip
dengan tegangan (“tekanan”) dan arus (aliran) pada suatu konduktor, hanya
saja fluks medan bisa eksis di ruang hampa (tanpa ada gerakan partikel seperti
elektron) sedangkan arus hanya bisa eksis apabila ada elektron yang bergerak
pada suatu konduktor. Fluks medan yang ada di ruang bebas dapat dihambat,
bagaikan arus listrik yang bisa dihambat oleh resistansi. Nilai fluks medan
yang dihasilkan di ruang bebas adalah berbanding lurus dengan nilai gaya
medan, dan berbanding terbalik dengan “penghambat” fluks. Sama seperti
bahan konduktor yang memiliki spesifikasi nilai resistansi tertentu dalam
menghambat arus listrik, nilai penghambat fluks medan magnet (reluktansi)
5
Page 6
ditentukan oleh jenis bahan yang ditempatkan pada suatu ruang yang
mengandung gaya medan magnet.
Fluks medan listrik yang ada diantara dua konduktor menyebabkan
terkumpulnya elektron bebas yang bermuatan diantara dua konduktor itu,
sedangkan fluks medan magnet menyebabkan suatu “inersia/kelembaman”
dalam mengumpulkan aliran elektron pada suatu konduktor yang
menghasilkan medan magnet.
Induktor adalah komponen yang didisain untuk mengambil keuntungan
dari fenomena ini dengan cara membentuk kawat konduktif yang lurus
menjadi bentuk kumparan (berupa lilitan-lilitan kawat). Bentuk ini dapat
menghasilkan medan magnet yang lebih kuat dari pada medan magnet yang
dihasilkan oleh kawat yang lurus. Beberapa induktor dibentuk hanya berupa
belitan kawat saja, tetapi ada juga induktor yang dibentuk dari kawat yang
dibelitakan pada suatu bahan padat. Bahan padat ini disebut dengan inti dari
induktor. Terkadang, inti dari induktor ini berbentuk lurus, dan terkadang
pula berbentuk melingkar atau berbentuk persegi panjang sehingga fluks
magnetik dapat dilingkupi secara maksimum. Pilihan disain ini memberikan
efek terhadap karakteristik dan kemampuan dari induktor.
Simbol skematik untuk induktor, sangat sederhana, yaitu berupa simbol
gulungan yang menunjukkan gulungan kawat dari induktor itu. Walaupun
bentuk gulungan sederhana ini adalah simbol umum untuk suatu induktor,
induktor yang memiliki inti terkadang dibedakan dengan cara menambahkan
garis paralel sejajar dengan simbol gulungan itu. Ada juga simbol induktor
yang lebih baru yaitu berupa “barisan gunung”.
6
Page 7
Arus listrik akan menghasilkan suatu konsentrasi medan magnet disekitar
kumparan, fluks medan ini sama dengan energi yang tersimpan. Energi ini
merepresentasikan energi kinetik dari gerakan elektron yang melewati
kumparan. Semakin besar arus yang mengaliri kumparan, semakin kuat
medan magnet yang akan dihasilkan, dan semakin banyak energi yang
tersimpan.
Karena induktor menyimpan energi kinetik dari elektron yang bergerak
dalam bentuk medan magnet, induktor ini memiliki sifat yang berbeda dengan
resistor (resistor akan menyerap energi menjadi panas) pada suatu rangkaian.
Energi yang tersimpan pada sebuah induktor merupakan fungsi dari nilai arus
yang melewatinya. Kemampuan induktor dalam menyimpan energi dalam
fungsi arus menghasilkan suatu kecenderungan bagi induktor untuk
mempertahankan nilai arus yang melewatinya. Dengan kata lain, induktor
cenderung untuk menahan perubahan nilai arus. Ketika nilai arus yang
melewati suatu induktor bertambah atau berkurang, induktor itu akan
“menahan (resist)” perubahan itu dengan cara menghasilkan tegangan diantara
kedua terminalnya.
Untuk menyimpan energi pada suatu induktor, nilai arus yang
melewatinya harus naik. Ini artinya, medan magnet yang dihasilkannya harus
bertambah kuat, dan perubahan dari kekuatan medan ini akan mengahasilkan
suatu tegangan berdasarkan prinsip induksi diri (self induction) pada
elektromagnet. Sebaliknya, untuk melepaskan energi dari suatu induktor, arus
yang melewati induktor itu harus berkurang. Ini artinya, medan magnet pada
7
Page 8
induktor itu harus bertambah lemah, perubahan kuat medan ini akan
mengahasilkan drop tegangan pada induktor itu berdasarkan teori induksi diri
(self induction) tetapi polaritasnya kebalikan saat induktor menyimpan energi.
Seperti hukum gerak Newton yang pertama (“suatu benda yang sedang
bergerak cenderung untuk mempertahankan gerakannya itu; sedangkan benda
yang diam cenderung untuk tetap diam”) mendiskripsikan kecenderungan
dari suatu benda untuk melawan perubahan kecepatan, kita juga dapat
menyatakan kecenderungan induktor untuk melawan perubahan nilai arus
seperti ini : elektron yang bergerak pada induktor cenderung mempertahankan
gerakannya itu, elektron yang diam cenderung untuk tetap diam”. Secara
hipotesa, suatu induktor seakan-akan menjadi “short circuit” untuk
mempertahankan laju nilai arus yang melewatinya tanpa ada bantuan dari luar.
Namun pada prakteknya, kemampuan induktor untuk menahan arus
sendirian ini tidak mungkin. Hanya mungkin dilakukan oleh induktor yang
terbuat dari kawat superkonduktif (yang punya nilai resistansi nol ohm),
karena kawat pada induktor ini sudah pasti memiliki nilai resistansi, maka
arus yang melewati induktor sudah pasti cepat lenyap (karena diserap panas
oleh faktor resistansi kawatnya) apabila sumber energi eksternal yang
terhubung pada induktor dilepas.
Ketika arus yang melewati induktor bertambah, drop tegangannya
mempunyai polaritas yang berlawanan arah dengan arah pergerakan elektron,
induktor bertindak seperti beban. Pada kondisi ini, induktor dikatakan
mengalami charging, karena ada pertambahan energi yang tersimpan pada
8
Page 9
medan magnetnya. Perhatikan bahwa polaritas dari tegangan berlawanan
dengan arah arus elektron (berarti mempunyai arah yang sama dengan arah
arus konvensional) :
Kebalikannya, ketika arus yang melewati induktor berkurang, maka drop
tegangan pada induktor memiliki polaritas yang sama dengan arah arus
elektron (berkebalikan dengan arah arus konvensional), induktor ini bertindak
sebagai sumber. Pada kondisi ini, induktor dikatakan mengalami discharging,
karena energi yang tersimpan pada medannya berkurang, dan dilepaskan
menuju rangkaian yang diam (rangkaian yang tidak punya sumber).
Perhatikan polaritas dari tegangan terhadap arah arus elektron (arah arus
elektron berkebalikan dengan arah arus konvensional):
Apabila suatu sumber tegangan tiba-tiba dihubungkan ke induktor yang
tidak termagnetisasi, induktor ini awalnya akan menahan (resist) aliran
elektron dengan cara mengedropkan penuh nilai tegangan itu pada kedua
terminal induktor (nilai tegangan pada induktor langsung sama dengan
9
Page 10
tegangan pada sumber, sehingga seakan-akan elektron susah untuk bergerak).
Begitu nilai arusnya mulai meningkat, medan magnet yang dihasilkan
semakin menguat dan menguat, induktor menyerap energi dari sumber
tegangan itu. Begitu arus yang mengaliri induktor mencapai level maksimum,
nilai arus ini akan berhenti. Pada titik ini, induktor berhenti menyerap energi
dari sumber, dan drop tegangan pada kedua terminalnya mencapai level
minimum, sedangkan arus yang mengalirinya mencapai level maksimum.
Karena induktor menyimpan lebih banyak energi, arus yang mengalirinya
bertambah besar, sementara tegangannya semakin berkurang. Perhatikan
bahwa kelakuan induktor ini berkebalikan dengan kapasitor (pada kapasitor:
semakin banyak energi yang tersimpan diantara kedua pelatnya, maka
semakin besar tegangan diantara kedua pelat itu). Kapasitor menyerap energi
dengan cara mempertahankan tegangan diantara kedua pelatnya, sedangkan
induktor menyerap energi dengan cara mempertahankan arus yang mengaliri
kawat kumparannya.
Jenis bahan kawat pada induktor berpengaruh besar terhadap kekuatan
fluks medan magnet yang dihasilkannya (nilai energi yang tersimpan) untuk
nilai arus tertentu yang mengaliri gulungannya. Induktor yang menggunakan
inti dari bahan ferromagnetic mampu menghasilkan fluks medan yang lebih
kuat dari pada menggunakan inti dari bahan udara atau aluminium.
Kemampuan induktor untuk menyimpan energi dari nilai arus tertentu
disebut induktansi. Induktansi juga merupakan ukuran dari intensitas untuk
melawan perubahan nilai arus (atau lebih tepatnya, seberapa banyak tegangan
yang dihasilkan dari proses induksi diri/self inductance untuk laju perubahan
nilai arus tertentu). Induktansi disimbolkan dengan huruf kapital “L”, dan
satuannya adalah Henry, disiingkat “H”.
Nama kuno dari induktor adalah choke, diberi nama demikian karena
penggunaan umumnya untuk menahan/ngeblok (“choke”) sinyal frekuensi
tinggi AC pada rangkaian radio.Nama lain dari induktor, tetapi masih
10
Page 11
digunakan di jaman sekrang ini adalah “reactor”, khususnya pada penggunaan
daya besar. Nama ini akan menjadi familiar setelah anda belajar tentang teori
rangakain alternating current (AC), khususnya prinsip reaktansi induktif.
B. TEORI PERCOBAAN CINCIN FARADAY
Ternyata perubahan medan listrik menimbulkan medan magnet yang
tidak tetap besarannya atau berubah-ubah. Sehingga perubahan medan magnet
tersebut akan menghasilkan lagi medan listrik yang berubah-ubah. Proses
terjadinya medan listrik dan medan magnet berlangsung secara sama bersama
dan menjalar kesegala arah. Arah getar vektor medan listrik medan magnet
saling tegak lurus. Jadi gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang
dihasilkan dari perubahan medan magnet dan medan listrik secara berurutan,
dimana arah getar vektor medan listrik dan medan magnet saling tegak lurus.
E = medan listrik (menjalar vertikal)
B = medan magnet (menjalar horizontal)
Sebuah cincin logam ditempatkan ke dalam inti besi yang telah dililiti
kawat tembaga, dan terhubung ke transformator. Kemudian dihubungkan
kesumber arus ac, dengan mengatur tegangan. Cincin akan terangkat dan
mencapai ketinggian tertentu percobaan ini dikenal sebagai 'CincinThompson'
(http://www.molecularstation./forum/physics-forum/-explanation-jumping-
ring-lenz-law).
11
Page 12
Eksperimen cincin terbang pada dasarnya membuat cincin logam
melompat ke udara menggunakan sifat elektromagnetik (akibat
GGL). Adanya dua sifat elektromagnetik dalam batang kawat menyebabkan
terjadinya peristiwa ini. Kawat tembaga yang dililitkan pada inti besi
dianggap sebagai sumber arus primer. Dan setelah diberi arus listrik Besi akan
menjadi magnet yang sangat kuat, kekuatannya tergantung dari jumlah lilitan
dan besarnya arus yang mengalir. Ketika cincin logam dimasukan. cincin
akan memiliki sifat magnet, Cincin dapat dianggap sebagai kumparan
sekunder, namun dengan kutub yang terbalik terhadap sifat magnet pada inti
besi. Sehingga keduanya akan saling tolak-menolak dan semakin ringan
lempengan (semakin kecil massanya) maka loncatannya akan semakin tinggi.
Dengan meningkatnya tegangan, arus induksi dalam kumparan akan
meningkat (http://www.iop.org/journals/physed).
Permeabilitas (permeability) adalah kemampuan suatu benda untuk
dilewati garis gaya magnet. Permeabilitas dinyatakan dengan simbul µ (mu).
Benda yang mudah dilewati garis gaya magnet disebut memiliki permeabilitas
tinggi. Pemeabilitas udara dan ruang hampa dianggap sama dengan satu.
Untuk benda-benda yang lain, besarnya permeabilitas ditentukan dengan
perbandingan terhadap udara atau ruang hampa, didapatkan permeabilitas
relatif (relative permeability). Nilai permeabilitas untuk udara adalah µo = 4p
x 10-7 atau 1,26 x 10-6. Untuk menghitung µ, nilai permeabilitas relatif µr harus
dikalikan dengan permeabilitas udara µo, sebagaimana rumus di bawah ini.
(http:/vinsentius/blog.spot.com /induksi-elektromagnet).
Cincin terbang adalah sebuah fenomena yang sangat menatik dengan
peralatan yang sederhana terdiri atas tiga bagian utama yaitu sunber arus AC,
kumparan dan inti besi dan cincin konduktor (biasanya terbuat dari aluminium
atau tembaga), ketika cincin di masukan kedalam inti besi dan kumparan
dialiri listrik (arus AC) cincin akan bertolak keatas sepanjang sumbu tegak
inti.
12
Page 13
Percobaan cincin terbang bertujuan untuk membuktukan teori cincin
terbang dengan teori fisika sederhana dan menggunakannya untuk
menentukan nilai permeabilitas ruang hampa (µ). Pada percobaan ini
digunakan cincin yang terbuat dari seng, dan sebagai bahan pembanding
digunakan juga cincin yang terbuat dari seng namun dengan diameter dalam
dan ketebalan yang berbeda serta kayu sebagai bahan nonkonduktor ,
ketika unit eksperimen cincin terbang diberi tegangan sebesar 115 volt arus
yang mengalir pada kumparan sebesar 1.3 ampere dan arus yang mengalir
pada cincin sebesar 23.8 ampere namun cincin belum terangkat samasekali.
Setelah tegangan dinaikan menjadi 125 volt arus yang mengalir pada
kumparan sebesar 1.42 ampere sedangkan pada cincin sebesar 26.8 ampere,
terlihat cincin seng naik setinggi 3,5 cm, kemudian tegangan dinaikan lagi
menjadi 135 volt dan setelah diukur arus pada kumparan sebesar 1.69 ampere
dan pada cincin sebesar 34.4 ampere, jadi dapat dikatakan bahwa besarnya
gaya tolak yang timbul antara antara cincin dan kumparan berbanding lurus
dengan tegangan yang diberikan. Sedangkan untuk cincin yang digunakan
sebagai bahan pembanding ketika dimasukan kedalam inti besi dan diberi
perlakuan yang sama menunjukan hasil yang berbeda cincin seng dengan
diameter luar yang lebih besar terangakat lebih rendah hal itu terjadi karena
medan magnet semakin jauhnya medan magnet dengan cincin artinya semakin
medan magnet yang diterima oleh cincin sehingga gaya tolaknya yidak cikup
besar, dan untuk cincin yang lebih tebal setelah diberikan perlakuan yang
sama juga terangkat lebih rendah, hal ini tentu saja disebabkan oleh massa
cincin yang cukup berat sehingga meskipun timbul gaya tolak lempengan
dengan masaa yang yang lebih besar tidak akan terangkat sama tinggi dengan
lempengan yang lebih ringan. Untuk data permeabilitas diperoleh hasil bahwa
semakin tinggi tegangan yang diberikan nilai permeabilitasnya juga akan
semakin besar.
13
Page 14
Melalui eksperimen, Faraday, dapat disimpulkan bahwa medan listrik
yang dihasilkan di wilayah ruang di mana ada variasi temporal medan magnet
di wilayah ini.Oleh karena itu, arus listrik yang muncul dalam lingkaran ini
disebabkan oleh medan listrik yang diciptakan oleh medan magnet yang
berubah di wilayah sirkuit.
Salah satu percobaan ini menyebabkan dia untuk mendapatkan arus listrik
diinduksi sekarang dengan aksi dari magnet permanen.Oleh karena itu,
bekaszou adalah cincin segitiga magnet permanen.Untuk melakukan
percobaan Faraday mendirikan kontak fisik antara magnet.Setelah berulang
operasi kontak melanggar.Dengan melakukan dua prosedur (atau menarik diri
dari magnet) variasi magnetik terjadi pada silinder pusat yang cepat.
Tidak diragukan lagi pentingnya karya Faraday.Jalan penemuan, dalam
elektromagnetisme, adalah salah satu eksperimen, yaitu, ia menyebabkan teori
dengan eksperimen.Hukum-Nya induksi adalah, di atas segalanya, suatu
hukum empiris.Karya-karyanya dipamerkan sedikit matematika, mungkin
karena pelatihan dasar genting, belajar hanya apa yang dibutuhkan untuk
membaca, menulis dan beberapa matematika.Perhatiannya hampir secara
eksklusif berfokus pada fenomena itu sendiri dan penjelasan mereka dalam
hal hampir fenomenologis, tanpa berusaha untuk membuat penerbangan
teoritis utama. (Diadaptasi dari: DIAS, 2004)
C. TEORI TRANSFORMATOR
Transformator merupakan alat listrik yang dapat mengubah energi listrik
dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lainnya
berdasarkan prinsip induksi-elektromagnetik. Untuk memperoleh suatu
transformator daya satu fasa yang mempunyai efisiensi yang tinggi diperlukan
suatu perancangan. Proses perancangan transformator satu fasa ini dapat
dilakukan secara manual, namun untuk cara ini memungkinkan terjadi
kesalahan didalam perhitungan. Agar permasalahan diatas dapat dihindari dan
14
Page 15
untuk mempercepat proses perhitungan maka diperlukan bantuan software
dalam proses perhitungan.
Ada dua jenis trafo yaitu trafo penaik tegangan (step up transformer) dan
trafo penurun tegangan (step down transformer). Jika tegangan primer lebih
kecil dari tegangan sekunder, maka dinamakan trafo step up. Tetapi jika
tegangan primer lebih besar dari tegangan sekunder, maka dinamakan
trafo step down.
Gambar 1. Simbol trafo
Pada setiap trafo mempunyai input yang dinamai gulungan primer dan
output yang dinamai gulungan sekunder. Trafo mempunyai inti besi untuk
frekuensi rendah dan inti ferrit untuk frekuensi tinggi atau ada juga yang tidak
mempunyai inti (inti udara).
Primer Sekunder
Gambar 2. Bagian trafo yang dilalui arus listrik
Bila pada lilitan primer diberi arus bolak-balik (AC), maka gulungan
primer akan menjadi magnit yang arah medan magnitnya juga bolak-balik.
15
Page 16
Medan magnit ini akan menginduksi gulungan sekunder dan mengakibatkan
pada gulungan sekunder mengalir arus bolak-balik (AC). Dimisalkan pada
gulungan primer mengalir arus berfasa positip (+), maka pada gulungan
sekundernya mengalir arus berfasa negatip (-). Karena arus yang mengalir
digulungan primer bolak-balik, maka pada gulungan sekunderpun mengalir
arus bolak-balik. Besarnya daya pada lilitan primer sama dengan daya yang
diberikan pada lilitan sekunder. Jadi Pp = Ps atau Up.Ip = Us.Is
Dimana:
Pp = Daya primer dalam watt
Ps = Daya sekunder dalam watt
Up = Tegangan primer dalam volt
Us = Tegangan sekunder dalam volt
Ip = Arus primer dalam ampere
Is = Arus sekunder dalam ampere
Contoh:
Sebuah trafo daya dihubungkan dengan tegangan jala-jala 220 V, arus
yang mengalir pada lilitan primer 0,2 amper. Jika tegangan sekundernya 12 V.
Hitunglah besarnya arus sekunder.
Penyelesaian:
Up.Ip = Us.Is
220.0,2 = 12. Is
Is = 44/12
Is = 3,66 ampere
Perbandingan Transformasi
Pada umumnya jumlah lilitan primer tidak sama dengan jumlah lilitan
sekunder. Untuk trafo stepup jumlah lilitan primer lebih sedikit dari jumlah
lilitan sekunder, sebaliknya untuk trafo stepdown jumlah lilitan primer lebih
banyak dari jumlah lilitan sekunder. Banyaknya lilitan primer dan banyaknya
16
Page 17
lilitan sekunder menunjukkan besarnya tegangan primer dan besarnya
tegangan sekunder. Semakin besar tegangannya semakin banyak pula
lilitannya. Jadi banyaknya lilitan berbanding lurus dengan besarnya tegangan
dimasing-masing sisi. Jika lilitan sekunder = Ns dan lilitan primer = Np, maka
perbandingan jumlah lilitan primer dan lilitan sekunder disebut perbandingan
transformasi dan dinyatakan dengan T = Np/Ns. Pada transformator berlaku
persamaan: Up/Us = Np/Ns atau T = Up/Us
Contoh:
Sebuah trafo daya tegangan primernya 220 V, tegangan sekundernya 30
V. Jumlah lilitan primernya 1100 lilit. Hitunglah banyaknya lilitan
sekundernya.
Penyelesaian:
Up/Us = Np/Ns
220/30 = 1100/Ns
7,33 = 1100/N
Ns = 1100/7,33
Ns = 150.06 lilit
Pada teknik elektronika dikenal bermacam-macam trafo, baik untuk
frekuensi tinggi maupun frekuensi rendah. Contoh trafo untuk frekuensi tinggi
yaitu trafo osilator, trafo frekuensi menengah (IF), trafo spull antena (tuner).
Sedangkan trafo yang dipakai untuk frekuensi rendah yaitu trafo input, trafo
output, trafofilter (choke).
D. TEORI TRANSFORMATOR TEGANGAN LISTRIK DAN JENIS-
JENISNYA
17
Page 18
Transformator atau trafo adalah suatu alat listrik yang dapat
memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian
listrik kerangkaian listrik yang lain melalui suatu gandengan magnet dan
berdasarkan prinsip induksi elektromagnet tanpa perubahan frekuensi.
Penggunaan transformator dalam sistem tenaga listrik adalah untuk
menaikkan tegangan yang dihasilkan dari generator pembangkit hingga
mencapai 380 kV atau 500 kV dari 11 kV atau 22 kV yang bertujuan untuk
menurunkan rugi tembaga sehingga transmisi lebih ekonomis.
Kemudian melalui trafo step down, tegangan diturunkan menjadi 10 kV
atau 20 kV kembali untuk bisa memberikan suplai pada jaringan distribusi.
Kemudian tegangan tersebut diturunkan lagi menjadi 380 V untuk bisa
dipakai pada beban seperti motor induksi. Dengan trafo pembakaian motor
AC lebih digemari dibandingkan dengan motor DC.
Transformator mempunyai dua buah sisi, yaitu sisi primer dan sisi
sekunder. Selain itu trafo juga memiliki dua buah konstruksi, yaitu tipe shell
dan tipe core. Pada trafo dengan tipe shell, inti baja akan mengelilingi
kumparan dan pada tipe core, kumparan akan mengelilingi bagian inti dari
trafo.
1. Jenis-jenis Transformator
Berkaitan dengan topic yang dikaji yakni kegunaan transformator adalah
alat untuk mengubah tegangan arus bolak balik menjadi lebih tinggi atau
rendah. Transformator terdiri dari pasangan kumparan primer dan sekunder
18
Page 19
yang diisolasi (terpisah) secara listrik dan dililitkan pada inti besi lunak. Inti
besi lunak dibuat dari pelat yang berlapis-lapis untuk mengurangi daya yang
hilang karena arus pusar. Kumparan primer dan sekunder dililitkan pada kaki
inti besi yang terpisah. Bagian fluks magnetic bocor tampak bahwa pada
pasangan kumparan terdapat fluks magnetic bocor disisi primer dan sekunder.
Secara lebih lengkap bisa dicermati pada gambar 2.
Gambar 2. Bagan fluks magnetic bocor pada pasangan kumparan
Hasil diatas untuk mengurangi fluks magnet bocor pada pasangan
kumparan digunakan pasangan kumparan seperti gambar diatas. Kumparan
sekunder dililitkan pada kaki inti besi yang sama (kaki yang tengah), dengan
lilitan kumparan sekunder terletak diatas lilitan kumparan primer, ditunjukkan
pada fluks magnet bocornya, maka dapat dicermati pada gambar dibawah in
Gambar 3. Hubungan primer dan sekunder
19
Page 20
Rumus untuk fluks magnet yang ditimbulkan lilitan primer adalah:
δΦ = Є x δt (1). Dan untuk rumus GGL induksi yang terjadi dililitan sekunder
adalah Є = N δΦ/δt (2). Karena kedua kumparan dihubungkan dengan fluks
yang sama, maka δΦ/δt = Vp/Np = Vs/Ns (3). Dimana dengan menyusun
ulang persamaan akan didapat Vp/Np = Vs/Ns (4). Sedemikian sehingga
Vp.Ip = Vs.Is (5). Dengan kata lain, hubungan antara tegangan primer dengan
tegangan sekunder ditentukan oleh perbandingan jumlah lilitan primer dengan
lilitan sekunder.
Jenis-jenis transformator adalah :
a. Step-Up
Gambar 4. Lambang transformator step-up
Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan
sekunder lebih banyak daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai
penaik tegangan. Transformator ini biasa ditemui pada pembangkit tenaga
listrik sebagai penaik tegangan yang dihasilkan generator menjadi tegangan
tinggi yang digunakan dalam transmisi jarak jauh.
b. Step-down
Gambar 5. Skema transformator step-down
20
Page 21
Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit
daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan.
Transformator jenis ini sangat mudah ditemui, terutama dalam adaptor AC-
DC.
c. Autotransformator
Gambar 6. Skema transformator
Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut
secara listrik, dengan sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian
lilitan primer juga merupakan lilitan sekunder. Fasa arus dalam lilitan
sekunder selalu berlawanan dengan arus primer, sehingga untuk tarif daya
yang sama lilitan sekunder bisa dibuat dengan kawat yang lebih tipis
dibandingkan transformator biasa. Keuntungan dari autotransformator
adalah ukuran fisiknya yang kecil dan kerugian yang lebih rendah daripada
jenis dua lilitan. Tetapi transformator jenis ini tidak dapat memberikan
isolasi secara listrik antara lilitan primer dengan lilitan sekunder. Selain itu,
autotransformator tidak dapat digunakan sebagai penaik tegangan lebih dari
beberapa kali lipat (biasanya tidak lebih dari 1,5 kali).
d. Autotransformator Variabel
Gambar 7. Skema Autotransformator Variabel
21
Page 22
Autotransformator variabel sebenarnya adalah autotransformator biasa
yang sadapan tengahnya bisa diubah-ubah, memberikan perbandingan
lilitan primer-sekunder yang berubah-ubah.
e. Transformator Isolasi
Transformator isolasi memiliki lilitan sekunder yang berjumlah sama
dengan lilitan primer, sehingga tegangan sekunder sama dengan tegangan
primer. Tetapi pada beberapa desain, gulungan sekunder dibuat sedikit
lebih banyak untuk mengkompensasi kerugian. Transformator seperti ini
berfungsi sebagai isolasi antara dua kalang. Untuk penerapan audio,
transformator jenis ini telah banyak digantikan oleh kopling kapasitor.
f. Transformator Pulsa
Transformator pulsa adalah transformator yang didesain khusus untuk
memberikan keluaran gelombang pulsa. Transformator jenis ini
menggunakan material inti yang cepat jenuh sehingga setelah arus primer
mencapai titik tertentu, fluks magnet berhenti berubah. Karena GGL
induksi pada lilitan sekunder hanya terbentuk jika terjadi perubahan fluks
magnet, transformator hanya memberikan keluaran saat inti tidak jenuh,
yaitu saat arus pada lilitan primer berbalik arah.
g. Transformator Tiga Fasa
Transformator tiga fasa sebenarnya adalah tiga transformator yang
dihubungkan secara khusus satu sama lain. Lilitan primer biasanya
dihubungkan secara bintang (Y) dan lilitan sekunder dihubungkan secara
delta (Δ).
2. Prinsip Kerja Transformator
Komponen Transformator (trafo)
Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau
menurunkan tegangan bolak-balik (AC). Transformator terdiri dari 3
22
Page 23
komponen pokok yaitu: kumparan pertama (primer) yang bertindak sebagai
input, kumparan kedua (skunder) yang bertindak sebagai output, dan inti besi
yang berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang dihasilkan.
Gambar 8. Bagian-Bagian Transformator
Gambar 9. Lambang Transformator
Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah sebagai berikut. Ketika
Kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik,
perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan medan magnet
yang berubah. Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi
dan dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung
kumparan sekunder akan timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan induktansi
timbal-balik (mutual inductance).
23
Page 24
Gambar 10. Skema transformator kumparan primer dan kumparan sekunder terhadap
medan magnet
Pada skema transformator diatas, ketika arus listrik dari sumber tegangan
yang mengalir pada kumparan primer berbalik arah (berubah polaritasnya)
medan magnet yang dihasilkan akan berubah arah sehingga arus listrik yang
dihasilkan pada kumparan sekunder akan berubah polaritasnya.
Gambar 11. Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan primer, tegangan
sekunder, dan jumlah lilitan sekunder
Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan primer, tegangan
sekunder, dan jumlah lilitan sekunder, dapat dinyatakan dalam persamaan:
Vp/Vs = Np/Ns (6)
Vp = tegangan primer (volt)
Vs = tegangan sekunder (volt)
24
Page 25
Np = jumlah lilitan primer
Ns = jumlah lilitan sekunder
Simbol Transformator
Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan
sekunder transformator ada dua jenis yaitu:
1. Transformator step up yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-
balik rendah menjadi tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan
kumparan sekunder lebih banyak daripada jumlah lilitan primer (Ns > Np).
2. Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan
bolak-balik tinggi menjadi rendah, transformator ini mempunyai jumlah
lilitan kumparan primer lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder (Np
> Ns).
Pada transformator (trafo) besarnya tegangan yang dikeluarkan oleh
kumparan sekunder adalah:
a. Sebanding dengan banyaknya lilitan sekunder (Vs ~ Ns).
b. Sebanding dengan besarnya tegangan primer ( VS ~ VP).
c. Berbanding terbalik dengan banyaknya lilitan primer, Vs ~ 1/Np (7)
Sehingga dapat dituliskan:
Vs = Ns/Np x Vp (8)
3. Penggunaan transformator
Transformator (trafo) digunakan pada peralatan listrik terutama yang
memerlukan perubahan atau penyesuaian besarnya tegangan bolak-balik.
Misal radio memerlukan tegangan 12 volt padahal listrik dari PLN 220 volt,
maka diperlukan transformator untuk mengubah tegangan listrik bolak-balik
220 volt menjadi tegangan listrik bolak-balik 12 volt. Contoh alat listrik yang
25
Page 26
memerlukan transformator adalah: TV, komputer, mesin foto kopi, gardu
listrik dan sebagainya.
4. Fungsi Trafo Tegangan
Fungsi dari trafo tegangan antara lain :
a. Mentransformasikan besaran tegangan sistem dari yang tinggi ke besaran
tegangan listrik yang lebih rendah sehingga dapat digunakan untuk
peralatan proteksi dan pengukuran yang lebih aman, akurat dan teliti.
b. Mengisolasi bagian primer yang tegangannya sangat tinggi dengan bagian
sekunder yang tegangannya rendah untuk digunakan sebagai sistm
proteksi dan pengukuran peralatan dibagian primer. Sebagai standarisasi
besaran tegangan sekunder (100, 100/√3, 110/√3 dan 110 volt) untuk
keperluan peralatan sisi sekunder.
c. Memiliki 2 kelas, yaitu kelas proteksi (3P, 6P) dan kelas pengukuran (0,1;
0,2; 0,5;1;3).
5. Perwatan dan pemantauan Transformator
Dengan melakukan perawatan secara berkala
dan pemantauan kondisi transformator pada
saat beroperasi akan banyak keuntungan
yang didapat, antara lain:
a. Meningkatkan keandalan dari
transformator tersebut.
b. Memperpanjang masa pakai.
c. Jika masa pakai lebih panjang, maka secara otomatis akan dapat
menghemat biaya penggantian unit transformator.
Adapun langkah-langkah perawatan dari transformator, antara lain adalah:
a. Pemeriksaan berkala kualitas minyak isolasi.
26
Page 27
b. Pemeriksaan/pengamatan berkala secara langsung (Visual Inspection)
c. Pemeriksaan-pemeriksaan secara teliti (overhauls) yang terjadwal
E. TEORI TRANSFORMATOR ARUS LISTRIK DAN APLIKASINYA
Current transformer (CT) atau Trafo Arus adalah peralatan pada sistem
tenaga listrik yang berupa trafo yang digunakan untuk pengukuran arus yang
besarnya hingga ratusan ampere dan arus yang mengalir pada jaringan
tegangan tinggi. Di samping untuk pengukuran arus, trafo arus juga digunakan
untuk pengukuran daya dan energi, pengukuran jarak jauh, dan rele proteksi.
Kumparan primer trafo dihubungkan seri dengan rangkaian atau jaringan yang
akan dikur arusnya sedangkan kumparan sekunder dihubungkan dengan meter
atau dengan rele proteksi.
Prinsip kerja trafo arus sama dengan trafo daya satu fasa. Bila pada
kumparan primer mengalir arus I1, maka pada kumparan timbul gaya gerak
magnet sebesar N1I1. Gaya gerak ini memproduksi fluks pada inti, dan fluks
ini membangkitkan gaya gerak listrik pada kumparan sekunder. Bila terminal
kumparan sekunder tertutup, maka pada kumparan sekunder mengalir arus I1.
Arus ini menimbulkan gaya gerak magnet N2I2 pada kumparan sekunder. Pada
trafo arus biasa dipasang burden pada bagian sekunder yang berfungsi sebagai
27
Page 28
impedansi beban, sehingga trafo tidak benar-benar short circuit. Apabila trafo
adalah trafo ideal, maka berlaku persamaan :
N1I1 = N2I2
I1/I2 = N2/N1
di mana,
N1 : Jumlah belitan kumparan primer
N2 : Jumlah belitan kumparan sekunder
I1 : Arus kumparan primer
I2 : Arus kumparan sekunder
Dalam pemakaian sehari-hari, trafo arus dibagi menjadi jenis-jenis
tertentu berdasarkan syarat-syarat tertentu pula, adapun pembagian jenis trafo
arus adalah sebagai berikut :
1. Jenis Trafo Arus Menurut Jumlah Kumparan Primer
a. Jenis Kumparan (Wound)
Biasa digunakan untuk pengukuran pada arus rendah, burden yang
besar, atau pengukuran yang membutuhkan ketelitian tinggi. Belitan
primer tergantung pada arus primer yang akan diukur, biasanya tidak
lebih dari 5 belitan. Penambahan belitan primer akan mengurangi faktor
thermal dan dinamis arus hubung singkat.
b. Jenis Bar (Bar)
Konstruksinya mampu menahan arus hubung singkat yang cukup
tinggi sehingga memiliki faktor thermis dan dinamis arus hubung
singkat yang tinggi. Keburukannya, ukuran inti yang paling ekonomis
diperoleh pada arus pengenal yang cukup tinggi yaitu 1000A.
2. Jenis Trafo Arus Menurut Jumlah Rasio
a. Jenis Rasio Tunggal
Rasio tunggal adalah trafo arus dengan satu kumparan primer dan
satu kumparan sekunder.
28
Page 29
b. Jenis Rasio Ganda
Rasio ganda diperoleh dengan membagi kumparan primer menjadi
beberapa kelompok yang dihubungkan seri atau paralel.
3. Jenis Trafo Arus Menurut Jumlah Inti
a. Inti Tunggal
Digunakan apabila sistem membutuhkan salah satu fungsi saja,
yaitu untuk pengukuran atau proteksi.
b. Inti Ganda
Digunakan apabila sistem membutuhkan arus untuk pengukuran
dan proteksi sekaligus.
4. Jenis Trafo Arus Menurut Konstruksi Isolasi
a. Isolasi Epoksi-Resin
Biasa dipakai hingga tegangan 110KV. Memiliki kekuatan hubung
singkat yang cukup tinggi karena semua belitan tertanam pada bahan
isolasi. Terdapat 2 jenis, yaitu jenis bushing dan pendukung.
29
Page 30
b. Isolasi Minyak-Kertas
Isolasi minyak kertas ditempatkan pada kerangka porselen.
Merupakan trafo arus untuk tegangan tinggi yang digunakan pada gardu
induk dengan pemasangan luar. Dibedakan menjadi jenis tangki logam,
kerangka isolasi, dan jenis gardu. Kelebihannya, penyulang pada sisi
primer lebih pendek, digunakan untuk arus pengenal dan arus hubung
singkat yang besar.
c. Isolasi Koaksial
30
Page 31
Jenis trafo arus dengan isolasi koaksial biasa ditemui pada kabel,
bushing trafo, atau pada rel daya berisolasi gas SF6. Sering digunakan
inti berbentuk cincin dengan belitan sekunder yang dibelit secara
seragam pada cincin dan dimasukkan pada isolasi, dengan demikian
terbuka jalan untuk membawa lapisan terluar bagian yang di-ground
keluar dari trafo arus
Fungsi Trafo Arus
Fungsi Trafo Arus
Fungsi dari trafo arus adalah:
1. Mengkonversi besaran arus pada sistem tenaga listrik dari besaran
primer menjadi besaran sekunder untuk keperluan pengukuran sistem
metering dan proteksi
2. Mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer, sebagai
pengamanan terhadap manusia atau operator yang melakukan
pengukuran.
3. Standarisasi besaran sekunder, untuk arus nominal 1 Amp dan 5 Amp
Secara fungsi trafo arus dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Trafo arus pengukuran
31
Page 32
1) Trafo arus pengukuran untuk metering memiliki ketelitian tinggi
pada daerah kerja (daerah pengenalnya) 5% – 120% arus nominalnya
tergantung dari kelasnya dan tingkat kejenuhan yang relatif rendah
dibandingkan trafo arus untuk proteksi.
2) Penggunaan trafo arus pengukuran untuk Amperemeter, Watt-meter,
VARh-meter, dan cos φ meter.
b. Trafo arus proteksi
1) Trafo arus untuk proteksi, memiliki ketelitian tinggi pada saat terjadi
gangguan dimana arus yang mengalir beberapa kali dari arus
pengenalnya dan tingkat kejenuhan cukup tinggi.
2) Penggunaan trafo arus proteksi untuk relai arus lebih (OCR dan
GFR), relai beban lebih, relai diferensial, relai daya dan relai jarak.
3) Perbedaan mendasar trafo arus pengukuran dan proteksi adalah pada
titik saturasinya seperti pada kurva saturasi dibawah ini.
Kurva kejenuhan CT untuk Pengukuran dan Proteksi
4) Trafo arus untuk pengukuran dirancang supaya lebih cepat jenuh
dibandingkan trafo arus proteksi sehingga konstruksinya mempunyai
luas penampang inti yang lebih kecil .
32
Page 33
Luas Penampang Inti Trafo Arus
5. Penerapan Transformator Pada Pengapian Sepeda Motor
Pada postingan sebelumnya sudah membahas mengenai
tentang transformator (trafo). Dimana trafo tersebut berfungsi sebagai alat
untuk menurunkan atau menaikan tegangan listrik. Lalu dimana sistem trafo
ini diterapkan dalam kehidupan sehari-hari? Belajar suatu teori tidak akan
berguna jika teori tersebut tidak diterapkan atau diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Sebelum membahas mengenai Trafo dan aplikasinya.
Berikut Mafia Online paparkan sebuah pengalaman yang menarik. Begini
ceritanya:
Pada suatu hari saya ingin jalan-jalan bersama teman ke sebuah sebuah
tempat yang namanya Bendungan Tukad Yeh Unda. Jaraknya yang cukup
jauh dari rumah sehingga saya memutuskan menggunkan sepeda motor untuk
menuju tempat tersebut. Lalu saya ambil sepeda motor langsung tancap
starter, dan sialnya motor saya tidak mau “hidup”. Berapa kalipun saya starter
tetap saja tidak mau hidup juga. Lalu saya putuskan menggunkan starter kaki
(starter kick), ternyata tidak mau juga. Lalu saya suruh teman saya untuk
mencoba menyalakan mesin motor saya ternyata juga tidak bisa.
Di dalam keputusasaan saya coba telpon kakak saya, lalu saya tanyakan
kenapa motor saya tiba-tiba tidak bisa hidup. Lalu kakak saya pun
menjelaskan bahwa kemungkinan busi motornya kotor, sehingga perlu
dibersihkan. Lalu saya suruh teman saya untuk melakukan apa yang suruh
oleh kakak saya. Dalam keadaan sibuknya teman saya membersihkan busi
33
Page 34
motor, saya coba iseng-iseng menstarter dengan menggunakan starter kick.
Lalu apa yang terjadi?
Teman saya tiba-tiba berteriak “wadaooow” dan terpental. Ternyata
teman saya kena setrum katanya. Saya pun jadi bingung dan bertanya-tanya di
dalam hati, kok bisa ya kena setrum, darimana sumber listrik tersebut. Padahal
aki yang saya gunakan memiliki tegangan 12 volt tidak mungkin tegangan 12
volt bisa membuat orang sampai berteriak dan sampai terpental lagi.
Begitu penasarannya saya langsung mengambil HP dan menghubungi
Mbah Google. Setelah searching di mesinnya Mbah Google saya menemukan
beberapa artikel tentang dari mana sumber tegangan yang tinggi pada sepeda
motor. Berdasarkan artikel yang saya baca sumber tegangan yang tinggi pada
sepeda motor bersumber dari aki yang ada pada sepeda motor. Lho kok bisa?
Nah di sinilah konsep transformator diterapkan dalam pengapian sepeda
motor sehingga menghasilkan tegangan yang sangat tinggi. Jenis
transformator yang digunakan adalah transformator jenis step up. Di mana
trafo step up berfungsi untuk menaikan tegangan. Maka dari itu busi pada
sepeda motor bisa menghasilkan tegangan yang sangat tinggi. Dalam artikel
tersebut dijelaskan bahwa busi (spark plug) mampu mengeluarkan arus listrik
tegangan tinggi menjadi loncatan bunga api melalui elektrodanya. Loncatan
bunga api terjadi disebabkan adanya perbedaan tegangan diantara kedua kutup
elektroda busi (± 10.000 volt). Fungsi dari busi tersebut adalah untuk
membuat pengapian dengan tengangan yang tinggi. Jadi agar motor dapat
berjalan dengan baik maka perlu pengapian dengan tegangan tinggi.
Bagaimana caranya bisa menghasilkan tegangan yang sangat tinggi (± 10
kV)?
Pengapian adalah cara untuk memantik/ignition yaitu menciptakan
percikan api untuk memulai proses pembakaran di dalam silinder yang telah
berisi gas dari bahan bakar yang telah tercampur dengan oksigen. Pembakaran
34
Page 35
yang cepat tesebut menimbulkan ledakan yang menggerakkan piston naik dan
turun, demikian seterusnya berulang ulang.
Untuk menghasilkan percikan, listrik harus melompat melewati celah
udara yang terdapat di antara dua elektroda pada busi. Karena udara
merupakan isolator (penghantar listrik yang jelek), tegangan yang sangat
tinggi dibutuhkan untuk mengatasi tahanan dari celah udara tersebut, juga
untuk mengatasi sistem itu sendiri dan seluruh komponen sistem pengapian
lainnya. Koil pengapian mengubah sumber tegangan rendah dari aki atau koil
sumber (12 V) menjadi sumber tegangan tinggi (10 KV atau lebih) yang
diperlukan untuk menghasilkan loncatan bunga api yang kuat pada celah busi
dalam sistem pengapian. Jadi koil pengapian ini berfungsi sebagai
transformator step up.
Tanpa busi sepeda motor tidak akan bisa
jalan.
35
Page 36
Sumber gambar: Mas Alimuktar
Pada koil pengapian, kumparan primer dan sekunder digulung pada inti
besi. Kumparan-kumparan ini akan menaikkan tegangan yang diterima dari
baterai menjadi tegangan yang sangat tinggi melalui induksi elektromagnetik.
Inti besi (core) dikelilingi kumparan yang terbuat dari baja silicon tipis.
Dalam kumparan pengapian terdapat kumparan primer dan kumparan
sekunder yang dililitkan pada tumpukan-tumpukan plat besi tipis. Diameter
kawat pada kumparan primer 0,6 – 0,9 mm, dengan jumlah lilitan 200–400
kali, sedangkan diameter kawat pada kumparan sekunder 0,05–0,08 mm
dengan jumlah lilitan sebanyak 2000–15.000 kali. Karena perbedaan jumlah
gulungan pada kumparan primer dan sekunder tersebut, dengan cara
mengalirkan arus listrik secara terputus-putus pada kumparan primer
(sehingga pada kumparan primer timbul/hilang kemagnetan secara tiba-tiba),
maka kumparan sekunder akan terinduksi sehingga timbul induksi tegangan
tinggi sebesar ± 10.000 volt.
Nah itu merupakan salah satu contoh penerapan konsep transformator
dalam kehidupan sehari-hari. Hati-hati jika anda mencoba untuk memperbaiki
sepeda motor anda sendiri, jika salah bisa-bisa anda kena setrum tegangan
tinggi (10 kV) yang cukup membuat anda pingsan.
Contoh Soal dan Pembahasan Tentang Trafo.
Sebuah perusahaan jika ingin membuat trafo dengan tegangan masuk
sebesar 12 Volt (tegangan aki) supaya menghasilkan tegangan sebesar 10 kV,
jika lilitan primernya 400 lilitan. Berapa minimal lilitan sekundernya jika kita
anggap trafo tersebut ideal dan berapa minimal lilitan sekundernya jika kita
anggap trafo tersebut memiliki efisiensi 85%?
Jawab:
36
Page 37
Diketahui:
Np = 400 = 4,0 x 102
Vp = 12 V
Is = 1,5 A
Vs = 10 kV = 1,0 x 104 V
Ditanya:
Ns jika trafo ideal = ... ?
Ns (jika η = 85%) = ..?
Penyelesaian:
Untuk transformator (trafo) yang ideal akan berlaku persamaan:
Np/Ns = Vp/Vs
4,0 x 102/Ns= 12 V/1,0 x 104 V
Ns = 4 x 102 x 1,0 x 104 V/12 V
Ns = 4 x 106 /12
Ns = 3,3 x 105
Jadi, jika kita anggap trafo tersebut ideal maka minimal diperlukan lilitan
sekunder sebanyak 3,3 x 105 lilitan
Sedangkan untuk trafo dengan efisiensi 85% akan berlaku persamaan:
η = ((Np x Vs)/(Ns x Vp))x 100%
85% =(( 4,0 x 102 x 1,0 x 104 V) /(Ns x 12 V)) x 100%
85 = 4,0 x 108 /12 Ns
Ns = 4,0 x 108/1,02 x 103
Ns = 3,9 x 105
Jadi, jika kita anggap trafo tersebut memiliki efisiensi 85% maka minimal
diperlukan lilitan sekunder sebanyak 3,9 x 105 lilitan.
37
Page 38
BAB III
PENUTUPA. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat di ambil kesimpulan ketika kumparan primer
dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, perubahan arus listrik pada
kumparan primer menimbulkan medan magnet yang berubah. Medan magnet
yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti besi ke
kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan sekunder akan timbul
GGL induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik (mutual inductance).
Eksperimen cincin terbang pada dasarnya membuat cincin logam melompat
ke udara menggunakan sifat elektromagnetik (akibat GGL). Tinggi rendahnya
cincin melompat terganting dari dari tergangan yang diberikan. Semakin tinggi
tegangan maka semakin semakin tinggi pula cincin akan melompat dan
sebaliknya semakin kecil tegangan maka semakin rendah cincin akan melompat.
B. SARAN
Diupayakan kepada seluruh mahasiswa setelah mempelajari makalah ini
dapat memahami lebih dalam tentang Teori Induktor, Teori Percobaan Cincin
38
Page 39
Faraday, Teori Transformator, Teori Transformator Tegangan Listrik dan Jenis-
jenisnya, Teori Transformator Arus Listrik dan Aplikasinya.
DAFTAR PUSTAKA
http://ilmulistrik.com/fungsi-trafo-arus.html
http://tunggal-insan-cita.blogspot.com/2012/08/current-transformer-trafo-
arus.html
http://iwan78.files.wordpress.com/2011/04/ct-dan-pt.pdf
http://gustiericsandrablog18blog.blogspot.com/2013/07/percobaan-cincin-
terbang.html
http://livro-ensino-medio.f1cf.com.br/fisica/id/physics-152.html
Tim Penyusun, Mengenal Komponen Elektronika, Modul ELKA-
MR.UM.001.A, Garut: SMK Negeri 2 Garut, 2007.
http://jeyenders23.blogspot.com/2012/11/transformator-ridjalramdlani-jati-
fallat.html
http://dhiaf.wordpress.com/2013/07/28/paper-transformator/
http://teknik-ketenagalistrikan.blogspot.com/2013/05/teori-dasar-
transformator-trafo.html
39
Page 40
http://faizkurousagi.blogspot.com/2012/11/prinsip-kerja-transformator-dan-
jenis.html
http://ilmuelektronic.blogspot.com/2012/10/pengertian-transformator-dan-
jenisnya.html
40