BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Internet 2.1.1 Pengertian Internet Menurut O’Brien dan Marakas (2010, p566), internet adalah jaringan komputer yang bertumbuh dengan cepat yang meliputi berbagai kebutuhan bisnis, pendidikan dan pemerintah yang menghubungkan jutaan komputer dan pemakainya lebih dari 200 negara. Sedangkan menurut Laudon dan Laudon (2010, p51), internet adalah suatu jaringan global yang menggunakan standar umum untuk menghubungkan jutaan jaringan yang berbeda. Selain itu, Strauss dan Frost (2009, p6) juga menambahkan bahwa internet adalah jaringan global terdiri dari jaringan-jaringan yang saling berhubungan meliputi jutaan jaringan perusahaan, pemerintah, organisasi dan pribadi.
83
Embed
library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewBAB 2 LANDASAN TEORI Internet Pengertian Internet Menurut O’Brien dan Marakas (2010, p566),
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Internet
1.1 Pengertian Internet
Menurut O’Brien dan Marakas (2010, p566), internet adalah jaringan komputer
yang bertumbuh dengan cepat yang meliputi berbagai kebutuhan bisnis, pendidikan dan
pemerintah yang menghubungkan jutaan komputer dan pemakainya lebih dari 200
negara.
Sedangkan menurut Laudon dan Laudon (2010, p51), internet adalah suatu
jaringan global yang menggunakan standar umum untuk menghubungkan jutaan
jaringan yang berbeda.
Selain itu, Strauss dan Frost (2009, p6) juga menambahkan bahwa internet
adalah jaringan global terdiri dari jaringan-jaringan yang saling berhubungan meliputi
jutaan jaringan perusahaan, pemerintah, organisasi dan pribadi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa internet adalah jaringan komputer yang meliputi
berbagai kebutuhan bisnis, pendidikan dan pemerintah yang terhubungkan dengan jutaan
komputer dan pemakainya.
1.2 World Wide Web
Menurut Post dan Anderson (2006, p588), world wide web adalah ruang
informasi di internet untuk menyimpan tempat dokumen hypermedia dan dapat
dipanggil dengan suatu skema alamat yang unik dan suatu cara pemanggilan informasi
8
dari database global dengan menggunakan Web Browser untuk menampilkan informasi
dalam bentuk tampilan halaman.
Beberapa istilah yang berhubungan dengan web:
a. Situs Web
Ketekaitan antara sebuah komputer dengan internet yang berisi hypermedia yang
dapat diakses oleh komputer lain dalam jaringan melalui hypertext link.
b. Hypertext Link
Suatu penunjuk yang terdiri atas teks atau grafik yang digunakan untuk mengakses
hypertext yang disimpan di sebuah situs web.
c. Web Page
Halaman web yang mengacu pada suatu file hypermedia yang disimpan di suatu
situs web, yang diidentifikasikan dengan suatu alamat yang unik.
d. Home Page
Mengacu pada halaman pertama dari sebuah situs web. Halaman lain dapat diakses
melalui home page.
e. URL (Universal Resource Locator)
Mengacu pada alamat dari sebuah halaman web dengan format yang terdiri dari
protokol, nama domain, dan path.
1. Protokol, adalah suatu set standar yang mengatur komunikasi data. HTTP
(Hypertext Transfer Protocol) adalah protokol untuk hypertext.
2. Nama Domain, adalah alamat situs web tempat halaman web disimpan.
3. Path, mengidentifikasikan suatu account (directory / sub-directory file) tertentu
di situs web dan HTML.
9
f. FTP (File Transfer Protocol)
Mengacu pada software yang memungkinkan kita menyalin file ke komputer kita
dari situs web apa saja. Untuk melakukan hal itu, kita harus tahu URL dari situs
tersebut. Banyak situs FTP yang hanya menawarkan transfer data satu arah.
g. Web Browser
Mengacu pada suatu software yang memungkinkan kita mengambil hypermedia
dengan mengetik parameter pencarian atau mengklik suatu grafik. Kemampuan ini
membebaskan kita dari keharusan mengetahui URL dari web page yang berisi
informasi yang kita butuhkan.
2.2 Pemasaran
2.1 Pengertian Pemasaran
Menurut Kotler dan Amstrong (2010, p29), pemasaran adalah kegiatan atau
proses yang dilakukan oleh perusahaan dalam menciptakan value untuk pelanggan dan
membina hubungan dengan pelanggan dengan tujuan mendapatkan kembali value dari
mereka.
Era pemasaran sekarang bukan hanya sekedar menjual tetapi bagaimana cara
untuk memberikan kepuasan pada pelanggan. Jika seorang pemasar mengerti kebutuhan
dari pelanggannya, lalu mengembangkan produk yang sesuai dengan kebutuhan
pelanggan dari sisi nilai maupun harga, melakukan promosi dan distribusi yang efektif,
maka produk itu akan dapat dijual dengan mudah.
Ada 5 tahap proses pemasaran menurut Kotler dan Amstrong (2010, p29):
1. Mengerti pasar dan keinginan serta kebutuhan dari pelanggan
2. Merancang strategi pemasaran berdasarkan pelanggan
10
3. Menciptakan program pemasaran yang terintegrasi serta menghasilkan superior value
4. Menciptakan hubungan yang menguntungkan serta menyenangkan dengan pelanggan
5. Mengambil value dari pelanggan untuk menghasilkan keuntungan
2.2 Pemasaran Online
Menurut Kotler dan Amstrong (2010, p528), pemasaran online adalah usaha
yang dilakukan oleh perusahaan dalam memasarkan produk dan jasanya serta
menciptakan hubungan dengan pelanggan melalui media internet.
Menurut Kotler dan Amstrong juga (2010,p529) ada 4 bidang utama dalam
pemasaran online, yaitu :
1. Business to Consumer Online Marketing (B2C Online Marketing)
Bisnis (perusahaan dan pedagang) menjual atau menyalurkan produk atau jasanya ke
pengguna akhir.
2. Business to Business Online Marketing (B2B Online Marketing)
Bisnis (perusahaan dan produsen) memanfaatkan website, e-mail, online catalogs,
online trading network, dan online resources untuk menjangkau pelanggan baru,
melayani pelanggan yang ada dengan lebih efektif, serta mendapatkan efisiensi dan
penghematan biaya.
3. Consumer to Consumer Online Marketing (C2C Online Marketing)
Pertukaran barang dan informasi diantara pengguna akhir melalui media online.
4. Consumer to Business Online Marketing (C2B Online Marketing)
Pertukaran secara online dimana kosumen mencari pembeli, kemudian bisnis
(perusahaan dan pedagang) mempelajari penawaran mereka, dan memulai
pembelian, bahkan terkadang secara berkala.
11
2.3 Experiential Marketing
Menurut Sulistya (2009, p1-6), Experiential Marketing dapat sangat berguna
untuk sebuah perusahaan yang ingin meningkatkan merek yang berada pada tahap
penurunan, membedakan produk mereka dari produk pesaing, menciptakan sebuah citra
dan identitas untuk sebuah perusahaan, meningkatkan inovasi dan membujuk pelanggan
untuk mencoba dan membeli produk. Hal yang terpenting adalah menciptakan
pelanggan yang loyal. Pelanggan mencari perusahaan dan merek-merek tertentu untuk
dijadikan bagian dari hidup mereka. Pelanggan juga ingin perusahaan-perusahaan dan
merek-merek tersebut dapat berhubungan dengan hidup mereka, mengerti mereka,
menyesuaikan dengan kebutuhan mereka dan membuat hidup mereka lebih terpenuhi.
Dalam era informasi, teknologi, perubahan dan pilihan, setiap perusahaan perlu lebih
selaras dengan para pelanggan dan pengalaman yang diberikan produk atau jasa mereka.
Tahap awal dari sebuah experiential marketing terfokus pada tiga kunci pokok :
1. Pengalaman Pelanggan
Pengalaman pelanggan melibatkan panca indera, hati, pikiran yang dapat
menempatkan pembelian produk dan jasa di antara konteks yang lebih besar dalam
kehidupan.
2. Pola Konsumsi
Analisis pola konsumsi dapat menimbulkan hubungan untuk menciptakan sinergi
yang lebih besar. Produk dan jasa tidak lagi dievaluasi secara terpisah, tetapi dapat
dievaluasi sebagai bagian dari keseluruhan pola penggunaan yang sesuai dengan
kehidupan konsumen. Hal yang terpenting, pengalaman setelah pembelian diukur
melalui kepuasan dan loyalitas.
3. Keputusan rasional dan emosional
12
Pengalaman dalam hidup sering digunakan untuk memenuhi fantasi, perasaan dan
kesenangan. Banyak keputusan dibuat dengan menuruti kata hati dan tidak rasional.
Experiential Marketing pelanggan merasa senang dengan keputusan pembelian yang
telah dibuat.
2.3 E-Commerce
3.1 Pengertian E-Commerce
Menurut O’Brien dan Marakas (2010, p312), e-commerce lebih dari sekedar
membeli dan menjual produk secara online. Sebaliknya e-commerce meliputi seluruh
proses dari pengembangan, pemasaran, penjualan, pengiriman, pelayanan dan
pembayaran untuk berbagai produk dan jasa yang diperjualbelikan dalam pasar global
berjaringan para pelanggan dengan dukungan dari jaringan para mitra bisnis di seluruh
dunia. Sistem e-commerce bergantung pada sumber daya internet dengan banyak TI
lainnya untuk mendukung setiap langkah dari proses. E-commerce dapat melibatkan
transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen persediaan
otomatis dan sistem pengumpulan data otomatis.
Menurut Sugiarto dan Muwasiq (2010, p1), e-commerce merupakan penerapan
praktis dari teknologi internet pada dunia bisnis yang berkembang menjadikan dunia
dagang di dunia maya dengan memanfaatkan internet.
Sedangkan menurut Eddy (2003, p2), e-commerce merupakan kegiatan bisnis
yang memanfaatkan teknologi informasi sebagai sarana utamanya. Teknologi itu
dimanfaatkan untuk menawarkan barang dan jasa, melakukan order pembelian,
melakukan transaksi jual dan beli, melakukan pembayaran, dan sebagainya.
13
Jadi dapat disimpulkan bahwa e-commerce adalah kegiatan bisnis yang meliputi
seluruh proses pengembangan, pemasaran, penjualan, pengiriman, pelayanan dan
pembayaran yang memanfaatkan teknologi informasi sebagai sarana utamanya.
3.2 Jenis-jenis E-Commerce
Menurut O’Brien dan Marakas (2010, p316) beberapa jenis e-commerce yaitu:
Business to Consumer (B2C)
Business to Consumer (B2C) adalah bisnis online yang menjual produknya langsung
kepada konsumennya. Sebagai contoh perusahaan menggunakan website e-
commerce untuk menyediakan informasi katalog produk, pembayaran serta sistem
pendukung pelayanan konsumen.
Consumer to Consumer (C2C)
Consumer to Consumer (C2C) adalah penjualan dilakukan antara konsumen dengan
konsumen. Salah satu contoh sukses dari C2C ini adalah website e-bay.
Business to Business (B2B)
Business to Business (B2B) adalah bisnis online yang focus untuk menjual
produknya kepada bisnis lainnya. E-commerce ini melibatkan pasar e-business yang
menghubungkan secara langsung antar bisnis.
3.3 Keuntungan E-Commerce
Menurut Nugroho (2006, p20) adapun beberapa keuntungan yang didapatkan
perusahaan jika menerapkan e-commerce antara lain:
14
Memperpendek jarak. Perusahaan dapat lebih mendekatkan diri dengan pelanggan.
Dengan hanya memilih link-link pada website tertentu, pelanggan dapat menuju ke
perusahaan mana pun, tanpa memperdulikan posisi mereka berada.
Perluasan pasar. Jangkauan pemasaran akan menjadi semakin luas, dan tidak terbatas
pada suatu area geografis dimana perusahaan tersebut berada.
Perluasan jaringan mitra bisnis. Pada perdagangan tradisional, sangat sulit bagi
perusahaan untuk mengetahui posisi geografis mitra kerjanya, yang mungkin berada
di negara atau benua lain. Dengan adanya e-commerce, melalui jaringan internet,
hal-hal seperti itu akan menjadi masalah yang kecil bagi perusahaan.
Efisien. Perusahaan-perusahaan e-commerce tidak lagi membutuhkan kantor atau
toko yang besar, dapat melakukan penghematan kertas yang digunakan untuk
transaksi, periklanan, serta pencatatan-pencatatan. Selain itu, e-commerce juga
sangat efisien dari sudah waktu yang digunakan. Pencarian informasi perusahaan dan
produk atau jasa juga dapat dilakukan dengan lebih cepat akurat.
3.4 Keterbatasan E-Commerce
Nugroho (2006, p22) menyebutkan bahwa ada beberapa segi negatif e-commerce
pada umumnya, yakni:
Meningkatkan individualism. Pada e-commerce, seseorang dapat bertransaksi barang
atau jasa yang diperlukan tanpa harus bertemu dengan siapa pun. Ini membuat
beberapa orang menjadi berpusat pada diri sendiri serta individualis, dan merasa
dirinya tidak membutuhkan kehadiran orang lain dalam hidupnya.
Terkadang menimbulkan kekecewaan. Apa yang dilihat di layar monitor computer
kadang berbeda dengan apa yang dilihat secara langsung. Hal ini akan menyebabkan
15
pelanggan kecewa karena produk yang dibeli tidak sesuai dengan apa yang
ditampilkan di website.
Tidak manusiawi. Dengan e-commerce walaupun kita dapat mengobrol (dalam fitur
chatting) dengan orang lain, tetapi kita tidak dapat merasakan jabat tangannya,
senyum ramahnya atau candanya.
3.5 Keberhasilan E-Commerce
Menurut Eddy (2003, p2-3) faktor penentu keberhasilan e-commerce ada tiga,
yaitu:
1. Budaya
Transaksi atas penjualan barang melalui internet didasarkan atas kepercayaan antara
pembeli dan penjual. Pembeli percaya bahwa penjual akan mengirimkan barang
yang dijual melalui internet sedangkan penjual percaya bahwa pembeli akan
mengirimkan uangnya atas barang yang telah dikirimkan. Budaya saling percaya itu
merupakan syarat utama terjadinya transaksi e-commerce melalui internet.
2. Pelaku Bisnis E-Commerce
Pelaku bisnis dibagi menjadi dua, yaitu kelompok penjual dan kelompok pembeli.
Apabila masyarakat memahami jangkauan e-commerce yang tidak mengenal batas
wilayah suatu Negara dan dapat dimanfaatkan dengan biaya yang relative lebih
murah, diperkirakan akan semakin banyak orang yang tertarik untuk melakukan jual
beli barang atau jasa melalui internet.
3. Infrastruktur Teknologi
Jumlah pengguna internet di suatu Negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
banyaknya pemilikan komputer pada suatu daerah atau negara, jangkauan saluran
16
telekomunikasi pada daerah atau negara, banyaknya warung internet yang
memungkinkan seseorang yang tidak mempunyai komputer dapat mengakses
internet, banyaknya universitas telah memberikan fasilitas internet kepada
mahasiswa dan dosennya, dan banyaknya perusahaan yang memberikan fasilitas
internet kepada karyawannya.
3.6 E-Mall
Menurut Chandra (2009, p1), e-mall (electronic mall) adalah pusat pertokoan
elektronik yang menyediakan fasilitas mirip dengan mall di dunia nyata. Pada e-mall ini
ditampilkan produk-produk dari berbagai toko, dan jika pengunjung e-mall tersebut
tertarik untuk membeli. Pada e-mall ini juga disediakan berbagai fasilitas sampai
termasuk transaksi.
Kelebihan E-mall:
1. Akses luas
Dengan terhubung lewat internet maka dapat mengkses semua barang yang
diinginkan yang ditawarkan di internet tersebut serta waktu yang tidak terbatas.
Karena pada waktu kapan pun asalkan kita terhubung dengan internet, kita bisa
mengaksesnya tanpa ada batasan hari libur atau semacamnya.
2. Hemat
Hemat meliputi hemat waktu, biaya, dan tenaga. Karena dengan E-mall kita sebagai
konsumen akan mudah mendapatkan apa yang kita inginkan hanya dengan
mengakses internet. Tanpa mencari lokasi toko kita bisa langsung memesan apa
yang kita butuhkan.
Kekurang E-mall:
17
1. Tidak dapat mengetahui bentuk asli barang secara langsung
Karena yang ditampilkan berupa foto dan detail produk, maka kita tidak mengetahui
bentuk asli barang tersebut seperti apa. Waktu pengiriman. Waktu pengiriman tidak
selalu tepat waktu.
2. Keamanan
Karena biasanya pembayaran dilakukan dengan mentransfer sejumlah uang ke
nomor rekening tertentu, hal ini bisa dimanfaatkan pihak yang bertanggung jawab
untuk menyalahgunakan hal tersebut.
2.4 Prosedur Sampling
Menurut Kountur (2005, p138) ada dua prosedur yang dapat dilakukan dalam
proses pemilihan sampel:
1. Random Sampling
Random sampling adalah proses pemilihan sampel dimana seluruh anggota populasi
mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih. Ada beberapa metode random
sampling, diantaranya:
Simple Random Sampling
Merupakan cara pemilihan sampel dimana anggota dari populasi dipilih satu
persatu secara random dimana jika sudah dipilih tidak dapat dipilih lagi.
Stratified Random Sampling
Merupakan metode yang mengelompokkan populasi kedalam beberapa
kelompok yang memiliki ciri-ciri yang sama kemudian memilih secara simple
random sampling anggota populasi dari masing-masing kelompok secara
proporsional yang diinginkan.
18
Cluster Random Sampling
Merupakan metode yang memilih salah satu atau beberapa kelompok secara
simple random sampling sebagai sampel.
2. Non-Random Sampling
Non-Random Sampling adalah proses pemilihan sampel dimana tidak semua anggota
dari populasi memiliki kesempatan untuk dipilih. Ada beberapa metode non random
sampling, diantaranya:
Systematic Sampling
Merupakan cara memilih sampel dimana setiap anggota ke-n dari populasi
diambil sebagai sampel.
Convenience Sampling
Merupakan cara memilih anggota dari populasi untuk dijadikan sampel dimana
sesukanya peneliti.
2.5 Analytical Hierarchy Process
Menurut Taylor dan Bernard (2005, p17), AHP (Analytical Hierarchy Process)
merupakan proses untuk menghitung nilai angka untuk merangking tiap alternatif
keputusan berdasarkan sejauh mana alternatif tersebut memenuhi criteria pembuat
keputusan. Proses analisis bertingkat (Analytical Hierarchy Process - AHP) yang
dikembangkan oleh Thomas Saaty merupakan metode untuk membuat urutan alternatif
keputusan dan memilih yang terbaik pada saat pengambil keputusan memiliki beberapa
tujuan, atau kriteria, untuk mengambil keputusan tertentu.
Tahap matematis yang digunakan untuk membuat rekomendasi keputusan
berdasarkan AHP sebagai berikut:
19
1. Membandingkan dua alternative (yaitu, sepasang) berdasarkan suatu kriteria tertentu
dan mengindikasikan suatu preferensi. Perbandingan ini dilakukan dengan
menggunakan skala preferensi (preference scale), yang memberikan angka numeric
untuk tiap tingkat preferensi.
Tabel 2.1 Contoh skala preferensiTingkat Preferensi Nilai Angka
Sangat lemah 1Lemah 2Kuat 3
Sangat kuat 4Sumber : Taylor (2005, p18)
2. Mengembangkan matriks perbandingan pasangan untuk tiap alternatif keputusan
berdasarkan tiap kriteria.
Tabel 2.2 Contoh matriks perbandingan pasanganAlternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3
Alternatif 1 1Alternatif 2 1Alternatif 3 1
Sumber : Taylor (2005, p18)
3. Tahap sintesis:
a. Menjumlahkan nilai pada tiap kolom pada matriks perbandingan pasangan.
b. Membagi nilai tiap kolom dalam matriks perbandingan pasangan dengan jumlah
kolom yang bersangkutan – yang disebut matriks normalisasi.
c. Hitung nilai rata-rata tiap baris pada matriks normalisasi – yang disebut vektor
preferensi.
d. Gabungkan vektor preferensi untuk tiap criteria (dari tahap 2c) menjadi suatu
matriks preferensi yang memperlihatkan tiap lokasi berdasarkan tiap kriteria.
4. Membuat matriks perbandingan pasangan untuk kriteria.
20
5. Menghitung matriks normalisasi dengan membagi tiap nilai pada masing-masing
kolom matriks dengan jumlah kolom yang terkait.
6. Membuat vektor preferensi dengan menghitung rata-rata baris pada matriks
normalisasi.
7. Hitung skor keseluruhan untuk tiap alternatif keputusan dengan mengalikan vektor
preferensi kriteria (langkah 6) dengan matriks kriteria (dari langkah 2d).
2.6 Visi dan Misi
Menurut David (2009, p87), pernyataan visi mencoba untuk memberikan jawaban
atas pertanyaan “Ingin menjadi seperti apakah perusahaan?” sedangkan pernyataan misi
mencoba untuk memberikan jawaban atas pertanyaan “Apakah bisnis kita?”.
Menurut David (2009, p102) pernyataan misi seharusnya memasukkan semua
komponen penting di bawah ini:
1. Konsumen – siapakah konsumen perusahaan?
2. Produk atau jasa – apakah produk atau jasa utama perusahaan?
3. Teknologi – apakah perusahaan canggih secara teknologi?
4. Fokus pada kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan profitabilitas – apakah
perusahaan komitmen terhadap pertumbuhan dan kondisi keuangan yang sehat?
5. Filosofi - Apakah keyakinan, nilai, aspirasi, dan prioritas etis dasar perusahaan?
6. Konsep diri – Apakah kompetensi khusus atas keunggulan kompetitif utama
perusahaan?
7. Fokus pada citra publik – Apakah perusahaan responsive terhadap masalah-
masalah sosial, komunitas, dan lingkungan hidup?
21
8. Fokus pada karyawan – Apakah karyawan dipandang sebagai asset perusahaan
yang berharga?
Jadi dapat disimpulkan bahwa visi adalah pandangan jauh tentang perusahaan dan
misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan untuk dapat mewujudkan visi.
2.7 Tujuan Jangka Panjang
Menurut David (2009, p244), tujuan-tujuan jangka panjang merepresentasikan
hasil-hasil yang diharapkan dari pelaksanaan strategi tertentu. Strategi
merepresentasikan berbagai tindakan yang perlu diambil untuk mencapai tujuan jangka
panjang. Kerangka waktu bagi tujuan dan strategi harus konsisten, biasanya berkisar
antara dua sampai lima tahun.
Jadi dapat disimpulkan tujuan-tujuan jangka panjang adalah hasil yang diinginkan
dari pelaksanaan sebuah strategi.
2.8 Manajemen Strategis
8.1 Pengertian Manajemen Strategis
Menurut David (2009, p5), manajemen strategis merupakan seni dan
pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-
keputusan lintas-fungsional yang memampukan sebuah organisasi mencapai tujuannya.
Menurut Robbins dan Coulter (2005, p196), manajemen strategis adalah
sekelompok keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja jangka
panjang organisasi. Manajemen strategis mencakup semua fungsi dasar manajemen,
yakni strategi organisasi harus direncanakan, diorganisasi, dilaksanakan, dan
dikendalikan.
22
Sehingga dapat disimpulkan bahwa manajemen strategis merupakan seni dan
pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan
dan tindakan manajerial lintas-fungsional yang mencakup semua fungsi dasar untuk
mendukung kinerja jangka panjang organisasi sehingga memampukan sebuah organisasi
mencapai tujuannya.
8.2 Model Manajemen Strategis
Proses manajemen strategis dapat dengan cukup mudah dipelajari dan
diaplikasikan dengan menggunakan sebuah model. Setiap model merepresentasikan
proses tertentu. Kerangka kerja ini merupakan sebuah model komprehensif dari proses
manajemen strategis yang diterima secara luas. Model ini tidak menjamin keberhasilan,
tetapi model ini merepresentasikan sebuah pendekatan yang jelas dan praktis untuk
merumuskan, menerapkan, dan menilai strategis.
Gambar 2.1 Model Manajemen StrategiSumber : David (2009, p21)
23
8.3 Jenis Strategi
Strategi-strategi alternatif yang dapat dijalankan sebuah perusahaan yang
dikategorikan menjadi 11 tindakan yang dapat dilihat di tabel di bawah ini. Sebagian
besar organisasi secara bersamaan menjalankan gabungan dari dua atau lebih strategi
yang disebut sebagai strategi gabungan atau kombinasi. Tidak ada organisasi yang
mampu menjalankan semua strategi yang bisa menguntungkan perusahaan. Keputusan
sulit tetap harus diambil dan prioritas harus dibuat karena organisasi memiliki sumber
daya terbatas sehingga organisasi harus dapat memilih di antara berbagai strategi
Integrasi ke Depan Memperoleh kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas distributor atau peritel.
Integrasi ke Belakang Mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas pemasok perusahaan.
Integrasi Horizontal Mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas pesaing.
Penetrasi Pasar Mencari pangsa pasar yang lebih besar untuk produk atau jasa saat ini di pasar yang ada sekarang melalui upaya-upaya pemasaran yang lebih baik.
Pengembangan Pasar Memperkenalkan produk atau jasa saat ini ke wilayah geografis baru.
Pengembangan Produk Mengupayakan peningkatan penjualan melalui perbaikan produk atau jasa saat ini atau pengembangan produk atau jasa baru.
Diversifikasi Terkait Menambah produk atau jasa yang baru namun masih berkaitan.
Diversikasi Tak Terkait Menambah produk atau jasa yang baru namun tidak berkaitan.
Penciutan Pengelompokan ulang (regrouping) melalui pengurangan biaya dan aset untuk membalik penjualan dan laba yang menurun.
Divestasi Penjualan suatu divisi atau bagian dari sebuah organisasi.Likuidasi Penjualan seluruh aset perusahaan secara terpisah-pisah,
untuk kekayaan berwujudnya.
24
Sumber : David (2009, p251)
8.4 Analisis Kompetitif : Model Lima Kekuatan Porter
Menurut David (2009, p145), Model Lima Kekuatan Porter (Porter’s Five-
Forces Model) tentang analisis kompetitif adalah pendekatan yang digunakan secara
luas untuk mengembangkan strategi di banyak industri. Intensitas persaingan
antarperusahaan sangat beragam dari satu industri ke industri lain.
Gambar 2.2 Model Lima Kekuatan PorterSumber : David (2009, p146)
Menurut Porter, hakikat persaingan di suatu industri tertentu dapat dipandang
sebagai perpaduan dari lima kekuatan:
1. Persaingan antarperusahaan saingan
Persaingan antarperusahaan saingan biasanya merupakan yang paling hebat dari lima
kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh sebuah perusahaan dapat berhasil
hanya sejauh strategi tersebut dapat menghasilkan keunggulan kompetitif atas
strategi yang dijalankan perusahaan pesaing.
25
Intensitas persaingan antarperusahaan saingan cenderung meningkat ketika jumlah
pesaing bertambah, ketika pesaing lebih setara dalam hal ukuran dan kapabilitas,
ketika permintaan akan produk industri itu menurun, dan ketika potongan harga
menjadi lazim. Persaingan antarperusahaan juga disebabkan oleh konsumen
dikarenakan konsumen dapat berpindah ke merek lain dengan mudah apabila terjadi
ketidaksesuain ataupun pelayanan yang tidak memuaskan sehingga perusahaan akan
berusaha keras untuk mempertahankan konsumen yang sehingga meningkatkan daya
saing antarperusahaan.
2. Potensi masuknya pesaing baru
Intensitas persaingan antarperusahaan akan meningkat ketika perusahaan baru dapat
dengan mudah masuk ke suatu industry tertentu. Hambatan bagi masuknya
perusahaan baru dapat mencakup:
1. Kebutuhan untuk mencapai skala ekonomi secara cepat.
2. Kebutuhan untuk menguasai teknologi dan trik-trik praktis.
3. Kurangnya pengalaman, loyalitas konsumen yang kuat.
4. Preferensi merek yang kuat.
5. Persyaratan modal yang besar.
6. Kurangnya saluran distribusi yang memadai.
7. Kebijakan regulatif pemerintah.
8. Kurangnya akses ke bahan mentah.
9. Kepemilikan paten.
10. Lokasi yang kurang menguntungkan.
11. Serangan balik dari perusahaan yang diam-diam berkubu.
12. Potensi penyaringan pasar.
26
Ketika ancaman perusahaan baru yang masuk ke pasar kuat, maka perusahaan yang
telah ada akan memperkuat posisi mereka serta mengambil tindakan untuk
menghambat perusahaan baru tersebut, seperti dengan menurunkan harga,
memperpanjang garansi, menambah fitur, atau menawarkan paket-paket pendanaan.
3. Potensi pengembangan produk-produk pengganti
Perusahaan dari berbagai industri berkompetisi ketat dengan produsen produk-
produk pengganti di industri lain. Hadirnya produk-produk pengganti itu meletakkan
batas tertinggi untuk harga yang dapat dibebankan sebelum konsumen beralih ke
produk pengganti.
Tekanan kompetitif yang meningkat dari produk pengganti bertambah ketika harga
relatif produk pengganti tersebut turun dan manakala biaya peralihan konsumen juga
turun. Kekuatan kompetitif produk pesaing bisa diukur dengan penelitian terhadap
pangsa pasar yang berhasil diraih produk itu, dan juga dari rencana perusahaan
tersebut untuk meningkatkan kapasitas produk dan penetrasi pasar.
4. Daya tawar pemasok
Daya tawar pemasok memengaruhi intensitas persaingan di suatu industri,
khususnya ketika terdapat sejumlah besar pemasok, atau ketika hanya terdapat
sedikit bahan mentah pengganti yang bagus, atau ketika biaya peralihan ke bahan
mentah lain sangat tinggi.
Dengan semakin banyaknya industri, perusahaan menjalin kemitraan strategis