ABSTRAK Penelitian ini membahas tentang perangkat pembelajaran yang merupakan proses bagaimana sekolah dalam mengaplikasikan perangkat pembelajaran. Kondisi ideal sekolah menurut Standar Nasional Pendidikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005, yang meliputi delapan ( 8 ) standar, yaitu ; 1. Standar Isi, 2. Standar Kompetensi Lulusan, 3 Standar Proses, 4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, 5. Standar Pengelolaan, 6. Standar Sarana, 7. Standar Pembiayaan dan 8. Standar Penilaian. Dari delapan standar Nasional Pendidikan sekolah berusaha dengan sekuat tenaga untuk dapat memenuhinya. Standar isi merupakan ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.Untuk mendeteksi suatu sekolah menerapkan Standar isi, indikatornya adalah sekolah itu sudah mempunyai beberapa data yang termuat dalam SI, yakni Kerangka dasar kurikulum Struktur Kurikulum, Beban Mengajar yang di dalamnya terdapat minggu efektif dan Kalender Pendidikan. Penelitian ini Menguji ada tidaknya atau bagaimanakah penerapan perangkat pembelajaran di Sekolah. Pengumpulan data dilakukan di sekolah jenjang MTs melalui wawancara dan observasi di lokasi. Hasil menunjukkan bahwa pengaplikasian perangkat pembelajaran yang ada di MTs ini sudah berdasarkan Standar Pendidikan Nasional. Kata kunci : Standar Nasional Pendidikan, Standar isi, perangkat pembelajaran, implementasi perangkat pembelajaran i
49
Embed
swahyuni58.files.wordpress.com€¦ · Web viewABSTRAK. Penelitian ini membahas tentang perangkat pembelajaran yang merupakan proses bagaimana sekolah dalam mengaplikasikan perangkat
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang perangkat pembelajaran yang merupakan proses bagaimana sekolah dalam mengaplikasikan perangkat pembelajaran. Kondisi ideal sekolah menurut Standar Nasional Pendidikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005, yang meliputi delapan ( 8 ) standar, yaitu ; 1. Standar Isi, 2. Standar Kompetensi Lulusan, 3 Standar Proses, 4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, 5. Standar Pengelolaan, 6. Standar Sarana, 7. Standar Pembiayaan dan 8. Standar Penilaian. Dari delapan standar Nasional Pendidikan sekolah berusaha dengan sekuat tenaga untuk dapat memenuhinya. Standar isi merupakan ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.Untuk mendeteksi suatu sekolah menerapkan Standar isi, indikatornya adalah sekolah itu sudah mempunyai beberapa data yang termuat dalam SI, yakni Kerangka dasar kurikulum Struktur Kurikulum, Beban Mengajar yang di dalamnya terdapat minggu efektif dan Kalender Pendidikan. Penelitian ini Menguji ada tidaknya atau bagaimanakah penerapan perangkat pembelajaran di Sekolah. Pengumpulan data dilakukan di sekolah jenjang MTs melalui wawancara dan observasi di lokasi. Hasil menunjukkan bahwa pengaplikasian perangkat pembelajaran yang ada di MTs ini sudah berdasarkan Standar Pendidikan Nasional.
Kata kunci : Standar Nasional Pendidikan, Standar isi, perangkat pembelajaran, implementasi perangkat pembelajaran
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang senantiasa
melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga laporan
hasil analisis perangkat pembelajarn di MTs MIFTAHUSSALAM dapat
terselesaikan.
Selanjutnya penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada yang terhormat:
1. Dr. Maftukhin, M.Ag. selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri (STAIN) Tulungagung.
2. Dr. Abdul Aziz, M. Pd. I. Selaku Ketua Jurusan Tarbiyah Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Tulungagung.
3. Dra. Umy Zahroh, M.Kes. selaku Ketua Program Studi Tadris
Matematika Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Tulungagung.
4. Nur Cholis, M. Pd. Selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Perencanaan
Pembelajaran Matematika Program Studi Tadris Matematika Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Tulungagung.
5. H. Ach. Dairobi, A. Md. Selaku kepala MTs Miftahussalam yang telah
memberi izin sehingga penelitian ini dapat terlaksana.
6. Didik Kristyono, ST. Selaku waka kurikulum MTs Miftahussalam
yang telah memberikan informasi.
7. Dewi Fitriana A.M, S. Pd. Selaku guru mata pelajaran matematika
MTs Miftahussalam yang telah memberikan informasi.
8. Patmiati, S. Pd. Selaku Tata Usaha MTs Miftahussalam yang berkenan
membantu mendokumentasikan penelitian.
9. Sahabat & Sahabati tercinta dan tersayang TMT 5E yang tulus dan
ikhlas memberi semangat yang tak terhingga.
10. Dan semua pihak yang memberikan bantuan baik moriil maupun
materiil sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini.
ii
Atas segala bantuan dan amal baiknya semoga diterima oleh Allah
SWT.dengan imbalan yang lebih baik. Akhirnya penulis menyadari bahwa
penyusunan laporan penelitian di MTs Miftahussalam ini masih banyak
kekurangan oleh karenanya saran dan kritikyang bersifat konstruktif dari semua
pihak sangat diharapkan agar dapat dilakukan perbaikan dalam penyusunan
laporan penelitian ini.
Semoga laporan hasil penelitian yang telah tersusun ini dapat bermanfaat
bagi pembaca khususnya dan Dunia Pendidikan pada umumnya. Amiin.
BAB IV............................................................................................................................12
ANALISIS DATA PENELITIAN.................................................................................12
iv
1. Gambaran Umum MTs Miftahussalam Desa Kambeng Kecamatan Slahung Ponorogo.........................................................................................................................12
a. Penerapan Standar Isi........................................................................................12
b. Kesiapan Sekolah dalam Penerapan Standar Isi.............................................15
c. Fasilitas Pelaksanaan Dokumen Standar Isi....................................................17
2. Keberadaan dan Pengembangan Standar Isi.......................................................19
a. Kelengkapan Dokumen Standar Isi..................................................................19
b. Cara Mendapatkan Dokumen Standar Isi.......................................................21
c. Pemahaman Kepala Sekolah dan Guru Terkait Dokumen Standar Isi.........22
d. Penyusunan Standar Isi.....................................................................................25
BAB V.............................................................................................................................27
Lexy J. Moleong,2011. Metodologi Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya,
Bandung.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005.
Sugiono, 2013. Memahami Penelitian Kualitatif, CV Alfabeta, Bandung.
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Angket waka kurikulum terkait penerapan SI
Tabel 1. 2 Angket guru mata pelajaran matematika terkait penerapan SI
Tabel 1. 3 Angket waka kurikulum terkait fasilitas penerapan SI
Tabel 1. 4 Angket guru mata pelajaran matematika terkait fasilitas
penerapan SI
Tabel 1. 5 Angket waka kurikulum terkait kelengkapan SI
Tabel 1. 6 Angket guru mata pelajaran matematika kelengkapan SI
Tabel 1. 7 Pemahaman waka kurikulum terkait dokumen SI
Tabel 1. 8 Pemahaman guru mata pelajaran matematika terkait dokumen SI
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kondisi ideal sekolah menurut Standar Nasional Pendidikan
berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005,
yang meliputi delapan ( 8 ) standar, yaitu ; 1. Standar Isi, 2. Standar
Kompetensi Lulusan, 3 Standar Proses, 4. Standar Pendidik dan Tenaga
Kependidikan, 5. Standar Pengelolaan, 6. Standar Sarana, 7. Standar
Pembiayaan dan 8. Standar Penilaian.
Dari delapan standar Nasional Pendidikan sekolah berusaha dengan
sekuat tenaga untuk dapat memenuhinya. Standar isi adalah ruang lingkup
materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang
kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran,
dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang
dan jenis pendidikan tertentu.
Dalam pelaksanaannya, standar isi kerap kali tidak sesuai dengan
kaidah-kaidah yang ada, sering kali hal tersebut hanya menjadi formalitas
atau dilaksanakan ketika ada sertifikasi saja. MTs Miftahussalam yang berada
di Desa Kambeng, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo, sekolah swasta
dengan jumlah peserta didik yang sedikit dan guru yang belum semuanya
sertifikasi, dengan berpegang pada akreditasi A senantiasa berusaha untuk
memenuhi standar isi yang ada. Dengan pelayanan yang ada tersebut,
diharapkan MTs Miftahussalam untuk kedepannya menjadi sekolah yang
layak dipertimbangkan masyarakat sekitar.
2. Tujuan
Kegiatan Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan agar pemahaman terkait
Perangkat Pembelajaran dapat tercapai, sehingga baik pembaca ataupun peneliti
dapat mengetahui, memahami, dan dapat mempraktekkan bagaimana perangkat
pembelajaran dibuat dan dilaksanakan di sekolah.
1
3. Hasil yang Diharapkan
Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan menghasilkan pemahaman terkait
Perangkat Pembelajaran pada umumnya dan pada mata pelajaran Matematika
pada khususnya yang diterapkan dengan baik di sekolah, sehingga bagi peneliti
ataupun pembaca dapat mempelajari hal tersebut.
2
BAB II
METODOLOGI
1. Jenis Penelitian
Penelitian adalah cara untuk memperoleh informasi (biasa disebut data)
yang berguna dan dapat dipertanggung jawabkan.1 Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode
deskriptif, yaitu dengan menggambarkan keadaan dengan apa adanya sesuai
data yang diperoleh. Dengan pendekatan ini diharapkan peneliti dapat
menghasilkan data yang deskriptif yang nantinya dapat dituangkan dalam
bentuk laporan dan uraian, jadi tidak diutamakan angka-angka statistik
Istilah penelitian kualitatif, Bogdan dan Taylor (1975:5) mendefinisikan
metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang diamati.2
Alasan digunakannya pendekatan ini karena peneliti tidak melakukan
pengetesan atau pengujian hipotesis, melainkan berusaha menelusuri,
memahami, menjelaskan gejala yang berkaitan dengan segala sesuatu yang
diteliti, dalam hal ini mendeskripsikan penerapan terkait perangkat
pembelajaran yang ada di MTs Miftahussalam Kambeng Slahung Ponorogo.
2. Tahapan Pelaksanaan Penelitian
Dalam sebuah penelitian tentu ada tahapan-tahapan yang akan
dilaksanakan untuk memperoleh data atau informasi yang dibutuhkan.
Adapun tahapan dalam penelitian ini adalah:
a. Tahap pra lapangan
Ada enam tahap kegiatan yang harus dilakukan oleh peneliti dalam
tahapan ini ditambah dengan satu pertimbangan yang perlu dipahami, 1 http://www.kampus-info.com/2012/05/pengertian-penelitian.html2 lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2011, hlm. 4
Penelitian dilaksanakan pada MTs Miftahussalam Desa Kambeng Kecamatan
Slahung Kabupaten Ponorogo yang dilakukan di akhir tahun 2013, tepatnya
pada tanggal 01-02 pada bulan Desember 2013.
2. Responden
a. Waka Kurikulum
Nama : Didik Kristyono, ST.
Tempat tanggal lahir : Ponorogo, 17 Maret 1976
Jenis kelamin : Laki-laki
Jabatan : Waka Kurikulum MTs Miftahussalam
Riwayat pendidikan : S-1 Sarjana Teknik dan telah mengambil Akta IV
b. Guru Mata Pelajaran Matematika
Nama : Dewi Fitriana A. M, S. Pd.
Tempat tanggal lahir : Ponorogo, 27 Mei 1988
Jenis kelamin : Perempuan
Jabatan : Guru Mata Pelajaran Matematika kelas VII
Riwayat pendidikan : S-1 Pendidikan Matematika
10
BAB IV
ANALISIS DATA PENELITIAN
1. Gambaran Umum MTs Miftahussalam Desa Kambeng
Kecamatan Slahung Ponorogo.
MTs Miftahussalam Kambeng Kecamatan Slahung Ponorogo terletak di
jalan Soborejo Desa Kambeng, dengan NSM 121235020059. Letaknya
kurang strategis karena di tengah-tengah pemukiman penduduk dan pagar
pembatasnya kurang. Namun suasananya masih nyaman dengan suasana
pedesaan dan kendaraan yang lalu lalang tidak banyak. Dengan demikian
proses belajar dan mengajar tidak terganggu.
Madrasah ini tidak seperti sekolah-sekolah lain, madrasah ini lebih
mengedepankan agama, terbukti dengan banyaknya Muatan Lokal, seperti
Aqidah Akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam, Aswaja Ke-NU-an, dan lain-lain.
Kitab kuning pun diterapkan dalam madrasah ini, seperti Mabadi Fiqhiyah,
Tafsir Jalalain, Bulughul Marom, dan lain-lain, hari libur pada madrasah ini
bukan hari Minggu, tetapi hari Jum’at. Sehingga madrasah ini layaknya
pondok salafiyah, namun tidak ada asrama. Asrama hanya diterapkan 20 hari
selama bulan Ramadhan (Pondok Ramadhan), dan selama hari itu hanya
berisi pelajaran kitab kuning saja (tidak ada pelajaran umum sama sekali).
Madrasah yang terletak di tengah-tengah Desa Kambeng Kecamatan
Slahung Ponorogo ini, mempunyai gedung berlantai 2 untuk kelas, 1 gedung
kantor kepala sekolah yang seruang dengan kantor administrasi, dan 1 gedung
kantor guru.
a. Penerapan Standar Isi
Standar isi adalah mencakup lingkup materi dan lingkup kompetensi
untuk mencapai kompetensi pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.12
12 H. Dakir, Perencanaan & Penegembangan Kurikulum, Rineka Cipta, Jakarta, 2010, hlm. 138
11
Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai
standar kompetensi lulusan (diselenggarakan secara PAKEM).13
Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang kami lakukan di MTs
Miftahussalam Desa Kambeng Kecamatan Slahung Kabupaten Ponorogo,
penerapan Standar Isi pada jenjang pendidikan tersebut sudah cukup baik.
Dari data yang diperoleh di lapangan yang berupa Kalender Pendidikan
Lokal, Rincian Minggu Efektif, Program Tahunan (Prota), Program
Semester (Promes), Silabus, dan RPP menunjukkan bahwa semua
perangkat telah terpenuhi dan terlaksana sesuai Standar Nasional
Pendidikan (NSP). Walaupun sebenarnya pada kondisi riilnya alokasi
waktu yang diberikan dalam proses pembelajaran tampak kurang karena
banyaknya Muatan Lokal (Mulok) yang diterapkan pada MTs
Miftahussalam, namun tidak menjadi kendala dalam penerapan Standar Isi
tersebut. Tindakan guru dalam menyiasati alokasi waktu yang kurang
yakni dengan menambahkan jam pelajaran pada waktu-waktu tertentu
(les). Berikut kutipan wawancara dengan waka kurikulum yang dapat
memperkuat penjelasan di atas:
Kutipan I
Penanya : “Terimakasih banyak Pak. Terkait perangkat tersebut ada beberapa dokumen Standar Isi, bagaimana penerapan dokumen tersebut di sekolah ini pak?”
P. Didik : “Mengenai penerapan sudah dilaksanakan dengan baik Dik, apalagi guru-guru yang sudah sertifikasi.”
Penanya : “Oh begitu ya pak, jadi tidak ada kendala ya Pak?”
P. Didik : “kendalanya itu terkadang kress dengan kegiatan Mulok (Muatan Lokal) seperti pondok romadhon, karena di sekolah ini Pondok Romadhonnya 20 hari, dan tidak ada pelajaran umum sama sekali dalam bulan puasa.”
Penanya : “Kalau selama bulan Ramadhan tidak ada pelajaran sama sekali, langkah apa yang diterapkan sekolah untuk mengantisipasi pelajaran-pelajaran yang tentunya terbengkalai
13 Ibid, hlm. 139
12
tersebut Pak?”P. Didik : “Ya jalan satu-satunya dengan menambah jam
pelajaran setelah bulan itu Dik atau diserahkan sepenuhnya pada guru mata pelajaran saja, dan alhamdulillah selama ini lancar-lancar saja.”
Dan berikut kutipan wawancara dengan guru mata pelajaran
matematika di MTs Miftahussalam:
Kutipan II
Penanya : “Terimakasih sebelumnya Bu. Terkait perangkat pembelajaran tersebut, bagaimana penerapan Standar Isi pada mata pelajaran matematika Bu?”
Bu Dewi : “Sebenarnya sebisa mungkin kami terapkan ya Mbak, Cuma terkendala dengan alokasi waktu yang ada, misalnya saja kegiatan Pondok Romadhon itu, sehingga terkadang tidak sesuai dengan RPP yang kami susun.”
Penanya : “Kalau begitu ada materi yang bisa dibilang tertinggal begitu ya Bu?”
Bu Dewi : “Ya itu sudah pasti Mbak.”Penanya : “Bagaimana langkah Ibu dalam mengatasi hal
tersebut?”Bu Dewi : “Dengan menambah jam pelajaran biasanya
Mbak, seperti Les begitu.”
Adapun angket sebagai penguat deskripsi di atas yang telah diisi
waka kurikulum serta guru mata pelajaran matematika, dengan keterangan
angket: (A) Sangat Baik, (C) Cukup, (B) Baik, dan (D) Kurang, sebagai
berikut:
Tabel 1. 1 angket waka kurikulum terkait penerapan SI
13
Tabel 1.2 angket guru mata pelajaran matematika terkait
penerapan SI
b. Kesiapan Sekolah dalam Penerapan Standar Isi
Standar pendidikan dan tenaga pendidikan adalah kriteria pendidikan
prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental serta pendidikan dalam
jabatan.14
14 Ibid, hlm. 139
14
Kesiapan sekolah dalam menerapakan Standar Isi dilihat dari latar
pendidikan kepala sekolah dan waka kurikulum sebenarnya tidak sesuai
dengan jabatan yang diduduki, kepala sekolah yang seyogyanya
mempunyai riwayat pendidikan Manajemen Pendidikan faktanya kepala
sekolah pada MTs Miftahussalam bergelar A. Md (setara D-III). Namun
sesuai peran kepala sekolah yang diemban sudah cukup baik dan kompeten
dibidangnya. Seperti halnya memberikan pengarahan, pengecekan
perangkat pembelajaran, dan melakukan evaluasi setiap akhir semester.
Waka kurikulum yang seyogyanya mempunyai riwayat pendidikan
Manajemen Pendidikan faktanya waka kurikulum pada MTs
Miftahussalam bergelar ST (Sarjana Teknik). Disini waka kurikulum telah
mengambil Akta IV sehingga dalam menjalankan perannya sudah cukup
baik. Seperti menyusun program pembelajaran, menyusun dan
menjabarkan kalender pendidikan, menyusun pembagian tugas guru dan
jadwal pelajaran, dll. Walaupun terkadang terdapat kendala yang tak
berarti. Berikut kutipan wawancara dengan waka kurikulum dan angket
yang telah diisi:
Kutipan III
Penanya : “Kalau kesiapan sekolah sendiri dalam penerapan Standar Isi tersebut bagaimana Pak?”
P. Didik : “Cukup baik Dik, walaupun kepala sekolah disini hanya Angkatan Muda (A. Md), namun beliau begitu aktif dalam menjalankan perannya, mengadakan rapat dan evaluasi. Saya sendiri sebagai waka kurikulum, yang seharusnya output dari Manajemen Pendidikan, tapi saya adalah lulusan Sarjana Teknik, tapi karena saya telah mengambil akta IV, jadi sedikit banyak saya sebisanya menjalankan peran saya Dik.”
Sedangkan guru mata pelajaran matematika pada MTs
Miftahussalam dilihat dari latar pendidikan yakni S-1 Pendidikan
Matematika sudah sesuai dan kompeten dalam bidangnya, namun belum
bersertifikasi. Kutipan wawancara dan angket berikut dapat memperjelas
ilustrasi di atas:
15
Kutipan IV
Penanya : “Jadi, materinya tetap terkejar ya Bu? Lalu bagaimana dengan kesiapan Ibu sendiri dalam menerapkan Standar Isi tersebut?”
Bu Dewi : “Kalau saya sendiri, sebenarnya agak kesulitan ya Mbak, karena saya belum sertifikasi, jadi terkadang saya meminta bantuan kepada guru yang lain.”
c. Fasilitas Pelaksanaan Dokumen Standar Isi
Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan
yang berkaitan dengan kriteria minimal yang meliputi perabot, peralatan
pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan
habis pakai serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang
proses pembelajaran, sedang prasarana meliputi lahan, ruang kelas, ruang
pendidik, ruang tata usaha, dan ruang atau tempat lain yang diperlukan
untuk menunjang proses pembelajaran.15
Kutipan V
Penanya : “wah begitu ya Pak? Mengenai fasilitas Pak, bagaimana sekolah ini ini memfasilitasi pelaksanaan dokumen Standar Isi tadi Pak?”
P. Didik : “Fasilitas di sekolah ini sudah cukup baik, walau sebenarnya bapak rasa kurang.”
Penanya : “Apa saja fasilitas-fasilitas itu pak?”P. Didik : “Perpustakaan, lapangan olah raga, kelas-kelas
yang peserta didiknya tidak tergolong gemuk.”Penanya : “Kemudian yang Bapak rasa kurang mengenai
fasilitas tersebut apa Pak?”P. Didik : “Buku-buku yang ada diperpustakaan itu hanya
sedikit Dik, alat peraga juga terbatas.”Penanya : “Faktor kendala fasilitas tersebut kira-kira apa
Pak?”P. Didik : “Kendala utama, karena kami sekolah swasta,
pastinya ya biaya Dik, lebih dialokasikan pada perbaikan fasilitas yang ada yang dirasa lebih penting dulu, misalnya perbaikan gedung.”
Kutipan VI
15 Ibid, hlm. 139
16
Penanya : “Oh begitu ya Bu, kalau sekolah ini bagaimana memfasilitasinya Bu?”
Bu Dewi : “Kalau fasilitas, saya rasa belum terlalu baik ya Mbak, seperti halnya perpustakaan yang buku-buku terkait Matematika itu, sangat terbata, laboratoriumnya pun juga belum ada, apalagi alat peraga mbak, terbatas sekali. Namun, pada penerapannya sebisanya dimaksimalkan Mbak.”
Penanya : “Emmm,,,ada media pembelajarannya Bu? Misalnya power point begitu?”
Bu Dewi : “Tidak ada Mbak, manual saj, pakai papan tulis, tapi alhamdulillahnya dalam 1 kelas, muridnya sekitar 20-25, jadi tidak terlalu sulit dalam mengkondisikannya.”
Tabel 1. 3 angket waka kurikulum terkait fasilitas penerapan
SI
Tabel 1. 4 angket guru mata pelajaran matematika terkait
fasilitas penerapan SI
Berdasarkan observasi lapangan serta kutipan di atas, pada MTs
Miftahussalam fasilitas yang ada kurang mendukung pelaksanaan
dokumen Standar Isi dalam pelajaran Matematika. Dilihat dari terbatasnya
buku-buku reverensi mata pelajaran Matematika yang relevan
diperpustakaan dan tidak adanya laboratorium Matematika. Kurangnya
dana yang dianggarkan sekolah adalah penyebab utama fasilitas tersebut
menjadi kurang proporsional.
Gambaran ruang kelas yang tersedia cukup baik dan mendukung
proses pembelajaran dengan jumlah peserta didik yang kurang dari 30 tiap
kelasnya, namun tidak adanya media pembelajaran yang beragam
terkadang menjadi kendala dalam proses pembelajaran, khususnya
matematika yang mana keberadaan alat peraganya sangat terbatas.
17
2. Keberadaan dan Pengembangan Standar Isi
Keberhasilan pengimplementasian standar isi di sekolah sangat
ditentukan oleh kepala sekolah dalam mengkoordinasikan, menggerakkan,
dan menselaraskan semua sumber daya pendidikan yang tersedia.
Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat
mendorong sekolah untuk dapat mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran
sekolah melalui program program yang dilaksanakan secara terencana dan
bertahap. Karena itu, kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan
manajemen dan kepemimpinan yang tangguh agar mampu mengambil
keputusan dan prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah.16
Berdasarkan observasi keberadaan dan pengembangan standar isi di
MTs Miftahussalam sudah cukup baik. Kerjasama antara kepala sekolah dan
waka kurikulum tampak begitu rapih. Dilihat dari kepemimpinan kepala
sekolah dalam memprogram kegiatan, peran waka kurikulum dalam
membantu kepala sekolah, serta guru mata pelajaran matematika yang cukup
kompeten pada bidangnya sehingga tercipta lingkungan sekolah yang
kondusif dan bermutu.
Kutipan VII
P. Didik : “Cukup baik Dik, walaupun kepala sekolah disini hanya Angkatan Muda (A. Md), namun beliau begitu aktif dalam menjalankan perannya, mengadakan rapat dan evaluasi. Saya sendiri sebagai waka kurikulum, yang seharusnya output dari Manajemen Pendidikan, tapi saya adalah lulusan Sarjana Teknik, tapi karena saya telah mengambil akta IV, jadi sedikit banyak saya sebisanya menjalankan peran saya Dik.”
a. Kelengkapan Dokumen Standar Isi
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 5; (1).
Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk
mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
(2). Standar isi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat kerangka
dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan
pendidikan, dan kalender pendidikan/akademik.
Sehubungan dengan pasal di atas kelengkapan dokumen standar isi di
MTs Miftahussalam telah memenuhi standar nasional pendidikan yang
berlaku, khususnya pelajaran umum. Hal ini sesuai dengan kelengkapan
dokumen yang ada di lapangan (dimuat pada lampiran). Dokumen-
dokumen yang dimaksud adalah kerangka dasar dan struktur kurikulum,
beban belajar, kalender akademik, rincian minggu efektif, program
tahunan, program semester, silabus, dan RPP yang ada pada mata
pelajaran matematika, serta dokumen pendukung lain. Sedangkan
pelajaran Muatan Lokal (Mulok), sebagian kecil tidak memuat
kelengkapan. Kutipan berikut akan memperkuat penjelasan di atas:
Kutipan VIII
Penanya : “Oh begitu ya Pak, sedangkan kelengkapan dokumen Standar Isi itu sendiri bagaimana Pak?”
P. Didik : “Untuk pelajaran-pelajaran umum terutama yang masuk UN itu sudah pasti legkapnya Dik, namun, untuk pelajran Mulok (Muatan Lokal) seperti halnya Sejarah Kebudayaan Islam itu belum lengkap.”
Penanya : “Alasan dari ketidaklengkapan tersebut apa pak?”P. Didik : “Dari depag ataupun pihak-pihak lain misalnya
dalam MGMP memang belum lengkap Dik.”
Tabel 1. 5 angket waka kurikulum terkait kelengkapan SI
Tabel 1. 6 angket guru mata pelajaran matematika
kelengkapan SI
19
b. Cara Mendapatkan Dokumen Standar Isi
Cara mendapatkan dokumen standar isi di MTs Miftahussalam
cukup beragam. Berikut gambaran wawancara, baik dengan waka
kurikulum maupun guru mata pelajarana:
Kutipan IX
P. Didik : “Ada berbagai macam cara kami mendapatkan dokumen tersebut ya Dik, sebagian besar itu kami meng-copy sendiri, yang dari Dinas Pendidikan juga ada, atau beli sendiri dari pihak-pihak tertentu yang memang menyediakan hal itu juga, tapi cuma sedikit Dik.”
Penanya : “Itu dalam bentuk Cetak atau softfile Pak?”P. Didik : “Ada yang cetak dan ada pula yang softfile Dik.”
Kutipan X
Bu Dewi : “Saya dapatkan dari meng-copy sendiri, dari dinas pendidikan juga ada, kalau beli dari pihak lain cuma sebagian kecil saja.
Penanya : “Itu dalam bentuk apa Bu?”Bu Dewi : “Ada yang dalam CD, ada yang cetak juga Mbak.”Penanya : “Mengenai penerapannya dalam pembelajaran
bagaimana Bu?”Bu Dewi : “Di-edit, disesuaikan denagn kondisi sekolah dan
peserta didik tentunya Mbak. Semua itu cuma sebagai acuan saja.”
Dengan deskripsi diatas dapat disimpulkan bahwa MTs
Miftahussalam mendapatkan dokumen standar isi dari berbagai sumber.
Dari semua dokumen yang didapat dikaji ulang untuk disesuaikan dengan
kondisi sekolah dan peserta didik.
20
c. Pemahaman Kepala Sekolah dan Guru Terkait Dokumen Standar Isi
Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang
diselenggarakan dengan mengikuti kalender pendidikan pada setiap tahun
ajaran. Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan
pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan
mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu
pembelajaran efektif dan hari libur. Minggu efektif belajar adalah jumlah
minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran pada setiap
satuan pendidikan. Program tahunan adalah Rancangan kegiatan belajar
mengajar secara garis besar yang dibuat dalam jangka waktu satu tahun
dengan memperhatikan analisis kurikulum beserta perhitungan pekan
efektif. Program semester adalah rancangan kegiatan belajar mengajar
secara garis besar yang dibuat dalam jangka waktu satu semester dengan
memperhatikan program tahunan dan alokasi waktu tiap minggu . Program
semester merupakan penjabaran dari program tahunan. Isi dari program
semester adalah tentang bulan, pokok bahasan yang hendak disampaikan,
waktu yang direncanakan, dan keterangan-keterangan.17
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi
dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus
merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam
materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi untuk penilaian. Silabus merupakan seperangkat
rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas,
dan penilaian hasil belajar. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian
pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan
dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana
Pembelajaran paling luas mencakup satu kompetensi dasar yang terdiri
atas satu indicator atau beberapa indicator untuk satu kali pertemuan atau
lebih.18
Kutipan XI
Penanya : “Emm,,begitu ya Pak? Kalender pendidikan itu sebenarnya apa sih Pak?”
P. Didik : “Rambu-rambu atau acuan untuk kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam satu tahun.”
P. Didik : “Rincian minggu efektif itu, pembagian atau pengelompokan mengenai hari efektif dan non efektif dalam pembelajaran, program tahunan atau Prota itu adalah program yang akan dicapai dalam satu tahun yang dibagi dalam program semester, sedangkan program semester adalah rangkaian SK-KD yang akan dicapai dalam satu semester.”
Penanya : “Kemudian bagaimana tentang silabus dan RPP Pak?”
P. Didik : “Kalau silabus itu kumpulan SK-KD yang akan dicapai tiap mata pelajaran, nah kalau RPP atau Rencana Pelaksanaan Pembelajara itu adalah rencana kegiatan belajar mengajar yang akan dilaksanakan tiap KD Dik.”
Berdasar pada wawancara dengan waka kurikulum di atas terkait
pemahaman dokumen standar isi disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 1. 8 pemahaman waka kurikulum terkait dokumen SI
5. Silabus Kumpulan SK-KD yang akan dicapai tiap mata
pelajaran
6. RPP Rencana kegiatan belajar mengajar yang akan
dilaksanakan tiap KD
Dari tabel hasil wawancara di atas pemahaman waka kurikulum
terkait dokumen standar isi sudah baik. Jika pemahaman waka kurikulum
sudah baik hal ini berarti bahwa MTs Miftahussalam telah menguasai dan
menerapkan dengan baik perangkat pembelajaran sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 5.
Kutipan XII
Bu Dewi : “Kalau kalender pendidikan itu suatu pedoman bagaimana kegiatan pembelajaran akan dilaksanakan, sedangkan rincian minggu efektif adalah pengelompokan hari efektif dan non efektif dalam pembelajaran.”
Penanya : “Selain itu ada Program semester dan juga Program Tahunan kan Bu, bagaimana dengan itu Bu?”
Bu Dewi : “Program tahunan itu rencana kegiatan belajar mengajar secara garis besar saja yang dibuat dalam jangka waktu satu tahun, kalau program semester dalam jangka waktu satu semester Mbak.”
Penanya : “Kalau silabus dan RPP itu apa pula Bu?”Bu Dewi : “RPP merupakan rencana pembelajaran untuk
mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi, sedangkan Silabus adalah penjabaran dari RPP itu Mbak.”
Selanjutnya hasil wawancara terkait pemahaman dokumen standar
isi oleh guru mata pelajaran matematika di atas tertuang dalam tabel
berikut:
Tabel 1. 9 pemahaman guru mata pelajaran matematika
terkait dokumen SI
No
.
Jenis dokumen Deskripsi singkat
1. Kalender Suatu pedoman bagaimana kegiatan
23
pendidikan pembelajaran akan dilaksanakan
2. Rincian minggu
efektif
Pengelompokan hari efektif dan non efektif
dalam pembelajaran
3. Program tahunan
(Prota)
Rencana kegiatan belajar mengajar secara
garis besar saja yang dibuat dalam jangka
waktu satu tahun
4. Program semester
(Promes)
Rencana kegiatan belajar mengajar secara
garis besar saja yang dibuat dalam jangka
waktu satu semester
5. Silabus Penjabaran kegiatan pada RPP
6. RPP Rencana pembelajaran untuk mencapai satu
kompetensi dasar yang ditetapkan dalam
Standar Isi
Dari tabel hasil wawancara di atas pemahaman guru mata pelajaran
matematika terkait dokumen standar isi sudah baik. Jika pemahaman guru
mata pelajaran matematika sudah baik hal ini berarti bahwa pembelajaran
matematika di MTs Miftahussalam telah berjalan sesuai dengan standar
nasional pendidikan.
d. Penyusunan Standar Isi
Sesuai data yang diperoleh dari lapangan, penyusunan standar isi di
MTs Miftahussalam diperoleh dengan cara memfilter data dari berbagai
sumber yang ada. Menurut keterangan waka kurikulum dan guru mata
pelajaran di MTs Miftahussalam kendala yang dihadapi dalam menyusun
standar isi terdapat pada guru yang belum sertifikasi. Untuk mengatasi
kesulitan tersebut, guru mata pelajaran matematika mengatasinya dengan
bertanya kepada guru lain. Kutipan berikut dapat memperjelas
pembahasan di atas:
Kutipan XIII
Penanya : “Penyusunan standar Isi tadi bagaimana Bu,
24
mungkin ada kesulitan atau bagaimana?”Bu Dewi : “Ya seperti penerapannya tadi Mbak, mengenai
penyusunan pun begitu, saya lumayan kesulitan karena saya belum sertifikasi.”
Bu Dewi : “Kalau saya sendiri, sebenarnya agak kesulitan ya Mbak, karena saya belum sertifikasi, jadi terkadang saya meminta bantuan kepada guru yang lain.”
Berdasarkan hal itu penyusunan standar isi di MTs Miftahussalam
sudah baik namun belum maksimal.
25
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan temuan terkait Standar Isi (SI) di
MTs Mifthussalam yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan beberapa
hal sebagai berikut:
1. Ditinjau dari beberapa temuan dokumen di lapangan penerapan SI di
MTs Miftahussalam sudah sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan
dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 pasal 5.
2. Berdasarkan observasi lapangan serta kutipan di atas, pada MTs
Miftahussalam fasilitas yang ada kurang mendukung pelaksanaan
dokumen Standar Isi dalam pelajaran Matematika. Dilihat dari
terbatasnya buku-buku reverensi mata pelajaran Matematika yang
relevan diperpustakaan dan tidak adanya laboratorium Matematika dan
media pembelajaran yang kreatif untuk menambah tingkat pemahaman
siswa.
3. Berdasarkan observasi keberadaan dan pengembangan standar isi di MTs
Miftahussalam sudah cukup baik. Dilihat dari kepemimpinan kepala
sekolah dalam memprogram kegiatan, peran waka kurikulum dalam
membantu kepala sekolah, serta guru mata pelajaran matematika yang
cukup kompeten pada bidangnya sehingga tercipta lingkungan sekolah
yang kondusif dan bermutu.
4. Dilihat dari dokumen-dokumen yang di dapat dari lapangan data standar
isi yang ada sudah lengkap dan sesuai dengan Standar Pendidikan
Nasional dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 pasal 5.
5. Cara mendapatkan dokumen di MTS Miftahussalam berasal dari
berbagai sumber, tapi dalam penerapannya guru mata pelajaran tidak
26
langsung menerapkan secara langsung akan tetapi disesuaikan dengan
kondisi di sekolah.
6. Pemahaman waka kurikulum dan guru mata pelajaran matematika
terkait dokumen standar isi sudah baik. Hal ini berarti bahwa MTs
Miftahussalam telah menguasai dan menerapkan dengan baik perangkat
pembelajaran sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
Pasal 5.
7. Dalam penyusunan Standar Isi di MTs Miftahussalam sesuai dengan
kurikulum, hanya saja ada sedikit kendala pada guru yang belum
sertifikasi.
8. Manajemen sekolah dalam menyiasati materi pembelajaran yang tidak
sesuai dengan target bisa dilakukan dengan cara menambah jam pelajaran
diluar jam efektif atau dengan les.
B. Saran
1. Untuk kedepanya fasilitas dan prrasarana pendidikan agar lebih
ditingkatkan. Seperti pengadaan LAB Matematika, penambahan koleksi
buku pendidikan diperpustakaan, media pembelajaran yang kreatif dan
menarik.
2. Untuk guru yang belum sertifikasi agar ikut pelatihan pemahaman standar
isi didalam atau diluar lembaga. Misalnya worksop, seminar, diklat, dsb.
27
Daftar Lampiran
Lampiran 1 Dokumentasi
Lampiran 2 Kronologi Observasi dan Transkrip Wawancara
Lampiran 3 Instrumen Wawancara
Lampiran 4 Angket Penelitian
Lampiran 5 Perangkat Pembelajaran Mts Miftahussalam