WAWASAN GURU TENTANG BELAJAR PEMBELAJARAN TATA BOGA SEBAGAI DASAR ACUAN DALAM PELAKSANAAN PERAN DAN TUGASNYA Sunarsih Dosen Jurusan PKK FPTK UPI Abstrak : Wawasan Guru Tata Tata boga tentang belajar dan pembelajaran Tata boga merupakan acuan dalam pelaksanaan peran dan tugasnya.Peran dan tugas guru dalam Kegiatan belajar mengajar Tata Boga yang guru lakukan, tergantung pada wawasan guru Tata boga dalam memandang Tata boga sebagai pengetahuan , keterampilan, seni, keahlian dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia sebagai makhluk sosial yang beragama, berbangsa, bernegara dan berbudaya akan makan dan makanannya . Pendahuluan : Kegiatan Belajar dan Pembelajaran merupakan dua dimensi kegiatan yang memerlukan pendekatan yang berbeda.Kegatan belajar pada peserta didik merupakan perubahan tingkah laku pada pesertadidik sebagai hasil pengalaman dalam berinter aksi dengan lingkungan.Kegiatan Belajar bersipat deskriptif (melukiskan apa adanya). Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru adalah menyediakan kondisi yang dilakukan guru dalam merangsang serta mengarahkan kegiatan belajar peserta didik untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang mengakibatkan perubahan tingkah laku.Kegiatan Pembelajaran bersipat preskriptif (menetapkan apa yang harus disediakan atau dikerjakan). Belajar dan Pembelajaran Tata Boga merupakan kegiatan belajar dan pembelajaran yang dimulai dari pemahaman makan dan makanan sebagai kebutuhan dasar manusia,dilanjutkan dengan pembahasan istilah-istilah yang digunakan berkenaan dengan makanan mulai dari istilah meal, food sampai zat makanan dengan istilah zat gizi atau nutrisi. Bahasan mengenai pengolahan bahan makanan mulai dari persiapan sampai menjadi hidangan dalam berbagai macam tehnik memasak.Belajar Makan yang baik tidak sekedar kenyang tetapi dapat menyehatkan, bugar, sopan,halal, toyib ,puas dan barokah. Guru Tata Boga dalam Pelaksanaan Peran dan Tugasnya Guru Tata Boga sesuai dengan kedudukan dan tugas guru menurut Undang- undang RI No.14 Tahun 2005 adalah pendidik pofesional dalam pendidikan tata boga yang mempunyai tugas utama sebagai pendidik, pembelajar, pembimbing, pengarah, pelatih, penilai dan evaluator. Komptensi yang perlu dimiliki guru sesuai dengan PP No.19 Tahun 2005 termasuk guru Tata Boga yaitu kompetensi Pedagogik, kompetensi Kepribadian, kompetensi Profesional dan kompetensi Sosial. Kompetensi Pedagogik yaitu kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimikinya. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil,dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didikdan berakhlak mulia.
22
Embed
WAWASAN GURU TENTANG BELAJAR PEMBELAJARAN TATA ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
WAWASAN GURU TENTANG BELAJAR PEMBELAJARAN TATA BOGA
SEBAGAI DASAR ACUAN DALAM PELAKSANAAN
PERAN DAN TUGASNYA
Sunarsih
Dosen Jurusan PKK FPTK UPI
Abstrak : Wawasan Guru Tata Tata boga tentang belajar dan pembelajaran Tata boga
merupakan acuan dalam pelaksanaan peran dan tugasnya.Peran dan tugas guru dalam
Kegiatan belajar mengajar Tata Boga yang guru lakukan, tergantung pada wawasan
guru Tata boga dalam memandang Tata boga sebagai pengetahuan , keterampilan,
seni, keahlian dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia sebagai makhluk sosial yang
beragama, berbangsa, bernegara dan berbudaya akan makan dan makanannya .
Pendahuluan :
Kegiatan Belajar dan Pembelajaran merupakan dua dimensi kegiatan yang
memerlukan pendekatan yang berbeda.Kegatan belajar pada peserta didik merupakan
perubahan tingkah laku pada pesertadidik sebagai hasil pengalaman dalam berinter
aksi dengan lingkungan.Kegiatan Belajar bersipat deskriptif (melukiskan apa adanya).
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru adalah menyediakan kondisi yang
dilakukan guru dalam merangsang serta mengarahkan kegiatan belajar peserta didik
untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang
mengakibatkan perubahan tingkah laku.Kegiatan Pembelajaran bersipat preskriptif
(menetapkan apa yang harus disediakan atau dikerjakan).
Belajar dan Pembelajaran Tata Boga merupakan kegiatan belajar dan
pembelajaran yang dimulai dari pemahaman makan dan makanan sebagai kebutuhan
dasar manusia,dilanjutkan dengan pembahasan istilah-istilah yang digunakan
berkenaan dengan makanan mulai dari istilah meal, food sampai zat makanan dengan
istilah zat gizi atau nutrisi. Bahasan mengenai pengolahan bahan makanan mulai dari
persiapan sampai menjadi hidangan dalam berbagai macam tehnik memasak.Belajar
Makan yang baik tidak sekedar kenyang tetapi dapat menyehatkan, bugar, sopan,halal,
toyib ,puas dan barokah.
Guru Tata Boga dalam Pelaksanaan Peran dan Tugasnya
Guru Tata Boga sesuai dengan kedudukan dan tugas guru menurut Undang-
undang RI No.14 Tahun 2005 adalah pendidik pofesional dalam pendidikan tata boga
yang mempunyai tugas utama sebagai pendidik, pembelajar, pembimbing, pengarah,
pelatih, penilai dan evaluator.
Komptensi yang perlu dimiliki guru sesuai dengan PP No.19 Tahun 2005
termasuk guru Tata Boga yaitu kompetensi Pedagogik, kompetensi Kepribadian,
kompetensi Profesional dan kompetensi Sosial.
Kompetensi Pedagogik yaitu kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang
meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimikinya.
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil,dewasa,
arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didikdan berakhlak mulia.
Kompetensi professional adalah penguasaan materi pembelajaran Tata boga secara luas
dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar
kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan . Guru Tata boga seba-
bagai seorang professional perlu memiliki keahlian, kemahiran dan kecakapan dalam
Tata boga yang memenuhi standar mutu.
Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk
berkomunkasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesame pendidik,tenaga
kependidikan orang tua atau wali peserta didik dan masyarakat.
Belajar Tata Boga
Belajar Tata Boga pada hakekatnya adalah kegiatan yang dilakukan secara
sadar oleh peserta didik yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada dirinya
sendiri dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan sikap berkenaan dengan Tata
Boga. Pengetahuan Tata boga meliput pengetahuan tentang menu, resep masakan ,
resep kue,bahan makanan pokok, bahan makanan tambahan,bumbu masak, tehnik
memasak, menyajikan hidangan dan mengemas makanan. Keterampilan Tata boga
mulai dari membersihkan, menyiangi, memotong dan iris mengiris dengan berbagai
macam alat pemotong atau pisau sesuai dengan pengolahan selanjutnya, melumatkan
bumbu ; selanjutnya keterampilan menyiapkan alat memasak sesuai dengan fungsinya
dalam mengolah makanan dengan memperhatikan jenis tehnik memasak, apakah untuk
merebus, menggoreng,mengetim. Keterampilan menyajikan makanan atau hidangan,
dilakukan dengan memperhatikan jumlah jenis dan kondisi hidangan untuk siap
dikonsumsi Hidangan atau kue yang siap dibawa untuk hadiah atau oleh-oleh ataupun
untuk dijual sebagai produk usaha. diperlukan keterampilan mengemas
makanan.Perubahan perilaku dalam belajar Tata boga dapat terlihat dalam bentuk sikap
seperti memperhatikan kebersihan, di samping ketelitian dalam memilih makanan,
mengolah bahan makanan; cermat dan teliti dalam mempersiapkan alat dan bahan
makanan, mengolah dan menyajikan makanan, kreatif dalam mengolah menyajikan
hidangan yang menarik selera.Belajar tata boga untuk seni memasak dan tata hidang
dapat memberikan nilai tambah baik dalam memberikan kepuasan dalam menikmatan
suatu hidangan yang disajikan.
Belajar Tata boga berkaitan dengan makan, yaitu makan yang sopan untuk diri
sendiri dan orang lain dengan memperhatikan norma setempat sebagai makhluk sosial
dan berbudaya, juga memperhatikan norma agama yaitu makanan yang halal, toyib dan
barokah Belajar masak memasak sebagai suatu keterampilan yang lebih cepat dan
efisien dilakukan dengan praktek untuk menghasilkan suatu keterampilan ,kejuruan
ataupun sebagai kemahiran dalam membuat produk makanan.Produk makanan yang
ditampilkan menarik dan menggugah selera makan sebagai media pembelajaran dapat
menstimulasi dan memfasilitasi peserta didik dalam belajar makanan.
Gagne dalam teorinya mengenai belajar, menggambarkan tahapan-tahapan
belajar mulai dari yang sederhana ke yang lebih kompleks.Belajar Tata boga dengan
memperhatikan delapan jenjang kegiatan belajar menurut Gagne, yaitu :
1.Belajar signal dalam Pendidikan Tata boga, diawali dari belajar tentang
kegiatan makan atau produk makanan yang baik dengan memperhatikan
contoh gerak gerik perilaku cara menyuap , memperhatikan ciri ciri
sifat,merk atau label dari kemasan bahan atau produk makanan yang
berkualitas .
2.Belajar mereaksi perangsang melalui penguatan dalam Tata boga ,misalnya
peserta didik diberi tugas menyajikan makanan dengan baik dan menarik,
setelah diberi pengarahan prinsip-prinsip cara menyajikan makanan
3.Belajar membentuk rangkaian yang melahirkan respon tertentu dalam jalinan
inter aksi pada Tata boga, misalnya peserta didik dapat mencampur macam-
macam bumbu untuk menghasilkan rasa tertentu setelah mendapat penjelas-
an resep masakan.
4.Belajar asosiasi verbal dalam Tata boga , misalnya menyebutkan beberapa
jenis sayuran yang dapat dijadikan lalab mentah.setelah memahami syarat
sayuran yang dapat digunakan untuk lalab mentah
5.Belajar membedakan dalam Tata boga , misalnya membedakan tepung terigu
dengan tepung tapioca, membedakan menggoreng dengan menumis
6.Belajar konsep sebagai kebulatan respon dari stimulus-stimulus pada tata bo-
ga. misalnya pengertian menu sehat seimbang yaitu menu yang terdiri dari
hidangan nasi, sayuran, lauk pauk, buah-buahan dan susu dan banyaknya hi-
dangan memenuhi zat yang diperlukan tubuh manusia.
7.Belajar prinsip dalam Tata boga, misalnya prinsip sanitasi hygiene dalam
mengolah makanan dalam menghindari kerusakan atau keracunan akibat
ketidak hati-hatian , ketidak telitian atau kesalahan dalam mengolah
8.Belajar memecah masalah dalam Tata boga misalnya mengolah makanan
yang harganya dapat dijangkau masyarakat
Belajar Tata boga bila dikaitkan dengan teori Sund bahwa belajar dapat terjadi
karena discovery , maka dalam belajar mengolah makanan,guru perlu memberi
kesempatan pada peserta didik untuk menemukannya sendiri dalam menyajikan
hidangan untuk menghasilkan penampilan hidangan tertentu setelah memahami
prinsip-prnsip menyajikan suatu hdangan.
Belajar Tata boga yang dapat diterapkan peserta didik dalam kehidupan
keluarganya sehari hari , walaupun penuh tantangan dan aktivitas serta kreativitas
tiggi merupakan pembelajaran yang berharga. Belajar demikian sesuai dengan
pendapat Ausubel bahwa belajar yang bermakna yaitu belajar yang penuh dorongan,
kreativitas dan aktivitas tinggi.
Faktor yang mempengaruhi hasil belajar Tata boga yaitu kemampuan yang
dimiliki peserta didik baik berupa kemampuan dasar maupun kemampuan fungsional
Kemampuan dasar meliputi daya pikir, daya qalbu dan daya raga. Kemampuan yang
memerlukan daya pikir dalam belajar tata boga yaitu menyusun menu dari beberapa
hidangan yang telah diketahui(berpikir induktif),mengenal resep hidangan dari bahan
,bumbu dan langkah langkah pembuatan (berpikir deduktif);mengenal kegagalan
membuat hidangan makanan dari suatu resep (berpikir kritis dan ilmiah); mencipta
resep hidangan atau kue yang rasanya telah ditentukan (eksploratif), menciptakan
hidangan atau kue yang berbeda dengan yang sudah ada(discovery).Kemampuan yang
memerlukan daya qalbu dalam belajar Tata boga yaitu belajar etika makan sebagai
makhluk berbudaya dan beragama; menerapkan sanitasi dan hygiene dalam mengolah
makanan untuk menghasilkan produk makanan yang menyehatkan lahir dan batin.
Kemampuan yang memerlukan daya raga dalam belajar Tata boga yaitu dalam
mengolah dan menyajikan berbagai jenis makanan untuk pesta besar, upacara tradisi
atau keagamaan yang memerlukan stamina, ketahanan dan ketekunan di samping
keterampilan.Keterampilan merupakan pola kegiatan yang bertujuan dan kompleks
yang memerlukan manipulasi dan koordinasi informasi yang dipelajari.Keterampilan
memerlukan latihan dalam mengkoordinasikan gerakan motorik dan kegiatan mental
yang kompleks dan umpan balik untuk memperbaiki prestasi.
Dengan perkembangan ilmu dan teknologi dalam belajar Tata boga selain
kemampuan dasar diperlukan pula Kemampuan fiungsional yaitu kemampuan
memanfaatkan teknologi dalam melakukan pengawetan makanan, kemampuan
mengelola bahan makanan yang melimpah , mendistribusikan bahan dan produk
makanan untuk orang banyak seperti makanan pasen rumah sakit, makan karyawan
buruh pabrik, kemampuan mengelola makanan agar tidak berlebih dan kekurangan
memerlukan perhitungan yang tepat . Hasil belajar dipengaruhi pula oleh motivasi
belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan, ketekunan, social ekonomi, fisik dan
psikis yang dimiliki peserta didik.Belajar Tata boga akan efisien dan efektif , bila
peserta didik dilibatkan , tidak hanya jadi penonton. Produk boga yang menarik dan
dapat diminati serta dinikmati peserta didik sebagai hasil belajarnya dapat
menstimulasi minat belajarlebih lanjut dan percepatan belajar. Materi tata boga dengan
menggunakan metode problem solving akan lebih kondusif untuk minat belajar.
Produk Tata boga yang teramati akan lebih lama untuk diingat. Belajar Tata boga
dengan praktek akan lebih mudah di samping terus diingat.Peserta yang memiliki
minat yangsama dalam Tata boga belajar kelompok akan leih cepat dibandingkan
dengan sendirian.Faktor lainnya yaitu kualitas pembelajaran Tata boga.
Pembelajaran Tata Boga
Pemenuhan kebutuhan makanan sebagai kebutuhan dasar diawali dari
keluarga.Pemenuhan kebutuhan makan dalam keluarga yang sejahtera tidak asal
kenyang, tetapi dapat membuat puas semua anggota keluarga.Guru Tata boga perlu
memiliki wawasan bagaimana pembelajaran makan dalam keluarga sebagai awal
pembelajaran dalam Pendidikan Tata boga. Pembelajaran makan diawali dari seorang
ibu memberikan Asi pada bayi.Seorang ibu telah membelajarkan makan pada bayi
dalam mengenalkan Asi sebagai makanan utama tidak sekedar memenuhi kebutuhan
laparnya. Pemberian Asi yang baik pada bayi, seorang ibu perlu memperhatikan
kebersihan,makanan yang dikonsumsinya serta cara memberikannya yang didasari
kasih sayang agar bayi dapat tumbuh kembang dengan baik.Pemberian Asi dilanjutkan
dengan pemberian makanan tambahan sesuai dengan usianya.Bimbingan makan
dilakukan pada anak , diawali dengan memperkenalkan berbagai jenis makanan dan
cara makan yang baik.Anak belajar makan dan mengenal makanan diperoleh pula dari
luar keluarga mulai dari tetangga sampai pada penjual makanan.di masyarakat .
Bimbingan makan diperoleh pula di sekolah mulai dari TK dalam bentuk makan
bersama di sekolah yang diasuh guru TK.Pemilihan makanan jajanan yang sehat bagi
anak SD perlu pula diajarkan oleh orang tua dan guru. Pemenuhan kebutuhan makan
untuk anak remaja dengan belajar mengolah bahan makanan sampai menghasilkan
berbagai macam hidangan Pembelajaran Tata Boga pada hakekatnya adalah kegiatan
yang dilakukan secara sadar oleh pendidik agar pada diri peserta didik yang terjadi
perubahan tingkah laku dalam bentuk pengetahuan boga seperti pengetahuan tentang
etika makan, pengetahuan menu,pengetahuan resep masakan ; maupun dalam bentuk
keterampilan boga seperti keterampilan menyusun menu keluarga sehari-hari,
keterampilan mengolah makanan, keterampilan menyajikan hidangan atau
keterampilan mengemas makanan.Perubahan perilaku dapat pula terlihat dalam bentuk
sikap, seperti sikap bersih dan sehat dalam mengkonsumsi , mengolah dan menyajikan
makanan; cermat dan teliti dalam persiapan pengolahan, termasuk menyiangi,
membersihkan, potong memotong dan iris mengiris.Pada kegiatan iris mengiris dan
potong memotong bahan makanan terjadi keuletan , ketekunan kreasi dan seni
sehingga menghasilkan bentuk bentuk yang bervariasi untuk keindahan hidangan.
Proses pengolahan makanan dalam menggunakan berbagai jenis alat masak dan tehnik
masak yang digunakan dilakukan latihan keterampilan untuk menghasilkan hidangan
yang memadai ditinjau dari jenis,jumlah hidangan,waktu dan jumlah porsi . Belajar
Tata Boga dapat dilakukan peserta didik dengan baik , melalui pembelajaran Tata Boga
yang dilakukan dengan baik pula.
Pembelajaran Tata Boga merupakan suatu proses yang kompleks dan
melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan.Pembelajaran Tata boga diawali guru
dengan melakulan apersepsi pada peserta didik.Apersepsi adalah melakukan penafsiran
buah pikiran atau kesan baru dengan bantuan pengalaman yang lampau.Bahan
appersepsi diperluan untuk menafsirkan tanggapan-tanggapan baru. Seorang bayi yang
baru lahir belum dapat menafsirkan dunia sekitarnya karena belum ada pengalaman;
dengan kata lain belum ada bahan apersepsinya.Pembelajaran ditinjau dari teori belajar
koneksionisme yaitu pembentukan asosiasi antara kesan pancaindera dengan
kecenderungan bertindak, maka pembelajaran perlu memperhatikan kesiapan, latihan
dan efek. Pembelajaran akan efektif dan efisien apabila peserta didik telah memiliki
kesiapan.Pembelajan yang mengkondidikan latihan yang dilakukan berulang-ulang
akan memperkuat dan peningkatan penguasaan materi pembelajaran.Pembelajaran
yang memberikan efek yang menyenangkan akan terus diingat dan dikembangkan
peserta didik, karena apa yang dipelajari cenderung akan diulang dan
ditingkatkan.Pembelajaran ditinjau dari teori belajar conditioning yaitu perlunya
penguatan dalam belajar yang disesuaikan dengan kondisi , waktu dan kesempatan
yang diperlukan.Dalam proses conditioning terjadi proses asosiasi antara unit-unit
tingkah laku yang berurutan satu dengan yang lain.Pembelajaran ditinjau dari teori
gestalt yaitu perlunya keterpaduan dan relevansi yang dipelajari dengan kondisi dan
pengalaman individu . Pembelajaran ditinjau dari teori modeling atau identifikasi yaitu
guru perlu menjadi figure yang dihormati dan disegani yang potensial dalam proses
pembelajaran.
Pembelajaran ditinjau dari kegiatan guru yaitu : memberi penjelasan verbal,
demonstrasi, pemeliharaan tata tertib, pengadaan dan pemeliharaan catatan-catatan,
pemeliharaan kesehatan mental, perencanaan pengalaman belajar dan penilaian hasil
belajar. Selain dari itu yaitu penyajian konsep dan masalah secara bertahap dalam
bentuk yang mudah difahami, dengan menggunakan tehnik penyajian;
mengidentifikasi apa yang telah dan perlu diketahui lebih lanjut oleh siswa sehingga
apa yang dipelajari mudah difahami sebagai suatu kebulatan pengetahuan yang
utuh.Penataan situasi belajar dan proses mengatur, mengorganisasi lingkungan
sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong peserta didik melakukan proses belajar.
Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan cara guru dalam mengadakan hubungan
dengan peserta didik pada saat berlangsungnya pembelajaran. Metode pembelajaran
merupakan alat untuk menciptakan proses belajar dan pembelajaran. Metode
pembelajaran yang baik dapat menumbuhkan berbagai kegiatan belajar peserta didik
karena kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru. Penggunaan metode yang
bervariasi akan sangat membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran
Ketepatan penggunaan metode pembelajaran sangat tergantung pada tujuan, materi dan
kegiatan belajar dan pembelajaran. Beberapa metode pembelajaran yang akan banyak
dipergunakan guru Tata boga , yaitu :
1.Metode Ceramah
Metode ceramah yaitu metode pembelajaran yang digunakan guru dengan
menyajikan bahan atau materi pembelajaran Tata boga melalui penuturan atau
penjelasan lisan secara langsung terhadap peserta didik. Langkah yang perlu
diperhatikan guru dalam melakukan metode ceramah,dalam pembelajaran Tata boga
yaitu :
a. Ceramah diawali dengan menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan garis besar
materi
b.Hubungkan materi yang disampaikan dengan pengetahuan dan pengalaman yang
diperoleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari
c.Penjelasan yang diberikan mulai dari yang umum ke yang khusus, dari yang
sederhana ke yang lebih kompleks
d.Selinglah penjelasan dengan contoh-contoh yang erat kaitannya dengan kehidupan
sehari-hari dan lakukan humor yang menunjang pembelajaran
e.Arahkan perhatian pada seluruh peserta didik , jangan melakukan gerakan yang meng
ganggu kelancaran pembelajaran
f.Gunakan alat peraga atau media yang sesuai dengan materi
g.Lakukan kontrol pembicaraan agar tidak monoton dan lakukan penekanan-penekanan
pada materi tertentu
2.Metode Tanya jawab
Pertanyaan yang diajukan digunakan untuk menstimuli aktivitas dan kreativitas
berpikir peserta didik sehingga terdorong untuk mencari dan menemukan jawaban
yang tepat dan memuaskan. Guru perlu menguasai bahan secara penuh dan tidak
sekali-kali mengajukan pertanyaan yang tidak difahami peserta didik, disamping yang
tidak diketahui jawabannnya. Pertanyaan yang disiapkan untuk diajukan, tidak
menyimpang dari tujuan dan sesuai dengan kemampuan berpikir peserta didik.
3.Metode Diskusi
Dskusi diartikan sebagai percakapan responsif yang dijalin oleh pertanyaan-
pertanyaan problematis yang diarahkan untuk memperoleh pemecahannya. Pada
diskusi selalu ada pokok permasalahan yang harus dipecahkan. Langkah yang perlu
diperhatikan guru dalam melaksanakan metode diskusi, ialah :
a.Rumuskan tujuan dan masalah yang akan dijadikan topik diskusi
b.Siapkan sarana dan prasarana untuk diskusi tersebut.
c.Susunlah peranan peserta didik, sesuai dengan jenis diskusi yang akan dilakukan
d.Berilah pengarahan pada peserta didik, agar melibatkan diri secara aktif
4.Metode Penugasan
Langkah yang perlu dilakukan guru dalam melaksanakan metode penugasan,
dalam pembelajaran Tata boga untuk keperluan latihan peserta didik ialah:
a.Tugas harus direncanakan secara jelas dan sistimatis dengan mengkomunikasikan
tujuan, agar peserta didik tahu arah dari tugas yang dikerjakannnya
b.Tugas yang diberikan harus dapat difahami peserta didik, meliput waktu, cara pe-
ngerjaan dan jenis tugas
c.Pengerjaan tugas harus dikontrol dengan cara mengawasi pengerjaan , memonitor
atau meminta laporan kemajuan tugas yang dikerjakannnya
d.Penilaian diberikan setelah tugas selesai dikerjakan.
5,Metode Demonstrasi
Langkah yang perlu diperhatikan guru, dalam melaksanakan metode
demonstrasi, yang banyak diakukan dalam mengolah dan menghidangkan makanan
yaitu :
a.Perencanaan dilakukan dengan matang, terutama fasilitas yang akan digunakan
b.Rumuskan tujuan untuk pemilihan materi yang tepat
c.Langkah-langkah demonstrasi perlu dikuasai guru dan peserta didik
d.Awal demonstrasi dengan menarik perhatian seluruh peserta didik dan ciptakan
suasana yang tenang dan menyenangan
e.Selama demonstrasi , upayakan semua peserta didik terlibat aktif dalam kegiatan
pembelajaran
f.Evaluasi pada efektivitas demonstrasi maupun hasil belajar peserta didik
Pendekatan Pembelajaran
Kadar kegiatan belajar peserta didik dipengaruhi oleh pendekan pembelajaran
yang digunakan guru.Ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan guru Tata boga,
dalam pembelajaran Tata boga yaitu :
1. Pendekatan Kompetensi
Pembelajaran dengan pendekatan kompetensi, perlu memperhatikan kompetensi
yang ingin dicapai , strategi dan evaluasi. Kompetensi yang ingin dicapai
merupakan pernyataan tujuan yang akan diperoleh peserta didik, serta
menggambarkan hasil belajar. Strategi pencapaian kompetensi dapat dibuat
sejumlah kegiatan.
2. Pendekatan Keterampilan proses
Pendekatan keterampilan proses merupakan pendekatan pembelajaran yang
menekankan pada proses belajar,aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam
memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap serta dapat menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari.
3. Pendekatan Lingkungan
Pendekatan lingkungan merupakan pendekatan pembelajaran yang berusaha untuk
meningkatkan keterlibatan peserta didik melalui pendaya gunaan lingkungan
sebagai sumber belajar. Program pembelajaran memasukkan dasar-dasar
pendidikan lingkungan hidup secara terintegrasi agar peserta didik memiliki
pengertian , kesadaran , sikap dan perilaku rasional serta tanggung jawab social,
politik, ekonomi, kesejahteraan baik bagi keluarga, masyarakat, Negara dan umat
manusia.
4. Pendekatan Ekpositori
Pada pendekatan ekspositori ini peserta didik diharapkan dapat menangkap dan
mengingat informasi, serta dapat mengungkap kembali apa yang telah dimilikinya
melalui respon atas pertanyaan yang diperolehnya
5. Pendekatan Inkuiri
Pendekatan inkuiri ini menempatkan peserta didik lebih banyak belajar sendiri,
mengembangan kekreatifan dalam pemecahan masalah. Guru sebagai pembimbing
dan sebagai fasilitator perlu memilih masalah yang dapat dilontarkan pada peserta
didik, di samping menyediakan sumber belajar untuk pemecahan itu.
6. Pendekatan Berbasis Produksi
Pendekatan Berbasis Produksi adalah proses pembelajaran keahlian atau
keterampilan yang dirancang berdasar prosedur dan standar kerja yang
sesungguhnya (real job) untuk menghasilkan barang atau jasa sesuai tuntutan pasar
atau konsumen.
7. Pendekatan Dunia Kerja
Pendekatan dunia kerja adalah suatu strategi dimana setiap peserta didik
mengalami proses belajar melalui belajar langsung (learning by doing) pada
pekerjaan yang sesungguhnya.Sekolah menyiapkan peserta didik dalam
kompetensi, kesiapan fisik, mental, wawasan dan orientasi kerja sesuai dengan
karakteristik atau tuntutan dunia kerja tempat berlatih.
Model Pembelajaran Tata Boga
Pembelajaran Tata boga yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan dapat
dilakukan dengan berbagai model, antara lain model Pembelajaran Kontekstual, Pem-
belajaran Bermain Peran, Pembelajaran Modul.
Model pembelajaran merupakan suatu rencana atau pola yang digunakan dalam
menyusun program pembelajaran. Setiap model pembelajaran menurut Joyce dan
Weil(1980) memiliki unsur-unsur sebagai berikut :
a. Sintaks : tahap-tahap kegiatan dari model
b. Sistem sosial : menggambarkan peranan dan hubungan guru dengan peserta
didik dan norma apa yang mengikat di kelas
c. Prinsip reaksi : pola kegiatan yang menggambarkan bagaimana seharusnya
guru melihat dan memperlakukan peserta didik, termasuk memberikan respon
terhadap mereka
d. Sistem pendukung : segala sarana, bahan dan alat yang diperlukan untuk
melaksanakan model
e. Dampak instruksional dan pengiring : hasil belajar yang dicapai dan langsung
dengan cara mengarahkan peserta didik mencapai tujuan dan hasil belajar
lainnya sebagai akibat terciptanya suasana belajar yang dialami langsung
peserta didik tanpa pengarahan langsung dari guru
1.Pembelajaran kontekstual
Pembelajaran Kontekstual merupakan pembelajaran yang menekankan pada
keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan peserta didik secara
nyata, sehingga peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan hasil belajar
dalam kehidupan sehari-hari. Proses belajar dilakukan secara alamiah, mempraktekan
langsung apa yang telah dipelajarinya sehingga peserta didik memahami hakekat,
makna dan manfaat belajar. Tugas guru adalah memberikan kemudahan belajar,
dengan menyediakan sarana dan sumber belajar yang memadai.
2.Pembelajaran Bermain Peran
Pembelajaran Bermain Peran dalam materi pemberian pelayanan makanan dan
minuman dalam Tata hidang yang menyangkut hubungan antar manusia, terutama
yang menyangkut kehidupan social peserta didik. Peserta didik dengan bermain peran
ini mencoba mengeksplorasi hubungan antar manusia, dengan cara meragakan dan
mendiskusikannya sehingga secara bersama-sama dapat megeksplorasi perasaan, sikap
, nilai dan berbagai strategi pemecahan masalah.
3.Pembelajaran dengan modul
Pembelajaran Tata boga di SMK banyak menggunakan modul yang memiliki
karakteristik sebagai berikut :
a. Modul bagi peserta didik berisi petunjuk apa yang harus dilakukan, bagaimana
melakukan dan sumber belajar apa yang dapat dipergunakan
b. Pembelajaran dapat dilakukan secara individual
c. Pengalaman belajar dapat diperoleh dengan mengikuti petunjuk dari modul
d. Materi pembelajaran yang disajikan dalam modul, logis dan sistimatis
e. Setiap modul memiliki mekanisme untuk mengukur pencapaian tujuan belajar
peserta didik dan memberikan umpan balik bagi ketuntasan belajar peserta
didik.
Daftar Pustaka
Atienza,M.Fe.G. (1972). Effective Teaching of Home Economics. Quezon : R.P.Garcia
Publishing Company
Joice,B. dan Marsha Weil. (1980) Models of Teaching. New Jersey : Prentice/Hall
International, Inc.
Mulyasa, E. (2006). Kurikulum yang Disempurnakan. Bandung : Remaja Rosdakarya
Mulyasa, E. (2005). Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya
Raka Joni,T. (1977).“Teori Mengajar dan Psikologi Belajar” dalam Majalah Departe –
men Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta : Biro Humas dan Hukum Dep.P &K
Sudjana,N. (1998). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Alge–
sindo
KATA PENGANTAR
Hand out ini disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan mahasiswa Prodi
Pendidikan Tata Boga Jurusan PKK FPTK UPI dalam mata kuliah Belajar dan
Pembelajaran Tata Boga . Semoga Hand out ini dapat dijadikan motivasi belajar dan
dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Segala masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan hand out ini akan
dapat meningkatkan kualitas perkuliahan ini. Terima kasih.
Bandung, Maret 2008
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………… i
Daftar Isi…………………………………………………………………………. ii
Belajar dan Pembelajaran Tata Boga……………………………………………. 1
Belajar Tata Boga…………………………………………………… 1
Pembelajaran Tata Boga…………………………………………….. 3
Guru Tata Boga……………………………………………………… 5
Metode Pembelajaran Tata Boga…………………………………… 5
Pendekatan Pembelajaran Tata Boga……………………………….. 7
Keterampilan Dasar Pembelajaran……………………………………………… 8
Model Pembelajaran Tata Boga ……………………………………………….. 19