Top Banner
52

Warta Paulus 91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24

Mar 10, 2016

Download

Documents

yunus waas

Media Informasi Umat Gereja Katolik Paroki Santo Paulus - Sendangguwo - Semarang
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Warta  Paulus  91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24
Page 2: Warta  Paulus  91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24
Page 3: Warta  Paulus  91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24

ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

1

oleh : Ch. Slamet Kitri (anggota DP - GSP)

Tepat 24 tahun yang lalu, pada hari Rabu Pa

hing 28 juni 1989 , gereja kita telah diberkati oleh

Rm. Ch. Purwawidyana Pr, selaku romo VikJen

KAS. Beliau mewakili Bapa Uskup Agung Mgr.

Kardinal Darmaatmaja, SJ yang pada saat itu se

dang audiensi ke Tahta Suci. Sehari kemudian,

pada hari Kamis Pon, 29 Juni 1989, bertepatan dengan Hari Raya St. Petrus

dan St. Paulus Rasul, gereja baru ini dipakai untuk pentahbisan 2 orang Imam

baru dari Misionaris Keluarga Kudus. Sebuah paket 3 peristiwa yang penuh

makna ..... (dan dengan “kesepakatan tak tertulis”, tanggal 29 Juni, kita

rayakan sebagai hari Ulang tahun Gereja dan paroki kita). Lalu pertanyaan

hari ini, bagaimana 3 peristiwa 24 tahun lalu, meng “inspirasi” umat GSP.... ?

Berhenti sejenak..

Karunia Bapa di surga yang diberikan sama rata, sama persis untuk setiap

umat, setiap keluarga dan setiap komunitas, adalah waktu. Suka tak suka, hari-

hari selalu berjalan, waktu selalu maju, hari selalu bergulir 24 jam. Tugas kita

adalah me-manajemen-i waktu sebaik-baiknya, termasuk momen hari ulang ta

hun.

Ulang tahun gereja adalah peluang mengajak umat, untuk menghentikan ba

rang sejenak jam waktu paroki kita. Sejenak untuk bersyukur, sejenak meng

evaluasi prestasi berparoki dan sejenak memandang cita-cita dan impian ke

depan. Mengacu pada 3 peristiwa 1989 tadi, mari kali ini kita bicara dari 3 sisi :

(1) Gereja dan sarana prasarana. (2) tahbisan: bagaimana benih-benih Imam?

(3) semangat “Paulus” di paguyuban paroki dan umat.

Syukur.

Tahun ini kita rayakan HUT tri-windu, angka signifikan menurut “etungan

jowo”. Jadi kita pantas lebih ber-HUT hari ini. Kita harus bersyukur telah di

karuniai:

• Gereja paroki yang besar, dengan 5 gereja wilayah, dan 3 gereja di antaranya

ULANG TAHUN ke 24

Page 4: Warta  Paulus  91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24

WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

2

telah mempunyai jadwal misa tetap.

• Kegiatan liturgis berjalan baik, paroki dilayani oleh 5 orang romo, ada yang

sepuh ada yang muda. Kebanggaan tersendiri, bahwa pastor kepala paroki

adalah umat paroki kita pula.

• Paguyuban paroki berjalan, komunikasi interaksi antar umat dan paroki , ling

kungan kampung setempat damai. Penganggaran keuangan cukup balans.

Kita bersyukur, puji Tuhan, keadaan happy-happy saja.

Menengok kebelakang .

Bangunan Gereja Paroki sudah berusia 24 tahun, pastoran sudah 21 tahun,

sudah kusam, masanya untuk di”make-up”. Panti Imam, yang dulunya “da

rurat” ternyata dipakai sampai saat ini. Umat yang makin meluber keluar ge

reja, setiap misa (meski telah didukung oleh gereja YMY Plamongan -2009-

dan gereja Teresia Tlogosari -2007-). Apakah ini karena kapasitas seat gereja

nya yang kurang, ekstra ‘sumuk’ atau umat yang tak merasa perlu dekat dengan

ekaristi, ya ?

Tanah gereja, yang dulunya (1989) sekitar 6.500 m2, dengan telah terbeli

nya tanah di depan gereja dan pinjaman YSS (2010), plus eks susteran (2011)

kini telah menjadi seluas 14.000 m2. Luas nian. Tantangannya, sudah tergarap

kah lahan seluas itu?. Tentang jalan, siapa tahu, doa impian kita terjawab di

ulang tahun ini , jangan-jangan kita mulai punya jalan akses langsung, 2 way

traffic, ke jalan Majapahit. Kita percaya kekuatan doa, dan mari kita mulai real

isasi patungan urunan dana buat jalan impian ini….. ayo cepat !!.

Umat yang pada 1989 sekitar 6.000 jiwa, telah berkembang menjadi sekitar

11.000 jiwa. Hasil sensus terakhir, warga kita cuma sekitar 8.000-an. Nggak

terjadi apa-apa, koreksi bagus, bukti hasil kerja tim data saja....

Dengan jumlah lingkungan sebanyak 67, terbagi dalam 14 wilayah, bayangkan

jika semua mampu aktif minta misa bulanan, bisa mabuk kelelahan romo-romo

kita. Tapi nggak apa-apa, guyon .....Menurut catatan 2009, panggilan menjadi

Imam dan calon Imam , Bruder dan Suster sekitar 13 orang. Catatan terakhir

(dari sr. Rini) ada 2 Imam, 4 Suster, 4 Frater dan 4 seminaris. Bruder belum

ada, ayo siapa mau mengisi ....?

Gereja YMY dan TA, telah menyiapkan diri dengan benih2 unggul Dewan

Paroki, profisiat.......PPDP kita yang terakhir (2006), masih operasional,

mungkin sudah perlu disesuaikan dengan dinamika paroki. Terima kasih, be

berapa wajah OMK telah nongol di Dewan Paroki 2011-2014. Prestasinya

bagus, perlu lebih banyak OMK lagi, untuk menerima tongkat estafet pengurus

paroki akhir tahun ini.

Melihat kedepan

Page 5: Warta  Paulus  91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24

ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

3

Mari kita berandai-andai, apakah

yang kita inginkan untuk paroki kita

hing ga 10 tahun ke depan.

1. Kita mimpikan gedung gereja yang

sejuk dan sumilir, gua Maria yang

ter buka, hening, kemudian ruang

adorasi. Jalan yang lebar dan hala-

man taman hijau yang rindang.

Tentang konsep ‘gereja kampung’

masih relevan atau tidak? Berani-

kah kita buat bangunan gereja baru,

yang lebih luas? Sementa ra gedung

lama alih fungsi untuk “gawe”, ser-

baguna, wadah untuk ibu-ibu,

OMK plus umat untuk berinteraksi.

2. Panggilan iman, apa yang bisa kita

sumbangkan? Mana Bruder

Sendangguwo?. Kerabat MSF dan

kerabat lain mengapa tidak? Jangan

lupa, bagaimana dukungan doa dan

perhatian untuk para Imam kita

wujudkan?

3. Semangat sebagai “Paulusian”,

rasul pewarta untuk segala bangsa,

tentang paroki yang benar-benar

paguyuban kaum beriman, calon

paroki Plamong an, atau paroki

‘anak’ lainnya. Tentang peran

OMK, kaderisasi pengurus paroki

(2014), pemberdayaan lingkungan

dan wilayah. Juga kerinduan umat, punya panti pertemuan.

Mari kita bersama bermimpi. Lalu kita inventaris mimpi kita, kita pilah-

pilah mana yang kebutuhan, mana yang keinginan, mana yang sekedar ikut-

ikutan. Sampaikan gagasan, lewat para ketua lingkungan, ketua bidang, romo

paroki atau langsung ke bidang lit-bang. (Lalu kita akan duduk bersama,

merumuskan road map paroki kita, bayangan profil paroki ke depan, kegiatan-

kegiatannya, lalu kita terjemahkan dalam ran cangan kompleks gereja kita.

Mungkin ini yang populer disebut masterplan, dan ini pasti perlu ada).

Dan ......selamat ulang tahun saudaraku terkasih. �

DAFTAR ISI

� Ulang Tahun ke 24 1

� Menjadi Orangtua yang Smart .... 5

� Surat dari Romo Paroki 8

� Serba-serbi Kegiatan Bulan Mei

di Lingkungan 10

� Prodiakon Paroki dan Komuni Suci 17

� Renungkanlah …. 20

� Santa Klara dari Asisi 22

� Pernik-pernik di Bulan Maria 23

� Safari Bina Iman 25

� Selamatkan Bumi dengan Lubang Resapan Biopori 27

• Paus Fransiskus 29

� Aja Cedhak Kebo Gupak 31

� Ngudo Roso, Mo Semar 33

� Pelatihan Daur Ulang .... 38

� Mengenali Gereja, Katedral dan

Basilika 39

� Kencana Katon Wingka 44

� Novena Maria la Salette 46

• Dari Bilik Redaksi 47

Page 6: Warta  Paulus  91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24

WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

4

Page 7: Warta  Paulus  91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24

ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

5

Pada tanggal 21 April 2013 ber

tempat di Bangsal Pastoran Paroki

Santo Paulus Sendangguwo, yang ber

tepatan dengan peringatan Hari Ibu

Kartini, Tim Kerja Ibu-ibu Paroki

menyelenggarakan bincang-bincang

pendidikan iman anak bersama Romo

Hubertus Hartono MSF dari

Provinsialat MSF. Acara bincang –

bincang yang dihadiri Ibu dan Bapak

tersebut dibagi dalam dua sesi, ber

langsung hangat dan disertai canda

tawa di antara peserta.

Acara diawali dengan doa dan me

nyanyikan lagu ”Di sini Senang” dan

”Ibu Kartini”. Romo H. Hartono

MSF, pun selaku narasumber, juga

mengajak peserta menyanyikan lagu

”Dalam Yesus Kita Bersaudara”.

Dipaparkan oleh beliau bahwa ke

luarga mempunyai segi misioner,

yaitu keluarga kita di panggil oleh

Tuhan untuk menjadi garam dan

terang.

Dari hasil bincang-bincang tersebut

dapat dirangkum beberapa hal, antara

lain:

Keluarga Katolik Sejati.

Keluarga Kristiani mempunyai tugas

yang mulia: laki-laki yang menikah

akan meninggalkan keluarganya

untuk bersatu dengan istrinya, mem

punyai makna bahwa laki-laki yang

akan menikah merupakan pribadi

yang merdeka, dan mereka mem

punyai rasa cinta untuk membentuk

ikatan yang suci.

Tugas bapak terhadap anaknya :

• Memberi nama kepada anaknya.

• Mempersembahkan anak sulungnya

kepada Tuhan dengan dibaptis.

• Menyunatkan anak (?)

• Bertanggungjawab atas pertumbuh

MENJADI ORANGTUA

YANG SMART DAN BERDAYA PIKAT

DALAM MENGEMBAN RAHMAT

Page 8: Warta  Paulus  91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24

WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

6

an spiritual anak kepada Tuhan.

• Memberi keteladanan di hadapan

anak dengan tidak melakukan pe

langgaran.

• Mengajarkan kepada anak jalan ke

bijaksanaan.

• Menghukum anaknya jika bersalah.

• Bertanggungjawab atas pernikahan

anaknya dengan segala tanggung

jawabnya.

Beberapa kewajiban istri terhadap

suaminya :

• Bekerjasama dengan suami ter

utama mengemban tugas dari Allah,

beranak cucu.

• Jika suami berbuat salah, maka istri

perlu menegur.

• Ikut bekerja dan memelihara cipta

an, bekerja melalui karya tangan

untuk membantu suami.

• Menjamin hubungan afektif dengan

suami.

• Gambaran istri idaman nampak da

lam Kitab Amsal 31: 10 – 31.

Kewajiban Ibu kepada anaknya,

antara lain:

• Memberi makan, menyusui

• Memberi pakaian.

• Melindungi dan menjaga anak.

Hakekat Perkawinan

Perkawinan merupakan kesepakatan

janji antara seorang pria dan wanita

untuk membentuk kebersamaan dalam

seluruh hidup mereka. Karena obyek

nya adalah kebersamaan seluruh

hidup, maka berakibat timbulnya hak

atas kebersamaan seluruh hidup se

bagai pasangan suami-istri.

Konsensus / Kesepakatan Pasutri

1. Verus : Perkawinan harus sung

guh-sungguh dari hatinya, bukan

pura -pura.

2. Plenus : Perkawinan harus de

ngan ketulusan hati dan dengan

sepenuh hati dan apa adanya.

3. Liber : Perkawinan dilakukan

dengan pribadi yang bebas, tidak

terikat dengan siapapun.

Tujuan Perkawinan

1. Kesejahteraan suami istri.

2. Prokerasi ( memperoleh

keturunan ).

3. Pendidikan anak secara Katolik.

Realita dalam keluarga

1. Kurangnya nyala api cinta pasutri

seperti awal pernikahan ( skema 7

hari, 7 bulan dan 7 tahun ).

2. Memudarnya tradisi keluarga yang

baik dalam keluarga.

Membangun Habitus Baru dengan

Lima T

Time ( waktu )

Menggunakan waktu secara

optimal untuk dapat berkumpul

dengan keluarga.

Telling ( cerita )

Saat berkumpul dengan keluarga

gunakan untuk menceritakan ke

giatan yang dilakukan anggota

keluarganya. Jangan sampai tidak

tahu keadaan dan kegiatan

pasangannya. Banyak orang tua

yang tidak punya hati yaitu meng

anggap sesuatu tidak penting dan

tidak mau mendengar cerita / keluh

an anggota keluarga yang lain.

Page 9: Warta  Paulus  91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24

ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

7

Gereja Santo Paulus kini juga memiliki sarana informasi dunia maya

berupa Blog. Kunjungi gsp-sendangguwo.blogspot.com dan jadi pengunjung setia kami.

Teaching ( pengajaran )

Suatu pernyampaian informasi

tanpa suatu nilai-nilai yang berarti

juga tidak ada artinya, maka perlu

disampaikan pengajaran nilai-nilai

yang baik.

Training ( kesaksian )

Apa yang didapat perlu

dipraktekkan. Kebaikan tidak

hanya terletak pada nilainya tetapi

perlu tindakannya.

Togetherness ( kebersamaan )

Keterlibatan dan kebersamaam

keluarga sangat penting dan saling

melengkapi. Segala sesuatu dapat

dihadapi apabila semua anggota

keluarga bekerjasama dengan baik

sebagai satu tim.

Untuk membangun hubungan yang

baik, gunakan kata-kata yang :

• membangun : sebaiknya ..............

• menyemangati : aku yakin kamu

bisa ............

• optimis : kegagalan itu bisa

diperbaiki .............

• positif : semua berjalan dengan

baik ............

• penuh kasih : I love you ...........

Tujuh Aturan Emas Perkawinan

dan Keluarga

1. Pastikan anda memiliki waktu ber

sama dan bersuka citalah bersama.

2. Teruskan berbicara dan tetap men

dengarkan satu sama lain.

3. Pelajari cara pasangan / anak anda

merasa dicintai.

4. Diskusikan perbedaan dalam

keluarga dan berdoa bersama.

5. Berlatih untuk saling mengampuni.

6. Hormatilah orang tuamu meskipun

kadang-kadang kita tidak cocok

dengan mereka.

7. Jangan mengabaikan keintiman

hubungan yang mesra.

Dalam pertemuan yang berlangsung

hingga siang hari ini, peserta juga

disuguhi hiburan dari video yang

sangat menyegarkan sehingga

membuat mereka betah untuk tetap

berada di ruangan. Dan peserta pun

pulang dengan penuh semangat untuk

menapaki hari esok yang lebih cerah.

Semoga pengalaman ini akan

memberi semangat hidup bagi kita

dan seluruh keluarga kita. �

Pius Koesdyantoro

Page 10: Warta  Paulus  91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24

WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

8

Bapak / Ibu / Saudara-ri terkasih serta dikasihi

Tuhan Yesus Kristus. Tampaknya, waktu berjalan

begitu cepat. Tanpa terasa, kita kembali merayakan

hari ulang tahun paroki. Perayaan ini dalam rangka 24

tahun gereja kita.

Membaca sejarah singkat Gereja Katolik

Santo Paulus Sendangguwo, sesungguhnya gereja se

bagai persekutuan umat beriman di wilayah ini sudah

tumbuh dan berkembang lama sebelum dibangunnya gereja sebagai tempat

peribadatan yang selama ini kita rayakan sebagai hari ulang tahun gereja. Pe

rayaan ulang tahun di paroki kita adalah perayaan ulang tahun gereja (sebagai

bangunan), dan sekaligus merayakan Hari Raya Santo Petrus dan Paulus,

dengan Santo Paulus sebagai pelindung gereja kita.

Menjadi pertanyaan refleksi bagi kita bersama: Apakah yang sudah selama

ini kita laksanakan untuk kemajuan dan perkembangan paroki kita tercinta?

Apakah jiwa dan semangat Santo Paulus sebagai pelindung paroki, sungguh

sudah mengakar dan mendasari setiap gerak langkah hidup sebagai orang ber

iman dalam bermisi dan mewartakan Tuhan Yesus yang bangkit dan mulia?

Ada seorang buta dan seorang pincang kebetulan sampai pada suatu sudut

jalan pada saat yang sama. Orang buta itu meminta si pincang untuk mem

bimbingnya agar dapat melewati kesulitannya. Orang picang itu berkata,”

Bagaimana mungkin saya dapat melakukannya, sebab saya tidak dapat ber

jalan sendiri. Tetapi bila engkau mau menggendong saya, saya dapat meng

ingatkan engkau akan segala sesuatu di jalan, mataku menjadi matamu, dan

kakimu menjadi kakiku.” Orang buta itu menjawab, “ Oh, dengan senang hati,

saya bersedia. Mari kita saling melayani.” Dengan demikian, si buta itu meng

gendong saudaranya yang pincang dan mereka berjalan dengan rasa senang

dan aman.

Bapak / Ibu / Saudara-ri yang terkasih, mungkin semua seolah terkesan

biasa-biasa saja, dan mengalir seperti air…. Dan tidak ada yang ‘tampak’ se

cara signifikan. Tapi mungkin juga ada yang sungguh sangat istimewa dan

membuat kita bangga sebagai umat bahwa kita ada dan tinggal di paroki ter

cinta ini, dalam berbagai peran, melalui tugas, dalam karya dan khususnya

melalui pelayanan kita di paroki. Dan pasti ini bukan secara kebetulan, tetapi

karena anugerah Allah yang kita tanggapi dengan bebas dan penuh sukacita.

Surat dari Romo Paroki

Page 11: Warta  Paulus  91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24

ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

9

Maka “Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus

Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan

pelayanan ini kepadaku” (1 Tim 1 : 12).

Namun apalah arti syukur kita kalau ternyata kita hanya memikirkan diri

dan kepentingannya sendiri, serta bergerak menurut “keyakinannya” masing-

masing? “Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut dan sabar.

Tunjukkanlah kasihmu dalam saling membantu. Dan berusahalah me

melihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera” (Efesus 4:2-3)

Sebagai sebuah paroki, kita bersyukur atas perkembangan umat. Kita tahu

bahwa paroki kita berkembang dengan cukup pesat dalam jumlah umat. Hal ini

dapat diketahui dari beberapa kapel di wilayah, lingkungan, selain di gereja

pusat.

Dalam hal ini, begitu pentingnya paroki memiliki master plan. Master plan

ini terdiri dari penataan bangunan dan lingkungan areal sekitar gereja, pemeta

an wilayah dan lingkungan, dan penguatan visi-misi paroki. Untuk mewujud

kan sebuah master plan yang diharapkan dapat digunakan sebagai acuan pe

ngembangan paroki masa mendatang, sangat diperlukan keterlibatan tokoh

umat, para ahli di bidang masing-masing, orang muda katolik, dan umat pada

umumnya. Dan pada tahun 2013 ini juga merupakan akhir dari masa jabatan

pengurus dewan, wilayah, dan lingkungan, maka sudah saatnya muncul kader-

kader baru yang sangat peduli, mempunyai hati dan ‘cerdas’ untuk semakin

mampu mengembangkan paroki ini menjadi lebih relevan dan signifikan dalam

menjawab tantangan zaman ini.

Semoga peringatan 24 tahun gereja kita, dan 21 tahun paroki kita menjadi

saat untuk bangkit menjadi gereja yang semakin bermakna dan menjadi

berkat bagi umat dan masyarakat sekitar kita.

Selamat Ulang Tahun Gereja Santo Paulus Sendangguwo ke-24 �

Page 12: Warta  Paulus  91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24

WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

10

Serba-serbi kegiatan bulan Mei

di Lingkungan

Lingkungan St. Yusup - Liman Mukti

Bulan Mei, disamping umat Katolik pada umumnya mengadakan Doa

Rosario selama satu bulan penuh, juga merupakan Bulan Katekese Liturgi

(BKL), yang pada tahun 2013 ini mengambil tema “ Mendalami Liturgi seba-

gai Pangkal Tolak Pembaruan Gereja “.

Umat Lingkungan Santo Yusup Liman Mukti / Wilayah G, tidak ketinggal

an juga melaksanakannya penuh dalam satu bulan ( 31 hari ), yang pelaksana

annya dilakukan dari rumah ke rumah umat lingkungan. Yang istimewa pula

pada bulan Mei tahun ini, setelah merayakan Hari Raya Kenaikan Tuhan,

Kamis 9 Mei, kita diajak pula untuk

ikut serta dalam Novena Roh Kudus

selama 9 kali yang dimulai tanggal 10

Mei sampai 18 Mei.

Apa arti dari Novena Roh Kudus

itu sendiri? Apa tujuan Novena Roh

Kudus? Novena Roh Kudus diadakan

untuk merayakan kedatangan Roh

Kudus, bukan untuk menunggu ke-

datangan Roh Kudus. Karena sebenar

nya Roh Kudus sudah datang dalam

diri kita ketika kita menerima pembaptisan. Untuk itu Novena ini diharapkan

dapat menumbuhkan lagi semangat Roh Kudus yang kita terima.

Mungkin saja kita selama ini kurang memperhatikan panggilan Roh Kudus

dalam hidup kita. Panggilan Roh Kudus yang ada dalam diri kita sering kali ter

tutup oleh hawa nafsu kita. Hal yang paling mudah adalah ketika kita diajak

untuk ikut berpartisipasi dalam Novena ini, kita mengungkapkan 1001 macam

alasan untuk menghindar. Entah belum pulang kerja, macet di jalan atau

bahkan dengan bangganya mengutarakan kata malas atau lelah di depan

umum. (Semoga saja umat di lingkungan-lingkungan tidak ada yang seperti

ini).

Mengikuti Novena memang merupakan sebuah kebebasan. Hal yang sama

pula ketika kita dihadapkan dengan ingin agama apa yang akan kita yakini.

Page 13: Warta  Paulus  91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24

ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

11

Ketika kita memilih Katolik sebagai

agama kita, maka segala risiko sebagai

seorang Katolik akan kita terima,

'Panggul Salib bersama Yesus'.

Jadi masihkah kita malas untuk ikut

serta dalam kegiatan Gereja dan ling-

kungan? Yesus saja rela menanggung

dosa kita, sudah selayaknya kita mem-

bantunya memikul salib kita sendiri

dan memuliakan-Nya dengan ikut No-

vena ini. Amin �

Dominicus Slamet Parjono,

Ketua Lingkungan St. Yusup-Liman Mukti.

Ziarah ke Ganjuran

Setelah satu bulan penuh umat lingkungan Ignatius 2 dan Ignatius 5,

wilayah D 1 berdevosi kepada Bunda Maria, bulan Mei yang lalu, maka kegiat

an dilanjutkan dengan berziarah ke Ganjuran, Bantul, Yogyakarta pada hari

Minggu, 2 Juni 2013.

Tepat pukul 06.00 WIB rombongan berangkat menggunakan Bis Sido Ru-

kun, dengan jumlah peserta 46 orang dewasa ditambah 3 anak, yang sebelum-

nya didahului dengan doa agar selamat dalam perjalanan. Dalam perjalanan,

kami mengisi waktu luang dengan berdoa Rosario bersama.

Pukul 10.00 WIB rombongan sampai di Ganjuran dan pada pukul 10.30

diselenggarakan misa, dipimpin oleh Romo Yulius M, Pr yang berangkat ber

sama kami dari Semarang. Selesai misa, masing-masing peserta berkesempatan

berdoa pribadi di Candi Hati Kudus Yesus. Setelah istirahat dan makan siang

bersama, pukul 13.30 rombongan melanjutkan perjalanan ke Malioboro untuk

jalan-jalan, rekreasi hingga pukul 17.30.

Dalam perjalanan kembali ke Semarang, singgah sejenak di Tempel, Sleman

untuk makan malam dan sekedar membeli oleh-oleh, dan selama perjalanan

diisi dengan kuis berhadiah yang dipandu Bp. Peter, Adapun materi kuis pada

umumnya sekitar isi dari Kitab Suci. Acara ini cukup meriah, juga hadiah cu-

kup banyak, sumbangan dari beberapa donatur.

Pukul 23.00 kami sampai di lingkungan dan kegiatan diakhiri dengan doa

syukur kepada Tuhan yang telah memberi kelancaran dalam perjalanan dan

selamat dapat kembali ke rumah masing-masing dengan hati gembira.

Demikian sekilas kenangan perjalanan kami ziarah ke Ganjuran, semoga

Page 14: Warta  Paulus  91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24

WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

12

Page 15: Warta  Paulus  91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24

ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

13

dapat lebih mempertebal iman kepercayaan kita kepada Tuhan. Tak lupa kami

ucapkan terima kasih kepada Ketua Lingkungan Ignatius 2 dan Ignatius 5 yang

telah membawa kami berziarah, dan juga kepada Panitia Penyelenggara yang

telah melayani dengan sebaik-baiknya.

Tuhan memberkati. �

L. Sudibyo, Lingkungan St. Ignatius 2

Rosario Keliling

Bulan Mei yang lalu, devosi kepada Bunda Maria dengan doa Rosario Ke-

liling di lingkunganku berlangsung sebulan penuh, kecuali setiap Rabu untuk

latihan koor. Oleh Ketua Lingkungan, Jadwal Rosario dibuat seminggu sebe-

lum bulan Mei tiba, setelah melakukan pendaftaran umat yang berkenan ketem-

patan, dan diedarkan ke umat beberapa hari sebelum putaran pertama dimulai.

lbadat dimulai pukul 19.30 WIB. Setelah Ketua Lingkungan selaku peman

du menyampaikan kata pengantar dan membagi tugas, menyusul kemudian nya

nyian pembuka, doa, bacaan, renungan, diteruskan dengan doa Rosario, doa

umat, serta doa penutup. Acara selanjutnya adalah ramah-tamah diselingi de

ngan pengumuman atau informasi lainnya yang dipandang perlu. Tak lupa,hasil

kolekte pun diberitahukan.

Jumlah umat yang hadir rata-rata mencapai 20 orang, namun pada waktu

pembukaan, penutupan, atau ada ujub khusus, jumlahnya dapat mencapai lebih

dari 30 orang. Umat mengikuti jalannya ibadat dengan tertib, khusyuk dalam

doa, menyimak bacaan dan renungan yang disampaikan dengan serius. Pada

saat ramah-tamah, suasana berganti tampak akrab, guyub, menggembirakan.

Demikian sekilas pandang kegiatan doa Rosario Keliling di lingkunganku,

Lingkungan Santo Markus, Wilayah C. Semoga ke depan, lingkungan dengan

jumlah keluarga yang mencapai 80 KK ini bisa berkembang lebih baik. �

Yulius Khrisna-Ponclok Indah Smg.

GSP Sendangguwo masuk Lingkungan St. Monika 3 Lhoo….

Suatu sore ada seorang umat bertanya kepada koster Gereja Santo Paulus

Sendangguwo, ”Mas, mau ke mana ?”. Sang koster yang pada saat itu sedang

membawa tas kecil warna putih bergambar Pater Pendiri MSF, menjawab se-

ketika, ”Saya mau pergi ke doa Rosario lingkungan”. Mendengar jawaban itu,

sang umat seketika kembali bertanya untuk kedua kalinya, ”Apa? Kamu mau

Page 16: Warta  Paulus  91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24

WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

14

ke doa Rosario lingkungan? Memang kamu punya lingkungan?”, sambil sang

umat tersebut tertawa agak keras ….(haaaaahahhahaa...bunyi tawanya…).

Dengan penuh ketenangan karena sudah dipenuhi oleh Roh Kudus

(he..he..he..), maka sang koster yang sabar itu pun hanya tersenyum saja.Tetapi

rupanya dengan senyuman itu justru membuat sang umat tertarik untuk ber-

tanya untuk ketiga kalinya, seperti Santo Petrus dulu yang juga tiga kali me

nyangkal Tuhan Yesus(..he..he). Kata sang umat, ”Memang lingkungan mana

yang mau mengakuimu menjadi salah satu umatnya?.” Karena sudah tiga kali

umat tersebut bertanya dan pertanyaan ketiga pun bunyinya agak ketus, maka

sang koster pun menjelaskan seperti berikut ; ...Secara geografis, Gereja St.

Paulus Sendangguwo terletak di RT 02 / RW 05 Kelurahan Kalicari, Kecamat

an Pedurungan. Kemudian jika kita lihat dari segi teritorial gereja, maka masuk

ke dalam wilayah C1– Lingkungan Santa Monika 3, yakni sekitar jalan Mu-

wardi sampai perumahan BPD 2 yang menuju Pondok Indah, yang dipimpin

oleh Bapak Handoyo sebagai Ketua Lingkungan. Hingga saat ini jumlah umat

Lingkungan St. Monika yang terdaftar ada sekitar 47 Kepala Keluarga.

Mendengar penjelasan sang koster maka umat tersebut pun manthuk-

manthuk..sambil berkata, ”Ooooo, begitu to mas, kalau begitu sugeng tindak

nggih mas, jangan lupa bawa pulang snacknya ya (he..he..he..he..).”

Maka bertolak dari pengalaman inilah penulis tertarik mensharingkan peng

alaman ini kepada seluruh umat gereja St. Paulus Sendangguwo ini sebagai

sekedar informasi. Penulis juga melihat bahwa Lingkungan St. Monika 3 ada

lah lingkungan yang mempunyai semangat untuk mengikuti kegiatan yang ber-

sifat menggereja, misalnya saja pada bulan Rosario kemarin, setiap malam cu-

kup banyak umat yang menghadirinya. Bahkan lingkungan ini sudah membuat

agenda kegiatan untuk satu tahun, diantaranya BKSN ( Bulan Kitab Suci Na-

sional), Jumat Kliwonan dan sebagainya. Harapan kita tentu seluruh lingkung

an di Paroki Sendangguwo ini memiliki semangat minimal sama dengan Ling-

kungan St. Monika 3, sehingga kelak kita menjadi umat yang tangguh dalam

iman dan tulus dalam melayani seperti yang dicita-citakan oleh Gereja. �

Ignatius Martin Sitepu

Ziarah dan Bakti Sosial Lingkungan St. Fransiskus Xaverius

Dalam rangka memperingati bulan Mei sebagai Bulan Maria, umat Ling-

kungan St. Fransiskus Xaverius, Wilayah A melaksanakan kegiatan ziarah ke

Temanggung dan Wonosobo serta Bakti Sosial ke Panti Asuhan ‘Pangreksa

Page 17: Warta  Paulus  91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24

ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

15

Dalem Betlehem’ Temanggung pada hari Minggu, 19 Mei 2013.

Sekitar pukul 05.30 umat lingkungan mulai berkumpul di Jl. Badak VIII, di

depan Alfamart. Peserta ziarah, termasuk 9 orang dari lingkungan tetangga, ber

jumlah 46 orang yang terdiri dari bapak, ibu, mudika dan anak-anak. Kami

menggunakan 2 bus kecil, berhubung jalan menuju salah satu tujuan kami ma-

sih sempit. Setelah persiapan seluruhnya selesai, pukul 06.20 kami berangkat

ke Temanggung, diawali dengan doa, dan dilanjutkan dengan doa rosario ber-

sama di masing-masing bus.

Tujuan pertama adalah Rawaseneng. Rawaseneng merupakan biara Trappist

pria pertama di Indonesia, yang nama resminya ‘Pertapaan Santa Maria Rawa-

seneng, terletak sekitar 14 km di sebelah utara kota Temanggung. Ini meru-

pakan pertapaan Katolik dari Ordo Cisterciensis Strictioris Obsevantiae

(OCSO), lebih dikenal dengan sebutan Ordo Trappist. Pukul 09.30 sampailah

kami di Biara St. Dominikus, Rawaseneng. Menurut rencana, kami akan meng

ikuti misa di Kapel biara pukul 10.00, namun batal berhubung Romo yang se-

harusnya memimpin misa masuk RS Elisabeth Semarang. Kegiatan diisi de

ngan berkeliling sekitar biara dipandu oleh Frater Blasius. Kami mengunjungi

Gua Maria untuk berdoa pribadi, ke makam Romo pendiri pertapaan, makam

Romo pribumi pertama yaitu Romo FX. Satiman dan beberapa Romo dan

Bruder Trappist, serta ke peternakan sapi yang ada di sana.

11.15 kami melanjutkan perjalanan ke Panti Asuhan ‘Pangreksa Dalem

Betlehem’, Temanggung. Pukul 12.00 kami tiba di Panti Asuhan dan disambut

dengan ramah oleh Suster Yudith, semua anak dan pendampingnya yang ada di

sana. Acara diawali dengan doa oleh Bp. FX Sudama, sambutan dari Bp. AM

Teguh Santoso selaku Ketua Lingkungan, yang mengucapkan terimakasih atas

penerimaan dari keluarga besar Panti Asuhan. Bp. FX Kasiman selaku wakil

umat, menyerahkan bantuan secara simbolis kepada Keluarga Panti Asuhan.

Bantuan berupa alat tulis dan sembako. Suster Yudith selaku tuan rumah,

dalam sambutannya mengucapkan selamat datang, dan terimakasih atas kun-

jungan juga bantuan yang diberikan kepada Panti Asuhan. Suster juga meng

harapkan agar kami dapat membeli oleh-oleh yang dibuat Keluarga ‘Betlehem’

yang artinya ‘Rumah Roti’.

Acara berikutnya yang dipandu Kristina Erika dan Elisabet Apriani adalah

menyanyi bersama dan permainan "zip zap" dan "kupikir-pikir" yang diikuti

oleh anak-anak Panti yang berjumlah 85 orang, mudika juga anak-anak dari

rombongan. Acara yang paling menggembirakan ini sungguh mengesan, apa

lagi bisa makan siang bersama dengan mereka, yang tentu jarang kami alami.

Acara ditutup dengan doa oleh Bpk. FX Sudama. Kemudian para mudika yang

diwakili oleh Hani, Lia, Rika, Anik, Sylvia, Mercy, Andre menyerahkan bing-

Page 18: Warta  Paulus  91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24

WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

16

kisan alat tulis kepada anak-

anak panti. Setelah selesai,

kami foto bersama yang

didokumentasikan oleh Mas

Ganes, dilanjutkan ber kun-

jung ke kamar-kamar panti .

Kami juga membeli oleh-

oleh, produk dari "Rumah

Roti". Kami sebenarnya

ingin tinggal lebih lama

lagi, karena kami me rasa

krasan dan dianggap seba-

gai keluarga. Namun karena masih ada satu obyek ziarah yang perlu kami kun-

jungi, akhirnya pada pukul 14.30 kami mohon pamit untuk melanjutkan per-

jalanan ke daerah Wonosobo.

‘Taro Anggro’. Taman rohani ini terletak di Kec. Kertek, Kab. Wonosobo,

berada 200 m dari arah Wonosobo ke desa Anggrunggondok dan sebelum jem-

batan dari arah Parakan Temanggung. Taro Anggro ini didirikan atas prakarsa

Rm. Steph Sumpana, MSC; diberkati oleh Mgr. J Sunaka, SJ , Uskup Pur-

wokerto dan di resmikan oleh H. Kholiq Arif, Bupati Wonosobo pada Sabtu,

12 Juni 2010. Acara di sini diisi dengan Doa Jalan Salib, doa pribadi di Gua

Maria St. Petronela, Ruang Adorasi, dan kunjungan ke Taman dan patung Tu-

han Yesus. Pukul 18.00 kami meninggalkan Taro Anggro, mampir dulu di

suatu rumah besar untuk mengisi bensin (alias makan malam) bagi penumpang

2 bus ziarah tersebut.

Sekitar pukul 22.00 sampailah kami dengan selamat di lokasi awal keberang

katan, di depan Alfamart jalan Badak. Proficiat untuk seluruh Panitia Ziarah

dan Remaja Lingkungan St. Fransiskus Xaverius yang diketuai oleh Mbak

Unik. Karena berkat Tuhan, kerja keras dan kerjasama yang baik dari seluruh

umat lingkungan, acara ini dapat berlangsung dengan selamat, lancar dan suk-

ses. Walaupun ada kekurangan, namun peserta ziarah merasa senang dan puas.

Lewat acara ini, semoga kita dapat semakin lebih dekat dengan Bunda Maria

dan Tuhan Yesus sendiri, dapat mewujudkan kepedulian kita kepada sesama

yang membutuhkan, memupuk sikap kebersamaan, kekompakan antara para

orangtua dan remaja. Sampai berjumpa lagi dalam acara berikutnya. Tuhan

memberkati kita semua. Amin..!! �

Priska Yohanita

Page 19: Warta  Paulus  91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24

ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

17

Prodiakon Paroki

dan Komuni Suci Sejak tahun 1966, di Keuskupan Agung Semarang,

seperti juga di tempat-tempat

lain terjadi penambahan jum-

lah umat yang cukup men-

colok dibanding dengan tahun-

tahun sebelumnya. Salah satu

akibat dari pertumbuhan umat

ini semakin terasa adanya ke-

kurangan jumlah imam. Sebe-

lum jumlah umat membengkak

pun kekurangan imam sudah terjadi, dan sangat dirasakan dalam kegiatan per

ibadatan / liturgi, terutama perayaan Ekaristi pada hari Minggu, kekurangan

imam ini amat terasa, terlebih dalam membagikan komuni suci.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Justinus Kardinal Darmajuwana,

Uskup Agung Semarang pada waktu itu, memohon kepada Roma (Propagan

da Fide, Konggregasi untuk Penyebaran Iman) agar Uskup Agung Sema-

rang diperkenankan menunjuk beberapa pelayan awam yang dirasa pantas un-

tuk membantu imam dalam membagi Tubuh Kristus baik di dalam maupun di

luar perayaan Ekaristi. Dan ternyata permohonan itu ditanggapi secara positif.

Ijin yang diminta, diberikan secara “ad experimentum” (untuk percobaan) se-

lama 1 tahun. Kalau memang hal ini dirasa perlu dan bisa berjalan dengan baik

bisa diperpanjang. Karena tugas membagi Tubuh Kristus itu memang menjadi

tugas Imam dan Diakon, maka para awam yang kemudian dipilih dan mau

menjadi ‘pelayan Tubuh Kristus’ ini diberi nama Diakon Awam. Romo

Blasius Pudjarahardja, Pr (Uskup Ketapang pada waktu itu) dalam ceramahnya

di Yogyakarta, 16 Juli 1970, antara lain mengatakan; Diakon Awam adalah

awam yang menerima tugas dari uskup, bukan ex potestate ordis atau jurisdic-

tionis (dari kuasa tahbis atau hukum), tetapi dari anugerah istimewa melalui

ropaganda Fide, dikuasakan untuk :

1. Menerimakan / menyampaikan Tubuh Kristus pada waktu Liturgi Ekaris

ti, Liturgi Sabda dan orang sakit.

Page 20: Warta  Paulus  91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24

WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

18

2. Dan disamping itu memimpin ibadat non Sakramental dan tanpa mem-

berikan berkat.

Inilah kiranya pengertian siapa dan apa tugas para ‘Diakon Awam’ pada waktu

itu. Kemudian terjadi masalah yang muncul sekitar ‘Diakon Awam’ ini. Misal-

nya ada umat yang merasa kurang puas menerima komuni dari ‘Diakon Awam’

atau dalam beribadat hanya dipimpin oleh ‘Diakon Awam’, bahkan soal nama

‘Diakon Awam’ sendiri juga banyak yang mempertanyakan. Oleh karena itu

pada akhir tahun 1983, nama ‘Diakon Awam’ diganti dengan nama ‘Diakon

Paroki’, (Surat Alexander Djajasiswaya Pr, Vikaris Kapitularis KAS kepada

para Romo Paroki di Wilayah KAS, tertanggal 22 Desember 1982).

Banyak pihak merasa bahwa istilah ‘Diakon Awam’ itu kurang tepat. Di

lingkungan Gereja Katolik istilah ‘Diakon’ dikenakan bagi seseorang yang te-

lah ditahbiskan menjadi Diakon, dan dengan tahbisannya itu dia bukan lagi se

orang awam. Dia sudah termasuk dalam kelompok klerus, padahal yang disebut

‘Diakon Awam’ itu memang tetaplah seorang awam. Dengan istilah ‘Diakon

Paroki’, kecuali kata awam, kemudian dihilangkan, tugas-tugas mereka pun di

rinci secara lebih jelas. Mereka memang bukan ‘diakon tertahbis’, tetapi di-

harapkan bisa menjalankan sebagian tugas yang sebenarnya menjadi tugas Dia-

kon tahbisan. Kalau Diakon tahbisan ini bersifat kekal dan universal, maka

‘Diakon Paroki’ ini menjalankan tugasnya secara sementara (3 tahun, meski

pun dapat diperpanjang atau diperpendek), dan hanya untuk lingkup paroki ter-

tentu, tidak untuk setiap tempat. Tugas yang diberikan kepada Diakon Paroki

ini kurang lebih sama dengan yang dulu diberikan kepada ‘Diakon Awam’,

yaitu: membantu Imam memberikan Tubuh Kristus dalam perayaan

Ekaristi maupun di luar perayaan Ekaristi, misalnya perayaan Sabda pada

hari Minggu di Stasi / Wilayah, untuk orang sakit, untuk mereka yang ada di

penjara, dsb. serta melaksanakan tugas memimpin ibadat yang diberikan oleh

pastor paroki.

Pada tahun 1985, istilah

‘Diakon Paroki’ diganti men

jadi ‘Prodiakon Paroki’

hingga sekarang ini. Maka

dalam suratnya, Romo Ign

Wignyasumarta, MSF,

(Sekretaris KAS waktu itu,

sekarang pastor paroki kita),

tertanggal 7 Agustus 1985

yang ditujukan kepada para

Romo paroki se-wilayah

Page 21: Warta  Paulus  91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24

ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

19

KAS, para pelayan awam ini secara resmi diberi nama ‘Prodiakon Paroki’.

Keputusan ini merupakan hasil rapat konsul KAS pada 6 Agustus 1985 di

Girisonta. Istilah ‘Prodiakon Paroki’ ini dipilih untuk menghindari istilah

‘Diakon’ yang semestinya diberikan pada seorang yang ditahbiskan dan dengan

demikian seorang Diakon bukan awam lagi. Meskipun demikian jelas bahwa

prodiakon paroki ini dipilih untuk menjalankan sebagian tugas ‘Diakon tahbis

an’. Prodiakon Paroki ini diangkat oleh Uskup atas usulan Pastor Paroki. Jabat

an Prodiakon Paroki ini tetap bersifat sementara, dalam arti melaksanakan tu-

gas selama 3 tahun (bisa diperpanjang atau diperpendek) dan hanya berlaku

selama orang yang bersangkutan tetap tinggal di paroki di mana ia ditugaskan.

Oleh karena itu keberadaan ‘Prodiakon Paroki’ diakui oleh Gereja dan se-

cara sah menjalankan tugas membagikan Komuni Suci, yang sebenarnya men-

jadi tugas Imam atau Diakon tertahbis. Apabila ada pendapat di sekitar kita

yang mengatakan: “menerima Komuni Suci dari tangan prodiakon itu ti-

dak sah”, maka pendapat tersebut patut kita pertanyakan pula, karena tidak

sejalan dengan ketentuan, aturan yang sudah ditetapkan oleh hirarki Gereja Ka-

tolik, melecehkan penugasan dari Bapa Uskup dan hanya akan menyesatkan

umat lain.

Komuni Suci tetaplah Komuni Suci, sepanjang kita mengimaninya teguh

sebagai Tubuh Kristus sendiri. Prodiakon, walau tidak terpandang, banyak ke-

kurangan, namun telah rela melayani, membantu para Imam dalam menerima

kan Sakramen Maha Kudus. Mereka dipilih oleh umat dan ditugaskan oleh

Uskup.

(tak ada orang di dunia ini yang sempurna, orang yang berdosa adalah orang

yang menganggap dirinya tidak berdosa, dan memandang orang lain penuh

dengan kekurangan.) �

“Ekaristi adalah rahasia hariku. Ia memberikan kekuatan dan makna bagi semua aktivitas pelayananku demi Gereja dan seluruh dunia….. Biarkan Yesus dalam Sakramen Mahakudus berbicara ke dalam hatimu. Ialah yang merupakan jawaban kehidupan yang sebenarnya, yang sedang kamu cari. Ia tinggal di sini bersama kita : Ia adalah Allah beserta kita. Carilah Ia tanpa lelah, sambut lah Ia tanpa keraguan, cintailah Ia tanpa henti : sekarang, besok, dan selamanya. ” – Paus Yohanes Paulus II

Page 22: Warta  Paulus  91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24

WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

20

“Orang-orang

sering datang ke

Misa karena me

reka memiliki ke

butuhan untuk di

hadirkan di hadap

an Allah. Ini tidak

salah. Tapi prior

itasnya adalah adorasi, pujian, syukur,

dan penebusan, bukan diri kita dan

apa yang kita butuhkan. Bahkan lebih

salah lagi bila orang-orang datang

Misa untuk menikmati musik, meng

agumi pengkhotbah, untuk menunjuk

kan talentanya, atau untuk berhadapan

dalam kekaguman dan afirmasi timbal

balik antara imam dan umat. Bila kita

mengijinkan Ekaristi Kudus memberi

kan kekuatan agungnya dalam panggil

an dan misi Kristen kita, kita harus

belajar untuk melihatnya, pertama dan

terutama sebagai tindakan pe

nyembahan yang diarahkan kepada

Allah" � Kardinal Francis Arinze

“Ada kurang

dari 100 orang di

dunia yang benar

-benar membenci

Gereja Katolik,

namun ada jutaan

o r a n g y a n g

membenci apa

yang mereka mengerti secara salah

sebagai Gereja Katolik “ �

Venerable Fulton John Sheen

“Allah telah menciptakanku

untuk melakukan suatu pelayanan

yang pasti bagi-

Nya; Ia telah

mempercayakan

suatu pekerjaan

kepadaku yang

t i d a k i a

p e r c a y a k a n

kepada yang

lain. Aku memiliki misi ku sendiri –

Aku mungkin tidak per nah

mengetahuinya dalam hidup ini, tapi

aku akan diberitahu tentang itu se

lanjutnya…Aku memiliki bagian

dalam karya agung; Aku adalah mata

rantai dalam rantai, sebuah ikatan

hubungan di antara pribadi-pribadi" �

Beato John Henry Newmann

“Perbaharuilah

imanmu dengan

menghadiri Misa

Kudus. Jagalah

pikiranmu tetap

terpusat pada mis

teri yang dising

kapkan di hadap

an kita. Dalam mata pikiranmu,

pindahkanlah dirimu ke Kalvari dan

renungkanlah Kurban yang mem

persembahkan diri-Nya kepada Ke

adilan Ilahi, yang membayar harga

penebusanmu” � Padre Pio

Kardinal

Francis Arinze

Renungkanlah

Venerable

Fulton John Sheen

Beato

John Henry

Newmann

Padre Pio

Page 23: Warta  Paulus  91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24

ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

21

Page 24: Warta  Paulus  91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24

WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

22

Santa Klara dari Asisi ( 1194-1253 )

Santa Klara dilahirkan di Asisi pada tanggal 16 Juli 1194. Dia adalah anak perempuan tertua

dari sebuah keluarga bangsawan. Sekalipun ke-

hidupannya serba ada dan berkelimpahan, namun

Klara kecil tidak menyukai gaya hidup orang

kaya.

Pada tanggal 20 Maret 1212, dalam usia 18

tahun, Klara meninggalkan rumah tanpa izin dari

orangtuanya dan masuk biara. St. Fransiskus dari

Asisi dan muridnya menemui Klara dengan

membawa lilin yang bercahaya di tangannya.

Lalu, Klara meletakkan jubahnya yang mahal dan St. Fransiskus memotong

rambutnya serta memberikan jubah yang kasar dan kerudung yang tebal. Di

sinilah Klara berjanji pada dirinya untuk melayani Yesus Kristus. Ketika kedua

orangtuanya menemukannya, ayahnya ingin membawanya pulang secara keras,

namun Klara pun tetap bersikeras untuk tidak kembali ke rumahnya.

Klara pertama kali bergabung dengan Ordo Benediktin, lalu bersama orang-

orang yang ingin lari dari dunia bergabung dan mendirikan sebuah Ordo Klaris

Miskin yang tinggalnya berdampingan dengan Kapel San Damiano. St. Klara

adalah pendiri Ordo Klaris Miskin dan ia menjadi Abbis pertama di San

Damiano.

Pada tahun 1234 ketika pasukan Frederick II menghancurkan lembah

Spoletto, para tentara menyerang Asisi. Mereka mendaki tembok-tembok San

Damiano saat malam dan menyebarkan teror di antara masyarakat. Klara bang

kit dari tempat tidurnya dengan tenang dan mengambil sibori dari kapel kecil

yang berdampingan dengan kamarnya dan maju menghadapi para penyerbu

dengan membuka jendela yang berlawanan dengan mereka yang berada di

tangga. Lalu, Klara mengangkat tinggi-tinggi Sakramen Mahakudus dan para

serdadu yang masuk ke biara menjadi silau karena pancaran Sakramen Maha-

kudus sehingga mereka lari.

St. Klara meninggal di Asisi pada tanggal 11 Agustus 1253. la dikanonisasi

di Roma pada tanggal 26 September 1255 oleh Paus Alexander IV. Baru pada

tanggal 23 September 1850, peti jenazahnya digali dan dibuka. Daging dan

pakaiannya sudah menjadi debu, namun kerangkanya sungguh masih utuh.

Saat ini tulangnya disimpan di ruangan bawah tanah di Santa Chiara, Italia. �

Page 25: Warta  Paulus  91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24

ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

23

Pernik-pernik di Bulan Maria. Milli : Hallo Centi, apa kabar? Kok muram? Lapar ya, atau pusing kepala?

Centi : Kok tahu aku lagi pusing! Memang, aku lagi pusing. Soalnya, aku tadi malam

setelah selesai nyanyian penutup, aku ditegur oleh pemimpin doa, mengenai

intonasi doaku. Katanya, intonasiku beda dengan yang dibawakan pendaras

yang lain. Aku heran, padahal dari 35 orang pendaras yang lain juga tidak

ada yang sama! Kok hanya aku yang ditegur, oh nasibku….

Milli : Pada bagian yang mana? Maksud saya pada “alinea” mana?

Centi : Alinea pertama. Itu lho alinea pertama, Salam Maria penuh rahmat, Tu-

han sertamu

Milli : Lalu apa yang ada di benak tumpulmu?

Centi : Begini lho. Orang mengartikan suatu kata kan harus melihat kata atau kali-

mat berikutnya, atau sebelumnya. Kalau tidak begitu akan menimbulkan

multi tafsir. Berpengaruh pada intonasi. Soalnya ada yang berpendapat bah

wa pada kata awal doa Salam Maria, salamnya Maria lah yang penuh rah-

mat, bukan Maria-nya. Pendapat ini didasarkan atas salam yang diucapkan

Maria pada waktu bertemu dengan Elizabeth yang menyebabkan anak di

kandungan Elizabeth melonjak girang. Salamnya hebat.

Milli : Teruskan!

Centi : Ya jadi yang disertai Tuhan ya salamnya Maria, kalau disambungkan dengan

kata-kata selanjutnya

Milli : Salahkah itu?

Centi : Aku tak mau men”justice” pendapat itu

Milli : Hebat kau,seperti lawyer di ILC. Ada pendapat yang lain?

Centi : Ada. Katanya pada doa Salam Maria bahasa Inggris diawali dengan “Heil

Mary”,padanan dari Salam Maria. Jadi “salam”, “heil” adalah sapaan. Maka

sapaan tersebut sepadan dengan: Hallo, Wahai, Hai, Sayangku, Ibu, Bunda

ku dll. Katanya lebih lanjut; misalnya “Hallo Maria (yang) penuh rahmat,

Tuhan sertamu” ini akan lebih menjelaskan kalau yang penuh rahmat adalah

Maria, selaras dengan siapa yang terpuji diantara wanita dan siapa yang

“buah tubuhnya Yesus” pada kalimat-kalimat berikutnya.

Milli : Lalu menurut kamu sendiri?

Centi : Nah atas dasar pengertian seperti tersebut, intonasi pendarasanku tidak

berterima.

Milli : Ah kamu seperti yang di tivi saja bilang tidak berterima, seperti pak An-

Page 26: Warta  Paulus  91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24

WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

24

ton Muliono Alm. Ada lagi yang unik?

Centi : Ya ada lah! Ada yang mendaraskan seperti orang baca koran, lurus,

monoton, lupa kalau berdoa itu hakekatnya berbicara dengan kepada siapa

doa itu diucapkan. Ada yang pas kena giliran “mbowo”, suaranya lembut

seperti berdoa sendiri di dalam kamar, sehingga daun telingaku harus ku-

tarik tinggi-tinggi keatas agar dapat mendengarnya. Macam-macam lah.

Milli : Ada lagi yang menmbuatmu pusing?

Centi : Ada yang berkata Salam Maria penuh rahmat tidak ada tanda koma-nya.

Padahal di buku lain aku temukan ada tanda baca koma-nya. Aku heran

juga, hampir semua orang kalau mendaraskan doa Bapa Kami bisa sama

nada mau pun

penggalan kata-

katanya. Kalau doa

Salam Maria kok

bervariasi. Aku

jadi perpendapat

bahwa yang mem-

buat / menterje-

mahkan doa Salam

Maria ke dalam

bahasa Indonesia

pada jaman dulu

itu agaknya tidak

menyadari bahwa

kata “salam” di awal doa itu menimbulkan berbagai pendapat atau pengerti

an yang berbeda.

Milli : Ah sudahlah terima saja. Ayo kita masuk, itu Kak Desi, Kak Deca sudah

datang. Nanti kalau ada kesempatan, kita minta pencerahan dari Pak Un-

tung. Kalau beliau mau memberi pendapat!

Centi : Ya lah, aku terima, tapi kau juga harus tahu, terima teguran itu kan ya ti-

dak enak, apalagi yang menegur juga belum tentu benar! Oke, nanti kita

cari Pak Untung.

(Dialog berhenti di sini sebab pertemuan segera dimulai, semua HP di “silent”) ÷

Ignatius Sumaryoto,

Tlogosari, Semarang

Page 27: Warta  Paulus  91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24

ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

25

Safari Bina Iman

Pilar pertama program visioner

yaitu keintiman iman dan Tahun

Iman. Tahun Iman yang telah di

canangkan oleh Paus Benediktus XVI

dimulai 11 Oktober 2012 – 24 Novem

ber 2013, dan tanggapan sederhana

Paroki St. Paulus Sendangguwo ada

lah mengajak umat untuk melaksana

kan gerakan eklesial di lingkungan /

wilayah. Tujuannya mengajak umat

untuk mensyukuri iman, mengajak

umat mempelajari isi muatan fun

damental dari iman kepercayaan, me

ningkatkan dan mengintensifkan

renungan dan perayaan iman, supaya

bergairah dalam memberi kesaksian

iman secara publik, dan dapat me

neladan tokoh-tokoh yang telah ter

bukti dalam penghayatan dan kesaksi

an iman.

Berdasarkan hal tersebut maka

Paroki St. Paulus Sendangguwo me

netapkan program kerja visioner,

salah satunya adalah Safari Bina Iman

yang (akan) dilaksanakan di beberapa

wilayah selama tahun 2013. Tema

yang dipilih oleh Paroki adalah

“Belajar dari Pengalaman Iman Abra

ham“. Dan imam yang mengajar

dalam Safari Bina Iman adalah Rm.

Antonius Kustiyanto, MSF.

Waktu dan tempat kegiatan :

19 April 2013

Kapel St. Petrus, Medoho

17 Mei 2013

Kapel St. Theresia Avila, Tlogosari

12 Juli 2013

Bangsal Gereja St. Paulus Sendang

guwo

11 Oktober 2013

Kapel Yesus Maria Yosep (YMY),

Plamongan Indah

8 November 2013

Kapel St. Maria Goretti, Plamongan

Hijau

Alasan menggunakan kapel-kapel

yang berada di Paroki St. Paulus Sen

dangguwo yaitu jika berpusat di Gere

ja tidak akan menjangkau umat yang

jarang terlibat di Gereja, dan tentunya

peserta yang hadir ya hanya itu-itu

saja. Jika terjun langsung ke lingkung

an, tenaga pengajarnya yang tentu sa

ngat kurang, dan di lingkungan sudah

banyak melakukan pertemuan / ibadat

gerejawi seperti APP, BKL, BKSN,

ASG, Adven. Dengan ide yang sangat

baik datang dari Rm. Kus, kenapa kita

tidak safari dari kapel ke kapel saja,

Page 28: Warta  Paulus  91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24

WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

26

selain dapat mengenal kapel-

kapel yang berada di Paroki

St. Paulus Sen dangguwo,

juga dapat mengumpulkan

umat yang berada di wilayah

-wilayah kapel tersebut

tidak saja untuk ibadat /Misa

tetapi untuk belajar bersama

ten tang ajaran iman Gereja,

mengenal iman tokoh-tokoh

Gereja, dsb.

Safari Bina Iman sudah

dilaksana kan dua kali yaitu

di Kapel St. Petrus Medoho, yang

hadir 42 orang dan di Kapel St.

Theresia Avilla Tlogosari, yang hadir

35 orang. Kegiatan ini bisa terlaksana

karena dukungan para ketua wilayah,

para ketua lingkungan, pengurus

kapel dan seluruh umat yang

menanggapi undangan ketua lingkung

an. Pembelajaran berlangsung tepat

waktu yaitu pkl. 19.00 – 21.00, umat

yang hadir diwajibkan membawa

Alkitab. Dalam proses pembelajaran,

imam menjelaskan dengan bahasa

yang mudah dimengerti oleh semua

kalangan dari anak-anak, remaja,

kaum muda maupun dewasa.

Semoga pertemuan ketiga sampai

kelima akan semakin banyak umat

yang hadir, bukan karena paksaan te

tapi karena kesadaran akan kebutuh

an untuk lebih lagi mengisi diri dan

meningkatkan iman lewat pembelajar

an ajaran-ajaran iman Gereja, agar

kita dapat menangkal pendangkalan

iman, karena kehidupan beriman tidak

hanya sebatas tindak ritual.

Semangat dan Berkah Dalem. ÷

Nona Theresia Distress Retang

Anda ingin menambah wawasan tentang Ajaran Gereja Katolik yang benar? Ingin meningkatkan keimanan anda?

Silakan baca

Katekismus Gereja Katolik (KGK) dan

Kompendium KGK di

gsp-sendangguwo.blogspot.com

Page 29: Warta  Paulus  91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24

ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

27

Selamatkan Bumi dengan Lubang Resapan Biopori Upaya sederhana Umat Katolik dalam pelestarian alam.

“Selamatkan bumi dengan Lubang Resapan Biopori adalah suatu langkah sederhana, sebagai wujud partisipasi dari siapa pun yang mencintai bumi un-

tuk memelihara keutuhan ciptaan (integrity of creation). Bila langkah ini men-

jadi gerakan bersama diharapkan langkah ini menjadi bagian solusi masalah

besar dewasa ini. Salam, doa ‘n Berkah Dalem.” demikian sapaan Mgr. Johan

nes Maria Pujasumarta, Pr dalam laman blognya: http://pujasumar

ta.blogspot.com/2008/01/slamatkan-bumi-dengan-bor-lrb.html. Sapaan yang di

unggah pada Minggu, 27 Januari 2008 tersebut senantiasa terngiang bagi umat,

khususnya di Lingkungan Yoao Baptista. Sejak tahun itu, rasan-rasan untuk

membuat lubang-lubang tanah, biopori, selalu menjadi harapan menunggu ka-

pan bisa direalisasikan.

Akhirnya, lima tahun kemudian, tepatnya pada setelah rangkaian perayaan

Natal 2012, di triwulan pertama tahun 2013, gerakan membuat biopori dilaku

Page 30: Warta  Paulus  91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24

WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

28

kan di rumah-rumah umat Lingkungan Yoao Baptista.

Dengan bantuan teknis dari Bp. Al. Sujud, yang telah membuat puluhan bio

pori di lingkungan SDK Sang Timur Semarang, setiap hari Minggu dikerjakan

4 – 5 lubang biopori di satu-dua rumah umat. Pada bulan Mei ini, yang bertepat

an dengan Bulan Maria dan Bulan Katekese Liturgi, ada 3 rumah yang sudah

dibuat lubang bioporinya, yaitu rumah keluarga M A Moerniningsih Soeparlan,

5 lubang, rumah keluarga M B Sri Umiasih 2 lubang dan rumah keluarga Ma-

miek Nurhadi, 4 lubang.

Upaya sederhana yang dilakukan oleh umat lingkungan ini ternyata dilirik

juga oleh warga lain di RT sekitar umat. Terbukti dengan adanya permintaan

kepada ketua lingkungan, Bp. F X Agus Suhardianto dari RT 03 / RW 01 Kelu-

rahan Tlogosari Wetan untuk memberi contoh bagaimana pembuatan biopori di

rumah-rumah warga lain.

Puji Tuhan, bahwa hal sederhana dalam upaya mencintai lingkungan dan

melestarikan keutuhan ciptaan, yang dilakukan oleh umat di lingkungan, men-

jadi berkat juga bagi warga di wilayah tempat tinggal umat. �

Andang Prasetya

Page 31: Warta  Paulus  91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24

ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

29

mengenal sosok

PAUS FRANSISKUS Jorge Mario Bergoglio lahir di Buenos Aires,

17 Desember 1936. Dia anak pertama dari lima ber-

saudara yang lahir dari keluarga seorang pegawai ke

reta api keturunan Italia. Bergoglio muda belajar di

seminari di Villa Devoto dan kemudian masuk Seri-

kat Yesus tahun 1958 pada usia 21 tahun. Setelah

mendapat gelar di bidang filsafat dari Colegio

Maximo San Jose Miguel, Bergoglio kemudian

mengajar literatur dan psikologi di Colegio de la Immaculada di Santa Fe dan

Colegio del Salvador di Buenos Aires. Ditahbiskan menjadi imam 13 Desem-

ber 1969, kemudian menjadi pembimbing novis dan dosen teologi. Bergoglio

memulai tugas kegembalaan pada 1973. Berkat prestasi dan kepiawaiannya, Or

do Yesuit kemudian menunjuknya menjadi Provinsial Serikat Yesus di Argen-

tina hingga tahun 1979. Pada 1980 Bergoglio menjadi Rektor Seminari San

Miguel hingga 1986. Bergoglio juga menyandang gelar master di bidang ilmu

kimia dari Universitas Buenos Aires. Gelar doktor diselesaikannya di Jerman.

Beliau di angkat menjadi uskup pada tahun 1998 menggantikan Kardinal Anto-

nio Quarracino sebagai Uskup Agung Buenos Aires.

Jorge Mario Bergoglio dikenal sebagai seorang gembala yang rendah hati,

dan memiliki komitmen tinggi terhadap keadilan sosial. Cara hidupnya yang

sederhana membuatnya sangat dikenal. Dia memilih tinggal di sebuah aparte-

men kecil, ketimbang di kediaman resmi keuskupan yang megah. Bapa Jorge,

demikian ia disapa umatnya di Buenos Aires, lebih memilih naik kendaraan

umum dari pada mobil pribadi dan seringkali mengunjungi orang miskin. Dan,

sebagaimana diberitakan, ia memasak sendiri makanannya. Kotbah Bergoglio

sering menjadi berita utama media di Argentina. Kotbah-kotbahnya sering me-

nekankan pentingnya menangani problem sosial kemasyarakatan. Hal ini se-

cara tidak langsung mengkritik pemerintah Argentina yang tidak memperhati-

kan orang-orang pinggiran.

Bergoglio dikukuhkan sebagai kardinal oleh Paus Yohanes Paulus II pada

tahun 2001. Sebagai kardinal, ia pernah mengemban beberapa fungsi adminis-

tratif di Vatikan, antara lain Kongregasi Iman, Kongregasi Liturgi dan Sakra-

men, Kongregasi Hidup Religius, dan beberapa tugas lain. Kemudian ia men-

jadi anggota Komisi Amerika Latin dan Dewan Keluarga.

Bergoglio dikenal sebagai seorang Kardinal yang lantang mengkritik gereja.

Page 32: Warta  Paulus  91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24

WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

30

Menurutnya, kini banyak pemimpin gereja melupakan bahwa Yesus Kristus

bergaul dengan penderita kusta dan makan dengan para pelacur. "Yesus meng

ajarkan kita cara lain. Keluarlah. Keluarlah dan bagikan kesaksian Anda, ke-

luarlah dan berinteraksi dengan saudara Anda, pergi keluar dan berbagi, pergi

keluar dan jadilah firman dalam tubuh serta semangat kita," kata Bergoglio di

Argentina tahun lalu. Selain mengkritik gereja, Bergoglio juga lantang meng

kritik beberapa kebijakan pemerintah Argentina. Ia secara terang-terangan

mengkritik kebijakan Presiden Cristina Kirchner terkait perkawinan sejenis

(gay) dan penggunaan alat kontrasepsi. Meski menentang perkawinan sejenis,

Bergoglio mengajak umatnya agar tetap menghormati pribadi kaum homosek-

sual. Yang mengesankan dari Kardinal yang rendah hati ini adalah ketika me

ngunjungi sebuah tempat perawatan pasien penderita HIV/AIDS tahun 2001, ia

mencuci dan mencium kaki 12 orang penderita HIV/AIDS.

Dalam konklaf yang berlansung 12-13 Maret 2013, Kardinal Jorge Mario

Bergoglio terpilih menjadi menjadi Paus yang ke 266. Nama yang ia pilih ada

lah Fransiskus (mengacu nama Fransiskus dari Asisi), nama yang melambang-

kan kemiskinan, kerendahan hati, kesederhanaan, dan pembangunan kembali

gereja. �

Hilarius Teguh

Page 33: Warta  Paulus  91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24

ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

31

Aja Cedhak Kebo Gupak y.eric soewarno – kortimja HAK

Tumrape bebrayan urip ing Jawa, ana paribasan “aja cedhak kebo gupak”.

Iku dudu bebasan sing aeng. Mesthine kita wis padha tau krungu lan ngerti sing

dikarepake. Kebo gupak, kebo sing lagi gedabigan ana lendhut. Wis mesthi,

yen kita cedhaki, bakal kecipratan lendhute. Dadi melu kotor lan reged.

Biasane paribasan iki dicakake para sepuh kang paring pitutur lan pepeling

marang para kanoman. Ing pangajab mageri para kanoman aja nganti kepencut

cedhak lan srawung karo pawongan sing mrusal lan fasik. Yakuwi pawongan

sing senajan percaya marang Gusti kang Maha Tunggal, nanging sapari-polahe

tansah nerak angger-anggere Gusti. Gawe dredah, tumindak dursila, nerak

angger-anggere bebrayan, nerak angger-anggere negara. Wose pepeling: aja sra

wung karo wong-wong pandosa, mundhak kecipratan salah lan dosane.

Mundhak kembet, melu dadi urusane pulisi, gedhene bisa-bisa melu mlebu

pakunjaran.

Paribasan iki jumbuh karo surasane layang Santo Paulus: “kekancan kang

ala ngrusak pakulinan becik” (bad companions ruin good character) (1Kor

15:33). Uga jumbuh karo ayat pambuka Kitab Mazmur sing aweh pitutur,

pepeling, lan panjurung: “minulya pawongan kang ora srawung, ora ngom

byongi, ora nyengkuyung tumindake para fasik lan para pandosa” (Mzm 1:1).

Jalaran tumindake para fasik lan pandosa iku tumuju marang katiwasan (Mzm

1:6).

Nanging geneya Gusti Yesus malah cedhak lan srawung karo pawongan

pandosa? Kapara malah mbelani? Kaya nalikane mampir bareng murid-muride

ing omahe Zakeus alias Lewi lurahe juru pajeg ing Yeriko, lan nampa pasugat

an gedhen (Luk 19:6, Mat 9:10, Mrk 2:15). Kabeh wong Yahudi sing meruhi,

nesu lan nutuh :“Dheweke sanja

mertamu ing omahe wong pan

dosa!”(Luk 19:7), ”Ngapa koq

Gurumu kembul mangan bareng

karo para juru pajeg lan pando

sa?” (Mat 9:11, Mrk 2:16).

Tumrape adat bebrayan Yahudi,

sanja mertamu menyang omahe

wong pandosa, apa maneh nganti

kumpul mangan bareng, padha karo

Page 34: Warta  Paulus  91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24

WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

32

melu tumindak dosa. Gusti Yesus mbelani, ngesthi marang dhawuhing Hyang

Rama: “Putraning Manungsa mara kanggo nggoleki lan nylametake wong-

wong sing mrusal”(Luk 19:10). ”Aku mara ora kanggone wong-wong sing

mursid, nanging Aku mara kanggone wong-wong pan dosa” (Mat 9:13,Mrk

2:17, Luk 5:32). Dudu pawongan kang sehat sing mbutuh ake tabib, nanging

pawongan sing nandhang lara (Mat 9:12, Mrk 2:17).

Kanthi mangkono, apa Gusti Yesus ateges ora paham marang ayat Mazmur

mau? Wis mesthi yen pana. Wiwit yuswa-Ne nembe 12 tahun, Gusti Yesus wis

gawe gawoke Yusuf-Maria lan para alim-ulama, nalikane tinemu lagi ngaji

karo ahli-ahli Kitab kuwi ing Bait Allah Yerusalem (Luk 2:46-48). Gusti Yesus

sengaja srawung karo wong-wong pandosa jalaran nuhoni dhawuhing Hyang

Rama, minangka Utusan (Misionaris) -Sang Juru Wilujeng- hamilujengaken

para pandosa lan kabeh titahing Gusti.

Dogma Gereja paring piwulang, yen Gusti Yesus iku Sejatinging Allah kang

manunggal Sejatining Manungsa. Sejatining Allah ora bakal kentir melu dosa.

Sejatining Manungsa, ateges Gusti Yesus uga condhong marang kanepsoning

manungsa, marang tumindak dosa. Nanging Gusti Yesus kalis ing dosa jalaran

dayaning puasa (Mat 4:1-11, Mrk 1:12-13, Luk 4:1-13), kang manunggal

dayaning pandonga sing dilakoni kanthi sampurna (Mat 17:21, Mrk 9:29).

Pandonga-Ne kang sampurna, nalikane konjuk ing taman Getsemani: “Dhuh

Kanjeng Rama, bilih saged, mugi keparenga tuwung punika kapundhut.

Nanging sanes pikajeng Kawula, namung pikajeng Panjenengan Dalem

ingkang dumadi” (Mat 26:39,42; Mrk 14:26, Luk 22:42).

Yen Gusti Yesus srawung karo pawongan sing klebu “kebo gupak”, apa kita

minangka pandherekE -minangka umat Kristiani-, uga kudu niru? Nerak

paribasan “Aja cedhak kebo gupak”?. Nyumanggakake !. Waton “sangu” iman

kang kukuh. ÷

Engkau berkata, ’MisaEngkau berkata, ’MisaEngkau berkata, ’MisaEngkau berkata, ’Misa----nya lama’, nya lama’, nya lama’, nya lama’, maka aku menjawab, ’karena maka aku menjawab, ’karena maka aku menjawab, ’karena maka aku menjawab, ’karena cintamu terlalu singkat’cintamu terlalu singkat’cintamu terlalu singkat’cintamu terlalu singkat’ St. Josemaria Escriva St. Josemaria Escriva St. Josemaria Escriva St. Josemaria Escriva

Page 35: Warta  Paulus  91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24

ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

33

NGUDO ROSO (Mo Semar)

Gareng : E, lha gandrik, si Irung mbangir, adiku si

Kantong Bolong kok dingaren mendengus

neng Pastoran? Baya ana apa, dimas Petruk

koq sajak serius nyawang kono nyawang kene

thingak-thinguk kaya bocah ilang? Lagi ngapa

to Truk kowe kuwi sabenere?

Petruk : Lho, kang Gareng ki piye, wis matane kero, lakune kecincalan ke

cincak-kecincik, kaya ora percaya marang sing murbeng dumadi,

paring sikil loro kuwi supaya mlaku sing jejek. Iki lho ana geber

pengumuman jelang pesta Perak Gereja S. Paulus yang perlu kita

baca.

Gareng : Wo cah gemblung, ditekoki apik-apik koq saurane nyengir ora

enak nong kuping. Bukan karena mata kero atau jalanku kecincal

an, tapi saya itu heran koq kamu melototi geber, kaya wong kami

tenggenggen ngono to Truk. E, jebul lagi maca pariwara to?!

Petruk : Lha ya to kang, Iki wacanan dhewe. Iki lho ana pengumuman

Agenda jelang Pesta Perak Paroki Santo Paulus : 17 Maret 2013

ana Seminar sehari Koor. Pada tg 29 Juni 2013 ada Parade Koor

Pesta Nama antar Koor Lingkungan / Wilayah dalam Misa Syukur.

Lalu mulai 7 Juli 2013 sampai Juli 2014 ada Lomba Koor Liturgi

tiap Minggu Misa kedua. We lha dalah malah ana Festival Koor

separoki antar kelompok Koor di Paroki pada tg 23 Juni 2014

barang gilo..

Gareng : Woo layakna matamu celingukan mlotot sana mlotot sini! Jadi

baru membaca macam-macam agenda jelang Pesta Perak Gereja

S. Paulus to! Lha njur peranmu apa sebagai anggota Koor, apa wis

mulai latihan Koor kanggo lomba?

Petruk : So pasti to kang! Nadyan suaraku gembret kaya blek borot, wis

samestine ndukung nyengkuyung kanca-kanca Koor ben duwe gai

rah latihan. Jarene ketimbang kangka2 karo tangga, sing dha

ngrokokan lan mben bengi teler mabuk-mabukan, ya piguna ngom

byongi kegiatan Gereja.

Page 36: Warta  Paulus  91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24

WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

34

Page 37: Warta  Paulus  91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24

ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

35

Gareng : Bener kuwi Truk, apa maneh grejane dhewe kuwi meh merayakan

Yubile Pesta Perak, samestine umat padha cancut taliwondo gre

get nggone ngudi ngupayakake Paroki dadi Gereja yang hidup dan

punya daya tarik untuk masyarakat sekitar.

Petruk : Hukumnya wajib to kang, sebagai kaum muda Paroki S. Paulus ge

nerasi penerus wajib ngerahake tenaga mbagun Gereja dengan se

mangat yang diteladankan dan diwariskan oleh Santo Pelindung

nya.

Gareng : Wah hebat tenan saiki kowe Truk saplok dadi aktivis gereja! Ora

mung dadi juru parkir minggon, ning ya aktif nong Koor barang.

Petruk : Lha wis piye maneh to kang, bandha utawa rajakaya ora duwe,

duwene ming suwara, ketimbang nggedobos ngaya wara, aluwung

ngidung nyanyi muji Gusti.

Gareng : O ya Truk..., Mo Semar wingi koq ngudoroso : ”Wis meh selawe

tahun ultah greja, koq dalane mlebu greja isih umpek-umpekan,

ciut, sempit. Wah yen pas Hari raya, ampun, ruwet-bundhet,

macet-cet. Sing arep mlebu dha rebutan karo sing arep metu.”

Semar : Hayo, ana apa anak-anakku Nolo Gareng, Petruk si Kantong Bo

long, pada ngrasani wong tuwo ya? Sejak tadi Mo Semar nguping

koq nyebut jenenge Mo Semar barang.

Petruk : Nggak apa koq Mo, kang Gareng cuma rerasan ngudorasane Mo

Semar soal jalan masuk greja sing ciut sempit kuwi.

Gareng : Ya nuwun sewu wae Mo, anak-anakmu iki lagi ngomong2 soal jelang

Pesta Perak Greja, terus nyangkut soal jalan sempit yang sudah

hampir 25 th koq tak ada perubahan.

Semar : O kuwi to anak-anakku sing dadi underaning rembug. Mo Semar

memang lagi prihatin, mumet mikir solusine koq misih gelap !?

Petruk : mBok beli tanah depan greja itu saja to Mo,

kalau jalan yang sempit itu sudah tidak mung

kin diperlebar.

Gareng : Woo, dasar Kantong Bolong, udele bolong,

otake ya mlompong. Beli tanah duite mbah

mu apa? Utange nyang Keuskupan wae du

rung lunas, koq nggagas beli tanah maneh....?

Page 38: Warta  Paulus  91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24

WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

36

Semar : Pancen bener, Paroki nggak punya duit cukup untuk beli tanah.

Tapi Paroki punya banyak umat, bahkan lebih dari 10 ribu warga

yang di antaranya umat potensial berduit.

Gareng : Lha ya to Mo, kan pemakai jalan masuk-keluar gereja juga umat

sendiri? Seandainya para pemilik mobil dan motor rela bergotong

-royong ngiyur tiap bulan, apa tak mampu membeli tanah untuk

masuk gereja?

Petruk : Itu idee cemerlang, Mo! Perlu segera dibentuk panitia yang men

survey para pemilik kendaraan dan membuat kalkulasi berapa

uang bisa terkumpul tiap bulannya untuk pendanaan itu.

Semar : Benar, semua itu baik, perlu ada panitia resmi yang memikirkan

pengumpulan dana untuk pengadaan jalan masuk gereja. Konon

sudah ada donateur dari luar Paroki yang siap membantu dana de

ngan jumlah yang cukup besar. Tetapi bukankah selayaknya kita

umat Paroki sendiri juga bergerak mengumpulkan dana, karena

kita sendirilah yang nanti akan memakai jalan tsb.

Gareng : Tapi apa betul tanah depan greja itu bisa dibeli untuk jalan? Kata

nya pemilik tanah yang pernah mau menjual, baru saja meninggal.

Apa ahli warisnya (anak-anaknya) juga masih mau menjualnya?

Petruk : Apalagi tanah sing arep didol, jarene wis dikontrak wong kanggo

show room mobil, Mo. Wah bisa bertele-tele tenan mengko, soale

kejaba anak-anake akeh lan kabeh kudu sepakat menjual, isih

kudu mberesi karo sing ngontrak.

Semar : Mula kuwi anak-anakku, perlu ana panitia kecil sing mikirke

masalah kuwi kabeh. Kita tak boleh hanya berandai-andai dengan

omong kosong. Perlu lekas ’action’. Penanganan sing luwih intensif

perlu enggal diwiwiti, bareng-bareng karo

penggalian danane pisan. Yen perlu ora mung

tergantung tanah ngarep greja thok. Siapa tahu

tanah pojok sing lagi dibangun calon Ruko uga bisa

di survey kemungkinane. Percayalah isih akeh

bapak-bapak pe merhati sing bertekad mujudake

impian anane jalan besar masuk greja. Muga-muga

wae pas Yubile Pesta Perak Greja S. Paulus tahun

depan impian kita selama 25 th jadi kenyataan.

Page 39: Warta  Paulus  91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24

ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

37

Gareng dan Petruk (Manthuk-manthuk terharu penuh entusias) : Impian adanya jalan besar masuk gereja nerawang semakin nyata. Itulah

hadiah terbesar dari Tuhan bagi kita umat Paroki untuk Tahun Yubile pesta

Perak Gereja, bila itu sungguh terwujud. Ayo apike padha parikan:

”Punten, margi lumebet greja, taksih sempit mekaten.

Rahayu sinten kemawon ingkeng dados talanging Gusti

paring dana kagem njembaraken margi mlebet greja.

Ing dinten Ambal Warsa punika, kepareng ngaturaken :

Dirgahayu saha mantepipun mekaten Sugeng Riyadi,

Dumateng Gereja Santo Paulus ing jalan Supriadi Sendangguwo.

Pareng sungkem, abdi dalem punakawan sakukuban,

Berkah Dalem, bagi anda semua segenap umat sekalian!”

��

Page 40: Warta  Paulus  91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24

WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

38

RALAT IKLAN

Iklan dari CV DUA PUTRA HARAPAN, yang

dimuat pada Warta Paulus 90, Edisi Paskah 2013,

terdapat kesalahan tulis sebagai berikut:

Alamat : jl. Kauman Dalam 5 / 15, yang benar

jl.. Kauman Dalam I / 15

No. HP : 08225418013, yang benar

085 225 418 013

Atas ketidaknyamanan ini, Redaksi mohon maaf

yang sebesar-besarnya.

PELATIHAN DAUR ULANG BARANG BEKAS Membuat Sampah Menjadi Berkah

Bagi banyak orang, mantra 3R dalam hubungan

nya dengan lingkungan mungkin sudah cukup famili

ar di telinga. Ya, benar. Reduce (mengurangi) – Re-

use (menggunakan kembali) – Recycle (mendaur

ulang) adalah tiga mantra yang dimaksud.

Baru-baru ini, tepatnya hari Minggu, 19 Mei

2013, di Lingkungan Yoao Baptista diselenggarakan

pelatihan bagaimana mendaur ulang barang-barang bekas tertentu menjadi se-

suatu yang menarik, dengan fasilitator Ibu Retno Widyastuti Eko Rahadi. Belas

an umat lingkungan – bapak, ibu dan remaja – bertekun mendengarkan sekali

gus mempraktekkan apa yang dicontoh kan oleh fasilitator. Berbekal gunting,

lem dan peralatan sederhana lain, puluh

an tutup galon minuman kemasan, sa-

chet minuman instan dan bekas kemasan

sabun cuci bubuk diolah menjadi berba-

gai pernak-pernik menarik.

Pelatihan mendaur ulang barang bekas

dimulai pukul 10.00 WIB dan berakhir

pada pukul 13.00 WIB. �

Andang Prasetya

Page 41: Warta  Paulus  91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24

ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

39

Mengenali

GEREJA, KATEDRAL DAN BASILIKA

oleh : Arcadius S Adi

Lingkungan St Fransiskus Asisi

Wilayah Pucang Gading

Kata “gereja” berasal dari kata

Yunani “Ekklesia” yang didefinisikan

sebagai “perkumpulan” atau “orang-

orang yang dipanggil keluar.” Akar

kata dari ”gereja” bukan berhubungan

dengan gedung, namun dengan orang.

Seperti disebutkan dalam Roma 16:5:

“Salam juga kepada jemaat di rumah

mereka...”. Paulus menunjuk pada ‘ge

reja’ di rumah mereka, bukan pada ge

dung gereja, namun ‘kumpulan orang-

orang percaya’.

Tetapi dalam bahasan kali ini me

rujuk gereja dalam arti harafiah, yaitu

gedung (rumah) tempat berdoa dan

melakukan upacara agama Katolik

atau badan (organisasi) umat yang

menganut kepercayaan yang sama,

ajaran, dan tata cara ibadahnya.

Selain itu ada juga yang menyebut

gereja dengan istilah katedral. Sedang

kan katedral sendiri berasal dari baha

sa Latin ‘cathedra’, bahasa Yunani

‘kathedra’ yang artinya ‘tempat du

duk’ / kursi. Jadi katedral adalah ge

dung gereja yang di dalamnya ter

dapat tempat duduk khusus bagi

uskup. Dengan kata lain katedral ada

lah bangunan gereja, khususnya bagi

denominasi yang memiliki hirarki

episkopal, seperti Gereja Katolik, Ge

reja Anglikan, Gereja Ortodoks,

Gereja Lutheran

dan beberapa Gere

ja Metodis, yang

fungsinya sebagai

tahta uskup juga se

bagai gereja pusat

dari sebuah dioses

atau keuskupan.

Katedral adalah

gereja utama dari sebuah keuskupan,

dan katedral itu sendiri adalah juga

sebuah gereja paroki. Secara teknis,

Uskup adalah pastor kepala paroki

dari paroki katedral, dan Uskup me

nunjuk seorang rektor untuk mengatur

urusan-urusan spiritual dan duniawi

nya. Katedral melambangkan ke

dudukan dan otoritas uskup, dan

tempat di mana ia tinggal dalam wila

yah wewenangnya.

Ada beberapa variasi dalam peng

gunaan istilah "katedral", seperti dari

zaman pra-reformasi di Skotlandia

yang sekarang dimiliki oleh Gereja

Skotlandia masih tetap mempertahan

kan istilah katedral, meskipun gereja

tersebut menganut kebijakan presbiter

ian yang tidak memiliki uskup-uskup.

Hal senada terjadi di Jerman, yaitu ge

reja-gereja Protestan (sebagian besar

non-episkopal) yang bekerja sama

dalam satu wadah Gereja Injili di Jer

man, mempunyai katedral dari zaman

pra-reformasi ataupun hanya meng

cathedra

Page 42: Warta  Paulus  91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24

WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

40

Page 43: Warta  Paulus  91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24

ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

41

gunakan istilah katedral sebagai gelar

kehormatan belaka, bukan untuk me

nunjukkan supremasi hirarkis apa

pun. Karena katedral seringkali ber

ukuran besar dan megah, istilah kate

dral kerap digunakan secara keliru

untuk menyebut gedung Gereja mana

pun yang berukuran besar atau ber

sifat penting.

Selain ‘katedral’ ada istilah yang

lain yaitu ‘basilika’. Basilika, katedral

dan tempat ziarah adalah istilah yang

berbeda, tetapi tidak saling eksklusif.

Sebagai contoh, sebuah basilika dapat

merupakan sebuah tempat ziarah, dan

sebuah katedral dapat merupakan se

buah basilika. Sebuah katedral dapat

berupa sebuah basilika seperti Kate

dral St. Petrus dan Paulus di Keuskup

an Agung Philadelphia adalah juga

sebuah basilika.

Struktur basilika di

kembangkan oleh

orang-orang Roma

wi kuno sebagai

aula umum yang

sangat besar, yang

terletak di alun-

alun umum. Tepat

nya, basilika ada

lah sebuah bangunan jajaran genjang

dengan lebar bangunan lebih besar

dari setengah atau kurang dari

sepertiga panjangnya. Di salah satu

ujung basilika terdapat pintu masuk

dengan sebuah portico (serambi ber

atap yang ditopang kolom) dan di

ujung lainnya terdapat sebuah apsis

(ceruk dengan segi banyak atau

berbentuk setengah lingkaran, dengan

atap yang meleng

kung atau berben

tuk kubah). Terda

pat sebuah lorong

utama yang diapit

di sisi kiri dan ka

nannya oleh se

buah lorong (atau

dua, atau bahkan

tiga) dengan kolom-kolom yang

memisahkan lorong-lorong itu.Karena

langit-langit dari lorong utama lebih

tinggi dari langit-langit lorong-lorong

samping, maka sebuah clerestory

(bagian atas dinding dengan jendela-

jendela) ditambahkan di atas kolom-

kolom guna membiarkan cahaya

masuk ke dalam basilika. Ada banyak

contoh basilika kuno, terutama di

Italia.

Karena ukuran basilika, Sakramen

Mahakudus disimpan dalam sebuah

kapel di samping atau bahkan dalam

sebuah tabernakel gantung dekat altar.

Jemaat berkumpul di lorong utama,

yakni Panti Umat. Gereja-gereja basi

lika biasanya mempunyai sebuah hal

aman depan yang dikelilingi suatu

barisan kolom; ter

dapat sebuah su

mur di halaman

depan ini dimana

umat beriman da

pat membasuh ta

ngan dan bibir

mereka sebelum

masuk untuk me

rayakan Misa. Dikemudian hari,

dilakukan modifikasi-modifikasi pada

gaya Romawi yang baku itu, seperti

portico

clerestory

apsis

Page 44: Warta  Paulus  91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24

WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

42

penambahan sa

yap, pada masa

Romanesque dan

Gothic.

Selanjutnya, isti

lah ‘basilika’ di

pergunakan un

tuk menyebut ge

reja-gereja yang

mempunyai nilai

historis dan spirit

ual yang penting. Pada umumnya,

gereja-gereja ini dibangun dengan

gaya basilika, tetapi kriteria kuncinya

adalah bahwa gereja-gereja ini

merupakan tempat-tempat yang mem

punyai nilai historis dan spiritual yang

penting. Bapa Suci secara resmi

menetapkan sebuah gereja sebagai

“basilika”. Sebab itu, ketika orang ber

bicara mengenai Basilika St. Petrus di

Roma, gelar “basilika” menunjuk

pada nilai historis dan spiritual gereja

itu sendiri dan kehormatan yang di

anugerahkan atas nya oleh paus.

Menurut tradisi, suatu basilika

mempertontonkan sebuah conopoeum

atau pavilion (serupa sebuah payung

besar) yang dibuat dari sutera merah

dan kuning berselang-seling, warna-

warna pemerintah

an kepausan, dan

dengan salib di

puncaknya. Benda

-benda tradisional

basilika lainnya

adalah clochetta

(semacam alat mu

sik yang terdiri

dari tangkai, se

buah lonceng, dan lencana basilika,

yang dipergunakan dalam prosesi)

dan cappa magna (sehelai mantol

ungu yang dikenakan oleh para kanon

(para imam pejabat basilika) dalam

upacara-upacara liturgis.

Yang terakhir, setiap basilika mem

punyai sebuah “gerbang suci” yang

dibuka hanya pada masa ziarah khu

sus seperti yang dimaklumkan oleh

Bapa Suci. Misalnya, tahun 2000

dimaklumkan sebagai “Tahun Suci”,

dan gerbang suci St. Petrus dibuka

(juga semua gerbang suci di segenap

basilika lainnya).

Menurut tradisi, diadakan pem

bedaan juga antara basilika utama dan

basilika kecil. Tujuh basilika utama

berada di Roma: St. Petrus di Vatican,

St. Yohanes Lateran, St. Maria

Maggiore, St. Paulus di Luar Tembok,

St. Laurentius, St. Sebastianus dan

Salib Suci di Yerusalem. Keempat

basilika pertama dari tujuh basilika ter

sebut secara teknis disebut “basilika

paling utama”. Ketujuh basilika

utama ini merupakan gereja-gereja

ziarah yang penting dikunjungi apa

bila mengunjungi Roma.

Lorong gereja

Cappa magna

conopoeum

Page 45: Warta  Paulus  91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24

ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

43

Tempat ziarah adalah sebuah gere

ja atau tempat sakral lainnya di mana

disimpan relikwi, misalnya Shrine of

St. Jude di Baltimore; atau tempat di

mana penampakan terjadi, misalnya

Shrine of Our Lady of Knock di Irlan

dia atau Shrine of Our Lady of Guada

lupe di Mexico City atau tempat di

mana suatu peristiwa iman yang ber

sejarah terjadi, misalnya Shrine of the

Our Lady of the Martyrs di Auries

ville, N.Y, di mana para misionaris

Yesuit pertama wafat dimartir. Suatu

tempat ziarah dapat juga merupakan

tempat yang ditunjuk untuk me

numbuhkembangkan suatu keyakinan

atau devosi. Sebagai contoh Basilica

Shrine of the Immaculate Conception

dibangun untuk menumbuhkembang

kan devosi kepada Bunda Maria di

Amerika Serikat, teristimewa karena

Bunda Maria adalah pelindung Ameri

ka dengan gelarnya ‘Yang Dikandung

Tanpa Dosa’. Tempat-tempat ziarah

berada di bawah wewenang uskup

setempat, dan tempat-tempat ziarah

nasional ditetapkan oleh konferensi

waligereja. �

Dari berbagai sumber:

id.wikipedia.org; www.artikata.com;

www.indocell.net; www.gotquestios.org.

Page 46: Warta  Paulus  91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24

WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

44

KENCANA KATON WINGKA Melestarikan keutuhan ciptaan

ala Umat Lingkungan Yoao Baptista

Tumpukan koran bekas bercam-

pur dengan buku-buku bekas dan ker-

tas-kertas yang penuh coretan me-

menuhi teras depan garasi rumah Bp.

FX. Agus Suhardianto, Ketua Ling-

kungan Yoao Baptista. Sementara itu

di tepi jalan depan rumah, beberapa

karung berisi cup plastik bekas mi

numan kemasan, botol-botol plastik

bekas, kaleng-kaleng, dan berbagai

logam juga menumpuk.

Hari itu, Minggu, 5 Mei 2013. sa-

hibul bait dan beberapa umat di ling-

kungan ini dengan penuh semangat

dan kegembiraan memilih dan memi-

lah berbagai barang bekas tadi. Koran

disatukan dengan koran, kertas de

ngan kertas, kardus ditumpuk dengan

kardus, demikian juga dengan cup

plastik dan botol bekas minuman ke-

masan. Tujuannya pasti: dijual.

Sudah berjalan selama 2 tahun le-

bih, umat di Lingkungan Yoao Bap-

tista melakukan kegiatan bersih-bersih

rumah, mengumpulkan barang bekas

untuk kemudian dijual. Kegiatan ini

berawal dari sarasehan umat di mana

salah satu kesepakatannya adalah

mengupayakan penggalian dana bagi

Kas Lingkungan sekaligus meleng-

kapi berbagai kebutuhan lingkungan.

Ide ini diselaraskan dengan salah satu

pilar ARDAS yakni melestarikan keu-

tuhan ciptaan yang kemudian diterje-

mahkan dengan memanfaatkan barang

bekas sekaligus bersih-bersih rumah

umat.

‘Kencana Katon Wingka’, begitu

ungkapan peribahasa Jawa yang kira-

kira artinya adalah sesuatu yang baik,

indah dan berharga namun seringkali

tidak disukai. ‘Sesuatu’ itu salah satu

nya adalah ‘barang’ yang bahkan ada

di sekitar rumah kita: barang bekas.

Kalau melihat dari rupa dan bentuk

nya apalagi jika dalam jumlah kecil,

pasti orang akan cenderung mem-

buang saja barang-barang bekas ini.

Namun, jika kita mau mengumpulkan,

memilih dan memilahnya, ternyata

barang-barang bekas yang sepele ini

Page 47: Warta  Paulus  91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24

ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

45

berharga sangat luar biasa.

Kegiatan pengumpulan barang be

kas ini dilakukan secara triwulanan.

Dari kegiatan itu, selama dua tahun,

rata-rata tiap triwulan bisa diperoleh

uang dari hasil penjualan mencapai

350 hingga 450 ribu rupiah. Jika di-

bandingkan dengan jumlah umat / Ke

pala Keluarga di lingkungan ini yang

berjumlah 30 KK, hasilnya sangat

menggembirakan. Ini berarti dalam

satu tahun bisa terkumpul dana antara

1,4 sampai 1,8 juta.

Dari hasil selama dua tahun lebih,

Lingkungan Yoao Baptista saat ini

dapat memiliki seperangkat sound-

system yang cukup handal, dan se

perangkat alat misa – meski belum

termasuk Piala dan Sibori. Prinsipnya,

umat di Lingkungan Yoao Baptista

mau belajar untuk melestarikan keutu-

han ciptaan melalui upaya kecil mem-

buat ‘Wingka Katon Kencana.’ �

Andang Prasetya

Page 48: Warta  Paulus  91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24

WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

46

Novena

Maria la Salette

Dalam rangka menyambut pesta nama

santo pelindung Kongregasi MSF

pada 19 September 2013 nanti, maka

akan diselenggarakan Novena Maria

la Salette, setiap Senin sore pukul

17.30 WIB (bersamaan dengan Misa

harian Senin sore) di Gereja Santo Paulus Sendangguwo.

Jadwal Novena :

Novena ke 1 - 22 Juli 2013

Novena ke 2 - 29 Juli 2013

Novena ke 3 - 5 Agustus 2013

Novena ke 4 - 12 Agustus 2013

Novena ke 5 - 19 Agustus 2013

Novena ke 6 - 26 Agustus 2013

Novena ke 7 - 2 September 2013

Novena ke 8 - 9 September 2013

Novena ke 9 - 16 September 2013

MOHON KEHADIRAN DAN PARTISIPASI

SELURUH UMAT PAROKI.

Bidang Liturgi DP

Page 49: Warta  Paulus  91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24

ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS

GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG

47

Dari Bilik RedaksiDari Bilik RedaksiDari Bilik RedaksiDari Bilik Redaksi

Shalom pembaca yang budiman,

‘Selamat’...’Selamat’...sekali lagi ‘Selamat’ untuk segenap umat atas Ulang

Tahun Gereja Santo Paulus kita tercinta yang ke 24. Sebuah usia yang sudah

boleh dibilang ‘matang’ untuk ukuran hidup manusia. Jenjang usia yang di

anggap sudah mampu mandiri, dewasa dalam berpola pikir maupun berbuat,

lebih bijak, mampu mengambil keputusan-keputusan strategis untuk ke depan.

Menapaki usia triwindu ini, umat dapat berbangga hati melihat pertumbuhan

secara fisik dari Gereja kita, mulai dari penataan lahan yang semakin luas saja,

baik untuk parkir maupun lahan kosong di belakang pastoran, pengadaan gardu

jaga, beberapa portal pembatas, hingga kenyamanan saat berurusan

administratif di sekretariat dengan adanya AC dan ruang tunggu yang lebih

nyaman. Tak ketinggalan upaya pemasangan AC di dalam gedung gereja,

walau masih belum berjalan sempurna, menunggu penambahan daya listrik

yang lumayan besar.

Lalu bagaimana dengan segi rohani atau semangat kerohanian kita? Sudahkah

mengalami peningkatan? Sudah lebih dewasakah kita? Mengevaluasi beberapa

upaya yang telah dilakukan oleh para pegiat paroki, baik para pengurus dewan,

para ketua bidang, terlebih para koordinator seksi, OMK, apalagi di garis depan

yaitu para ketua wilayah dan ketua lingkungan, sudah selayaknya kita perlu

lebih prihatin dan mawas diri atas animo umat yang notabene adalah ‘kita-kita’

sendiri, yang begitu lemah, lesu, terhadap kegiatan-kegiatan gerejani baik di

gereja apalagi di lingkungan. Semangat atau partisipasi, keterlibatan umat

dalam berinteraksi dengan program gerja dapat dikatakan ‘lesu darah’. Gejala

yang sepele namun berbahaya bagi kelangsungan kehidupan gerejani kita.

Bahkan dapat menular kepada mereka yang awalnya bersemangat menjadi

ikutan ‘lesu darah’. Pernahkah terbayang dalam benak kita masing-masing, bila

suatu saat Gereja Santo Paulus Sendangguwo, Lingkungan-lingkungan dihadiri

oleh ‘zombie’, mahluk yang tampak hidup tetapi sebenarnya telah mati, yang

hanya sekedar bergerak ritmik mengikuti misa, sekedar hadir, duduk manis

mendengarkan ocehan pemandu atau ketua lingkungan dalam acara BKSN,

BKL, APP Adven dan sebagainya? Ditambah dengan ‘zombie-zombie’ kecil

yang berlarian kian kemari, berteriak-teriak sepanjang misa? Hiii.... Jadi

teringat film semacam itu. Namun happy ending-nya, saat matahari bersinar

maka kuasa gelap yang menaungi para ‘mayat hidup’ ini terhapuskan oleh

kecerahan dan kehangatan sinar mentari, menjadikan mereka benar-benar

Page 50: Warta  Paulus  91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24

WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013

TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI

48

WARTA PAULUS MEDIA KOMUNIKASI

PAROKI SANTO PAULUS SENDANGGUWO - SEMARANG

Pelindung Pastor Kepala Paroki

Penasehat Ketua Bidang Yan Mas Dewan Paroki

Penanggungjawab Koord. Tim Kerja KomSos

Dewan Paroki

Pemimpin Redaksi J Paryadi

Staf Redaksi Drs. St. Suripto Atmosuwito

Drs. A Mardiyono Pius Koesdyantoro

M Yunus Waas

Artistik Alf. Sungging V Suparyanto

B Riyanto

Tata Letak J Paryadi

M Yunus Waas

Distribusi Ketua - Ketua Lingkungan

Penerbit Dewan Paroki Santo Paulus

Jl. Dr. Muwardi 7, 024 - 6711509 Sendangguwo Semarang

Alamat E-mail [email protected]

Percetakan CV Rind Abadi

Edisi 91, Ulang Tahun ke 24 GSP

29 Juni 2013

Cover Depan GSP, Lomba Teater dan Menghias

Tong Sampah, Paulus Cup 2013

desain oleh : V Suparyanto

hidup, benar-benar menjadi manusia lagi.

Memang ini cerita fiksi, namun dapat menjadi

nyata dalam paroki kita. Kita dapat menjadi

mahluk semacam itu, yang hanya datang, duduk,

dengar tanpa ekspresi, ‘mati’. Beruntunglah kita

punya Roh Kudus yang diberikan kepada kita

saat baptis dahulu, namun sayang.....sinar ilahi

yang menghidupkan ini kita bungkus dengan

selimut tebal ke-egois-an kita yang berlomba

memuaskan nafsu duniawi, menelan segala

kesenangan hidup sebanyak-banyaknya, tanpa

rasa puas.

Mari kita singkirkan ‘selimut tebal’ itu, rasakan

kehangatan ‘mentari’ Roh Allah yang menguat

kan, menghidupkan kita. Sehatkan hidup kita

dengan rohani yang sehat, sehingga dalam Pesta

Perak tahun depan, Gereja Santo Paulus

Sendangguwo benar-benar berisi ‘Umat Allah

yang hidup’ bukan lagi ‘zombie’ yang ber

ekaristi dan berdevosi. Amin. �

“Di dunia ini aku tidak bisa melihat Putra

Allah yang Maha Tinggi dengan mataku

sendiri, kecuali melihat Tubuh dan Darah-

Nya yang Maha Kudus” – St. Fransiskus Asisi

Page 51: Warta  Paulus  91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24
Page 52: Warta  Paulus  91 _ 29 Juni 2013 _ Edisi HUT GSP ke 24