Top Banner
Alamat Redaksi: Gang Mede, Jl. SMP 126, Rt 05/03, No. 105, Kelurahan Tengah - Condet, Jakarta Timur Email: [email protected] Simpul-simpul RPJB: Kebon Jeruk (Jak-Bar), Kampung Melayu, Condet, Halim, Kebon Pala, Matraman, Pulo Gadung, Ciracas, Cipayung (Jak-Tim), Manggarai (Jak-Sel). LIPUTAN KHUSUS JOKOWI KELILING CONDET DAN MANGGARAI Jokowi di Balekambang: “Saya datang untuk mendengar” S etelah diundur seminggu, kemudian hendak dimajukan satu hari, lalu kembali ke tanggal semula dengan waktu yang dipersingkat, maka Jokowi dipastikan bakal datang pada Minggu, 3 Juni 2012. Komunitas Relawan Penggerak Jakarta Baru sempat “keder” dengan rencana yang berubah-ubah. Sementa- ra kehadiran Jokowi sangat diharapkan untuk meny- emangati relawan yang bekerja siang-malam untuk mewujudkan suatu harapan ideal tentang Jakarta yang berubah. Kita percaya Jokowi bisa melakukan itu. Kunjungan akan diawali di sebuah pelataran ke- cil tempat Jokowi bisa akrab dengan masyarakat. Pagi beringsut terang tak juga banyak warga yang datang. Hati pun kian was-was. Bahkan hati makin kecil saat mendengar bersamaan waktunya akan ada pengob- atan gratis dari satu partai politik tak jauh dari lokasi acara. Sementara di sudut lain Condet kabarnya ada habib yang diundang untuk berceramah. Tetapi makin dekatnya waktu warga satu per satu muncul, dan akh- irnya penuh juga. Pukul 10 lewat Jokowi datang. Dari kejauhan dia tampak ramping seperti di televisi, tapi diluar perkiraan ternyata tubuhnya cukup tinggi. Sederhana dan tak banyak bicara. Wajahnya serius amati setiap komen- tar. Ibu Rayani Sriwidodo, juru bicara masyarakat mis- alnya, mengatakan panjang-lebar tentang pembangu- nan Jakarta yang tak memihak rakyat kecil, dan karena itu masyarakat Betawi terpinggirkan. Dia menegaskan seharusnya pembangunan dimulai dari akar rumput. Jokowi setuju. Ketika Jokowi diberi kesempatan berbi- cara, dia mengatakan, “Saya datang untuk mendengar.” Secara singkat Jokowi menerangkan tentang Kartu Sehat dan Kartu Pintar yang rupanya akan menjadi per- hatian utamanya. Kesehatan gratis bagi masyarakat den- gan tingkatan kartu platinum untuk golongan paling tidak mampu, kemudian gold dan silver untuk tingkat selanjutnya. Pengobatan akan mencakup kemoterapi dan cuci darah yang umumnya mahal. Dengan mem- bawa Kartu Sehat maka masyarakat akan menerima perawatan gratis di puskesmas, klinik kesehatan, dan rumah sakit negeri ataupun swasta. Kartu Pintar akan dimiliki oleh pelajar untuk mendapatkan pendidikan gratis. Semua akan terlayani oleh birokrasi yang tidak EDISI 10 JUNI 2012
12

Warta Jakarta Baru Edisi 10 Juni 2012

Mar 10, 2016

Download

Documents

Warta Jakarta Baru Edisi 10 Juni 2012
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Warta Jakarta Baru Edisi 10 Juni 2012

Alamat Redaksi: Gang Mede, Jl. SMP 126, Rt 05/03, No. 105, Kelurahan Tengah - Condet, Jakarta TimurEmail: [email protected]

Simpul-simpul RPJB: Kebon Jeruk (Jak-Bar), Kampung Melayu, Condet, Halim, Kebon Pala, Matraman, Pulo Gadung, Ciracas, Cipayung (Jak-Tim), Manggarai (Jak-Sel).

LIPUTAN

KHUSUS JOKOWI

KELILING CONDET

DAN MANGGARAI

Jokowi di Balekambang: “Saya datang untuk mendengar”

Setelah diundur seminggu, kemudian hendak dimajukan satu hari, lalu kembali ke tanggal semula dengan waktu yang dipersingkat, maka

Jokowi dipastikan bakal datang pada Minggu, 3 Juni 2012.

Komunitas Relawan Penggerak Jakarta Baru sempat “keder” dengan rencana yang berubah-ubah. Sementa-ra kehadiran Jokowi sangat diharapkan untuk meny-emangati relawan yang bekerja siang-malam untuk mewujudkan suatu harapan ideal tentang Jakarta yang berubah. Kita percaya Jokowi bisa melakukan itu.

Kunjungan akan diawali di sebuah pelataran ke-cil tempat Jokowi bisa akrab dengan masyarakat. Pagi beringsut terang tak juga banyak warga yang datang. Hati pun kian was-was. Bahkan hati makin kecil saat mendengar bersamaan waktunya akan ada pengob-atan gratis dari satu partai politik tak jauh dari lokasi acara. Sementara di sudut lain Condet kabarnya ada habib yang diundang untuk berceramah. Tetapi makin

dekatnya waktu warga satu per satu muncul, dan akh-irnya penuh juga.

Pukul 10 lewat Jokowi datang. Dari kejauhan dia tampak ramping seperti di televisi, tapi diluar perkiraan ternyata tubuhnya cukup tinggi. Sederhana dan tak banyak bicara. Wajahnya serius amati setiap komen-tar. Ibu Rayani Sriwidodo, juru bicara masyarakat mis-alnya, mengatakan panjang-lebar tentang pembangu-nan Jakarta yang tak memihak rakyat kecil, dan karena itu masyarakat Betawi terpinggirkan. Dia menegaskan seharusnya pembangunan dimulai dari akar rumput. Jokowi setuju. Ketika Jokowi diberi kesempatan berbi-cara, dia mengatakan, “Saya datang untuk mendengar.”

Secara singkat Jokowi menerangkan tentang Kartu Sehat dan Kartu Pintar yang rupanya akan menjadi per-hatian utamanya. Kesehatan gratis bagi masyarakat den-gan tingkatan kartu platinum untuk golongan paling tidak mampu, kemudian gold dan silver untuk tingkat selanjutnya. Pengobatan akan mencakup kemoterapi dan cuci darah yang umumnya mahal. Dengan mem-bawa Kartu Sehat maka masyarakat akan menerima perawatan gratis di puskesmas, klinik kesehatan, dan rumah sakit negeri ataupun swasta. Kartu Pintar akan dimiliki oleh pelajar untuk mendapatkan pendidikan gratis. Semua akan terlayani oleh birokrasi yang tidak

EDISI 10 JUNI 2012

Page 2: Warta Jakarta Baru Edisi 10 Juni 2012

2 WARTA RELAWAN PENGGERAK JAKARTA BARU

rumit.Dari keluhan masyarakat tentang banjir dan sampah

yang tak pernah terselesaikan, Jokowi mengatakan bahwa itu sudah menjadi program kerjanya. APBD Ja-karta sebesar Rp 140 triliun per lima tahun merupakan jumlah yang luar biasa besar, dibanding dengan Solo yang cuma Rp 5 triliun. Dengan uang sebanyak itu apa pun dapat dikerjakan. Jika kemudian rakyat tak merasa-kan perubahan, itu pantas ditanyakan kepada pemerin-tah daerah sekarang.

Fenomena yang perlu dicatat dari kunjungan singkat Jokowi adalah lebih banyak ibu-ibu yang datang. Seh-ingga perlu digaris bawahi, komunitas ibu-ibu adalah sasaran kampanye yang mungkin akan membawa ke-menangan.

Jokowi bukan orator ulung, dia pun tak memberi mimpi, dan dia juga tidak berjanji muluk-muluk. Ketika masyarakat menduga akan menerima nasehat dan janji panjang-lebar, Jokowi hanya mengatakan, “Saya datang untuk mendengar.” Sungguh berbeda dengan kandidat lain. Tampaknya janji sederhana akan lebih mudah dite-pati. Dengar dan lakukan!

Melebar sedikit sebagai penutup tulisan yakni men-uju Kelurahan Tengah. Pada singgahan ke sekretariat Relawan Penggerak Jakarta Baru (RPJB) Condet, Joko-wi mengabarkan persaingannya dengan (dia menolak menyebut nama) makin tipis. Sampai tahap pemilihan dia percaya akan menang. Dia ingin para relawan men-gawal pilkada dari ketidakjujuran. Mengawasi setiap ke-mungkinan terjadinya penipuan. “Hanya kecurangan yang akan membuat kita kalah!,” katanya. Sebuah opti-misme! Keyakinan adalah semangat. (IW)

Jokowi Memberi Arahan Relawan Penggerak Jakarta Baru di Kelurahan Batu Ampar

Setelah berdialog dan berkeliling Kelurahan Bale-kambang, Jokowi melanjutkan perjalanan ke tempat pembuangan sampah sementara yang

berdekatan dengan SMP 126 di Kelurahan Kampung Tengah. Jokowi yang kedatangannya disambut perkusi Sanggar Akar langsung menghampiri dan berjabatan tangan dengan para pemulung sampah dan ibu-ibu yang tinggal di sekitar TPS. Mereka telah menunggu kedatangannya sejak pukul 10.30 WIB. Ibu-ibu ini sebe-lumnya menyempatkan diri memeriksakan tensi darah dan pengobatan gratis dari layanan kesehatan keliling milik Departemen Kesehatan DPP PDI-P.

Jokowi yang berdiri di tengah kerumunan warga langsung mendengarkan dengan seksama harapan perbaikan hidup yang disuarakan sejumlah pemulung. “Saya ingin ada perubahan nasib pak,” kata seorang pe-mulung penuh harap yang kemudian diamini teman-temannya. Setelah mendengar curahan dan harapan para pemulung dan ibu-ibu, Jokowi selanjutnya meng-hampiri meja RPJB yang membuka workshop penya-blonan kaos. Dia menyempatkan diri menyablon sepo-tong kaos bergambar dirinya dan Ahok.

Selepas itu, Jokowi berjalan kaki menuju kediaman salah satu anggota RPJB, Pitono Adhi, untuk memberi arahan singkat tentang bagaimana menyusun strategi pemenangan dalam pilkada DKI kepada 30 relawan yang sudah berkumpul di rumah ini. Di sepanjang gang menuju rumah Pitono, Jokowi bertemu dan melayani permintaan warga yang berpapasan untuk sekadar ber-jabatan tangan atau berfoto bersama.

Di hadapan relawan, Jokowi membuka arahannya dengan menyampaikan informasi terakhir terkait hasil survei popularitas dirinya dan pasangannya yang terus mendekati popularitas Foke-Nara. “Menurut hasil sur-vei hingga tadi malam, saya sudah memepet pasan-gan Foke-Nara. Saya optimis itu akan terus meningkat hingga menjelang hari pencoblosan.” Karena itu Jokowi berterima kasih kepada relawan yang sukarela dan tak kenal lelah membantu memperkenalkan dirinya dan programnya kepada warga di lingkungannya jika me-menangkan pilkada Jakarta. Dia juga menyebutkan rasa optimisnya memenangkan pilkada kepada relawan yang hadir. “Saya optimis akan memenangkan pilkada jika tidak ada kecurangan-kecurangan.”

Sementara itu, relawan yang hadir tampak makin bersemangat saat mendengar kabar naiknya populari-tas Jokowi sambil berulang kali memekikkan “Hidup Jokowi!” dan “Jokowi Metal! (Menang Total)”, diiringi gemuruh tepukan tangan. Relawan yang hadir bertekad untuk bekerja lebih keras lagi memperkenalkan sosok Jokowi sehingga mampu memperluas simpul dan me-nambah anggota RPJB di kawasan Condet. Bahkan, Pi-tono yang rumahnya menjadi tempat pertemuan secara terbuka mendeklarasikan rumahnya sebagai Rumah Pendukung Jokowi. Dia juga menyatakan rumahnya terbuka 24 jam bagi warga mana pun yang hendak me-minta bantuan untuk memperkenalkan Jokowi di ling-kungannya, termasuk juga informasi tentang keber-hasilan pasangan Jokowi dalam memimpin Kota Solo.

Pengarahan ditutup dengan doa bersama untuk ke-menangan pasangan Jokowi-Ahok, dan kemudian me-lepas Jokowi yang hendak menuju wilayah Propojenk di Kelurahan Kampung Tengah untuk bertemu ibu-ibu pengupas bawang.

Page 3: Warta Jakarta Baru Edisi 10 Juni 2012

WARTA RELAWAN PENGGERAK JAKARTA BARU 3

Jokowi Disambut Warga di Propojenk - Condet

Kami, Relawan Penggerak Jakarta Baru, berang-kat dari posko Gang Mede, rumah Pitono, menuju Propojenk, Kelurahan Tengah – Con-

det, tepat pukul 9 pagi. Sebelum menuju Propojenk, kami singgah di Pasar Setiakawan untuk membagikan undangan kedatangan Jokowi keliling Condet, pagi itu juga. Di pasar itu kami bertemu Pak Suparni (aktif di PDI-P) dan Pak Suratno (pedagang beras). Selain mem-bagikan undangan, kami pun membagikan Newsletter Pilkada Jakarta yang kemudian berubah menjadi Warta Penggerak Jakarta Baru. Kami katakan, “Kalau bapak dan ibu punya waktu silakan datang ke dataran atas.” Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan menuju RT 06/RW 04 alias Kampung Propojenk. Kampung ini menjadi salah satu wilayah kunjungan calon gubernur DKI Jakarta pada minggu siang itu.

Kelurahan Tengah terdiri dari 10 rukun warga (RW). Kampung Propojenk yang berada di RW 04 pen-duduknya tergolong padat, dan terbagi atas 12 rukun tetangga (RT). Ibu-ibu warga Propojenk banyak beker-ja sebagai pengupas bawang dari Pasar Induk Kramat Jati. Di antara mereka, seorang ibu populer dipanggil Mak Epon berumur 60 tahun lebih dan aktif sebagai Relawan Penggerak Jakarta Baru. Pagi itu, Mak Epon bersama keluarganya sibuk memasak makanan untuk makan siang berupa tempe, tahu, sayur asam, sambal goreng terasi dan peyek teri. Semua konsumsi ini untuk makan siang warga bersama tamu mereka yaitu Jokowi. Mak Epon dan warga setempat mengundang Jokowi ke acara keliling Condet untuk mengenal lebih dekat sosok Jokowi dan program Jakarta Barunya.

Salah satu wujud Jakarta Baru adalah partisipasi politik warga dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta untuk menolak politik uang. Saat kunjungan Jokowi, di muka rumah Mak Epon yakni lorong sempit telah tertutup atap terpal sederhana agar warga dan tamunya itu tak terkena air hujan. Sementara di dinding lorong tertempel kertas karton warna-warni bertulisan tangan pesan-pesan untuk Jokowi. Misalkan, “Semoga sukses menuju Jakarta yang lebih baik”, “Jokowi perhatikan kesehatan ibu-ibu pengupas bawang”, “Semoga Jokowi bisa menghalau banjir di Propojenk” dan lain-lain. Un-tuk keperluan makan siang sekitar 50 orang lebih, kertas karton warna-warni, dan terpal untuk memayungi war-ga dari guyuran hujan dan sinar matahari itu semuanya sumbangan warga Propojenk. Mereka bertekad dan bu-lat memilih Jokowi-Ahok sebagai cagub dan cawagub DKI Jakarta agar hidup mereka lebih baik. Sebagaimana diucapkan Mbak Enok, putri Mak Epon yang berusia 30

tahun, bahwa “Saya hanya mengharapkan Kartu Sehat dan Kartu Pintar kalau Pak Jokowi terpilih menjadi gu-bernur.”

Saat waktu menunjukkan pukul 12.30, rombongan Jokowi tiba di Propojenk. Mereka disambut hangat oleh iringan musik maramis yang ditabuh para remaja atau pemuda masjid. Sambutan warga terhadap Jokowi dalam kunjungan ke kampung mereka sangat antusias. Warga pun langsung berjabatan tangan dengan calon pemimpinnya itu. Warga juga mengajak Jokowi ber-keliling ke dataran bawah RT 07 atau dikenal sebagai Kampung Kandang Sapi. Wilayah RT 07 Propojenk juga rawan banjir karena dilewati aliran Sungai Ciliwung.

Perjalanan Jokowi menuju Kampung Kandang Sapi melalui rumah Mak Epon, dan dari sini rombongan menuju bagian bawah melihat lingkungan rumah tinggal Propojenk. Untuk menuju tujuan, rombongan Jokowi diantar masyarakat berjalan sekitar 800 meter ke bawah dan setelah itu kembali lagi ke bagian atas ke rumah Mak Epon. Di lorong itu ada 100 orang lebih yang menunggu pesan dan kesan Jokowi setelah ke-liling Propojenk, kampung mereka. Ternyata Jokowi mengeluarkan dua kartu dari saku baju kotak-kotaknya, lalu menjelaskan: “Saya tidak akan berjanji yang mu-luk-muluk. Insya Allah kalau Tuhan mengijinkan saya menjadi gubernur, pertama saya berikan Kartu Sehat, semua orang harus pegang, pegang…pegang kartu ini. Kartu ini untuk pengobatan kalau warga ada yang sakit, bisa dipakai ke poliklinik, puskesmas, dan rumah sakit negeri maupun swasta. Kartu Sehat ini berlaku untuk penyakit apa pun bahkan bagi penyakit berat seperti kanker dan cuci darah. Pemegang Kartu Sehat menda-pat pelayanan pengobatan gratis. Kedua adalah Kartu Pintar. Kartu ini untuk anak-anak sekolah selama 12 tahun akan bersekolah gratis termasuk pembelian se-ragam, buku pelajaran dan sepatu.”

Karena waktu yang ketat, dalam kunjungan Jokowi ini tak ada kesempatan tanya-jawab dengan masyarakat. Jokowi harus segera pergi ke daerah Kelapa Gading ka-rena telah ditunggu warga di sana. Warga Propojenk memahami kesibukan Jokowi dalam rangka persaingan memenangkan pemilihan gubernur DKI Jakarta. War-ga pun bersepakat untuk melakukan pertemuan dan merumuskan pengawasan pemilu agar suara mereka kepada Jokowi tidak dicuri. Sebelum meninggalkan dan berpamitan kepada warga Propojenk, Jokowi sempat duduk untuk mengudap peyek ikan teri dan masyarakat pun serempak menggemakan yel-yel: “Jokowi…Joko-wi…Jokowi menang total….***

Page 4: Warta Jakarta Baru Edisi 10 Juni 2012

4 WARTA RELAWAN PENGGERAK JAKARTA BARU

Warga Propojenk: “Apakah Jokowi nanti akan bawa duit?”

Politik uang nyaring bunyinya di Jakarta saat penyelenggaraan pemilu. Demikian pula pe-nyelenggaran pemilihan gubernur (Pilgub)

sekarang. Pagi hari di Propojenk ketika ibu-ibu dan ba-pak-bapak sedang memasak untuk konsumsi siang hari dan menghias lorong, tiba-tiba datang seorang pria sep-aro baya agak gemuk lalu berkata, “Ada acara apa ini?.” Pria lainnya menjawab bahwa Jokowi akan hadir di sini. Kemudian, pria itu berkata lagi, “Apakah Jokowi nanti akan bawa duit?.” Pertanyaan ini lazim dilontarkan di setiap titik Jakarta yang dikunjungi Jokowi. Tampak jelas politik uang sebagai warisan tak pernah kosong selama puluhan tahun dan mungkin menjadi mental berabad-abad. Dalam pilgub sekarang, Jokowi antipoli-tik uang karena dia mengutamakan datang dari pintu ke pintu ke kediaman masyarakat untuk menjelaskan tujuan Kartu Sehat dan Kartu Pintar Jakarta bila dia ter-pilih sebagai gubernur DKI Jakarta.

Ketika turut pemilihan walikota Solo yang kedua kali, Jokowi rajin menyambangi rakyat dari pintu ke pintu di setiap kampung. Ini dia lakukan hingga belasan kilom-eter. Jokowi lakukan cara itu karena dananya terbatas. Juga karena cara seperti itu menghemat pengeluaran, sekaligus memenangkan hati masyarakat atas partisi-pasi politik untuk melakukan perubahan bersama. Saat datang ke Propojenk, Jokowi menyatakan, “Saya tidak mau janji muluk-muluk, kemenangan tidak hanya den-gan uang.”

Di Manggarai: “Yang penting tidak digusur”

Sejumlah ibu di Manggarai berharap gubernur DKI Jakarta mendatang tak akan menggusur tempat tinggal mereka yang berada di tepi Sun-

gai Ciliwung. “Kita udah kenyang deh ama ancaman mau digusur. Moga-moga aje sih Pak Jokowi gak akan gusur kita,” kata Sutiyem , warga Manggarai. “Pokoknye yang penting kagak digusur ame kalo sakit bisa berobat gratis. Apalagi nih, gue udah mau melahirkan. Pusing deh mikirin biayanye,” cerita Yayuk, warga Manggarai asal Tegal.

Harapan mereka terlontar saat warga pemukiman padat yang berlokasi di seberang Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, itu sedang menanti kedatangan Jokowi pada Minggu siang, 27 Juni 2012. Ketika calon guber-nur itu tiba di Manggarai pada pukul 14.30, kumpulan warga, baik orang tua, laki-laki maupun perempuan ser-

ta anak-anak segera mengerumuninya. “Orangnye kecil dan kurus ye. Tapi keliatan bersih. Kayaknye sih baik,” kata beberapa perempuan yang sempat berjabatan tangan dengan Jokowi.

Di Manggarai Jokowi berkeliling di wilayah RW 04 melewati lorong-lorong dan teras rumah warga. Sesekali dia berhenti di salah satu rumah, melongok ke dalam melihat situasi rumah petak, menyalami dan menyapa penghuni rumah serta membagikan biskuit kepada anak-anak. Di rumah seorang warga yang ter-letak di pinggir Sungai Ciliwung, Jokowi menjelaskan kepada warga tentang program Kartu Sehat yang telah dilaksanakan di Solo, terutama bagi warga miskin. Den-gan kartu itu warga miskin tak perlu khawatir berobat ke rumah sakit, baik rumah sakit pemerintah maupun swasta karena tak akan dibebani biaya.

Terkait hal itu seorang warga bertanya, “Apakah betul program itu bisa dilaksanakan di Jakarta?” Jokowi men-jawab bahwa itu mungkin saja karena sebenarnya ang-garan kesehatan DKI Jakarta setiap tahun mencapai Rp 560 miliar sementara anggaran pendidikan Rp 1,4 trili-un. Seorang warga lain mempertanyakan ke mana saja anggaran sebanyak itu selama ini dan langsung dijawab Jokowi, “Jangan tanya ke saya dong, tanya ke guber-nur yang sekarang.” Tepuk tangan warga dan teriakan “Hidup Jokowi!” pun segera terdengar riuh. Menurut Jokowi, anggaran sebanyak itu setiap tahun cukup un-tuk membiayai dana kesehatan bagi warga miskin Ja-karta. Sementara itu, dari dana Rp 1,4 triliun bisa digu-nakan untuk memberikan pendidikan gratis yang baik kepada anak-anak hingga tingkat SMA.

Kedatangan Jokowi di Manggarai membuat warga Megatseng RW 12 mengundangnya untuk datang juga ke sana. Kampung Megatseng berlokasi di belakang Sta-siun Manggarai. Permintaan mereka akhirnya dipenuhi Jokowi meskipun sebenarnya warga Kampung Melayu telah menunggu kedatangannya.

“Satpol PP itu kejam”

Kunjungan Jokowi ke Manggarai pada Minggu siang itu dilanjutkan ke Kampung Melayu un-tuk menengok warga yang tinggal di kolong

jembatan layang arah Kampung Melayu-Tebet. Hampir seluruh warga di sini mencari nafkah sebagai pemu-lung. Terletak di kolong jembatan, tempat tinggal warga ini cukup gelap dan hanya tampak sedikit sinar lampu serta suara program berita televisi yang ditonton tiga warga. Jika berjalan di kolong jembatan, warga perlu berhati-hati agar kepala tak membentur pipa panjang yang terbentang di bawah jembatan. Setelah melewati kolong, tibalah di hamparan tanah datar hingga tepi Sungai Ciliwung. Di tempat itu warga membentangkan plastik dan terpal untuk alas duduk saat mereka ber-dialog dengan Jokowi.

Page 5: Warta Jakarta Baru Edisi 10 Juni 2012

WARTA RELAWAN PENGGERAK JAKARTA BARU 5

Di antara warga terdapat Tini dan Kartini, masing-masing ibu dari enam dan tiga anak. Keduanya ingin tetap tinggal di situ dan mencari nafkah sebagai pe-mulung dengan aman jika Jokowi menjadi gubernur Jakarta. Menurut Tini, selama belasan tahun tinggal di situ, dia mengalami tiga kali penggusuran disertai kekerasan. Anggota Satpol PP mengobrak-abrik, mer-usak, dan memukuli siapa pun yang menolak pindah dari lokasi itu. “Terakhir itu penggusuran tahun 2007. Satpol PP masuk sampai ke kamar tidur dan bikin be-rantakan semuanya,” ungkap Tini. Bahkan Kartini yang memiliki bayi berusia 6 bulan saat penggusuran terjadi mengalami trauma. “Saya teriak-teriak karena bayi saya hampir saja keinjak Satpol PP yang masuk ke kamar,” kata Kartini.

Tini dan keluarganya telah tinggal di tempat itu se-jak 1987. “Saya ingin tetap di sini karena kalau tinggal di kontrakan, susah dapat ruangan untuk nampung barang-barang,” ujar Tini. Selama ini, dia dan keluarg-anya telah mencoba mencari kontrakan, terutama sete-lah terjadi penggusuran. Sayangnya, mereka kesulitan menemukan pemilik kontrakan yang bersedia mener-ima tumpukan barang pemulung. Saat ini, Satpol PP secara rutin meminta uang keamanan Rp 10.000 per hari untuk setiap lapak yang ada di situ. Di situ terdapat tiga lapak dan satu lapak terdiri atas puluhan keluarga. Meskipun telah menyerahkan uang keamanan, tak ada jaminan mereka bebas dari penggusuran disertai kekerasan.

Harapan Tini dan Kartini untuk tetap tinggal di situ ditanggapi Jokowi ketika berdialog dengan warga. Saat itu Jokowi bertanya, “Jadi apa yang bapak dan ibu ingin-kan? Apakah ingin terus tinggal di sini?.” Saat sebagian warga menyahut, “Ya”, Jokowi segera menyambung, “Apa memang sehat tinggal terus di sini?.“ Dia lalu menanggapi, jika warga memang ingin terus di lokasi sekarang, maka dia akan bertanya kepada arsitek ten-tang bentuk hunian yang cocok dibangun di situ. Men-urutnya, mungkin saja dibangun rumah susun yang sehat atau hunian di pinggir kali yang sehat dan tidak merusak lingkungan.

Relawan Penggerak Jakarta Baru Berkumpul

Rangkaian acara Jokowi Keliling Condet pada Minggu, 3 Juni 2012, antara lain diisi dengan kumpul bareng Relawan Penggerak Jakarta

Baru (RPJB) dari beberapa simpul di Jakarta di Gang Mede, Jalan SMP 126, Condet. Hari itu sekitar 50-an relawan dari Kebon Jeruk, Manggarai, Halim, Bale-kambang, Batu Ampar dan Kampung Tengah hadir

dan berbagi cerita tentang apa yang mereka lakukan di masing-masing wilayahnya. Mereka saling bertukar gagasan tentang strategi yang sebaiknya dilaksanakan untuk memenangkan pasangan Jokowi-Ahok. Satu hal yang menjadi kesepakatan bersama adalah akan dibuat pertemuan bersama secara rutin dan menjadikan bule-tin ini sebagai medium komunikasi antarsimpul.

Kumpul bareng RPJB didahului dengan pertemuan bersama Jokowi selama beberapa menit setelah acara Temu Warga dengan Jokowi di tempat pembuangan sampah Jalan SMP 126. Dalam kesempatan itu, Jokowi menjelaskan hasil sementara survei bahwa prosentase prediksi perolehan suara pasangan Jokowi-Ahok terus mendekati pasangan incumbent. Penjelasannya itu lalu direspons dengan pekikan “Jokowi Metal! Jokowi Me-nang Total” oleh relawan.

Optimisme dan antusiasme yang melingkupi sua-sana kumpul bareng RPJB dengan Jokowi menular juga ke beberapa warga Gang Mede yang hadir bersama be-lasan warga lain, baik anak-anak, remaja, pemuda mau-pun bapak dan ibu. Yanti, ibu dua anak remaja, yang ikut memasak untuk keperluan acara itu, mengatakan, “Biar menang deh Jokowi. Ntar berobat bisa gratis jadinye kan.”

Di Gang Mede, Jokowi meluangkan singgah di ru-mah seorang tokoh masyarakat, Haji Sidi. Ketika Jokowi datang bertamu, Haji Sidi sedang bersiap untuk sho-lat. Dia terkejut saat didatangi calon gubernur Jakarta. “Wah, ini kehormatan betul buat saya didatangi Pak Jokowi. Sebelumnya tidak ada calon gubernur yang da-tang ke rumah. Kebetulan istri saya juga dari Klaten,” kata Haji Sidi kepada Jokowi.

Page 6: Warta Jakarta Baru Edisi 10 Juni 2012

6 WARTA RELAWAN PENGGERAK JAKARTA BARU

Warta Foto dari Kampung Propojenk - Condet

Jabat erat masyarakat, spanduk dan alunan musik sambut kedatangan Jokowi

Jokowi jelaskan program Jakarta Baru kepada masyarakat

Foto bersama untuk Jakarta Baru Disambut relawan dengan acungkan tangan dan pekikan “Hidup Jokowi! Hidup Metal!”

Kartu Sehat dan Kartu Pintar untuk Jakarta Baru Spanduk Jokowi-Ahok di Propojenk, Kelurahan Tengah, Condet

Page 7: Warta Jakarta Baru Edisi 10 Juni 2012

WARTA RELAWAN PENGGERAK JAKARTA BARU 7

Daftar Pemilih Tetap Amburadul

Jokowi calon Gubernur (Cagub) DKI Ja-karta dalam kunjungan keliling Con-

det, Jakarta Timur, tetap teguh mengkritik Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang amburadul. Jokowi, Walikota Solo yang masih aktif ini, menegaskan bahwa “Mencari suara itu butuh kerja keras. Jadi kalau keliru maka itu mengabaikan hak politik warga dan para calon gubernur.” Kemudian, pada Senin 4 Juni di gedung DPR, Jokowi kembali me-negaskan kritiknya terhadap Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta (KPUD), bahwa “Kalau masih ada masalah ya harus dirampungkan, jangan sampai nanti terbawa setelah pilkada atau mendekati pilkada masalahnya muncul dan meledak.” Sebagaimana telah diketahui oleh media massa bahwa hanya satu cagub dan cawagub yang setuju dengan penetapan DPT. Jokowi menguraikan kri-tiknya lagi bahwa “Kemarin sudah ditetapkan meskipun yang setuju hanya satu. Nah, ini kan lucu lagi, kalau yang setuju 5 terus yang nggak setuju 1. Nah, ini yang ditinggal 5.” (Kompas. com)

Kelima Tim Sukses calon gubernur DKI Jakarta mem-protes pengumuman penetapan DPT yang semrawut. Mereka mengancam akan melaporkan KPU DKI Jakarta kepada kepolisian. Tim Sukses Jokowi-Ahok juga men-egaskan, “Kita berlima sepakat, kita stop dulu proses ta-hapan pilkada, harus dibereskan dulu, kalau tetap ngotot akan kita pidanakan atas pemalsuan dokumen.” KPUD diharapkan dapat berpikir jernih untuk tidak memutus-

kan secara sepihak. Sebab, selain ada penyelenggara juga masih ada peserta pilkada. (Viva News)

Sementara itu Dahlia Umar, Ketua KPUD Jakarta, tidak terganggu dengan sikap protes Tim Sukses kelima pasan-gan calon atas keputusan DPT. Menurutnya hal tersebut merupakan hak dari hasil kerja KPUD Jakarta. Umar juga menyatakan bahwa “Kalau ada yang puas itu alhamdulil-lah, kalau tidak ya tidak dipaksa. Yang jelas dari pasangan calon, kami sudah membuka seluas-luasnya kesempatan mereka memperbaiki.” (Viva News)

Somasi KPUD Jakarta dengan Bukti

KPU DKI Jakarta telah menetapkan DPT Pil-gub DKI 2012. Sebanyak 6.983.692 warga

Jakarta dinyatakan resmi menggunakan hak pilih pada 11 Juli mendatang. Jumlah tersebut telah berkurang 562.580 pemilih dari daftar penduduk potensial pemilu yang diserahkan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta.

Sementara itu, kelima pasangan cagub DKI Jakarta menolak hasil penetapan DPT itu. Mereka akan melay-angkan somasi KPUD atas dasar pemalsuan dokumen. Sebaliknya, pihak KPUD mempersilakan kelima Tim Sukses untuk menyomasi asalkan disertai bukti-bukti. Kelima Tim Sukses berencana akan melaporkan KPU DKI Jakarta kepada kepolisian atas tindak pidana pemalsuan dokumen. (Viva News)

SEPUTARAN

Menuju Jakarta Baru

Page 8: Warta Jakarta Baru Edisi 10 Juni 2012

8 WARTA RELAWAN PENGGERAK JAKARTA BARU

APA PROGRAM KESEHATAN DAN PENDIDIKAN JOKOWI?

Salah satu sumber persoalan warga negara Indonesia saat ini adalah swastanisasi se-gala sektor kehidupan, termasuk kesehatan dan pendidikan. Subsidi dianggap barang haram dan secara bertahap dihapus dari

anggaran negara. Kebijakan ini mengakibatkan warga miskin kehilangan hak untuk mendapatkan kesehatan

dan pendidikan yang layak dan berkualitas. Tanggung jawab negara untuk melindungi dan menyejahterakan rakyat dikalahkan demi kepentingan pemilik modal besar. Jokowi melawan arus besar ini. Baginya, negara bertanggung jawab melindungi dan menyejahterakan rakyat yang masih miskin sesuai amanat UUD 1945.

“Dulu ketika saya pertama kali menjadi walikota, setiap hari didatangi 30-40 warga yang mengeluh soal keluarga atau saudaranya yang sakit dan tidak bisa mel-anjutkan pendidikan karena persoalan biaya. Setiap hari itu datang ke kantor, siapa yang nggak trenyuh (pri-hatin)? Kalau misalnya setiap hari dihadapkan persoa-lan yang serupa, saya nggak kerja dong. Akhirnya kami ciptakan sistem seperti itu, untuk soal pendidikan ada kartu silver (perak), gold (emas), dan platinum (plati-

PROGRAM JOKOWI

Page 9: Warta Jakarta Baru Edisi 10 Juni 2012

WARTA RELAWAN PENGGERAK JAKARTA BARU 9

na). Begitu juga dengan kesehatan. Sistem itu muncul dari permasalahan yang saya temui di lapangan,” kata Jokowi.

Saat Jokowi memerintah, anggaran kesehatan dalam APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) diperbesar dari awalnya Rp 1,4 miliar/tahun menjadi Rp 19 miliar/tahun. Sang walikota menerbitkan Kartu Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta (PKMS). Dari kurang lebih 530 ribu warga Solo, hanya sekitar 109 ribu di antaranya menerima pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) yang disediakan pemerintah pusat. Program PKMS bertujuan menjar-ing sisanya. Sejauh ini sekitar 213 ribu orang dilindungi oleh PKMS. Kartu PKMS dapat digunakan untuk ra-wat jalan maupun inap di 12 rumah sakit pemerintah dan swasta yang ditunjuk pemerintah kota, serta di 17 puskesmas. Pemegang kartu platinum dibebaskan bi-aya untuk menjalani terapi kanker (kemoterapi) dan cuci darah. Jokowi pun berkelakar, “Kalau kartu plati-

num, gold, dan silver biasanya adalah kartu milik orang kaya, maka di Solo justru milik orang miskin.”

Untuk memberikan jaminan pendidikan kepada warga miskin, pemerintahan Jokowi menerbitkan Kar-tu Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta. Pe-megang kartu platinum bebas biaya seluruhnya, mulai dari uang pangkal hingga kebutuhan sekolah, juga bi-aya operasional termasuk seragam dan sepatu. Pemeg-ang kartu gold mendapat fasilitas pembebasan biaya, tapi tak sebesar pemegang kartu platinum. Sementara pemegang kartu silver hanya dibayari pemerintah kota untuk kebutuhan tertentu saja. “Karena kebijakan kes-ehatan dan pendidikan yang prorakyat saya dipilih kem-bali menjadi walikota Solo,” ujar Jokowi.

Jokowi-Ahok hendak membangun sistem tunjangan kesehatan dan pendidikan serupa di Jakarta. Keduanya menamakan programnya sebaga Kartu Sehat dan Kartu Pintar.

Membangun Tanpa Menyakiti

Page 10: Warta Jakarta Baru Edisi 10 Juni 2012

10 WARTA RELAWAN PENGGERAK JAKARTA BARU

PROFIL SIMPUL RELAWAN

KESAN DAN PESAN JOKOWI KELILING CONDET

Dalam acara “Kumpul Warga-Jokowi Kelil-ing Condet”, Minggu 3 Juni lalu panitia menugaskan saya menjadi pemandu calon Gubernur Jakarta 2012-2017 itu. Ada lima titik lokasi warga Condet di Balekam-

bang, Batu Ampar dan Kampung Tengah yang menanti kehadiran Jokowi. Saat beranjak dari satu tempat kunjun-gan menuju tempat berikutnya, saya harus menemani pria kelahiran Surakarta pada 21 Juni 1961 ini berjalan kaki ataupun berada satu mobil dengannya.

Saat meninggalkan wilayah RW 05, Kelurahan Bale-kambang, setelah bertemu warga di depan sekolah Babul Ilmi, Jokowi pun bertanya kepada saya:

“Jadi potensi apa yang paling menonjol yang dimiliki oleh wilayah Condet?”

“Hingga kini sebenarnya Condet tetap layak menyan-dang status wilayah cagar budaya Betawi,” jawab saya.

“Lalu apa yang perlu dilakukan untuk mewujudkan-nya?” Jokowi bertanya lebih lanjut.

Saya merasa kesempatan yang terbatas untuk berbic-ara langsung dengan calon pemimpin Jakarta ini perlu di-manfaatkan dengan baik. Jadi pertanyaan itu saya jawab agak panjang lebar, “Menurut kami warga Condet, di Jakarta perlu dibangun sebuah Gedung Kesenian Betawi lengkap dengan fasilitas yang memadai serta berbagai program yang menarik. Syukur-syukur bila gedung itu bisa dibangun di wilayah ini.”

Saya tambahkan pula, Jakarta belum memiliki Ge-dung Kesenian Betawi. Jadi, kelak bila sarana ini bisa diwujudkan, masyarakat Betawi pasti akan puas karena mendapat perhatian yang semestinya mereka terima dari Pemerintah Jakarta. Dan warga Condet pun boleh berbangga nanti. Sebab gagasan tentang Gedung Kes-enian Betawi lahir dari tempat yang memang erat kaitan dengan kehidupan budaya dan masyarakat Betawi. Terakhir saya katakan, Gedung Kesenian Betawi dengan berbagai macam kegiatan nanti juga dapat menjadi salah satu sarana yang tepat untuk penyebaran visi Jakarta Baru lewat jalan kebudayaan.

Mendengar jawaban saya itu, Jokowi pun tersenyum lebar sambil mengatakan, “Baik, saya mengerti. Terima kasih. Insya Allah, kita dapat mewujudkannya nanti.”

Kampanye Sederhana

Tugas menemani Jokowi keliling Condet juga memberi kesempatan kepada saya merekam perbincangan santai namun penting. Salah satunya ketika Jokowi rehat sejenak di rumah Ibu Atiek, Ketua Panitia

Penyelenggara, seusai mengunjungi seorang warga Bale-kambang yang tengah didera sakit parah dan tak mampu pergi berobat.

Saat itu Pak Ismadi, suami Ibu Atiek, bertanya, “Pak Jokowi, bentuk kampanye seperti apa yang akan Bapak jalankan antara tanggal 24 Juni hingga 7 Juli nanti?”

Sambil menikmati teh manis hangat dan penganan sederhana buatan tetangga Ibu Atiek, Jokowi pun men-jawab, “Yang pasti, kampanye saya nanti saya usahakan minim arak-arakan kendaraan bermotor. Saya tak ingin menambah kesusahan warga Jakarta di jalan raya yang setiap hari sudah lelah menghadapi kemacetan. Saya tak ingin mereka yang hendak pergi kerja, ke pasar atau ke ru-mah sakit atau mengurus keperluan lainnya jadi semakin terhambat karena kegiatan kampanye saya. Jadi saya lebih memilih model kampanye dengan mengunjungi komunitas-komunitas warga. Jadi bentuknya mirip sep-erti kegiatan kita sekarang ini. Lebih mengena rasanya.”

Kami yang ada di ruang tamu sederhana rumah Ibu Atiek sangat setuju dengan model kampanye yang hendak dijalankan Jokowi nanti. Warga yang berhimpit-himpitan di teras rumah Bu Atiek pun ramai-ramai menyahut, “Betul Pak Jokowi. Kami juga ingin model kampanye yang seperti itu saja.”

Semangat Seorang Saudara

Kunjungan Jokowi ke Condet rupanya menjadi berkah tersendiri bagi Suyamto (65) seorang warga Condet yang tinggal di Balekambang sejak 1980. Pria yang tak lagi muda ini ram-butnya mulai memutih, tapi jalannya masih

gagah. Dia tahu rencana kehadiran Jokowi di Condet dari anaknya yang rajin menggunakan media sosial Twitter.

Rupanya Suyamto memiliki hubungan yang sangat spesial dengan Jokowi. Kakek dan nenek mereka masing-masing adalah kakak beradik. Suyamto terakhir bertemu dengan Jokowi tahun 2005 saat Jokowi dilantik jadi Wa-likota Solo. Saat mengetahui Jokowi maju sebagai calon Gubernur Jakarta 2012-2017, Suyamto mengaku bingung bagaimana harus menghubungi apalagi membayangkan bertemu dengan Jokowi untuk memberikan dukungan. Saudara-saudaranya di Solo pun tak ada yang tahu tempat Jokowi tinggal bila dia ke Jakarta tiap akhir pekan untuk keperluan sosialisasi dan berkenalan dengan

Page 11: Warta Jakarta Baru Edisi 10 Juni 2012

WARTA RELAWAN PENGGERAK JAKARTA BARU 11

warga Jakarta.Sebelum Jokowi tiba di Balekambang Minggu pagi itu,

Suyamto menceritakan sekelumit kenangannya semasa remaja, “Saya lebih tua 14 tahun dari Jokowi. Waktu Jokowi masih kecil, saya sempat kebagian tugas mengan-tarnya ke sekolah dan menjaganya di rumah sehari-hari.”

Saat Jokowi kemudian tahu bahwa salah satu warga Condet yang menyambutnya di Balekambang ialah Suyamto, maka dia segera menyambut pelukan hangat saudaranya ini. Jokowi pun membagi perhatiannya dengan mengajak Suyamto satu mobil dengannya, ikut menemaninya berkeliling Condet dan menjumpai warga. Mulai dari Balekambang lalu ke Batu Ampar dan berakhir di Kampung Tengah.

“Setelah acara di Kampung Tengah, saya turun di dekat pabrik susu di Pasar Rebo. Jokowi bilang ia mau lanjut silaturahim ke warga di Jakarta Utara, “ tutur Suy-amto.

Tiga hari setelah kunjungan Jokowi, Suyamto datang ke rumah saya. Dia bercerita tentang niatnya mendatangi

semua saudaranya yang ada di Jakarta. Sebab dia yakin baru sedikit dari saudara-saudaranya itu, khususnya generasi yang ada di bawahnya menyadari bahwa Jokowi yang saat ini jadi calon pemimpin Jakarta adalah kerabat dekat mereka.

“Sebagian besar saudara-saudara saya dan Jokowi itu tinggal di Jakarta Utara. Mereka berprofesi sebagai pedagang di Pasar Waru, Cilincing, Tanjung Priok,” jelas Suyamto.

Tujuan Suyamto hanya satu yakni memastikan agar saudara-saudaranya yang lain mendukung Jokowi. Dia juga akan minta agar saudara-saudaranya itu mau meng-galang suara dari tetangga dan kolega mereka demi kemenangan Jokowi. Sebelum pamit, Suyamto juga berterima kasih kepada Relawan Penggerak Jakarta Baru simpul Condet dan Suara Ibu Peduli yang telah mengun-dang Jokowi ke Condet. “Kalau tak ada acara yang dibuat oleh RPJB dan Suara Ibu Peduli ini, tak mungkin saya bisa dengan mudah bertemu dengan Jokowi.”

Page 12: Warta Jakarta Baru Edisi 10 Juni 2012

12 WARTA RELAWAN PENGGERAK JAKARTA BARU

Siapa itu Jokowi-Ahok?

Apa yg membuat mereka ke Jakarta? Apakah ia ingin men-cari kekuasaan yg lebih besar ke Jakarta? Ataukah ia justru

ke Jakarta karena komitmen membenahi ibu kota negara ini? silahkan anda dapatkan jawaban atas pertanyaan-per-

tanyaan ini di buku yang baru terbit:

“Wong Ndeso Memimpin Jakarta, Jokowi-Ahok”.

(Penerbit Relawan Penggerak Jakarta Baru (RPJB) & Penerbit Manasuka)Ingin mendapatkan buku ini? silahkan pesan melalui email yg ditujukan ke [email protected] atau

[email protected]