Top Banner
1 WARTA FKKM I VOL. 9 NO. 07, JULI 2006 I
20

WARTA FKKM Edisi Juli 2006

Mar 08, 2016

Download

Documents

Andri Santosa

Ketika bencana sering melanda Indonesia .. maka julukan Negeri Bencana disematkan, SBY diidentikan dg Sering Bencana Ya. Beruntun bencana melanda Indonesia di tahun 2006 : gempa Yoga, banjir bandang Sinjau,gempa & tsunami Pangandaran
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: WARTA FKKM Edisi Juli 2006

1WARTA FKKM I VOL. 9 NO. 07, JULI 2006 I

Page 2: WARTA FKKM Edisi Juli 2006

2 I WARTA FKKM I VOL. 9 NO. 07, JULI 2006

Pemimpin UmumDidik Suharjito

Pemimpin RedaksiMuayat Ali Muhshi

Dewan RedaksiHaryadi HimawanArief BudimantaBestari RadenNana SuparnaSih YuniatiSaid Awad

RedakturMuhammad AS

Tata LetakMuhammad AS

SirkulasiTotok Sadianto

Alamat RedaksiJl. Cisangkui Blok B VI No. 1Bogor Baru, Bogor 16152Telp./Fax. (0251) 323090,E-mail: [email protected]

[email protected]

http:// www.kehutananmasyarakat.com www.fkkm.org

w.a.r.t.a. fkkm. Diterbitkan oleh ForumKomunikasi Kehutanan Masyarakat (FKKM), sebagaimedia informasi dan komunikasi antar anggota jaringan,serta masyarakat kehutanan maupun non kehutananyang berminat terhadap masalah-masalah kehutananmasyarakat dan perubahan kebijakan kehutanan In-donesia. Redaksi mengundang para ahli, praktisi danpemerhati untuk menulis secara bebas, kreatif, sambilberkomunikasi dengan masyarakat luas. Tulisan tidakselalu mencerminkan pendapat dan visi penerbit.Redaksi dapat menyingkat dan memperbaiki tulisanyang akan dimuat, tanpa mengubah maksud dan isinya.Kontribusi naskah atau tulisan dapat dikirimkan kealamat redaksi melalui pos atau email.

FORUM KOMUNIKASI KEHUTANAN MASYARAKAT

Volume 9 Nomor 07, Juli 2006ISSN : 1410-8550

WARTA

Pembaca yang budiman,

Apa mau dikata, sekarang kami harus bicara bencana. Belumlagi air mata ini kering karena gempa bumi melanda Jogjakartapada Mei silam, sebulan berikutnya banjir badang menerjangsaudara-saudara kita di Sinjau, lalu menyusul gempa yangdisertai tsunami di kawasan wisata pengandaran. Tentu sajakita masih ingat betul bencana serupa yang terjadi padapenghujung tahun 2004, ketika gempa dan tsunami melandaAceh dan Sumatera Utara yang merenggut begitu banyakkorban.

Ratusan penduduk kini terpaksa hidup di tenda pengungsian,mereka kehilangan sanak saudara : istri, suami, anak, bapak,ibu, eyang, simbang, cucu. Mereka kehilangan harta bendadan rumah mereka. Mereka kini makan dan hidup serbakekurangan.

Kami menyesali sikap pemerintah yang lambat meresponbencana ini, kami menyesali sikap pemerintah yangmembiarkan para korban bencana terus menerus hidup ditengah ketidakpastian masa depan.

Badai cepatlah berlalu.�

Redaksi

Dari Kami

Page 3: WARTA FKKM Edisi Juli 2006

3WARTA FKKM I VOL. 9 NO. 07, JULI 2006 I

Surat untuk Para

Korban Bencana

Opini

Di malam hari, kalian menahan dinginnya malam denganselimut-selimut sumbangan, Di siang hari, kaliankepanasan atau seperti yang lain, mengantri jatah makandi posko-posko bencana alam.

Anak, Ibu, bapak, eyang, simbah, cucu kalianbarangkali sudah meninggal. Ketika bumi bergetar danseketika rumah-rumah kalian hancur. Ketika air bahmenyergap rumah-rumah kalian. Ketika gelombangombak besar tiba-tiba menghantam rumah yang kaliantempati. Ketika bukit-bukit di sekitar rumah kalian tiba-tiba longsor lalu lumpurnya menimbun rumah-rumahkalian. Ketika lumpur panas tiba-tiba keluar dari dalambumi dan membanjiri pemukiman kalian. Apa yangkalian lakukan selama bertahun-tahun seketika musnah.Betapa alam begitu murka kepada kalian.

Dan ketika kalian kini hidup tenda-tendapengungsian, apakah kalian masih akan berteriak,“Kenapa bencana datang menimpaku?.”. Ya, bencana,kata ini sekarang akrab di telinga-telinga kalian.Bencana bukan lagi sebuah tontonan yang biasa kaliansaksikan dalam siaran berita di televisi. Bencanamenjadi sesuatu yang akrab di negeri ini, yang kaliansekarang merasakannya.

Setelah di penghujung tahun 2004 negara inidiguncang bencana alam tsunami di Aceh rentetanbencana lain lalu datang silih berganti. Air bandang,longsor dan kekeringan datang seolah tanpa henti.Termasuk banjir lumpur beracun akibat kesukaanbangsa ini yang menggampangkan segala sesuatu.

Betul, kalian memang hidup di negeri denganderetan gunung dan lempengan bumi yang setia saatmengancam kalian. Gunung-gunung di sekitar kaliansuatu saat bisa meletus, lempengan bumi sewaktu-waktubisa bergeser dan menimbulkan getaran hebat yangmenakutkan. Tapi sikap pemerintah kalian yang tidakpernah memberikan peringatan akan ancaman itu telahmenyebabkan bencana itu menelan lebih banyak korban.Pemerintah bilang tak punya uang untuk membeli alatpendeteksi bencana. Mereka membiarkan kalian terushidup di tengah ancaman bencana.

Pemerintah kalian hanya menyisakan sedikit uanguntuk memenuhi kehidupan kalian di tenda-tendapengungsian. Pemerintah kalian lebih lebih tertarik untukmemberikan uang itu kepada para kreditor untukmembayar hutang-hutang negara, hutang parakonglomerat yang kalian sama sekali tak terlibat tapiharus ikut menanggungnya.

Pemerintah kalianpernah bilang akanmemberikan bantuanuang ganti kerusakanrumah-rumah kalian.Tapi janji itu hanyasekedar janji bukan? Lalukalian ramai-ramaiberaksi turun ke jalan,menagih janji itu.

Yang menyakitkan,jatah hidup kalian kerapkali disunat.Kesengsaraan kalianmalah dijadikan alatmendulang keuntungan.Lihatlah, wakil rakyat disenayan yang kalian pilihberlomba-lomba menjadicalo dana bencana.Lengkap sudahkesengsaraan kalian.

Ah, pemerintah kalianterlalu sibuk mengurusi

dirinya sendiri.Pemimpin-pemimpin kalian terlalu sibukmelanggengkan kesugihan dan kekuasaan, menjadikankalian tetap khidmat menjalani kenestapaan. Pemerintahkalian.....

Saudaraku, betapa nestapanya nasib kalian, betapasengsaranya nasib bangsa ini. Ada ribuan orangbernasib seperti kalian.

Izinkanlah kami turut prihatin atas musibah yangkalian alami itu. �

Kepada saudara-saudaraku yang jadi korban bencana, ketika surat ini kami tulis, kalianmungkin masih hidup di tenda-tenda pengungsian dan terpaksa hidup serbakekurangan.

OLEH MUHAMMAD AS

Sikappemerintahkalian yang tidakpernahmemberikanperingatan dinitelahmenyebabkanpetaka bencanaitu menelanlebih banyakkorban.

Page 4: WARTA FKKM Edisi Juli 2006

4 I WARTA FKKM I VOL. 9 NO. 07, JULI 2006

Laporan Utama Bencana

SelamatDatangdi NegeriBencanaOLEH : MUHAMMAD AS

Page 5: WARTA FKKM Edisi Juli 2006

5WARTA FKKM I VOL. 9 NO. 07, JULI 2006 I

Siaran berita itumenyita perhatian saya.“Gempa dan tsunamimenguncang Pangandaran.,”kata si penyiar. Dari lokasikejadian, suara penelponberganti-ganti menceritakankejadian yang baru sajaterjadi. Di Pangandaran,Jawa Tengah dan sepanjangpesisir selatan Pulau Jawa,gempa hebat mengguncangdaerah tersebut hinggamenimbulkan tsunami.

Guncangan gempa terasa sampai diibu kota negara, Jakarta. Puluhankaryawan yang berada di gedung-gedung tinggi lari berhamburan.Mereka berebut naik lift atau tanggadarurat untuk segera menuju halamangedung. Ada yang berusahabersembunyi di kolong meja. Merekakaget ketika tiba-tiba benda-benda disekeliling mereka mereka bergerak-gerak tanpa henti selama beberapawaktu.

Saya teringat kejadian serupa ketikagempa menguncang Jogjakarta padapagi 27 Mei silam. Getaran gempamembuat rumah-rumah hancur.Banyak desa porak-poranda sepertihabis dibom. Jalan-jalan ramai dengankendaraan bak terbuka yang membawakorban. Darah berceceran di lantaipada sebuah rumah sakit yang nyarisseluruh bangunannya rusak. Amis.Mayat-mayat ditempatkan seadanya.Di trotoar, pelataran dan aula rumahsakit. Di saat yang lain orang-orangberlarian menyelamatkan diri ketikamendengar isu tsunami. Kepanikanyang sunguh luar biasa. Lebih dari5000 orang meninggal dan ratusan riburumah penduduk hancur akibatkejadian itu.

Presiden Susilo BambangYudhoyono muncul di layar kaca. Diadidampingi Wakil Presiden Yusuf Kalla

dan bebepa menteri. Wajah merekabegitu tegang. SBY sibuk menelpon.

“Tolong segera dikoordinasikan”“Evakuasi secepatnya korban

meninggal”Gempa itu berkekuatan 6,8 skala

Ricther dan menghancurkan sejumlahwilayah di sepanjang pesisir PulauJawa. Lebih dari 530 orang meninggal,dan 240 orang dinyatakan hilang.Kerusakan terparah terjadi diPangandaran, salah satu pantai terindahdi Indonesia. Hotel, restoran, rumahdan fasilitas pablik lainnya hancur.

“Saya melihat air berwarna pekatyang besar. Saya lari sambilmengandeng anak saya. Ketika sayamelihat ke belakang air sudah mencapairumah, dan menghancurkan rumahkami.,” kata Anita yang sudah sebelasbulan tinggal di Pangandaran. “Sayaterjatuh dan anak saya terlepas daritangan saya. Dia terbawa arus.”

Anita, 20 tahun, dan suaminyatinggal dalam rumah yang jaraknyahanya 30 meter dari garis pantai. Diamengatakan gelombang setinggi pohonkelapa datang setelah air tiba-tibamenyusut.

“Ketika air laut naik, semua orangpanik. Orang-orang menyelamatkandiri”

Selain Pangandaran, semua objekwisata di pantai selatan Pulau Jawa,diantaranya Cilacap, Kebumen, danPantai Baron, GunungKidul jugahancur diterjang gelombang tsunami.

Turiman, 28 tahun, yang bekerjadi Hotel Malabar, di sekitar pantaiPangandaran sempat kaget ketika tiba-tiba lampu-lampu di hotel bergerak-gerak. Dia langsung keluarmenyelamatkan diri. Di luar Turimanmelihat air menyusut dengan cepathingga seratusan meter ke arah laut.

Turiman berteriak saat melihatkeganjilan alam itu. “Tsunami!,Tsunami!”. Orang-orang langsungberhamburan lari menjauh dari pantai.Turiman memilih lari ke halaman bela-kang hotel. Saat dia menoleh kebelakang, air laut makin meninggimembentuk dinding hitam. SeketikaTuriman naik pohon kelapa. Airkemudian menghantam deretanbangunan. Kios-kios dan warung darikayu atau bambu tercerabut darilantainya. “Saya memikirkan nasib istrisaya yang sedang hamil di rumah,”katanya.

Sebelumnya, bencana gempa dantsunami besar pernah terjadi pada akhir2004 di Aceh dan sebagian SumateraUtara. Lebih dari 216.000 pendudukmeninggal dunia. Lalu disusul pada2005 Pulau Nias dan sekitarnya jugadilanda gempa. Sekitar 1000 orangmenjadi korban. Akhir Mei 2006 ini,giliran Yogyakarta dan sebagian JawaTengah diporakporandakan gempabumi. Korban meningggal mencapai5.000 orang lebih.

Berbagai daerah di Indonesiamemang merupakan titik rawanbencana, terutama bencana gempabumi, tsunami, banjir, dan letusangunung berapi. Wilayah Indonesiaberada di Jalur The Pasicif Ring of Fire(Cincin Api Pasifik) karena beradapada pertemuan tiga lempeng besar

Setidaknya telahterjadi 212 gempabumi denganmagnitudo 7 skalaRichter ataulebih, sejak tahun1900 sampaidengan 2004.Sebanyak 86 gempadi antaranyamenyebabkantsunami

FAKTA

Page 6: WARTA FKKM Edisi Juli 2006

6 I WARTA FKKM I VOL. 9 NO. 07, JULI 2006

dunia yang sangat aktif : lempengEurasia, lempeng Indo-Australia, danlempeng Pasifik. Sewaktu-waktulempeng ini akan bergeser patahmenimbulkan gempa bumi.

Aktivitas tiga lempeng besar yangsangat aktif dan saling bertumbukanitu membuat Indonesia senantiasarawan bencana.

Catatan dari Direktorat Vulkanologidan Mitigasi Bencana Geologi(DVMBG) Departemen Energi danSumber Daya Mineral menunjukanbahwa ada 28 wilayah di Indonesiayang dinyatakan rawan gempa dantsunami. Di antaranya NAD, SumatraUtara, Sumatra Barat, Bengkulu,Lampung, Banten, Jateng dan DIYbagian Selatan, Jatim bagian Selatan,Bali, NTB dan NTT. Kemudian Sulut,Sulteng, Sulsel, Maluku Utara, MalukuSelatan, Biak, Yapen dan Fak-Fak diPapua serta Balikpapan Kaltim.

Setidaknya telah terjadi 212 gempabumi dengan magnitudo 7 skala Richteratau lebih, sejak tahun 1900 sampaidengan 2004. Sebanyak 86 gempa diantaranya menyebabkan tsunami.

Setelah Aceh, Nias, Padang,Yogyakarta, Pangandaran, Selat Sundadan Gorontalo, ramalan BadanMeteorologi dan Geofisika, potensigempa bumi masih akan terjadi dalamkurun waktu 30 tahun mendatang.

Bahkan DKI Jakarta terbukti tidakaman dari ancaman gempa dantsunami. Hal ini dapat dilihat darirekaman sejarah wilayah pantai utara.Beberapa hari lalu warga Jakartasempat lebih dari sekali dibuat panikdengan goncangan gempa.

Namun, bencana alam yang kinimarak di Indonesia, bukan semataakibat aktivitas lempengan bumi saja.Banyak bencana tambahan yang terjadikarena ulah manusia sendiri, sepertilumpur panas, kekeringan, kebakaranhutan, belum lagi nanti pada musimhujan, longsor, banjir, dan banjirbandang akan datang silih berganti.

Setelah bencana longsor diBohorok, Pacet, dan Jember, baru-baru ini Indonesia dihadapkan padabencana yang sama di Sinjai danbeberapa kabupaten lain di SulawesiSelatan serta di Kotabaru, KalimantanSelatan.

Pada 2 Juni, banjir badang dantanah longsor menerjang desa-desa disembilan kabupaten di SulawesiSelatan: Sinjai, Bulukumba, Bantaeng,Jeneponto, Bone, Soppeng, Selayar,Wajo, dan Luwu Utara. Bencanaterparah terjadi di Sinjai, 280 kilometerarah timur Makassar.

Wilayah-wilayah yang dilanda airbenar-benar hancur. Ratusan rumahludes, tiga puluhan bangunan sekolahambruk, delapan puluhan jembatan

rusak, dan ribuan hektare sawahterancam tak bisa ditanami. Aksesjalan ke wilayah-wilayah itu terputus.

Surati ingat ketika air bercampurtanah mengulung rumahnya di DesaBiring Ere, Sijai Utara.”Rumah terasabergoyang. Kami segera melompatdari atap, berpegangan pada pohon-pohon kelapa. Lalu, rumah kami mulaihanyut,” kata Surati. Dia kehilangan duaanaknya.

Jumlah korban tewas akibatbencana ini mencapai 209 orang, 193di antaranya penduduk Sinjai. Jumlahitu mungkin lebih karena puluhanorang dinyatakan hilang.

Air bah datang dari dua gunung diKabupaten Gowa yang gundul :Bawakaraeng dan Lompobattang. Di

sana nyaris tak ada pohontumbuh. Semua pohon musnahdalam kebakaran 10 tahun lalu.Badan gunung itu semakin kritissetelah longsor terjadi Maret2004.

Yusuf Kalla, Ketua BadanKoordinasi NasionalPenanggulangan Bencanaberkata, “. Dulu air bah itu terjadijuga di Sungai Jeneberang di

Kerusakan LingkunganTelah Menyebabkan>> Banjir>> Kekeringan>> Longsor>> Pasokan Listrik Turun>> Ancaman Pangan, dsb

Laporan Utama Bencana

DO

K AI

R P

UTI

H M

EDIA

CEN

TER

Page 7: WARTA FKKM Edisi Juli 2006

7WARTA FKKM I VOL. 9 NO. 07, JULI 2006 I

Kabupaten Gowa. Dulu juga adapenebangan liar. Biasanya, air bah yangdatang tiba-tiba itu mengindikasikanhutannya tidak sempurna lagi”

Badan Pengendalian DampakLingkungan Daerah Sulawesi mencatatsepertiga hutan di provinsi itu kinigundul. Di sektor selatan, yang antaralain meliputi Sinjai, kerusakan hutanbahkan sudah mencapai 40 persen.

Banjir juga menerjang kota-kota diKalimantan Timur, Tengah, danSelatan. Sepanjang 2006 ini, KabupatenBarito Utara dan Murung Raya sudahtiga kali tersapu banjir.

Sungai-sungai di KalimantanSelatan, Tengah, dan Timur meluap.Di timur, amukan air itu merendamBalikpapan, Kutai Barat, Samarinda,dan Tarakan. Di Kalimantan Tengah,banjir menyapu delapan kabupaten:Lamandau, Seruyan, Kotawaringin Ba-rat, Kotawaringin Timur, Kating-an,Barito Selatan, Barito Utara, danMurung Raya.

Banjir di daerah itu terjadi karenatutupan hutan di daerah-daerahtersebut makin berkurang. Pada 2004tutupan hutan primer di Daerah AliranSungai di Kalimantan rata-rata hanya20 persen.’’Dan angka itu terus turunhingga 15 persen pada 2006,’’ ujar

Elfian Effendi, Direktur EksekutifGreenomics Indonesia. Hutan diKalimantan Tengah dan KalimantanSelatan lebih gawat lagi. Hutan primer

mereka sudahbotak dan hanyatersisa 13 persendan 19 persen saja.

Sementara diKalimantan banjir,sejumlah wilayah dipulau Jawa danbeberapa provinsidi Sumatera danNusa Tenggarajustru mengalamikekeringan hebat.Susutnya air sungaidan wadukm e n y e b a b k a n

kekegagalan panen puluhan ribu hektardi daerah-daerah tersebut.

Lebih dari 50.000 hektar tanamanpadi gagal panen akibat kekeringan diNTB. Di Sumatera Selatan, ratusanhektar sawah kering hingga tak bisaditanami. Sungai-sungai di Sumselkering sampai ke dasarnya.

Di Jatim, ratusan hektar sawahpuso. Musim kemarau menyebabkankondisi air di sejumlah waduk didaerah menyusut tajam. Di Jawa Barat

kondisinya sama. Waduk Jatiluhurairnya menyusut. Debit air dari wadukini berkurang dari 220 liter per detikmenjadi 205 liter per detik. Bebenlistrik dari waduk tersebut jugamenyusut.

Penyusutan air juga terjadi diSungai Barito di Kalimantan Tengah.Rata-rata kedalaman air yang biasanyamencapai lima meter kini sebagian besarberkisar antara 2-3 meter. Kemaraupanjang yang berdampak pada terusmenyusutnya debit air Barito akanmembuat kapal-kapal besarpengangkut batu bara dan kelapa sawitsulit melintas.

Kekeringan yang mencemaskanjuga melanda sebagian besar wilayahprovinsi Jambi akibat hujan tidak turundalam sebulan terakhir. Di beberapatempat di provinsi tersebut tanah-tanahsawah retak, tanaman padi berusia satuhingga dua bulan daunnya mulaimengering.

Kekeringan dan kegagalan panennyaris mengancam produksi berasnasional yang tahun ini diprediksikanmencapai 34.000 juta ton.

“Bencana lingku-ngan tidak datang begitu saja. Bencanayang kita rasakan sekarang adalahakibat dari perlakuan salah terhadaplingkungan pada masa lalu,” kataRahmat Witular, Menteri NegaraLingkungan Hidup.

Kebakaran di hutan-hutanIndonesia terjadi hampir sepanjangtahun. Kebakaran hebat pernah terjadipada 1997/1998. Kebanyakandilakukan oleh perusahan besar.

Aktivitas illegal logging jugamarak. Hutan-hutan di Sumatera,Kalimantan, Sulawesi hingga Papuadicuri. Diperkirakan dalam sedetiksekira enam lapangan sepak bola luashutan Indonesia hilang.

Lonjakan penduduk danmeningkatnya kebutuhan hidupmembuat hutan dan sawah terdesak.

60 XBencanaTerjadi diTahun2006

Data : WALHI

FAKTA

WW

W.D

EPD

AGR

I.GO

.ID

Page 8: WARTA FKKM Edisi Juli 2006

8 I WARTA FKKM I VOL. 9 NO. 07, JULI 2006

Banyak penduduk terpaksa merambahke hutan-hutan guna mencukupikebutuhan mereka. Di sana merekamembangun rumah, membuka ladang,mencuri kayu, dan menebang.

Sementara penambangan tanpa izindan penambangan terbuka di kawasanhutan makin menimbulkan dampaklingkungan yang semakin nyata. Tigabelas perusahan tambang telah diberiizin untuk menambang di dalamkawasan hutan lindung. Enamdiantaranya telah mengajukaneksploitasi di hutan lindung seluas 300ribu hektar kepada pemerintah.

Kini, sekitar 34 juta hektar hutantelah berubah menjadi lahan kritis yangtidak dapat menunjang fungsilingkungan hidup.

Pulau Jawa hanya menyisakan18% hutan. Sementara, hutan-hutan diSumatra bakal habis dalam tempo 5tahunan, disusul kemudian oleh hutanKalimantan apabila pembalakan liar(illegal logging) kayu tidak dihentikansama sekali. Deforestrasi hampirmerata terjadi di seluruh kawasanhutan di Indonesia.

Selama tiga tahun antara 1997 –2000 penurunan tutupan hutan diSumatera mencapai 3, 5 ribu hektar pertahun, Kalimantan 1,2 ribu hektar pertahun, Sulawesi 692.09 ribu hektar pertahun, Maluku 294,17 ribu hektar pertahun, dan Papua 156,68 ribu hektarper tahun.

Sementara Daerah Aliran Sungai(DAS) juga memperlihatkan kondisiyang memprihatinkan. Pada 2005,terdapat 62 DAS dalam kondisi kriris,17 DAS diantaranya berada di PulauJawa.

Di tengah kondisi lingkungan yangsemakin rusak, hutan gundul yangmakin meluas, daerah aliran sungaiyang semakin hancur, waduk yangsemakin menyusut debit airnya,bencana banjir, longsor, kekeringankemudian menjadi fenomena yang takterhindarkan.

Pada musim penghujan air bisamelimpah ruah bahkan mendatangkanbanjir karena rusaknya daerah-daerahtangkapan. Tapi ketika musimkemarau tiba, air menjadi baranglangka. Di saat itu semua seolahmemperebutkan air. Tanamanmembutuhkan air untuk tumbuh,pembangkit listrik membutuhkan untukmemutar turbin, manusia butuh airbersih.

Departemen Pekerjaan Umummencatat, pada 2005 terjadi banjirsebanyak 41 kali di sembilan propinsi.Di tahun 2004 jumlahnya bahkan lebihbesar hingga mencapai 60 kali.Propinsi Jawa Timur pada 2004 palingsering terkena banjir. Banjir di daerahtersebut mencapai 27 kali. Pada 2004terjadi longsor sebanyak 22 kalisementara pada 2005 terjadi 3 kalilongsor.

26 Desember 2004Gempa berkekuatan 8,9 skala Richter men

Aceh dan menimbulkan tsunami. 216.000 o

tewas dan 29.579 rumah hancur

21 Februari 2005Longsor di tempat pembuangan akhir samp

Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat. Sedikitnya

orang meninggal

28 Maret 2005Nias, propinsi Sumatera Utara, diguncang g

berkekuatan 8,7 skala Richer. Sedikitnya 9

meniggal dan lebih dari separuh bangunan d

Sitoli dan sekitarnya runtuh.

1 Januari 2006Banjir badang dan longsor menerjang Jemb

Setidaknya menewaskan 76 penduduk dan

menghanyutkan 120 rumah penduduk.

3 Januari 2006Longsor terjadi Banjarnegara Jawa Tengah

meninggal 76 orang, 13 dinyatakan hilang.

kerugian mencapai lebih dari 6,04 miliar

13 Mei 2006Terjadi peningkatan aktivitas Gunung Merap

Sejumlah penduduk kawasan Merapi di Jog

dan Jawa Tengah mengungsi.

27 Mei 2006Gempa berkekuatan 5,9 skala Ritcher mela

Jogjakarta dan sekitarnya. Sedikitnya 5.857

meninggal dunia dan 407.925 rumah rusak

20 Juni 2006Banjir dan longsor melanda Kabupaten Jene

Bantaeng, Bulukumba, dan Sinjai di Sulawes

Selatan. Ratusan orang meninggal dan hilan

17 Juli 2006

Gempa berkekuatan 6,8 skala Ricther diser

gelombang tsunami melanda pesisir selata

Jawa itu. Lebih dari 530 orang meninggal, d

orang dinyatakan hilang.

Bencana-Bencadi Indonesia

Laporan Utama BencanaDO

K.AF

P

Page 9: WARTA FKKM Edisi Juli 2006

9WARTA FKKM I VOL. 9 NO. 07, JULI 2006 I

Tapi angka sebenarnyalebih besar dari itu. Organisaipemantau lingkungan Walhimencatat tahun 2006 saja,Indonesia mengalami bencanasebanyak 60 kali. Dimulaidengan banjir dan longsor diJember lalu disusul becanaalam lainnya seperti gempadan letusan gunung Merapi didi Jogja, lumpur panas diSidoharjo dan terakhir ditsunami di pesisir selatanpulau Jawa,

R a n g k a i a nbencana yang melandaIndonesia menambah bebanpenderitaan penduduk kianberat. Ratusan ribu pendudukkini terpaksa hidup di tenda-tenda pengungsian danmenggantungkan hidupnyadari bantuan orang lain.Mengantri jatah makanan dikantor-kantor pemerintahan,tidur dengan selimutsumbangan di bawah tenda-tenda terpal. Mereka bertahan

di tengah ancaman gelombangbencana yang setiap saat kembalidatang.

Pemeritah telah menyediakan danaanggaran untuk penanggulanganbencana ini, tapi jumlahnya belumcukup. Anggaran 500 milyar yangdianggarkan dalam APBN 2006 telahhabis : Rp 200 miliar tersedot untukmembantu penanggulangan rangkaianbencana alam yang terjadi sejakJanuari-Mei, Rp 200 miliar untukkorban gempa Yogyakarta dan JawaTengah pada akhir Mei, serta Rp 100miliar untuk bencana banjir danlongsor di Sulawesi, Kalimantan, danMaluku.

Menteri Keuangan SriMulyani Indarwati mengatakan akanmenaikkan anggaran penanggulanganbencana. Dalam APBN-P (Perubahan),pemerintah menganggarkan besarananggaran bantuan bencana dirancangnaik menjadi sekitar Rp 1,5 trilyun.Dewan Perakilan Rakyat juga setujuusul ini.

Tapi jumlah itu nyatanya hanya 0,3persen dari belanja APBN yangmencapai Rp 647 trilyun. Tentu sajaanggaran sebesar ini terlalu kecil bagiIndonesia yang akhir-akhir ini beruntundilanda bencana. Untuk korbanbencana di Jogja saja, dengan danayang secuil itu tak akan cukup untukmenutup total anggaran bencana yangangkanya mencapai 27 trilyun.

Jika dibandingkan dengankebutuhan negara untuk membayarutang angkanya jeblok. Untuk bayarutang, negara menyediakan Rp 69,8trilyun atau sekitar 12 % dari totalAPBN.

Pemerintah tampaknya tak maumenangguhkan pembayaran utangtahun ini. “Jika saja pemerintah maumenegosiasikan agar Indonesia tidakmembayar utang yang jatuh tempotahun ini maka pemerintah bisamerealokasikan anggaran sebesar Rp69.8 triliun untuk memenuhi targetanggaran minimal dua puluh persen

untuk pendidikan. Kemudian sisanyabisa digunakan untuk meningkatkanalokasi anggaran dana bantuan bencanadan program rekonstruksi pascabencana,” kata Kusfriyadi dari KoalisiAnti Hutang.

“Pemerintah harusnya berusahameyakinkan para kreditor dan duniainternasional bahwa Indonesia berhakmendapatkan penghapusan utang,”

Pemerintah juga tengah menyusunUndang-Undang PenanggulanganBencana. Rencana penyusunan UU inimuncul tak lama setelah bencanagempa bumi dan gelombang tsunamimeluluh-lantakkan Aceh.

Rancangan UU ini sudah beberapakali masuk pembahasan. SeharusnyaUU ini sudah terbit berbulan-bulanyang lalu, sayang “Pembahasan UUtersebut berlarut-larut,” kata ChalidMuhamamd dari WALHI.

Indonesia memang terlambat darinegara lain, meski 83 persen kawasanIndonesia rawan bencana alamIndonesia belum memiliki undang-undang yang mengatur bagaimanakorban harus diperlakukan, bagaimanaprosedur bantuan disalurkan, siapayang bertanggungjawab dansebagainya. Di Jepang, negeri denganintensitas gempa tertinggi sedunia,sudah memiliki undang-undang serupasejak 1961.

Di tengah jutaan orang yang masihhidup di bawah garis kemiskinan,suburnya praktek korupsi, konspirasidan nepotisme, perilaku elit politikyang gila kekuasan dan uang,kekerasan yang makin meningkat,lingkungan yang makin hancur,Pemerintahan Yudhoyono kini haruspula mengahadapi ratusan riburakyatnya yang menjadi korbanbencana.

“Kita mengalami serangkaianbencana. Kita berharap mendapatpelajaran dari musibah ini.” kataYudhoyono. �

nguncang

orang

pah

a 110

gampa

900 orang

di Gunung

ber.

. Korban

Total

pi.

gjakarta

anda

7 jiwa

k.

eponto,

si

ng.

rtai

an Pulau

dan 240

ana

FAKTA

(The Associated Press, TEMPO,

KOMPAS, TIME ASIA)

Pemerintah hanyamenganggarkanbantuan bencana

sebesar 1,5triyun atau 0,3% dari toalbelanja APBNyang mencapai

647 triliyun.

Page 10: WARTA FKKM Edisi Juli 2006

10 I WARTA FKKM I VOL. 9 NO. 07, JULI 2006

Memaknai Alam Secara Filosofis

Kolom

Kenapa hal ini harus terjadi disaat manusia mengklaimbahwa disinilah puncak peradaban ilmu pengetahuandunia?

Hampir pasti dapat kita simpulkan bahwa bangunanilmu pengetahuan yang menciptakan globalisasi hari initelah gagal menciptakan tatanan kehidupan yangmanusiawi dan berkeadilan. Jangan-jangan kita seakanbersanding menyaingi Tuhan dengan Ilmu science yangkita miliki. Marshall Mc Luhan (ahli media massa)membuat istilah Global village atau desa/kampung globalyang ternyata kampung ini hanya diisi dengan eksploitasinegara adidaya terhadap negara-negara kecil melaluikebijakan ekonomi global. Banyaknya bangunan kesuciantelah runtuh akibat dari aktualisasinya hanya dimaknaisangat lateral tanpa menggali lebih jauh makna-maknafilosofis yang terkandung didalamnya.

Salah satu kesalahan filosofis yang dialami masyarakatkampung global hari ini adalah perspektif terhadap alamdengan menganggapnya sebagai objek yang harusdimanfaatkan untuk kepentingan hasrat manusia. Alamtidak pernah dipandang sebagai manifestasi Tuhan. Alamdipisahkan dengan keterhubungan dengan eksistensinyayang begitu jauh, akhirnya kita terjebak dalam prosespemerkosaan alam secara berjamaah baik sadar maupuntidak.

“Kampung global telah berhasil mendesain alamsedemikian rupa sehingga menghasilkan perangkatinfrastruktur yang begitu megah namun disatu sisi telahkehilangan makna kemanusiaan yang paling hakiki,” kataseseorang kepada saya dalam sebuah diskusi. Sisikemanusiaan telah dijadikan bagian dari komoditi klasikguna mempertahankan sistem yang telah diciptakan olehkampung global. Dunia ilmu pengetahuan pun seakansudah kehilangan kemampuannya dalam memetakanpersoalan ini, karena bangunan ilmu yang diciptakansangat empiris dan kehilangan alat untuk mencarisubstansi kebenaran. Ilmu pengetahuan yang begituparsialistik akhirnya tidak mampu menjelaskan realitasapapun. Empirisme hanya mampu memotret tanpamampu menjelaskan realitas sesuangguhnya sehinggawajar jika paradigma pengelolaan alam begitu kering danmiskin empati.

Pendidikan Tinggi Ilmu-Ilmu KehutananBuruknya pengelolaan hutan selama ini, adalah

tidaklah terlepas dari sistem penyelengaraan pendidikantinggi kehutanan di negeri ini. Untuk itu PendidikanTinggi Ilmu-ilmu Kehutanan (PTK) perlu menyajikankuliah filsafat, walaupun itu sekedar pengantar, sebagaisalah satu sintesa. Analisis yang lebih filosofis dapatmenggali makna yang terdalam dan menjawabpertanyaan mengapa kita harus melayani alam danmanusia, serta sistem pelayanan publik yang bagaimanayang harus teraktual dalam konteks kehutanan. Konsepmultipihak, berbasis masyarakat, berbasis ekosistem,

harus tetap dibuka ruang koreksiakademis yang lebih filosofis.

Harus diakui banyak institusipendidikan tinggi kehutanan kinitelah memasukkan mata kuliahdengan paradigma pengelolaanhutan yang lebih humanis dantidak eksploitatif semata.Universitas yang besar sepertiUGM, IPB, UNHAS, danUNMUL harus lebih giat lagidalam menyelenggarakanpendidikan, tak hanya berjalansesuai dengan kontekspermasalahan, namun jugamampu menjawab tantangan

kampung global serta memberi andil buat kemanusiaandan alam. Ditengah tantangan swastanisasi pendidikantinggi negeri di Indonesia, kampus harus tetap menjagaresponsitasnya serta keberpihakannya kepada rakyat.Jangan sampai hanya orang yang berduit yang mampukuliah. Ada gejala yang saya rasa negatif bahwa hanyakalangan orang yang berduit saja yang dapat kuliah diPTN, kampus sudah mulai kehilangan cerita tentangbagaimana orang-orang miskin tetapi cerdas berjuangdan belajar. Wallahu a’alam.�

Jangan-jangan kitaseakanbersandingmenyaingiTuhandenganIlmuscienceyang kitamiliki.

Kolom OLEH: MUHAMMAD ALIF KS

Alam sepanjang sejarah manusia telah begitu banyak berjasa dalam berkhidmatkepada manusia, namun terlalu sering dikhianati oleh manusia itu sendiri. Alamtelah begitu banyak mengalami kerusakan dan masih cenderung akan rusak.

Muhammad Alif KS adalah Penggiat di FKKM Sul-Sel &The Phrophetic Philosophy Center (PPC), Makassar([email protected]).

(Catatan Pinggir untuk Penyelenggara Pendidikan Tinggi Kehutanan)

Page 11: WARTA FKKM Edisi Juli 2006

11WARTA FKKM I VOL. 9 NO. 07, JULI 2006 I

Nazirman begitusumringah. Senyumnyalebar saat ditemui dirumahnya di desa

Langgam. Rumah itu berlantaikeramik, putih. Bangunannyatampak baru direnovasi. Disebelahnya, sebuah rumah baruuntuk anaknya sedang dibangun,belum selesai.

Dibandingkan dengan nasibnyabeberapa tahun silam, hidupNazirman memang kini telah banyakberubah. Dia misalnya tak perlurepot-repot mencari penghasilantambahan untuk mencukupi

kebutuhan hidupnya. Penghasilandari pegawai negeri jelas tak cukupuntuk memenuhi semua kebutuhanyang sekarang makin membumbungtinggi. Untung Nazirman punyatabungan : sebuah lahan tidur yangkini bisa mendatangkankeuntungan. Kok bisa?

Semua itu berkat keikutsertaanNazirman dalam program HutanTanaman Rakyat (HTR) yangdiluncurkan Riaupulp. Nazirmanmenyerahkan lahan tidurnya yangpuluhan tahun ia biarkan meranakepada Riaupulp untukdikembangkan menjadi areal HTR.

MEMBERDAYAKANYANG TERTINGGAL

CSR RIAUPULP

Bagaimana Riaupulp memberdayakan masyarakat sekitar perusahaannya?

Lalu oleh Riaupulp, lahan itudisulap menjadi hamparan tanamanakasia. Enaknya Nazirman tak perlurepot-repot menanam, memeliharaatau memanen. Semua pekerjaan itusudah ditanggung Riaupulp.Nazirman cukup ongkang-ongkangkaki di rumah sembari menunggusaatnya dia mendapatkan bagi hasildari panen HTR.

Nazirman satu diantara puluhanwarga Langgam yang terlibat dalamprogram HTR. Di Langgam kinisudah ada lima kelompok yangterlibat dalam program ini denganjumlah anggota rata-rata mencapai29 KK. Di tahun pertama, HTR diLanggam luasnya mencapai 205hektar. Luasan ini terus meningkat,angkanya saat ini mencapai 3.500hektar. Di lahan itu, akasia tumbuhtinggi, batangnya lurus, rapat-rapat.Bandingkan dengan lahan yang tidakdiikutsertakan dalam program HTR,rata-rata lahan itu adalah lahanterbuka.

“Setelah HTR mulai dirasakanhasilnya, kita mengajak yang lain,“kata Nazirman.

Selain menguntungkan, wargamenerima program HTR karenasyaratnya tak berbelit-belit dansemua dilakukan dengantransparan.

“Tak ada harga mati,” tambahNazirman.

Warga tak dipaksa berapa luasanlahan yang boleh dijadikan arealHTR. Kalau pun tanahnya tak maudijadikan HTR lagi, tak apa-apa.

Cabai, Komoditi

Pertanian Unggulan

Mitra Bina Riaupulp di

Desa Koto Benai

Advertorial

Page 12: WARTA FKKM Edisi Juli 2006

12 I WARTA FKKM I VOL. 9 NO. 07, JULI 2006

Semua terserah mereka. Enaknyalagi, warga hanya menyediakanlahan, sementara segala prosespembibitan sampai penebanganditanggung Riaupulp. Bahkan bilamau mereka bisa menjadisubkontraktor HTR. Memangsyararatnya agak berat : punyamodal, anggota, CV dan punyaNPWP. Tapi jangan khawatir,Riaupulp akan mempermudahsemuanya. Warga bisa leluasa pinjamdi bank tanpa susah-susah mencarijaminan, sebab Riapulp siap pasangbadan menjadi jaminannya.Beberapa bank seperti BRI, BankBumiputera, dan Bank Mandirisudah diajak kerjasama untukurusan ini. Riapulp juga akanmembantu mereka dalampembentukan CV atau PT.

Hutan Tanaman Rakyat (HTR)mulai berjalan sejak 1995. MenurutSutarno Manager DepartementHTR, HTR dibuat dengan maksudmeningkatkan kesejahteraanmasyarakat dan menyelamatkankawasan hutan, serta tentu sajauntuk bahan baku kayu industri pulpmilik Riaupulp.

Sampai dengan tahun ini, luastanaman HTR mencapai 26.000 ha

dan mampu memasok 360.000 tonakasia untuk pabrik berkapasitas 2juta ton pulp per tahun itu. Limapuluh lima mitra sudah diajakkerjasama, dan total luas lahan yangtelah dilakukan kerjasama mencapai55.000 hektar. “ Kita berharapproduksi HTR mampu memasoksepuluh persen bahan baku pabrik,“ kata Sutarno.

Lalu inilah kisah lain di KotoBenai. Kehadiran perusahaanRiaupulp mampu mengubah polahidup warga Koto Benai darimasyarakat tepi sungai menjadimasyarakat daratan. Kebiasaanbercocok tanam pun bergeser,mulanya pertanian musiman,sekarang mereka mantap denganpertanian modern. “Dulu yangnamanya bertani, ya tunggu musimpenghujan yang hasilnya itu-itu saja,”kata seorang warganya.

Semua itu berkat pembinaanyang ulet dari Riaupulp. Merekadiajari bagaimana memanfaatkanlahan-lahan pertanian yang selamaini belum tergarap. Mereka diberibekal bagaimana cara bertani yangbaik dan benar. Tak lagi tergantungpada musim. Hasilnya cespleng.Lihatlah hamparan tanaman cabai

dan sayur-sayuran tumbuh subuh dipekarangan rumah mereka. Cabai disitu malah sudah berani bersaingdengan cabai Sumbar yang merajaipasaran. Untuk urusan pasar jangankhawatir. Para pembelilah yangjustru datang ke desa itu untukmembeli hasil-hasil perkebunanmereka.

Sebuah kelompok tani kini telahterbentuk di desa itu. NamanyaKelompok Tani Ingin Maju.Menariknya, anggota kelompok inisebagain besar justru ibu-ibu rumahtangga. Sang ketua, Saharatul Aini,adalah istri dari kepala desasetempat.

Kios Plus Kelompok Tani “Ingin Maju”

sumbangan Riaupulp di Desa Koto Benai,

Kabupaten Kuantan Singingi

Advertorial

Page 13: WARTA FKKM Edisi Juli 2006

13WARTA FKKM I VOL. 9 NO. 07, JULI 2006 I

Saban dua minggu sekali merekaakan berkumpul untuk sekedararisan atau membicarakan berbagaihal tentang kelompok. Mereka jugamembentuk koperasi simpan pinjam,berlatih membuat administrasi yangbaik. Sebuah gedung sumbanganRiaupulp dijadikan markas mereka.Gedung itu bahkan merekaikhlaskan untuk dipakai juga buatkantor kepala desa.

Apa yang dilakukan Riaupulp diLanggam dan Koto Benai hanyalahsekelumit bentuk kongkrit rasatanggung jawab sosial kepadamasyarakat atau Corporate Social

Responsibility (CSR) yang dilakukan

Riaupulp. Untuk urusan yang satuini, anak perusahaan Raja GarudaMas ini memang tak mau tangggung-tanggung. Perusahaan ini maumenggelontorkan milyaranrupiahnya untuk disisihkan untukprogram ini. Mereka juga mau repotmembentuk departemen yangkhusus mengurus CSR denganseabreg kegiatan sosialnya.

Tak hanya itu, kesungguhanmereka dibuktikan denganmembangun Balai Pelatihan danPengembangan Usaha Terpadu(BPPUT). Ada empat BPPUT yangsudah berdiri. Semua bangunannyamegah dengan fasilitas lengkap :

ruang belajar, kantor, asrama,tempat ibadah hingga lahan praktekuntuk pertanian, peternakan danperikanan. Di sinilah masyarakatpara mitra binaan Riaupulpdigembleng.

Dan para pendamping lapanganakan senantiasa mendampingimasyarakat dengan ulet hinggamereka memiliki kemandirian. Taksegan-segan pendamping lapanganini ikut ronda kampung di pelosokdesa-desa binaan Riaupulp.

Riaupulp juga telah membentukyayasan yang berfungsi mengelolaprogram dan menjalin kemitraandengan pelbagai elemenstakeholders.

“Ini (CSR-red) tidak diatur dalamundang-undang tapi harusdilakukan,” kata Rudi Fajar DirekturCSR Riaupulp.

Merunut kebelakang, kegiatanCSR Riaupulp awalnya hanyaberupa kegiatan yang ditempuhdengan pola filontropi dibawah divisihumas. Memasuki tahun 1999, saatdimana masyarakat Indonesiamengalami masa krisis, Riaupulpmengubah pola lamanya dariprogram pengembangan masyarakatyang sifatnya karikatif menjadiprogram yang lebih memberikanpemberdayaan pada masyarakat.Pada Mei 1999 mereka mendirikanDepartemen CSR dibawah payungProgram Pemberdayaan MasyarakatRiau (PPMR) Riaupulp. Sejumlahprogram pun meluncur. Selain HTR,PPMR menawarkan program sistempertanian terpadu; program sosialdan infrastruktur; programpengembangan usaha kecil danmenengah dan program pelatihankejuruan.

Sampai dengan tahun 2005,PPMR Riaupulp telah melakukansejumlah kegiatan di kurang lebih207 desa yang tersebar di KabupatenPelawan, Siak, Kampar, KuantanSingingi, Indragiri Hulu danPekanbaru. Desa-desa itu sebagianbesar berada di areal konsesi HTIRiaupulp.

Riaupulp

menerima CSR

Asian Award

2005 untuk

Kategori

Environmental

Excellence

Page 14: WARTA FKKM Edisi Juli 2006

14 I WARTA FKKM I VOL. 9 NO. 07, JULI 2006

Kenapa Riaupulp mau bersusah-payah melakukan CSR? MenurutRudi, CSR berkaitan dengansustainability (keberlanjutan)perusahaan. Bahwa keberlanjutanperusahaan tidak hanya ditentukanoleh teknologi yang canggih, modal,merek dagangannya mendunia danpelanggan yang terus meningkat.Tapi lebih dari itu jaminankeberlangsungan operasionalperusahaan ditentukan pula olehhubungan yang lebih baik antaraperusahaan dan masyarakat. DanRiaupulp dengan konsep Profit,

People, Planet-nya meletakkantatanan masyarakat sebagai mitrausaha yang sejajar dan salingmenguntungkan.

Selain sustainability perusahaan,kata Rudi, faktor lainnya adalahkepedulian moral Riaupulp.Kehadiran Riaupulp yang membawateknologi mutahir dan mengelolahasil hutan di Propinsi Riau tentumembawa dampak sosial danlingkungan kepada masyarakatsekitar. Itu sebabnya Riaupulp tidakbisa menutup mata dengan hanyamengeruk keuntungan dari hasilmengelola hutannya. Tapi kehadiranRiaupulp juga harus berdampak pulapada kesejahteraan masyarakat

setempat. Dan Riaupulp sudahberkomitmen untuk menyisihkansebagian rezekinya sebagai “investasi

sosial” untuk kesejahteraanmasyarakat di sekitar operasinya.

Tak sedikit yang memujikeberhasilan CSR Riaupulp.Berbagai penghargaan telahdiraihnya. Tahun lalu CSRRiaupulp diganjar sebagai Runner

Up Asian CSR Awards 2005.Menurut Rudi keberhasilan

Riaupulp dalam bidang CSR taklepas dari empat faktor. Pertama,komitmen pimpinan yangdituangkan dalam bentuk kebijakanyang didukung manajemen daritingkat tertinggi hingga menengah.Kedua, Struktur Organisasi. Ketiga,program yang jelas. Keempat,pendanaan. Lebih dari 30 milyarRupiah duit perusahaan disisihkanuntuk program ini.

“Saya tidak mengatakanRiaupulp paling hebat, tapi yangsaya rasakan ada komitmen daripimpinan,”kata Rudi.

Setelah lebih dari lima tahun,Riaupulp masih ingin terus berusahamemberikan yang terbaik bagimasyarakat Riau.

“Lima belas tahun lagi, kamiingin bisa memberantas kemiskinan,terutama di sekitar areal kami.”

Tentu saja ini pekerjaan takmudah. Meski kaya sumberdayaalam, penduduk Riau yang miskinbegitu banyak. Propinsi dengananggaran pendapatan belanja daerah1,7 triliun Rupiah, atau nomor duaterbesar di tanah air setelahKalimantan Timur ini memilikipenduduk miskin 2,2 juta jiwa atau40 % dari total jumlah penduduknyayang mencapai 5,5 juta jiwa(Kompas, Juli 2003).

Tapi toh Rudi tak gentar.Departemennya setidaknya kinisudah mengantongi peta kemiskinandi 79 desa, termasuk database

percepatan pendidikan. Semua ituadalah modal Riaupulp untuk lebihmeningkatkan peran sertanya dalamikut membantu masyarakat di bumiLancang Kuning. “Begitu banyakmasalah di Indonesia, kami inginmembantu,” kata Rudi. �

Riaupulp Telah

Membangun 4 BPPUT,

Salah Satunya di

Kabupaten Kuantan

Singingi

Advertorial

“Keberlanjutanperusahaan tidak hanya

ditentukan oleh teknologiyang canggih, modal,merek dagangannya

mendunia, pelanggannyabertambah, tapi jaminan

keberlangsunganperusahaan juga

ditentukan oleh hubunganyang baik antaraperusahaan dan

masyarakat”

BPPUT sebagai Tempat Pelatihan

Program PPMR Riaupulp

Page 15: WARTA FKKM Edisi Juli 2006

15WARTA FKKM I VOL. 9 NO. 07, JULI 2006 I

Untuk sampai di Cagar AlamNapabalano, bisa dicapai dengan startperjalanan dari Kota Kendari denganmenggunakan roda dua (sepeda motor)dan kendaraan roda empat, yangditempuh sekitar dua jam perjalananuntuk sampai ke pelabuhan TorobuluKabupaten Konawe Selatan.

Di pelabuhan Torobulu, kitamenaiki lagi fery yang akan membawamenuju pelabuhan Tampo KabupatenMuna ditempuh sekitar 2 jamperjalanan. Tak lama setelah kapal ferydari pelabuhan Torubulu merapat dipelabuhan Tampo.

Berkunjung ke KecamatanNapabalono, daerah yang sejakdahulukala dijadikan sebagai daerahpersinggahan dan pertemuan antaraSultan Buton dan bangsawan Muna,tak lengkap rasanya, jika tak bersiaranke “nenek moyang” jati Muna yangsampai saat ini masih menampakkankeperkasaannya dan menjadi “prasastihidup” di tengah maraknya tindakillegal logging di pulau Muna.

Hanya menempuh 10 menit daripelabuhan Tampo dengan menumpangmotor ojek, para pengunjung yangingin menikmati keindahan rimbunanpanaroma alam Cagar Alam Napabalotelah sampai di bibir hutan.

Semak belukar yang seolahmembentuk terowongan, menjadigapura pintu masuk bagi pengunjung. Untuk mencapai pohon jati yang penuhmisteri hanya berjarak kurang lebih 50meter dari pinggir hutan atau jalan rayamenuju Ibukota Kabupaten Muna(Raha).

Informasi usia jati itu masihmenimbulkan kesimpang siuran,masyarakat setempat memperkirakantelah tumbuh sejak 300 tahun silam.Namun uji ilmiah yang pernahdilakukan menyebut angka 200 tahununtuk usia pohon jati itu.

Sisa kejayaan hutan jati Muna itutak hanya dijadikan sebagai simbolkebanggaan daerah Muna, lebih dariitu ternyata nenek moyang jati itu bagimasyarakat setempat dipercayamemiliki nilai mistik yang sampai saatini masih dianut, membuat jati tertuadi Indonesia dapat tetap berdiri kokoh.

Saat rombongan wartawan yangtergabung dalam Green Press(Perkumpulan WartawanLingkungan) berkunjung ke CagarAlam Napabalono akhir pekan lalu,sejumlah warga setempat juga ikutmendampangi kami berkunjung keCagar Alam yang dulu pernahditetapkan sebagai cagar alam terkecil

di Indonesia yang memiliki luas 9,2hektar itu.

Sayangnya saat sampai di pohonjati besar itu, kami tak melakukanpengukuran lingkaran pohon jatiterbesar yang terdapat di kawasanCagar Alam Napabalano karena kamitidak membawa meteran. Namunberdasarkan informasi dari pihakpengelola Cagar Alam Napabalano,pohon jati itu memiliki diameter sekitar7 meter.

Dua orang kawan kemudianmencoba untuk mengelilinginya namunternyata masih membutuhkan beberapaorang lain untuk bisa melingkari pohonjati itu. Menurut Mustafa KepalaCagar Alam Napabalano, dibutuhkantujuh hingga delapan orang dewasauntuk dapat mencapai lingkaran pohonjati yang sudah berumur lebih dari duaabad itu. Kawasan Cagar Alam kayaakan keanekaragaman hayati ituditetapkan.

Cagar Alam Napabalonomerupakan salah satu kawasankonservasi tertua di Indonesia, yangditetapkan sejak pemerintahan Belandapada 1 Juni 1919 melalui SK ZB VanHosten, sebelumnya Cagar AlamNapabalano adalah hutan negara. Latarbelakang penunjukkan sebagai cagar

Cagar Alam Napabalano :

Sisa Jati Tertuadi IndonesiaKicauan burung seolah ucapkan salam dan memecah kesunyian hutan.Menapak jalan setapak tak kurang puluhan meter, pandangan matasegera tertuntun pada pohon jati besar berdiri kokoh dan tampakperkasa di tengah rimbunnya Cagar Alam Napabalono.OLEH : MARWAN AZIZ

Berita Taman Nasional

Page 16: WARTA FKKM Edisi Juli 2006

16 I WARTA FKKM I VOL. 9 NO. 07, JULI 2006

Berita

alam dikarena kawasan ini memiliki tipeekosistem hutan daratan rendah danmenjadi rumpun jati alam.

Terjaganya pohon raksasa itu daritangan-tangan jahil manusia, selainkarena berada di areal kawasan cagaralam, juga karena adanyaberkembangnya pandangan mistikmasyarakat setempat tentang pohonjati itu, banyak masyarakat lokal disekitar Napabalo mengeramatkanpohon jati tertua di Pulau Muna ini.

Berkembangnya pandangan mistikitu, membuat tak sedikit masyarakatdari luar Muna, yang penasaran akankekeramatannya, berkunjung danmengabadikan pohon jati itu dengancara berpose di depan pohon jati.Menteri Kehutanan MS Kaban adalahsalah satu dari sekian pejabat negarayang pernah berkunjung di pohon jatitertua di Indonesia ini.

Mustafa yang baru tiga bulan lalubertugas di Tampo bercerita, dirinyasering mendapati orang yang datangbertapa di bawah pohon jati tua inidengan tujuan meminta pengobatanandan kekuatan, “Ada orang dari Kendariada juga orang sini, alasannya mintakekuatan,” ungkap pria asli Tampoyang baru saja dipindahkan tugaskandari Taman Nasional BogananiWartabone yang terletak diantara duapropoinsi yaitu Sulawesi Utara (Sulut)dan Gorontalo.

Akar jati yang menjulur keluar dariperut bumi semakin menambahkeagungan kita pada Sang MahaPencipta. Luar biasa, kebesaran Tuhan.

Tak jauh dari pohon jati itu,sebatang pohon jati yang besarnyamirip tidak berbeda, terbujur tumbang,“Mungkin usianya sudah tuasekali,”duga Sarjono warga Tampoyang sehari-harinya bekerja sebagaipetani sejak tiga tahun yang lalu,dengan memanfaatkan hutan produksiyang sudah gundul di sebelah selatanCagar Alam Napabalano.

Kengerian masyarakat lokalterhadap pohon jati itu bukan tak

beralasan, suara-suara halus dari ataspohon kadang terdengar saatpengunjung melintas maupun berdirilama dibawah jati besar itu. “Janganberdiri disitu,” kata Halija. Menirukansuara perempuan yang pernahdidengarnya dari arah atas pohon jatiitu.

Halija sendiri adalah ibu rumahtangga yang pekerjaan sehari-harinyaadalah pedagang di Tampo, Iamengaku jarang masuk cagar alamNapabalono. “Larangan suara itubukan hanya satu dua orang yangdengar, sudah banyak orang yangdengar,” kata wanita itu.

Keanehan lain yang pernahdisaksikan sendiri oleh Mustafa, adalahsaat kebakaran di hutan lahan produksiyang tidak jauh dari cagar alam hendakmerambat masuk, tiba-tiba mereduppadam, “Seolah ada orang yangmemadamkan tapi setelah itu orangnyamenghilang,” tutur abdi negara yangditugaskan menjaga kawasan seluas9,2 hektar tanpa perlengkapan yangmemadai seperti alat teropong danpersenjataan. Bahkan profil CagarAlam Napabalano pun takdimilikinya.”Sunggu ironis danmemprihatinkan”

Cagar Alam Napabalono selainmemiliki jati (Tectona grandis) tertuadan terbesar di Indonesia, cagar alamitu juga memiliki berbagai jenistanaman tropis lainnya seperti pohonberingin (Ficus benyamina), ippi (Intiabjiuga), waru (Hibicus tiliaceus), eha(Castanopsis buruana), mahoni sertapohon cendana juga tertancap kokohdalam kawasan terlarang hunian itu.

Beberapa satwa langka seperti rusa(Cervus timorensis), babi hutan (Susspp), monyet hutan Sulawesi (Macacaochreata), biawak (Varanus spp) danbeberapa jenis burung rangkong,merpati hutan, burung nuri dan ayamhutan (Gallus gallus) kian melengkapidan menghiasi hunian Cagar AlamNapabalano. Atraksi monyetmerupakan tontonan yang sangat

menarik pengunjung yang bisadisaksikan pada pagi hari antara pukul6 hingga 9 00 WITA.

Satwa yang paling endemik lainnyaadalah burung yang disebut Srigunting.

Berita Taman Nasional

Jati tertua Muna di Cagar AlamNapabalono. Umurnya diperkirakanmencapai 200 tahun.

Page 17: WARTA FKKM Edisi Juli 2006

17WARTA FKKM I VOL. 9 NO. 07, JULI 2006 I

FOTO

GR

EEN

PRES

S/M

ARW

AN A

ZIZ

Badannya kecil, ekornya panjangmenyerupai gunting yang sedangterbuka, “Disebut Srigunting karenaekornya mirip gunting,” jelas Mustafa.

Untuk mengamankan kawasanCagar Alam Napabalano, Mustafahanya dibantu oleh salah seorangrekannya. “Jumlah kami disini hanya

berdua,” kata Mustafa. Kini kawasanini sudah mulai rawan pencurian.Desakan ekonomi telah memucuperilaku pencurian di kawasan tersebut.“Sejak hutan produksi kosong,kelihatannya masyarakat sudah tidaktakut lagi akan kekeramatan cagar alamini.”

Sejak tiga bulan bertugas diNapabalo, alumni anggakatan 94Sekolah Kehutanan Menengah Atas(SKMA) Makassar itu mengaku sudahpernah menjerat pelaku pencuriankayu hingga ke pengadilan. Namunkarena si pelaku masih berusia 16tahun sehingga tak sampaidipenjarakan.

Harapan Mustafa kepadapemerintah tak berlebihan,penambahan personil dan peningkatankesejahteraan petugas lapangan sertaperlengkapan saat bertugasmenurutnya perlu diperhatikan olehpemerintah.

“Saya sebagai orang putra daerahdi sini hanya mengharapkan agar adapenambahan tenaga untuk menjagakawasan mengingat belakang inimakin marak tindak pencurian kayu kedalam kawasan hutan. Kemudiankarena kami ini orang lapangan yanghanya mengharap gaji toh tidak adahonorer begitu, hanya jalan dengantangan kosong (tak dilengkapi senjata-red) apalagi kita ini tidak punyakendaraan,”terangnya.

Keberadaan cagar alam yang minimfasilitas dan hanya berjarak 50 meterdari pemukiman warga, ke depanbukan tidak mungkin akan mengalamiancaman. Ancaman paling seriusadalah rencana pemerintah setempatmembuat lapangan bola dan saranahiburan lainnya tepat di samping cagaralam tersebut.

“Masalahnya kalau dibikin lapangandi situ sangat mengganggu aktivitassatwa-satwa yang ada di dalam situ,sedangkan dengan manusia sendiriansaja mereka sangat peka sekali apalagidengan banyak orang seperti itu,”

Jelas rencana itu akan mengusikkedamaian kehidupan satwa yang adadi dalam Cagar Alam Napabalano.Yang bisa dilakukan Mustafa kinihanyalah dengan pendekatan kepemerintah kecamatan agar maumengurungkan niat tersebut, selain ituMustafa juga mengaku telahmelakukan koordinasi dengan kepalaseksinya di Dinas Kehutanan Munauntuk menghadap Kepala BKSDAProvinsi Sultra.

Semua itu dilakukan agar kawasankonservasi tertua di Indonesia itu bisatetap terjaga kelestarianya. “Dulunyajuga bahkan terkecil. Tapi sekarangtidak lagi, karena banyak cagar alamditetapkan belakangan ini, luasnya lebihsedikit dari sini. Seperti cagar alamyang ada di Jawa Barat, hanya satuhektar. Hanya saya lupanamanya,”jelas Mustapa. Menurutnyapemerintah mestinya memikirkanperlunya penambahan areal 100 metersebagai daerah penyangga kawasancagar alam.

Salah satu tokoh masyarakatTampo-Napabalano Ismet Efendy,menuturkan keprihatinannya. Jatiterbesar yang menjadi kebanggaanPulau Muna itu, bisa saja menjadi jatiterakhir sebagai saksi sejarah yangmembuktikan kejayaan tanaman pohonjati di Pulau Muna. “Bisa saja menjadijati terakhir yang ada di pulau ini, jikatanpa perhatian serius untukmenjaganya,” kata pengagum BungKarno ini dengan nada prihatin.

“Jati terakhir” yang diungkapkanIsmet perlu mendapatkan perhatian darisemua pihak, mengingat tindak illegallogging dan perambahan ke arealkawasan hutan lindung sampai saat inimasih terus terjadi dan kian meningkatdi pulau sebagaian besar PADnyabersumber dari hasil lelang jati temuanitu, dan tidak menutup kemungkinanjati terbesar yang menjadi kebanggaanmasyarakat Muna itu akanditumbangkan oleh perambah danhanya tinggal sebuah kenangan. �

Page 18: WARTA FKKM Edisi Juli 2006

18 I WARTA FKKM I VOL. 9 NO. 07, JULI 2006

SEBANGAU

& BATANG

GADIS

TERANCAMNasib Tanam Nasional

Sebagau tak ubahkanseperti taman nasionallainnya : rusak. Setiap hariada saja orang membawacainshaw dan menebang dihutan perawan ini. Baru-baru ini di daerah ituditemukan 400 ribu meterkubik balok kayu. YohanesSoedarto, Kepala BalaiKonservasi Sumber DayaAlam (BKSDA) KalimantanTengah menyebutpembalakan liar di daerah ituadalah yang terbesar se-Indonesia. Temuan itumengalahkan rekorpembalakan liar di daerah itupada 2003, ketika 200 ribumeter kubik balok kayudisita.

Namun, penebangan liarbukan satu-satunyapenyebab hilangnya hutan-hutan di KalimantanTengah. Pencaplokan hutanprimer berskala besardengan menggunakan dalihmengubah hutan menjadiperkebunan atau hutanproduksi konversi kinimengancam wilayahtersebut.

Luas hutan primer diKalimantan Tengahmenurun sekitar 94 ribuhektare per tahun. Tapi luashutan sekunder justrumeningkat 500 ribu hektareper tahun. Sementara pada2000 luas hutan yang dapatdikelola mencapai 2,9 juta

hektare, pada 2005 justrumeningkat menjadi 4,9 jutahektare. Jumlah ini bisa terusbertambah. Sebab, diKabupaten Seruyan,Kalimantan Tengah, 23perusahaan saat ini sedangmenunggu izin MenteriKehutanan untuk membukaperkebunan kelapa sawit diareal hutan yang dilindungi.

Tiga perusahaan diantaranya, masing-masingtelah memiliki lahanperkebunan sawit seluas4.000 sampai 8.000 hektaredi areal Taman NasionalTanjung Puting, KalimantanTengah.

Sementara itu di TamanNasional Batang Gadis(TNBG), perusahaantambang PT SorikmasMinging (SMM) asal Aus-tralia menuntut DepartemenKehutanan melepaskankawasan tersebut untukoperasi pertambanganemasnya.

Operasi pertambanganini akan mengancamkawasan tangkapan air bagiKabupaten Mandailing Na-tal (Madina) dan sekitarnyayang bergantung padakelestarian TNBG.

Konsesi PT SMM yang tumpang tindih dengankawasan TNBG meliputiluasan 33.640 hektar.

Sebanyak 80.000hektare hutan di Riau terusmenyusut tiap tahun demimemenuhi kebutuhan

industri kertas dan buburkayu dunia. Angka tersebutsama besarnya dengansetengah dari hutan seluruhRiau, Sumatra.

Kelompok konservasiWorld Wildlife Fund forNature (WWF) menudingAsia Pulp and Paper (APP)adalah satu dari perusahaankertas dan bubur kayu(pulp) terbesar yang telahmenjerumuskan hutanIndonesia demi ambisibisnisnya.

Pada tahun 2005 saja,APP yang bermarkas diSingapura telah menguasaiseperlima dari keseluruhanhutan Riau atau sekitar520.000 hektare. “Semuabagian hutan ini di bawahancaman kemusnahan. Ituhanya demi memenuhikebutuhan APP menyuplaikayu dan memperluasproduksi pulp-nya,” ungkapNazir Foead dari WWFIndonesia seperti yangdilansir AFP belum lama ini.

WWF memperkirakansebesar 450.000 hektarehutan telah hilang selamalima tahun belakangan untukmemenuhi suplai bubur kayuAPP di Riau. Foeadmemperingatkan, APP telahgagal dalam komitmennyauntuk melakukan konservasiterhadap nilai hutan. Dengankata lain di masa mendatangpun angka yang sama akanterus hilang.

Pihak APP belummengklarifikasi soal ini. APPunit Indonesia terdiri atasempat perusahaan, yakni PTIndah Kiat Pulp Paper, PTLontar Papyrus, PT PindoDeli dan PT Pabrik KertasTjiwi Kimia. �

APP RUSAK

RIAU

Konflik yang berjaungpada kekerasan di sektorkehutanan akan terus terjadi

KONFLIK

HUTAN

TERUS

TERJADI

jika pemerintah tidakmembuat kejelasan hak atassumberdaya hutan.

Di beberapa tempatseperti di Muna, Lampung,Dompu dan tempat-tempatlain di Indonesia banyakdijumpai konflik antaramasyarakat denganpemrintah atau swasta.

Pakar Kehutanan,Hariadi Kartodihardjomengatakan, konfliktersebut disebabkan karenaselama ini masalah distribusimanfaat atas sumberdayaalam tidak pernah diatursecara adil oleh negara.

Penguasaan wilayahyang tidak adil juga memicukonflik antara masyakatdengan pemerintah danswasta.

“Sepanjang pemerintahtidak pernah memperjelaskepastian hak-hak terhadapsumberdaya hutan, upayapenyelesaian konflik tidakakan berarti,” tuturHariyadi.

Abu Said dari Kontrasmengatakan kebijakansumberdaya hutan tidakmembela masyarakatmiskin. Pemerintahcenderung memberikanakses sumberdaya hutankepada pengusaha-pengusaha besar. “Belumada kebijakan yang bisam e n g u n t u n g k a nmasyarakat,”katanya.

Warta Sekilas

Page 19: WARTA FKKM Edisi Juli 2006

19WARTA FKKM I VOL. 9 NO. 07, JULI 2006 I

PEMBANGUNAN kehutanan di Indonesia selama beberapa dekadeterakhir, telah menghasilkan berbagai persoalan akut. Persoalan-persoalanyang muncul ke permukaan, diantaranya adalah tingkat deforestasi (kerusakanhutan) yang sangat tinggi, dan marjinalisasi/dehumanisasi masyarakat lokalyang parah. Dua keadaan ini membawa akibat pada tidak adanya hubunganyang bagus antara pembangunan kehutanan di satu pihak, denganmasyarakat lokal yang hidupnya bergantung pada SDH di pihak lain.Sementara, pembangunan kehutanan adalah sebuah proses yang melibatkanbanyak pihak.

Melihat kondisi ini, perlu ada perubahan paradigma pembangunankehutanan, dari stated based kepada community based, dan dari timbermanagement kepada forest resources management. Pilihan ini, akanmemberikan peluang bagi masyarakat lokal dalam mengakses sumberdayahutan untuk kehidupan mereka.

Karena itulah, para pihak yang merasa terpanggil untuk merubah kondisiini mendeklarasikan sebuah forum multistakeholder pada 24 September1997, yang bernama Forum Komunikasi Kehutanan Masyarakat (FKKM).

Sebagai forum multipihak, FKKM membuka diri terhadap semua pihakuntuk terlibat di dalamnya dalam memperkuat Kehutanan Masyarakat danPerbaikan Kebijakan Pengelolaan Hutan di Indonesia.

Visi FKKM: Cara pandang pengelolaan hutan oleh masyarakat, harusberdasar pada sistem pengelolaan sumberdaya hutan oleh rakyat,melalui organisasi masyarakat yang berlandaskan pada prinsip-prinsipkeadilan, transparansi, pertanggungjawaban, dan keberlanjutan aspekekologi, ekonomi dan sosial budaya.

Misi FKKM: Berperan sebagai pendorong (motivator) gerakan menuju carapandang kehutanan masyarakat di Indonesia. Mendukung proses-proses pengembangan kelembagaan kehutanan masyarakat melaluipenyebaran informasi, pengembangan konsep, penguatan kapasitasdan perumusan kebijakan.

Sosok FKKM: Sebagai forum dialog dan belajar bersama antar pihak,tentang kehutanan masyarakat dan perbaikan kebijakan kehutanan diIndonesia. �

Berperan Bersama untuk Pengembangan Kehutanan Masyarakat dan Perbaikan Kebijakan Kehutanan di Indonesia

FFFFForum Korum Korum Korum Korum Komunikomunikomunikomunikomunikasi Kasi Kasi Kasi Kasi Kehutanan Masyehutanan Masyehutanan Masyehutanan Masyehutanan Masyarararararakakakakakatatatatat(Indonesian Communication Forum on Community Forestry)

Pengurus FKKMKoordinator DPN: Dr. Ir. Didik Suharjito, M.Sc(IPB); Anggota DPN: Ir. Haryadi Himawan, M.BA(Dept. Kehutanan), Ir. Sih Yuniati, MBA (NGO), Drs. SaidAwad, M.H (Pemda), Bestari Raden (Masyarakat Adat), Ir. Nana Suparna (Pengusaha), Dr San Afri Awang (Pendiri, UGM), dan Ir. Arief Budimanta, M.Sc(Konsultan)

Sekretaris Eksekutif: Ir. Muayat Ali Muhshi; Staf Seknas: M. Abd. Syukur, Titik Wahyuningsih, dan Totok S.Alamat Seknas: Jl. Cisangkui Blok B VI No. 1 Bogor Baru, Bogor 16152 Telp./Fax. (0251) 323090, E-mail: [email protected], [email protected]

FASILITATOR WILAYAH FKKMSyafrizaldi (Sumatra Barat), Maggara Silalahi (Riau), Wisma Wardana (Jambi); Hazairin (Lampung); Suraya Uang Kahathur (Jawa Barat); Fahrizal (Kalbar);Adri Ali Ayub (Kalteng), Humaidi (NTB); Harisetijono (NTT); M. Natsir Abbas (Sulteng); Ruslan (Sultra); Restu (Sulsel); Abdul Ma’at (Ketapang)

WARTA Berhenti Terbit?Kenapa majalah warta di hentikan

pengirimannya?apakah sudah berhentiterbit ataukah ada masalah lain.

HamsahMakassar

Warta masih terbit setiap bulan,hanya saja pengirimannya sekarangsekali dalam dua bulan karenamahalnya ongkos pengiriman. Terimakasih atas kritikannya.

Tulisan Warta tentang

Sertifikasi RAPPMasalah sertifikasi yg diulas dalam

buletin fkkm (edisi bulan Juni) dimanapihak redaksi banyak memuatkeunggulan sistem dari RAPP maupunpandangan dan opini publik. dalamulasannya juga tersirat bahwa redaksibuletin fkkm juga mengeluarkan kata

pujian untuk sistem penanaman ygmereka amati di sektor Teso. tapisebenarnya saya sangat tidak setuju.

Dari pengalaman saya PKL diRAPP, memang mereka menerapkanrivarian zone sebagai kawasankonservasi tapi lihat bagaimana lahandengan ketinggian lebih dari 40%.RAPP juga melakukan penanamanpada kemiringan tersebut bahkan padakemiringan yg lebih. Dalam bidangkehutanan bukannya areal dngkemiringan <40% sudah menjadi hutanproduksi terbatas. tapi lahan di RAPPdengan kemiringan tersebut tetapberfungsi sbg hutan produksi. Jadisangat tidak setuju dengan pujian ygdilontarkan pihak redaktur buletinfkkm. Mohon dikoreksi.

David [email protected],

SuratApa yang dilaporkan redaksi

terhadap sistem pengelolaan hutan diRAPP adalah apa yang redaksi lihat dilapangan. Kami melakukan liputanhanya pada lahan yang disertifikasi danmengunjungi dua lokasi estate mereka: Cirenti dan Teso. Di kedua lokasitersebut redaksi tak menjumpai apayang anda sampaikan itu. Terima kasihatas koreksi dan informasitambahannya. (red).

Bingung.. cari bacaan kehutanan masyarakat?

www.kehutananmasyarakat.comKlik saja

RALAT : pada WARTA Vol 09 No. 04

April 2006 terdapat kesalahan di

rubrik Sekilas. Tertulis 2004

Kehutanan Sumbang US$ 20 juta,

yang benar adalah 2014 Kehutanan

Sumbang US$ 20 juta. Dengan

demikian kesalahan sudah

diperbaiki. Terima kasih.

Page 20: WARTA FKKM Edisi Juli 2006

20 I WARTA FKKM I VOL. 9 NO. 07, JULI 2006