Top Banner
Forestry Research Institute of Kupang (Forist) Warta Cendana Balai Penelitian Kehutanan Kupang Edisi VI No.1 April 2013 ISSN 1979-8636 Sejarah Konservasi Alam di Indonesia Kawasan Konservasi di NTT sebagai Habitat Rusa Timor | FOKUS | Pipit Zebra di Lalu Lintas Kota Kupang SERI I : Mengenal Balai Penelitian Kehutanan Kupang Tenun Ikat Tradisional Ende, Budaya Yang Masih Terjaga
24

Warta Cendana Edisi VI No.1 2013

Apr 05, 2022

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Warta Cendana Edisi VI No.1 2013

Forestry Research Institute of Kupang (Forist)

WartaCendanaBalai Penelitian Kehutanan Kupang Edisi VI No.1

April 2013

ISSN 1979-8636

Sejarah Konservasi Alam di Indonesia

Kawasan Konservasi di NTT

sebagai Habitat Rusa Timor

| FOKUS |

Pipit Zebra di Lalu Lintas Kota Kupang

SERI I : Mengenal Balai Penelitian Kehutanan Kupang

Tenun Ikat Tradisional Ende, Budaya Yang Masih Terjaga

Page 2: Warta Cendana Edisi VI No.1 2013

BALAI PENELITIAN KEHUTANAN KUPANG | FORESTRY RESEARCH INSTITUTE OH KUPANG

Dewan Redaksi Sekretaris Redaksi

PENERBIT

Balai Penelitian Kehutanan Kupang Jln Untung Suropati No 7 B. Kupang

Telp (0380)823357 Fax (0380) 831086 Email : [email protected]

REDAKSI

merupakan majalah ilmiah poluler Balai Peneleitian Kehutanan Kupang yang diterbitkan 3 kali dalam satu tahun, berisikan tema rehabilitasi

hutan dan lahan, konservasi, sosial ekonomi, ekowisata, lingkungan, HHBK, managemen, hukum

kelembagaan, kebijakan publik dan lain-lain. www.foristkupang.org

Redaksi menerima sumbangan artikel sesuai tema terkait, Tim Redaksi berhak menyunting tulisan tanpa mngubah isi materi tulisan, Tulisan dapa dikirim melalui email ke [email protected]

DAFTAR ISI

SEKAPUR SIRIHNeno Noka Leko Neis, Nako Neno I. Ungkapan Dawan (bahasa Timor) yang mengusung semangat

perubahan. Dan melecutkan optimisme untuk berubah menjadi lebih baik. Mengawali tahun 2013 ini,

Warta cendana mengalami perombakan yang cukup signifikan. Baik dari sisi tampilannya maupun

substansinya yang lebih popular dan informatif. Hal tersebut berdasarkan keinginan pembaca yang

membutuhkan informasi aktual dan dikemas secara menarik.

Pada topik utama, kami menampilkan Sejarah Konservasi Alam di Indonesia, Kawasan Konservasi di

NTT sebagai Habitat Rusa Timor, Pipit Zebra di Lalu Lintas Kota Kupang, dan Tenun Ikat Tradisional

Ende, Budaya yang Masih Terjaga. Tidak kalah menariknya adalah Rubrik Ragam yang mengupas Profil

Balai Penelitian Kehutanan (BPK) Kupang. Sajian ini sebagai refleksi perjalanan BPK Kupang yang telah

28 tahun berkiprah di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Semoga sajian informasi tersebut dapat memenuhi rasa keingintahuan pembaca. Tak lupa kami

mengundang para pembaca untuk mengirimkan artikelnya. Maupun memberikan masukan, kritik dan

sarannya. Sehingga warta cendana yang hadir di tengah-tengah kita dapat semakin eksis dan tampil lebih

baik lagi,.

Selamat membaca….

(pinusa).

| FOKUS | | RAGAM | | KILAS BERITA |

Sejarah Konservasi Alam di Indonesia

h.1oleh: Grace Serepina Saragih

Kawasan Konservasi di NTT sebagai Habitat Rusa Timor

h.4Oleh : Kayat

SERI I : Mengenal Balai Penelitian Kehutanan Kupang

h.16

Hari Bhakti Rimbawan ke-30

h.20

Cover Photo by : M. Hidayatullah

Penanggung JawabKepala Balai Penelitian Kehutanan Kupang

Ketua merangkap Anggota

AnggotaSigit B Prabawa, M.Sc.

Rahman Kurniadi, S.Hut, M.Sc. Sumardi, S.Hut, M.Sc

Tipuk Purwandari, S.Kom, M.Sc.Rattah Pinnusa H.H, S.Sos.

M. Azis Rakhman, S.Hut.Ketua merangkap Anggota

Anggota

Pipit Zebra di Lalu Lintas Kota Kupang

h.10Oleh : Oki Hidayat

Tenun Ikat Tradisional Ende, Budaya Yang Masih Terjaga

h.13Oleh : Dani Pamungkas

th5 IndoGreen Forestry Expo 2013

h.21

Page 3: Warta Cendana Edisi VI No.1 2013

egiatan konservasi di Indonesia Depok, Jawa Barat. Seorang anggota

sudah dimulai sejak jaman Dewan Hindia, C. Chastelein, dengan Kpenjajahan Belanda. Hal ini ini surat wasiat tertanggal 13 Maret 1714

terbukti dari catatan sejarah mengenai mewariskan kepada para pekerjanya dua

perlindungan sebuah kawasan untuk kavling tanah (6 ha), dengan syarat

tujuan konservasi pada tahun 1714 di bahwa lahan tersebut tidak boleh

1Edisi VI No.1 April 2013

| FO

KUS

|

Sejarah Konservasi Alam di

INDONESIA oleh: Grace Serepina Saragih

Page 4: Warta Cendana Edisi VI No.1 2013

2 Edisi VI No.1 April 2013

dipindahtangankan dan tidak boleh perlindungan sebuah kawasan yang

dijadikan lahan pertanian karena didalamnya terdapat keanekaragaman

keanekaragaman flora yang ada di satwa liar. Pada tahun 1921 perkumpulan

dalamnya. Pada tanggal 31 Maret 1913, ini mengusulkan agar kawasan Ujung

berdasarkan Keputusan Gubernur Kulon ditetapkan sebagai kawasan suaka

Jenderal Belanda No.167 (Staat Blad alam karena kawasan ini merupakan

No.167), pemangkuan lahan i tu habitat bagi badak jawa. Kemudian pada

diserahkan oleh gemeente (desa) Tanah tahun 1992 Suaka Alam Ujung Kulon resmi

D e p o k , k e p a d a p e r k u m p u l a n menjadi Taman Nasional Ujung Kulon.

Perlindungan Alam Hindia Belanda Saat ini terdapat 50 taman nasional yang

(Nederlandsh Indische Vereeniging tot tersebar di seluruh Indonesia.

Natuurbescherming) dan dikelola dengan Setelah kemerdekaan Indonesia,

nama Cagar Alam Depok. Pada tahun perhatian terhadap konservasi ditandai

1999 cagar alam ini diubah fungsinya d e n g a n d i b e n t u k n y a L e m b a g a

menjadi taman hutan raya dengan nama Pengawetan Alam yang merupakan

Taman Hutan Raya Pancoran Mas. Inisiatif bagian dan Pusat Penyelidikan Alam

untuk melestarikan kekayaan flora di Kebun Raya Bogor pada tahun 1952. Pada

Indonesia selanjutnya dicetuskan oleh tahun 1971 Direktorat Perlindungan dan

Reinwardt pada 15 April 1817. Usulnya Pengawetan Alam (PPA) dibentuk

untuk mendirikan sebuah kebun botani berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian

dikabulkan oleh Komisaris Jenderal Hindia No. 168/Kpts/Org/4/71 tanggal 23 April

Belanda, maka pada 18 Mei 1817 1971. Sejak saat itu Indonesia mulai aktif

berdiri lah 'Slands Plantentiun te melakukan kegiatan konservasi dan aktif

Buitenzorg' atau Kebun Botani Bogor. turut serta dalam gerakan konservasi

Setelah itu secara berturut-turut didirikan dalam forum internasional. Bahkan pada

kebun raya lainnya, yaitu: Kebun Raya beberapa universitas mulai dibentuk

Cibodas didirikan oleh Teysman tahun bidang studi konservasi sumberdaya

1866, Kebun Raya Purwodadi didirikan alam. Pada tahun 1974 bersama dengan

oleh Van Sloten tahun 1941 dan Kebun Food and Agriculture Organization

Raya "Eka Karya" Bedugul-Bali didirikan (FAO)/United Nations Development

tahun 1959 oleh Prof. Ir. Kusnoto Programme (UNDP), Indonesia menyusun

Setyodiwiryo. rancangan pengembangan kawasan

Seir ing dengan tumbuhnya konservasi dan perlindungan terhadap

kesadaran tentang pentingnya usaha satwa liar. Kemudian pada tahun 1969

konservasi terhadap keanekaragaman untuk pertama kalinya mengikuti

flora, pemikiran mengenai perlunya pertemuan teknis International Union for

kegiatan konservasi fauna juga mulai The Conservation of Nature and Natural

berkembang. Pada awal abad ke-19 resources (IUCN) di India. Sebagai bentuk

sebuah perkumpulan pemburu satwa liar part is ipasi akti f dalam kegiatan

yang diberi nama Vetoria terbentuk. konservasi secara internasional, pada

Organisasi ini tidak hanya melakukan tahun 1982 pulau Bali menjadi lokasi

kegiatan perburuan namun mereka juga acara Kongres Taman Nasional Sedunia

s e r i n g ka l i m e m b e r i ka n u s u l a n ke -3 . Se lan ju tnya , Depar temen

Page 5: Warta Cendana Edisi VI No.1 2013

3Edisi VI No.1 April 2013

Kehutanan dibentuk pada tahun 1983 dukungan dalam bentuk peraturan dan

d a l a m P e m b e n t u k a n K a b i n e t perundangan.

Pembangunan IV Periode Tahun 1983- Peraturan mengenai perlindungan

1988, sehingga Direktorat Perlindungan alam dan satwa sudah ada sejak jaman

dan Pengawetan Alam statusnya diubah Belanda, beberapa diantara peraturan

menjadi Direktorat Jenderal Perlindungan pemerintah (ordonansi) tersebut adalah :

Hutan dan Pelestarian Alam (PHPA). Ordonansi Perburuan (Jachtordonnantie

Seiring dengan meningkatnya 1931 Staatsblad 1931 Nummer 133);

perhatian terhadap kegiatan konservasi Ordonansi Perlindungan Binatang-

flora dan fauna, maka semakin banyak Binatang Liar (Dierenbescherming-

pula lembaga konservasi yang didirikan. sordonnantie 1931 Staatsblad 1931

Beberapa lembaga swadaya masyarakat Nummer 134); Ordonansi Perburuan Jawa

yang bergerak di bidang konservasi dan Madura (Jachtoddonnantie Java en

adalah Conservation International Madoera 1940 Staatsblad 1939 Nummer

Indones ia , Bi rd l i fe , TROPENBOS 733); Ordonansi Perlindungan Alam

International-Indonesia (TBI), Wetlands- (Natuurbeschermingsordonnantie 1941

International, The Borneo Orangutan Staatsblad 1941 Nummer 167). Dalam

Survival Foundation (BOS) , ProFauna, p e r ke m b a n g a n n y a p e m e r i n t a h

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia menyusun undang-undang baru untuk

(Walhi), Greenpeace, Yayasan Gibbon menggantikan ordonansi tersebut, maka

Indonesia dan World Wildlife Fund (WWF). pada tanggal 10 Agustus 1990 disahkan

Peningkatan jumlah kawasan dan Undang-Undang (UU) Nomor 5 Tahun

lembaga konservasi ternyata tidak 1990 tentang Konservasi Sumberdaya

m e m b u a t j u m l a h A lam Hayat i dan

tumbuhan dan satwa Ekosistemnya. Pada

dilindungi berkurang. t a h u n 2 0 1 2

Dalam IUCN Red List K e m e n t e r i a n

V e r s i o n 2 0 1 2 . 2 , Kehutanan kemudian

tercatat ada 1.154 mengumumkan draft

species satwa dan revisi UU Konservasi

t u m b u h a n d a r i m e n j a d i U n d a n g -

I n d o n e s i a d a l a m Undang Keaneka-

berbagai kategor i ragaman Hayati dan

(least concern hingga publik dapat memberi

e x t i n c t ) . H a l i n i masukan dan saran

d i s e b a b k a n o l e h untuk undang-undang

a n c a m a n b e r u p a ini. Selain UU Nomor 5

perubahan penutupan lahan, kebakaran, Tahun 1990, adapula Peraturan

pemanenan yang tidak lestari, perubahan Pemerintah (PP) Nomor 7 Tahun 1999

iklim, invasi spesies asing, serta tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan

penjualan satwa dan tumbuhan secara Satwa, dan PP Nomor 8 Tahun 1999

illegal. Perlindungan terhadap kelestarian tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan

alam, flora dan fauna sangat memerlukan dan Satwa.

Page 6: Warta Cendana Edisi VI No.1 2013

4 Edisi VI No.1 April 2013

| FO

KUS

|

Kawasan Konservasi di NTT sebagai Habitat Rusa TimorOleh : Kayat

paya konservasi satwa liar dapat statusnya yang dilindungi dan juga

dilakukan secara in-situ maupun potensinya sebagai sumber protein Uex-situ. Keberadaan kawasan h e w a n i a l t e r n a t i f y a n g d a p a t

konservasi merupakan upaya konservasi dikembangkan. Ancaman utama pada

in-situ yang melestarikan satwa dan penurunan populasi adalah akibat

habitatnya. Saat ini berbagai bentuk kerusakan dan fragmentasi habitat,

gangguan mengancam kawasan polusi, pemanfaatan jenis secara

konservasi. Rusa timor (Rusa timorensis berlebihan, introduksi jenis eksotik dan

timorensis Blainville) adalah salah satu penyebaran penyakit (Primack et al.,

spesies yang menjadi perhatian karena 1998).

Page 7: Warta Cendana Edisi VI No.1 2013

5Edisi VI No.1 April 2013

Saat ini kawasan konservasi tidak dengan komposisi : 103 ekor rusa jantan,

lepas dari adanya gangguan dari aktivitas 164 ekor rusa betina dan 64 ekor rusa

masyarakat di sekitarnya. Perladangan, anak. Sedangkan di SM Ale Aisio tidak ada

pemukiman, persawahan, penebangan perjumpaan langsung, namun masih

pohon, penggembalaan ternak, dan ditemui jejak kaki dan faeces (Saragih

perburuan liar menjadi masalah yang dkk, 2010). Pada tahun 2011 penelitian

dihadapi sebuah kawasan konservasi. populasi di SM Kateri, Kabupaten Belu

Akibat dari kegiatan-kegiatan tersebut diperoleh hasil bahwa dugaan populasi

adalah degradasi dan perusakan habitat rusa timor hanya sebanyak 35 ekor dan

satwa yang hidup dalam kawasan terpusat pada kawasan hutan campuran

konservasi tersebut yang dapat pula padang rumput yang diperkirakan hanya

menurunkan jumlah populasi satwa seluas 58 ha. Populasinya sudah sangat

tersebut. menurun karena habitat yang makin

sempit dan sumber pakan di dalam

Populasi Rusa Timor kawasan semakin berkurang akibat

Di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) adanya kegiatan perambahan di dalam

terdapat 29 kawasan konservasi dan kawasan SM Kateri (Kayat, dkk. 2011).

populasi rusa timor tercatat ditemukan

pada beberapa kawasan konservasi di

Pulau Timor, Rote, dan Semau, yaitu:

Suaka Margasatwa (SM) Kateri, SM Harlu,

SM Parhatu, Taman Wisata Alam (TWA)

Pulau Menipo, SM Ale Aisio, Taman Buru

(TB) Pulau Ndana dan TB Dataran Bena.

Sedangkan di deretan Pulau Flores dan

Alor, rusa timor tercatat pada 6 kawasan

konservasi, yaitu : Cagar Alam (CA)

Waewuul, CA Wolo Tadho, CA Riung, TWA

Egon Ilimedo, TWA Teluk Maumere, dan

TWA Pulau Rusa (BBKSDA NTT, 2008).

N a m u n h a s i l p e n e l i t i a n

inventarisasi populasi rusa timor yang

dilakukan tim peneliti Balai Penelitian

Kehutanan (BPK) Kupang dari tahun 2010 Berdasarkan Laporan Inventarisasi sampai dengan 2012 menunjukkan

Populasi Rusa di TWA Pulau Menipo oleh bahwa dari beberapa kawasan konservasi Balai Konservasi Sumber Daya Alam tersebut ada kawasan konservasi yang (BKSDA) NTT pada tahun 1994, populasi sudah tidak ditemukan lagi populasi rusa rusa di TWA Pulau Menipo adalah 354 ekor timor seperti di TB Bena. Namun ada juga dengan kerapatan 0,619 ekor/ha. Hasil beberapa kawasan konservasi yang penelitian Sutrisno (1993) menyatakan keberadaan rusa timor masih ditemukan, kapasitas rusa di TWA Pulau Menipo seperti di TWA Pulau Menipo diperoleh adalah 6 ekor/ha dengan populasi temuan rusa timor sebanyak 331 ekor, 0,31–1,11 rusa/ha. Sedangkan populasi

Gambar 1. Kelompok rusa timor di TWA Pulau Menipo

Page 8: Warta Cendana Edisi VI No.1 2013

6 Edisi VI No.1 April 2013

rusa timor pada kawasan TB Dataran air, pelindung/cover dan ruang.

Bena, saat ini sudah demikian kritis yang Secara alami rusa merupakan

ditandai dengan laporan perjumpaan satwa yang mendiami daerah hutan,

relatif jarang (BBKSDA NTT, 2008). semak atau padang terbuka. Adanya

Hasil penelitian di CA Riung lingkungan yang ternaungi merupakan

menunjukkan nilai rata-rata indeks hal yang paling dibutuhkan oleh rusa

kelimpahan/Abundance Indices (AI) yang karena dua hal. Pertama, sebagai tempat

diperoleh dengan metode transect walk berteduh di saat terik matahari dan

adalah sebesar 4, artinya ditemukan 4 penghindaran gangguan insekta,

ekor rusa timor sepanjang 1 km. khususnya pada pejantan yang sedang

Berdasarkan cara penelitian lainnya, mengelupas kulit velvetnya dan kedua,

dijumpai 17 titik perjumpaan tidak sebagai daerah persembunyian baik di

langsung rusa timor di CA Riung. Bentuk kala istirahat ataupun melepaskan diri

tapak yang ditinggalkan berupa jejak, d a r i p e m a n g s a . N a m u n d a l a m

kotoran/feses dan bekas tandukan di penyesuaian hidupnya lebih lanjut,

batang pohon. Ditemukan pula lokasi sebagian besar rusa mampu untuk

bekas istirahat rusa timor. Kotoran rusa beradaptasi dengan baik pada lingkungan

timor yang ditemukan diseluruh lokasi barunya, khususnya pada daerah sub

penelitian memiliki kepadatan sebesar tropis. Bersamaan dengan perubahan

1,06 kotoran/ha. lingkungan habitatnya, akan pula

H e r i y a n i n g t y a s ( 2 0 1 2 ) berpengaruh terhadap perubahan pola

menyatakan hasil inventarisasi rusa timor pakannya (de Nahlik 1974 dalam Semiadi,

di TWA Pulau Rusa tercatat ditemukan 2006).

perjumpaan langsung sebanyak 124 ekor, Whitten et al. (1996) dalam

sedangkan kalau penghitungan dengan Semiadi (2006) menyatakan bahwa

metode King diperoleh dugaan populasi habitat utama untuk rusa timor adalah

sebanyak 653 ekor. kawasan savana. Di daerah yang sering

Dengan melakukan sensus secara terkena kebakaran akan dijumpai banyak

berulang dan teratur, maka perubahan rusa timor yang "turun gunung" guna

yang terjadi dalam suatu populasi dapat merumput tanaman muda dan menjilati

diketahui (Indrawan dkk, 2007). Data dan abu sisa pembakaran sebagai sumber

informasi mengenai populasi serta habitat mineral. Rusa timor dapat dijumpai

rusa timor di dalam kawasan konservasi dengan mudah di daerah hutan terbuka

diharapkan dapat menjadi bahan hingga ketinggian 2.600 m dpl.

pertimbangan dalam merencanakan Beberapa kawasan konservasi di

kegiatan konservasinya dan kebijakan NTT merupakan habitat rusa timor.

yang menyangkut pemanfaatannya. Kawasan konservasi di NTT tersebut

memiliki karakteristik habitat yang

Habitat Rusa Timor berbeda-beda. Seperti di TWA Pulau

Habitat satwa liar yang ideal adalah harus Menipo terdiri dari beberapa tipe vegetasi

memenuhi beberapa komponen habitat yaitu vegetasi pantai, hutan bakau dan

yang dibutuhkan oleh satwa liar untuk padang rumput. Vegetasi pantai di selatan

bertahan hidup, yang terdiri dari pakan, Pulau Menipo didominasi jenis cemara

Page 9: Warta Cendana Edisi VI No.1 2013

7Edisi VI No.1 April 2013

laut (Casuarina equisetifolia) dan tempat bermain dan beristirahat, habitat

tumbuhan bawahnya didominasi rumput padang rumput digunakan sebagai

duri (Spinifex littolaris). Sedangkan pada tempat makan dan bermain (Saragih dkk,

kawasan hutan bakau dapat dijumpai 2010).

jenis Rhizophora mucronata, Bruguiera Kawasan SM Kateri memiliki 4 tipe

parviflora dan Sonneratia alba. Padang struktur dan komposisi vegetasi, yaitu

rumput di Pulau Menipo cukup luas yaitu hutan jati, hutan alam sekunder, hutan

diperkirakan mencapai 246 ha yang campuran padang rumput, dan area

membentang dari timur ke barat. Dari perambahan. Namun rusa t imor

hasil analisis vegetasi diketahui bahwa terkonsentrasi di hutan campuran padang

jenis yang mendominasi pada tingkat rumput dimungkinkan karena selain pada

semai adalah rumput manis atau rumput area ini semua kebutuhan habitatnya

t imor ( I s chaemum t imorens i s ) , terpenuhi, juga area ini relatif aman dari

sedangkan pada tingkat pancang, tiang gangguan manusia (Kayat dkk., 2011).

dan pohon yang mendominasi adalah Sebagaimana menurut Alikodra (2002),

lontar (Borassus flabellifer). Vegetasi suatu habitat merupakan hasil interaksi

yang berbeda dimanfaatkan untuk dari komponen fisik dan komponen biotik.

kebutuhan yang berbeda pula, habitat Komponen fisik terdiri atas: air, udara,

bakau dan cemara digunakan sebagai iklim, topografi, tanah dan ruang;

Gambar 2. Gambaran berbagai tipe habitat pada kawasan konservasi di NTT

1. Habitat rusa timor berupa padang

rumput savana di TWA Pulau Menipo

2. Habitat rusa timor berupa tipe hutan

campuran padang rumput di SM Kateri

3. Habitat rusa timor berupa tipe padang

rumput di perbukitan dan hutan

campuran di Lembah di CA Riung

1 2

3

Page 10: Warta Cendana Edisi VI No.1 2013

8 Edisi VI No.1 April 2013

sedangkan komponen biotik terdiri atas: Beberapa Permasalahan Kawasan

vegetasi, mikro fauna, makro fauna dan Konservasi di NTT

manusia. Secara umum beberapa pemasalahan

Habitat rusa timor di CA Riung dapat yang ditemui pada kawasan konservasi di

dibedakan pada 2 tipe vegetasi, yaitu tipe wilayah NTT adalah perladangan,

vegetasi padang rumput yang sebagian pemukiman, persawahan, penebangan

besar atau hampir seluruhnya berada di pohon, penggembalaan ternak, dan

punggung bukit dan tipe vegetasi hutan perburuan liar. Seperti di TB Bena

campuran yang berada di lembah- permasalahan yang ada adalah

lembah. Sedangkan pakan yang disukai penggembalaan ternak dan adanya alih

secara berturut-turut terdiri dari jenis fungsi menjadi areal persawahan.

spot, Sorgum timorense, rengit, kurun, Sedangkan di SM Ale Aisio adalah

kusu rusa dan kurun pendek. penggembalaan ternak dan penebangan

pohon. Permasalahan di SM Kateri adalah

Rusa timor memiliki perbedaan adanya perambahan kawasan untuk

penggunaan habitat di CA Riung. Rusa pemukiman dan perladangan oleh warga

t i m o r m e l a k u k a n a k t i v i t a s eks pengungsi Timor Timur. Sedangkan

feeding/merumput pada kawasan padang permasalahan di CA Riung adalah

rumput yang hampir seluruhnya berada penggembalaan ternak dan perburuan.

pada daerah punggung bukit. Hal ini Beberapa solusi yang ditawarkan

ditandai dengan banyaknya bekas makan untuk penyelesaian permasalahan di atas

rusa yang berada di daerah padang adalah (1) pengelolaan kawasan yang

rumput. Sedangkan pada daerah lembah salah satu aspek yang terpenting penting

yang berupa hutan sekunder dan semak ada lah mon i to r ing /pemantauan .

belukar lebih banyak dimanfaatkan Pemantauan di lakukan terhadap

sebagai tempat berteduh dan istirahat. komponen yang berpengaruh terhadap

Aktivitas tersebut bisa dilihat dari kelestarian keanekaragaman hayati

bekasnya dimana pada daerah lembah seperti sumber air, jumlah individu,

banyak bekas/jejak rusa timor baik ketersediaan pakan, kepadatan dan

berupa tempat istirahat maupun bekas keragaman vegetasi serta kegiatan

tandukan ranggah rusa jantan, khususnya manusia yang dapat mempengaruhi

pada jenis kemuning. Schroeder (1976) kawasan; (2) pembinaan habitat dan

menyatakan bahwa Rusa timorensis lebih populasi. Pembinaan habitat dan populasi

menyukai habitat padang rumput di tanah satwa adalah kegiatan-kegiatan yang

datar, sedangkan hutan dan semak dilakukan oleh petugas yang berwenang

belukar sebagai tempat berlindung. Aji d e n g a n t u j u a n u n t u k m e n j a g a

(2001) juga mengatakan bahwa rusa keberadaan populasi satwa tertentu

timor mempunyai kesukaan yang dalam keadaan seimbang dengan daya

mencolok terhadap tempat-tempat yang dukungnya melalui kegiatan seperti

terbuka seperti padang rumput. Sebagai pembinaan vegetasi, pembinaan populasi

tempat ber l indung rusa ser ing s a t w a , p e n g a d a a n s u m b e r a i r

menggunakan hutan atau semak belukar. minum,tempat mandi atau berkubang,

penjarangan populasi satwa serta

Page 11: Warta Cendana Edisi VI No.1 2013

9Edisi VI No.1 April 2013

penambahan tumbuhan dan satwa asli Alam Pulau Rusa Kabupaten Alor

dalam upaya pemulihan populasi dan NTT. Cervus timorensis Wahana

keragaman jenisnya; (3) patrol i Konservasi Nusa Tenggara Timur

pengaman kawasan secara rutin dan Edisi II Tahun 2012. Balai Besar

adanya penegakan hukum yang tidak Konservasi Sumberdaya Alam

pandang bulu; (4) pembinaan dan Nusa Tenggara Timur. Kupang.

pemberdayaan masyarakat sekitar Indrawan, Mochamad, Richard B. Primack,

kawasan konservasi; dan (5) penyuluhan J a t n a S u p r i a t n a . B i o l o g i

kepada masyarakat tentang pentingnya Konservasi. 2007. Edisi Revisi.

melindungi kawasan konservasi dan Yayasan Obor Indonesia. Jakarta

satwa liar yang ada di dalamnya, salah Kayat, G. S. Saragih, dan O. Hidayat. 2011.

satunya adalah rusa t imor. (6) Karakterisasi Habitat, Pakan

pengamanan dari kegiatan perburuan dan Preferensial dan Populasi Rusa

persaingan dengan ternak sapi milik Timor (Rusa timorensis timorensis

masyarakat di sekitar kawasan adalah Blainville) di SM Kateri. Laporan

kegiatan yang sangat penting untuk Hasil Penelitian. Balai Penelitian

dilakukan. Kehutanan Kupang. Kupang.

Primack, R. B., J. Supriatna, M. Indrawan,

DAFTAR PUSTAKA dan P. Kramadirata. 1998. Biologi

Aji, B. S. 2001. Studi Kesesuaian Lahan Konservas i . Yayasan Obor

untuk Pengembangan Rusa Timor Indonesia. Jakarta.

(Rusa timorensis) di TN Baluran Saragih, G. S. dan Kayat. 2010. Eksplorasi

Jawa Timur. Tesis. Program Pasca Habitat dan Populasi Rusa Timor

Sarjana Fakultas Kehutanan (Rusa timorensis timorensis

Univers i tas Gadjah Mada. Blainville) di TWA Pulau Menipo

Yogyakarta. dan Taman Buru Dataran Bena,

Alikodra, H. S. 2002. Pengelolaan Provinsi NTT. Laporan Hasil

Satwaliar Jilid I. Bogor: Yayasan Penelitian. Balai Penelitian

Penerbit Fakultas Kehutanan IPB. Kehutanan Kupang. Kupang

366 hal. Schroeder, T. O. 1976. Deer in Indonesia.

BBKSDA NTT. 2008. Statistik BBKSDA NTT N a t u r a l C o n s e r v a t i o n

Tahun 2008. Kupang. Department. Wegeningen.

Heriyaningtyas, E. 2012. Melestarikan Semiadi, G. 2006. Biologi Rusa Tropis.

Rusa Timor di Taman Wissata Puslit Biologi LIPI. Bogor.

Page 12: Warta Cendana Edisi VI No.1 2013

10 Edisi VI No.1 April 2013

membentuk sebuah ekosistem yang unik. alah satu ciri kota yang baik adalah Keberadaannya di tengah hiruk pikuknya kota yang memiliki jalur hijau yang lalu lintas ternyata dapat memberikan Smemadai. Itulah ungkapan yang kenyamanan bagi burung. Banyak tepat untuk menggambarkan bagaimana aktivitas yang dapat dilakukan burung di sebuah kota sebaiknya dibangun dan jalur hijau tersebut mulai dari mencari dikembangkan. Penyediaan jalur hijau m a k a n , b e r s o s i a l i s a s i d e n g a n merupakan sebuah keharusan untuk kelompoknya hingga melakukan proses sebuah kota, selain menambah nilai perkembangbiakan. Bukan sesuatu yang estetika dan berfungsi sebagai paru-paru tidak mungkin bagi burung untuk kota jalur hijau juga dapat menjadi melakukan proses perkembangbiakan di penyerap polutan. jalur hijau kota. Selama jalur hijau Namun ada satu hal yang kadang tersebut menyediakan lokasi bersarang luput dari perhatian yaitu fungsinya yang nyaman dan aman, maka proses sebagai habitat bagi satwaliar khususnya tersebut tetap dapat berlangsung burung. Jalur hijau dengan berbagai walaupun menjadi sesuatu yang agak macam pohon didalamnya telah

| FO

KUS

|

Pipit Zebra di Lalu Lintas Kota Kupang

Oleh : Oki Hidayat

Page 13: Warta Cendana Edisi VI No.1 2013

11Edisi VI No.1 April 2013

aneh bagi kita hingga

timbul pertanyaan,

"Kok bisa ya mereka

bersarang disana?"

aneh memang tapi

b e g i t u l a h

kenyataannya.

Kisah pipit zebra

dengan sarangnya

Apa yang anda lakukan

j i k a s e d a n g

mengendarai sepeda

m o t o r ? A d a

be rmacam-macam

jawaban tentunya,

namun dari sekian

banyaknya jawaban

yang terpenting dan

harus dilakukan adalah

fokus, agar selamat

sampai tujuan. Lalu

m u n c u l l a g i

pertanyaan apa yang

anda lakukan j ika

membonceng sepeda mengecek keberadaan sarang. Ya...benar m o t o r ? J a w a b a n apa yang dikatakan Colin Trainor, saya pertanyaan kedua ini sempat terheran-heran dengan apa yang

mungkin akan lebih banyak variasinya, saya lihat, ternyata sarang tersebut karena bagi yang dibonceng dapat berada di jalur hijau, tepat di tengah-melakukan lebih banyak hal, seperti yang tengah jalan di jalan utama di Kota dilakukan oleh salah seorang birder senior Kupang. Saya heran mengapa burung-asal Australia, Colin Trainor. Di dalam burung tersebut membuat sarang di perjalanan pulang setelah pengamatan lokasi tersebut, padahal lalu lintas jalan bersama di bulan Agustus 2012, beliau raya sangatlah padat. Selain itu lokasi m a s i h s e m p a t m e m p e r h a t i k a n tersebut juga terdapat di depan gedung pepohonan di jalur hijau, berharap dapat perkantoran yang ramai. Ditengah menemukan sesuatu yang menarik. Saat keheranan tersebut saya cukup senang saya sedang fokus mengendarai motor dan bangga karena di Kota Kupang yang beliau berkata: "Saya melihat sarang pipit terkenal gersang ini masih dapat dijumpai zebra di ranting pohon di atas jalan". Dua biodiversitas yang luput dari perhatian.hari kemudian berdasarkan informasi Pipit zebra (Taeniopygia guttata) yang beliau sampaikan, saya pergi atau yang dikenal pula sebagai zebra

Gambar 1. Sarang pipit zebra di Jalan Frans Seda (depan Kantor Badan Pertanahan)

Page 14: Warta Cendana Edisi VI No.1 2013

12 Edisi VI No.1 April 2013

finch merupakan burung dari keluarga Lebih dari sepuluh sarang pipit

bondol-bondolan (famili Estrildidae). zebra terdapat di jalur hijau sepanjang

Secara global jenis ini tersebar di Jalan Frans Seda. Beberapa sarang

Indonesia Timur dan Australia. Secara terletak di tengah jalur hijau, beberapa

lokal khususnya di Nusa Tenggara, yang lainnya terletak cukup ekstrim tepat

tersebar mulai dari Lombok, Sumbawa, di atas jalan raya. Dari sisi ornitologis ini

Komodo, Flores, Sumba hingga Timor, merupakan hal yang cukup menarik,

serta beberapa pulau kecil lainnya seperti karena biasanya burung mencari daerah

Lomblen, Alor, Sabu, Rote, Semau, Wetar yang relatif sepi untuk bersarang seperti

dan Kisar. Burung mungil berukuran 10 cm di hutan, kebun maupun ladang. Namun

ini terlihat cantik dengan paruh merah dalam kasus ini burung-burung tersebut

jingga. bersarang di tempat yang tidak lazim

Diberi nama pipit zebra karena yaitu di tengah jalan raya yang memiliki

warna hitam dan putih pada ekornya yang lalu lintas yang ramai.

menyerupai warna zebra. Seperti burung Berdasarkan hal ini timbullah

pipit pada umumnya, pipit zebra biasa berbagai macam pertanyaan, "Mengapa

dijumpai secara berkelompok menghuni mereka tidak bersarang dengan jenis

padang rumput yang kering dengan pohon yang sama di lokasi yang lebih

pepohonan yang jarang, tepi hutan sepi?" atau "Mengapa mereka lebih

musim, hingga lahan budidaya. memilih di jalur hijau ?". Untuk menjawab

Keberadaannya di jalur hijau Kota pertanyaan tersebut pastilah dibutuhkan

Kupang hampir tidak pernah ada yang pengamatan dan penelitian lebih lanjut

memperhatikannya, padahal beberapa mengenai perilaku pipit zebra. Namun

sarang terlihat kontras di sela-sela ranting keberadaan burung tersebut

pohon flamboyan, apalagi kondisi saat itu beserta sarangnya di jalur hijau Kota

sedang musim kemarau sehingga daun Kupang paling tidak bagi masyarakat

dari pohon tersebut meranggas. umum telah memberikan warna tersendiri

dari sisi ekologis. Ternyata Kota

Kupang telah menjadi habitat

yang cukup nyaman bagi

beberapa jenis burung. Selain

itu keberadaan pipit zebra

yang bermorfologi indah dapat

menambah nilai estetika kota.

Yang terakhir dan tidak kalah

pentingnya adalah maki

menghimbau untuk bersama-

sama menjaga dan tidak

mengganggu keberadaan

satwa tersebut karena mereka

juga memiliki hak untuk hidup

dengan bebas dan nyaman.Gambar 2. Sepasang pipit zebra dengan sarangnya (kiri: betina, kanan: jantan)

Page 15: Warta Cendana Edisi VI No.1 2013

13Edisi VI No.1 April 2013

| FO

KUS

|

Tenun Ikat Tradisional Ende, Budaya Yang Masih TerjagaOleh : Dani Pamungkas

ajunya teknologi dibidang tekstil umumnya alat-alat tenun tersebut

ternyata tidak menyurutkan terbuat dari kayu. Tidak hanya alatnya Msemangat penggiat tenun ikat saja yang tradisional, namun komponen

tradisional di Kabupaten Ende untuk tetap pendukung seperti bahan baku pewarna

menjaga keaslian budaya tenun ikat menggunakan bahan-bahan alami yang

tradisional. Tenun ikat tradisional adalah diambil langsung di alam. Saat ini banyak

sebuah kegiatan dimana benang-benang penenun tradisional yang tidak lagi

diikat sedemikian rupa sehingga menjadi menggunakan pewarna alami, sebagian

sebuah motif kemudian ditenun menjadi besar penenun telah banyak yang

sebuah kain yang ditenun dengan menggunakan bahan pewarna tekstil

menggunakan alat–alat tradisional, seperti naptol karena menginginkan hasil

Page 16: Warta Cendana Edisi VI No.1 2013

14 Edisi VI No.1 April 2013

yang cepat dan ekonomis. waktu yang dibutuhkan untuk menjadi

Adalah Kelurahan Onelako, sebuah kain tenun ikat dengan

Kecamatan Ndona merupakan salah satu pewarnaan alami dapat memakan waktu

lokasi yang terletak di Kabupaten Ende, hingga 2 bulan. Beberapa rangkaian

Flores dimana warganya masih menjaga kegiatan tenun ikat yaitu merangkai

tradisi tenun ikat tradisional secara turun benang-benang untuk diikat menjadi satu

temurun. Terdapat sebuah kelompok rangkaian, sehingga akan membentuk

tenun ikat tradisional yang memiliki nama sebuah motif tenun khas Ende. Setelah

“Bou Sama Sama” yang memiliki arti motif terbentuk, kemudian dilanjutkan

dengan pewarnaan dengan mencelupkan

kain tersebut berkali-kali pada adonan

pewarna alami yang telah dipersiapkan

sebelumnya. Selain itu alat-alat

tradisional yang digunakan beragam,

seperti olawoe, alat ini digunakan untuk

menggulung benang menjadi bola

sebelum digunakan, meka, alat ini

digunakan untuk membuat rangkaian

benang yang dililitkan pada meka hingga

meka tersebut tertutup oleh lilitan benang

(meka memiliki ukuran yang bermacam-

m a c a m ) , ndao go ' a , a l a t i n i Kumpul Sama-Sama. Patut mendapatkan

dipergunakan untuk menaruh lilitan sebuah apresiasi bahwa kelompok ini

benang yang telah terbentuk di meka dibentuk untuk mempertahankan budaya

yang kemudian dilakukan pengikatan tenun ikat tradisional di tengah-tengah

untuk pembuatan motif.gempuran produk tekstil modern. Selain

Bahan pewarna yang digunakan mempertahankan tradisi yang telah

dalam proses pewarnaan berasal dari diturunkan, tenun ikat tradisional

bahan yang diambil dari alam, seperti merupakan sa l ah sa tu sumber

warna merah alami diambil dari kulit akar pendapatan yang dapat diandalkan.

mengkudu (Morinda sp), warna biru alami Proses tenun ikat lebih banyak melibatkan

diambil dari daun tarum (Indigofera kaum perempuan dibandingkan laki-laki,

tinctoria) selain itu untuk memperkuat sedangkan keterlibatan untuk laki-laki

warna–warna tersebut agar tetap cerah lebih kepada mencari bahan baku untuk

dan tidak mudah luntur (mordant), ramuan atau adonan pada proses

penenun tradisional biasa menggunakan pewarnaan alami, selain itu untuk

daun gugur loba manu (Symplocos memenuhi kebutuhan hidup keluarga,

fasciculata) yang ditumbuk sehingga para laki-laki juga bekerja bertani.

menjadi serbuk. Masih terdapat bahan-Kegiatan pembuatan tenun ikat

bahan alami lainnya yang digunakan tradisional dengan menggunakan proses

dalam proses pewarnaan, seperti minyak pewarnaan alami tidak semudah yang

kemiri (Aleurites moluccana) yang dibayangkan, karena membutuhkan

digunakan dalam proses perminyakan proses dan waktu yang panjang, total

Page 17: Warta Cendana Edisi VI No.1 2013

15Edisi VI No.1 April 2013

yang dicampurkan dengan daun loba, warna kain tenun dengan pewarna alami

daun pacar dan daun widuri dengan cara tidak secerah kain tenun dengan pewarna

pencelupan hingga minyak kemiri tekstil, selain itu, hasil tenun ikat tersebut

tersebut habis, maksud dari perminyakan banyak dibeli untuk dibawa pulang oleh

ini agar warna dapat cepat masuk. wisatawan asing sebagai buah tangan, ini

Tradisi tenun ikat tradisional perlu berarti kain tenun ikat tradisional

mendapatkan perhatian dari berbagai memberikan tambahan penghasilan bagi

pihak, karena tradisi ini merupakan penenun. Harga kain tenun ikat

sebuah ikon yang dapat ditonjolkan untuk tradisional antara Rp. 100.000,- dalam

Kabupaten Ende dan bahkan memiliki bentuk selendang dengan motif yang

nilai jual hingga ke mancanegara, beragam,dan harga termahal dapat

menurut penenun tradisional di Onelako mencapai Rp. 3.000.000,- dalam bentuk

bahwa telah banyak wisatawan asing sarung perempuan.

yang datang untuk melihat proses tenun Tenun ikat tradisional Ende

ikat tradisional. Wisatawan dari Jepang, merupakan salah satu dari sekian banyak

Inggris, dan Amerika pernah datang untuk budaya tenun ikat yang ada di Indonesia

menyaksikan kegiatan tenun ikat dan masih menggunakan pewarna alami.

tradisional, dan wisatawan tersebut lebih Hal ini patut mendapatkan perhatian agar

menyukai tenun ikat tradisional yang budaya ini tidak hilang hanya karena tidak

m e n g g u n a k a n p e w a r n a a l a m i mampu bersaing oleh industri tekstil

dibandingkan dengan penggunaan modern.

pewarna tekstil seperti naptol meskipun

Gambar 1. Olawoe (kiri) dan Meka (kanan), Sumber: Foto pribadi

Gambar 2. Tenun ikat yang dijemur (kiri) dan proses pengikatan benang untuk membentuk sebuah motif (kanan), Sumber: Foto pribadi

Page 18: Warta Cendana Edisi VI No.1 2013

16 Edisi VI No.1 April 2013

| RA

GAM

|

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN Selatan (TTS)); Banamlaat (Kabupaten

ua pu luh de lapan tahun Timor Tengah Utara (TTU)) dan Hambala

merupakan usia yang matang (Kabupaten Sumba Timur). Berdasarkan Dbagi suatu instansi. Kurun waktu SK. Menteri Kehutanan R.I Nomor

tersebut menandai kiprah Balai Penelitian 095/Kpts-II/1984 tanggal 12 Mei 1984 jo.

Kehutanan (BPK) Kupang di Nusa No, 241/Kpts-II/1990 tanggal 14 Mei 1990

Tenggara Timur (NTT). Bermula pada maka Proyek Penelitian Kehutanan

tahun 1985, Proyek Penelitian Kehutanan Kupang resmi berubah menjadi Balai

Kupang dan Maluku dipimpin oleh Ir. Penelitian Kehutanan Kupang. Kantornya

Sutar jo Sur iamihar ja. Kantornya pun pindah ke Jalan Untung Suropati

beralamat di Jalan El Tari Nomor. 9, nomor 7 PO. BOX 69 Kupang. Seiring

Kupang. Beliau membidani pembangunan perubahan tersebut maka tugas pokok

stasiun penelitian di beberapa di BPK Kupang adalah mengkoordinasikan

Sikumana, Oel Sonbai (Kabupaten dan melaksanakan penelitian serta

Kupang); Bu'at (Kabupaten Timor Tengah menyajikan hasil penelitian kehutanan.

Mengenal Balai Penelitian Kehutanan Kupang

SERI I :

Page 19: Warta Cendana Edisi VI No.1 2013

17Edisi VI No.1 April 2013

Selanjutnya pengganti Ir. Sutarjo peraturan Menteri Kehutanan Nomor:

Suriamiharja secara berturut-turut P.38/Menhut-II/2011 tanggal 20 April

sebagai berikut: Ir. Marolop Sinaga, M.S 2011. Penyesuaian dilakukan terhadap 2

(1993-1997); Dr. Ir Slamet Riyadi Gadas, (dua) seksi, yaitu: seksi Pelayanan dan

M. For (1997-1998); Dr. Ir Maman Masyur Evaluasi berubah menjadi Data, Informasi

Idris, M.S (1998-2002); Ir. Markus Kudeng dan Sarana Penelitian. Sedangkan fungsi

Sallata, M.Sc (2002-2004). Evaluasi dilebur kedalam seksi Program,

Pada tahun 2002, BPK Evaluasi dan Kerjasama Penelitian.

Kupang berubah nama menjadi Balai Peraturan tersebut turut merubah tugas

Penelitian dan Pengembangan Kehutanan pokok BPK Kupang guna melaksanakan

Bali dan Nusa Tenggara (BP2KBNT). penelitian bidang konservasi dan

Perubahan nama tersebut memperluas rehabilitasi, peningkatan produktivitas

wilayah pelayanan yang mencakup Bali, hutan, keteknikan kehutanan dan

Nusa Tenggara Barat (NTB), NTT dan pengolahan hasil hutan, serta perubahan

Yamdena (Maluku Selatan). Sejalan iklim dan kebijakan kehutanan. Dan saat

dengan hal tersebut maka sarana ini BPK Kupang dipimpin oleh Ir. Misto, MP

penelitian pun bertambah, yakni: (2012 s.d …).

Wanariset Rarung di Lombok dan Stasiun

Penelitian di Batur. Kepala Balai pada saat KELEMBAGAAN

itu dijabat oleh Ir. Tigor Butar-butar, M.Sc Sebagai institusi penelitian kehutanan

(2004-2008). yang menangani kawasan semi arida

Ditetapkannya Peraturan Menteri maka Balai Penelitian Kehutanan Kupang

Kehutanan Nomor: P.32/Menhut-II/2006 memiliki visi dan misi.

tentang Organisasi dan Tata Kerja BPK

Kupang menandai sebuah babak baru. VISI

Berdasar peraturan tersebut maka BPK “Menjadi lembaga penyedia IPTEK

Kupang melaksanakan penelitian di Kehutanan wilayah semi arid yang unggul

bidang kehutanan dan konservasi alam, u n t u k m e n d u ku n g p e n g e l o l a a n

hutan tanaman, hasil hutan, sosial sumberdaya alam secara berkelanjutan

budaya, ekonomi dan lingkungan bagi peningkatan kesejahteraan

kehutanan. Kegiatan penelitian diarahkan masyarakat yang berkeadilan.”

pada bidang tehnik budidaya jenis

tanaman penghasil kayu komersil, jenis MISI

tanaman reboisasi, tehnik konservasi Guna mewujudkan visi yang telah

tanah dan air, konservasi satwa endemik ditetapkan, BPK Kupang merumuskan

dan pemberdayaan masyarakat misi sebagai berikut:

pengembangan kelembagaan. Dan 1) Meningkatkan penguasaan dan

selanjutnya jabatan Kepala Balai kemanfaatan IPTEK Kehutanan;

dipercayakan kepada Ir. Soenarno, M.Si 2) Memantapkan unsur pendukung

(2008-2012). kelitbangan.

Pada tahun 2011, BPK Kupang

mengalami penyempurnaan organisasi Berdasarkan visi dan misi tersebut

dan tata kerja. Hal tersebut berdasarkan maka tugas BPK Kupang adalah

Page 20: Warta Cendana Edisi VI No.1 2013

18 Edisi VI No.1 April 2013

melaksanakan penelitian dibidang k e t e k n i k a n k e h u t a n a n d a n

konservasi dan rehabilitasi, peningkatan pengolahan hasil hutan, serta

produkt iv i tas hutan, keteknikan perubahan iklim dan kebijakan

kehutanan dan pengolahan hasil hutan, kehutanan.

serta perubahan iklim dan kebijakan

kehutanan. Selain itu, BPK Kupang BPK Kupang merupakan Unit

berfungsi: Pelaksana Teknis (UPT) Badan Litbang

1. Penyusunan rencana dan program Kehutanan setingkat eselon III. Struktur

kerja serta anggaran penelitian organisasinya terdiri dari Kepala Balai

dibidang konservasi dan rehabilitasi, (eselon III.a) yang dibantu seksi-seksi

peningkatan produktivitas hutan, (eselon IV.a) meliputi: Program, Evaluasi

k e t e k n i k a n k e h u t a n a n d a n dan Kerjasama; Data, Informasi dan

pengolahan hasil hutan, serta Sarana Penelitian; Sub Bagian Tata Usaha

perubahan iklim dan kebijakan dan jabatan fungsional peneliti serta

kehutanan teknisi litkayasa. Saat ini jumlah

2. Pelaksanaan kerjasama penelitian pegawainya sebanyak : 79 (tujuh puluh

dibidang dibidang konservasi dan sembilan) orang. Dengan rincian 1 (satu)

rehabilitasi, peningkatan produktivitas orang eselon III, 3 (tiga) orang eselon IV;

hutan, keteknikan kehutanan dan 36 orang non struktural dan 39 orang

pengolahan hasil hutan, serta fungsional.

perubahan iklim dan kebijakan Dalam struktur organisasi BPK

kehutanan. Kupang dikenal istilah Kelompok Peneliti

3. Pelaksananaan penelitian dibidang (Kelti). Para peneliti yang memiliki

dibidang konservasi dan rehabilitasi, kesamaan kepakaran berhimpun di

peningkatan produktivitas hutan, dalamnya. Terdapat 3 (tiga) Kelti pada BPK

k e t e k n i k a n k e h u t a n a n d a n Kupang, yakni: Silvikultur; Pelestarian

pengolahan hasil hutan, serta Sumber Daya Alam; Sosial Ekonomi

perubahan iklim dan kebijakan Kehutanan.

kehutanan.

4. Pelaksanaan pelayanan informasi dan C A PA I A N B A L A I P E N E L I T I A N

ilmu pengetahuan dan teknologi KEHUTANAN KUPANG

(IPTEK) hasil-hasil penelitian serta Keberadaan BPK Kupang berdampak

pelayanan penelit ian dibidang positif bagi pemerintah daerah dan

ko n s e r v a s i d a n re h a b i l i t a s i , masyarakat NTT. BPK Kupang terlibat aktif

peningkatan produktivitas hutan, dalam pembangunan kehutanan di NTT.

k e t e k n i k a n k e h u t a n a n d a n Wujud nyata kontribusi BPK Kupang

pengolahan hasil hutan, serta terlihat dari capaian sebagai berikut:

perubahan iklim dan kebijakan 1. Terdistribusinya publikasi ilmiah

kehutanan. melalui media Savana (1987 s.d

5. Pelaksanaan pengelolaan sarana 1992); Santalum (1987 s.d 1995) dan

prasarana penelit ian dibidang Aisuli (1987 s.d 2006).

ko n s e r v a s i d a n re h a b i l i t a s i , 2. Tersedianya teknik pelestarian

peningkatan produktivitas hutan, endemic lokal seperti : Petunjuk teknik

Page 21: Warta Cendana Edisi VI No.1 2013

19Edisi VI No.1 April 2013

budidaya cendana (Santalum Album kelerangan, analisa kimia-fisika tanah,

Linn); Petunjuk teknik budidaya persyaratan tumbuh cendana dan

gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk), kondisi sosial masyarakat. Informasi

Penangkaran rusa timor (Cervus tersebut disajikan seacar digital

Timoresis) dan Penangkaran bayan d e n g a n p e m b e d a a n w a r n a

sumba (Eclectus Rotatus). berdasarkan analisis kandungan hara

3. Tersedianya sumber benih berkualitas tanah yang dibutuhkan cendana. (---,

dalam rangka mendukung program 2012)

“Provinsi cendana”. Pada tahun 2012 5. Tersedianya teknologi terapan

kegiatan pembangunan demplot pewarnaan alami. Tim peneliti BPK

budidaya dan kebun benih tanaman Kupang memformulasikan penguat

hutan telah terlaksana dengan baik, warna dari ekstrak loba. Ekstrak ini

yaitu telah berhasil mengoleksi materi dapat diaplikasikan pada pemberian

genetik sebanyak 70 famili yang warna kain dengan bahan pewarna

berasal dari Pulau Sumba dan Timor, alami. Takaran konsentrasi untuk

telah terbangun demplot sumber warna merah dari akar mengkudu

benih melalui uji keturunan generasi (Morinda cirifolia L) dan warna biru

pertama yang dilakukan berdasarkan daun fe rmentas i daun taum

pada materi genetik yang berhasil (Indigovera tinctoria) sebanyak 20%

dikumpulkan dan disemaikan hingga berat/volume. Sedangkan warna

menjadi bibit siap tanam yakni kuning dari serbuk kulit nangka

sebanyak 65 famili, 3 treeplot dan 5 (Artocarpus Heterophyllus) sebanyak

blok sebagai ulangan. Disamping itu 50% berat/volume. Hasil pengujian

juga telah dilakukan pelebelan nomor berdasarkan SII nomor SII.0115-75 dan

pada APB cendana sebanyak 294 SII.0119-75 menunjukkan nilai 5 (Baik

individu pohon. (--, 2013) sekali). (---, 2012).

4. Tersedianya teknologi terapan Capaian tersebut menjadi pelecut

konservasi dan rehabilitasi yang bagi BPK Kupang guna senantiasa

mendukung program prov ins i berinovasi dan menghasilkan karya yang

cendana. Pada tahun 2012, Tim berguna bagi pembangunan kehutanan di

peneliti BPK Kupang menyusun peta Nusa Tenggara. (pinusa)

kesesuaian lahan cendana. Peta ini

merupakan alat bantu dalam DAFTAR PUSTAKA

perencanaan pengembangan cendana ---.2013. Laporan Akuntabilitas Instansi

secara terarah sehingga mengurangi Pemerintah Balai Penelit ian

resiko kegagalan. Informasi yang Kehutanan Kupang Tahun 2012.

d i s a j i ka n p e t a i n i m e l i p u t i : Kupang.

administrasi lokasi, jenis tanah, --.2012. 20 Seri 3 Iptek Kehutanan.

kawasanm tutupan lahan, curah hujan, Jakarta, Badan Litbang Kehutanan.

Page 22: Warta Cendana Edisi VI No.1 2013

20 Edisi VI No.1 April 2013

| KI

LAS

BERI

TA |

Peringatan Hari Bhakti Rimbawan ke-30 tahun 2013 Menteri Kehutanan Republik Indonesia Zulkifli

diselenggarakan pada tanggal 13 Maret 2013 s/d Hasan yang dibacakan Gubernur pada upacara

10 April 2013 oleh Rimbawan Nusa Tenggara Timur tersebut. Gubernur menegaskan ada satu tekad

(NTT) dengan mengadakan penanaman, bersama yang sedang dijalankan oleh Pemerintah

pertandingan olah raga, dan jalan sehat. Tema yang Daerah Provinsi NTT saat ini yaitu menjadikan NTT

diusung pada peringatan tahun 2013 adalah sebagai Provinsi Cendana. “Mari kita tanam

“Memperkokoh Jiwa Korsa Rimbawan dalam cendana, wangikan NTT kembali” ucapnya

Mewujudkan Pelayanan Prima”. Puncak Peringatan berharap.

Hari Bhakti Rimbawan kali ini ditandai dengan Pada kesempatan itu juga dilakukan

upacara pada tanggal 18 Maret 2013 di halaman penyerahan Piagam Purna Karya Wana Bakti oleh

Kantor Dinas Kehutanan NTT, yang dihadiri Gubernur Frans Lebu Raya kepada Nicodemus B.

rimbawan sen-NTT dan dipimpin oleh Gubernur Blegur, Elisabet Lali Ndaparoka serta Bernard A. Pah

NTT, Frans Lebu Raya. dan diakhiri dengan pemberian anakan cendana

Jadikanlah peringatan ini sebagai wahana secara simbolis kepada perwakilan Universitas

kontemplasi untuk mengukur sejauh mana upaya PGRI NTT, Pramuka dan kelompok masyarakat

yang telah dilaksanakan dan hasil yang dicapai peduli hutan. Setelah upacara peringatan acara

guna mewujudkan pengelolaan hutan lestari dan dilanjutkan dengan donor darah dan berbagai

masyarakat sejahtera. Demikian sambutan tertulis perlombaan dan pembagian doorprize.

Hari Bhakti Rimbawan ke-30, 16 Maret 2013“Memperkokoh Jiwa Korsa Rimbawan dalam Mewujudkan Pelayanan Prima”

Untuk kelima kalinya Balai Penelitian dan mendukung upaya merealisasikan Konsep

Kehutanan (BPK) Kupang mengikuti ajang pameran Gaya Hidup yang Hijau Menuju Indonesia Hijau

”IndoGreen Forestry Expo”. IndoGreen Forestry (Green Living Concept Towards Green Indonesia).

Expo adalah pameran kehutanan terbesar di Pameran yang berlangsung di Assembly Hall JCC

Indonesia yang diselenggarakan setiap tahun sejak Senayan, Jakarta ini dibuka oleh Menteri

tahun 2009. Pameran ini menampilkan potensi Kehutanan, Zulkifli Hasan.

yang sangat besar pada sektor kehutanan, Peserta pameran sebanyak 225 stand yang

pengelolaan, pemanfaatan dan pelestarian hutan, terdiri dari kementrian dan lembaga terkait, BUMN

hasil hutan baik kayu maupun non kayu, produk dan BUMS, pelaku bisnis sektor pertambangan dan

olahannya dan peralatan pemanfaatan hutan. migas, kehutanan, Pemda, LSM serta organisasi

The 5th IndoGreen Forestry Expo yang pemerhati kehutanan. BPK Kupang menampilkan

berlangsung selama 4 hari dari tanggal 4 - 7 April hasil-hasil penelitian dalam bentuk poster, leaflet

2013 tersebut, mengambil tema ”Sustainable dan contoh-contoh produk.

Growth with Equity in Forestry Sector Toward 2020”

th 5 IndoGreen Forestry Expo 2013, 4 - 7 April 2013Assembly Hall, Jakarta Convention Center, Jakarta”Sustainable Growth with Equity in Forestry Sector Toward 2020”

Page 23: Warta Cendana Edisi VI No.1 2013

BAHASA Naskah artikel ditulis dalam Bahasa Indonesia, memuat tulisan bersifat popular/semi ilmiah dan bersifat informatif.

FORMAT Naskah diketik diatas kertas kuarto putih pada satu permukaan dengan 2 spasi. Pada semua tepi kertas disisakan ruang kosong minimal 3,5 cm.

JUDUL Judul dibuat tidak lebih dari 2 baris dan harus mencerminkan isi tulisan. Nama penulis dicantum-kan dibawah tulisan.

FOTO Foto harus mempunyai ketajaman yang baik, diberi judul dan keterangan pada gambar.

GAMBAR GARISGrafik atau ilustrasi lain yang berupa gambar diberi garis harus kontas dan dibuat dengan tinta hitam. Setiap gambar garsi harus diberi nomor, judul dan keterangan yang jelas dalam bahasa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA Daftar Pustaka yang dirujuk harus disusun menurut abjad nama pengarang dengan mencantum-kan tahun penerbitan, sebagai berikut :

Allan, J.E. 1961. The Determination of Copper by atomic Absorbstion of spectrophotometry. Spec-tophotometrim Acta (17), 459-466.

PETUNJUK BAGI

PENULIS

Page 24: Warta Cendana Edisi VI No.1 2013