Halaman 1 | Warta Buruh Migran | September 2011 Warta Buruh Migran | Edisi VII | September 2011 Klik www.buruhmigran.or.id Tim Redaksi "LAPOR nama saya lusi,melaporkan saya disini sudah 2thn 5bln tapi saya tidak boleh pulang,saya mohon pihak yang berusan segera menanganinya, saya mau pulang ke indonesia dengan cepat dan tanpa masalah" tutur Lusi melalui pesan SMS di Portal http://buruhmigran.or.id (11/06/2011). Sejak dibukanya layanan SMS gateway di portal http://buruhmigran.or.id, banyak pihak memanfaatkan layanan tersebut untuk berbagi informasi dan melaporkan sesuatu terkait buruh migran. Setelah masa uji coba, beragam umpan balik diterima tim redaksi, dari menanyakan siapa pemilik nomor, ucapan terima kasih, informasi buruh migran, hingga mengadukan kasus seperti yang dilakukan Lusi Area Rispa diatas. Pada terbitan edisi ini, Warta Buruh Migran akan mengulas tentang layanan SMS gateway buruh migran, penanganan kasus yang bersumber dari pengaduan SMS, kajian tentang persoalan asuransi Tenaga Kerja Indonesia (TKI), kajian moratorium pengiriman TKI ke Arab Saudi, dan beberapa informasi dari daerah. Seluruh tulisan dan foto dalam buletin ini dilisensikan dalam bendera Creative Common (CC). Siapapun bisa mengutip, menyalin, dan menyebarluaskan sebagian atau keseluruhan tulisan dengan menyebutkan sumber tulisan dan jenis lisensi yang sama, kecuali untuk kepentingan komersil. Salam Redaksi Singapura Halalbihalal IFN, Ruang Berkumpul TKI Singapura Penanggung Jawab Yossy Suparyo Muhammad Irsyadul Ibad Pimpinan Redaksi Fika Murdiana Tim Redaksi Muhammad Khayat Fathulloh Muhammad Ali Usman Kontributor Muhammad Fathoni Tata Letak Wahyu Widayat N Ilustrator Muhammad Alamsyah Alamat Redaksi Jl.Veteran Gg.Janur Kuning No.11A Pandean Umbulharjo Yogyakarta, Telp/Fax:0274-372378 E-mail:[email protected]Twiter: @infoburuhmigran Facebook; Buruh Migran Portal: http://buruhmigran.or.id Penerbitan buletin ini atas dukungan: Indonesia Family Network (IFN), salah satu organisasi buruh migran di Singapura menggelar acara halalbihalal di Toa Payoh National Park, Singapura (25/09/2011). Kegiatan yang digelar di ruang terbuka itu dihadiri sekitar 60 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dari pelbagai wilayah di Singapura. Kegiatan tersebut rutin digelar setiap tahun oleh IFN. Selain menjadi ajang bersilaturrahmi antar anggota, kegiatan tersebut juga menjadi ruang untuk saling memotivasi, membicarakan kinerja, dan program kerja IFN. "IFN sendiri merupakan organisasi perkumpulan para Pekerja Rumah Tangga (PRT) yang dibentuk atas dasar kepedulian terhadap sesama yang berlandaskan semangat kebersamaan. IFN didirikan pada 5 Februari 2006 atas ide beberapa PRT di Singapura yang ingin membantu sesama teman seperjuangan" Tutur Shelly Yanti (28), salah satu pegiat IFN asal Mediun, Jawa Timur saat diwawancarai melalui sebuah media sosial. Shelly juga menjelaskan, dalam membantu rekan sesama TKI yang bermasalah, IFN menyediakan layanan pertolongan (helpline) untuk sesama rekan. IFN juga bekerja sama dengan lembaga non pemerintah (Non Government Organisations/NGOs) serta menggalang dukungan langsung dari beberapa komponen masyarakat di Singapura. Selain IFN, di Singapura itu juga terdapat beberapa organisasi atau komunitas TKI yang lain seperti, BMI Singapura, The Montel Singapura, HPLRT Singapura, dan BNS (Bobotoh Nagara Singapura) yang saling bersinergi satu dengan yang lain. Selain acara inti berupa silaturrahmi dan bincang-bincang antar anggota, panitia halalbihalal juga menggelar kegiatan hiburan berupa, lomba peragaan busana muslim dan tata rias (make up). Keseluruhan kegiatan Halal Bihalal yang digelar IFN adalah upaya untuk semakin memperkuat kebersamaan anggota dan TKI di Singapura secara umum.(red)
Pada edisi ini redaksi membahas beberapa topik. Kajian tentang asuransi TKI, jejak kasus pelanggaran kontrak TKI Arab Saudi yang menimpa Lusi, pengalaman mengakses layanan publik untuk pembuatan KTKLN, dan beberapa hal tentang layanan SMS gateway Pusat Sumber Daya Buruh Migran
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Halaman 1 | Warta Buruh Migran | September 2011
Warta Buruh Migran| Edisi VII | September 2011
Klik www.buruhmigran.or.id
Tim Redaksi
"LAPOR nama saya lusi,melaporkan saya disini sudah 2thn 5bln tapi saya tidak boleh pulang,saya mohon pihak yang berusan segera menanganinya, saya mau pulang ke indonesia dengan cepat dan tanpa masalah" tutur Lusi melalui pesan SMS di
Portal http://buruhmigran.or.id (11/06/2011).
Sejak dibukanya layanan SMS gateway di portal
http://buruhmigran.or.id, banyak pihak memanfaatkan layanan
tersebut untuk berbagi informasi dan melaporkan sesuatu
terkait buruh migran. Setelah masa uji coba, beragam umpan
balik diterima tim redaksi, dari menanyakan siapa pemilik
nomor, ucapan terima kasih, informasi buruh migran, hingga
mengadukan kasus seperti yang dilakukan Lusi Area Rispa
diatas. Pada terbitan edisi ini, Warta Buruh Migran akan
mengulas tentang layanan SMS gateway buruh migran,
penanganan kasus yang bersumber dari pengaduan SMS, kajian
tentang persoalan asuransi Tenaga Kerja Indonesia (TKI), kajian
moratorium pengiriman TKI ke Arab Saudi, dan beberapa
informasi dari daerah.
Seluruh tulisan dan foto dalam buletin ini dilisensikan dalam bendera Creative Common (CC). Siapapun bisa mengutip, menyalin, dan menyebarluaskan sebagian atau keseluruhan tulisan dengan menyebutkan sumber tulisan dan jenis lisensi yang sama, kecuali untuk kepentingan komersil.
yang berpola dan berulang pada urusan pemberangkatan BMI
terjadi dari hulu ke hilir, termasuk soal asuransi. Keterkaitan dan
keterlibatan dalam penympangan tersebut dapat ditelusuri oleh
pemerintah jika mereka betul ingin membela dan melindungi
kepentingan BMI. Jika tidak, maka situasi ini akan terus berulang
dan menelan korban. Sekali lagi, buruh migran menjadi kelompok
yang paling dirugikan.
Pilihan menyerahkan asuransi kepada pihak swasta sarat akan
resiko penanganan yang tidak beres. Pemerintah -dalam hal ini
Kemnakertrans- selayaknya memiliki cara menganalisa untuk
melihat ruwetnya soal asuransi BMI ini. Lebih jauh, harus ada
tindakan konkrit untuk mengubah pola penanganan asuransi jiwa
BMI []
Muhammad Fathoni,
Pegiat Komunitas Rumah Semesta
Yogyakarta
Halaman 5 | Warta Buruh Migran | September 2011
05 |Kisah
15 September 2011 , pukul 1 dini hari saya berangkat
menuju Surabaya dengan tujuan kantor Balai Pelayanan,
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI)
untuk mengurus Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN). Saya
tiba di kantor tepat jam 7 pagi dan langsung antri mengambil
formulir.
Melihat antrian yang begitu banyak, saya jadi pusing sendiri.
Ada sesama BMI Hong Kong (HK) yang bilang ke sesama
pengantri bahwa kemarin pun antriannya juga banyak, bahkan
ada yang terpaksa gagal mengurus satu hari dan terpaksa
menginap di tempat saudara.
Formulir saya dapat, tapi di kertas itu tertulis tanggal 19
September 2011 yang artinya formulir hari ini (15/9/11) tidak
bisa langsung jadi dan tanggal 19 September harus balik ke
kantor BP3TKI lagi. Saya tanya ke petugasnya, saya tunjukkan
tiket saya kalau 24 september saya harus balik HK lagi. Tapi
petugas tetap ngotot hari ini hanya melayani pengurusan
KTKLN kalau bisa menunjukkan tiket keberangkatan besok atau
lusa, tanggal 16 dan 17.
Saya jawab kalau waktu saya tidak banyak, rumah saya jauh,
tapi mereka tetap ngotot tidak bisa dan menyuruh tanggal 19
untuk kembali lagi. Akhirnya dengan rasa dongkol saya
tanyakan pada petugas tadi kalau misalnya mengurus di
Bandara Soekarno-Hatta bisa tidak? Dia jawab “BISA” Sekali
lagi saya tanya
“bisa tidak mengurus KTKLN di bandara Soekarno-Hatta lagi-lagi
diajawab“BISA.”Karena belum yakin saya tanya sekali lagi
“dijamin bisa kan, syaratnya apa saja?”Dia jawab lagi “bisa
mbak, pasti bisa. Disana malah buka 24 jam nonstop. Syaratnya
sama dengan disini.”
Jam 10 saya tinggalkan kantor BP3TKI itu dengan perasaan antara
dongkol, menyesal karena perjalanan saya sia-sia, geram karena
ternyata gembar-gembor pengurusan KTKLN yang katanya satu
hari jadi hanya isapan jempol belaka.
Saya tiba di Jakarta setelah menempuh perjalanan 24 jam dari
Ponorogo (19/09/2011). Kata macet dan panas, memang tidak
bisa dijauhkan dari Jakarta. Setelah istirahat dan makan, sore hari
saya menuju Bandara Sutta dengan tujuan untuk mengurus
KTKLN. Setelah tiba di Bandara dan menemukan kantor
perwakilan BNP2TKI, saya langsung antri disana.
Kebetulan antrinya tidak begitu banyak dan pengurusannya pun
saya lihat juga cepat, tidak sampai 30 menit. Ada seorang laki-laki
berbaju hitam dengan tulisan “Lingkaran Bandara” di dada
sebelah kanan mendekati saya. Dia menyarankan saya untuk
mengisi formulir asuransi. Setelah saya isi, dia melihat dan minta
paspor saya untuk dibantu mengisi.
Dia tanya kapan berangkatnya, saya jawab tanggal 24 September.
Dia jawab katanya “gak bisa ngurus, ini hanya untuk pengurusan
yang hari ini terbang.
-----------------------------
BNP2TKI dan KTKLN Masih Menjadi Masalah TKI
-----------------------------Oleh: Fera Nuraini
Ini merupakan catatan pengalaman Fera Nuraini saat mengurus pembuatan KTKLN. Fera merupakan Buruh Migran asal Ponorogo, Jawa Timur yang sedang memanfaatkan liburan cuti dari majikannya di Hong Kong untuk bertemu sanak keluarga, sekaligus mengurus pembuatan KTKLN.
Halaman 6 | Warta Buruh Migran | September 2011
06 | Kisah
Dia menawarkan kalau mau langsung jadi, sini saya bantu. Saya
jawab “saya mau dibantu tapi atas nama BNP2TKI dan bukan atas
nama calo. Dia jawab “ya udah, terserah mbak, kalau gitu silakan
tanya ke petugasnya yang di dalam.”
Saya antri lagi untuk masuk ke tempat pendataan, setelah
berhadapan dengan petugas BNP2TKI, saya bilang kalau mau
mengurus KTKLN di sini, dia menjawab TIDAK BISA.
Saya jelaskan lagi pada petugas kalau saya pernah ke BP3TKI
Surabaya tapi tidak bisa langsung hari itu juga jadi, saya ke Jakarta
sekalian ada perlu makanya ngurus disini. Petugas tetap bilang
tidak bisa.
Saya ngeyel ke mereka, “Saya tanya ke petugas BP3TKI yang di
Surabaya bisa kok, kenapa disini gak bisa?” Dia tetap menjawab
“Kalau di sini hanya melayani pengurusan KTKLN yang
mau berangkat hari ini”.
Lagi-lagi dengan rasa dongkol saya keluar ruangan itu. Ada satu
orang TKI laki-laki, dia juga mengurus KTKLN di bandara ini tapi
berangkatnya bukan hari ini. Saya tanya “lo, kok bisa pak? Dia
jawab kalau tadi bayar sama orang itu Rp 50 ribu.
Oalah ternyata, antara calo sama petugas BNP2TKI yang di dalam
itu sudah ada kerja sama yang sangat baik. Saya melihat dengan
mata kepala sendiri bagaimana si calo menerima uang itu lalu saya
juga melihat ada selipan uang lima puluhan ribu didalam paspor.
Halo Bapak Jumhur Hidayat, bagaimana anak buah anda ini?
Sampai kapan calo-calo ini terus berkeliaraan di dalam bandara.
Kalau seandainya saya tadi mau bayar
Rp 50 ribu, saya jamin KTKLN sudah ada
ditangan saya.
Tapi saya tidak mau melakukan hal itu. Apa gunanya teman
TKI kususnya Hong Kong yang tiap minggu melakukan
demo atas ketidak puasan kinerja BNP2TKI dan semua
instansi yang berhubungan dengan ketenagakerjaan kalau
justru saya ikut mendukung bisnis percaloan ini?
Perjalanan masih berlanjut. Besok saya mau mendatangi
BP3TKI Jakarta di daerah Jakarta Timur, saya mau mencoba
mengurus disana. Kalau tetap tidak bisa, sudah seharusnya
BNP2TKI ini dibubarkan saja. Bukannya menguntungkan
para TKI, tapi justru malah menyengsarakan para TKI yang
katanya “Pahlawan Devisa.”
Aksi Aliansi Buruh Migran Hong Kong di depan gedung
KJRI (25/09/2011), mereka menuntut KTKLN dihapus.
Sumber Foto: Tini (facebook.com/cponoreog)
Fera Nuraini,
Buruh Migran Indonesia (BMI)
asal Ponorogo, Jawa Timur
yang bekerja di Hong Kong.
Halaman 7 | Warta Buruh Migran | September 2011
07 | Inspirasi
Menilik Layanan
SMS Gateway untuk TKI Oleh: Muhammad Irsyadul Ibad, Sy
Kisah Pengguna Layanan SMS Gateway untuk TKI"Nama saya lusi,melaporkan saya disini sudah 2thn 5bln tapi saya tidak boleh pulang,saya mohon pihak yang berusan segera menanganinya,saya mau pulang ke indonesia dengan cepat dan tanpa masalah". -----------------------------------------------------------------------------
Itulah cuplikan layanan pesan singkat (Short Message Service/SMS)
Lusi Area Rispa, Tenaga Kerja Indonesia (TKI) atau yang dikenal
juga dengan sebutan buruh migran Indonesia (BMI) di Arab Saudi,
yang diterima oleh Pusat Sumber Daya Buruh Migran (PSD-BM).
Lusi adalah TKI asal Kampung Pasir Kaderi, RT.02, RW.03, Desa
Seganten, Kecamatan Sindang Barang, Cianjur, Jawa Barat, yang
mengalami pelanggaran kontrak kerja sejak Februari 2011 di Arab
Saudi.
Seyogyanya, sejak Februari 2011 Lusi telah bisa kembali ke
Indonesia sejak habisnya masa kontrak kerja sebagai penata
laksana rumah tangga di keluarga Khalf Musreh Nasir Al Aniji di
Arab Saudi. Upaya Lusi untuk meminta dipulangkan tidak semulus
yang diinginkan. Majikan tidak hanya menahan kepulangan Lusi,
tetapi juga tidak membayarkan gajinya sejak bulan April 2011.
Mengamati proses advokasi kasus Lusi, kita benar-benar
ditunjukkan betapa lembaga pemerintah seperti BNP2TKI dan
KBRI masih belum memiliki mekanisme yang pasti dalam
penangan setiap aduan yang masuk.
Lantas apakah hal ini disebabkan besarnya angka aduan yang
masuk berbanding terbalik dengan jumlah sumber daya
manusia (SDM) untuk menangani setiap kasus?, ataukah
karena pemerintah tidak memiliki mekanisme penanganan
aduan yang sistematis?, atau jangan-jangan persoalan
perlindungan TKI belum menjadi prioritas pemerintah?.
Apapun itu, persoalan perlindungan TKI harus menjadi
pekerjaan rumah bagi Bangsa Indonesia untuk segera
diselesaikan bersama, di mana semua pihak baik pemerintah,
masyarakat, komunitas buruh migran, maupun lembaga
swadaya masyarakat (LSM) bahu-membahu mewujudkan
bangsa yang berani dan bertanggungjawab dalam melindungi
warga negaranya.
Fathulloh,
Anggota redaksi Pusat Sumber Daya
Buruh Migran (PSD-BM)
11 | Jejak Kasus
Halaman 12 | Warta Buruh Migran | September 2011
Maret 2011 lalu, Pusat Sumber Daya Buruh Migran (PSD-BM) membuka layanan Sort Message
Service (SMS) atau pesan singkat untuk mempermudah penyebarluasan informasi terkait isu buruh
migran.
Hal ini dikarenakan SMS merupakan media yang paling efektif
untuk menyampaikan dan menyebarluaskan informasi. Setiap
orang dengan perangkat hanphone (Hp) sederhana bisa
mengirimkan dan menerima berita singkat atau pengaduan kasus
lewat SMS, seperti halnya mengirim SMS biasa ke sesama teman.
Layanan SMS PSD-BM ini digabungkan dengan portal
buruhmigran.or.id untuk memaksimalkan sebaran
informasi di dunia maya.
Layanan SMS buruh migran ini ada dua kategori yang
disediakan, yaitu berita atau informasi singkat dan
pengaduan kasus terkait buruh migran.
Gambar 2: Halaman layanan SMS Buruhmigran.or.id
Gambar: Tampilan beranda Buruhmigran.or.id, KLIK layanan sms
di sebelah kanan.
1. Langkah pertama; tulis SMS sesuai dengan kebutuhanFormat SMS untuk mengirim berita atau informasi terkait
buruh migran
ketik BM (spasi) isi pesan
contoh SMS: “BM Setelah saya pulang dari Hongkong, saya membuka usaha rumah makan di Cilacap. Hasilnya menuaskan, semoga menginspirasi.”
Format SMS untuk aduan atau melaporkan kasus
ketik LAPOR (spasi) Nama pelapor , isi pesan
contoh SMS: “LAPOR nama saya Sarjono, paspor saya ditahan oleh majikan dan 3 bulan saya belum digaji. Saya mau pulang ke Indonesia. Apa yang harus saya lakukan?”
2. Langkah selanjutnya SMS dikirim ke nomor layanan SMS buruhmigran.or.id di 085 72 9000 272
Terkait tarif biaya SMS ke buruhmigran.or.id, sama dengan
biaya standar SMS pada umumnya. Sedangkan bagi penerima
SMS informasi dari buruhmigran.or.id juga samasekali tidak
dikenakan tarif khusus.
Informasi maupun aduan yang masuk ke
nomor SMS buruhmigran.or.id akan segera
ditindaklanjuti atau kembali disebarluaskan
lewat nomor buruhmigran.or.id.
Agar aduan dan berita atau informasi singkat ke layanan SMS
buruh migran secara otomatis ditayangkan di portal
diperlukan format khusus menggunakan kode kata kunci di