Walimatul Haml ( Tingkepan) WALIMATUL HAML ( TINGKEPAN )1.
Pengertian Walimatul HamlWalimatul haml artinya selamatan untuk
wanita hamil. Dalam masyarakat Jawa disebut Tingkepan. Tingkepan
menurut bahasa berarti upacara selamatan tujuh bulan untuk wanita
yang sedang hamil[footnoteRef:2] . Di daerah Jawa Timur bagian
pantura, ada yang menyebut acara walimatul haml ini dengan "
Mrocoti ". suatu bentuk tafa-ul, dimana calon yang masih dalam
kundungan lahir dengan selamat, lancar dan tiada halangan apap-apa.
' Langsung procot [footnoteRef:3]', langsung lahir. Procot itu
sendiri artinya sudah lahir [footnoteRef:4]. [2: ] [3: ] [4: ]
Masalah kehamilan ini mendapat perhatian khusus dalam agama
Islam.Bagi pasangan suami istri yang baru saja melaksanakan akad
nikah, kehamilan adalah harapan pertama dan utama. Kehamilan
menjadi kebanggaan tersendiri dan menjadi berita gembira dalam
setiap keluarga. Semua pasangan suami istri harapan pertama setelah
melangsungkan akad nikah adalah agar selepasnya mendapatkan
keturunan. Do'a yang dipanjatkan pada saat walimat arusy tidak
pernah ketinggalan, pasti mendo'akan agar kedua penganten
selekasnya diberi keturunan.Kata Md. Ali Al- Hamidy," Turunan
adalah buah atau hasil dari pergulatan hidup; tujuan akhir dari
bersuami istri; dan dia pula yang menjadi semrak rumah tangga,
kalau disusun dengan peraturan yang sebaik baiknya[footnoteRef:5]
[5: ]
Pada beberapa tempat, Al Qur'an menyebutkan tentang pemberian
khabar gembira sehubungan dengan masa mengandung yang dimiliki
seeorang; sebagai petunjuk bagi umat Islam. Sebab pemberian khabar
gembira itu mempunyai pengaruh besar untuk menumbuhkembangkan
ikatan- ikatan sosial di lingkungan masyarakat itu.Allah
menerangkan tentang kisah Ibrahim AS ketika menerima kunjungan
beberapa malaikat yang menyamar sebagai manusia. Ketika Ibrahim AS
memandang aneh terhadap tamu tamunya lantaran menolak mengambil
hidangan berupa daging panggang, para malaikat tadi segera
menjelaskan maksud kedatanganya. Selain itu mereka memberi kabar
gembira atas kehamilan istrinya.
" Dan isterinya berdiri (dibalik tirai) lalu dia tersenyum, Maka
kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishak
dan dari Ishak (akan lahir puteranya) Ya'qub " ( Q.S.Hud : 71
).Dalam kisah tentang Zakariyah AS yang mengalami kemandulan dlam
waktu lama, tiba tiba suatu hari malaikat datang menyampaikan
berita gembira dari Allah, akan kehdiran Yahya." Kemudian malaikat
(Jibril) memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri melakukan
shalat di mihrab (katanya): "Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu
dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat
(yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa
nafsu) dan seorang nabi termasuk keturunan orang-orang saleh" (
Q.S.Ali Imran: 39 ). Dalam ayat lain diterangkan hal senada dengan
redaksi yang berbeda:" Hai Zakaria, Sesungguhnya kami memberi kabar
gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya,
yang sebelumnya kami belum pernah menciptakan orang yang serupa
dengan Dia " ( Q.S.Maryam : 7 ).Dalam kisah Nabi Isa AS, meski
tidak lazim sebagaimana halnya manusia lain, Jibril juga memberikan
khabar bahwa ia diutus Allah untuk memberinya anak yang suci " Ia
(Jibril) berkata: "Sesungguhnya Aku Ini hanyalah seorang utusan
Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci" (
Q.S.Maryam : 19 ).[footnoteRef:6] [6: ]
Disebutkan dalam suatu riwayat bahwa Hasan Al- Bashri kedatangan
seorang laki laki. Ia beru saja memperoleh anugerah dengan
kelahiran anak laki laki mungil. Disamping laki laki itu ada lelaki
lain yang sama-sama berkunjung kepada Al- Bashri. Orang ini lalu
mengucapkan selamat kepada lelaki tadi: " Selamat atas kelahiran
seorang penunggang kuda" Hasan Al- Bashri bertanya kepada orang
itu:" Kau tahu apa, apakah dia penunggang kuda atau keledei ? " Al
Bashri melanjutkan:" Katakanlah, semoga engkau diberkahi atas
kelahiran anakmu. Semoga engkau bersyukur kepada Yang Memberi.
Semoga engkau diberi rizki dengan kebaikanya dan semoga ia mencapai
masa ballighnya'Kehamilan merupakan anugerah Allah terbesar bagi
pasangan baru suami istri dalam perjalanan rumah tangga. Kehamilan
seorang istri merupakan pertanda akan lahirnya anak keturunan yang
menjadi buah kasih sayang, belahan jantung, penentram jiiwa dan
pelanjut sejarah. Kehadiran anak membangkitkan semangat orang tua
untuk membangun rumah tangga bahagia,penuh cinta kasih dan sayang,
mejadi tumpuhan harapan hidup di masa depan, dan kepadanya sega
cita cita digantungkan. Sebagai ungkapan rasa syukur para orang tua
yang dikarunia anak keturunan, sejak jani masih berada dalam
kandungan sudah dipersiapak segala sesuatunya demi untuk
menyongsong kelahiranya. Segala perngkat dan perlengkapan
disiapkan, setiap waktu do'a dipanjankat, ungkapan syukur tiada
henti meluncur dari hati sanubari setiap insan. Karena itu, berita
kehamilan dari pasangan suami istri menampati tempat istimewa
ditengah tengah keluarga dan masyarakat 2. Tradisi Walimatul
HamlSebagai ungkapan rasa syukur dalam menyambut berita gembira
kehamilan dari pasangan suami istri, dalam masyarakat Jawa terdapat
suatu tradisi berupa ritual yang khusus diperuntukkan bagi seorang
wanita yang sedang mengandung, yaitu selmatan ngapati ( saat
kandungan berusia empat bulan ), dan mitoni ( pada saat usia
kandungan genap enam atau tujuh bulan ). Selamatan ini disebut
dengan Tingkepan. Ada jua yang menyebut dengan ' Mrocoti ', yang
merupakan bentuk tafaul, seraya mengharapkan agar janin dalam
kandungan dan ibunya sehat, pada saat kelahiranya lancar, langsung
keluar ( procot, Jawa ) tanpa ada kesulitan dan halangan
apapun.Tradisi Tingkepan ini hanya ada di Indonesia, khusnya di
Jawa. Masyarakat Jawa, menurut DR.K.H.Muhammad Ahmad Sahal
Mahfudh[footnoteRef:7] ,terkenal dengan tradisinya yang beragam,
mulai dari yang bersifat ritual yang berbau mistis sampai yang
bersifat seremonial. Kalau kita cermati, tradisi yang ada sekarang
itu tidak terbentuk dengan sendirinya. Tradisi disamping
dipengaruhi oleh pola pikir sekarang, sedikit banyak juga
dipengaruhi oleh generasi pendahulu. Dengan demikian ia selalu
menghubungkan pada generasi pendahulu yang pada saat itu memiliki
faham dan agama atau kepercayaan yang berbeda beda sehingga tidak
semua tradisi sesuai dengan syari'at. Oleh karena itu sebagai
pewaris tradisi, hendaknya tidak mengadopsinya secara sporadis,
tetapi selalu menimbang atau mengukur terlebih dahulu dengan ukuran
syariat [footnoteRef:8] Termasuk juga dengan tradisi Tingkepan ini,
baik dalam acara ritual ngapati atau mitoni ini. [7: ] [8: ]
Mengenai asal mula terjadinya ritual ngapati atau mitoni ini
tidak diketahui secara pasti. Namun, pada umumnya masyarakat
mempunyai keyakinan bahwa kandungan yang sudah berusia tujuh bulan
dianggap sudah sempurna. Janin yang sudah memasuki usia tujuh bulan
ini kemungkinan kecil bisa keguguran. Karena sudah diyakini
sempurna berwujud manusia, tinggal menunggu tiupan ruh dan masa
masa kelahiranya saja, maka pihak keluarga mengadan selamatan untuk
menandi rasa syukurnya kepada Allah atas anugerah besar
ini.Sehubungan dengan ritual tujuh bulanan ini, Prof.K.H.Ali
Mustafa Yaqub,MA[footnoteRef:9] menjelaskan," Tentang tujuh bulanan
itu sendiri, penjelasanya demikian. Usia minimal kehamilan, itu
enam bulan. Artinya, ketika janin sudah berusia enam bulan, maka ia
telah semporna. Sehingga bila lahir, insya Allah, ia bisa bertahan
hidup. Sedangkan bila janin lahir sebelum berusia enam bulan, maka
biasanya sulit bertahan hidup. Makanya, do'a untuk janin yang akan
lahir dilakukan pada bulan ketujuh[footnoteRef:10] [9: ] [10: ]
Pelaksanaan ritual tujuh bulanan ini dihubungkan dengan proses
perkembangan janin yang ada dalam kandungan, dimana manusia
diciptakan oleh Allah dari saripati tanah, kemudian tanah tersebut
dijadikan air manis ( sperma ) yang ada pada seorang laki laki ,
setelah terjadi persemaian antara sperma ( dari seorang laki laki )
dengan indung telur (dari seorang perempuan ), maka selanjutnya
terjadi pembuahan di dalam rahim seorang perempuan, kemudian
menjadi janin yang tumbuh berkembang di dalamnya hingga akhirnya
menjadi manusia sempurna. Dalam hal ini Allah Ta'ala berfirman: . .
. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu
saripati ( berasal) dari tanah.Kemudian Kami jadikan saripati itu
air mani ( yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).Kemudian
air mani itu Kami jadikan segumpal darah,lalu segumpal darah itu
Kami jadikan segumpal daging,dan segumpal dagingitu Kami jadikan
tulang belulang,lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan
daging.Kemudian Kami jadikan ia makhluk yang ( berbentuk) lain.Maha
Sucilah Allah,sebaik baik Pencipta (Q.S.Al Muminun:12 14 )Proses
terjadinya manusia merupakan peristiwa yang sangat menakjubkan,
sebagai tanda keagungan Sang Pencipta. Bermula dari ujud ( benda )
yang tak bernilai ( sperma ) lalu secara bertahap berubah menjadi
janin ( embrio ) , kemudian tumbuh menjadi seumpal darah hingga
menjadi segenggam daging, selanjutnya tumbuh menjadi tulang
belulang yang terbungkus oleh daging, hingga akhirnya sempurna dan
lengkap dengan angota badan yang tersusun rapi dan rumit, bahkan
dilengkapi dengan akal pikiran, akal budi dan perasaan.Semua proses
tersebut terjadi dengan kuasa Allah Swt, tanpa kita minta atau kita
pesankan sebelumnya. Sebagai ungkapan atas peristiwa yang
menakjubkan itu, ketiga ayat tersebut di akhiri dengan kalimat yang
mengagungkan Allah Ta'ala. . " Maha Sucilah Allah,sebaik baik
Pencipta Mengenai terjadinya janin hingga menjadi manusia yang
sempurna, Rasulullah Saw. menyatakan proses yang terjadi pada
kandungan dalam rahim, juga ditentukan kepastian ( takdir )
hidupnya, baik yang berkaikan dengan rizki, masa hidup ( ajal )
hingga perilakunya nanti di dunia. Semuanya telah ditetapkan di
dalam rahim sbelum manusia dilahirkan. Dalam Hadits Arba'in,
disebutkan: . . ( ) " Dari Abu Abdirrahman, Abdullah bin Mas'ud
r.a,ia berkata," Rasulullah saw sebagai manusia yang benar dan
dibenarkan bersabda:" Sungguh seorang dari kalian dihimpun air mani
( penciptaan ) nya dalam perut ibunya selama 40 hari sebagai
sperma, lalu empat puluh hari kemudian berujud seumpal darah, lalu
berujud sekerat daging selama empat puluh hari, kemudian malaikat (
petuas ruh ) diutus, maka ditiupkan ruh padanya ( setelah usia
kandungan 120 hari ) , dan malaikat itu diperintah untuk mencatat 4
ketentuan, ditentukan rizkinya, ajal ( masa hidup) nya, prilaku
prilakunya, dan sebagai orang yang celaka atau orang yang
beruntung. Demi Allah, yang tiada tuhan selain Dia, sungguh seorang
dari kalian akan selalu berbuat perbuatan penduduk surga, hingga
seukur sehasta antara ia dan surga, lalu ia didahului ketentuan (
yang tertulis ketika ia berada dalam perut ibu ), maka ia berbuat
perbuatan ahli neraka, maka masuklah ia kedalam neraka. Dan
sesunguhnya seorang dari kalian akan selalu berbuat perbuatan
penduduk neraka, hingga seukur sehasta antara ia dan surga, lalu ia
didahului ketentuan ( yang tertulis ketika ia berada dalam perut
ibu ), maka ia berbuat perbuatan ahli surga, maka masuklah ia
kedalam surga "[footnoteRef:11] ( H.R.Bukhari Muslim
)[footnoteRef:12] [11: ] [12: ]
Fase fase manusia yang paling penting dan genting adalah tiga
hari, yaitu saat dilahirkan, saat dicabut nyawanya ( meninggal )
dan saat dibangkitkan kembali dari alam kubur. Hal ini sebagaimana
yang difirmankan oleh Allah SWT:Kesejahteraan atas dirinya pada
hari ia dilahirkan dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia
dibangkitkan hidup kembali " ( Q.S.Maryam : 15 ). Dan kesejahteraan
semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari Aku dilahirkan, pada hari
Aku meninggal dan pada hari Aku dibangkitkan hidup kembali" (
Q.S.Maryam : 33 ).. Oleh karena itu, seyogyanya kita senantiasa
memohon kepada Allah agar diselamatkan dari lirikan dan sentuhan
setan pada hari kelahiran, pada hari kemtian supaya selamat dari
tercabut iman dan himpitan kubur, dan pada hari kebangkitan supaya
selamat dari siksa dan murka Allah3. Pelaksanaan Walimatul
HamlPelaksanaan Walimatul Haml dalam tradisi Jawa dari masing
masing daerah tidak sama. Waktunya pun berbeda beda tergantung
situasi dan kondisi kemampuan penyelenggara. Upacara Walimatul Haml
ada yang dilaksanakan dua kali dan ada yang hanya sekali. Bagi yang
melaksanakan du kali biasanya dilaksa pada bulan keempat ( ngapati
) dan selanjutnya pada bulan ketujuh ( mitoni ). a.Ngapati (
Ngupati )Saat janin ( embrio ) berusia 120 hari ( atau 4 bulan )
dimulailah kehidupan dengan ruh, dan sat inilah ditentukan
bagaimana ia brkehidupan selanjutnya, di dunia sampai akhirat. "
ditentukan rizkinya, ajalnya, langkah langkah perilakunya, dan
sebagai orang yang celaka atau orang yang beruntungMaka menyongsong
penentuan ini, hendaklah diadakan upacara ngapati ( ngupati ),
yaitu berdo'a sebagai sikap bersyukur, ketundukan dan kepasrahan ),
mengajukan pernohonan kepada Allah agar nanti anak yang lahir
sebagai manusia yang utuh sempurna, yang sehat, yang dianugerahi
rizki yang baik dan lapang, berumur panjang yang penuh dengan nilai
nilai ibadah, beruntung di dunia dan akhirat. Begitu pula hendaklah
bersedekah. Kita ketahui bahwa do'a dan sedekah adalah dua kekuatan
yang bisa menembus taqdir.Adalah indah sekali suatu tradisi yang
disebut ngupati atau ngapati ( pada bulan keempat ) sebagai upacara
dengan meminta kepada sejumlah orang untuk berdo'a, juga disana ada
bentuk sedekah. Tetapi sebagai langkah tidak bijak ketika kita
mengadakan sedekah dalam keadan tidak berkemampuan. Sedekah yang
paling baik adalah ketika kita berkondisi sehat, terdorong
kebakhilan dan berharap hidup panjang ( yang penuh dengan kebutuhan
dan keinginan) [footnoteRef:13]. [13: ]
Bagi orang yang tidak berkemampuan hendaknya tidak memaksakan
diri, apakagi sampai harus menjual sawah ladang miliknya, yang
menjadi sarana mencari nafkah keluarga dan anak keturunanya.
Hendaklah difahami,bahwa walimah itu hukumnya sunah. Sungguh sangat
disesalkan bila terjadi dalam satu keluarga sampai harus kehilangan
lapangan pekerjaan, khusnya petani yang menjadi sumber utama
ekonomi keluarga. Upacara walimah tidak harus diadakan secara mewah
dan meriah dengan mendatangkan kesenian dan pengajian. Bisa
diadakan secara sederhana dengan mengundang keluarga dekat 5-10
orang, berkumpul di rumah, berdo'a bersama dan disuuhi makan ringan
ala kadarnya.b. Mitoni ( Tingkepan )Selamatan selanjutnya adalah,
setelah usia kehamilan sekitar 7 bulan, yaitu ketika kandungan
dirasakan sudah berbobot dan berbeban, maka diadakan lagi upacara
yang biasa disebut mitoni atau tingkepan. Dalam upacara mitoni atau
tingkepan ini disamping bersedekah juga diisi pembacaan do'a,
dengan harapan si bayi dalam kandungan diberi keselamatan serta
ditakdirkan selalu dalam kebaikan kelak di dunia. Dalam hal ini
Allah berfirman: " Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu
dan dari padanya dia menciptakan isterinya, agar dia merasa senang
kepadanya. Maka setelah dicampurinya, isterinya itu mengandung
kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa
waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami-isteri)
bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata: "Sesungguhnya jika
Engkau memberi kami anak yang saleh, tentulah kami terraasuk
orang-orang yang bersyukur" ( Q.S.al A'raf : 189 ).Pada hakikatnya,
kedua bentuk selamatan yang dikhususkan kepada ibu hamil diatas,
baik ngapati atau mitoni adalah berupa kegiatan sedekah dan do'a,
dengan harapan agar keinginanya terkabul, khususnya agar ibu dan
janin yang dikandung senantiasa diberi keselamatan, kesehatan serta
ditakdirkan selalu dalam kebaikan kelak di dunia, menjadi anak
shalih / shalihah. Mengingat hakikat selamatan adalah sedekah dan
do'a, maka sangat tidak dibenarkan bila seseorang memaksakan untuk
menyelenggarakan selamatan diluar batas kemampuanya . apalagi hukum
walimah hamil ini tidak wajib. Mengadakan walimah boleh,tidak
diadakan, cukup berdo'a sendiri saja pun tidak masalah. Sekali
lagi, jangan memaksakan diri, dan walaupun mampun juga sampai
terlalu mewah dan berlebihan Perbuatan memaksakan diri diluar
kemampuan dalam pelaksanaan walimah haml dan semacamnya adalah
termasuk pemborosan. Dan pemborosan itu sangat dilarang agama.
Rasulullah saw bersabda: " Makan, minum, bersedekah, dan
berpakaianlah tanpa berlebih lebihan dan tanpa sombong " (
H.R.Ahmad, Nasaai, Ibnu Majah dan Hakim dari Ibnu Umar
)[footnoteRef:14] [14: ]
Hendaknya disadari, bahwa masih ada yang lebih wajib dan lebih
penting dalam urusan anak daripada sekedar melaksanakan walimah
secara berlebih lebihan dalam kondisi tidak berkemampuan. Allah
sangat mengecam sikap berelbih-lebihan hingga memaksakan diri dan
bersikap boros/ Allah berfirman:
" Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan
" ( Q.S.al A'raf : 31 ) Sudah menjdi kebiasaan umum ditengah tengah
masyrakat adanya kecendrungan membesar besarkan perkara sunat, atau
perkara mubah tapi menelntarkan perkara yang wajib. Kalau
menyelenggarakan selamatan berlomba loba secara besar besaran, tapi
untuk menyumbang pembngunan masjid, mushalla, madrasah, pondok
pesantren, panti asuhan dan lain lain berlomba kecil kecilan,
bahkan saling mengundurkan diri. Sikap semacam ini harus secara
perlahan lahan diubah. Marilah kita lakukan suatu amalan secara
wajar dan tempatkan sesuatu pada tempat yang layak pula. Kita
utamakan perkara yang terpenting, baru yang agak penting, dan
tinggalkan perkara yang mubadzir.4. Hal Hal yang perlu diperhatikan
pada waktu Istri HamilPada saat usia kandungan istri memasuki bulan
keenam, saat menunggu kelahiran sang bayi disamping menjaga
kesehatanya, sebaiknya memperbanyak do'a melakukan shalat hajat dan
memperbanyak membaca Al Qur'an, surat Yusuf, surat Maryam, surat
Luqman dan lain lainya. Karena pada masa masa itu, kata
Prof.DR.HAMKA, lembaga hidup tercipta.Kata Prof.DR.HAMKA, " Setelah
cukup bilangan 120 hari, datanglah malaikat menghembuskan nyawa dan
disuruh mengantarkan empat kalimat, yaitu kitab ( tulisan ) tentang
rizkinya, ajalnya, amal usahanya, dan juga untung celaka dan
bahagianya. Bilamana telah cukup bilangan sembilan bulan sepuluh
hari, lahirlah anak itu ke dunia. Telah cukup sejk dalam rahim
bunda garis tulisan hidup yang akan dilalui. Rezeki telah tersedia.
Ajal telah tertentu. Amal usaha telah terbentang. Celaka atau
bahagia telah mesti bertemu, naik atau turun telah ada di hdapan
pintu hidup.Maka daalam kandungan ibu itulah tercipta " Lembaga
Hidup " itu. Lembaga yang akan dituang seketika kita telah lahir ke
dunia kelak." Demi Allah, yang tiada Tuhan selain Dia", kata hadits
itu pula: ", sungguh seorang dari kalian akan selalu berbuat
perbuatan penduduk surga, hingga seukur sehasta antara ia dan
surga, lalu ia didahului ketentuan ( yang tertulis ketika ia berada
dalam perut ibu ), maka ia berbuat perbuatan ahli neraka, maka
masuklah ia kedalam neraka. Dan sesunguhnya seorang dari kalian
akan selalu berbuat perbuatan penduduk neraka, hingga seukur
sehasta antara ia dan surga, lalu ia didahului ketentuan ( yang
tertulis ketika ia berada dalam perut ibu ), maka ia berbuat
perbuatan ahli surga, maka masuklah ia kedalam surga"Jadi didalam
rahim ibu itulah masa menentukan nasib, masa membentuk lembaga.
Lembaga yang salah, tiada menghasilkan yang benar. Itulah yang
harus kita tuang dalam hidup kita. Hidup yang hanya sebentar. Hidup
yang hanya sekejap mata, singah sejenak, kita pun pergi dan tiada
kembali lagi.Maka janganlah lembaga tinggal lembaga dan kita tidak
berusaha menuangnya. Marilah berusaha, moga moga sesuailah usaha
kita dengan ketentuan yang telah disediakan Tuhan buat kita
[footnoteRef:15]. [15: ]
Sejalan dengan ajakan Prof.DR.HAMKA, marilah pada saat menunggu
kelahiran bayi kita semakin mendekatkan diri kepada Allah, seraya
memperbanyak do'a memohon keselamatan bayi dan ibu yang
mengandungnya, memohon agar bayi lahir dengan selamat dan sehat
tanpa ada kekurangan suatu apa, dan nantinya menjadi anak shalih /
shalihah.Dalam menghadapi proses kelahiran bayi, yang kita rasakan
adalah berharap harap cemas, karena kelahiran merupakan suatu
keajaiban disamping sebagai bagian kehidupan yang penting dan telah
ditaqdirkan. Oleh karena itu bacalah surat Maryam, dengan maksad
tabarrukan ( mengambil berkah ) kepada para Nabi sebagaimana kisah
mereka ( yang dituturkan dalam surat Maryam ) dan berharap
anugerah, keajaiban dan rahmat dari Allah, sebagaimana dahulu
Maryam melahirkan Isa a.s dengan penuh keajaiban dan keagungan
Allah Ta'ala.Untuk maksud tersebut, maka kita disuruh memperbanyak
do'a pada saat istri sudah mengandung pada usia empat bulan hingga
bayi lahir dengan selamat. Berdo'a hendaknya tidak hanya waktu
diadakan selamatan saja tetapi harus rutin dan istiqamah, terutama
sesudah selasai shalat wajib dan waktu-waktu mustajabah lainya.
Adapun do'a yang sebaiknya dibaca pada saat kandungan istri berusia
empat bulan atau Ngapati adalah: ..... . . . . " Ya Allah,
hendaklah Engkau menjaga janin yang bersemayam dalam perut.. (
disebutkan nama ibu ) , hendaklah Engkau menjadikan janin ini
sebagai keturunan yang baik, dan hendaklah Engkau menjadikanya
sebagai anak yang shaleh, yang sehat, yang selsmat sentosa, yang
berakal sehat, yang cerdas, yang pandai, yang mengamalkan ( ilmunya
), yang beruntung, yang dianugrahi rizki lapang, yang terbimbing
pada prilaku prilaku baik, yang kaya, yang dermawan, yang
berkunjung ke dua negeri Haram ( Makkah dan Madinah ) untuk
menunaikan bentuk ibadah ( haji dan umrah ) dan yang berbakti
kepada kedua orang tua. Ya Allah, baguskanlah ia dalam bentuk rupa
dan akhlaq, dan baguskanlah suaranya untuk membaca al- Qur'an al
karim dan hadits hadits Nbi-Mu Muhammad saw. Ya Allah, hendaklah
Engkau membimbing anak ini untuk mematuhi- Mu dan mengabdi
kepada-Mu dengan baik. Ya Allah, hendaklah Engkau mempermudah
kelahiran janin ini dan hendaklah Engkau berikan rizki padanya, dan
kepada ibu-bapaknya- keselamatan, keberuntungan, kesejahteraan,
kesyahidan dan berakhir dengan baik ( husnul khatimah ). Wahai
Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri istri dan anak
keturunan kami sebagai penyejuk hati, dan jadikanlah kami sebagai
imam kaum bertakwa" Adapun do'a yang dibaca pada saat mitoni atau
tingkepan adalah: . . . . " Ya Allah, selamatkanlah kami dari
bencana dunia dan azab akhirat, petaka dan keburukan keduanya (
dunia dan akhirat ), sungguh Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Ya Allah, sejahterahkanlah janinnya, selamatkanlah kandungan di
dalam perutnya dari sesuatu yang tidak kami harapkan dan yang kami
khawatirkan. Kesejahteraan terlimpah pada Nuh di seluruh alam.
Sungguh demikianlah kami memberi balasan kepada orang orang yang
berbuat baik. Ya Allah, sungguh kami memohon kepada-Mu dengan
kepangkatan pemimpin kami Muhammad saw, hendaklah Engkau
menganugerahkan shalawat kepada beliau, dan selamatkanlah janin ini
dari bahaya, sakit, penyakit, dan juga dari jin Ummi Muldin, dengan
rahmat-Mu wahai Tuhan yang paling pengasih diantara para pengasih.
Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri istri dan anak
keturunan kami sebagai penyejuk hati, dan jadikanlah kami sebagai
imam kaum bertakwa" Selain do'a diatas, hendaklah memperbanyak pula
do'a: " Aku memohon perlindungan untuk kandungan / anak ini kepada
Allah Yang Maha Esa lagi sebagai tempat meminta, dari kejahatan
setiap orang yang dengki" Dan do'a yang dibaca khusus janin dan
juga untuk anak adalah: . ...... . . . " Ya Allah, wahai Tuhan Yang
memberkahi, berkahilah kami dalam umur, rizki, agama, duniawi dan
anak anak kami. Ya Allah, wahai Tuhan yang menjaga, jagalah anak..
( sebutkan nama ibunya ) selama ia di dalam perut ibunya dan
sehatkan ia bersama ibunya. Engkau adalah Penyembuh, tiada
penyembuhan selain penyembuhan-Mu, dan janganlah Engkau takdirkan
ia sakit dan terhalang ( dari rahmat-Mu ). Ya Allah, bentuklah
janin di dalam perut ibunya sebagai bentuk yang bagus, yang indah
lagi sempurnah, dan teguhkanlah hatinya dalam beriman kepada-Mu dan
kepada Rasul-Mu, di dunia dan di akhirat. Wahai Tuhan yang membolak
balikan hati, teguhkanlah hati kami dalam agama-Mu. Ya Allah,
terimalah do'a kami, sebagaimana ( Engkau menerima ) do'a Nabi-Mu
Muhammad saw. Semoga Allah mengampuni kami dan mereka, dengan
rahmat-Mu wahai Tuhan yang paling penyayang diantara para
penyayang" ..... . . . .. . . _ . . " Ya Allah, jagalah anak .(
sebutkan nama ayah 0 di dalam perut istrinya dan sembuhkanlah ia,
Engkau adlah Penyembuh, dimana tiada penyembuhan selain
penyembuhan-Mu, dengan penyembuhan segera yang tidak meninggalkan
kesakitan dan penyakit. Engkau adalah sebaik baik tempat meminta.
Ya Allah, bentuklah janin itu dengan bentuk yang baik lagi indah,
teuhkanlah hatinya dalam keimanan kepada-Mu dan Rasul-Mu. Ya Allah,
keluarkanlah ia di waktu kelahiranya dengan mudah dan selamat serta
tidak mengalami kesulitan, dan dengan anak ini jadikanlah aku
sebagai orang yang bermanfaat di dunia dan di akhirat. Amin.
Kabulkanlah do'aku sebagaimana Engkau mengabulkan do'a Nabi kita
Muhammad saw. Ya Allah, jagalah anak yang Engkau keluarkan dari
alam kegelapan kepada alam nyata ini, jadikan ia sebagai anak yang
shaleh, yang sehat, yang sempurna, yang lemah lembut, yang cerdas,
yang pandai, yang mengamalkan ( ilmunya), yang diberkahi, dan yang
menjaga perkataan-Mu yang mulia. Ya Allah, panjangkanlah umurnya,
sehatkanlah tubuhnya, baguskanlah perangainya, fasihkanlah lisanya,
dan baguskanlah suaranya untuk membaca al- Qur'an al karim dan
hadits hadits Nabidenan keberkhan Nabi-Mu, pemimpin kami Muhammad
saw. Segala puji bagi Allah Tuhan sekalian alam[footnoteRef:16].
[16: ]
Selain berdo'a jungan lupa masalah menjaga kesehatan, seorang
perempuan yang sedang hamil sebaiknya menjauhi makanan kacang
kacangan, makanan yang panas, makanan yang rasanya pahit, makanan
kelas rendah dan makanan campur campur. Makanan yang sangat baik
untuk dikonsumsi adalah jambu biji ( terutama di bulan ketriga dan
keempat ), dan sebagai konsumsi harian adalah daging ayam, buah
delima, buah apel manis dan lain lain. Baik juga mengunyah kemenyan
Arab ( musthaka atau luban ), yang mana dengan mengkonsumsi
kemenyan Arab ini akan dapat menambah kecerdasan anak, mempertajam
daya ingat, menghilangkan sifat pelupa dan menghentikan lendir.
Sedangkan jambu biji menyebabkan bayi / anak
rupawan[footnoteRef:17]. [17: ]
Kita berusaha sekuat tenaga untuk memberikan perhatian maksimal
kepada calon bayi yang akan lahir. Harapan kita tentunya agar
nantinya bayi tersebut menjadi anak yang shaleh, yang berguna bagi
keluarga, masyarakat , bangsa dan negara.Menurut Dr.H.Ali Akbar,"
Allah menghendaki laki laki Muslim dan perempuan Muslimah agar
membentuk keluarga Muslim yang akan menghasilkan keturunan
keturunan Muslim, dan keturunan keturunan Muslim inilah yang
diharapkan akan dapat menghasilkan keluarga keluarga dan masyarakat
Islam, yang berusaha menjamin perdmaian di dunia ini.Untuk mencapai
tujuan diatas ini, Islam menganjurkan kawin dengan perempuan yang
peranak, bukan perempuan yang mandul, dan menganjurkan berkeluarga
besar, bukan keluarga kecil.Yang dimaksud dengan keluarga besar
disini ialah keluarga yang banyak anak, dengan bapak ibu yang
sehat, yang mampu pula mendidik mereka menjadi orang orang Islam
yang taat [footnoteRef:18]. [18: ]
5. Hukum Walimatul HamlMengenai hukum Ritual yang disebut tujuh
bulanan atau Tingkenan, menurut pendapat penulis adalah Boleh
(Jawaz ). Memang terjadi perbedaan pendapat diantara para ulama.
Ada yang memperbolehkan dan ada yang tidak, bahkan ada yang
menyatakan sebagai bid'ah qabihah ( bid'ah yang jelek ). Ifrosin
dalam bukunya " Fiqh Adat Tradisi Masyarakat Dalam Pandangan Fiqh"
dengan mengutip kitab Qurrat al A'in bi Fatawa Ismail, menjelaskan
dalam bentuk tanya jawab, " Apakah pendapat kalian tentang hukum
walimah kehamilan ( memitu / tingkepan ; Jawa) ? kebiasaan
masyarakat di daerah kita dalam walimah tersebut, wanita yang hamil
dimandikan oleh para wanita yang menjadi tamu undangan, wanita yang
hamil tersebut duduk dan di sekelilingnya terdapat kelapa kuning,
telor dan lain lainya dari hal hal mereka yakini dan harus
dilakukan, kemudian para tamu wanita hendak pulang mengguyurkan air
terlebih dahulu yang bercampur dengan minyak hanut dan semacamnya
diatas kepalanya ( wanita yang hamil ). Sebagian masyarakat dalam
walimah tersebut cukup dengan memberi makanan dan membaca Al Qur'an
ala kadarnya dan membaca shalawat. Kami menanyakan tentang hukum
walimah tersebut dan hal hal yang terkait denganya ? Jawab : " , .
: . : . . ( 158 )" Allah Dzat yang memberi pertolongan terhadap
yang benar, sesungguhnya walimah kehamilan yang disebutkan dalam
pertanyaan bukanlah walimah walimah yang disyari'atkan, hal itu
bid'ah, dan bisa jadi bid'ah qabihah ( yang jelek ) jika disertai
dengan adat adat yang tercela, sebagaimana adat yang disebutkan
dalam pertanyaan. Kesemua adat itu tercela, keuali yang terakhir,
yakni sebagian masyarakat menganggap cukup dengan membaca Al Qur'an
dengan ala kadarnya kemudian para wanita pulang. Sedangkan adat
yang selain itu termasuk munkarot dan adat yang buruk, yang mana
hendaknya di ingattkan atas buruknya dan menasehati orang orang
yang melakukanya, sebab orang awam ketika menemukan tokoh
masyarakat yang berilmu, dipercaya, menasehati, dan bertujuan
mencari ridho Allah, maka mereka akan menerima nasehatnya dan akan
berdampak baik, maka dari itu wajib bagi tokoh masyarakat yang
berilmu untuk melakukan semacam itu dengan mau'idhoh, nasehat yang
baik dan niat yang baik pula, dan dengan cara cara yang akan
bermanfaat bagi orang orang Islam. Allah berfirman," Ingatkanlah,
sebab peringatan itu bermanfaat bagi orang orang mukmin", firman
Allah," Ajaklah ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan nasehat yang
baik" [footnoteRef:19][18]. [19: ]
Dari fatwa ini terlihat dengan jelas, bahwa tidak semua adat
dilarang, terutama adat yang sudah dijiwai agama, yaitu membaca Al
Qur'an dan shalawat. Bila dalam acara tingkepan hanya diisi dengan
kegiatan membaca Al Qur'an dan shalawat, ditambah dengan shadaqah
dari shahibul bait untuk para tamu, maka hal itu adalah adat yang
baik dan tidak melanggar syari'at Islam. Maka kegiatan semacam itu
jelas tidak dilarang. Kalaupun ada yang mengatakan bid'ah, maka hal
itu termasuk bid'ah hasanah, dan tidak menjadi alasan terlarangnya
kegiatan itu. Dan bila masih terdapat adat yang menyimpang dari
syariat agama, maka para ulama wajib mengingatkan dan
meluruskanya.Dan sepanjang pengamatan kami, khususnya di daerah
kami sendiri, kegiatan tingkepan pada umumnya hanya diisi dengan
kegiatan membaca Al Qur'an , shalawat dan do'a bersma serta
diakhiri dengan makan bersma. Dengan demikian ,maka hukum kegiatan
tingkepan yang diisi dengan membaca Al Qur'an dan shalawat adalah
boleh ( Jawaz ). Disini kami kutipkan pula fatwa dari Prof. K.H.Ali
Mustafa Yaqub,MA, Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta dan Wakil
Ketua Komis Fatwa MUI Pusat, yang juga memperbolehkanya. Kata
beliau," Menurut pengamatan kami selama ini, ritual semacam ini
berisikan do'a bersama agar anak yang ada di kandungan nanti lahir
dengan selamat, kelak menjadi anak yang shaleh dan bernasib baik.
Ritual itu biasanya diakhiri dengan makan bersama, menyedekahkan
makanan pada tetangga dan handai tolan di sekitar rumah.Ini tentu
dianjurkan agama jika dilihat dari isi, prosesi dn tujuan ritualnya
yang tidak bertentangan dengan norma dan ajaran Islam, seperti yang
telah tertuang dalam hadits riwayat al- Bukhari ( w.265 H ) dalam
kitabnya Shahih al Bukhari, Nabi Saw bersabda,Sungguh seorang dari
kalian dihimpun air mani ( penciptaan ) nya dalam perut ibunya
selama 40 hari sebagai sperma, lalu empat puluh hari kemudian
berujud seumpal darah, lalu berujud sekerat daging selama empat
puluh hari, kemudian malaikat ( petuas ruh ) diutus, maka ditiupkan
ruh padanya ( setelah usia kandungan 120 hari ) , dan malaikat itu
diperintah untuk mencatat 4 ketentuan, ditentukan rizkinya, ajal (
masa hidup) nya, prilaku prilakunya, dan sebagai orang yang celaka
atau orang yang beruntung" ( H.R.al-Bukhari )Menurut kami,
berdasarkan Hadits ini, sebaiknya calon jabang bayi dido'akan pada
setiap kali perubahan penciptaan itu. Tapi mendo'akannya tentu
tidak ada batasan waktu, boleh kapan saja, dimana saja, dan dalam
keadaan bagaimanapun juga.Sedangkan do'a bersama, itu juga
dianjurkan dalam Islam, sebagaimana sabda Nabi Saw,Allah akan
mengabulkan do'a sekelompok orang dari yang sebaian berdo'a dan
sebagian yang lain mengamininya " ( H.R. Imam al Hakim).Demikian
pula tradisi bersedekah. Ia sangat berguna untuk memperert tali
persaudaraan dan kesetiakawanan sosial, disamping sebagai pencegah
bala' ( bahaya )[footnoteRef:20][19] [20: ]
Dalam menyikapi tradisi masyarakat seperti ini, seyogyanya kita
tidak terlalu gegabah dengan memfonis bid'ah, tersesat atau lainya
sebelum mengetahui benar subtansi perbuatanya. Kita telusuri
terlebih dahulu bagaimana prosesi kegiatan itu. Apa latar belakang,
niat, tujua dan prosesinya. Dan ternyata kegiatan tingkepan ini
dilakukan dengan niat untuk mengajak berdo'a bersama atau meminta
do'a para hadirin yang diundang. Caranya adalah dengan mengundang
para angota keluarga, tetangga dan handai tolan.Setelah berkumpul
dimuli acara dengan pengantar dari shahibul hajat atau yang
mewakili untuk menyampaikan hajatnya. Sesudah itu dilangsungkan
kegiatan membaca sebagaian surat dari Al Qur'an ( biasanya membaca
surat Yusuf atau Maryam) , membaca shalawat, dan berdo'a bersama.
Dan selanjutnya shahibul hajat mengeluarkan sedekah berupa makanan
siap saji untuk dimakan bersama. Pada saat pulang biasanya masih
dikasih bingkisan ( berkat,Jawa) untuk keluarga di rumah.Setelah
ditelusuri dan dimati secara cermat dan mendalam mulai dari niat,
tujuanya, tatacara dan prosesinya, ternyata sama sekali tidak
terdapat hal hal yang menyimpang dari ajaran Islam. Meskipun
kegiatan semacam ini belum ada di masa Nabi dan shahabat,termasuk
nama kegiatanya. Banyak perbuatan yang belum pernah ada pada zaman
Nabi saw, baik nama atau prosesinya, kemudian pada perkembanganya
diadakan oleh para shahabat dan ulama pada generasi berikutnya,
seperti shalat tarawih, menjilid Al Qur'an menjadi satu buku, adzan
memakai pengeras suara dan lain- lain. Termasuk juga kegiatan
tingkeban ini. Walaupun belum pernah dilakukan Nabi dan para
shabata, sepanjang prosesinya tidak ada yang menyimpang dari Al
Qur'an dan Sunnah, maka tidak ada larangan untuk melakukanya,
apalagi mencegahnya.Wallaahu A'lam bishshawab