Edisi I 2017 Tiga Negara Pantai Bahas Voluntary Pilotage Services 13 16 Ir. I Nyoman Sukayadnya, MM., Menjabat Sesditjen Hubla
Edisi I 2017
Tiga Negara Pantai Bahas Voluntary Pilotage Services 13 16Ir. I Nyoman Sukayadnya, MM.,
Menjabat Sesditjen Hubla
Edisi I 2017
Tiga Negara Pantai Bahas Voluntary Pilotage Services 13 16Ir. I Nyoman Sukayadnya, MM.,
Menjabat Sesditjen Hubla
Edisi I 2017
Tiga Negara Pantai Bahas Voluntary Pilotage Services 13 16Ir. I Nyoman Sukayadnya, MM.,
Menjabat Sesditjen Hubla
2 Edisi I 2017
Media internal direktorat Jenderal Perhubungan laut
SuSunan PenguruSPenanggung Jawab
direktur Jenderal Perhubungan lautSekretaris direktorat Jenderal Perhubungan laut
Pengarah direktur lalu lintas dan angkutan laut
direktur kepelabuhanandirektur Perkapalan dan kepelautan
direktur kenavigasiandirektur kesatuan Penjagaan laut dan Pantai
redaktur Pelaksanakepala bagian organisasi dan hubungan Masyarakat
redakturkepala Sub bagian hubungan Masyarakat
Penyunting/editorSilo darmono
Staf redaksiPresti Febrianakandi tri astuti
deni Wisnu anggorolaura t. amelia
achmad Sopandji
Desain grafis & Fotografertim desain grafis
indi astonoSyahroni
Sekretariatrustam hidayat
alamat redaksigedung karya lt. 15. kementerian Perhubungan
Jl. Medan Merdeka barat no.8. Jakarta 10110 021 – 3847118 ext. 4135 [email protected] @djplkemenhub151 ditjen Perhubungan laut dan Fan Page djplkemenhub151 djplkemenhub151
Aksesibilitas transportasi laut sangat penting untuk merangkai atau konektivitas wilayah nusantara yang terdiri dari kepulauan dan dipisahkan oleh lautan.
Transportasi laut juga memiliki peran strategis dalam memacu pertumbuhan ekonomi dan menghilangkan disparitas harga antarwilayah yang selama ini sering terjadi.
Perannya sebagai penyambung atau konektivitas transportasi, selama tahun 2016 Ditjen Hubla telah membuat 96 lintasan kapal perintis dan 6 rute penyelenggaraan angkutan laut tetap dan teratur atau yang sering disebut Tol Laut.
Dalam kurun waktu tahun 2016 pua telah banyak yang berhasil dicapai oleh Ditjen Hubla. Diantaranya adalah telah berhasil membangun dan mengembangkan pelabuhan di 57 lokasi, penyediaan kapal perintis sebanyak 33 unit, dan berhasi mengangkut penumpang sebanyak 5,7 juta orang serta mengangkut barang sebanyak 9.574.200 ton.
Ditjen Hubla telah berhasil melakukan pengadaan kapal perintis sebanyak 30 unit, menyelesaikan kontrak kerja dan pembangunan 20 unit kapal kenavigasian, penyelesaian dan pembangunan 18 unit kapal patroli. Selain itu, melakukan pengembangan pelabuhan non komersial 21 unit dan berhasil membangun serta merehabilitasi Saranan Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) 217 unit, dan pengadaan serta pembangunan fasilitas Telkompel 74 unit.
Tidak hanya yang disebutkan seperti di atas yang telah berhasil Ditjen Hubla capai di tahun 2016 lalu, melainkan masih banyak lagi capaian yang dihasikan seperti yang diterangkan dalam tulian di halaman 3 hingga halaman 5 di edisi Info Maritim kali ini. Sedangan untuk tahun 2017 ini, Ditjen Hubla akan fokus pada pada empat kebijakan utama yaitu peningkatan keselamatan dan keamanan transportasi, peningkatan kapasitas, peningkatan kualitas pelayanan, data tata kelola & regulasi.
Dengan fokus kerja kepada empat kebijakan utama di atas serta optimalisasi konektivitas antar moda transportasi serta reformasi manajemen & sumber daya manusia, diharapkan transportasi laut mampu menjadi moda transportasi berdaya saing tinggi dalam mewujudkan pembangunan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat di seluruh pelosok tanah air.
Selain itu, fokus kerja ini pun diharapkan dapat mewujudkan program besar pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia serta menghilangkan disparitas harga antarwilayah Indonesia sesuai program Nawacita. Wisnu
FokuS kerja 2017
kolomredaksi
kemenhub keluarkanriPn terbaru
ditjen hubla raih Penghargaan PPid 2016
ditjen hubla resmikan Monumentitik nol kilometer & letusan gunung krakatau
Penumpang angkutan laut natal dan tahun baru Meningkat 11,05% Halaman 6
Halaman 8
Halaman 10
Halaman 15
3Edisi I 2017
Aksesibilitas transportasi laut dalam memacu pertumbuhan ekonomi tentu sa ngat
dibutuhkan untuk meningkatkan keterjangkauan antar wilayah, meningkatkan potensi pariwisata, dan menghilangkan disparitas harga.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang dilantik pada 28 Juli 2016 oleh Presiden RI Joko Widodo, dituntut untuk berlari cepat dalam menghadirkan konektivitas transportasi ditengah keterbatasan sumber dana dari APBN. Tujuannya tentu saja demi meningkatkan ke
sejahteraan masyarakat Indonesia di seluruh pelosok nusantara.
Untuk itu, Kementerian Perhubungan melakukan pemaparan “Transportation Outlook 2017” pada 15 Desember 2016 lalu di Kantor Pusat Kemenhub Jakarta Pusat. Paparan yang disampaikan langsung oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi tersebut didampingi oleh seluruh pejabat Eselon I Kemenhub, termasuk Direktur Jenderal Perhubungan Laut Ir. A Tonny Budiono, MM.
Budi Karya Sumadi secara
umum menjelaskan bahwa di tahun 2016 sektor transportasi berkontribusi sebesar 5,18% terhadap PDB dan pertumbuhan sektor transportasi per tahun ratarata di atas 7% lebih besar dari pertumbuhan PDB secara total.
Tahun ini, total Anggaran Kemenhub sebesar Rp. 45,983 triliun. Dari total anggaran Kemenhub sebesar itu, anggaran Direktorat Jenderal Perhubungan Laut sebesar Rp. 11,542 triliun. Anggaran Ditjen Hubla ini merupakan terbesar kedua setelah anggaran Direktorat
OutlOOk DitJen Hubla 2017
Merangkai nuSantara Dengan tranSPOrtaSi laut
Wilayah Indonesia yang terdiri dari ribuan kepulauan, tentu saja membutuhkan konektivitas yang andal untuk menghubungkan antar wilayah yang banyak
dipisahkan oleh lautan.
4 Edisi I 2017
Jenderal Perkeretaapian yang mencapai Rp. 16,023 triliun.
Sedangkan anggaran unit kerja Eselon I lainnya adalah Sekretariat Jenderal Rp. 527 miliar, Inspektorat Jenderal Rp. 90 miliar, Balitbang Rp. 124 miliar, BPSDM Rp. 4,348 triliun, BPTJ Rp. 120 miliar, Ditjen Perhubungan Udara Rp. 8,917 triliun, dan Ditjen Perhubungan Darat Rp. 4,272 triliun.
Dalam paparan itu juga disebutkan bahwa kinerja sektor perhubungan laut selama tahun 2016 diantaranya adalah telah berhasil membangun dan mengembangkan pelabuhan di 57 lokasi dari target 309 lokasi hingga tahun 2019. Kemudian kapal perintis sebanyak 33 unit, penumpang 5,7 juta yang terbagi penumpang kapal Pelni 4 juta dan penumpang kapal perintis 1,7 juta.
Sementara kinerja angkutan barang selama tahun 2016 menca
pai 9.574.200 ton. Produksi sebesar itu berfasal dari lima pelabuhan besar yaitu masingmasing Pelabuhan Makassar (586.346 ton), Pelabuhan Surabaya (2.437.000 ton), Pelabuhan Tanjung Emas (638.001 ton), Pelabuhan Tanjung Priok (5.455.973 ton), dan Pelabuhan Medan (456.880 ton).
Dibidang pelayanan, Ditjen Hubla telah berhasil melakukan pengadaan kapal perintis sebanyak 30 unit. Kemudian melakukan pengembangan pelabuhan non komersial 21 unit, dan melakukan pengerukan
alur pelayaran di 5 lokasi.Dibidang keselamatan dan ke
amanan pelayaran, Ditjen Hubla telah berhasil menyelesaikan kontrak kerja dan pembangunan 20 unit kapal kenavigasian, penyelesaian dan pembangunan 18 unit kapal patrol, melakukan docking 5 unit kapal kenavigasian, membangun dan merehabilitasi Saranan Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) 217 unit, dan pengadaan serta pembangunan fasilitas Telkompel 74 unit.
Sedangkan terkait dengan konektivitas, selama tahun 2016 Ditjen Hubla telah membuat 96 lintasan kapal perintis dan 6 rute penyelenggaraan angkutan laut tetap dan teratur atau yang sering disebut Tol Laut.
Hingga Desember 2016, Ditjen Hubla telah berhasil menurunkan tingkat dwelling time di 4 pela buhan utama yaitu Pelabuhan Belawan (Medan) ratarata sebesar 2.42 hari, Pelabuhan Tanjung Priok ( Jakarta) ratarata sebesar 2.91 hari, Pelabuhan Tanjung Perak (Surabaya) ratarata 2.94 hari, dan Pelabuhan Makassar (Sulawesi) ratarata 2.26 hari.
Di keempat pelabuhan utama itu pun selama tahun 2016 telah berhasil diterapkan system Inaportnet yang mempermudah para pengusaha dalam melakukan berbagai pengurusan dokumen pelayaran. Sehingga dengan fasilitas Inaportnet tersebut dapat mempercepat dan mengefisensikan pelayanan kapal dan barang serta meminimalisasi biaya juga menciptakan rasa keadilan bagi para pengguna jasa karena menggunakan system first come first served.
Sedangkan program ang kutan ternak selama tahun 2016 telah berhasil melayani 8 pelabuhan dengan baik. Ke8 pelabuhan tersebut adalah Pelabuhan Kupang, Waingapu, Bima, Lembar, Tanjung Perak, Tanjung Emas, Cirebon, Tanjung Priok. Realisasi muatan mencapai 11.500 ton dengan total voyage 24 dengan jarak tempuh 2.470 mil selama 14 hari.
Penyelenggaraan pelayaran ja
kINerja aNgkuTaN BaraNg SelaMa
TaHuN 2016 MeNcaPaI 9.574.200 ToN.
5Edisi I 2017
rak pendek atau short sea ship-ping tahap I telah berhasil yaitu dari Pela buhan Panjang (Lampung) menuju Pelabuhan Tanjung Priok ( Jakarta) dan Pelabuhan Tanjung Perak (Surabaya) menuju Pelabuhan Lembar (NTB). Saat ini sedang dilakukan kajian untuk short sea shipping tahap II yaitu antara Pelabuhan Tanjung Priok menuju Pelabuhan Tanjung Perak.
Fokus 2017Sebagaimana kebijakan Ke
menhub dalam mengalokasikan anggaran selama tahun 2017, Ditjen Hubla juga akan memfokuskan anggaran sebesar Rp. 11.542 triliun pada empat kebijakan utama yaitu peningkatan keselamatan dan keamanan transportasi, peningkatan kapasitas, peningkatan kualitas pelayanan, data tata kelola & regulasi.
S e p e r t i yang disampaikan oleh Menhub Budi
Karya Sumadi, tahun 2017 ini
Kemenhub tidak akan mengadakan
pembangunan fasilitas pelabuhan. Alokasi anggar
an perhubungan laut akan disalurkan bagi penuntasan proyek pembangunan fasilitas pelabuhan dan kapal yang skemanya multiyears.
“Kalau di laut tidak ada pembangunan infrastruktur baru, kita hanya menyelesaikan yang multiyears dan KDP,” ungkap Menhub.
Dari sektor kepelabuhanan, Menhub juga mengungkapkan rencana pembentukan hub di Indonesia. Khusus Pelabuhan Tanjung Priok, dia akan pemusatan konsolidasi logistik dari angkutan RoRo sehingga volume barang di pelabuhan tersebut bisa meningkat dari 6 juta TEUs menjadi 9 atau 10 juta TEUs.
Sedangkan dari sisi target produksi angkutan laut, pertum
buhan penumpang kapal Pelni meningkat sebesar 7,5% dari tahun 2016 yaitu mencapai 4,37 juta. Sedangkan pertumbuhan penumpang angkutan perintis meningkat sebanyak 11,8% atau sebesar 1,9 juta. Begitu pula dengan pertumbuhan angkutan barang di 5 pelabuhan utama ditargetkan mengalami peningkatan. Peningkatan angkutan barang di Pelabuhan Makassar menjadi 616,837 ton, Pelabuhan Tanjung perak 2.563.722 ton, Pelabuhan Tanjung Emas 671.177 ton, Pelabuhan Tanjung Priok 5.739.683 ton, dan Pelabuhan Belawan 480.638 ton.
Dengan fokus kerja kepada empat kebijakan utama di atas serta optimalisasi konektivitas antar moda transportasi serta reformasi manajemen & sumber daya manusia, diharapkan akan mendukung terwujudnya moda transportasi berdaya saing tinggi dalam pembangunan Indonesia Sentris sesuai program Nawacita yang dicetuskan Presiden Joko Widodo, serta merangkai nusantara untuk mencapai kesejahteraan rakyat. Silo
6 Edisi I 2017
PeNuMPaNg aNgkuTaN lauT NaTal daN TaHuN Baru MeNINgkaT 11,05%
Kementerian Perhubungan (Kemhub) merilis bahwa berdasarkan hasil monito
ring pada penyelenggaraan Angkutan Natal dan Tahun Baru 2017 pada 18 Desember 2016 hingga 9 Januari 2017, jumlah penumpang ang kutan umum mengalami peningkatan se besar 5,3 persen dibanding tahun lalu.
Menurut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, tercatat jumlah total penumpang angkutan umum di semua moda sebanyak 19.741.024 juta penumpang. Sementara periode sebelumnya berjumlah 18.745.768 penumpang.
Jumlah penumpang angkutan laut selama periode tersebut mengalami kenaikan sebesar 11,05 persen dengan jumlah 932.864 orang. Jumlah penumpang sebesar itu merupakan tertinggi kedua setelah jumlah penumpang terjadi pada Angkutan kereta api, 11,22 persen dengan jumlah total penumpang 6.069.554 penumpang.
Kemudian angkutan udara naik 5,48 persen atau sebanyak 6.880.800 penumpang, dan angkutan penyeberangan naik 0,34 persen atau sebanyak 3.350.410 penumpang.
“Angkutan jalan justru mengala
mi penurunan sebesar 3,07 per sen yaitu 2.507.396 penumpang di ban ding tahun lalu,” tutur Menhub dalam Rapat Kerja dengan Komisi V DPR RI di Jakarta, Senin (16/1/2017).
Dia juga menjelaskan bahwa penyelenggaraan Angkutan Natal dan Tahun Baru tahun ini relatif lebih lancar dan lebih tertib. Semua pe numpang dapat terangkut dan teratur dengan baik. Kondisi lalu lintas pun relatif lebih lancar dibandingkan tahun lalu.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Ir. A. Tonny Budiono, MM., mengungkapkan, pihaknya melakukan beberapa langkah untuk mewujudkan kelancaran angkutan Natal dan Tahun Baru.
Beberapa langkah yang dilakukan untuk kelancaran penyelenggaraan antara lain, membentuk posko di seluruh Unit Pelaksana Teknis yang tersebar di wilayah Indonesia dan memantau cctv yang ada dia titiktitik pemantauan.
“Kami juga melaksanakan ramp check terhadap kelaikanlautan kapal dan pemeriksaan kesehatan para awak kapal. Juga melakukan pemeriksaan ketaatan menjalankan aturan,” ujar Tonny Budiono. Presti
aktual.com
7Edisi I 2017
dIrjeN ToNNy MeNgINgaTkaN PeNTINgNya PeNegakaN dISIPlIN
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Ir. A. Tonny Budiono, MM., mengingat
kan kembali pentingnya penegakan disiplin pegawai. Tingkat disiplin pegawai mencerminkan tinggi rendahnya kualitas aparatur sipil. Untuk memastikan disiplin pegawai tentu harus ada skema reward and punish-ment yang jelas dan pasti.
“Kejadian kecelakaan terbakarnya kapal wisata KM. Zahro Express pada minggu (1/1/2017) di sebelah selatan pulau Bidadari Jakarta Utara, telah dilakukan punishment kepada pejabat terkait yaitu dengan menonaktifkan pejabat tersebut dari posisi jabatannya,” kata Tonny di Jakarta, Selasa (10/1/2017).
Ditjen Perhubungan Laut terus berkomitmen untuk selalu melakukan berbagai upaya evaluasi dan perbaik an, agar kedepannya kejadian seperti itu tidak terulang kembali.
Kepada para Kepala Unit Pelayan an Teknis (UPT) khususnya Syah bandar agar mencermati pener
bitan Surat Persetujuan Berlayar (SPB), memperkuat pengawasan dan menjalankan seluruh aspekas pek keselamatan berlayar. Khususnya, pada daerah yang melayani pe la yaran yang bersifat tradisional, agar lebih awas dalam memberangkatkan kapal.
“Pastikan kesesuaian jumlah barang dan penumpang dalam manifest, lakukan pengenalan penggunaan baju pelampung/ life jaket pada penumpang, menginformasikan secara terus menerus tentang keadaan cuaca perairan, dan memperhatikan halhal lain yang mendukung keselamatan pelayaran,” ujar Tonny.
Sebagai salah satu upaya mening katkan disiplin pegawai, memulai tahun anggaran 2017, sebanyak 323 UPT diberikan pelatihan peman tapan tugas Kuasa Pengguna Ang garan (KPA) dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
Sekretaris Ditjen Perhubungan Laut Supardi mengemukakan, kegiat an itu merupakan momentum yang sangat penting guna mewujudkan
pelaksanaan program dan kegiatan tahun anggaran 2017 dan tahun selanjutnya ke depan secara lebih tertib, efisien, efektif, transparan, dan bertanggung jawab.
“Pelayanan publik dewasa ini telah menjadi isu yang semakin strategis karena kualitas kinerja birokrasi pelayanan publik memiliki implikasi yang luas terhadap kepercayaan masyarakat dan juga pelaku usaha kepada pemerintah. Perbaikan kinerja birokrasi pelayanan publik diharapkan memperbaiki kembali citra pemerintah dimata masyarakat dan meningkatkan iklim investasi,” urai Supardi.
Salah satu yang dilakukan, adalah melakukan deregulasi terhadap per aturan Menteri Perhubungan agar adanya optimalisasi pelayanan terhadap publik di bidang pelayaran. Ada 11 kebijakan/peraturan yang di deregulasi. Lima, peraturan telah ditetapkan oleh Menteri Perhubungan dan enam peraturan dalam proses pembahasan dan/atau menunggu penetapan Menhub. Sopandji
8 Edisi I 2017
Kementerian Perhubungan mengeluarkan Rencana Induk Pelabuhan Nasional
(RIPN) melalui Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 901 Tahun 2016 tentang Rencana Induk Pelabuhan Nasional yang telah ditetapkan pada 30 Desember 2016.
“Regulasi tersebut dikeluarkan karena perlu dilakukan penataan ulang lokasi dan hierarki pelabuhan serta rencana pengembangannya,”
kata Direktur Jenderal Perhubungan Laut, A. Tonny Budiono di Jakarta, Senin (23/1/2016).
Dengan diberlakukannya keputusan tersebut, Keputusan Menteri Perhubungan KP 414 Tahun 2013 tentang Penetapan Rencana Induk Pelabuhan Nasional sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 745 Tahun 2016 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Dibandingkan dengan keputusan sebelumnya, KP 912 Tahun 2016 berfokus pada rencana, lokasi, dan hierarki pelabuhan serta rencana pengembangannya, sedangkan me ngenai rumusan Kebijakan Pelabuhan Nasional secara umum masih relevan dengan kebijakan pemerintahan saat ini.
RIPN yang baru diterbitkan tersebut ditujukan untuk memadukan berbagai moda transportasi per
keMeNHuB keluarkaNrIPN TerBaru
9Edisi I 2017
airan. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan untuk melakukan reviu RIPN yaitu pemekaran wilayah provinsi maupun kota/kabupaten serta pengembangannya. Juga untuk memadukan simpulsimpul moda transportasi perairan seperti laut, sungai, danau dan penyeberangannya.
Tonny menyatakan, meskipun Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 414 Tahun 2013 baru berusia 3 tahun, namun dengan perkembangan dan perubahan lingkungan strategis khususnya perkembangan di daerah serta perubahan wilayah administratif dalam pen yebutan lokasi pelabuhan, maka pemerintah memandang perlu dilakukan reviu atas RIPN.
Pertimbangannya lainnya adalah dengan ditetapkannya 9 Agenda Pembangunan Pemerintahan yaitu Nawacita yang diantaranya akan mewujudkan dengan program Tol Laut; pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal tahun 2016; serta penetapan 10
destinasi wisata prioritas nasional.
Berdasarkan RIPN terbaru ini Kementerian Perhubungan menetapkan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, dan Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat secara komplementer menjadi pelabuhan hub internasional peti kemas.
Status hub internasional yang disematkan kepada dua pelabuhan tersebut dikarenakan adanya skenario pengembangan pelabuhan hub internasional yang diperkirakan akan meningkatkan mode share angkutan laut sebesar 6,42% atau sekitar 0,30% dari kondisi eksisting. Ter
lebih pelabuhan tersebut memiliki posisi sentral dalam pengembangan tol laut, terutama dalam menyediakan waktu serta biaya pelayaran yang rendah yang berkontribusi meningkatkan efisiensi biaya logistik na sional.
Sedangkan untuk pengem bangan pariwisata, Tonny menambah kan, RIPN tersebut menjelaskan pelabuhan yang menunjang 10 destinasi wisata yaitu destinasi wisata Danau Toba dapat dilayani oleh Pelabuhan Laut Belawan dan Pelabuhan Danau Tigaras, Simanido, Muara, Sipinggan Nainggolan, Tomok, Ajibata, Onanrunggu, dan Balige.
Kemudian destinasi wisata Tanjung Lesung dapat dilayani oleh Pelabuhan Laut Banten, Labuhan, Panimbang, Anyer Lor, dan Merak.
Selain itu, Untuk mendukung kesepakatan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) telah direncanakan pengembangan lintas penyeberangan internasional Dumai – Malaka (Malaysia), Belawan – Penang (Malaysia), dan Bitung – General Santos (Filipina). Silo
regulaSI TerSeBuT dIkeluarkaN kareNa
Perlu dIlakukaN PeNaTaaN ulaNg lokaSI
daN HIerarkI PelaBuHaN SerTa reNcaNa
PeNgeMBaNgaNNya.
10 Edisi I 2017
Di areal menara Suar Ciko neng, Banten, Jumat (6/1/2017), diresmikan dua
monumen bagian dari sejarah Indonesia. Direktur Kenavigasian Bambang Wiyanto yang mewakili Dirjen Perhubungan Laut A. Tonny Budiono meresmikan Monumen Titik Nol Kilometer dan Monumen Letusan Gunung Krakatau.
Pembangunan kedua monumen tersebut dimaksudkan untuk membangun momentum mengingat kembali perjalanan sejarah pembangunan jalan Anyer – Panarukan (sepanjang pulau luar jawa) oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Deandles, dimana titik nol atau titik awal dimulainya pembangunan jalan dimulai pada titik prasasti serta mengenang peristiwa meletusnya Gunung Krakatau.
Dari sejarahnya, terbentuknya jalan raya Anyer sampai Panarukan menurut Bambang, diawali pada masa penjajahan Belanda dimana pada tahun 1809 sampai dengan tahun 1810.
Gubernur Jenderal Belanda
Daendles membuat megaproyek pem bangunan jalan raya yang menghubungkan seluruh pantai utara jawa. Tenaga kerja proyek ambisius itu dengan mengerahkan begitu banyak rakyat pribumi.
Pembangunan proyek jalan Anyer sampai Panarukan tersebut telah menelan banyak korban jiwa, rakyat yang dipekerjakan pada saat
itu tidak memperoleh upah alias melaksanakan kerja paksa atau rodi. Keadaan para pekerja sangat mengenaskan, banyak yang mati kelelahan dan kemudian tidak dikuburkan dengan semestinya.
“Namun saat ini hasil pembangunannya menjadi sangat penting bagi transportasi Indonesia dan membawa keuntungan bagi bangsa,” kata Bambang Wiyanto.
Di tempat ini juga berdiri tegak Menara Suar Cikoneng, salah satu menara suar tertua di Indonesia. Menara suar ini sempat roboh terkena letusan Gunung Krakatau. Menara suar ini menjadi salah satu saksi sejarah bagi berbagai penyelamatan lalu lintas pelayaran yang melintasi selat sunda dan perairan laut Jawa.
Bahkan saat ini, Menara Suar Cikoneng tidak hanya memiliki peran sebagai Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) untuk keselamatan pelayaran, tetapi juga telah menjadi salah satu ikon pariwisata Provinsi Banten. Menara suar ini memiliki fungsi tambahan yakni sebagai media edukasi dan pariwisata. Sopandji
dITjeN HuBla reSMIkaN MoNuMeN TITIk Nol kIloMeTer &
leTuSaN guNuNg krakaTau
11Edisi I 2017
Petugas di lingkungan pelabuhan Lembar, Lombok dimin ta mengoptimalkan pe
lak sanaan pengelolaan sistem pelayanan Vessel Traffic System (VTS), pasca diterapkannya Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Dalam sambutan tertulis Dirjen Perhubungan Laut A. Tonny Budiono yang dibacakan Kepala Distrik Navigasi Kelas II Benoa, Sudarwedi dalam Sosialisasi SOP dan penerapan PNBP di Lembar, disebutkan bahwa pemberlakuan tersebut melalui Surat Keputusan.
“Beberapa layanan informasi yang bisa diberikan VTS Lembar, antara lain meliputi penyiaran berita meteorologi, kondisi SBNP di alur dan perairan sekitar pelabuhan, termasuk informasi kondisi lalu lintas kapal dan informasi lain yang dibutuhkan,” kata Sudarwedi, Selasa (17/1/2017).
Pemberian pelayanan jasa kenavigasian VTS ini dikatakan Sudarwedi, merupakan jasa Penerimaan PNBP sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 15 tahun 2016 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak di lingkungan Kementerian Perhubungan dan pelaksanaan penarikan PNBP tersebut mengacu pada Peraturan Dirjen Hubla Nomor: hk.103/2/14/djpl16.
Dia juga berharap, melalui sosialisasi ini dapat lebih meningkatkan pemahaman para petugas tentang arti pentingnya dan manfaat pengoperasian VTS Lembar serta berpartisipasi sesuai dengan tupoksi masingmasing instansi.
“Dengan diberlakukannya PNBP VTS Lembar ini, setiap kapal yang memasuki pelabuhan Lembar wajib memberikan laporan kepada stasiun VTS Lembar dengan ketentuan yang dituangkan pada SOP,”
ujar Sudarwedi.Selain Lembar, PNBP VTS
juga diterapkan Pelabuhan Panjang, Pelabuhan Teluk Bayur, Pelabuhan Batam, Pelabuhan Belawan, Pe la buhan Makassar, Pelabuhan Sama rinda, Pelabuhan Balikpapan,
Pelabuhan Palembang, Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Merak, Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Pelabuhan Bitung, Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Pelabuhan Sorong, Pelabuhan Banjarmasin, dan Pelabuhan Benoa. laura
dITjeN HuBla MINTa oPTIMalkaN PeNgelolaaN SISTeM PelayaNaN VTS
12 Edisi I 2017
Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan dengan 3 (tiga) negara pantai
guna membahas layanan pemanduan luar biasa (voluntary pilotage services) kapal di Selat Malaka dan Selat Singapura pada Intersessional Meeting of The Working Group on Voluntary Pilotage Services di Bandung, 18 20 Januari 2017.
Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari pembahasan Draft of Guidelines on Voluntary Pilotage Services in The Straits of Malacca and Singapore yang telah difinalisasi dalam salah satu Working Group pada pertemuan 41st Tripartite Technical Expert Group (TTEG) di Yogyakarta bulan September 2016 yang lalu.
Pertemuan yang dihadiri oleh pejabat eselon 2 dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan RI, Ministry of Transport Malaysia, dan Maritime and Port Authority (MPA) of Singapore ini dibuka oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Ir. A. Tonny Budiono, MM yang diwakili oleh Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Kelas Utama Makassar, Ir. Adolf R. Tambunan, M.Sc.
Pada sambutannya, Tonny menekankan peran penting Selat Malaka dan Selat Singapura pada pelayaran internasional.
“Menyadari pentingnya kedua selat inilah, tiga negara pantai Indonesia, Malaysia dan Singapura berkomitmen untuk menjaga keselamatan pelayaran, melindungi lingkungan maritim, serta memfasilitasi proses transit kapal yang aman pada kedua Selat tersebut,” tegasTonny.
Pada pertemuan Interses-sional Meeting ini, seperti yang telah disepakati oleh Indonesia, Malaysia, dan Singapura pada
Pertemuan TTEG ke41 di Bali, bulan September 2016 yang lalu, akan dibahas beberapa hal terkait layanan pemanduan di Selat Malaka dan Selat Singapura, antara lain kesiapan tiga Negara Pantai dalam pelaksanaan pemanduan luar biasa di Selat Malaka dan Selat Singapura; proses submisi kegiatan pemanduan ke International Maritime Organization (IMO); serta pertimbangan untuk membentuk Joint Pilotage Board.
“Saya berharap pada pertemuan Intersessional Meet-ing ini, kita dapat maju ke langkah berikutnya yaitu memfinalisasi submisi ke IMO terkait kegiatan layanan pemanduan luar biasa di Selat Malaka dan Selat Singapura untuk dapat diajukan pada sidang Maritime Safety Committee (MSC) ke98 di Markas Besar IMO bulan Februari dan Juni mendatang,” tutupTonny. Presti
TIga Negara PaNTaI BaHaS Voluntary Pilotage SerViceS dI BaNduNg
13Edisi I 2017
dIjeN HuBla PaSTIkaN keTaaTaN PeNgguNaaN alaT keSelaMaTaN
dI uPP laBuaN Bajo Selang beberapa hari sejak
dikeluarkannya Surat Edaran Dirjen Perhubungan Laut ter
kait penggunaan jaket keselamatan/penolong di pelayaran kapal rakyat atau tradisional Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas III Labuan Bajo memastikan penerapan aturan tersebut.
Mengangkut penumpang wisatawan menuju Pulau Komodo, Labuan Bajo, pagi tadi (16/1/2017), seluruh penumpangnya terlihat kenakan jaket penolong di kapal tradisional itu.
Dirjen Perhubungan Laut A. Tonny Budiono apresiasi dengan pe nerapan itu, sebagai bentuk ketaat an pada keutamaan keselamatan pelayaran.
“Para wisatawan yang akan berlayar menuju daerah wisata yang ditempuh dengan kapal tradisional, diwajibkan menggunakan life jacket karena hal tersebut merupakan bagian dari prosedur keselamatan yang harus dipenuhi,” jelas Tonny.
Dia berharap aturan tersebut dapat terus ditaati seluruh masyarakat pengguna jasa dan operator kapal. Untuk itu diperlukan pengawasan secara menyeluruh oleh petugas Syahbandar yang berada di wilayah masingmasing.
“Dengan melakukan pemeriksaan dan memastikan kapal yang berlayar laik laut,mengetahui jumlah penumpang yang naik di atas kapal tidak melebihi kapasitas penumpang serta telah tersedianya alatalat keselamatan beserta alatalat pemadam kebakaran,” ungkap Tonny.
Dirjen Tonny Budiono menyebutkan pentingnya peran serta pengguna jasa dalam mewujudkan keselamatan pelayaran. Kesadaran masyarakat akan pentingnya keselamatan pelayaran terus tumbuh dan
meningkat. Hal ini terlihat dari kesukarelaan para penumpang menggunakan life jacket selama pelayaran dengan kapal tradisional dan saya sangat mengapresiasi peran serta masyarakat dalam mewujudkan keselamatan pelayaran,” urai Tonny.
Tonny menilai pelayaran berkeselamatan yang diterapkan UPP kelas III Labuan Bajo, sangat patut menjadi contoh.
“Para petugas UPP Kelas III Labuan Bajo bertanggungjawab mengawasi pelaksanaan kegiatan pelayaran
di wilayah kerjanya agar pelayanan transportasi kepada masyarakat dapat berjalan dengan selamat, aman, lancar, dan nyaman,” tutur Tonny.
Tonny mengaku tak akan bosan mengingatkan kepada para Nakhoda sebagai pemimpin tertinggi di atas kapal,untuk menyerahkan dan memastikan manifest penumpang sama dengan tiket yang dikeluarkan, daftar Anak Buah Kapal (ABK) dan muatan kepada Syahbandar, sebelum dikeluarkannya Surat Persetujuan Berlayar (SPB). Presti
14 Edisi I 2017
SeSdITjeN HuBla: SeluruH uNIT layaNaN PeNgadaaN HaruS TaaTI kode eTIk
Sekretaris Dirjen Perhubungan Laut Supardi menegaskan bahwa seluruh Unit Layanan
Pengadaan (ULP) harus transparan dan akuntabel.
“ULP harus taati kode etik pengadaan barang dan jasa,” ungkap Supardi dalam acara “Pembinaan Unit Layanan Pengadaan di Lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun 2017” di Bogor, Rabu (18/1/2017).
Supardi mengemukakan, kode etik tertuang dalam Surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor UM.008/45/18/DJPL14 tentang Kode Etik Unit Layanan Pengadaan di Lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.
“Kode etik lainnya yang harus ditaati antara lain bekerja secara adil/tidak ada diskriminatif guna terwujud persaingan yang sehat dan menghindari kebocoran uang negara dan bekerja secara profesional,” tutur Supardi.
Seluruh ULP juga harua mencegah terjadinya Conflict of Interest (COI), menghindari Kolusi Korupsi dan Nepotisme (KKN), dan tidak menerima gratifikasi.
“Karena hingga saat ini, masih saja terjadi halhal yang mengindikasikan adanya bentuk kecurangan dalam proses pengadaan barang dan jasa,” aku Supardi.
Seperti diketahui, sesuai hasil laporan pelaksanaan APBN Tahun Anggaran 2016, penyerapan anggaran Ditjen Hubla sebesar 74,18% dari total pagu anggaran sebesar Rp12,9 triliun, termasuk Self Blocking.
Sedangkan pada tahun anggar an 2017, alokasi anggaran Rp11,5 tri liun dengan jumlah kegiatan di kontrakkan sebanyak 776 paket. deni
15Edisi I 2017
dITjeN HuBla raIH PeNgHargaaN PPId 2016
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan
berhasil meraih penghargaan sebagai Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Pelaksana Kooperatif tahun 2016 di lingkungan Kemenhub. Penghargaan tersebut diterima pada Selasa, (24/1/2017).
“Terima kasih atas penghargaan ini. Keberhasilan PPID Ditjen Hubla tentu tidak lepas dari dukungan tim Humas dan para pejabat di lingkungan Ditjen Hubla dan juga masyarakat umum,” ujar Kepala Bagian Organisasi dan Humas Ditjen Hubla Lollan S Panjaitan.
Penghargaan dimaksud diberikan oleh Menteri Perhubungan karena prestasinya dalam mengelola informasi dan dokumentasi sebagaimana yang tertulis dalam UU No 14 tahun 2008 tentang keterbukaan Informasi Publik.
Hadir dalam acara forum PPID Kemhub, Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Bambang S Ervan mewakili sekretaris Jenderal Kemenhub menyerahkan penghar
gaan kepada Ditjen Hubla. Lollan mengaskan, pemberian
penghargaan tersebut tidak membuat pihaknya cepat puas. Ia bahkan
berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas dan memberikan layanan informasi yang terbaik kepada masyarakat.
Komitmen tersebut dilakukan dengan cara meningkatkan level layanan kepada masyarakat melalui keterbukaan informasi yang akurat,
efektif, dan efisien ,” kata Lollan S Panjaitan.
Selain Ditjen Hubla, yang terpilih sebagai PPID Pelaksana Kooperatif terbaik, Distrik Navigasi Kelas II Semarang mendapatkan penghargaan PPID UPT Kooperatif tahun 2016 dan Distrik Navigasi Kelas I Makassar sebagai PPID dengan Sarana Terbaik 2016. deni
16 Edisi I 2017
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melantik ratusan pejabat di ling
kungan Kementerian Perhubungan, termasuk di Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla) pada Jumat (20/1/2017) sore. Salah satu pejabat Ditjen Hubla yang dilantik adalah Ir. I Nyoman Sukayadnya, MM, yang dipercaya menjadi Sekretaris Direktorat Jenderal (Sesditjen) Perhubungan Laut.
Pengangkatan I Nyoman Sukayadnya sebagai pejabat nomor dua di lingkungan Ditjen Hubla patut menjadi contoh bagi generasi muda para insan perhubungan laut sebagai abdi Negara. Sebelum menempati posisinya seperti sekarang, I Nyoman Sukayadnya ternyata telah menjalani serangkaian perjuangan berat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Kariernya betulbetul ditapaki dari level paling rendah.
Saat masuk sebagai pegawai di Kementerian Perhubungan, Nyoman yang hanya lulusan STM bekerja sebagai sopir Kepala Distrik Navigasi (Kadisnav) Benoa, Bali. Pekerjaan itu dilakoninya dari tahun 1980 hingga 1984.
Nyoman lalu ditugaskan sebagai Penjaga Menara Suar (PMS) hingga
tahun 1989. Tak tanggungtanggung dia pernah bertugas di 17 lokasi menara suar di Lombok, Sumbawa dan lainnya. Sebagian besar letaknya di pulau terpencil di tengah samudera.
Selepas dari tugas sebagai penjaga menara suar, I Nyoman Sukayadnya beralih menjadi anak buah kapal (ABK). Setidaknya di lima kapal, dia bertugas antara lain KN Camara, KN Boga, dan KN Misan.
Tahun 1991, Nyoman ditugaskan kembali ke ‘daratan.’ Dia berkantor di Distrik Navigasi Benoa. Dari tugas sebagai petugas bengkel hingga operator radio pantai.
Di tengah tugastugas yang diembannya itu, Nyoman rupanya termasuk orang yang memahami bahwa salah satu jalan meningkatkan derajat dan martabat hidup adalah melalui pendidikan. Dia memutuskan kuliah di Fakultas Teknik Universitas Pendidikan Nasional, Denpasar dan berhasil meraih title insinyur pada tahun 1996. Tak puas meraih gelar sarjana Strata Satu (S1), Nyoman k e m u d i a n
melanjutkan kuliah jenjang S2. Usai ditugaskan menginventari
sasi aset ketika Timor Timur dilanda kerusuhan dan berujung memisahkan diri dari Indonesia pada tahun 1999, ia mulai ditugaskan menjadi Kadisnav Kendari pada tahun 2002. Lalu pada Oktober 2004 menjadi Kadisnav Benoa, tempat dia pernah meniti karier dari bawah. Bahkan tempat dimana dia pernah menjadi sopir Kadisnav.
Pada Januari 2010, dia dipercaya menjadi Kadisnav Tanjung Priok. Dan tahun 2013 mengikuti Lemhannas, lalu ditugaskan menjadi Kadisnav Surabaya.
Mulai 20 Januari 2017, dia ditugaskan Menteri Perhubun
gan Budi Karya Sumadi mendampingi dan membantu Ir. A Tonny Budiono dalam mengemban amanahnya sebagai Dirjen Perhubungan Laut. Wisnu
Ir. I NyoMaN SukayadNya, MM., MeNjaBaT SeSdITjeN HuBla