Top Banner
15 Vol 2, No 1 (2021) h.15-28 Gilbert Dwi Barasbanyu, Eny Enawaty, Lukman Hadi EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LKPD BERBASIS REFUTATION TEXT DALAM MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI SENYAWA HIDROKARBON Gilbert Dwi Barasbanyu 1 , Eny Enawaty 2 , Lukman Hadi 3 1,2,3 Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak Email: [email protected] Abstract This aims of this research is to determine whither there is a significant difference at of achievement between students before and after learning using refutation text based worksheet ant to effectiveness refutation text based worksheet on reducing misconceptions on topic hydrocarbon. The form of research used was pre- experimental with a one-group pretest-posttest research design. Samples were taken from class XI MIPA 4 which consisting of twenty nine students through purposive sampling technique. Data were collected using multiple choice diagnostic test with three alternative answers and three alternative reasons consisting of 15 questions. Acoarding to analusis, there is a differences in achievement between students were tested using the Wilcoxon test and an Pvalue who less the 0,000 which meant there was a significant difference. Acoarding to propotions test the effectiveness score 0,61 which was as category medium. Acoarding to analysis, there was a decrease in the percentage of students' concept errors by 47.4%. Conclude there is a significant different of achievement before and after remediation with medium effectiveness. Keywords: Effectiveness, Hydrocarbon Compounds, LKPD, Misconception, Refutation Text, Remediation Vol 2, No 1 (2021) h.15-28 http://jurnal.untan.ac.id/index.php/EduChem Received : Revised : Accepted :
14

Vol 2, No 1 (2021) h.15-28 - Jurnal UNTAN

Apr 26, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Vol 2, No 1 (2021) h.15-28 - Jurnal UNTAN

15

Vol 2, No 1 (2021) h.15-28

Gilbert Dwi Barasbanyu, Eny Enawaty, Lukman Hadi

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LKPD BERBASIS

REFUTATION TEXT DALAM MEREMEDIASI MISKONSEPSI

SISWA PADA MATERI SENYAWA HIDROKARBON

Gilbert Dwi Barasbanyu1, Eny Enawaty2, Lukman Hadi3

1,2,3Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak

Email: [email protected]

Abstract

This aims of this research is to determine whither there is a significant difference

at of achievement between students before and after learning using refutation text

based worksheet ant to effectiveness refutation text based worksheet on reducing

misconceptions on topic hydrocarbon. The form of research used was pre-

experimental with a one-group pretest-posttest research design. Samples were

taken from class XI MIPA 4 which consisting of twenty nine students through

purposive sampling technique. Data were collected using multiple choice

diagnostic test with three alternative answers and three alternative reasons

consisting of 15 questions. Acoarding to analusis, there is a differences in

achievement between students were tested using the Wilcoxon test and an Pvalue

who less the 0,000 which meant there was a significant difference. Acoarding to

propotions test the effectiveness score 0,61 which was as category medium.

Acoarding to analysis, there was a decrease in the percentage of students' concept

errors by 47.4%. Conclude there is a significant different of achievement before

and after remediation with medium effectiveness.

Keywords: Effectiveness, Hydrocarbon Compounds, LKPD, Misconception,

Refutation Text, Remediation

Vol 2, No 1 (2021) h.15-28

http://jurnal.untan.ac.id/index.php/EduChem

Received :

Revised :

Accepted :

Page 2: Vol 2, No 1 (2021) h.15-28 - Jurnal UNTAN

Efektivitas Penggunaan Lkpd Berbasis Refutation Text Dalam Meremediasi Miskonsepsi Siswa Pada Materi Senyawa

Hidrokarbon

16

Vol 2, No 1 (2021) h.15-28

Gilbert Dwi Barasbanyu, Eny Enawaty, Lukman Hadi

PENDAHULUAN

Hidrokarbon adalah materi kimia dasar yang patut dikuasai oleh peserta

didik untuk dapat menguasai materi kimia selanjutnya yang berhubungan dengan

kimia karbon yaitu makaromolekul seperti karbohidrat, lipid (lemak), protein, dan

polimer. Penguasaan konsep dasar merupakan salah satu bentuk tercapainya

pembelajaran yang bermakna. Menurut teori belajar Ausebel, belajar bermakna

merupakan proses mengaitkan informasi baru dengan pemahaman yang sudah

dimiliki oleh seseorang yang sedang belajar (Harefa, 2013).

Kesulitan siswa dalam memahami konsep materi hidrokarbon akan

mempengaruhi pemahaman siswa pada materi selanjutnya, dan akan berdampak

pada rendahnya hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil studi pendahuluan dengan

guru kimia SMAN 8 Pontianak diperoleh persentase ketuntasan nilai ulangan harian

siswa kelas XI IPA yang disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Persentase ketuntasan Nilai Ulangan Harian Siswa SMAN 8

Pontianak Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2018/2019

Materi Persentase Ketuntasan (%) Rata–rata (%)

XI IPA 1 XI IPA 2 XI IPA 3

Senyawa

Hidrokarbon 52,94 17,14 52,78 40,95

Berdasarkan tabel 1 dapat disimpulkan sebesar 59,05% siswa tidak

memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yakni 75 pada materi Senyawa

Hidrokarbon. Hasil wawancara dengan guru kimia mengatakan bahwa masih

terdapat sebagian besar siswa mengalami miskonsepsi pada materi hidrokarbon.

Sub materi yang sering mengalami miskonsepsi, yaitu penamaan senyawa, isomer

senyawa hidrokarbon, dan reaksi – reaksi pada hidrokarbon. Hal ini memiliki

kesesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Triannisa Rahmawati (2014) dan

Nur Annisa (2013) Terdapat juga masalah serupa yang dialami oleh siswa di

Nigeria yaitu dalam pemberian nama dan pembuatan struktur senyawa hidrokarbon

yang diungkapkan oleh Kenneth (2015).

Hasil Pra-riset diperoleh lebih dari 70% siswa mengalami miskonsepsi. Dari

hasil wawancara guru kimia SMAN 8 Pontianak mengatakan dalam mengatasi

miskonsepsi biasanya dilakukan remediasi dengan cara memberikan tugas yang

sama dengan soal yang diberikan pada tes atau ulangan harian sebelumnya. Akan

tetapi hal ini menurut guru kimia SMAN 8 Pontianak kurang efektif dalam

menigkatkan kemampuan siswa karna pada pelaksanaannya siswa mengerjakan

remedial tersebut cendrung mencontek teman lain yang sudah mengerjakan.

Salah satu solusi dalam mengatasi miskonsepsi pada siswa yaitu dengan

meremediasi siswa menggunakan bahan ajar berbasis refutation text (Palmer,

2003). Berdasarkan hasil penelitian Firman Shantya Budi (2011) menunjukkan

bahwa refutation text menurunkan persentase kesalahan siswa sebesar 37,1 % dan

effect size sebesar 3,31. Hasil penelitian Icha Regita (2015) juga menunjukkan

penurunan pesentase kesalahan siswa sebesar 25,80 % dengan effect size sebesar

0,7. Penelitian yang dilakukan oleh Neri Wahyuni (2014) dalam Pengembangan

Page 3: Vol 2, No 1 (2021) h.15-28 - Jurnal UNTAN

Efektivitas Penggunaan Lkpd Berbasis Refutation Text Dalam Meremediasi Miskonsepsi Siswa Pada Materi Senyawa

Hidrokarbon

17

Vol 2, No 1 (2021) h.15-28

Gilbert Dwi Barasbanyu, Eny Enawaty, Lukman Hadi

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Kimia Berbasis Refutation Text pada Materi

Senyawa Hidrokarbon memperoleh pesentase kelayakkan yang sangat valid sebesar

87,35% dan memiliki kriteria respon yang tinggi dengan pesentase rata–rata sebesar

86,68% terhadap bahan ajar LKPD berbasis Refutation Text. Oleh karena itu, untuk

mengatasi masalah yang dialami peserta didik SMAN 8 Pontianak, maka perlu

dilakukan remediasi dengan menggunakan LKPD berbasis refutation text.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen, yaitu metode

digunakan untuk menemukan pengaruh perlakuan terhadap yang lain dalam kondisi

terkendali. Metode yang digunakan, yaitu Pre Eksperimental Design dengan

rancangan penelitian One Group Pretest-Posttest. Populasi dalam penelitian ini

adalh siswa kelas XI MIPA 4 SMA NEGERI 8 Pontianak tahun ajaran 2018/2019

yang berjumlah 35 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA

4 yang tidak mencapai KKM berjumlah 29 orang.

Tahapan Persiapan

Pada tahap ini, langkah yang dilakukan antara lain: (1) melakukan Pra-riset

untuk memperoleh informasi tentang kegiatan remedial yang dilakukan guru, dan

untuk mengungkap kesalahan konseptual yang dilakukan oleh siswa; (2)

Menganalisis masalah dan menyesusaikan kesalahan konsep siswa dari hasil tes

diagnostik awal dengan kesalahan konsep yang ada di LKPD bebasis refutation text

Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini, langkah yang dilakukan antara lain: (1) Instrumen penelitian

(tes diagnostik awal dan akhir serta LKPD berbasis refutation text) akan divalidasi

oleh satu dosen kimia FKIP UNTAN yaitu Vidya Setyaningrum, M.Pd dan satu

orang guru kimia SMAN 8 Pontianak yaitu Erna Yufrina, S. Hut; (2) Melakukan

perbaikan instrumen penelitian berdasarkan komentar dan saran dari validator. (3)

Melakukan uji coba soal kepada siswa kelas XII MIPA SMAN 8 Pontianak yang

sudah mempelajari materi hidrokarbon; (4) Melakukan olah data untuk menghitung

reliabilitas soal; (5) Memberikan tes diagnostik awal kepada siswa untuk

mengungkap miskonsepsi yang dialami siswa sebelum kegiatan perbaikan

dilakukan; (6) Menganalisis kesalahan konsep siswa pada hasil tes awal; (7)

Melakukan remedial dengan diberikan perlakuan remediasi dengan bacaan LKPD

berbasis refutation text; (8) Melaksanakan tes diagnostik akhir untuk mengetahui

hasil remediasi.

Tahap Akhir

Pada tahap ini, langkah yang dilakukan antara lain: (1) Menganalisis data

hasil tes diagnostik akhir; (2) Menarik kesimpulan berdasarkan dari analisis data;

(3) Menyusun laporan penelitian.

Page 4: Vol 2, No 1 (2021) h.15-28 - Jurnal UNTAN

Efektivitas Penggunaan Lkpd Berbasis Refutation Text Dalam Meremediasi Miskonsepsi Siswa Pada Materi Senyawa

Hidrokarbon

18

Vol 2, No 1 (2021) h.15-28

Gilbert Dwi Barasbanyu, Eny Enawaty, Lukman Hadi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI MIPA 4 SMA Negeri 8

Pontianak tahun ajaran 2019/2020. Sampel yang digunakan, yaitu siswa yang

memperoleh nilai dibawah KKM.

1. Perbedaan hasil belajar peserta didik Sebelum dan Setelah Remediasi

Menggunakan Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis Refutation Text

Langkah awal yang dilakukan pada penelitian ini membuat soal kemudian

diuji validitas dan reabilitas dengan hasil semua soal valid dengan nilai

reabilitas 0,61 pada tes diagnostik awal dan 0,68 pada tes diagnostik akhir.

Berdasarkan hasil reabilitas tersebut, soal tes diagnostik awal dan akhir dapat

dikategorikan tinggi. Kemudian dilakuka tes diagnostik awal bertujuan untuk

mendiagnostik kesalahan dan kekurangan siswa terhadap materi senyawa

hidrokarbon. Setelah pelaksanaan tes diagnostik awal pada kelas sampel

selanjutnya dilakukan kegiatan remediasi. Remediasi yang dilakukan dalam

penelitian ini berdasarkan dari miskonsepsi yang ditemukan pada tes diagnostik

awal dengan tujuan untuk memperbaiki konsep dan kerangka berpikir siswa

agar sesuai dengan konsep ilmuwan. Bentuk remediasi yang digunakan berupa

Lembar Kerja Peserta Didik berbasis Refutation Text yang diberikan kepada

siswa untuk dipelajari dan dikerjakan selama 8 hari. Setelah dilakukan Kegiatan

remediasi, dilanjutkan tes diagnostik akhir dan dianalisis hasilnya untuk

melihat perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan setelah remediasi

menggunakan Uji Wilcoxon untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa

sebelum dan sesudah remediasi dengan LKPD berbasis Refutation Text. Hasil

perhitungan menggunakan Uji Wilcoxon diperoleh hasil Sig.(2 tailed) 0,000.

Hal ini menyatakan terdapat perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan setelah

remediasi menggunakan LKPD berbasis Refutation Text di Kelas XI MIPA 4

SMAN 8 Pontianak. Oleh karena itu, hipotesis penelitian dapat dikatakan Ha

diterima dan Ho ditolak

2. Efektifitas Remediasi Dengan Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis

Refutation Text pada Materi Senyawa Hidrokarbon

Efektifitas LKPD berbasis Refutation Text dalam meremediasi kesalahan

konsep siswa pada tiap konsep digunakan harga proporsi penurunan jumlah

miskonsepsi siswa (∆S). Data hasil penelitian persentase rata-rata kesalahan

konsep siswa sebelum dan setelah remediasi dengan LKPD berbasis Refutation

Text disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Distribusi Jumlah Siswa yang Mengalami Kesalahan Sebelum

dan Setelah Remediasi

Konsep No.

Soal

TES

AWAL

TES

AKHIR ∆S ∆S(%) TINGKAT

EFEKTIFITAS S0 S0(%) St St(%)

Page 5: Vol 2, No 1 (2021) h.15-28 - Jurnal UNTAN

Efektivitas Penggunaan Lkpd Berbasis Refutation Text Dalam Meremediasi Miskonsepsi Siswa Pada Materi Senyawa

Hidrokarbon

19

Vol 2, No 1 (2021) h.15-28

Gilbert Dwi Barasbanyu, Eny Enawaty, Lukman Hadi

Definisi

Senyawa

Hidrokarbon

Peserta didik

dapat

menentukan

unsur penyusun

senyawa

hidrokarbon.

1 22 75.9 2 6.9 0.91 69.0 TINGGI

Kekhasan

Atom Karbon

Peserta didik

dapat

menentukan

kekhasan atom

karbon

2 18 62.1 1 3.4 0.94 58.6 TINGGI

Rantai Atom

Karbon

Peserta didik

dapat

mengidentifikasi

ikatan antar

atom dalam

rantai karbon

3 17 58.6 0 0 1.00 58.6

TINGGI

Posisi Rantai

Karbon

Peserta didik

dapat

mengidentifikasi

posisi atom

karbon

berdasarkan

sturktur suatu

senyawa

hidrokarbon

4 19 65.5 10 34.5 0.47 31.0

SEDANG

Ikatan Atom

Karbon

Peserta didik

dapat

menganalisis

struktur

senyawa

hidrokarbon

yang memiiki

ikatan jenuh dan

tak jenuh

5 16 55.2 14 48.3 0.13 6.9

RENDAH

Bentuk Rantai

Karbon

Peserta didik

dapat

mengidentifikasi

suatu bentuk

struktur

senyawa

hidrokarbon

6 26 89.7 2 6.9 0.92 82.8

TINGGI

Page 6: Vol 2, No 1 (2021) h.15-28 - Jurnal UNTAN

Efektivitas Penggunaan Lkpd Berbasis Refutation Text Dalam Meremediasi Miskonsepsi Siswa Pada Materi Senyawa

Hidrokarbon

20

Vol 2, No 1 (2021) h.15-28

Gilbert Dwi Barasbanyu, Eny Enawaty, Lukman Hadi

Alkana, Alkena

dan Alkuna

Peserta didik

dapat

mengidentifikasi

jenis senyawa

hidrokarbon

berdasarkan

strukturnya

7 28 96.6 4 13.8 0.86 82.8 TINGGI

Alkana, Alkena

dan Alkuna

Peserta didik

dapat

menentukan

nama dari suatu

senyawa

hidrokarbon

8 28 96.6 20 69.0 0.29 27.6

RENDAH

9 28 96.6 1 3.4 0.96 93.1

TINGGI

Alkana, Alkena

dan Alkuna

Peserta didik

dapat

menentukan

isomer kerangka

dari suatu

struktur

senyawa

hidrokarbon

10 28 96.6 3 10.3 0.89 86.2

TINGGI

Alkana, Alkena

dan Alkuna

Peserta didik

dapat

menentukan

isomer posisi

berdasarkan

struktur

senyawa

hidrokarbon

11 23 79.3 23 79.3 0.00 0.0

RENDAH

Alkana, Alkena

dan Alkuna

Peserta didik

dapat

menganalisis

titik didih

berdasarkan

struktur

senyawa

hidrokarbon

12 19 65.5 4 13.8 0.79 51.7

TINGGI

Alkana, Alkena

dan Alkuna

Peserta didik

dapat

menganalisis

senyawa

hidrokarbon

13 22 75.9 16 55.2 0.27 20.7

RENDAH

Page 7: Vol 2, No 1 (2021) h.15-28 - Jurnal UNTAN

Efektivitas Penggunaan Lkpd Berbasis Refutation Text Dalam Meremediasi Miskonsepsi Siswa Pada Materi Senyawa

Hidrokarbon

21

Vol 2, No 1 (2021) h.15-28

Gilbert Dwi Barasbanyu, Eny Enawaty, Lukman Hadi

yang memiliki

isomer geometri

Sifat-sifat

Senyawa

Hidrokarbon

Peserta didik

dapat

menentukan

sifat senyawa

hidrokarbon

berdasarkan

jenis ikatan

14 23 79.3 19 65.5 0.17 13.8

RENDAH

Reaksi-reaksi

Senyawa

Hidrokarbon

Menentukan

reaksi yang tepat

pada senyawa

hidrokarbon.

15 14 48.3 6 20.7 0.57 27.6

SEDANG

Rata-rata ΔS 0.61 47,4

Keterangan tabel 4.2 :

S0 (%) = Persentase jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi

pada tes diagnostik awal

St (%) = Persentase jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi

pada tes diagnostik akhir

ΔS (%) = Persentase selisih antara S0 (%) dan St (%), (S0 (%) - St (%))

S0 = Jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi pada tes

diagnostik awal

St = Jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi pada tes

diagnostik akhir

ΔS = Harga proporsi penurunan jumlah siswa yang mengalami

miskonsepsi

Rata-rata ΔS = Rata-rata harga proporsi penurunan jumlah siswa yang

mengalami miskonsepsi

Tabel 2 menunjukkan bahwa miskonsepsi yang dialami siswa kelas XI

MIPA 4 mengalami penurunan setelah dilakukan kegiatan remediasi,

penurunan miskonsepsi siswa yang paling tinggi ditunjukkan pada sub materi

menentukan nama dari suatu senyawa hidrokarbon. Sebelum dilakukan

remediasi, siswa yang mengalami miskonsepsi berjumlah 28 orang (96,9%).

Setelah dilakukan remediasi, siswa yang mengalami miskonsepsi berjumlah 1

orang (3.45%). Dengan demikian, miskonsepsi berkurang sebesar 93,1%. Sub

materi yang memiliki tingkat efektifitas penurunan miskosepsi sedang adalah

posisi rantai karbon dan reaksi-reaksi senyawa hidrokarbon, sedangkan tingkat

efektifitas penurunan konsep rendah terdapat pada sub materi menentukan

isomer posisi. Sebanyak 23 siswa (79,3%) yang mengalami miskonsepsi

sebelum diremediasi, setelah dilakukan remediasi 23 siswa (79,3%) masih

mengalami miskonsepsi sehingga tidak ada penurunan misknsepsi siswa.

Page 8: Vol 2, No 1 (2021) h.15-28 - Jurnal UNTAN

Efektivitas Penggunaan Lkpd Berbasis Refutation Text Dalam Meremediasi Miskonsepsi Siswa Pada Materi Senyawa

Hidrokarbon

22

Vol 2, No 1 (2021) h.15-28

Gilbert Dwi Barasbanyu, Eny Enawaty, Lukman Hadi

Tabel 2 juga menunjukkan penurunan rata-rata persentase miskonsepsi siswa

sebesar 47,4%.

Pembahasan

Kegiatan remediasi dalam menurunkan tingkat miskonsepi pada materi

senyawa hidrokarbon dilakukan dengan pemberian LKPD berbasis Refutation Text.

Hasi dari remediasi tes diagnostik awal dan tes diagnostik akhir akan dibahas lebih

lanjut di bawah ini:

1. Menentukan unsur penyusun senyawa hidrokarbon Pada indikator ini, hasil tes diagnostik awal terdapat 22 siswa yang

mengalami kesalahan. Sebagian besar siswa menjawab A pada diagnostik

awal yakni unsur penyusun senyawa hidrokarbon adalah Karbon(C),

Hidrogen(H), Oksigen(O), dan Nitrogen(N) serta dengan alasan yang

dipilih siswa senyawa hidrokarbon bukan merupakan senyawa organik dan

bukan senyawa hidrokarbon sedangkan yang benar senyawa hidrokarbon

adalah senyawa organik yang tersusun dari unsur Hidrogen(H) dan

Karbon(C). ketika diwawancara ternyata siswa beranggapan senyawa

hidrokarbon memang tersusun oleh unsur Karbon(C), Hidrogen(H),

Oksigen(O) dan Nitrogen(N). Siswa juga tidak memahami tentang

senyawa organik dan senyawa anorganik. Setelah dilakukan remediasi

dengan LKPD berbasis Refutation Text, hanya terdapat 2 siswa yang

mengalami kesalahan. Selisih antara jumlah siswa yang mengalami

kesalahan pada tes diagnostik awal dan tes diagnostik akhir sebesar 69%.

2. Menentukan kekhasan atom karbon Pada indikator ini hasil tes diagnostik awal sebanyak 18 siswa

mengalami kesalahan. Sebagian besar menjawab atom karbon dapat

membentuk ikatan ion, sedangkan yang benar senyawa hidrokarbon adalah

ikatan kovalen dimana terjadi penggunaan bersama pasangan electron

diantara atom-atom yang saling berikatan. Berdasarkan analisis dan

wawancara bahwa kebanyakan siswa belum mengetahui ikatan apa yang

terjadi pada senyawa hidrokarbon khususnya pada ikatan atom C dan atom

H. Setelah diremediasi dan melakukan tes diagnostik akhir terdapat

penurunan yang sangat signifikan, hanya 1 siswa yang mengalami

kesalahan. Selisih antara jumlah siswa yang mengalami kesalahan pada tes

diagnostik awal dan tes diagnostik akhir sebesar 58,6%.

3. Mengidentifikasi ikatan antar atom dalam rantai karbon Pada indikator ini terdapat 17 siswa mengalami kesalahan. Kesalahan

yang dialami pada materi ini siswa belum memahami ikatan mana yang

merupakan ikatan rantai karbon sehingga siswa rata-rata menjawab B

yakni ikatan rantai karbon adalah ikatan antara atom C-C dan ikatan antara

atom C-H, sedangkan yang benar ikatan rantai karbon adalah ikatan yang

terjadi antar atom C-C. Pada tes diagnostik akhir tidak ada siswa yang

mengalami kesalahan.

Page 9: Vol 2, No 1 (2021) h.15-28 - Jurnal UNTAN

Efektivitas Penggunaan Lkpd Berbasis Refutation Text Dalam Meremediasi Miskonsepsi Siswa Pada Materi Senyawa

Hidrokarbon

23

Vol 2, No 1 (2021) h.15-28

Gilbert Dwi Barasbanyu, Eny Enawaty, Lukman Hadi

4. Mengidentifikasi posisi atom karbon berdasarkan sturktur suatu senyawa

hidrokarbon Pada tes diagnostik awal terdapat 19 siswa mengalami kesalahan, dari

hasil analisis siswa mengalami kesalahan pada penafsiran kata “tersier”

kebanyakan siswa memaknai tersier adalah dua atau yang kedua,

sedangkan yang benar tersier dalam posisi atom karbon dalam senyawa

hidrokarbon berarti mengikat tiga atom karbon lainnya. Dari hasil

wawancara juga siswa beranggapan sama bahwa tersier adalah dua atau

yang kedua. Setelah diremediasi dan diuji dengan tes diagnostik terjadi

penurunan jumlah siswa yang mengalami kesalahan menjadi 10 siswa,

sehingga selisih antara jumlah siswa yang mengalami kesalahan pada tes

diagnostik awal dan tes diagnostik akhir sebesar 31%.

5. Menganalisis sturktur senyawa hidrokarbon yang memiliki ikatan jenuh

dan tak jenuh Berdasarkan dilakukannya tes diagnostik awal terdapat 16 siswa yang

mengalami kesalahan pada submateri menentukan jenis senyawa

hidrokarbon ini. Hasil analisis jawaban, banyak siswa yang menjawab A

dimana senyawa hidrokarbon tak jenuh adalah senyawa yang memiliki

ikatan tunggal, ikatan rangkap dan ikatan rangkap tiga, sedangkan yang

benar senyawa hidrokarbon jenuh hanya terdapat senyawa yang memiliki

ikatan tunggal sebaliknya hidrokarbon tak jenuh memiliki ikatan rangkap

dua dan rangkap tiga. Berdasarkan wawancara siswa mengakatakan tidak

terlalu menghiraukan kata tak jenuh dan jenuh karna yang siswa ketahui

senyawa hidrokarbon memiliki ikatan tunggal, rangkap dan rangkap tiga.

Setelah dilakukan remediasi dan diuji dengan tes diagnostik akhir hanya 2

siswa yang mengalami penurunan sehingga jumlah siswa yang masih

mengalami kesalahan menjadi 14 siswa dan selisih antara jumlah siswa

yang mengalami kesalahan pada tes diagnostik awal dan tes diagnostik

akhir sebesar 6,9%.

6. Mengidentifikasi suatu bentuk struktur senyawa hidrokarbon Pada indikator ini terdapat 26 siswa yang mengalami kesalahan atau

sekitar 89.7% siswa mengalami kesalahan. Kesalahan siswa adalah

menjawab pilihan B hampir dari semua siswa yang mengalami kesalahan,

bahwa senyawa (I) yang dipaparkan pada soal adalah senyawa siklik

sedangkan senyawa (II) adalah senyawa aromatik, sedangkan yang benar

senyawa (I) sebenarnya adalah senyawa aromatik sebaliknya senyawa (II)

adalah senyawa siklik. Dari hasil wawancara ternyata memang siswa tidak

bisa membedakan antara senyawa siklik dan senyawa aromatik. Setelah

dilakukan remediasi dan diuji dengan tes diagnostik akhir sebanyak 24

siswa yang mengalami penurunan sehingga jumlah siswa yang masih

mengalami kesalahan menjadi 2 siswa dan selisih antara jumlah siswa

yang mengalami kesalahan pada tes diagnostik awal dan tes diagnostik

akhir sebesar 82,8%.

7. Mengidentifikasi jenis senyawa hidrokarbon berdasarkan strukturnya

Pada indikator ini siswa diberikan 2 bentuk sturktur alkana yaitu

alifatik dan siklik kemudian menentukan pernyataan yang tepat

Page 10: Vol 2, No 1 (2021) h.15-28 - Jurnal UNTAN

Efektivitas Penggunaan Lkpd Berbasis Refutation Text Dalam Meremediasi Miskonsepsi Siswa Pada Materi Senyawa

Hidrokarbon

24

Vol 2, No 1 (2021) h.15-28

Gilbert Dwi Barasbanyu, Eny Enawaty, Lukman Hadi

CH3-CH2-CH2- CH2

||

CH3

CH3

|

CH3-C-CH2

|

CH3

berdasarkan stuktur tersebut. Setalah dianalisis hasil tes diagnostik awal

terdapat 28 siswa mengalami kesalahan, siswa menjawab bahwa senyawa

I berbentuk alifatik adalah alkana sedangkan yang siklik bukan alkana

karena seyawa siklik tersebut tidak memiliki rumus CnH2n+2, sedangkan

yang benar alkana memiliki rumus molekul CnH2n+2 akan tetapi rumus

tersebut tidak berlaku pada alkana siklik atau biasa disebut sikloalkana,

sehingga pada senyawa II yang dipaparkan pada soal adalah senyawa

alkana. Setelah dilakukan remediasi dan diuji dengan tes diagnostik akhir

sebanyak 14 siswa yang mengalami penurunan, sehingga jumlah siswa

yang masih mengalami kesalahan menjadi 14 siswa dan selisih antara

jumlah siswa yang mengalami kesalahan pada tes diagnostik awal dan tes

diagnostik akhir sebesar 82,8%.

8. Menentukan nama dari suatu senyawa hidrokarbon

Pada indikator ini terdapat 2 soal yang diberikat kepada siswa pada

tes diagnostik awal. Pada soal pertama tentang menentukan senyawa dari

struktur alkana, hasil tes diagnostik terdapat 28 siswa yang mengalami

kesalahan dalam menentukan rumus senyawa alkana berdasarkan struktur

yang dipaparkan. Kesalahan siswa rata-rata pada menentukan rantai

utama, siswa tidak menghitung -C2H5 masuk kedalam penomoran rantai

utama dan beranggapan -C2H5 (etil) pada struktur tersebut sebagai cabang.

Setelah dilakukan remediasi siswa yang mengalami kesalahan terjadi

penurunan yang tidak signifikan sebesar 27,6% dari 28 menjadi 20 siswa

yang mengalami kesalahan.

Soal kedua siswa diminta untuk menentukan nama dari senyawa

alkana, pada tes diagnostik awal siswa yang menalami kesalahan

berjumlah 28 siswa. Dari hasil wawancara siswa beranggapan dalam

menentukan rantai utama pada alkena sama dengan menentukan senyawa

alkana sehingga pada tes diagnostik awal rata-rata siswa menjawab A

yakni rantai terpanjang tanpa melalui ikatan rangkap. Setelah dilakukan

remediasi dan diuji dengan tes diagnostik akhir hanya 1 siswa yang masih

mengalami kesalahan sehingga selisih antara jumlah siswa yang

mengalami kesalahan pada tes diagnostik awal dan tes diagnostik akhir

sebesar 93,1%.

9. Menentukan isomer kerangka dari suatu struktur senyawa hidrokarbon

Pada indikator ini terdapat 28 siswa yang mengalami kesalahan, dari

jawaban siswa yang mengalami kesalahan rata-rata siswa menjawab

isomer dari n-pentana yaitu:

Sedangkan yang benar adalah

Dari hasil wawancara ternyata siswa masih bingung dalam menentukan

dan membedakan jenis-jenis isomer dan ada juga yang tidak mengetahui

Page 11: Vol 2, No 1 (2021) h.15-28 - Jurnal UNTAN

Efektivitas Penggunaan Lkpd Berbasis Refutation Text Dalam Meremediasi Miskonsepsi Siswa Pada Materi Senyawa

Hidrokarbon

25

Vol 2, No 1 (2021) h.15-28

Gilbert Dwi Barasbanyu, Eny Enawaty, Lukman Hadi

bagaimana menentukan isomer. Setelah dilakukan remediasi dan diuji

dengan tes diagnostik akhir hanya 3 siswa yang masih mengalami

kesalahan sehingga selisih antara jumlah siswa yang mengalami kesalahan

pada tes diagnostik awal dan tes diagnostik akhir sebesar 86,2%.

10. Menentukan isomer posisi berdasarkan struktur senyawa hidrokarbon.

Pada indikator ini siswa diberikan soal menentukan jenis isomer dari

dua senyawa yang saling berisomer. Tes diagnostik awal diperoleh siswa

yang mengalami kesalahan sebanyak 23 siswa, dari analisis siswa banyak

terkecoh pada bentuk struktur yang dipaparkan sehingga siswa menjawab

isomer yang terjadi antar dua senyawa tersebut adalah isomer geometri,

sedangkan yang benar isomer yang terjadi antara dua senyawa tersebut

adalah isomer posisi. Berdasarkan wawancara doperoleh informasi bahwa

siswa beranggapan terdapat ikatan rangkap atau senyawa yang dipaparkan

adalah senyawa alkena maka pasti isomer yang terjadi adalah isomer

geometri. Setelah dilakukan remediasi dan diuji dengan tes diagnostik

akhir ternyata siswa masih mengalami miskonsepsi dan tidak ada

penurunan siswa yang menjawab salah atau masih terdapat siswa yang

mengalami kesalahan sebanyak 23 siswa. Setelah dilakukan wawancara

kembali pada siswa yang masih mengalami kesalahan, siswa masih

terkecoh dengan bentuk struktur yang dipaparkan pada soal dan siswa

tidak memperhatikan posisi cabang yang berbeda diantara 2 struktur

senyawa pada soal serta tidak benar-benar teliti dalam melihat ciri-ciri

isomer geometri sehingga siswa masih beranggapan bahwa isomer yang

terjadi pada kedua senyawa yang dipaparkan pada soal adalah isomer

posisi. Kemungkinan lain yang menyebabkan tidak berhasilnya refutation

text pada indikator ini juga adalah soal yang diberikan pada tes diagnostik

membuat siswa terkecoh karena tidak adanya pemberian nomor pada

struktur rantai karbon.

11. Menganalisis titik didih berdasarkan struktur senyawa hidrokarbon

Pada indikator ini dari hasil tes diagnostik awal terdapat 19 siswa

mengalami kesalahan dalam menganalisis senyawa hidrokarbon yang

memilliki titik didih yang rendah berdasarkan bentuk strukturnya.

Kesalahan yang dialami siswa rata-rata menjawab A yakni senyawa

dengan bentuk rantai lurus memanjang, sedangkan yang benar senyawa

yang memiliki titik didih rendah adalah senyawa yang memiliki banyak

jumlah cabang. Adanya percabangan pada struktur senyawa tersebut

membuat bentuk molekul cenderung bulat akibatnya interaksi yang terjadi

antar molekul menjadi berkurang dan membuat gaya tarik antar

molekulnya rendah. Setelah dilakukan remediasi dan diuji dengan tes

diagnostik akhir sebanyak 15 siswa yang mengalami penurunan sehingga

jumlah siswa yang masih mengalami kesalahan menjadi 4 siswa dan

selisih antara jumlah siswa yang mengalami kesalahan pada tes diagnostik

awal dan tes diagnostik akhir sebesar 51,7%.

12. Menganalisis senyawa hidrokarbon yang memiliki isomer geometri

Sebanyak 22 siswa mengalami kesalahan pada indikator ini dalam tes

diagnostic awal, dimana kesalahan siswa rata-rata terletak pada jawaban C

Page 12: Vol 2, No 1 (2021) h.15-28 - Jurnal UNTAN

Efektivitas Penggunaan Lkpd Berbasis Refutation Text Dalam Meremediasi Miskonsepsi Siswa Pada Materi Senyawa

Hidrokarbon

26

Vol 2, No 1 (2021) h.15-28

Gilbert Dwi Barasbanyu, Eny Enawaty, Lukman Hadi

yakni 2-metil-1-butena adalah senyawa yang memiliki isomer geometri,

sedangkan yang benar 3-metil-2-pentena yang memiliki isomer geometri.

Berdasarkan hasil wawancara ternyata siswa beranggapan senyawa yang

memiliki isomer geometri pasti dari senyawa butena karena contoh-contoh

yang biasa diberikan pada isomer geometri adalah senyawa butena.

Setelah dilakukan remediasi dan diuji dengan tes diagnostik akhir

sebanyak 6 siswa yang mengalami penurunan sehingga jumlah siswa yang

masih mengalami kesalahan menjadi 16 siswa dan selisih antara jumlah

siswa yang mengalami kesalahan pada tes diagnostik awal dan tes

diagnostik akhir sebesar 20,7%.

13. Menentukan sifat senyawa hidrokarbon berdasarkan jenis ikatan.

Sebanyak 30 dari total siswa terdapat 23 siswa yang mengalami

kesalahan pada tes diagnostik awal, kesalahan yang dialami siswa rata-rata

terdapat pada jawaban C, sedangkan yang benar senyawa hidrokarbon

adalah senyawa nonpolar sedangkan siswa memilihi senyawa hidrokarbon

adalah senyawa polar terhadap air. Setelah dilakukan remediasi dan diuji

dengan tes diagnostik akhir hanya 4 siswa yang mengalami penurunan

sehingga jumlah siswa yang masih mengalami kesalahan menjadi 19 siswa

dan selisih antara jumlah siswa yang mengalami kesalahan pada tes

diagnostik awal dan tes diagnostik akhir sebesar 13,8%. Penurunan yang

tidak signifikan ini disebabkan juga terlalu rumitnya soal yang diberikan

kepada siswa, yakni siswa harus membuat struktur dari nama senyawa

yang dipaparkan untuk menentukan isomer geometri.

14. Menentukan reaksi yang tepat pada senyawa hidrokarbon

Pada indikator ini siswa diminta dapat menentukan nama reaksi serta

reaksi yang terjadi dengan tepat. Setelah dilakukananya tes diagnostik

awal terdapat siswa yang mengalami kesalahan sebanyak 14 siswa.

Kesalahan yang dialami siswa rata-rata terjadi pada jawaban B dimana

pilihan pengecoh tersebut adalah reaksi eliminasi, sedangkan yang benar

adalah reaksi adisi. pada hasil wawancara siswa beranggapan sering salah

menentukan reaksi antara reaksi eliminasi dan reaksi adisi. Setelah

dilakukan remediasi dan diuji dengan tes diagnostik akhir sebanyak 8

siswa yang mengalami penurunan sehingga jumlah siswa yang masih

mengalami kesalahan menjadi 6 siswa dan selisih antara jumlah siswa

yang mengalami kesalahan pada tes diagnostik awal dan tes diagnostik

akhir sebesar 27,6%.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dibuat beberapa

kesimpulan hasil penelitian berikut ini: (1) Terdapat perbedaan hasil belajar siswa

kelas XI MIPA 4 SMAN 8 Pontianak sebelum dan setelah remediasi menggunakan

LKPD berbasis refutation text. (2) Efektivitas remediasi menggunakan LKPD

berbasis refutation text kelas XI MIPA 4 SMAN 8 Pontianak sebesar 0,61 artinya

tergolong sedang.

Page 13: Vol 2, No 1 (2021) h.15-28 - Jurnal UNTAN

Efektivitas Penggunaan Lkpd Berbasis Refutation Text Dalam Meremediasi Miskonsepsi Siswa Pada Materi Senyawa

Hidrokarbon

27

Vol 2, No 1 (2021) h.15-28

Gilbert Dwi Barasbanyu, Eny Enawaty, Lukman Hadi

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disarankan beberapa hal

berikut: (1) Sebaiknya guru kimia menggunakan bacaan refutation text untuk bahan

remediasi dalam pembelajaran kimia pada materi senyawa hidrokarbon karena

LKPD berbasis Refutation text dapat menurunkan jumlah kesalahan konsep siswa.

(2) Minat baca siswa yang kurang, sebaiknya dalam menerapkan remediasi dengan

LKPD berbasis refutation text disertai pembelajaran ulang agar siswa lebih paham

dan mengetahui konsep yang sebenarnya. (3) LKPD kimia berbasis refutation text

pada materi senyawa hidrokarbon dapat menjadi acuan untuk penelitian berikutnya.

DAFTAR RUJUKAN

Addin, dkk. (2016). Analisis Komponen Refutation Text pada Materi Pokok

Hidrolisis Garam dalam Buku Kimia Kelas XI SMA/MA. Seminar Nasional

Pendidikan Sains : Universitas Sebelas Maret

Agung, Wicaksono. (2009). Efektivitas Pembelajaran. Jakarta: PT Gramedi

Anas, Sudijono. (2008). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Graafindo

Persada.

Annisa, Nur. (2013). Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat

Untuk Mengidentifikasi Miskonssepsi Siswa di SMA Negeri Cimahi Kelas X

pada Materi Hidrokarbon. Tesis. Universitas Pendidikan Indonesia

Budi, Firman Shantya. (2011). Pengaruh Penyediaan Bacaan Berbentuk Refutation

Text Untuk Meremediasi Miskonsepsi Siswa Tentang Konsep Asam Basa di

Kelas XI IPA SMA Negeri 4 Pontianak. Jurnal Pendidikan Matematika dan

Sains. 2(2).

Grandistasya, Diera. (2014). Remediasi Kesalahan Konsepsi Siswa Dengan

Refutation Text Pada Materi Asam Basa di SMA Panca Bhakti Pontianak.

Tesis. Universitas Tanjungpura.

Harefa, Amin Otoni. (2013). Penerapan Teori Pembelajaran Ausebel dalam

Pembelajaran. Jurnal Ilmiah IKIP Gunungsitoli. 36(36).

Lemma, Abayneh. (2013). A Diagnostic Assement Of Eighth Grade Student’ and

Their Teacher’ Misconception About Basic Chemical Conceps. AJCE. 3(1),

40-43.

Palmer, D. (2003). Investigating The Relationship Between Refutational Text and

Conceptual Change. G.J. Kelly & R.E. Mayer (Eds). Learning. Hoboken:

Wiley Periodicals

Rahmawati, Triannisa. (2014). Profil Miskonsepsi Siswa SMA Pada Materi

Hidrokarbon Menggunakan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat pada

Siswa Kelas XI di SMAN Kota Bandung. Skripsi. Bandung : Universitas

Pendidikan Indonesia.

Page 14: Vol 2, No 1 (2021) h.15-28 - Jurnal UNTAN

Efektivitas Penggunaan Lkpd Berbasis Refutation Text Dalam Meremediasi Miskonsepsi Siswa Pada Materi Senyawa

Hidrokarbon

28

Vol 2, No 1 (2021) h.15-28

Gilbert Dwi Barasbanyu, Eny Enawaty, Lukman Hadi

Regita, Icha. (2015). Penyediaan Refutation Text untuk Meremediasi Kesalahan

Konsep Siswa Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Jurnal Pendidikan

Matematika dan Sains

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :

CV Alfabeta.

Sutrisno, L. 1999. The Remediation Of Weakness In Physics Concepts Among

Secondary School Student In West Kalimantan. Australia: Faculty Of

Education Monash University.

Wahyuni, Neri. (2018). Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Kimia

Berbasis Refutation Text pada Materi Senyawa Hidrokarbon di SMA Negeri

3 Pontianak. Skripsi. Pontianak: Universitas Tanjungpura

Wright. (1986). Social Science Statistic. Boston, London, Sydney Toronto :

Allynand Bacon,Inc.