Page 1
15
Vol 2, No 1 (2021) h.15-28
Gilbert Dwi Barasbanyu, Eny Enawaty, Lukman Hadi
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LKPD BERBASIS
REFUTATION TEXT DALAM MEREMEDIASI MISKONSEPSI
SISWA PADA MATERI SENYAWA HIDROKARBON
Gilbert Dwi Barasbanyu1, Eny Enawaty2, Lukman Hadi3
1,2,3Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak
Email: [email protected]
Abstract
This aims of this research is to determine whither there is a significant difference
at of achievement between students before and after learning using refutation text
based worksheet ant to effectiveness refutation text based worksheet on reducing
misconceptions on topic hydrocarbon. The form of research used was pre-
experimental with a one-group pretest-posttest research design. Samples were
taken from class XI MIPA 4 which consisting of twenty nine students through
purposive sampling technique. Data were collected using multiple choice
diagnostic test with three alternative answers and three alternative reasons
consisting of 15 questions. Acoarding to analusis, there is a differences in
achievement between students were tested using the Wilcoxon test and an Pvalue
who less the 0,000 which meant there was a significant difference. Acoarding to
propotions test the effectiveness score 0,61 which was as category medium.
Acoarding to analysis, there was a decrease in the percentage of students' concept
errors by 47.4%. Conclude there is a significant different of achievement before
and after remediation with medium effectiveness.
Keywords: Effectiveness, Hydrocarbon Compounds, LKPD, Misconception,
Refutation Text, Remediation
Vol 2, No 1 (2021) h.15-28
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/EduChem
Received :
Revised :
Accepted :
Page 2
Efektivitas Penggunaan Lkpd Berbasis Refutation Text Dalam Meremediasi Miskonsepsi Siswa Pada Materi Senyawa
Hidrokarbon
16
Vol 2, No 1 (2021) h.15-28
Gilbert Dwi Barasbanyu, Eny Enawaty, Lukman Hadi
PENDAHULUAN
Hidrokarbon adalah materi kimia dasar yang patut dikuasai oleh peserta
didik untuk dapat menguasai materi kimia selanjutnya yang berhubungan dengan
kimia karbon yaitu makaromolekul seperti karbohidrat, lipid (lemak), protein, dan
polimer. Penguasaan konsep dasar merupakan salah satu bentuk tercapainya
pembelajaran yang bermakna. Menurut teori belajar Ausebel, belajar bermakna
merupakan proses mengaitkan informasi baru dengan pemahaman yang sudah
dimiliki oleh seseorang yang sedang belajar (Harefa, 2013).
Kesulitan siswa dalam memahami konsep materi hidrokarbon akan
mempengaruhi pemahaman siswa pada materi selanjutnya, dan akan berdampak
pada rendahnya hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil studi pendahuluan dengan
guru kimia SMAN 8 Pontianak diperoleh persentase ketuntasan nilai ulangan harian
siswa kelas XI IPA yang disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Persentase ketuntasan Nilai Ulangan Harian Siswa SMAN 8
Pontianak Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2018/2019
Materi Persentase Ketuntasan (%) Rata–rata (%)
XI IPA 1 XI IPA 2 XI IPA 3
Senyawa
Hidrokarbon 52,94 17,14 52,78 40,95
Berdasarkan tabel 1 dapat disimpulkan sebesar 59,05% siswa tidak
memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yakni 75 pada materi Senyawa
Hidrokarbon. Hasil wawancara dengan guru kimia mengatakan bahwa masih
terdapat sebagian besar siswa mengalami miskonsepsi pada materi hidrokarbon.
Sub materi yang sering mengalami miskonsepsi, yaitu penamaan senyawa, isomer
senyawa hidrokarbon, dan reaksi – reaksi pada hidrokarbon. Hal ini memiliki
kesesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Triannisa Rahmawati (2014) dan
Nur Annisa (2013) Terdapat juga masalah serupa yang dialami oleh siswa di
Nigeria yaitu dalam pemberian nama dan pembuatan struktur senyawa hidrokarbon
yang diungkapkan oleh Kenneth (2015).
Hasil Pra-riset diperoleh lebih dari 70% siswa mengalami miskonsepsi. Dari
hasil wawancara guru kimia SMAN 8 Pontianak mengatakan dalam mengatasi
miskonsepsi biasanya dilakukan remediasi dengan cara memberikan tugas yang
sama dengan soal yang diberikan pada tes atau ulangan harian sebelumnya. Akan
tetapi hal ini menurut guru kimia SMAN 8 Pontianak kurang efektif dalam
menigkatkan kemampuan siswa karna pada pelaksanaannya siswa mengerjakan
remedial tersebut cendrung mencontek teman lain yang sudah mengerjakan.
Salah satu solusi dalam mengatasi miskonsepsi pada siswa yaitu dengan
meremediasi siswa menggunakan bahan ajar berbasis refutation text (Palmer,
2003). Berdasarkan hasil penelitian Firman Shantya Budi (2011) menunjukkan
bahwa refutation text menurunkan persentase kesalahan siswa sebesar 37,1 % dan
effect size sebesar 3,31. Hasil penelitian Icha Regita (2015) juga menunjukkan
penurunan pesentase kesalahan siswa sebesar 25,80 % dengan effect size sebesar
0,7. Penelitian yang dilakukan oleh Neri Wahyuni (2014) dalam Pengembangan
Page 3
Efektivitas Penggunaan Lkpd Berbasis Refutation Text Dalam Meremediasi Miskonsepsi Siswa Pada Materi Senyawa
Hidrokarbon
17
Vol 2, No 1 (2021) h.15-28
Gilbert Dwi Barasbanyu, Eny Enawaty, Lukman Hadi
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Kimia Berbasis Refutation Text pada Materi
Senyawa Hidrokarbon memperoleh pesentase kelayakkan yang sangat valid sebesar
87,35% dan memiliki kriteria respon yang tinggi dengan pesentase rata–rata sebesar
86,68% terhadap bahan ajar LKPD berbasis Refutation Text. Oleh karena itu, untuk
mengatasi masalah yang dialami peserta didik SMAN 8 Pontianak, maka perlu
dilakukan remediasi dengan menggunakan LKPD berbasis refutation text.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen, yaitu metode
digunakan untuk menemukan pengaruh perlakuan terhadap yang lain dalam kondisi
terkendali. Metode yang digunakan, yaitu Pre Eksperimental Design dengan
rancangan penelitian One Group Pretest-Posttest. Populasi dalam penelitian ini
adalh siswa kelas XI MIPA 4 SMA NEGERI 8 Pontianak tahun ajaran 2018/2019
yang berjumlah 35 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA
4 yang tidak mencapai KKM berjumlah 29 orang.
Tahapan Persiapan
Pada tahap ini, langkah yang dilakukan antara lain: (1) melakukan Pra-riset
untuk memperoleh informasi tentang kegiatan remedial yang dilakukan guru, dan
untuk mengungkap kesalahan konseptual yang dilakukan oleh siswa; (2)
Menganalisis masalah dan menyesusaikan kesalahan konsep siswa dari hasil tes
diagnostik awal dengan kesalahan konsep yang ada di LKPD bebasis refutation text
Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini, langkah yang dilakukan antara lain: (1) Instrumen penelitian
(tes diagnostik awal dan akhir serta LKPD berbasis refutation text) akan divalidasi
oleh satu dosen kimia FKIP UNTAN yaitu Vidya Setyaningrum, M.Pd dan satu
orang guru kimia SMAN 8 Pontianak yaitu Erna Yufrina, S. Hut; (2) Melakukan
perbaikan instrumen penelitian berdasarkan komentar dan saran dari validator. (3)
Melakukan uji coba soal kepada siswa kelas XII MIPA SMAN 8 Pontianak yang
sudah mempelajari materi hidrokarbon; (4) Melakukan olah data untuk menghitung
reliabilitas soal; (5) Memberikan tes diagnostik awal kepada siswa untuk
mengungkap miskonsepsi yang dialami siswa sebelum kegiatan perbaikan
dilakukan; (6) Menganalisis kesalahan konsep siswa pada hasil tes awal; (7)
Melakukan remedial dengan diberikan perlakuan remediasi dengan bacaan LKPD
berbasis refutation text; (8) Melaksanakan tes diagnostik akhir untuk mengetahui
hasil remediasi.
Tahap Akhir
Pada tahap ini, langkah yang dilakukan antara lain: (1) Menganalisis data
hasil tes diagnostik akhir; (2) Menarik kesimpulan berdasarkan dari analisis data;
(3) Menyusun laporan penelitian.
Page 4
Efektivitas Penggunaan Lkpd Berbasis Refutation Text Dalam Meremediasi Miskonsepsi Siswa Pada Materi Senyawa
Hidrokarbon
18
Vol 2, No 1 (2021) h.15-28
Gilbert Dwi Barasbanyu, Eny Enawaty, Lukman Hadi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI MIPA 4 SMA Negeri 8
Pontianak tahun ajaran 2019/2020. Sampel yang digunakan, yaitu siswa yang
memperoleh nilai dibawah KKM.
1. Perbedaan hasil belajar peserta didik Sebelum dan Setelah Remediasi
Menggunakan Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis Refutation Text
Langkah awal yang dilakukan pada penelitian ini membuat soal kemudian
diuji validitas dan reabilitas dengan hasil semua soal valid dengan nilai
reabilitas 0,61 pada tes diagnostik awal dan 0,68 pada tes diagnostik akhir.
Berdasarkan hasil reabilitas tersebut, soal tes diagnostik awal dan akhir dapat
dikategorikan tinggi. Kemudian dilakuka tes diagnostik awal bertujuan untuk
mendiagnostik kesalahan dan kekurangan siswa terhadap materi senyawa
hidrokarbon. Setelah pelaksanaan tes diagnostik awal pada kelas sampel
selanjutnya dilakukan kegiatan remediasi. Remediasi yang dilakukan dalam
penelitian ini berdasarkan dari miskonsepsi yang ditemukan pada tes diagnostik
awal dengan tujuan untuk memperbaiki konsep dan kerangka berpikir siswa
agar sesuai dengan konsep ilmuwan. Bentuk remediasi yang digunakan berupa
Lembar Kerja Peserta Didik berbasis Refutation Text yang diberikan kepada
siswa untuk dipelajari dan dikerjakan selama 8 hari. Setelah dilakukan Kegiatan
remediasi, dilanjutkan tes diagnostik akhir dan dianalisis hasilnya untuk
melihat perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan setelah remediasi
menggunakan Uji Wilcoxon untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa
sebelum dan sesudah remediasi dengan LKPD berbasis Refutation Text. Hasil
perhitungan menggunakan Uji Wilcoxon diperoleh hasil Sig.(2 tailed) 0,000.
Hal ini menyatakan terdapat perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan setelah
remediasi menggunakan LKPD berbasis Refutation Text di Kelas XI MIPA 4
SMAN 8 Pontianak. Oleh karena itu, hipotesis penelitian dapat dikatakan Ha
diterima dan Ho ditolak
2. Efektifitas Remediasi Dengan Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis
Refutation Text pada Materi Senyawa Hidrokarbon
Efektifitas LKPD berbasis Refutation Text dalam meremediasi kesalahan
konsep siswa pada tiap konsep digunakan harga proporsi penurunan jumlah
miskonsepsi siswa (∆S). Data hasil penelitian persentase rata-rata kesalahan
konsep siswa sebelum dan setelah remediasi dengan LKPD berbasis Refutation
Text disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2 Distribusi Jumlah Siswa yang Mengalami Kesalahan Sebelum
dan Setelah Remediasi
Konsep No.
Soal
TES
AWAL
TES
AKHIR ∆S ∆S(%) TINGKAT
EFEKTIFITAS S0 S0(%) St St(%)
Page 5
Efektivitas Penggunaan Lkpd Berbasis Refutation Text Dalam Meremediasi Miskonsepsi Siswa Pada Materi Senyawa
Hidrokarbon
19
Vol 2, No 1 (2021) h.15-28
Gilbert Dwi Barasbanyu, Eny Enawaty, Lukman Hadi
Definisi
Senyawa
Hidrokarbon
Peserta didik
dapat
menentukan
unsur penyusun
senyawa
hidrokarbon.
1 22 75.9 2 6.9 0.91 69.0 TINGGI
Kekhasan
Atom Karbon
Peserta didik
dapat
menentukan
kekhasan atom
karbon
2 18 62.1 1 3.4 0.94 58.6 TINGGI
Rantai Atom
Karbon
Peserta didik
dapat
mengidentifikasi
ikatan antar
atom dalam
rantai karbon
3 17 58.6 0 0 1.00 58.6
TINGGI
Posisi Rantai
Karbon
Peserta didik
dapat
mengidentifikasi
posisi atom
karbon
berdasarkan
sturktur suatu
senyawa
hidrokarbon
4 19 65.5 10 34.5 0.47 31.0
SEDANG
Ikatan Atom
Karbon
Peserta didik
dapat
menganalisis
struktur
senyawa
hidrokarbon
yang memiiki
ikatan jenuh dan
tak jenuh
5 16 55.2 14 48.3 0.13 6.9
RENDAH
Bentuk Rantai
Karbon
Peserta didik
dapat
mengidentifikasi
suatu bentuk
struktur
senyawa
hidrokarbon
6 26 89.7 2 6.9 0.92 82.8
TINGGI
Page 6
Efektivitas Penggunaan Lkpd Berbasis Refutation Text Dalam Meremediasi Miskonsepsi Siswa Pada Materi Senyawa
Hidrokarbon
20
Vol 2, No 1 (2021) h.15-28
Gilbert Dwi Barasbanyu, Eny Enawaty, Lukman Hadi
Alkana, Alkena
dan Alkuna
Peserta didik
dapat
mengidentifikasi
jenis senyawa
hidrokarbon
berdasarkan
strukturnya
7 28 96.6 4 13.8 0.86 82.8 TINGGI
Alkana, Alkena
dan Alkuna
Peserta didik
dapat
menentukan
nama dari suatu
senyawa
hidrokarbon
8 28 96.6 20 69.0 0.29 27.6
RENDAH
9 28 96.6 1 3.4 0.96 93.1
TINGGI
Alkana, Alkena
dan Alkuna
Peserta didik
dapat
menentukan
isomer kerangka
dari suatu
struktur
senyawa
hidrokarbon
10 28 96.6 3 10.3 0.89 86.2
TINGGI
Alkana, Alkena
dan Alkuna
Peserta didik
dapat
menentukan
isomer posisi
berdasarkan
struktur
senyawa
hidrokarbon
11 23 79.3 23 79.3 0.00 0.0
RENDAH
Alkana, Alkena
dan Alkuna
Peserta didik
dapat
menganalisis
titik didih
berdasarkan
struktur
senyawa
hidrokarbon
12 19 65.5 4 13.8 0.79 51.7
TINGGI
Alkana, Alkena
dan Alkuna
Peserta didik
dapat
menganalisis
senyawa
hidrokarbon
13 22 75.9 16 55.2 0.27 20.7
RENDAH
Page 7
Efektivitas Penggunaan Lkpd Berbasis Refutation Text Dalam Meremediasi Miskonsepsi Siswa Pada Materi Senyawa
Hidrokarbon
21
Vol 2, No 1 (2021) h.15-28
Gilbert Dwi Barasbanyu, Eny Enawaty, Lukman Hadi
yang memiliki
isomer geometri
Sifat-sifat
Senyawa
Hidrokarbon
Peserta didik
dapat
menentukan
sifat senyawa
hidrokarbon
berdasarkan
jenis ikatan
14 23 79.3 19 65.5 0.17 13.8
RENDAH
Reaksi-reaksi
Senyawa
Hidrokarbon
Menentukan
reaksi yang tepat
pada senyawa
hidrokarbon.
15 14 48.3 6 20.7 0.57 27.6
SEDANG
Rata-rata ΔS 0.61 47,4
Keterangan tabel 4.2 :
S0 (%) = Persentase jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi
pada tes diagnostik awal
St (%) = Persentase jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi
pada tes diagnostik akhir
ΔS (%) = Persentase selisih antara S0 (%) dan St (%), (S0 (%) - St (%))
S0 = Jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi pada tes
diagnostik awal
St = Jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi pada tes
diagnostik akhir
ΔS = Harga proporsi penurunan jumlah siswa yang mengalami
miskonsepsi
Rata-rata ΔS = Rata-rata harga proporsi penurunan jumlah siswa yang
mengalami miskonsepsi
Tabel 2 menunjukkan bahwa miskonsepsi yang dialami siswa kelas XI
MIPA 4 mengalami penurunan setelah dilakukan kegiatan remediasi,
penurunan miskonsepsi siswa yang paling tinggi ditunjukkan pada sub materi
menentukan nama dari suatu senyawa hidrokarbon. Sebelum dilakukan
remediasi, siswa yang mengalami miskonsepsi berjumlah 28 orang (96,9%).
Setelah dilakukan remediasi, siswa yang mengalami miskonsepsi berjumlah 1
orang (3.45%). Dengan demikian, miskonsepsi berkurang sebesar 93,1%. Sub
materi yang memiliki tingkat efektifitas penurunan miskosepsi sedang adalah
posisi rantai karbon dan reaksi-reaksi senyawa hidrokarbon, sedangkan tingkat
efektifitas penurunan konsep rendah terdapat pada sub materi menentukan
isomer posisi. Sebanyak 23 siswa (79,3%) yang mengalami miskonsepsi
sebelum diremediasi, setelah dilakukan remediasi 23 siswa (79,3%) masih
mengalami miskonsepsi sehingga tidak ada penurunan misknsepsi siswa.
Page 8
Efektivitas Penggunaan Lkpd Berbasis Refutation Text Dalam Meremediasi Miskonsepsi Siswa Pada Materi Senyawa
Hidrokarbon
22
Vol 2, No 1 (2021) h.15-28
Gilbert Dwi Barasbanyu, Eny Enawaty, Lukman Hadi
Tabel 2 juga menunjukkan penurunan rata-rata persentase miskonsepsi siswa
sebesar 47,4%.
Pembahasan
Kegiatan remediasi dalam menurunkan tingkat miskonsepi pada materi
senyawa hidrokarbon dilakukan dengan pemberian LKPD berbasis Refutation Text.
Hasi dari remediasi tes diagnostik awal dan tes diagnostik akhir akan dibahas lebih
lanjut di bawah ini:
1. Menentukan unsur penyusun senyawa hidrokarbon Pada indikator ini, hasil tes diagnostik awal terdapat 22 siswa yang
mengalami kesalahan. Sebagian besar siswa menjawab A pada diagnostik
awal yakni unsur penyusun senyawa hidrokarbon adalah Karbon(C),
Hidrogen(H), Oksigen(O), dan Nitrogen(N) serta dengan alasan yang
dipilih siswa senyawa hidrokarbon bukan merupakan senyawa organik dan
bukan senyawa hidrokarbon sedangkan yang benar senyawa hidrokarbon
adalah senyawa organik yang tersusun dari unsur Hidrogen(H) dan
Karbon(C). ketika diwawancara ternyata siswa beranggapan senyawa
hidrokarbon memang tersusun oleh unsur Karbon(C), Hidrogen(H),
Oksigen(O) dan Nitrogen(N). Siswa juga tidak memahami tentang
senyawa organik dan senyawa anorganik. Setelah dilakukan remediasi
dengan LKPD berbasis Refutation Text, hanya terdapat 2 siswa yang
mengalami kesalahan. Selisih antara jumlah siswa yang mengalami
kesalahan pada tes diagnostik awal dan tes diagnostik akhir sebesar 69%.
2. Menentukan kekhasan atom karbon Pada indikator ini hasil tes diagnostik awal sebanyak 18 siswa
mengalami kesalahan. Sebagian besar menjawab atom karbon dapat
membentuk ikatan ion, sedangkan yang benar senyawa hidrokarbon adalah
ikatan kovalen dimana terjadi penggunaan bersama pasangan electron
diantara atom-atom yang saling berikatan. Berdasarkan analisis dan
wawancara bahwa kebanyakan siswa belum mengetahui ikatan apa yang
terjadi pada senyawa hidrokarbon khususnya pada ikatan atom C dan atom
H. Setelah diremediasi dan melakukan tes diagnostik akhir terdapat
penurunan yang sangat signifikan, hanya 1 siswa yang mengalami
kesalahan. Selisih antara jumlah siswa yang mengalami kesalahan pada tes
diagnostik awal dan tes diagnostik akhir sebesar 58,6%.
3. Mengidentifikasi ikatan antar atom dalam rantai karbon Pada indikator ini terdapat 17 siswa mengalami kesalahan. Kesalahan
yang dialami pada materi ini siswa belum memahami ikatan mana yang
merupakan ikatan rantai karbon sehingga siswa rata-rata menjawab B
yakni ikatan rantai karbon adalah ikatan antara atom C-C dan ikatan antara
atom C-H, sedangkan yang benar ikatan rantai karbon adalah ikatan yang
terjadi antar atom C-C. Pada tes diagnostik akhir tidak ada siswa yang
mengalami kesalahan.
Page 9
Efektivitas Penggunaan Lkpd Berbasis Refutation Text Dalam Meremediasi Miskonsepsi Siswa Pada Materi Senyawa
Hidrokarbon
23
Vol 2, No 1 (2021) h.15-28
Gilbert Dwi Barasbanyu, Eny Enawaty, Lukman Hadi
4. Mengidentifikasi posisi atom karbon berdasarkan sturktur suatu senyawa
hidrokarbon Pada tes diagnostik awal terdapat 19 siswa mengalami kesalahan, dari
hasil analisis siswa mengalami kesalahan pada penafsiran kata “tersier”
kebanyakan siswa memaknai tersier adalah dua atau yang kedua,
sedangkan yang benar tersier dalam posisi atom karbon dalam senyawa
hidrokarbon berarti mengikat tiga atom karbon lainnya. Dari hasil
wawancara juga siswa beranggapan sama bahwa tersier adalah dua atau
yang kedua. Setelah diremediasi dan diuji dengan tes diagnostik terjadi
penurunan jumlah siswa yang mengalami kesalahan menjadi 10 siswa,
sehingga selisih antara jumlah siswa yang mengalami kesalahan pada tes
diagnostik awal dan tes diagnostik akhir sebesar 31%.
5. Menganalisis sturktur senyawa hidrokarbon yang memiliki ikatan jenuh
dan tak jenuh Berdasarkan dilakukannya tes diagnostik awal terdapat 16 siswa yang
mengalami kesalahan pada submateri menentukan jenis senyawa
hidrokarbon ini. Hasil analisis jawaban, banyak siswa yang menjawab A
dimana senyawa hidrokarbon tak jenuh adalah senyawa yang memiliki
ikatan tunggal, ikatan rangkap dan ikatan rangkap tiga, sedangkan yang
benar senyawa hidrokarbon jenuh hanya terdapat senyawa yang memiliki
ikatan tunggal sebaliknya hidrokarbon tak jenuh memiliki ikatan rangkap
dua dan rangkap tiga. Berdasarkan wawancara siswa mengakatakan tidak
terlalu menghiraukan kata tak jenuh dan jenuh karna yang siswa ketahui
senyawa hidrokarbon memiliki ikatan tunggal, rangkap dan rangkap tiga.
Setelah dilakukan remediasi dan diuji dengan tes diagnostik akhir hanya 2
siswa yang mengalami penurunan sehingga jumlah siswa yang masih
mengalami kesalahan menjadi 14 siswa dan selisih antara jumlah siswa
yang mengalami kesalahan pada tes diagnostik awal dan tes diagnostik
akhir sebesar 6,9%.
6. Mengidentifikasi suatu bentuk struktur senyawa hidrokarbon Pada indikator ini terdapat 26 siswa yang mengalami kesalahan atau
sekitar 89.7% siswa mengalami kesalahan. Kesalahan siswa adalah
menjawab pilihan B hampir dari semua siswa yang mengalami kesalahan,
bahwa senyawa (I) yang dipaparkan pada soal adalah senyawa siklik
sedangkan senyawa (II) adalah senyawa aromatik, sedangkan yang benar
senyawa (I) sebenarnya adalah senyawa aromatik sebaliknya senyawa (II)
adalah senyawa siklik. Dari hasil wawancara ternyata memang siswa tidak
bisa membedakan antara senyawa siklik dan senyawa aromatik. Setelah
dilakukan remediasi dan diuji dengan tes diagnostik akhir sebanyak 24
siswa yang mengalami penurunan sehingga jumlah siswa yang masih
mengalami kesalahan menjadi 2 siswa dan selisih antara jumlah siswa
yang mengalami kesalahan pada tes diagnostik awal dan tes diagnostik
akhir sebesar 82,8%.
7. Mengidentifikasi jenis senyawa hidrokarbon berdasarkan strukturnya
Pada indikator ini siswa diberikan 2 bentuk sturktur alkana yaitu
alifatik dan siklik kemudian menentukan pernyataan yang tepat
Page 10
Efektivitas Penggunaan Lkpd Berbasis Refutation Text Dalam Meremediasi Miskonsepsi Siswa Pada Materi Senyawa
Hidrokarbon
24
Vol 2, No 1 (2021) h.15-28
Gilbert Dwi Barasbanyu, Eny Enawaty, Lukman Hadi
CH3-CH2-CH2- CH2
||
CH3
CH3
|
CH3-C-CH2
|
CH3
berdasarkan stuktur tersebut. Setalah dianalisis hasil tes diagnostik awal
terdapat 28 siswa mengalami kesalahan, siswa menjawab bahwa senyawa
I berbentuk alifatik adalah alkana sedangkan yang siklik bukan alkana
karena seyawa siklik tersebut tidak memiliki rumus CnH2n+2, sedangkan
yang benar alkana memiliki rumus molekul CnH2n+2 akan tetapi rumus
tersebut tidak berlaku pada alkana siklik atau biasa disebut sikloalkana,
sehingga pada senyawa II yang dipaparkan pada soal adalah senyawa
alkana. Setelah dilakukan remediasi dan diuji dengan tes diagnostik akhir
sebanyak 14 siswa yang mengalami penurunan, sehingga jumlah siswa
yang masih mengalami kesalahan menjadi 14 siswa dan selisih antara
jumlah siswa yang mengalami kesalahan pada tes diagnostik awal dan tes
diagnostik akhir sebesar 82,8%.
8. Menentukan nama dari suatu senyawa hidrokarbon
Pada indikator ini terdapat 2 soal yang diberikat kepada siswa pada
tes diagnostik awal. Pada soal pertama tentang menentukan senyawa dari
struktur alkana, hasil tes diagnostik terdapat 28 siswa yang mengalami
kesalahan dalam menentukan rumus senyawa alkana berdasarkan struktur
yang dipaparkan. Kesalahan siswa rata-rata pada menentukan rantai
utama, siswa tidak menghitung -C2H5 masuk kedalam penomoran rantai
utama dan beranggapan -C2H5 (etil) pada struktur tersebut sebagai cabang.
Setelah dilakukan remediasi siswa yang mengalami kesalahan terjadi
penurunan yang tidak signifikan sebesar 27,6% dari 28 menjadi 20 siswa
yang mengalami kesalahan.
Soal kedua siswa diminta untuk menentukan nama dari senyawa
alkana, pada tes diagnostik awal siswa yang menalami kesalahan
berjumlah 28 siswa. Dari hasil wawancara siswa beranggapan dalam
menentukan rantai utama pada alkena sama dengan menentukan senyawa
alkana sehingga pada tes diagnostik awal rata-rata siswa menjawab A
yakni rantai terpanjang tanpa melalui ikatan rangkap. Setelah dilakukan
remediasi dan diuji dengan tes diagnostik akhir hanya 1 siswa yang masih
mengalami kesalahan sehingga selisih antara jumlah siswa yang
mengalami kesalahan pada tes diagnostik awal dan tes diagnostik akhir
sebesar 93,1%.
9. Menentukan isomer kerangka dari suatu struktur senyawa hidrokarbon
Pada indikator ini terdapat 28 siswa yang mengalami kesalahan, dari
jawaban siswa yang mengalami kesalahan rata-rata siswa menjawab
isomer dari n-pentana yaitu:
Sedangkan yang benar adalah
Dari hasil wawancara ternyata siswa masih bingung dalam menentukan
dan membedakan jenis-jenis isomer dan ada juga yang tidak mengetahui
Page 11
Efektivitas Penggunaan Lkpd Berbasis Refutation Text Dalam Meremediasi Miskonsepsi Siswa Pada Materi Senyawa
Hidrokarbon
25
Vol 2, No 1 (2021) h.15-28
Gilbert Dwi Barasbanyu, Eny Enawaty, Lukman Hadi
bagaimana menentukan isomer. Setelah dilakukan remediasi dan diuji
dengan tes diagnostik akhir hanya 3 siswa yang masih mengalami
kesalahan sehingga selisih antara jumlah siswa yang mengalami kesalahan
pada tes diagnostik awal dan tes diagnostik akhir sebesar 86,2%.
10. Menentukan isomer posisi berdasarkan struktur senyawa hidrokarbon.
Pada indikator ini siswa diberikan soal menentukan jenis isomer dari
dua senyawa yang saling berisomer. Tes diagnostik awal diperoleh siswa
yang mengalami kesalahan sebanyak 23 siswa, dari analisis siswa banyak
terkecoh pada bentuk struktur yang dipaparkan sehingga siswa menjawab
isomer yang terjadi antar dua senyawa tersebut adalah isomer geometri,
sedangkan yang benar isomer yang terjadi antara dua senyawa tersebut
adalah isomer posisi. Berdasarkan wawancara doperoleh informasi bahwa
siswa beranggapan terdapat ikatan rangkap atau senyawa yang dipaparkan
adalah senyawa alkena maka pasti isomer yang terjadi adalah isomer
geometri. Setelah dilakukan remediasi dan diuji dengan tes diagnostik
akhir ternyata siswa masih mengalami miskonsepsi dan tidak ada
penurunan siswa yang menjawab salah atau masih terdapat siswa yang
mengalami kesalahan sebanyak 23 siswa. Setelah dilakukan wawancara
kembali pada siswa yang masih mengalami kesalahan, siswa masih
terkecoh dengan bentuk struktur yang dipaparkan pada soal dan siswa
tidak memperhatikan posisi cabang yang berbeda diantara 2 struktur
senyawa pada soal serta tidak benar-benar teliti dalam melihat ciri-ciri
isomer geometri sehingga siswa masih beranggapan bahwa isomer yang
terjadi pada kedua senyawa yang dipaparkan pada soal adalah isomer
posisi. Kemungkinan lain yang menyebabkan tidak berhasilnya refutation
text pada indikator ini juga adalah soal yang diberikan pada tes diagnostik
membuat siswa terkecoh karena tidak adanya pemberian nomor pada
struktur rantai karbon.
11. Menganalisis titik didih berdasarkan struktur senyawa hidrokarbon
Pada indikator ini dari hasil tes diagnostik awal terdapat 19 siswa
mengalami kesalahan dalam menganalisis senyawa hidrokarbon yang
memilliki titik didih yang rendah berdasarkan bentuk strukturnya.
Kesalahan yang dialami siswa rata-rata menjawab A yakni senyawa
dengan bentuk rantai lurus memanjang, sedangkan yang benar senyawa
yang memiliki titik didih rendah adalah senyawa yang memiliki banyak
jumlah cabang. Adanya percabangan pada struktur senyawa tersebut
membuat bentuk molekul cenderung bulat akibatnya interaksi yang terjadi
antar molekul menjadi berkurang dan membuat gaya tarik antar
molekulnya rendah. Setelah dilakukan remediasi dan diuji dengan tes
diagnostik akhir sebanyak 15 siswa yang mengalami penurunan sehingga
jumlah siswa yang masih mengalami kesalahan menjadi 4 siswa dan
selisih antara jumlah siswa yang mengalami kesalahan pada tes diagnostik
awal dan tes diagnostik akhir sebesar 51,7%.
12. Menganalisis senyawa hidrokarbon yang memiliki isomer geometri
Sebanyak 22 siswa mengalami kesalahan pada indikator ini dalam tes
diagnostic awal, dimana kesalahan siswa rata-rata terletak pada jawaban C
Page 12
Efektivitas Penggunaan Lkpd Berbasis Refutation Text Dalam Meremediasi Miskonsepsi Siswa Pada Materi Senyawa
Hidrokarbon
26
Vol 2, No 1 (2021) h.15-28
Gilbert Dwi Barasbanyu, Eny Enawaty, Lukman Hadi
yakni 2-metil-1-butena adalah senyawa yang memiliki isomer geometri,
sedangkan yang benar 3-metil-2-pentena yang memiliki isomer geometri.
Berdasarkan hasil wawancara ternyata siswa beranggapan senyawa yang
memiliki isomer geometri pasti dari senyawa butena karena contoh-contoh
yang biasa diberikan pada isomer geometri adalah senyawa butena.
Setelah dilakukan remediasi dan diuji dengan tes diagnostik akhir
sebanyak 6 siswa yang mengalami penurunan sehingga jumlah siswa yang
masih mengalami kesalahan menjadi 16 siswa dan selisih antara jumlah
siswa yang mengalami kesalahan pada tes diagnostik awal dan tes
diagnostik akhir sebesar 20,7%.
13. Menentukan sifat senyawa hidrokarbon berdasarkan jenis ikatan.
Sebanyak 30 dari total siswa terdapat 23 siswa yang mengalami
kesalahan pada tes diagnostik awal, kesalahan yang dialami siswa rata-rata
terdapat pada jawaban C, sedangkan yang benar senyawa hidrokarbon
adalah senyawa nonpolar sedangkan siswa memilihi senyawa hidrokarbon
adalah senyawa polar terhadap air. Setelah dilakukan remediasi dan diuji
dengan tes diagnostik akhir hanya 4 siswa yang mengalami penurunan
sehingga jumlah siswa yang masih mengalami kesalahan menjadi 19 siswa
dan selisih antara jumlah siswa yang mengalami kesalahan pada tes
diagnostik awal dan tes diagnostik akhir sebesar 13,8%. Penurunan yang
tidak signifikan ini disebabkan juga terlalu rumitnya soal yang diberikan
kepada siswa, yakni siswa harus membuat struktur dari nama senyawa
yang dipaparkan untuk menentukan isomer geometri.
14. Menentukan reaksi yang tepat pada senyawa hidrokarbon
Pada indikator ini siswa diminta dapat menentukan nama reaksi serta
reaksi yang terjadi dengan tepat. Setelah dilakukananya tes diagnostik
awal terdapat siswa yang mengalami kesalahan sebanyak 14 siswa.
Kesalahan yang dialami siswa rata-rata terjadi pada jawaban B dimana
pilihan pengecoh tersebut adalah reaksi eliminasi, sedangkan yang benar
adalah reaksi adisi. pada hasil wawancara siswa beranggapan sering salah
menentukan reaksi antara reaksi eliminasi dan reaksi adisi. Setelah
dilakukan remediasi dan diuji dengan tes diagnostik akhir sebanyak 8
siswa yang mengalami penurunan sehingga jumlah siswa yang masih
mengalami kesalahan menjadi 6 siswa dan selisih antara jumlah siswa
yang mengalami kesalahan pada tes diagnostik awal dan tes diagnostik
akhir sebesar 27,6%.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dibuat beberapa
kesimpulan hasil penelitian berikut ini: (1) Terdapat perbedaan hasil belajar siswa
kelas XI MIPA 4 SMAN 8 Pontianak sebelum dan setelah remediasi menggunakan
LKPD berbasis refutation text. (2) Efektivitas remediasi menggunakan LKPD
berbasis refutation text kelas XI MIPA 4 SMAN 8 Pontianak sebesar 0,61 artinya
tergolong sedang.
Page 13
Efektivitas Penggunaan Lkpd Berbasis Refutation Text Dalam Meremediasi Miskonsepsi Siswa Pada Materi Senyawa
Hidrokarbon
27
Vol 2, No 1 (2021) h.15-28
Gilbert Dwi Barasbanyu, Eny Enawaty, Lukman Hadi
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disarankan beberapa hal
berikut: (1) Sebaiknya guru kimia menggunakan bacaan refutation text untuk bahan
remediasi dalam pembelajaran kimia pada materi senyawa hidrokarbon karena
LKPD berbasis Refutation text dapat menurunkan jumlah kesalahan konsep siswa.
(2) Minat baca siswa yang kurang, sebaiknya dalam menerapkan remediasi dengan
LKPD berbasis refutation text disertai pembelajaran ulang agar siswa lebih paham
dan mengetahui konsep yang sebenarnya. (3) LKPD kimia berbasis refutation text
pada materi senyawa hidrokarbon dapat menjadi acuan untuk penelitian berikutnya.
DAFTAR RUJUKAN
Addin, dkk. (2016). Analisis Komponen Refutation Text pada Materi Pokok
Hidrolisis Garam dalam Buku Kimia Kelas XI SMA/MA. Seminar Nasional
Pendidikan Sains : Universitas Sebelas Maret
Agung, Wicaksono. (2009). Efektivitas Pembelajaran. Jakarta: PT Gramedi
Anas, Sudijono. (2008). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Graafindo
Persada.
Annisa, Nur. (2013). Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Untuk Mengidentifikasi Miskonssepsi Siswa di SMA Negeri Cimahi Kelas X
pada Materi Hidrokarbon. Tesis. Universitas Pendidikan Indonesia
Budi, Firman Shantya. (2011). Pengaruh Penyediaan Bacaan Berbentuk Refutation
Text Untuk Meremediasi Miskonsepsi Siswa Tentang Konsep Asam Basa di
Kelas XI IPA SMA Negeri 4 Pontianak. Jurnal Pendidikan Matematika dan
Sains. 2(2).
Grandistasya, Diera. (2014). Remediasi Kesalahan Konsepsi Siswa Dengan
Refutation Text Pada Materi Asam Basa di SMA Panca Bhakti Pontianak.
Tesis. Universitas Tanjungpura.
Harefa, Amin Otoni. (2013). Penerapan Teori Pembelajaran Ausebel dalam
Pembelajaran. Jurnal Ilmiah IKIP Gunungsitoli. 36(36).
Lemma, Abayneh. (2013). A Diagnostic Assement Of Eighth Grade Student’ and
Their Teacher’ Misconception About Basic Chemical Conceps. AJCE. 3(1),
40-43.
Palmer, D. (2003). Investigating The Relationship Between Refutational Text and
Conceptual Change. G.J. Kelly & R.E. Mayer (Eds). Learning. Hoboken:
Wiley Periodicals
Rahmawati, Triannisa. (2014). Profil Miskonsepsi Siswa SMA Pada Materi
Hidrokarbon Menggunakan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat pada
Siswa Kelas XI di SMAN Kota Bandung. Skripsi. Bandung : Universitas
Pendidikan Indonesia.
Page 14
Efektivitas Penggunaan Lkpd Berbasis Refutation Text Dalam Meremediasi Miskonsepsi Siswa Pada Materi Senyawa
Hidrokarbon
28
Vol 2, No 1 (2021) h.15-28
Gilbert Dwi Barasbanyu, Eny Enawaty, Lukman Hadi
Regita, Icha. (2015). Penyediaan Refutation Text untuk Meremediasi Kesalahan
Konsep Siswa Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Jurnal Pendidikan
Matematika dan Sains
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :
CV Alfabeta.
Sutrisno, L. 1999. The Remediation Of Weakness In Physics Concepts Among
Secondary School Student In West Kalimantan. Australia: Faculty Of
Education Monash University.
Wahyuni, Neri. (2018). Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Kimia
Berbasis Refutation Text pada Materi Senyawa Hidrokarbon di SMA Negeri
3 Pontianak. Skripsi. Pontianak: Universitas Tanjungpura
Wright. (1986). Social Science Statistic. Boston, London, Sydney Toronto :
Allynand Bacon,Inc.