Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 1 (SeNaTS 1) Tahun 2015 Sanur - Bali, 25 April 2015 VISUALISASI POTENSI GENANGAN BANJIR DI SUNGAI LAMBIDARO MELALUI PENELUSURAN ALIRAN MENGGUNAKAN HEC-RAS (Studi Pendahuluan Pengendalian Banjir Berwawasan Lingkungan) M. Baitullah Al Amin 1 , Sarino 1 dan Nita Kurnita Sari 2 1 Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya Email: [email protected]Email: [email protected]2 Mahasiswa Program Sarjana Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya Email: [email protected]ABSTRAK Kota Palembang merupakan salah satu kota yang rawan mengalami bencana banjir, dimana sebagian wilayahnya memiliki potensi banjir yang tinggi sampai dengan sangat tinggi. Simulasi banjir diperlukan untuk mengetahui karakteristik aliran banjir sehingga dapat diperkirakan lokasi- lokasi di sepanjang sungai yang berpotensi untuk terjadi genangan banjir. Makalah ini membahas visualisasi genangan banjir melalui penelusuran aliran di Sungai Lambidaro, yaitu salah satu anak Sungai Musi dengan luasan subsistem terbesar di Kota Palembang, yang sering meluap dan menyebabkan genangan di sekitar sungai. Debit banjir rancangan dihitung menggunakan metode hidrograf satuan sintetik SCS untuk periode ulang 5, 10, 20, 50, dan 100 tahun. Profil muka air banjir untuk setiap debit banjir rancangan disimulasikan menggunakan model hidrodinamik HEC- RAS 4.1. Kondisi batas simulasi profil muka air banjir yang digunakan adalah hidrograf debit banjir rancangan, hidrograf aliran lateral, dan elevasi muka air pasang maskimum. Hasil visualisasi profil muka air banjir dengan HEC-RAS 4.1 menunjukkan bahwa untuk periode ulang 5 tahun, elevasi muka air sudah melampaui bantaran sungai di sebagian besar lokasi di sepanjang sungai. Semakin besar periode ulang, maka elevasi muka air semakin tinggi sehingga semakin banyak lokasi yang berpotensi tergenang banjir. Kata kunci: HEC-RAS, HEC-HMS, Model Hidrodinamik, Simulasi Banjir 1. PENDAHULUAN Banjir merupakan bencana yang kerap melanda daerah perkotaan. Bencana banjir dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan terhadap pemukiman (tempat tinggal), perekonomian dan lingkungan suatu wilayah, serta kehilangan jiwa manusia (Di Baldassarre, 2012). Kerugian yang sangat besar diakibatkan bencana banjir sangat membutuhkan upaya penanganan dan mitigasi bencana yang bersifat khusus dan segera. Upaya mitigasi yang tepat dapat ditempuh melalui serangkaian analisis dan kajian yang mendalam terhadap dampak genangan banjir pada suatu daerah aliran sungai (DAS). Palembang sebagai ibukota Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia yang hampir setiap tahun mengalami banjir. Dari 21 subDAS yang terdapat di Kota Palembang, subDAS yang sering mengalami banjir diantaranya adalah subDAS Lambidaro, Boang, Sekanak, Bendung, Buah, Juaro, Batang, Sriguna, Aur, dan Kertapati (Belladona, 2005). Gambar 1 menunjukkan subDAS yang terdapat di Kota Palembang. Banjir yang terjadi di Kota Palembang disebabkan oleh faktor alam dan faktor manusia. Faktor alam disebabkan karena intensitas hujan yang tinggi, kapasitas drainase (sungai) yang tidak memadai, dan aliran pasang Sungai Musi yang menyebabkan aliran balik (backwater flow). Faktor manusia antara lain karena peningkatan jumlah penduduk yang menyebabkan peningkatan luas area terbangun sehingga limpasan permukaan meningkat, dan pendangkalan sungai akibat sedimentasi dan sampah (Belladona, 2005). Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh BAPPEDA Kota Palembang (2012) bahwa sebagian Kota Palembang memiliki potensi banjir tinggi sampai dengan sangat tinggi seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 2. Pada Gambar 2 tersebut, juga dapat dilihat bahwa subDAS Lambidaro sebagian besar memiliki potensi banjir yang sangat tinggi, sehingga Pemerintah Kota Palembang memiliki perhatian serius dalam upaya penanggulangan bencana banjir tersebut. Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayana HIDRO-123
10
Embed
Visualisasi Potensi Genangan Banjir di Sungai Lambidaro Melalui Penelusuran Aliran Menggunakan HEC-RAS
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 1 (SeNaTS 1) Tahun 2015 Sanur - Bali, 25 April 2015
VISUALISASI POTENSI GENANGAN BANJIR DI SUNGAI LAMBIDARO MELALUI PENELUSURAN ALIRAN MENGGUNAKAN HEC-RAS (Studi Pendahuluan Pengendalian Banjir Berwawasan Lingkungan)
M. Baitullah Al Amin 1, Sarino 1 dan Nita Kurnita Sari 2
1 Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya
2 Mahasiswa Program Sarjana Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya Email: [email protected]
ABSTRAK
Kota Palembang merupakan salah satu kota yang rawan mengalami bencana banjir, dimana sebagian wilayahnya memiliki potensi banjir yang tinggi sampai dengan sangat tinggi. Simulasi banjir diperlukan untuk mengetahui karakteristik aliran banjir sehingga dapat diperkirakan lokasi-lokasi di sepanjang sungai yang berpotensi untuk terjadi genangan banjir. Makalah ini membahas visualisasi genangan banjir melalui penelusuran aliran di Sungai Lambidaro, yaitu salah satu anak Sungai Musi dengan luasan subsistem terbesar di Kota Palembang, yang sering meluap dan menyebabkan genangan di sekitar sungai. Debit banjir rancangan dihitung menggunakan metode hidrograf satuan sintetik SCS untuk periode ulang 5, 10, 20, 50, dan 100 tahun. Profil muka air banjir untuk setiap debit banjir rancangan disimulasikan menggunakan model hidrodinamik HEC-RAS 4.1. Kondisi batas simulasi profil muka air banjir yang digunakan adalah hidrograf debit banjir rancangan, hidrograf aliran lateral, dan elevasi muka air pasang maskimum. Hasil visualisasi profil muka air banjir dengan HEC-RAS 4.1 menunjukkan bahwa untuk periode ulang 5 tahun, elevasi muka air sudah melampaui bantaran sungai di sebagian besar lokasi di sepanjang sungai. Semakin besar periode ulang, maka elevasi muka air semakin tinggi sehingga semakin banyak lokasi yang berpotensi tergenang banjir. Kata kunci: HEC-RAS, HEC-HMS, Model Hidrodinamik, Simulasi Banjir
1. PENDAHULUAN Banjir merupakan bencana yang kerap melanda daerah perkotaan. Bencana banjir dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan terhadap pemukiman (tempat tinggal), perekonomian dan lingkungan suatu wilayah, serta kehilangan jiwa manusia (Di Baldassarre, 2012). Kerugian yang sangat besar diakibatkan bencana banjir sangat membutuhkan upaya penanganan dan mitigasi bencana yang bersifat khusus dan segera. Upaya mitigasi yang tepat dapat ditempuh melalui serangkaian analisis dan kajian yang mendalam terhadap dampak genangan banjir pada suatu daerah aliran sungai (DAS). Palembang sebagai ibukota Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia yang hampir setiap tahun mengalami banjir. Dari 21 subDAS yang terdapat di Kota Palembang, subDAS yang sering mengalami banjir diantaranya adalah subDAS Lambidaro, Boang, Sekanak, Bendung, Buah, Juaro, Batang, Sriguna, Aur, dan Kertapati (Belladona, 2005). Gambar 1 menunjukkan subDAS yang terdapat di Kota Palembang. Banjir yang terjadi di Kota Palembang disebabkan oleh faktor alam dan faktor manusia. Faktor alam disebabkan karena intensitas hujan yang tinggi, kapasitas drainase (sungai) yang tidak memadai, dan aliran pasang Sungai Musi yang menyebabkan aliran balik (backwater flow). Faktor manusia antara lain karena peningkatan jumlah penduduk yang menyebabkan peningkatan luas area terbangun sehingga limpasan permukaan meningkat, dan pendangkalan sungai akibat sedimentasi dan sampah (Belladona, 2005). Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh BAPPEDA Kota Palembang (2012) bahwa sebagian Kota Palembang memiliki potensi banjir tinggi sampai dengan sangat tinggi seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 2. Pada Gambar 2 tersebut, juga dapat dilihat bahwa subDAS Lambidaro sebagian besar memiliki potensi banjir yang sangat tinggi, sehingga Pemerintah Kota Palembang memiliki perhatian serius dalam upaya penanggulangan bencana banjir tersebut.
Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayana HIDRO-123
M. Baitullah Al Amin, Sarino dan Nita Kurnita Sari
Upaya pengendalian banjir secara struktural menggunakan bangunan hidraulik seperti tanggul, dinding penahan banjir, kolam retensi, pintu air dan stasiun pompa, dan sebagainya memerlukan biaya yang sangat besar dalam pembangunannya. Oleh karena itu, pembangunan struktur pengendali banjir harus dilaksanakan secara efektif untuk menghindari kerugian yang lebih besar. Sebelum dilaksanakan pembangunan struktur pengendali banjir, beberapa skenario pengendalian banjir dapat disimulasikan bagaimana pengaruhnya dalam pengurangan dampak banjir. Hal ini memberikan keuntungan, dimana efektivitas pengendalian banjir dapat diperkirakan sebelum struktur tersebut dibangun di lapangan. Makalah ini membahas mengenai simulasi aliran banjir di Sungai Lambidaro berdasarkan kondisi eksisting sehingga dapat diketahui lokasi-lokasi di sepanjang sungai yang berpotensi untuk tergenang. Visualisasi genangan banjir dilakukan melalui penelusuran profil muka air banjir berdasarkan hidrograf limpasan langsung dan muka air pasang untuk setiap periode ulangnya. Penelusuran profil muka air banjir dilakukan dengan bantuan program HEC-RAS 4.1.
Gambar 1. SubDAS di Kota Palembang Gambar 2. Potensi banjir di Kota Palembang (BAPPEDA Kota Palembang, 2012) (BAPPEDA Kota Palembang, 2012)
2. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SubDAS Lambidaro dengan batas-batas DAS seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 7. Penelitian ini dimulai dengan penyiapan data yang dibutuhkan dalam analisis hidrologi dan hidraulika. Data yang digunakan dalam analisis hidrologi diantaranya adalah curah hujan harian maksimum, topografi (digital elevation model/ DEM), jenis penggunaan lahan, dan jenis tanah, sedangkan untuk analisis hidraulika diantaranya adalah alur dan penampang melintang sungai, kondisi kekasaran permukaan sungai, dan elevasi muka air pasang sungai.
Gambar 7. DAS Lambidaro
Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayana HIDRO-124
Visualisasi Potensi Genangan Banjir Di Sungai Lambidaro Melalui Penelusuran Aliran Menggunakan HEC-RAS (Studi Pendahuluan Pengendalian Banjir Berwawasan Lingkungan)
Analisis hidrologi dilakukan untuk menentukan hidrograf banjir sebagai beban limpasan yang akan dialirkan ke dalam sungai. Simulasi hidrograf banjir menggunakan program HEC-HMS 4.0, dimana metode kehilangan (loss method) menggunakan metode Soil Conservation Service – Curve Number (SCS-CN), sedangkan metode perubahan hujan-aliran (transform method) menggunakan metode hidrograf satuan sintetik SCS. Adapun input data hujan yang digunakan berupa distribusi hujan sintetik SCS untuk setiap periode ulangnya berdasarkan hasil analisis frekuensi. Penentuan batas subDAS, panjang lintasan air, dan kemiringan lereng rata-rata dilakukan menggunakan bantuan program sistem informasi geografis (SIG), yaitu Global Mapper 15 dengan input data DEM SRTM 3.0. Program HEC-RAS 4.1 digunakan untuk analisis profil muka air banjir di sungai. Hidrograf banjir rancangan, hidrograf aliran lateral dan elevasi muka air pasang maksimum di muara sungai digunakan sebagai kondisi batas untuk simulasi aliran tak mantap (unsteady flow). Berdasarkan hasil simulasi menggunakan program HEC-RAS 4.1, selanjutnya dianalisis elevasi muka air banjir terhadap elevasi bantaran sungai untuk mengidentifikasi lokasi-lokasi yang berpotensi terjadi genangan banjir.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembagian SubDAS dan Sungai DAS Lambidaro dibagi menjadi beberapa subDAS yang lebih kecil menggunakan program Global Mapper 15 berdasarkan input data DEM SRTM 3.0. Berdasarkan hasil analisis, DAS Lambidaro dibagi menjadi 12 subDAS yang lebih kecil seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 8 dan dirinci dalam Tabel 1. Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat bahwa luas total DAS Lambidaro adalah 62,264 km2. Tabel 1 juga menunjukkan panjang lintasan air dan kemiringan lereng rata-rata untuk setiap subDAS.
Sungai Lambidaro terdiri dari sungai alam, yaitu saluran terbentuk secara alamiah dan sungai buatan seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 8, yaitu saluran yang dibuat melalui proses penggalian. Sungai alam selanjutnya disebut sebagai Sungai Lambidaro Alam, sedangkan sungai buatan disebut sebagai Sungai Lambidaro Buatan.
Waktu Konsentrasi Triatmodjo (2008) menjelaskan bahwa waktu konsentrasi (time of concentration) merupakan waktu yang diperlukan oleh air untuk mengalir dari titik terjauh di dalam suatu daerah tangkapan hujan (DAS) sampai di titik yang ditinjau (umumnya titik outlet daerah tangkapan). Waktu konsentrasi bergantung pada karakteristik daerah tangkapan, tata guna lahan, panjang lintasan air, dan kemiringan lahan. Pada saat durasi hujan efektif sama dengan waktu konsentrasi, maka aliran akan terkonsentrasi pada titik yang ditinjau, sehingga pada saat tersebut aliran sudah mencapai puncak (maksimum).
Panjang lintasan air dan kemiringan lahan rata-rata tiap subDAS dianalisis berdasarkan teknik SIG menggunakan program Global Mapper 15 seperti yang diberikan dalam Tabel 1. Waktu konsentrasi dihitung menggunakan persamaan (9) dan waktu jeda dihitung menggunakan persamaan (8) yang hasilnya diberikan dalam Tabel 2 di bawah ini.
Gambar 8. Pembagian subDAS dan sungai
12
5
1
2
3 4
6 7 8
9
10 11
Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayana HIDRO-125
M. Baitullah Al Amin, Sarino dan Nita Kurnita Sari
Tabel 1. Luasan, keliling, panjang lintasan, dan kemiringan tiap subDAS
Nilai Curve Number (CN), Potensi Tampungan (S), dan Abstraksi Awal (Ia) Nilai curve number (CN) untuk lokasi penelitian ditentukan berdasarkan jenis penggunaan lahan dan jenis tanah dengan mengacu pada tabel dalam dokumen TR-55 yang dipublikasikan oleh SCS (1986). Gambar 9 menunjukkan jenis penggunaan lahan dalam DAS Lambidaro. Secara umum jenis tanah di DAS Lambidaro sebagian besar terdiri dari tanah glei humus dan organosol, andosol dan latosol, serta sebagian kecil berupa tanah litosol dan latosol (BAPPEDA Kota Palembang, 2012) sehingga memiliki daya serap air yang tinggi. Oleh karena itu, digunakan jenis tanah A dalam penentuan nilai CN. Nilai CN komposit, yaitu nilai CN rata-rata tiap subDAS dihitung menggunakan persamaan (5). Persentase area kedap air ditentukan berdasarkan rasio antara area terbangun terhadap area total di setiap subDAS. Potensi tampungan maksimum (S) dihitung menggunakan persamaan (4) sebagai fungsi nilai CN, dan abstraksi awal (Ia) dihitung menggunakan persamaan (2). Adapun rincian nilai CN komposit, persentase area kedap air, potensi tampungan maksimum, dan abstraksi awal tiap subDAS diberikan dalam Tabel 3.
Gambar 9. Jenis penggunaan lahan di DAS Lambidaro
Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayana HIDRO-126
Visualisasi Potensi Genangan Banjir Di Sungai Lambidaro Melalui Penelusuran Aliran Menggunakan HEC-RAS (Studi Pendahuluan Pengendalian Banjir Berwawasan Lingkungan)
Tabel 3. Nilai CN komposit, persentase area kedap air, potensi tampungan, dan abstraksi awal tiap subDAS
Analisis Frekuensi Hujan Harian Maksimum Analisis frekuensi dari data hujan bertujuan untuk memperoleh hubungan antara besarnya kejadian ekstrim (hujan deras) terhadap frekuensi kejadiannya dengan menggunakan distribusi probabilitas. Besarnya kejadian ekstrim mempunyai hubungan terbalik dengan probabilitas kejadian (Triatmodjo, 2008). Dalam penelitian ini, data hujan yang digunakan dalam analisis frekuensi adalah curah hujan harian maksimum 10 tahun (2014 – 2013) yang tercacat pada stasiun hujan yang berlokasi di Gandus, Kota Palembang seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 4 di bawah ini.
Tabel 4. Curah hujan harian maksimum (R24) di Stasiun Gandus Kota Palembang
Distribusi probabilitas yang umumnya digunakan dalam analisis banjir adalah nilai ekstrim tipe I (extreme value type I) atau juga dikenal sebagai distribusi Gumbel, log Pearson III, log normal, dan normal (Kumar dan Mujumdar, 2012). Berdasarkan hasil analisis frekuensi menggunakan empat jenis distribusi probabilitas tersebut dengan jumlah kelas sebanyak 5 kelas, dan derajat ketidakpercayaan yang diinginkan sebesar 5%, diperoleh jenis distribusi probabilitas yang digunakan adalah distribusi log Pearson III. Hal ini didasarkan pada uji chi-kuadrat dan Smirnov Kolmogorov, dimana distribusi log Pearson III memberikan nilai chi-kuadrat terkecil, yaitu χ2 = 0,00 (χ2 kritik = 5,991) dan nilai selisih probabilitas maksimum yang terkecil, yaitu ∆maks = 0,10 (∆kritik = 0,41). Adapun curah hujan rancangan untuk setiap periode ulangnya berdasarkan distribusi log Pearson III seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 5 berikut.
Tabel 5. Curah hujan rancangan hasil analisis frekuensi untuk distribusi log Pearson III
No Probabilitas Periode ulang (tahun) R24 (mm) 1 0,2 5 126,46 2 0,1 10 137,95 3 0,05 20 148,48 4 0,02 50 161,57 5 0,01 100 171,11
Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayana HIDRO-127
M. Baitullah Al Amin, Sarino dan Nita Kurnita Sari
Hidrograf Limpasan Langsung Simulasi hidrograf limpasan langsung dilakukan dengan bantuan program HEC-HMS 4.0. Pada penelitian ini, secara umum terdapat tiga komponen yang dibangun dalam HEC-HMS 4.0, yaitu basin models, meteorologic models, dan control specifications. Basin models digunakan untuk membuat skema subDAS secara grafis. Pada basin models, metode kehilangan yang digunakan adalah metode SCS-CN dan metode transformasi hujan-aliran menggunakan metode HSS SCS. Meteorologic models digunakan untuk membuat distribusi hujan setiap periode ulangnya. Distribusi hujan sintetik yang digunakan adalah distribusi hujan SCS tipe II. Adapun control specifications digunakan untuk menetapkan waktu simulasi dan interval waktu simulasi. Waktu simulasi ditetapkan selama 24 jam dengan interval waktu 30 menit. Skema model subDAS yang dibangun dalam HEC-HMS 4.0 ditunjukkan dalam Gambar 10.
Hasil simulasi hidrograf limpasan langsung tiap subDAS untuk tiap periode ulang ditunjukkan dalam Gambar 11 – 16. Berdasarkan Gambar 11 – 16 dapat dilihat bahwa semakin besar nilai CN dan persentase area yang kedap air, maka akan menghasilkan debit puncak hidrograf yang lebih besar dibandingkan dengan nilai CN dan persentase area kedap air yang lebih kecil. Hal ini menjelaskan bahwa semakin banyak area yang terbangun dan kedap air di suatu DAS, maka debit banjir juga akan semakin besar. Hidrograf limpasan langsung yang dihasilkan dari simulasi tersebut kemudian digunakan sebagai input data dalam simulasi profil muka air banjir menggunakan HEC-RAS 4.1.
T = 5 tahun T = 10 tahun T = 20 tahun T = 50 tahun T = 100 tahun Gambar 12. Hidrograf limpasan langsung subDAS 3 (kiri) dan 4 (kanan)
CN = 66,17 Persentase kedap air = 39,83%
CN = 63,91 Persentase kedap air = 34,16%
CN = 60,14 Persentase kedap air = 54,68%
CN = 60,19 Persentase kedap air = 11,76%
Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayana HIDRO-128
Visualisasi Potensi Genangan Banjir Di Sungai Lambidaro Melalui Penelusuran Aliran Menggunakan HEC-RAS (Studi Pendahuluan Pengendalian Banjir Berwawasan Lingkungan)
T = 5 tahun T = 10 tahun T = 20 tahun T = 50 tahun T = 100 tahun Gambar 16. Hidrograf limpasan langsung subDAS 11 (kiri) dan 12 (kanan)
Profil Muka Air Banjir Visualisasi genangan banjir dapat dilakukan berdasarkan hasil simulasi profil muka air banjir di sepanjang sungai, sehingga dapat diketahui lokasi-lokasi yang berpotensi terjadi luapan air. Simulasi profil muka air banjir dilakukan dengan bantuan program HEC-RAS 4.1. Secara umum, terdapat empat komponen yang dibangun
CN = 60,29 Persentase kedap air = 30,89%
CN = 59,91 Persentase kedap air = 4,57%
CN = 72,56 Persentase kedap air = 70,74%
CN = 59,22 Persentase kedap air = 3,13%
CN = 54,11 Persentase kedap air = 13,90%
CN = 75,21 Persentase kedap air = 46,02%
CN = 51,34 Persentase kedap air = 9,28%
CN = 61,92 Persentase kedap air = 32,92%
Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayana HIDRO-129
M. Baitullah Al Amin, Sarino dan Nita Kurnita Sari
dalam HEC-RAS 4.1, yaitu komponen project, geometry, unsteady flow, dan plan. Komponen project digunakan sebagai tahap awal pembuatan model yang mencakupi komponen-komponen lainnya. Komponen geometry digunakan untuk membuat alur dan geometri sungai secara grafis. Adapun komponen unsteady flow digunakan untuk membuat kondisi batas (boundary condition) aliran berupa hidrograf banjir, hidrograf aliran lateral, dan elevasi muka air pasang, sedangkan komponen plan digunakan untuk membuat rencana perhitungan dari komponen geometry dan unsteady flow yang telah dibuat sebelumnya. Gambar 17 di bawah ini menunjukkan skema geometri sungai, penampang melintang, beserta kondisi batas yang dibangun dalam HEC-RAS 4.1.
Gambar 17. Skema geometri sungai, penampang melintang, dan kondisi batas dalam HEC-RAS 4.1
Gambar 17 di atas menunjukkan lokasi penempatan kondisi batas berupa hidrograf banjir, hidrograf aliran lateral, dan elevasi muka air pasang maksimum. Kondisi batas berupa hidrograf banjir digunakan pada hulu penggal sungai, sedangkan hidrograf aliran lateral pada suatu stasiun dalam penggal sungai. Kondisi batas berupa elevasi muka air pasang maksimum digunakan pada muara sungai (paling hilir). Muka air pasang maksimum di Sungai Musi ditetapkan sebesar 3,0 m (www.pasanglaut.com, diakses pada 1 April 2015).
Gambar 18 – 27 menunjukkan hasil simulasi profil muka air banjir di Sungai Lambidaro Buatan dan Sungai Lambidaro Alam untuk setiap periode ulangnya. Pada Gambar 18 dan 19, elevasi muka air maksimum periode ulang 5 tahun di masing-masing hulu Sungai Lambidaro Buatan dan Alam adalah +3,90 m dan +6,43 m. Pada kondisi tersebut, elevasi muka air banjir sudah melampaui sebagian besar bantaran di sepanjang Sungai Lambidaro Buatan, sedangkan pada Sungai Lambidaro Alam, seluruh bantaran di sepanjang sungai sudah terlampaui oleh elevasi muka air banjir. Kondisi yang sama juga ditunjukkan untuk periode ulang lainnya. Pada Gambar 20 dan 21, elevasi muka air maksimum periode ulang 10 tahun di masing-masing hulu Sungai Lambidaro Buatan dan Alam adalah +4,04 m dan +6,75 m, sedangkan untuk periode ulang 20 tahun (Gambar 22 dan 23) elevasi muka air maksimum di hulu sungai masing-masing adalah +4,16 m dan +7,06 m. Pada Gambar 24 dan 25, elevasi muka air maksimum periode ulang 50 tahun di masing-masing hulu Sungai Lambidaro Buatan dan Alam adalah +4,32 m dan +7,45 m, sedangkan untuk periode ulang 100 tahun (Gambar 26 dan 27) elevasi muka air maksimum di hulu sungai masing-masing adalah +4,44 m dan +7,69 m.
Hasil simulasi profil muka air banjir pada Sungai Lambidaro eksisting menggunakan program HEC-RAS 4.1 menunjukkan bahwa semakin besar periode ulang banjir rancangan, maka semakin tinggi elevasi muka air maksimum di sungai. Dengan demikian, elevasi muka air yang semakin tinggi dapat menyebabkan semakin banyak lokasi-lokasi di sepanjang sungai yang berpotensi tergenang banjir.
0 1000 2000 3000 4000 5000-10
-9
-8
-7
-6
-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Simulasi Banjir Sungai Lambidaro Plan: Simulasi Eksisting 5 Tahun 4/2/2015 11:45:46 AM
Main Channel Distance (m)
Elev
atio
n (m
)
Legend
EG 25MAR2015 1430
WS 25MAR2015 1430
Crit 25MAR2015 1430
Ground
LOB
ROB
55.2
7 Id
-6a
110.
54 Id
-5
204.
551
Id-7
294.
391
Id-7
a38
4.23
1 Id
-845
1.54
1 Id
-8a
518.
851
Id-c
p01
592.
031
Id-c
p01a
665.
211
Id-c
p01b
738.
391
Id-9
805.
161
Id-9
a87
1.93
1 Id
-9b
938.
701
Id-c
p02
1018
.311
Id-c
p2a
1097
.921
Id-1
0
1196
.701
Id-1
0a
1295
.481
Id-1
0b
1394
.261
Id-1
1
1493
.561
Id-1
1a
1592
.861
Id-1
1b
1692
.161
Id-1
1c
1791
.461
Id-1
1d
1890
.761
Id-1
1e
1990
.061
Id-1
1f
2089
.361
Id-1
1g
2188
.661
Id-1
1h
2287
.961
Id-1
723
72.1
41 Id
-17a
2456
.321
Id-1
7b25
40.5
01 Id
-16
2633
.221
Id-1
6a
2725
.941
Id-1
528
06.9
91 Id
-15a
2888
.041
Id-1
5b29
69.0
91 Id
-14
3064
.681
Id-1
4b
3160
.271
Id-1
332
27.2
81 Id
-13a
3294
.291
Id-1
2
3383
.771
Id-1
2a34
73.2
51 Id
-135
43.5
51 Id
-1a
3613
.851
Id-1
b36
84.1
51 Id
-237
66.6
21 Id
-2a
3849
.091
Id-3
3903
.571
Id-3
a39
58.0
51 Id
-440
44.5
81 Id
-4a
4131
.111
Id-4
b42
17.6
41 Id
-4c
4304
.171
Id-4
d43
90.7
01 Id
-4e
4477
.231
Id-4
045
62.6
51 Id
-40a
4648
.071
Id-4
0b47
33.4
91 Id
-40c
4818
.911
Id-4
0d49
04.3
31 Id
-40e
4989
.751
Id-4
250
72.2
71 Id
-42a
5154
.791
Id-4
2b52
37.3
11 Id
-42c
5319
.831
Id-4
2d54
02.3
51 Id
-55
S. Lambidaro Bua Hilir
S. Lambidaro Bua Tengah2
S. Lambidaro Bua Tengah1
S. Lambidaro Bua Hulu
0 2000 4000 6000 8000-10
-8
-6
-4
-2
0
2
4
6
8
10
Simulasi Banjir Sungai Lambidaro Plan: Simulasi Eksisting 5 Tahun 4/2/2015 12:02:56 PM
Main Channel Distance (m)
Elev
atio
n (m
)
Legend
EG 25MAR2015 1500
WS 25MAR2015 1500
Ground
LOB
ROB
2059
.105
Id-1
9a21
43.5
54 Id
-18
2240
.001
Id-1
8a23
36.4
48 Id
cp-0
424
35.8
77 Id
cp-0
4a25
35.3
06 Id
-29
2628
.369
Id-2
9a27
21.4
32 Id
-29b
2814
.495
Id-3
029
07.3
96 Id
-30a
3000
.297
Id-3
0b30
93.1
98 Id
-31
3189
.085
Id-3
1a32
84.9
72 Id
-31b
3380
.859
Id-3
234
57.3
94 Id
-32a
3533
.929
Id-3
2b36
10.4
64 Id
-32c
3686
.999
Id-3
337
66.9
69 Id
-33a
3846
.939
Id-3
3b39
26.9
09 Id
-33c
4006
.879
Id-3
440
89.3
2 Id
-34a
4171
.761
Id-3
4b42
54.2
02 Id
-34c
4336
.643
Id-3
544
17.2
87 Id
-35a
4497
.931
Id-3
645
74.2
82 Id
-36a
4650
.633
Id-3
747
39.1
15 Id
-37a
4827
.597
Id-3
7b49
16.0
79 Id
-38
5063
.389
Id-3
8b
5213
.251
Id-3
9a52
89.4
58 Id
-39b
5365
.665
Id-3
9c54
41.8
72 Id
-41
5536
.599
Id-4
1a56
31.3
26 Id
-41b
5726
.053
Id-4
1c58
20.7
8 Id
-41d
5915
.507
Id-4
1e60
10.2
34 Id
-41f
6104
.961
Id-4
1g61
99.6
88 Id
-41h
6294
.415
Id-4
1i63
89.1
42 Id
-41j
6483
.869
Id-4
365
55.3
79 Id
-43a
6699
.329
Id-4
4a67
71.7
69 Id
-45
6869
.723
Id-4
669
92.4
87 Id
-47
7080
.131
Id-4
7a71
67.7
75 Id
-47b
7255
.419
Id-4
7c73
43.0
63 Id
-47d
7430
.707
Id-4
875
44.5
85 Id
-49
7633
.55
Id-4
9a77
22.5
15 Id
-49b
7811
.48
Id-4
9c79
00.4
45 Id
-49d
7989
.41
Id-4
9e80
78.3
75 Id
-49f
8167
.34
Id-4
9g82
56.3
05 Id
-49h
8345
.27
Id-5
8
8481
.126
Id-5
785
68.8
89 Id
-57a
8656
.652
Idcp
-10
8748
.474
Idcp
-10a
8840
.296
Idcp
-10b
8932
.118
Id-B
M4
9061
.364
Id-5
6a
9232
.25
Id-6
093
12.3
55 Id
-60a
9392
.46
Id-6
0b94
72.5
65 Id
-60c
9552
.67
Id-6
196
42.0
69 Id
-61a
9731
.468
Id-6
298
22.8
83 Id
-62a
9914
.298
Id-6
3
S. Lambidaro Ala Hulu
Gambar 18. Profil muka air banjir maksimum Gambar 19. Profil muka air banjir maksimum periode ulang 5 tahun di Sungai Lambidaro Buatan periode ulang 5 tahun di Sungai Lambidaro Alam
Elevasi muka air maksimum = +3,90 m Elevasi muka air maksimum = +6,43 m
Visualisasi Potensi Genangan Banjir Di Sungai Lambidaro Melalui Penelusuran Aliran Menggunakan HEC-RAS (Studi Pendahuluan Pengendalian Banjir Berwawasan Lingkungan)
0 1000 2000 3000 4000 5000-10
-8
-6
-4
-2
0
2
4
6
8
10
Simulasi Banjir Sungai Lambidaro Plan: Simulasi Eksisting 10 Tahun 4/2/2015 11:57:13 AM
Main Channel Distance (m)
Elev
atio
n (m
)
Legend
EG 25MAR2015 1430
WS 25MAR2015 1430
Crit 25MAR2015 1430
Ground
LOB
ROB
55.2
7 Id
-6a
110.
54 Id
-5
204.
551
Id-7
294.
391
Id-7
a38
4.23
1 Id
-845
1.54
1 Id
-8a
518.
851
Id-c
p01
592.
031
Id-c
p01a
665.
211
Id-c
p01b
738.
391
Id-9
805.
161
Id-9
a87
1.93
1 Id
-9b
938.
701
Id-c
p02
1018
.311
Id-c
p2a
1097
.921
Id-1
0
1196
.701
Id-1
0a
1295
.481
Id-1
0b
1394
.261
Id-1
1
1493
.561
Id-1
1a
1592
.861
Id-1
1b
1692
.161
Id-1
1c
1791
.461
Id-1
1d
1890
.761
Id-1
1e
1990
.061
Id-1
1f
2089
.361
Id-1
1g
2188
.661
Id-1
1h
2287
.961
Id-1
723
72.1
41 Id
-17a
2456
.321
Id-1
7b25
40.5
01 Id
-16
2633
.221
Id-1
6a
2725
.941
Id-1
528
06.9
91 Id
-15a
2888
.041
Id-1
5b29
69.0
91 Id
-14
3064
.681
Id-1
4b
3160
.271
Id-1
332
27.2
81 Id
-13a
3294
.291
Id-1
2
3383
.771
Id-1
2a34
73.2
51 Id
-135
43.5
51 Id
-1a
3613
.851
Id-1
b36
84.1
51 Id
-237
66.6
21 Id
-2a
3849
.091
Id-3
3903
.571
Id-3
a39
58.0
51 Id
-440
44.5
81 Id
-4a
4131
.111
Id-4
b42
17.6
41 Id
-4c
4304
.171
Id-4
d43
90.7
01 Id
-4e
4477
.231
Id-4
045
62.6
51 Id
-40a
4648
.071
Id-4
0b47
33.4
91 Id
-40c
4818
.911
Id-4
0d49
04.3
31 Id
-40e
4989
.751
Id-4
250
72.2
71 Id
-42a
5154
.791
Id-4
2b52
37.3
11 Id
-42c
5319
.831
Id-4
2d54
02.3
51 Id
-55
S. Lambidaro Bua Hilir
S. Lambidaro Bua Tengah2
S. Lambidaro Bua Tengah1
S. Lambidaro Bua Hulu
0 2000 4000 6000 8000-10
-8
-6
-4
-2
0
2
4
6
8
10
Simulasi Banjir Sungai Lambidaro Plan: Simulasi Eksisting 10 Tahun 4/2/2015 11:57:13 AM
Main Channel Distance (m)
Elev
atio
n (m
)
Legend
EG 25MAR2015 1500
WS 25MAR2015 1500
Ground
LOB
ROB
2059
.105
Id-1
9a21
43.5
54 Id
-18
2240
.001
Id-1
8a23
36.4
48 Id
cp-0
424
35.8
77 Id
cp-0
4a25
35.3
06 Id
-29
2628
.369
Id-2
9a27
21.4
32 Id
-29b
2814
.495
Id-3
029
07.3
96 Id
-30a
3000
.297
Id-3
0b30
93.1
98 Id
-31
3189
.085
Id-3
1a32
84.9
72 Id
-31b
3380
.859
Id-3
234
57.3
94 Id
-32a
3533
.929
Id-3
2b36
10.4
64 Id
-32c
3686
.999
Id-3
337
66.9
69 Id
-33a
3846
.939
Id-3
3b39
26.9
09 Id
-33c
4006
.879
Id-3
440
89.3
2 Id
-34a
4171
.761
Id-3
4b42
54.2
02 Id
-34c
4336
.643
Id-3
544
17.2
87 Id
-35a
4497
.931
Id-3
645
74.2
82 Id
-36a
4650
.633
Id-3
747
39.1
15 Id
-37a
4827
.597
Id-3
7b49
16.0
79 Id
-38
5063
.389
Id-3
8b
5213
.251
Id-3
9a52
89.4
58 Id
-39b
5365
.665
Id-3
9c54
41.8
72 Id
-41
5536
.599
Id-4
1a56
31.3
26 Id
-41b
5726
.053
Id-4
1c58
20.7
8 Id
-41d
5915
.507
Id-4
1e60
10.2
34 Id
-41f
6104
.961
Id-4
1g61
99.6
88 Id
-41h
6294
.415
Id-4
1i63
89.1
42 Id
-41j
6483
.869
Id-4
365
55.3
79 Id
-43a
6699
.329
Id-4
4a67
71.7
69 Id
-45
6869
.723
Id-4
669
92.4
87 Id
-47
7080
.131
Id-4
7a71
67.7
75 Id
-47b
7255
.419
Id-4
7c73
43.0
63 Id
-47d
7430
.707
Id-4
875
44.5
85 Id
-49
7633
.55
Id-4
9a77
22.5
15 Id
-49b
7811
.48
Id-4
9c79
00.4
45 Id
-49d
7989
.41
Id-4
9e80
78.3
75 Id
-49f
8167
.34
Id-4
9g82
56.3
05 Id
-49h
8345
.27
Id-5
8
8481
.126
Id-5
785
68.8
89 Id
-57a
8656
.652
Idcp
-10
8748
.474
Idcp
-10a
8840
.296
Idcp
-10b
8932
.118
Id-B
M4
9061
.364
Id-5
6a
9232
.25
Id-6
093
12.3
55 Id
-60a
9392
.46
Id-6
0b94
72.5
65 Id
-60c
9552
.67
Id-6
196
42.0
69 Id
-61a
9731
.468
Id-6
298
22.8
83 Id
-62a
9914
.298
Id-6
3
S. Lambidaro Ala Hulu
Gambar 20. Profil muka air banjir maksimum Gambar 21. Profil muka air banjir maksimum periode ulang 10 tahun di Sungai Lambidaro Buatan periode ulang 10 tahun di Sungai Lambidaro Alam
0 1000 2000 3000 4000 5000-10
-8
-6
-4
-2
0
2
4
6
8
10
Simulasi Banjir Sungai Lambidaro Plan: Simulasi Eksisting 20 Tahun 4/2/2015 12:05:39 PM
Main Channel Distance (m)
Elev
atio
n (m
)
Legend
EG 25MAR2015 1430
WS 25MAR2015 1430
Crit 25MAR2015 1430
Ground
LOB
ROB
55.2
7 Id
-6a
110.
54 Id
-5
204.
551
Id-7
294.
391
Id-7
a38
4.23
1 Id
-845
1.54
1 Id
-8a
518.
851
Id-c
p01
592.
031
Id-c
p01a
665.
211
Id-c
p01b
738.
391
Id-9
805.
161
Id-9
a87
1.93
1 Id
-9b
938.
701
Id-c
p02
1018
.311
Id-c
p2a
1097
.921
Id-1
0
1196
.701
Id-1
0a
1295
.481
Id-1
0b
1394
.261
Id-1
1
1493
.561
Id-1
1a
1592
.861
Id-1
1b
1692
.161
Id-1
1c
1791
.461
Id-1
1d
1890
.761
Id-1
1e
1990
.061
Id-1
1f
2089
.361
Id-1
1g
2188
.661
Id-1
1h
2287
.961
Id-1
723
72.1
41 Id
-17a
2456
.321
Id-1
7b25
40.5
01 Id
-16
2633
.221
Id-1
6a
2725
.941
Id-1
528
06.9
91 Id
-15a
2888
.041
Id-1
5b29
69.0
91 Id
-14
3064
.681
Id-1
4b
3160
.271
Id-1
332
27.2
81 Id
-13a
3294
.291
Id-1
2
3383
.771
Id-1
2a34
73.2
51 Id
-135
43.5
51 Id
-1a
3613
.851
Id-1
b36
84.1
51 Id
-237
66.6
21 Id
-2a
3849
.091
Id-3
3903
.571
Id-3
a39
58.0
51 Id
-440
44.5
81 Id
-4a
4131
.111
Id-4
b42
17.6
41 Id
-4c
4304
.171
Id-4
d43
90.7
01 Id
-4e
4477
.231
Id-4
045
62.6
51 Id
-40a
4648
.071
Id-4
0b47
33.4
91 Id
-40c
4818
.911
Id-4
0d49
04.3
31 Id
-40e
4989
.751
Id-4
250
72.2
71 Id
-42a
5154
.791
Id-4
2b52
37.3
11 Id
-42c
5319
.831
Id-4
2d54
02.3
51 Id
-55
S. Lambidaro Bua Hilir
S. Lambidaro Bua Tengah2
S. Lambidaro Bua Tengah1
S. Lambidaro Bua Hulu
0 2000 4000 6000 8000-10
-8
-6
-4
-2
0
2
4
6
8
10
Simulasi Banjir Sungai Lambidaro Plan: Simulasi Eksisting 20 Tahun 4/2/2015 12:05:39 PM
Main Channel Distance (m)
Elev
atio
n (m
)
Legend
EG 25MAR2015 1500
WS 25MAR2015 1500
Ground
LOB
ROB
2059
.105
Id-1
9a21
43.5
54 Id
-18
2240
.001
Id-1
8a23
36.4
48 Id
cp-0
424
35.8
77 Id
cp-0
4a25
35.3
06 Id
-29
2628
.369
Id-2
9a27
21.4
32 Id
-29b
2814
.495
Id-3
029
07.3
96 Id
-30a
3000
.297
Id-3
0b30
93.1
98 Id
-31
3189
.085
Id-3
1a32
84.9
72 Id
-31b
3380
.859
Id-3
234
57.3
94 Id
-32a
3533
.929
Id-3
2b36
10.4
64 Id
-32c
3686
.999
Id-3
337
66.9
69 Id
-33a
3846
.939
Id-3
3b39
26.9
09 Id
-33c
4006
.879
Id-3
440
89.3
2 Id
-34a
4171
.761
Id-3
4b42
54.2
02 Id
-34c
4336
.643
Id-3
544
17.2
87 Id
-35a
4497
.931
Id-3
645
74.2
82 Id
-36a
4650
.633
Id-3
747
39.1
15 Id
-37a
4827
.597
Id-3
7b49
16.0
79 Id
-38
5063
.389
Id-3
8b
5213
.251
Id-3
9a52
89.4
58 Id
-39b
5365
.665
Id-3
9c54
41.8
72 Id
-41
5536
.599
Id-4
1a56
31.3
26 Id
-41b
5726
.053
Id-4
1c58
20.7
8 Id
-41d
5915
.507
Id-4
1e60
10.2
34 Id
-41f
6104
.961
Id-4
1g61
99.6
88 Id
-41h
6294
.415
Id-4
1i63
89.1
42 Id
-41j
6483
.869
Id-4
365
55.3
79 Id
-43a
6699
.329
Id-4
4a67
71.7
69 Id
-45
6869
.723
Id-4
669
92.4
87 Id
-47
7080
.131
Id-4
7a71
67.7
75 Id
-47b
7255
.419
Id-4
7c73
43.0
63 Id
-47d
7430
.707
Id-4
875
44.5
85 Id
-49
7633
.55
Id-4
9a77
22.5
15 Id
-49b
7811
.48
Id-4
9c79
00.4
45 Id
-49d
7989
.41
Id-4
9e80
78.3
75 Id
-49f
8167
.34
Id-4
9g82
56.3
05 Id
-49h
8345
.27
Id-5
8
8481
.126
Id-5
785
68.8
89 Id
-57a
8656
.652
Idcp
-10
8748
.474
Idcp
-10a
8840
.296
Idcp
-10b
8932
.118
Id-B
M4
9061
.364
Id-5
6a
9232
.25
Id-6
093
12.3
55 Id
-60a
9392
.46
Id-6
0b94
72.5
65 Id
-60c
9552
.67
Id-6
196
42.0
69 Id
-61a
9731
.468
Id-6
298
22.8
83 Id
-62a
9914
.298
Id-6
3
S. Lambidaro Ala Hulu
Gambar 22. Profil muka air banjir maksimum Gambar 23. Profil muka air banjir maksimum periode ulang 20 tahun di Sungai Lambidaro Buatan periode ulang 20 tahun di Sungai Lambidaro Alam
0 1000 2000 3000 4000 5000-10
-8
-6
-4
-2
0
2
4
6
8
10
Simulasi Banjir Sungai Lambidaro Plan: Simulasi Eksisting 50 Tahun 4/2/2015 12:10:23 PM
Main Channel Distance (m)
Elev
atio
n (m
)
Legend
EG 25MAR2015 1430
WS 25MAR2015 1430
Crit 25MAR2015 1430
Ground
LOB
ROB
55.2
7 Id
-6a
110.
54 Id
-5
204.
551
Id-7
294.
391
Id-7
a38
4.23
1 Id
-845
1.54
1 Id
-8a
518.
851
Id-c
p01
592.
031
Id-c
p01a
665.
211
Id-c
p01b
738.
391
Id-9
805.
161
Id-9
a87
1.93
1 Id
-9b
938.
701
Id-c
p02
1018
.311
Id-c
p2a
1097
.921
Id-1
0
1196
.701
Id-1
0a
1295
.481
Id-1
0b
1394
.261
Id-1
1
1493
.561
Id-1
1a
1592
.861
Id-1
1b
1692
.161
Id-1
1c
1791
.461
Id-1
1d
1890
.761
Id-1
1e
1990
.061
Id-1
1f
2089
.361
Id-1
1g
2188
.661
Id-1
1h
2287
.961
Id-1
723
72.1
41 Id
-17a
2456
.321
Id-1
7b25
40.5
01 Id
-16
2633
.221
Id-1
6a
2725
.941
Id-1
528
06.9
91 Id
-15a
2888
.041
Id-1
5b29
69.0
91 Id
-14
3064
.681
Id-1
4b
3160
.271
Id-1
332
27.2
81 Id
-13a
3294
.291
Id-1
2
3383
.771
Id-1
2a34
73.2
51 Id
-135
43.5
51 Id
-1a
3613
.851
Id-1
b36
84.1
51 Id
-237
66.6
21 Id
-2a
3849
.091
Id-3
3903
.571
Id-3
a39
58.0
51 Id
-440
44.5
81 Id
-4a
4131
.111
Id-4
b42
17.6
41 Id
-4c
4304
.171
Id-4
d43
90.7
01 Id
-4e
4477
.231
Id-4
045
62.6
51 Id
-40a
4648
.071
Id-4
0b47
33.4
91 Id
-40c
4818
.911
Id-4
0d49
04.3
31 Id
-40e
4989
.751
Id-4
250
72.2
71 Id
-42a
5154
.791
Id-4
2b52
37.3
11 Id
-42c
5319
.831
Id-4
2d54
02.3
51 Id
-55
S. Lambidaro Bua Hilir
S. Lambidaro Bua Tengah2
S. Lambidaro Bua Tengah1
S. Lambidaro Bua Hulu
0 2000 4000 6000 8000-10
-8
-6
-4
-2
0
2
4
6
8
10
Simulasi Banjir Sungai Lambidaro Plan: Simulasi Eksisting 50 Tahun 4/2/2015 12:10:23 PM
Main Channel Distance (m)
Elev
atio
n (m
)
Legend
EG 25MAR2015 1500
WS 25MAR2015 1500
Ground
LOB
ROB
2059
.105
Id-1
9a21
43.5
54 Id
-18
2240
.001
Id-1
8a23
36.4
48 Id
cp-0
424
35.8
77 Id
cp-0
4a25
35.3
06 Id
-29
2628
.369
Id-2
9a27
21.4
32 Id
-29b
2814
.495
Id-3
029
07.3
96 Id
-30a
3000
.297
Id-3
0b30
93.1
98 Id
-31
3189
.085
Id-3
1a32
84.9
72 Id
-31b
3380
.859
Id-3
234
57.3
94 Id
-32a
3533
.929
Id-3
2b36
10.4
64 Id
-32c
3686
.999
Id-3
337
66.9
69 Id
-33a
3846
.939
Id-3
3b39
26.9
09 Id
-33c
4006
.879
Id-3
440
89.3
2 Id
-34a
4171
.761
Id-3
4b42
54.2
02 Id
-34c
4336
.643
Id-3
544
17.2
87 Id
-35a
4497
.931
Id-3
645
74.2
82 Id
-36a
4650
.633
Id-3
747
39.1
15 Id
-37a
4827
.597
Id-3
7b49
16.0
79 Id
-38
5063
.389
Id-3
8b
5213
.251
Id-3
9a52
89.4
58 Id
-39b
5365
.665
Id-3
9c54
41.8
72 Id
-41
5536
.599
Id-4
1a56
31.3
26 Id
-41b
5726
.053
Id-4
1c58
20.7
8 Id
-41d
5915
.507
Id-4
1e60
10.2
34 Id
-41f
6104
.961
Id-4
1g61
99.6
88 Id
-41h
6294
.415
Id-4
1i63
89.1
42 Id
-41j
6483
.869
Id-4
365
55.3
79 Id
-43a
6699
.329
Id-4
4a67
71.7
69 Id
-45
6869
.723
Id-4
669
92.4
87 Id
-47
7080
.131
Id-4
7a71
67.7
75 Id
-47b
7255
.419
Id-4
7c73
43.0
63 Id
-47d
7430
.707
Id-4
875
44.5
85 Id
-49
7633
.55
Id-4
9a77
22.5
15 Id
-49b
7811
.48
Id-4
9c79
00.4
45 Id
-49d
7989
.41
Id-4
9e80
78.3
75 Id
-49f
8167
.34
Id-4
9g82
56.3
05 Id
-49h
8345
.27
Id-5
8
8481
.126
Id-5
785
68.8
89 Id
-57a
8656
.652
Idcp
-10
8748
.474
Idcp
-10a
8840
.296
Idcp
-10b
8932
.118
Id-B
M4
9061
.364
Id-5
6a
9232
.25
Id-6
093
12.3
55 Id
-60a
9392
.46
Id-6
0b94
72.5
65 Id
-60c
9552
.67
Id-6
196
42.0
69 Id
-61a
9731
.468
Id-6
298
22.8
83 Id
-62a
9914
.298
Id-6
3
S. Lambidaro Ala Hulu
Gambar 24. Profil muka air banjir maksimum Gambar 25. Profil muka air banjir maksimum periode ulang 50 tahun di Sungai Lambidaro Buatan periode ulang 50 tahun di Sungai Lambidaro Alam
0 1000 2000 3000 4000 5000-10
-8
-6
-4
-2
0
2
4
6
8
10
Simulasi Banjir Sungai Lambidaro Plan: Simulasi Eksisting 100 Tahun 4/2/2015 12:15:01 PM
Main Channel Distance (m)
Elev
atio
n (m
)
Legend
EG 25MAR2015 1430
WS 25MAR2015 1430
Crit 25MAR2015 1430
Ground
LOB
ROB
55.2
7 Id
-6a
110.
54 Id
-5
204.
551
Id-7
294.
391
Id-7
a38
4.23
1 Id
-845
1.54
1 Id
-8a
518.
851
Id-c
p01
592.
031
Id-c
p01a
665.
211
Id-c
p01b
738.
391
Id-9
805.
161
Id-9
a87
1.93
1 Id
-9b
938.
701
Id-c
p02
1018
.311
Id-c
p2a
1097
.921
Id-1
0
1196
.701
Id-1
0a
1295
.481
Id-1
0b
1394
.261
Id-1
1
1493
.561
Id-1
1a
1592
.861
Id-1
1b
1692
.161
Id-1
1c
1791
.461
Id-1
1d
1890
.761
Id-1
1e
1990
.061
Id-1
1f
2089
.361
Id-1
1g
2188
.661
Id-1
1h
2287
.961
Id-1
723
72.1
41 Id
-17a
2456
.321
Id-1
7b25
40.5
01 Id
-16
2633
.221
Id-1
6a
2725
.941
Id-1
528
06.9
91 Id
-15a
2888
.041
Id-1
5b29
69.0
91 Id
-14
3064
.681
Id-1
4b
3160
.271
Id-1
332
27.2
81 Id
-13a
3294
.291
Id-1
2
3383
.771
Id-1
2a34
73.2
51 Id
-135
43.5
51 Id
-1a
3613
.851
Id-1
b36
84.1
51 Id
-237
66.6
21 Id
-2a
3849
.091
Id-3
3903
.571
Id-3
a39
58.0
51 Id
-440
44.5
81 Id
-4a
4131
.111
Id-4
b42
17.6
41 Id
-4c
4304
.171
Id-4
d43
90.7
01 Id
-4e
4477
.231
Id-4
045
62.6
51 Id
-40a
4648
.071
Id-4
0b47
33.4
91 Id
-40c
4818
.911
Id-4
0d49
04.3
31 Id
-40e
4989
.751
Id-4
250
72.2
71 Id
-42a
5154
.791
Id-4
2b52
37.3
11 Id
-42c
5319
.831
Id-4
2d54
02.3
51 Id
-55
S. Lambidaro Bua Hilir
S. Lambidaro Bua Tengah2
S. Lambidaro Bua Tengah1
S. Lambidaro Bua Hulu
0 2000 4000 6000 8000-10
-8
-6
-4
-2
0
2
4
6
8
10
Simulasi Banjir Sungai Lambidaro Plan: Simulasi Eksisting 100 Tahun 4/2/2015 12:15:01 PM
Main Channel Distance (m)
Elev
atio
n (m
)
Legend
EG 25MAR2015 1430
WS 25MAR2015 1430
Ground
LOB
ROB
2059
.105
Id-1
9a21
43.5
54 Id
-18
2240
.001
Id-1
8a23
36.4
48 Id
cp-0
424
35.8
77 Id
cp-0
4a25
35.3
06 Id
-29
2628
.369
Id-2
9a27
21.4
32 Id
-29b
2814
.495
Id-3
029
07.3
96 Id
-30a
3000
.297
Id-3
0b30
93.1
98 Id
-31
3189
.085
Id-3
1a32
84.9
72 Id
-31b
3380
.859
Id-3
234
57.3
94 Id
-32a
3533
.929
Id-3
2b36
10.4
64 Id
-32c
3686
.999
Id-3
337
66.9
69 Id
-33a
3846
.939
Id-3
3b39
26.9
09 Id
-33c
4006
.879
Id-3
440
89.3
2 Id
-34a
4171
.761
Id-3
4b42
54.2
02 Id
-34c
4336
.643
Id-3
544
17.2
87 Id
-35a
4497
.931
Id-3
645
74.2
82 Id
-36a
4650
.633
Id-3
747
39.1
15 Id
-37a
4827
.597
Id-3
7b49
16.0
79 Id
-38
5063
.389
Id-3
8b
5213
.251
Id-3
9a52
89.4
58 Id
-39b
5365
.665
Id-3
9c54
41.8
72 Id
-41
5536
.599
Id-4
1a56
31.3
26 Id
-41b
5726
.053
Id-4
1c58
20.7
8 Id
-41d
5915
.507
Id-4
1e60
10.2
34 Id
-41f
6104
.961
Id-4
1g61
99.6
88 Id
-41h
6294
.415
Id-4
1i63
89.1
42 Id
-41j
6483
.869
Id-4
365
55.3
79 Id
-43a
6699
.329
Id-4
4a67
71.7
69 Id
-45
6869
.723
Id-4
669
92.4
87 Id
-47
7080
.131
Id-4
7a71
67.7
75 Id
-47b
7255
.419
Id-4
7c73
43.0
63 Id
-47d
7430
.707
Id-4
875
44.5
85 Id
-49
7633
.55
Id-4
9a77
22.5
15 Id
-49b
7811
.48
Id-4
9c79
00.4
45 Id
-49d
7989
.41
Id-4
9e80
78.3
75 Id
-49f
8167
.34
Id-4
9g82
56.3
05 Id
-49h
8345
.27
Id-5
8
8481
.126
Id-5
785
68.8
89 Id
-57a
8656
.652
Idcp
-10
8748
.474
Idcp
-10a
8840
.296
Idcp
-10b
8932
.118
Id-B
M4
9061
.364
Id-5
6a
9232
.25
Id-6
093
12.3
55 Id
-60a
9392
.46
Id-6
0b94
72.5
65 Id
-60c
9552
.67
Id-6
196
42.0
69 Id
-61a
9731
.468
Id-6
298
22.8
83 Id
-62a
9914
.298
Id-6
3
S. Lambidaro Ala Hulu
Gambar 26. Profil muka air banjir maksimum Gambar 27. Profil muka air banjir maksimum periode ulang 100 tahun di Sungai Lambidaro Buatan periode ulang 100 tahun di Sungai Lambidaro Alam
4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Pada periode ulang 5 tahun kapasitas Sungai Lambidaro telah terlampaui yang ditunjukkan dengan elevasi muka air yang berada di atas bantaran sungai.
2. Elevasi muka air tertinggi di hulu Sungai Lambidaro Buatan untuk periode ulang 5, 10, 20, 50, dan 100 tahun masing-masing adalah +3,90 m, +4,04 m, +4,16 m, +4,32 m, dan +4,44 m.
3. Elevasi muka air tertinggi di hulu Sungai Lambidaro Alam untuk periode ulang 5, 10, 20, 50, dan 100 tahun masing-masing adalah +6,43 m, +6,75 m, +7,06 m, +7,45 m, dan +7,69 m.
4. Visualisasi profil muka air banjir menggunakan HEC-RAS menunjukkan bahwa semakin besar periode ulang debit banjir rancangan, maka semakin tinggi elevasi muka air di sungai yang berimplikasi pada semakin banyak lokasi-lokasi yang berpotensi tergenang banjir.
Elevasi muka air maksimum = +4,04 m Elevasi muka air maksimum = +6,75 m
Elevasi muka air maksimum = +4,16 m Elevasi muka air maksimum = +7,06 m
Elevasi muka air maksimum = +4,32 m Elevasi muka air maksimum = +7,45 m
Elevasi muka air maksimum = +4,44 m Elevasi muka air maksimum = +7,69 m
Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayana HIDRO-131
M. Baitullah Al Amin, Sarino dan Nita Kurnita Sari
5. SARAN Untuk penelitian selanjutnya, penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Perlu adanya kajian penurunan pola distribusi hujan dan hidrograf satuan terukur di lokasi penelitian. Penggunaan distribusi hujan dan hidrograf satuan terukur dapat memberikan hasil yang lebih akurat dibandingkan menggunakan distribusi hujan dan hidrograf satuan sintetik.
2. Perlu adanya kajian pemetaan genangan banjir di kawasan sekitar sungai, sehingga dapat diketahui batas-batas, luasan dan tinggi genangan di kawasan tersebut. Untuk keperluan pemetaan genangan banjir tersebut, peranan DEM sangat penting sehingga harus tersedia DEM dengan kualitas yang baik dan akurat. Pemanfaatan teknologi LIDAR (light detection and ranging) sampai saat ini dianggap yang terbaik untuk keperluan tersebut.
6. UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam penyediaan data, diantaranya adalah Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII, BAPPEDA Provinsi Sumatera Selatan, BMKG Kota Palembang, dan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan PSDA Kota Palembang.
7. DAFTAR PUSTAKA Akan, A.O. (2006). Open Channel Hydraulics. Butterworth-Heinemann. Canada. Belladona, M. (2005). Analisis Faktor Lingkungan Penyebab Banjir Kota Palembang. Tesis. Program Studi S2
Ilmu Lingkungan UGM. Yogyakarta. Brunner, G.W. (2010). HEC-RAS River Analysis System User’s Manual Version 4.1. U.S. Army Corps of
Engineers. Hydrologic Engineering Center. Washington DC. Dingman, S.L. (2009). Fluvial Hydraulics. Oxford University Press. New York. Feldman, A.D. (2000). Hydrologic Modeling System HEC-HMS Technical Reference Manual. U.S. Army Corps
of Engineers. Hydrologic Engineering Center. Washington DC. Gribbin, J.E. (2007). Introduction to Hydraulics and Hydrology with Application for Stormwater Management.
Thomson Delmar Learning. New York. Mays, L.W. (2001). Water Resources Engineering. McGraw Hill-Inc. New York. Mujumdar, P.P. dan D. Nagesh Kumar. (2012). Floods in Changing Climate: Hydrologic Modeling. Cambridge
University Press. New York. Salas, J.D., et al. (2014). Introduction to Hydrology. Modern Water Resources Engineering Handbook. Humana
Press. New York. Scharffenberd, W.A. dan Matthew J. Fleming. (2010). Hydrologic Modeling System HEC-HMS User’s Manual
Version 3.5. U.S. Army Corps of Engineers. Hydrologic Engineering Center. Washington DC. Triatmodjo, B. (2008). Hidrologi Terapan. Penerbit Beta Offset. Yogyakarta. USDA NRCS. (1986). Urban Hydrology for Small Watersheds Technical Release 55 (TR-55), Water Resources
Learning Center. Washington DC.
Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayana HIDRO-132